SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Disusun Oleh:
Nama : Dea Noviana Saputri
NPM : 110. 2008. 065
 
PEMBIMBING :
Dr. Herman Garcia L Tobing, SpOG
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi( janin dan uri ) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan
( kekuatan sendiri ). Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42
minggu ), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18-
24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin
Faktor-Faktor Penyebab Dimulainya Persalinan
FAKTOR
HORMONAL
FAKTOR
HORMONAL
FAKTOR
SYARAF
FAKTOR
SYARAF
FAKTOR
KEKUATAN
PLASENTA
FAKTOR
KEKUATAN
PLASENTA
FAKTOR
NUTRISI
FAKTOR
NUTRISI
FAKTOR
PARTUS
ESTROGEN dan
PROGESTERON
turun
1-2 minggu
sebelum partus
ESTROGEN dan
PROGESTERON
turun
1-2 minggu
sebelum partus
Masuknya janin
ke panggul dan
pembesaran
janin
Masuknya janin
ke panggul dan
pembesaran
janin
Menggesek ganglion
cervikalis
merangsang
kontraksi uterus
Plasenta yang
bedegenerasi
penurunan
hormon
esterogen dan
progesteron
Plasenta yang
bedegenerasi
penurunan
hormon
esterogen dan
progesteron
Nutrisi pada janin
berkuranghasil
konsepsi di keluarkan
Nutrisi pada janin
berkuranghasil
konsepsi di keluarkan
Pemberian
oxytosin pada
proses
persalinan
Pemberian
oxytosin pada
proses
persalinan
Tanda dan Gejala inpartu
 Lightening yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul (PAP) terutama pada primi para.
 Perut kelihatan lebih besar /melebar, fundus uteri
menurun.
Pola kesuria dan sasuk miksi karena
kandung kemih tertekan bagian bawah
janin
kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan serviks(frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit
Keluar cairan lendir bercampur darah
melalui vagina
Kadang ketuban pecah dengan sendirinya
 Pada pemeriksaan dalam terdapat penipisan dan
pembukaan serviks dan pembukaan lengkap
 1) Merangsang pleksus frankenhauser dengan
memasukkan beberapa gagang laminaria dalam
kanalis servikalis
 2) Pemecahan ketuban
 3) Penyuntikan oksitosin (sebaiknya dengan jalan
infus IV), pemakaian prostaglandin dsb
 Dalam hal mengadakan induksi persalinan perlu
diperhatikan bahwa serviks sudah matang (serviks
sudah pendek dan lembek), dan kanalis servikalis
terbuka 1 jari. Untuk menilai serviks dapat pula
dipakai skor bishop
Pembagian ruang panggul menurut Hodge :
 Hodge I : Bidang yang dibentuk oleh
lingkaran PAP dengan bagian atas
simfisis dan promontorium
 Hodge II : Bidang ini sejajar dengan Hodge I,
terletak setinggi bagian bawah
simfisis
 Hodge III : Bidang ini sejajar dengan Hodge I dan
Hodge II, terletak setinggi spina
ischiadika kanan dan kiri
 Hodge IV : Bidang ini sejajar dengan bidang
Hodge I, Hodge II, Hodge III, terletak
setinggi os koksigis
1.Tipe ginekoid : Panggul paling baik untuk
perempuan. Bentuk pintu atas panggul
hampir bulat. Panjang diameter antero-
posterior kira – kira sama dengan diameter
transversa. Jenis ini ditemukan pada 45%
perempuan.
2. tipe antropoid : Bentuk pintu atas panggul
agak lonjong, seperti telur. Panjang diameter
antero-posterior lebih besar daripada
diameter transversa. Jenis ini ditemukan
pada 35% perempuan.
3.tipe android : Bentuk pintu atas panggul seperti
segitiga. Diameter transversal terbesar terletak di
posterior dekat sakrum. Dinding samping panggul
membentuk sudut yang makin sempit ke arah bawah.
Merupakan jenis panggul tipikal pria (male type). Jenis ini
ditemukan pada 15% perempuan.
4. tipe platipelloid : Sebenarnya jenis ini adalah jenis
ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang.
Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka
belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% perempuan.
Ukuran ukuran kepala yang berperan pada waktu
persalinan tergantung pada derajat fleksi kepala :
a.Pada presentasi belakang kepala maka kepala janin
melewati vulva dengan diameter suboksipitobregmatikus (±
9,5 cm).
b.Pada presentasi puncak kepala diameter yang berperan
adalah diameter oksipitofrontalis (± 11,5 cm).
c.Diameter oksipitomentalis (± 13,0 cm) relevan dengan
presentasi dahi.
d.Pada persentasi muka janin lahir dengan
submentobregmatika
(± 9,5) cm.
e.Diameter biparietalis (± 9,5 cm) merupakan ukuran lintang
terbesar
antara os parietalis kiri dan kanan.
f.Ukuran lintang terkecil adalah antara kedua os temporalis
yang
disebut diameter bitemporalis (± 8 cm).
 Letak :Hubungan sumbu panjang janin dengan
sumbu panjang ibu dan dapat memanjang atau
melintang
 Posisi : Posisi menggambarkan hubungan bagian
terendah janin dengan panggul ibu, yaitu sebelah
kiri atau kanan ibu dan sebelah depan atau
belakang ibu. Sehingga untuk setiap presentasi
terdapat dua posisi yaitu kiri atau kanan dan
depan atau belakang. Sebagai contoh pada
belakang kepala dengan ubun-ubun kecil
sebaghai denominatorakan ditemukan posisi
kepala uuk kiri depan, uuk kiri belakang,uuk
kanan depan atau uuk kanan belakang.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASSANGERFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASSANGER
 Sikap : Bentuk penyesuaian diri tersebut dalam
bentuk postur yang khas yang disebut sikap atau
habitus. Sesuai dengan bentuk kavum uteri,janin
membentuk sebuah masa ovoid jaga, dengan
menekukkan badannya, sehingga punggung
melengkung/konveks, kepala menunduk/fleksi
penuh sehingga dagu hampir menyentuh dada,
keduapaha fleksi terhadap abdomen, tungkai
terlipat pada lutut, dan tumit bersandar pada
permukaan anterior kaki. Lengan biasanya
menyilang didepan dada dan tali pusat terletak
pada ruang antara lengan dan ektermitas bawah.
 Presentasi janin : Adalah bagian tubuh janin yang
berada paling depan didalam jalan lahir atau
berada paling dekat dengan bagian proksimal jalan
lahir, yatu bagian Janin yang diraba pada
pemeriksaan dalam
Tenaga Persalinan (Power)
 48 jam sebelum persalinan terjadi
kontraksi dengan 5-10menitx 20 -30
 Selama fase persalinan 2-4 kali x 10
menit x 20-30
 Fase aktif 4x 10x45
Di dalam patograf di bagi menjadi 3:
Lemah:<20 detik selama 10 menit
Sedang : 20-40 detik selama 10 menit
Ade kuat : >40 detik selama 10 menit
Di dalam patograf di bagi menjadi 3:
Lemah:<20 detik selama 10 menit
Sedang : 20-40 detik selama 10 menit
Ade kuat : >40 detik selama 10 menit
PENOLONGPENOLONG PERALATANPERALATAN FAKTOR
KHUSUS
FAKTOR
KHUSUS
•Jarak kehamilan < 2 tahun
•Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun
•Penyakit ibu
•Perdarahan antepartum
•Infertilitas
•Grandemulti
Pemeriksaan dalam dilakukan untuk
mengetahui Hal- hal berikut.
Pemeriksaan dalam dilakukan untuk
