Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
RESUME MATERI NILAI WAKTU UANG
1. RESUME MATERI
PERTEMUAN 2-7
Dosen Pembimbing :Ade Fauji, SE, MM
Di susun oleh :
Nama : Eni Merawati
NIM : 11011700457
Kelas : 2S-Manajemen
Ruangan : B.1.1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA
TAHUN 2018
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Resume tentang“Materi
Pertemuan 2-7”.Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Manajemen Keuangan di Universitas Bina Bangsa.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Serang,April 2018
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv
Nilai Waktu Uang .......................................................................................... 1
Analisis Peramalan Keuangan ..................................................................... 11
Perencanaan dan Pengendalian Keuangan ................................................ 21
Kebijakan Modal Kerja dan Pengelolaan Kas dan Sakuritas .................. 34
Pengelolaan Kredit dan Pengelolaan Sediaan ............................................ 47
Pembiyaan Jangka Pendek ........................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... v
4. iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Laporan Neraca ............................................................................................ 24
Laporan Laba-Rugi ...................................................................................... 25
Laporan Arus Kas.......................................................................................... 27
Kurva Break Event Point ............................................................................... 29
5. PERTEMUAN 2
MATERI NILAI WAKTU UANG
Pengertian Nilai Waktu Uang
Time Value of Money merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang
sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu
konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena
perbedaaanwaktu
Konsep Nilai Waktu Uang
Konsep nilai waktu uang di perlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil
keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan
keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih. Suatu
jumlah uang tertentu yang di terima waktu yang akan datang jika di nilai sekarang
maka jumlah uang tersebut harus di diskon dengan tingkat bunga tertentu
(discountfactor).
MANFAAT
Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang
dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna
untuk menghitung anggaran. Dengan demikian investor dapat menganalisa apakah
proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau tidak. Dimana investor lebih
menyukai suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun dimulai tahun
pertama sampai tahun berikutnya.
6. 2
Maka sudah jelas time value of money sangat penting untuk dipahami oleh kita
semua, sangat berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang
masa kini dan akan datang
KETERBATASAN
Keterbatasannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uangnya
apbila tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi
maka uang yang akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi. Time
value of money tidak memperhitungkan tingkat inflasi.
ISTILAH YANG DIGUNAKAN :
Pv = Present Value (Nilai Sekarang) SI = Simple interest dalam rupiah
Fv = Future Value (Nilai yang akan datang) An = Anuity
I = Bunga (i = interest / suku bunga) n = tahun ke-
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
Konsep nilai waktu uang (time value of money concept) merupakan konsep yang
dipahami sebagian besar orang di dunia. Teorinya: uang yang ada sekarang lebih
tinggi nilainya dibandingkan jumlah yang sama dimasa depan. Sebagai contoh: uang
sejumlah Rp 6.000,00 sekarang dapat membeli satu liter beras kualitas sedang.
Namun, uang sejumlah tersebut diatas tidak dapat membeli satu liter beras pada tahun
depan, mungkin 0,9 liter. Disini terlihat bahwa secara kualitas, nilai uang tergerus
seiring dengan jalannya waktu. Tergerusnya nilai uang tersebut disebut sebagai
inflasi.
7. 3
Inflasi muncul melalui banyak sebab. Dari sudut makro ekonomi, inflasi bisa berarti
kabar yang baik (pada batasan tertentu). Jika pengangguran menurun, artinya banyak
orang menerima penghasilan, artinya pula ada banyak uang yang beredar di pasar.
Selaras dengan hukum penawaran dan permintaan, maka saat daya beli meningkat
(karena orang-orang menerima penghasilan) maka harga-harga biasanya ikut naik.
Kenaikan harga tersebut sudah kita pahami sebelumnya sebagai inflasi. Maka jelas
inflasi (sekali lagi pada batas tertentu) merupakan salah satu indikator menurunnya
pengangguran.
Inflasi merupakan salahsatu konsekuensi dari perkembangan perekonomian. Yang
harus diperhatikan dari inflasi adalah: apakah kenaikan harga (inflasi) tersebut
didukung oleh daya beli seseorang (secara kualitatif)? Mari kita biarkan dahulu
tentang masalah ini kepada penentu kebijakan.
Tujuan dari rencana keuangan adalah untuk mencapai keadaan perekonomian
seseorang seperti yang ditargetkan sebelumnya. Maka dalam merencanakan keuangan
penting kita ketahui bahwa inflasi merupakan bagian yang inheren pula dari setiap
tindakan/keputusan keuangan yang diambil. Misalnya dalam keputusan memilih
investasi : jangan sampai pengorbanan sekarang yang kita lakukan, alih-alih
mendapat nilai tambah, akhirnya justru menurun.
Metode-metode Nilai Waktu Uang
1. Metode average rate of return
Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan yang diperoleh suatu investasi atau
LABA / INVESTASI
Jika average rate of return lebih tinggi dari laba yang diharapkan→ layak
Kelemahan metode ARR : Mengabaikan nilai waktu uang
8. 4
2. Metode payback period
Mengukur seberapa cepat investasi itu kembali
Kriteria penilaian investasi : Semakin cepat semakin baik
Kelemahan Metode payback period : Mengabaikan nilai waktu uang, Mengabaikan
CF setelah investasi kembali
3. Metode net present value (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan kas bersih Jika NPV + → layak
4. Metode profitability index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih
dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi Jika PI lebih dari 1→ layak
5. Metode internal rate of return (IRR)
Tingkat discount faktor yang menyamakan nilai sekarang investasi dan nilai sekarang
penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang Jika IRR > tk bunga atau laba yang
disyaratkan→ layak .
Konsep Anuitas
Anuitas adalah merupakan satu arus (stream) kas yang tetap setiap periodenya.
Beberapa contoh dari perhitungan anuitas dalam keuangan individu, misalnya cicilan
bulanan kredit mobil atau rumah dan pembayaran biaya kontrak rumah bulanan. Arus
kas ini bisa merupakan arus kas masuk sebagai pengembalian atas investasi maupun
arus keluar yang dialokasikan sebagai tujuan investasi.
9. 5
Nilai masa depan anuitas memberikan nilai dari sebuah perencanaan tabungan yang
dilakukan secara tetap baik besaran dan waktunya selama jangka waktu tertentu.
Konsep Nilai Waktu Dari Uang
1. FUTURE VALUE
Nilai yang akan datang (future value) adalah nilai uang diwaktu akan datang dari
sejumlah uang saat ini atau serangkaian pembayaran yang dievaluasi pada tingkat
bunga yang berlaku. Ada lima parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu :
Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun per
tahun.
Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya.
Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika bernilai 0
pembayaran dilakukan diakhir periode.
Istilah-istilah yang di gunakan adalah sebagai berikut :
1. Nilai yang Akan Datang (terminal value)
Future value (terminal value) adalah nilai uang yang akan datang dari satu
jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan
suatu tingkat bunga tertentu.
Rumusnya :
FV = nilai investasi x ( 1 + r )^
Ket :
r = tingkat bunga
n = periode investasi
10. 6
2. Nilai Sekarang (Present Value)
Nilai sekarang dari jumlah yang diperoleh di masa mendatang atau sering pula
disebut dengan present value adalah nilai sejumlah uang yang saat ini dapat
dibungakan untuk memperoleh jumlah yang lebih besar di masa mendatang.
Misalkan P adalah nilai sekarang dari uang sebanyak A pada t tahun yang akan
datang. Bila kemudian diumpamakan tingkat bunga adalah r, maka bunga yang dapat
diperoleh dari P rupiah adalah :
I = P.r.t
dan uang setelah t tahun menjadi :
P + P.r.t = P(1+rt)
Karena A adalah nilai uang sebanyak P pada t tahun mendaang, maka
P(1+rt) = A
atau
P = A/I + rt
Contoh :
Setahun lagi rudi akan menerima uang sebanyak Rp. 10.000,-. Berapakah nilai
sekarang uang tersebut jika tingkat bunga adalah 13 % setahun?
Dalam masalh ini, A = 10.000,-. r = 0,13 dan t = 1
P = 10.000/ 1 + (0,13)(1)
= 8849,56
3. Nilai masa datang dan nilai sekarang
PV = FV / (1+i)n
Istilah yang digunakan :
Pv = Present Value (Nilai Sekarang)
Fv = Future Value (Nilai yang akan datang)
I = Bunga (i = interest / suku bunga)
n = tahun ke-
11. 7
An = Anuity
SI = Simple interest dalam rupiah
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
4. Anuitas
Anuitas adalah suatu rangkaian penerimaan atau pembayaran tetap yang dilakukan
secara berkala pada jangka waktu tertentu. Selain itu anuitas juga diartikan sebagai
kontrak di mana perusahaan asuransi memberikan pembayaran secara berkala sebagai
imbalan premi yang telah Anda bayar. Contohnya adalah bunga yang diterima dari
obligasi atau dividen tunai dari suatu saham preferen.
Ø Anuitas biasa (ordinary)
adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya terjadi pada akhir periode
Contoh :
Seseorang meminjam Rp 100.000,00 dengan pengembalian sistem angsuran anuitas,
setahun kemudian. Hutang tersebut akan diangsur selama 5 tahun dengan suku bunga
4 % per tahun. Setelah dihitung, pengembalian tiap tahun sejumlah Rp 22.462,71.
Buatlah tabel rencana angsuran !
Tabel Rencana Angsuran
Tahun Sisa hutang Anuitas : Rp 22.462,71 Sisa hutang
Ke- Awal tahun ke- Bunga akhir th ke- Angsuran akhir th ke- Akhir tahun ke-
1 Rp 100.000,00 Rp 4.000,00 Rp 18.462,71 Rp 81.537,29
2 Rp 81.537,29 Rp 3.261,49 Rp 19.201,22 Rp 62.336,07
3 Rp 62.336,07 Rp 2.493,44 Rp 19.969,27 Rp 42.366,80
4 Rp 42.366,80 Rp 1.694,67 Rp 20.768,04 Rp 21.598,76
5 Rp 21.598,76 Rp 863,95 Rp 21.598,76 Rp 0
A = A1+B1 = A2+B2 = A3+B3 = An + Bn
12. 8
Ø Anuitas Terhutang
H = A1 + A2 + A3 +…….+ An
H = A1 + A1(1+b) + A1(1+b) + …. + A1(1+b)
Deret geometri
A : A1
r : (1 + b) Sn =
n : n
= A1
= A1
Kesimpulan: Rumus mencari Hutang mula-mula dan Rumus mencari Angsuran
pertama
H = A1
atau A1 =
.
