SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
AUDIT 
Internal
Pengendalian Internal 
Sistem Pengendalian Internal, menurut 
Committee of Sponsoring Organizations 
(COSO, 1998) adalah : 
“… tools that managers use to help achieve 
their business objective in the following 
categories : 
• effectiveness and efficiency of operations, 
• compliance with external laws and 
regulations, and 
• reliability of financial reporting.”
Jenis Audit 
 Audit OPERASIONAL, untuk memperbaiki 
kegiatan organisasi sehingga lebih ekonomis 
dalam perolehan sumber daya, efisien dalam 
pelaksanaan dan efektif dalam mencapai 
tujuan. 
 Audit KEPATUHAN, untuk mengetahui 
apakah peraturan yang berlaku telah 
dipatuhi oleh organisasi. 
 Audit atas KEWAJARAN LAPORAN 
KEUANGAN, untuk mengetahui apakah 
laporan keuangan yang diterbitkan 
organisasi telah disajikan secara wajar dan 
sesuai standar
Pola Relasi Pengendalian Internal 
dan Jenis Audit 
SISTEM PENGENDALIAN 
INTERNAL 
JENIS DAN RUANG 
LINGKUP AUDIT 
Alat Manajemen 
untuk membangun dan 
memastikan untuk menilai 
Efektivitas dan efisiensi 
operasi organisai 1 Audit 
Operasional/Manajemen 
Ketaatan terhadap hukum dan 
peraturan yang berlaku 2 Audit 
Ketaatan/Kepatuhan 
Keandalan dari laporan 
keuangan 3 Audit atas Kewajaran 
Laporan Keuangan
1.Persiapan 
2.Pelaksanaan 
3.Pelaporan 
4.Tindak Lanjut 
Tahapan Audit
1. Persiapan Audit 
1. Penentuan sasaran : ruang lingkup dan lokasi 
pemeriksaan, 
2. Penentuan susunan/komposisi tim pemeriksa, 
yang jumlah dan kompetensinya disesuaikan dengan 
beban kerja yang telah teridentifikasi, 
3. Penyusunan Program Kerja, termasuk 
pengumpulan dan penelaahan informasi umum 
mencakup ketentuan dan peraturan perundang-undangan 
yang berlaku, 
4. Pengumpulan dan penelaahan data dan informasi 
umum tentang unit yang diaudit, serta kebijaksaan 
dan ketentuan yang berlaku, 
5. Penentuan waktu pemeriksaan.
2. Pelaksanaan Audit 
1. Pembicaraan pendahuluan dengan (bagian) 
Manajemen Pelaksana yang akan diperiksa, 
2. Pelaksanaan langkah kerja yang tersebut dalam 
Program Kerja Pemeriksaan, 
3. Penuangan hasil pelaksanaan langkah kerja 
pemeriksaan ke dalam Kertas Kerja Pemeriksaan, 
4. Pembicaraan temuan hasil pemeriksaan untuk 
memperoleh komentar dan tanggapan dari 
Manajemen Pelaksana yang diperiksa.
3. Pelaporan Audit 
1. Mereview Kertas Kerja Pemeriksaan, 
2. Menyusun konsep Laporan Hasil Pemeriksaan 
berdasarkan materi dalam Kertas Kerja Pemeriksaan 
yang telah direview, 
3. Membicarakan konsep laporan hasil pemeriksaan 
dengan Manajemen Pelaksana yang diperiksa. 
Laporan Hasil Pemeriksaan ini antara lain bertujuan 
agar temuan, kesimpulan, rekomendasi dan komentar 
hasil pemeriksaan dapat dikomunikasikan secara resmi 
kepada Manajemen Pelaksana untuk mendapatkan 
tindak lanjut atas rekomendasi tersebut.
4. Tindak Lanjut Audit 
1. Memantau pelaksanaan tindak lanjut, 
2. Menegaskan kembali rekomendasi dalam hal 
tindak lanjut yang diusulkan belum/tidak 
dilaksanakan.
Audit Operasional 
Tujuan audit ini untuk mengetahui informasi 
mengenai: 
1. Tingkat ekonomis, efisiensi dan efektifitas strategis, 
kebijakan dan prosedur dalam pencapaian tujuan 
Organisasi yang telah ditetapkan, 
2. Efektifitas struktur pengendalian internal 
Manajemen Pelaksana dalam mendorong 
peningkatan tingkat ekonomis, efisiensi dan 
efektifitas Organisasi.
Audit Operasional 
ACTUAL 
INPUT 
PLANNED 
INPUT 
ACTUAL 
OUTPUT 
PLANNED 
OUTPUT 
economic 
scale 
efisiensi 
efektivitas
Audit Operasional 
Umumnya, pengujian dapat dilakukan dengan 
pendekatan: 
• Menelaah buku pedoman atau manual sistem dan 
kemudian mengujinya dengan pelaksanaan 
kegiatan/program yang dipilih. 
• Mengamati secara langsung dengan menelusuri 
tindakan dan proses sebenarnya yang dilaksanakan 
dari awal sampai akhir (walkthrough).
Audit Operasional 
Unsur manajemen yang penting dalam pemeriksaan atas 
operasional manajemen, antara lain: 
ORGANISASI Struktur Organisasi adalah alat untuk menyusun sumber daya organisasi, 
yaitu orang dan aset lain menjadi kelompok-kelompok kecil yang 
produktif. Kelompok-kelompok ini akan berinteraksi dan menentukan 
keberhasilan organisasi. Bentuk struktur organisasi amat mempengaruh 
perilaku organisasi, sehingga akan mempengaruhi juga alat-alat 
pengendalian yang dibutuhkan. Bentukan struktur dapat juga 
dipengaruhi oleh lingkungan operasi organisasi. 
Pemeriksa perlu menguji kecocokan bentuk Struktur Organisasi 
terutama dengan memperhatikan pemisahan fungsi. Jika ternyata 
struktur yang tersusun terlalu kecil sehingga tidak memungkinkan 
pemisahan secara tegas fungsi-fungsi tersebut, maka harus dikompensasi 
dengan pengendalian tambahan, misalnya dengan cara memperkecil 
satuan transaksi, atau penambahan frekuensi supervisi. 
PERSONALIA Penyusunan Struktur yang tepat saja belum dapat menjamin 
produktivitas unit yang diaudit. Persyaratan kompetensi personil yang 
mengisi struktur juga harus sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab 
yang telah ditetapkan. 
Tugas wewenang dan tanggung jawab hendaknya diberikan kepada 
pegawai yang mampu melaksanakan. Pegawai tersebut hendaknya 
diangkat menurut kualifikasi yang dibutuhkan atau yang dapat dilatih 
untuk melaksanakan tugas dengan baik dan disertai sistem pengawasan 
pegawai yang memadai.
Audit Operasional 
KEBIJAKAN Pengelolaan organisasi tidak dapat dilakukan dengan suatu rumusan 
umum, namun biasanya bersifat unik khusus bagi Organisasi tersebut. 
Proses memilih metode dan cara yang dianggap cocok oleh manajemen 
ini yang disebut sebagai penetapan kebijakan. Kebijakan akan 
berfungsi sebagai alat untuk mengatur mana yang boleh dan mana 
yang tidak boleh dilakukan dalam pengelolaan Organisasi. 
PERENCANAAN Perencanaan adalah penetapan di muka apa yang akan dicapai dan 
bagaimana cara mencapainya. Perencanaan yang dilakukan secara 
benar, akan mampu digunakan sebagai panduan pelaksanaan kerja, 
alat untuk menyamakan persepsi di antara para pelaksana, motivator 
bagi para manajer, dan sekaligus patokan bagi evaluasi kinerja. 
Rencana bisa berupa uraian kualitatif, tetapi akan lebih berarti jika 
dijabarkan dalam paparan kuantitatif. Paparan kuantitatif dari suatu 
rencana, biasa disusun dalam bentuk anggaran. Dalam proses 
perencanaan dikenal berbagai jenis anggaran yang masing- masing 
mempunyai kelebihan dan kegunaan yang spesifik sebagai alat 
perencanaan. 
Menurut metode penyusunannya, perencanaan dan penganggaran 
dapat disusun secara top-down, dimana akan dihasilkan rencana yang 
bersifat visioner namun terkadang tidak cukup mengakomodasi kondisi 