mengetahui Hal- hal berikut.
•Penipisan serviks
• Dilatasi servix
•Posisi servix
• Bagian presentasi
•Stasi
• Deteksi pecahnya selaput ketuban
•Penipisan serviks
• Dilatasi servix
•Posisi servix
• Bagian presentasi
•Stasi
• Deteksi pecahnya selaput ketuban
Kala 1
Pada kala 1 yang dinamakan kala pembukaan, serviks membuka
sampai terjadi pembukaan 10 cm.
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase:
 Fase laten :Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi
sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter
3cm.
 Fase aktif Dibagi dalam 3 fase lagi :
 Fase akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi
4 cm
 Fase dilatasi maksimal : Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm
 Fase deselerasi : Pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
 Kala 1 selesai apabila pembukaan serviks uteri telah
lengkap. Pada primigravida kala 1 berlangsung kira
kira 13 jam, multipara kira kira 7 jam.
Pada kala 2 his menjadi lebih kuat dan lebih
cepat, kira kira 2 sampai 3 menit sekali
Wanita merasa pula tekanan kepada rectum
dan hendak buang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan
menjadi lebar dengan anus membuka. Labia
mulai membuka dan tidak lama kemudian
kepala janin tampak dalam vulva pada waktu
his.
Primigravida kala II berlangsung rata rata 1,5
jam dan pada multipara rata – rata 0,5 jam.
 Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus
uteri agak diatas pusat, beberapa menit kemudian
uterus berkontrasi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6
sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan
atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
 Sampai dengan 1 jam postpartum dilakukan observasi.
Kala ini dianggap perlu untuk mengamati apakah ada
perdarahan postpartum
Kala IV
Gerakan kardinal dalam presentasi belakang kepala
Adalah gerakan utama yang dilakukan janin saat kepala
memasuki jalan lahir yang tidal; lurus, sebagai akibat
bentuk anatomisnya dan penyesuaian kepala terhadap
ukuran ukuran panggul yang berbeda beda pada tiap‑ ‑
tingkatan bidang panggul.
Gerakan kardinal dalam presentasi belakang kepala
Adalah gerakan utama yang dilakukan janin saat kepala
memasuki jalan lahir yang tidal; lurus, sebagai akibat
bentuk anatomisnya dan penyesuaian kepala terhadap
ukuran ukuran panggul yang berbeda beda pada tiap‑ ‑
tingkatan bidang panggul.
Gerakan kardinal terdiri dari :
Engagement
Descent
Fleksi ( Fleksion Interna)
Rotasi interna ( Interna rotation )
Ekstensi (ektension)
Rotasi eksterna ( Eksternal rotation )
Ekspulsi ( ekspulsion )
Gerakan kardinal terdiri dari :
Engagement
Descent
Fleksi ( Fleksion Interna)
Rotasi interna ( Interna rotation )
Ekstensi (ektension)
Rotasi eksterna ( Eksternal rotation )
Ekspulsi ( ekspulsion )
 Adalah mekanisme dimana diameter biparietal yaitu
diameter terbesar transversa janin pada presentasi
belakang kepala telah melewati pintu atas panggul
(pelvic inlet) dan dapat dinilai dengan sampainya
bagian terendah kepala pada bidang H III atau
station 0 setinggi spina ischiadika.
Sinklitismus
Masuknya kepala bila sutura sagitalis terdapat
di tengah tengah jalan lahir, tepat diantar‑
simpisis dan promontorium.
Masuknya kepala bila sutura sagitalis agak ke
depan mendekati simpisis atau agak ke
belakang mendekati pormontorium.
a. Asinklitismus anterior : bila sutura sagitalis
mendekati simpisis dan os parietale belakang
lebih rendah dari os parietale depan
b. Asinklitismus posterior : bila sutura sagitalis
mendekati propmontorium dan os parietale
depan lebih rendah dari o5 parietale belakang.
Asinklitismus
Yang ekstrim dapat teraba telinga dan
disebut Litzmann's Obliquty
Yang ekstrim dapat teraba telinga dan
disebut Litzmann's Obliquty
Dengan turunnya kepala lebih jauh, maka kepala akan
mengalami tekanan dari :
 Serviks
 Dinding Panggul
 Otot otot dasar panggul‑
Sehingga resultan gaya yang bekerja pada bagian sinsiput
(ubun ubun besar) lebih besar dari oksiput (ubun ubun‑ ‑
kecil), kemudian kepala menjadi fleksi dan diameter
frontoccipitalis 11,5 cm akan digantikan diameter yang
kecil yaitu diameter suboccipito bregmatica (9,5 cm).
Desent disebabkan oleh 4 faktor :
 Tekanan karena cairan amnion
 Tekanan langsung fundus terhadap bokong
 Kontraksi otot abdomen
 Meluruskan tubuh janin
Pada saat memasuki pintu atas panggul,
maka kepala akan berada dalam posisi sutura
sagitalis melintang. Karena diameter terlebar
pada pintu atas panggul adalah diameter
transversal
Disebut juga putaran paksi dalam, yaitu
pemutaran bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan
memutar ke depan ke bawah simfisis.
4. Rotasi interna
 Dimana oksiput terjadi gerakan dari posisi
aslinya anterior terhadap simfisis atau
posterior tehadap sakrum.Saat kepal janin
bagian terendah telah melewati bidang
Hodge III atau station 0 dan biparietal plane
mencapai spina, kepala akan mengalami
hambatan oleh kedua tonjolan spina
ischiadika kiri kanan, sehingga akan
mengalami putaran paksi dalam.
 Pada sebagian besar persalinan normal,
kepala akan berputar ke depan sehingga
ubun ubun kecil berada di depan (kiri atau‑
kanan).
 Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran
kepala karena putaran paksi merupakan suatu
usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan
bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah
dan pintu bawah panggul.
Sebab sebab putaran paksi dalam :‑
 Pada letak fleksi, bagian belakang kepala
merupakan bagian terendah dari kepala.
 Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan
yang paling sedikit terdapat sebelah depan atas
dimana terdapat hiatus genitalis antara m.levator
ani kiri dan kanan.
 Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah
diameter anteroposterior.
 Setelah rotasi interna kepala fleksi mencapai vulva sehingga
oksiput langsung berkontak dengan bagian anterior simfisis.
Disebabkan vulva arahnya keatas dan kedepan maka
ekstensi harus terjadi sebelum kepala melewatinya. ,Jika
fleksi kepala yang tajam mencapai dasar pelvis maka akan
mengenai posterior perineum dan akan menekan jaringan
perineum. Ketika kepala menekan dasar panggul terdapat
dua kekuatan :
 Tekanan yang dihasilkan oleh uterus
 Adanya tekanan dari dinding panggul dan simfsis akan
menghasilkan resultan yang menyebabkan ekstensi.
 Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah simfisis
maka yang dapat maju karena kekuatan tersebut diatas
bagian yang berhadapan dengan subocciput, maka lahirlah
berturut turut pada pinggir perineum ubun ubun besar,‑ ‑
