Dokumen tersebut membahas tentang manajemen keuangan dan nilai waktu dari uang. Secara garis besar, dibahas mengenai definisi manajemen keuangan, perkembangannya, tanggung jawab manajer keuangan, fungsi-fungsi keuangan, dan konsep nilai waktu dari uang yang mencakup nilai masa kini, nilai masa depan, bunga sederhana, dan bunga majemuk."
1. 1
BAB I
MANAJEMEN KEUANGAN
Adalah segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan
pengelolaan aktiva dengan berbagai tujuan menyeluruh. Perubahan manajemen
keuangan berkembang pesat
a. Sejak awal 1900-an dan 1930-an menekankan aspek hukum, surat berharga,
dan saat 1930-an, beralih kepada kebangkrutan dan reorganisasi, likuiditas,
peraturan pemerintah atas pasar dan sekuritas. Manajemen keuangan menjadi
subyek deskriptif dan hukum
b. Tahun 1940-an s/d awal 1950-an, masih subyek deskriptif dan institusional
dilihat dari luar dan bukan dari segi manajemen. Akhir 1950-an, dari neraca
kanan keanalisis aktiva.
c. Antara tahun 1960-an dan 1970-an perhatian atas bauran ekuitas,
keputusan investasi
d. Manajemen Keuangan berkembang pesat karena pengaruh inflasi atas bunga,
deregulasi lembaga keuangan, innovasi pembiayaan jangka panjang dan
resiko, floating rate debt, adanya perlindungan investor, tehnologi dan
komputer telah berkembang pesat.
Tanggung Jawab Manajer Keuangan
A. Bidang strategi keputusan kunci perusahaan
1. Pemilihan produk dan pasar perusahaan.
2. Strategi untuk riset, investasi, produksi, pemasaran dan penjualan.
3. Seleksi ,pelatihan,pengorganisasian dan motivasi pasar eksekutif dan
karyawan .
4. Perolehan dana dengan biaya rendah/effisien.
5. Penyesuaian hal-hal diatas jika lingkungan dan persaingan berubah.
2. 2
B. Bidang tugas utama Manajer Keuangan
1. Peramalan dan perencanaan
2. Keputusan besar dalam investasi dan pem-
biayaan
3. Pengkoordinasian dan pengendalian
4. Interaksi dengan pasar modal.
C. Fungsi Manajemen Keuangan.
1. Analisis aspek keuangan dan keputusan
2. Menentukan banyak investasi yg dibutuhkan.
3. Menentukan mencari dana dan penggunaannya
4. Analisis Neraca dan perhitungan Rugi-Laba
5. Analisis operasi arus kas dan seluruh jenisnya.
Fungsi Keuangan
Fungsi Keuangan adalah dalam keputusan Investasi, Pembiayaan dan Dividen
untuk suatu perusahaan.
Manajer Keuangan
Tujuan Manajer Keuangan adalah merencanakan untuk, memperoleh dan
menggunakan dana guna memaksimalkan nilai perusahaan.
Kegiatan terkait dengan Manajemen Keuangan
1. Perencanaan dan peramalan berinteraksi dengan eksekutif lainnya.
2. Memusatkan perhatian pada keputusan investasi dan pembiayaan dan
lainnya terkait.
3. Bekerja sama dengan manajer lain agar dapat beroperasi seefisien mungkin.
4. Menghubungkan perusahaan pada pasar uang dan pasar modal.
Sasaran perusahaan: Ialah memaksimmkan nilai perusahaan yang dapat dilihat
berbagai sudut:
a. Nilai saham.
b. Profitabilias jangka.panjang untuk merebut pangsa pasar.
c. Kesejahteraan karyawan dan masyarakat seiring tujuan perusahaan.
3. 3
Tujuan Perusahaan
Tujuan Manajemen Keuangan adalah memaksimumkan kekayaan pemegang
saham. Pemaksimuman kekayaan pemegang saham adalah tujuan yang
semestinya melandasi keputusan manajemen, dengan mempertimbangkan resiko
dan waktu dalam kaitannya dengan laba per saham yang diharapkan guna
memaksimumkan harga saham biasa perusahaan.
Memaksimumkan Nilai Perusahaan sebagai
Tujuan Perusahaan. Hal ini lebih luas dp memaksimumkan laba, dengan
pertimbangan
1. Pengaruh waktu untuk nilai uang.
2. Resiko atas arus pendapatan perusahaan
3. Mutu arus kas dan dana ygn diterima masa yg akan datang mungkin beragam.
Dampak Inflasi Terhadap Manajemen
Keuangan: Masalah Akuntansi,Perencanaan, Permintaan terhadap modal,Suku
bunga dan harga obligasi tidak menentu.
Manajemen keuangan berhasil : jika dapat memaksimumkan harga saham dan
dapat menjadi jembatan perusahaan dengan pasar keuangan. Untuk ini tugas
utamanya melakukan keputusan investasi(investment), pendanaan (financing),
dividen policy dan working capital decision. Untuk ini manajer keuangan mencari
dana dan menggunakan dana tsb se-efisien mungkin untuk mendapatkan laba.
4. 4
BAB II
NILAI WAKTU DARI UANG (TIME VALUE OF MONEY)-
Didalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai waktu memegang peranan
penting . Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis, konsep nilai waktu dari
uang ( time value of money ) telah mendapat tempat yang demekian penting.
berikut adalah beberapa contoh terapan yang terkait dengan konsep nilai waktu
dari uang :
1. Tabungan
2. Pinjaman bank
3. Asuransi penilaian proyek
Konsep nilai waktu uang diperlukan oleh manajer keuangan dalam
mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan
pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan
dipilih.
Suatu jumlah uang tertentu yang diterima waktu yang akan datang jika
dinilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus didiskon dengan tingkat bunga
tertentu (discountfactor).Suatu jumlah uang tertentu saat ini dinilai untuk waktu
yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus digandakan dengan tingkat
bunga tertentu.
1. Pengertian Nilai Waktu Dari Uang
Konsep nilai waktu dari uang berhubungan dengan tingkat bunga yang
digunakan dalam perhitungan aliran kas. Nili uang saat ini (present value) akan
berbeda dengan nilai uang tersebut di waktu yang akan datang (future value)
karena adanya faktor bunga.
Suatu jumlah uang tertentu yang diterima waktu yang akan datang jika
dinilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus didiskon dengan tingkat bunga
tertentu. Faktor bunga dalam kasus ini dinamakan faktor diskonto (discount
factor). Sebaliknya apabila suatu jumlah uang tertentu saat ini dinilai untuk waktu
yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus digandakan dengan tingkat
5. 5
bunga tertentu. Faktor bunga pada kasus penggandaan ini dinamakan faktor
pengganda atau pemajemukan (compound faktor).
