SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
1
R E S U M E
( SEMESTER 2 )
MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen : Ade Fauji, SE. MM
PEMBAHASAN :
1. Teknik Penggangaran Barang Modal
2. Arus Kas dan Resiko Proyek
3. Biaya Modal
4. Struktur Modal dan Leverage dan Kebijakan Dividen
5. Modal Saham dan Peranan Bank Investasi, Hutang Jangka Panjang, Pembiayaan
Campuran dan Merger, Divestasi, Perusahaan Induk dan Leverage Buyouts
6. Analisa Kesehatan dan Produksi Kebangkrutan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Cara Mengatasi Secara Umum
DISUSUN OLEH:
NAMA : YADI WIJAYA
NIM : 11011700736
KELAS : 2S-MA
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2018
2
A. TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING)
Penganggaran Barang Modal (Capital Budgeting) Adalah proses perencanaan pengeluaran untuk
aktiva yang diharapkan akan digunakan lebih dari satu tahun.Pengganggaran modal mempunyai arti
yang sangat penting bagi perusahaan :
1. Dana yang telah dikeluarkan akan terikat dalam jangka waktu yang lama, sehingga perlu
diperhitungkan secara cermat dan berhati-hati apakah proyek tersebut memberikan keuntungan
atau tidak.
2. Dana harus diperhitungkan secara tepat, karena bila dana yang tersedia melebihi kebutuhan
investasi akan menimbulkan beban tetap, dan kalau kurang maka proses produksi terganggu.
Lima hal penting proses penganggaran modal:
1. Pembuatan proposal  Dibuat berbagai tingkat organisasi perusahaan
2. Menganalisa dan mengevaluasi  Rekomendasi
3. Pengambilan keputusan  tingkat Direksi  Manager  Pimpinan proyek
4. Pelaksanaan  Jika proposal disetujui
5. Tindak lanjut  Monitoring
Klasifikasi Proyek
 Penggantian : Kelanggengan usaha
 Penggantian : Penurunan biaya
 Ekspansi atas produk atau pasar yang ada
 Ekspansi ke produk atau pasar baru
 Proyek pengamanan dan atau lingkungan
 Lainnya
Persamaan pengganggaran barang modal dan penilaian
Sekuritas
Enam langkah yang digunakan dalam analisis sekuritas
1. Penentuan biaya proyek.
2. Estimasi kas yang diharapkan dari proyek tersebut.
3. Estimasi tingkat resiko dari proyeksi arus kas.
4. Menentukan tingkat diskonto, atau biaya modal yang tepat untuk proyek tersebut.
3
5. Arus kas yang diharapkan dinyatakan dalam nilai sekarang.
6. Melakukan perbandingan antara nilai sekarang dari arus kas dengan jumlah pengeluarannya.
Kaitan antara alternatif investasi dengan yang lain :
1. Proyek Mutually Exclusive (Memilih salah satu) Adalah serangkaian proyek dimana hanya
satu proyek diantaranya yang dapat dipilih.
2. Proyek yang independen (Berdiri sendiri) Adalah proyek yang arus kasnya tidak dipengaruhi
oleh proyek lain.
3. Dependent / Contingen Adalah keputusan memilih proyek dengan menerima satu proyek
berarti menerima pula proyek yang lain.
Kriteria Penetapan Peringkat atas Penganggaran Barang Modal
Metode pemeringkatan dan perhitungan Adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi usulan
pengeluaran untuk pengadaan barang modal.
1. Payback Period.
2. Profitability Index (Benefit Cost Ratio)
3. Nilai sekarang bersih (Net Present Value = NPV).
4. Regular Internal Rate of Return (IRR).
5. Modified Internal Rate of Return (MIRR).
6. Accounting Rate of Return (ARR).
1. Periode Pengembalian (Payback Period)
Adalah jangka waktu (dalam tahun) yang dibutuhkan agar penerimaan bersih dari suatu
investasi dapat menutup biaya investasi tersebut. Atau dapat dikatakan jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk mengembalikan investasi awal dari aliran kas bersih yang diperoleh dari proyek.
*tahunanbersihPenerimaan
InvestasiBiaya
PeriodPayback 
Asumsi : Arus kas bersih merata sepanjang tahun. Kenyataannya, ada kemungkinan besar
bahwa aliran kas bersih tidak merata sepanjang tahun, sehingga perlu dicari menentukan paybacknya,
perhitungan tertentu. Kelemahan tehnik ini adalah:
a) mengabaikan nilai waktu dari uang
b) mengabaikan proceed dan
c) mengabaikan nilai residu.
4
2. Profitability Index
Adalah tehnik penilaian investasi yang hampir sama dengan NPV, artinya apabila suatu proyek
investasi diterima dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima pula dengan Profitability
Index (PI).
PI = Total PV Proceed
Initial Outlays
Initial outlays = Investasi.
Kalau PI > Investasi, proyek diterima
3. Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value = NPV)
Teknik–teknik arus kas yang didiskontokan
Adalah metode yang digunakan untuk menyusun peringkat dari usulan investasi dengan
menerapkan konsep nilai waktu dari uang (time value of money).
 Menafsirkan Aliran Kas Masuk
Perhitungan Aliran Kas Masuk Operasional.
* Pendapatan
-- Biaya (tidak termasuk penyusutan)
-- Laba sebelum penyusutan dan pajak (Earning before
Depreciation Interest and Tax = EBDIT).
-- Penyusutan
-- Laba sebelum pajak (EBIT)
-- Laba bersih sesuah pajak (EAT)
+ Penyusutan
= Aliran kas masuk Operasional.
Atau Aliran Kas masuk (NCF) = EAT + Depreciation
Nilai Sekarang Bersih (NPV)
Adalah nilai sekarang dari arus kas bersih di masa mendatang yang didiskontokan terhadap biaya
modal marjinal.
5
 
  



n
0t
t
n
0t
t
t
tk,PVIFCF
k1
FC
NPV
Dasar pemikiran dari metode NPV :
1. Bila NPV sebesar nol, kekayaan pemegang saham tidak berubah, perusahaan makin besar
karena penambahan investasi, tetapi nilai saham perusahaan konstan.
2. Bila NPV positif, kekayaan pemegang saham akan bertambah.
Untuk menghitung diskonto (discount rate / discount factor) dalam tabel, dapat juga dilakukan
dengan menggunakan kalkulator biasa.
Contohnya: Discount factor 10%.
Tahap 1 : Tekan angka 1
Tahap 2 : Tekan bagi (:)
Tahap 3 : Tekan 1,1 untuk df= 10%, bila df 19%= 1,19
Tahap 4 : Kakau df 10%, tekan tanda “sama dengan” (=) keluar angka 0.909 dst, untuk tahun
pertama dari proyek.
Tahap 5 : dstnya : tekan (=), keluar angka 0,826, untuk tahun ke 2, ke 3 = 0,751 dari proyek dan
seterusnya
4. Internal Rate Of Return = IRR
Adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang (PV) dan arus kas masuk proyek
dengan nilai sekarang dari biaya proyek / investasi.
Nilai IRR dapat diperoleh dengan cara :
• PV arus kas masuk = PB biaya Investasi.
• PV arus kas masuk - PV biaya Investasi = 0
Rumus IRR
 
