SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
FRAKTUR
 Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa ( Trauma)
 Etiologi
 Kekerasan langsung
 Kekerasan tidak langsung
 Kekerasan akibat tarikan otot
Manisfestasi klinik
* Nyeri
* Bengkah ( edema)
* Echimosis ( memar )
* Deformitas
* Kripitasi
* Pergerakan abnormal
Klasifikasi Fraktur
 A. Berdasarkan sifat fraktur ( Luka
yang ditimbulkan)
1. Fraktur tertutup (close fraktur ) bila
tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dg dunia luar di sebut
juga fraktur bersih ( karena kulit
masih utuh ) tanpa komplikasi
 2. Fraktur terbuka (open fraktur ) bila ada
hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar karena adanya perlukaan kulit
 B. Berdasarkan komplit dan
ketidakkomplitan fraktur
1. Fraktur komplit ( bila garis fraktur
melalui seluruh penampang tulang
atau melalui kedua kortek tulang.
2. Fraktur inkomplit ( bila garis
fraktur tidak melalui seluruh
penampang tulang
 C. Berdasarkan garis patah dan
hubungannya dengan mekanisme
trauma
1. Fraktur Transversal ( fraktur yang arahnya
melintang pada tulang dan merupakan
akibat trauma angulasi atau langsung.
2. Fraktur oblik ( fraktur yang arah garis
patahnya membentuk sudut sumbu tulang )
3. Fraktur spiral ( fraktur yang arah garis
patahnya berbentuk spiral yg disebabkan
trauma rotasi )
4. Fraktur kompresi ( fraktur yang terjadi
karena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang kearah permukaan lain )
5. Fraktur avulsi ( fraktur yang diakibatkan
karena trauma tarikan .
D. Berdasarkan jumlah garis patah
1. Fraktur komunitif (fraktur dimana garis
patah lebih dari satu dan saling
berhububungan )
2. fraktur segmental ( fraktur dimana garis
patah lebih dari satu dan tidak saling
berhubungan )
3. Fraktur multiple ( fraktur dimana garis
fraktur lebih dari satu tapi tidak pada
tulang yang sama
E. Berdasarkan pergeseran tulang
1. Fraktur undisplesed ( garis patah lengkap
tetapi kedua frakmen tidak bergeser )
2. Fraktur displesed ( terjadi pergeseran
tulang )
 F. Berdasarkan posisi tulang
1. 1/3 proksimal
2. 1/3 medial
3. 1/3 distal
G. Berdasarkan kelelahan
fraktur akibat tekanan yg berulang -ulang
H. Fraktur patologis
Assesment of the musculoskeletal system
Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan Rontgen
 Pemeriksaan foto rontgen
 Syarat foto rontgen pada fraktur
 Patah tulang dipertengahan foto
 Persendian proksimal dan distal terlihat pada
foto
 Dua foto dua arah bersilangan 900
 Sinar menembus tegak lurus
 Bila ada keraguan  anggota gerak yang sehat
untuk perbandingan
 Pemeriksaan penunjang lain dilakukan bila
terdapat indikasi misal persiapan tindakan
operasi, pathologic fracture, etc.
 Lab darah : Darah Lengkap (Hb, leukosit,
Hct, Trombosit), BUN, Kreatinin Serum,
Faal hemostasis, Serum Elektrolit, BGA,
Blood glucose .
 ECG
 Radiologic : Thorax Plain, MRI, bone
window CT Scan, etc
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
 A. Fraktur terbuka
Merupakan kasus emergensi karena dapat terjadi
kontaminasi oleh bakteri dan disertai perdarahan
( golden period ) 6-8 jam
- Proteksi diri, Respon ,ABCD
- Hentikan perdarahan
( bebat tekan / heacting situasi)
- Imobilsasi ( pasang bidai )
- observasi TTV (bila px syok pasang infus )
- Analgesik+Antibiotik+ Antitetanus
 B. SELURUH FRAKTUR
 Resusitasi dan stabilisasi dilakukan bila ditemukan
tanda – tanda life & limb threatening
 Pasien fraktur akibat kecelakaan sering disertai
kegawatdaruratan mengancam nyawa yang lebih
membutuhkan pertolongan daripada cedera patah
tulangnya.
 Tata laksana fraktur dilakukan pada secondary survey
setelah ABCD stabil
 identifikasi komplikasi atau penyulit patah tulang
terutama immediate dan early complication
IMMEDIATE
( LANGSUNG )
EARLY
( AWAL )
LAT
(TERLAMBAT)
Systemic
* Hypovolemic
shock
Systemic
* hypovolemic
shock
* crush injury
* ARDS
* fat emboli
* sepsis
* aseptic
