1. MANAJEMEN KEUANGAN
RESUME BAB 9-14
Nama : ayu lestari
Nim : 11011700336
Kelas : 2S – Manajemen
Ruangan/Hari : B 1.1 / Minggu
2 S - MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN (UNIBA)
TAHUN 2018
2. BAB 9
TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING)
Penganggaran Barang Modal (Capital Budgeting)
Adalah proses perencanaan pengeluaran untuk aktiva yang diharapkan akan digunakan lebih dari
satu tahun.
Pengganggaran modal mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan :
1. Dana yang telah dikeluarkan akan terikat dalam jangka waktu yang lama, sehingga perlu
diperhitungkan secara cermat dan berhati-hati apakah proyek tersebut memberikan
keuntungan atau tidak.
2. Dana harus diperhitungkan secara tepat, karena bila dana yang tersedia melebihi
kebutuhan investasi akan menimbulkan beban tetap, dan kalau kurang maka proses
produksi terganggu.
Lima hal penting proses penganggaran modal
1. Pembuatan proposal Dibuat berbagai tingkat organisasi perusahaan
2. Menganalisa dan mengevaluasi Rekomendasi
3. Pengambilan keputusan tingkat Direksi Manager Pimpinan proyek
4. Pelaksanaan Jika proposal disetujui
5. Tindak lanjut Monitoring
Klasifikasi Proyek
Penggantian : Kelanggengan usaha
Penggantian : Penurunan biaya
Ekspansi atas produk atau pasar yang ada
Ekspansi ke produk atau pasar baru
3. Proyek pengamanan dan atau lingkungan
Lainnya
Persamaan pengganggaran barang modal dan penilaian
Sekuritas
Enam langkah yang digunakan dalam analisis sekuritas
1. Penentuan biaya proyek.
2. Estimasi kas yang diharapkan dari proyek tersebut.
3. Estimasi tingkat resiko dari proyeksi arus kas.
4. Menentukan tingkat diskonto, atau biaya modal yang tepat untuk proyek tersebut.
5. Arus kas yang diharapkan dinyatakan dalam nilai sekarang.
6. Melakukan perbandingan antara nilai sekarang dari arus kas dengan jumlah
pengeluarannya.
Kaitan antara alternatif investasi dengan yang lain :
1. Proyek Mutually Exclusive (Memilih salah satu)
Adalah serangkaian proyek dimana hanya satu proyek diantaranya yang dapat dipilih.
2. Proyek yang independen (Berdiri sendiri)
Adalah proyek yang arus kasnya tidak dipengaruhi oleh proyek lain.
3. Dependent / Contingen
Adalah keputusan memilih proyek dengan menerima satu proyek berarti menerima pula
proyek yang lain.
4. Kriteria Penetapan Peringkat atas Penganggaran Barang Modal
Metode pemeringkatan dan perhitungan
Adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi usulan pengeluaran untuk pengadaan barang
modal.
1. Payback Period.
2. Profitability Index(Benefit Cost Ratio)
3. Nilai sekarang bersih (Net Present Value = NPV).
4. Regular Internal Rate of Return (IRR).
5. Modified Internal Rate of Return (MIRR).
6. Accounting Rate of Return (ARR).
1. Periode Pengembalian (Payback Period)
Adalah jangka waktu (dalam tahun) yang dibutuhkan agar penerimaan bersih dari suatu
investasi dapat menutup biaya investasi tersebut. Atau dapat dikatakan jumlah waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal dari aliran kas bersih yang diperoleh dari
proyek
Asumsi : Arus kas bersih merata sepanjang tahun. Kenyataannya, ada kemungkinan
besar bahwa aliran kas bersih tidak merata sepanjang tahun, sehingga perlu dicari menentukan
paybacknya, perhitungan tertentu. Kelemahan tehnik ini adalah:
a) mengabaikan nilai waktu dari uang
b) mengabaikan proceed dan
c) mengabaikan nilai residu.
2. Profitability Index.
5. Adalah tehnik penilaian investasi yang hampir sama dengan NPV, artinya apabila suatu
proyek investasi diterima dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima pula dengan
Profitability Index (PI).
PI = Total PV Proceed
Initial Outlays
Initial outlays = Investasi.
Kalau PI > Investasi, proyek diterima
3. Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value = NPV)
Teknik–teknik arus kas yang didiskontokan
Adalah metode yang digunakan untuk menyusun peringkat dari usulan investasi dengan
menerapkan konsep nilai waktu dari uang (time value of money).
Menafsirkan Aliran Kas Masuk
Perhitungan Aliran Kas Masuk Operasional.
* Pendapatan
-- Biaya (tidak termasuk penyusutan)
-- Laba sebelum penyusutan dan pajak (Earning before
Depreciation Interest and Tax = EBDIT).
-- Penyusutan
-- Laba sebelum pajak (EBIT)
-- Laba bersih sesuah pajak (EAT)
+ Penyusutan
6. = Aliran kas masuk Operasional.
Atau Aliran Kas masuk (NCF) = EAT + Depreciation
Nilai Sekarang Bersih (NPV)
Adalah nilai sekarang dari arus kas bersih di masa mendatang yang didiskontokan terhadap biaya
modal marjinal.
Dasar pemikiran dari metode NPV :
1. Bila NPV sebesar nol, kekayaan pemegang saham tidak berubah, perusahaan makin besar
karena penambahan investasi, tetapi nilai saham perusahaan konstan.
2. Bila NPV positif, kekayaan pemegang saham akan bertambah.
Untuk menghitung diskonto (discount rate / discount factor) dalam tabel, dapat juga
dilakukan dengan menggunakan kalkulator biasa.
Contohnya: Discount factor 10%.
Tahap 1 : Tekan angka 1
Tahap 2 : Tekan bagi (:)
Tahap 3 : Tekan 1,1 untuk df= 10%, bila df 19%= 1,19
Tahap 4 : Kakau df 10%, tekan tanda “sama dengan” (=) keluar angka 0.909
dst, untuk tahun pertama dari proyek.
Tahap 5 : dstnya : tekan (=), keluar angka 0,826, untuk tahun ke 2, ke 3 =
0,751 dari proyek dan seterusnya
4. Internal Rate of Return = IRR
n
0t
t
n
0t
t
t
tk,PVIFCF
k1
FC
NPV
7. Adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang (PV) dan arus kas masuk
proyek dengan nilai sekarang dari biaya proyek / investasi.
Nilai IRR dapat diperoleh dengan cara.
• PV arus kas masuk = PB biaya Investasi.
• PV arus kas masuk - PV biaya Investasi = 0
Rumus IRR
Dimana:
P1 = discount rate dengan nilai PV1 (sudah dicari pada NPV)
P2 = discount rate atau lebih tinggi dari p1dengan nilai PV2
dengan nilai lebih rendah dari nilai investasi.
Cara untuk menghitung rumus IRR ini dapat dilakukan :
1. Secara coba-coba
2. Secara interpolasi
3. Prosedur matematik
4. Kalkulator atau komputer keuangan
Grafik dari IRR dan NPV menunjukkan apakah proyek tersebut layak atau tidak
dilaksanakan, lebih penting membandingkan dua proyek yang lebih menguntungkan.
n
0t
t
n
0t
t
t
tPVIF,IRR,CF
0
IRR1
CF
P1P2
PV2PV1
InvestasiPV1
P1IRR
8. Dasar pemikiran dan penggunaan metode IRR
IRR menunjukkan suatu karakteristik “titik impas” yang penting digunakan dalam
mengevaluasi suatu proyek.
Evaluasi atas kaidah keputusan :
a. Metode terbaik harus memperhitungkan semua arus kas sepanjang umur proyek.
b. Metode terbaik memperhitungkan nilai waktu uang.
c. Dalam memilih proyek dari sejumlah proyek yang “mutually exclusive”, maka proyek
yang dipilih haruslah memaksimumkan harga saham perusahaan.
Perbandingan antara metode NPV dan IRR
NPV Profil (Net Present Value Profiles)
Adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara NPV dan biaya modal perusahaan.
Peringkat perpotongan (Cross Over Rate = COR)
Adalah tingkat diskonto dimana profil NPV dari dua proyek saling berpotongan sehingga
menunjukkan bahwa NPV dari kedua proyek tersebut sama. Hal ini dapat dilihat pada grafik
COR.
Proyek yang independen
Jika IRR proyek lebih besar dari k (df/dr), NPV akan lebih besar dari O. Jadi proyek
bersifat independen dapat disetujui berdasarkan IRR, karena pasti disetujui juga berdasarkan
NPV.