dahi, hidung, mulutdan akhirnya dagu dengan gerakan
ekstensi.
 Saat kepala sudah lahir maka oksiput kembali keposisi
semula. Selanjutnya kepala akan mengadakan putaran
restitusi untuk menghilangkan torsi pada leher,
sehingga ubun ubun terletak sesuai dengan punggung,‑
diikuti putaran dimana bahu dengan diameter
biakromial akan terletak pada diameter antero
posterior pintu bawah panggul yang kemudian satu
bahu terletak di anterior di bawah simfisis dan bahu
lainnya di posterior
 Gerakan rotasi ekterna yang sebenarnya dan
disebabkan karena ukuran bahu (diameter bisacrominal)
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari
pintu bawah paanggul.
 Terjadi segera setelah rotasi eksterna bahu depan
akan tampak dibawah simfisis dan perineum akan
diregang oleh bahu belakang dan dengan datangnya
his maka bahu depan akan lahir serta menjadi
hipomoklion bagi lahirnya bahu belakang dan bagian
tubuh lainnya segera dikeluarkan.
 Apabila bayi telah lahir, segera jalan nafas
dibersihkan. Tali pusat dijepit antara 2 cunam pada
jarak 5 dan 10 cm.Kemudian digunting diantara
kedua cunam, lalu diikat dan diberi antiseptika.
 Pekerjaan penolong (dokter, bidan, penolong lainya)
dalam kala I adalah mengawasi wanita in partu sebaik-
baiknya serta menanamkan semangat diri
 Apabila ketuban belum pecah boleh duduk atau
berjalan-jalan. Bila berbaring, sebaiknya kesisi dimana
punggung berada.
 Jika ketuban sudah pecah harus berbaring.
 Periksa dalam pervaginam jangan terlalu sering, kecuali
ada indikasi setiap pemeriksaan membawa infeksi,
tanpa memperhatikan sterilitas
 Pada kala pembukaan dilarang mengedan hanya
akan menghabiskan tenaga ibu
 Kala I berakhir apabila pembukaan sudah lengkap sampai
10 cm.
KALA I
 Pada permulaan kala II umumnya kepala janin telah masuk
dalam ruang panggul. Ketuban yang menonjol biasanya
akan pecah sendiri. Bila belum pecah, harus dipecahkan.
His datang lebih sering dan lebih kuat, lalu timbullah his
mengedan. Penolong harus telah siap untuk memimpin
persalinan.
 Ada 2 cara ibu mengedan :
 a. Letak berbaring merangkul kedua pahanya dengan
kedua lengan sampai batas siku. Kepala diangkat sedikit
hingga dagu mengenai dada. Mulut dikatup.
 b. Dengan sikap seperti diatas, tetapi badan miring
kearah punggung janin berada dan hanya satu kaki yang
dirangkul, yaitu yang sebelah atas
 Bila kepala janin didasar panggul, vulva mulai terbuka
(membuka pintu); rambut kepala kelihatan. Tiap his
lebih maju, anus terbuka, perineum meregang.
Penolong harus menahan perineum dengan tangan
kanan beralaskan kain kasa atau kain doek steril,
supaya tidak terjadi robekan (ruptura perinea). Pada
primigravida dianjurkan melakukan episiotomi.
 Dilakukan bila perineum sudah menipis dan kepala
janin tidak masuk lagi dalam vagina, yaitu dengan
jalan mengiris atau mengggunting perineum; ada 3
arah irisan: medialis, medio-lateralis, dan lateralis.
Tujuan episiotomi adaah supaya tidak terjadi robekan
perineum yang tidak teratur dan robekan m. spincter
ani (ruptura perinea totalis).
 Mendorong fundus uteri sewaktu ibu mengedan
tujuannya membantu tenaga ibu untuk melahirkan
kepala. Cara ini kurang dibenarkan, jika mau dilakukan
juga hanya boleh 2-3 kali saja. Bahayanya adalah
ruptura uteri, atonia uteri, trauma organ-organ dalam
perut, dan solutio plasenta.
 Bila perineum meregang dan menipis, maka tangan kiri
penolong menekan bagian belakang kepala janin ke arah
anus, tangan kanan di perineum. Dengan ujung-ujung
jari tangan kanan yang melalui kulit perineum dicoba
mengait dagu janin dan ditekan kearah simfisis pelan-
pelan.
PERASAT RITGEN
 Dengan pimpinan yang baik dan sabar, maka
lahirlah kepala dengaan ubun-ubun kecil
(subocciput) dibawah simfisis sebagai hipomoklion
secara berturut-turut kelihatan : bregma (ubun-
ubn besar), dahi, muka, dan dagu. Perhatikan
apakah tali pusat melilit leher, kalau ada,
lepaskan.
 Kepala akan mengadakan putaran restitusi kearah
dimana punggung janin berada. Lahirkan bahu
depan dengan menarik kepala ke arah anus
(bawah); lalu bahu belakang dengan menarik
pelan-pelan ke arah simfisis (atas). Melahirkan
badan, bokong, dan kaki lebih mudah, yaitu
dengan mengait kedua ketiak janin.
 Kala ini ber langsung mulai dari bayi lahir sampai
uri keluar lengkap.
 Kala III terdiri dari 2 fase :
1. Fase pelepasan uri
2. Fase pengeluaran uri
 Apabila plasenta lahir, umumnya otot otot uterus
segera berkontraksi, pembuluh pembuluh darah
akan terjepit, dan perdarahan akan segera
berhenti.Pada keadaan normal menurut Caldeyro-
Barcia Plasenta akan lahir spontan dalam waktu ±
6 menit setelah anak lahir lengkap.
Tangan kanan akan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.
Tangan kiri menekan daerah diatas simfisis. Bila tali pusat ini
masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari
dinding uterus
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan
kiri mengetok ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali
pusat yang diregangkan ini, berarti plasenta belum lepas dari
dinding uterus.
Wanita tersebut diuruh mengedan. Tali pusat tampak turun ke
bawah. Bila pengedanannya dihentikan dan tali pusat masuk
kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding
uterus.
Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar supaya
plasenta lepas dari dinding uterus hanya dapat dipergunakan bila
terpaksa misalnya perdarahan.
2. Perasat Strassman
3. Perasat Klein
4. Perasat Crede
Kala IV, yaitu satu jam setelah plasenta lahir
lengkap. Sebelum meninggalkan postpartum
harus diperhatikan 7 pokok hal penting :
1. Kontraksi uterus harus baik.
2. Tidak ada perdarahan dari vagina aatau
perdarahan perdarahan dalam alat genital
3. Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir
lengkap.
4. Kandung kencing harus kosong.
5. Luka luka pada perineum terawat dengan baik
dan tidak ada hematoma.
6. Bayi dalam kedadaan baik.
7. Ibu dalam keadaan baik.
1. Cunninggam, MacDonald, Gant, 1998, Obstetri Williams,
Edisi 18, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
2. Abdul Bari Saifuddin, 2010, Ilmu Kebidanan Edisi IV,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
3. Prof. dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998, Sinopsis Obstetri
Edisi II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
4. Prof. Dr. Abdul Bari Saifudin, SpOG.2010, Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ,PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
5. Prof. Dr. Gulardi Wiknjosastro,SpOG.2008.Pelatihan Klinik
Asuhan Persalinan Normal. Departemen Kesehatan
Indonesia.
PERSIALINAN