traumatic fever
DVT
Imperfect
union
 Delayed
union
 Non union
 Mal union
 Cross union
Local
*Ruptur arteri besar
*Rupture tendon
*Cedera organ dalam
Local
*local infection
*compartment
syndrome
*Myositis
ossificans
*Shortening
*Joint stiffness
 Resusiitasi dan stabilisasi :
 oksigenasi sesuai indikasi
 pemasangan iv line akses, tangani dan atau cegah
syok hipovolemik
 bleeding control bila ditemukan perdarahan. Hecting
definitive hanya boleh dilakukan setelah stabil.
 Pemasangan kateter urine sesuai indikasi
 immobilisasi bagian yang cedera dengan pembidaian
dan atau pembebatan
 Analgesic sesuai indikasi
 Antibiotic broadspectrum
 Antitetanus sesuai indikasi
 Terapi definitif :
 Manajemen definitive fraktur dilakukan oleh spesialis
bedah (orthopedic, neurosurgery, general, etc.) sesuai
indikasi.
 Konservatif
 Operatif
 Terapi simptomatik
 Analgesic
 jenis, dosis, dan cara pemberian sesuai indikasi klinis
 Immobilisasi (splinting dan bandaging) sesuai indikasi
 Pemberian antitetanus sesuai dengan indikasi terutama
pada open fraktur
 Simptomatik lain sesuai klinis
 Terapi supportif
 sesuai indikasi klinis
 indikasi absolut rawat inap :
 Open fracture dan complicated fracture e.g.
patah tulang terbuka, comminutive,
angulated, fracture os basis cranii, etc.
 high – risk
 Usia kritis e.g. anak – anak, lansia
 terdapat comorbid e.g. cedera otak, trauma
tumpul abdomen, trauma thoraks, electric
injury, etc.
 Disertai komplikasi e.g. perdarahan
massive, shock, rupture organ dalam, etc
KOMPLIKASI
 1. Komplikasi awal
a. Kerusakan arteri
b. Kompartement Syndrom
c. Fat Emboli syndrom
d. infeksi
e. Avaskuler Nekrosis
f. Shock
 Kompikasi dalam waktu lama
a. Delayet Union
b. Nonunion
c. Malunion
ASUHAN KEPERAWATAN
 TRIASE ( P1,P2.P3)
 1. PENGKAJIAN
 A. Survey Primer
* Airway dan C Spine Immobilization :
bebas/sumbatan
* Breathing :Kontrol ventilasi , nafas
Spontan /tidak ,RR .
* Circulation : Kontrol
perdarahan,Nadi,akral,Tensi
* Disability : Kesadaran / GCS/pupil
* Exposur : paparan
B. Survey Sekunder
* Riwayat Trauma
* Riwayat penyakit dahulu
* Riwayat alergi
* Pemeriksaan fisik
- Kepala dan wajah
- Cervikal Spine
- Thorax
- Abdomen
- Extermitas
 Empat komponen yang harus diperiksa
 Kulit yang melindungi penderita dari kehilangan cairan
dan infeksi
 Fungsi neuromuskular
 Status sirkulasi
 Integritas ligamentum dan tulang
 Lingkup pemeriksaan fisik
 Lihat dan tanya
 Raba
 Pemeriksaan sirkulasi
 Lihat dan tanya
 Warna dan perfusi
 Luka
 Deformitas (angulasi, pemendekan)
 Perubahan warna atau memar
 Bandingkan dengan ekstremitas sebelahnya
 Raba
 Pemeriksaan fungsi neurologis (sensorik)  kehilangan
rasa nyeri dan raba menunjukkan adanya trauma spinal
atau saraf tepi
 Pemeriksaan daerah nyeri tekan (fraktur atau trauma
jaringan lunak)  adanya nyeri, nyeri tekan dan
deformitas mendukung diagnosis fraktur
 Stabilitas sendi dinilai secara klinis  gerakan abnormal
menunjukkan ruptur
 Pemeriksaan sirkulasi
 Pulsasi bagian distal tiap ekstremitas diperiksa
dengan palpasi dan diperiksa pengisian kapiler jari
 Pada penderita dengan hemodinamik stabil,
perbedaan pulsasi, dingin, pucat, paresthesi dan
motorik abnormal menunjukkan adanya trauma
arteri
 Hematom yang membesar dan perdarahan yang
memancar menunjukkan trauma arteri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 1. Nyeri akut b/d spasme otot,gerakan
frakmen tulang,cedera jaringan lunak
 2. Gangguan integritas kulit b/d fraktur
terbuka
 3. Resiko infeksi b/d ketidak adekuatan
pertahanan primer
INTERVENSI KEPERAWATAN
 Nyeri akut b/d spasme otot ,gerakan frakmen tulang,
cedera jaringan lunak
1. Imobilisasi area yang mengalami fraktur
2. Kalaborasi dalam pemberian analgesik
3. Anjurkan klien untuk menggunakan teknik
distraksi dan relasasi
4. Terapi koqnitif ,membayangkan nyeri sebagai
sesuatu yang dapat di kontrol
5. Berikan informasi penyebab nyeri
