SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
STRATEGI
PENANGANAN PERKARA PIDANA
Oleh:
Zahru Arqom, S.H., M.H.Li
SERI BAHAN KULIAH PENDIDIKAN DAN LATIHAN
KEMAHIRAN HUKUM (PLKH) HUKUM ACARA PIDANA
FAKULTAS HUKUM UGM YOGYAKARTA
TAHUN 2010
ZAHRU ARQOM, S.H., M.H.Lit
 Lahir di Kulonprogo, Tanggal 8 – 11 – 1975.
 Menikah (Istri : Eny Hendarwati, S.Si - Anak : Nada Hanif Rifai).
 Pendidikan :
- SD Muhammadiyah I Wates.
- SMP Negeri I Wates.
- SMA Negeri I Wates.
- Program Ilmu Hukum FH UGM 1994 – 2000.
- Program Magister Hukum Litigasi FH UGM 2008 – 2011.
 Pekerjaan :
- Advokat pada Kantor Advokat ARQOM, DONY & Co.;
1. Jl. Monjali 149 A, Karangjati, Sinduadi, Mlati, Sleman.
2. Arcade Room 2, Lobby Level 3rd floor, Hotel The Jayakarta Yogyakarta,
Jl. Laksda Adi Sucipto KM 8, Maguwoharjo, Depok, Sleman.
- Advokat Mitra PKBH UGM;
- Dosen Luar Biasa FH UGM (Hukum Acara Perdata/Pidana/ PTUN; Kontrak
Hukum Dagang dan Pelaporan Hukum).
 Divisi Advokasi dan Pembelaan Profesi DPC PERADI Sleman.
 HP : 08156858539 / 0274 7181986, e-mail : zahruarqom@yahoo.com
Basic Question :
Saat ini, apakah saudara sudah
dapat/mampu mengadvokasi diri
anda sendiri apabila terkait
dengan urusan pidana, khususnya
selaku Tersangka/Terdakwa ?
UNSUR DALAM PRAKTIK HUKUM
 PENGETAHUAN HUKUM
 KEAHLIAN PRAKTIK HUKUM
 RISET
 KREATIFITAS
 MORAL & PROFESSIONALISME
Praktik hukum setidaknya memerlukan
kombinasi kelima unsur tersebut !
Strategi Penanganan
Kasus Pidana
 Pelajari dan kuasai teori dan ketentuan
Hukum Pidana Materiil;
 Pelajari dan kuasai teori dan ketentuan
Hukum Pidana Formil;
 Fahami dengan benar hak-hak
Pelapor/Pengadu dan Tersangka/Terdakwa;
 Fahami dengan benar Kedudukan, Hak,
Kewajiban dan Kewenangan Penasihat
Hukum;
TAHAPAN PROSES PEMIDANAAN
 PENYELIDIKAN
 PENYIDIKAN
 PENUNTUTAN
 PENGADILAN
Perhatikan hak-hak Pelapor/Pengadu,
Tersangka/Terdakwa dan kewenangan
Penasihat Hukum dalam setiap tahapan
proses pemidanaan di atas;
HAK TERSANGKA/TERDAKWA DALAM
PENYIDIKAN, PENUNTUTAN & PENGADILAN
 Segera dilakukan pemeriksaan oleh Penyidik;
 Segera dimajukan perkaranya ke Pengadilan oleh Penuntut
umum;
 Segera diadili oleh Pengadilan yang terbuka untuk umum;
 Berhak mendapat bantuan hukum dari penasihat Hukum;
 Berhak memilih dan menunjuk satu atau lebih penasihat
hukum;
 Berhak membela diri, mengajukan saksi/ahli Ade charge dan
tidak dibebani pembuktian;
 Berhak menyampaikan keterangan dengan bebas (asas
presumption of innocence);
 Berhak mengajukan banding; (
 Berhak mengajukan rehabilitasi dan ganti kerugian;
HAK TERSANGKA/TERDAKWA
DALAM PENAHANAN
 Mengajukan gugatan Pra peradilan;
 Menghubungi Penasihat Hukum;
 WNA/Expatriat = menghubungi Kedutaaan ybs;
 Menghubungi dan dikunjungi dokter;
 Pemberitahuan penahanan kepada keluarga, orang
serumah, orang lain yang dibutuhkan;
 Menghubungi dan menerima kunjungan;
 Menerima dan mengirim surat;
 Mengajukan permohonan tidak dilakukan
penahanan atau penangguhan penahanan;
HAK & KEWAJIBAN PENASIHAT HUKUM
 Menghubungi dan berbicara dengan
Tersangka setiap waktu untuk kepentingan
pembelaan;
 Mendapatkan turunan BAP;
 Melindungi dan mengurus pemenuhan hak-
hak tersangka /Terdakwa;
 Menjalankan tugas pembelaan;
Payung dalam UU Advokat
 Bebas menyampaikan keterangan, pendapat
di Persidangan berkaitan dengan
Pembelaan;
 Bebas melakukan kegiatan pembelaan
berdasarkan kode etik;
 Hak Immunitas;
 Hak mendapatkan informasi atau dokumen
dari instansi pemerintah atau pihak lain
berkaitan dengan kepentingan pembelaan.