More Related Content

What's hot

(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatalmartaagustinasirait
 
Perubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fPerubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fharry christama
 
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaMengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaregiregene
 
4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinan4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinanfikri asyura
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaFuji Astuti
 
Hipotermia
HipotermiaHipotermia
Hipotermiaasniarah
 
KB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas
KB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu NifasKB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas
KB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu NifasUwes Chaeruman
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanAnna Nisa
 
Retensi urin post partum
Retensi urin post partumRetensi urin post partum
Retensi urin post partumovalinsky
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKKindal
 

What's hot (20)

Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
 
Ppt plasenta previa
Ppt plasenta previaPpt plasenta previa
Ppt plasenta previa
 
Solusio placenta
Solusio placentaSolusio placenta
Solusio placenta
 
Perubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fPerubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP f
 
Ikterus
IkterusIkterus
Ikterus
 
Anatomi panggul
Anatomi panggulAnatomi panggul
Anatomi panggul
 
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaMengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
 
4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinan4. mekanisme persalinan
4. mekanisme persalinan
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
Hipotermia
HipotermiaHipotermia
Hipotermia
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Metode kangguru
Metode kangguruMetode kangguru
Metode kangguru
 
KB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas
KB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu NifasKB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas
KB 2 - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
 
Letak lintang
Letak lintangLetak lintang
Letak lintang
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
Retensi urin post partum
Retensi urin post partumRetensi urin post partum
Retensi urin post partum
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
 

Viewers also liked

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...Warnet Raha
 
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu BersalinPemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalinpjj_kemenkes
 
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULDISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULTha Niya
 
Three Trigger-Ready Flows You Can Build Today
Three Trigger-Ready Flows You Can Build TodayThree Trigger-Ready Flows You Can Build Today
Three Trigger-Ready Flows You Can Build TodayPatrick Sheil
 
Presentation dr herman
Presentation dr hermanPresentation dr herman
Presentation dr hermanDea Noviana
 
Science powerpoint
Science powerpointScience powerpoint
Science powerpointalmonds6
 
seriale ostateczna wersja
seriale ostateczna wersjaseriale ostateczna wersja
seriale ostateczna wersjaAnka Zabłotna
 
CONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOB
CONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOBCONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOB
CONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOBEnvaPya
 
Showhomes special half_day_makeover
Showhomes special half_day_makeoverShowhomes special half_day_makeover
Showhomes special half_day_makeoverPresentation Sells
 
Czy można porozumiewać się bez słów?
Czy można porozumiewać się bez słów?Czy można porozumiewać się bez słów?
Czy można porozumiewać się bez słów?Anka Zabłotna
 
Multi-Tenant Data Cloud with YARN & Helix
Multi-Tenant Data Cloud with YARN & HelixMulti-Tenant Data Cloud with YARN & Helix
Multi-Tenant Data Cloud with YARN & HelixKishore Gopalakrishna
 
สมบูรณ์ สะโสวิทย์ ສົມບູນ ສະໂສຫວິດ
สมบูรณ์ สะโสวิทย์ ສົມບູນ ສະໂສຫວິດสมบูรณ์ สะโสวิทย์ ສົມບູນ ສະໂສຫວິດ
สมบูรณ์ สะโสวิทย์ ສົມບູນ ສະໂສຫວິດสมบูรณ์ สะโสวิทย์
 
Aba new habilitation data sheets
Aba new habilitation data sheetsAba new habilitation data sheets
Aba new habilitation data sheetsabrighterave
 
Rencana bisnis futsal- Manajemen bisnis
Rencana bisnis futsal- Manajemen bisnisRencana bisnis futsal- Manajemen bisnis
Rencana bisnis futsal- Manajemen bisnisEnvaPya
 

Viewers also liked (20)

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY”S” DENGAN AN...
 