Proyek Mutually Exclusive
Dalam NPV Profil, dimana dua proyek saling berpotongan, timbul konflik antara NPV
dan IRR.
a. Proyek tersebut berbeda ukuran (skalanya).
9. b. Pola arus kas keduanya berbeda.
Konflik tersebut diatas disebabkan perbedaan asumsi mengenai tingkat pengembalian
atau reinvestasi yang terkandung ada kedua metode tersebut.
IRR berganda :
Adalah investasi/proyek yang tidak normal dan mungkin menghasilkan lebih dari satu IRR yang
posititf.
5. Tingkat pengembalian intern yang dimodifikasi (Modified Internal Rate of Return
= MIRR)
Adalah tingkat diskonto yang mengakibatkan nilai sekarang dan biaya proyek sama
dengan nilai sekarang dari nilai akhirnya (Terminal Value= TV), dimana nilai proyek adalah
”nilai masa mendatang” dari kas masuk yang dimajemukkan terhadap biaya modal perusahaan.
Pada proyek-proyek mutually ekslusive, dengan ukuran yang berbeda, proyek
dengan MIRR yang terbesar yang dipilih. MIRR lebih baik dari IRR sebagai indikator dari
tingkat pengembalian proyek yang sebenarnya, namun NPV mesti tetap merupakan metode
terbaik.
6. Accounting Rate of Return (ARR)
Dihitung dengan cara:
nn
n
0t
n
tn
t
n
0t
t
t
MIRR1
TV
Biaya
MIRR1
TV
BiayaPV
MIRR1
k1C1F
k1
C0F
MIRR
akhirnilaiPBBiayaPV
2
investmentTotal
investmentAverageb.
InvestmentAverage
taxesafterEarning
returnofrateAveragea.
10. Investasi penggantian (Replacement investment)
Adalah suatu kebijakan perusahaan untuk mengganti aktiva tetap / mesin-mesin yang
lama dengan mesin yang baru lebih modern sehingga dari penggantian tersebut diperoleh
penghematan yang menguntungkan.
Proyek Penggantian berarti mengkaji keputusan sehubungan dengan akan diganti
tidaknya peralatan (aktiva) yang masih produktif saat ini dengan peralatan baru.
Dasar keputusan penggantian investasi atau Mesin.
1. Memperkirakan pengeluaran investasi untuk pembelian mesin baru.
2. Menentukan kas tambahan (incremental cash flow).
3. Menghitung NPV dari tambahan arus kas.
4. Menambahkan PV dari perkiraan nilai akhir ke nilai sekarang arus kas.
5. Memeriksa apakah NPV positif, untuk menentukan apakah kebijakan penggantian itu
menguntungkan atau tidak.
Pengaruh Inflasi terhadap Investasi.
a. Pengaruh inflasi atau disinflasi harus dimasukkan ke dalam NCF, karena tingkat
keuntungan yang disyaratkan sudah dimasukkan inflasi yang diharapkan.
b. Jika inflasi menggunakan tingkat inflasi per sektor perekonomian akan lebih baik
jika menggunakan tingkat inflasi.
c. Perubahan harga yang tidak disebabkan inflasi atau kurangnya permintaan dan
penawaran, akan mempengaruhi aliran kas masuk, sebaiknya dimasukkan dalam analisis.
Capital rationing.
Adalah suatu proses tentang bagaimana memilih alternative investasi yang tersedia,
sehingga modal dapat digunakan dengan profit maksimal dapat diperoleh. Capital rationing
berhubungan dengan mutually exclusive, independent dan dependent/contingent.
11. BAB 10
ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK
Estimasi Arus Kas
Arus Kas adalah kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam
suatu perusahaan. Arus kas berbeda dari laba akuntansi.
Identifikasi Arus Kas Yang Relevan
12. Adalah arus kas tertentu yang harus dipertimbangkan dalam
mengambil keputusan sehubungan dengan penganggaran
barang modal.
Arus kas vs Laba Akuntansi
Dalam analisa penganggaran barang modal, yang digunakan
adalah arus kas tahunan, dan bukan laba akuntansi (laba atas
modal yang yang ditanamkan). Penyusutan merupakan pemulihan
sebagian modal yang ditanamkan, sehingga :
NCF = EAT + Depreciarion
atau Laba atas modal + Pemulihan modal
Arus kas Inkremental (Incremental Cash Flow)
Adalah arus kas bersih yang dihasilkan langsung oleh suatu
proyek investasi.
Empat masalah dalam menentukan arus kas inkremental.
1. Biaya terpendam (Sunk Cost)
Adalah pengeluaran tunai yang telah dilakukan dan tidak dapat ditutup dengan
disetujui atau tidaknya proyek Sunk Cost tidak dimasukkan dalam aliran kas dari proyek.
2. Biaya opportunities / kesempatan (Opportunity cost)
Adalah hasil terbaik dari alternatif penggunaan aktiva, yaitu hasil terbaik yang
tidak akan diperoleh jika dana yang ada diinvestasikan pada proyek tertentu. Biaya kesempatan
13. harus dimasukkan sebagai tambahan aliran kas keluar pada saat menentukan aliran kas keluar
pada proyek yang diusulkan.
3. Biaya eksternalitas
Adalah suatu pengaruh suatu proyek terhadap arus kas pada bagian lain
perusahaan tersebut.
4. Biaya pengiriman dan pemasangan
Adalah perusahaan membeli suatu aktiva perusahaan tersebut harus menanggung
biaya pengiriman dan pemasangan (installation cost) dari aktiva yang dibeli.
Perubahan Modal Kerja Bersih (Change in net working capital)
adalah kenaikan aktiva lancar yang diakibatkan oleh proyek baru dikurangi dengan kenaikan
kewajiban lancar yang terjadi secara spontan.
Evaluasi Proyek Capital Budgeting.
Proyek Perluasan
Adalah proyek yang dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan.
Analisa Arus Kas proyek perluasan
1. Ikhtisar pengeluaran investasi yang diperlukan untuk
proyek.
2. Analisis arus kas setelah produksi dimulai.
3. Mengambil keputusan .
Tiga Resiko Proyek yang saling berbeda
1. Resiko berdikari (Stand Alone Risk = SAR)
14. Adalah resiko khusus dari suatu proyek (aktiva) tanpa dikaitkan sama sekali
dengan proyek aktiva lain yang mungkin dimiliki. Resiko ini diukur dari variabilitas tingkat
pengembalian yang diharapkan atas aktiva/proyek tersebut.
2. Resiko di dalam perusahaan (Within firm risk atau corporate
risk).
Adalah resiko diukur tanpa mempertimbangkan diversifikasi
portofolio dari pemegang saham. Resiko ini diukur dari variabilitas
laba perusahaan yang diabaikan oleh suatu proyek tertentu.
3. Resiko pasar atau beta (Market or Beta risk)
Adalah bagian resiko proyek yang tidak dapat dieliminasi melalui
diversifikasi. Resiko ini diukur dengan koefisien beta proyek.
Analisa resiko beta (pasar) dapat diukur dengan menggunakan
CAPM dan SML yang menyatakan hubungannya dengan
resiko.
Analisis Sensitivas
Adalah suatu teknik untuk menganalisa resiko dengan mengubah ubah variabel-variabel kunci
dan mengamati pengaruhnya terhadap NPV dan tingkat pengembalian (laba). Jadi analisa
sensivitas dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam dan bermanfaat atas tingkat resiko
proyek. Analisis sensivitas termasuk Stand Alone Risk.
Analisis ini dimulai dengan memprediksi nilai-nilai yang dipakai untuk menghitung NPV seperti
unit penjualan, harga jual, biaya variable dan biaya modal. Kemudian terjadi “ What if” ,
bagaimana NPV jika biaya naik atau turun 10% atau 20%
btkRFkMkRFkS
15. Contoh :
Proyek Cash inflow dengan estimate life 15 tahun dan discount factor 10%.
Keterangan Proyek A ($000) B($000)
Initial outlays 20.000 20.000
Estimasi NCF
- Pesimis (3.000) 0
- Dasar/normal 4.000 4.000
- Optimis 5.000 8.000
Range 2.000 8.000
Dengan range cash flow proyek A dan B, resiko proyek A lebih kecil dari proyek B, karena
range hanya sebesar $2.000 atau $ 5.000-$ 3.000 dibanding proyek B =$ 8.000 atau $ 8.000- 0 .
Dicari NPV dengan “Dasar/normal atau paling memungkinkan” .
NPVproyek A cash flow Pesimis.
NPV = PV cash flow – PV investasi.
