SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
PENGATURAN PRAPERADILAN
DALAM HUKUM ACARA PIDANA
BAB III
BAGUS EDI PRAYOGO
NUNGKI WAHYUNI
MUHAMMAD AFIS SAIFUNUHA
GESSA HARIMURTI INDRAWAN
FAHRUL IQBAL ROSYID
BAGAS JAYA PUTRA
AJI RAHMA WIJAYANTO
LUTHFI SALSABILA
ISTILAH PRAPERADILAN
Praperadilan terdiri dari dua kata, yaitu pra dan peradilan, sedangkan apabilan kita
teliti menurut istilah KUHAP “praperadilan” maka maksud dan artinya yang harfiah
artinya yang harfiah berbeda. Pra artinya sebelum, atau mendahului, berarti“
”
Istilah praperadilan diambil dari kata pretrial, akan tetapi ruang lingkupnya lebih
sempit karena pretrial dapat meneliti apakah ada dasar hukum yang cukup
mengajukan suatu penuntutan terhadap perkara pidana didepan pengadilan.
Sementara ruang lingkup praperadilan terbatas sepanjang yang diatur dalam Pasal
77 KUHAP dan Pasal 95 KUHAP. Sedangkan dalam pengertian secara umum
dicantumkan dalam Pasal 1 angka 10 KUHAP
Pasal 1 angka 10 KUHAP
Praperadilan adalah wewenang Pengadilan
Negeri untuk memeriksa dan memutus
menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini, tentang :
Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan
atau penahanan atas permintaan tersangka
atau keluarga atau pihak lain atas kuasa
tersangka.
Sah atau tidaknya penghentian penyelidikan
atau penghentian penuntutan atas permintaan
demi tegaknya hukum dan keadilan ;
Permintaan ganti kerugian atau rehabilitas oleh
tersangka atau keluarganya atau pihak lain
atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan
ke pengadilan.
Pasal 95 sesungguhnya merupakan penjelasan lebih lanjut ketentuan dalam Pasal 1 angka 10
KUHAP dan Pasal 77 KUHAP, dengan tambahan adanya unsur dikenakan tindakan lain tanpa
alasan berdasarkan undang-undang atau kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yan
hukum yan diterapkan tindakan lain berupa :
Pasal 95 KUHAP
Pemasukan rumah,
Penggeledahan, dan
Penyitaan.
Menurut M. Yahya Harahap, ditinjau dari struktur dan susunan peradilan, praperadilan bukan lembaga yang berdiri
sendiri. Praperadilan hanya suatu lembaga yang ciri dan eksistensinya :
Berada dan merupakan kesatuan yang melekat
pada Pengadilan Negeri dan sebagai lembaga
pengadilan hanya dijumpai pada tingkat
Pengadilan Negeri sebagai satuan tugas yang
tidak terpisah dari Pengadilan Negeri.
Praperadilan bukan berada diluar atau
disamping maupun sejajar dengan Pengadilan
Negeri tapi hanya merupakan divisi dari
Pengadilan Negeri.
Administrasi yustisial, personil, peralatan dan
finansial bersatu dengan Pengadilan Negeri dan
berada dibawah pimpinan serta pengawasan dan
pembinaan Ketua Pengadilan Negeri.
Tata laksana fungsi yustisialnya merupakan
bagian dari fungsi yustisial Pengadilan Negeri
itu sendiri.
PRAPERADILANWEWENANG
Wewenang Praperadilan ditambah dalam pemeriksaan
keabsahan penetapan tersangka yang sebelumnya
penetapan tersangka ini muncul dari Putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan Nomor 04/Pid.Prap/2015/PN.Jkt.Sel .
Praperadilan disebutkan dapat pula dilakukan atas tindakan
kesalahan penyitaan yang tidak termasuk alat bukti, atau
seseorang yang dikenakan tindakan lain tanpa alasan
yang berdasarkan undang-undang karena kekeliruran orang
atau hukum yang diterapkan.
keputusan Menkeh RI No. M.01.PW.07.03 tahun 1982,
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU/XII/2014
Kewenangan secara spesifik
Praperadilan sesuai dengan Pasal 77
sampai Pasal 88 KUHAP adalah
memeriksa sah atau tidaknya upaya
paksa yaitu penangkapan dan