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu BersalinPemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
 
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULDISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
 
Distosia bahu
Distosia bahuDistosia bahu
Distosia bahu
 
Three Trigger-Ready Flows You Can Build Today
Three Trigger-Ready Flows You Can Build TodayThree Trigger-Ready Flows You Can Build Today
Three Trigger-Ready Flows You Can Build Today
 
Seriale
SerialeSeriale
Seriale
 
Presentation dr herman
Presentation dr hermanPresentation dr herman
Presentation dr herman
 
Science powerpoint
Science powerpointScience powerpoint
Science powerpoint
 
seriale ostateczna wersja
seriale ostateczna wersjaseriale ostateczna wersja
seriale ostateczna wersja
 
CONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOB
CONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOBCONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOB
CONVINCING THEM YOU’RE RIGHT FOR THE JOB
 
Pnum final
Pnum finalPnum final
Pnum final
 
Showhomes special half_day_makeover
Showhomes special half_day_makeoverShowhomes special half_day_makeover
Showhomes special half_day_makeover
 
Czy można porozumiewać się bez słów?
Czy można porozumiewać się bez słów?Czy można porozumiewać się bez słów?
Czy można porozumiewać się bez słów?
 
Redaccion de textos
Redaccion de textosRedaccion de textos
Redaccion de textos
 
Multi-Tenant Data Cloud with YARN & Helix
Multi-Tenant Data Cloud with YARN & HelixMulti-Tenant Data Cloud with YARN & Helix
Multi-Tenant Data Cloud with YARN & Helix
 
สมบูรณ์ สะโสวิทย์ ສົມບູນ ສະໂສຫວິດ
สมบูรณ์ สะโสวิทย์ ສົມບູນ ສະໂສຫວິດสมบูรณ์ สะโสวิทย์ ສົມບູນ ສະໂສຫວິດ
สมบูรณ์ สะโสวิทย์ ສົມບູນ ສະໂສຫວິດ
 
Apache Helix presentation at Vmware
Apache Helix presentation at VmwareApache Helix presentation at Vmware
Apache Helix presentation at Vmware
 
Aba new habilitation data sheets
Aba new habilitation data sheetsAba new habilitation data sheets
Aba new habilitation data sheets
 
Rencana bisnis futsal- Manajemen bisnis
Rencana bisnis futsal- Manajemen bisnisRencana bisnis futsal- Manajemen bisnis
Rencana bisnis futsal- Manajemen bisnis
 
Helix talk at RelateIQ
Helix talk at RelateIQHelix talk at RelateIQ
Helix talk at RelateIQ
 

Similar to PERSIALINAN

KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptxKEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptxdinarperbawati1
 
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).pptPersalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).pptGandySudirgouw
 
Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)Muhammad Amin
 
KONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CAREKONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CAREDiandr
 
INTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptxINTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptxDiandr
 
konsep dasar persalinan.pptx
 konsep dasar persalinan.pptx konsep dasar persalinan.pptx
konsep dasar persalinan.pptxopricelxofficial
 
Persalinan normal.ppt
Persalinan normal.pptPersalinan normal.ppt
Persalinan normal.pptsusan71664
 
Mekanisme persalinan normal AKPER PEMKAB MUNA
Mekanisme persalinan normal AKPER PEMKAB MUNA Mekanisme persalinan normal AKPER PEMKAB MUNA
Mekanisme persalinan normal AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
persalinan sungsang
persalinan sungsangpersalinan sungsang
persalinan sungsangMariaBjr
 
392LETAK_SUNGSANG_HARUSKAH_DITERMINASI_DENGAN_BEDAH_SESAR.pdf
392LETAK_SUNGSANG_HARUSKAH_DITERMINASI_DENGAN_BEDAH_SESAR.pdf392LETAK_SUNGSANG_HARUSKAH_DITERMINASI_DENGAN_BEDAH_SESAR.pdf
392LETAK_SUNGSANG_HARUSKAH_DITERMINASI_DENGAN_BEDAH_SESAR.pdfssuser489844
 
Kespro persalinan kala II
Kespro persalinan kala IIKespro persalinan kala II
Kespro persalinan kala IIgyubie77
 
Persalinan Normal oleh Rosyida Khusna
Persalinan Normal oleh Rosyida KhusnaPersalinan Normal oleh Rosyida Khusna
Persalinan Normal oleh Rosyida KhusnaRosyida Khusna
 
Fisiologi persalinan-normal
Fisiologi persalinan-normalFisiologi persalinan-normal
Fisiologi persalinan-normalarif hidayat
 
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.pptdokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.pptAdriansyahDS
 

Similar to PERSIALINAN (20)

Partus normal
Partus normalPartus normal
Partus normal
 
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptxKEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
 
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).pptPersalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
 
Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)Fisiologi persalinan (9)
Fisiologi persalinan (9)
 
Proses persalinan-normal-eb1
Proses persalinan-normal-eb1Proses persalinan-normal-eb1
Proses persalinan-normal-eb1
 
KONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CAREKONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
 
INTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptxINTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptx
 
konsep dasar persalinan.pptx
 konsep dasar persalinan.pptx konsep dasar persalinan.pptx
konsep dasar persalinan.pptx
 
Persalinan normal.ppt
Persalinan normal.pptPersalinan normal.ppt
Persalinan normal.ppt
 
Oce
OceOce
Oce
 
5. Konsep Askep Intranatal.pptx
5. Konsep Askep Intranatal.pptx5. Konsep Askep Intranatal.pptx
5. Konsep Askep Intranatal.pptx
 
Mekanisme persalinan normal AKPER PEMKAB MUNA
Mekanisme persalinan normal AKPER PEMKAB MUNA Mekanisme persalinan normal AKPER PEMKAB MUNA
Mekanisme persalinan normal AKPER PEMKAB MUNA
 
persalinan sungsang
persalinan sungsangpersalinan sungsang
persalinan sungsang
 
392LETAK_SUNGSANG_HARUSKAH_DITERMINASI_DENGAN_BEDAH_SESAR.pdf
392LETAK_SUNGSANG_HARUSKAH_DITERMINASI_DENGAN_BEDAH_SESAR.pdf392LETAK_SUNGSANG_HARUSKAH_DITERMINASI_DENGAN_BEDAH_SESAR.pdf
392LETAK_SUNGSANG_HARUSKAH_DITERMINASI_DENGAN_BEDAH_SESAR.pdf
 
Kespro persalinan kala II
Kespro persalinan kala IIKespro persalinan kala II
Kespro persalinan kala II
 
Kelompok seminar askeb inc fisiologi
Kelompok seminar askeb inc fisiologiKelompok seminar askeb inc fisiologi
Kelompok seminar askeb inc fisiologi
 
Tugas biokimia
Tugas biokimiaTugas biokimia
Tugas biokimia
 
Persalinan Normal oleh Rosyida Khusna
Persalinan Normal oleh Rosyida KhusnaPersalinan Normal oleh Rosyida Khusna
Persalinan Normal oleh Rosyida Khusna
 
