SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
www.presentationgo.com
1. Bobtian Sijabat (422084)
2. Etty Indrawati (422090)
3. Idik Saeful Bahri (422094)
4. Muhammad Adham Muhaimin (422101)
5. N. P. Ari Setyaningsih (422103)
TUGAS MATA KULIAH :
HUKUM INVESTASI
Disusun oleh :
www.presentationgo.com
Kronologi Kasus
 Rafat Ali Rizvi menanamkan modalnya di Indonesia melalui sebuah perusahaan yang
didirikan di Bahama (pada tahun 1973 Bahama memperoleh kemerdekaannya dari Inggris),
yaitu Chinkara Capital Limited (Chinkara).
 Pemegang saham lainnya adalah Mr. Heshamal-Waraq, warga Arab Saudi. Chinkara
mengakuisisi Bank Century, dimana Rafat Ali merupakan pemegang saham mayoritas pada
Chinkara.
 Pada tanggal 21 November 2008 diputuskan Bank Century menjadi Bank gagal yang
berdampak sistemik pada perekonomian Indonesia.
 Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk mengucurkan dana
talangan (bail out) Bank Century sebesar Rp.6.700.000.000.000,00 (enam koma tujuh
triliun rupiah). Rafat Ali Rizvi mengajukan gugatan melalui arbitrase International Centre
for Settlement of Investment Disputes (ICSID), karena merasa dirugikan atas tindakan
Pemerintah Indonesia yang mengeluarkan dana talangan (bail out) Bank Century.
www.presentationgo.com
Issue
Apakah investasi yang
dilakukan oleh Rafat Ali
Rizvi mendapat
perlindungan hukum
berdasar BIT dan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun
1967 tentang Penanaman
Modal Asing ?
www.presentationgo.com
Rules
PASAL 2 AYAT 1 BIT UK DAN INDONESIA
Scope of the Agreement
(l) This Agreement shall only apply to
investments by nationals or companies of
the United Kingdom in the territory of the
Republic of Indonesia which have been
granted admission in accordance with the
foreign Capital Investment Law No.1 of
1967 or any law amending or replacing it.
PASAL 1 HURUF A BIT UK DAN INDONESIA
Definitions
(a) For the purposes of this Agreement: "investment"
means every kind of asset and in particular, though not
exclusively, includes:
(i) movable and immovable property and any other
property rights such as mortgages, liens or pledges;'
(ii) shares, stock and debentures of companies wherever
incorporated or interests in the property of such
companies;
(iii)claims. to money or to any performance under
contract having a financial value;
(iv) intellectual property rights and goodwill;
(v) business concessions conferred by law or under
contract, including concession to search for cultivate
extract or exploit nature resources;
1
2
www.presentationgo.com
Pengertian penanaman modal
asing di dalam Undang-Undang
ini hanyalah meliputi
penanaman modal asing secara
langsung yang dilakukan
menurut atau berdasarkan
ketentuan-ketentuan Undang-
Undang ini dan yang digunakan
untuk menjalankan perusahaan
di Indonesia, dalam arti bahwa
pemilik modal secara langsung
menanggung risiko dari
penanaman modal tersebut.
(1).Pemerintah menetapkan perincian
bidang-bidang usaha yang
terbuka bagi modal asing
menurut urutan prioritas, dan
menentukan syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh penanam
modal asing dalam tiap-tiap
usaha tersebut.
(2).Perincian menurut urutan prioritas
ditetapkan tiap kali pada waktu
Pemerintah menyusun rencana-
rencana pembangunan jangka
menengah dan jangka panjang,
dengan memperhatikan
perkembangan ekonomi serta
tekhnologi.
 Keputusan Presiden
No.104/EK/KEP/1967 menjabarkan
prosedur penerimaan modal asing
secara lebih rinci.
 Pada tahun yang sama, dengan
keputusan lain (Keputusan Presiden
No.17/EK/KEP/1/1967), Pemerintah
membentuk Badan Penasihat
Penanaman Modal (BPPMA).
 Pada tahun 1968 BPPMA digantikan
oleh Panitia Teknis Penanaman
Modal.
 Keputusan Presiden No. 20 Tahun
1973 menggantikan Panitia Teknis
Penanaman Modal dengan Badan
Koordinasi Penanaman Modal
Indonesia (BKPM)
 Keputusan Presiden No. 21 Tahun
1973 memperkenalkan prosedur
umum investasi asing masuk ke
Indonesia. Sejak tahun 1998 BKPM
memiliki wewenang untuk
menyetujui investasi hingga batas
