3. Pembentukan BNN
o Dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika, dengan Undang-
Undang Narkotika dibentuk Badan
Narkotika Nasional, yang disingkat
BNN.
4. Kedudukan BNN
o BNN merupakan lembaga pemerintah
nonkementerian yang berkedudukan di
bawah Presiden dan bertanggung
jawab kepada Presiden.
5. Kedudukan BNN RI
o BNN berkedudukan di ibukota negara
dengan wilayah kerja meliputi seluruh
wilayah Negara Republik Indonesia.
9. Struktur BNN
o BNN dipimpin oleh seorang kepala dan
dibantu oleh seorang sekretaris utama
dan beberapa deputi.
10. Struktur BNN
o Deputi membidangi urusan:
o a. bidang pencegahan;
o b. bidang pemberantasan;
o c. bidang rehabilitasi;
o d. bidang hukum dan kerja sama; dan
o e. bidang pemberdayaan masyarakat.
12. Syarat Kepala BNN
o Untuk dapat diusulkan menjadi Kepala
BNN, seorang calon harus memenuhi
syarat:
o a. warga negara Republik Indonesia;
o b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
o c. sehat jasmani dan rohani;
o d. berijazah paling rendah strata 1
(satu);
13. Syarat Kepala BNN
o e. berpengalaman paling singkat 5
(lima) tahun dalam penegakan hukum
dan paling singkat 2 (dua) tahun dalam
pemberantasan Narkotika;
o f. berusia paling tinggi 56 (lima puluh
enam) tahun;
o g. cakap, jujur, memiliki integritas moral
yang tinggi, dan memiliki reputasi yang
baik;
14. Syarat Kepala BNN
o h. tidak pernah melakukan perbuatan
tercela;
o i. tidak menjadi pengurus partai politik;
dan
o j. bersedia melepaskan jabatan
struktural dan/atau jabatan lain selama
menjabat kepala BNN.
15. Tugas BNN
o BNN mempunyai tugas:
o a. menyusun dan melaksanakan
kebijakan nasional mengenai
pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika;
o b. mencegah dan memberantas
penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika;
16. Tugas BNN
o c. berkoordinasi dengan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia
dalam pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika;
o d. meningkatkan kemampuan lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial pecandu Narkotika, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah
maupun masyarakat;
17. Tugas BNN
o e. memberdayakan masyarakat dalam
pencegahan penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika;
o f. memantau, mengarahkan, dan
meningkatkan kegiatan masyarakat
dalam pencegahan penyalahgunaan
dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika;
18. Tugas BNN
o g. melakukan kerja sama bilateral dan
multilateral, baik regional maupun
internasional, guna mencegah dan
memberantas peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika;
o h. mengembangkan laboratorium
Narkotika dan Prekursor Narkotika;
19. Tugas BNN
o i. melaksanakan administrasi
penyelidikan dan penyidikan terhadap
perkara penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika; dan
o j. membuat laporan tahunan mengenai
pelaksanaan tugas dan wewenang.
20. Kewenangan BNN
o Dalam melaksanakan tugas
pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika, BNN berwenang
melakukan penyelidikan dan penyidikan
penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika.
21. Hukum Acara
o Masih menggunakan KUHAP, kecuali
ditentukan lain dalam UU Narkotika.
22. Penyidik BNN
o Kewenangan dilaksanakan oleh
penyidik BNN.
o Penyidik BNN diangkat dan
diberhentikan oleh Kepala BNN.
23. Kolaborasi POLRI dan BNN
o Penyidik Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan penyidik BNN berwenang
melakukan penyidikan terhadap
penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika
berdasarkan Undang-Undang
Narkotika.
24. Kolaborasi POLRI dan BNN
o Dalam melakukan penyidikan terhadap
penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika,
penyidik Kepolisian Negara Republik
Indonesia memberitahukan secara
tertulis dimulainya penyidikan kepada
penyidik BNN begitu pula sebaliknya.