penahanan serta memeriksa sah atau
tidaknya penghentian penyidikan atau
penghentian penuntutan, akan tetapi
dikaitkan dengan Pasal 95 dan Pasal 97
KUHAP kewenangan Praperadilan
ditambah dengan kewenangan untuk
memeriksa dan memutus perihal ganti
rugi dan rehabilitasi.
Wewenang Pengadilan Negeri dalam
Praperadilan untuk Memeriksa dan Memutus Menurut
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Memeriksa dan memutus sah atau tidaknya penangkapan dan penahanan Wewenang pertama yang diberikan undang-
undang kepada Praperadilan, Memeriksa dan memutus sah atau tidaknya Penangkapan dan Penahahan.
Penahahan.
Memeriksa sah atau tidaknya Penghentian Penyidikan atau Penghentian Penuntutan Pada bagian penyidikan dan
penuntutan, baik penyidik maupun penuntut umum berwenang menghentikan pemeriksaan penyidikan dan penuntutan.
Memeriksa Tuntutan Ganti Rugi (Pasal 95).
Tuntutan ganti kerugian diajukan tersangka berdasarkan alasan Karena penangkapan dan penahanan yang tidak sah,
Atau oleh karena penggeledahan atau penyitaan bertentangan dengan ketentuan hukum dan undang-undang, Karena
kekeliruan mengenai orang yang sebenarnya mesti ditangkap, ditahan atau diperiksa.
M. Yahya Harahap (2013:5) membahas secara rinci ketentuan Pasal 1 butir 10 dan Pasal
77 KUHAP sebagai berikut:
Memeriksa Permintaan Rehabilitasi Praperadilan berwenang memeriksa dan memutus permintaan rehabilitasi yang
diajukan tersangka, keluarganya atau Penasihat hukumnya atas penangkapan atau penahanan tanpa dasar hukum yang
ditentukan oleh undang-undang. Atau rehabilitasi atas kekeliruan mengenai orang atau hukum yang diterapkan, yang
perkaranya tidak diajukan di sidang pengadilan.
Pihak Yang Berhak Mengajukan Praperadilan dan Alasanya
TERUSAN
1. Pemohon: pihak yang
mengajukan Praperadilan
2. Termohon: Negara yang
diwakili pejabat spt Polri,
Kejaksaan, atau instansi lain.
Syarat-syarat Praperadilan
1. Pasal 20 KUHAP, menentukan bahwa penahanan hanya dapat dilakukan “untuk kepentingan
penyidikan, penuntutan atau pemeriksaan di sidang pengadilan”. suatu tindakan penahanan
dilakukan dalam rangka “mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat
terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya” (Pasal 1 angka
2 KUHAP). Berdasarkan hal ini, maka ketika “bukti yang membuat terang tindak pidana dapat
dikumpulkan tanpa penahanan” dan/atau “tersangka tindak pidana dapat ditemukan tanpa
penahanan”, maka penahanan tidak lagi diperlukan.
2. kewenangan melakukan penahanan hanya dapat timbul sepanjang telah diberikan oleh
undang-undang (Pasal 3 KUHAP). Pasal 6 ayat (1) huruf a jo Pasal 7 ayat (1) huruf d
KUHAP mengatur terkait penahanan merupakan kewenangan penyidik Polri sementara itu,
penyidik pegawai negeri sipil lainnya (Pasal 6 ayat (1) huruf b KUHAP) umumnya tidak
diberikan kewenangan penahanan. Namun demikian, dengan ketentuan yang bersifat khusus (lex
specialis), ketentuan umum ini disimpangi, sehingga penyidik kejaksaan yang terakhir berdasarkan
Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 dan penyidik KPK berdasarkan Undang-Undang No. 30
Tahun 2002, mempunyai kewenangan melakukan penahanan.
Syarat-syarat Praperadilan
3. Alasan Subjektif : Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap seorang
tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang
cukup, dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran tersangka atau terdakwa
akan melarikan diri, merusak barang bukti dan/atau mengulangi tindak pidana (Pasal 21 ayat
(1) KUHAP).
Alasan Objektif : (Pasal 21 ayat (4) KUHAP)