Ø Nilai Sekarang Anuitas (Present Value Annuity)
Nilai Sekarang Anuitas adalah nilai hari ini dari pembayaran sejumlah dana tertentu
yang dilakukan secara teratur selama waktu yang telah ditentukan. Dengan kata lain,
jumlah yang harus anda tabung dengan tingkat bunga tertentu untuk mandapatkan
sejumlah dana tertentu secara teratur dalam jangka waktu tertentusebagai nilai i
anuitas majemuk saat ini dengan pembayaran atau penerimaan periodik dan n sebagai
jangka waktu anuitas.
PVAn = A1 [(S(1+i) n ] = A1 [ 1 – {1/ (1+ i)n /i } ]
Ø Anuitas Abadi
Anuitas abadi adalah serangkaian pembayaran yang sama jumlahnya dan diharapkan
akanberlangsung terus menerus.
PV (Anuitas Abadi) = Pembayaran = PMT
Tingkat suku bunga
Obligasi terusan adalah sebuah obligasi terbitan pemerintah inggris untuk
13. 9
mengkonsolidasikan utang-utang masa lalu, dengan kata lain consol adalah obligasi
terusan.
a. Nilai Majemuk Anuitas
Yaitu nilai anuitas yang akan diterima di waktu yang akan datang untuk periode
tertentu.
Rumus:
Sn = a [(1 + i)n-1 + … + (1 + i)1 + (1 + i)0 ]
Di mana:
a = jumlah modal (uang) pada awal periode
Sn = jumlah yang diterima pada akhir periode
b. Nilai Tunai Anuitas
Yaitu nilai saat ini dari anuitas yang akan diterima di waktu yang akan datang selama
periode tertentu
Rumus:
1 1 NT An = a [ ------- ] 1 + … + [ ------- ]n(1 + i) (1 + i)
c. Penerimaan Tahunan dari Anuitas
Rumus:
Nilai Tunai Anuitas
a = ————————
PVIF Anuitas
Di mana :
PVIF = nilai sekarang dari tingkat bunga yang akan diterima selama periode tertentu
14. 10
d. Nilai Tunai dari Penerimaan Yang Tidak Sama
Rumus:
Periode Penerimaan Faktor Bunga Nilai
1 A PV IF th ke1 = (2).(3)
2 B PV IF th ke2 = (2).(3)
n C PV IF th ken = (2).(3)
————- +
Nilai tunainya
Ø Pinjaman yang Diamortisasi
Salah satu penerapan penting dari bunga majemuk adalah pinjaman yang dibayarkan
secara – dicicil selama waktu tertentu. Termasuk di dalamnya adalah kredit mobil,
kredit kepemilikan rumah, kredit pendidikan, dan pinjaman-pinjaman bisnis lainnya
selain pinjaman jangka waktu sangat pendek dan obligasi jangka panjang. Jika suatu
pinjaman akan dibayarkan dalam periode yang sama panjangnya (bulanan, kuartalan,
atau tahunan), maka pinjaman ini disebut juga sebagai pinjaman yang diamortisasi
(amortized loan).
15. 11
PERTEMUAN 3
ANALISIS PERAMALAN KEUANGAN
A. Peramalan keuangan
Peramalan keuangan adalah memperkirakan kebutuhan keuangan di masa
yang akan datang. Dalam melakukan peramalan kondisi ini dapat dijadikan alat
ukur untuk melakukan peramalan. Hal ini perlu dilakukan mengingat di masa
yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian. Ketidakpastian ini perlu
diperhitungkan secara matang. Dalam praktiknya ketidakpastian yang akan datang
meliputi hal-hal:
1. Ketidakpastian ekonomi, terutama yang berkaitan dengan perubahan harga
(inflasi), kekuatan daya beli masyarakat, ketersediaan bahan baku, tenaga
kerja, atau faktor lainnya.
2. Ketidakpastian politik, terutama yang berkaitan dengan kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah yang berkuasa, terutama yang memiliki
hubungan langsung dengan produk yang ditawarkan.
3. Ketidakpastian sosial dan budaya, yang berkaitan dengan pergeseran selera,
gaya hidup, dan kebiasaan masyarakat yang terus berkembang.
4. Ketidakpastian lingkungan alam, baik pergeseran penduduk, kelangkaan
bahan baku, maupun faktor bencana alam.
5. Ketidakpastian persaingan baik dalam negeri maupun masuknya produk dari
kelanjutan kepemimpinan perusahaan ke depan akibat pergantian, atau
pengunduran diri akibt berbagai sebab, dan lainnya.
Dalam praktiknya hampir dipastikan tidak ada hasil ramalan yang tepat 100%
atau berhasil, namun paling tidak dengan melakukan peramalan yang dengan
16. 12
mengidentifikasikan hal-hal yang akan terjadi ke depan, faktor risiko kegagalan dapat
diminimalkan.
Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan jenis peramalan, hal ini
tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Jenis-jenis peramalan dimaksud
antara lain:
1. Jika dilihat dari segi penyusunnya:
a. Peramalan subjektif merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar
perasaan atau feeling dari yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan
dan pengalaman masa lalu dari orang yang menyusunnya sangat
menentukan hasil ramalan.
b. Peramalan objektif merupakan peramalan yang didasarkan atas data dan
informasi yang ada, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik atau
metode tertentu. Data yang digunakan biasanya data masa lalu untuk
beberapa metode.
2. Dilihat dari segi sifat ramalan:
a. Peramalan kualitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar
data kualitatif dan biasanya peramalan ini didasarkan kepada hasil
penyelidikan sebelumnya.
b. Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar
data kuantitatif masa lalu (dalam bentuk angka-angka).
17. 13
3. Dilihat dari segi jangka waktu:
a. Peramalan jangka pendek merupakan peramalan yang didasarkan pada
waktu kurang 1 tahun.
b. Peramalan jangka menengah merupakan peramalan yang didasarkan pada
waktu rentang dari 1 tahun sampai 3 tahun.
c. Peramalan jangka panjang merupakan peramalan yang didasarkan pada
kurun waktu lebih dari 3 tahun.
B. Langkah-Langkah Peramalan
Agar peramalan dapat memberikan hasil yang memuaskan maka haruslah
mengikuti prosedur atau langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam peramalan.
Dengan mengikuti setiap langkah yang telah ditetapkan, paling tidak dapat
menghindari kesalahan yang tidak perlu, sehingga hasil peramalan tidak perlu
diragukan. Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam proses
melakukan peramalan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan.
Data yang dilakukan merupakan data masa lalu (lampau). Hendaknya data
yang dikumpulkan selengkap mungkin untuk beberapa priode. Pengumpulan
data dapat dilakukan dengan pengumpulan data sekunder dan data primer.
Pengumpulan data sekunder maksudnya adalah data yang diperoleh dari
berbagai sumber seperti: perpustakaan, koran, serta laporan lainnya adapun
data primer diperoleh dari lapangan dengan menggunakan observasi,
wawancara atau dengan menyebarkan kuesioner.
2. Mengolah Data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat tabulasi data. Dengan
demikian akan diketahui pola data yang dimiliki dan memudahkan kita untuk
melakukan peramalan melalui metode peramalan yang ada.
18. 14
3. Menentukan Metode Peramalan
Setelah data dditabulasi, barulah kita menentukan metode peramalan
yang cocok untuk data tersebut. Terdapat banyak metode dalam melakukan
peramalan. Hendaknya metode yang dipilih adalah metode yang paling tepat
atau metode yang paling kecil penyimpangannya. Pemilihan metode
peramalan adalah dengan mempertimbangkan faktor horizon waktu, pola data,
jenis peramalan, faktor biaya, ketepatan dan kemudahan penggunaannya.
4. Memproyeksikan Data
Seperti diketahui bahwa akan ada perubahan di masa yang akan
datang seperti perubahan ekonomi, politik, sosial, atau perubahan
kemasyarakatan lainnya perubahan ini akan berakibat tidak tepatnya hasil
peramalan. Agar kita dapat meminimalkan penyimpangan terhadap
perubahan, maka perlu dilakukan proyeksi data dengan pertimbangan faktor
perubahan tersebut untuk beberapa perubahan tersebut untuk beberapa
periode.
19. 15
5. Mengambil keputusan
Hasil peramalan yang telah di lakukan di gunakan untuk mengambil
keputusan untuk bidak membuat berbagai perencanaan seperti perencanaan
produksi, keuangan, penjualan dan perencanaan lainnya, baik untuk
perencanaan jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang .berkaitan
dengan keuangan adalah jumlah dana yang harus di dediakan dan kapan .
C. Model Peramalan dan Perencanaan Keuangan
Setiap orang atau lembaga selalu mengharapkan bahwa hasil ramalannya
berhasil dan tidak meleset di masa yang akan datang agar hasil peramalan tepat,
maka perlu di gunakan model peramalan yang sesuai dengan kebutuhan. Ada dua
model yang sering digunakan oleh berbagai perusahaan yaitu:
1. Metode persentase penjualan (percent of sales method)
2. Metode regresi (regression method)
Metode persentase penjualan, merupakan metode peramalan yang
relatif mudah jika dibandingkan dengan metode lainnya, terutama untuk
melihat kebutuhan permodalan. Caranya dengan melihat presentase penjualan
tahunan pada setiap pos dalam neraca. Peramalan penjualan ini biasanya
didasarkan pada:
1) Peramalan eksternal
2) Peramalan internal
20. 16
3) Kombinasi dari peramalan di atas
Peramalan eksternal yang didasarkan pada GNP, data statistik, survei,
faktor-faktor ekonomi, politik, dan sosial. Adapun peramalan internal
didasarkan pada sifat yang dimiliki oleh perusahaan (nature of the firm’s
of product)
Untuk mencari Kebutuhan Dana Ekstern (KDE) (ekstern fund required)
dapat dicari dengan rumus:
KDE = AL (S1) + AT (S1) – HT (S1) – mb (S)
Di mana:
AL = Total aktiva lancar dalam %
AT = Total aktiva tetap dalam %
HT = Total utang lancar dalam %
S = Total penjualan yang direncanakan
S1 = Selisih total penjualan yang direncanakan dengan penjualan tahun lalu
m = Margin laba
b = Rasio laba dengan pembagian dividen
21. 17
D. Laporan Keuangan Performa
Laporan keuangan performa merupakan proyeksi neraca dan laporan laba rugi
suatu perusahaan pada akhir priode peramalan. Alat sederhana yang digunakan
untuk membuat laporan keuangan performa perusahaan dapat dilakukan dengan:
1. Metode presentase penjualan (percentage of sales method), yaitu dengan
mencari semua pos dalam laporan laba rugi dan neraca yang berubah sesuai
dengan perubahan penjualan.