= (CF x PVIFA10%,15) - $ 20.000
= (3.000 x 7,606) - $ 20.000
= $ 2.818
NPV proyek B cash flow pesimis
NPV = PV cash flow – PV investasi
= (CF x PVIFA10%, 15) - $ 20.000
= (0 x 7,606) - $ 20.000
16. = ($ 20.000)
NPV Normal = (4.000 x 7,606) - 20.000
= $ 10.424
NPV Optimis proyek A = (5.000 x 7,606) - 20.000
= $ 18.030
NPV Optimis proyek B = 8.000 x 7,606
= $ 40.848
NPV masing-masing proyek pada “Dasar-normal-atau memungkinkan”
Kemungkinan NPV NPV
Cash flow Proyek A Proyek B
Pesimis 2.818 (20.000)
Normal 10.424 10.424
Optimis 18.030 40.848
Range 15.212 60.848
Dalam sentivity analysis ini bahwa NPV A $ 15.212 dan B $ 60.848, maka resiko proyek B
lebih besar dari proyek A.
* Analisis Skenario (Scenario analysis)
Adalah tehnik untuk menganalisa resiko dengan membandingkan situasi yang paling
memungkinkan atas skenario dasar (semacam situasi normal) dengan keadaan yang “baik” dan
“buruk”.
17. Atau disebut juga suatu tehnik analisis resiko yang mempertimbangkan baik sensitivas NPV
terhadap perubahan variabel-variabel kunci maupun rentangan (range) dari nilai-nilai variabel
yang sangat menguntungkan.
Dalam analisis skenario probabilitas karena rantangan nilai yang paling memungkiankan bagi
variable-variabel tercermin dalam distribusi probabilitas.
Analisis Skenario dan NPV yang diharapkan
Contoh:
Hasil analisis skenario sangat berguna untuk menentukan NPV yang diharapkan, deviasi standar
dari NPV, dan koefisien varians (CV). Untuk mengestimasi ketiga skenario tersebut dinyatakan
p1 (probabilitas).
Tiga jenis analisis skenario
1. Skenario terburuk (Worst case scenario)
Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terburuk
berdasarkan perkiraan yang wajar.
2. Skenario terbaik (Best case scenario)
Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terbaik
berdasarkan perkiraan yang wajar.
3. Skenario dasar (Base scenario)
Adalah keadaan dimana untuk semua variabel diberikan nilai yang paling
menguntungkan.
Analisis Simulasi (Monte Carlo)
Capital Asset Pricing Model ( CAPM)
18. Seperti dibahas pada pertemuan sebelumnya maka CAPM dalam pertemuan ini dibahas lebih
lanjut. CAPM dirumuskan oleh dua orang yang bekerja secara independen yaitu William Sharpe
(1964) dan John Lintner (1965). William Sharpe mendapat “ hadiah Nobel” untuk jasanya
tahun 1990.
> Short Sales
Dalam asumsi CAPM perlu mendapat perhatian adalah “ short sales yaitu penjualan asset yang
dipinjam. “Short sales” dilakukan jika perusahaan mengantisipasi penurunan harga. Contohnya:
harga saham saat ini $1.000/lbr, kemudian diantisipasi penurunan harga. Saat ini, perusahaan
mempunyai saham tsb. Kita dapat meminjam saham tersebut (dari broker/makelar kita),
kemudian kita jual. Perusahaan menerima uang $1.000. Seminggu kemudian, harga saham
benar-benar turun menjadi $ 900/share. Dan perusahaan mengembalikan saham yang sudah
dijual . Dan perusahaan membeli saham tsb.dari pasar dengan harga $ 900 yang berarti ada kas
keluar $ 900.Keuntungan bersih diperoleh perusahaan adalah $ 100. Jika harga terus naik,
berarti perusahaan akan menderita resiko kerugian yang semakin besar.
Mengukur resiko adalah merupakan yang tidak mudah, karena banyak faktor yang diperhatikan.
Salah satu model yang banyak digunakan adalah CAPM. CAPM Adalah model yang didasarkan
pada dalil bahwa tingkat pengembalian yang disyaratkan atas setiap saham atau sekuritas sama
dengan tingkat pengembalian bebas resiko ditambah dengan premi resiko sekuritas yang
bersangkutan, di mana resiko yang dimaksud di sini mercerminkan adanya diversifikasi.
CAPM menentukan tingkat keuntungan minimum yang disyaratkan atau minimum required rate
of return dari investasi asset yang berisiko dan trade off resiko. CAPM menjelaskan
keseimbangan antara tingkat resiko yang sistematis dan tingkat keuntungan yang diisyaratkan
sekuritas portfolio. Konsep CAPM berdasarkan pada asumsi pasar modal adalah efisien dan
semua aset dapat dibagi-bagi secara sempurna (perfectly divisible) dan likuid diperjual belikan
setiap asset. Artinya para investor dapat melakukan diversifikasii hingga satuan terkecil dan
dapat melakukan jual beli sekuritas setiap saat. Hal ini telah dibahas sebelumnya.
Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian yang berhubungan dengan CAPM,
Market Risk Premium (MRP atau RPM) dan Security Market Line (SML).
19. Market Risk Premium
Adalah tambahan pengembalian di atas tingkat pengembalian yang bebas resiko sebagai
kompensasi bagi investor karena menanggung tingkat resiko rata-rata.
Security Market Line (SML)
Adalah garis yang memperlihatkan hubungan diantara risiko, tang diukur dengan beta dan
tingkat pengembalian yang disyaratkan dari masing-masing saham.
BAB 11
BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
Biaya Modal adalah suatu tehnik menghitung besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk menggunakan dana dan alternatif sumber dana yang ada.
20. Biaya modal harus dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang harus dihasilkan oleh
perusahaan atas investasi proyek untuk dapat mempertahankan nilai pasar sahamnya.
Empat jenis utama biaya modal (Cost of Capital):
1. Biaya utang (cost of debt) = k (1– T)
Biaya utang setelah pajak (After tax cost of debt).Adalah biaya yang terkait dengan utang baru,
yang tidak memperhitungkan dampak penghematan pajak akibat adanya beban bunga.
Ada dua hal dalam penerbitan obligasi yaitu:
a. Nilai bersih yaitu dana yang sebenarnya diterima dari penjualan surat berharga.
b. Biaya penerbitan sekuritas (flotation cost) yaitu biaya total yang dikeluarkan untuk
mener-bitkan surat-surat berharga yang mengurangi hasil bersih dari penjualan obligasi
yang dijual dengan premi, diskon atau nilai nominalnya.
Skedul Biaya Modal Marjinal
2. Biaya saham preferen (Cost of preferred stock) = kp
Adalah tingkat pengembalian yang dipersyaratkan oleh investor atas saham preferen
perusahaan.
3. Biaya saham biasa (Cost of common stock) = ke
Apabila diadakan emisi saham baru : D1
T1kd
pajaknpenghematabungaTingkat
pajaksetelah
utangΒiaya
Pn
Dp
KppreferensahamBiaya
g
Po
Di
Ke
gPf1PoKe
21. f = flotation cost (%) yaitu under pricing cost, under writing cost, biaya makelar dan lainnya
4. Biaya laba yang ditahan (Cost of retained earning) = ks
Adalah tingkat pengembalian yang dikehendaki pemegang saham atas saham biasa
perusahaan. Laba yang ditahan adalah termasuk biaya oportunitas para investor dari laba setelah
pajak dan dividen yang mungkin diterima
Biaya dari penggunaan dana dari RE berkaitan erat dengan cost of common stock( kc). Besarnya
kr adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (rate of return) dalam saham biasa yang diterima
oleh investor. Dengan kata lain bahwa Kc = kr.
Tetapi bila RE dibagikan kepada pemegang saham, dan mereka ingin menginvestasikan kembali
dalam saham perusahaan , maka ia harus membayar Pajak atas dividend dan brokerage fee
(biaya broker/makelar) untuk memperoleh tambahan lembar saham. Rumus lain dari retained
earnings adalah
Kr = kc( 1-t) ( 1-b)
B – brokerage fee.
Biaya Rata-rata tertimbangan dari modal (WACC)
Adalah biaya yang mencerminkan rata-rata biaya modal dengan menimbang biaya dari
perpaduan utang, saham preferen, saham biasa dan laba yang ditahan sesuai dengan proporsinya
pada struktur modal perusahaan.
Dasar pemikiran atas WACC, ka.
Po
D1
kg
Po
D1
RPkmKs
kanan/diharapdiisyaratkygTP(TP)anilapengembTingkat
22. Biaya modal dari barang modalnya harus dihitung dalam rata-rata tertimbang.
Perusahaan yang terkait adalah suatu perusahaan yang berkelanjutan.