 





n
0t
t
n
0t
t
t
tPVIF,IRR,CF
0
IRR1
CF
 
 
 P1P2
PV2PV1
InvestasiPV1
P1IRR 








6
Dimana:
P1 = discount rate dengan nilai PV1 (sudah dicari pada NPV)
P2 = discount rate atau lebih tinggi dari p1dengan nilai PV2 dengan nilai lebih rendah dari nilai
investasi.
Cara untuk menghitung rumus IRR ini dapat dilakukan :
1. Secara coba-coba
2. Secara interpolasi
3. Prosedur matematik
4. Kalkulator atau komputer keuangan
Grafik dari IRR dan NPV menunjukkan apakah proyek tersebut layak atau tidak dilaksanakan, lebih
penting membandingkan dua proyek yang lebih menguntungkan.
Dasar pemikiran dan penggunaan metode IRR
IRR menunjukkan suatu karakteristik “titik impas” yang penting digunakan dalam mengevaluasi suatu
proyek.
Evaluasi atas kaidah keputusan :
a. Metode terbaik harus memperhitungkan semua arus kas sepanjang umur proyek.
b. Metode terbaik memperhitungkan nilai waktu uang.
c. Dalam memilih proyek dari sejumlah proyek yang “mutually exclusive”, maka proyek yang
dipilih haruslah memaksimumkan harga saham perusahaan.
Perbandingan antara metode NPV dan IRR
 NPV Profil (Net Present Value Profiles)
Adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara NPV dan biaya modal perusahaan.
 Peringkat perpotongan (Cross Over Rate = COR)
Adalah tingkat diskonto dimana profil NPV dari dua proyek saling berpotongan sehingga
menunjukkan bahwa NPV dari kedua proyek tersebut sama. Hal ini dapat dilihat pada grafik
COR.
 Proyek yang independen
Jika IRR proyek lebih besar dari k (df/dr), NPV akan lebih besar dari O. Jadi proyek bersifat
independen dapat disetujui berdasarkan IRR, karena pasti disetujui juga berdasarkan NPV.
7
 Proyek Mutually Exclusive
Dalam NPV Profil, dimana dua proyek saling berpotongan, timbul konflik antara NPV dan
IRR.
a. Proyek tersebut berbeda ukuran (skalanya).
b. Pola arus kas keduanya berbeda.
Konflik tersebut diatas disebabkan perbedaan asumsi mengenai tingkat pengembalian
atau reinvestasi yang terkandung ada kedua metode tersebut.
IRR berganda :
Adalah investasi/proyek yang tidak normal dan mungkin menghasilkan lebih dari satu IRR yang
posititf.
5. Tingkat Pengembalian intern yang dimodifikasi (Modified Internal Rate Of Return =
MIRR)
Adalah tingkat diskonto yang mengakibatkan nilai sekarang dan biaya proyek sama dengan nilai
sekarang dari nilai akhirnya (Terminal Value= TV), dimana nilai proyek adalah ”nilai masa mendatang”
dari kas masuk yang dimajemukkan terhadap biaya modal perusahaan.
 
 
 
   nn
n
0t
n
tn
t
n
0t
t
t
MIRR1
TV
Biaya
MIRR1
TV
BiayaPV
MIRR1
k1C1F
k1
C0F
MIRR
akhirnilaiPBBiayaPV










 


Pada proyek-proyek mutually ekslusive, dengan ukuran yang berbeda, proyek dengan MIRR
yang terbesar yang dipilih. MIRR lebih baik dari IRR sebagai indikator dari tingkat pengembalian
proyek yang sebenarnya, namun NPV mesti tetap merupakan metode terbaik.
6. Accounting Rate Of Return (ARR)
Dihitung dengan cara :
2
investmentTotal
investmentAverageb.
InvestmentAverage
taxesafterEarning
returnofrateAveragea.