4. dalam hal penahanan, surat perintah dari penyidik menjadi mutlak. Dalam surat perintah
tersebut, harus disebutkan identitas tersangka, alasan dilakukannya penahanan,uraian singkat
tentang sangkaan tindak pidananya, dan tempat dilakukannya penahanan (dalam hal dilakukan
penahanan rumah tahanan negara). Selain itu, sebenarnya surat perintah penahanan juga harus
memuat jangka waktu dilakukannya penahanan tersebut, yang masih dalam batas limitatif yang
ditentukan undang-undang.
Pendaftaran Permohonan
Permohonan ditujukan kpd KPN dimana penangkapan,penahanan
penggeledahan/ penyitaan dilakukan. (Psl. 81 KUHAP)
Register perkara praperadilan dipisahkan dengan perkara pidana
biasa
Penunjukan hakim dan panitera harus dilakukan dlm jangka 3 hari,
setelah permohonan dIregister. [Psl.82 ayat (1) huruf a KUHAP]
Penetapan Hari Sidang dan Jangka
Waktu Persidangan Praperadilan
Penetapan hari sidang: max 3 hari setelah diterima permohonan [Psl.82 ayat (1) huruf
a KUHAP]
Jangka Waktu Persidangan: max 7 hari [Psl. 82 ayat (1) huruf c] praktiknya dihitung
sejak para pihak lengkap [Buku teknis MA (Buku II)] hingga putusan.
Tata Cara Persidangan
Ketentuan tata cara pemeriksaan sidang praperadilan telahdiatur secara tegas dalam Pasal 82 ayat
(1) KUHAP.
Dalam persidangan Praperadilan dikenal tahap pemeriksaan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan surat kuasa dan ataupun pembacaan isi surat permohonannya.
2. Sidang berikutnya adalah jawaban dari termohon
3. Sidang berikutnya adalah replik dari pemohon
4. Sidang berikutnya adalah duplik dari termohon
5. Sidang pembuktian baik saksi-saksi maupun surat-surat dari kedua belah pihak
6. Sidang pembacaan putusan hakim.
Putusan Pengadilan Praperadilan
KUHAP tidak menentukan bagaimana bentuk putusan praperadilan
Putusan Praperadilan tidak dibuat secara khusus tetapi dicatat dalam berita
acara sebagaimana diatur dalam Pasal 203 ayat (3) huruf d.
Isi putusan atau penetapan praperadilan pada garis besarnya diatur dalam Pasal
82 ayat (2) dan ayat (3) oleh karena itu disamping penetapan praperadilan
memuat alasan dasar pertimbangan hukum juga harus memuat amar perintah.
Sedangkan jika bertitik tolak dari ketentuan Pasal 83 ayat (3) huruf a dan
Pasal 96 ayat (1), yang dimaksud bentuk putusan praperadilan adalah berupa
penetapan.
Pasal 83 ayat (1) KUHAP, maka terhadap putusan praperadilan tidak dapat
dimintakan banding. Namun terdapat putusan praperadilan yang dapat diminta
banding ke Pengadilan Tinggi, diatur dalam Pasal 83 ayat (2).
Putusan praperadilan tidak dapat diajukan kasasi. (Surat Edaran Mahkamah
Agung (SEMA) No. 8 Tahun 2011 tentang perkara yang tidak memenuhi syarat
kasasi dan peninjauan kembali yang mana pada angka 2)
Gugurnya Praperadilan
Hal ini diatur dalam Pasal 82 ayat (1) huruf d yang berbunyi : dalam hal suatu
perkara sudah mulai diperiksa oleh pengadilan negeri sedang pemeriksaan mengenai
permintaan kepada praperadilan belum selesai maka permintaan tersebut gugur.
Pasal 82 ayat (1) tidak mengurangi/ tidak dianggap mengurangi hak tersangka, sebab
semua permintaan itu dapat ditampung kembali oleh Pengadilan Negeri dalam
pemeriksaan pokok.
Penghentian Praperadilan
Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 5 Tahun 1985 tentang
penghentian praperadilan, tertanggal 1 Februari 1985. Mahkamah Agung memberikan
petunjuk sebagai berikut:
acara praperadilan yang sedang
berjalan dapat dihentikan oleh
hakim atas dasar permintaan
pihak yang semula mengajukan
keberatan;dan