lapangan., 
Atau kebalikannya yaitu metode bottom-up yang akan lebih mudah 
dilaksanakan, tetapi mungkin berwawasan lebih sempit sehingga 
kurang mendorong terjadinya lompatan-lompatan kinerja Organisasi. 
Organisasi didorong untuk memadukan kedua metode tersebut dalam 
suatu proses perencanaan yang partisipatif.
Audit Operasional 
PENCATATAN Pencatatan dibutuhkan untuk mengatasi keterbatasan personil 
manajemen untuk mengolah dan menyimpan informasi. 
Setiap kegiatan harus dicatat dengan teliti, diklarifikasikan dengan 
tepat dan dapat diandalkan sehingga dapat menjamin pengendalian 
yang cukup atas harta milik dan kewajiban organisasi. Secara lebih 
spesifik terhadap pengendalian harta dan kewajiban milik Organisasi 
terdapat pencatatan melalui sistem akuntansi. 
PELAPORAN Sistem pelaporan hendaknya disusun agar penanggung jawab operasi 
dapat memperoleh informasi yang mutakhir dan cukup mengenai apa 
yang terjadi, sehingga yang bersangkutan dapat mengambil keputusan 
dan tindakan yang diperlukan. 
Beberapa karakteristik laporan yang memuaskan antara lain: dapat 
dimengerti oleh pemakainya, diterbitkan tepat waktu, menyajikan 
informasi umpan balik yang dapat digunakan untuk menghindarkan 
kesalahan yang sama, menyajikan informasi yang dapat digunakan untuk 
memprediksi kejadian sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan, 
dapat diyakini kebenarannya dan menghasilkan manfaat yang lebih 
besar dari pada biaya penyusunannya.
Audit Kepatuhan 
Pemeriksaan atas kepatuhan/ketaatan 
(compliance audit) merupakan pemeriksaan 
untuk mengetahui: 
1. Kepatuhan Manajemen Pelaksana terhadap 
persyaratan perundangan, peraturan, ketentuan, 
kontrak atau hibah tertentu; baik bersifat keuangan 
maupun non keuangan; dan 
2. Efektivitas struktur pengendalian internal 
Manajemen Pelaksana dalam menjamin kepatuhan 
terhadap persyaratan tertentu di atas.
Audit Kepatuhan 
Tipe pemeriksaan terhadap kepatuhan akan sangat 
bervariasi berdasarkan sifat persyarat kepatuhan. 
Pemeriksa harus mampu mendeteksi kecurangan dan 
kekeliruan yang terjadi terkait dengan kepatuhan atas 
prasyarat yang berlaku. Pemeriksa harus mampu 
membedakan kecurangan dan kekeliruan yang terjadi, 
dengan menilai apakah tindakan yang merugikan 
tersebut dilakukan secara sengaja atau tidak 
disengaja. 
Terdapat 3 Resiko Audit Kepatuhan, yaitu: 
• Resiko BAWAAN 
• Resiko PENGENDALIAN 
• Resiko DETEKSI
Audit Kepatuhan 
Resiko BAWAAN: Resiko dapat terjadinya ketidakpatuhan 
yang material terhadap persyaratan tertentu, dengan 
anggapan tidak ada kebijakan pengendalian internal yang 
terkait. Faktor yang relevan dipertimbangkan adalah: 
• Kompleksitas persyaratan kepatuhan tertentu, 
• Panjangnya jangka waktu persyaratan kepatuhan 
tertentu, 
• Pengalaman dan track record kepatuhan 
manajemen sebelumnya, 
• Akibat potensial dari ketidakpatuhan.
Audit Kepatuhan 
Resiko PENGENDALIAN: Resiko dapat terjadinya 
ketidakpatuhan yang material yang tidak dapat dicegah 
atau dideteksi tepat waktu dengan kebijakan pengendalian 
internal yang terkait. Faktor yang relevan dipertimbangkan 
adalah: 
• Pemahaman memadai tentang sistem pengendalian 
internal manajemen, 
• Identifikasi tipe ketidakpatuhan, 
• Desain pengujian ketidakpatuhan material.
Audit Kepatuhan 
Resiko DETEKSI: Resiko prosedur yang dilaksanakan oleh 
Pemeriksa di mana Pemeriksa berkesimpulan bahwa tidak 
terdapat ketidakpatuhan, padahal kenyataannya 
ketidakpatuhan tersebut terjadi. Faktor yang relevan 
dipertimbangkan adalah: 
• Pemahaman tentang persyaratan tertentu, 
• Bukti pengujian yang cukup, 
• Peristiwa sebelum dan sesudah periode 
pemeriksaan.
Audit Kewajaran Laporan Keuangan 
Pengujian oleh Pemeriksa harus dilakukan untuk memperoleh 
keyakinan yang memadai atas kewajaran penyajian laporan 
keuangan oleh Manajemen Pelaksana. 
LAPORAN 
POSISI 
KEUANGAN 
LAPORAN 
AKTIVITAS 
LAPORAN 
ARUS KAS 
NERACA 
SALDO 
BUKU 
BESAR 
JURNAL 
- KHUSUS 
- UMUM 
- HARIAN 
DOKUMEN 
AKUNTANSI 
DOKUMEN 
PENDUKUNG 
DOKUMEN 
SUMBER 
LAINNYA 
BUKU 
BESAR 
PEMBANTU
Audit Kewajaran Laporan Keuangan 
KEBERADAAN 
(EXISTENCE) 
Tujuan pemeriksaan ini menyangkut apakah transaksi yang 
dicatat dalam laporan keuangan memang seharusnya 
dicatat, Keberadaan merupakan tujuan pemeriksaan yang 
berhubungan dengan pernyataan manajemen mengenai 
keberadaan atau keterjadian sebuah transaksi. 
KELENGKAPAN 
(COMPLETENESS) 
Tujuan pemeriksaan ini menyangkut apakah semua 
transaksi yang seharusnya dicatat memang telah dicatat 
secara lengkap. Kelengkapan merupakan tujuan 
pemeriksaan yang berhubungan dengan pernyataan 
manajemen mengenai kelengkapan sebuah transaksi. 
AKURASI 
(ACCURACY) 
Tujuan pemeriksaan ini mengacu apakah jumlah yang 
dicatat adalah benar. Akurasi merupakan tujuan 
pemeriksaan yang berhubungan dengan penilaian atau 
alokasi.
Audit Kewajaran Laporan Keuangan 
KLASIDIKASI 
(CLASSIFICATION) 
Tujuan pemeriksaan ini mengacu apakah transaksi yang 
dicatat dalam jurnal telah diklasifikasi dalam akun dengan 
tepat. Klasifikasi merupakan tujuan pemeriksaan yang 
berhubungan dengan penilaian atau alokasi. 
PISAH BATAS 
(CUTOFF) 
Tujuan pemeriksaan ini memastikan apakah transaksi-transaksi 
yang terjadi dekat (sebelum atau setelah) dengan 
tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. Pisah 
batas digunakan untuk memutuskan apakah suatu transaksi 
telah dicatat dalam periode yang tepat. Pisah batas 
merupakan tujuan pemeriksaan yang berhubungan dengan 
penilaian atau alokasi. 
KECOCOKAN RINCIAN 
(DETAIL TIE-IN) 
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah 
rincian dalam neraca saldo sesuai dengan angka-angka 
dalam buku besar, dan hasil penjumlahan ke bawah saldo 
telah benar. Kecocokan merupakan tujuan pemeriksaan 
yang berhubungan dengan penilaian atau alokasi.
Audit Kewajaran Laporan Keuangan 
NILAI REALISASI 
(REALIZABLE VALUE) 
Tujuan pemeriksaan ini menyangkut apakah aktiva 
dinyatakan pada jumlah estimasi yang dapat direalisasi, 
yaitu nilai tercatat (biaya perolehan) dikurangi dengan 
penurunan nilainya. Tujuan ini hanya dapat diterapkan 
pada akun aktiva dan berhubungan dengan penilaian atau 
alokasi 
HAK DAN KEWAJIBAN 
(RIGHTS AND 
OBLIGATIONS) 
Tujuan pemeriksaan ini menyangkut apakah jumlah aktiva 
yang dicatat dalam laporan keuangan merupakan aktiva 
yang secara sah dimiliki (menjadi hak). Demikian pula atas 
akun kewajiban haruslah benar-benar telah menjadi 
kewajiban. Ini merupakan tujuan pemeriksaan yang 
berhubungan dengan pernyataan manajemen mengenai hak 
dan kewajiban. 