Investasi penggantian (Replacement investment)
Adalah suatu kebijakan perusahaan untuk mengganti aktiva tetap / mesin-mesin yang lama dengan
mesin yang baru lebih modern sehingga dari penggantian tersebut diperoleh penghematan yang
menguntungkan.
Proyek Penggantian berarti mengkaji keputusan sehubungan dengan akan diganti tidaknya peralatan
(aktiva) yang masih produktif saat ini dengan peralatan baru.
8
Dasar keputusan penggantian investasi atau Mesin.
1. Memperkirakan pengeluaran investasi untuk pembelian mesin baru.
2. Menentukan kas tambahan (incremental cash flow).
3. Menghitung NPV dari tambahan arus kas.
4. Menambahkan PV dari perkiraan nilai akhir ke nilai sekarang arus kas.
5. Memeriksa apakah NPV positif, untuk menentukan apakah kebijakan penggantian itu
menguntungkan atau tidak.
Proyek dengan usia yang berbeda
PT Sabong dengan 2 proyek penggantian (replacement) mesin A dan B. Investasi mesin A $ 32 ribu
dengan cash flow $ 16 ribu/thn selama 3 tahun. Proyek mesin B dengan investasi (initial outlays) $ 42
ribu dan cash flow $12 ribu/thn selama 6 tahun. Discount factor 10%.
Kedua proyek disamakan usianya.
Proyek mesin A thn ketiga ada pengeluaran investasi $ 32 ribu, karena membeli alat yang baru. Net
cash Flow (NCF) = -$ 16 ribu (16 rb-32rb).
NPV A= -32rb+16/(1,1)^1+16rb/(1,1)^2 +16rb/(1,1)^3+
16rb/(1,1)^4 + 16rb/(1,1)^5 + 16rb/(1,1)^6 =$ 37.664
NPV B = -42rb+12rb/(1,1)^1 + 12rb/(1,1)^2 + 12rb/(1,1)^3 +
12rb/(1,1)^4 + 12rb/(1,1)^5 + 12rb/(1,1)^6 = $ 10.248
Proyek A lebih baik, bila usianya disamakan. Kalau tidak usia tidak disamakan, proyek B lebih baik.
Pengaruh Inflasi terhadap Investasi.
a. Pengaruh inflasi atau disinflasi harus dimasukkan ke dalam NCF, karena tingkat keuntungan
yang disyaratkan sudah dimasukkan inflasi yang diharapkan.
b. Jika inflasi menggunakan tingkat inflasi per sektor perekonomian akan lebih baik jika
menggunakan tingkat inflasi.
c. Perubahan harga yang tidak disebabkan inflasi atau kurangnya permintaan dan penawaran, akan
mempengaruhi aliran kas masuk, sebaiknya dimasukkan dalam analisis.
Capital rationing.
Adalah suatu proses tentang bagaimana memilih alternative investasi yang tersedia, sehingga modal
dapat digunakan dengan profit maksimal dapat diperoleh. Capital rationing berhubungan dengan
mutually exclusive, independent dan dependent/contingent.
9
Contoh:
PT. Maras hanya memiliki modal sebesar $ 1.250.000 tetapi dihadapkan 6 proyek yang akan diranking
dengan peringkat berikut ini:
3. Kasus:
Anda lulusan S1-Jurusan Akuntansi dan telah bekerja di PT. Foxtrox sebagai analisis keuangan.
Direktur anda meminta Anda untuk menganalisis 2 proposal proyek, yaitu proyek A dan B. Setiap
proyek membutuhkan dana $ 10.000 dengan cost of capitalnya 12%. Arus kas yang diharapkan untuk
kedua proyek tsb sbb:
Tahun Poryek A(Jt) Proyek B (Jt)
0 ( $ 20 ) ( $20)
1 13 7
2 6 7
3 6 7
4 2 7
5 1 0
Masih ada tambahan untuk perhitungan replacement dan proyek.
Diminta :
a. Hitunglah payback period, NPV, IRR, MIRR, PI dari kedua proyek tersebut.
b. Jika kedua proyek bersifat mutually exclusive dan independent, proyek mana Anda
rekomendasikan?
c.. Hitunglah cross cover rate berikut grafiknya.
d. Kenapa terjadi konflik antara NPV dan IRR? Buatlah grafik profile IRR dan NPV dari kedua
proyek tersebut.
e. Proyek mana yang Anda sarankan kepada Manajemen?
10
B. ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK
Estimasi Arus Kas
Arus Kas adalah kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan. Arus kas berbeda dari
laba akuntansi.
Identifikasi Arus Kas Yang Relevan
Adalah arus kas tertentu yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan sehubungan dengan
penganggaran barang modal.
Arus kas vs Laba Akuntansi
Dalam analisa penganggaran barang modal, yang digunakan adalah arus kas tahunan, dan bukan laba
akuntansi (laba atas modal yang yang ditanamkan). Penyusutan merupakan pemulihan sebagian modal
yang ditanamkan, sehingga :
NCF = EAT + Depreciarion
atau Laba atas modal + Pemulihan modal
Arus kas Inkremental (Incremental Cash Flow)
Adalah arus kas bersih yang dihasilkan langsung oleh suatu proyek investasi.
Empat masalah dalam menentukan arus kas inkremental.
1. Biaya terpendam (Sunk Cost)
Adalah pengeluaran tunai yang telah dilakukan dan tidak dapat ditutup dengan disetujui atau
tidaknya proyek Sunk Cost tidak dimasukkan dalam aliran kas dari proyek.
2. Biaya opportunities / kesempatan (Opportunity cost)
Adalah hasil terbaik dari alternatif penggunaan aktiva, yaitu hasil terbaik yang tidak akan
diperoleh jika dana yang ada diinvestasikan pada proyek tertentu. Biaya kesempatan harus
dimasukkan sebagai tambahan aliran kas keluar pada saat menentukan aliran kas keluar pada
proyek yang diusulkan.
3. Biaya eksternalitas
Adalah suatu pengaruh suatu proyek terhadap arus kas pada bagian lain perusahaan tersebut.
4. Biaya pengiriman dan pemasangan
Adalah perusahaan membeli suatu aktiva perusahaan tersebut harus menanggung biaya
pengiriman dan pemasangan (installation cost) dari aktiva yang dibeli.
11
Perubahan Modal Kerja Bersih (Change in net working capital)
adalah kenaikan aktiva lancar yang diakibatkan oleh proyek baru dikurangi dengan kenaikan
kewajiban lancar yang terjadi secara spontan.
Evaluasi Proyek Capital Budgeting.
 Proyek Perluasan
Adalah proyek yang dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan.
 Analisa Arus Kas proyek perluasan
1. Ikhtisar pengeluaran investasi yang diperlukan untuk proyek.
2. Analisis arus kas setelah produksi dimulai.
3. Mengambil keputusan .
Tiga Resiko Proyek yang saling berbeda
1. Resiko berdikari (Stand Alone Risk = SAR)
Adalah resiko khusus dari suatu proyek (aktiva) tanpa dikaitkan sama sekali dengan