penghentian itu hendaknya
dilakukan dengan sebuah
penetapan.
UPAYA HUKUM
BIASA
LUARBI
ASA
BANDING
dan
KASASI
KASASI DEMI KEPENTINGAN HUKUM dan
PENINJAUAN KEMBALI
Upaya Hukum Terhadap
Putusan Pra-peradilan
Pemeriksaan
BANDING
Pasal 83 ayat (1) KUHAP : terhadap putusan praperadilan yang berisi
penetapan tentang sah atau tidak sahnya suatu tindakan penangkapan dan
penangkapan dan penahanan maka tidak dapat dimintakan pemeriksaan
pemeriksaan banding.
Pasal 83 KUHAP menentukan putusan yang menyakut kasus mana yang
dapat dibanding, dan yang tidak dapat diajukan permintaan banding.
Pasal 67 KUHAP: terhadap putusan Pengadilan dalam acara pemeriksaan
cepat tidak dapat dimintakan banding, kecuali bagi terdakwa yang dijatuhi
pidana berupa perampasan kemerdekaan (Pasal 205 ayat (3) KUHAP).
Pasal 82 ayat (1) huruf c KUHAP: pemeriksaan Praperadilan dilakukan
dengan cara pemeriksaan cepat.
Pemeriksaan
KASASI
Mengenai Kasasi terhadap putusan praperadilan, terdapat di Surat Edaran Mahkamah
Agung (SEMA) Nomor 8 Tahun 2011 tentang perkara yang tidak boleh diajukan kasasi
yang mana terdapat pada butir 2 yang menyebutkan putusan tentang praperadilan tidak
dapat diajukan kasasi.
KUHAP tidak mengatur mengenai pemeriksaan kasasi terhadap
putusan praperadilan. Dan kalau diperhatikan perumusan Pasal 83
ayat (2) KUHAP, maka terhadap putusan praperadilan hanya dapat
dimintakan “putusan akhir” kepada Pengadilan Tinggi. Karena disebut
putusan akhir (bukan putusan pada tingkat akhir) dapat disimpulkan
bahwa putusan praperadilan tidak dapat dimintakan pemeriksaan
kasasi, dengan alasan bahwa ada keharusan penyelesaian secara
cepat dari perkara-perkara praperadilan, sehingga jika masih
dimungkinkan kasasi maka hal itu tidak dapat dipenuhi.
Pemeriksaan
PENINJAUAN
KEMBALI
putusan peninjauan kembali terhadap putusan praperadilan atas nama pemohon Drs.
Lukito yang dalam amar putusannya menyatakan mengabulkan permohonan peninjauan
kembali dari pemohon, membatalkan putusan praperadilan di Pengadilan
NegeriNTebing Tinggi.
Seperti halnya pemeriksaan kasasi terhadap putusan praperadilan, maka KUHAP juga
tidak mengatur secara tegas tentang pemeriksaan Peninjauan Kembali (PK) terhadap
putusan Praperadilan. Akan tetapi dalam pratek hukum sudah pernah terjadi
pemeriksaan peninjauan kembali terhadap putusan praperadilan yang didasarkan pada
ketentuan Pasal 263 ayat (1) KUHAP dan Pasal 21 UU No. 14 Tahun 1970
Putusan MA No. 32 PK/Pid/1989 Tanggal 7 Februari 1991.
CONTOH
Pelaksanaan Putusan Praperadilan
dalam Pasal 82 ayat (3) KUHAP, bahwa ada 3 (tiga) macam pelaksanaan putusan praperadila
Melakukan Perbuatan
Tertentu
Melakukan Pembayaran
Sejumlah Uang
Pemberian
Rehabilitasi
putusan yang memerintahkan kepada penyidik atau penuntut yang
diajukan permintaan pemeriksaan praperadilan sebagai termohon
untuk melakukan perbuatan tertentu.
Apabila isi putusan paperadilan menetapkan bahwa tersangka
diberikan ganti rugi sebagaimana tersebut dalam Pasal 82 ayat (3
huruf c) KUHAP, maka tersangka selaku pemohon berhak untuk
mendapat sejumlah uang sebagaimana tersebut dalam putusan
praperadilan
Dalam hal pemberian rehabilitasi, menurut Pasal 15 PP No. 27 Tahun 1983 isi putusan
atau penetapan rehabilitasi diumumkan oleh panitera dengan menetapkannya pada
papan pengumuman pengadilan. Penetapan pemberian rehabilitasi hendaknya tidak saja
dimuat dalam papan pengumuman pengadilan melainkan dimuat juga dalam media
masa, demi nama baik oang yang bersangkutan yang sudah tercemar dimata
masyarakat.
SEKIAN
TERIMA KASIH
dan

