1. Disusun Oleh:
Nama : Dea Noviana Saputri
NPM : 110. 2008. 065
PEMBIMBING :
Dr. Herman Garcia L Tobing, SpOG
2. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi( janin dan uri ) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan
( kekuatan sendiri ). Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42
minggu ), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18-
24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin
3. Faktor-Faktor Penyebab Dimulainya Persalinan
FAKTOR
HORMONAL
FAKTOR
HORMONAL
FAKTOR
SYARAF
FAKTOR
SYARAF
FAKTOR
KEKUATAN
PLASENTA
FAKTOR
KEKUATAN
PLASENTA
FAKTOR
NUTRISI
FAKTOR
NUTRISI
FAKTOR
PARTUS
ESTROGEN dan
PROGESTERON
turun
1-2 minggu
sebelum partus
ESTROGEN dan
PROGESTERON
turun
1-2 minggu
sebelum partus
Masuknya janin
ke panggul dan
pembesaran
janin
Masuknya janin
ke panggul dan
pembesaran
janin
Menggesek ganglion
cervikalis
merangsang
kontraksi uterus
Plasenta yang
bedegenerasi
penurunan
hormon
esterogen dan
progesteron
Plasenta yang
bedegenerasi
penurunan
hormon
esterogen dan
progesteron
Nutrisi pada janin
berkuranghasil
konsepsi di keluarkan
Nutrisi pada janin
berkuranghasil
konsepsi di keluarkan
Pemberian
oxytosin pada
proses
persalinan
Pemberian
oxytosin pada
proses
persalinan
4. Tanda dan Gejala inpartu
Lightening yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul (PAP) terutama pada primi para.
Perut kelihatan lebih besar /melebar, fundus uteri
menurun.
Pola kesuria dan sasuk miksi karena
kandung kemih tertekan bagian bawah
janin
kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan serviks(frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit
Keluar cairan lendir bercampur darah
melalui vagina
Kadang ketuban pecah dengan sendirinya
Pada pemeriksaan dalam terdapat penipisan dan
pembukaan serviks dan pembukaan lengkap
5. 1) Merangsang pleksus frankenhauser dengan
memasukkan beberapa gagang laminaria dalam
kanalis servikalis
2) Pemecahan ketuban
3) Penyuntikan oksitosin (sebaiknya dengan jalan
infus IV), pemakaian prostaglandin dsb
Dalam hal mengadakan induksi persalinan perlu
diperhatikan bahwa serviks sudah matang (serviks
sudah pendek dan lembek), dan kanalis servikalis
terbuka 1 jari. Untuk menilai serviks dapat pula
dipakai skor bishop
6.
7. Pembagian ruang panggul menurut Hodge :
Hodge I : Bidang yang dibentuk oleh
lingkaran PAP dengan bagian atas
simfisis dan promontorium
Hodge II : Bidang ini sejajar dengan Hodge I,
terletak setinggi bagian bawah
simfisis
Hodge III : Bidang ini sejajar dengan Hodge I dan
Hodge II, terletak setinggi spina
ischiadika kanan dan kiri
Hodge IV : Bidang ini sejajar dengan bidang
Hodge I, Hodge II, Hodge III, terletak
setinggi os koksigis
8.
9.
10. 1.Tipe ginekoid : Panggul paling baik untuk
perempuan. Bentuk pintu atas panggul
hampir bulat. Panjang diameter antero-
posterior kira – kira sama dengan diameter
transversa. Jenis ini ditemukan pada 45%
perempuan.
2. tipe antropoid : Bentuk pintu atas panggul
agak lonjong, seperti telur. Panjang diameter
antero-posterior lebih besar daripada
diameter transversa. Jenis ini ditemukan
pada 35% perempuan.
11. 3.tipe android : Bentuk pintu atas panggul seperti
segitiga. Diameter transversal terbesar terletak di
posterior dekat sakrum. Dinding samping panggul
membentuk sudut yang makin sempit ke arah bawah.
Merupakan jenis panggul tipikal pria (male type). Jenis ini
ditemukan pada 15% perempuan.
4. tipe platipelloid : Sebenarnya jenis ini adalah jenis
ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang.
Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka
belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% perempuan.
12.