Sebagai contoh, nilai uang Rp. 1000,- yang dimiliki saat ini berbeda
dengan nilai uang Rp. 1000,- yang dimiliki lima tahun lagi. Nilai uang Rp. 1000,-
saat sekarang (present value) diniai lebih tinggi daripada nilai uang tersebut
diwaktu yang akan datang (future value). Hal ini dikarena uang Rp. 1000,- yang
diterima sekarang tersebut mempunyai kesempatan menghasilkan pendapatan,
misalnya untuk berdagang dan menjalankan usaha atau ditabung di bank dengan
penghasilan bunga.
Apabila semua aliran kas di dunia usaha sudah pasti, maka tingkat bunga
dapat digunakan untuk menyatakan nili waktu dari uang. Kenyataannya dalam
kehidupan bisnis terdapat ketidakpastian aliran-aliran kas tersebut. Untuk itu perlu
menambah suatu premi resiko pada tingkat bunga sebagai kompensasi adanya
ketidakpastian tersebut. Pembahasan kali inni dipusatkan pada nilai waktu dari
uang dan penggunaan tingkat bunga untuk menyesuaikan nilai aliran kas pada
suatu periode tertentu.
Nilai Waktu Yang Akan Datang (Future Value)
1. Bunga Sederhana
Penggunaan faktor bunga untuk menilai jumlah uang tertentu dalam proses
pemajemukan dapat digunakan bunga sederhana atau bunga majemuk. Bunga
sederhana adalah bunga yang dibayarkan (dikenakan) hanya pada pinjaman atau
tabungan atau investasi pokoknya saja. Jumlah uang dari bunga sedeerhana
merupakan fungsi dari variabel-variabel : pinjaman pokok, tingkat bunga per
tahun, dan jumlah waktu lamanya pinjam.
Rumus untuk menghitung jumlah bunga sederhana adalah :
Si = Po (i)
Keterangan
Si = jumlah bunga sederhana
Po = pinjaman atau tabungan pokok
i = tingkat bunga per periode waktu dalam persen
n = jangka waktu
6. 6
Contoh 1.
Pak Ali memiliki uang Rp. 80.000,- yang ditabung di bank dengan bunga 10% per
tahun selama 10 tahun. Pada akhir tahun ke-10 jumlah akumulasi bunganya
adalah :
Si = 80.000 (0.10) (10) = Rp. 80.000,-
Sedangkan untuk mencari nilai masa depan (future value, FV) atau nilai akhir
tabungan tersebut diakhir tahun kesepuluh (FV10), yaitu dengan menjumlahkan
pinjaman pokok dan penghasilan bunganya.
Maka : FV10 = 80.000 + [80.000 (0.10)(10)]
= Rp. 160.000,-
Untuk setiap tingkat bunga sederhana, maka nilai akhir untuk perhitungan
akhir n periode adalah:
FVn = Po + Si = Po + Po (i)(n)
FVn = Po [1 + (i)(n)]
Untuk contoh diatas maka : FV10 = 80.000 [1 + (0.1)(10)]
FV10 = 80.000 (1 + 1) menjadi FV10 = Rp. 160.000,-
2. Bunga Majemuk
Bunga majemuk menunjukkan bahwa bunga yang dibayarkan (dihasilkan)
dari pinjaman (investasi) ditambahkan terhadap pinjaman pokok secara berkala.
Hasilnya, bunga yang dihasilkan dari pokok pinjaman dibungakan lagi bersama-
sama dengan pokok pinjaman tersebut, demikian seterusnya.
Bunga atas bunga atau penggandaan inilah yang merupakan efek yang
mnghasilkan perbedaan yang dramatis antara bunga sederhana dan bunga
majemuk. Konsep bunga majemuk dapat menyelesaikan berbagai macam masalah
di bidang keuangan. Perbedaan hasil yang diperoleh antara menggunakan bunga
sederhana dan bunga majemuk dapat dilihat pada tabel berikut :
7. 7
Tabel 1. Nilai akhir dari Rp. 8.000 untuk berbagai waktu periode dengan
bunga 8%
Tahun
Bunga Sederhana
FVn = Po [1 + (i)(n)]
Bunga Majemuk*)
FVn = Po (1 + i)n
0 (awal) Rp. 8.000 Rp. 8.000
1 8.640 8.640
2 9.280 9.331
20 20.800 37.288
50 40.000 375.213
*) Lihat Rumus
Dari tabel diatas terlihat bahwa perhitungan nilai amsa depan antara bunga
sederhana dan bunga majemuk menghasilkan nilai yang berbeda. Semakin lama
uang dibungakan, maka semakin besar perbedaan hasil antara bunga sederhana
dan bunga mejemuk.
Contoh 3.
Misalkan seseorang ingin mendepositokan uangnya di Bank PT “MANDIRI
JAYA”sebesar Rp. 800.000,-. Jika tingkat bunga deposito adalah 8% per tahun
dan dimajemukkan setiap tahun, maka menjadi berapakah investasi orang tersebut
pada akhir tahun pertama, kedua, ketiga ?
Pembahasan dari pertanyaan tersebut adalah :
FV1 = Po (1 + i)
= Rp. 800.000 (1 + 0.08)
= Rp. 864.000,-
Apabila deposito Rp. 800.000,- tersebut kita biarkan selama 2 tahun, maka nilai
akhir tahun ke-2 adalah :
FV2 = FV1 (1 + i) = Po (1 + i)(1 + i) = Po (1 + i)2
= Rp. 864.000 (1+0.08) = 800.000 (1.08)(1.08) = 800.000
(1.08)2
= Rp. 933.120,-
8. 8
Pada akhir tahun ke-3 menjadi :
FV3 = FV2 (1 + i) = FV1 (1 + i)(1 + i) = Po (1 + i)3
= Rp. 933.120 (1+0.08) = 864.000 (1.08)(1.08) = 800.000
(1.08)3
= Rp. 1.007.770,-
Secara umum nilai masa depan (future value) dari deposito pada akhir
periode n adalah :
FVn = Po (1 + i)n atau FVn = Po (FVIFi,n)
Dimana :
FVn = Future Value (nila masa depan atau nilai yang akan datang) tahun ke-n
FVIFi,n = Future Value Interest Factor (yaitu nilai majemuk dengan tingkat bunga
i% untuk n periode). Faktor bunga tersebut sama dengan (1 + i)n
Perhitungan nilai majemuk dengan faktor bunga tertentu untuk suatu
jumlah uang ditunjukkan pada tabel 2. Tabel ini menunjukan nilai majemuk untuk
contoh 3 diatas pada akhir tahun ke-1 sampai tahun ke-5.
