Dokumen tersebut membahas konsep dasar persalinan, mekanisme, fase-fase, dan adaptasi ibu dan janin selama persalinan. Secara ringkas, persalinan adalah proses keluarnya janin dan plasenta dari rahim melalui jalan lahir yang disebabkan kontraksi rahim. Terdapat tiga proses kunci yaitu perubahan aktivitas miometrium, pelunakan dan dilatasi serviks, serta pecahnya membran janin."
2. KONSEP DASAR PERSALINAN
PENGERTIAN PERSALINAN
• Persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir / dengan bantuan / tanpa
bantuan (kekeuatan sendiri) (Manuaba, 1998
: 157)
3. PERSALINAN ?
• Merupakan proses saat janin & plasenta serta
membranya keluar dari uterus ke dunia luar.
kontraksi uterus yang teratur
Yang menyebabkan penipisan
& dilatasi serviks sehingga hasil
Konsepsi dapat dikeluarkan dari uterus
(Linda.J,Heffner & Dani J.Schust.The a Glance Sistem reproduksi. 2008 )
4. TIGA PROSES KUNCI:
1.Perubahan aktivitas miometrium
Pola kontraksi iregular yg lama, frekwensi rendah
(Kontraktur)
Pola regular,sering & berintensitas tinggi
(kontraksi)
5. 2. Perlunakan dan dilatasi cerviks
3. Pecahnya membran janin
Terjadi secara simultan
6. FASE-FASE PERSALINAN
Fase 0. (tenang)
•
•
- Uterus tetap dalam keadaan tenang akibat satu atau lebih
penghambat kontraktilitas :
1.Progesteron
2.Prostasiklin
3. nitrat oksida
4.Peptida yg terkait dg hormon paratiroid (PTHrP) dan
terkait dengan gen kalsitonin (CG-rP)
5. Relaksin
6. Adrenomedulin
7. Vasoactive intestinal peptide
PTHrP : Parathyroid hormone-related peptide
CG-rP : Calcitonin gene- related peptide
7. Fase 1 (Aktivasi)
- Sejumlah protein yg berhubungan dengan
kontraksi meningkat karena pengaruh
estrogen
prostaglandin & Oksitosin
Kanal ion membran
Koneksin 43
Gap junction
10. Fase 3 ( involusi )
Kontraksi yang terus-menerus pada uterus
Hemostasis
Mengurangi ukuran uterus
11. JENIS PERSALINAN
• Persalinan Spontan
– Adalah bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
• Persalinan Buatan
– Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
misalnya ekstrasi dengan forceps/dilakukan operasi
section caesarea.
• Persalinan Anjuran
– Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya
pemberian pitocin atau prostaglandin.
12. MENURUT TUANYA UMUR KEHAMILAN:
• Abortus :
– Berakhirnya kehamilan sebelum 16 minggu
• Partus Imaturus :
– Penghentian kehamilan sebelum 28 minggu
• Partus Prematurus :
– Persalinan hasil konsepsi pada usia 28-36 minggu, janin
hidup tetapi prematur
• Partus Maturus :
– Partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin matur
• Partus postmaturus :
– Persalinan terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus
yang ditaksir
13. TEORI PERSALINAN
• Teori Penurunan Kadar Hormon Progesteron
– Akhir kehamilan terjadi penurunan kadar progesteron yang
menyebabkan peningkatan kontraksi uterus, karena sintesa
prostaglandin di chorio amnion
• Teori Rangsangan Esterogen
– Esterogen menyebabkan irritability myometrium, karena peningkatan
actin-myocin dan adeno tripospat (ATP)
• Teori Rangsangan Oksitosin
– Oxcytocin yang dikeluarkan hipofisis posterior mempengaruhi
permeabilitas Na yang menyebabkan peningkatan kontraksi uterus
• Teori Fetal Cortisol
– Sapi yang diberi infuse cortisol / ACTH menyebabkan lahir prematur
14. • Teori Fetal Membran
– Meningkatnya esterogen mempengaruhi arachnoid acid
untuk pembentukan prostaglandin yang menyebabkan
peningkatan kontraksi uterus
• Teori Placenta Sudah Tua
– Umur kehamilan 40 minggu menyebabkan sirkulasi
placenta menurun shg terjadi degenerasi trofoblast maka
terjadi penurunan produksi hormon / menghasilkan
hormon baru maka dimulailah persalinan
• Distention Theory
– Peningkatan regangan uterus meningkatkan sisntesis shg
kontraksi uterus meningkat
15. KALA DALAM
PERSALINAN
• Kala pertama (Kala I )
dilatasi serviks
1. Fase latent :
Nulipara multipara
-< 20 jam -< 14 jam
16. 2. FASE AKTIF
nulipara multipara
-dilatasi serviks
1,2 cm/jam
-dilatasi serviks
1,5 cm /jam
17. • Kala 2 (Kala II )
- Dilatasi serviks penuh 10 cm dan diakhiri dengan
kelahiran bayi .
