SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
Download to read offline
Fraktur
Kelompok 9A
ANGGOTA KELOMPOK 9A
1. Diandra Devita Sari 2061050049
2. Yohanes Theodore Roemengan 2061050050
3. Adrianus Aryodamar Humisar Situngkir 2061050085
4. Elen Nofaria Rajagukguk 2061050124
5. Natasya Magdalena Sachi Siregar 2061050151
TUJUAN PEMBELAJARAN
01
Klasifikasi Frkatur
Etiologi dan
epidemiologi
Tatalaksana dan
edukasi fraktur
Alur diagnosis
fraktur
Anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan
penunjang
Fase penyembuhan
fraktur
03
02
04
05
Komplikasi dan
prognosis fraktur
Klasifikasi Fraktur
Etiologi dan Epidemiologi
01
Definisi
Pemisahan atau robekan pada kotinuitas
tulang yang terjadi karena adanya
tekanan yang berlebih pada tulang dan
tulang tidak mampu untuk menahannya
Macam - macam fraktur
Berdasarkan etiologi
a) Fraktur traumatik
b) Fraktur patologis
c) Fraktur beban ( kelelahan)
Berdasarkan klinis
a) Fraktur tertutup
Grade 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau
tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya.
Grade I : fraktur dengan abrasi dangkal atau
memar kulit dan jaringan subkutan.
Grade II : fraktur yang lebih berat dengan
kontusio jaringan lunak bagian dalam dan
adanya pembengkakan.
GradeIII : cedera berat dengan kerusakan
jaringan lunak yang nyata dan ancaman
terjadinya sindroma kompartemen.
b) Fraktur terbuka
Grade I : luka <1 cm, kontaminasi minimal.
Grade II : luka >1 cm, kontaminasi sedang.
Grade III : luka 6 - 8 cm, kontaminasi banyak.
C) Fraktur kompleksitas
1. Fraktur traumatic
Disebabkan karena tekanan yang terlalu kuat di tulang
2. Fraktur Patologis
Fraktur yang disebabkan oleh penyakit
3. Fraktur Beban
Fraktur akibat tekanan berlebih dan repetitif pada tulang
Fraktur Terbuka
Terputusnya kontinuitas tulang disertai luka yang berhubungan
antara lingkungan luar dengan daerah yang fraktur.
Luka terbuka grade I Luka terbuka grade II Luka terbuka grade III
a. Luka < 1 cm.
b. Kerusakan jaringan
lunak sedikit, tidak ada
tanda luka remuk.
c. Fraktur sederhana,
transversal,atau
kominutif ringan.
d. Kontaminasi minimal
a. Luka >1 cm.
b. Kerusakan jaringan
lunak, tidak luas,
flap/avulse.
c. Fraktur kominutif
sedang
d. Kontaminasi sedang.
Luka melebihi 6 hingga 8
cm, ada kerusakan luas
pada jaringan lunak, saraf,
tendon, kontaminasi
banyak. Fraktur terbuka
dengan derajat 3 harus
segera ditangani karena
resiko infeksi.
Luka terbuka grade III
Luka melebihi 6 hingga 8 cm, ada
kerusakan luas pada jaringan lunak, saraf,
tendon, kontaminasi banyak. Fraktur
terbuka dengan derajat 3 harus segera
ditangani karena resiko infeksi.
Grade III, dibagi :
- IIIA : fraktur grade III, tapi tidak
membutuhkan kulit untuk
penutup lukanya
- IIIB : fraktur grade III, hilangnya
jaringan lunak, sehingga tampak
jaringan tulang, dan
membutuhkan kulit untuk
penutup (skin graft)
- IIIC : fraktur grade III, dengan
kerusakan arteri ahrus diperbaiki,
dan berisiko untuk dilakukan
amputasi
Fraktur berdasarkan bentuk patahan tulang
Alur Diagnosis
Fraktur
02
Anamnesis, Pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
ANAMNESIS
Identitas
- Nama
- Usia
- Tempat tinggal
- Pekerjaan
- Pendidikan terakhir
- Suku
- agama
Riwayat Penyakit Sekarang
(RPS)
- Onset
- Lokasi → tulang
- Kronologi → trauma
- Kualitas
- Kuantitas
- Faktor memperringan dan
memperberat
- Tinjaun sistem
ANAMNESIS
Riwayat
Penyakit Dahulu
(RPD)
Riwayat
Penyakit
Keluarga (RPK)
Riwayat
Kebiasaan
Pasien (RKP)
★ Riwayat
penyakit
turunan
(skoliosis)
★ Riwayat trauma
sebelumnya
★ Riwayat infeksi tulang
dan sendi
★ Riwayat
pembengkakkan
★ Riwayat kelainan
kongenital
muskuloskeletal
★ Naik kendaraan
bermotor → risiko jatuh
★ Minum alkohol dan
merokok
PEMERIKSAAN FISIK
- Kesadaran
- TTV (tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu)
- Bentuk dan penampilan tubuh
- Cara berjalan
- Pemeriksaan tonus otot
- Pemeriksaan atrofi otot
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Pinggul
- Inspeksi
Berjalan
→ antalgic gait, trendelenberg gait, pincang dan waddling gait
Berdiri tegak
→ depan : jaringan parut,simetris/tidak dan deformitas
→ samping : Lordosis lumbal dan hiperlordosis
→ belakang : skoliosis, simetris/tidak dan gluteal melemah
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Pinggul
- Palpasi
Suhu
Nyeri
Trochanteres majores
Panjang tungkai
→ true length (SIAS- puncak malleolus medialis )
→ apparent length (umbilicus- puncak malleolus medialis)
→ anatomical length (persegmen)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Pinggul
- Range of motion (move)
a. posisi telentang : Ekstensi,
fleksi, abduksi, adduksi,
rotasi internal dan rotasi
eksternal
b. Posisi tengkurap : ekstensi
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Pinggul
- Pemeriksaan khusus
→ tes thomas
→ tes trendelenberg
- Pemeriksaan neurologis
→ sensorik : rasa raba simetris/tidak
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Lutut
- Inspeksi
a. anterior : simetris/tidak,
panjang tungkai, kemerahan,
jaringan parut, bengkak,
deformitas (valgus dan
varus)
b. posterior : popliteal swelling
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Lutut
- Palpasi
Suhu
Nyeri
Tendo quadriceps femoris
Sendi lutut (tepi/batal patella, tuberrositas, caput fibulae,
joint line, LCM,LCL, fossa poplitea)
Lingkar quadriceps
Patella tap
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Lutut