STRATEGI UMUM
 Mengkomparasikan antara kententuan hukum
(formil & materiil) dengan fakta hukum di setiap
tahapan proses pemidanaan;
 Menanyakan apakah hak-hak Tersangka/Terdakwa
dipenuhi atau tidak;
 Menyusun rencana pembelaan dan melakukan
tindakan pembelaan sesuai dengan tahapan proses
pemidanaan;
Eksepsi/Exception:
Tangkisan/pembelaan yang tidak
mengenai materi pokok surat dakwaan
Ainul: bagaimana cara supaya hakim dapat menilai
kejadian tindak pidana tersebut dari sudut pandang
pelaku.
Haqul: bagaimana cara supaya hakim dapat
merasakan dan seakan mengalami kejadian pidana
tersebut.
Metode Penyusunan Eksepsi
 Mengidentifikasi permasalahan:
1) Memahami pasal-pasal KUHP non KUHP
yang dituduhkan.
2) Cari kisi-kisi dan celah-celah hukumnya.
3) Analisa judex factie dan judex jurisnya
4) Cari teori pidana yang tepat dan
jurisprudensinya
Eksepsi
Eksploitasi
Eksistensi
Substansi
Eksplorasi
Eksplanasi
Saat Pengajuan Eksepsi:
 Prinsipnya harus diajukan pada sidang pertama
 Yakni “sesaat” atau “setelah” penuntut umum
membaca surat dakwaan
 Apabila pengajuan dilakukan di luar tenggang
waktu yang disebutkan, eksepsi tidak perlu
ditanggapi JPU dan PN, kecuali eksepsi
mengenai kewenangan mengadili di dalam pasal
156 ayat (7) KUHAP.
Klasifikasi Eksepsi:
 Eksepsi kewenangan mengadili
 Eksepsi kewenangan atau hak untuk menuntut
hapus atau gugur
 Eksepsi tuntutan JPU tidak dapat diterima
 Eksepsi lepas dari segala tuntutan hukum
 Eksepsi dakwaan JPU tidak dapat diterima
 Eksepsi dakwaan JPU batal
Eksepsi kewenangan mengadili:
 Tidak berwenang secara absolut
(kompetensi absolut).
 Tidak berwenang secara relatif
(kompetensi relatif).
Harus diperiksa dan diputus sebelum
memeriksa pokok perkara dan dituangkan
dalam putusan sela.
Bentuk Putusan dan
Upaya Hukumnya :
 Bentuk Putusannya: PUTUSAN SELA
 Upaya hukumnya:
 Dengan perlawanan
 Pasal 156 KUHAP tidak mengatur
 Dapat diajukan:
- sesegera mungkin”setelah putusan sela,
atau
- diajukan bersamaan dengan banding
Eksepsi Kewenangan atau
Hak Untuk Menuntut Hapus atau Gugur :
 Exceptio Judikate (Ne Bis In Idem)
Ps. 76 KUHP
 Exceptio In Tempores (Kadaluarsa)
Ps. 78 KUHP
 Terdakwa meninggal dunia
Ps. 77 KUHP
Bentuk Putusan dan Upaya Hukumnya:
 Bentuk putusannya:
PUTUSAN AKHIR, bukan PUTUSAN SELA
 Upaya Hukumnya:
BANDING dan KASASI
Eksepsi Dakwaan JPU Tidak Dapat Diterima:
Apabila tata cara pemeriksaan yang dilakukan
(penyidikan) tidak memenuhi persyaratan yang
ditentukan UU, yaitu:
 Pemeriksaan penyidikan tidak memenuhi syarat
ketentuan Ps. 56 ayat (1) tentang pendampingan
oleh penasihat hukum.
 Pemeriksaan tidak memenuhi syarat klacht delict
(delik aduan), dimana pendakwaan tindak pidana
delik aduan harus terdapat ADUAN/SURAT
ADUAN dari korban atau orang yang disebut
dalam pasal delik yang bersangkutan
Bentuk Putusan dan Upaya
Hukumnya:
 Bentuk putusannya : PUTUSAN AKHIR
 Upaya hukum : BANDING dan KASASI
Eksepsi Lepas dari Segala Tuntutan
Hukum (onslag van rechtsvervolging):
 Jika perbuatan yang didakwakan terbukti,
tetapi perbuatan itu bukan merupakan
tindak pidana
(Ps. 191 ayat (2) KUHAP)
Bentuk Putusan dan Upaya
Hukumnya:
 Bentuk putusannya: PUTUSAN AKHIR
 Upaya hukumnya:
 Tertutup upaya hukum banding,
 Tetapi langsung upaya hukum
kasasi
Eksepsi Dakwaan JPU
Tidak Dapat Diterima:
 Apabila surat dakwaan JPU mengandung
cacat formil
 Apabila surat dakwaan JPU mengandung
kekeliruan beracara.
Klasifikasi Eksepsi Dakwaan JPU
Tidak Dapat Diterima:
 Exceptio Subjudice
Tindak pidana yang didakwakan persis sama dengan perkara