tertentu (Rp 100 juta).
PASAL 1 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing (UU
PMA)
03
PASAL 5 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing (UU
PMA)
04
KEPRES05
www.presentationgo.com
01 02
04 03
Penggugat menekankan pada
Pasal 5 UU PMA, yang
menyatakan hak Indonesia
untuk menentukan bidang
usaha yang terbuka bagi
investasi asing dan kondisi
yang harus dipenuhi oleh
investor asing di masing-
masing bidang tersebut.
Pemohon berpendapat bahwa
ketentuan tersebut
memberikan Indonesia
fleksibilitas untuk menetapkan
proses masuk investasi asing
ke lembaga selain BKPM dan
bahwa untuk sektor
perbankan, ketentuan yang
digunakan adalah ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
Pemohon menganggap
bahwa pengertian untuk
investasi “langsung” dalam
Pasal 1 UU PMA tidak dapat
mengubah ruang lingkup
istilah “investasi”
sebagaimana didefinisikan
dalam Pasal 1 BIT, dimana
dalam Pasal 1 BIT, “investasi”
tidak terbatas pada investasi
“langsung”.
Bahwa investasi adalah
investasi yang “diberikan
izin sesuai dengan”
Undang-Undang, dengan
ketentuan dibuat dengan cara
yang tidak bertentangan
dengan UU PMA.
Argumen Pemohon:
Pemohon memberikan
beberapa penafsiran terkait
ketentuan Pasal 2 ayat (1)
BIT:
Pemohon
ANALISIS
www.presentationgo.com
Termohon
1
2
3
4
Termohon berpendapat
bahwa frase yang mengacu
hanya untuk investasi
langsung yang diberikan izin
dalam proses yang dikelola
oleh BKPM dan dalam
bentuk badan hukum khusus
dari perusahaan investasi
asing (PT.PMA).
Termohon berpendapat bahwa
yang diakui berhak atas
perlindungan dari BIT hanya
investasi melalui proses BKPM.
.Termohon berpendapat bahwa
hanya investasi “langsung” yang
termasuk dalam ruang lingkup dari
Pasal 2 ayat (1) BIT, berdasarkan
persyaratan yang telah ditentukan
dalam Pasal 2 (1) BIT tersebut,
investasi oleh warga negara
Inggris harus sesuai dengan UU
PMA, yaitu dalam bentuk investasi
“langsung” berdasarkan ketentuan
Pasal 1 UU tersebut.
Termohon berpendapat bahwa
ketentuan Pasal 2 ayat (1) BIT
yang memberikan batasan
terhadap ruang lingkup
investasi merupakan
kewenangan Pemerintah
Indonesia. Pemerintah
Indonesia memberikan batasan
hanya pada investasi yang
diatur dalam UU PMA.
www.presentationgo.com
5 6
Termohon berpendapat bahwa
aturan untuk investasi asing di
perbankan berbeda dari aturan untuk
investasi modal asing. Pertama,
peraturan perbankan memungkinkan
untuk operasional cabang bank
asing, sedangkan undang-undang
investasi tidak. Kedua, untuk
disetujui, investasi di bawah UU PMA
harus menunjukkan kelayakan
ekonomi dan manfaat yang jelas
untuk perekonomian Indonesia,
sedangkan investasi asing di
perbankan dinilai pada kriteria yang
berbeda, yakni timbal balik.
permohon berpendapat bahwa investasi
asing penting pada sektor-sektor
perekonomian tertentu, seperti
perbankan, sesuai dengan kebijakan
Indonesia. UU PMA diberlakukan
sebagai ketentuan hukum skrining
untuk setiap investasi langsung di
Indonesia, dengan tujuan untuk
pembangunan ekonomi Indonesia. Hal
tersebut sesuai dengan situasi ekonomi
Indonesia pada saat itu yang
mengalami kesulitan ekonomi, sehingga
perlu dibentuk dan diberlakukan UU
PMA untuk mendapatkan modal asing.
UU PMA tersebut merupakan sistem
skrining untuk menyalurkan investasi
asing ke daerah-daerah ekonomi di
Indonesia yang paling membutuhkan
modal dalam pembangunan. Pada saat
itu BIT sedang dinegosiasikan untuk
investasi asing pada sektor-sektor
ekonomi tertentu di Indonesia yang
belum diberikan izin sesuai dengan UU
PMA.
www.presentationgo.com
Analisis Tribunal:
a
b
c
Tribunal berpendapat
bahwa investasi tidak
hanya harus termasuk
dalam definisi investasi
dalam Pasal 1 BIT,
tetapi juga harus
memenuhi ketentuan
Pasal 2 (1) BIT.
Pasal 2 (1) BIT tidak
merujuk kepada hukum
Indonesia secara
umum, namun untuk
bagian tertentu dari
undang-undang, yaitu
UU PMA, atau hukum
apapun yang
menggantikannya.
Dalam arti sederhana
Pasal 2 (1) secara
eksplisit membutuhkan
sebuah prosedur
penerimaan, sehingga
tidak cukup untuk
