SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Prodi Hati Nurani
Fakultas Keikhlasan
Universitas Kehidupan
Juni 2021
SURAT DAKWAAN
Surat dakwaan adalah suatu Akta
yang memuat rumusan tindak
pidana yang didakwakan kepada
terdakwa yang disimpulkan dan
ditarik dari hasil pemeriksaan
penyidikan dan merupakan dasar
bagi hakim dalam pemeriksaan di
persidangan
(M. Yahya Harahap; 1993:414-415)
DASAR HUKUM SURAT DAKWAAN
1. Pasal 143 ayat (2) KUHAP
2. Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia
Nomor : SE004/J.A/1 1/1993 tentang Pembuatan
Surat Dakwaan, tanggal 16 November 1993
3. Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Umum (JAMPIDUM) Nomor B-607/E/11/1993
tentang Petunjuk Tehnis Pembuatan Surat
Dakwaan, tanggal 22 November 1993
TUJUAN SURAT DAKWAAN
Tujuan surat dakwaan dapat dilihat dari
beberapa sisi :
1. Dari sisi penuntutan, tujuan surat dakwaan
adalah untuk/ sebagai dasar bagi Penuntut
Umum untuk melakukan tuntutan hukum;
karena Jaksa mempunyai kekuasaan yang
mutlak melakukan tuntutan hukum bagi setiap
warga Negara yang melakukan pelanggaran
hukum
2. Dari sisi Terdakwa Sendiri. Tujuan utama
dari surat tuduhan adalah bahwa undang-
undang ingin melihat ditetapkannya alasan-
alasan yang menjadi dasar penuntutan suatu
peristiwa pidana, untuk itu sifat khusus dari
suatu tindak pidana yang telah dilakukan itu
harus dicantumkan dengan sebaik-baiknya.
Terdakwa mengetahui hal sekecil-kecilnya
tentang perbuatan yang dilakukan.
3. Dari sisi Pengadilan, bahwa tujuan
surat dakwaan adalah sebagai dasar
bagi hakim untuk memeriksa perkara
dalam persidangan. Lembaga
Pengadilan adalah satu – satunya
lembaga yang berwenang menyatakan
bersalah tidaknya seseorang yang telah
didakwa melakukan tindak pidana.
Manfaat Surat Dakwaan
1. Penuntut Umum
a. Sebagai dasar penuntutan terhadap
terdakwa;
b. Sebagai dasar pembuktian kesalahan
terdakwa;
c. Sebagai dasar pembahasan juridis dan
tuntutan pidana;
d. Sebagai dasar melakukan tindak hukum.
2. Hakim
a. Sebagai dasar pemeriksaan di
sidang pengadilan;
b. Sebagai dasar putusan yang akan
dijatuhkan;
c. Sebagai dasar membuktikan
terbukti atau tidaknya kesalahan
terdakwa.
3. Penasihat Hukum
a. Sebagai dasar menyusun pembelaan
(pleidoi);
b. Sebagai dasar menyiapkan bukti-2
kebalikan terhadap dakwaan penuntut
umum
c. Sebagai dasar pembahasan juridis;
d. Sebagai dasar melakukan upaya hukum
PRINSIP SURAT DAKWAAN
CERMAT
JELAS
LENGKAP
SEMPURNA
“Tidak terpenuhinya ketiga prinsip tersebut
berakibat dibatalkannya atau ditolaknya
tuntutan demi hukum”
MAKNA “CERMAT”
Ketelitian Jaksa penuntut umum dalam mempersiapkan surat
dakwaan yang didasarkan kepada undang-undang yang berlaku
bagi terdakwa, serta tidak terdapat kekurangan dan atau
kekeliruan yang dapat mengakibatkan batalnya surat dakwaan atau
tidak dapat dibuktikan antara lain misalnya :
1. Apakah ada pengaduan dalam hal delik aduan, apakah
penerapan hukum/ketentuan pidananya sudah tepat,
2. Apakah terdakwa dapat dipertanggungjawabkan melakukan
tindak pidana tersebut,
3. Apakah tindak pidana tersebut sudah atau belum kedaluarsa
dan apakah tindak pidana yang didakwakan itu tidak nebis in
idem.
Pada pokoknya kepada Jaksa Penuntut Umum dituntut untuk
bersikap teliti dan waspada dalam semua hal yang berhubungan
dengan keberhasilan penuntutan perkara di muka sidang
pengadilan.
MAKNA “JELAS”
Jaksa Penuntut Umum harus mampu merumuskan unsur-
unsur delik yang didakwakan sekaligus memadukan
dengan uraian perbuatan materiel (fakta) yang dilakukan
oleh terdakwa dalam surat dakwaan.
Dalam hal ini harus diperhatikan, jangan sekali-kali
mempadukan dalam uraian dakwaan antara delik yang
satu dengan delik yang lain yang unsur-unsurnya berbeda
satu sama lain, atau uraian dakwaan yang hanya menunjuk
pada uraian dakwaan sebelumnya (seperti misalnya
menunjuk pada dakwaan pertama) sedangkan unsur-
unsurnya berbeda.
12
MAKNA “LENGKAP”
Uraian surat dakwaan harus mencakup
semua unsur-unsur yang ditentukan
undang-undang secara lengkap. Jangan
sampai terjadi ada unsur delik yang tidak
dirumuskan secara lengkap atau tidak
diuraikan perbuatan materielnya secara
tegas dalam dakwaan, sehingga berakibat
perbuatan itu bukan merupakan tindak
pidana menurut undang-undang.
SEMPURNA
Surat dakwaan yang tidak disusun secara
cermat, Jelas dan Lengkap bisa berakibat
sebagai berikut :
Dapat Dibatalkan :
Jika syarat formil tidak dipenuhi
Batal Demi Hukum :
Jika syarat materiil tidak dipenuh
Dakwaan kabur (obscuur libelen)