More Related Content

What's hot

Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTAndhika Pratama
 
Jawaban tergugat
Jawaban tergugatJawaban tergugat
Jawaban tergugatNasria Ika
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanayudikrismen1
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraFakhrul Rozi
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Idik Saeful Bahri
 
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaIzzatul Ulya
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdataContoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdatasuiggetsu
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusussesukakita
 
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Idik Saeful Bahri
 

What's hot (20)

Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
 
Jawaban tergugat
Jawaban tergugatJawaban tergugat
Jawaban tergugat
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acara
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
 
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
 
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdataContoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
 

Similar to PRAPERADILANWEWENANG

praperadilann.pptx
praperadilann.pptxpraperadilann.pptx
praperadilann.pptxDirgaGunk
 
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilanGradeAlfonso
 
8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahananRonalto_Tan
 
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);GradeAlfonso
 
sedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilansedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilanDawat Christian
 
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi DELA ASFARINA
 
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020CIkumparan
 
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jaPedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jamerdekacom
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutanGradeAlfonso
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikanGradeAlfonso
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasinurul khaiva
 

Similar to PRAPERADILANWEWENANG (20)

praperadilann.pptx
praperadilann.pptxpraperadilann.pptx
praperadilann.pptx
 
Praperadilan
PraperadilanPraperadilan
Praperadilan
 
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
 
8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan
 
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
 
Surat dakwaan
Surat dakwaanSurat dakwaan
Surat dakwaan
 
13 praperadilan
13 praperadilan13 praperadilan
13 praperadilan
 
sedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilansedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilan
 
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
 
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
 
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jaPedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
 
Alasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikanAlasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikan
 
Alasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikanAlasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikan
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi
 
Makalah praperadilan
Makalah praperadilanMakalah praperadilan
Makalah praperadilan
 
Tugas hukum pidana
Tugas  hukum pidanaTugas  hukum pidana
Tugas hukum pidana
 
Tugas hukum pidana
Tugas  hukum pidanaTugas  hukum pidana
Tugas hukum pidana
 
Tugas hukum pidana
Tugas  hukum pidanaTugas  hukum pidana
Tugas hukum pidana
 

Recently uploaded

Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxkhairunnizamRahman1
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptxahmadrievzqy
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 

Recently uploaded (6)

Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 

PRAPERADILANWEWENANG

  • 1. PENGATURAN PRAPERADILAN DALAM HUKUM ACARA PIDANA BAB III BAGUS EDI PRAYOGO NUNGKI WAHYUNI MUHAMMAD AFIS SAIFUNUHA GESSA HARIMURTI INDRAWAN FAHRUL IQBAL ROSYID BAGAS JAYA PUTRA AJI RAHMA WIJAYANTO LUTHFI SALSABILA
  • 2. ISTILAH PRAPERADILAN Praperadilan terdiri dari dua kata, yaitu pra dan peradilan, sedangkan apabilan kita teliti menurut istilah KUHAP “praperadilan” maka maksud dan artinya yang harfiah artinya yang harfiah berbeda. Pra artinya sebelum, atau mendahului, berarti“ ” Istilah praperadilan diambil dari kata pretrial, akan tetapi ruang lingkupnya lebih sempit karena pretrial dapat meneliti apakah ada dasar hukum yang cukup mengajukan suatu penuntutan terhadap perkara pidana didepan pengadilan. Sementara ruang lingkup praperadilan terbatas sepanjang yang diatur dalam Pasal 77 KUHAP dan Pasal 95 KUHAP. Sedangkan dalam pengertian secara umum dicantumkan dalam Pasal 1 angka 10 KUHAP
  • 3. Pasal 1 angka 10 KUHAP Praperadilan adalah wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam undang- undang ini, tentang : Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan tersangka atau keluarga atau pihak lain atas kuasa tersangka. Sah atau tidaknya penghentian penyelidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan ; Permintaan ganti kerugian atau rehabilitas oleh tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan.
  • 4. Pasal 95 sesungguhnya merupakan penjelasan lebih lanjut ketentuan dalam Pasal 1 angka 10 KUHAP dan Pasal 77 KUHAP, dengan tambahan adanya unsur dikenakan tindakan lain tanpa alasan berdasarkan undang-undang atau kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yan hukum yan diterapkan tindakan lain berupa : Pasal 95 KUHAP Pemasukan rumah, Penggeledahan, dan Penyitaan.
  • 5. Menurut M. Yahya Harahap, ditinjau dari struktur dan susunan peradilan, praperadilan bukan lembaga yang berdiri sendiri. Praperadilan hanya suatu lembaga yang ciri dan eksistensinya : Berada dan merupakan kesatuan yang melekat pada Pengadilan Negeri dan sebagai lembaga pengadilan hanya dijumpai pada tingkat Pengadilan Negeri sebagai satuan tugas yang tidak terpisah dari Pengadilan Negeri. Praperadilan bukan berada diluar atau disamping maupun sejajar dengan Pengadilan Negeri tapi hanya merupakan divisi dari Pengadilan Negeri. Administrasi yustisial, personil, peralatan dan finansial bersatu dengan Pengadilan Negeri dan berada dibawah pimpinan serta pengawasan dan pembinaan Ketua Pengadilan Negeri. Tata laksana fungsi yustisialnya merupakan bagian dari fungsi yustisial Pengadilan Negeri itu sendiri.
  • 6. PRAPERADILANWEWENANG Wewenang Praperadilan ditambah dalam pemeriksaan keabsahan penetapan tersangka yang sebelumnya penetapan tersangka ini muncul dari Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 04/Pid.Prap/2015/PN.Jkt.Sel . Praperadilan disebutkan dapat pula dilakukan atas tindakan kesalahan penyitaan yang tidak termasuk alat bukti, atau seseorang yang dikenakan tindakan lain tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang karena kekeliruran orang atau hukum yang diterapkan. keputusan Menkeh RI No. M.01.PW.07.03 tahun 1982, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU/XII/2014 Kewenangan secara spesifik Praperadilan sesuai dengan Pasal 77 sampai Pasal 88 KUHAP adalah memeriksa sah atau tidaknya upaya paksa yaitu penangkapan dan penahanan serta memeriksa sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan, akan tetapi dikaitkan dengan Pasal 95 dan Pasal 97 KUHAP kewenangan Praperadilan ditambah dengan kewenangan untuk memeriksa dan memutus perihal ganti rugi dan rehabilitasi.
  • 7. Wewenang Pengadilan Negeri dalam Praperadilan untuk Memeriksa dan Memutus Menurut Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Memeriksa dan memutus sah atau tidaknya penangkapan dan penahanan Wewenang pertama yang diberikan undang- undang kepada Praperadilan, Memeriksa dan memutus sah atau tidaknya Penangkapan dan Penahahan. Penahahan. Memeriksa sah atau tidaknya Penghentian Penyidikan atau Penghentian Penuntutan Pada bagian penyidikan dan penuntutan, baik penyidik maupun penuntut umum berwenang menghentikan pemeriksaan penyidikan dan penuntutan. Memeriksa Tuntutan Ganti Rugi (Pasal 95). Tuntutan ganti kerugian diajukan tersangka berdasarkan alasan Karena penangkapan dan penahanan yang tidak sah, Atau oleh karena penggeledahan atau penyitaan bertentangan dengan ketentuan hukum dan undang-undang, Karena kekeliruan mengenai orang yang sebenarnya mesti ditangkap, ditahan atau diperiksa. M. Yahya Harahap (2013:5) membahas secara rinci ketentuan Pasal 1 butir 10 dan Pasal 77 KUHAP sebagai berikut: Memeriksa Permintaan Rehabilitasi Praperadilan berwenang memeriksa dan memutus permintaan rehabilitasi yang diajukan tersangka, keluarganya atau Penasihat hukumnya atas penangkapan atau penahanan tanpa dasar hukum yang ditentukan oleh undang-undang. Atau rehabilitasi atas kekeliruan mengenai orang atau hukum yang diterapkan, yang perkaranya tidak diajukan di sidang pengadilan.