2. Pendekatan pertimbangan (judgemental), terhadap kemungkinan yang akan
terjadi.
Dalam praktiknya setiap metode memiliki beberapa kelemahan dan kelemahan
dari metode ini adalah:
1. Asumsi bahwa kondisi keuangan masa lalu merupakan indicator yang tepat
untuk masa yang akan datang.
2. Asumsi bahwa beberapa pos, seperti kas, piutang, dan persediaan bisa sesuai
dengan yang diinginkan.
Metode di atasi dilakukan atas dasar beberapa anggapan bahwa tingkat penjualan
sangat mempengaruhi perubahan pos-pos dalam, seperti:
1) Kas
2) Piutang
3) Sediaan
4) Utang piutang
5) Laba ditahan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam presentase penjualan adalah
sebagai berikut:
a. Membuat neraca performa yang meliputi item-item yang terpengaruh
langsung oleh tingkat penjualan, sedangkan item yang tidak
mempengaruhi dibiarkan saja.
22. 18
b. Mengalikan persentase (%) yang telah ditetapkan dengan proyeksi
penjualan item-item yang berpengaruh langsung.
c. Kemudian bagi item-item yang tidak berpengaruh angka-angkanya tetap
sama dipindahkan ke neraca proyeksi.
d. Melakukan perhitungan proyeksi laba ditahan.
e. Menjumlahkan neraca proyeksi, dan menyeimbangkan aktiva dan
pasivanya, jika ada selisih berarti menunjukkan jumlah kebutuhan
keuangannya.
Contoh :
PT Marras, Tbk. Bergerak dalam bidang elektronik, memiliki data sebagai
berikut:
a. Penjualan tahun 2008 adalah Rp 400.000.000,-
b. Proyeksi penjualan tahun 2009 adalah Rp 500.000.000,-
c. Laba bersih adalah 5% dari penjualan.
d. Kebijakan dividen 40% dari lab bersih.
Dari data di atas dapat dihitung sebagai berikut :
Proyeksi laba bersih adalah : 5% x Rp 500.000.000,- = Rp 25.000.000,-
Pembagian dividen 40% x Rp 25.000.000,- = Rp 10.000.000,-
Rp 15.000.000,-
Sehingga hasil dri kebutuhan dana adalah:
Selisih neraca performa adalah Rp 150.000.000,- – 145.000.000,- = Rp
5.000.000,-. Hal ini berarti kebutuhan perusahaan tahun 2009 adalah sebesar
Rp 5.000.000,-.
23. 19
E. Rencana Keuangan
Proses perencanaan keuangan dapat dibagi menjadi enam langkah:
1. Memproyeksikan laporan keuangan dan menggunakan proyeksi ini untuk
menganalisis dampak dari rencana operasi terhadap proyeksi laba dan
berbagai rasio keuangan.
2. Menentukan dana yang dibutuhkan untuk mendukung rencana lima tahunan.
3. Meramalkan ketersediaan dana selama lima tahun ke depan.
4. Menetapkan dan menjaga suatu sistem pengendalian yang mengatur alokasi
dan penggunaan dana di dalam perusahaan.
5. Mengembangkan prosedur guna menyesuaikan rencana dasar jika ramalan
ekonomi yang mendasari rencana tersebut tidak terjadi.
6. Menetapkan suatu sistem kompensasi manajemen berbasis kinerja. Sangat
penting bahwa sistem semacam itu memberikan penghargaan kepada para
manajer karena mereka melakukan apa yang diinginkan oleh pemegang
saham, yaitu memaksimalkan harga saham.
F. Analisis Ramalan
Dengan menganalisis laporan keuangan proyeksi untuk menentukan apakah
ramalan tersebut memenuhi target keuangan perusahaan sebagaimana ditetapkan
dalam rencana lima tahunannya. Jika laporan tersebut harus diubah.
G. Meramalkan Arus Kas Bebas
Model kertas kerja juga dapat digunakan untuk mengestimasikan arus kas
bebas (free cash flow-FCF). Arus kas beban dihitung sebgai berikut:
FCF = Arus kas operasi – Investasi bruto pada modal operasi
Aalternatifnya:
FCF = NOPAT – Investasi bersih pada modal operasi
Ingat kembali juga bahwa arus kas bebas mencerminkan jumlah kas yang
dihasilkan dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan jumlah kas yang
24. 20
dibutuhkan untuk mendanai tambahan pengeluaran modal dan modal kerja
operasi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
25. 21
PERTEMUAN 4
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN
Perencanaan keuangan (Financial Planning) adalah proyeksi penjualan laba dan
aktiva yang didasarkan pada berbagai strategi produksi dan dan pemasaran dan juga
pada penentan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai proyeksi tersebut.
Pengendalian keuangan (financial control ) adalah tahap dimana rancangan keuangan
di implementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang di
perlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana
yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan operasi.
Proses perencanaan dan pengendalian keuangan bertalian erat dengan perencanaan
strategis. Sifat dasar hubungan-hubungan ini dapat dilihat dalam gambar dibawah ini
yang memasukkan beberapa hal yang spesifik untuk kerangka umum:Strategi dan
Perencanaan Keuangan.Dilihat pada gambar di atas, dalam kerangka misi, sasaran,
atau tujuan, strategi- strategi dapat dirumuskan. Keputusan-keputusan kunci meliputi
pemilihan produk dan pasar. Keputusan ini menghasilkan strategi bauran produk
(product mix). Hal ini selanjutnya memberikan basis bagi prakiraan penjualan jangka
panjang untuk dapat diturunkan menjadi proyeksi jangka yang lebih pendek.
Prakiraan penjualan ini merupakan basis untuk membuat model seluruh kegiatan lain
dalam perusahaan.Pada titik ini, manajemen keuangan mempunyai tanggungjawab
utama untuk melaksanakan, terutama dalam bidang perencanaan dan pengendalian
keuangan. Perencanaan dan pengendalian keuangan melibatkan penggunaan berbagai
proyeksi berdasarkan strandar dan pengembangan dari proses umpan balik dan
penyesuaian untuk memperbaiki prestasi perusahaan. Proses perencanaan dan
pengendalian keuangan ini menyangkut peramalan dan penggunaan beberapa jenis
anggaran. Sistem anggaran dikembangkan untuk setiap bidang yang menentukan
kegiatan perusahaan.Anggaran produksi menganalisis penggunaan bahan baku,
tenaga kerja dan peralatan pabrik. Setiap unsur pokok tersebut juga mempunyai
26. 22
anggaran tersendiri, seperti anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja dan
anggaran peralatan. Untuk mencapai penjualan produk yang telah dihasilkan
diperlukan anggaran pemasaran (marketing bufget). Suatu anggaran juga
dikembangkan untuk memenuhi keperluan kantor umum dan para pejabatnya. Hasil
dari proyeksi semua unsur biaya ini tercermin dalam anggaran perhitungan rugi/laba
(juga disebut perhitungan rugi/laba “pro forma” atau “proyeksi”). Penjualan yang
diantisipasikan menimbulkan pertimbangan tentang berbagai jenis investasi yang
diperlukan untuk menghasilkan produk. Investasi ini disertai dengan neraca awal
akan merupakan data yang diperlukan untuk menyususn sisi harta pada neraca.
Harta harus dibiayai, tetapi yang pertama dibutuhkan adalah suatu analisis arus kas
(anggaran kas). Anggaran kas menunjukkan pengaruh kombinasi dari kegiatan
operasi yang dianggarkan terhadap arus kas perusahaan. Arus kas bersih yang positif
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki pembiayaan yang cukup. Akan tetapi, jika
peningkatan volume kegiatan operasi menyebabkan arus kas yang negatif, maka
diperlukan tambahan pembiayaan. Semakin panjang jarak waktuyang diperlukan
untuk mencari atau menyediakan pembiayaan yang diperlukan, semakin banyak
kesempatan untuk mengembangkan dokumentasi yang diperlukan dan untuk bekerja
sama dengan sumber-sumber keuangan. Perencanaan dan pengendalian keuangan
dilakukan untuk memperbaiki profitabilitas, menghindari kekurangan kas dan
memperbaiki prestasi manajer masing-masing divisi perusahaan. Literatur keuangan
telah mengembangkan sejumlah model yang merupakan masukan yang berguna ke
dalam aktivitas perencanaan strategis. Analisis Pulang Pokok / ImpasHubungan
antara besarnya pengeluaran investasi dan volume yang diperlukan untuk mencapai
profitabilitas (kemampulabaan) disebut sebagai analisis pulang pokok/ impas
(breakeven analysis) atau perencanaan laba. Analisis impas merupakan sarana untuk
menemukan titik di mana penjualan akan impas menutup biaya-biaya. Jika saja
semua biaya perusahaan bersifat variabel, maka tidak akan ada masalah tentang
volume impas. Tetapi karena tingkat biaya dapat sebagian besar dipengaruhi oleh
27. 23
ukuran investasi tetap yang telah dilakukan perusahaan, biaya tetap yang
diakibatkannya akan menempatkan perusahaan pada posisi rugi, kecuali jika volume
penjualan yang memadai dapat tercapai. Jika perusahaan ingin terhindar dari
kerugian, maka penjualan nya harus bisa menutupi semua biaya-biaya, di mana ada
yang bervariasi langsung dengan tingkat produksi dan ada yang tidak berubah
walaupun tingkat produksi mengalami perubahan. Biaya-biaya yang termasuk dalam
setiap kategori ini diuraikan dalam tabel dibawah ini:
Biaya-biaya Tetap dan Variabel
Biaya TetapBiaya Langsung atau Variabel
Penyusutan pabrik dan peralatan
Biaya sewa
Gaji staf riset
Gaji staf eksekutif
Biaya umum kantorUpah buruh pabrik
Bahan baku dan pembantu
Komisi penjualan
Laporan Keuangan
Secara umum ada tiga bentuk, yaitu neraca, laporan laba / rugi dan laporan aliran kas.