dianggap kabur karena unsur-unsur
tindak pidana tidak diuraikan atau
terjadi percampuran unsur tindak
pidana berisi Pertentangan antara satu
dengan yang lainnya terdakwa
didakwa Turut Serta (medepleger) dan
Turut Membantu (medeplecteheid)
BENTUK SURAT DAKWAAN
1.Surat Dakwaan Tunggal
2.Surat Dakwaan Alternatif
3.Surat Dakwaan Subsider
4.Surat Dakwaan Kumulatif
5.Surat Dakwaan Kombinasi/Gabungan
Surat Dakwaan Tunggal
Dalam Surat Dakwaan ini hanya satu Tindak
Pidana saja yang didakwakan, tidak terdapat
dakwaan lain baik sebagai alternatif maupun
sebagai pengganti.
Contoh:
Dalam Surat Dakwaan hanya didakwakan
Tindak Pidana pencurian (pasal 362 KUHP).
Surat Dakwaan Alternatif
Dalam bentuk ini dakwaan disusun atas beberapa lapisan yang
satu mengecualikan dakwaan pada lapisan yang lain.
Dakwaan alternatif dipergunakan karena belum didapat
kepastian tentang Tindak Pidana mana yang akan dapat
dibuktikan. Lapisan dakwaan tersebut dimaksudkan sebagai
"jaring berlapis" guna mencegah lolosnya terdakwa dari
dakwaan.
Meskipun dakwaan berlapis, hanya satu dakwaan saja yang akan
dibuktikan, bila salah satu dakwaan telah terbukti, maka lapisan
dakwaan lainnya tidak perlu dibuktikan lagi.
Misalnya:
Pertama: Pencurian (pasal 362 KUHP)
ATAU
Kedua: Penadahan (pasal 480 KUHP)
Surat Dakwaan Subsider
Bentuk dakwaan ini dipergunakan apabila satu Tindak Pidana
menyentuh beberapa ketentuan pidana, tetapi belum dapat
diyakini kepastian tentang kualifikasi dan ketentuan pidana yang
lebih tepat dapat dibuktikan.
Lapisan dakwaan disusun secara berurutan dimulai dari Tindak
Pidana yang diancam dengan pidana terberat sampai pada Tindak
Pidana yang diancam dengan pidana teringan dalam kelompok
jenis Tindak Pidana yang sama.
Persamaannya dengan dakwaan alternatif ialah hanya satu
dakwaan saja yang akan dibuktikan, sedangkan perbedaannya
pada sistem penyusunan lapisan dakwaan dan pembuktiannya
yang harus dilakukan secara berurutan dimulai dari lapisan
pertama sampai kepada lapisan yang dipandang terbukti. Setiap
lapisan yang tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas disertai
dengan tuntutan untuk dibebaskan dari dakwaan yang
bersangkutan.
Contoh Dakwaan Subsider:
Primer:
Pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP);
Subsidair:
Pembunuhan (pasal 338 KUHP);
Lebih Subsidair:
Penganiayaan berencana yang mengakibatkan matinya orang (pasal
355 (2) KUHP);
Lebih Subsidair lagi :
Penganiayaan berat yang mengakibatkan matinya orang (pasal 354 (2)
KUHP);
Lebih-lebih Subsidair lagi :
Penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang (pasal 351 (3)
KUHP).
Surat Dakwaan Kumulatif
Bentuk ini digunakan bila kepada terdakwa didakwakan beberapa Tindak
Pidana sekaligus dan Tindak Pidana tersebut masing-masing berdiri
sendiri (Concursus Realis).
Semua Tindak Pidana yang didakwakan harus dibuktikan satu demi satu.
Dakwaan yang tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas disertai
tuntutan untuk membebaskan terdakwa dari dakwaan yang
bersangkutan.
Persamaannya dengan dakwaan Subsidair, karena sama-sama terdiri dari
beberapa lapisan dakwaan dan pembuktiannya dilakukan secara
berurutan.
Misalnya dakwaan disusun :
• Kesatu : Pembunuhan (pasal 338 KUHP);
• Kedua : Pencurian dengan pemberatan (pasal 363 KUHP);
• Ketiga : Perkosaan (pasal 285 KUHP).
Surat Dakwaan
Kombinasi/Gabungan
Bentuk ini merupakan perkembangan baru dalam praktek sesuai
perkembangan di bidang kriminalitas yang semakin variatif baik
dalam bentuk/jenisnya maupun dalam modus operandi yang
dipergunakan.
Kombinasi/gabungan dakwaan tersebut terdiri dari dakwaan
kumulatif dan dakwaan subsider.
Contoh:
Kesatu :
• Primer : Pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP);
• Subsider : Pembunuhan (pasal 338 KUHP);
• Lebih Subsider: Penganiayaan berencana yang mengakibatkan
matinya orang (pasal 355 ayat 2 KUHP).
Kedua: Perampokan/pencurian dengan kekerasan (pasal 365
ayat (3) dan (4) KUHP).
Ketiga: Perkosaan (pasal 285 KUHP).
22
SYARAT SURAT DAKWAAN
1. Syarat-syarat Formil
Syarat formil surat dakwaan sebagaimana diatur
dalam
Pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP, yang mencakup:
1) Diberi tanggal;
2) Memuat Identitas terdakwa secara lengkap,
meliputi:
a. nama lengkap;
b. tempat lahir, umur/tanggal lahir;
c. jenis kelamin;
d. kebangsaan;
e. tempat tinggal;
f. agama; dan
g. pekerjaan
3) Ditandatangani oleh penuntut umum
Jadi hakim dapat membatalkan dakwaan penuntut
umum, karena tidak jelas dakwaan ditujukan