- Range of motion (move)
→ Aktif : ekstensi dan fleksi
→ Pasif : ekstensi dan flexi
- Pemeriksaan neurologis
- Pemeriksaan khusus
→ Anterior drawer test
→ Posterior drawer test
→ Tes valgus
→ Tes varus
→ Tes mcmurray
→ Tes thesally
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Pergelangan Kaki
- Inspeksi
a. berjalan : simetris/tidak, heel strike, toe off dan tinggi kaki saat
melangkah
b. berdiri tegak :
- Depan (simetris/tidak, jumlah jari, jari jari sejajar, jaringan parut,
callus, bengkak, eritema)
- Samping (arcus longitudinales medii dan deformitas)
- Belakang (simetris/tidak, tendo achilles → deformitas,
diskontinuitas dan eritema)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Pergelangan Kaki
- Palpasi
Suhu
Aa. tibialis posterior dan aa. Dorsales pedis
Tendo achilles (bengkak dan tenderness)
Sendi dan tulang (metatarsofalang, sendi tarsal,
sendi pergelangan kaki, sendi subtalar, malleolus
medialis et lateralis dan fibula proximal)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Pergelangan Kaki
- Range of motion (move)
Plantarflexi, dorsoflexi, inversi, eversi,
ekstensi jari, flexi jari, abduksi jari, adduksi
jari dan sendo midtarsal
- Pemeriksaan neurologis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Laboratorium (darah rutin, faktor pembekuan darah,
golongan darah, cross-test, dan urinalisa)
● Pemeriksaan radiologis untuk lokasi fraktur harus menurut
rule of two : dua gambaran, anteroposterior (AP) dan
lateral
● CT scan
● Pemeriksaan lain-lain : biopsi tulang dan otot,
elekromiografi, artroskopi dan MRI
Tatalaksana dan
Edukasi Fraktur
03
Penatalaksanaan Fraktur
● Fraktur terbuka
Merupakan kasus emergensi karena dapat terjadi kontaminasi oleh bakteri dan
disertai perdarahan yang hebat dalam waktu 6-8 jam (golden period). Dilakukan:
pembersihan luka, eksisi jaringan mati atau debridement, hecting situasi dan pemberian
antibiotik.
● Seluruh Fraktur
○ Rekognisi/Pengenalan
Riwayat kejadian harus jelas untuk menentukan diagnosa dan tindakan
selanjutnya.
○ Reduksi fraktur/manipulasi/reposisi
Upaya untuk memanipulasi fragmen tulang sehingga kembali
seperti semula secara optimum. Reduksi fraktur (setting tulang) adalah
mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan anatomis.
○ Retensi (Imobilisasi fraktur)
Setelah fraktur direduksi fragmen tulang harus diimobilisasi atau
dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi
penyatuan.
○ Rehabilitasi (Mempertahankan dan mengembalikan fungsi)
Segala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan
lunak. Latihan isometric dan setting otot diusahakan untuk
meminimalkan atrofi disuse (atropi otot) dan meningkatkan aliran
darah.
Edukasi
1. Memberikan motivasi agar pasien terus berlatih (self efficacy )
2. Nutrisi pada pasien harus terjaga ( tinggi kalsium, vitamin D,
protein dll )
3. Untuk mengurangi oedem pasien disuruh menyangga tungkai
yang sakit dengan bantal dan diletakkan lebih tinggi dari
posisi jantung .
4. Menganjurkan pada pasien untuk melakukan gerakan
rehabilitas secara aktif yang sebelumnya diberikan oleh ahli
fisioterapi.
5. Menganjurkan pada pasien agar tidak menapakkan kaki yang
sakit ke lantai.
6. Hindari aktivitas berat
Fase
penyembuhan
fraktur
04
Syarat Penyembuhan Fraktur
1. Viability of Fragment : Jaringan dari fragmen tulang yang
patah masih tersuplai darah dengan baik sehingga masih
hidup.
2. Immobility : Tulang yang patah tidak boleh bergerak. Hal ini
bisa dilakukan dengan imobilisasi eksternal (misalnya : bidai
atau fiksasi internal)
3. No Infection : Tidak ada infeksi yang terjadi di bagian tulang
yang patah.
Penyembuhan Tulang Primer (Direct)
Penyembuhan tulang primer terjadi ketika dua fragmen tulang yang patah
direposisi secara langsung melalui pembedahan dan diikat dengan
stabilisasi internal. Proses ini memerlukan kondisi yang sangat stabil agar
fragmen tulang dapat menyatu secara langsung. Penyembuhan tulang
primer dapat dibagi menjadi penyembuhan celah (gap healing) dan
penyembuhan kontak (contact healing)
Gap Healing
Gap healing terjadi ketika fragmen tulang yang patah memiliki celah atau ruang
antara tulang yang patah dan memerlukan pembentukan kalus untuk
menyambungkan fragmen tulang tersebut. Mekanisme ini terjadi dalam kasus
patah tulang di mana fragmen tulang tidak dapat diposisikan secara langsung
(tidak dilakukan pembedahan)
Contact Healing
Contact healing terjadi ketika fragmen tulang yang patah saling bersentuhan
atau berdekatan secara langsung, memungkinkan proses penyembuhan
langsung antara fragmen tulang tersebut. Mekanisme ini terjadi dalam kasus
patah tulang di mana fragmen tulang diposisikan secara langsung dan stabil,
seperti dalam pemasangan pen dalam operasi.
Penyembuhan Tulang Sekunder (Indirect)
Penyembuhan tulang sekunder (indirect) adalah proses penyembuhan fraktur yang
melibatkan pembentukan kalus tulang di antara fragmen tulang yang patah. Proses
ini terjadi ketika fragmen tulang tidak diposisikan secara langsung atau tidak
disatukan secara langsung melalui pemasangan pen atau tindakan bedah lainnya.
Penyembuhan fraktur dibagi dalam tiga fase :
1. Fase Inflamasi
2. Fase Reparatif (Soft Callus and Hard Callus)
3. Fase Remodelling
Waktu Penyembuhan Tulang
Waktu penyembuhan tulang pada setiap orang berbeda-beda, tergantung
pada jenis tulang yang patah :
● Tulang jari (phalanx) : 3 Minggu
● Tulang telapak tangan (Metacarpal) : 4-6 Minggu
