SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
HUKUM ACARA
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
Oleh:
TIM PENGAJAR HUKUM ACARA PTUN
Fakultas Hukum UNS
DASAR-DASAR PERADILAN
TATA USAHA NEGARA
PENDAHULUAN
LEGISLATIF
YUDIKATIF
(Pasal 24 UUD 1945
Jo. UU No.4
Tahun 2004)
EKSEKUTIF
3 PILAR
KEKUASAAN
NEGARA
(TRIASPOLITICA)
MAHKAMAH AGUNG
(UU 14/1985 jo. UU 5/2004)
MAHKAMAH KONSTITUSI
(UU NO. 24 Tahun 2003)
BADAN-BADAN
PERADILAN
Peradilan
Umum
UU 2/1986 jo
UU 8/2004
Peradilan
Agama
UU 7/1989 jo
UU 3/2006 jo
UU 50/2009
Peradilan
Militer
UU 31 / 1997
Peradilan
TUN
UU 5/1986 jo
UU 9/2004 jo
UU 51/2009
TUJUAN PEMBENTUKAN PERADILAN TUN
• Memberikan perlindungan terhadap hak-hak rakyat yang
bersumber dari hak-hak individu
• Memberikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat yang
didasarkan kepada kepentingan bersama dari individu yang hidup
dalam masyarakat tersebut (Keterangan Pemerintah di hadapan
Sidang Paripurna DPR-RI Mengenai RUU PTUN 29 April 1986)
• Sebagai sarana untuk menyelesaikan konflik yang timbul antara
pemerintah (Badan atau Pejabat TUN) dengan rakyat (orang atau
badan hukum perdata) sebagai akibat dikeluarkannya atau tidak
dikeluarkannya keputusan TUN
• Sebagai sarana pemunculan faktor kontrol yudisial (ekstern,
aposteriori, legalitas) yang efektif untuk mencegah terjadinya mal
administrasi maupun berbagai bentuk penyalahgunaan
wewenang (agar kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa tidak
dijalankan secara bertentangan dengan perundang-undangan
yang berlaku dan/atau asas-asas umum pemerintahan yang baik)
4 PENDEKATAN PEMBENTUKAN PERADILAN
TATA USAHA NEGARA
• Pendekatan Filosofis
Pengujian materiil secara bertingkat pada peradilan administrasi
merupakan upaya untuk menjaga sinkronisasi implementasi norma-
norma hukum yang secara hierarkis berakar dalam norma dasar
(grundnorm) (Huijbers).
• Pendekatan Teoritis
Konsep rechtstaat menjadi landasan keharusan normatif bagi
pembentukan lembaga peradilan administrasi sebagai salah satu unsur
pokok negara hukum (F.J. Stahl).
• Pendekatan Historis
Terdapat runtutan sejarah berkait regulasi (Pasal 138 ayat (1) IS)
maupun badan peradilan (Raad van Beroep voor Belastingzaken dan
Comptabelrechtspraak) pada masa Hindia Belanda yang
melatarbelakangi keberadaan peradilan administrasi.
• Pendekatan Sistematikal
Norma merupakan kesatuan dengan struktur piramida, sistem hukum
merupakan proses berkelanjutan dari yang abstrak, posistif dan
selanjutnya sampai menjadi konkrit (Hans Kelsen).
Grundnorm
Generalenorm
Concretenorm
Peristilahan & Definisi Hac.PTUN
• Peristilahan
Hukum Acara Peradilan Tata Usaha
Pemerintahan, Hukum Acara Peradilan
Administrasi Negara, Hukum Acara Peradilan
Administrasi, Hukum Acara Pengadilan dalam
Lingkingan Peradilan Administrasi (HAPLA)
• Pengertian
Hukum yang mengatur tentang tata cara
bersengketa di PTUN serta mengatur hak dan
kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam
proses penyelesaian sengketa tersebut (hukum
formal)
Pengaturan Hukum Formil
• Secara teoritis, pengaturan hukum formal digolongkan
menjadi 2 bagian:
– Ketentuan prosedur berperkara (hukum formal) diatur
bersama-sama dengan susunan, kompetensi dari badan yang
melakukan peradilan (hukum material) dalam bentuk UU atau
peraturan lainnya
– Ketentuan prosedur diatur tersendiri