Tabel 2. Ilustrasi bunga majemuk dari tabungan awal Rp. 800.000,- dengan
bunga 8%
Tahun
Jumlah Awal
(1)
Jumlah Akhir (FVn)
(2)
Bunga Majemuk
(3) = (2) – (1)
1 Rp. 800.000 Rp. 864.000 Rp. 64.000
2 864.000 933.120 69.120
3 933.120 1.007.770 74.650
4 1.007.770 1.088.390 80.620
5 1.088.390 1.175.462 87.072
Persamaan FVn = Po (1 + i)n dapat dihitung dengan mudah menggunakan
kalkulator. Mula-mula kita tulis angka 1,08 (apabila bunga 8%), kemudian
dipangkatkan untuk nilai n tertentu, misalnya 2, kemudian hasilnya kalikan
800.000, maka hasil akhirnya adalah Rp. 933.120. Tabel di atas untuk menghitung
nilai dari (1 + i)n = FVIF i,n untuk beberapa tingkat bunga (i) selama beberapa
tahun.
9. 9
Tabel tersebut dinamakan tabel Faktor Bunga Nilai Majemuk (Future Value
Interest Factor) atau Faktor Bunga Nilai Akhir (Terminal Value Interest
Factor). Faktor bunga nilai mejemuk tersebut digunakan untuk menyelesaikan
persamaan FVn = Po (FVIF i,n) di atas. Untuk mengilustrasikan lebih jelas lagi,
berikut ini adalah contoh tabel faktor bunga majemuk beberapa tingkat bunga
selama 5 tahun.
Tabel 3. Contoh nilai akhir faktor bunga dari Rp. 1,- pada 1% pada akhir
periode ke-n (FVIF i,n) = (1 + i)n
Periode
(n)
Tingkat Bunga (i)
1% 3% 5% 8% 10% 15%
1 1,010 1,030 1,050 1,080 1,100 1,150
2 1,020 1,061 1,102 1,166 1,210 1,322
3 1,030 1,093 1,158 1,260 1,331 1,521
4 1,041 1,126 1,216 1,360 1,464 1,749
5 1,051 1,159 1,276 1,469 1,611 2,011
Contoh 4.
Nilai akhir tabungan Rp. 800.000 pada faktor bunga 8% untuk 4 tahun (FVIF,8%,4)
sama dengan Rp. 800.000 x 1,360 = Rp. 1.088.000. Faktor bunga 8% untuk 4
tahun berada pada kolom bunga 8% dengan baris periode 4 yaitu 1,360. Apabila
dilihat pada tabel 2 ternyata jumlah akhir tabungan Rp. 800.000 pada tahun ke-4
sebesar Rp. 1.088.000. Perbedaan sebesar Rp. 390 terjadi karena pembulatan
angka.
Pembahasan di atas terpusat pada faktor tingkat bunga yang digunakan
untuk menghitung nilai masa depan dari sejumlah uang. Konsep nilai majemuk
tersebut dapat digunakan juga untuk menghitung tingkat pertumbuhan lain
misalnya pertumbuhan penduduk, pertumbuhan konsumsi, penghasilan perusahan
dan pertumbuhan dividen, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan uang. Apabila
dividen perusahaan yang paling baru adalah Rp. 800,- per lembar saham. Dividen
10. 10
tersebut diharapkan akan berkembang pada tingkat dividen majemuk sebesar 10%
per tahun. Untuk lima tahun kedepan, dividen diharapkan seperti yang terlihat di
bawah ini :
Tabel 4. Dividen yang diharapkan dengan pertumbuhan 10% per tahun
Tahun Faktor Pertumbuhan Deviden per lembar Saham yang
Diharapkan (Rp.)
1 (1,10)1 880
2 (1,10)2 960
3 (1,10)3 1.064
4 (1,10)4 1.171
5 (1,10)5 1.288
Tabel diatas menunjukkan bahwa dividen yang diharapkan selama 5 tahun
akan naik secara majemuk. Namun, perlu diingat bahwa pembayaran dividen
dapat direalisasikan apabila emiten memperoleh laba. Oleh karena itu, dalam
kenyataannya pembayaran dividen seringkali dilakukan menggunakan
pertumbuhan konstan. Artinya bahwa pertumbuhan dividen tersebut dihitung
secara sederhana, tidak secara majemuk.
3. Nilai Sekarang (Present Value)
Present Value atau nilai sekarang merupakan besarnya jumlah uang pada
awal periode yang diperhitungkan atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu
jumlah uang yang baru akan diterima atau dibayarkan beberapa periode kemudian.
Misalkan, berapakah jumlah sekarang yang yang dapat berkembang menjadi Rp.
16.000.000,- pada akhir tahun ke-5 dengan bunga 11%. Untuk lebih jelasnya lihat
di skema berikut :
Present Value
Jumlah ini disebut dengan nilai sekarang dari Rp.16.000.000,- yang
didiskontokan dengan bunga 11% selama 5 tahun.
11. 11
Dalam mencari nilai sekarang seperti contoh di atas, tingkat bunga yang
digunakan dikenal dengan sebutan tingkat faktor diskonto (discount factor).
Faktor diskonto tersebut digunakan untuk mendiskontokan suatu nilai tertentu
yang akan diterima pada waktu yang akan datang ntuk dinilai sekarang (saat ini).
Menentukan nilai sekarang sebenarnya hanya kebalikan dari pemajemukan. Oleh
karena itu, kita kembali ke masalah rumus pemajemukan sebelumnya yaitu :
FVn = Po (1 + i)n
Dengan pengaturan ulang, maka nilai sekarang (Pvo) menjadi :
PVo = Po = FVn/ (1 + i)n atau
Po = FVn[1/(1 + i)n]
Perhatikan bahwa [1/(1 + i)n] sebenarnya merupakan faktor diskonto sebagai
kebalikan dari faktor bunga nilai majemuk pada i% untuk periode n atau (1+i)n
yang telah dikenal dengan sebutan Present Value Interest Faktor i% sampai tahun
ke n (PVIFi,n).
Dari persamaan di atas dapat digunakan untuk memecahkan contoh di atas
yaitu nilai sekarang dari Rp. 16.000.000,- yang diterima pada akhir tahun ke-5,
diskonto 11%, yaitu :
Nilai sekarang dari RP. 16.000.000 yang diterima
Perhitungan di atas dapat diartikan bahwa apabila kita menginginkan uang
kita menjadi Rp. 16.000.000 pada 5 tahun yang akan datang (FV5), maka saat ini
(Po) kita harus menanamkan uang sejumlah Rp. 9.488.000,-. Untuk mencari nilai
dari faktor diskonto dapat digunakan tabel nilai sekarang dari Rp. 1 suatu faktor
bunga yang terdapat di akhir buku ini.
