Kelahiran pada sapi terdiri dari 3 tahap:
1. Tahap persiapan selama 1/2-24 jam dimana serviks membuka dan fetus mulai memasuki pelvis
2. Tahap pengeluaran fetus selama 0,5-1 jam dimana fetus dilahirkan
3. Tahap pengeluaran plasenta selama 4-5 jam dimana plasenta dilahirkan
Proses kelahiran dapat mengalami komplikasi jika melebihi 8 jam disebut distokia dan mungkin memerl
1. KELAHIRAN
• Adalah proses fisiologis dimana uterus bunting
mengeluarkan anak dan plasenta melalui
saluran kelahiran
• Ditunjang oleh perejanan yang kuat dari urat
daging
– Uterus
– Perut
– Diafragma
2. Tanda-tanda kelahiran
• Gelisah, suka mengasingkan diri dari kawanannya!
Tersedia kdg beranak
• Udema pada vulva (2-4 kali dari biasanya)
• Lendir sumbat servik mencair
• Kolostrum telah menjadi cair
• Membuat sarang bagi politocous
• Urat daging pangkal ekor mengendor
• Kelenjar susu membengkak
– Nulipara : mulai 4-5 bulan kebuntingan
– Pluripara : mulai 1-2 minggu sebelum kelahiran
3. LETAK FETUS SAAT LAHIR
• Letak etokia (mudah dilahirkan)
– Letak muka (anterior)
• Muka anak menghadap ke vulva induk
• Kedua kaki depan dan kepala anak masuk ke ruang pelvis
• Punggung anak menghadap ke arah punggung induk
– Letak sungsang (posterior)
• Kedua kaki belakang dan ekor anak masuk dalam ruang pelvis
• Punggung anak menghadap ke arah punggung induk
• Letak distokia (sulit dilahirkan)
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. 2 tahap kelahiran
• Tahap permulaan atau tahap persiapan
• Tahap perejanan
13. Faktor mekanik
• Kelahiran diinisiasi oleh adanya desakan ke luar dari
penambahan volume fetus terhadap dinding uterus
• Teori Pendukung : pada monotocous, anak kembar
lebih cepat dilahirkan dari pada anak tunggal
• Teori Pembantah :
– pada politocous, anak tunggal tidak dilahirkan lebih
lama
– Kejadian hydrop tidak mempercepat kelahiran
14. Faktor hormonal
• Yang merangsang kontraksi uterus adalah
oxytosin (hipofisa anterior)
– Dibantah : hipofisektomi tidak mengganggu
kelahiran normal
– Disimpulkan, tahap persiapan bukan oleh
rangsangan oxytosin saja
15. Mengapa saat kebuntingan muda oxytosin
tidak menimbulkan kontraksi uterus?
• Saat kebuntingan muda ada enzim
oxytosinase yang meniadakan peran fungsi
oxytosin
• Pada umumnya progesteron menghambat
daya kerja oxytosin
16. • Estrogen menyebabkan uterus sensitif
terhadap rangsangan oxytosin
• Menjelang kelahiran, produksi progesteron
plasenta menurun sedang estrogen plasenta
meningkat
17. Faktor internal fetus
• Saat fetus mencapai umur tertentu, pusat otak timbul rangsangan ke
hipotalamus
• Hypotalamus memproduksi RH untuk ACTH (ACTHRH)
• Hipofisa fetus menghasilkan ACTH
• ACTH mempengaruhi kelenjar adrenal untuk mensekresi cortisol
• Cortisol merangsang plasenta untuk mensekresi Prostaglandin
• Prostaglandin meregresi corpus luteum, menurunkan progesteron
• Penurunan progesteron meningkatkan estrogen
• Peningkatan estrogen meningkatkan sensitifitas miometrium terhadap
oxytosinkontraksi uterus
18.
19.
20. Faktor gabungan
• Mula-mula muncul progesteron kontraksi myometrium
terhambat pada awal kebuntingan
• Volume fetus bertambahdinding uterus teregang
• Beberapa hari sebelum dilahirkan, terdapat rangsangan dari
pusat otak fetushipotala mushipofisaadrenal
cortisolmem pengaruhi plasenta karuncula prostaglandin
muncul sehingga CL regresi, progesteron
turunmeningkatkan estrogen sensitifitas myometrium
bertambah terhadap rangsangan oxytosinmyometrium
kontraksi semakin tinggi oxytosin kontraksi semakin
kuatkelahiran
21. 3 Stadium tahap perejanan
• Stadium persiapan perejanan
• Stadium perejanan kuat untuk mengeluarkan
fetus
• Stadium perejanan kuat untuk mengeluarkan
plasenta.