• Mengikuti penggolongan tersebut maka UU PTUN (UU
5/1986 jo UU 9/2004) mengikuti kelompok yang
pertama, karena UU PTUN memuat hukum materii dan
formil dalam satu UU
• Hukum acara TUN dimuat dari Pasal 53-141, sisanya
hukum materiil. Jadi proporsinya, 56 pasal hukum
materiil dan 89 pasal hukum formil atau hukum materiil
diatur 38,7% dan formil 61,3%
Perbedaan Peradilan Tata Usaha Negara
dengan Peradilan Umum (Perdata)
KRITERIA PEMBEDA PERADILAN TUN PERADILAN UMUM
(PERDATA)
Pengaturan UU PTUN HIR, Rbg, RV
Obyek sengketa Beschiking (KTUN) Individuele recht
Sifat sengketa Hukum publik Hukum privat
Jawaban tergugat Tidak ada rekonvensi Boleh rekonvensi
Kewenangan hakim Ultra petita Intra petita
Tujuan kebenaran materil formil
Sistem pembuktian Negatif (vrije bewijsleer) Preponderance of
evidence
Beban pembuktian hakim Para pihak
Kedudukan hakim aktif pasif
Pertimbangan hakim Didasarkan keyakinan Tidak dipersyaratkan
adanya keyakinan
Diktum putusan terikat leluasa
Kekuatan mengikatnya putusan Erga omnes interpartes
Perbedaan Sistem Pengujian Materiil
Norma Hukum di Indonesia
PENGUJIAN LEMBAGA YANG
MENGUJI
LANDASAN YURIDIS
UU terhadap UUD
Negara RI 1945
Mahkamah Konstitusi Pasal 10 ayat (1) huruf a UU 24/2003 : Mahkamah
Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final untuk menguji UU terhadap UUD NRI 1945
Peraturan
Perundang-
undangan di
bawah
UU terhadap UU
Mahkamah Agung Pasal 31 UU 5/2004 : MA mempunyai wewenang
menguji peraturan perundang-undangan di
bawah UU terhadap UU
Keputusan Tata
Usaha Negara
terhadap Peraturan
Perundang-
undangan
Peradilan
Tata Usaha Negara
Pasal 47 jo. Pasal 53 UU 5/1986 jis UU 9/2004 dan
UU 51/2009 : Pengadilan bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan sengketa TUN.
ASAS-ASAS
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
Asas merupakan jantung peraturan hukum.
Asas merupakan landasan yang paling luas dari peraturan
hukum, asas juga merupakan alasan (ratio legis) dari
peraturan hukum yang menjadikan hukum bukan hanya
kumpulan peraturan tapi lebih mengandung nilai dan
tuntutan-tuntutan etis.
Jadi, asas hukum adalah pikiran-pikiran dasar yang terdapat
di dalam dan di belakang sistem hukum yang masing-masing
dirumuskan dalam peraturan perundang-undangan atau
putusan hukum
1. Asas Praduga Rechtmatig
vermoeden van rechtmatigheid praseumptio iustae causa
• Asas ini mengandung makna bahwa setiap tindakan penguasa selalu
harus dianggap rechmatig (sah berdasar hukum) sampai ada
pembatalannya. Dengan asas ini maka gugatan TUN tidak menunda
pelaksanaan (dapat segera dilaksanakan) Keputusan Tata Usaha
Negara yang digugat (Pasal 67 (1) UU PTUN).
2. Asas Pembuktian Bebas Hakim
• Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian
beserta penilaian pembuktian (surat/tulisan, keterangan ahli,
keterangan saksi, pengakuan para pihak, pengetahuan hakim), dan
untuk sahnya pembuktian diperlukan sekurang-kurangnya dua alat
bukti berdasarkan keyakinan hakim Pasal 107 dan Pasal 100 UU 5/86.
3. Asas Keaktifan Hakim (dominus litis)
• Asas keaktifan hakim ini dimaksudkan untuk mengimbangi kedudukan
para pihak karena tergugat adalah pejabat TUN sedangkan penggugat
adalah orang atau badan hukum perdata (Pasal 58, 63 ayat (1) dan (2),
80, dan Pasal 83 UU 5/1986).
4. Asas Putusan Mengikat Erga Omnes
