Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pasien pria berusia 39 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan mual
2. Hasil pemeriksaan menunjukkan ST elevasi dan hipertensi
3. Diagnosa keperawatan adalah nyeri akut karena cedera fisiologis
2. PENGERTIAN
Menurut Udjianti Wajan Juni didalam buku Keperawatan
Kardiovaskular (2011), Infark Miokard Akut adalah suatu
keadaan infark atau nekrosis otot jantung karena kekurangan
suplai darah dan oksigen pada miokard (ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard).
3. ETIOLOGI
IMA terjadi jika sumplai oksigen tidak
sesuai dengan kebutuhan tidak tertangani
dengan baik sehingga menyebabkan kematian
sel-sel jantung tersebut. Beberapa hal yang
menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut
diantaranya:
Penyebab Infark Miokard Akut
1. Suplai oksigen ke miokard berkurang yang
disebebkan oleh 3 faktor :
a) Faktor pembuluh darah
- Aterosklerosis
- Spasme
- Arteritis
b) Faktor sirkulasi
- Hipotensi
- Stenosos aurta
- Insufisiensi
c) Faktor darah
- Anemia
- Hipoksemia
- Polisitemia
2. Curah jantung yang meningkat :
a) Aktivitas berlebihan
b) Emosi
c) Makan terlalu banyak
d) Hipertiroidisme
3. Kebutuhan oksigen miokard meningkat
pada :
a) Kerusakan miokard
b) Hypertropimiocard
c) Hipertensi diastolic
4. Faktor resiko IMA
a) Merokok
b) Konsumsi alcohol
c) Infeksi
d) Hipertensi sistemik
e) Obesitas
f) Kurang olahraga
g) Penyakit diabetes
4. Patofisiologi
Infark Miokard Akut terjadi ketika iskemia yang terjadi cukup lama yaitu lebih dari 30-45 menit sehingga
menyebabkan kerusakan seluler yang ireversibel. Bagian jantung yang terkena infark akan berhenti berkontraksi
selamanya. Iskemia yang terjadi paling banyak disebabkan oleh penyakit arteri koroner (CAD).
Pada penyakit ini terdapat materi lemak (plak) yang telah terbentuk dalam beberapa tahun di dalam lumen
arteri koronia (arteri yang mensuplay darah dan oksigen pada jantung) plak dapat pecah sehingga menyebabkan
terbentuknya bekuan darah pada permukaan plak. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka bisa menghambat aliran
darah baik total maupun sebagian. Aliran terbendungnya darah menghambat darah yang kaya oksigen mencapai
bagian otot jantung yang disuplai oleh arteri tersebut.
Kurangnya oksigen akan merusak otot jantung. Jika sumbatan itu tidak mendukung dengan cepat, otot
jantung yang rusak itu akan mulai mati. Diasumsikan bahwa spasme arteri koroner berperan dalam beberapa kasus ini
spasme yang terjadi bisa dipicu oleh beberapa hal antara lain: mengkonsumsi obat-obatan tertentu, stress emosional,
merokok, dan paparan suhu dingin yang ekstrim.
5. Bagian jantung yang disuplai termasuk: atrium kanan, ventrikel kanan,
nodus sa, nodus av, septum interventrikel posterior superior, bagian atrium kiri, dan
permukaan diafragmatik ventrikel kiri. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui jika
infark kemungkinan penyebab gangguan pada cabang desenden anterior kiri, sedangkan
infark inferior bisa disebabkan oleh lesi pada arteri coroner kanan.
Infark miokardium akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis
akan hilang daya kontraksinya begitupun otot yang mengalami iskemi (disekeliling daerah
infark). Secara fungsional, miokardium perubahan-perubahan sebagai berikut: daya
kontraksi menurun, Gerakan dinding abnormal (daerah yang terkena infark akan menonjol
keluar saat lain melakukan kontraksi), perubahan daya kembang dinding ventrikel,
penurunan volume sekuncup, penurunan fraksi ejeksi.