PENYAJIAN DAN 
PENGUNGKAPAN 
(PRESENTATION AND 
DISCLOSURE) 
Tujuan pemeriksaan ini menyangkut apakah persyaratan 
pengungkapan menurut PSAK (Pernyataan Standar 
Akuntansi Keuangan) telah disajikan dengan memadai 
dalam laporan keuangan. Ini merupakan tujuan 
pemeriksaan yang berhubungan dengan pernyataan 
manajemen mengenai penyajian dan pengungkapan.
Tingkat Materialitas 
Secara umum definisi materialitas adalah tingkat 
dimana suatu temuan dapat mempengaruhi dan 
menjadi faktor penentu dalam pengambilan 
keputusan Organisasi. 
Dalam pemeriksaan tentang kepatuhan Organisasi 
terhadap persyaratan tertentu, pertimbangan tentang 
tingkat materialitas dipengaruhi oleh sifat persyaratan 
yang mungkin dapat dikuantitatifkan dalam satuan 
moneter (atau mungkin juga tidak), sifat dan frekuensi 
temuan yang diidentifikasi, dan pertimbangan kualitatif, 
termasuk kebutuhan dan harapan pemakai laporan.
Kertas Kerja Pemeriksaan 
Kertas Kerja Pemeriksaan adalah dokumen 
pemeriksaan yang memuat data catatan 
pembuktian yang dikumpulkan oleh Pemeriksa 
selama berlangsungnya pemeriksaan mulai dari 
tahap persiapan sampai dengan tahap pelaporan, 
baik yang diperoleh dari Manajemen Pelaksana 
maupun dari pihak lain, termasuk juga hasil 
analisa Pemeriksa sendiri, dengan tujuan utama 
sebagai berikut:
Kertas Kerja Pemeriksaan 
• Menyimpan segala informasi penting yang diperoleh 
melalui wawancara, review, instruksi, dan peraturan 
perundang-undangan yang berlaku, termasuk analisa 
berbagai unsur pengendalian dan proses pemeriksaan 
transaksi. 
• Mengidentifikasi dan mendokumentasikan himpunan 
temuan-temuan kelemahan, penyimpangan, 
ketidakpatuhan dan ketidakteraturan sebagai pendukung 
eksistensi dan luasnya kondisi yang dianggap perlu 
mendapatkan perbaikan. 
• Membantu pengendalian pelaksanaan pemeriksaan agar 
dapat berjalan dengan tertib. Dengan Kertas Kerja 
Pemeriksaan dapat diketahui apa yang telah dilakukan 
Pemeriksa, apa yang sedang dikerjakan dan pekerjaan 
apa yang belum/tidak dilaksanakan serta alasannya.
Kertas Kerja Pemeriksaan 
• Memberikan dukungan pembuktian dalam pembicaraan 
hasil pemeriksaan dengan Manajemen Pelaksana sebagai 
pihak yang diaudit, termasuk alat untuk 
mempertahankan pendapat dan saran internal. Juga 
memberikan dukungan pembuktian bagi laporan hasil 
pemeriksaan. 
• Memberikan alat bagi supervisor/ketua tim pemeriksaan 
untuk mereview hasil pemeriksaan, serta menjadi dasar 
untuk menilai kemampuan teknis, keahlian, kecermatan 
dan ketelitian serta kerapian kerja anggota Pemeriksa 
yang bersangkutan. 
• Menjadi pedoman dan bahan referensi untuk 
pemeriksaan pada periode berikutnya, sehingga 
pengulangan pekerjaan tidak terjadi dan review dapat 
dilakukan lebih dini.
Kertas Kerja Pemeriksaan 
Sebagai bahan dokumentasi, Kertas Kerja Pemeriksaan 
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 
• harus memuat data penting yang lengkap, kompeten dan relevan, 
secara singkat dan padat. 
• harus memiliki bentuk formal yang konsisten dan merupakan catatan 
pelaksanaan kerja yang benar-benar bermanfaat dengan tujuan yang 
jelas. 
• harus sistematis dan rapi sehingga mudah dibaca dan dapat diikuti 
dengan seksama. 
• harus bebas dari segala macam kesalahan fakta, perhitungan, 
pendapat dan kesimpulan serta tidak membiarkan adanya hal-hal 
yang meragukan atau pertanyaan yang tak terjawab. 
• harus disusun dengan menghindarkan pekerjaan menyalin dan tidak 
membuat daftar dan jadwal yang tidak perlu dilakukan sendiri oleh 
Pemeriksa. 
• harus memuat identifikasi yang jelas mengenai unit yang diaudit, 
masalah yang diaudit, periode yang diaudit, nama dan tanggal serta 
paraf Pemeriksa, dan petugas yang mereview, dan nomor indeksnya.
Kertas Kerja Pemeriksaan 
Verifier 
Verifier 
Verifier 
Verifier 
Verifier 
Verifier 
Indikator 
Indikator 
Kriteria
Laporan Pemeriksaan 
BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 
Ringkasan harus menyajikan hal-hal yang penting secara jelas, 
teliti dan wajar dan minimal memuat: 
a. Lingkup Pekerjaan. Sesuai dengan penugasan yang diterima dari 
Pengurus, bagian ini mendeskripsikan lingkup pemeriksaan yang 
dilakukan, dan auditable unit yang dipilih, jumlah personil yang 
diturunkan untuk melakukan pemeriksaan, estimasi waktu pengerjaan, 
dan metode yang digunakan. 
b. Lingkungan Pengendalian Internal. Bagian ini mendeskripsikan secara 
umum tentang kondisi dan status lingkungan pengendalian internal 
Manajemen Pelaksana yang berjalan. 
c. Temuan Pemeriksaan. Temuan seluruh jenis pemeriksaan yang ada 
diikhtisarkan ke dalam suatu tabel berdasarkan skala prioritasnya, 
disertai paparan keterangan yang dibutuhkan. 
d. Kesimpulan Pemeriksaan dan Rekomendasi Umum. Kesimpulan berupa 
area yang membutuhkan perhatian khusus Manajemen Pelaksana diikuti 
rekomendasi umum yang diberikan oleh Pemeriksa.
Laporan Pemeriksaan 
BAB II LAPORAN PEMERIKSAAN 
Overview atas keseluruhan pemeriksaan yang dilakukan sesuai 
dengan penugasan yang diterima, akan memuat: 
a. Tujuan dan Lingkup Pemeriksaan. Bagian ini menjelaskan tujuan dan 
lingkup pemeriksaan secara detal. 
b. Pelaksanaan Pemeriksaan. Bagian ini menjelaskan secara umum 
mengenai program dan prosedur pemeriksaan masing-masing jenis 
pemeriksaan, termasuk tahapan dan realisasi jadwal pelaksanaan per 
masing-masing pemeriksaan. Jika terdapat hambatan pelaksanaan 
pemeriksaan yang signifikan, dapat dipaparkan secara khusus pada 
bagian ini.
Laporan Pemeriksaan 
BAB III TEMUAN, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 
Bagian ini menjelaskan secara umum mengenai temuan, 
kesimpulan dan rekomendasi secara detil, yang diklasifikasikan ke 
dalam skala prioritas. Prioritas tersebut terdiri dari: 
a. Prioritas Utama. Kelemahan signifikan yang dapat membahayakan 
pengendalian internal dan harus segera diatasi sebagai masalah yang 
mendesak. Jangka waktu perbaikan: segera. 
b. Prioritas Menengah. Kelemahan pengendalian yang dapat mengganggu 
sistem pengendalian internal dan harus diatasi dalam waktu dekat. 
Jangka waktu perbaikan: maksimal dalam jangka waktu tiga bulan. 
c. Prioritas Rendah. Kelemahan yang tidak berarti pada sistem 
pengendalian internal, akan tetapi harus diperbaiki oleh manajemen. 
Jangka waktu perbaikan: maksimal dalam jangka waktu enam bulan.
Laporan Pemeriksaan 
ALUR PENYAJIAN TEMUAN 
a. Kondisi penyimpangan yang ditemui, 
b. Sebab-sebab penyimpangan, 
c. Akibat penyimpangan, 
d. Kriteria atau standar yang berlaku, 
e. Rekomendasi perbaikan yang diperlukan, 
dan 
f. Komentar serta tanggapan Manajemen 
Pelaksana.