• Sengketa TUN adalah sengketa hukum publik, sehingga dengan demikian
putusan pengadilan TUN berlaku pula bagi siapa saja, tidak hanya bagi para
pihak yang bersengketa. Dalam hal ini tergambar asas perlindungan
terhadap kepentingan umum atau publik yang menonjol, di samping
perlindungan terhadap individu.
5. Asas Self Respect (Self Obidience)
• Penghormatan aparatur pemerintah terhadap putusan peradilan
administrasi, karena tidak dikenal upaya pemaksa yang langsung melalui
juru sita.
• ASAS PARA PIHAK HARUS DIDENGAR (AUDI ET ALTERAM
PARTEM) : Para Pihak mempunyai kedudukan yang sama dan
harus diperlakukan dan diperhatikan secara adil.
• ASAS KESATUAN BERACARA DALAM PERKARA SEJENIS
• ASAS PENYELENGGARAAN KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG
MERDEKA & BEBAS DARI SEGALA CAMPUR TANGAN
KEKUASAAN LAIN (Pasal 24 UUD 1945)
• ASAS PERADILAN YANG SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA
RINGAN
• ASAS PENGADILAN SEBAGAI UPAYA TERAKHIR UNTUK
MENDAPAT KEADILAN Pengadilan sebagai ultimum remidium
• ASAS OBYEKTIVITAS Hakim & Panitera tidak boleh mempunyai
hubungan keluarga dengan para pihak.
• Asas gugatan pada dasarnya tidak dapat menunda
pelaksanaan KTUN yang dipersengketakan, kecuali ada
kepentingan yang medesak dari penggugat (Pasal 67 (1) dan
(4) huruf a)
PENGERTIAN DASAR
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
TATA USAHA NEGARA
BADAN / PEJABAT TUN
KEPUTUSAN TUN
SENGKETA TUN
HUKUM ACARA (Sjachran Basah)
• HUKUM ACARA ADALAH HUKUM FORMAL: karena ia
merupakan salah satu unsur peradilan, demikian pula dengan
hukum materiilnya. Peradilan tanpa hukum material akan lumpuh,
sebab tidak tahu apa yang dijelmakan, sebaliknya Peradilan tanpa
hukum formal akan liar, sebab tidak ada batas-batas yang jelas
dlm wewenangnya.
• Prosedur berperkara : diatur bersama-sama dengan hukum
materiilnya
• Prosedur berperkara : diatur tersendiri masing-masing dalam
bentuk UU atau peraturan lainnya.
Pengertian HUKUM ACARA PTUN
1. RANGKAIAN PERATURAN-PERATURAN YANG MEMUAT
CARA BAGAIMANA ORANG HARUS BERTINDAK, SATU
SAMA LAIN UNTUK MELAKSANAKAN BERJALANNYA
PERATURAN HUKUM TUN (Rozali Abdullah)
2. HUKUM YANG MENGATUR TENTANG CARA-CARA
BERSENGKETA DI PERADILAN TUN SERTA MENGATUR
HAK & KEWAJIBAN PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM
PROSES PENYELESAIAN SENGKETA TERSEBUT.
 TATA USAHA NEGARA (TUN) adalah administrasi
negara yang melaksanakan fungsi untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat
maupun di daerah
 BADAN atau PEJABAT TUN adalah Badan atau Pejabat
yang melaksanakan urusan pemerintahan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
 KEPUTUSAN TUN adalah penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan/Pejabat TUN yang berisi
tindakan Hukum TUN yang berdasarkan peraturan
perundang-undanganan yang berlaku dan bersifat
konkret, individual, dan final, serta menimbulkan
akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum
perdata
© teguh s
• SENGKETA TUN adalah sengketa yang timbul
dalam bidang TUN antara orang atau Badan
hukum perdata dengan Badan/Pejabat TUN, baik
di pusat maupun di daerah, sebagai akibat
dikeluarkannya Keputusan TUN, termasuk
sengketa Kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
• GUGATAN adalah permohonan yang berisi
tuntutan terhadap Badan/pejabat TUN dan
diajukan ke pengadilan untuk mendapatkan
keputusan.