Laporan tersebut bertujuan memberikan inforasi yang relavan untuk pengambilan
keputusan .
1. Neraca
Untuk menggambarkan kondisi keuangan suatu organisasi pada waktu
tertentu. Yang meliputi aktiva atau asset dan passive.
Total aktiva sama dengan total passive , persamaan neraca ditunjukan sabagai
berikut : Aset = hutang + modal saham.
28. 24
Gambar 1. Contoh laporan neraca
2. Laporan Laba – rugi
Meringkas prestasi kerja keuangan perusahaanyang bersangkutan pada saat
tertentu. Laporan laba-rugi diharapkan mampu memberikan informasi yang
berkaitan dengan tingkat keuntungan, resiko, fleksibilitas keuangan, dan
kemampuan operasional perusahaan.
30. 26
3. Laporan arus kas
Bertujuan memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas
perusahaan selama periode tertentu. Tujuanj lain memberikan informasi
mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi
perusahaan.
Gambar 3. Contoh laporan arus kas
32. 28
Pengertian Break Even Point (BEP)
Break Even Point dikenal juga dengan analisi titik impas. Secara umum Break
Even Point ini sebagai suatu keadaan dimana perusahaan pada saat akan melakukan
kegiatan operasinya perusahaan tersebut tidak akan mendapatkan keuntungan dan
tidak mengalami kerugian juga.
Break Even Point merupakan sebuah ukuran yang sangat sering dipakai pada saat
menilai keberhasilan suatu manajemen perusahaan yakni target penjualan yang
tercapai, sehingga terjadilah laba yang maksimal.
Supaya mendapatkan laba yang maksimum dapat dipengaruhi oleh 3 faktor yang
menjadi pendukung yakni :
1. Biaya Produksi,
2. Banyaknya Penjualan, dan
3. Harga Produksi
Menurut pakar bahwa Break Event Point merupakan sebuah titik impas antara
besarnya laba dan biaya suatu perusahaan dalam posisi yang seimbang atau sama, jadi
pasar saat prosesnya tidak memperoleh keuntungan dan kerugian.
Tujuan dari Break Even Point
Pemakaian Berak Even Point ini bertujuan untuk menganalisis seluruh barang yang
diproduksi atau jumlah uang atau laba yang harus diperoleh agar mencapai titik impas
atau balik modal.
33. 29
Didalam suatu perusahaan sebelum memproduksi suatu produk, hal partama yang
perlu dilakukan ialah merencanakan seberapa besar keuntungan yang ingin diperoleh.
Dan akan mengeluarkan biaya pada saat produksi.
Maka dengan memakai BEP agar diketahui waktu dan tingkat harga penjualan yang
dilakukan tidak menempatkan usaha tersebut menjadi rugi,dan juga bisa menetapkan
harga pasar tanpa melupakan laba yang ditetetapkan.
Gambar 4. Kurva Break Event Point
Hal ini sangatlah berpengaruh terhadap penentuan harga jual dan untuk sebaliknya,
sehingga dengan penentuan BEP akan diketahui berapa total barang dan harga pada
penjual. Analisis BEP ini dipakai untuk kepentingan lainya juga seperti analisis
laporan keuangan.
Hal ini disebabkan karena biaya produksi sebagai suatu yang sangat berpengaruh
terhadap penentuan harga jual dan sebaliknya, sehingga dengan penentuan BEP ini
bisa diketahui berapa jumlah barang dan harga terhadap penjualan.
34. 30
Analisis BEP ini dipakai untuk hal yang lain seperti analisis laporan keuangan. Pada
saat penentuan BEP atau titik impas ini perlu diketahui dulu hal-hal dibawah ini agar
dapat ditentukan dengan tepat yakni :
Kapasitas Produksi yang sudah ada
Tingkat keuntungan yang menjadi target dalam suatu periode
Besarnya biaya yang harus dikeluarkan, seperti biaya tetap dan biaya variabel.
Komponen Break Even Point
Dalam menghitung berapa besar BEP atau titik impas yang pastinya memerlukan
komponen-komponen seperti berikut ini dari BEP, yakni :
1. Variabel Cost
Sifat dari Variabel Cost ini sangatlah dinamis, dan dikenal sebagai biaya per unit,
yang bergantung pada tingkat volume produksinya.
Apabila produksi meningkat, maka variabel juga akan terus meningkat. Contohnya
yakni biaya listrik, biaya bahan baku, dan sebagainya.
2. Fixed Cost
Fixed Cost ini termasuk dalam biaya konstan atau tetap, bila terjadi kegiatan
produksi ataupun sedang tidak berproduksi.
3. Selling Price
Seliing Price merupakan suatu harga jual per unit barang atau jasa yang sudah
diproduksi
35. 31
Rumus Perhitungan Break Even Point
1. Dasar Unit
Rumus perhitungan berapa jumlah unit barang atau jasa yang harus diproduksi
supaya mendapatkan titik impas.
BEP = FC /(P—VC)
2. Dasar Penjualan
Cara menghitung berapa rupiah nilai penjualan yanng akan diterima dalam titik
impas:
FC / (1-(VC/P))
Perhitungan (1-VC/P)) dapat juga dikenal dengan nama Margin Konstribusi Per
Unit
Keterangan :
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost
P : Price Per Unit
S : Sales Volume
36. 32
Cara Perhitungan Break Even Point
Contoh Kasus :
Diketahui :
Total Biaya Tetap (FC) bernilai Rp 180.000.000
Harga Jual Barang Per unit sebesar Rp 120.000
Perhitungan BEP Unit
BEP = FC/ (p – VC)
BEP = Rp 180.000.000/ (Rp 120.000 – Rp 60.000)
BEP = Rp 3.000.000
Perhitungan BEP Penjualan
BEP = FC/ (1 – (VC/P))
BEP = Rp 180.000.000/ (1 – (Rp 60.000 / Rp 120.000))
BEP = Rp 360.000.000
Jadi dari perhitungan diatas, bahwa perusahaan bisa mengetahui keuntungan yang
akan didapat berdaarkan bbesarnya penjualan minimum. Berikut adalah rumus dalam
menghitung keuntungan sebagai brikut :
BEP – Laba = (FC + Target Laba) / (P – VC)
BEP – Laba = (Rp 180.000.000 + Rp 90.000.000) / (Rp 120.000 – Rp 60.000)
37. 33
BEP – Laba = Rp 270.000.000 / 60.000
BEP – Laba = Rp 4.500 unit atau
BEP – Laba = Rp 540.000.000 (diperoleh dari 4.500 unit x Rp 120.000)
38. 34
PERTEMUAN 5
KEBIJAKAN MODAL KERJA DAN PENGELOLAAN KAS DAN
SAKURITAS
A. Pengertian Modal Kerja
Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang
merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang
lain dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa
manjemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-
surat berharga (efek), piutang, dan persediaan.
Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau
uang tunai di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan
pembantu, dan barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang
usaha dan pinjaman jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja
merupakan semua kegiatan dalam rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar.
B. konsep modal kerja
Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep
yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
1. Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah
dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau
keseluruhan daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar
dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu
yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto
(gross working capital).
Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya
menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan
operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari
39. 35
mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang
ataupun hutang jangka pendek. Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan
batas keamanan atau margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur
jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu
menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu
menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya.
2. Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan
utang lancar. Berdasarkan konsep ini modal kerja merupakan sebagian dari aktiva
lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa
menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto (net
working capital).
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang
lebih besar daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur
jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan
aktiva lancar.
3. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep inimenitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam
menghasilkan dana atau income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang
digunakan dlam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada dana
yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan
pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula dan aynag dimaksudkan utuk
menghasilkan pada periode2periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang,
misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor atau aktiva tetap lainnya yang
disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana digunakan
untuk menghasilkan pendapata pada saat ini sesuai dengan maksud utama
didirikannya perusahaan, diantaranya kas, piutang dagang. dan lain sebagainya.
40. 36
Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang merupakan modal
kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek
sudah dijual.
C. Jenis Modal Kerja
Menurut WB. Taylor da Bambang Rianto (1995) Modal Kerja digolongkan dalam
beberapa jenis yaitu
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal kerja primer (Primary Working Capital)
Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya atau modal kerja yang secara terus
menerus diperlukan untuk kegiatan usahanya.
b. modal kerja normal
Modal kerja normal adalah modal kerja dibutuhkan untuk proses produksi normal.
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan,
modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.
b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.
c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak
diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perobahan
keadaan ekonomi yang mendadak).
D. Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
a. Volume Penjualan
41. 37
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada
saat terjadi peningkatan penjualan.
b. Faktor Musim dan Siklus
Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus
akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
c. Perubahan dalam teknologi
Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi
dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja
d. Kebijakan Perusahaan
Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap
kebutuhan modal kerja.
D. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor :
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu
pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses
produksi, lamanya barang di simpan digudang, jangka waktu penerimaan piutang.
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan
mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
Modal kerja makin besar jika:
1. Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama
2. Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar
1. Pengertian Kas
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar
(paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Transaksi
tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap,
membayar hutang, membayar dividen dan transaksi lain yang diperlukan perusahaan.
42. 38
Kas merupakan aktiva yang tidak dapat langsung menghasilkan ‘laba’, dalam arti
tidak bisa untuk mendapatkan laba secara langsung dalam operasi perusahaan. Kas
perlu dikelola secara efektif dan efisien supaya pemanfaatan kas dapat optimal.