22. STADIUM PERSIAPAN PEREJANAN PADA
SAPI
• Ditandai oleh intensitas kontraksi urat daging uterus
– Mula-mula lambat
• 1x per 15 menit selama 15-20 detik
– Makin cepat
• 1x per 3 menit selama 20-40 detik
• Kontraksi dari ujung kranial
– Isi kandungan mengarah ke serviks
– Kantong amnion dan allantois beserta cairan menyusup ke
lumen serviks cerviks membuka
23.
24.
25. Akhir stadium persiapan
Serviks terbuka luas, seluas vagina
Terdapat penyembulan membran alantois (kadang-kadang
pecah)
Membran amnion telah masuk ke dalam pelvis dan
menyembul dari celah vulva
Kontraksi uterus terus berlangsung
Kepala dan kedua kaki depan masuk ruang pelvis
(meregang)
Peregangan pelvis merangsang SSP reflek ke u.d.
perut dan diafragma stadium persiapan kelahiran
selesai
26. • Stadium persiapan pada sapi ½-24 jam (p.u. 2-
6 jam), pada sapi tidak menunjukkan
kesakitan
• Pada kuda 1-4 jam, nampak kesakitan
• Babi, anjing, dan kucing 2-12 jam
27. Stadium Pengeluaran Fetus
• Pada umumnya berlangsung sangat cepat
• Kantong amnion (abu-abu mengkilat) nampak
menyembul
• Fetus di ruang pelvisjalan kelahiran dan
ruang pelvis meregang reflek merejan lebih
kuat dari u.d. perut, uterus dan diafragma
28. • Frekwensi merejan semakin meningkat
dengan interval semakin lama
• Kantong amnion pecah jalan kelahiran licin-
akhirnya fetus meluncur
29. Stadium pengeluaran plasenta
• Fetus lahir, tali pusar putus
• Volume darah dalam vili menurun
• Vili kempes dan mengkerut
• Uterus terus kontraksi
• Plasenta mengarah ke serviks
• Dengan perejanan plasenta keluar
• Hormon yang berperan adalah oxitosin dan
estrogen
30. Pengeluaran plasenta
• Secara mekanik
– Ditarik oleh induk
– Tertarik oleh beban berat dari sisa cairan amnion yang
tertampung menggantung di vulva
• Lama waktu dipengaruhi oleh exercise
– Sapi potong ½-1 jam setelah fetus lahir
– Sapi perah dikandangkan dan tidak menyusui 1-8 jam
– Domba kambing ½-3 jam
• Plasenta keluarlendir serviks mengandung leukosit
32. Distokia faktor anak
• Defisiensi hormon cortisol
• Ukuran fetus terlalu besar
– Ukuran jantan besar, induk kecil
– Induk makan terlalu banyak, penumpukan lemak
di panggul menurunkan efektivitas perejanan
• Kelainan posisi fetus dalam saluran kelahiran
33. Distokia umumnya terjadi pada
• Induk baru I beranak
• Induk dng waktu kebuntingan melebihi
normal
• Induk terlalu cepat dikawinkan (belum dewasa
tubuh)
• Induk kurang gerak
• Kelahiran kembar
• Penyakit pada organ reproduksi
34. Penanganan distokia
• Mutasi, mengembalikan presentasi,posisi dan postur
fetus agar normal dgn cara didorong, diputar dan
ditarik,
• Penarikan paksa , bila servik lemah dan fetus tidak
ikut reaksi thd perejanan
• Fetotomi, bila tidak bisa melalui jalan mutasi dan
mempertimbangkan keselamatan induk
• operasi sesar
35. 3 tahap kelahiran
• Pelebaran servik 2-6 jam
• Pengeluaran fetus 0,5-1 jam
• Pengeluaran plasenta 4-5 jam
• Bila proses kelahiran lebih 8 jam sejak
perejanan maka tergolong distokia
36.
37. Pertolongan saat melahirkan
perlukah??
• Tidak, bila nampak sehat-sehat saja, karena:
– Sentuhan vulva, vagina, cervix mengganggu irama
kontraksi/perejanan
– Penarikan kaki, pemecahan kantong amnion/alantois bisa
menimbulkan luka/lecet saluran kelahiran
• Sarang mikroorganisme
• Cervix tertutup permanen
• Perlu, bila induk lemah