Sebagai contoh, kita perhatikan nilai sekarang dari Rp. 1 pada tabel 2-5.
Dari tabel tersebut dapat diketahui, misalkan kita ingin melihat faktor diskonto
tingkat bunga 11% untuk 5 tahun. Pada tabel tersebut dicari persimpangan antara
kolom 11% dengan baris 5 (mengacu kepada PVIF11%,5), dan diperoleh angka
0,593. Hal ini menunjukkan bahwa uang sebesar Rp. 1 yang akan diterima 5 tahun
12. 12
lagi bernilai kurang lebih Rp. 0,593 apabila diterima saat ini dengan tingkat
diskonto 11%.
Nilai sekarang dari berbagai tingkat bunga sebagai faktor diskontonya dapat
dilihat pada tabel berikut (secara lengkap dapat dilihat pada lampiran buku ini).
Tabel .2.5 : contoh nilai sekarang dari Rp. 1,-
N 11% 12% 13% 14% 15%
1
2
3
4
5
0,901
0,812
0,731
0,659
0,593
0,893
0,797
0,712
0,536
0,567
0,885
0,783
0,693
0,613
0,543
0,877
0,769
0,675
0,592
0,519
0,870
0,756
0,658
0,572
0,497
Nilai-nilai tersebut pada tabel di atas adalah nilai yang telah dibulatkan
sampai 3 desimal. Apabila kita menggunakan kalkulator (tidak menggunakn
tabel), kita juga dapat menghitung nilai sekarang tersebut, yaitu:
Cara Menghitung Nilai Sekarang
Adanya selisih sebesar Rp. 9.494.221 – Rp. 9.488.000 = Rp. 7.211
disebabkan karena adanya pembulatan. Langkah-langkah mencari nilai sekarang
atau discount factor (disingkat DF) dari Rp. 1,- untuk bunga, misalnya, 10%
adalah sebagai berikut:
a) Tekan angka 1,10 (berasal dari 1+10%)
b) Tekan tanda : (tanda bagi) sebanyak 2 kali
c) Tekan tanda = (tanda sama dengan)
d) Kalkulator akan memunculkan angka 1, artinya discount factor tahun ke 0=1
e) Tekan tanda = (tanda sama dengan) untuk mencari DF tahun ke 1,2,3 dan
seterusnya.
13. 13
4. Anuitas (Anuuity)
Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang
sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Ada 2 macam anuitas biasa
(ordinary annuity) dan anuitas jatuh tempo (due annuity). Anuitas biasa atau juga
disebut anuitas tertunda merupakan anuitas dari suatu pembayaran yang dilakukan
pada akhir periode untuk setiap periode tertentu. Apabila kita akan membayar
uang sebesar Rp. 8.000.000 per tahun selama 3 tahun, maka rangkaian
pembayaran menurut anuitas biasa dapat dilihat pada skema berikut:
Rangkaian Pembayaran Menurut Anuitas Biasa
Skema diatas menunjukkan aliran kas selama 3 tahun di mana setiap akhir
tahun sebesar Rp.8.000.000. garis waktu menunjukkan urutan aliran kas dari
tahun 1 sampai tahun ke-3 masing-masing sebesar Rp. 8.000.000,-. Apabila
pembayaran dilakukan pada awal periode, maka rangkaian pembayaran tersebut
dinamakan anuitas jatuh tempo. Konsep anuitas biasa dan anuitas jatuh tempo
dapat diterapkan dengan konsep pemajemukan baik untuk nilai yang akan datang
(nilai masa depan) maupun nilai sekarang.
1. Anuitas Nilai Masa Datang
Nilai yang akan datang dari suatu anuitas (Future Value of Annuity
disingkat FVAn) didefinisikan sebagai nilai anuitas majemuk masa datang (masa
depan) dengan pembayaran atau penerimaan periodik (R) dan n sebagai jangka
waktu anuitas. Misalkan kita menerima pembayaran sebesar rp. 8.000 tiap tahun
dan uang itu kita simpan di bank dengan bunga 8% per tahun, maka aliran kas
pertahun adalah:
14. 14
Aliran Kas Dalam Anuitas Nilai Masa Datang
Skema diatas dapat dijelaskan bahwa aliran kas pembayaran uang
sejumlah Rp.8.000 selam 3 tahun akan dibungakan dengan bunga 8% per tahun.
Uang sejumlah Rp. 8.000 yang dibayar pada tahun ke 3 dikalikan dengan faktor
nilai bunga tahun ke 3 sebesar 1,000, sehingga nilai anuitasnya adalah = Rp. 8.000
x 1,000= Rp.8.000. uang sejumlah Rp.8.000 yang dibayar tahun kedua sebesar
1,0800, sehingga nilai anuitasnya adalah = Rp. 8.000 x 1,0800 = Rp. 8.640.
artinya bahwa uang sebesar Rp.8.000 yang dibayarkan pada akhir tahun
kedua dan jika dinilai pada akhir tahun ketiga, maka uang tersebut akan
dibungakan selama 1 tahun. Demikian pula uang sejumlah Rp.8.000 yang dibayar
pada tahun pertama dikalikan faktor nilai bunga tahun ke 1 sebesar 1,1664,
sehingga anuitasnya = Rp.8.000 x 1,1664 = Rp.9.331. artinya bahwa uang sebesar
Rp.8.000 yang dibayarkan pada akhir tahun pertama jika dinilai pada akhir tahun
ke tiga, secara aljabar, formula FVAn adalah sebagai berikut :
FVAn = R(1+i)n-1 + R(1+i)n-2 + .... R(1+i)1 + R(1+i)0
= R[FVIFi,n-1 + FVIFi,n-2 + .... + FVIAi,1 + FVIAi,0]
Dapat dilihat bahwa nilai masa datang anuitas (FVAn) sama dengan
penerimaan periodik dikalikan dengan jumlah dari nilai faktor bunga masa depan
pada tingkat bunga i% untuk periode waktu 0 sampai dengan n-1. Dengan
demikian rumus untuk mencari nilai masa datang suatu anuitas biasa adalah:
FVAn= R [∑(1+i)n – 1]/i
Atau
FVAn= R(FVIFAi,n)
Di mana:
FVAn = Nilai masa depan anuitas sampai periode n
R = Pembayaran atau penerimaan setiap periode
n = Jumlah waktu anuitas
i = Tingkat bunga
15. 15
FVIFAi,n = Nilai akhir faktor bunga anuitas pada i% untuk n periode
Tabel 2.6: contoh nilai akhir faktor bunga anuitas Rp.1 pada i% selama n
periode
Periode
(n)
Tingkat Bunga (i)
1% 3% 5% 8% 10% 15%
1
2
3
4
5
1,000
2,010
3,030
4,060
5,101
1,000
2,030
3,090
4,184
5,309
1,000
2,050
3,153
4,310
5,526
1,000
2,080
3,246
4,506
5,867
1,000
2,100
3,310
4,641
6,105
1,000
2,150
3,473
4,993
6,742
Contoh 5:
Apabila aliran kas Rp.8.000,- per tahun selama 3 tahun dengan tingkat bunga 8%
sebagaimana contoh di atas dihitung dengan nilai anuitas akan diperoleh:
FVAn = R 1+i)n-1]/i}
FVA3= 8.000 {[(1+0,08)3-1]/0,08}
= 8.000(3,246)
= Rp.25.968
Jika menggunakan tabel diperoleh nilai:
FVAj = 8.000 (3,246)
= Rp. 25.968
Hasil diatas apabila kita abndingkan dengan hasil sebelumnya (lihat
penjelasan sebelumnya) yang menggunakan nilai anuitas per tahun dengan hasil
Rp.25.971. adanya selisih sebesar Rp.25.971-Rp.25.968 = Rp.3 karena
pembulatan.