More Related Content

What's hot

Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKSISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKsayidmuhfaldy
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanayudikrismen1
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)Adinda siti Hapsoh
 
hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotoDnr Creatives
 
Bab 6 pertanggungjawaban pidana
Bab 6   pertanggungjawaban pidanaBab 6   pertanggungjawaban pidana
Bab 6 pertanggungjawaban pidanaNuelimmanuel22
 
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahBab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahIsaka Yoga
 
Ppt surat kuasa
Ppt surat kuasaPpt surat kuasa
Ppt surat kuasaCaelarsyi
 
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Rudi Sudirdja
 

What's hot (20)

Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKSISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
 
hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyoto
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
 
Bab 6 pertanggungjawaban pidana
Bab 6   pertanggungjawaban pidanaBab 6   pertanggungjawaban pidana
Bab 6 pertanggungjawaban pidana
 
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan PemerintahBab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
Bab 2 Hukum Administrasi Negara Kedudukan, Kewenangan dan Tindakan Pemerintah
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Ppt surat kuasa
Ppt surat kuasaPpt surat kuasa
Ppt surat kuasa
 
9. sarana tun
9. sarana tun9. sarana tun
9. sarana tun
 
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
 

Similar to Ppt power point.1

ASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-NegaraASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-NegaraSkupnuRaknu
 
Pengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumPengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumaziz paloh
 
Sistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaSistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaAisyahFatimah1
 
Bab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristikBab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristikUmar Al Faruq
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaFRANKLYN_SS
 
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptxsistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptxRoyyanFirdausAlpha
 
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptxMK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptxdnsstore
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALAulia Ulil Fadhilah
 
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxKULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxprimakarya2
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasAndri Yulipan
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaermisetyawati
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxdonihasmanto
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdatazahraayu24
 

Similar to Ppt power point.1 (20)

ASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-NegaraASAS-HUKUM-ACARA-Negara
ASAS-HUKUM-ACARA-Negara
 
Hukum Indonesia
Hukum IndonesiaHukum Indonesia
Hukum Indonesia
 
Ptun
PtunPtun
Ptun
 
Pengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumPengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukum
 
Hukum dan peradilan
Hukum dan peradilanHukum dan peradilan
Hukum dan peradilan
 
Sistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaSistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesia
 
Bab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristikBab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristik
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
 
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptxsistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
 
Presentasi pkn Kel. Fadia
Presentasi  pkn Kel. FadiaPresentasi  pkn Kel. Fadia
Presentasi pkn Kel. Fadia
 
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptxMK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxKULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
 
Shi
ShiShi
Shi
 
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nasBab ii-sis-hukum-perad-nas
Bab ii-sis-hukum-perad-nas
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
 
D. SUMBER HUKUM.ppt
D. SUMBER HUKUM.pptD. SUMBER HUKUM.ppt
D. SUMBER HUKUM.ppt
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
 
SISTEM HUKUM.pptx
SISTEM HUKUM.pptxSISTEM HUKUM.pptx
SISTEM HUKUM.pptx
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 