● Tulang pergelangan (Distal radius) : 4-6 Minggu
● Tulang lengan atas (Humerus) : 6-8 Minggu
● Tulang lengan bawah : 8-10 Minggu
● Tulang tungkai bawah dan tungkai atas (Tibia dan Fibula) : 10 Minggu
● Femoral Neck : 12 Minggu
● Femoral Shaft : 12 Minggu
Komplikasi dan
Prognosis Fraktur
05
KOMPLIKASI DINI FRAKTUR
SYOK
Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
● Syok terjadi karena kehilangan banyak
darah dan meningkatnya permeabilitas
kapiler yang bias menyebabkan
menurunnya oksigenasi. Hal ini biasanya
terjadi pada fraktur, pada kondisi
tertentu terjadi syok neurogenic (trias
hemodinamik : hipotensi, bradikardia,
vasodilator perifer) pada fraktur femur
karena rasa sakit yang hebat pada
pasien
● Syok hipovolemik : karena volume
intravaskular rendah
KOMPLIKASI DINI FRAKTUR
KERUSAKAN
ARTERI
Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
Pecahnya arteri karena trauma, ditandai
oleh :
- tidak adanya nadi
- CRT (Capillary Refill Time) menurun
- sianosis distal
- hematoma yang lebar serta dingin
pada ekstremitas yang disebabkan
oleh tindakan emergensi pembidaian
- perubahan posisi pada yang sakit
- tindakan reduksi dan pembedahan
KOMPLIKASI DINI FRAKTUR
SINDROME
KOMPARTEMENT
Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
● suatu kondisi dimana terjebaknya otot,
tulang, saraf dan pembuluh darah dalam
jaringan parut akibat suatu
pembengkakan dari edema atau
hematoma yang menekan otot, saraf,
dan pembuluh darah.
● Tanda khas untuk sindrom
kompartemen adalah 5 P (pain/ nyeri
local, pallor/ pucat, parestesi/tidak
ada sensasi, pulslessness/ tidak ada
denyut nadi , perubahan nadi , perfusi
yang kurang baik pada bagian distal,
CRT > 3 detik pada bagian distal kaki,
paralysis/kelumpuhan tungkai)
KOMPLIKASI DINI FRAKTUR
SINDROM
EMBOLI LEMAK
Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
● suatu komplikasi serius yang sering
terjadi pada fraktur tulang panjang.
● FES terjadi karena sel – sel lemak
yang dihasilkan sumsum tulang
kuning masuk pada aliran darah dan
menyebabkan tingkat oksigen dalam
darah rendah yang ditandai dengan
gangguan pernapasan, takikardi,
hipertensi, takipneu, dan demam.
KOMPLIKASI DINI FRAKTUR
INFEKSI
Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
● Sistem pertahanan tubuh rusak bila
ada trauma pada jaringan. Pada
trauma orthopedik infeksi dimulai
pada kulit (superficial) dan masuk
kedalam.
● Ini biasanya terjadi pada kasus
fraktur terbuka, tapi bisa juga
karena pengunaan bahan lain dalam
pembedahan seperti pin dan plat .
KOMPLIKASI DINI FRAKTUR
NEKROSIS
AVASKULAR
Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
Terjadi karena aliran darah ke tulang
rusak atau terganggu yang bias
menyebabkan nekrosis tulang dan
diawali dengan adanya Volkmanns
ischemia.
KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR
PADA TULANG
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8.
Jakarta : EGC
Kontraktur volkmann
● Deformitas tungkai akibat sindroma kompartemen
tak tertangani
● Definisi : pemendekan permanen (kontraktur) otot
lengan bawah, terjadi kontraksi fleksi permanen di
pergelangan tangan sehingga berbentuk seperti
cakar
● Tekanan terus menerus à iskemia otot à otot diganti
menjadi jaringan fibrosa à jaringan fibrosa menjepit
tendon dan saraf/
● Pada skenario : sindroma kompartemen fraktur tibia
à tidak ditangani à kaki nyeri, kebas, disfungsional,
dan deformasi
KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR
PADA TULANG
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8.
Jakarta : EGC
Delayed union
● Kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai
dengan waktu yang dibutuhkan tulang
untuk menyatu kembali tersambung
dengan baik.
● Ini disebabkan karena penurunan suplai
darah ke tulang.
● Delayed union adalah fraktur yang tidak
sembuh setelah selang waktu 3- 5 bulan
(3 bulan untuk anggota gerak atas dan 5
bulan untuk anggota gerak bawah
KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR
PADA TULANG
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8.
Jakarta : EGC
Mal union
Keadaan dimana fraktur sembuh
pada saatnya tetapi terdapat
deformitas yang berbentuk angulasi,
varus/valgus, pemendekan, atau
menyilang misalnya fraktur radius
ulna.
KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR
PADA TULANG
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8.
Jakarta : EGC
Non union
Apabila fraktur tidak sembuh dalam
waktu antara 6-8 bulan dan tidak
terjadi konsolidasi sehingga dapat
pseudoartrosis. pseudoartrosis dapat
terjadi dengan infeksi maupun tidak
dengan infeksi.
KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR
PADA TULANG
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8.
Jakarta : EGC
Refraktur
● refraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang
kedua kalinya disebabkan oleh beberapa faktor baik
faktor internal maupun eksternal.
● Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam,
seperti metal failure, faktor eksternal adalah faktor
yang berasal dari luar, seperti trauma (benturan yang
keras).
● Metal Failure adalah patahnya sebuah plate and screw
yang memfiksasi tulang sehingga terjadi refraktur
(patah ulang) pada daerah yang pernah mengalami
fraktur, penyebab metal failure adalah kelelahan dan
tekanan yang kuat yang terjadi pada jaringan yang
mengalami fraktur saat melakukan latihan.
KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR
PADA TULANG
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8.
Jakarta : EGC
Osteomyelitis
Osteomyelitis kronik merupakan
efek sekunderdari fraktur terbuka,
bakteremia, ataupun contiguous
infeksi. Insidennya terjadi 3 bulan
setelah fraktur terbuka (dilaporkan
sebanyak27 %). Hanya 1-2 % dari
penggunaanprostetikyang berubah
menjadi infeksi.
KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR
PADA SENDI
DEEP VEIN
THROMOBOSIS
Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
sumbatan pada vena akibat pembentukan
trombus pada lumen yang disebabkan
oleh aliran darah yang statis, kerusakan
endotel maupun hiperkoagubilitas darah.
Hal ini diperberat oleh immobilisasi yang
terlalu lama setelah operasi akibat nyeri
yang dirasakan.
KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR
PADA SENDI
KAKU SENDI
Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
kekakuan terjadi akibat oedem, fibrasi
kapsul, ligamen, dan otot sekitar sendi atau
perlengketan dari jaringan lunak satu sama
lain. Hal ini bertambah jika immobilisasi
berlangsung lama dan sendi dipertahankan
dalam posisi ligamen memendek, tidak ada
latihan yang akan berhasil sepenuhnya
merentangkan jaringan ini dan memulihkan
gerakan yang hilang.
KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR
PADA OTOT
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8.
Jakarta : EGC
Atrofi otot
● Atrofi pada otot ditandai dengan berkurangnya
protein pada sel otot, diameter serabut, produksi
kekuatan, dan ketahanan terhadap kelelahan
(Kandarian, 2008).
● Jika otot tidak digunakan selama beberapa hari
atau minggu, maka kecepatan penghancuran
protein kontraktil otot (aktin dan myosin) lebih
tinggi dibandingkan pembentukkannya, sehingga
terjadi penurunan protein kontraktil otot dan terjadi
atrofi otot. Hal ini juga dapat terjadi jika suplai
saraf pada otot tidak ada.
KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR
PADA OTOT
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8.
Jakarta : EGC
Ruptur tendon
● Fraktur tanpa perpindahan mungkin masih
cukup parah untuk menyebabkan efusi
atau perdarahan di dalam selubung
sinovial yang utuh dan berdampak buruk
pada mikrovaskulatur di sekitar tendon.
● Peristiwa ini sangat bermasalah pada area
tendon yang telah menerima suplai darah
yang dilemahkan seperti area di dekat
musculotendinous junction
KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR
PADA SARAF
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8.
Jakarta : EGC
Tarby nerve palsy
saraf menebal akibat
adanya fibrosis
intraneural.
PROGNOSIS FRAKTUR
★ Fraktur dapat disembuhkan/disatukan kembali fragmen
- fragmen tulangnya → tindakan operasi
★ Sebagian fraktur yang sulit disatukan → os. Ulna, os.
Radius, os. Fibula, os, tibia.
★ Fraktur daerah elbow → caput femur dan cruris → dapat
menyebabkan kematian → dilewati oleh saraf besar
★ Prognosis fraktur tergantung jenis fraktur, usia, letak,
derajat keparahan, kecepatan penanganan awal
Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
PROGNOSIS FRAKTUR
Prognosis dikatakan baik jika penderita :
1. Jenis fraktur yang diderita ringan
2. Bentuk dan jenis perpatahan simple
3. secepat mungkin dibawa ke rumah sakit sesaat setelah terjadi
trauma,
4. kondisi umum pasien baik, usia pasien relative muda, tidak terdapat
infeksi pada fraktur dan peredaran darah lancar.
Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
PROGNOSIS FRAKTUR
Quo ad vitam Quo ad sanam
Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
baik apabila pasien telah
dilakukan tindakan operasi
dengan fiksasi. Selain itu,
dengan adanya pemberian
anestesi, risiko terjadi
kegagalan ataupun kematian
dimeja operasi jarang sekali
terjadi bahkan tidak pernah
terjadi.
baik apabila telah direposisi
dan difiksasi dengan baik
maka fragmen pada area
fraktur akan stabil sehingga
mempercepat proses
penyembuhan tulang.
PROGNOSIS FRAKTUR
Quo ad fungsionam Quo ad cosmeticam
Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
berkaitan dengan tingkat
kesembuhan atau sanam.
Semakin cepat tulang
menyambung maka pasien
dapat segera kembali
melakukan aktivitas
fungsional. Namun, proses ini
menjadi terhambat karena
adanya sensasi nyeri, oedem,
dan penyambungan tulang
oleh callus yang belum
sempurna.
baik apabila fragmen
yang telah direposisi dan
difiksasi dengan baik
sehingga tidak terjadi
deformitas dan tidak
mengganggu penampilan.
Terima Kasih
Daftar Pustaka
1. Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta:Salemba
2. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8.
Jakarta : EGC
3. Fischer, et al. (2018). Calcium and Vitamin D in Bone Fracture Healing and Post-Traumatic Bone
Turnover. European Cells and Materials, 35, pp. 365-85.
4. Marsell R., Einhorn T. R. (2011, April 13). The biology of fracture healing. Injury 42(6): 551– 555
5. Ferdiansyah, E. R., & Chilmi, M. Z.2022.Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Ortopedi II (Ektremitas Atas
dan Bawah). BUKU AJAR BLOK MUSKULOSKELETAL-ASPEK ORTOPEDI
6. Liena, L. (2021). KARAKTERISTIK PASIEN OSTEOARTRITIS DI POLIKLINIK ORTOPEDI RS ROYAL
PRIMA MEDAN. Jurnal Keperawatan Priority, 4(2), 123-129
7. Sheen JR, Garla VV. Fracture Healing Overview. [Updated 2022 May 8]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551678/
8. Mahyudin F. Graf tulang & material pengganti tulang. Airlangga University. Press; 2018.