Perpanjangan
nulipara multipara
-> 3 jam dg analgisia
regional
-> 2 jam tanpa
analgesia regional
-> 2 jam
- > 1 jam
18. • Kala 3
- Lahirnya plasenta & selaput janin
- Berlangsung ≤ 15 menit ditoleransi sampai
30 menit
19. TANDA-TANDA TIMBULNYA PERSALINAN
• His
– His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba dan
menimbulkan rasa nyeri di perut serta dapat
menimbulkan pembukaan servix kontraksi rahim
dimulai pada 2 face maker yang letaknya didekat cornu
uteri
• Show
– Show adalah keluarnya darah bercampur lendir
pervaginam, pengeluaran darah disebabkan robeknya
pembuluh darah waktu servix membuka
• Dilatasi dan Effacement
– Dilatasi adalah terbukanya canalis cervikalis secara
berangsur-angsur akibat pengaruh his.
– Effacement adalah pendataran atau pemendekan
canalis cervikalis yang semula panjang 1-2 cm menjadi
hilang sama sekali, sehingga tinggal hanya ostium yang
tipis yaitu setipis kertas.
20. MEKANISME
PERSALINAN
1. Engagement
– Diameter biparietal
melewati PAP
– Nullipara terjadi 2 minggu
sebelum persalinan
– Multi para terjadi
permulaan persalinan
– Kebanyakan kepala masuk
PAP dengan Sutura
Sagitalis melintang pada
PAP-fleksi ringan
21. 2. Descent (Turunnya Kepala)
– Turunnya presentasi pada inlet.
– Disebabkan oleh 4 hal :
• Tekanan Cairan Ketuban
• Tekanan langsung oleh fundus uteri
• Kontraksi diafragma dan otot perut
(Kala II)
• Melurusnya badan janin akibat
kontraksi uterus
22. – Synclitismus
• Sutura Sagitalis
terdapat ditengah-
tengah jalan lahir
tepat antara
Symphisis dan
Promontorium
• Os Pariental depan
dan belakang sama
tinggi
23. • Asynclitismus
– Jika Sutura Sagitalis agak ke depan mendekati
Symphisis atau agak ke belakang mendekati
promontorium
– Asynclitismus Posterior
• Sutura Sagitalis mendekati Symphisis,
Os.Parietal belakang lebih rendah dari Os.
Parietal depan.
– Asynclitismus Anterior
• Sutura Sagitalis mendekati promontorium
sehingga Os. Parietal depan > rendah dari
Os.Parietal belakang.
24. 3. Flexion
• Majunya kepala ⭢kepala
mendapat tekanan dari
cervix, dinding panggul
atau dasar panggul ⭢flexi
(dagu lebih mendekati
dada)
• Keuntungan : ukuran
kepala yang melalui jalan
lahir lebih kecil (D. SOB =
9,5 cm) ⭢out let
25. 4. INTERNAL ROTATION
– Bagian terendah memutar ke
depan ke bawah symphisis
– Usaha untuk menyesuaikan
posisi kepala dengan bentuk
jalan lahir (bidang lengan dan
PBP)
– Terjadinya bersama dengan
majunya kepala
– Rotasi muka belakang secara
lengkap terjadi setelah kepala
didasar panggul
26. 5. Extention
– Defleksi kepala
– Karena sumbu PBP mengarah
ke depan atas
– Dua kekuatan kepala
• Kekuatan ke depan atas
– Mendesak ke bawah
• Tahanan dasar panggul
menolak keatas
– Setelah Sub Occiput bertahan
pada pinggir bawah symphisis
sebagai Hypomoclion lahir ⭢
lewat perineum = occiput
muka dagu
27. 6. External Rotation
• Setelah kepala lahir ⭢
kepala memutar kembali
kearah punggung anak
untuk menghilangkan torsi
leher akibat putaran paksi
dalam.