Rata-rata tertimbang adalah sebagai perpaduan dari berbagai jenis dana yang digunakan,
meskipun proyek tertentu dari perusahaan dibiayai dengan beberapa bentuk dana.
Kesimpulan :
1. Besarnya biaya setiap kompenen COC atas long term debt (bonds), preferred stock,
common stock dan retained earning sebesar 12,44% , perlu diindetifikasi dengan
seksama agar manajer dapat mengetahui berapa besar beban biaya yang dibebankan
kepada perusahaan atas penggunaan modal tersebut. Dengan demikian dapat dihitung
WACC atas penggunaan seluruh modal.
2. Perhitungan COC sangat bermanfaat untuk mengevaluasi sejauh mana penggunaan
setiap jenis modal dapat dipertanggung jawabkan . Rate of return dari suatu proyek yang
lebih besar daripada COC yang digunakan oleh proyek tsb menunjukkan penggunaan
dana yang dapat diterima, atau COC berfungsi sebagai discount rate dalam perhitungan
PV “hundle rate”
3. Analisis COC sangat terkait dengan struktur modal yang diinginkan oleh perusahaan
Selama struktur modal dipertahankan tetap tambahan modal jumlah tertentu tidak akan
mempengaruhi tingkat COC atau Marginal Cost of Capital (MCC) dengan Weigted
Average Cost of Capital (WACC).
Skedule WACC menunjukkan grafik hubungan antara biaya rata-rata tertimbang dari dana
hutang, saham preferen, saham biasa dan laba yang ditahan dengan setiap rupiah/dolar .
Biaya Modal Marjinal (Marginal Cost of Capital=MCC)
biasa
ekuitasBiaya
biasa
ekuitas%
preferen
sahamBiaya
preferen
saham%
t1
bunga
Suku
utang%
ks%Wske)%Wekp%Wpt)kd(1%WdWACC
23. Adalah biaya untuk setiap rupiah/dolar tambahan modal, MCC merupakan biaya rata-rata
tertimbang dari setiap rupiah dan dolar terakhir yang ditam-bahkan ke dalam modal. Jadi dalam
hal ini WACC meningkat, karena investor meminta pengembalian lebih besar dalam bentuk
bunga, dividen sebagai kompensasi peningkatan resiko.
Skedule MCC
Adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara biaya rata-rata tertimbang dari modal
perusahaan dengan setiap rupiah/dolar atas penambahan modal perusahaan.
Titik Patokan (Break Point = BP)
Adalah nilai modal baru yang dapat diperoleh sebelum biaya rata-rata tertimbang dan modal
mengalami kenaikan.
Keterangan :
AFz = Jumlah dana yang tersedia dari sumber keuangan (z) pada tingkat biaya yang
ditetapkan.
Wz = Proporsi struktur modal untuk sumber keuangan (z).
Sebagai patokan, Titik Patahan (BP) akan terjadi apabila biaya dari salah satu kompenen modal
mengalami ke-naikan sehingga BP juga meningkat. Maka perhitungannya.
Break Point Retained Earning.
BAB 12
STRUKTUR MODAL, LEVERAGE DAN KEBIJAKAN DIVIDEN
Struktur modal adalah merupakan bauran atau perpaduan dari utang jangka panjang, saham
preferen dan saham biasa (saham biasa dan laba ditahan) yang dikehendaki perusahaan dalam
struktur modalnya.
Wz
AFz
BPPointBreak
modalstrukturdlmtersebutkomponenPresentase
rendahmasihbiayanyasaatmodalkomponenjmlTotal
BE
24. Struktur modal adalah keputusan dalam mengambil keputusan pembiayaan perusahaan karena
secara langsung berakibat terhadap biaya modal, keputusan investasi dan meningkatkan nilai
perusahaan
Jenis-Jenis Modal
Dapat dilihat dari neraca passiva.
Aktiva Hutang lancar
Hutang jangka panjang Modal Total
Pinjaman Modal
Modal Pemegang saham
1. Saham preferen
2. Saham biasa Modal
3. Laba ditahan Sendiri
Resiko Bisnis dan Keuangan
Resiko Bisnis
Adalah resiko yang berkaitan dengan proyeksi tingkat pengem-balian atas ekuitas (ROE)
suatu perusahaan di masa yang akan datang, dengan asumsi bahwa perusahaan tersebut tidak
meng-gunakan utang.
Resiko keuangan
Adalah bagian dari resiko yang ditanggung pemegang saham, yang melebihi resiko bisnis
yang mendasar, sebagai akibat dari penggunaan leverage keuangan.
Leverage Keuangan
25. Adalah ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas ber-penghasilan tetap (utang
dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan.
TINGKAT LEVERAGE
Leverage
Adalah penggunaan assets dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang
mengeluarkan biaya tetap dengan maksud agar dapat meningkatkan keuntungan potensial bagi
pemegang saham.
Dilihat dari income statement (full costing)
Sales Revenue XXX
Cost of good sold (Fc dan Vc) XX Operating Leverage
Gross profit XX (Degree of operating
Operating expences XX Levrage= DOL)
EBIT XX
_________________________________
Ineterst XX Financial Leverage
EBT XX (Degree of financial
Tax rate XX Leverage = DFL)
EAT XX
Tingkat Leverage keuangan (Degree of Financial leveraga)
26. Adalah persentase perubahan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa yang diakibatkan
oleh berubah-nya laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dalam persentase tertentu.
Tingkat leverage total (Degree of Total/Combined Leverage = DTL / DCL)
Adalah persentase perubahan EPS yang diakibatkan oleh perubahan penjualan sebesar persentase
tertentu .
Dapat disimpulkan bahwa masalah DFL baru akan timbul setelah perusahaan menggunakan
dana dengan beban tetap, yang menghasilkan “Favorable Financial Leverage” atau efek yang
menghasilkan positif apabila pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tsb lebih besar
daripada beban tetapnya. Efek yang menguntungkan ini (DFL) sering disebut “Trading on the
Equity”
INDIFFERENCE POINT.
Menentukan struktur modal yang optimal
Adalah struktur modal yang memak-simumkan harga saham perusahaan, dan hal ini
memerlukan rasio utang yang lebih rendah daripada rasio utang yang memaksimumkan EPS.
Analisa pengaruh leverage keuangan terhadap EBIT/EPS
Analisa atas EPS yang indiferen
Analisa Titik indiferen EPS (Indifference Point atau break Even Point EBIT dan EPS)
Adalah tingkat penjualan yang mengakibatkan EPS menjadi sama meskipun perusahaan
melakukan pembiayaan dengan utang, saham biasa ataupun saham prerferen.
EPS indifference point akan lebih jelas dalam grafik sehingga kelihatan keunggulan dari
sumber dana yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Titik penjualan dibawah titik indiference point, nilai EPSnya akan lebih tinggi jika
perusahaan lebih banyak menggunakan saham biasa.
27. Tingkat penjualan diatas titik indiferen, nilai EPSnya akan lebih inggi jika perusahaan
menggunakan utang.
Perusahaan dapat menggunakan dana operasinyan dengan memilih alternatif antara hutang
dengan dengan modal saham, atau modal saham dengan saham preferen, atau ketiganya
digunakan. Hubungan Indifference Point (IP) berarti terjadi hasil EPS dengan EBIT adalah sama
(break even EPS dan EBIT). Pada kondisi ini, pertimbangan pembelanjaan (financial mix)
dalam tingkat leverage factor berapapan EPS dan EBIT sama, sehingg manajemen dapat memilih
sumber dana yang paling menguntungkan perusahaan.
Analisis IP disebut juga “tititk impas dalam financial leverage atau analisis hubungan EBIT
dengan EPS dalam struktur modal. “
(EBIT- I) (i- t) PD
EPS= -----------------------------
NS
Dimana
I= Bunga hutang obligasi dllnya.
PD = Dividen tahuna saham preferen.
T = Tax rate.
NS atau S1 dan S2 = Jumlah lembar saham
Grafik Indifference Point, ketiga sumber pendanaan tsb diatas dapat dilihat pada : ANIMASI
MATERI KULIAH INI.
bygS
J
m
T
)
-1
)
-(EBITB
u
-bT
o
-
Pe
nju
E
P
=
28. Analisa Likuiditas dan arus kas.
Sejumlah kesulitan praktis sehubung-an dengan jenis analisis.
a. Kesulitan dalam menentukan secara pasti pengaruh leverage keuangan P/E (perbandingan
antara harga dengan keuntungan).
b. Perbedaan tingkat kekonservatifan manajer dengan pemegang saham
c. Keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang mungkin berten-tangan dengan
maksimisasi harga minimisasi biaya modal yang berjangka pendek.