kepada siapa. Tujuannya adalah untuk mencegah
terjadinya kekeliruan mengenai orang atau pelaku
tindak pidana yang sebenar-nya (error of
subyektum).
2. Syarat Materiil
Adapun syarat materiel menurut Pasal 143 (2)
huruf b KUHAP, bahwa Surat dakwaan harus
memuat uraian secara uraian ”secara cermat,
jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu
(tempos delicti) dan tempat tindak pidana itu
dilakukan (locus delicti)..
PROSES PENYUSUNAN SD
1. Voeging
Voeging adalah penggabungan berkas perkara
dalam melakukan penuntutan, demikian menurut
ketentuan Pasal 141 KUHAP, yaitu: ”Penuntut
umum dapat melakukan penggabungan perkara
dan membuatnya dalam satu surat dakwaan,
apabila pada waktu yang sama atau hampir
bersamaan ia menerima beberapa berkas perkara
dalam hal:
a. beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh
seorang yang sama dan kepentingan pemeriksaan
tidak menjadikan halangan terhadap
penggabungannya;
b. beberapa tindak pidana yang bersangkut-paut
satu dengan yang lain;
c. beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut-
paut satu dengan yang lain, akan tetapi yang satu
dengan yang lain itu ada hubungannya, yang dalam
hal ini penggabungan tersebut perlu bagi
kepentingan pemeriksaan
2. Splitsing
Selain penggabungan perkara, penuntut umum
juga dapat melakukan penuntutan dengan jalan
pemisahan perkara, sebagaimana diatur dalam
Pasal 142 KUHAP, yaitu ”Dalam hal penuntut
umum menerima satu berkas perkara yang
memuat beberapa tindak pidana yang dilakukan
oleh beberapa orang tersangka yang tidak
termasuk dalm ketentuan Pasal 141 KUHAP,
penuntut umum dapat melakukan penuntutan
terhadap masing-masing terdakwa secara
terpisah
Jadi splitsing adalah dilakukan oleh penuntut
umum yaitu dengan membuat berkas perkara
baru, di mana para tersangka saling menjadi
saksi, sehingga untuk itu perlu dilakukan
pemeriksaan baru, baik terhadap saksi maupun
tersangka. Hal ini dilakukan untuk menguatkan
dakwaan penuntut umum.
PERUBAHAN SURAT DAKWAAN
144 KUHAP, sebagai berikut:
(1) Penuntut umum dapat mengubah surat dakwaan sebelum
pengadilan menetapkan hari sidang, baik dengan tujuan
untuk menyempurnakan maupun untuk tidak melanjutkan
penuntutannya.
(2) Pengubahan surat dakwaan tersebut dapat dilakukan
hanya
satu kali selambat-lambatnya tujuh hari sebelum sidang
dimulai.
(3) Dalam hal penuntut umum mengubah surat dakwaan ia
menyampaikan turunannya kepada tersangka atau penasihat
hukum dan penyidik.
PEMBATALAN SURAT DAKWAAN
a. Pembatalan formil (Formele Nietigheid)
Pembatalan ini adalah pembatalan surat
dakwaan yang disebabkan karena surat dakwaan
tidak memenuhi syarat-syarat mutlak yang
ditentukan undang-undang, yang segera dapat
dilihat pada undang-undang yang bersifat lahir
dan normative, yaitu sesuatu yang diharuskan
oleh undang-undang. (Lihat Pasal 142 ayat (2) jo
ayat (3) KUHAP)
b. Pembatalan yang hakiki (Wezenlijke
Nieticheid)
Pembatalan ini disebut juga pembatalan essential
atau pembatalan yang substansing. Pembatalan
ini adalah pembatalan yang menurut penilaian
hakim sendiri, yang disebabkan karena tidak
dipenuhinya suatu syarat yang dianggap essential
CARA MERUMUSKAN DAKWAAN
Dalam membuat surat dakwaan harus memenuhi 2
syarat :
1. Harus mengandung lukisan dari apa yang
senyatanya terjadi;
2. Harus menyatakan unsur yuridis dari tindak
pidana yang didakwakan.
Tindak pidana yang didakwakan harus digambarkan
sejelas mungkin, dengan menyebutkan nama
tempat, waktu dan cara terjadinya tindak pidana
tersebut.
Contoh Dakwaan Psl 362
1. Mengambil sebagai perbuatan delik yang
sebenarnya;
2. Pengambilan harus mengenai suatu barang;
3. Barang tersebut harus seluruhnya atau
sebagian merupakan milik orang lain;
4. Pengambilan itu harus dilakukan dengan
maksud untuk memiliki dengan melawan
hukum.
1. Perbuatan yang telah dilakukan;
2. Cara melakukan perbuatan;
3. Upaya apa yang telah dipergunakan dalam
pelaksanaannya;
4. Terhadap siapa tindak pidana itu ditujukan
secara langsung;
5. Bagaimana sifat keadaan korban
6. Bagaimana sifat dari pelaku;
7. Apakah objek dari delik bersangkutan
Tentang Surat Dakwaan
FORMAL MATERIIL
Tanggal dan
tanda tangan
JPU
Identitas
Lengkap
Uraian
cermat,jelas,
lengkap = TP
Tempus dan
Locus delicti
Gabung
(voeging)
Pisah
(splitsing)
Org sama-
beberapa
tindak Pidana
Beberapa T.P
Bersangkut paut
Beberapa TP
oleh beberapa
Tersangka
Beberapa TP tidak
bersangkut paut ttp ada
hubungannya
Tunggal
Kumulatif
Alternatif
Subsider
Campuran
Dasar Hukum Surat Dakwaan