proyek aktiva lain yang mungkin dimiliki. Resiko ini diukur dari variabilitas tingkat
pengembalian yang diharapkan atas aktiva/proyek tersebut.
2. Resiko di dalam perusahaan (Within firm risk atau corporate risk).
Adalah resiko diukur tanpa mempertimbangkan diversifikasi portofolio dari pemegang
saham. Resiko ini diukur dari variabilitas laba perusahaan yang diabaikan oleh suatu proyek
tertentu.
3. Resiko pasar atau beta (Market or Beta risk)
Adalah bagian resiko proyek yang tidak dapat dieliminasi melalui diversifikasi. Resiko
ini diukur dengan koefisien beta proyek. Analisa resiko beta (pasar) dapat diukur dengan
menggunakan CAPM dan SML yang menyatakan hubungannya dengan resiko.
 btkRFkMkRFkS 
Analisis Sensitivas
Adalah suatu teknik untuk menganalisa resiko dengan mengubah ubah variabel-variabel kunci dan
mengamati pengaruhnya terhadap NPV dan tingkat pengembalian (laba). Jadi analisa sensivitas dapat
memberikan wawasan yang lebih mendalam dan bermanfaat atas tingkat resiko proyek. Analisis
sensivitas termasuk Stand Alone Risk.
Analisis ini dimulai dengan memprediksi nilai-nilai yang dipakai untuk menghitung NPV seperti unit
penjualan, harga jual, biaya variable dan biaya modal. Kemudian terjadi “ What if” , bagaimana NPV
jika biaya naik atau turun 10% atau 20%
12
Contoh :
Proyek Cash inflow dengan estimate life 15 tahun dan discount factor 10%.
Keterangan Proyek A ($000) B($000)
Initial outlays 20.000 20.000
Estimasi NCF
- Pesimis (3.000) 0
- Dasar/normal 4.000 4.000
- Optimis 5.000 8.000
Range 2.000 8.000
Dengan range cash flow proyek A dan B, resiko proyek A lebih kecil dari proyek B, karena range hanya
sebesar $2.000 atau $ 5.000-$ 3.000 dibanding proyek B =$ 8.000 atau $ 8.000- 0 .
Dicari NPV dengan “Dasar/normal atau paling memungkinkan” .
NPVproyek A cash flow Pesimis.
NPV = PV cash flow – PV investasi.
= (CF x PVIFA10%,15) - $ 20.000
= (3.000 x 7,606) - $ 20.000
= $ 2.818
NPV proyek B cash flow pesimis
NPV = PV cash flow – PV investasi
= (CF x PVIFA10%, 15) - $ 20.000
= (0 x 7,606) - $ 20.000
= ($ 20.000)
NPV Normal = (4.000 x 7,606) - 20.000
= $ 10.424
NPV Optimis proyek A = (5.000 x 7,606) - 20.000
= $ 18.030
NPV Optimis proyek B = 8.000 x 7,606
= $ 40.848
13
NPV masing-masing proyek pada “Dasar-normal-atau memungkinkan”
Kemungkinan NPV NPV
Cash flow Proyek A Proyek B
Pesimis 2.818 (20.000)
Normal 10.424 10.424
Optimis 18.030 40.848
Range 15.212 60.848
Dalam sentivity analysis ini bahwa NPV A $ 15.212 dan B $ 60.848, maka resiko proyek B lebih
besar dari proyek A.
Contoh lainnya yang lebih jelas:
Misalkan suatu perusahaan menerima proposal investasi $ 2juta dengan umur 4 tahun tanpa nilai
residu. Net Cash Flow tahunan adalah berikut ini:
Income Net Cash
Statement Flow
Sales ( 2.000u X $ 3,5) 7.000 7.000
Variable cost 30% 2.100 2.100
Fixed cost 1.600 1.600
Depresiasi 500 --
EBT 2.800
Tax 40% 1.120 1.120
EAT 1.680
Net Cash Flow 2.180 2.180
Diasumsikan tingkat keuntungan yang diharapkan(expected rate of return) 10%, maka
NPV = -2.000 + 2.180 + 2.180 + 2.180 + 2.180
(1,1)^1 (1,1)^2 (1,1)^3 (1,1)^4
= -2.000 + 2.180 + 2.180 + 2.180 + 2.180
1,1 1,21 1,331 1,464
= -2.000 + 1.981,818 + 1.801,653 + 1.637,866 + 1.489,071
14
= -2.000 + 6.910,408
= 4.910,408
Proyek ini diterima. Bagaimana resikonya? Jika variabel-variabel yang digunakan mengalami
perubahan, maka akibatnya perubahan terjadi kepada NPV. karena kenaikan/penurunan penjualan,
harga per unit berubah, dan biaya-biaya juga berubah. Perubahan ini mengakibatkan “sensitivas” bagi
perusahaan.
Umumnya manajemen dihadapkan kepada pesimis, normal (diharapkan) dan optimis, yang dapat
digambarkan berikut ini:
Parameter Pesimis Normal Optimis
Unit terjual 1.900 2.000 2.100
Harga/unit/$ $ 3,40 $ 3,50 $ 3,60
Variable cost 30% …> dari…..> sales
Fixed cost $ 1.650 1.600 1.550
Investasi awal $ 2.200 2.000 1.800
Kalau perusahaan berpendapat kepada pemikiran pesimis maka NCF dan NPV dapat dicari.
Income statement NCF
Sales(1900u x $3,4) 6.460 6.460
V.Cost(30% x $6.460) 1.938 1.938
Fixed cost 1.650 1.650
Depresiasi($2.200/4thn) 550
EBT 2.322
Tax(40% x $2.455) 989 989
EAT 1.393
NCF 1.883 1.883
NPV = -2.200 + 1.883 + 1.883 + 1.883 + 1.883
(1,1)^1 (1,1)^2 (1,1)^3 (1,1)^4
= -2.200 + 1.883 + 1.883 + 1.883 + 1.883
1,1 1,21 1,331 1,464
15
= -2.200 + 1.711,818 + 1.556,198 + 1.414.726 + 1.286,202
= -2.200 + 5.968,944
= 3768,944
Dengan adanya perubahan variabilitas dari normal ke pesimis, maka NPV berubah secara drastis sebesar
$ 4.910,408 - $ 3768,944 = $ 1141,464, hal ini merupakan “sensitive” untuk penurunan NPV tersebut.
Jika biaya variable meleset sedikit dari prediksi, akibatnya NPV turun drastis. Jadi setiap perubahan
dalam variabal-variabel yag terjadi pada perusahaan mengalami “sensitivitas”. Kalau dicari untuk
terbaik optimis maka NPV hasilnya.
* Analisis Skenario (Scenario analysis)
Adalah tehnik untuk menganalisa resiko dengan membandingkan situasi yang paling memungkinkan
atas skenario dasar (semacam situasi normal) dengan keadaan yang “baik” dan “buruk”.
Atau disebut juga suatu tehnik analisis resiko yang mempertimbangkan baik sensitivas NPV terhadap
perubahan variabel-variabel kunci maupun rentangan (range) dari nilai-nilai variabel yang sangat
menguntungkan.
Dalam analisis skenario probabilitas karena rantangan nilai yang paling memungkiankan bagi variable-
variabel tercermin dalam distribusi probabilitas.
Analisis Skenario dan NPV yang diharapkan
Contoh:
Hasil analisis skenario sangat berguna untuk menentukan NPV yang diharapkan, deviasi standar dari
NPV, dan koefisien varians (CV). Untuk mengestimasi ketiga skenario tersebut dinyatakan p1
(probabilitas).
 