Dx. Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka
1. Bebat tekan pada daerah yang cidera
2. Lakukan imobilisasi sesuai prosedur
3. Berikan posisi yang nyaman
4. Observasi keadaan kulit .
Dx Resiko infeksi b/d ketidak adekuatan pertahanan
primer
1. Lakukan perawatan luka sesuai protokol (SPO)
2. Kalaborasi dalam pemberian antibiotik dan anti
tetanus
3. Ajurkan klien menjaga kebersihan luka
Penyembuhan tulang
 Penyembuhan tulang merupakan proses
biologis yang alami tanpa memperhatikan
tindakan yang telah dilakukan
 Proses penyembuhan meliputi:
 Hematom
 Pembentukan kalus
 Penyatuan tulang
 Konsolidasi dan proses swapugar
 Fase Hematom
 Terjadinya perdarahan disekitar patahan
tulang akibat kerusakan vaskuler pada tulang
dan periost sehingga akan terbentuk hematom
 Hematom akan menjadi media pertumbuhan
sel jaringan fibrosis dengan kapiler
didalamnya
 Pembentukan Kalus
 Jaringan fibrosis dan jaringan yang
menempelkan fragmen patahann tulang
disebut kalus
 Jaringan fibrosis  jaringan kondroid 
jaringan osteoid  kalus tulang (pertautan
klinis)
 Penyatuan tulang
 Jaringan ostoid mengalami proses penulangan atau osteofikasi
(penambahan kalsium)  kalus tulang
 Kalus tulang terlihat pada foto rontgen sebagai bayangan
radioopaque
 Fase konsolidasi
 Terjadi proses penggantian sel tulang yang mengatur diri sesuai
dengan garis tekanan dan tarikan pada tulang tersebut
 Gangguan penyembuhan tulang
 Delay union  perlambatan pertautan
 Mal union  terjadi pertautan tetapi dalam posisi yang salah
 Anunion  tidak terjadi pertautan sama sekali
 gangguan penyembuhan ini disebabkan oleh imobilisasi
yang kurang, infeksi, interposisi, gangguan perdarahan
setempat
 Penyembuhan fraktur dapat dicapai
dengan:
 Imobilisasi dengan gips dan atau traksi
 Mempertahankan penjajaran
 Pencegahan rotasi
 Latihan pergerakan sendi secara aktif
 Penggunaan keempat ekstremitasnya
Compartement Syndrome
Compartment Syndrome
• Peningkatan kompartemen
• Otot di batasi oleh rongga fasia yang tertutup
• Sering terjadi pada fraktur tungkai bawah ,lengan bawah,
paha .
• Menyebabkan : nerve / muscle iskemia
• necrosis
• Gx : Pain,paresthesia,paresis,swelling
• Tx : Membuka semua balutan ,jahitan,gips,bidai
• Penderita diawasi 30-60 menit
• Konsul dokter bedah
 Pemeriksaan
 Semua trauma ekstremitas potensial untuk
terjadinya sindroma kompartemen
 Cedera yang mempunyai resiko tinggi yaitu
 Tibia dan lengan bawah
 Imobilisasi dengan balutan gips yang ketat
 Kerusakan otot yang luas
 Tekanan lokal yang lama pada ekstremitas
 Peningkatan permeabilitas vaskular dalam
kompartemen akibat reperfusi otot yang iskemi
 Luka bakar
 Gejala dan tanda
 Nyeri bertamabh dan khususnya meningkat dengan
gerakan pasif meregangkan otot
 Parestesi didaerah distribusi saraf perifer yang terkena
 Menurunnya sensasi atau hilangnya fungsi saraf perifer
yang melewati kompartemen tersebut
 Tegang dan bengkak pada daerah yang terkena
 Kelumpuhan atau parese otot dan hilangnya pulsasi
(disebabkan oleh tekanan kompartemen yang melebihi
tekanan sistolik) merupakan tingkat lanjut dari sindroma
kompartemen ini
 Perubahan pulsasi distal dan penurunan pengisian kapiler
bukan petunjuk diagnosis sindroma kompartemen
 Diagnosis klinis didasarkan atas riwayat
trauma dan pemeriksaan fisik serta sikap
waspada akan adanya sindroma
kompartemen tersebut
 Tekanan kompartemen tinggi akan
menyebabkan penurunan aliran kapiler dan
menimbulkan kerusakan otot dan saraf
karena hipoksia/anoksia
Pengelolaan
 Sindroma kompartemen merupakan keadaan yang
ditentukan oleh waktu. Makin tinggi dan lama
meningkatnya tekanan kompartemen  makin
besar kerusakan neuromuskular dan hilangnya
fungsi
 Buka semua balutan (bidai, gips) yang menekan
 Penderita diperiksa dan diawasi tiap 30-60 menit
 Jika tidak ada perbaikan  Fasciotomi
 Fasciotomi yang terlambat akan menimbulkan
mioglobinemia  kerusakan ginjal
Terima kasih…
Selamat Belajar!!