seorang investor untuk
menunjukkan hanya
bahwa investasi dimulai
tanpa bertentangan
dengan UU PMA,
melainkan harus
mendapatkan izin sesuai
dengan UU PMA.
Pengadilan menolak
interpretasi utama
pemohon mengenai
frasa “mengakui sesuai
dengan” UU PMA.
www.presentationgo.com
Perbedaan interpetasi pemohonan
dan termohon mengenai ruang
lingkup BIT:
a. Termohon disini berpendapat
bahwa dalam interpretasi “sesuai
dengan” UU PMA hanya merujuk
pada investasi yang diakui oleh
BKPM.
Pemohon menggunakan Pasal 5
UU PMA, yang mengatur bahwa
Pemerintah Indonesia
menetapkan bidang terbuka
untuk investasi asing dan kondisi
yang harus dipenuhi oleh
investor asing di masing-masing
bidang tersebut.
b. Termohon menyatakan bahwa
investasi Pemohon adalah bukan
investasi “langsung” dan dengan
demikian tidak termasuk ruang
lingkup BIT.
e
 Pasal 2 BIT secara tegas
menyatakan bahwa BIT hanya
berlaku jika kondisi yang
ditentukan dalam ketentuannya
terpenuhi.
 Pasal 2 (1) menyatakan bahwa
BIT hanya berlaku untuk investasi
Inggris yang telah diberikan izin
di Indonesia sesuai dengan UU
PMA.
 Inggris mensyaratkan hal yang
serupa dalam Pasal 2 (2) yang
menetapkan bahwa hanya setelah
penerimaan investasi tersebut
diberikan oleh Inggris, maka
investasi Indonesia mendapat
perlindungan hukum sesuai
dengan BIT.
 Dengan demikian, tidak ada
keraguan bahwa pemberian izin
masuk merupakan syarat mutlak
bagi investasi Inggris di Indonesia
untuk mendapat perlindungan
hukum sesuai dengan BIT.
>>>>>>>>>
>>>>>>>>>
d
www.presentationgo.com
Putusan Tribunal
Menerima keberatan
yurisdiksi Termohon
bahwa investasi
Pemohon ini tidak
diberikan izin sesuai
dengan Hukum
Investasi Asing
Indonesia, seperti
yang dipersyaratkan
oleh Pasal 2 (1) BIT
dan karena itu tidak
termasuk dalam
ruang lingkup dari
BIT.
Menyatakan bahwa ICSID
tidak memiliki yurisdiksi
atas sengketa ini.
Memerintahkan
biaya perkara
ditanggung
oleh Para Pihak
secara merata
dengan
masing-masing
Pihak yang
menanggung
biaya sendiri.
1
2 3
www.presentationgo.com
KESIMPULAN
d. Oleh karena lembaga arbitrase ICSID
tidak berwenang memeriksa dan
memutus permohonan yang diajukan
oleh Rafat Ali, maka putusan Tribunal
yang menolak permohonan yang
diajukan oleh Rafat Ali sudah tepat.
b. Bahwa sebenarnya investasi yang
dilakukan Rafat Ali atas saham Bank
Century merupakan investasi yang
dilakukan melalui pihak ketiga (negara
ketiga) melalui perusahaan Chinkara
yang berkedudukan di Bahama,
sehingga sebenarnya hal tersebut
tidak menjadi ruang lingkup BIT
Indonesia dan Inggris.
c. Bahwa oleh karena investasi
Rafat Ali atas saham Bank
Century tersebut tidak
termasuk dalam ruang
lingkup investasi dalam UU
PMPA serta BIT Indonesia
dan Inggris, maka lembaga
arbitrase ICSID tidak
berwenang memeriksa dan
memutus permohonan yang
dimohonkan oleh Rafat Ali.
a. Berdasarkan penjelasan
sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa investasi yang
dilakukan oleh Rafat Ali merupakan
investasi tidak langsung berupa
kepemilikan saham atas Bank
Century di Indonesia. Ketentuan
penanaman modal asing di
Indonesia hanya mencakup
investasi langsung, baik yang telah
diatur dalam UU PMA maupun
dalam BIT Indonesia dan Inggris.
Selain itu, investasi langsung di
Indonesia juga harus melalui
perizinan dari Badan Penasihat
Penanaman Modal Asing (BPPMA,
sekarang BKPM), sementara
investasi saham oleh Rafat Ali atas
saham Bank Century tidak melalui
lembaga BPPMA, sehingga investasi
yang dilakukan Rafat Ali atas
saham Bank Century tidak dapat
digolongkan kedalam investasi
sebagaimana dimaksud dalam UU
PMA dan BIT Indonesia dan
Inggris. Oleh karena itu, investasi
yang dilakukan Rafat Ali tersebut
tidak mendapatkan perlindungan
hukum, baik menurut UU PMA
maupun menurut BIT Indonesia
dan Inggris.
www.presentationgo.com
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Privileges dan immunities
Privileges dan immunitiesPrivileges dan immunities
Privileges dan immunitiesAdi Kuntarto
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1villa kuta indah
 