 
 NPVΕ
NPVσ
NPV
CVvariansKoefisien
n
1i
2diharapkanNPV yangNPViP1σNPVstandarDeviasi
n
1i t
NPVP1diharapkanNPV yg







Kita pergunakan data dari analisis sensivitas dan diadakan probabilitas untuk parameter
terburuk/pesimis, normal (nilai dasar) dan terbaik/optimis. Analisis skenario dapat dihitung seperti
Skenario Probabiltas Sales/U Price/$ NPV/$
Terburuk 25% 1.900 3,4 3.768,944
Normal 50% 2.000 3,5 4.910,408
Terbaik 25% 2.100 3,6 5.887,036
16
Tiga jenis analisis skenario
1. Skenario terburuk (Worst case scenario)
Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terburuk
berdasarkan perkiraan yang wajar.
2. Skenario terbaik (Best case scenario)
Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terbaik
berdasarkan perkiraan yang wajar.
3. Skenario dasar (Base scenario)
Adalah keadaan dimana untuk semua variabel diberikan nilai yang paling
menguntungkan. Analisis Simulasi (Monte Carlo)
Analisis Proyek–Proyek dengan umur berbeda
Jika suatu proyek mandiri, umur proyek tidak penting, tetapi jika proyek itu umurnya dan aliran kas
masuk tidak sama dan saling bersaing meniadakan maka untuk menghitung NPV, maka proyek tersebut
diulang hingga mempunyai masa akhir yang sama (asumsi proyek tidak unik).
Pendekatan untuk mengevaluasi proyek yang umurnya tidak sama dapat juga dilakukan dengan
“Annualized NPV Approach = ANPV)” yaitu suatu tehnik pendekatan untuk perhitungan NPV sekarang
tahunan untuk dua atau lebih proyek yang bersaing menyediakan, ANPA sama dengan EAS =
Equivalent Annual Series (seri anuitas seragam).
nk,PVIFA
NPVx
EASAVPVA 
PV Proyek A (dicari dengan df/biaya modal 10%) = $ 39.768
PV proyek B = $ 67.060
Bila tidak memperhatikan umur dari kedua proyek tersebut, maka yang lebih baik dan menarik adalah
proyek B.
Tetapi kedua proyek ini berbeda umur maka dicari Annualized NPV :
Langkah 1: PV proyek A = $ 39.768, poryek B = $ 67.060, disini Tidak diperhatikan faktur umur
proyek tersebut.
Langkah 2 : ANPV Proyek A = NPV/ PFIFA (10%) ,3 thn
= $ 39.768/ 2,487 = $ 15.990
ANPV Proyek B = $ 67.060 / 4,355 = $ 15.398
17
Langkah 3: Dengan memperhatikan perhitungan pada langkah kedua maka proyek A lebih menarik
dari pada proyek B. Proyek A dan B adalah proyek bersaing meniadakan satu sama lain, sehingga proyek
B direkomendasikan untuk dilaksanakan dari metode proyek-proyek umur berbeda.
Capital Asset Pricing Model ( CAPM)
Seperti dibahas pada pertemuan sebelumnya maka CAPM dalam pertemuan ini dibahas lebih lanjut.
CAPM dirumuskan oleh dua orang yang bekerja secara independen yaitu William Sharpe (1964) dan
John Lintner (1965). William Sharpe mendapat “ hadiah Nobel” untuk jasanya tahun 1990.
Short Sales
Dalam asumsi CAPM perlu mendapat perhatian adalah “ short sales yaitu penjualan asset yang
dipinjam. “Short sales” dilakukan jika perusahaan mengantisipasi penurunan harga. Contohnya: harga
saham saat ini $1.000/lbr, kemudian diantisipasi penurunan harga. Saat ini, perusahaan mempunyai
saham tsb. Kita dapat meminjam saham tersebut (dari broker/makelar kita), kemudian kita jual.
Perusahaan menerima uang $1.000. Seminggu kemudian, harga saham benar-benar turun menjadi $
900/share. Dan perusahaan mengembalikan saham yang sudah dijual . Dan perusahaan membeli saham
tsb.dari pasar dengan harga $ 900 yang berarti ada kas keluar $ 900.Keuntungan bersih diperoleh
perusahaan adalah $ 100. Jika harga terus naik, berarti perusahaan akan menderita resiko kerugian yang
semakin besar.
Mengukur resiko adalah merupakan yang tidak mudah, karena banyak faktor yang diperhatikan. Salah
satu model yang banyak digunakan adalah CAPM. CAPM Adalah model yang didasarkan pada dalil
bahwa tingkat pengembalian yang disyaratkan atas setiap saham atau sekuritas sama dengan tingkat
pengembalian bebas resiko ditambah dengan premi resiko sekuritas yang bersangkutan, di mana resiko
yang dimaksud di sini mercerminkan adanya diversifikasi.
CAPM menentukan tingkat keuntungan minimum yang disyaratkan atau minimum required rate of
return dari investasi asset yang berisiko dan trade off resiko. CAPM menjelaskan keseimbangan antara
tingkat resiko yang sistematis dan tingkat keuntungan yang diisyaratkan sekuritas portfolio. Konsep
CAPM berdasarkan pada asumsi pasar modal adalah efisien dan semua aset dapat dibagi-bagi secara
sempurna (perfectly divisible) dan likuid diperjual belikan setiap asset. Artinya para investor dapat
melakukan diversifikasii hingga satuan terkecil dan dapat melakukan jual beli sekuritas setiap saat. Hal
ini telah dibahas sebelumnya.
Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian yang berhubungan dengan CAPM,
Market Risk Premium (MRP atau RPM) dan Security Market Line (SML).
Market Risk Premium
Adalah tambahan pengembalian di atas tingkat pengembalian yang bebas resiko sebagai kompensasi
bagi investor karena menanggung tingkat resiko rata-rata.
18
Security Market Line (SML)
Adalah garis yang memperlihatkan hubungan diantara risiko, tang diukur dengan beta dan tingkat
pengembalian yang disyaratkan dari masing-masing saham.
Contoh:
Spencer Coy menghendaki saham rata-rata menghasilkan tingkat pengembalian yang disyaratkan
sebesar 13%. Tingkat pengembalian bebas risiko (kRF) sebesar 9%, premi risiko pasar 4%, koefisien
beta b1= 0,5, RPm = (km- kRP) =4% atau premi bebas pasar, dan RP1 = 2%. Dengan rumus hal ini
dinyatakan RP 1= (kM – kRP) b1
19
C. BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
1. Biaya Modal
adalah suatu tehnik menghitung besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk menggunakan dana dan alternatif sumber dana yang ada.
Biaya modal harus dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang harus dihasilkan oleh perusahaan
atas investasi proyek untuk dapat mempertahankan nilai pasar sahamnya.
Empat jenis utama biaya modal (Cost of Capital):
Biaya utang (cost of debt) = k (1– T)
Biaya utang setelah pajak (After tax cost of debt).Adalah biaya yang terkait dengan utang baru, yang
tidak memperhitungkan dampak penghematan pajak akibat adanya beban bunga.
Ada dua hal dalam penerbitan obligasi yaitu:
a. Nilai bersih yaitu dana yang sebenarnya diterima dari penjualan surat berharga.
b. Biaya penerbitan sekuritas (flotation cost) yaitu biaya total yang dikeluarkan untuk mener-bitkan
surat-surat berharga yang mengurangi hasil bersih dari penjualan obligasi yang dijual dengan
premi, diskon atau nilai nominalnya.
Skedul Biaya Modal Marjinal
 T1kd
pajaknpenghematabungaTingkat
pajaksetelah
utangΒiaya