More Related Content

What's hot

Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaFarah Ramafitri
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Idik Saeful Bahri
 
Ppt surat kuasa
Ppt surat kuasaPpt surat kuasa
Ppt surat kuasaCaelarsyi
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4   penafsiran dalam hukum pidanaBab 4   penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidanaNuelimmanuel22
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanayudikrismen1
 
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...Idik Saeful Bahri
 

What's hot (20)

praktik peradilan perdata
praktik peradilan perdatapraktik peradilan perdata
praktik peradilan perdata
 
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
 
Ringkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdataRingkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdata
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
 
Ppt surat kuasa
Ppt surat kuasaPpt surat kuasa
Ppt surat kuasa
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Ppt power point.1
Ppt power point.1Ppt power point.1
Ppt power point.1
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
 
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4   penafsiran dalam hukum pidanaBab 4   penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidana
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
 
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Jenis dan susunan badan peradilan di Indonesia (Idik Sa...
 

Similar to Dasar Hukum Surat Dakwaan

Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaIzzatul Ulya
 
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfdianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfyudaboyz
 
DOK.LITIGASI PIDANA (SURAT DAKWAAN).pptx
DOK.LITIGASI PIDANA (SURAT DAKWAAN).pptxDOK.LITIGASI PIDANA (SURAT DAKWAAN).pptx
DOK.LITIGASI PIDANA (SURAT DAKWAAN).pptxdirgaagung
 
Presentasi seminar money laundering
Presentasi seminar money launderingPresentasi seminar money laundering
Presentasi seminar money launderingTri Pamungkas
 
Presentasi Seminar proposal skripsi tahun
Presentasi Seminar proposal skripsi tahunPresentasi Seminar proposal skripsi tahun
Presentasi Seminar proposal skripsi tahunssuser64c2fd
 
Bantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataBantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataindra wijaya
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)arjunowidya
 
162430228-Strategi-Pidana.ppt
162430228-Strategi-Pidana.ppt162430228-Strategi-Pidana.ppt
162430228-Strategi-Pidana.pptSuryoHilal4
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataMakmurZakaria
 
Kb 1b bentuk-korupsi-1
Kb 1b bentuk-korupsi-1Kb 1b bentuk-korupsi-1
Kb 1b bentuk-korupsi-1Imam Sarwo Edi
 
SURAT DAKWAAN.pptx
SURAT DAKWAAN.pptxSURAT DAKWAAN.pptx
SURAT DAKWAAN.pptxDirgaGunk
 
PRINSIP-PRINSIP HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .ppt
PRINSIP-PRINSIP  HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .pptPRINSIP-PRINSIP  HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .ppt
PRINSIP-PRINSIP HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .pptWahyuNurRohman4
 
praperadilann.pptx
praperadilann.pptxpraperadilann.pptx
praperadilann.pptxDirgaGunk
 

Similar to Dasar Hukum Surat Dakwaan (20)

Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
 
Bentuk dakwaan
Bentuk dakwaanBentuk dakwaan
Bentuk dakwaan
 
Kumpulan Hasil Legal Anotasi oleh Eksaminator
Kumpulan Hasil Legal Anotasi oleh EksaminatorKumpulan Hasil Legal Anotasi oleh Eksaminator
Kumpulan Hasil Legal Anotasi oleh Eksaminator
 