KEBIJAKAN DIVIDEN
Kebijakan dividen (dividen policy) dapat diartikan kebijakan untuk menentukan berapa banyak
dari laba harus dibayarkan kepada pemegang saham dan berapa banyak yang akan ditanam
kembali di perusahaan.
Tiga Pembagian Kebijakan Dividen.
1. Membagi dividen sebesar-besarnya.
2. Membagi dividen atau menerbitkan saham baru.
3. Membagikan dividen sekecil-kecilnya, kalau perlu tidak usah dibagikan dividen.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen
a. Peraturan hukum
b. Faktor likuiditas
c. Faktor biaya penerbitan saham baru (emisi saham)
d. Pengendalian
=
EPSPriceMarke
Stock
29. e. Stabilitas keuntungan dan kebangkrutan
f. Biaya transaksi dan kebutuhan modal
g. Tingkat pengembalian aset
Kebijakan Dividen yang optimal
Adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan
pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksi-mumkan harga saham perusahaan.
Dua teori kebijakan Dividen
1. Teori ketidakrelevanan (irrelevansi) dividen.
Adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan deviden perusa-haan tidak mempunyai
pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya.
Teori ini dikemukakan tahun 1966 oleh Merton H. Miller dan Franco Modigliani yang
terkenal dengan teori “MM”. Inti teori ini adalah dalam dunia yang sempurna (ada kepastian,
tidak ada pajak, tidak ada biaya transaski dan tidak pasar lain yang sempurna) maka nilai
perusahaan tidak dipengaruhi oleh dividen. Teori ”MM” memberikan beberapa asumsi agar teori
yang terkendali (manageable).
2. Teori bird – in -the hand tallacy.
Adalah dividen memiliki resiko yang lebih kecil daripada resiko kenaikan nilai modal,
oleh karena itu, ks, akan naik jika pembagian dividen dikurangi. Teori ini dikem-bangkan oleh
Gordon-Lintner yang intinya bahwa investor memandang seekor burung di tangan lebih berharga
dari pada seribu burung di udara. Teori Gordon-Lintner ini ditentang oleh teori “MM” dan
sebaliknya.
Dua isu lainnya tentang kebijakan deviden.
1. Information Content (Signaling Hypothesis)
Adalah teori yang menyatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen pertanda
bagi perkiraan manajemen atas laba.
30. 2. Clientele Effect
Adalah kecendrungan perusahaan untuk menarik jenis investor yang menyukai kebijakan
dividennya.
Kebijakan Dividen dalam praktek
1. Kebijakan dividen residual
Adalah kebijakan di mana dividen yang dibayarkan sama dengan laba aktual dikurangi dengan
laba yang perlu ditahan untuk membiayai anggaran modal perusahaan yang optimal.
Dasar dari kebijakan ini adalah kenyataannya bahwa investor lebih menginginkan perusahaan
mena-han dan menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya dalam bentuk dividen,
apabila laba yang diinvestasikan kembali terse-but dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi
daripada tingkat pengembalian (laba) rata-rata yang dapat dihasilkan sendiri oleh investor dari
investasi lain dengan resiko yang sebanding.
2. Dividen yang konstan (naik secara mantap)
Adalah kebijakan dividen tahunan yang tidak akan pernah diturunkan dalam jumlah
persentase tertentu dari laba kepada pemilik setiap periode pembayaran dividen. Dalam hal ini,
terdapat kebijakan Dividen Pay Out Ratio (DPR) adalah persentase dari setiap rupiah/dolar yang
dihasilkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai, dihitung dengan membagi dividen kas
per saham dengan laba per saham.
Dividen rendah teratur dan ditambah ekstra (Low regular extra dividen policy)
Adalah kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran deviden rendah secara teratur kemudian
ditambah dengan dividen ekstra bila ada jaminan kelebihan dana yang tersedia.
Rencana Reinvestasi Dividen (Dividen Reinvestmen Plan=DRP)
Adalah rencana yang memungkinkan pemegang saham untuk secara otomatis menginvestasikan
kembali dividennya dalam bentuk saham perusahaan.
Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap ks
31. 1. Keinginan pemegang saham akan penghasilan sekarang ini dibanding penghasilan yang
akan datang.
2. Tingkat resiko dividen dibanding dengan kenaikan nilai modal (capital gain).
3. Informasi atau pertanda yang terkandung pada dividen.
Stabilitas Dividen
Adalah para investor lebih tertarik pada kondisi stabilitas dividen peru-sahaan daripada
dividen pay out ratio yang tinggi. Stabilitas dividen disini, tetap memperhatikan tingkat pertum-
buhan perusahaan.
Saham yang memberikan dividen yang stabil selama periode tertentu akan mempunyai harga
yang lebih tinggi daripada saham yang mem-bayar dividennya dalam persentase yang tetap
terhadap laba.
Dividen Saham (Stock Dividend)
Adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk tambahan, bukan dalam bentuk uang tunai/kas.
Stock Splits
Adalah pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai saham yang lebih kecil, dan jumlah saham
beredar meningkat secara proporsional sebagai akibat penurunan nilai saham.
Reserve stock splits (pemecahan balik saham)
Adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan harga saham perusaha-an dengan cara
menukar sejumlah saham beredar untuk saham baru.
Saham yang dipecah 1 dari 2 1 saham baru ditukar dengan 2 saham lama
Saham yang dipecah 2 dari 3 2 saham baru ditukar untuk 3 saham lama
Pembelian kembali Saham (Stock Repurchace)
Adalah suatu transaksi dimana suatu perusahaan membeli kembali seba-gian dari
sahamnya sendiri.
32. Jumlah saham yang beredar akan berkurang dan harga saham mening-kat maka laba juga
akan meningkat.
Maksud pembelian kembali saham adalah mempertinggi nilai saham yang dimiliki
dan menolong untuk meng-halangi orang-orang/investor-investor yang tidak diinginkan
mengambil alih perusahaan.
Tiga cara peningkatan nilai saham dengan pembelian kembali saham.
a. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar dan dapat mening-katkan EPS.
b. Memberi signal positif kepada investor di pasar dan manajemen percaya saham dinilai
rendah.
c. Memberi dasar sementara untuk harga saham yang mungkin turun.
Keputusan Pembiayaan Jangka Panjang
Ekuitas Saham Biasa
Adalah jumlah saham biasa modal disetor dan laba ditahan yang dimiliki perusahaan yang setara
dengan total investasi pemegang saham biasa di dalam perusahaan.
Nilai buku per saham (Book value per share)
Adalah nilai akuntansi dari selembar saham biasa, setara dengan ekuitas saham biasa (dengan
saham biasa ditambah dengan laba yang ditahan) dibagi dengan jumlah lembar saham yang
beredar.
Hak-Hak Hukum dan Istimewa Pemegang Saham Biasa
Pengendalian perusahaan
1. Surat kuasa (Proxy)
Ialah suatu dokumen yang memberi seseorang wewenang untuk bertindak atas nama
orang lain, umumnya kuasa untuk memberikan suara atas saham biasa.
33. 2. Proxy Fight (Perebutan kuasa)
Adalah usaha yang dilancarkan oleh perseorangan atau suatu kelompok untuk
memperoleh pengendalian atas perusahaan dengan jalan meminta kuasa dari pemegang
saham untuk mewakili hak suara pemegang saham dalam memilih mana-jemen baru
bagi perusahaan.
3. Pengambilalihan (Take over)
Adalah tindakan dengan jalan mana seseorang atau suatu kelompok berhasil memecat
manajemen perusahaan dan mengambil kendali atau perusahaan.
4. Hak Preemtif (Preemptive Right)
Adalah ketentuan dalam anggaran rumah tangga perusahaan yang memberikan kepada
pemegang saham biasa hak untuk membeli atas dasar prorata saham biasa yang baru
diterbitkan.
Pasar untuk saham biasa
1. Bursa Pararel (Over the counter = OTC market)
Adalah jaringan dealer yang mengurus perdagangan seku-ritas yang belum
terdaftar (unlisted).
2. Bursa utama (Organized Security Exchange)
Adalah organisasi resmi yang mempunyai lokasi fisik yang nyata, yang
memudahkan perdagangan sekuritas terdaftar (listed).
Tiga Jenis Transaski Pasar Saham
1. Pasar Sekunder (Secondary market)
Adalah pasar di mana saham yang telah beredar (used stock)
diperdagangkan sesudah saham-saham tersebut diterbitkan oleh perusahaan.
Perdagangan saham beredar dari perusahaan punlik yang sudah mapan.