Contoh:
Harper Coy mengeluarkan 10 lembar obligasi dengan jangka waktu 4 tahun dengan nilai nominal $
3.000/lembar dengan bunga 20% tahun. Harga jual obligasi adalah $ 2.900/lembar, maka cost of debt
(kd) yang ditanggung adalah :
600 600 600 600 3.000
$ 2.900= ---------- 1 + ---------------- 2 + ----------- 3 + ----------- 4 ------------- 4
( 1+kd) (1=kd) ( 1+ kd) ( 1+kd) (1+kd)
Diadakan interpolasi dengan mengguakan PV pada tingkat kd 15% dan 21% sehingg adapa diperoleh:
. .
. kd Present Value .
15% $ 3.428
20
21% 2.888 ...
Selisih 6% $ 540 ..
Dengan kd 15% =$ 3.428 - $ 2.900= $ 528,
pada tingkat 21% = $ 3.428 – 2.888 = $ 540
Persentase perbedaan Pada tingkat 21% = $ 528/$ 540 x 6% = 5,87%
Bunga pada harga obligasi atau kd
$ 2.900/lbrr = 15% + 5,87% = kd = 20,87%
Kd tsb diatas harurs dikurangi dengan pajak,
asumsikan tax rate = 40%.
kdt = kd(1- t) = 20,871% ( 1- 0,40) = 12,52 %,
bunga sesudah tax rate.
2. Biaya Saham Preferen (Cost Of Preferred Stock) = kp
Adalah tingkat pengembalian yang dipersyaratkan oleh investor atas saham preferen
perusahaan.
Pn
Dp
KppreferensahamBiaya 
Contoh :
Perusahaan tsb diatas, Harper Coy mengeluarkan Preferred Stock laku dijual dengan harga $ 7.500/lbr,
Saham ini memberikan dividen tetap $ 1.200/lbr. Biaya emisi $ 50/lbr.kp dapat dihitung:
Penerimaan bersih (Pn) = $ 7.500-$ 50
= $ 7.450.
Kp = $ 1.200/ $7.450 x 100% = 16,11%.
3. Biaya Saham Biasa (Cost Of Common Stock) = ke
g
Po
Di
Ke 
Apabila diadakan emisi saham baru : D1
  gPf1PoKe 
f = flotation cost (%) yaitu under pricing cost, under writing cost, biaya makelar dan lainnya
21
Contoh :
Masih Harper Coy, mengeluarkan common stock yang laku dijual $ 4.000/lbr.Dividen direncanakan
akan dibayar sebesar $ 160/lbr dengan pertumbuhan (growth) 8% per tahun.
Ks dapat dihitung sbb:
D1 = $ 150.
P = $ 4.000
g = 8%
kc = ($ 160/$4.000) + 8% = 4%+8% =12%.
4. Biaya Laba yang ditahan (Cost Of retained earning) = ks
Adalah tingkat pengembalian yang dikehendaki pemegang saham atas saham biasa perusahaan.
Laba yang ditahan adalah termasuk biaya oportunitas para investor dari laba setelah pajak dan dividen
yang mungkin diterima.
Po
D1
kg
Po
D1
RPkmKs
kanan/diharapdiisyaratkygTP(TP)anilapengembTingkat



Biaya dari penggunaan dana dari RE berkaitan erat dengan cost of common stock( kc). Besarnya
kr adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (rate of return) dalam saham biasa yang diterima oleh
investor. Dengan kata lain bahwa Kc = kr.
Tetapi bila RE dibagikan kepadapemegang saham, dan merekaingin menginvestasikan kembali
dalam saham perusahaan , maka ia harus membayar Pajak atas dividend dan brokerage fee (biaya
broker/makelar) untuk memperoleh tambahan lembar saham. Rumus lain dari retained earnings adalah
Kr = kc( 1-t) ( 1-b)
B – brokerage fee.
Contoh:
Masih data dari HarperCoy, dan dalam hubungannya dengan kc = 12%. Diasunmsikan terjadi pemegang
saham melakukan investasi atas dividennya dengan brokerage fee 5%.
Maka ks = 12% (1-0,4) ( 1-0.05)
= 12% (0,6) (0,95)
= 6,84%.
Dalam hubungan ks dengan tax, bahwa dapat dijelaskan lebih lanjut pajak yang berlaku untuk investasi
kembali pemegang saham dalam common stock ada 2 jenis pajak yaitu:
22
> Pajak atas pendapatan dividen( Dividend income tax) yang merupakan pajak perseorangan /personal
income tax rate (Tp).
> Pajak atas keuntungan penjualan barang modal seperti capital gain tax rate ( Tg).
Dari hal tsb diatas ks dapat dihitung dengan menggunakan rumus kedua yaitu :
( 1 – Tp)
Ks= kc ------------
( 1 – Tg)
Misalkan
Dividend income taxe ( Tp)= 45%
Capital gain Tax ( Tg) = 10%
Kc = 12%
( 1-0,45)
Ks = 12% x -------------- = 6, 95%.
( 1- 0,10)
Biaya Rata-rata tertimbangan dari modal (WACC)
Adalah biaya yang mencerminkan rata-rata biaya modal dengan menimbang biaya dari perpaduan
utang, saham preferen, saham biasa dan laba yang ditahan sesuai dengan proporsinya pada struktur
modal perusahaan.
Dasar pemikiran atas WACC, ka.
 Biaya modal dari barang modalnya harus dihitung dalam rata-rata tertimbang.
 Perusahaan yang terkait adalah suatu perusahaan yang berkelanjutan.
 Rata-rata tertimbang adalah sebagai perpaduan dari berbagai jenis dana yang digunakan,
meskipun proyek tertentu dari perusahaan dibiayai dengan beberapa bentuk dana.
   

