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi DELA ASFARINA
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTAndhika Pratama
 
Hukum pasar modal
Hukum pasar modal Hukum pasar modal
Hukum pasar modal Isaka Yoga
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalDenaAgustina
 
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaFarah Ramafitri
 
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaPPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaBagus Edi Prayogo
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatNakano
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Leks&Co
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum Kepagawaian - Definisi dan Ruang Lingkup (Idik Saeful Bahri)
Hukum Kepagawaian - Definisi dan Ruang Lingkup (Idik Saeful Bahri)Hukum Kepagawaian - Definisi dan Ruang Lingkup (Idik Saeful Bahri)
Hukum Kepagawaian - Definisi dan Ruang Lingkup (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Pengertian, Fungsi, dan Asas Perjanjian Internasional
Pengertian, Fungsi, dan Asas Perjanjian InternasionalPengertian, Fungsi, dan Asas Perjanjian Internasional
Pengertian, Fungsi, dan Asas Perjanjian InternasionalWawan Darmawan
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 

What's hot (20)

Privileges dan immunities
Privileges dan immunitiesPrivileges dan immunities
Privileges dan immunities
 
Hukum Keluarga
Hukum Keluarga Hukum Keluarga
Hukum Keluarga
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
 
Hukum pasar modal
Hukum pasar modal Hukum pasar modal
Hukum pasar modal
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
 
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
 
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaPPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugat
 
Contoh Surat Tuntutan
Contoh Surat TuntutanContoh Surat Tuntutan
Contoh Surat Tuntutan
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum Kepagawaian - Definisi dan Ruang Lingkup (Idik Saeful Bahri)
Hukum Kepagawaian - Definisi dan Ruang Lingkup (Idik Saeful Bahri)Hukum Kepagawaian - Definisi dan Ruang Lingkup (Idik Saeful Bahri)
Hukum Kepagawaian - Definisi dan Ruang Lingkup (Idik Saeful Bahri)
 
Pengertian, Fungsi, dan Asas Perjanjian Internasional
Pengertian, Fungsi, dan Asas Perjanjian InternasionalPengertian, Fungsi, dan Asas Perjanjian Internasional
Pengertian, Fungsi, dan Asas Perjanjian Internasional
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 

Similar to KESIMPULAN KASUS INVESTASI BANK CENTURY

Hbl 11, bella tri oktaviana, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan pena...
Hbl 11, bella tri oktaviana, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan pena...Hbl 11, bella tri oktaviana, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan pena...
Hbl 11, bella tri oktaviana, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan pena...BellaTriOktaviana2
 
Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi ali,penanaman modal dalam negri dan ...
Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi  ali,penanaman modal dalam negri dan ...Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi  ali,penanaman modal dalam negri dan ...
Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi ali,penanaman modal dalam negri dan ...Muhammad Ramadhan
 
Hbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuana
Hbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuanaHbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuana
Hbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuanaMeikaSihombimg
 
11. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asi...
11. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asi...11. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asi...
11. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asi...Maghfira Arsyfa Ganivy
 