Fisiologi persalinan-normal
Fisiologi persalinan-normalFisiologi persalinan-normal
Fisiologi persalinan-normal
 
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.pptdokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
 

PERSIALINAN

  • 1. Disusun Oleh: Nama : Dea Noviana Saputri NPM : 110. 2008. 065   PEMBIMBING : Dr. Herman Garcia L Tobing, SpOG
  • 2. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi( janin dan uri ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18- 24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
  • 3. Faktor-Faktor Penyebab Dimulainya Persalinan FAKTOR HORMONAL FAKTOR HORMONAL FAKTOR SYARAF FAKTOR SYARAF FAKTOR KEKUATAN PLASENTA FAKTOR KEKUATAN PLASENTA FAKTOR NUTRISI FAKTOR NUTRISI FAKTOR PARTUS ESTROGEN dan PROGESTERON turun 1-2 minggu sebelum partus ESTROGEN dan PROGESTERON turun 1-2 minggu sebelum partus Masuknya janin ke panggul dan pembesaran janin Masuknya janin ke panggul dan pembesaran janin Menggesek ganglion cervikalis merangsang kontraksi uterus Plasenta yang bedegenerasi penurunan hormon esterogen dan progesteron Plasenta yang bedegenerasi penurunan hormon esterogen dan progesteron Nutrisi pada janin berkuranghasil konsepsi di keluarkan Nutrisi pada janin berkuranghasil konsepsi di keluarkan Pemberian oxytosin pada proses persalinan Pemberian oxytosin pada proses persalinan
  • 4. Tanda dan Gejala inpartu  Lightening yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul (PAP) terutama pada primi para.  Perut kelihatan lebih besar /melebar, fundus uteri menurun. Pola kesuria dan sasuk miksi karena kandung kemih tertekan bagian bawah janin kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit Keluar cairan lendir bercampur darah melalui vagina Kadang ketuban pecah dengan sendirinya  Pada pemeriksaan dalam terdapat penipisan dan pembukaan serviks dan pembukaan lengkap
  • 5.  1) Merangsang pleksus frankenhauser dengan memasukkan beberapa gagang laminaria dalam kanalis servikalis  2) Pemecahan ketuban  3) Penyuntikan oksitosin (sebaiknya dengan jalan infus IV), pemakaian prostaglandin dsb  Dalam hal mengadakan induksi persalinan perlu diperhatikan bahwa serviks sudah matang (serviks sudah pendek dan lembek), dan kanalis servikalis terbuka 1 jari. Untuk menilai serviks dapat pula dipakai skor bishop
  • 6.
  • 7. Pembagian ruang panggul menurut Hodge :  Hodge I : Bidang yang dibentuk oleh lingkaran PAP dengan bagian atas simfisis dan promontorium  Hodge II : Bidang ini sejajar dengan Hodge I, terletak setinggi bagian bawah simfisis  Hodge III : Bidang ini sejajar dengan Hodge I dan Hodge II, terletak setinggi spina ischiadika kanan dan kiri  Hodge IV : Bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I, Hodge II, Hodge III, terletak setinggi os koksigis
  • 8.
  • 9.
  • 10. 1.Tipe ginekoid : Panggul paling baik untuk perempuan. Bentuk pintu atas panggul hampir bulat. Panjang diameter antero- posterior kira – kira sama dengan diameter transversa. Jenis ini ditemukan pada 45% perempuan. 2. tipe antropoid : Bentuk pintu atas panggul agak lonjong, seperti telur. Panjang diameter antero-posterior lebih besar daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan pada 35% perempuan.
  • 11. 3.tipe android : Bentuk pintu atas panggul seperti segitiga. Diameter transversal terbesar terletak di posterior dekat sakrum. Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin sempit ke arah bawah. Merupakan jenis panggul tipikal pria (male type). Jenis ini ditemukan pada 15% perempuan. 4. tipe platipelloid : Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang. Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% perempuan.
  • 12.
  • 13. Ukuran ukuran kepala yang berperan pada waktu persalinan tergantung pada derajat fleksi kepala : a.Pada presentasi belakang kepala maka kepala janin melewati vulva dengan diameter suboksipitobregmatikus (± 9,5 cm). b.Pada presentasi puncak kepala diameter yang berperan adalah diameter oksipitofrontalis (± 11,5 cm). c.Diameter oksipitomentalis (± 13,0 cm) relevan dengan presentasi dahi. d.Pada persentasi muka janin lahir dengan submentobregmatika (± 9,5) cm. e.Diameter biparietalis (± 9,5 cm) merupakan ukuran lintang terbesar antara os parietalis kiri dan kanan. f.Ukuran lintang terkecil adalah antara kedua os temporalis yang disebut diameter bitemporalis (± 8 cm).
  • 14.  Letak :Hubungan sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu dan dapat memanjang atau melintang  Posisi : Posisi menggambarkan hubungan bagian terendah janin dengan panggul ibu, yaitu sebelah kiri atau kanan ibu dan sebelah depan atau belakang ibu. Sehingga untuk setiap presentasi terdapat dua posisi yaitu kiri atau kanan dan depan atau belakang. Sebagai contoh pada belakang kepala dengan ubun-ubun kecil sebaghai denominatorakan ditemukan posisi kepala uuk kiri depan, uuk kiri belakang,uuk kanan depan atau uuk kanan belakang. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASSANGERFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASSANGER
  • 15.  Sikap : Bentuk penyesuaian diri tersebut dalam bentuk postur yang khas yang disebut sikap atau habitus. Sesuai dengan bentuk kavum uteri,janin membentuk sebuah masa ovoid jaga, dengan menekukkan badannya, sehingga punggung melengkung/konveks, kepala menunduk/fleksi penuh sehingga dagu hampir menyentuh dada, keduapaha fleksi terhadap abdomen, tungkai terlipat pada lutut, dan tumit bersandar pada permukaan anterior kaki. Lengan biasanya menyilang didepan dada dan tali pusat terletak pada ruang antara lengan dan ektermitas bawah.  Presentasi janin : Adalah bagian tubuh janin yang berada paling depan didalam jalan lahir atau berada paling dekat dengan bagian proksimal jalan lahir, yatu bagian Janin yang diraba pada pemeriksaan dalam
  • 16. Tenaga Persalinan (Power)  48 jam sebelum persalinan terjadi kontraksi dengan 5-10menitx 20 -30  Selama fase persalinan 2-4 kali x 10 menit x 20-30  Fase aktif 4x 10x45 Di dalam patograf di bagi menjadi 3: Lemah:<20 detik selama 10 menit Sedang : 20-40 detik selama 10 menit Ade kuat : >40 detik selama 10 menit Di dalam patograf di bagi menjadi 3: Lemah:<20 detik selama 10 menit Sedang : 20-40 detik selama 10 menit Ade kuat : >40 detik selama 10 menit