13. Ukuran ukuran kepala yang berperan pada waktu
persalinan tergantung pada derajat fleksi kepala :
a.Pada presentasi belakang kepala maka kepala janin
melewati vulva dengan diameter suboksipitobregmatikus (±
9,5 cm).
b.Pada presentasi puncak kepala diameter yang berperan
adalah diameter oksipitofrontalis (± 11,5 cm).
c.Diameter oksipitomentalis (± 13,0 cm) relevan dengan
presentasi dahi.
d.Pada persentasi muka janin lahir dengan
submentobregmatika
(± 9,5) cm.
e.Diameter biparietalis (± 9,5 cm) merupakan ukuran lintang
terbesar
antara os parietalis kiri dan kanan.
f.Ukuran lintang terkecil adalah antara kedua os temporalis
yang
disebut diameter bitemporalis (± 8 cm).
14. Letak :Hubungan sumbu panjang janin dengan
sumbu panjang ibu dan dapat memanjang atau
melintang
Posisi : Posisi menggambarkan hubungan bagian
terendah janin dengan panggul ibu, yaitu sebelah
kiri atau kanan ibu dan sebelah depan atau
belakang ibu. Sehingga untuk setiap presentasi
terdapat dua posisi yaitu kiri atau kanan dan
depan atau belakang. Sebagai contoh pada
belakang kepala dengan ubun-ubun kecil
sebaghai denominatorakan ditemukan posisi
kepala uuk kiri depan, uuk kiri belakang,uuk
kanan depan atau uuk kanan belakang.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASSANGERFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASSANGER
15. Sikap : Bentuk penyesuaian diri tersebut dalam
bentuk postur yang khas yang disebut sikap atau
habitus. Sesuai dengan bentuk kavum uteri,janin
membentuk sebuah masa ovoid jaga, dengan
menekukkan badannya, sehingga punggung
melengkung/konveks, kepala menunduk/fleksi
penuh sehingga dagu hampir menyentuh dada,
keduapaha fleksi terhadap abdomen, tungkai
terlipat pada lutut, dan tumit bersandar pada
permukaan anterior kaki. Lengan biasanya
menyilang didepan dada dan tali pusat terletak
pada ruang antara lengan dan ektermitas bawah.
Presentasi janin : Adalah bagian tubuh janin yang
berada paling depan didalam jalan lahir atau
berada paling dekat dengan bagian proksimal jalan
lahir, yatu bagian Janin yang diraba pada
pemeriksaan dalam
16. Tenaga Persalinan (Power)
48 jam sebelum persalinan terjadi
kontraksi dengan 5-10menitx 20 -30
Selama fase persalinan 2-4 kali x 10
menit x 20-30
Fase aktif 4x 10x45
Di dalam patograf di bagi menjadi 3:
Lemah:<20 detik selama 10 menit
Sedang : 20-40 detik selama 10 menit
Ade kuat : >40 detik selama 10 menit
Di dalam patograf di bagi menjadi 3:
Lemah:<20 detik selama 10 menit
Sedang : 20-40 detik selama 10 menit
Ade kuat : >40 detik selama 10 menit
18. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk
mengetahui Hal- hal berikut.
Pemeriksaan dalam dilakukan untuk
mengetahui Hal- hal berikut.
•Penipisan serviks
• Dilatasi servix
•Posisi servix
• Bagian presentasi
•Stasi
• Deteksi pecahnya selaput ketuban
•Penipisan serviks
• Dilatasi servix
•Posisi servix
• Bagian presentasi
•Stasi
• Deteksi pecahnya selaput ketuban
19. Kala 1
Pada kala 1 yang dinamakan kala pembukaan, serviks membuka
sampai terjadi pembukaan 10 cm.
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase:
Fase laten :Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi
sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter
3cm.
Fase aktif Dibagi dalam 3 fase lagi :
Fase akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi
4 cm
Fase dilatasi maksimal : Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm
Fase deselerasi : Pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
20. Kala 1 selesai apabila pembukaan serviks uteri telah
lengkap. Pada primigravida kala 1 berlangsung kira
kira 13 jam, multipara kira kira 7 jam.
21. Pada kala 2 his menjadi lebih kuat dan lebih
cepat, kira kira 2 sampai 3 menit sekali
Wanita merasa pula tekanan kepada rectum
dan hendak buang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan
menjadi lebar dengan anus membuka. Labia
mulai membuka dan tidak lama kemudian
kepala janin tampak dalam vulva pada waktu
his.
Primigravida kala II berlangsung rata rata 1,5
jam dan pada multipara rata – rata 0,5 jam.
22. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus
uteri agak diatas pusat, beberapa menit kemudian
uterus berkontrasi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6
sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan
atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
Sampai dengan 1 jam postpartum dilakukan observasi.
Kala ini dianggap perlu untuk mengamati apakah ada
perdarahan postpartum
Kala IV
23. Gerakan kardinal dalam presentasi belakang kepala
Adalah gerakan utama yang dilakukan janin saat kepala
memasuki jalan lahir yang tidal; lurus, sebagai akibat
bentuk anatomisnya dan penyesuaian kepala terhadap
ukuran ukuran panggul yang berbeda beda pada tiap‑ ‑
tingkatan bidang panggul.
Gerakan kardinal dalam presentasi belakang kepala
Adalah gerakan utama yang dilakukan janin saat kepala
memasuki jalan lahir yang tidal; lurus, sebagai akibat
bentuk anatomisnya dan penyesuaian kepala terhadap
ukuran ukuran panggul yang berbeda beda pada tiap‑ ‑
tingkatan bidang panggul.
Gerakan kardinal terdiri dari :
Engagement
Descent
Fleksi ( Fleksion Interna)
Rotasi interna ( Interna rotation )
Ekstensi (ektension)
Rotasi eksterna ( Eksternal rotation )
Ekspulsi ( ekspulsion )
Gerakan kardinal terdiri dari :
Engagement
Descent
Fleksi ( Fleksion Interna)
Rotasi interna ( Interna rotation )
Ekstensi (ektension)
Rotasi eksterna ( Eksternal rotation )
Ekspulsi ( ekspulsion )
24. Adalah mekanisme dimana diameter biparietal yaitu
diameter terbesar transversa janin pada presentasi
belakang kepala telah melewati pintu atas panggul
(pelvic inlet) dan dapat dinilai dengan sampainya
bagian terendah kepala pada bidang H III atau
station 0 setinggi spina ischiadika.
Sinklitismus
Masuknya kepala bila sutura sagitalis terdapat
di tengah tengah jalan lahir, tepat diantar‑
simpisis dan promontorium.
25. Masuknya kepala bila sutura sagitalis agak ke
depan mendekati simpisis atau agak ke
belakang mendekati pormontorium.
a. Asinklitismus anterior : bila sutura sagitalis
mendekati simpisis dan os parietale belakang
lebih rendah dari os parietale depan
b. Asinklitismus posterior : bila sutura sagitalis
mendekati propmontorium dan os parietale
depan lebih rendah dari o5 parietale belakang.
Asinklitismus
Yang ekstrim dapat teraba telinga dan
disebut Litzmann's Obliquty
Yang ekstrim dapat teraba telinga dan
disebut Litzmann's Obliquty
26. Dengan turunnya kepala lebih jauh, maka kepala akan
mengalami tekanan dari :
Serviks
Dinding Panggul
Otot otot dasar panggul‑
Sehingga resultan gaya yang bekerja pada bagian sinsiput
(ubun ubun besar) lebih besar dari oksiput (ubun ubun‑ ‑
kecil), kemudian kepala menjadi fleksi dan diameter
frontoccipitalis 11,5 cm akan digantikan diameter yang
kecil yaitu diameter suboccipito bregmatica (9,5 cm).
Desent disebabkan oleh 4 faktor :
Tekanan karena cairan amnion
Tekanan langsung fundus terhadap bokong
Kontraksi otot abdomen
Meluruskan tubuh janin
27. Pada saat memasuki pintu atas panggul,
maka kepala akan berada dalam posisi sutura
sagitalis melintang. Karena diameter terlebar
pada pintu atas panggul adalah diameter
transversal
Disebut juga putaran paksi dalam, yaitu
pemutaran bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan
memutar ke depan ke bawah simfisis.
4. Rotasi interna
28. Dimana oksiput terjadi gerakan dari posisi
aslinya anterior terhadap simfisis atau
posterior tehadap sakrum.Saat kepal janin
bagian terendah telah melewati bidang
Hodge III atau station 0 dan biparietal plane
mencapai spina, kepala akan mengalami
hambatan oleh kedua tonjolan spina
ischiadika kiri kanan, sehingga akan
mengalami putaran paksi dalam.
Pada sebagian besar persalinan normal,
kepala akan berputar ke depan sehingga
ubun ubun kecil berada di depan (kiri atau‑
kanan).
29. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran
kepala karena putaran paksi merupakan suatu
usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan
bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah
dan pintu bawah panggul.
Sebab sebab putaran paksi dalam :‑
Pada letak fleksi, bagian belakang kepala
merupakan bagian terendah dari kepala.
Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan
yang paling sedikit terdapat sebelah depan atas
dimana terdapat hiatus genitalis antara m.levator
ani kiri dan kanan.
Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah
diameter anteroposterior.
30. Setelah rotasi interna kepala fleksi mencapai vulva sehingga
oksiput langsung berkontak dengan bagian anterior simfisis.
Disebabkan vulva arahnya keatas dan kedepan maka
ekstensi harus terjadi sebelum kepala melewatinya. ,Jika
fleksi kepala yang tajam mencapai dasar pelvis maka akan
mengenai posterior perineum dan akan menekan jaringan
perineum. Ketika kepala menekan dasar panggul terdapat
dua kekuatan :
Tekanan yang dihasilkan oleh uterus
Adanya tekanan dari dinding panggul dan simfsis akan
menghasilkan resultan yang menyebabkan ekstensi.
Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah simfisis
maka yang dapat maju karena kekuatan tersebut diatas
bagian yang berhadapan dengan subocciput, maka lahirlah
berturut turut pada pinggir perineum ubun ubun besar,‑ ‑
dahi, hidung, mulutdan akhirnya dagu dengan gerakan
ekstensi.
31. Saat kepala sudah lahir maka oksiput kembali keposisi
semula. Selanjutnya kepala akan mengadakan putaran
restitusi untuk menghilangkan torsi pada leher,
sehingga ubun ubun terletak sesuai dengan punggung,‑
diikuti putaran dimana bahu dengan diameter
biakromial akan terletak pada diameter antero
posterior pintu bawah panggul yang kemudian satu
bahu terletak di anterior di bawah simfisis dan bahu
lainnya di posterior
Gerakan rotasi ekterna yang sebenarnya dan
disebabkan karena ukuran bahu (diameter bisacrominal)
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari
pintu bawah paanggul.
32. Terjadi segera setelah rotasi eksterna bahu depan
akan tampak dibawah simfisis dan perineum akan
diregang oleh bahu belakang dan dengan datangnya
his maka bahu depan akan lahir serta menjadi
hipomoklion bagi lahirnya bahu belakang dan bagian
tubuh lainnya segera dikeluarkan.
Apabila bayi telah lahir, segera jalan nafas
dibersihkan. Tali pusat dijepit antara 2 cunam pada
jarak 5 dan 10 cm.Kemudian digunting diantara
kedua cunam, lalu diikat dan diberi antiseptika.
33.
34.
35.
36. Pekerjaan penolong (dokter, bidan, penolong lainya)
dalam kala I adalah mengawasi wanita in partu sebaik-
baiknya serta menanamkan semangat diri
Apabila ketuban belum pecah boleh duduk atau
berjalan-jalan. Bila berbaring, sebaiknya kesisi dimana
punggung berada.
Jika ketuban sudah pecah harus berbaring.
Periksa dalam pervaginam jangan terlalu sering, kecuali
ada indikasi setiap pemeriksaan membawa infeksi,
tanpa memperhatikan sterilitas
Pada kala pembukaan dilarang mengedan hanya
akan menghabiskan tenaga ibu
Kala I berakhir apabila pembukaan sudah lengkap sampai
10 cm.
KALA I
37. Pada permulaan kala II umumnya kepala janin telah masuk
dalam ruang panggul. Ketuban yang menonjol biasanya
akan pecah sendiri. Bila belum pecah, harus dipecahkan.
His datang lebih sering dan lebih kuat, lalu timbullah his
mengedan. Penolong harus telah siap untuk memimpin
persalinan.
Ada 2 cara ibu mengedan :
a. Letak berbaring merangkul kedua pahanya dengan
kedua lengan sampai batas siku. Kepala diangkat sedikit
hingga dagu mengenai dada. Mulut dikatup.
b. Dengan sikap seperti diatas, tetapi badan miring
kearah punggung janin berada dan hanya satu kaki yang
dirangkul, yaitu yang sebelah atas
38. Bila kepala janin didasar panggul, vulva mulai terbuka
(membuka pintu); rambut kepala kelihatan. Tiap his
lebih maju, anus terbuka, perineum meregang.