More Related Content

What's hot

Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitisPpt osteomielitis
Ppt osteomielitisKANDA IZUL
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 
Idk 2 tm2 adaptasi jejas &amp; penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas &amp; penuaan selIdk 2 tm2 adaptasi jejas &amp; penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas &amp; penuaan selDenisFarida
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromEncepal Cere
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasiwidipta
 
Inflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikanInflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikanAndry Natanel
 
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)Yolly Finolla
 
Ulkus &amp; gangren diabetikum
Ulkus &amp; gangren diabetikumUlkus &amp; gangren diabetikum
Ulkus &amp; gangren diabetikumagusrandasetyawan
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratAris Rahmanda
 
Osteomyelitis presentation
Osteomyelitis presentationOsteomyelitis presentation
Osteomyelitis presentationgapini
 
Urtikaria
UrtikariaUrtikaria
UrtikariaKindal
 

What's hot (20)

Aterosklerosis
AterosklerosisAterosklerosis
Aterosklerosis
 
Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitisPpt osteomielitis
Ppt osteomielitis
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Idk 2 tm2 adaptasi jejas &amp; penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas &amp; penuaan selIdk 2 tm2 adaptasi jejas &amp; penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas &amp; penuaan sel
 
Ppt fraktur
Ppt frakturPpt fraktur
Ppt fraktur
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Trauma abdomen
Trauma abdomenTrauma abdomen
Trauma abdomen
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
 
Inflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikanInflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikan
 
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
 
Ulkus &amp; gangren diabetikum
Ulkus &amp; gangren diabetikumUlkus &amp; gangren diabetikum
Ulkus &amp; gangren diabetikum
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
Osteomyelitis presentation
Osteomyelitis presentationOsteomyelitis presentation
Osteomyelitis presentation
 
Askep sle
Askep sleAskep sle
Askep sle
 
Urtikaria
UrtikariaUrtikaria
Urtikaria
 
Lupus Eritematous Discoid
Lupus Eritematous DiscoidLupus Eritematous Discoid
Lupus Eritematous Discoid
 
Benjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher OnkoBenjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher Onko
 
Imunodefisiensi
ImunodefisiensiImunodefisiensi
Imunodefisiensi
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 

Similar to Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf

FRAKTUR.pptx
FRAKTUR.pptxFRAKTUR.pptx
FRAKTUR.pptxMugaMuga2
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptFadlanKhuzaifa
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9ermawijaya
 
Askep fraktur
Askep frakturAskep fraktur
Askep frakturSyam
 
Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System MuskuluskeletalAsuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletalpjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletal
 Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletal Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletalpjj_kemenkes
 
Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)
Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)
Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)Broto Suwadji
 
MIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdfMIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdforita11
 
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femur
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femurBab ii tinjauan pustaka fraktur femur
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femurafifub
 
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docxFRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docxDwiNoviyani4
 
Asuhan keperawatan pd klien fraktur
Asuhan keperawatan pd klien frakturAsuhan keperawatan pd klien fraktur
Asuhan keperawatan pd klien frakturSusi Similikiti
 
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkialKb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkialpjj_kemenkes
 
Laporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibiaLaporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibiaNurhikmaUmati
 
Trauma muskuloskeletal
Trauma  muskuloskeletalTrauma  muskuloskeletal
Trauma muskuloskeletalArmy Of God
 

Similar to Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf (20)

Sgd 1 lbm 4
Sgd 1 lbm 4 Sgd 1 lbm 4
Sgd 1 lbm 4
 
7. fraktur
7. fraktur7. fraktur
7. fraktur
 
Ajkll
AjkllAjkll
Ajkll
 
FRAKTUR.pptx
FRAKTUR.pptxFRAKTUR.pptx
FRAKTUR.pptx
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9
 
Askep fraktur
Askep frakturAskep fraktur
Askep fraktur
 
Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System MuskuluskeletalAsuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletal
 
Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletal
 Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletal Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Trauma Pada System Muskuluskeletal
 
Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)
Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)
Penanganan terkini patah tulang terbuka (open fracture)
 
MIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdfMIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdf
 
Fraktur ASKEP FRAKTUR
Fraktur ASKEP FRAKTURFraktur ASKEP FRAKTUR
Fraktur ASKEP FRAKTUR
 
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femur
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femurBab ii tinjauan pustaka fraktur femur
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femur
 
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docxFRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
 
Asuhan keperawatan pd klien fraktur
Asuhan keperawatan pd klien frakturAsuhan keperawatan pd klien fraktur
Asuhan keperawatan pd klien fraktur
 
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkialKb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
 
Ppt kti
Ppt ktiPpt kti
Ppt kti
 
Laporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibiaLaporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibia
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Trauma muskuloskeletal
Trauma  muskuloskeletalTrauma  muskuloskeletal
Trauma muskuloskeletal
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 

Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf

  • 2. ANGGOTA KELOMPOK 9A 1. Diandra Devita Sari 2061050049 2. Yohanes Theodore Roemengan 2061050050 3. Adrianus Aryodamar Humisar Situngkir 2061050085 4. Elen Nofaria Rajagukguk 2061050124 5. Natasya Magdalena Sachi Siregar 2061050151
  • 3. TUJUAN PEMBELAJARAN 01 Klasifikasi Frkatur Etiologi dan epidemiologi Tatalaksana dan edukasi fraktur Alur diagnosis fraktur Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang Fase penyembuhan fraktur 03 02 04 05 Komplikasi dan prognosis fraktur
  • 5. Definisi Pemisahan atau robekan pada kotinuitas tulang yang terjadi karena adanya tekanan yang berlebih pada tulang dan tulang tidak mampu untuk menahannya
  • 6. Macam - macam fraktur Berdasarkan etiologi a) Fraktur traumatik b) Fraktur patologis c) Fraktur beban ( kelelahan) Berdasarkan klinis a) Fraktur tertutup Grade 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya. Grade I : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan. Grade II : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan adanya pembengkakan. GradeIII : cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman terjadinya sindroma kompartemen. b) Fraktur terbuka Grade I : luka <1 cm, kontaminasi minimal. Grade II : luka >1 cm, kontaminasi sedang. Grade III : luka 6 - 8 cm, kontaminasi banyak. C) Fraktur kompleksitas
  • 7. 1. Fraktur traumatic Disebabkan karena tekanan yang terlalu kuat di tulang
  • 8. 2. Fraktur Patologis Fraktur yang disebabkan oleh penyakit
  • 9. 3. Fraktur Beban Fraktur akibat tekanan berlebih dan repetitif pada tulang
  • 10. Fraktur Terbuka Terputusnya kontinuitas tulang disertai luka yang berhubungan antara lingkungan luar dengan daerah yang fraktur.
  • 11. Luka terbuka grade I Luka terbuka grade II Luka terbuka grade III a. Luka < 1 cm. b. Kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka remuk. c. Fraktur sederhana, transversal,atau kominutif ringan. d. Kontaminasi minimal a. Luka >1 cm. b. Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulse. c. Fraktur kominutif sedang d. Kontaminasi sedang. Luka melebihi 6 hingga 8 cm, ada kerusakan luas pada jaringan lunak, saraf, tendon, kontaminasi banyak. Fraktur terbuka dengan derajat 3 harus segera ditangani karena resiko infeksi.
  • 12. Luka terbuka grade III Luka melebihi 6 hingga 8 cm, ada kerusakan luas pada jaringan lunak, saraf, tendon, kontaminasi banyak. Fraktur terbuka dengan derajat 3 harus segera ditangani karena resiko infeksi. Grade III, dibagi : - IIIA : fraktur grade III, tapi tidak membutuhkan kulit untuk penutup lukanya - IIIB : fraktur grade III, hilangnya jaringan lunak, sehingga tampak jaringan tulang, dan membutuhkan kulit untuk penutup (skin graft) - IIIC : fraktur grade III, dengan kerusakan arteri ahrus diperbaiki, dan berisiko untuk dilakukan amputasi
  • 13. Fraktur berdasarkan bentuk patahan tulang
  • 14. Alur Diagnosis Fraktur 02 Anamnesis, Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
  • 15. ANAMNESIS Identitas - Nama - Usia - Tempat tinggal - Pekerjaan - Pendidikan terakhir - Suku - agama Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) - Onset - Lokasi → tulang - Kronologi → trauma - Kualitas - Kuantitas - Faktor memperringan dan memperberat - Tinjaun sistem
  • 16. ANAMNESIS Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) Riwayat Kebiasaan Pasien (RKP) ★ Riwayat penyakit turunan (skoliosis) ★ Riwayat trauma sebelumnya ★ Riwayat infeksi tulang dan sendi ★ Riwayat pembengkakkan ★ Riwayat kelainan kongenital muskuloskeletal ★ Naik kendaraan bermotor → risiko jatuh ★ Minum alkohol dan merokok
  • 17. PEMERIKSAAN FISIK - Kesadaran - TTV (tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu) - Bentuk dan penampilan tubuh - Cara berjalan - Pemeriksaan tonus otot - Pemeriksaan atrofi otot
  • 18. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Pinggul - Inspeksi Berjalan → antalgic gait, trendelenberg gait, pincang dan waddling gait Berdiri tegak → depan : jaringan parut,simetris/tidak dan deformitas → samping : Lordosis lumbal dan hiperlordosis → belakang : skoliosis, simetris/tidak dan gluteal melemah
  • 19. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Pinggul - Palpasi Suhu Nyeri Trochanteres majores Panjang tungkai → true length (SIAS- puncak malleolus medialis ) → apparent length (umbilicus- puncak malleolus medialis) → anatomical length (persegmen)
  • 20. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Pinggul - Range of motion (move) a. posisi telentang : Ekstensi, fleksi, abduksi, adduksi, rotasi internal dan rotasi eksternal b. Posisi tengkurap : ekstensi
  • 21. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Pinggul - Pemeriksaan khusus → tes thomas → tes trendelenberg - Pemeriksaan neurologis → sensorik : rasa raba simetris/tidak
  • 22. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Lutut - Inspeksi a. anterior : simetris/tidak, panjang tungkai, kemerahan, jaringan parut, bengkak, deformitas (valgus dan varus) b. posterior : popliteal swelling
  • 23. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Lutut - Palpasi Suhu Nyeri Tendo quadriceps femoris Sendi lutut (tepi/batal patella, tuberrositas, caput fibulae, joint line, LCM,LCL, fossa poplitea) Lingkar quadriceps Patella tap
  • 24. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Lutut - Range of motion (move) → Aktif : ekstensi dan fleksi → Pasif : ekstensi dan flexi - Pemeriksaan neurologis - Pemeriksaan khusus → Anterior drawer test → Posterior drawer test → Tes valgus → Tes varus → Tes mcmurray → Tes thesally
  • 25. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Pergelangan Kaki - Inspeksi a. berjalan : simetris/tidak, heel strike, toe off dan tinggi kaki saat melangkah b. berdiri tegak : - Depan (simetris/tidak, jumlah jari, jari jari sejajar, jaringan parut, callus, bengkak, eritema) - Samping (arcus longitudinales medii dan deformitas) - Belakang (simetris/tidak, tendo achilles → deformitas, diskontinuitas dan eritema)
  • 26. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Pergelangan Kaki - Palpasi Suhu Aa. tibialis posterior dan aa. Dorsales pedis Tendo achilles (bengkak dan tenderness) Sendi dan tulang (metatarsofalang, sendi tarsal, sendi pergelangan kaki, sendi subtalar, malleolus medialis et lateralis dan fibula proximal)
  • 27. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Pergelangan Kaki - Range of motion (move) Plantarflexi, dorsoflexi, inversi, eversi, ekstensi jari, flexi jari, abduksi jari, adduksi jari dan sendo midtarsal - Pemeriksaan neurologis
  • 28. PEMERIKSAAN PENUNJANG ● Laboratorium (darah rutin, faktor pembekuan darah, golongan darah, cross-test, dan urinalisa) ● Pemeriksaan radiologis untuk lokasi fraktur harus menurut rule of two : dua gambaran, anteroposterior (AP) dan lateral ● CT scan ● Pemeriksaan lain-lain : biopsi tulang dan otot, elekromiografi, artroskopi dan MRI