  • 17. PENOLONGPENOLONG PERALATANPERALATAN FAKTOR KHUSUS FAKTOR KHUSUS •Jarak kehamilan < 2 tahun •Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun •Penyakit ibu •Perdarahan antepartum •Infertilitas •Grandemulti
  • 18. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk mengetahui Hal- hal berikut. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk mengetahui Hal- hal berikut. •Penipisan serviks • Dilatasi servix •Posisi servix • Bagian presentasi •Stasi • Deteksi pecahnya selaput ketuban •Penipisan serviks • Dilatasi servix •Posisi servix • Bagian presentasi •Stasi • Deteksi pecahnya selaput ketuban
  • 19. Kala 1 Pada kala 1 yang dinamakan kala pembukaan, serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase:  Fase laten :Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3cm.  Fase aktif Dibagi dalam 3 fase lagi :  Fase akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm  Fase dilatasi maksimal : Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm  Fase deselerasi : Pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
  • 20.  Kala 1 selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala 1 berlangsung kira kira 13 jam, multipara kira kira 7 jam.
  • 21. Pada kala 2 his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira kira 2 sampai 3 menit sekali Wanita merasa pula tekanan kepada rectum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Primigravida kala II berlangsung rata rata 1,5 jam dan pada multipara rata – rata 0,5 jam.
  • 22.  Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat, beberapa menit kemudian uterus berkontrasi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.  Sampai dengan 1 jam postpartum dilakukan observasi. Kala ini dianggap perlu untuk mengamati apakah ada perdarahan postpartum Kala IV
  • 23. Gerakan kardinal dalam presentasi belakang kepala Adalah gerakan utama yang dilakukan janin saat kepala memasuki jalan lahir yang tidal; lurus, sebagai akibat bentuk anatomisnya dan penyesuaian kepala terhadap ukuran ukuran panggul yang berbeda beda pada tiap‑ ‑ tingkatan bidang panggul. Gerakan kardinal dalam presentasi belakang kepala Adalah gerakan utama yang dilakukan janin saat kepala memasuki jalan lahir yang tidal; lurus, sebagai akibat bentuk anatomisnya dan penyesuaian kepala terhadap ukuran ukuran panggul yang berbeda beda pada tiap‑ ‑ tingkatan bidang panggul. Gerakan kardinal terdiri dari : Engagement Descent Fleksi ( Fleksion Interna) Rotasi interna ( Interna rotation ) Ekstensi (ektension) Rotasi eksterna ( Eksternal rotation ) Ekspulsi ( ekspulsion ) Gerakan kardinal terdiri dari : Engagement Descent Fleksi ( Fleksion Interna) Rotasi interna ( Interna rotation ) Ekstensi (ektension) Rotasi eksterna ( Eksternal rotation ) Ekspulsi ( ekspulsion )
  • 24.  Adalah mekanisme dimana diameter biparietal yaitu diameter terbesar transversa janin pada presentasi belakang kepala telah melewati pintu atas panggul (pelvic inlet) dan dapat dinilai dengan sampainya bagian terendah kepala pada bidang H III atau station 0 setinggi spina ischiadika. Sinklitismus Masuknya kepala bila sutura sagitalis terdapat di tengah tengah jalan lahir, tepat diantar‑ simpisis dan promontorium.
  • 25. Masuknya kepala bila sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati pormontorium. a. Asinklitismus anterior : bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale depan b. Asinklitismus posterior : bila sutura sagitalis mendekati propmontorium dan os parietale depan lebih rendah dari o5 parietale belakang. Asinklitismus Yang ekstrim dapat teraba telinga dan disebut Litzmann's Obliquty Yang ekstrim dapat teraba telinga dan disebut Litzmann's Obliquty
  • 26. Dengan turunnya kepala lebih jauh, maka kepala akan mengalami tekanan dari :  Serviks  Dinding Panggul  Otot otot dasar panggul‑ Sehingga resultan gaya yang bekerja pada bagian sinsiput (ubun ubun besar) lebih besar dari oksiput (ubun ubun‑ ‑ kecil), kemudian kepala menjadi fleksi dan diameter frontoccipitalis 11,5 cm akan digantikan diameter yang kecil yaitu diameter suboccipito bregmatica (9,5 cm). Desent disebabkan oleh 4 faktor :  Tekanan karena cairan amnion  Tekanan langsung fundus terhadap bokong  Kontraksi otot abdomen  Meluruskan tubuh janin
  • 27. Pada saat memasuki pintu atas panggul, maka kepala akan berada dalam posisi sutura sagitalis melintang. Karena diameter terlebar pada pintu atas panggul adalah diameter transversal Disebut juga putaran paksi dalam, yaitu pemutaran bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah simfisis. 4. Rotasi interna
  • 28.  Dimana oksiput terjadi gerakan dari posisi aslinya anterior terhadap simfisis atau posterior tehadap sakrum.Saat kepal janin bagian terendah telah melewati bidang Hodge III atau station 0 dan biparietal plane mencapai spina, kepala akan mengalami hambatan oleh kedua tonjolan spina ischiadika kiri kanan, sehingga akan mengalami putaran paksi dalam.  Pada sebagian besar persalinan normal, kepala akan berputar ke depan sehingga ubun ubun kecil berada di depan (kiri atau‑ kanan).
  • 29.  Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Sebab sebab putaran paksi dalam :‑  Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala.  Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m.levator ani kiri dan kanan.  Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.
  • 30.  Setelah rotasi interna kepala fleksi mencapai vulva sehingga oksiput langsung berkontak dengan bagian anterior simfisis. Disebabkan vulva arahnya keatas dan kedepan maka ekstensi harus terjadi sebelum kepala melewatinya. ,Jika fleksi kepala yang tajam mencapai dasar pelvis maka akan mengenai posterior perineum dan akan menekan jaringan perineum. Ketika kepala menekan dasar panggul terdapat dua kekuatan :  Tekanan yang dihasilkan oleh uterus  Adanya tekanan dari dinding panggul dan simfsis akan menghasilkan resultan yang menyebabkan ekstensi.  Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah simfisis maka yang dapat maju karena kekuatan tersebut diatas bagian yang berhadapan dengan subocciput, maka lahirlah berturut turut pada pinggir perineum ubun ubun besar,‑ ‑ dahi, hidung, mulutdan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