Kas dibutuhkan untuk operasional sehari-hari (sebagai modal kerja) maupun untuk
pembelian aktiva tetap memiliki sifat kontinyu dan tidak kontinyu. Kebutuhan kas
kontinu atau yang terus menerus misalnya bagian produksi untuk membeli bahan
baku, bahan penolong, membayar upah tenaga kerja harian dan gaji karyawan tetap,
membayar biaya pemeliharaan, membeli suplies kantor habis pakai atau perlengkapan
pabrik dan pengeluaran tunai lainnya. Tanpa ada kas yang cukup kegiatan produksi
akan terganggu dan akibatnya mengganggu bagian lain yang terkait. Bagian
pemasaran membutuhkan kas untuk membayar biaya iklan, promosi, membayar biaya
angkut dsb. Tanpa ada kas yang cukup kegiatan pemasaran terganggu dalam menjual
produk yang dihasilkan. Kebutuhan kas untuk berbagai pembayaran tersebut
merupakan aliran kas keluar (cash outflow) atau termasuk dalam pembelanjaan aktif.
Sedangkan kebutuhan kas yang tidak kontinyu atau tidak rutin untuk pembelian
aktiva tetap, pembayaran angsuran hutang, pembayaran dividen, pembayaran pajak,
dsb.
Aliran kas masuk (cash inflow) atau termasuk dalam pembelanjaan pasif
merupakan aliran sumber-sumber dari mana kas diperoleh. Aliran kas masuk juga ada
yang sifatnya terus menerus (rutin) dan tidak terus menerus (tidak rutin). Aliran kas
masuk yang kontinyu (rutin) sebagian besar berasal dari penjualan produk utama
perusahaan yang dijual secara tunai, dan juga dari penerimaan piutang yang telah
dijadwalkan sesuai dengan penjualan kredit yang dilakukan. Penerimaan kas yang
tidak rutin antara lain penerimaan dari uang sewa gedung, penjualan aktiva yang tidak
terpakai, penerimaan modal saham dari para investor, penerimaan hutang atau kredit
dari bank, dan penerimaan bunga.
Dengan adanya aliran kas masuk dan aliran kas keluar yang kontinyu dan
tidak kontinyu, maka sangat penting usaha pengelolaan kas ini. Perimbangan
pengeluaran dan penerimaan kas harus disesuaikan dengan kepentingan perusahaan.
43. 39
Perusahaan harus menentukan berapa besarnya kas minimal yang harus ada, dan
menentukan berapa kas yang ideal boleh disimpan sehingga operasi perusahaan tidak
terganggu dan kas yang ada tidak menganggur terlalu lama.
2. Persediaan Kas Minimal
Jumlah uang kas minimal yang harus ada di perusahaan berbeda-beda antara
yang satu dengan lainnya, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya dan
kemampuan perusahaan. Di samping itu kas minimal juga tergantung pada prediksi
atau estimasi besarnya aliran kas masuk dan kas keluar beserta penyimpangannya.
Estimasi aliran kas keluar perlu mempertimbangkan adanya biaya yang keluar secara
tunai dan biaya yang tidak tunai. Dalam perencanaan kas, biaya yang tidak tunai
seperti penyusutan tidak diperhitungkan dalam menentukan jumlah kas minimal
perusahaan. Hubungan baik dengan pihak perbankan, suplier dan perantara juga
mempengaruhi besarnya persediaan kas minimal yang harus dijaga oleh perusahaan.
Perusahaan harus memiliki persediaan kas minimal yang harus ada setiap saat,
atau sering disebut persediaan besi (safety cash). Persediaan minimal kas pada
dasarnya tidak jauh berbeda dengan persediaan minimal pada persediaan barang.
Persediaan kas minimal ini bertujuan untuk menjaga agar kelangsungan operasi
perusahaan tetap terjamin dan dapat memenuhi kewajiban finansial perusahaan
apabila sewaktu-waktu harus dibayar. Kewajiban finansial ini dapat berupa hutang
lancar maupun biaya-biaya baik biaya tetap maupun biaya variabel yang harus segera
harus dibayar untuk kelangsungan operasi perusahaan. Ketersediaan kas dalam
perusahaan merupakan hal yang mutlak.
Kas merupakan salah satu aktiva yang memiliki likuiditas paling tinggi.
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. Kewajiban
perusahaan kepada pihak kreditur jangka pendek maupun kewajiban dalam
pembiayaan operasi perusahaan sehari-hari demi kelangsungan produksi. Aktiva
lancar sebagai modal kerja akan dibandingkan dengan jumlah hutang lancar sebagai
44. 40
kewajiban finansial yang harus segera dipenuhi perusahaan. Likuiditas, khususnya
dilihat dari kas yang tersedia dapat juga dibandingkan dengan hutang lancar yang ada.
Perbandingan antara kas dengan hutang lancar disebut rasio kas (cash ratio). Rasio
kas yang tinggi menunjukkan kemampuan membayar hutang lancar juga tinggi.
Besarnya kas yang cukup baik dan aman menurut HG. Guthmann adalah antara 5%
s/d 10% dari aktiva lancar yang ada. Jumlah kas yang kurang dari 5% dari aktiva
lancar akan menyulitkan operasi perusahaan. Standar jumlah kas 5% sampai dengan
10% ini biasanya layak untuk perusahaan manufaktur. Bagi perusahaan jasa
perbankan, jumlah kas biasanya akan lebih besar lagi. Semakin besar jumlah kas yang
tersedia di perusahaan, maka makin tinggi pula likuiditasnya. Persediaan kas yang
terlalu besar yang berarti likuiditasnya tinggi bukan berarti perusahaan tersebut baik,
sebab kas yang terlalu besar berakibat pemanfaatan kas tersebut kurang efisien karena
kas tersebut menganggur dan tidak menghasilkan keuntungan.
3 Motif Memiliki Kas
Perusahaan memiliki kas pada dasarnya sesuai dengan teori “ Liquidity
preference” dari J.M. Keynes yaitu menguasai atau memiliki uang berbentuk tunai
ada tiga motif atau tiga tujuan.
Pertama, motif transaksi(transaction motive) atau kebutuhan kas untuk
transaksi artinya perusahaan memiliki kas untuk keperluan realisasi berbagai
transaksi bisnisnya, baik transaksi yang bersifat rutin maupun yang tidak rutin.
Memiliki kas yang cukup untuk transaksi sangat diperlukan dalam operasional sehari-
hari seperti pembayaran upah, pembelian bahan baku, pembelian bahan penolong,
biaya administrasi, biaya kantor dan pembayaran tunai lainnya. Pembelian aktiva
tetap dan kegiatan lain merupakan kegiatan transaksi perusahaan yang pengeluaran
kasnya direncanakan untuk jangka panjang.
Kedua, motif berjaga-jaga(precautionary motive) atau kebutuhan kas untuk
berjaga-jaga artinya perusahaan memiliki kas untuk mengantisipasi berbagai
kebutuhan yang mendadak. Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga dimaksudkan untuk
45. 41
mengantisipasi aliran kas masuk dan keluar yang tidak kontinyu dan sulit
diperkirakan. Pengeluaran yang mendadak atau tiba-tiba muncul dan harus dibayar
akan menyulitkan perusahaan apabila tidak memiliki cadangan kas yang cukup.
Pengeluaran kas untuk keperluan yang mendadak biasanya tidak diperkirakan
sebelumnya, oleh karena itu perusahaan perlu memiliki kas yang cukup untuk
berjaga-jaga. Pada motif berjaga-jaga perusahaan menetapkan saldo kas minimum
yang besarnya tergantung pada indikator dari penyimpangan aliran kas yang
dianggarkan. Penerimaan dan pengeluaran perusahaan diprediksi melalui anggaran
kas atau cash budget. Jika penerimaan dan pengeluaran dapat diprediksi dengan tepat,
maka kebutuhan kas yang bersifat mendadak bisa ditentukan sekecil mungkin berarti
saldo kas minimum kecil, tetapi jika penerimaan dan pengeluaran tidak dapat
diprediksi dengan tepat, maka membutuhkan saldo kas minimum yang cukup besar.
Ketiga, motif spekulasi (speculatif motive) atau kebutuhan kas untuk
berspekulasi. Kebutuhan kas untuk spekulasi dimaksudkan agar perusahaan dapat
memanfaatkan kesempatan apabila ada barang yang dapat dibeli secara lebih murah.
Perusahaan berspekulasi dalam pembelian bahan mentah yang jumlahnya melebihi
kebutuhan, karena menurut prediksi bahan mentah tersebut harganya akan naik secara
signifikan di masa yang akan datang. Untuk mengurangi risiko kenaikan harga
tersebut, maka perusahaan dapat membelinya saat ini, dengan sendirinya harus
dipertimbangkan biaya-biaya yang muncul akibat penyimpanan barang tersebut dan
risiko kerusakannya. Contoh lain, perusahaan memiliki kas untuk memperoleh
keuntungan yang besar dari kesempatan investasi yang bersifat likuid. Dalam kondisi
ekonomi yang lesu dan harga saham turun drastis, maka perusahaan membeli saham
dengan harapan harga saham meningkat setelah kondisi ekonomi membaik.
Pentingnya kas bagi operasi perusahaan telah diketahui, namun sulit
menentukan berapa besarnya kas yang harus disediakan dan kapan waktu yang tepat,
agar pemanfaatan kas tersebut dapat efektif dan efisien. Ditinjau dari waktu kapan
terjadinya kas masuk dan kas keluar, kebutuhan dapat dikelompokkan menjadi
kebutuhan kas jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Kebutuhan kas
46. 42
keluar jangka pendek biasanya akan menghasilkan kas masuk dalam jangka pendek.
Kebutuhan kas untuk jangka panjang juga akan menghasilkan kas masuk dalam
jangka panjang. Contoh, investasi penambahan mesin, merupakan kebutuhan kas
untuk masa waktu yang lama dan hasil yang diharapkan juga dalam waktu yang
panjang. Kebutuhan kas untuk melaksanakan promosi berupa iklan akan
menghasilkan kenaikan kas masuk dari kenaikan penjualan dalam jangka waktu yang
panjang di masa yang akan datang.
