SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
pengertian 
Fraktur Adalah terputusnya kontiunitas tulang 
ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & 
Suddarth,2002)
Etiologi 
a. Fraktur terjadi ketika tekanan yang menimpa tulang 
lebih besar dari pada daya tahan tulang (Benturan dan 
cedera) 
b. Fraktur terjadi karena tulang yang sakit (fraktur 
patofisiologi) yaitu kelemahan tulang akibat penyakit 
kanker atau osteoporosis. 
c. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya 
remuk, gerakan puntir mendadak dan bahkan kontraksi 
otot ekstrem.
Patofisiologi 
Terdapat interupsi dari kontiunitas jaringan tulang, 
biasanya fraktur disertai cedera jaringan 
diseputarnya yaitu ligamen, otot, tendon, pembuluh 
darah dan persyarafan sehingga mengakibatkan 
seseorang mengalami keterbatasan gerak, ketidak 
seimbangan dan nyeri pergerakan.
Klasifikasi Fraktur 
1. Incomplete Fraktur 
Fraktur yang hanya melibatkan bagian potongan 
menyilang tulang, salah satu sisi patah yang lain 
hanya bengkak (greennstick) 
2. Complete fraktur 
Fraktur melibatkan seluruh potongan 
menyilang dari tulang dan frakmen tulang 
biasanya berubah tempat 
3. Simple fraktur/Tertutup 
Fraktur tidak meluas melewati kulit
4. Fraktur Komplikata//Terbuka 
Frakmen tulang meluas/melewati otot dan kulit dimana potensial 
terjadinya infeksi 
Fraktur terbuka digrasi menjadi : 
a. Grade I dengan luka bersih kurang dari 1 cm panjangnya 
b. Grade II luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang 
ekspansif 
c. Grade III yang sangat terkontaminasi dan mengalami 
kerusakan jaringan lunak ekspansif, merupakan yang 
paling berat. 
5. Farktur patologis 
Fraktur yang terjadi pada penyakit tulang (kanker, osteoporosis) 
dengan tindakan trauma atau minimal.
Gambaran Klinik 
a. Deformitas 
b. Bengkak/ penumpukan cairan/darah karena kerusakan pembuluh 
darah. 
c. Ekimosis. 
d. Spasme otot. 
e. Nyeri. 
f. Kurangnya sensasi (gangguan saraf). 
g. Hilangnya/berkurangnya fungsi normal karena ketidakstabilan 
tulang, nyeri dan spasme otot. 
h. Menurunnya rentang gerak. 
i. Krepitasi yang dapat diraskan/didengar bila fraktur digerakkan. 
j. Hasil foto rontgen yang abnormal. 
k. Shock ( kehilangan darah dan rasa nyeri yang hebat).
Penatalaksanaan 
a. Recognition : diagnosis dan penilain fraktur 
b. Reduction : Reduksi fraktur bila perlu 
c. Retention : Imobilisasi fraktur 
d. Rehabilitasion : mengembalikan aktifitas fungsional 
semaksimal mungkin.
Metode penanganan 
a. Traksi : suatu proses yang menggunakan kekuatan 
tarikan pada bagian tubuh dengan memakai katrol 
dan tahanan beban untuk menyokong tulang. 
b. Gips : suatu teknik untuk mengimobilisasi bagian 
tubuh tertentu dalam bentuk tertentu dengan 
mempergunakan alat bantu tertentu. 
c. Operasi/pembedahan : Merupakan metode paling 
menguntungkan, disebut interna dan reduksi 
terbuka.
Faktor yang mempercepat penyembuhan 
fraktur 
 Imobilisasi fragmen tulang 
 Kontrak fragmen tulang maksimal 
 Asupan darah yang memadai 
 Nutrisi yang baik 
 Latihan pembebanan berat badan untuk tulang 
panjang 
 Hormon pertumbuhan, tiroid, kalsitonin, vit D, 
steroid anabolik 
 Potensial listrik pada patahan tulang
Faktor yang menghambat penyembuhan 
tulang 
 Trauma lokal ekstensif 
 Kehilangan tulang 
 Imobilisasi tak memadai 
 Rongga/jaringan di antara fragmen tulang 
 Infeksi 
 Keganasan lokal 
 Nekrosis avaskuler 
 Penyakit tulang metabolik 
 Usia 
 kostikosteroid
Komplikasi 
a. Komplikasi dini 
1. Lokal 
a). Vaskuler : Compartment Syndrom 
Trauma vaskuler 
b). Neurologis: Lesi medula spinalis 
2. Sistemik : Emboli lemak 
b. Komplikasi lanjut 
1. Kekakuan sendi 
2. Disuse atropi otot-otot 
3. Malunium 
4. Nonunium/infected nonunium 
5. Gangguan pertumbuhan ( fraktur epifis) 
6. osteoporosis post trauma.
Pemerikasaan Diagnostik 
a. Pemeriksaan Rontgen : menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma. 
b. Scan tulang, temogram, Scan CT/MRI : memperlihatkan fraktur dan 
untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak. 
c. Arteriogram : bila curiga kerusakan vaskuler 
d. Hitung darah lengkap : hemoknsentrasi/ menurun (perdarahan 
bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multipel). 
e. Peningkatan kreatinin 
f. Profil Koagulasi
Asuhan keperawatan 
1. Pengkajian 
a. Aktivitas/istirahat : 
Keterbasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena. 
b. Sirkulasi 
Hipertensi (respon nyeri/anseitas) Hipotensi ( kehilangan darah)Takikardia 
Pembengkakan jaringan/ massa hematoma pada sisi cedera. 
Pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian terkena. 
c. Neorosensori : 
Hilangnya gerakan/sensasi, spasme otot, kebas/kesemutan 
Deformitas lokal ; angulasi abnormal, pememdekan, rotasi, krepitasi, spasme otot, 
telihat kelemahan/hilang fungsi, Agitasi 
d. Nyeri/kenyamanan: 
Nyeri berat tiba-triba pada saat cedera, spasme/kram otot 
e. Keamanan : 
Laserasi kulit,avulsi jaringan,perdarahan dan perubahan warna, pembengkakan 
lokal.
2. Diagnosa keperawatan 
a. Risiko tinggi terhadap trauma (trauma tambahan) berhubungan 
dengan fraktur (kehilangan integritas kulit). 
b. Nyeri berhubungan dengan spasme otot, pergerakan fragmen 
tulang,edema dan cedera pada jaringan lunak, alat 
traksi/imobilisasi, stess, ansietas 
c. Risiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan 
dengan perubahan aliran darah/emboli lemak, perubahan 
membran alveolar/kapiler. 
d. Risiko tinggi terhadap disfungsi perifer berhubungan dengan 
penurunan/ interupsi aliran darah, cederavaskuler 
langsung,erdema berlebihan,pembentukan trombus, hipovolemia. 
e. Gangguan mobilitas berhubungan dengan kerusakan rangka 
neoromuskuler, nyeri/ ketidaknyamanan.
Lanjutan………………… 
f. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan 
dengan cedera tusuk, fraktur terbuka, bedsah perbaikan, pemasangan gips, 
traksi, pen, kawat, sekrup dan imobilitas 
g. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan 
prime, kerusakan kulit, trauma jaringa, prosedur invasif, traksi tualng. 
h. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobtan 
berhubungan dengan salah informasi/ tidak mengenal sumber informasi 
i. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan immobilisasi 
j. Gangguan konsep diri( body image) bewrhubungan bengan frakturv dab 
tindaka traksi 
k. Ansaitas berhubungan dengann perubahan status kesehatan.
3. Penatalaksanaan 
a. Dx : Risiko tinggi terhadap trauma 
- Kaji terjadinya kerusakan 
neurovaskuler(Ber+ nyeri, suhu 
kulit dingin, menurun kemampuan 
motoris, sensasi abnormal, 
berkurangnya pengisian kapiler) 
- Ajarkan mengenai tanda & gejala 
kerusakan neurovaskuler 
- Kaji terjadinya kerusakan kulit (abrasi kulit, 
titik nyeri, keluarnya pus, sensasi iritasi) 
- Ajarkan tanda dan gejala kerusakan kulit 
- Dorong latihan aktif dan rentang gerak
b. Dx : Nyeri b/d spasme otot 
- Kaji jenis dan lokasi nyeri serta 
ketidknyamanan pasien 
- Gunakan upaya mengontrol 
nyeri 
- Berika penjelasan upaya 
keperawatan untuk mengontrol nyeri, 
pembengkakan dan kerusakan 
jaringan tambahan 
- Dorong latihan rentang gerak aktif dan 
fasif pada sendi yang tidak dimobilisasi 
- Memininalkan waktu ekstremitas cedera
c. Risiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas b/d 
perubahan aliran darah/emboli lemak, perubahan 
membran alveolar/kapiler. 
- Awasi frekuensi pernapasan dan upayanya 
- Auskultasi bunyi napas 
- Instruksikan dan bantu latihan napas dalam 
- Perhatikan kegelisahan,letargi dan stupor 
- Berikan O2 bila di indikasikan.
d. Gangguan mobilitas b/d kerusakan rangka 
neoromuskuler, nyeri/ ketidaknyamanan. 
• Kaji Derajat imobilisasi 
• Dorong partisipasi aktivitas 
terapeutik/rekriasi 
• Dorong penggunaan latihan isometrik 
mulai dengan tungkai yang tak sakit 
• Ubah posisi secara periodik dan dorong 
untuk latihan batuk/napas dalam
e. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan 
tidak adekuatnya pertahanan prime, kerusakan 
kulit, trauma jaringa, prosedur invasif, traksi 
tulang. 
- Inspeksi kulit untuk adanya iritasi 
- Berikan perawatan sesuai protokol 
- Observasi luka untuk pembentukan bula, 
krepitasi, perubahan warna dan bau tak 
enak. 
- selidiki nyeri tiba-tiba.
f. Gangguan pemenuhan ADL 
b/d immobilisasi 
- Dorong pasien mengekspresikan keprihatinan dan 
mendiskuskan cedera dan masalah yg berhubungan 
dengan cedera 
- Sokong penggunaan mekanisme penyelesaian masalah 
- Libatkan orang yang berarti dan layanan pendukung bila 
dibutuhkan 
- Dorong pasien berpartisifasi dlm pengembangan program 
terapi 
- Evaluasi kemampuan pasien u/ melakukan perawatan
4. Evaluasi 
Hasil yang diharapkan 
a. Pasien mempertahankan stabilisasi dan posisi fraktur 
b. Mekanisme tubuh yang meningkatkan stabilitas pada sisi fraktur 
c. Keluhan Nyeri berkurang 
d. Pasien dapat mempertahankan fungsi pernapasan adekuat 
e. Pasien mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebas drainase 
purulen/eritema dan demam 
f. Melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan dan 
menjelaskan alasan tindakan.
Fraktur ASKEP FRAKTUR

