Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business,audit and internal control, universitas mercu buana, 2017
1. BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE :
Audit and Internal Control
Dosen Pengampu :
Prof.Dr.Ir.H.Hapzi Ali, MM
Disusun Oleh :
Edi Putra 55116120108
PROGRAM STUDI MASTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
SISTEM AUDIT INTERNAL
2. Audit Intern
I. Pengertian Audit Inten
Audit intern merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian intern
dalam suatu organisasi, yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen-elemen
struktur pengendalian intern lainnya.
Menurut Hiro Tugiman (2006 : 11) adalah : “ Internal auditing adalah suatu
fungsi penilaian yang independen dalam suatu organiasasi untuk menguji dan
mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan”
Sedangkan menurut Amin Widjaja Tunggal (1995 : 51), mendefinisikan
internal audit adalah sebagai berikut:
Internal audit adakah aktivitas penilaian secara independen dalam suatu
organisasi untuk meninjau secara kritis tindakan pembukuan keuangan dan tindakan
lain sebagai dasar untuk memberikan bantuan bersifat proteksi (melindungi) dan
konstruktif bagi pimpinan perusahaan.
Berdasarkan pengertian di atas diketahui bahwa audit intern merupakan suatu
fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari
dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran kepada
manajemen.
2. Fungsi ,Tujuan dan ruang lingkup Audit Intern
Menurut Robert Tampubolon dalam bukunya “ Risk and system-Based
Internal Auditing” (2005 : 1) bahwa : “fungsi audit intern lebih berfungsi sebagai
mata dan telingga manajemen, karena manajemen butuh kepastian bahwa semua
kebijakan yang telah ditetapkan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang”.
Sedangkan tujuan pelaksanaan audit intern adalah membantu para anggota
organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.
3. Untuk hal tersebut, auditor intern akan memberikan berbagai analisis, penilaian,
rekomendasi, petunjuk dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang diperiksa.
Tujuan pemeriksaan mencakup pulan usaha mengembangkan pengendalian yang
efektif dengan biaya yang wajar.
Tujuan utama pengendalian intern menurut Hiro Tugiman (2006:44)
adalah: “Meyakinkan keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi; kesesuaian
dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan ketentuan
perundang-undangan; perlindungan terhadap harta organisasi; penggunaan sumber
daya yang ekonomis dan efisien, serta tercapainya berbagai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan”
Ruang lingkup audit intern yaitu menilai keefektifan sistem pengendalian intern,
pengevaluasian terhadapkelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal
yang dimiliki organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.
Dalam melaksanakan kegiatan pemantauannya, Satuan Pengawas Internal
akan melakukan kegiatan-kegiatan utama pemeriksaan yang terbagi
dalam
enam kegiatan, yaitu:
1. Complience test, yaitu pemeriksaan tentang sejauh mana kebijakan, rencana,
dan prosedur-prosedur telah dilaksanakan, meliputi :
a. Ketaatan terhadap prosedur akuntansi
b. Ketaatan terhadap prosedur operasional
c. Ketaatan terhadap peraturan pemerintah
4. 2. Verification, yang menjurus pada pengukuran akurasi dan kehandalan
berbagai laporan dan data manajemen serta evaluasi manfaat dari laporan
tersebut yang akan membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
3. Protection of assets, Pemeriksa intern harus dapat menyatakan bahwa
pengedalian intern yang ada benar-benar dapat diandalkan untuk memberikan
proteksi terhadap aktiva perusahaan.
4. Appraisal of control, Pemeriksaan intern merupakan bagian dari struktur
pengendalian intern yang bersifat mengukur, menilai, dan mengembangkan
struktur pengendalian intern yang ada dari waktu ke waktu mengikuti
pertumbuhan perusahaan.
5. Appraising performance, Suatu kegiatan pemeriksaan intern dalam suatu area
operasional tertentu yang sangat luas sehingga membutuhkan keahlian khusus.
6. Recommending operating improvements, Merupakan tindak lanjut dari
evaluasi terhadap area-area dimana rekomendasi yang akan disusun
hendaknya memperhatikan pula rekomendasi-rekomendasi sebelumnya.
3. Sistem Audit dan Internal Control di PT.Mayora Indah, Tbk
Dengan pengadaan audit yang secara periodical dan secara objektif dan tidak
memihak oleh pihak yang berkompeten. Mayora telah menerapkan sistem audit dan
internal control dengan pembentukan Komite Audit oleh Dewan Komisaris untuk
membantu fungsi pengawasan yang dijalankan oleh komisaris. Dalam menjalankan
tugasnya komite audit bekerja sama dengan unit audit internal perseroan. Komite
audit bertanggung jawab pada dewan komisaris untuk memastikan bahwa sistem
pengendalian internal telah berjalan dengan efektif dan dapat mengurangi kesempatan
terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan kegiatan usaha perseroan.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
5. Komisaris independen yang juga merupakan komite audit dan anggota para komite
audit berasal dari pihak yang sama sekali tidak memiliki afiliasi dengan anggota
komisaris, Direksi maupun pemegang saham utama perseroan dan tidak memiliki
saham perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Fungsi utama komite audit adalah membantu dewan komisaris dalam menjalankan
fungsi pengawasan agar pengelolaan perseroan dapat berjalan dengan efektif dan
efisien. Dalam melaksanakan tugas dan pelaporannya komite audit bersifat mandiri
dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris.