5. Anggaran Kasatau Cash budget
Anggaran kas atau cash budget merupakan skedul yang menyajikan perkiraan
aliran kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan selama periode tertentu pada waktu
yang akan datang. Anggaran kas, sebagai proyeksi posisi kas yang berupa penerimaan
dan pengeluaran kas pada saat tertentu di masa yang akan datang. Periode
penyusunan anggaran kas ini dapat disusun untuk waktu tahunan, triwulanan,
bulanan, mingguan atau bahkan harian. Perusahaan pada umumnya menggunakan
anggaran kas bulanan yang disusun untuk jangka waktu 3 bulan, 6 bulan sampai 12
bulan. Anggaran kas untuk jangka waktu yang lebih panjang digunakan untuk
perencanaan yang bersifat umum dan menyeluruh, sedangkan anggaran dalam jangka
waktu yang lebih pendek biasanya untuk pengendalian kas yang lebih riil dan
spesifik.
Anggaran kas sangat penting untuk menjaga likuiditas dan kelangsungan
usaha, sebab dengan menyusun anggaran kas dapat diprediksi waktu atau kapan
perusahaan mengalami defisit dan kapan mengalami surplus kas. Pada periode yang
mengalami defisit kas, bisa segera disiapkan sumber dana menutupnya. Defisit dapat
ditutup dari pinjaman pihak bank atau dengan mencari modal sendiri. Apabila
mengalami surplus kas bisa direncanakan untuk investasi pada instrumen investasi
yang sesuai likuiditasnya atau merencanakan pemanfaatan kas untuk kegiatan yang
lebih menguntungkan.Hal ini dilakukan agar jangan sampai terjadi kelebihan kas
terlalu besar, sehingga ada sejumlah kas yang menganggur yang tidak mendatangkan
47. 43
pendapatan serta tidak efisien. Keberadaan kas sebagai bagian dari aktiva lancar akan
berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan.
Fokus anggaran kas meliputi dua bagian yaitu: 1. penerimaan kas yang
direncanakan dan 2. pengeluaran kas yang direncanakan. Merencanakan aliran uang
kas masuk dan kas keluar memberikan saldo posisi awal dan saldo akhir kas yang
direncanakan untuk jangka waktu tertentu.
1. Penerimaan kas yang direncanakan atau estimasi penerimaan kas yaitu proyeksi
penerimaan pada waktu tertentu baik yang berasal dari penerimaan penjualan tunai,
penerimaan piutang, penerimaan bunga, hasil penjualan aktiva tetap maupun
penerimaan lainnya.
2. Pengeluaran kas yang direncanakan atau estimasi pengeluaran kas yaitu proyeksi
pengeluaran yang dilakukan perusahaan, seperti pembelian bahan baku, pembayaran
upah dan gaji, pengeluaran tunai biaya pemasaran, biaya administrasi, pembayaran
hutang, pembayaran pajak dan pembayaran lainnya yang bersifat tunai.
Setelah mengadakan estimasi pada masing-masing periode, langkah selanjutnya
membandingkan hasil estimasi penerimaan dengan estimasi pengeluaran kas.
Perencanaan aliran uang kas masuk dan keluar akan menunjukkan:
1. Kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas yang mungkin terjadi, atau
2. Kebutuhan terhadap perencanaan investasi atas kelebihan uang pada penggunaan
yang mendatangkan keuntungan.
Anggaran kas secara langsung berhubungan dengan rencana lainnya, seperti
anggaran penjualan, anggaran piutang, anggaran biaya-biaya, dan anggaran
pengeluaran modal, namun anggaran tersebut tidak secara otomatis langsung
berpengaruh terhadap anggaran kas. Anggaran kas menekankan arus kas masuk dan
keluar pada saat tertentu, oleh karena itu, tujuan anggaran kas yaitu:
1. Membuat taksiran posisi kas pada setiap akhir periode dari kegiatan operasi
perusahaan baik periode bulanan ataupun tahunan.
2. Mengetahui adanya kelebihan atau kekurangan kas yang terjadi pada periode tertentu.
48. 44
3. Merencanakan besarnya kas untuk menutup kekurangan (defisit) yang terjadi.
4. Menentukan besarnya kas untuk pembayaran-pembayaran dan kelebihan kas yang
dapat digunakan untuk melakukan investasi.
5. Mengetahui waktu kapan suatu pinjaman atau kewajiban lainnya harus dibayar.
6. Penyusunan Anggaran Kas
Penyusunan anggaran kas memberikan gambaran tentang sumber
penerimaan kas, pos-pos pengeluaran kas, saat terjadinya kelebihan atau kekurangan
kas, dan saat pembayaran pinjaman dan bunga pinjaman. Penyusunan anggaran kas
ini dilakukan melalui beberapa tahap:
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran dari operasi perusahaan (transaksi
operasi). Rencana penerimaan berasal dari penjualan tunai, penerimaan piutang,
pendapatan bunga, pendapatan sewa, dan pendapatan lain yang diperoleh perusahaan.
Sedangkan estimasi pengeluaran meliputi pembelian tunai, pembayaran hutang,
pembayaran gaji, pembayaran bunga dan pembayaran biaya-biaya lainnya. Dengan
estimasi penerimaan dan pengeluaran ini dapat diketahui pula adanya defisit atau
surplus yang terjadi.
2. Menyusun estimasi atau rencana transaksi finansial, yaitu transaksi yang
berhubungan dengan estimasi kebutuhan dana yang diperoleh dari pinjaman untuk
menutup defisit yang terjadi beserta estimasi pembayaran pinjaman tersebut beserta
bunganya.
3. Menyusun anggaran kas final, yaitu meliputi transaksi operasi dan transaksi fmansial.
Di sini terlihat anggaran kas secara keseluruhan dari estimasi penerimaan dan
pengeluaran kas.
49. 45
Pengertian Sekuritas, Sekuritas adalah surat hutang yang dapat dengan cepat
dijadikan uang atau kas, ini maksudnya bahwa sekuritas adalah surat hutang yang
dapat dijual dengan cepat, karena sekurita memiliki sifat yang likuid. Banyak
perusahaan ataupun investor yang membeli dan memiliki sekuritas, alasannya karena
selain sebagai pengganti kas, sekuritas juga merupakan suatu investasi yang dapat
memberikan keuntungan yang cukup bagus. Adapun kriteria yang harus diperhatikan
dalam memilih sekuritas/surat berharga, yaitu :
1. Risiko tingkat bunga
2. Risiko kemampuan membeli ( Daya beli )
3. Risiko keuangan
4. Risilo Likuidasi
5. Pajak, dan
6. Pengembalian atas sekuritas
Jenis-jenis sekuritas
Jenis sekuritas terdapat 2 jenis, yaitu sekuritas jangka pendek dan sekuritas jangka
panjang
Pengertian Sekuritas jangka pendek
1. Sertifikat Deposito, selain sertifikat deposito, dalam prakteknya terdapat 2 jenis
deposito lagi, yaitu deposito berjangka dan deposit on call
2. Surat berharga pasar modal
promes
wesel
50. 46
Pengertian Sekuritas jangka panjang
Sekuritas jangka adalah sekuritas yang memiliki umur lebih dari 1 tahun atau
1 siklus akuntansi, sekuritas jangka panjang ini terdiri dari sebagai berikut :
1. Obligasi, obligasi sendiri dapat diterbitkan oleh pihak seperti pemerintah dan
swasta
2. Saham, saham dapat berupa saham biasa dan saham preferen.
51. 47
PERTEMUAN 6
PENGELOLAAN KREDIT (PIUTANG USAHA) DAN PENGELOLAAN
PERSEDIAAN
MANAJEMEN PIUTANG
PENGERTIAN PIUTANG Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang
akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Walaupun pada dasarnya semua
perusahaan dagang/industri menginginkan penjualan cash, tetapi karena adanya
keterbatasan daya beli masyarakat, atau alasan lainnya dilakukan penjualan secara
kredit. Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset penjualan, akan tetapi
memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan investasi yang
lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian karena menunggak atau
bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak akan semakin besar investasi
yang dibutuhkan. Piutang, salah satu jenis transaksi akutansi yang mengurusi
penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu
organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut.
Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya dilakukan dengan membuat
tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar
dalam suatu tenggang waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran
LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN PIUTANG :
Penetapan Kebijakan Kredit Pemantauan Analisis Perubahan Kebijakan Piutang
Usaha penetapan kebijakan kredit Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
investasi dalam Piutang :
Volume penjualan kredit ,semakin besar volume penjualan kredit, makin besar
investasi yang tertanam dalam Piutang
Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa kredit, semakin besar invesatasinya.
Ketentuan tentang pembatasan kredit.
52. 48
Batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon kredit, semakin besar plafon kredit
perpelanggan makin besar investasi yang diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap
pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan semakin memperkecil investasi dalam
piutang).
Kebijakan pengumpulan piutang ,Pengumpulan piutang dapat bersifat aktif
(menggunakan debt collector) pengumpulan piutang lebih tepat waktu tetapi perlu
tambahan biaya pengumpulan piutang, atau pasif yaitu keyakinan bahwa debitur
menepati janji, maka resiko tertunggaknya piutang lebih besar.
Kebiasaan membayar dari para langganan, apabila sebagian besar pelanggan
membayar pada masa diskon (termin 2/10;n/30), maka membutuhkan investasi lebih
kecil, tetapi jika pelanggan membayar pada hari ke 30 atau bahkan menunggak, perlu
investasi yg besar
KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT
Kebijakan penjualan kredit adalah serangkaian keputusan yang mencakup periode
kredit, standar kredit, prosedur penagihan, dan diskon yang ditawarkan perusahaan.
Menetapkan periode dan standar kredit
Syarat kredit adalah suatu ketentuan mengenai periode kredit dan potongan yang
diberikan. Periode kredit adalah jangka waktu kredit yang diberikan kepada
pelanggan. Misalnya 2/10,net 30. Artinya, pelanggan yang membayar dalam jangka
waktu 10 hari akan mendapatkan potongan 2 persen, sedangkan yang lain diharuskan
untuk membayar dalam jangka waktu 30 hari. Hal-hal yang terkait dalam
pengumpulan piutang & kebijakan kredit adalah:
1. Standar Kredit
Kualitas minimum penilaian kredit dr peminta kredit yg dpt diterima oleh perusahaan.
Variabel yg harus dipertimbangkan dlm pemberian kredit :
a. kualitas piutang dagang yg dpt diterima
b. jangka waktu periode kredit
c. potongan tunai untuk pembayaran lebih awal
d. program pengumpulan piutang
53. 49
2. Termin Kredit Jangka waktu periode kredit dan potongan tunai yg diberikan jika
dilakukan pembayaran lebih awal
3. Potongan Tunai (cash discount).
Persentase pengurangan pembayaran dari penjualan kotor, karena pembayaran
dilakukan dalam periode diskon.