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...SINDINALURITA1
 
Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...
Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...
Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...Hefti Juliza
 
HBL11, Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Penanaman Modal dalam Negeri dan...
HBL11, Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Penanaman Modal dalam Negeri dan...HBL11, Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Penanaman Modal dalam Negeri dan...
HBL11, Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Penanaman Modal dalam Negeri dan...Rinytrianas21
 
Be&gg, basrizal, hapzi ali, shareholders and the markets for corporate co...
Be&gg, basrizal, hapzi ali, shareholders and the markets for corporate co...Be&gg, basrizal, hapzi ali, shareholders and the markets for corporate co...
Be&gg, basrizal, hapzi ali, shareholders and the markets for corporate co...basrizal82
 
Makalah penanaman modal 2
Makalah penanaman modal 2Makalah penanaman modal 2
Makalah penanaman modal 2Dewi Pramitha
 
11 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri d...
11 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri d...11 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri d...
11 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri d...Teuku Alvin Putra Rezalino
 
11, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universita...
11, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universita...11, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universita...
11, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universita...Ferdy123456789
 
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utanganthonius karianga
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUFERI S SAMAD
 
Pp 8 2007
Pp 8 2007Pp 8 2007
Pp 8 2007i4d
 
Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14
Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14
Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14Ilham Mustafa
 
JOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGAN
JOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGANJOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGAN
JOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGANImam Prastio
 

Similar to KESIMPULAN KASUS INVESTASI BANK CENTURY (20)

Hbl 11, bella tri oktaviana, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan pena...
Hbl 11, bella tri oktaviana, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan pena...Hbl 11, bella tri oktaviana, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan pena...
Hbl 11, bella tri oktaviana, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan pena...
 
Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi ali,penanaman modal dalam negri dan ...
Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi  ali,penanaman modal dalam negri dan ...Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi  ali,penanaman modal dalam negri dan ...
Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi ali,penanaman modal dalam negri dan ...
 
Hbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuana
Hbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuanaHbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuana
Hbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuana
 
11. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asi...
11. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asi...11. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asi...
11. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asi...
 
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
 
Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...
Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...
Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...
 
HBL11, Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Penanaman Modal dalam Negeri dan...
HBL11, Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Penanaman Modal dalam Negeri dan...HBL11, Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Penanaman Modal dalam Negeri dan...
HBL11, Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Penanaman Modal dalam Negeri dan...
 
Uu no.25 2007
Uu no.25 2007Uu no.25 2007
Uu no.25 2007
 
Be&gg, basrizal, hapzi ali, shareholders and the markets for corporate co...
Be&gg, basrizal, hapzi ali, shareholders and the markets for corporate co...Be&gg, basrizal, hapzi ali, shareholders and the markets for corporate co...
Be&gg, basrizal, hapzi ali, shareholders and the markets for corporate co...
 
Pp 25-2020
Pp 25-2020Pp 25-2020
Pp 25-2020
 
Uu 78 1958
Uu 78 1958Uu 78 1958
Uu 78 1958
 
Makalah penanaman modal 2
Makalah penanaman modal 2Makalah penanaman modal 2
Makalah penanaman modal 2
 
11 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri d...
11 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri d...11 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri d...
11 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri d...
 
Uu 1967 1 penanaman modal asing
Uu 1967 1 penanaman modal asingUu 1967 1 penanaman modal asing
Uu 1967 1 penanaman modal asing
 
11, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universita...
11, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universita...11, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universita...
11, hbl, ferdy caturangga, hapzi ali, hukum bisnis dan lingkungan, universita...
 
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
 
Pp 8 2007
Pp 8 2007Pp 8 2007
Pp 8 2007
 
Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14
Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14
Pokokpokok perbankan (uu_14_thn_1967)_14
 
JOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGAN
JOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGANJOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGAN
JOINT VENTURE AGREEMENT - PERJANJIAN USAHA PATUNGAN
 

More from Idik Saeful Bahri

Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 

More from Idik Saeful Bahri (20)

Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 

Recently uploaded

5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 

Recently uploaded (12)