Ppt power point.1

  • 1. HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA Oleh: TIM PENGAJAR HUKUM ACARA PTUN Fakultas Hukum UNS DASAR-DASAR PERADILAN TATA USAHA NEGARA
  • 2. PENDAHULUAN LEGISLATIF YUDIKATIF (Pasal 24 UUD 1945 Jo. UU No.4 Tahun 2004) EKSEKUTIF 3 PILAR KEKUASAAN NEGARA (TRIASPOLITICA) MAHKAMAH AGUNG (UU 14/1985 jo. UU 5/2004) MAHKAMAH KONSTITUSI (UU NO. 24 Tahun 2003) BADAN-BADAN PERADILAN Peradilan Umum UU 2/1986 jo UU 8/2004 Peradilan Agama UU 7/1989 jo UU 3/2006 jo UU 50/2009 Peradilan Militer UU 31 / 1997 Peradilan TUN UU 5/1986 jo UU 9/2004 jo UU 51/2009
  • 3. TUJUAN PEMBENTUKAN PERADILAN TUN • Memberikan perlindungan terhadap hak-hak rakyat yang bersumber dari hak-hak individu • Memberikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat yang didasarkan kepada kepentingan bersama dari individu yang hidup dalam masyarakat tersebut (Keterangan Pemerintah di hadapan Sidang Paripurna DPR-RI Mengenai RUU PTUN 29 April 1986) • Sebagai sarana untuk menyelesaikan konflik yang timbul antara pemerintah (Badan atau Pejabat TUN) dengan rakyat (orang atau badan hukum perdata) sebagai akibat dikeluarkannya atau tidak dikeluarkannya keputusan TUN • Sebagai sarana pemunculan faktor kontrol yudisial (ekstern, aposteriori, legalitas) yang efektif untuk mencegah terjadinya mal administrasi maupun berbagai bentuk penyalahgunaan wewenang (agar kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa tidak dijalankan secara bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku dan/atau asas-asas umum pemerintahan yang baik)
  • 4. 4 PENDEKATAN PEMBENTUKAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA • Pendekatan Filosofis Pengujian materiil secara bertingkat pada peradilan administrasi merupakan upaya untuk menjaga sinkronisasi implementasi norma- norma hukum yang secara hierarkis berakar dalam norma dasar (grundnorm) (Huijbers). • Pendekatan Teoritis Konsep rechtstaat menjadi landasan keharusan normatif bagi pembentukan lembaga peradilan administrasi sebagai salah satu unsur pokok negara hukum (F.J. Stahl). • Pendekatan Historis Terdapat runtutan sejarah berkait regulasi (Pasal 138 ayat (1) IS) maupun badan peradilan (Raad van Beroep voor Belastingzaken dan Comptabelrechtspraak) pada masa Hindia Belanda yang melatarbelakangi keberadaan peradilan administrasi. • Pendekatan Sistematikal Norma merupakan kesatuan dengan struktur piramida, sistem hukum merupakan proses berkelanjutan dari yang abstrak, posistif dan selanjutnya sampai menjadi konkrit (Hans Kelsen). Grundnorm Generalenorm Concretenorm
  • 5. Peristilahan & Definisi Hac.PTUN • Peristilahan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Pemerintahan, Hukum Acara Peradilan Administrasi Negara, Hukum Acara Peradilan Administrasi, Hukum Acara Pengadilan dalam Lingkingan Peradilan Administrasi (HAPLA) • Pengertian Hukum yang mengatur tentang tata cara bersengketa di PTUN serta mengatur hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam proses penyelesaian sengketa tersebut (hukum formal)