4. Default risk. Kerugian akibat kemungkinan piutang dagang yang tidak tertagih
karena pelonggaran standar kredit dan pelambatan waktu pengumpulan piutang.
5. Kebiasaan Membayar para pelanggan
menggunakan kesempatan diskon dan tidak. Kebiasaan untuk membayar dengan
menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount atau tdk menggunakan
kesempatan tersebut.
Standar kredit
Standar kredit adalah standar yang menetapkan kemampuan keuangan yang harus
diperlihatkan pemohon kredit agar dapat memperoleh kredit. Standar kredit
perusahaan akan diterapkan untuk menentukan pelanggan mana yang mampu
memenuhi syarat kredit umum dan berapa jumlah kredit maksimum untuk setiap
pelanggan. Kriteria untuk menyeleksi permintaan kredit dari langganan.
Penilaian resiko kredit
Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para
langganan. Oleh karena itu banyak perusahaan yang berusaha
mengurangi resiko kredit dengan memperhatikan lima “C” sebelum memberikan
persetujuan kredit.
1. Character
kemungkinan dari para pelanggan secara jujur berusaha memenuhi kewajibannya.
2. Capacity
pendapat subjektif mengenai kemampuan pelanggan. Ini diukur dari record tahun
sebelumnya, atau dengan observasi fisik pada pabrik dan toko pelanggan.
54. 50
3. Capital
diukur oleh posisi finansial perusahaan secara umum, dimana hal ini ditunjukkan
dengan analisis ratio finansiil, khususnya ditekankan
pada “tangible networth” perusahaan.
4. Collateral
dicerminan dari aktiva yang dijaminkan bagi keamanan kredit.
5. Conditions
menunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya terhadap
perusahaan atau perkembangan khusus dalam bidang ekonomi yang mempengaruhi
efek terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.
D. MANAJEMEN PERSEDIAAN
PENGERTIAN MANAJEMEN
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan
adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan
secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu sisi dan
pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini berpengaruh
terhadap semua fungsi bisnis ( operation, marketing, dan finance). Berkaitan dengan
persediaan ini terdapat konflik kepentingan diantara fungsi bisnis tersebut. Finance
menghendaki tingkat persediaan yang rendah, sedangkan Marketing dan operasi
menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan
kebutuhan produksi dapat dipenuhi. Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada
pengaturan terhadap jumlah persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi,
sehingga kebutuhan proses produksi maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi.
Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu
mempunyai persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam
spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat terjamin
55. 51
(tidak terganggu). Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-
prinsip ekonomi, yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi.
Baik persediaan yang terlalu banyak, maupun terlalu sedikit akan minimbulkan
membengkaknya biaya persediaan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan timbul
biaya-biaya yang disebut carrying cost, yaitu biaya-biaya yang terjadi karena
perusahaan memiliki persediaan yang banyak, seperti : biaya yang tertanam dalam
persediaan, biaya modal (termasuk biaya kesempatan pendapatan atas dana yang
tertanam dalam persediaan), sewa gudang, biaya administrasi pergudangan, gaji
pegawai pergudangan, biaya asuransi, biaya pemeliharaan persediaan, biaya
kerusakan/kehilangan. Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan
menimbulkan biaya akibat kekurangan persediaan yang biasa disebut
stock out cost seperti : mahalnya harga karena membeli dalam partai kecil,
terganggunya proses produksi, tidak tersedianya produk jadi untuk pelanggan.Jika
tidak memiliki persediaan produk jadi terdapat 3 kemungkinan, yaitu :
1). Konsumen menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak mendesak). Hal
ini akan mengakibatkan tertundanya kesempatan memperoleh keuntungan.
2). Konsumen membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika kebutuhan
mendesak dan masih setia). Hal ini akan menimbulkan kehilangan kesempatan
memperoleh keuntungan selama persediaan tidak ada.
3). Yang terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah menjadi
pelanggan pesaing, artinya kita kehilangan konsumen. Selain biaya di atas dikenal
juga biaya pemesanan (ordering cost ) yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak penempatan pesanan sampai
tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya tersebut antara lain : biaya telepon,
biaya surat menyurat, biaya adminisrasi dan penempatan pesanan, biaya pemilihan
pemasok, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan pemeriksaan
bahan/barang.
Pengendalian persediaan: aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat
yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada
56. 52
pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada
material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan
dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan. .
JENIS-JENIS PERSEDIAAN
a. Persediaan barang jadi biasanya tergantung pada permintaan pasar (independent
demand inventory ).
b. Persediaan barang setengah jadi dan bahan mentah ditentukan oleh tuntutan proses
produksi dan bukan pada keinginan pasar (dependent demand inventory ).
Pengertian Just In Time (JIT)
Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem
manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan
Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta
sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen. Konsep just in
time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk aktivitas
produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat
pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi , sehingga akan sangat
menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang. Just
In Time (JIT) adalah filofosi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan waktu
dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai proses distribusi. Fujio
Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: " Segala sesuatu yang
berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat dan
waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk.
Kemudian diperoleh rumusan yang lebih sederhana, pengertian pemborosan: " Kalau
sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah pemborosan. 7 (tujuh) jenis pemborosan
disebabkan karena: - Over produksi - Waktu menunggu - Transportasi - Pemrosesan -
Tingkat persediaan barang - Gerak - Cacat Produksi
57. 53
PERTEMUAN 7
PEMBIYAAN JANGKA PENDEK
Pengertian Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-Term financial
management)
Merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang,
persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban
yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar
memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar
dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada
saat jatuh tempo.
Pembiayaan Jangka Pendek
Pembiayaan jangka pendek (short term financing) adalah utang-utang yang
harus di lunasi dalam jangka waktu < 1tahun.
A. Jenis-jenis pembiayaan jangka pendek diantaranya accruals, accounts payable/trade
credit, short term bank loans, dan commercial paper :
1. Accruals, yaitu biaya biaya yang masih harus dibayar atas jasa yang sudah
diterima, tetapi belum dibayar perusahaaan. Misalnya utang, gaji ,dan utang pajak.
Perusahaan biasanya membayar gaji atau upah karyawan secara mingguan atau
bulanan, sehingga neraca perusahaan akan memperlihatkan utang gaji atau gaji
terhutang. Accruals meningkat secara otomatis atau spontan jika operasi perusahaan
menigkat. Waktu pembayaran upah/gaji ditentukan oleh dorongan ekonomi dan
kebiasaan industri, sedangkan pembayaran pajak ditentukan oleh hukum.
58. 54
2. Accountspayable atautrade credit atau utang dagang, yaitu utang antar perusahaan
yang timbul dari penjualan kredit di catat sebagai piutang usaha dari penjual dan
sebagai utang usaha oleh pembeli.
Proporsi hutang dagang ini semakin besar untuk perusahaan kecil, karena
perusahaan kecil relative sulit untuk memperoleh hutang dari lembaga keuangan
sehingga terpaksa tergantung pada hutang dagang.
Stretching Accounts Payable, yaitu praktik menunda-nunda pembayaran utang secara
di sengaja.
Komponen utang dagang :
a. Free trade credit adalah kredit dagang yang diterima selama periode diskon.
b. Costly trade credit adalah jumlah kredit dagang yang melampaui komponen
yang gratis yang biayanya berupa diskon yang tidak diambil.
3. Short Term Bank Loans / hutang bank
Sifat/ciri kredit bank adalah :
a. Jatuh tempo
b. Promes / promissory note adalah dokumen yang memuat jumlah dari
pinjaman,suku bunga,jadwal angsuran, agunan, dan persyaratan serta ketentuan lain
yang telah di sepakati pihak bank dan peminjam.
c. Saldo kompensasi adalah saldo minimum yang harus ada direkening giro.
d. Plafon kredit, berupa jumlah kredit maksimal yang disepakati akan di berikan
bank kepada nasabahnya untuk periode tertentu.
e. Credit revolving, berupa plafon kredit formal yang diberikan kepada
perusahaan oleh bank/lembaga keuangan bukan bank hampir sama dengan plafon
kredit,bedanya yaitu kredit revolving punya ikatan hukum dan di bebani premi.
59. 55
Kredit bank memiliki biaya-biaya sebagai berikut :
a. Simple interest
Bunga yang dikenakan atas jumlah pinjaman yang sesungguhnya. Bunga ini dibayar
pada saat kredit jatuh tempo.
b. Discount interest
Bunga yang dihitung berdasarkan nilai nominal kredit, tetapi bunga ini di bayar
dimuka sehingga jumlah bersih yang diterima peminjam lebih kecil daripada nilai
nominal kredit.
c. Add-on interest
Bunga yang dihitung dari jumlah kredit yang diterima dan ditambahkan kembali ke
jumlah kredit tersebut guna menentukan nilai nominal kredit yang akan di bayar
secara cicilan.
Terkait dengan kredit bank,perusahaan harus berhati hati dalam memilih bank
yang akan di pilih sebelum mengajukan kredit bank. Adapun beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam memilih bank antara lain sebagai berikut :
a. Kesediaan menanggung resiko
Penyebaran kantor cabang dan peran serta pada berbagai jenis industri akan
mengakibatkan risiko suatu bank lebih kecil dibanding bank yang hanya
menangani suatu industri.
b. Nasihat dan penyuluhan
Membantu perusahaan yang diberikredit agar dapat tumbuh terus sehingga
nantinya dapat menjadi nasabah penting bagi bank tersebut.
c. Loyalti kepada nasabah
Ukuran tingkat kemitraan suatu bank terhadap para nasabahnya. Misalnya,
jika nasabahnya dalam masa sulit melunasi kredit maka bank berusaha
mencarikan jalan keluar untuk memperbaiki keadaan nasabah.