Perhitungan nilai majemuk di atas selalu diasumsikan bahwa bunga
dibayarkan sekali dalam satu tahun. Dengan asumsi ini, pemahaman akan nilai
waktu uang dapat dicapai dengan mudah. Namun kadang-kadang pembayaran
bunga tidak dibayarkan sekali dalam setahun. Maksudnya bunga diperhitungkan
16. 16
hanya sekali dalam satu tahun pembukuan. Namun kadang-kadang pembayaran
bunga tidak dibayarkan sekali dlam setahun, mungkin 2 kali setahun, 4 kali
setahun bahkan bunga dibayarkan setiap bulan (12 kali setahun) dan sekarang
banyak sekali produk tabungan yang menawarkan pembayaran bunga harian. Bila
pembayaran bunga dibayarkan sebanyak m kali dalam setahun, maka nilai yang
akan datang dapat dihitung dengan rumus:
FVn=Pvo[1+(i/m)]m.n
Keterangan
FVn = nilai waktu yang akan datang pada tahun ke n
Pvo = nilai sekarang
m = frekuensi pembayaran bunga dalam setahun
n = jumlah tahun
Contoh 6:
Tuan B menabung di BCA sebesar Rp.2.000 dengan tingkat bunga 12% per tahun
dan bunga dibayar 2 kali setahun. Berapa jumlah tabungan pada akhir tabungan
pertama, dan berapa pada akhir tahun ke 2 ?
a. Jumlah tabungan pada tahun pertama:
FV1 = 2000(1+0,12/2)2.1
= 2000(1+0.06)2
= 2000(1,06)2 = Rp.2.247,20
b. Jumlah tabungan pada tahun kedua:
FV2= 2000(1+0,12/2)2.2
= 2000(1+0,06)4
= 2000(1,06)4= Rp. 2.524,95
2. Anuitas Nilai Sekarang
Nilai sekarang dari suatu anuitas (Present Value of Annuity, disingkat
PVAn) didefinisikan sebagai nilai i anuitas majemuk saat ini (sekarang) dengan
pembayaran atau penerimaan periodik (R) dan n sebagai jangka waktu anuitas.
Contoh 7:
17. 17
Misalkan kita menerima pembayaran sebesar Rp.8.000 tiap tahun selama 3 tahun.
Apabila nilai pembayaran tersebut dinilai sekarang dengan bunga 8% per tahun,
maka aliran kas per tahun adalah:
Aliran Kas Dalam Anuitas Nilai Sekarang
Skema di atas dapat dijelaskan bahwa aliran penerimaan kas per tahun
sejumlah Rp. 8.000 selam 3 tahun akan didiskon dengan bunga 8% per tahun.
Uang Rp. 8.000 yang akan diterima pada tahun pertama dikalikan dengan faktor
diskonto sebesar 0,926, sehingga nilai sekarangnya adalah= Rp.8.000 x 0.926 =
Rp. 7.408. uang sejumlah Rp. 8.000 yang akan diterima pada tahun ke 2 dikalikan
dengan faktor diskonto tahun ke 2 sebesar 0,857, sehingga nlai sekarangnya =
Rp.8.000 x 0,857 = Rp.6.856. demikian juga uang Rp.8.000 yang akan diterima
pada tahun ke 3 dikalikan dengan faktor diskonto tahun ke 3 sebesar 0,794,
sehingga nilai sekarang = Rp.8.000 x 0,794 = Rp.6.352. proses perhitungan ini
terus dilakukan selama periode yang diinginkan.
Perhitungan nilai sekarang anuitas biasa selama n periode (PVA) dapat pula
dinyatakan:
PVAn = R [1/(1+i)1] + R[1/(1+i)2]+.....+R[1/(1+i)n]
PVAn = R [PVIFi,1+PVIFi,2+.....+PVIFi,n]
Secara ringkas PVAn sama dengan penerimaan periodik sebesar R
dikalikan dengan jumlah total dari faktor nilai bunga sekarang pada tingkat i%
untuk periode waktu 1 hingga periode n.
Secara matematis, nilai sekarang anuitas dapat dinyatakan:
18. 18
PVAn=R[∑1/(1+i)n] = R[1-{1/(1+i)/i]
atau
PVAn=R(PVIFAi,n)
Dimana:
PVAn` = nilai sekarang anuitas
R = Pembayaran atau penerimaan setiap periode
n =jumlah waktu anuitas
i =tingkat bunga
PVIFAi,n =Present Value Interest Factor of Annuity atau Nilai sekarang
faktor bunga. Anuitas pada i% untuk n periode.
Nilai sekarang faktor bunga anuitas dari beberapa tingkat bunga dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Contoh faktor nilai bunga sekarang dari Rp. 1 pada 1% untuk
n periode
Periode
(n)
Tingkat Bunga (i)
1% 3% 5% 8% 10% 15%
1 0,990 0,971 0,952 0,926 0,909 0,870
2 1,970 1,913 1,859 1,783 1,736 1,626
3 2,941 2,829 2,723 2,577 2,487 2,283
4 3,902 3,717 3,546 3,312 3,170 2,855
5 4,853 4,580 4,329 3,993 3,791 3,352
Contoh 8.