More Related Content

What's hot (20)

Tata nama neoplasma
Tata nama neoplasmaTata nama neoplasma
Tata nama neoplasma
 
Penatalaksanaan Keracunan
Penatalaksanaan KeracunanPenatalaksanaan Keracunan
Penatalaksanaan Keracunan
 
Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis Gout
 
Referat low back pain
Referat low back painReferat low back pain
Referat low back pain
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
Trauma muskuloskeletal
Trauma  muskuloskeletalTrauma  muskuloskeletal
Trauma muskuloskeletal
 
Penyakit tidak menular
Penyakit tidak menularPenyakit tidak menular
Penyakit tidak menular
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarAsuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
 
Ppt fraktur
Ppt frakturPpt fraktur
Ppt fraktur
 
Kegawatan pada anak ppt
Kegawatan pada anak pptKegawatan pada anak ppt
Kegawatan pada anak ppt
 
Penyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endangPenyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endang
 
Asam urat tinggi
Asam urat tinggiAsam urat tinggi
Asam urat tinggi
 
Nyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawahNyeri pinggang bawah
Nyeri pinggang bawah
 
Ppt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansiaPpt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansia
 
Inkontinensia urin
Inkontinensia urinInkontinensia urin
Inkontinensia urin
 
PSORIASIS
PSORIASISPSORIASIS
PSORIASIS
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Gagal hati akut
Gagal hati akutGagal hati akut
Gagal hati akut
 
Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA
Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA
Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah osteomalasitis
Makalah osteomalasitisMakalah osteomalasitis
Makalah osteomalasitis
 

Viewers also liked

Viewers also liked (12)

Askep fraktur
Askep frakturAskep fraktur
Askep fraktur
 
Terjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasTerjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhas
 
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien gangguan citra tubuh
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien gangguan citra tubuhKb 1 asuhan keperawatan pada pasien gangguan citra tubuh
Kb 1 asuhan keperawatan pada pasien gangguan citra tubuh
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Askep power poin
Askep power poinAskep power poin
Askep power poin
 