  • 30. Penatalaksanaan Fraktur ● Fraktur terbuka Merupakan kasus emergensi karena dapat terjadi kontaminasi oleh bakteri dan disertai perdarahan yang hebat dalam waktu 6-8 jam (golden period). Dilakukan: pembersihan luka, eksisi jaringan mati atau debridement, hecting situasi dan pemberian antibiotik. ● Seluruh Fraktur ○ Rekognisi/Pengenalan Riwayat kejadian harus jelas untuk menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya.
  • 31. ○ Reduksi fraktur/manipulasi/reposisi Upaya untuk memanipulasi fragmen tulang sehingga kembali seperti semula secara optimum. Reduksi fraktur (setting tulang) adalah mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan anatomis. ○ Retensi (Imobilisasi fraktur) Setelah fraktur direduksi fragmen tulang harus diimobilisasi atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. ○ Rehabilitasi (Mempertahankan dan mengembalikan fungsi) Segala upaya diarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak. Latihan isometric dan setting otot diusahakan untuk meminimalkan atrofi disuse (atropi otot) dan meningkatkan aliran darah.
  • 32. Edukasi 1. Memberikan motivasi agar pasien terus berlatih (self efficacy ) 2. Nutrisi pada pasien harus terjaga ( tinggi kalsium, vitamin D, protein dll ) 3. Untuk mengurangi oedem pasien disuruh menyangga tungkai yang sakit dengan bantal dan diletakkan lebih tinggi dari posisi jantung . 4. Menganjurkan pada pasien untuk melakukan gerakan rehabilitas secara aktif yang sebelumnya diberikan oleh ahli fisioterapi. 5. Menganjurkan pada pasien agar tidak menapakkan kaki yang sakit ke lantai. 6. Hindari aktivitas berat
  • 34. Syarat Penyembuhan Fraktur 1. Viability of Fragment : Jaringan dari fragmen tulang yang patah masih tersuplai darah dengan baik sehingga masih hidup. 2. Immobility : Tulang yang patah tidak boleh bergerak. Hal ini bisa dilakukan dengan imobilisasi eksternal (misalnya : bidai atau fiksasi internal) 3. No Infection : Tidak ada infeksi yang terjadi di bagian tulang yang patah.
  • 35.
  • 36. Penyembuhan Tulang Primer (Direct) Penyembuhan tulang primer terjadi ketika dua fragmen tulang yang patah direposisi secara langsung melalui pembedahan dan diikat dengan stabilisasi internal. Proses ini memerlukan kondisi yang sangat stabil agar fragmen tulang dapat menyatu secara langsung. Penyembuhan tulang primer dapat dibagi menjadi penyembuhan celah (gap healing) dan penyembuhan kontak (contact healing)
  • 37. Gap Healing Gap healing terjadi ketika fragmen tulang yang patah memiliki celah atau ruang antara tulang yang patah dan memerlukan pembentukan kalus untuk menyambungkan fragmen tulang tersebut. Mekanisme ini terjadi dalam kasus patah tulang di mana fragmen tulang tidak dapat diposisikan secara langsung (tidak dilakukan pembedahan)
  • 38. Contact Healing Contact healing terjadi ketika fragmen tulang yang patah saling bersentuhan atau berdekatan secara langsung, memungkinkan proses penyembuhan langsung antara fragmen tulang tersebut. Mekanisme ini terjadi dalam kasus patah tulang di mana fragmen tulang diposisikan secara langsung dan stabil, seperti dalam pemasangan pen dalam operasi.
  • 39. Penyembuhan Tulang Sekunder (Indirect) Penyembuhan tulang sekunder (indirect) adalah proses penyembuhan fraktur yang melibatkan pembentukan kalus tulang di antara fragmen tulang yang patah. Proses ini terjadi ketika fragmen tulang tidak diposisikan secara langsung atau tidak disatukan secara langsung melalui pemasangan pen atau tindakan bedah lainnya. Penyembuhan fraktur dibagi dalam tiga fase : 1. Fase Inflamasi 2. Fase Reparatif (Soft Callus and Hard Callus) 3. Fase Remodelling
  • 40.
  • 41. Waktu Penyembuhan Tulang Waktu penyembuhan tulang pada setiap orang berbeda-beda, tergantung pada jenis tulang yang patah : ● Tulang jari (phalanx) : 3 Minggu ● Tulang telapak tangan (Metacarpal) : 4-6 Minggu ● Tulang pergelangan (Distal radius) : 4-6 Minggu ● Tulang lengan atas (Humerus) : 6-8 Minggu ● Tulang lengan bawah : 8-10 Minggu ● Tulang tungkai bawah dan tungkai atas (Tibia dan Fibula) : 10 Minggu ● Femoral Neck : 12 Minggu ● Femoral Shaft : 12 Minggu
  • 43. KOMPLIKASI DINI FRAKTUR SYOK Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba ● Syok terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bias menyebabkan menurunnya oksigenasi. Hal ini biasanya terjadi pada fraktur, pada kondisi tertentu terjadi syok neurogenic (trias hemodinamik : hipotensi, bradikardia, vasodilator perifer) pada fraktur femur karena rasa sakit yang hebat pada pasien ● Syok hipovolemik : karena volume intravaskular rendah
  • 44. KOMPLIKASI DINI FRAKTUR KERUSAKAN ARTERI Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba Pecahnya arteri karena trauma, ditandai oleh : - tidak adanya nadi - CRT (Capillary Refill Time) menurun - sianosis distal - hematoma yang lebar serta dingin pada ekstremitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi pembidaian - perubahan posisi pada yang sakit - tindakan reduksi dan pembedahan
  • 45. KOMPLIKASI DINI FRAKTUR SINDROME KOMPARTEMENT Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba ● suatu kondisi dimana terjebaknya otot, tulang, saraf dan pembuluh darah dalam jaringan parut akibat suatu pembengkakan dari edema atau hematoma yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. ● Tanda khas untuk sindrom kompartemen adalah 5 P (pain/ nyeri local, pallor/ pucat, parestesi/tidak ada sensasi, pulslessness/ tidak ada denyut nadi , perubahan nadi , perfusi yang kurang baik pada bagian distal, CRT > 3 detik pada bagian distal kaki, paralysis/kelumpuhan tungkai)
  • 46. KOMPLIKASI DINI FRAKTUR SINDROM EMBOLI LEMAK Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba ● suatu komplikasi serius yang sering terjadi pada fraktur tulang panjang. ● FES terjadi karena sel – sel lemak yang dihasilkan sumsum tulang kuning masuk pada aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernapasan, takikardi, hipertensi, takipneu, dan demam.
  • 47. KOMPLIKASI DINI FRAKTUR INFEKSI Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba ● Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma orthopedik infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk kedalam. ● Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena pengunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat .
  • 48. KOMPLIKASI DINI FRAKTUR NEKROSIS AVASKULAR Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba Terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bias menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya Volkmanns ischemia.
  • 49. KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR PADA TULANG Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC Kontraktur volkmann ● Deformitas tungkai akibat sindroma kompartemen tak tertangani ● Definisi : pemendekan permanen (kontraktur) otot lengan bawah, terjadi kontraksi fleksi permanen di pergelangan tangan sehingga berbentuk seperti cakar ● Tekanan terus menerus à iskemia otot à otot diganti menjadi jaringan fibrosa à jaringan fibrosa menjepit tendon dan saraf/ ● Pada skenario : sindroma kompartemen fraktur tibia à tidak ditangani à kaki nyeri, kebas, disfungsional, dan deformasi