pidana yang masih berjalan pemeriksaannya di pengadilan
lain.
 Exceptio In Persona
Keliru orang yang didakwa
 Eksepsi tentang kekeliruan sistematika dakwaan subsidiaritas
Penempatan dakwaan tindak pidana yang ancaman pidananya
lebih ringan berada pada urutan pertama.
 Eksepsi tentang kekeliruan bentuk surat dakwaan yang
diajukan JPU
Misal: semestinya dakwaan berbentuk kumulasi tapi diajukan
dalam bentuk alternatif. Atau semestinya CONCURSUS REALIS
tapi diajukan berbentuk BERLANJUT
Eksepsi Dakwaan JPU Batal:
 Bila surat dakwaan JPU tidak memenuhi
pasal 143 ayat (2) KUHAP.
 Yaitu tidak terpenuhinya syarat formil
dan/atau syarat materiil surat dakwaan.
Syarat Formil:
 Diberi tanggal dan ditandatangani oleh JPU
 Berisi identitas terdakwa:
1. Nama lengkap
2. Tempat lahir
3. Umur atau tanggal lahir
4. Jenis kelamin
5. Kewarganegaraan
6. Tempat tinggal
7. Agama
8. Pekerjaan
Syarat Materiil:
 Uraian secara cermat tindak pidana yang
didakwakan
 Uraian secara jelas tindak pidana yang
didakwakan
 Uraian secara lengkap tindak pidana yang
didakwakan
Yang memuat :
 Waktu tindak pidana dilakukan
 Tempat tindak pidana dilakukan
Bentuk Putusan dan Upaya
Hukumnya:
 Bentuk putusannya: PUTUSAN AKHIR
Dapat dijatuhkan sebelum ataupun setelah
materi perkara tuntas diperiksa.
Dapat dijatuhkan sebelum ataupun setelah
materi perkara tuntas diperiksa.
 Upaya hukumnya: BANDING dan KASASI
Pleidoi (Pembelaan):
 Secara bahasa berasal dari bahasa Belanda
“Pleidooi” yang berarti pidato, pidato penjelasan.
 Dalam perkara pidana dimaksudkan sebagai
pidato pembelaan, sedangkan dalam perkara
perdata dimaksudkan sebagai pidato penjelasan.
 Menurut istilah, Pledoi adalah pengungkapan
pikiran dalam bentuk ucapan yang berisi
pembelaan terhadap terdakwa yang dibacakan
oleh advokat atau dibacakan sendiri oleh
terdakwa.
Fungsi Pleidoi :
 Untuk meluruskan apa yang didakwakan JPU
terhadap diri terdakwa, sehingga terwujudlah
keadilan materiil (meterieel waarheid).
 Merupakan jawaban atas surat tuntutan JPU yang
didasarkan atas faktor-faktor persidangan dan
disertai keadaan-keadaan yang menyertai
terdakwa.
 Sebagai bahan pertimbangan Majelis Hakim dalam
menyatakan putusannya sehingga tercipta suatu
kepastian hukum yang adil / kebenaran materiil.
Pledoi Harus Jelas dan Lengkap:
 Jelas: penguraian fakta kejadian dan setiap delik
yang didakwakan harus dijawab dengan
penguraian fakta kejadian yang mudah dimengerti
dan selalu dikaitkan dengan fakta juridis.
 Lengkap: jawaban terhadap fakta juridis yang
didakwakan dan fakta juridis tersebut adalah hasil
dari rangkuman dari fakta kejadian.
Formulasi Pleidoi:
 Tidak baku, belum ada keseragaman dalam bentuk dan
sistematika.
 Pada umumnya sitematikanya sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Analisa surat dakwaan dan dakwaan JPU (misalnya yang
berkaitan dengan eksepsi).
3. Fakta-fakta yang terungkap di persidangan.
4. Analisa fakta kejadian dari hasil pemeriksaan di
persidangan.
5. Analisa juridis terhadap fakta kejadian yang dihubungkan
dengan fakta juridis.
6. Kesimpulan
LATIHAN
 Surat Kuasa
 Penyusunan Eksepsi
 Penyusunan Pleidooi
Jika kemudian anda merasa bahwa
pengetahuan hukum anda masih kurang alias
sadar bahwa ternyata pengetahuan hukum
anda baru sebatas lutut, itu bagus !
Jangan kecil hati, prinsipnya semua bisa dan dapat dipelajari
asal mau belajar dan bekerja keras !
PERINGATAN :
BELAJAR HUKUM TIDAK MENYEBABKAN
KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI
DAN GANGGUAN KEHAMILAN / JANIN