Bentuk bentuk surat dakwaan2
Bentuk bentuk surat dakwaan2Bentuk bentuk surat dakwaan2
Bentuk bentuk surat dakwaan2
 
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfdianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
 
Surat dakwaan
Surat dakwaanSurat dakwaan
Surat dakwaan
 
DOK.LITIGASI PIDANA (SURAT DAKWAAN).pptx
DOK.LITIGASI PIDANA (SURAT DAKWAAN).pptxDOK.LITIGASI PIDANA (SURAT DAKWAAN).pptx
DOK.LITIGASI PIDANA (SURAT DAKWAAN).pptx
 
Presentasi seminar money laundering
Presentasi seminar money launderingPresentasi seminar money laundering
Presentasi seminar money laundering
 
Presentasi Seminar proposal skripsi tahun
Presentasi Seminar proposal skripsi tahunPresentasi Seminar proposal skripsi tahun
Presentasi Seminar proposal skripsi tahun
 
Bantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataBantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdata
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
 
5 surat-dakwaan
5 surat-dakwaan5 surat-dakwaan
5 surat-dakwaan
 
162430228-Strategi-Pidana.ppt
162430228-Strategi-Pidana.ppt162430228-Strategi-Pidana.ppt
162430228-Strategi-Pidana.ppt
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
 
hfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptxhfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptx
 
Kb 1b bentuk-korupsi-1
Kb 1b bentuk-korupsi-1Kb 1b bentuk-korupsi-1
Kb 1b bentuk-korupsi-1
 
SURAT DAKWAAN.pptx
SURAT DAKWAAN.pptxSURAT DAKWAAN.pptx
SURAT DAKWAAN.pptx
 
PRINSIP-PRINSIP HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .ppt
PRINSIP-PRINSIP  HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .pptPRINSIP-PRINSIP  HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .ppt
PRINSIP-PRINSIP HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .ppt
 
praperadilann.pptx
praperadilann.pptxpraperadilann.pptx
praperadilann.pptx
 
Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004
Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004
Hasil Pemantauan Kejaksaan Periode 2003-2004
 

More from GradeAlfonso

13 teori pembuktian dalam hap
13 teori pembuktian dalam hap13 teori pembuktian dalam hap
13 teori pembuktian dalam hapGradeAlfonso
 
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilanGradeAlfonso
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutanGradeAlfonso
 
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);GradeAlfonso
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikanGradeAlfonso
 
4 ilmu bantu hapid
4  ilmu bantu hapid4  ilmu bantu hapid
4 ilmu bantu hapidGradeAlfonso
 
2 awal proses hukum acara pidana
2  awal proses hukum acara pidana2  awal proses hukum acara pidana
2 awal proses hukum acara pidanaGradeAlfonso
 
1 pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
1  pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana1  pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
1 pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidanaGradeAlfonso
 
5. Kesetaraan dan Keadilan gender
5. Kesetaraan dan Keadilan gender5. Kesetaraan dan Keadilan gender
5. Kesetaraan dan Keadilan genderGradeAlfonso
 

More from GradeAlfonso (10)

13 teori pembuktian dalam hap
13 teori pembuktian dalam hap13 teori pembuktian dalam hap
13 teori pembuktian dalam hap
 
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
 
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
 
4 ilmu bantu hapid
4  ilmu bantu hapid4  ilmu bantu hapid
4 ilmu bantu hapid
 
2 awal proses hukum acara pidana
2  awal proses hukum acara pidana2  awal proses hukum acara pidana
2 awal proses hukum acara pidana
 
1 pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
1  pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana1  pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
1 pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
 
Qaidah Fiqhiyyah
Qaidah FiqhiyyahQaidah Fiqhiyyah
Qaidah Fiqhiyyah
 
5. Kesetaraan dan Keadilan gender
5. Kesetaraan dan Keadilan gender5. Kesetaraan dan Keadilan gender
5. Kesetaraan dan Keadilan gender
 

Recently uploaded

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptxahmadrievzqy
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxkhairunnizamRahman1
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 

Recently uploaded (6)