  • 6. Pengaturan Hukum Formil • Secara teoritis, pengaturan hukum formal digolongkan menjadi 2 bagian: – Ketentuan prosedur berperkara (hukum formal) diatur bersama-sama dengan susunan, kompetensi dari badan yang melakukan peradilan (hukum material) dalam bentuk UU atau peraturan lainnya – Ketentuan prosedur diatur tersendiri • Mengikuti penggolongan tersebut maka UU PTUN (UU 5/1986 jo UU 9/2004) mengikuti kelompok yang pertama, karena UU PTUN memuat hukum materii dan formil dalam satu UU • Hukum acara TUN dimuat dari Pasal 53-141, sisanya hukum materiil. Jadi proporsinya, 56 pasal hukum materiil dan 89 pasal hukum formil atau hukum materiil diatur 38,7% dan formil 61,3%
  • 7. Perbedaan Peradilan Tata Usaha Negara dengan Peradilan Umum (Perdata) KRITERIA PEMBEDA PERADILAN TUN PERADILAN UMUM (PERDATA) Pengaturan UU PTUN HIR, Rbg, RV Obyek sengketa Beschiking (KTUN) Individuele recht Sifat sengketa Hukum publik Hukum privat Jawaban tergugat Tidak ada rekonvensi Boleh rekonvensi Kewenangan hakim Ultra petita Intra petita Tujuan kebenaran materil formil Sistem pembuktian Negatif (vrije bewijsleer) Preponderance of evidence Beban pembuktian hakim Para pihak Kedudukan hakim aktif pasif Pertimbangan hakim Didasarkan keyakinan Tidak dipersyaratkan adanya keyakinan Diktum putusan terikat leluasa Kekuatan mengikatnya putusan Erga omnes interpartes
  • 8. Perbedaan Sistem Pengujian Materiil Norma Hukum di Indonesia PENGUJIAN LEMBAGA YANG MENGUJI LANDASAN YURIDIS UU terhadap UUD Negara RI 1945 Mahkamah Konstitusi Pasal 10 ayat (1) huruf a UU 24/2003 : Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji UU terhadap UUD NRI 1945 Peraturan Perundang- undangan di bawah UU terhadap UU Mahkamah Agung Pasal 31 UU 5/2004 : MA mempunyai wewenang menguji peraturan perundang-undangan di bawah UU terhadap UU Keputusan Tata Usaha Negara terhadap Peraturan Perundang- undangan Peradilan Tata Usaha Negara Pasal 47 jo. Pasal 53 UU 5/1986 jis UU 9/2004 dan UU 51/2009 : Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa TUN.
  • 9. ASAS-ASAS PERADILAN TATA USAHA NEGARA Asas merupakan jantung peraturan hukum. Asas merupakan landasan yang paling luas dari peraturan hukum, asas juga merupakan alasan (ratio legis) dari peraturan hukum yang menjadikan hukum bukan hanya kumpulan peraturan tapi lebih mengandung nilai dan tuntutan-tuntutan etis. Jadi, asas hukum adalah pikiran-pikiran dasar yang terdapat di dalam dan di belakang sistem hukum yang masing-masing dirumuskan dalam peraturan perundang-undangan atau putusan hukum
  • 10. 1. Asas Praduga Rechtmatig vermoeden van rechtmatigheid praseumptio iustae causa • Asas ini mengandung makna bahwa setiap tindakan penguasa selalu harus dianggap rechmatig (sah berdasar hukum) sampai ada pembatalannya. Dengan asas ini maka gugatan TUN tidak menunda pelaksanaan (dapat segera dilaksanakan) Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat (Pasal 67 (1) UU PTUN). 2. Asas Pembuktian Bebas Hakim • Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian (surat/tulisan, keterangan ahli, keterangan saksi, pengakuan para pihak, pengetahuan hakim), dan untuk sahnya pembuktian diperlukan sekurang-kurangnya dua alat bukti berdasarkan keyakinan hakim Pasal 107 dan Pasal 100 UU 5/86.