More Related Content

Similar to KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt

Laporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibiaLaporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibiaNurhikmaUmati
 
Yuniarti da lp nyeri akut revisi
Yuniarti da lp nyeri akut revisiYuniarti da lp nyeri akut revisi
Yuniarti da lp nyeri akut revisiyunibitaahza1
 
Askep fraktur
Askep frakturAskep fraktur
Askep frakturSyam
 
Askep multipel fraktur
Askep multipel frakturAskep multipel fraktur
Askep multipel frakturf' yagami
 
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfLuisa Polanco
 
Bab xiv
Bab xivBab xiv
Bab xivdekcin
 
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docxLAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docxYusindrawati
 
13. fraktur-patah-tulang
13. fraktur-patah-tulang13. fraktur-patah-tulang
13. fraktur-patah-tulangIqbal Abdillah
 
Asuhan keperawatan bedah orthopedik
Asuhan keperawatan bedah orthopedikAsuhan keperawatan bedah orthopedik
Asuhan keperawatan bedah orthopedikYesi Tika
 
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptxEniSofyanti
 
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.pptAmal641632
 
PPT TRAUMA MUSKULOSKELTAL...........pptx
PPT TRAUMA MUSKULOSKELTAL...........pptxPPT TRAUMA MUSKULOSKELTAL...........pptx
PPT TRAUMA MUSKULOSKELTAL...........pptxfotocopy6
 