  • 8. Pihak Yang Berhak Mengajukan Praperadilan dan Alasanya
  • 9. TERUSAN 1. Pemohon: pihak yang mengajukan Praperadilan 2. Termohon: Negara yang diwakili pejabat spt Polri, Kejaksaan, atau instansi lain.
  • 10. Syarat-syarat Praperadilan 1. Pasal 20 KUHAP, menentukan bahwa penahanan hanya dapat dilakukan “untuk kepentingan penyidikan, penuntutan atau pemeriksaan di sidang pengadilan”. suatu tindakan penahanan dilakukan dalam rangka “mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya” (Pasal 1 angka 2 KUHAP). Berdasarkan hal ini, maka ketika “bukti yang membuat terang tindak pidana dapat dikumpulkan tanpa penahanan” dan/atau “tersangka tindak pidana dapat ditemukan tanpa penahanan”, maka penahanan tidak lagi diperlukan. 2. kewenangan melakukan penahanan hanya dapat timbul sepanjang telah diberikan oleh undang-undang (Pasal 3 KUHAP). Pasal 6 ayat (1) huruf a jo Pasal 7 ayat (1) huruf d KUHAP mengatur terkait penahanan merupakan kewenangan penyidik Polri sementara itu, penyidik pegawai negeri sipil lainnya (Pasal 6 ayat (1) huruf b KUHAP) umumnya tidak diberikan kewenangan penahanan. Namun demikian, dengan ketentuan yang bersifat khusus (lex specialis), ketentuan umum ini disimpangi, sehingga penyidik kejaksaan yang terakhir berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 dan penyidik KPK berdasarkan Undang-Undang No. 30 Tahun 2002, mempunyai kewenangan melakukan penahanan.
  • 11. Syarat-syarat Praperadilan 3. Alasan Subjektif : Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap seorang tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup, dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak barang bukti dan/atau mengulangi tindak pidana (Pasal 21 ayat (1) KUHAP). Alasan Objektif : (Pasal 21 ayat (4) KUHAP) 4. dalam hal penahanan, surat perintah dari penyidik menjadi mutlak. Dalam surat perintah tersebut, harus disebutkan identitas tersangka, alasan dilakukannya penahanan,uraian singkat tentang sangkaan tindak pidananya, dan tempat dilakukannya penahanan (dalam hal dilakukan penahanan rumah tahanan negara). Selain itu, sebenarnya surat perintah penahanan juga harus memuat jangka waktu dilakukannya penahanan tersebut, yang masih dalam batas limitatif yang ditentukan undang-undang.
  • 12. Pendaftaran Permohonan Permohonan ditujukan kpd KPN dimana penangkapan,penahanan penggeledahan/ penyitaan dilakukan. (Psl. 81 KUHAP) Register perkara praperadilan dipisahkan dengan perkara pidana biasa Penunjukan hakim dan panitera harus dilakukan dlm jangka 3 hari, setelah permohonan dIregister. [Psl.82 ayat (1) huruf a KUHAP]
  • 13. Penetapan Hari Sidang dan Jangka Waktu Persidangan Praperadilan Penetapan hari sidang: max 3 hari setelah diterima permohonan [Psl.82 ayat (1) huruf a KUHAP] Jangka Waktu Persidangan: max 7 hari [Psl. 82 ayat (1) huruf c] praktiknya dihitung sejak para pihak lengkap [Buku teknis MA (Buku II)] hingga putusan.
  • 14. Tata Cara Persidangan Ketentuan tata cara pemeriksaan sidang praperadilan telahdiatur secara tegas dalam Pasal 82 ayat (1) KUHAP. Dalam persidangan Praperadilan dikenal tahap pemeriksaan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan surat kuasa dan ataupun pembacaan isi surat permohonannya. 2. Sidang berikutnya adalah jawaban dari termohon 3. Sidang berikutnya adalah replik dari pemohon 4. Sidang berikutnya adalah duplik dari termohon 5. Sidang pembuktian baik saksi-saksi maupun surat-surat dari kedua belah pihak 6. Sidang pembacaan putusan hakim.
  • 15. Putusan Pengadilan Praperadilan KUHAP tidak menentukan bagaimana bentuk putusan praperadilan Putusan Praperadilan tidak dibuat secara khusus tetapi dicatat dalam berita acara sebagaimana diatur dalam Pasal 203 ayat (3) huruf d. Isi putusan atau penetapan praperadilan pada garis besarnya diatur dalam Pasal 82 ayat (2) dan ayat (3) oleh karena itu disamping penetapan praperadilan memuat alasan dasar pertimbangan hukum juga harus memuat amar perintah. Sedangkan jika bertitik tolak dari ketentuan Pasal 83 ayat (3) huruf a dan Pasal 96 ayat (1), yang dimaksud bentuk putusan praperadilan adalah berupa penetapan. Pasal 83 ayat (1) KUHAP, maka terhadap putusan praperadilan tidak dapat dimintakan banding. Namun terdapat putusan praperadilan yang dapat diminta banding ke Pengadilan Tinggi, diatur dalam Pasal 83 ayat (2). Putusan praperadilan tidak dapat diajukan kasasi. (Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 8 Tahun 2011 tentang perkara yang tidak memenuhi syarat kasasi dan peninjauan kembali yang mana pada angka 2)