  • 50. KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR PADA TULANG Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC Delayed union ● Kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyatu kembali tersambung dengan baik. ● Ini disebabkan karena penurunan suplai darah ke tulang. ● Delayed union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3- 5 bulan (3 bulan untuk anggota gerak atas dan 5 bulan untuk anggota gerak bawah
  • 51. KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR PADA TULANG Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC Mal union Keadaan dimana fraktur sembuh pada saatnya tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus, pemendekan, atau menyilang misalnya fraktur radius ulna.
  • 52. KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR PADA TULANG Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC Non union Apabila fraktur tidak sembuh dalam waktu antara 6-8 bulan dan tidak terjadi konsolidasi sehingga dapat pseudoartrosis. pseudoartrosis dapat terjadi dengan infeksi maupun tidak dengan infeksi.
  • 53. KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR PADA TULANG Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC Refraktur ● refraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang kedua kalinya disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal. ● Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam, seperti metal failure, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar, seperti trauma (benturan yang keras). ● Metal Failure adalah patahnya sebuah plate and screw yang memfiksasi tulang sehingga terjadi refraktur (patah ulang) pada daerah yang pernah mengalami fraktur, penyebab metal failure adalah kelelahan dan tekanan yang kuat yang terjadi pada jaringan yang mengalami fraktur saat melakukan latihan.
  • 54. KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR PADA TULANG Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC Osteomyelitis Osteomyelitis kronik merupakan efek sekunderdari fraktur terbuka, bakteremia, ataupun contiguous infeksi. Insidennya terjadi 3 bulan setelah fraktur terbuka (dilaporkan sebanyak27 %). Hanya 1-2 % dari penggunaanprostetikyang berubah menjadi infeksi.
  • 55. KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR PADA SENDI DEEP VEIN THROMOBOSIS Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba sumbatan pada vena akibat pembentukan trombus pada lumen yang disebabkan oleh aliran darah yang statis, kerusakan endotel maupun hiperkoagubilitas darah. Hal ini diperberat oleh immobilisasi yang terlalu lama setelah operasi akibat nyeri yang dirasakan.
  • 56. KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR PADA SENDI KAKU SENDI Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba kekakuan terjadi akibat oedem, fibrasi kapsul, ligamen, dan otot sekitar sendi atau perlengketan dari jaringan lunak satu sama lain. Hal ini bertambah jika immobilisasi berlangsung lama dan sendi dipertahankan dalam posisi ligamen memendek, tidak ada latihan yang akan berhasil sepenuhnya merentangkan jaringan ini dan memulihkan gerakan yang hilang.
  • 57. KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR PADA OTOT Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC Atrofi otot ● Atrofi pada otot ditandai dengan berkurangnya protein pada sel otot, diameter serabut, produksi kekuatan, dan ketahanan terhadap kelelahan (Kandarian, 2008). ● Jika otot tidak digunakan selama beberapa hari atau minggu, maka kecepatan penghancuran protein kontraktil otot (aktin dan myosin) lebih tinggi dibandingkan pembentukkannya, sehingga terjadi penurunan protein kontraktil otot dan terjadi atrofi otot. Hal ini juga dapat terjadi jika suplai saraf pada otot tidak ada.
  • 58. KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR PADA OTOT Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC Ruptur tendon ● Fraktur tanpa perpindahan mungkin masih cukup parah untuk menyebabkan efusi atau perdarahan di dalam selubung sinovial yang utuh dan berdampak buruk pada mikrovaskulatur di sekitar tendon. ● Peristiwa ini sangat bermasalah pada area tendon yang telah menerima suplai darah yang dilemahkan seperti area di dekat musculotendinous junction
  • 59. KOMPLIKASI LANJUTAN FRAKTUR PADA SARAF Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC Tarby nerve palsy saraf menebal akibat adanya fibrosis intraneural.
  • 60. PROGNOSIS FRAKTUR ★ Fraktur dapat disembuhkan/disatukan kembali fragmen - fragmen tulangnya → tindakan operasi ★ Sebagian fraktur yang sulit disatukan → os. Ulna, os. Radius, os. Fibula, os, tibia. ★ Fraktur daerah elbow → caput femur dan cruris → dapat menyebabkan kematian → dilewati oleh saraf besar ★ Prognosis fraktur tergantung jenis fraktur, usia, letak, derajat keparahan, kecepatan penanganan awal Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
  • 61. PROGNOSIS FRAKTUR Prognosis dikatakan baik jika penderita : 1. Jenis fraktur yang diderita ringan 2. Bentuk dan jenis perpatahan simple 3. secepat mungkin dibawa ke rumah sakit sesaat setelah terjadi trauma, 4. kondisi umum pasien baik, usia pasien relative muda, tidak terdapat infeksi pada fraktur dan peredaran darah lancar. Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba
  • 62. PROGNOSIS FRAKTUR Quo ad vitam Quo ad sanam Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba baik apabila pasien telah dilakukan tindakan operasi dengan fiksasi. Selain itu, dengan adanya pemberian anestesi, risiko terjadi kegagalan ataupun kematian dimeja operasi jarang sekali terjadi bahkan tidak pernah terjadi. baik apabila telah direposisi dan difiksasi dengan baik maka fragmen pada area fraktur akan stabil sehingga mempercepat proses penyembuhan tulang.
  • 63. PROGNOSIS FRAKTUR Quo ad fungsionam Quo ad cosmeticam Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta: Salemba berkaitan dengan tingkat kesembuhan atau sanam. Semakin cepat tulang menyambung maka pasien dapat segera kembali melakukan aktivitas fungsional. Namun, proses ini menjadi terhambat karena adanya sensasi nyeri, oedem, dan penyambungan tulang oleh callus yang belum sempurna. baik apabila fragmen yang telah direposisi dan difiksasi dengan baik sehingga tidak terjadi deformitas dan tidak mengganggu penampilan.
  • 65. Daftar Pustaka 1. Noor, Zairin. Buku Ajar Gangguan Muskoloskeletal . 2016. Jakarta:Salemba 2. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC 3. Fischer, et al. (2018). Calcium and Vitamin D in Bone Fracture Healing and Post-Traumatic Bone Turnover. European Cells and Materials, 35, pp. 365-85. 4. Marsell R., Einhorn T. R. (2011, April 13). The biology of fracture healing. Injury 42(6): 551– 555 5. Ferdiansyah, E. R., & Chilmi, M. Z.2022.Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Ortopedi II (Ektremitas Atas dan Bawah). BUKU AJAR BLOK MUSKULOSKELETAL-ASPEK ORTOPEDI 6. Liena, L. (2021). KARAKTERISTIK PASIEN OSTEOARTRITIS DI POLIKLINIK ORTOPEDI RS ROYAL PRIMA MEDAN. Jurnal Keperawatan Priority, 4(2), 123-129 7. Sheen JR, Garla VV. Fracture Healing Overview. [Updated 2022 May 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551678/ 8. Mahyudin F. Graf tulang & material pengganti tulang. Airlangga University. Press; 2018.