Presentasi Knee Disorders.pptx
Presentasi Knee Disorders.pptxPresentasi Knee Disorders.pptx
Presentasi Knee Disorders.pptxYayangMinansal
 

Similar to KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt (20)

Laporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibiaLaporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibia
 
Sgd 1 lbm 4
Sgd 1 lbm 4 Sgd 1 lbm 4
Sgd 1 lbm 4
 
Yuniarti da lp nyeri akut revisi
Yuniarti da lp nyeri akut revisiYuniarti da lp nyeri akut revisi
Yuniarti da lp nyeri akut revisi
 
27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal
 
Askep fraktur
Askep frakturAskep fraktur
Askep fraktur
 
Askep multipel fraktur
Askep multipel frakturAskep multipel fraktur
Askep multipel fraktur
 
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
 
Bab xiv
Bab xivBab xiv
Bab xiv
 
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docxLAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
 
Askep biya nn
Askep biya nnAskep biya nn
Askep biya nn
 
ppt fraktur.pptx
ppt fraktur.pptxppt fraktur.pptx
ppt fraktur.pptx
 
13. fraktur-patah-tulang
13. fraktur-patah-tulang13. fraktur-patah-tulang
13. fraktur-patah-tulang
 
Asuhan keperawatan bedah orthopedik
Asuhan keperawatan bedah orthopedikAsuhan keperawatan bedah orthopedik
Asuhan keperawatan bedah orthopedik
 
Ppt fraktur
Ppt frakturPpt fraktur
Ppt fraktur
 
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
237314131-Yuda-Ruptur-Tendon-Achilles-PPT-Blok-14.pptx
 
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
 
105810253 case
105810253 case105810253 case
105810253 case
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
PPT TRAUMA MUSKULOSKELTAL...........pptx
PPT TRAUMA MUSKULOSKELTAL...........pptxPPT TRAUMA MUSKULOSKELTAL...........pptx
PPT TRAUMA MUSKULOSKELTAL...........pptx
 
Presentasi Knee Disorders.pptx
Presentasi Knee Disorders.pptxPresentasi Knee Disorders.pptx
Presentasi Knee Disorders.pptx
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt

  • 1.
  • 2. FRAKTUR  Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa ( Trauma)  Etiologi  Kekerasan langsung  Kekerasan tidak langsung  Kekerasan akibat tarikan otot
  • 3. Manisfestasi klinik * Nyeri * Bengkah ( edema) * Echimosis ( memar ) * Deformitas * Kripitasi * Pergerakan abnormal
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9. Klasifikasi Fraktur  A. Berdasarkan sifat fraktur ( Luka yang ditimbulkan) 1. Fraktur tertutup (close fraktur ) bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dg dunia luar di sebut juga fraktur bersih ( karena kulit masih utuh ) tanpa komplikasi
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.  2. Fraktur terbuka (open fraktur ) bila ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit
  • 15.  B. Berdasarkan komplit dan ketidakkomplitan fraktur 1. Fraktur komplit ( bila garis fraktur melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua kortek tulang. 2. Fraktur inkomplit ( bila garis fraktur tidak melalui seluruh penampang tulang
  • 16.  C. Berdasarkan garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma 1. Fraktur Transversal ( fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung. 2. Fraktur oblik ( fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut sumbu tulang ) 3. Fraktur spiral ( fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yg disebabkan trauma rotasi )
  • 17. 4. Fraktur kompresi ( fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang kearah permukaan lain ) 5. Fraktur avulsi ( fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan . D. Berdasarkan jumlah garis patah 1. Fraktur komunitif (fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhububungan )
  • 18. 2. fraktur segmental ( fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan tidak saling berhubungan ) 3. Fraktur multiple ( fraktur dimana garis fraktur lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama E. Berdasarkan pergeseran tulang 1. Fraktur undisplesed ( garis patah lengkap tetapi kedua frakmen tidak bergeser ) 2. Fraktur displesed ( terjadi pergeseran tulang )
  • 19.  F. Berdasarkan posisi tulang 1. 1/3 proksimal 2. 1/3 medial 3. 1/3 distal G. Berdasarkan kelelahan fraktur akibat tekanan yg berulang -ulang H. Fraktur patologis
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25. Assesment of the musculoskeletal system
  • 26. Pemeriksaan diagnostik 1. Pemeriksaan Rontgen  Pemeriksaan foto rontgen  Syarat foto rontgen pada fraktur  Patah tulang dipertengahan foto  Persendian proksimal dan distal terlihat pada foto  Dua foto dua arah bersilangan 900  Sinar menembus tegak lurus  Bila ada keraguan  anggota gerak yang sehat untuk perbandingan
  • 27.  Pemeriksaan penunjang lain dilakukan bila terdapat indikasi misal persiapan tindakan operasi, pathologic fracture, etc.  Lab darah : Darah Lengkap (Hb, leukosit, Hct, Trombosit), BUN, Kreatinin Serum, Faal hemostasis, Serum Elektrolit, BGA, Blood glucose .  ECG  Radiologic : Thorax Plain, MRI, bone window CT Scan, etc
  • 29. Penatalaksanaan  A. Fraktur terbuka Merupakan kasus emergensi karena dapat terjadi kontaminasi oleh bakteri dan disertai perdarahan ( golden period ) 6-8 jam - Proteksi diri, Respon ,ABCD - Hentikan perdarahan ( bebat tekan / heacting situasi) - Imobilsasi ( pasang bidai ) - observasi TTV (bila px syok pasang infus ) - Analgesik+Antibiotik+ Antitetanus
  • 30.  B. SELURUH FRAKTUR  Resusitasi dan stabilisasi dilakukan bila ditemukan tanda – tanda life & limb threatening  Pasien fraktur akibat kecelakaan sering disertai kegawatdaruratan mengancam nyawa yang lebih membutuhkan pertolongan daripada cedera patah tulangnya.  Tata laksana fraktur dilakukan pada secondary survey setelah ABCD stabil  identifikasi komplikasi atau penyulit patah tulang terutama immediate dan early complication
  • 31. IMMEDIATE ( LANGSUNG ) EARLY ( AWAL ) LAT (TERLAMBAT) Systemic * Hypovolemic shock Systemic * hypovolemic shock * crush injury * ARDS * fat emboli * sepsis * aseptic traumatic fever DVT Imperfect union  Delayed union  Non union  Mal union  Cross union