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 

Dasar Hukum Surat Dakwaan

  • 1. Prodi Hati Nurani Fakultas Keikhlasan Universitas Kehidupan Juni 2021
  • 2. SURAT DAKWAAN Surat dakwaan adalah suatu Akta yang memuat rumusan tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa yang disimpulkan dan ditarik dari hasil pemeriksaan penyidikan dan merupakan dasar bagi hakim dalam pemeriksaan di persidangan (M. Yahya Harahap; 1993:414-415)
  • 3. DASAR HUKUM SURAT DAKWAAN 1. Pasal 143 ayat (2) KUHAP 2. Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : SE004/J.A/1 1/1993 tentang Pembuatan Surat Dakwaan, tanggal 16 November 1993 3. Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (JAMPIDUM) Nomor B-607/E/11/1993 tentang Petunjuk Tehnis Pembuatan Surat Dakwaan, tanggal 22 November 1993
  • 4. TUJUAN SURAT DAKWAAN Tujuan surat dakwaan dapat dilihat dari beberapa sisi : 1. Dari sisi penuntutan, tujuan surat dakwaan adalah untuk/ sebagai dasar bagi Penuntut Umum untuk melakukan tuntutan hukum; karena Jaksa mempunyai kekuasaan yang mutlak melakukan tuntutan hukum bagi setiap warga Negara yang melakukan pelanggaran hukum
  • 5. 2. Dari sisi Terdakwa Sendiri. Tujuan utama dari surat tuduhan adalah bahwa undang- undang ingin melihat ditetapkannya alasan- alasan yang menjadi dasar penuntutan suatu peristiwa pidana, untuk itu sifat khusus dari suatu tindak pidana yang telah dilakukan itu harus dicantumkan dengan sebaik-baiknya. Terdakwa mengetahui hal sekecil-kecilnya tentang perbuatan yang dilakukan.
  • 6. 3. Dari sisi Pengadilan, bahwa tujuan surat dakwaan adalah sebagai dasar bagi hakim untuk memeriksa perkara dalam persidangan. Lembaga Pengadilan adalah satu – satunya lembaga yang berwenang menyatakan bersalah tidaknya seseorang yang telah didakwa melakukan tindak pidana.
  • 7. Manfaat Surat Dakwaan 1. Penuntut Umum a. Sebagai dasar penuntutan terhadap terdakwa; b. Sebagai dasar pembuktian kesalahan terdakwa; c. Sebagai dasar pembahasan juridis dan tuntutan pidana; d. Sebagai dasar melakukan tindak hukum.
  • 8. 2. Hakim a. Sebagai dasar pemeriksaan di sidang pengadilan; b. Sebagai dasar putusan yang akan dijatuhkan; c. Sebagai dasar membuktikan terbukti atau tidaknya kesalahan terdakwa.
  • 9. 3. Penasihat Hukum a. Sebagai dasar menyusun pembelaan (pleidoi); b. Sebagai dasar menyiapkan bukti-2 kebalikan terhadap dakwaan penuntut umum c. Sebagai dasar pembahasan juridis; d. Sebagai dasar melakukan upaya hukum
  • 10. PRINSIP SURAT DAKWAAN CERMAT JELAS LENGKAP SEMPURNA “Tidak terpenuhinya ketiga prinsip tersebut berakibat dibatalkannya atau ditolaknya tuntutan demi hukum”
  • 11. MAKNA “CERMAT” Ketelitian Jaksa penuntut umum dalam mempersiapkan surat dakwaan yang didasarkan kepada undang-undang yang berlaku bagi terdakwa, serta tidak terdapat kekurangan dan atau kekeliruan yang dapat mengakibatkan batalnya surat dakwaan atau tidak dapat dibuktikan antara lain misalnya : 1. Apakah ada pengaduan dalam hal delik aduan, apakah penerapan hukum/ketentuan pidananya sudah tepat, 2. Apakah terdakwa dapat dipertanggungjawabkan melakukan tindak pidana tersebut, 3. Apakah tindak pidana tersebut sudah atau belum kedaluarsa dan apakah tindak pidana yang didakwakan itu tidak nebis in idem. Pada pokoknya kepada Jaksa Penuntut Umum dituntut untuk bersikap teliti dan waspada dalam semua hal yang berhubungan dengan keberhasilan penuntutan perkara di muka sidang pengadilan.
  • 12. MAKNA “JELAS” Jaksa Penuntut Umum harus mampu merumuskan unsur- unsur delik yang didakwakan sekaligus memadukan dengan uraian perbuatan materiel (fakta) yang dilakukan oleh terdakwa dalam surat dakwaan. Dalam hal ini harus diperhatikan, jangan sekali-kali mempadukan dalam uraian dakwaan antara delik yang satu dengan delik yang lain yang unsur-unsurnya berbeda satu sama lain, atau uraian dakwaan yang hanya menunjuk pada uraian dakwaan sebelumnya (seperti misalnya menunjuk pada dakwaan pertama) sedangkan unsur- unsurnya berbeda. 12
  • 13. MAKNA “LENGKAP” Uraian surat dakwaan harus mencakup semua unsur-unsur yang ditentukan undang-undang secara lengkap. Jangan sampai terjadi ada unsur delik yang tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan materielnya secara tegas dalam dakwaan, sehingga berakibat perbuatan itu bukan merupakan tindak pidana menurut undang-undang.
  • 14. SEMPURNA Surat dakwaan yang tidak disusun secara cermat, Jelas dan Lengkap bisa berakibat sebagai berikut : Dapat Dibatalkan : Jika syarat formil tidak dipenuhi Batal Demi Hukum : Jika syarat materiil tidak dipenuh