More Related Content

What's hot

Penyelesaian audit
Penyelesaian auditPenyelesaian audit
Penyelesaian auditagunghery19
 
Bab 1 Pengertian Auditing
Bab 1 Pengertian AuditingBab 1 Pengertian Auditing
Bab 1 Pengertian AuditingAlbet Albet
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASAndiErwinGhozali
 
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)Dina Nurmariyani
 
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORANBAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORANMelanie Sinambella
 
Teori akuntansi framework
Teori akuntansi frameworkTeori akuntansi framework
Teori akuntansi frameworkFirman Pratama
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorresa_putra
 
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuanganKuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuanganRose Meea
 
Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...
Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...
Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...Jiantari Marthen
 
ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGANASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGANMandiri Sekuritas
 
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitisIlham Sousuke
 
Metodologi audit
Metodologi auditMetodologi audit
Metodologi auditAkmalVN
 
pekerjaan lapangan ii audit internal
pekerjaan lapangan  ii audit internalpekerjaan lapangan  ii audit internal
pekerjaan lapangan ii audit internalppt education
 
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan
Psak 1-penyajian-laporan-keuanganPsak 1-penyajian-laporan-keuangan
Psak 1-penyajian-laporan-keuanganadaaje
 
Jasa lain kantor akuntan publik
Jasa lain kantor akuntan publikJasa lain kantor akuntan publik
Jasa lain kantor akuntan publikDina Nurmariyani
 
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptxTHE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptxAisyahAyuSaputri
 
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalianFerli Dian SAputra
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Standar IIA & Quality Assurance
Standar IIA & Quality AssuranceStandar IIA & Quality Assurance
Standar IIA & Quality AssuranceKanaidi ken
 

What's hot (20)

Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iiaPeranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iia
 
Penyelesaian audit
Penyelesaian auditPenyelesaian audit
Penyelesaian audit
 
Bab 1 Pengertian Auditing
Bab 1 Pengertian AuditingBab 1 Pengertian Auditing
Bab 1 Pengertian Auditing
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)
Tahap penyelesaian udit (tanggung jawab setelah penyelesaian audit)
 
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORANBAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT, BAB 4 PELAPORAN
 
Teori akuntansi framework
Teori akuntansi frameworkTeori akuntansi framework
Teori akuntansi framework
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditor
 
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuanganKuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
 
Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...
Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...
Makalah teori akuntansi bab 3 struktur teori akuntansi (jiantari c 301 09 013...
 
ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGANASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
ASERSI DALAM LAPORAN KEUANGAN
 
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
 
Metodologi audit
Metodologi auditMetodologi audit
Metodologi audit
 
pekerjaan lapangan ii audit internal
pekerjaan lapangan  ii audit internalpekerjaan lapangan  ii audit internal
pekerjaan lapangan ii audit internal
 
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan
Psak 1-penyajian-laporan-keuanganPsak 1-penyajian-laporan-keuangan
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan
 
Jasa lain kantor akuntan publik
Jasa lain kantor akuntan publikJasa lain kantor akuntan publik
Jasa lain kantor akuntan publik
 
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptxTHE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
 
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Standar IIA & Quality Assurance
Standar IIA & Quality AssuranceStandar IIA & Quality Assurance
Standar IIA & Quality Assurance
 

Viewers also liked

prosedur audit keuangan
prosedur audit keuanganprosedur audit keuangan
prosedur audit keuanganAsep suryadi
 
2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ
2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ
2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χvaralig
 
Fitriati 02211020 2005
Fitriati 02211020 2005Fitriati 02211020 2005
Fitriati 02211020 2005gaga sihab
 
Oral Cholera Vaccination in 2015 - Post Earthquake Nepal experience
Oral  Cholera Vaccination in 2015 - Post Earthquake Nepal experienceOral  Cholera Vaccination in 2015 - Post Earthquake Nepal experience
Oral Cholera Vaccination in 2015 - Post Earthquake Nepal experienceAnuj Bhattachan
 
Clouds, code & crying squirrels
Clouds, code & crying squirrelsClouds, code & crying squirrels
Clouds, code & crying squirrelsNicole Mors
 
Final project essay perla
Final project essay perlaFinal project essay perla
Final project essay perlaPerlaDelgado
 
Grammar error in writing
Grammar error in writingGrammar error in writing
Grammar error in writingTasrin Solihin
 
2014 12-02 hta emro banken 1
2014 12-02 hta emro banken 12014 12-02 hta emro banken 1
2014 12-02 hta emro banken 1Reiner Banken
 
Αρχαϊκή εποχή ( 750 – 480 π. Χ)
Αρχαϊκή εποχή  ( 750 – 480 π. Χ)Αρχαϊκή εποχή  ( 750 – 480 π. Χ)
Αρχαϊκή εποχή ( 750 – 480 π. Χ)varalig
 