Komite audit harus dapat memastikan bahwa fungsi pengawasan telah berjalan secara
efektif dan memastikan tidak ada penyajian material yang keliru dalam laporan
keuangan perseroan.
Untuk menunjang pelaksanaan Good Corporate Governance, mayora telah
melakukan evaluasi dan penelaaahan atas informasi keuangan Perseroan, baik itu
laporan keuangan, proyeksi, maupun informasi keuangan lainnya berdasarkan
prinsip-prinsip yang berlaku. Mayora juga telah memberikan pendapat dan
rekomendasi atas temuan-temuan yang diperoleh saat menjalankan tugas serta
mengawasi tindak lanjut atas temuan tersebut.
Mayora juga melakukan pengawasan dan penilian atas pelaksanaan kegiatan serta
hasil audit oleh unit audit internal serta memberikan rekomendasi sehubungan dengan
proses pengendalian internal. Dalam menjalankan tugas, komite audit senantiasa
menyampaikan hasil temuan kepada Dewan Komisaris untuk diketahui dan dapat
diputuskan kebijakan apa yang diambil atas temuan tersebut.
UNIT AUDIT INTERNAL
Perseroan telah memiliki unit audit internal sebelum 2001 dengan sebutan Komite
Audit Internal. Sejak bulan Maret 2003, perseroan telah memiliki Piagam Internal
Audit yang ditandatangani oleh oleh Direktur Utama Perseroan bersama ketua internal
audit. Piagam internal audit inilah yan menjadi dasar hukum dari penunjukan dan
pelaksanaan tugas komite audit internal.
Unit audit internal dalam pelaksanaan fungsinya harus bersikap independen dan
objektif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional
perusahaan melalui pendekatan yang sistematis dengan cara mengevaluasi dan
meningktkan efektivitas manajemen risiko, pengedalian, dan proses tata kelola
6. perusahaan. Auditor yang duduk dalam unit audit internal wajib menjaga kerahasiaan
informasi dan/atau data perusahaan terkait dengan pelaksanaan tigas dan tanggung
jawab audit internal. Kecuali jika diwajibkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan atau penetapan/putusan pengadilan.
Tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal:
1. Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan;
2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem
menajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan;
3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efetivitas dibidang
keuangan, akuntasi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi
informasi, dan kegiatan lainnya;
4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang
diperiksa pada semua tingkat manajemen;
5. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur
Utama dan Dewan Komisaris;
6. Memantau, menganalisis, dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut pebaikan
yang telah disarankan;
7. Bekerjasama dengan komite audit;
8. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang
dilakukannya; dan
9. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Unit Audit Internal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya menggunakan pendekatan
audit berbasis resiko, baik dalam proses perencanaan audit tahunan (audit planning),
maupun pada saat pelaksaan audit (audit fieldwork) dan diarahkan pada terciptanya
Good Corporate Governance.
Beberapa Aktifitas yang dilakukan oleh unit audit internal pada tahun 2015, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pemeriksaan pada unit proses manufaktur, proses pengadaan barang
dan jasa, audit proses yang berkaitan dengan sales dan marketing, inventory
management, assets management, proses logistik, pos pendapatan, dan pos hutang.
7. 2. Menjalankan fungsi konsultatif yang direalisasikan dalam bentuk pembahasan,
komunikasi yang insentif dan melibatkan secara langsung satuan unit kerja operasional
dalam proses audit maupun dalam tindak lanjut laporan hasil audit.
3. Berperan aktif dan menjadi bagian dalam pengembangan Standard Operational
Procedure Perseroan yang ditandatangani secara langsun oleh System dan Procedure
Department.
Temuan audit internal disampaikan kepada Direktur Utama. Dalam beberapa hal, juga
didiskusikan dengan komite audit untuk dijadikan masukan dan koreksi.
SISTEM PENGEDALIAN INTERNAL
Seiring dengan perkembangan perusahaan, maka semakin luas pula ruang lingkup dan
skala usaha yang harus dikendalikan oleh para pemangku kepentingan khususnya oleh
Direksi dan Komisaris Perseroan. Untuk itu adanya perangkat teknologi informasi yang
dapat diandalkan sangat membantu sistem pengendalian internal yang ada didalam
perusahaan.
Pengecekandan review melekat pada sistem pengdendalian internal ini dapat
melindungi perseroan dari kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan
kekeliriuan dan penyimpangan yang mungkin terjadi.
Dengan adanya sistem teknologi informasi yang dirancang untuk menjalankan sekaligus
mendeteksi dan mencegah risiko yang mungkin muncul, maka kebijakan dan prosedur
yang diterapkan oleh perseroan telah berjalan dengan baik. Hasil dari sistem
pengendalian internal ini telah membantu Direksi dan para pengambil keputusan dan
membuast strategi dan lainnya agar perseroan dapat mencapai hasil yang maksimal
walaupun tetap melaksanakan efisiensi.
Kebijakan manajemen yang dituangkan didalam bentuk standar operasioanal prosedur
yang diberlakukan dalam setiap kegiatan perseroan sebagai bentuk pengedalian internal
8. diataranya adalah :
1. Adanya pemisahan tugas dan wewenang yang jelas antar pekerja, namun tetap saling
berhubungan dan saling mendukung dan mengorkesi satu sama lain.
2. Adanya sistim yang mampu menghindari terjadinya kesalahan yang dibuat oleh
pekerja baik sengaja maupun tidak disengaja.
3. Adanya otorisasi berjenjang terhadap suatu kegiatan