Power poin fraktur
Power poin frakturPower poin fraktur
Power poin fraktur
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Fraktur TULANG
Fraktur TULANGFraktur TULANG
Fraktur TULANG
 
Makalah fraktur
Makalah frakturMakalah fraktur
Makalah fraktur
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
 
Patologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletalPatologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletal
 

Similar to Fraktur ASKEP FRAKTUR

Laporan pendahuluan frakt
Laporan pendahuluan fraktLaporan pendahuluan frakt
Laporan pendahuluan fraktDoni Luter
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptFadlanKhuzaifa
 
Askep multipel fraktur
Askep multipel frakturAskep multipel fraktur
Askep multipel frakturf' yagami
 
Asuhan keperawatan pd klien fraktur
Asuhan keperawatan pd klien frakturAsuhan keperawatan pd klien fraktur
Asuhan keperawatan pd klien frakturSusi Similikiti
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9ermawijaya
 
Lp Askep Fraktur Femur
Lp Askep Fraktur FemurLp Askep Fraktur Femur
Lp Askep Fraktur FemurYie Sufyan
 
MIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdfMIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdforita11
 
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdfDay 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdfDiandraDevita1
 
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfLuisa Polanco
 
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femur
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femurBab ii tinjauan pustaka fraktur femur
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femurafifub
 
Bab xiv
Bab xivBab xiv
Bab xivdekcin
 
Laporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibiaLaporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibiaNurhikmaUmati
 
Muskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptx
Muskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptxMuskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptx
Muskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptxferdi20081994
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 

Similar to Fraktur ASKEP FRAKTUR (20)

Laporan pendahuluan frakt
Laporan pendahuluan fraktLaporan pendahuluan frakt
Laporan pendahuluan frakt
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
 
Askep multipel fraktur
Askep multipel frakturAskep multipel fraktur
Askep multipel fraktur
 
Asuhan keperawatan pd klien fraktur
Asuhan keperawatan pd klien frakturAsuhan keperawatan pd klien fraktur
Asuhan keperawatan pd klien fraktur
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9
 
Lp Askep Fraktur Femur
Lp Askep Fraktur FemurLp Askep Fraktur Femur
Lp Askep Fraktur Femur
 
Fcruris
FcrurisFcruris
Fcruris
 
MIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdfMIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdf
 
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdfDay 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
 
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
 
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femur
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femurBab ii tinjauan pustaka fraktur femur
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femur
 
Bab xiv
Bab xivBab xiv
Bab xiv
 
Kamis
KamisKamis
Kamis
 
27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal
 
Fraktur lp
Fraktur lpFraktur lp
Fraktur lp
 
Laporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibiaLaporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibia
 
Muskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptx
Muskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptxMuskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptx
Muskuloskeletal fisioterapi treatmen PT IV.pptx
 
Sgd 1 lbm 4
Sgd 1 lbm 4 Sgd 1 lbm 4
Sgd 1 lbm 4
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
 