Kλασική εποχή γ' μέρος
Kλασική εποχή γ' μέροςKλασική εποχή γ' μέρος
Kλασική εποχή γ' μέροςvaralig
 
Sejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmuSejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmuKodogg Kritingg
 
2014 12-02 hta emro banken 2
2014 12-02 hta emro banken 22014 12-02 hta emro banken 2
2014 12-02 hta emro banken 2Reiner Banken
 

Viewers also liked (20)

Materi audit
Materi auditMateri audit
Materi audit
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
 
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDITPROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
 
prosedur audit keuangan
prosedur audit keuanganprosedur audit keuangan
prosedur audit keuangan
 
2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ
2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ
2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ
 
Fitriati 02211020 2005
Fitriati 02211020 2005Fitriati 02211020 2005
Fitriati 02211020 2005
 
Oral Cholera Vaccination in 2015 - Post Earthquake Nepal experience
Oral  Cholera Vaccination in 2015 - Post Earthquake Nepal experienceOral  Cholera Vaccination in 2015 - Post Earthquake Nepal experience
Oral Cholera Vaccination in 2015 - Post Earthquake Nepal experience
 
Clouds, code & crying squirrels
Clouds, code & crying squirrelsClouds, code & crying squirrels
Clouds, code & crying squirrels
 
Final project essay perla
Final project essay perlaFinal project essay perla
Final project essay perla
 
Grammar error in writing
Grammar error in writingGrammar error in writing
Grammar error in writing
 
Complimenting other
Complimenting other Complimenting other
Complimenting other
 
2014 12-02 hta emro banken 1
2014 12-02 hta emro banken 12014 12-02 hta emro banken 1
2014 12-02 hta emro banken 1
 
Αρχαϊκή εποχή ( 750 – 480 π. Χ)
Αρχαϊκή εποχή  ( 750 – 480 π. Χ)Αρχαϊκή εποχή  ( 750 – 480 π. Χ)
Αρχαϊκή εποχή ( 750 – 480 π. Χ)
 
Showing care
Showing careShowing care
Showing care
 
Kλασική εποχή γ' μέρος
Kλασική εποχή γ' μέροςKλασική εποχή γ' μέρος
Kλασική εποχή γ' μέρος
 
Sejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmuSejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmu
 
Expressing hope
Expressing hopeExpressing hope
Expressing hope
 
Diapositivas macro
Diapositivas macroDiapositivas macro
Diapositivas macro
 
Soal uas
Soal uasSoal uas
Soal uas
 
2014 12-02 hta emro banken 2
2014 12-02 hta emro banken 22014 12-02 hta emro banken 2
2014 12-02 hta emro banken 2
 

Similar to Audit internal

Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
 
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...Khairi Rumantati
 
Konsep Audit Manajemen
Konsep Audit ManajemenKonsep Audit Manajemen
Konsep Audit ManajemenSintiaFarach46
 
SIA,SINTIA SRI ANGRAENI,SURYANI,STIAMI
SIA,SINTIA SRI ANGRAENI,SURYANI,STIAMISIA,SINTIA SRI ANGRAENI,SURYANI,STIAMI
SIA,SINTIA SRI ANGRAENI,SURYANI,STIAMIsintiasria
 
Audit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah auditAudit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah auditsugeng1990
 
BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...
BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...
BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...FIkri Aulawi Rusmahafi
 
sia, sri, suryanih, stiami
sia, sri, suryanih, stiamisia, sri, suryanih, stiami
sia, sri, suryanih, stiamisri utami
 
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianManajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianDesa Institute
 
SIA, MEGAWATI FAZMA, SURYANIH, STIAMI
SIA, MEGAWATI FAZMA, SURYANIH, STIAMISIA, MEGAWATI FAZMA, SURYANIH, STIAMI
SIA, MEGAWATI FAZMA, SURYANIH, STIAMImegawati fazma
 
Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...
Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...
Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...Fariz adlan
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...Nadiatur Rakhma
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Nadiatur Rakhma
 
SIA, FITRI YANTI, SURYANIH, STIAMI
SIA, FITRI YANTI, SURYANIH, STIAMISIA, FITRI YANTI, SURYANIH, STIAMI
SIA, FITRI YANTI, SURYANIH, STIAMIfitri yanti
 
sia, reyzel anwar, suryanih, stiami
sia, reyzel anwar, suryanih, stiamisia, reyzel anwar, suryanih, stiami
sia, reyzel anwar, suryanih, stiamireyzel anwar
 
3, si & pi,mislia, hapzi ali, si pengendalian internal, unsur unsur penge...
3, si & pi,mislia, hapzi ali, si pengendalian internal, unsur unsur penge...3, si & pi,mislia, hapzi ali, si pengendalian internal, unsur unsur penge...
3, si & pi,mislia, hapzi ali, si pengendalian internal, unsur unsur penge...Mislia lia
 
Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...
Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...
Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...DUCI
 

Similar to Audit internal (20)

Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
 
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...
 
Konsep Audit Manajemen
Konsep Audit ManajemenKonsep Audit Manajemen
Konsep Audit Manajemen
 
SIA,SINTIA SRI ANGRAENI,SURYANI,STIAMI
SIA,SINTIA SRI ANGRAENI,SURYANI,STIAMISIA,SINTIA SRI ANGRAENI,SURYANI,STIAMI
SIA,SINTIA SRI ANGRAENI,SURYANI,STIAMI
 
Audit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah auditAudit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah audit
 
BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...
BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...
BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...
 
audit
auditaudit
audit
 
Selesain 2
Selesain 2Selesain 2
Selesain 2
 
sia, sri, suryanih, stiami
sia, sri, suryanih, stiamisia, sri, suryanih, stiami
sia, sri, suryanih, stiami
 
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianManajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
 
SIA, MEGAWATI FAZMA, SURYANIH, STIAMI
SIA, MEGAWATI FAZMA, SURYANIH, STIAMISIA, MEGAWATI FAZMA, SURYANIH, STIAMI
SIA, MEGAWATI FAZMA, SURYANIH, STIAMI
 
Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...
Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...
Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...
 
Ppt.sia.6
Ppt.sia.6Ppt.sia.6
Ppt.sia.6
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
 
SIA, FITRI YANTI, SURYANIH, STIAMI
SIA, FITRI YANTI, SURYANIH, STIAMISIA, FITRI YANTI, SURYANIH, STIAMI
SIA, FITRI YANTI, SURYANIH, STIAMI
 
sia, reyzel anwar, suryanih, stiami
sia, reyzel anwar, suryanih, stiamisia, reyzel anwar, suryanih, stiami
sia, reyzel anwar, suryanih, stiami
 
3, si & pi,mislia, hapzi ali, si pengendalian internal, unsur unsur penge...
3, si & pi,mislia, hapzi ali, si pengendalian internal, unsur unsur penge...3, si & pi,mislia, hapzi ali, si pengendalian internal, unsur unsur penge...
3, si & pi,mislia, hapzi ali, si pengendalian internal, unsur unsur penge...
 
Langkah audit manajemen
Langkah audit manajemenLangkah audit manajemen
Langkah audit manajemen
 
Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...
Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...
Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...
 