• Ukuran bahu
menempatkan pada
ukuran muka belakang
dari PBP
28. 7. Expulsi
• Bahu depan dibawah
Symphisis ⭢sebagai
Hypomoclion ⭢lahir ⭢
bahu ke belakang, bahu
depan ⭢badan
seluruhnya.
29. FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM PERSALINAN
• PASSANGER = JANIN
• PASSAGEWAY = JALAN LAHIR
• POWER = KEKUATAN MENGEJAN
• PSIKIS
• PENOLONG
30. PASSENGER
• Sikap
(derajat fleksi atau ekstensi kepala)
ketika kepala janin fleksi diameter kepala
terkecil (suboksipitobregmatik 9,5 cm )
masuk ke PAP
• Ukuran janin
• Letak, presentasi, posisi dan stase janin
31. • LETAK :
Menunjukkan sumbu panjang janin relatif
terhadap sumbu panjang uterus
Longitudinal, transversal atau oblik
36. POWER
• Menilai aktivasi uterus
• Cara klasik 3-5 kontraksi/10 menit
• Monitor tekanan uteri 150-200 unit
Montevidio
Kekuatan kontraksi dalam mmHg dikalikan dengan
Frekuensi per 10 menit
Kecepatan dilatasi serviks BAROMETER AKHIR
37. PASSAGE
• Tergantung pada bentuk panggul
Ginekoid, android, antropoid, serta platipeloid
Di Px dengan
Pelvimetri
Jaringan lunak panggul
Otot dasar panggul &
serviks
Rotasi kepala pada kala II
Dapat menghasilkan resistesi pada persalinan
38. FASE-FASE PERSALINAN
• Fase Pembukaan (Kala I)
– Ialah waktu antara timbulnya tanda-tanda inpartu
sampai pembukaan lengkap
• Fase Pengeluaran (Kala II)
– Waktu antara pembukaan lengkap sampai janin
lahir
• Fase Kala Uri (Kala III)
– Adalah waktu antara selesainya janin sampai
placenta lahir
• Fase Kala Pengawasan (Kala IV)
– Adalah kala pengawasan selama 1-2 jam setelah
bayi dan uri lahir
39. ADAPTASI IBU DAN JANIN SELAMA
PERSALINAN
1. ADAPTASI JANIN
• Denyut Jantung Janin
– Stres pada uteroplasenta akan tercermin dalam pola DJJ
yang khas.
– DJJ normal 110 -160 denyut / menit
– Pada kehamilan muda, DJJ lebih tinggi dengan nilai sekitar
160 denyut / menit pada usia gestasi 20 minggu. Laju
denyut akan menurun secara progresif dengan semakin
matangnya janin saat mencapai aterm.
– Percepatan sementara dan diselerasi DJJ yang sedikit dini
dapat terjadi sebagai respon terhadap gerakan janin yang
spontan, periksa dalam, tekanan fundus, kontraksi uterus,
dan palpasi abdomen.
40. • Sirkulasi Janin
– Sirkulasi janin dapat dipengaruhi beberapa faktor
diantaranya posisi ibu, kontraksi uterus, tekanan
darah dan aliran darah tali pusat.
– Kontraksi uterus selama persalinan cenderung
mengurangi sirkulasi melalui arteriol spiralis,
sehingga mengurangi perfusi melalui ruang
intervilosa.
– Kebanyakan janin sehat mampu mengkompensasi
stres ini. Biasanya aliran darah tali pusat tidak
terganggu oleh kontraksi uterus atau posisi janin.