5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 

KESIMPULAN KASUS INVESTASI BANK CENTURY

  • 1. www.presentationgo.com 1. Bobtian Sijabat (422084) 2. Etty Indrawati (422090) 3. Idik Saeful Bahri (422094) 4. Muhammad Adham Muhaimin (422101) 5. N. P. Ari Setyaningsih (422103) TUGAS MATA KULIAH : HUKUM INVESTASI Disusun oleh :
  • 2. www.presentationgo.com Kronologi Kasus  Rafat Ali Rizvi menanamkan modalnya di Indonesia melalui sebuah perusahaan yang didirikan di Bahama (pada tahun 1973 Bahama memperoleh kemerdekaannya dari Inggris), yaitu Chinkara Capital Limited (Chinkara).  Pemegang saham lainnya adalah Mr. Heshamal-Waraq, warga Arab Saudi. Chinkara mengakuisisi Bank Century, dimana Rafat Ali merupakan pemegang saham mayoritas pada Chinkara.  Pada tanggal 21 November 2008 diputuskan Bank Century menjadi Bank gagal yang berdampak sistemik pada perekonomian Indonesia.  Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk mengucurkan dana talangan (bail out) Bank Century sebesar Rp.6.700.000.000.000,00 (enam koma tujuh triliun rupiah). Rafat Ali Rizvi mengajukan gugatan melalui arbitrase International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID), karena merasa dirugikan atas tindakan Pemerintah Indonesia yang mengeluarkan dana talangan (bail out) Bank Century.
  • 3. www.presentationgo.com Issue Apakah investasi yang dilakukan oleh Rafat Ali Rizvi mendapat perlindungan hukum berdasar BIT dan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing ?
  • 4. www.presentationgo.com Rules PASAL 2 AYAT 1 BIT UK DAN INDONESIA Scope of the Agreement (l) This Agreement shall only apply to investments by nationals or companies of the United Kingdom in the territory of the Republic of Indonesia which have been granted admission in accordance with the foreign Capital Investment Law No.1 of 1967 or any law amending or replacing it. PASAL 1 HURUF A BIT UK DAN INDONESIA Definitions (a) For the purposes of this Agreement: "investment" means every kind of asset and in particular, though not exclusively, includes: (i) movable and immovable property and any other property rights such as mortgages, liens or pledges;' (ii) shares, stock and debentures of companies wherever incorporated or interests in the property of such companies; (iii)claims. to money or to any performance under contract having a financial value; (iv) intellectual property rights and goodwill; (v) business concessions conferred by law or under contract, including concession to search for cultivate extract or exploit nature resources; 1 2
  • 5. www.presentationgo.com Pengertian penanaman modal asing di dalam Undang-Undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang- Undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut. (1).Pemerintah menetapkan perincian bidang-bidang usaha yang terbuka bagi modal asing menurut urutan prioritas, dan menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh penanam modal asing dalam tiap-tiap usaha tersebut. (2).Perincian menurut urutan prioritas ditetapkan tiap kali pada waktu Pemerintah menyusun rencana- rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang, dengan memperhatikan perkembangan ekonomi serta tekhnologi.  Keputusan Presiden No.104/EK/KEP/1967 menjabarkan prosedur penerimaan modal asing secara lebih rinci.  Pada tahun yang sama, dengan keputusan lain (Keputusan Presiden No.17/EK/KEP/1/1967), Pemerintah membentuk Badan Penasihat Penanaman Modal (BPPMA).  Pada tahun 1968 BPPMA digantikan oleh Panitia Teknis Penanaman Modal.  Keputusan Presiden No. 20 Tahun 1973 menggantikan Panitia Teknis Penanaman Modal dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM)  Keputusan Presiden No. 21 Tahun 1973 memperkenalkan prosedur umum investasi asing masuk ke Indonesia. Sejak tahun 1998 BKPM memiliki wewenang untuk menyetujui investasi hingga batas tertentu (Rp 100 juta). PASAL 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (UU PMA) 03 PASAL 5 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (UU PMA) 04 KEPRES05