Audit internal

  • 2. Pengendalian Internal Sistem Pengendalian Internal, menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO, 1998) adalah : “… tools that managers use to help achieve their business objective in the following categories : • effectiveness and efficiency of operations, • compliance with external laws and regulations, and • reliability of financial reporting.”
  • 3. Jenis Audit  Audit OPERASIONAL, untuk memperbaiki kegiatan organisasi sehingga lebih ekonomis dalam perolehan sumber daya, efisien dalam pelaksanaan dan efektif dalam mencapai tujuan.  Audit KEPATUHAN, untuk mengetahui apakah peraturan yang berlaku telah dipatuhi oleh organisasi.  Audit atas KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN, untuk mengetahui apakah laporan keuangan yang diterbitkan organisasi telah disajikan secara wajar dan sesuai standar
  • 4. Pola Relasi Pengendalian Internal dan Jenis Audit SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL JENIS DAN RUANG LINGKUP AUDIT Alat Manajemen untuk membangun dan memastikan untuk menilai Efektivitas dan efisiensi operasi organisai 1 Audit Operasional/Manajemen Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 2 Audit Ketaatan/Kepatuhan Keandalan dari laporan keuangan 3 Audit atas Kewajaran Laporan Keuangan
  • 5. 1.Persiapan 2.Pelaksanaan 3.Pelaporan 4.Tindak Lanjut Tahapan Audit
  • 6. 1. Persiapan Audit 1. Penentuan sasaran : ruang lingkup dan lokasi pemeriksaan, 2. Penentuan susunan/komposisi tim pemeriksa, yang jumlah dan kompetensinya disesuaikan dengan beban kerja yang telah teridentifikasi, 3. Penyusunan Program Kerja, termasuk pengumpulan dan penelaahan informasi umum mencakup ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, 4. Pengumpulan dan penelaahan data dan informasi umum tentang unit yang diaudit, serta kebijaksaan dan ketentuan yang berlaku, 5. Penentuan waktu pemeriksaan.
  • 7. 2. Pelaksanaan Audit 1. Pembicaraan pendahuluan dengan (bagian) Manajemen Pelaksana yang akan diperiksa, 2. Pelaksanaan langkah kerja yang tersebut dalam Program Kerja Pemeriksaan, 3. Penuangan hasil pelaksanaan langkah kerja pemeriksaan ke dalam Kertas Kerja Pemeriksaan, 4. Pembicaraan temuan hasil pemeriksaan untuk memperoleh komentar dan tanggapan dari Manajemen Pelaksana yang diperiksa.
  • 8. 3. Pelaporan Audit 1. Mereview Kertas Kerja Pemeriksaan, 2. Menyusun konsep Laporan Hasil Pemeriksaan berdasarkan materi dalam Kertas Kerja Pemeriksaan yang telah direview, 3. Membicarakan konsep laporan hasil pemeriksaan dengan Manajemen Pelaksana yang diperiksa. Laporan Hasil Pemeriksaan ini antara lain bertujuan agar temuan, kesimpulan, rekomendasi dan komentar hasil pemeriksaan dapat dikomunikasikan secara resmi kepada Manajemen Pelaksana untuk mendapatkan tindak lanjut atas rekomendasi tersebut.
  • 9. 4. Tindak Lanjut Audit 1. Memantau pelaksanaan tindak lanjut, 2. Menegaskan kembali rekomendasi dalam hal tindak lanjut yang diusulkan belum/tidak dilaksanakan.
  • 10. Audit Operasional Tujuan audit ini untuk mengetahui informasi mengenai: 1. Tingkat ekonomis, efisiensi dan efektifitas strategis, kebijakan dan prosedur dalam pencapaian tujuan Organisasi yang telah ditetapkan, 2. Efektifitas struktur pengendalian internal Manajemen Pelaksana dalam mendorong peningkatan tingkat ekonomis, efisiensi dan efektifitas Organisasi.
  • 11. Audit Operasional ACTUAL INPUT PLANNED INPUT ACTUAL OUTPUT PLANNED OUTPUT economic scale efisiensi efektivitas
  • 12. Audit Operasional Umumnya, pengujian dapat dilakukan dengan pendekatan: • Menelaah buku pedoman atau manual sistem dan kemudian mengujinya dengan pelaksanaan kegiatan/program yang dipilih. • Mengamati secara langsung dengan menelusuri tindakan dan proses sebenarnya yang dilaksanakan dari awal sampai akhir (walkthrough).
  • 13. Audit Operasional Unsur manajemen yang penting dalam pemeriksaan atas operasional manajemen, antara lain: ORGANISASI Struktur Organisasi adalah alat untuk menyusun sumber daya organisasi, yaitu orang dan aset lain menjadi kelompok-kelompok kecil yang produktif. Kelompok-kelompok ini akan berinteraksi dan menentukan keberhasilan organisasi. Bentuk struktur organisasi amat mempengaruh perilaku organisasi, sehingga akan mempengaruhi juga alat-alat pengendalian yang dibutuhkan. Bentukan struktur dapat juga dipengaruhi oleh lingkungan operasi organisasi. Pemeriksa perlu menguji kecocokan bentuk Struktur Organisasi terutama dengan memperhatikan pemisahan fungsi. Jika ternyata struktur yang tersusun terlalu kecil sehingga tidak memungkinkan pemisahan secara tegas fungsi-fungsi tersebut, maka harus dikompensasi dengan pengendalian tambahan, misalnya dengan cara memperkecil satuan transaksi, atau penambahan frekuensi supervisi. PERSONALIA Penyusunan Struktur yang tepat saja belum dapat menjamin produktivitas unit yang diaudit. Persyaratan kompetensi personil yang mengisi struktur juga harus sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab yang telah ditetapkan. Tugas wewenang dan tanggung jawab hendaknya diberikan kepada pegawai yang mampu melaksanakan. Pegawai tersebut hendaknya diangkat menurut kualifikasi yang dibutuhkan atau yang dapat dilatih untuk melaksanakan tugas dengan baik dan disertai sistem pengawasan pegawai yang memadai.
  • 14. Audit Operasional KEBIJAKAN Pengelolaan organisasi tidak dapat dilakukan dengan suatu rumusan umum, namun biasanya bersifat unik khusus bagi Organisasi tersebut. Proses memilih metode dan cara yang dianggap cocok oleh manajemen ini yang disebut sebagai penetapan kebijakan. Kebijakan akan berfungsi sebagai alat untuk mengatur mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan dalam pengelolaan Organisasi. PERENCANAAN Perencanaan adalah penetapan di muka apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Perencanaan yang dilakukan secara benar, akan mampu digunakan sebagai panduan pelaksanaan kerja, alat untuk menyamakan persepsi di antara para pelaksana, motivator bagi para manajer, dan sekaligus patokan bagi evaluasi kinerja. Rencana bisa berupa uraian kualitatif, tetapi akan lebih berarti jika dijabarkan dalam paparan kuantitatif. Paparan kuantitatif dari suatu rencana, biasa disusun dalam bentuk anggaran. Dalam proses perencanaan dikenal berbagai jenis anggaran yang masing- masing mempunyai kelebihan dan kegunaan yang spesifik sebagai alat perencanaan. Menurut metode penyusunannya, perencanaan dan penganggaran dapat disusun secara top-down, dimana akan dihasilkan rencana yang bersifat visioner namun terkadang tidak cukup mengakomodasi kondisi lapangan., Atau kebalikannya yaitu metode bottom-up yang akan lebih mudah dilaksanakan, tetapi mungkin berwawasan lebih sempit sehingga kurang mendorong terjadinya lompatan-lompatan kinerja Organisasi. Organisasi didorong untuk memadukan kedua metode tersebut dalam suatu proses perencanaan yang partisipatif.