  • 31.  Saat kepala sudah lahir maka oksiput kembali keposisi semula. Selanjutnya kepala akan mengadakan putaran restitusi untuk menghilangkan torsi pada leher, sehingga ubun ubun terletak sesuai dengan punggung,‑ diikuti putaran dimana bahu dengan diameter biakromial akan terletak pada diameter antero posterior pintu bawah panggul yang kemudian satu bahu terletak di anterior di bawah simfisis dan bahu lainnya di posterior  Gerakan rotasi ekterna yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu (diameter bisacrominal) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah paanggul.
  • 32.  Terjadi segera setelah rotasi eksterna bahu depan akan tampak dibawah simfisis dan perineum akan diregang oleh bahu belakang dan dengan datangnya his maka bahu depan akan lahir serta menjadi hipomoklion bagi lahirnya bahu belakang dan bagian tubuh lainnya segera dikeluarkan.  Apabila bayi telah lahir, segera jalan nafas dibersihkan. Tali pusat dijepit antara 2 cunam pada jarak 5 dan 10 cm.Kemudian digunting diantara kedua cunam, lalu diikat dan diberi antiseptika.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.  Pekerjaan penolong (dokter, bidan, penolong lainya) dalam kala I adalah mengawasi wanita in partu sebaik- baiknya serta menanamkan semangat diri  Apabila ketuban belum pecah boleh duduk atau berjalan-jalan. Bila berbaring, sebaiknya kesisi dimana punggung berada.  Jika ketuban sudah pecah harus berbaring.  Periksa dalam pervaginam jangan terlalu sering, kecuali ada indikasi setiap pemeriksaan membawa infeksi, tanpa memperhatikan sterilitas  Pada kala pembukaan dilarang mengedan hanya akan menghabiskan tenaga ibu  Kala I berakhir apabila pembukaan sudah lengkap sampai 10 cm. KALA I
  • 37.  Pada permulaan kala II umumnya kepala janin telah masuk dalam ruang panggul. Ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri. Bila belum pecah, harus dipecahkan. His datang lebih sering dan lebih kuat, lalu timbullah his mengedan. Penolong harus telah siap untuk memimpin persalinan.  Ada 2 cara ibu mengedan :  a. Letak berbaring merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai batas siku. Kepala diangkat sedikit hingga dagu mengenai dada. Mulut dikatup.  b. Dengan sikap seperti diatas, tetapi badan miring kearah punggung janin berada dan hanya satu kaki yang dirangkul, yaitu yang sebelah atas
  • 38.  Bila kepala janin didasar panggul, vulva mulai terbuka (membuka pintu); rambut kepala kelihatan. Tiap his lebih maju, anus terbuka, perineum meregang. Penolong harus menahan perineum dengan tangan kanan beralaskan kain kasa atau kain doek steril, supaya tidak terjadi robekan (ruptura perinea). Pada primigravida dianjurkan melakukan episiotomi.  Dilakukan bila perineum sudah menipis dan kepala janin tidak masuk lagi dalam vagina, yaitu dengan jalan mengiris atau mengggunting perineum; ada 3 arah irisan: medialis, medio-lateralis, dan lateralis. Tujuan episiotomi adaah supaya tidak terjadi robekan perineum yang tidak teratur dan robekan m. spincter ani (ruptura perinea totalis).
  • 39.  Mendorong fundus uteri sewaktu ibu mengedan tujuannya membantu tenaga ibu untuk melahirkan kepala. Cara ini kurang dibenarkan, jika mau dilakukan juga hanya boleh 2-3 kali saja. Bahayanya adalah ruptura uteri, atonia uteri, trauma organ-organ dalam perut, dan solutio plasenta.  Bila perineum meregang dan menipis, maka tangan kiri penolong menekan bagian belakang kepala janin ke arah anus, tangan kanan di perineum. Dengan ujung-ujung jari tangan kanan yang melalui kulit perineum dicoba mengait dagu janin dan ditekan kearah simfisis pelan- pelan. PERASAT RITGEN
  • 40.  Dengan pimpinan yang baik dan sabar, maka lahirlah kepala dengaan ubun-ubun kecil (subocciput) dibawah simfisis sebagai hipomoklion secara berturut-turut kelihatan : bregma (ubun- ubn besar), dahi, muka, dan dagu. Perhatikan apakah tali pusat melilit leher, kalau ada, lepaskan.  Kepala akan mengadakan putaran restitusi kearah dimana punggung janin berada. Lahirkan bahu depan dengan menarik kepala ke arah anus (bawah); lalu bahu belakang dengan menarik pelan-pelan ke arah simfisis (atas). Melahirkan badan, bokong, dan kaki lebih mudah, yaitu dengan mengait kedua ketiak janin.
  • 41.  Kala ini ber langsung mulai dari bayi lahir sampai uri keluar lengkap.  Kala III terdiri dari 2 fase : 1. Fase pelepasan uri 2. Fase pengeluaran uri  Apabila plasenta lahir, umumnya otot otot uterus segera berkontraksi, pembuluh pembuluh darah akan terjepit, dan perdarahan akan segera berhenti.Pada keadaan normal menurut Caldeyro- Barcia Plasenta akan lahir spontan dalam waktu ± 6 menit setelah anak lahir lengkap.
  • 42. Tangan kanan akan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri menekan daerah diatas simfisis. Bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri mengetok ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat yang diregangkan ini, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. Wanita tersebut diuruh mengedan. Tali pusat tampak turun ke bawah. Bila pengedanannya dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar supaya plasenta lepas dari dinding uterus hanya dapat dipergunakan bila terpaksa misalnya perdarahan. 2. Perasat Strassman 3. Perasat Klein 4. Perasat Crede
  • 43. Kala IV, yaitu satu jam setelah plasenta lahir lengkap. Sebelum meninggalkan postpartum harus diperhatikan 7 pokok hal penting : 1. Kontraksi uterus harus baik. 2. Tidak ada perdarahan dari vagina aatau perdarahan perdarahan dalam alat genital 3. Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap. 4. Kandung kencing harus kosong. 5. Luka luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma. 6. Bayi dalam kedadaan baik. 7. Ibu dalam keadaan baik.
  • 44. 1. Cunninggam, MacDonald, Gant, 1998, Obstetri Williams, Edisi 18, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2. Abdul Bari Saifuddin, 2010, Ilmu Kebidanan Edisi IV, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. 3. Prof. dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998, Sinopsis Obstetri Edisi II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 4. Prof. Dr. Abdul Bari Saifudin, SpOG.2010, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ,PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 5. Prof. Dr. Gulardi Wiknjosastro,SpOG.2008.Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Departemen Kesehatan Indonesia.