  • 15. Dakwaan kabur (obscuur libelen) dianggap kabur karena unsur-unsur tindak pidana tidak diuraikan atau terjadi percampuran unsur tindak pidana berisi Pertentangan antara satu dengan yang lainnya terdakwa didakwa Turut Serta (medepleger) dan Turut Membantu (medeplecteheid)
  • 16. BENTUK SURAT DAKWAAN 1.Surat Dakwaan Tunggal 2.Surat Dakwaan Alternatif 3.Surat Dakwaan Subsider 4.Surat Dakwaan Kumulatif 5.Surat Dakwaan Kombinasi/Gabungan
  • 17. Surat Dakwaan Tunggal Dalam Surat Dakwaan ini hanya satu Tindak Pidana saja yang didakwakan, tidak terdapat dakwaan lain baik sebagai alternatif maupun sebagai pengganti. Contoh: Dalam Surat Dakwaan hanya didakwakan Tindak Pidana pencurian (pasal 362 KUHP).
  • 18. Surat Dakwaan Alternatif Dalam bentuk ini dakwaan disusun atas beberapa lapisan yang satu mengecualikan dakwaan pada lapisan yang lain. Dakwaan alternatif dipergunakan karena belum didapat kepastian tentang Tindak Pidana mana yang akan dapat dibuktikan. Lapisan dakwaan tersebut dimaksudkan sebagai "jaring berlapis" guna mencegah lolosnya terdakwa dari dakwaan. Meskipun dakwaan berlapis, hanya satu dakwaan saja yang akan dibuktikan, bila salah satu dakwaan telah terbukti, maka lapisan dakwaan lainnya tidak perlu dibuktikan lagi. Misalnya: Pertama: Pencurian (pasal 362 KUHP) ATAU Kedua: Penadahan (pasal 480 KUHP)
  • 19. Surat Dakwaan Subsider Bentuk dakwaan ini dipergunakan apabila satu Tindak Pidana menyentuh beberapa ketentuan pidana, tetapi belum dapat diyakini kepastian tentang kualifikasi dan ketentuan pidana yang lebih tepat dapat dibuktikan. Lapisan dakwaan disusun secara berurutan dimulai dari Tindak Pidana yang diancam dengan pidana terberat sampai pada Tindak Pidana yang diancam dengan pidana teringan dalam kelompok jenis Tindak Pidana yang sama. Persamaannya dengan dakwaan alternatif ialah hanya satu dakwaan saja yang akan dibuktikan, sedangkan perbedaannya pada sistem penyusunan lapisan dakwaan dan pembuktiannya yang harus dilakukan secara berurutan dimulai dari lapisan pertama sampai kepada lapisan yang dipandang terbukti. Setiap lapisan yang tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas disertai dengan tuntutan untuk dibebaskan dari dakwaan yang bersangkutan.
  • 20. Contoh Dakwaan Subsider: Primer: Pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP); Subsidair: Pembunuhan (pasal 338 KUHP); Lebih Subsidair: Penganiayaan berencana yang mengakibatkan matinya orang (pasal 355 (2) KUHP); Lebih Subsidair lagi : Penganiayaan berat yang mengakibatkan matinya orang (pasal 354 (2) KUHP); Lebih-lebih Subsidair lagi : Penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang (pasal 351 (3) KUHP).
  • 21. Surat Dakwaan Kumulatif Bentuk ini digunakan bila kepada terdakwa didakwakan beberapa Tindak Pidana sekaligus dan Tindak Pidana tersebut masing-masing berdiri sendiri (Concursus Realis). Semua Tindak Pidana yang didakwakan harus dibuktikan satu demi satu. Dakwaan yang tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas disertai tuntutan untuk membebaskan terdakwa dari dakwaan yang bersangkutan. Persamaannya dengan dakwaan Subsidair, karena sama-sama terdiri dari beberapa lapisan dakwaan dan pembuktiannya dilakukan secara berurutan. Misalnya dakwaan disusun : • Kesatu : Pembunuhan (pasal 338 KUHP); • Kedua : Pencurian dengan pemberatan (pasal 363 KUHP); • Ketiga : Perkosaan (pasal 285 KUHP).
  • 22. Surat Dakwaan Kombinasi/Gabungan Bentuk ini merupakan perkembangan baru dalam praktek sesuai perkembangan di bidang kriminalitas yang semakin variatif baik dalam bentuk/jenisnya maupun dalam modus operandi yang dipergunakan. Kombinasi/gabungan dakwaan tersebut terdiri dari dakwaan kumulatif dan dakwaan subsider. Contoh: Kesatu : • Primer : Pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP); • Subsider : Pembunuhan (pasal 338 KUHP); • Lebih Subsider: Penganiayaan berencana yang mengakibatkan matinya orang (pasal 355 ayat 2 KUHP). Kedua: Perampokan/pencurian dengan kekerasan (pasal 365 ayat (3) dan (4) KUHP). Ketiga: Perkosaan (pasal 285 KUHP). 22
  • 23. SYARAT SURAT DAKWAAN 1. Syarat-syarat Formil Syarat formil surat dakwaan sebagaimana diatur dalam Pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP, yang mencakup: 1) Diberi tanggal; 2) Memuat Identitas terdakwa secara lengkap, meliputi: a. nama lengkap; b. tempat lahir, umur/tanggal lahir;
  • 24. c. jenis kelamin; d. kebangsaan; e. tempat tinggal; f. agama; dan g. pekerjaan 3) Ditandatangani oleh penuntut umum Jadi hakim dapat membatalkan dakwaan penuntut umum, karena tidak jelas dakwaan ditujukan kepada siapa. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kekeliruan mengenai orang atau pelaku tindak pidana yang sebenar-nya (error of subyektum).