More Related Content

Similar to 162430228-Strategi-Pidana.ppt

3. UAS ccccccccccccccccccccccccccccccPUTUSAN PA.ppt
3. UAS ccccccccccccccccccccccccccccccPUTUSAN PA.ppt3. UAS ccccccccccccccccccccccccccccccPUTUSAN PA.ppt
3. UAS ccccccccccccccccccccccccccccccPUTUSAN PA.pptAZIS50
 
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)Hansel Kalama
 
Pendampingan hukum
Pendampingan hukumPendampingan hukum
Pendampingan hukum18kartika
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxhikpknlgto
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.pptSneekPeak
 
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfdianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfyudaboyz
 
Proses Pembuktian didalam Hukum Acara Peradilan Agama
Proses Pembuktian didalam Hukum Acara Peradilan AgamaProses Pembuktian didalam Hukum Acara Peradilan Agama
Proses Pembuktian didalam Hukum Acara Peradilan Agamarahmat_tiflen
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptasifsardari
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataMakmurZakaria
 
Makalah fiqih Peradilan dalam Islam Kelas XI
Makalah fiqih Peradilan dalam Islam Kelas XIMakalah fiqih Peradilan dalam Islam Kelas XI
Makalah fiqih Peradilan dalam Islam Kelas XIEmirSyarif
 
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaIzzatul Ulya
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutanGradeAlfonso
 