Apabila contoh sebelumnya (contoh 7), aliran kas Rp. 8.000,- per tahun diterima
selama 3 tahun yang dinilai sekarang. Berapa nilai aliran kas tersebut bila dinilai
sekarang dengan tingkat bunga majemuk 10% per tahun ?. Untuk menyelesaikan
contoh tersebut digunakan rumus:
PVAn = R {1 – [1/(1+i)n]/i}
19. 19
PVA3 = 8.000 { [1 – 1/(1+0,10)3]/0,10}
= 8.000 (1 – {2,487})
= Rp. 19.896,-
Atau menggunakan tabel:
PVA3 = 8.000 (2,487) = Rp. 19.896,-
Konsep nilai waktu dari uang ini adalah konsep yang memperhatikan
waktu dalam menghitung nilai uang. Artinya, Uang yang dimiliki seseorang pada
hari ini tidak akan sama nilainya dengan satu tahun yang akan datang. Bunga
adalah sejumlah uang yang dibayarkan atau dihasilkan sebagai kompensasi
terhadap apa yang dapat diperoleh dari penggunaan uang. Annuity adalah suatu
rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode
waktu tertentu.
20. 20
BAB III
ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
Analisa rasio keuangan yang biasa digunakan adalah:
1. Rasio Likuiditas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan
finansialnya dalam jangka pendek.
Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :
a. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar.
Rumus menghitung Current Ratio:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
b. Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan
berikut surat berharga atau efek jangka pendek.
Rumus menghitung Cash Ratio:
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar X 100%
c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan
mengunakan aktiva lancar yang lebih likuid (Liquid Assets).
Rumus menghitung Quick Ratio:
Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X 100%
Catatan : Nilai ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini ini adalah minimum
sebesar 150%, semakin besar adalah semakin baik dan perusahaan dalam
kondisi sehat.
2. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.
Ada beberapa jenis rasio profitabilitas antara lain :
a. Gross Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba kotor dari penjualan.
21. 21
Rumus menghitung Gross Profit Margin:
Gross Profit Margin = Penjualan Netto - HPP / Penjualan Netto X 100%
b. Operating Income Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
Rumus menghitung Operating Income Ratio:
Operating Income Ratio = Penjualan Netto - HPP – Biaya Administrasi &
Umum (EBIT) / Penjualan Netto X 100%
c. Net Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba bersih dari penjualan.
Rumus menghitung Net Profit Margin:
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto X
100%
d. Earning Power of Total Investment, rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dan pemegang
saham.
Rumus menghitung Earning Power of Total Investment:
Earning Power of Total Investment = EBIT / Jumlah Aktiva X 100%
e. Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio
untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan pendapatan bersih.
Rumus menghitung Rate of Return Investment (ROI):
Rate of Return Investment (ROI) = EAT / Jumlah Aktiva X 100%
f. Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk
menghasilkan pendapatan bersih.
Rumus menghitung Return on Equity (ROE):
Return on Equity (ROE) = EAT / Jumlah Equity X 100%
g. Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio
untuk mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan
pendapatan bagi pemegang saham.
22. 22
BAB IV
PERENCANAAN KEUANGAN
-JANGKA PANJANG
A. Perencanaan keuangan jangka panjang memfokuskan diri pada tujuan jangka
panjang perusahaan,investasi yang akan diperlukan untuk memenuhi tujuan-
tujuan ini, dan pendanaan yang harus dikumpulkan.
Perencanaan keuangan memfokuskan diri pada gambaran besar:
Banyak pengeluaran modal direncanakan oleh menejer pabrik.Tetapi
anggaran akhir juga harus mencerminkan rencana strategis yang dibuat oleh
manajemen senior.Peluang NPV positif terjadi dalam bisnis di mana
perusahaan mempunyao keunggulan kompetitif nyata. Rencana strategis
harus mengidentifikasi bisnis semacam itu dan berusaha
mengembangkannya.Rencana itu juga harus bisa mengidentifikasi bisnis
mana yang harus dijual atau dilikuidasi dan juga bisnis yang harus ditutup.
Perencanaan strategis melibatkan penganggaran modal dalam skala
yang sangat besar,dalam proses ini,perencanaan keuangan berusaha melihat
investasi pada setiap lini bisnis dan menghindari berkutat pada detail. Tentu
saja,beberapa proyek individu cukup besar dan mempunyai dampak
individual yang signifikan.Misalnya,raksasa telekomunikasi Verizon baru-
baru ini mengumumkan maksudnya untuk membelanjakan miliaran dolar
untuk menerapkan teknologi broadband berbasis serat optic kepada
pelanggan rumah, dan keuangan jangka panjangnya.Meskipun
demikian,biasanya perencanaan keuangan tidak bekerja dengan basis proyek
per proyek.Proyek yang lebih kecil dikumpulkan menjadi satu unit yang
diperlukan sebagai proyek tunggal.
Pada awal proses perencanaan staf perusahaan mungkin meminta
masing-masing divisi mengumpulkan tiga akternatif rencana bisnis yang
mencakup 5 tahun kedepan:
1. Kasus terbaik atau rencana pertumbuhan agresif membutuhlam investasi
modal besar dan pertumbuhan cepat pasar yang ada
23. 23
2. Rencana pertumbuhan normal di mana divisi tumbuh dengan pasarnya
tetapi tidak mengalahkan pesaingnya secara signifikan
3. Rencana penghematan jika pasar perusahaan berkontraksi.hal ini berarti
perencanaan untuk masa ekonomi sulit.
MENGAPA MEMBUAT RENCANA KEUANGAN?
Perusahaan menghabiskan cukup banyak energy,waktu,dan sumber daya
untuk membangun rencana keuangan yang rinci.apa yang mereka dapatkan dari
investasi ini?
Rencana Darurat perencanaan bukan hanya meramalkan.Ramalan
berkonsentrasi pada hasil yang paling mungkin terjadi, tetapi perencanaan juga
harus mengkhawatirkan kejadian-kejadian tak terduga seperti halnya yang sudah
diperkirakan.Jika anda memikirkan kedepan tentang kesalahan apa yang mungkin
terjadi,maka anda tidak akan mengabaikan tanda bahaya dan dapat merespons
masalah dengan lebih cepat.
Mempertimbangkan Opsi perencanaan harus memikirkan apakah ada
peluang bagi perusahaan untuk mengekploitasi kekuatan lamanya dengan beralih
ke bidang yang benar-benar baru. Mereka sering merekomendasikan memasuki
pasar untuk alas an “strategis” artinya, bukan karena investasi segera mempunyai
nilai sekarang bersih positif tetapi karena investasi segera tersebut meneguhkan
perusahaan di dalam pasar yang baru dan menciptakan opsi untuk kemungkinan
investasi berharga berikutnya.
Misalnya,inisiatif serat optic mahal Verizon tidak akan pernah
menguntungkan jika hanya melihat manfaatnya saat ini,untuk telepon atau
aplikasi internet konvesional.Tetapi teknologi baru ini member opsi kepada
Verizon untuk menawarkan jasa yang bisa sangat berharga di masa depan, seperti
pengiriman sederet layanan hiburan rumah dengan cepat. Kelayakan investasi
besar ini terletak pada potensi opsi pertumbuhan ini.