34. 2. Pasar Perdana (Primary market)
Adalah pasar di mana perusahaan menerbitkan sekuritas baru untuk
menambah modal perusahaan. Saham tambahan dijual oleh perusahaan publik yang
sudah mapan.
Keputusan untuk “ Going Public”
Adalah tindakan menjual saham kepada masyarakat umum oleh suatu perusahaan
keluarga atau pemegang saham utamanya.
Bursa Emisi (New Issue Market)
Adalah pasar yang terdiri dari saham perusahaan yang baru saja “Going
public”
Keunggulan dari “Going Public”
1. Membuka jalan bagi pemegang saham untuk melakukan diversifikasi.
2. Menaikkan likuiditas.
3. Mempermudah perusahaan mendapatkan uang tunai.
4. Memberikan ukuran atau nilai perusahaan.
Kelemahan dari “ Going Public”
1. Biaya pelaporan ke Bapepam atau SEC.
2. Pengungkapan informasi (Disclosure).
3. Kekurang leluasaan bagi diri Pemilik (Self Dealings)
4. Pasar yang lesu dengan harga yang rendah.
5. Pengendalian.
Proses Bank Investasi
Bank Investasi (Investment banker) adalah perantara dibidang keuangan yang membeli sekuritas
dari peru-sahaan dan pemerintah serta men-jualnya kembali kepada perusahaan dan masyarakat.
Fungsi Bank Investasi
35. a. Menjamin penerbitan-penerbitan sekuritas.
b. Memberi nasehat kepada klien/ langganan.
Proses Penjaminan Emisi (Underwriting) adalah proses dimana pihak bankir investasi membeli
surat-surat berharga dari perusahaan penerbit sekuritas tersebut dengan harga yang lebih rendah
dari harga yang akan dijual kembali.
Tanggung jawab bank investasi kepada emiten
1. Penjamin emisi dengan kesanggupan penuh (full commitment underwriting)
menanggung resiko.
2. Penjamin emisi dengan kesanggupan terbaik (best effort undrwriting) berperan sebagai
agen.
3. Penjamin emisi dengan kesanggupan siaga (stand by commitment) Disamping
menawarkan juga mau membeli sekuritas yang tidak laku.
BAB 13
UTANG JANGKA PANJANG
36. Instrumen Utang Jangka Panjang (Long Term Debt)
Utang jangka panjang adalah suatu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur, di mana
kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah uang tertentu dan peminjam bersedia
membayar secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman.
Disamping sumber pembiayaan jangka panjang dari saham biasa dan saham preferen, dapat
dilakukan :
• Meminjam melalui bank, cepat, fleksibel dan biaya relatif rendah
• Obligasi, dengan masa jatuh tempo antara 5 s/d 30 tahun.
Terdiri dari : mortgage bond (obligasi dijamin sejumlah aset berupa hipotek atau gadai),
debenture bond (obligasi tanpa jaminan) dan debenture subordinate (obligasi memiliki klaim
atas aktiva kalau terjadi likuidasi)
Kebaikan dan Kelemahan Long Term Debt atau Obligasi(Bond)
Kebaikan Long Term Debt
Biaya modal setelah pajak relatif rendah.
Bunga yang dibayarkan merupakan pengurangan pajak penghasilan.
Dengan financial leverage dimungkinkan EPS meningkat.
Pengendalian operasi perusahaan oleh pemegang saham tidak mengalami perubahan.
Kelemahan Long Term Debt
1. Financial risk perusahaan meningkat, akibat meningkatnya financial leverage.
2. Batasan yang disyaratkan kreditur seringkali menyulitkan manajemen.
3. Munculnya “Agency problem” yang mengakibatkan semakin mening-katnya agency
costs.
Hal-hal Khusus dalam Perjanjian Utang.
37. 1. Indentur obligasi
2. Waliamanat (Trustee)
3. Syarat-syarat pembatas (Restrictive covenants)
4. Ketentuan Penarikan (Call Provision)
5. Dana pelunasan (Sinking fund)
6. Obligasi tanpa bunga (sangat rendah) atau Zero coupun bond
7. Obligasi dengan suku bunga mengambang (floating rate bond)
8. Junk Bond vs LBO
Bunga Kredit Jangka Pendek Versus Bunga Kredit Jangka Panjang
Perusahaan mengambil kebijakan batas waktu kredit jangka pendek (kurang dari satu tahun) dan
kredit jangka panjang (lebih dari satu tahun). Dapat terjadi jangka waktu pertukaran modal yaitu
pemakaian modal dalam beberapa bulan atau dapat lebih dari setahun.
Jangka Waktu Kritis / X :
Adalah jangka waktu dimana penggunaan sumber modal dari luar (asing) jangka pendek
biayanya atau beban bunganya sama besar dengan apabila perusahaan menggunakan modal
sumber dana luar (asing) jangka panjang.
Asumsi : Kpd > Kpj > Bb
Dimana :
Kpj = Bunga kredit jangka panjang
Kpd = Bunga kredit jangka pendek
bulan12atauhari360
Bb-Kpd
Bb-KPj
XkritisJangka x
38. Bb = Bunga bank
PEMBIAYAAN CAMPURAN
1. Saham Preferen
Sudah pernah dibaha
2. Leasing
Adalah suatu kontrak perjanjian antara pemilik aktiva (lessor) dan pihak lain yang
memanfaatkan aktiva tersebut (lesse) dimana lessor berkewajiban membayar sejumlah
uang kepada pihak lesse secara berkala untuk jangka waktu tertentu.
Keuntungan dengan pembiayaan dengan leasing
1. Sumber jangka menengah.
2. Kemampuan memperoleh kredit.
3. Menafaatkan aktiva dan tidak perlu membayar biaya perawatan, pajak dan asuransi
(sesuai kontrak).
4. Perlindungan terhadap inflasi.
5. Tingkat pembayaran secara cicilan.
6. Tingkat suku bunga tetap.
Kelemahan dengan pembiayaan leasing
1. Suku bunga lebih tinggi dari bank.
2. Harus ada agunan yang cukup.
Sudah harus membayar sewa pada saat kontrak ditandatangani,
Jenis-jenis Leasing
1. Jual dan sewa balik (Sales and Lease Back)
39. 2. Lease Operasi (Operating lease)
3. Lease Keuangan atau Modal (Capital Lease)
Opsi (Option)
Adalah kontrak yang memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual
sesuatu aktiva dengan harga yang telah ditentukan terlebih dahulu selama jangka waktu
tertentu.
Opsi Beli (Call Option)
Adalah opsi untuk membeli saham dengan harga tertentu dan selama jangka waktu
tertentu.
Opsi Jual (Put Option)
Adalah opsi untuk menjual selembar saham dengan harga tertentu dan dalam jangka
waktu tertentu.
Waran (Warrant)
Adalah opsi jangka panjang untuk membeli sejumlah tertentu saham biasa dengan harga
tertentu.
Nilai Rumusan (Formula Value) VS Harga Opsi
Adalah nilai opsi yang dihitung sebagai harga saham dikurangi harga patokan atau harga
pelaksanaan.
Rasio Konversi dan Harga Konversi
Conversion Ratio = CR
patokan
Harga
itusaat
sahampasarHarga
patokan
rumusanHarga
40. Adalah jumlah lembar saham biasa yang akan diperoleh dengan menukarkan selembar
obligasi konvertibel atau saham preferen konvertibel.
Conversion Price = CP
Adalah harga efektif yang dibayarkan atas saham biasa yang diperoleh dengan
menukarkan sekuritas konvertibel.
MERGER, DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN LBOs
Merger
Adalah kombinasi atau penggabungan dari beberapa perusahaan, dimana salah satu atau lebih
perusahaan tersebut hilang dan membentuk satu perusahaan baru.Merger disebut juga
“Consolidation” yaitu apabila dua perusahaan ukurannya kurang lebih sama.
Dasar pemikiran merger
1. Sinergi
2. Pertimbangan pajak
3. Pembelian aktiva di bawah biaya penggantian
4. Diversifikasi
5. Mempertahankan pengendalian
Jenis-jenis Merger
1. Merger Horisontal
Adalah gabungan dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam satu bidang usaha yang
sama.
2. Merger Vertikal
Adalah gabungan antara dua perusahaan antara industri hulu dengan hilir.
CR
ObligasiPariNilai
PCkonversiHarga
41. 3. Merger Kongenerik
Adalah penggabungan perusahaan yang bergerak pada industri umum yang sama, tetapi
tidak ada hubungan pelanggan dan pemasok di antara kedunya.