Laminektomi
LaminektomiLaminektomi
Laminektomi
 

Fraktur ASKEP FRAKTUR

  • 1.
  • 2. pengertian Fraktur Adalah terputusnya kontiunitas tulang ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth,2002)
  • 3. Etiologi a. Fraktur terjadi ketika tekanan yang menimpa tulang lebih besar dari pada daya tahan tulang (Benturan dan cedera) b. Fraktur terjadi karena tulang yang sakit (fraktur patofisiologi) yaitu kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis. c. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya remuk, gerakan puntir mendadak dan bahkan kontraksi otot ekstrem.
  • 4. Patofisiologi Terdapat interupsi dari kontiunitas jaringan tulang, biasanya fraktur disertai cedera jaringan diseputarnya yaitu ligamen, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan sehingga mengakibatkan seseorang mengalami keterbatasan gerak, ketidak seimbangan dan nyeri pergerakan.
  • 5. Klasifikasi Fraktur 1. Incomplete Fraktur Fraktur yang hanya melibatkan bagian potongan menyilang tulang, salah satu sisi patah yang lain hanya bengkak (greennstick) 2. Complete fraktur Fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan frakmen tulang biasanya berubah tempat 3. Simple fraktur/Tertutup Fraktur tidak meluas melewati kulit
  • 6. 4. Fraktur Komplikata//Terbuka Frakmen tulang meluas/melewati otot dan kulit dimana potensial terjadinya infeksi Fraktur terbuka digrasi menjadi : a. Grade I dengan luka bersih kurang dari 1 cm panjangnya b. Grade II luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekspansif c. Grade III yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekspansif, merupakan yang paling berat. 5. Farktur patologis Fraktur yang terjadi pada penyakit tulang (kanker, osteoporosis) dengan tindakan trauma atau minimal.
  • 7.
  • 8. Gambaran Klinik a. Deformitas b. Bengkak/ penumpukan cairan/darah karena kerusakan pembuluh darah. c. Ekimosis. d. Spasme otot. e. Nyeri. f. Kurangnya sensasi (gangguan saraf). g. Hilangnya/berkurangnya fungsi normal karena ketidakstabilan tulang, nyeri dan spasme otot. h. Menurunnya rentang gerak. i. Krepitasi yang dapat diraskan/didengar bila fraktur digerakkan. j. Hasil foto rontgen yang abnormal. k. Shock ( kehilangan darah dan rasa nyeri yang hebat).
  • 9. Penatalaksanaan a. Recognition : diagnosis dan penilain fraktur b. Reduction : Reduksi fraktur bila perlu c. Retention : Imobilisasi fraktur d. Rehabilitasion : mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin.
  • 10. Metode penanganan a. Traksi : suatu proses yang menggunakan kekuatan tarikan pada bagian tubuh dengan memakai katrol dan tahanan beban untuk menyokong tulang. b. Gips : suatu teknik untuk mengimobilisasi bagian tubuh tertentu dalam bentuk tertentu dengan mempergunakan alat bantu tertentu. c. Operasi/pembedahan : Merupakan metode paling menguntungkan, disebut interna dan reduksi terbuka.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16. Faktor yang mempercepat penyembuhan fraktur  Imobilisasi fragmen tulang  Kontrak fragmen tulang maksimal  Asupan darah yang memadai  Nutrisi yang baik  Latihan pembebanan berat badan untuk tulang panjang  Hormon pertumbuhan, tiroid, kalsitonin, vit D, steroid anabolik  Potensial listrik pada patahan tulang
  • 17. Faktor yang menghambat penyembuhan tulang  Trauma lokal ekstensif  Kehilangan tulang  Imobilisasi tak memadai  Rongga/jaringan di antara fragmen tulang  Infeksi  Keganasan lokal  Nekrosis avaskuler  Penyakit tulang metabolik  Usia  kostikosteroid
  • 18. Komplikasi a. Komplikasi dini 1. Lokal a). Vaskuler : Compartment Syndrom Trauma vaskuler b). Neurologis: Lesi medula spinalis 2. Sistemik : Emboli lemak b. Komplikasi lanjut 1. Kekakuan sendi 2. Disuse atropi otot-otot 3. Malunium 4. Nonunium/infected nonunium 5. Gangguan pertumbuhan ( fraktur epifis) 6. osteoporosis post trauma.
  • 19. Pemerikasaan Diagnostik a. Pemeriksaan Rontgen : menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma. b. Scan tulang, temogram, Scan CT/MRI : memperlihatkan fraktur dan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak. c. Arteriogram : bila curiga kerusakan vaskuler d. Hitung darah lengkap : hemoknsentrasi/ menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multipel). e. Peningkatan kreatinin f. Profil Koagulasi