41. Pernapasan dan perilaku janin
• Perubahan-perubahan tertentu menstimulasi
kemoreseptor pada aorta dan badan karotid guna
mempersiapkan janin untuk memulai pernapasan
setelah lahir. Perubahan-perubahan ini meliputi hal-hal
berikut :
• 7 sampai 42 ml air ketuban diperas keluar dari paru-
paru (selama persalinan pervaginam)
• Tekanan oksigen (PO2) janin menurun
• Tekanan karbon dioksida (PCO2) arteri meningkat
• pH arteri menurun
• Gerakan janin masih sama seperti pada masa hamil,
tetapi menurun setelah ketuban pecah.
42. 2. ADAPTASI IBU
• Perubahan kardiovaskuler
– Perawat dapat mengantisipasi perubahan tekanan darah.
Karena adanya tahanan perifer tekanan darah meningkat dan
frekuensi denyut nadi melambat.
– Wanita harus diberitahu bahwa ia tidak boleh melakukan
valsava manuver (menahan napas dan menegangkan otot
abdomen) untuk mendorong, karena akan meningkatkan
tekanan intrathoraks, mengurangi aliran balik vena, dan
meningkatkan tekanan vena, curah jantung dan tekanan
darah meningkat sedangkan nadi lambat. Selama wanita
melakukan valsava manuver janin dapat mengalami hipoksia.
43. • Perubahan pernapasan
– Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan
pemakaian oksigen terlihat dari peningkatan
frekuensi pernapasan.
– Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis
respiratorik (pH meningkat), hipoksia dan
hipokapnea (karbon dioksida menurun).
– Kecemasan juga meningkatkan pemakaian oksigen.
44. • Perubahan ginjal
– Selama persalinan wanita dapat mengalami
kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat :
edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi,
rasa tidak nyaman, sedasi dan rasa malu.
– Protein uria +1 dapat dikatakan normal dan hasil
ini merupakan respon rusaknya jaringan otot
akibat kerja fisik selama persalinan.
45. • Perubahan integumen
– Adaptasi sistem integumen jelas terlihat khususnya
pada daya distensibilitas daerah introitus vagina
(muara vagina).
– Tingkat distensibilitas pada setiap individu
berbeda, meskipun daerah itu meregang, namun
dapat terjadi robekan-robekan kecil pada kulit
sekitar introitus vagina sekalipun tidak dilakukan
episiotomi atau tidak terjadi laserasi.
46. • Perubahan muskuloskeletal
– Sistem muskuloskeletal mengalami stres selama
persalinan. Diaforesis, keletihan, proteinuria (+1),
dan kemungkinan peningkatan suhu menyertai
peningkatan aktivitas otot yang menyolok.
– Nyeri punggung dan nyeri sendi (tidak berkaitan
dengan posisi janin) terjadi sebagai akibat semakin
regangnya sendi pada masa aterm. Proses
persalinan itu sendiri dan gerakan meluruskan jari-
jari kaki dapat menimbulkan kram tungkai.
47. • Perubahan neurologi
– Perubahan sensoris terjadi saat wanita masuk ke
tahap pertama persalinan dan saat masuk ke setiap
tahap berikutnya.
– Mula-mula wanita merasa euforia yang membuat
wanita serius dan kemudian mengalami amnesia di
antara traksi selama tahap kedua. Akhirnya wanita
merasa sangat senang atau letih setelah
melahirkan.
– Endorfin endogen (senyawa mirip morfin yang
diproduksi tubuh secara alami) meningkatkan
ambang nyeri dan menimbulkan sedasi.
48. • Perubahan pencernaan
– Bibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita bernapas
melalui mulut, dehidrasi dan sebagai respon emosi terhadap
persalinan.
– Selama persalinan, motilitas dan absorbsi saluran cerna
menurun dan waktu pengosongan lambung menjadi lebih
lambat.
– Wanita seringkali merasa mual dan memuntahkan makanan
yang belum dicerna setelah bersalin. Mual dan sendawa
terjadi sebagai respon reflek terhadap dilatasi serviks
lengkap.
– Ibu dapat mengalami diare pada awal persalinan. Perawat
dapat meraba tinja yang keras atau bertahan pada rektum.
49. • Perubahan endokrin
– Sistem endokrin aktif selama persalinan. Awitan
persalinan dapat diakibatkan oleh penurunan kadar
progesteron dan peningkatan kadar esterogen,
prostaglandin dan oksitosin.
– Metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah
dapat menurun akibat proses persalinan.