  • 11. 3. Asas Keaktifan Hakim (dominus litis) • Asas keaktifan hakim ini dimaksudkan untuk mengimbangi kedudukan para pihak karena tergugat adalah pejabat TUN sedangkan penggugat adalah orang atau badan hukum perdata (Pasal 58, 63 ayat (1) dan (2), 80, dan Pasal 83 UU 5/1986). 4. Asas Putusan Mengikat Erga Omnes • Sengketa TUN adalah sengketa hukum publik, sehingga dengan demikian putusan pengadilan TUN berlaku pula bagi siapa saja, tidak hanya bagi para pihak yang bersengketa. Dalam hal ini tergambar asas perlindungan terhadap kepentingan umum atau publik yang menonjol, di samping perlindungan terhadap individu. 5. Asas Self Respect (Self Obidience) • Penghormatan aparatur pemerintah terhadap putusan peradilan administrasi, karena tidak dikenal upaya pemaksa yang langsung melalui juru sita.
  • 12. • ASAS PARA PIHAK HARUS DIDENGAR (AUDI ET ALTERAM PARTEM) : Para Pihak mempunyai kedudukan yang sama dan harus diperlakukan dan diperhatikan secara adil. • ASAS KESATUAN BERACARA DALAM PERKARA SEJENIS • ASAS PENYELENGGARAAN KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG MERDEKA & BEBAS DARI SEGALA CAMPUR TANGAN KEKUASAAN LAIN (Pasal 24 UUD 1945) • ASAS PERADILAN YANG SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN • ASAS PENGADILAN SEBAGAI UPAYA TERAKHIR UNTUK MENDAPAT KEADILAN Pengadilan sebagai ultimum remidium • ASAS OBYEKTIVITAS Hakim & Panitera tidak boleh mempunyai hubungan keluarga dengan para pihak. • Asas gugatan pada dasarnya tidak dapat menunda pelaksanaan KTUN yang dipersengketakan, kecuali ada kepentingan yang medesak dari penggugat (Pasal 67 (1) dan (4) huruf a)
  • 13. PENGERTIAN DASAR PERADILAN TATA USAHA NEGARA TATA USAHA NEGARA BADAN / PEJABAT TUN KEPUTUSAN TUN SENGKETA TUN
  • 14. HUKUM ACARA (Sjachran Basah) • HUKUM ACARA ADALAH HUKUM FORMAL: karena ia merupakan salah satu unsur peradilan, demikian pula dengan hukum materiilnya. Peradilan tanpa hukum material akan lumpuh, sebab tidak tahu apa yang dijelmakan, sebaliknya Peradilan tanpa hukum formal akan liar, sebab tidak ada batas-batas yang jelas dlm wewenangnya. • Prosedur berperkara : diatur bersama-sama dengan hukum materiilnya • Prosedur berperkara : diatur tersendiri masing-masing dalam bentuk UU atau peraturan lainnya.
  • 15. Pengertian HUKUM ACARA PTUN 1. RANGKAIAN PERATURAN-PERATURAN YANG MEMUAT CARA BAGAIMANA ORANG HARUS BERTINDAK, SATU SAMA LAIN UNTUK MELAKSANAKAN BERJALANNYA PERATURAN HUKUM TUN (Rozali Abdullah) 2. HUKUM YANG MENGATUR TENTANG CARA-CARA BERSENGKETA DI PERADILAN TUN SERTA MENGATUR HAK & KEWAJIBAN PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM PROSES PENYELESAIAN SENGKETA TERSEBUT.
  • 16.  TATA USAHA NEGARA (TUN) adalah administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah  BADAN atau PEJABAT TUN adalah Badan atau Pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku  KEPUTUSAN TUN adalah penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan/Pejabat TUN yang berisi tindakan Hukum TUN yang berdasarkan peraturan perundang-undanganan yang berlaku dan bersifat konkret, individual, dan final, serta menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata © teguh s
  • 17. • SENGKETA TUN adalah sengketa yang timbul dalam bidang TUN antara orang atau Badan hukum perdata dengan Badan/Pejabat TUN, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan TUN, termasuk sengketa Kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. • GUGATAN adalah permohonan yang berisi tuntutan terhadap Badan/pejabat TUN dan diajukan ke pengadilan untuk mendapatkan keputusan.