60. 56
d. Spesialisasi
Dengan lebih terspesialisasinya pelayanan di bank, diharapkan pengalaman dan
hubungan yang erat dengan bidang usaha bersangkutan akan mendorong bank untuk
bekerja sama secara lebih kreatif dan memberi dorongan secara lebih aktif bagi
perusahaan di bidang tersebut.
e. Jumlah kredit maksimum
Jumlah kredit yang dapat di berikan kepada nasabah terjadi pada besar kecilnya
modal bank yang bersangkutan.
f. Merchant banking
Bank yang bersangkutan tidak hanya memberikan kredit, tetapi juga mempunyai
penyertaan modal serta memberikan nasihat keuangan kepada perusahaan yang
bersangkutan.
g. Jasa-jasa lainnya
Misalnya, transfer dana dan negosiasi letter of credit.
4. Commercial Paper
Surat promes/surat tanda utang tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar
untuk dijual guna membiayai kebutuhan kredit jangka pendek.
Sumber dana jangka pendek :
a. Tanpa jaminan : kredit dagang
b. Dengan jaminan : kredit bank
Bentuk jaminan :
a. Surat berharga
b. Piutang
c. Persediaan
Sumber pembelanjaan untuk piutang dagang diantaranya factoring, pledge of
accounts receiveable, dan banker’s acceptance facility.
61. 57
a. Factoring
Adalah cara mendanai piutang dagang dengan menjual piutang dagang yang
dimiliki perusahaan kepada lembaga keuangan nonbank (faktor).
Penjuaan dilakukan dengan hak regres (with recourse) yaitu si pembeli surat
piutang (faktor) dapat menuntut si penjual untuk membayar seandainya factor tidak
dapat menagih piutangnya dari pihak yang berutang , tanpa hak regres (without
recourse) yaitu risiko atas tidak tertagihnya piutang tersebut telah seluruhnya menjadi
tanggung jawab si faktor.
b. Pledge of accounts receiveable
Perusahaan menggadaikan/menjual piutang dagangnya agar dapat memperoleh
dana dari lembaga keuangan nonbank dengan hak regres.
Perusahaan yang menggadaikan piutangnya diminta untuk mengikat perjanjian
dengan suatu ikatan yang disebut jaminan gadai.
c. Banker’s acceptance facility
Timbul dari suatu transaksi jual beli dengan menggunakan alat pembayaran
dalam bentuk banker’s LC(letter of credit). Sumber pembelanjaan untuk persediaan
adalah blanket inventory lien, trust receipts, dan field warehouse financing.
B. Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing)
Merupakan hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan
(spontaneousfinancing) adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal
perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account
payable) dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang
diterima yang pembayarannya belum dilakukan). Account payable dan Accruals
merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber pembiayaan jangka pendek
yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai agunan.
62. 58
C. Tipe Pendanaan Jangka Pendek :
1. Pendanaan Spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan
berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan).
Contoh : utang dagang dan utang akrual.
2. Pendanaan Tidak Spontan adalah jenis pendanaan yang tidak berubah secara
otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh : utang yang
diperoleh dari bank.
D. Pendanaan Spontan
Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas persahaan berubah maka sumber
pendanaanpun ikut berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber dana spontan
antara lain : utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah atau
gaji atau pembayaran pajak). Utang dagang timbul karena perusahaan membeli
pasokan dari supplier dengan kredit, sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar
setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya.
Rerata utang dagang = Nilai Utang / Perputaran Utang
Perputaran utang dalam satu tahun = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit
E. Pendanaan Tidak Spontan
Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah maupun
mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negosiasi atau perundingan
secara formal. Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara lain :
1. Commersial Paper. Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90)
hari tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar dan dijual langsung ke
investor. Biasannya hanya perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial
paper.
2. Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank.
Pinjaman dari bank ada 2 jenis :
63. 59
(a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk tujuan spesifik tertentu.
(b) Kredit Lini, dengan pinjaman ini, peminjam bisa meminjam sampai jumlah
maksimum tertentu, yang menjadi plafon (batas atas pinjaman)
3. Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. dari segi perusahaan
yang mempunyai piutang, factoring memunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu
menunggu sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Piutang juga
memperoleh manfaat karena factoring merupakan alternative investasi.
4. Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan
piutang sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Dengan alternatif ini,
kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar,
piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan untuk melunasi pinjaman.
5. Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan
barang dagangan untuk memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakau akan sama
dengan penjaminan piutang. Pemberi jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan,
kemudian akan memberikan pinjaman dalam presetase tertentu dari nilai persediaan
yang dijaminkan.
6. Akseptasi Bank
7. Report
F. Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek
Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa
mengevaluasi dengan menggunakan kerangka :
• Strategi pendanaan secara keseluruhan
• Biaya
• Kerersediaan
• Fleksibilitas
64. 60
SUMBER-SUMBER PINJAMAN JANGKA PENDEK TANPA JAMINAN
Termasuk dalam kategori pinjaman jangka pendek yang diperoleh dalam usaha
biasanya terdiri dari bank loan dan commercial papers.
Pinjaman Bank (bank loans)
Bank sebagai sumber utama pendanaan yang dapat memberikan pinjaman jangka
pendek tanpa jaminan untuk usaha. Pinjaman bank merupakan short-term, self-
liquidating loan yaitu pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang digunakan untuk
membiayai piutang dan persediaan pada saat kebutuhan modal meningkat secara
musiman, diharapkan piutang dan persediaan dapat menjadi kas secara cepat (likuid)
sehingga dana yang dibutuhkan untuk membayar pinjaman dapat diperoleh dengan
sendirinya.
Perhitungan Tingkat Bunga Pinjaman (loan interest rates)
Secara umum, terdapat tiga metoda perhitungan tingkat bunga:
a. Collect basis
Contoh: kredit yang diterima Rp. 100 juta. Tingkat bunga 15%. Pada akhir tahun
debitur membayar bunga Rp. 15 juta (plus Rp. 100 juta pokok pinjaman). Dengan
demikian, tingkat bunga efektifnya:
(Rp. 15 juta / Rp. 100 juta) x 100% = 15%.
b. Discount basis
Contoh: apabila debitur hanya menerima Rp. 85 juta pada awal tahun (karena
bunganya diminta terlebih dahulu) dan membayar Rp. 100 juta pada akhir tahun,
maka tingkat bunga efektifnya adalah:
(Rp. 15 juta / Rp. 85 juta) x 100% = 17.65%
65. 61
c. Add-on basis
Contoh: apabila digunakan add-on basis, maka perusahaan diminta membayar secara
angsuran (misalnya per bulan), maka pembayaran per bulan sebesar:
{Rp. 100 juta (1.15) / 12} = Rp. 9.583.000,-.
Dengan demikian, tingkat bunga per bulan dapat dihitung dengan menggunakan
konsep time value of money:
12 9.583.000
100.000.000 = Σ
t = 1 (1 + i) 12
dengan cara trial and error, akan diperoleh i (tingkat bunga sekitar 2,2% per bulan.
Dengan demikian, tingkat bunga per tahun sekitar:
(1 + 0.022)12 – 1 = 29,84%
Dasar pembagian tingkat bunga pinjaman adalah:
1. Prime rate of interest
Bunga terendah yang dibebankan oleh bank nasional atau bank komersil dengan
reputasi terbaik kepada debitur korporasi dengan credit rating yang tinggi.
2. Fixed rate loan
Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah
spread (margin) dan berlaku tetap sampai dengan tanggal jatuh tempo kredit.
3. Floating-rate loan
Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah
spread (margin) dan berlaku mengambang (bisa berubah-ubah) meskipun kredit
belum jatuh tempo.
Contoh:
Jumlah kredit $ 10,000 Bunga 1 tahun $ 1,000 Berapa effective annual rate:Apabila
bunga dibayarkan setelah tanggal jatuh tempo? ($1,000 / $10,000) x 100% = 10,0%.
Apabila bunga dibayarkan di depan (pada saat penerimaan pinjaman)?
66. 62
{$1,000 / ($10,000 – $1,000) x 100%} = 11,1% Secara umum, terdapat tiga bentuk
pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang banyak diaplikasikan, yaitu:
1. Single payment notesKredit jangka pendek bersifat akad kredit berlaku untuk sekali
dan kredit harus lunas pada saat jatuh tempo.
2. Compensating balancesJumlah saldo yang harus dipelihara oleh debitur dengan
jumlah misalnya 10% sampai 20% dari jumlah limit kredit sebagai cadangan
pembebanan bunga atau biaya administrasi kredit lainnya.
Contoh:
Limit kredit $1,000,000 Suku bunga 10% per tahun atau 10% x $1,000,000 =
$100,000 per tahun. Compensating balances 20% atau $200,000
Akan tetapi, the effective annual rate of the funds sebenarnya adalah:
($100,000/$800,000) x 100% = 12.50% (bukan 10%)
3. Annual clean-upUntuk meyakinkan bahwa kredit yang dipinjam untuk pembiayaan
sesuai perjanjian, bank sering meminta adanya “annual cleanup”, yaitu Rekening
Pinjaman bersaldo “nihil” pada hari-hari tertentu pada tahun masih berlakunya masa
pinjaman, hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya penyalahgunaan tujuan
kredit, misalnya kredit berjangka pendek digunakan untuk kredit jangka panjang.
B. Sumber Dana Jangka Pendek
Berdasarkan spontan tidaknya suatu pendanaan, maka pendanaan jangka pendek
dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Pendanaan spontan. Pendanaan spontan adalah sumber dana yang ikut berubah
apabila aktivitas perusahaan berubah.
2. Pendanaan yang memerlukan negosiasi. Pendanaan ini mengharuskan perusahaan
untuk melakukan negosiasi untuk menambah atau mengurangi dana yang
dipergunakan oleh perusahaan. Sumber pendanaan ini biasanya berasal dari bank
dalam bentuk kredit jangka pendek.
67. DAFTAR PUSTAKA
http://gudangilmusyariah.blogspot.co.id/2014/11/manajeman-keuangan-pembiayan-
jangka.html
Lukas Setia Admaja, Ph.D, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan, Yogyakarta:
ANDI 2008, hlm. 372
Husnan Suad, Dr. M.B.A, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Pendek)jilid 2, hlm.499
https://www.academia.edu/9276126/MAKALAH_MANAJEMEN_KEUANGAN
http://pendidikan776.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-sekuritas.html
https://jeanrirahmataallobalapadang.blogspot.co.id/2014/12/manajemen-m