  • 15. Audit Operasional PENCATATAN Pencatatan dibutuhkan untuk mengatasi keterbatasan personil manajemen untuk mengolah dan menyimpan informasi. Setiap kegiatan harus dicatat dengan teliti, diklarifikasikan dengan tepat dan dapat diandalkan sehingga dapat menjamin pengendalian yang cukup atas harta milik dan kewajiban organisasi. Secara lebih spesifik terhadap pengendalian harta dan kewajiban milik Organisasi terdapat pencatatan melalui sistem akuntansi. PELAPORAN Sistem pelaporan hendaknya disusun agar penanggung jawab operasi dapat memperoleh informasi yang mutakhir dan cukup mengenai apa yang terjadi, sehingga yang bersangkutan dapat mengambil keputusan dan tindakan yang diperlukan. Beberapa karakteristik laporan yang memuaskan antara lain: dapat dimengerti oleh pemakainya, diterbitkan tepat waktu, menyajikan informasi umpan balik yang dapat digunakan untuk menghindarkan kesalahan yang sama, menyajikan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi kejadian sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan, dapat diyakini kebenarannya dan menghasilkan manfaat yang lebih besar dari pada biaya penyusunannya.
  • 16. Audit Kepatuhan Pemeriksaan atas kepatuhan/ketaatan (compliance audit) merupakan pemeriksaan untuk mengetahui: 1. Kepatuhan Manajemen Pelaksana terhadap persyaratan perundangan, peraturan, ketentuan, kontrak atau hibah tertentu; baik bersifat keuangan maupun non keuangan; dan 2. Efektivitas struktur pengendalian internal Manajemen Pelaksana dalam menjamin kepatuhan terhadap persyaratan tertentu di atas.
  • 17. Audit Kepatuhan Tipe pemeriksaan terhadap kepatuhan akan sangat bervariasi berdasarkan sifat persyarat kepatuhan. Pemeriksa harus mampu mendeteksi kecurangan dan kekeliruan yang terjadi terkait dengan kepatuhan atas prasyarat yang berlaku. Pemeriksa harus mampu membedakan kecurangan dan kekeliruan yang terjadi, dengan menilai apakah tindakan yang merugikan tersebut dilakukan secara sengaja atau tidak disengaja. Terdapat 3 Resiko Audit Kepatuhan, yaitu: • Resiko BAWAAN • Resiko PENGENDALIAN • Resiko DETEKSI
  • 18. Audit Kepatuhan Resiko BAWAAN: Resiko dapat terjadinya ketidakpatuhan yang material terhadap persyaratan tertentu, dengan anggapan tidak ada kebijakan pengendalian internal yang terkait. Faktor yang relevan dipertimbangkan adalah: • Kompleksitas persyaratan kepatuhan tertentu, • Panjangnya jangka waktu persyaratan kepatuhan tertentu, • Pengalaman dan track record kepatuhan manajemen sebelumnya, • Akibat potensial dari ketidakpatuhan.
  • 19. Audit Kepatuhan Resiko PENGENDALIAN: Resiko dapat terjadinya ketidakpatuhan yang material yang tidak dapat dicegah atau dideteksi tepat waktu dengan kebijakan pengendalian internal yang terkait. Faktor yang relevan dipertimbangkan adalah: • Pemahaman memadai tentang sistem pengendalian internal manajemen, • Identifikasi tipe ketidakpatuhan, • Desain pengujian ketidakpatuhan material.
  • 20. Audit Kepatuhan Resiko DETEKSI: Resiko prosedur yang dilaksanakan oleh Pemeriksa di mana Pemeriksa berkesimpulan bahwa tidak terdapat ketidakpatuhan, padahal kenyataannya ketidakpatuhan tersebut terjadi. Faktor yang relevan dipertimbangkan adalah: • Pemahaman tentang persyaratan tertentu, • Bukti pengujian yang cukup, • Peristiwa sebelum dan sesudah periode pemeriksaan.
  • 21. Audit Kewajaran Laporan Keuangan Pengujian oleh Pemeriksa harus dilakukan untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran penyajian laporan keuangan oleh Manajemen Pelaksana. LAPORAN POSISI KEUANGAN LAPORAN AKTIVITAS LAPORAN ARUS KAS NERACA SALDO BUKU BESAR JURNAL - KHUSUS - UMUM - HARIAN DOKUMEN AKUNTANSI DOKUMEN PENDUKUNG DOKUMEN SUMBER LAINNYA BUKU BESAR PEMBANTU
  • 22. Audit Kewajaran Laporan Keuangan KEBERADAAN (EXISTENCE) Tujuan pemeriksaan ini menyangkut apakah transaksi yang dicatat dalam laporan keuangan memang seharusnya dicatat, Keberadaan merupakan tujuan pemeriksaan yang berhubungan dengan pernyataan manajemen mengenai keberadaan atau keterjadian sebuah transaksi. KELENGKAPAN (COMPLETENESS) Tujuan pemeriksaan ini menyangkut apakah semua transaksi yang seharusnya dicatat memang telah dicatat secara lengkap. Kelengkapan merupakan tujuan pemeriksaan yang berhubungan dengan pernyataan manajemen mengenai kelengkapan sebuah transaksi. AKURASI (ACCURACY) Tujuan pemeriksaan ini mengacu apakah jumlah yang dicatat adalah benar. Akurasi merupakan tujuan pemeriksaan yang berhubungan dengan penilaian atau alokasi.
  • 23. Audit Kewajaran Laporan Keuangan KLASIDIKASI (CLASSIFICATION) Tujuan pemeriksaan ini mengacu apakah transaksi yang dicatat dalam jurnal telah diklasifikasi dalam akun dengan tepat. Klasifikasi merupakan tujuan pemeriksaan yang berhubungan dengan penilaian atau alokasi. PISAH BATAS (CUTOFF) Tujuan pemeriksaan ini memastikan apakah transaksi-transaksi yang terjadi dekat (sebelum atau setelah) dengan tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. Pisah batas digunakan untuk memutuskan apakah suatu transaksi telah dicatat dalam periode yang tepat. Pisah batas merupakan tujuan pemeriksaan yang berhubungan dengan penilaian atau alokasi. KECOCOKAN RINCIAN (DETAIL TIE-IN) Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah rincian dalam neraca saldo sesuai dengan angka-angka dalam buku besar, dan hasil penjumlahan ke bawah saldo telah benar. Kecocokan merupakan tujuan pemeriksaan yang berhubungan dengan penilaian atau alokasi.
  • 24. Audit Kewajaran Laporan Keuangan NILAI REALISASI (REALIZABLE VALUE) Tujuan pemeriksaan ini menyangkut apakah aktiva dinyatakan pada jumlah estimasi yang dapat direalisasi, yaitu nilai tercatat (biaya perolehan) dikurangi dengan penurunan nilainya. Tujuan ini hanya dapat diterapkan pada akun aktiva dan berhubungan dengan penilaian atau alokasi HAK DAN KEWAJIBAN (RIGHTS AND OBLIGATIONS) Tujuan pemeriksaan ini menyangkut apakah jumlah aktiva yang dicatat dalam laporan keuangan merupakan aktiva yang secara sah dimiliki (menjadi hak). Demikian pula atas akun kewajiban haruslah benar-benar telah menjadi kewajiban. Ini merupakan tujuan pemeriksaan yang berhubungan dengan pernyataan manajemen mengenai hak dan kewajiban. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN (PRESENTATION AND DISCLOSURE) Tujuan pemeriksaan ini menyangkut apakah persyaratan pengungkapan menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) telah disajikan dengan memadai dalam laporan keuangan. Ini merupakan tujuan pemeriksaan yang berhubungan dengan pernyataan manajemen mengenai penyajian dan pengungkapan.