  • 20. Asuhan keperawatan 1. Pengkajian a. Aktivitas/istirahat : Keterbasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena. b. Sirkulasi Hipertensi (respon nyeri/anseitas) Hipotensi ( kehilangan darah)Takikardia Pembengkakan jaringan/ massa hematoma pada sisi cedera. Pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian terkena. c. Neorosensori : Hilangnya gerakan/sensasi, spasme otot, kebas/kesemutan Deformitas lokal ; angulasi abnormal, pememdekan, rotasi, krepitasi, spasme otot, telihat kelemahan/hilang fungsi, Agitasi d. Nyeri/kenyamanan: Nyeri berat tiba-triba pada saat cedera, spasme/kram otot e. Keamanan : Laserasi kulit,avulsi jaringan,perdarahan dan perubahan warna, pembengkakan lokal.
  • 21. 2. Diagnosa keperawatan a. Risiko tinggi terhadap trauma (trauma tambahan) berhubungan dengan fraktur (kehilangan integritas kulit). b. Nyeri berhubungan dengan spasme otot, pergerakan fragmen tulang,edema dan cedera pada jaringan lunak, alat traksi/imobilisasi, stess, ansietas c. Risiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan aliran darah/emboli lemak, perubahan membran alveolar/kapiler. d. Risiko tinggi terhadap disfungsi perifer berhubungan dengan penurunan/ interupsi aliran darah, cederavaskuler langsung,erdema berlebihan,pembentukan trombus, hipovolemia. e. Gangguan mobilitas berhubungan dengan kerusakan rangka neoromuskuler, nyeri/ ketidaknyamanan.
  • 22. Lanjutan………………… f. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan cedera tusuk, fraktur terbuka, bedsah perbaikan, pemasangan gips, traksi, pen, kawat, sekrup dan imobilitas g. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan prime, kerusakan kulit, trauma jaringa, prosedur invasif, traksi tualng. h. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobtan berhubungan dengan salah informasi/ tidak mengenal sumber informasi i. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan immobilisasi j. Gangguan konsep diri( body image) bewrhubungan bengan frakturv dab tindaka traksi k. Ansaitas berhubungan dengann perubahan status kesehatan.
  • 23. 3. Penatalaksanaan a. Dx : Risiko tinggi terhadap trauma - Kaji terjadinya kerusakan neurovaskuler(Ber+ nyeri, suhu kulit dingin, menurun kemampuan motoris, sensasi abnormal, berkurangnya pengisian kapiler) - Ajarkan mengenai tanda & gejala kerusakan neurovaskuler - Kaji terjadinya kerusakan kulit (abrasi kulit, titik nyeri, keluarnya pus, sensasi iritasi) - Ajarkan tanda dan gejala kerusakan kulit - Dorong latihan aktif dan rentang gerak
  • 24. b. Dx : Nyeri b/d spasme otot - Kaji jenis dan lokasi nyeri serta ketidknyamanan pasien - Gunakan upaya mengontrol nyeri - Berika penjelasan upaya keperawatan untuk mengontrol nyeri, pembengkakan dan kerusakan jaringan tambahan - Dorong latihan rentang gerak aktif dan fasif pada sendi yang tidak dimobilisasi - Memininalkan waktu ekstremitas cedera
  • 25. c. Risiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah/emboli lemak, perubahan membran alveolar/kapiler. - Awasi frekuensi pernapasan dan upayanya - Auskultasi bunyi napas - Instruksikan dan bantu latihan napas dalam - Perhatikan kegelisahan,letargi dan stupor - Berikan O2 bila di indikasikan.
  • 26. d. Gangguan mobilitas b/d kerusakan rangka neoromuskuler, nyeri/ ketidaknyamanan. • Kaji Derajat imobilisasi • Dorong partisipasi aktivitas terapeutik/rekriasi • Dorong penggunaan latihan isometrik mulai dengan tungkai yang tak sakit • Ubah posisi secara periodik dan dorong untuk latihan batuk/napas dalam
  • 27. e. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan prime, kerusakan kulit, trauma jaringa, prosedur invasif, traksi tulang. - Inspeksi kulit untuk adanya iritasi - Berikan perawatan sesuai protokol - Observasi luka untuk pembentukan bula, krepitasi, perubahan warna dan bau tak enak. - selidiki nyeri tiba-tiba.
  • 28. f. Gangguan pemenuhan ADL b/d immobilisasi - Dorong pasien mengekspresikan keprihatinan dan mendiskuskan cedera dan masalah yg berhubungan dengan cedera - Sokong penggunaan mekanisme penyelesaian masalah - Libatkan orang yang berarti dan layanan pendukung bila dibutuhkan - Dorong pasien berpartisifasi dlm pengembangan program terapi - Evaluasi kemampuan pasien u/ melakukan perawatan
  • 29. 4. Evaluasi Hasil yang diharapkan a. Pasien mempertahankan stabilisasi dan posisi fraktur b. Mekanisme tubuh yang meningkatkan stabilitas pada sisi fraktur c. Keluhan Nyeri berkurang d. Pasien dapat mempertahankan fungsi pernapasan adekuat e. Pasien mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebas drainase purulen/eritema dan demam f. Melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan tindakan.