  • 16. Gugurnya Praperadilan Hal ini diatur dalam Pasal 82 ayat (1) huruf d yang berbunyi : dalam hal suatu perkara sudah mulai diperiksa oleh pengadilan negeri sedang pemeriksaan mengenai permintaan kepada praperadilan belum selesai maka permintaan tersebut gugur. Pasal 82 ayat (1) tidak mengurangi/ tidak dianggap mengurangi hak tersangka, sebab semua permintaan itu dapat ditampung kembali oleh Pengadilan Negeri dalam pemeriksaan pokok.
  • 17. Penghentian Praperadilan Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 5 Tahun 1985 tentang penghentian praperadilan, tertanggal 1 Februari 1985. Mahkamah Agung memberikan petunjuk sebagai berikut: acara praperadilan yang sedang berjalan dapat dihentikan oleh hakim atas dasar permintaan pihak yang semula mengajukan keberatan;dan penghentian itu hendaknya dilakukan dengan sebuah penetapan.
  • 18. UPAYA HUKUM BIASA LUARBI ASA BANDING dan KASASI KASASI DEMI KEPENTINGAN HUKUM dan PENINJAUAN KEMBALI Upaya Hukum Terhadap Putusan Pra-peradilan
  • 19. Pemeriksaan BANDING Pasal 83 ayat (1) KUHAP : terhadap putusan praperadilan yang berisi penetapan tentang sah atau tidak sahnya suatu tindakan penangkapan dan penangkapan dan penahanan maka tidak dapat dimintakan pemeriksaan pemeriksaan banding. Pasal 83 KUHAP menentukan putusan yang menyakut kasus mana yang dapat dibanding, dan yang tidak dapat diajukan permintaan banding. Pasal 67 KUHAP: terhadap putusan Pengadilan dalam acara pemeriksaan cepat tidak dapat dimintakan banding, kecuali bagi terdakwa yang dijatuhi pidana berupa perampasan kemerdekaan (Pasal 205 ayat (3) KUHAP). Pasal 82 ayat (1) huruf c KUHAP: pemeriksaan Praperadilan dilakukan dengan cara pemeriksaan cepat.
  • 20. Pemeriksaan KASASI Mengenai Kasasi terhadap putusan praperadilan, terdapat di Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 8 Tahun 2011 tentang perkara yang tidak boleh diajukan kasasi yang mana terdapat pada butir 2 yang menyebutkan putusan tentang praperadilan tidak dapat diajukan kasasi. KUHAP tidak mengatur mengenai pemeriksaan kasasi terhadap putusan praperadilan. Dan kalau diperhatikan perumusan Pasal 83 ayat (2) KUHAP, maka terhadap putusan praperadilan hanya dapat dimintakan “putusan akhir” kepada Pengadilan Tinggi. Karena disebut putusan akhir (bukan putusan pada tingkat akhir) dapat disimpulkan bahwa putusan praperadilan tidak dapat dimintakan pemeriksaan kasasi, dengan alasan bahwa ada keharusan penyelesaian secara cepat dari perkara-perkara praperadilan, sehingga jika masih dimungkinkan kasasi maka hal itu tidak dapat dipenuhi.
  • 21. Pemeriksaan PENINJAUAN KEMBALI putusan peninjauan kembali terhadap putusan praperadilan atas nama pemohon Drs. Lukito yang dalam amar putusannya menyatakan mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari pemohon, membatalkan putusan praperadilan di Pengadilan NegeriNTebing Tinggi. Seperti halnya pemeriksaan kasasi terhadap putusan praperadilan, maka KUHAP juga tidak mengatur secara tegas tentang pemeriksaan Peninjauan Kembali (PK) terhadap putusan Praperadilan. Akan tetapi dalam pratek hukum sudah pernah terjadi pemeriksaan peninjauan kembali terhadap putusan praperadilan yang didasarkan pada ketentuan Pasal 263 ayat (1) KUHAP dan Pasal 21 UU No. 14 Tahun 1970 Putusan MA No. 32 PK/Pid/1989 Tanggal 7 Februari 1991. CONTOH
  • 22. Pelaksanaan Putusan Praperadilan dalam Pasal 82 ayat (3) KUHAP, bahwa ada 3 (tiga) macam pelaksanaan putusan praperadila Melakukan Perbuatan Tertentu Melakukan Pembayaran Sejumlah Uang Pemberian Rehabilitasi putusan yang memerintahkan kepada penyidik atau penuntut yang diajukan permintaan pemeriksaan praperadilan sebagai termohon untuk melakukan perbuatan tertentu. Apabila isi putusan paperadilan menetapkan bahwa tersangka diberikan ganti rugi sebagaimana tersebut dalam Pasal 82 ayat (3 huruf c) KUHAP, maka tersangka selaku pemohon berhak untuk mendapat sejumlah uang sebagaimana tersebut dalam putusan praperadilan Dalam hal pemberian rehabilitasi, menurut Pasal 15 PP No. 27 Tahun 1983 isi putusan atau penetapan rehabilitasi diumumkan oleh panitera dengan menetapkannya pada papan pengumuman pengadilan. Penetapan pemberian rehabilitasi hendaknya tidak saja dimuat dalam papan pengumuman pengadilan melainkan dimuat juga dalam media masa, demi nama baik oang yang bersangkutan yang sudah tercemar dimata masyarakat.