  • 25. Tingkat Materialitas Secara umum definisi materialitas adalah tingkat dimana suatu temuan dapat mempengaruhi dan menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan Organisasi. Dalam pemeriksaan tentang kepatuhan Organisasi terhadap persyaratan tertentu, pertimbangan tentang tingkat materialitas dipengaruhi oleh sifat persyaratan yang mungkin dapat dikuantitatifkan dalam satuan moneter (atau mungkin juga tidak), sifat dan frekuensi temuan yang diidentifikasi, dan pertimbangan kualitatif, termasuk kebutuhan dan harapan pemakai laporan.
  • 26. Kertas Kerja Pemeriksaan Kertas Kerja Pemeriksaan adalah dokumen pemeriksaan yang memuat data catatan pembuktian yang dikumpulkan oleh Pemeriksa selama berlangsungnya pemeriksaan mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap pelaporan, baik yang diperoleh dari Manajemen Pelaksana maupun dari pihak lain, termasuk juga hasil analisa Pemeriksa sendiri, dengan tujuan utama sebagai berikut:
  • 27. Kertas Kerja Pemeriksaan • Menyimpan segala informasi penting yang diperoleh melalui wawancara, review, instruksi, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk analisa berbagai unsur pengendalian dan proses pemeriksaan transaksi. • Mengidentifikasi dan mendokumentasikan himpunan temuan-temuan kelemahan, penyimpangan, ketidakpatuhan dan ketidakteraturan sebagai pendukung eksistensi dan luasnya kondisi yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan. • Membantu pengendalian pelaksanaan pemeriksaan agar dapat berjalan dengan tertib. Dengan Kertas Kerja Pemeriksaan dapat diketahui apa yang telah dilakukan Pemeriksa, apa yang sedang dikerjakan dan pekerjaan apa yang belum/tidak dilaksanakan serta alasannya.
  • 28. Kertas Kerja Pemeriksaan • Memberikan dukungan pembuktian dalam pembicaraan hasil pemeriksaan dengan Manajemen Pelaksana sebagai pihak yang diaudit, termasuk alat untuk mempertahankan pendapat dan saran internal. Juga memberikan dukungan pembuktian bagi laporan hasil pemeriksaan. • Memberikan alat bagi supervisor/ketua tim pemeriksaan untuk mereview hasil pemeriksaan, serta menjadi dasar untuk menilai kemampuan teknis, keahlian, kecermatan dan ketelitian serta kerapian kerja anggota Pemeriksa yang bersangkutan. • Menjadi pedoman dan bahan referensi untuk pemeriksaan pada periode berikutnya, sehingga pengulangan pekerjaan tidak terjadi dan review dapat dilakukan lebih dini.
  • 29. Kertas Kerja Pemeriksaan Sebagai bahan dokumentasi, Kertas Kerja Pemeriksaan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: • harus memuat data penting yang lengkap, kompeten dan relevan, secara singkat dan padat. • harus memiliki bentuk formal yang konsisten dan merupakan catatan pelaksanaan kerja yang benar-benar bermanfaat dengan tujuan yang jelas. • harus sistematis dan rapi sehingga mudah dibaca dan dapat diikuti dengan seksama. • harus bebas dari segala macam kesalahan fakta, perhitungan, pendapat dan kesimpulan serta tidak membiarkan adanya hal-hal yang meragukan atau pertanyaan yang tak terjawab. • harus disusun dengan menghindarkan pekerjaan menyalin dan tidak membuat daftar dan jadwal yang tidak perlu dilakukan sendiri oleh Pemeriksa. • harus memuat identifikasi yang jelas mengenai unit yang diaudit, masalah yang diaudit, periode yang diaudit, nama dan tanggal serta paraf Pemeriksa, dan petugas yang mereview, dan nomor indeksnya.
  • 30. Kertas Kerja Pemeriksaan Verifier Verifier Verifier Verifier Verifier Verifier Indikator Indikator Kriteria
  • 31. Laporan Pemeriksaan BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF Ringkasan harus menyajikan hal-hal yang penting secara jelas, teliti dan wajar dan minimal memuat: a. Lingkup Pekerjaan. Sesuai dengan penugasan yang diterima dari Pengurus, bagian ini mendeskripsikan lingkup pemeriksaan yang dilakukan, dan auditable unit yang dipilih, jumlah personil yang diturunkan untuk melakukan pemeriksaan, estimasi waktu pengerjaan, dan metode yang digunakan. b. Lingkungan Pengendalian Internal. Bagian ini mendeskripsikan secara umum tentang kondisi dan status lingkungan pengendalian internal Manajemen Pelaksana yang berjalan. c. Temuan Pemeriksaan. Temuan seluruh jenis pemeriksaan yang ada diikhtisarkan ke dalam suatu tabel berdasarkan skala prioritasnya, disertai paparan keterangan yang dibutuhkan. d. Kesimpulan Pemeriksaan dan Rekomendasi Umum. Kesimpulan berupa area yang membutuhkan perhatian khusus Manajemen Pelaksana diikuti rekomendasi umum yang diberikan oleh Pemeriksa.
  • 32. Laporan Pemeriksaan BAB II LAPORAN PEMERIKSAAN Overview atas keseluruhan pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan penugasan yang diterima, akan memuat: a. Tujuan dan Lingkup Pemeriksaan. Bagian ini menjelaskan tujuan dan lingkup pemeriksaan secara detal. b. Pelaksanaan Pemeriksaan. Bagian ini menjelaskan secara umum mengenai program dan prosedur pemeriksaan masing-masing jenis pemeriksaan, termasuk tahapan dan realisasi jadwal pelaksanaan per masing-masing pemeriksaan. Jika terdapat hambatan pelaksanaan pemeriksaan yang signifikan, dapat dipaparkan secara khusus pada bagian ini.
  • 33. Laporan Pemeriksaan BAB III TEMUAN, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini menjelaskan secara umum mengenai temuan, kesimpulan dan rekomendasi secara detil, yang diklasifikasikan ke dalam skala prioritas. Prioritas tersebut terdiri dari: a. Prioritas Utama. Kelemahan signifikan yang dapat membahayakan pengendalian internal dan harus segera diatasi sebagai masalah yang mendesak. Jangka waktu perbaikan: segera. b. Prioritas Menengah. Kelemahan pengendalian yang dapat mengganggu sistem pengendalian internal dan harus diatasi dalam waktu dekat. Jangka waktu perbaikan: maksimal dalam jangka waktu tiga bulan. c. Prioritas Rendah. Kelemahan yang tidak berarti pada sistem pengendalian internal, akan tetapi harus diperbaiki oleh manajemen. Jangka waktu perbaikan: maksimal dalam jangka waktu enam bulan.
  • 34. Laporan Pemeriksaan ALUR PENYAJIAN TEMUAN a. Kondisi penyimpangan yang ditemui, b. Sebab-sebab penyimpangan, c. Akibat penyimpangan, d. Kriteria atau standar yang berlaku, e. Rekomendasi perbaikan yang diperlukan, dan f. Komentar serta tanggapan Manajemen Pelaksana.