4. Merger Konglomerat
Adalah penggabungan perusahaan dari industri yang benar-benar berbeda.
Prosedur merger.
Merger sukarela (Friendly Merger)
Adalah merger dengan syarat-syarat yang dapat diterima oleh manajemen kedua
perusahaan.
Merger secara paksa (Hostile Merger)
Adalah merger yang ditentang oleh manajemen dari perusahaan sasaran (target
company). Perusahaan sasaran adalah perusahaan yang dicoba diambil alih oleh perusahaan
lain.
Tawaran pengambil alih (Tender Offer)
Adalah tawaran dari suatu perusahaan untuk membeli saham perusahaan lain yang
disampaikan langsung kepada pemegang saham perusahaan tersebut. Hal ini acap kali, tetapi
tidak selalu mendapat tantangan dari manajemen perusahaan sasaran.
Merger Operasi versus Merger Keuangan
Merger Operasi
Adalah merger yang memadukan operasi dari perusahaan-perusahaan yang bergabung
dalam merger guna tercapainya efek sinergistik.
Merger Keuangan
42. Adalah merger yang tidak menyatuhkan operasi dari perusahaan yang bergabung,
sehingga dari merger tersebut tidak diharapkan adanya manfaat operasional.
Alasan-alasan melakukan merger
Ada cara masuk akal (sensible) dan tidak masuk akal (dubiuos). Alasan merger adalah sbb:
1. Dapat beroperasi efektif- efisieien
2. Manajemen yang lebih baik.
3. Meningkatkan pertumbuhan.
4. Penghematan pajak yang belum dimanfaatkan.
5. Memanfaatkan dana yang “idle”
6. Untuk meningkatkan EPS.
Tiga Hal Penting Taktik Defensif atau bertahan
White knight
Posion pill (merusak perush)
Parasut Emas (Golden farachutes)
Divestiture
Adalah penjualan sebagian aktiva operasi perusahaan.
Jenis-jenis Divestitur
1. Penjualan satu unit operasi kepada perusahaan lain.
2. Penjualan unit yang akan dilepaskan kepada manajer ybs.
3. Pemisahan unit tertentu untuk dijadikan sebagai perseroan baru.
4. Likuidasi aktiva secara langung kepada masyarakat.
43. Spin off
Adalah divestitur dimana saham perusahaan anak diberikan kepada pemegang saham
perusahaan induk.
Holding company
Adalah perseroan yang memiliki saham pada perusahaan lain dalam jumlah tertentu
sehingga ia dapat mengendalikan perusahaan tersebut.
Perusahaan Induk (Parent Company)
Adalah holding company yaitu perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain karena memiliki
saham perusahaan tersebut dalam jumlah yang besar
Operating Company(badan hukum terpisah dari holding company)
Keunggulan Holding Company
1. Hak kendali tanpa pemilikan penuh
2. Pemisahan resiko
3. Badan hukum terpisah
Kelemahan Holding Company
1. Pemajakan berganda parsial
2. Mudah dipaksa untuk melepas saham
Leveraged Buyouts (LBOs)
Adalah transaksi dimana saham perusahaan yang dimiliki oleh publik (masyarakat luas) dibeli
dengan menggunakan dana yang sebagian besar berasal dari utang, sehingga mengakibatkan
perusahan tersebut menjadi milik perorangan dengan leverage yang sangat tinggi. Acap kali
manajemen perusahaan itu sendirilah yang melakukan LBOs.
44.
45. BAB 14
ANALISIS KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BUMS DAN BUMN
Kesulitan keuangan dan prediksi kebangktutan
Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dalam
jangka pendek (likuiditas atau technical solvency) dan mengalami insolvency (debt > asset).
Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban melebihi total aktiva. Sebagai contoh di
Indonesia tahun 1997-an, puluhan bank mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak ingin
bank-bank tsb bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang sangat merugikan Negara dalam
jumlah yang sangat besar sehingga berdampak kepada perekonomian Indonesia sampai saat ini.
Pemerintah memberikan kredit BLBI karena menjaga kredibilitas pemerintah di mata maryarakat
dan dunia.
Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu likuidasi(kebangkrutan) dan reorganisasi
(retrukturisasi).Hal-hal perusahaan dalam mengalami kebangkrutan al: kegagalan dibidang
manajemen, operasional, penyelewengan, bencana, persaingan yang sangat tajam dan lainnya.
Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan :
a. Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak kompeten
b. Kurangnya pengalaman secara manajerial.
c. Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan fungsi lainnya tidak baik.
d. Penyelewengan dan korupsi atau KKN.
e. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli, dan lainnya
f. Peraturan pemerintah yang memberatkan antara lain kenaikan BBM,perpajakan dan
lainnya.
g. Karena persaingan yang sangat tajam antar perusahaan sejenis.
h. Mengalami kerugian terus menerus.
46. i. Faktor-faktor lainnya.
Metode Memprediksi Kebangkrutan
• 1. Analisis Rasio Keuangan
• 2. Z Score – Metode Altman
• 3. Shut Down Point – Shut Down Cost
• 4. Analisis Surat Keputusan MenNeg BUMN
• Note: BUMS tidak menggunakan metode ke-4
Analisis kebangkrutan
1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu:
1) Analisis Univariate
Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penympangan
Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya tetap berbanding
pendapatan operasi (operation income) atau rasio FC/OI tidak baik dan pengaruh Time Interest
Earned (TIE) yang dibandingkan dengan laba (bunga lebih tinggi dari laba).Penilaian prediksi
kebangkrutan dapat juga dilakukan dengan menilai rasio-rasio keuangan lainnya.
2) Analisis Multivariate.
Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu persamaan. Contohnya
model regresi:
Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn
Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis diskriminan
dengan menggunakan tehnik statistic.
47. Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman di New York University
pertengahan tahun 1960 menggunakan “analisis diskriminan” untuk memprediksi kebangkrutan
perusahaan. Altman adalah pioner memprediksi tentang kebangkrutan.Altman menganalisis
perusahaan besar di USA dengan 22 rasio keuangan, tetapi hanya 5 rasio dominan dalam
memprediksi perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak.
Analisis diskriminan/ kebangjrutan terdiri 3 tahap:
a. Menyusun klasifikasi kelompok bersifat mutually exclusive. Setiap kelompok
dibedakan dengan satu distribusi peluang (probability distribution) sesuai cirri-cirinya.
b. Mengumpulkan data untuk pengamatan dalam kelompok.
c. Menurunkan kombinasi linier dari ciri-ciri tsb “paling baik” mendiskrimi nasikannya
(membedakannya) diantara kelompok “paling baik”, artinya kombinasi yg meminumkan
peluang ada kesalahan klasifikasi.
Altman Model”s., fungsi Z (Zeta)
Z= ,012X1+0,14X2+0,033X3+0,006X4+0,999X5
Dimana:
X1 = Modal Kerja/Total Aset ( %)
X2= Laba ditahan/Total Aset (%)
X3= Laba sebelum bunga dan pajak/Total Aset (%).
X4= (Nilai pasar Saham Biasa dan Saham
Preferen) / Nilai Buku Total Utang. (%)
X5 = Penjualan /Total Aset.(kali)
Penggunaan model Altman ini untuk perusahaan yang “Go Public”, karena kalau
perusahaan tidak “Go Public”, nilai pasar saham tidak dapat dihitung dengan teliti.Agar ini
juga dapat digunakan untuk perusahaan “Non Go Public” Altman menggantinya, menggunakan
48. nilai buku (book value) Common Stock dan Preferred Stock, kemudian model “Diskriminan
Altman”, menjadi :
Z= 0,717X1+0,847X2++3,107X3+ 0,42 X4 + 0,998 X5.
Yang berbeda adalah kompenen X4 dari Market Value menjadi Book Value.
Score Z untuk memnentukan suatu perusahaan bangkrut atau tidak,yaitu;
Z score:
1) Secara Umum digunakan.
a. 1.80 or less = Very high Probability of bankruptcy
b. 1.81 – 2,70 = High Probability of Bankruptcy.
c. 2,71 – 2,99 = Possible Bankruptcy.
d. 3 or above = Far from being bankruptcy
2) Menurut Book Value dan Market Value, Z score:
Market Value Book Value
1. Very High Probability
of Bankruptcy 1,80 or less 1,20 or less
2. High Probalbility Bankruptcy Z 1,81 -2,99 1,20 –2,90
3 Possible Bankrkuptcy Z> 2,99 2,90
4. Far from being bankruptcy 3,00 above 3,00 above
Kemudian Altman, mengembangkan 4 versi variabel yang berlaku perusahaan public mapun
pribadi, atau perusahaan manufaktur dan jasa.
