1. DEFINISI :
Fraktur adalah terputusnya
kontuinitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya, fraktur
terjadi jika tulang dikenai stress
yang lebih besar dari yang dapat
diabsorbsinya (Smelter & Bare,
2002).
Fraktur adalah patah tulang,
biasanya disebabkan oleh trauma
atau tenaga fisik (Price, 1995).
ETIOLOGI :
Menurut Long (1996:357) dan Reeves (2001:248), faktor-faktor yang dapat
menyebabkan fraktur adalah:
1. Benturan dan cidera (jatuh pada kecelakaan).
2. Fraktur patologik, kelemahan tulang karena
penyakit/osteoporosis.
3. Patah karena letih, patah tulang karena otot tidak dapat
mengabsorbsi energi, seperti karena berjalan kaki yang terlalu
jauh.
4. Fraktur disebabkan oleh trauma di mana terdapat tekanan yang
berlebihan pada tulang. Fraktur sering berhubungan dengan
olahraga, pekerjaan atau luka yang disebabkan kecelakaan
kendaraan bermotor.
MANIFESTASI KLINIK :
Nyeri
Deformitas (kelainan bentuk)
Krepitasi (suara berderik)
Bengkak
Peningkatan temperatur lokal
Pergerakan abnormal
Echymosis (perdarahan subkutan yang lebar-lebar)
Kehilangan fungsi
(Smelter & Bare, 2002).
KLASIFIKASI :
1. Hubungan dengan luar tubuh
- Fraktur tertutup (closed)
- Fraktur terbuka (open/compound)
a. Derajat I : luka <1 cm, kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka remuk,
fraktur sederhana, kontaminasi minimal
b. Derajat II : laserasi > 1cm, kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulasi, fraktur
komunikatif sedang, kontaminasi sedang
c. Derajat III : terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit otot
dan neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi
2. Komplit dan inkomplit 4. Hubungan antar fragmen
3. Bentuk garis fraktur - Undir place/tidak berubah
- ranversal/melintang - Dirplacedberubah
- Obligue/miring 5. Jumlah garis patah
- Spiral/melingkar - Kominutif
- Kompresi/tidak beraturan - Segmental/bersegmen
TANDA GEJALA :
- Deformitas/perubahan bentuk
- Swelling/bengkak
- Brussing otot/kejang
- Tenderness/nyeri tekan
- Nyeri
- Impaired sensation/sensasi
yang tidak pas
- Kehilangan fungsi normal
- Mobilitas abnormal
- Crepitus
PEMERIKSAAN :
1. Rontgen : untuk mengetahui lokasi
fraktur dan jenis fraktur
2. Scan tulang
3. Termogram
4. Scan CI : untuk identifikasi jaringan
lunak
PENATALAKSANAAN :
1. Pembidaian
2. Menghentikan perdarahan
3. Debridement
4. Terapi Konservatif
- Proteksi
- Imobilisasi
- Reposisi tertutup dan fiksasi
- Traksi
5. Terapi Operatif
- Orif dengan indikasi fraktur tidak bisa sembuh, fraktur dapat
reposisi tapi sulit dipertahankan
FASE PENYEMBUHAN :
1. Stadium hematoma
2. Stadium inflamasi
3. Stadium proliferasi
4. Stadium kalus
5. Stadium remodeling
DIAGNOSA YANG MUNCUL :
1. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera
jaringan lunak, pemasangan traksi, stress/ansietas, luka operasi.
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri,
terapi restriktif (imobilisasi)
3. Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen,
kawat, sekrup)
NO DX TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1. NOC
v Pain Level,
v Pain control,
v Comfort level
Kriteria Hasil :
§ Mampu mengontrol nyeri
§ Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen
nyeri
§ Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
§ Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
§ Tanda vital dalam rentang normal
NIC
Pain Management
§ Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
§ Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§ Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
2. NOC :
v Joint Movement : Active
v Mobility Level
v Self care : ADLs
v Transfer performance
Kriteria Hasil :
§ Klien meningkat dalam aktivitas fisik
§ Mengerti tujuan dari peningkatan
mobilitas
§ Memverbalisasikan perasaan dalam
meningkatkan kekuatan dan
kemampuan berpindah
§ Memperagakan penggunaan alat
Bantu untuk mobilisasi (walker)
Latihan Kekuatan
§ Ajarkan dan berikan dorongan pada klien untuk
melakukan program latihan secara rutin
Latihan Keseimbangan
§ Ajarkan pada klien & keluarga untuk dapat mengatur
posisi secara mandiri dan menjaga keseimbangan
selama latihan ataupun dalam aktivitas sehari hari.
Perbaikan Posisi Tubuh yang Benar
§ Ajarkan pada klien/ keluarga untuk mem perhatikan
postur tubuh yg benar untuk menghindari kelelahan,
keram & cedera.
§ Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan.
3. NOC :
v Tissue Integrity : Skin and Mucous
Membranes
Kriteria Hasil :
§ Integritas kulit yang baik bisa
dipertahankan
§ Melaporkan adanya gangguan
sensasi atau nyeri pada daerah kulit
yang mengalami gangguan
§ Menunjukkan pemahaman dalam
proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya sedera berulang
§ Mampumelindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit
dan perawatan alami
NIC : Pressure Management
§ Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
longgar
§ Hindari kerutan padaa tempat tidur
§ Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
§ Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
sekali
§ Monitor kulit akan adanya kemerahan
§ Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
tertekan
§ Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
§ Monitor status nutrisi pasien
§ Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
FRAKTUR
KOMPLIKASI :
Komplikasi awal :
- Kerusakan arteri
- Kompartement syndrom
- Fat emboli syndrom
- Infeksi
- Avaskuler nekrosis
- Shock
- Osteomyelitis
Komplikasi dalam waktu lama :
- Delayed Union (Penyatuan tertunda)
- Non union (tak menyatu)
- Malunion
DAFTAR PUSTAKA :
Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC. Jakarta
Carpenito, LJ. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC
Bulechek, Gloria.dkk. (2013). NIC NOC. Edisi 5-6. Elsevier
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan NANDA : Masalah Yang Lazim Muncul