biasa
ekuitasBiaya
biasa
ekuitas%
preferen
sahamBiaya
preferen
saham%
t1
bunga
Suku
utang%
ks%Wske)%Wekp%Wpt)kd(1%WdWACC
23
Contoh:
Dari data-data Harper Coy diatas, dapat dihitung WACC:
a. Cost of Debt 12,52 %
b. Cost of Preferred Stock 16,11 %
c. Cost of Common Stock 12,00%
d. Cost of RE 6,84%.
Asumsikan strkktur modal saat ini
Sumber Modal Jumlah(ribuan).
1. Long term debt(bond) $ 15.000
2. Preferred Stock 10.000
3. Common Stock 20.000
4. Retained Earning . 5.000
Total modal $ 50.000
WACC dapat dihitung:
Sumber Modal Jumlah % COC WACC%
1.LTD/Bonds 15.000 30 12,52 3,76
2.Pref.Stock 10.000 20 16,11 3,22
3.Com.Stock 20.000 40 12,00 4,80
4.Re.Earning . 5.000 10 6,84 0,66
Total 50.000 100 WACC 12,44
Kesimpulan :
1. Besarnya biaya setiap kompenen COC atas long term debt (bonds), preferred stock, common
stock dan retained earning sebesar 12,44% , perlu diindetifikasi dengan seksama agar manajer
dapat mengetahui berapa besar beban biaya yang dibebankan kepada perusahaan atas
penggunaan modal tersebut. Dengan demikian dapat dihitung WACC atas penggunaan seluruh
modal.
2. Perhitungan COC sangat bermanfaat untuk mengevaluasi sejauh mana penggunaan setiap jenis
modal dapat dipertanggung jawabkan . Rate of return dari suatu proyek yang lebih besar
24
Dari pada COC yang digunakan oleh proyek tsb menunjukkan penggunaan dana yang dapat
diterima, atau COC berfungsi sebagai discount rate dalam perhitungan PV “hundle rate”
3. Analisis COC sangat terkait dengan struktur modal yang diinginkan oleh perusahaan Selama
struktur modal dipertahankan tetap tambahan modal jumlah tertentu tidak akan mempengaruhi
tingkat COC atau Marginal Cost of Capital (MCC) dengan Weigted Average Cost of Capital
(WACC).
Skedule WACC menunjukkan grafik hubungan antara biaya rata-rata tertimbang dari dana hutang,
saham preferen, saham biasa dan laba yang ditahan dengan setiap rupiah/dolar .
Biaya Modal Marjinal (Marginal Cost of Capital=MCC)
Adalah biaya untuk setiap rupiah/dolar tambahan modal, MCC merupakan biaya rata-rata tertimbang
dari setiap rupiah dan dolar terakhir yang ditam-bahkan ke dalam modal. Jadi dalam hal ini WACC
meningkat, karena investor meminta pengembalian lebih besar dalam bentuk bunga, dividen sebagai
kompensasi peningkatan resiko.
Contoh MCC:
Kalau perusahaan Harper Coy menambah modal $ 10.000 (modal baru) merupakan jumlah dana
keseluruhan tetap dipertahankan struktur modalnya. Dari jumlah tsb.diatas adalah tambahan dari
retained earning (RE) sebesar $ 4.000. Proporsi modal tambahan sekarang adalah :
Long term debt 30%= $ 3.000
Preferred stocl 20%= 2.000
Common stock/RE 50% = 5.000
Jumlah modal tambahan $10.000
MCC dapat dihitung sebagai berikut
.
Sumber modal Jumlah COST Total Cost
1. LTD 3.000 12,52 $ 375,60
2. Pref.Stock 2.000 16,11 322,20
3. Com.stock 5.000 12 600,00
Jumah $ 10.000 $ 1.297.80
MCC = $ 1.297,80/$ 10.000 = 12,98% Bila dibandingkan dengan WACC dengan nilai 12,44% pada
MCC ada kenaikan COC menjadi 12,98%, maka terjadi pergeseran grafik MCC dari 12,44% menjadi
12,98 % atau naik 0,54%. MCC akan bertambah bila perusahaan membutuhkan modal untuk
operasinya.
25
Skedule MCC
Adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara biaya rata-rata tertimbang dari modal perusahaan
dengan setiap rupiah/dolar atas penambahan modal perusahaan.
Titik Patokan (Break Point = BP)
Adalah nilai modal baru yang dapat diperoleh sebelum biaya rata-rata tertimbang dan modal mengalami
kenaikan.
Wz
AFz
BPPointBreak 
Keterangan :
AFz = Jumlah dana yang tersedia dari sumber keuangan (z) pada tingkat biaya yang ditetapkan.
Wz = Proporsi struktur modal untuk sumber keuangan (z).
Sebagai patokan, Titik Patahan (BP) akan terjadi apabila biaya dari salah satu kompenen modal
mengalami ke-naikan sehingga BP juga meningkat. Maka perhitungannya.
modalstrukturdlmtersebutkomponenPresentase
rendahmasihbiayanyasaatmodalkomponenjmlTotal
BE 
Break Point Retained Earning
Contoh :
Asumsikan Harper Coy WACCnya dengan menggunakan RE baru dan saham baru, dengan data berikut
ini:
1. WACC apabila Ekuitas berasal dari RE/Laba ditahan.
. Bobot x Kompenen Biaya = Produk
Debt 0,45 6 % 2,7 %
P.Stock 0,02 10,3 0,2
Equity
CS/RE 0,53 13,4 7,1 .
Total 1,00 WACC 1 10,0%
Ekuitas saham biasa baru berasal dari RE adalah bagian RE yang ditahan dalam perusahaan oleh
manajemen dan tidak digunakan sebagai dividen (bukan RE tahun sebelumnya)
26
2. WACC bila Ekuitas berasal dari penjualan Saham Baru.
. Bobot x Kompenen Biaya = Produk
Debt 0,45 6,0% 2,7%
P.Stock 0,02 10,3 0,2
Ekuitas
C.S.baru 0,53 14.0 7,4 .
Total 1,00 WACC 10,3%
Kalau diperhatikan dari WACC 1 dan WACC 2, dengan kondisi COC, kd =6%, Saham Preferen
10,3% selama RE digunakan dgn biaya RE/CS sebesar 13,4% kemudian meningkat menjadi 14%,WCC
2 (setelah perusahaan menggunakan RE semuanya), dalam kondisi ini perusahaan harus menjual saham
baru (emisi saham)
Asumsikan perusahaan memperoleh laba $ 137,8 ( dlm ribuan atau rb) untuk tahun 2005, dengan DPR
(Dividen Payout Ratio) 45%.Laba ditahan(RE) saat ini $ 137,8 –( 1-0,45) =$ 75,8 rb. Kalau perusahaan
tetap mempertahankan struktur modalnya, maka terjadi setiap $ 45 sen untuk Debt,2 sen untuk saham
prefrensi dan 53 sen untuk ekuitas saham biasa.Artinya , setiap 53 sen RE akan mendukung $ 1 modal,
dan
$ 75,8 ribu tidak cukup , sehingga WACC tidak meningkat sampai
$ 75,8 rb, maka harus ditambah dengan utang atau saham preferensi.
Berapa tambahan modal baru? Misalkan = X , dan X inilah disebut Break Point (titik henti) dan
menggambarkan total pembiayaan yang dapat dilakukan sebelum perusahaan menjual saham biasa
baru.Jadi terdapat sekarang 0,53 X diperoleh dari RE dan 47 % dari saham preferen dan utang.
Laba ditahan/RE = 0,53 X= $75.800
X = BPRE = RE/Pecahan Ekuitas=
$75.800/0,53 = $ 143,000(dibutlatkan).
Dengan menggunakan RE $ 73,8 rb
diperoleh dana $ 143 ribu, yang diprorata ke kompenen modal optimal:
10
%
0.3
%
10.3
%
WAC
C
Total
Modal
CO
C
27
Debt baru didukung RE $ 64,3 rb 45%
PS, didukung RE 2,9 2
RE/laba ditahan 75,8 53
Ttl modal didukung RE/ . .
Break Point RE (BPRE) $143.ribu 100%
Nilai X = BPRE=$ 143 ribu, ini akan terjadi lompatan Skedule MCC dari 10% menjadi 10,3% dengan
catatan COC Ekuitas adalah 14%.
Break Point Debt (BPDE)
Jika perusahaan memperoleh tambahan utang(Debt) sebesar $ 54.000 ribu dengan bunga 12%.
Pada jumlah pembiayaan berapa Debt,bunga 10% habis terpakai ? Hal ini dihitung dengan BPDE Pada
Skedule MCC, bila utang tsb digunakan habis.
Jumlah utang berbunga tertentu
BPDE = ----------------------------------------------------
Persentase Utang
$ 54.000
BPDE = ----------------- = $ 200.000
0,27
Dengan tambahan nol modal sampai $ 75,8 rb, WACC = 10%, sementara diatas $ 75,8 rb
menjadi 10,30%. Kemudian setelah ada tambahan modal dari Debt $ 200.000 dengan bunga 12% atau
setelah tax 40% = 12%(1-0,4)= 7,2%.
Struktur modal sekarang ( ketiga)
Kompenen Bobot x Komp biaya= Produk
Debt 0,45 7,2% 3,24%
Pref.Stock 0,02 10,3 0,20
Com.Stock 0,53 14 7,40 .
Total 1,00 WACC3 10,84%
28
Dari perhitungan tsb datas dapat dibuat grafik
dari WACC 1,2 dan 3
Skedul Kesempatan Investasi (Investmen Opportunities Schedule = IOS)
Adalah grafis yang menyajikan peluang investasi perusahaan yang diurut berdasarkan tingkat pengem-
balian (IRR) proyek. Atau dapat juga dikatakan IOA adalah suatu peringkat investasi dari yang terbaik
(IRR tertinggi) sampai yang terburuk (IRR yang rendah).
Tambahan Modal
Baru
WACC
1
WACC
2
WACC
3
WAC
C
BPR
BP
143.00
0
200.00
0
∆R
E
∆
D
Grafik MCC – WACC Dengan BPRE
dan
BPD
29
D. STRUKTUR MODAL, LEVERAGE DAN KEBIJAKAN DIVIDEN
Struktur modal adalah merupakan bauran atau perpaduan dari utang jangka panjang, saham
preferen dan saham biasa (saham biasa dan laba ditahan) yang dikehendaki perusahaan dalam struktur
modalnya.
Struktur modal adalah keputusan dalam mengambil keputusan pembiayaan perusahaan karena
secara langsung berakibat terhadap biaya modal, keputusan investasi dan meningkatkan nilai
perusahaan.
Jenis-Jenis Modal
Dapat dilihat dari neraca passiva.
Resiko Bisnis dan Keuangan
 Resiko Bisnis
Adalah resiko yang berkaitan dengan proyeksi tingkat pengem-balian atas ekuitas (ROE) suatu
perusahaan di masa yang akan datang, dengan asumsi bahwa perusahaan tersebut tidak meng-gunakan
utang.
 Resiko keuangan
Adalah bagian dari resiko yang ditanggung pemegang saham, yang melebihi resiko bisnis yang
mendasar, sebagai akibat dari penggunaan leverage keuangan.
Leverage Keuangan
Adalah ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas ber-penghasilan tetap (utang dan
saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan.
Aktiv
a
Hutang
lancar
Hutang jangka panjang
Modal Pemegang
saham1. Saham
preferen2. Saham
biasa3. Laba
ditahan
Moda
lPinjama
n
Moda
l Sendir
i
Tota
lModa
l
30
TINGKAT LEVERAGE
Leverage
Adalah penggunaan assets dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang mengeluarkan
biaya tetap dengan maksud agar dapat meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham.
Dilihat dari income statement (full costing)
Sales Revenue XXX
Cost of good sold (Fc dan Vc) XX Operating Leverage
Gross profit XX (Degree of operating
Operating expences XX Levrage= DOL)
EBIT XX
_________________________________
Ineterst XX Financial Leverage
EBT XX (Degree of financial
Tax rate XX Leverage = DFL)
EAT XX
Tingkat leverage operasi = DOL
Hal ini telah dibahas pada pertemuan sebelumnya, namun perlu diingkatkan kembali :
Contoh :
Perusahaan A,B dan C laporan keuanganannya tahun 2005 sbb:
Laporan laba-rugi perusahaan A,B dan C ($ 000)
Keterangan Perus.A Perus B Perus C
 