Z = 6,56X1+ 3,26X2 +6,72X3 + 1,05X4.
49. Dalam 4 versi ini, tidak tercatat total penjualan dibagi total asset, sehingga analisisnya sempit
bila dibanding dengan kedua model Altman diatas.
Dalam kuliah MKP, yang kita pakai adalah kedua model tsb diatas ( 5 versi atau dari X1
s/d X5) dengan mengklasifiasikan perusahaan “Go public dan bukan Go public”.
2. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN).
Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN, sampai saat ini berlaku Keputusan
Menteri Negara BUMN No: 100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002.
Setiap BUMN harus membuat analisis kesehatan suatu BUMN, yang dilaporkan ke Menteri
BUMN.
Dalam SK tersebut dikategorikan hal-hal sebagai berikut:
A. Tingkat kesehatan:BUMN
1. Sehat, terdiri dari :
a. AAA apabila total (TS) > 95
b. AA apabila 80 <=”95
c. A apabila 65 <TS<=”80.
2. Kurang Sehat, yang terdiri dari :
a. BBB apabila 50<TS<=”65
b. BB apabila 40<.TS<=”50
c. B apabila 30<TS< =”40.
3. Tidak sehat, yang terdiri dari:
a. CCC apabila 20<TS<”30
b. CC apabila 10<TS<=”20
50. c. C apabila TS<=”20
Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap Kinerja perusahaan meliputi:
A. Aspek Keuangan..
Indikator dan Bobot Keuangan BUMN Non Infra Struktur
B . Aspek Operasional.
Aspek Operasional.
Baik Sekali (BS),Skor =100%x Bobot indikator ybs.
Baik(B), Skor =80%x indikator yang bersangkutan
Cukup(C), Skor=50%x indikator yg bersangkutan
Kurang(K), skor=20%x indicator yg bersangkutan
Baik Sekali, dsb artinya sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau di antara
normal baik diukur dari segi kualitas(waktu, mutu dsb) dan kuantitas
(produktivitas,rendemen).
C. Aspek Administrasi.
Aspek Administrasi(BUMN non infrastruktur)
Laporan perhitungan tahunan Skor
s/d akhir bulan ke 4 3
s/d akhir bulan ke 5 2
lebih dari akhir bulan ke 5 0
Indikator yang dinilai adalah:
1) Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kalau LPT diterima s/d akhir bulan ke 4,
maka nilai BUMN =3.
2) Rancangan Rencana Anggaran dan Anggaran Perusahaan (RKAP), kalau
diterima 2 bulan atau lebih cepat maka nilai BUMN= 3.
51. 3) Laporan Periodik, kalau diterima Dekom/Pengawas dan Pemegang saham atau
Menteri BUMN paling lambar 2 bulan setelah berakhirnya periode. Jumlah
keterlambatan :
Lebih cepat sama dengan nol hari skor= 3, dan
0<x< 30 hari skor = 2, 30<x<60 hari skor =1, dan <60 skornya =0
4) Laporan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) merupakan hal yang
harus dilakkan oleh BUMN. Indikatornya dengan menilai efketivitas penyaluran
bantuan nilai skor = 3, dan Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dengan skor
=3, Jumlah skor untuk PUKK ini = 6.
Pada umumnya Persero, milik BUMN memberikan data maupun laporannya ke
Menteri, Dekom, Pemegang Saham disampaikan tepat waktu begitu juga masalah
PUKK dsbnya, karena para Direksi dapat melakukan koordinasi masalah ini dengan
divisi-divisinya.
Analisis Shut Down Point
Memprediksi Kebangkrutan – Penutupan Usaha
• Alat yang dipakai adalah Cash BEP
• (Shut Down Point)
• Pada titik impas tidak ada laba dan tidak selalu perusahaan ditutup pada kondisi BEP
karena perusahaan masih mendapatkan sisa uang. Biaya yang timbul pada suatu periode
adalah biaya tunai (memerlukan pengeluaran uang = out of pocket cost) dan biaya yang
tidak memerlukan pengeluaran uang (sunk cost atau penyusutan).
• Shut Down Cost (SDC) adalah beban tetap yang harus dibayar oleh perusahaan walaupun
perusahaan tidak melakukan aktivitas. Perusahaan yang tidak ada kegiatannya seperti
pabarik harus membayar gaji saptam, asuransi gedung,abonemen listrik, air dan lainnya.
Shut Down Point (SDP) adalah jumlah satuan barang yang harus dijual agar dapat
menutup biaya tunai. SDP grafiknya hamper sama dengan cash break event point.
• SDP = F / contirbution margin per unit.
• Dapat dikatakan bahwa penutupan usaha dapat dilakukan pada saat titik impas kas terus
menerus yaitu pada saat jumlah penjualan dengan biaya tunai atau pada saat titik impas
kas. Grafik titik impas kas dapat dipakai sebagai gambaran SDP dalam Q dan
rupiah/dolar.
52. Alternatif-Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan.
• 1. Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan :
• a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum
• begitu parah(early warning system).
• b. Melakukan “Extension (perpanjangan) “yaitu melakukan negosiasi dengan
kreditor dan pemasok untuk memperpanjang jatuh tempoh utang
• c. Composition (Komposisi) yaitu melakukan negosiasi dengan
kreditor/pemasok untuk dapat mengurangi besarnya tagihan, atau klaim hutang dari
100% menjadi 60%.
• d. Melakukan likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar dibandingkan dengan “going
concern atau terus menerurs”, bila perusahaan dilikuidasi secara formal.
• e. Melakukan merger/concolidation dengan perusahaan lainnya.
2. Pemecahan Secara Formal. dilakukan dengan
a. Kesulitan keuangan sudah parah, kreditor dan pemasok ingin ada jaminan keamanan
dananya dan keadilan secara hukum.
b. Bila nilai perusahaan > Nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan
reorganisasi,mengubah struktur modal dengan perubahan komposisi (composition) .
c. Jika Nilai Perusahaan < Nilai Perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan likuidasi lebih baik
dengan menjual aset-aset kemudian dibayarkan kepada kreditur dan pemasok dibawah
pengawasan pihak ketiga.
d. Retrukturisasi untuk dapat “bernafas lega”, suatu cara untuk mengurangi beban-beban
yang menghimpit perusahaan atau “collapse” untuk meringankan beban keuangan yang tetap
(beban bunga). Retrukturisasi dapat dilakukan dengan “Extension dan Composition”
Kebaikan perbaikan dengan alternative Formal ada 2 hal penting yaitu:
a. COMMON POOL,
Asumsikan perusahaan dengan nilai utang kepada 14
kreditor/pemasok masing-masing $ 2 juta atau $ 28 juta. Nilai pasar perusahaan
53. hanya $ 23 juta, dan kalau dilikuidasi asetnya hanya dapat dijual sebesar $ 18 juta. Kondisi
perusahaan sudah “collapse” tidak dapat membayar utang-utangnya, dan kreditor
meminta agar perusahaan dibangkrutkan.
”Kebangkrutan pada salah seorang kreditor/pemasok dapat
mengakibatkan kebangkrutan krediotor lainnya, atau kebangkrutan perusahaan
secara keseluruhan, hal inilah disebut “Common Pool”..Kalau dilikuidasi nilanya $ 18
juta Hanya
untuk 9 kreditor, sedangkan 5 kreditor tidak dapat apa- apa
Kalau perusahaan tidak dilikuidasi, perusahaan masih dapat beroperasi dan utang
masih dapat dibayarkan kepada 14 kreditur ( keseluruhan), hal ini diikuiti dengan masuknya
kreditor sebgai manajemen perusahaan.
b. HOLD OUT.
Contoh diatas, perusahaan dapat menyakinkan kreditor/pemasoknya maka dilakukan
“retrukturisasi”.Utang lama ( $ 2 juta setiap kreditor) diganti dengan “ utang baru”, asumsikan
dari $ 2 juta turun menjadi $ 1,7 juta, sehingga jumlah utang 14 kriditur = 14 x $ 1,5juta = $ 21
juta, bandingkan dengan nilai pasar perusahaan $ 23 juta. Jika seorang atau lebih tidak setuju
dengan kondisi tsb diatas dan dia tetap menuntut haknya 100% ditambah jasa bunganya 10%,
maka haknya menjadi $2,2 juta.. Kalau ini terjadi, maka kreditor yang lainnya juga ingin
mendapatkan hal yang sama. Kreditor-kreditor ingin menjadi kelompok terakhir ( HOLD –
OUT) untuk mendapatkan haknya plus bunga, maka restrukturisasi gagal. Jadi semakin kecil
kreditor semakin mudah “hold out”.