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaHukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaAgung Vixon
 
PLEDOI WENDHY NEW.docx
PLEDOI WENDHY NEW.docxPLEDOI WENDHY NEW.docx
PLEDOI WENDHY NEW.docxMee27Mw
 

Similar to 162430228-Strategi-Pidana.ppt (20)

3. UAS ccccccccccccccccccccccccccccccPUTUSAN PA.ppt
3. UAS ccccccccccccccccccccccccccccccPUTUSAN PA.ppt3. UAS ccccccccccccccccccccccccccccccPUTUSAN PA.ppt
3. UAS ccccccccccccccccccccccccccccccPUTUSAN PA.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
Paper Hukum Pembuktian (Hansel)
 
Acara pidana
Acara pidanaAcara pidana
Acara pidana
 
Pendampingan hukum
Pendampingan hukumPendampingan hukum
Pendampingan hukum
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfdianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
 
Proses Pembuktian didalam Hukum Acara Peradilan Agama
Proses Pembuktian didalam Hukum Acara Peradilan AgamaProses Pembuktian didalam Hukum Acara Peradilan Agama
Proses Pembuktian didalam Hukum Acara Peradilan Agama
 
Arief
AriefArief
Arief
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
 
Makalah fiqih Peradilan dalam Islam Kelas XI
Makalah fiqih Peradilan dalam Islam Kelas XIMakalah fiqih Peradilan dalam Islam Kelas XI
Makalah fiqih Peradilan dalam Islam Kelas XI
 
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
 
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaHukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
 
PLEDOI WENDHY NEW.docx
PLEDOI WENDHY NEW.docxPLEDOI WENDHY NEW.docx
PLEDOI WENDHY NEW.docx
 

Recently uploaded

materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desassuser274be0
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 

Recently uploaded (10)

materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 

162430228-Strategi-Pidana.ppt

  • 1. STRATEGI PENANGANAN PERKARA PIDANA Oleh: Zahru Arqom, S.H., M.H.Li SERI BAHAN KULIAH PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEMAHIRAN HUKUM (PLKH) HUKUM ACARA PIDANA FAKULTAS HUKUM UGM YOGYAKARTA TAHUN 2010
  • 2. ZAHRU ARQOM, S.H., M.H.Lit  Lahir di Kulonprogo, Tanggal 8 – 11 – 1975.  Menikah (Istri : Eny Hendarwati, S.Si - Anak : Nada Hanif Rifai).  Pendidikan : - SD Muhammadiyah I Wates. - SMP Negeri I Wates. - SMA Negeri I Wates. - Program Ilmu Hukum FH UGM 1994 – 2000. - Program Magister Hukum Litigasi FH UGM 2008 – 2011.  Pekerjaan : - Advokat pada Kantor Advokat ARQOM, DONY & Co.; 1. Jl. Monjali 149 A, Karangjati, Sinduadi, Mlati, Sleman. 2. Arcade Room 2, Lobby Level 3rd floor, Hotel The Jayakarta Yogyakarta, Jl. Laksda Adi Sucipto KM 8, Maguwoharjo, Depok, Sleman. - Advokat Mitra PKBH UGM; - Dosen Luar Biasa FH UGM (Hukum Acara Perdata/Pidana/ PTUN; Kontrak Hukum Dagang dan Pelaporan Hukum).  Divisi Advokasi dan Pembelaan Profesi DPC PERADI Sleman.  HP : 08156858539 / 0274 7181986, e-mail : zahruarqom@yahoo.com
  • 3. Basic Question : Saat ini, apakah saudara sudah dapat/mampu mengadvokasi diri anda sendiri apabila terkait dengan urusan pidana, khususnya selaku Tersangka/Terdakwa ?
  • 4. UNSUR DALAM PRAKTIK HUKUM  PENGETAHUAN HUKUM  KEAHLIAN PRAKTIK HUKUM  RISET  KREATIFITAS  MORAL & PROFESSIONALISME Praktik hukum setidaknya memerlukan kombinasi kelima unsur tersebut !
  • 5. Strategi Penanganan Kasus Pidana  Pelajari dan kuasai teori dan ketentuan Hukum Pidana Materiil;  Pelajari dan kuasai teori dan ketentuan Hukum Pidana Formil;  Fahami dengan benar hak-hak Pelapor/Pengadu dan Tersangka/Terdakwa;  Fahami dengan benar Kedudukan, Hak, Kewajiban dan Kewenangan Penasihat Hukum;
  • 6. TAHAPAN PROSES PEMIDANAAN  PENYELIDIKAN  PENYIDIKAN  PENUNTUTAN  PENGADILAN Perhatikan hak-hak Pelapor/Pengadu, Tersangka/Terdakwa dan kewenangan Penasihat Hukum dalam setiap tahapan proses pemidanaan di atas;
  • 7. HAK TERSANGKA/TERDAKWA DALAM PENYIDIKAN, PENUNTUTAN & PENGADILAN  Segera dilakukan pemeriksaan oleh Penyidik;  Segera dimajukan perkaranya ke Pengadilan oleh Penuntut umum;  Segera diadili oleh Pengadilan yang terbuka untuk umum;  Berhak mendapat bantuan hukum dari penasihat Hukum;  Berhak memilih dan menunjuk satu atau lebih penasihat hukum;  Berhak membela diri, mengajukan saksi/ahli Ade charge dan tidak dibebani pembuktian;  Berhak menyampaikan keterangan dengan bebas (asas presumption of innocence);  Berhak mengajukan banding; (  Berhak mengajukan rehabilitasi dan ganti kerugian;
  • 8. HAK TERSANGKA/TERDAKWA DALAM PENAHANAN  Mengajukan gugatan Pra peradilan;  Menghubungi Penasihat Hukum;  WNA/Expatriat = menghubungi Kedutaaan ybs;  Menghubungi dan dikunjungi dokter;  Pemberitahuan penahanan kepada keluarga, orang serumah, orang lain yang dibutuhkan;  Menghubungi dan menerima kunjungan;  Menerima dan mengirim surat;  Mengajukan permohonan tidak dilakukan penahanan atau penangguhan penahanan;
  • 9. HAK & KEWAJIBAN PENASIHAT HUKUM  Menghubungi dan berbicara dengan Tersangka setiap waktu untuk kepentingan pembelaan;  Mendapatkan turunan BAP;  Melindungi dan mengurus pemenuhan hak- hak tersangka /Terdakwa;  Menjalankan tugas pembelaan;
  • 10. Payung dalam UU Advokat  Bebas menyampaikan keterangan, pendapat di Persidangan berkaitan dengan Pembelaan;  Bebas melakukan kegiatan pembelaan berdasarkan kode etik;  Hak Immunitas;  Hak mendapatkan informasi atau dokumen dari instansi pemerintah atau pihak lain berkaitan dengan kepentingan pembelaan.