Mendorong Konsistensi Rencana keuangan menggambarkan hubungan
antara rencana pertumbuhan perusahaan dan kebutuhan pendanaan.
24. 24
Rencana keuangan harus membantu memasikan bahwa semua tujuan
perusahaan tetap konsisten.Misalnya,pejabat eksekutif mungkin berkata bahwa ia
membidik margin laba 10 persen dan pertumbuhan penjualan 20 persen, tetapi
perencanaan keuangan harus memikirkan apakah peertumbuhan yang lebih tinggi
mungkin memerlukan potongan harga yang akan mengurangi margin laba.
B.Model Perencanaan Keuangan
Komponen Model Perencanaan Keuangan
Rencana keuangan meliputi tiga komponen:
Input. Input rencana keuangan terdiri dari laporan keuangan perusahaan
saat ini dan peramalannya di masa yang akan dating. Biasanya, ramalan utama
adalah perkiraan pertumbuhan penjualan,karena banyak variabel lain semacam
kebutuhan tenaga kerja dan tingkat persediaan yang terikat pada penjualan
Model Perencanaan. Model perencanaan keuqngan menghitung implikasi
ramalan manajer untuk laba,investasi baru,dan pendanaan.Model ini terdiri dari
persamaan-persamaan yang menghubungkan variabel output dengan
ramalan.Misalnya,sebuah persamaan dapat memperlihatkan bagaimana perubahan
penjualan dapat mempengaruhi biaya,modal kerja,asset tetap,dan kbutuhan
pendanaan.
Output.output model keuangan terdiri dari laporan keuangan seperti
laporan laba-rugi,neraca,dan laporan yang menjelaskan sumber dan pemakaian
kas. Laporan ini disebut pro forma,yang berarti laporan itu adalah ramalan
berdasarkan input dan asumsi yang dimasukkan ke dalam rencana.
C.Hal-hal yang Harus Diwaspadai oleh Perencana
Kelemahan dalam desain model
Model Ecekutive Fruit masih terlalu sederhana untuk aplikasi
praktis.Misalnya,Kami mengabaikan penyusutan asset tetap.penyusutan itu
penting karena memberikan perlindungan pajak.Jika Executive Fruit mengurangi
penyusutan sebelum menghitung tagihan pajaknya,perusahaan dapat
Asumsi dalam persentase Model Penjualan
25. 25
Ketika meramalkan kebutuhan modal Executive Fruit,kami mengasumsikan
bahwa baik kenaikan asset tetap maupun modal kerja sebanding dengan
penjualan.
Peran Model Perencanaan Keuangan
Model seperti model yang kita buat untuk executive fruit membantu manajer
keuangan menghindari kejutan.Jika tingkat pertumbuhan yang direncanakan akan
mengharuskan perusahaan mengumpulkan pendanaan eksternal,manajer dapat
mulai merencanakan cara terbaik untuk melakukannya
-JANGKA PENDEK
Keputusan keuangan jangka pendek umumnya melibatkan asset dan
kewajiban berumur pendek,dan biasanya keputusan tersebut mudah diselesaikan.
Misalnya,pinjaman bank 60 hari senilai 50 juta dengan obligasi 20 tahun sebesar
50 juta. Pinjaman bank jelas merupakan keputusan jangka pendek
Hubungan antara Pendanaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Ketika merumuskan sebuah rencana, keuangan atau lainnya, Anda harus
memilih factor-faktor mana yang penting bagi pengambilan keputusan anda dan
yang mana yang menganggu sering kali, hal ini tergantung pada horizon waktu
anda. Misalnya,pada horizon yang sangat panjang seperti perencanaan
pension,Anda tidak terlalu memikirkan kapan anda harus membeli mobil anda
yang berikutnya.pada horizon yang lebih pendek, yang mungkin mencakup jangka
3 sampai 5 tahun, barang mahal tertentu seperti pembeliaan mobil harus
diperhitungkan secara exsplisit.Pada horizon yang paling pendek,perencanaan
anda mungkin melibatkan detail hingga saldo yang anda simpan di rekening cek
anda
26. 26
BAB V
KEBIJAKAN MODAL KERJA
Strategi Modal Kerja Bersih.
Ada tiga dasar strategi keuangan perusahaan :
1. Strategi Agresif Adalah suatu perusahaan mem-biayai kebutuhan modal
kerja musiman / variabel (seasonal working capital or variable) dan
sebagian dari kebutuhan tetapnya dengan dana jangka pendek dan sisanya
merupakan kebutuhan modal kerja permanen. Pada strategi ini resikonya
cukup tinggi tetapi dapat menghasilkan laba yang tinggi.
2. Strategi Keuangan Konservatif Adalah dimana suatu perusahaan
membiayai seluruh proyek yang ada dengan menggunakan dana jangka
panjang, dan pengeluaran darurat yang mendadak dan tidak diharapkan
menggunakan dana jangka pendek. Pada strategi ini mempunyai resiko
kecil tetapi juga hanya dapat menghasilkan laba yang kecil.
3. Strategi Keuangan Kombinasi Adalah suatu perusahaan mene-tapkan
pembiayaan campuran dengan kombinasi strategi agresif dan strategi
konservatif yaitu menggunakan dana jangka pendek dan juga
menggunakan dana jangka panjang.
Modal kerja musiman/variabel adalah pembiayaan yang dibutuh-kan untuk
aktiva lancar yang bersifat sementara dan selalu bervariasi sepanjang
tahun.
Modal kerja permanen (jangka panjang) adalah pembiayaan yang
dibutuhkan untuk aktiva tetap ditambah bagian tertentu dari yang tetap
dari aktiva lancar perusahaan dan tidak berubah sepanjang tahun.
Motif memiliki Kas, ada 4 yaitu:
Motif transaksi (transaction motive) yaitu berarti seseorang atau
perusahaan memegang uang tunai/kas untuk keperluan realisasi dari
transaksi bisnisnya.
27. 27
Motif berjaga-jaga (precautionary motive) adalah seseorang atau
perusahaan memegang uang tunai untuk mengantisipasi adanya kebutuhan
mendadak.
Motif Spekulasi yaitu seseorang atau perusahaan memegang uang tunai
karena adanya keinginan memperoleh keuntungan yang besar dari suatu
kesempatan investasi yang bersifat likuid.