  • 25. 2. Syarat Materiil Adapun syarat materiel menurut Pasal 143 (2) huruf b KUHAP, bahwa Surat dakwaan harus memuat uraian secara uraian ”secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu (tempos delicti) dan tempat tindak pidana itu dilakukan (locus delicti)..
  • 26. PROSES PENYUSUNAN SD 1. Voeging Voeging adalah penggabungan berkas perkara dalam melakukan penuntutan, demikian menurut ketentuan Pasal 141 KUHAP, yaitu: ”Penuntut umum dapat melakukan penggabungan perkara dan membuatnya dalam satu surat dakwaan, apabila pada waktu yang sama atau hampir bersamaan ia menerima beberapa berkas perkara dalam hal:
  • 27. a. beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh seorang yang sama dan kepentingan pemeriksaan tidak menjadikan halangan terhadap penggabungannya; b. beberapa tindak pidana yang bersangkut-paut satu dengan yang lain; c. beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut- paut satu dengan yang lain, akan tetapi yang satu dengan yang lain itu ada hubungannya, yang dalam hal ini penggabungan tersebut perlu bagi kepentingan pemeriksaan
  • 28. 2. Splitsing Selain penggabungan perkara, penuntut umum juga dapat melakukan penuntutan dengan jalan pemisahan perkara, sebagaimana diatur dalam Pasal 142 KUHAP, yaitu ”Dalam hal penuntut umum menerima satu berkas perkara yang memuat beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh beberapa orang tersangka yang tidak termasuk dalm ketentuan Pasal 141 KUHAP, penuntut umum dapat melakukan penuntutan terhadap masing-masing terdakwa secara terpisah
  • 29. Jadi splitsing adalah dilakukan oleh penuntut umum yaitu dengan membuat berkas perkara baru, di mana para tersangka saling menjadi saksi, sehingga untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan baru, baik terhadap saksi maupun tersangka. Hal ini dilakukan untuk menguatkan dakwaan penuntut umum.
  • 30. PERUBAHAN SURAT DAKWAAN 144 KUHAP, sebagai berikut: (1) Penuntut umum dapat mengubah surat dakwaan sebelum pengadilan menetapkan hari sidang, baik dengan tujuan untuk menyempurnakan maupun untuk tidak melanjutkan penuntutannya. (2) Pengubahan surat dakwaan tersebut dapat dilakukan hanya satu kali selambat-lambatnya tujuh hari sebelum sidang dimulai. (3) Dalam hal penuntut umum mengubah surat dakwaan ia menyampaikan turunannya kepada tersangka atau penasihat hukum dan penyidik.
  • 31. PEMBATALAN SURAT DAKWAAN a. Pembatalan formil (Formele Nietigheid) Pembatalan ini adalah pembatalan surat dakwaan yang disebabkan karena surat dakwaan tidak memenuhi syarat-syarat mutlak yang ditentukan undang-undang, yang segera dapat dilihat pada undang-undang yang bersifat lahir dan normative, yaitu sesuatu yang diharuskan oleh undang-undang. (Lihat Pasal 142 ayat (2) jo ayat (3) KUHAP)
  • 32. b. Pembatalan yang hakiki (Wezenlijke Nieticheid) Pembatalan ini disebut juga pembatalan essential atau pembatalan yang substansing. Pembatalan ini adalah pembatalan yang menurut penilaian hakim sendiri, yang disebabkan karena tidak dipenuhinya suatu syarat yang dianggap essential
  • 33. CARA MERUMUSKAN DAKWAAN Dalam membuat surat dakwaan harus memenuhi 2 syarat : 1. Harus mengandung lukisan dari apa yang senyatanya terjadi; 2. Harus menyatakan unsur yuridis dari tindak pidana yang didakwakan. Tindak pidana yang didakwakan harus digambarkan sejelas mungkin, dengan menyebutkan nama tempat, waktu dan cara terjadinya tindak pidana tersebut.
  • 34. Contoh Dakwaan Psl 362 1. Mengambil sebagai perbuatan delik yang sebenarnya; 2. Pengambilan harus mengenai suatu barang; 3. Barang tersebut harus seluruhnya atau sebagian merupakan milik orang lain; 4. Pengambilan itu harus dilakukan dengan maksud untuk memiliki dengan melawan hukum.
  • 35. 1. Perbuatan yang telah dilakukan; 2. Cara melakukan perbuatan; 3. Upaya apa yang telah dipergunakan dalam pelaksanaannya; 4. Terhadap siapa tindak pidana itu ditujukan secara langsung; 5. Bagaimana sifat keadaan korban 6. Bagaimana sifat dari pelaku; 7. Apakah objek dari delik bersangkutan
  • 36. Tentang Surat Dakwaan FORMAL MATERIIL Tanggal dan tanda tangan JPU Identitas Lengkap Uraian cermat,jelas, lengkap = TP Tempus dan Locus delicti Gabung (voeging) Pisah (splitsing) Org sama- beberapa tindak Pidana Beberapa T.P Bersangkut paut Beberapa TP oleh beberapa Tersangka Beberapa TP tidak bersangkut paut ttp ada hubungannya Tunggal Kumulatif Alternatif Subsider Campuran