  • 6. www.presentationgo.com 01 02 04 03 Penggugat menekankan pada Pasal 5 UU PMA, yang menyatakan hak Indonesia untuk menentukan bidang usaha yang terbuka bagi investasi asing dan kondisi yang harus dipenuhi oleh investor asing di masing- masing bidang tersebut. Pemohon berpendapat bahwa ketentuan tersebut memberikan Indonesia fleksibilitas untuk menetapkan proses masuk investasi asing ke lembaga selain BKPM dan bahwa untuk sektor perbankan, ketentuan yang digunakan adalah ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pemohon menganggap bahwa pengertian untuk investasi “langsung” dalam Pasal 1 UU PMA tidak dapat mengubah ruang lingkup istilah “investasi” sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 BIT, dimana dalam Pasal 1 BIT, “investasi” tidak terbatas pada investasi “langsung”. Bahwa investasi adalah investasi yang “diberikan izin sesuai dengan” Undang-Undang, dengan ketentuan dibuat dengan cara yang tidak bertentangan dengan UU PMA. Argumen Pemohon: Pemohon memberikan beberapa penafsiran terkait ketentuan Pasal 2 ayat (1) BIT: Pemohon ANALISIS
  • 7. www.presentationgo.com Termohon 1 2 3 4 Termohon berpendapat bahwa frase yang mengacu hanya untuk investasi langsung yang diberikan izin dalam proses yang dikelola oleh BKPM dan dalam bentuk badan hukum khusus dari perusahaan investasi asing (PT.PMA). Termohon berpendapat bahwa yang diakui berhak atas perlindungan dari BIT hanya investasi melalui proses BKPM. .Termohon berpendapat bahwa hanya investasi “langsung” yang termasuk dalam ruang lingkup dari Pasal 2 ayat (1) BIT, berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan dalam Pasal 2 (1) BIT tersebut, investasi oleh warga negara Inggris harus sesuai dengan UU PMA, yaitu dalam bentuk investasi “langsung” berdasarkan ketentuan Pasal 1 UU tersebut. Termohon berpendapat bahwa ketentuan Pasal 2 ayat (1) BIT yang memberikan batasan terhadap ruang lingkup investasi merupakan kewenangan Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia memberikan batasan hanya pada investasi yang diatur dalam UU PMA.
  • 8. www.presentationgo.com 5 6 Termohon berpendapat bahwa aturan untuk investasi asing di perbankan berbeda dari aturan untuk investasi modal asing. Pertama, peraturan perbankan memungkinkan untuk operasional cabang bank asing, sedangkan undang-undang investasi tidak. Kedua, untuk disetujui, investasi di bawah UU PMA harus menunjukkan kelayakan ekonomi dan manfaat yang jelas untuk perekonomian Indonesia, sedangkan investasi asing di perbankan dinilai pada kriteria yang berbeda, yakni timbal balik. permohon berpendapat bahwa investasi asing penting pada sektor-sektor perekonomian tertentu, seperti perbankan, sesuai dengan kebijakan Indonesia. UU PMA diberlakukan sebagai ketentuan hukum skrining untuk setiap investasi langsung di Indonesia, dengan tujuan untuk pembangunan ekonomi Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan situasi ekonomi Indonesia pada saat itu yang mengalami kesulitan ekonomi, sehingga perlu dibentuk dan diberlakukan UU PMA untuk mendapatkan modal asing. UU PMA tersebut merupakan sistem skrining untuk menyalurkan investasi asing ke daerah-daerah ekonomi di Indonesia yang paling membutuhkan modal dalam pembangunan. Pada saat itu BIT sedang dinegosiasikan untuk investasi asing pada sektor-sektor ekonomi tertentu di Indonesia yang belum diberikan izin sesuai dengan UU PMA.
  • 9. www.presentationgo.com Analisis Tribunal: a b c Tribunal berpendapat bahwa investasi tidak hanya harus termasuk dalam definisi investasi dalam Pasal 1 BIT, tetapi juga harus memenuhi ketentuan Pasal 2 (1) BIT. Pasal 2 (1) BIT tidak merujuk kepada hukum Indonesia secara umum, namun untuk bagian tertentu dari undang-undang, yaitu UU PMA, atau hukum apapun yang menggantikannya. Dalam arti sederhana Pasal 2 (1) secara eksplisit membutuhkan sebuah prosedur penerimaan, sehingga tidak cukup untuk seorang investor untuk menunjukkan hanya bahwa investasi dimulai tanpa bertentangan dengan UU PMA, melainkan harus mendapatkan izin sesuai dengan UU PMA. Pengadilan menolak interpretasi utama pemohon mengenai frasa “mengakui sesuai dengan” UU PMA.