Penolong harus menahan perineum dengan tangan
kanan beralaskan kain kasa atau kain doek steril,
supaya tidak terjadi robekan (ruptura perinea). Pada
primigravida dianjurkan melakukan episiotomi.
Dilakukan bila perineum sudah menipis dan kepala
janin tidak masuk lagi dalam vagina, yaitu dengan
jalan mengiris atau mengggunting perineum; ada 3
arah irisan: medialis, medio-lateralis, dan lateralis.
Tujuan episiotomi adaah supaya tidak terjadi robekan
perineum yang tidak teratur dan robekan m. spincter
ani (ruptura perinea totalis).
39. Mendorong fundus uteri sewaktu ibu mengedan
tujuannya membantu tenaga ibu untuk melahirkan
kepala. Cara ini kurang dibenarkan, jika mau dilakukan
juga hanya boleh 2-3 kali saja. Bahayanya adalah
ruptura uteri, atonia uteri, trauma organ-organ dalam
perut, dan solutio plasenta.
Bila perineum meregang dan menipis, maka tangan kiri
penolong menekan bagian belakang kepala janin ke arah
anus, tangan kanan di perineum. Dengan ujung-ujung
jari tangan kanan yang melalui kulit perineum dicoba
mengait dagu janin dan ditekan kearah simfisis pelan-
pelan.
PERASAT RITGEN
40. Dengan pimpinan yang baik dan sabar, maka
lahirlah kepala dengaan ubun-ubun kecil
(subocciput) dibawah simfisis sebagai hipomoklion
secara berturut-turut kelihatan : bregma (ubun-
ubn besar), dahi, muka, dan dagu. Perhatikan
apakah tali pusat melilit leher, kalau ada,
lepaskan.
Kepala akan mengadakan putaran restitusi kearah
dimana punggung janin berada. Lahirkan bahu
depan dengan menarik kepala ke arah anus
(bawah); lalu bahu belakang dengan menarik
pelan-pelan ke arah simfisis (atas). Melahirkan
badan, bokong, dan kaki lebih mudah, yaitu
dengan mengait kedua ketiak janin.
41. Kala ini ber langsung mulai dari bayi lahir sampai
uri keluar lengkap.
Kala III terdiri dari 2 fase :
1. Fase pelepasan uri
2. Fase pengeluaran uri
Apabila plasenta lahir, umumnya otot otot uterus
segera berkontraksi, pembuluh pembuluh darah
akan terjepit, dan perdarahan akan segera
berhenti.Pada keadaan normal menurut Caldeyro-
Barcia Plasenta akan lahir spontan dalam waktu ±
6 menit setelah anak lahir lengkap.
42. Tangan kanan akan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.
Tangan kiri menekan daerah diatas simfisis. Bila tali pusat ini
masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari
dinding uterus
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan
kiri mengetok ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali
pusat yang diregangkan ini, berarti plasenta belum lepas dari
dinding uterus.
Wanita tersebut diuruh mengedan. Tali pusat tampak turun ke
bawah. Bila pengedanannya dihentikan dan tali pusat masuk
kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding
uterus.
Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar supaya
plasenta lepas dari dinding uterus hanya dapat dipergunakan bila
terpaksa misalnya perdarahan.
2. Perasat Strassman
3. Perasat Klein
4. Perasat Crede
43. Kala IV, yaitu satu jam setelah plasenta lahir
lengkap. Sebelum meninggalkan postpartum
harus diperhatikan 7 pokok hal penting :
1. Kontraksi uterus harus baik.
2. Tidak ada perdarahan dari vagina aatau
perdarahan perdarahan dalam alat genital
3. Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir
lengkap.
4. Kandung kencing harus kosong.
5. Luka luka pada perineum terawat dengan baik
dan tidak ada hematoma.
6. Bayi dalam kedadaan baik.
7. Ibu dalam keadaan baik.
44. 1. Cunninggam, MacDonald, Gant, 1998, Obstetri Williams,
Edisi 18, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
2. Abdul Bari Saifuddin, 2010, Ilmu Kebidanan Edisi IV,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
3. Prof. dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998, Sinopsis Obstetri
Edisi II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
4. Prof. Dr. Abdul Bari Saifudin, SpOG.2010, Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ,PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
5. Prof. Dr. Gulardi Wiknjosastro,SpOG.2008.Pelatihan Klinik
Asuhan Persalinan Normal. Departemen Kesehatan
Indonesia.