Saldo kas minimal (Compensating Balance atau CB) Adalah suatu kebijaksanaan
suatu bank yang mensyaratkan saldo minimal yang harus tetap ada berada di
rekening seseorang atau perusahaan di bank. Persyaratan atau CB ini akan
mempengaruhi saldo kas perusahaan atau perorangan. Contoh saat ini CB di
setiap Bank harus ada Rp 50.000,-
28. 28
BAB VI
PENGELOLAAN PIUTANG USAHA
Pengelolaan kas dan sekuritas
A. Pengelolaan kas dan sekuritas
Kas merupakan bentuk paling liquid, yang bias di pergunakan segera
untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Masalah utama bagi
pengelolaan kas adalah menyediakan kas yang memadai, tidak terlalu banyak
yang mengurangi keuntungan dan tidak terlalu sedikit yang dapat menggabggu
liquiditasnya. Menurut John Maynard Keynes ada tiga motif yang dapat di
gunakan dalam pemiliki kas:
Motif Transaksi
Perusahaan menyediakan kas untuk membayar berbagai transaksi bisnisnya·
Motif Berjaga-jaga
Menpertahankan saldo kas guna memenuhi permintaan kas yang sifatnya tak
terduga·
Motif Spekulasi
Menperoleh keuntungan dari memiliki atau menginvestasikan kas dalam bentuk
investasi yang sangat liquidSelanjutnya ad 2 macam model-model manajemen kas
yaitu:
Model persediaan ( Boumol 1952), mengidentifikasi persediaan kas dalam
persediaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabilah perusahaan
memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan mengalami kerugiaan dalam
bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebeut pada
kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan, sebaliknya apabilah
saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan mengalami lequiditas akan
masin besar, karena itu seharusnya ada penyeimbangan.
Model Miller dan Orr, Dalam keadaan perusahaan dan pemasukan kas
bersofat acak perusahaan perlu mendapatkan batas atas dan batas bawah saldo
kas.
29. 29
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kas minimal :
1. Perimbangan antara aliran kas masuk dan aliran kas keluar
Jika ada perimbangan antara syarat pembeliaan dan syarat penjualan baik
kuantitas maupun timing maka tidak perlu mmempunyai persediaan besi
kas yang besar
2. Penyeimbangan antara aliran kas yang diperkirakan
3. Hubungan yang baik antara bank-bank.
B. Pengelolaan Piutang usaha
Keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan sangat tergantung pada
permintaan terhadap produk perusahaan tersebut. Semakin tinggi penjualan
semakin tinggi keuntungan yang diperoleh. Penjualan perusahaan tergantung pada
banyak faktor, sebagian dapat dikontrol sebagian lagi tidak. Faktor-faktor yang
dapat dikendalikan (conrollable) seperti : harga jual, kualitas produk, periklanan
dan kebijakan kredit.
Kebijakan kredit antara :
1. Periode kridit adalah jangka waktu kredit yang diberikan. Menaikan
periode kredit pada umumnya dapat mendongkrak penjualan, namun ada
biaya perubahan bagi perusahaan, seperti pembayaran tertunda.
2. Standar kredit adalah merujuk pada kemampuan keuangan minimal yang
harus dimiliki calon penerima kredit serta jumlah kredit yang tersedia bagi
masing-masing pelanggan.
3. Kebijakan pengumpulan yaitu merujuk pada prosedur-prosedur yang
digunakan oleh perusahaan untuk menagih piutang yang sudah jatuh tempo
4. Kebijakan diskon untuk pembayaran yang dipercepat, termasuk didalamnya
jumlah dan periode diskon.
Jika kredit diperluas pada umumnya penjualan akan naik, mengakibatkan
kenaikan pada biaya-biaya :
a. Untuk memproduksi tambahan produk
b. Menanggung tambahan piutang yang beredar
c. Karena biaya bad debt mungkin meningkat
30. 30
Pengelolaan piutang usaha dimulai dengan keputusan apakah perusahaan akan
memberikan kredit atau tidak. Selanjutnya piutang yang timbul harus
dimonitor agar tidak melebihi batas yang diijinkan. Tingkat piutang yang
tinggi akan mengurangi arus kas dan piutang tak tertagih (bad debt) akan
mengurangi keuntungan dari penjualan. Piutang dagang atau account
recevable terjadi ketika perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit,
bukan tunai. Ketika uang tunai diterima, piutang akan berkurang dengan
jumlah yang sama. Investasi pada piutang seperti aktiva lainnya, harus didanai
dengan berbagai cara. Jumlah piutang pada suatu waktu ditentukan dua faktor
antara lain :
C. Pengelolaan Persediaan
Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab dilihat dari
jumlahnya biasanya persediaan inilah unsur modal kerja yang paling besar. Hal ini
dapat dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan
kelancaran operasi perusahaan. Tanpa adanya persedian yang memadai
kemungkinan besar perusahaan tidak bisa memperoleh keuntungan yang
diinginkan disebabkan proses produksi akan terganggu. Setiap perusahaan baik
yang bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan, maupun perusahaan jasa
mempunyai persediaan. Perbedaan persediaan untuk masing-masing perusahan
tersebut adalah jenis persediaan. Dengan demikian pengertian persediaan adalah
sejumlah barang atau bahan yang dimiliki oleh perusahaan yang tujuannya untuk
dijual dan atau diolah kembali, perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku
untuk diolah kembali menjadi barang jadi yang kemudian dijual. Perusahaan
memiliki persediaan dengan maksud untuk menjaga kelancaran operasinya.
Persedian yang tinggi memungkinkan perusahaan bisa memenuhi permintaan
pelanggan yang mendadak, tapi persedian yang tinggi akan menyebabkan
persahaan harus menyediakan dan membutuhkan modal kerja yang besar pula.
Pada dasarnya apabila perusahaan bisa memprediksikan dengan tepat pada
waktunya sesuai dengan jumlah yang diperlukan, maka jumlah persediaan bisa
kecil saja atau bahkan nol.
31. 31
PENUTUP
Demikian makalah yang penulis sajikan tentang :
1. Tinjauan menyeluruh manajemen keuangan dan bursa keuangan serta teori
suku bunga.
2. Nilai waktu dari uang & Penilaian saham dan obligasi.
3. Analisa Laporan dan peramalan keuangan & Menilai kinerja perusahaan
dengan menggunakan beberapa rasio keuangan dan aliran kas perusahaan.
Perencanaan dan pengendalian keuangan.
4. Kebijakan modal kerja & Pengelolaan kas dan sakuritas.
5. Kebijakan modal kerja & Pengelolaan kas dan sakuritas.
6. Pengelolaan kredit (piutang usaha) & Pengelolaan Persediaan
Penulis menyadari benar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan sarannya dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah
selanjutnya.
Semoga makalah yang penulis sajikan ini dapat bermanfaat khususnya bagi
saya sebagai penulis dan umumnya rekan-rekan pembaca.