  • 10. www.presentationgo.com Perbedaan interpetasi pemohonan dan termohon mengenai ruang lingkup BIT: a. Termohon disini berpendapat bahwa dalam interpretasi “sesuai dengan” UU PMA hanya merujuk pada investasi yang diakui oleh BKPM. Pemohon menggunakan Pasal 5 UU PMA, yang mengatur bahwa Pemerintah Indonesia menetapkan bidang terbuka untuk investasi asing dan kondisi yang harus dipenuhi oleh investor asing di masing-masing bidang tersebut. b. Termohon menyatakan bahwa investasi Pemohon adalah bukan investasi “langsung” dan dengan demikian tidak termasuk ruang lingkup BIT. e  Pasal 2 BIT secara tegas menyatakan bahwa BIT hanya berlaku jika kondisi yang ditentukan dalam ketentuannya terpenuhi.  Pasal 2 (1) menyatakan bahwa BIT hanya berlaku untuk investasi Inggris yang telah diberikan izin di Indonesia sesuai dengan UU PMA.  Inggris mensyaratkan hal yang serupa dalam Pasal 2 (2) yang menetapkan bahwa hanya setelah penerimaan investasi tersebut diberikan oleh Inggris, maka investasi Indonesia mendapat perlindungan hukum sesuai dengan BIT.  Dengan demikian, tidak ada keraguan bahwa pemberian izin masuk merupakan syarat mutlak bagi investasi Inggris di Indonesia untuk mendapat perlindungan hukum sesuai dengan BIT. >>>>>>>>> >>>>>>>>> d
  • 11. www.presentationgo.com Putusan Tribunal Menerima keberatan yurisdiksi Termohon bahwa investasi Pemohon ini tidak diberikan izin sesuai dengan Hukum Investasi Asing Indonesia, seperti yang dipersyaratkan oleh Pasal 2 (1) BIT dan karena itu tidak termasuk dalam ruang lingkup dari BIT. Menyatakan bahwa ICSID tidak memiliki yurisdiksi atas sengketa ini. Memerintahkan biaya perkara ditanggung oleh Para Pihak secara merata dengan masing-masing Pihak yang menanggung biaya sendiri. 1 2 3
  • 12. www.presentationgo.com KESIMPULAN d. Oleh karena lembaga arbitrase ICSID tidak berwenang memeriksa dan memutus permohonan yang diajukan oleh Rafat Ali, maka putusan Tribunal yang menolak permohonan yang diajukan oleh Rafat Ali sudah tepat. b. Bahwa sebenarnya investasi yang dilakukan Rafat Ali atas saham Bank Century merupakan investasi yang dilakukan melalui pihak ketiga (negara ketiga) melalui perusahaan Chinkara yang berkedudukan di Bahama, sehingga sebenarnya hal tersebut tidak menjadi ruang lingkup BIT Indonesia dan Inggris. c. Bahwa oleh karena investasi Rafat Ali atas saham Bank Century tersebut tidak termasuk dalam ruang lingkup investasi dalam UU PMPA serta BIT Indonesia dan Inggris, maka lembaga arbitrase ICSID tidak berwenang memeriksa dan memutus permohonan yang dimohonkan oleh Rafat Ali. a. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa investasi yang dilakukan oleh Rafat Ali merupakan investasi tidak langsung berupa kepemilikan saham atas Bank Century di Indonesia. Ketentuan penanaman modal asing di Indonesia hanya mencakup investasi langsung, baik yang telah diatur dalam UU PMA maupun dalam BIT Indonesia dan Inggris. Selain itu, investasi langsung di Indonesia juga harus melalui perizinan dari Badan Penasihat Penanaman Modal Asing (BPPMA, sekarang BKPM), sementara investasi saham oleh Rafat Ali atas saham Bank Century tidak melalui lembaga BPPMA, sehingga investasi yang dilakukan Rafat Ali atas saham Bank Century tidak dapat digolongkan kedalam investasi sebagaimana dimaksud dalam UU PMA dan BIT Indonesia dan Inggris. Oleh karena itu, investasi yang dilakukan Rafat Ali tersebut tidak mendapatkan perlindungan hukum, baik menurut UU PMA maupun menurut BIT Indonesia dan Inggris.

Editor's Notes

  1. © Copyright PresentationGO.com – The free PowerPoint template library
  2. © Copyright PresentationGO.com – The free PowerPoint template library
  3. © Copyright PresentationGO.com – The free PowerPoint template library
  4. © Copyright PresentationGO.com – The free PowerPoint template library
  5. © Copyright PresentationGO.com – The free PowerPoint template library
  6. © Copyright PresentationGO.com – The free PowerPoint template library
  7. © Copyright PresentationGO.com – The free PowerPoint template library
  8. © Copyright PresentationGO.com – The free PowerPoint template library
  9. © Copyright PresentationGo.com – The free PowerPoint template library
  10. © Copyright PresentationGO.com – The free PowerPoint template library
  11. © Copyright PresentationGO.com – The free PowerPoint template library