6.
7. Seorang pria berusia 39 tahun dengan
riwayat merokok dan hiperlipidemia
datang ke IGD dengan nyeri dada.
Pasien mengeluh nyeri dada di sebelah
kiri yang menjalar ke kerongkongan dan
lengan kiri, diaforesis, mual dan muntah.
Tidak ada kelainan di bagian abdomen.
Hasil pemeriksaan EKG 12 lead: terdapat
ST elevasi pada anterolateral dan
dicurigai sudah terjadi selama 72 jam
karena pasien sudah mengalami nyeri
dada sejak 3 hari yang lalu sebelum
masuk ke IGD. Hasil pengkajian
didapatkan, TD: 140/90 mmHg, RR= 28
x/menit, SpO2: 90%, N: 78 x/menit, CRT
8. ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn.S
Umur : 39
Alamat : Purwokerto
I. PENGKAJIAN
A. Primary Survey
• Airway : pasien mengalami mual dan muntah
• Breathing : Rr 28x/menit, tidak ada suara nafas tambahan, SpO2: 90%
• Circulation : TD: 140/90 mmHg, N: 78x/menit, CRT <2detik, SpO2 90%, akral dingin, EKG 12 lead
• Disability : nyeri dada sejak 3 hari yang lalu sebelah kiri menjalar ke kerongkongan dan lengan kiri.
• Exprosure : Tidak ada kelainan di bagian abdomen
9. K : nyeri dada
O : sebelumnya tidak mengonsumsi obat apapun
M : makan nasi saja
P : hiperlipidemia dan Riwayat merokok
A : tidak mempunyai riwayat alergi
K : px mengalami nyeri dada sejak 3 hari lalu sebelah
kiri menjalar ke kerongkongan dan lengan
10. C. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan dan KH Rencana Keperawatan
Nyeri akut b.d cedera fisiologis
Data subjektif : pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri
menjalar ke kerongkongan dan lengan kiri
P : Agen cedera fisiologis, Q: Tertusuk, R: Dada kiri dan
menjalar ke kerongkongan
S: 5, T: Holang timbul (Nyeri timbul saat lelah)
Data objektif :
Pemeriksaan EKG 12 lead
TD : 140/90 mmHg, N : 78x/menit, Rr : 28x/menit
Pasien nampak meringis kesakitan
Pasien melindungi bagian yang nyeri
Akral dingin
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan selama 1x 30 menit nyeri akut dapat
teratasi dengan
Kriteria Hasil :
O :
• Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
N :
• Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
(misal. nafas dalam, aroma terapi)
• Fasilitasi istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
E :
• Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri
(misal.nafas dalam)
• Anjurkan menggunakan analgetic secara tepat
O :
• Kolaborasi pemberian analgetik (furosemid 20 mg, captopril
12,5 mg, ISDN 5 Mg)
Indikator Awal Akhir
- Keluhan nyeri
- Meringis
- Mual muntah
- Tekanan darah
1
1
2
2
5
5
5
5
11. Implementasi Evaluasi
• Mengidentifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
• Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis. nafas dalam, aroma
terapi)
• Memfasilitasi istirahat dan tidur
• Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
• Mengajarkan teknik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri
• Menganjurkan menggunakan analgetic
secara tepat
• Mengkolaborasi pemberian analgetic
(furosemid 20mg, captopril 12,5 mg, ISDN
5mg)
S : pasien mengatakan nyerinya berkurang
O : pasien sudah tidak tampak meringis, pasien lebih tenang dan tampak rileks
TD : 130/85 mmHg, N: 72x/menit, Rr 26x/menit
A : masalah nyeri akut teratasi
P : pertahankan intervensi
• Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis. nafas dalam, aroma terapi)
• Fasilitasi istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
• Kolaborasi pemberian analgetic (furosemid 20mg, captopril 12,5 mg, ISDN 5mg)