  • 32. Local *Ruptur arteri besar *Rupture tendon *Cedera organ dalam Local *local infection *compartment syndrome *Myositis ossificans *Shortening *Joint stiffness
  • 33.  Resusiitasi dan stabilisasi :  oksigenasi sesuai indikasi  pemasangan iv line akses, tangani dan atau cegah syok hipovolemik  bleeding control bila ditemukan perdarahan. Hecting definitive hanya boleh dilakukan setelah stabil.  Pemasangan kateter urine sesuai indikasi  immobilisasi bagian yang cedera dengan pembidaian dan atau pembebatan  Analgesic sesuai indikasi  Antibiotic broadspectrum  Antitetanus sesuai indikasi
  • 34.  Terapi definitif :  Manajemen definitive fraktur dilakukan oleh spesialis bedah (orthopedic, neurosurgery, general, etc.) sesuai indikasi.  Konservatif  Operatif  Terapi simptomatik  Analgesic  jenis, dosis, dan cara pemberian sesuai indikasi klinis  Immobilisasi (splinting dan bandaging) sesuai indikasi  Pemberian antitetanus sesuai dengan indikasi terutama pada open fraktur  Simptomatik lain sesuai klinis
  • 35.  Terapi supportif  sesuai indikasi klinis  indikasi absolut rawat inap :  Open fracture dan complicated fracture e.g. patah tulang terbuka, comminutive, angulated, fracture os basis cranii, etc.  high – risk  Usia kritis e.g. anak – anak, lansia  terdapat comorbid e.g. cedera otak, trauma tumpul abdomen, trauma thoraks, electric injury, etc.  Disertai komplikasi e.g. perdarahan massive, shock, rupture organ dalam, etc
  • 36. KOMPLIKASI  1. Komplikasi awal a. Kerusakan arteri b. Kompartement Syndrom c. Fat Emboli syndrom d. infeksi e. Avaskuler Nekrosis f. Shock  Kompikasi dalam waktu lama a. Delayet Union b. Nonunion c. Malunion
  • 37. ASUHAN KEPERAWATAN  TRIASE ( P1,P2.P3)  1. PENGKAJIAN  A. Survey Primer * Airway dan C Spine Immobilization : bebas/sumbatan * Breathing :Kontrol ventilasi , nafas Spontan /tidak ,RR . * Circulation : Kontrol perdarahan,Nadi,akral,Tensi * Disability : Kesadaran / GCS/pupil * Exposur : paparan
  • 38. B. Survey Sekunder * Riwayat Trauma * Riwayat penyakit dahulu * Riwayat alergi * Pemeriksaan fisik - Kepala dan wajah - Cervikal Spine - Thorax - Abdomen - Extermitas
  • 39.  Empat komponen yang harus diperiksa  Kulit yang melindungi penderita dari kehilangan cairan dan infeksi  Fungsi neuromuskular  Status sirkulasi  Integritas ligamentum dan tulang  Lingkup pemeriksaan fisik  Lihat dan tanya  Raba  Pemeriksaan sirkulasi
  • 40.  Lihat dan tanya  Warna dan perfusi  Luka  Deformitas (angulasi, pemendekan)  Perubahan warna atau memar  Bandingkan dengan ekstremitas sebelahnya  Raba  Pemeriksaan fungsi neurologis (sensorik)  kehilangan rasa nyeri dan raba menunjukkan adanya trauma spinal atau saraf tepi  Pemeriksaan daerah nyeri tekan (fraktur atau trauma jaringan lunak)  adanya nyeri, nyeri tekan dan deformitas mendukung diagnosis fraktur  Stabilitas sendi dinilai secara klinis  gerakan abnormal menunjukkan ruptur
  • 41.  Pemeriksaan sirkulasi  Pulsasi bagian distal tiap ekstremitas diperiksa dengan palpasi dan diperiksa pengisian kapiler jari  Pada penderita dengan hemodinamik stabil, perbedaan pulsasi, dingin, pucat, paresthesi dan motorik abnormal menunjukkan adanya trauma arteri  Hematom yang membesar dan perdarahan yang memancar menunjukkan trauma arteri
  • 42. DIAGNOSA KEPERAWATAN  1. Nyeri akut b/d spasme otot,gerakan frakmen tulang,cedera jaringan lunak  2. Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka  3. Resiko infeksi b/d ketidak adekuatan pertahanan primer
  • 43. INTERVENSI KEPERAWATAN  Nyeri akut b/d spasme otot ,gerakan frakmen tulang, cedera jaringan lunak 1. Imobilisasi area yang mengalami fraktur 2. Kalaborasi dalam pemberian analgesik 3. Anjurkan klien untuk menggunakan teknik distraksi dan relasasi 4. Terapi koqnitif ,membayangkan nyeri sebagai sesuatu yang dapat di kontrol 5. Berikan informasi penyebab nyeri