  • 11. STRATEGI UMUM  Mengkomparasikan antara kententuan hukum (formil & materiil) dengan fakta hukum di setiap tahapan proses pemidanaan;  Menanyakan apakah hak-hak Tersangka/Terdakwa dipenuhi atau tidak;  Menyusun rencana pembelaan dan melakukan tindakan pembelaan sesuai dengan tahapan proses pemidanaan;
  • 12. Eksepsi/Exception: Tangkisan/pembelaan yang tidak mengenai materi pokok surat dakwaan Ainul: bagaimana cara supaya hakim dapat menilai kejadian tindak pidana tersebut dari sudut pandang pelaku. Haqul: bagaimana cara supaya hakim dapat merasakan dan seakan mengalami kejadian pidana tersebut.
  • 13. Metode Penyusunan Eksepsi  Mengidentifikasi permasalahan: 1) Memahami pasal-pasal KUHP non KUHP yang dituduhkan. 2) Cari kisi-kisi dan celah-celah hukumnya. 3) Analisa judex factie dan judex jurisnya 4) Cari teori pidana yang tepat dan jurisprudensinya
  • 15. Saat Pengajuan Eksepsi:  Prinsipnya harus diajukan pada sidang pertama  Yakni “sesaat” atau “setelah” penuntut umum membaca surat dakwaan  Apabila pengajuan dilakukan di luar tenggang waktu yang disebutkan, eksepsi tidak perlu ditanggapi JPU dan PN, kecuali eksepsi mengenai kewenangan mengadili di dalam pasal 156 ayat (7) KUHAP.
  • 16. Klasifikasi Eksepsi:  Eksepsi kewenangan mengadili  Eksepsi kewenangan atau hak untuk menuntut hapus atau gugur  Eksepsi tuntutan JPU tidak dapat diterima  Eksepsi lepas dari segala tuntutan hukum  Eksepsi dakwaan JPU tidak dapat diterima  Eksepsi dakwaan JPU batal
  • 17. Eksepsi kewenangan mengadili:  Tidak berwenang secara absolut (kompetensi absolut).  Tidak berwenang secara relatif (kompetensi relatif). Harus diperiksa dan diputus sebelum memeriksa pokok perkara dan dituangkan dalam putusan sela.
  • 18. Bentuk Putusan dan Upaya Hukumnya :  Bentuk Putusannya: PUTUSAN SELA  Upaya hukumnya:  Dengan perlawanan  Pasal 156 KUHAP tidak mengatur  Dapat diajukan: - sesegera mungkin”setelah putusan sela, atau - diajukan bersamaan dengan banding
  • 19. Eksepsi Kewenangan atau Hak Untuk Menuntut Hapus atau Gugur :  Exceptio Judikate (Ne Bis In Idem) Ps. 76 KUHP  Exceptio In Tempores (Kadaluarsa) Ps. 78 KUHP  Terdakwa meninggal dunia Ps. 77 KUHP
  • 20. Bentuk Putusan dan Upaya Hukumnya:  Bentuk putusannya: PUTUSAN AKHIR, bukan PUTUSAN SELA  Upaya Hukumnya: BANDING dan KASASI
  • 21. Eksepsi Dakwaan JPU Tidak Dapat Diterima: Apabila tata cara pemeriksaan yang dilakukan (penyidikan) tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan UU, yaitu:  Pemeriksaan penyidikan tidak memenuhi syarat ketentuan Ps. 56 ayat (1) tentang pendampingan oleh penasihat hukum.  Pemeriksaan tidak memenuhi syarat klacht delict (delik aduan), dimana pendakwaan tindak pidana delik aduan harus terdapat ADUAN/SURAT ADUAN dari korban atau orang yang disebut dalam pasal delik yang bersangkutan
  • 22. Bentuk Putusan dan Upaya Hukumnya:  Bentuk putusannya : PUTUSAN AKHIR  Upaya hukum : BANDING dan KASASI
  • 23. Eksepsi Lepas dari Segala Tuntutan Hukum (onslag van rechtsvervolging):  Jika perbuatan yang didakwakan terbukti, tetapi perbuatan itu bukan merupakan tindak pidana (Ps. 191 ayat (2) KUHAP)
  • 24. Bentuk Putusan dan Upaya Hukumnya:  Bentuk putusannya: PUTUSAN AKHIR  Upaya hukumnya:  Tertutup upaya hukum banding,  Tetapi langsung upaya hukum kasasi
  • 25. Eksepsi Dakwaan JPU Tidak Dapat Diterima:  Apabila surat dakwaan JPU mengandung cacat formil  Apabila surat dakwaan JPU mengandung kekeliruan beracara.