  • 44. Dx. Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka 1. Bebat tekan pada daerah yang cidera 2. Lakukan imobilisasi sesuai prosedur 3. Berikan posisi yang nyaman 4. Observasi keadaan kulit . Dx Resiko infeksi b/d ketidak adekuatan pertahanan primer 1. Lakukan perawatan luka sesuai protokol (SPO) 2. Kalaborasi dalam pemberian antibiotik dan anti tetanus 3. Ajurkan klien menjaga kebersihan luka
  • 45. Penyembuhan tulang  Penyembuhan tulang merupakan proses biologis yang alami tanpa memperhatikan tindakan yang telah dilakukan  Proses penyembuhan meliputi:  Hematom  Pembentukan kalus  Penyatuan tulang  Konsolidasi dan proses swapugar
  • 46.  Fase Hematom  Terjadinya perdarahan disekitar patahan tulang akibat kerusakan vaskuler pada tulang dan periost sehingga akan terbentuk hematom  Hematom akan menjadi media pertumbuhan sel jaringan fibrosis dengan kapiler didalamnya  Pembentukan Kalus  Jaringan fibrosis dan jaringan yang menempelkan fragmen patahann tulang disebut kalus  Jaringan fibrosis  jaringan kondroid  jaringan osteoid  kalus tulang (pertautan klinis)
  • 47.  Penyatuan tulang  Jaringan ostoid mengalami proses penulangan atau osteofikasi (penambahan kalsium)  kalus tulang  Kalus tulang terlihat pada foto rontgen sebagai bayangan radioopaque  Fase konsolidasi  Terjadi proses penggantian sel tulang yang mengatur diri sesuai dengan garis tekanan dan tarikan pada tulang tersebut  Gangguan penyembuhan tulang  Delay union  perlambatan pertautan  Mal union  terjadi pertautan tetapi dalam posisi yang salah  Anunion  tidak terjadi pertautan sama sekali  gangguan penyembuhan ini disebabkan oleh imobilisasi yang kurang, infeksi, interposisi, gangguan perdarahan setempat
  • 48.  Penyembuhan fraktur dapat dicapai dengan:  Imobilisasi dengan gips dan atau traksi  Mempertahankan penjajaran  Pencegahan rotasi  Latihan pergerakan sendi secara aktif  Penggunaan keempat ekstremitasnya
  • 50. Compartment Syndrome • Peningkatan kompartemen • Otot di batasi oleh rongga fasia yang tertutup • Sering terjadi pada fraktur tungkai bawah ,lengan bawah, paha . • Menyebabkan : nerve / muscle iskemia • necrosis • Gx : Pain,paresthesia,paresis,swelling • Tx : Membuka semua balutan ,jahitan,gips,bidai • Penderita diawasi 30-60 menit • Konsul dokter bedah
  • 51.  Pemeriksaan  Semua trauma ekstremitas potensial untuk terjadinya sindroma kompartemen  Cedera yang mempunyai resiko tinggi yaitu  Tibia dan lengan bawah  Imobilisasi dengan balutan gips yang ketat  Kerusakan otot yang luas  Tekanan lokal yang lama pada ekstremitas  Peningkatan permeabilitas vaskular dalam kompartemen akibat reperfusi otot yang iskemi  Luka bakar
  • 52.  Gejala dan tanda  Nyeri bertamabh dan khususnya meningkat dengan gerakan pasif meregangkan otot  Parestesi didaerah distribusi saraf perifer yang terkena  Menurunnya sensasi atau hilangnya fungsi saraf perifer yang melewati kompartemen tersebut  Tegang dan bengkak pada daerah yang terkena  Kelumpuhan atau parese otot dan hilangnya pulsasi (disebabkan oleh tekanan kompartemen yang melebihi tekanan sistolik) merupakan tingkat lanjut dari sindroma kompartemen ini  Perubahan pulsasi distal dan penurunan pengisian kapiler bukan petunjuk diagnosis sindroma kompartemen
  • 53.  Diagnosis klinis didasarkan atas riwayat trauma dan pemeriksaan fisik serta sikap waspada akan adanya sindroma kompartemen tersebut  Tekanan kompartemen tinggi akan menyebabkan penurunan aliran kapiler dan menimbulkan kerusakan otot dan saraf karena hipoksia/anoksia
  • 54. Pengelolaan  Sindroma kompartemen merupakan keadaan yang ditentukan oleh waktu. Makin tinggi dan lama meningkatnya tekanan kompartemen  makin besar kerusakan neuromuskular dan hilangnya fungsi  Buka semua balutan (bidai, gips) yang menekan  Penderita diperiksa dan diawasi tiap 30-60 menit  Jika tidak ada perbaikan  Fasciotomi  Fasciotomi yang terlambat akan menimbulkan mioglobinemia  kerusakan ginjal