  • 26. Klasifikasi Eksepsi Dakwaan JPU Tidak Dapat Diterima:  Exceptio Subjudice Tindak pidana yang didakwakan persis sama dengan perkara pidana yang masih berjalan pemeriksaannya di pengadilan lain.  Exceptio In Persona Keliru orang yang didakwa  Eksepsi tentang kekeliruan sistematika dakwaan subsidiaritas Penempatan dakwaan tindak pidana yang ancaman pidananya lebih ringan berada pada urutan pertama.  Eksepsi tentang kekeliruan bentuk surat dakwaan yang diajukan JPU Misal: semestinya dakwaan berbentuk kumulasi tapi diajukan dalam bentuk alternatif. Atau semestinya CONCURSUS REALIS tapi diajukan berbentuk BERLANJUT
  • 27. Eksepsi Dakwaan JPU Batal:  Bila surat dakwaan JPU tidak memenuhi pasal 143 ayat (2) KUHAP.  Yaitu tidak terpenuhinya syarat formil dan/atau syarat materiil surat dakwaan.
  • 28. Syarat Formil:  Diberi tanggal dan ditandatangani oleh JPU  Berisi identitas terdakwa: 1. Nama lengkap 2. Tempat lahir 3. Umur atau tanggal lahir 4. Jenis kelamin 5. Kewarganegaraan 6. Tempat tinggal 7. Agama 8. Pekerjaan
  • 29. Syarat Materiil:  Uraian secara cermat tindak pidana yang didakwakan  Uraian secara jelas tindak pidana yang didakwakan  Uraian secara lengkap tindak pidana yang didakwakan Yang memuat :  Waktu tindak pidana dilakukan  Tempat tindak pidana dilakukan
  • 30. Bentuk Putusan dan Upaya Hukumnya:  Bentuk putusannya: PUTUSAN AKHIR Dapat dijatuhkan sebelum ataupun setelah materi perkara tuntas diperiksa. Dapat dijatuhkan sebelum ataupun setelah materi perkara tuntas diperiksa.  Upaya hukumnya: BANDING dan KASASI
  • 31. Pleidoi (Pembelaan):  Secara bahasa berasal dari bahasa Belanda “Pleidooi” yang berarti pidato, pidato penjelasan.  Dalam perkara pidana dimaksudkan sebagai pidato pembelaan, sedangkan dalam perkara perdata dimaksudkan sebagai pidato penjelasan.  Menurut istilah, Pledoi adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk ucapan yang berisi pembelaan terhadap terdakwa yang dibacakan oleh advokat atau dibacakan sendiri oleh terdakwa.
  • 32. Fungsi Pleidoi :  Untuk meluruskan apa yang didakwakan JPU terhadap diri terdakwa, sehingga terwujudlah keadilan materiil (meterieel waarheid).  Merupakan jawaban atas surat tuntutan JPU yang didasarkan atas faktor-faktor persidangan dan disertai keadaan-keadaan yang menyertai terdakwa.  Sebagai bahan pertimbangan Majelis Hakim dalam menyatakan putusannya sehingga tercipta suatu kepastian hukum yang adil / kebenaran materiil.
  • 33. Pledoi Harus Jelas dan Lengkap:  Jelas: penguraian fakta kejadian dan setiap delik yang didakwakan harus dijawab dengan penguraian fakta kejadian yang mudah dimengerti dan selalu dikaitkan dengan fakta juridis.  Lengkap: jawaban terhadap fakta juridis yang didakwakan dan fakta juridis tersebut adalah hasil dari rangkuman dari fakta kejadian.
  • 34. Formulasi Pleidoi:  Tidak baku, belum ada keseragaman dalam bentuk dan sistematika.  Pada umumnya sitematikanya sebagai berikut: 1. Pendahuluan 2. Analisa surat dakwaan dan dakwaan JPU (misalnya yang berkaitan dengan eksepsi). 3. Fakta-fakta yang terungkap di persidangan. 4. Analisa fakta kejadian dari hasil pemeriksaan di persidangan. 5. Analisa juridis terhadap fakta kejadian yang dihubungkan dengan fakta juridis. 6. Kesimpulan
  • 35. LATIHAN  Surat Kuasa  Penyusunan Eksepsi  Penyusunan Pleidooi
  • 36. Jika kemudian anda merasa bahwa pengetahuan hukum anda masih kurang alias sadar bahwa ternyata pengetahuan hukum anda baru sebatas lutut, itu bagus ! Jangan kecil hati, prinsipnya semua bisa dan dapat dipelajari asal mau belajar dan bekerja keras ! PERINGATAN : BELAJAR HUKUM TIDAK MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN / JANIN