 
F-CV-S
CV-S
DOL
FV-PQ
V-PQ
DOL
penjualan%perubahan
EBIT%perubahan
DOL
sales
Q




31
Penjualan $ 60.000 $ 90.000 $ 120.000
Biaya variable 12.000 54.000 30.000
Marjin kontribusi 48.000 30.000 100.000
Biaya tetap 28.000 15.000 60.000
EBIT 20.000 15.000 40.000
Harga/unit $ 100 100 100
Sales volume/unit 600/u 900/u 1.200/u
Biaya variable/unit $20/u $60/u $,25/u
Q(P-V) 600(100-20)
> DOLA = ------------- =--------------------------=2,4
Q(P-V)-F 600(100-20)- 28.000
900( 100-60)
>DOLB = -------------------------------- = 1,74
900( 100-60) – 15.000
1.200 ( 100 – 25)
>DOLC=------------------------------------- = 3.
1.200 (100 – 25) – 60.000
DOLA= 2,4 artinya tingkat elastisitas operasi pada out put penjualan terhadap EBIT sebesar 24% , ini
berarti bahw apabila penjualan perusahaan A naik 10% maka laba operasi akan naik 2,4 x 10% = 24%.
Sebaliknya , bila penjualan turun 10% maka penurunan tersebut berakitbat EBIT juga turun sebesar
2,4 x 10% = 24%.
Kondisi ini juga berlaku pada perusahaan B dan C Kalau di masing-masing perusahaan,terjadi
perubahan kenaikan atau penurunan atas penjualan, biaya tetap, biaya variable, harga, sales volume,
maka DOL ini akan berubah juga.
Perusahaan C lebih besar resikonya ketimbang perusahaan A dan B, karena kontribusi laba yang
diperoleh digunakan untuk menutup biaya tetap yang lebih besar atau $ 60.000 atau 60% dari total
penjualan. Besarnya tingkat perubahan laba operasi perusahaan sebagai akibat perubahan
DOL/Penjualan sangat erat hubungannya dengan break even point (titik impas) . Hal ini dapat
dibuktikan dengan perusahaan A, dapat dicari BEP nya.
32
BEPQ /A = Fixed Ccost / Contribution margin/unit.
= $ 28.000/ ( 100 – 20)
= $ 28.000/80
= 350 unit,
BEP $ = 350 x $ 100 = $ 35.000
Tingkat Leverage keuangan (Degree of Financial leveraga)
Adalah persentase perubahan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa yang diakibatkan oleh
berubah-nya laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dalam persentase tertentu.
DFL dengan menggunakan rumus dapat dicari.
= 600 ( 100 – 20) – 28.000 .
600(100-20)-28.000-12.000
= 20.000/8.000
= 2,5 .
DFL sebesar 2,5 artinya , bila EBIT naik dengan 40% maka EPS akan naik sebesar 2,5 x 40% = 100%
dan sebaliknya bila terjadi penurunan. Hasil perhitungan dari DFL, perusahaan berkepentingan
terhadap EBIT blla digunakan dengan beban tetap, sehingga satu sama lainnya saling berkaitan.
Untuk perusahaan B dan C dapat dicari dengan cara yang sama seperti diatas.
Tingkat leverage total (Degree of Total/Combined Leverage = DTL / DCL)
Adalah persentase perubahan EPS yang diakibatkan oleh perubahan penjualan sebesar persentase
tertentu
DTL disebut juga Degree of Combined Leverage (DCL).
DTL perusahaan A dapat dihitung:
DOLA x DFLA =
2,4 x 2,5 = 6
Dapat disimpulkan bahwa masalah DFL baru akan timbul setelah perusahaan menggunakan dana
dengan beban tetap, yang menghasilkan “Favorable Financial Leverage” atau efek yang menghasilkan
positif apabila pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tsb lebih besar daripada beban
tetapnya. Efek yang menguntungkan ini (DFL) sering disebut “Trading on the Equity”
I-F-CV-S
CV-S
DFLxDOLDCLDTL 
33
INDIFFERENCE POINT.
Menentukan struktur modal yang optimal
Adalah struktur modal yang memak-simumkan harga saham perusahaan, dan hal ini memerlukan rasio
utang yang lebih rendah daripada rasio utang yang memaksimumkan EPS.
Analisa pengaruh leverage keuangan terhadap EBIT/EPS
Analisa atas EPS yang indiferen
Analisa Titik indiferen EPS (Indifference Point atau break Even Point EBIT dan EPS)
Adalah tingkat penjualan yang mengakibatkan EPS menjadi sama meskipun perusahaan melakukan
pembiayaan dengan utang, saham biasa ataupun saham prerferen.
EPS indifference point = titik impas = SBE
 EPS indifference point akan lebih jelas dalam grafik sehingga kelihatan keunggulan dari sumber dana
yang dibutuhkan oleh perusahaan.
 Titik penjualan dibawah titik indiference point, nilai EPSnya akan lebih tinggi jika perusahaan lebih
banyak menggunakan saham biasa.
 Tingkat penjualan diatas titik indiferen, nilai EPSnya akan lebih inggi jika perusahaan menggunakan
utang.
Perusahaan dapat menggunakan dana operasinyan dengan memilih alternatif antara hutang dengan
dengan modal saham, atau modal saham dengan saham preferen, atau ketiganya digunakan. Hubungan
Indifference Point (IP) berarti terjadi hasil EPS dengan EBIT adalah sama (break even EPS dan EBIT).
Pada kondisi ini, pertimbangan pembelanjaan (financial mix) dalam tingkat leverage factor berapapan
EPS dan EBIT sama, sehingg manajemen dapat memilih sumber dana yang paling menguntungkan
perusahaan.
Analisis IP disebut juga “tititk impas dalam financial leverage atau analisis hubungan EBIT dengan EPS
dalam struktur modal. “
(EBIT- I) (i- t) PD
EPS= -----------------------------
NS
Dimana
I= Bunga hutang obligasi dllnya.
PD = Dividen tahuna saham preferen.
beredarygSahamJml
T)-1)(1-(EBITBunga-biayaTotal-Penjualan
EPS
=
=
34
T = Tax rate.
NS atau S1 dan S2 = Jumlah lembar saham
Contoh:
Florida Coy dengan modal sebesar
$ 400.000. karena meningkatnya permintaan maka perusahahaan membutuhan tambahan modal sebesar
$200.000 yang dapat diperoleh dari tiga alternatif yaitu:
a. Semuanya dengan emisi saham biasa.
b. Obligasi dengan bunga 12%
c. Saham preferen, dividen 11%.
Perusahaan mendapat EBIT $ 60 ribu. Dengan adanya ekspansi laba diharapkan naik menjadi $ 108
ribu. Tax rate 40%, dan saat ini saham biasa beredar 100.000 lbr. Saham biasa laku dijual $ 2.000/lbr,
dan apabila memilih pendanaan dari modal sendiri, maka emisi saham biasa baru 50.000/lbr. Untuk
menganalisis sumber modal mana yang diambil manajemen dapat dihitung dengan data berikut ini.
Keterangan Saham Biasa Hutang S.Preferen
EBIT $ 108.000 $108.000 $ 108.000
Bunga 12% --- 24.000 ---
EBT 108.000 96.000 108.000
Tax 40% 43.200 38.400 43.200
EAT 64.800 67.600 64.800
Div.S.preferen --- --- 22.000
Laba P.saham 64.800 67.600 42.000
Ttl.saham be
redar/lembar 150.000 100.000 100.000..
EPS $ 432 $ 676 $ 420……
Untuk mencari besarnya EBIT untuk dapat menutup beban tetap, rumus tsb.diatas harus di nol kan dulu
EPS.
0 =( EBIT-I) ( I-t)PD/ NS = 0 = (EBIT-I)(I-t)PD
35
a. Bila menggunakan alternative Saham Biasa.
0 = (EBIT-I)( I-t)PD
= (EBIT-0) (1-0,4) -0
= EBIT (0,60)
EBIT = 0/0,6 = 0.
Dengan memilih saham biasa maka besarnya EPS sama dengan nol, maka EPS juga sama nol
b. Bila tambahan dana dengan hutang (Debt).
0 = (EBIT-I)(I-t)PD
= (EBIT-12%x 200.000)( 1-0,40)- 0
= (EBIT -24.000) 0,60
= 0,6(EBIT- 14.400
EBIT = $ 24.000 atau sama dengan jumlah
Bunga yang harus dibayar.
c. Tambahan dana dengan Saham Preferen.
0 = (EBIT-I) (I-t)-PD
= (EBIT- 0)( 1- 0,40) – 22.000
= EBIT (0,60)- 22.000
EBIT = $ 36.667.
Sekarang kita hitung Indiffrence Point.
a. Indiffrence Point Common Stock vs Debt.
Pergunakan rumus:
(EBIT1,2 –I1) (I-t)PD1 = (EBIT1,2-I2)(1-t)PD2
NS1atau S1 NS 2 atau S 2
(EBIT1,2-0)(1-0,4) = (EBIT 1,2-24.000)(1-0,4)0
150.000 100.000
(EBIT1,2)(0,60) (100.000) = (EBIT1,2-24.000)(0,60) (150.000)
60.000 EBIT 1,2 = (0,6EBIT1.2-14.400)(150.000)
60.000 EBIT 1,2 = 90.000EBIT1,2- 2.160.000.000
30.000EBIT1,2 = 2.160.000.000
EBIT 1,2 = $ 72.000
36
b. IP dgn pendanaan Saham Biasa VS S.Preferen
Pergunakan rumus diatas dan subsitusikan.
(EBIT1,2=0)(1-0,40)-0 = (EBIT1,2-0)(1-0,40)-22.000
150.000 100.000
(EBIT1,2)(0,60)(100.000) = (EBIT1,2)(0,60)-22.000 (150.000)
(0,60EBIT1,2)(100.000) = (0,60 EBIT1,2)-22.000x 150.000
60.000EBIT1,2 = 90.000EBIT1,2 = 3.300.000.000
30.000EBIT1,2 = 3.300.000.000
EBIT1,2 = $ 110.000
Dari hal tsb diatas, jelas bahwa :
 EBIT pendanaan Common Stock VS Debt adalah sama yaitu sebesar $ 72.000
 EBIT pendanaan Common Stock VS Preferred Stock adalah sama $ 110.000
Bagaimana dengan EPS, apakah sama?
Keterangan Alternatif C.Stock Alt. dgn Debt
EBIT $72.000 $72.000
Interest12% --- 24.000
EBT 72.000 48.000
Tax 40% 28.800 19.200
EAT 43.200 28.800
T.Saham beredar 150.000 100.000
EPS $ 0,288 $0.288
EPS ribuan $ 288 $ 288
EPS antara Common Stock VS Preferred Stock
Keterangan Alt.Common Stock Prefer.Stock
EBIT $110.000 $ 110.000
Interest --- ---
Tax 40% 44.000 44.000
EAT 66.000 66.000
37
Div.P.Stock --- 22.000
Laba P.Sham 66.000 44.000
Saham beredar 150.000 100.000
EPS $ 0,44 $0,44
EPS(ribuan) $ 440 $ 440.
A. Kesulitan dalam menentukan secara pasti pengaruh leverage keuangan P/E (perbandingan antara
harga dengan keuntungan).
B. Perbedaan tingkat kekonservatifan manaajer dengan pemegang saham
C. Keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang mungkin berten-tangan dengan maksimisasi
harga minimisasi biaya modal yang berjangka pendek.
1. Studi kasus.
PT.Tungkir Jaya tahun akhir tahun 2005 mempunyai modal $ 100.000 dengan EBIT sebesar $
150.000 dan akan menambah modalnya $ 50.000 untuk ekspansi dengan sumber modal dari tiga
alaternatif :
a. Emisi saham biasa semuanya.
b. Dengan bonds, coupon rate 12%
c. Saham preferen, dividen 11%
Dalam rangka ekspansi ini perusahaan tahun 2006 ini mengharapkan laba naik menjadi $
270.000, tax rate 40%.Saat tahun 2005 saham biasa beradar 250.000 lbr dan dapat dijual $ 50/lbr.
Kebijakan manajemen bahwa kalau memilih sumber dana dari modal sendiri, maka perusahaan
harus mengemisi saham biasa baru 12.500 lbr.
Diminta :
a. Dengan tambahan dana tsb diatas, hitunglah EBIT bila perusahaan mengeluarkan saham biasa
baru.
b. Hitunglah EBIT kalau dana tsb dari sumber hutang jangka panjang(bonds)
c. Hitunglah EBIT bila dana tsb dari saham preferen.
d. Hitunglah break even point EBIT dan EPS antara dana dari hutang dan saham biasa baru, dengan
adanya tambahan modal tsb..
e. Hitunglah break even point EBIT dan EPS antara saham biasa dengan preferen dengan adanya
tambahan modal tsb.
EP
S
Pric
e
Mark
et
Stoc
k
P/
E
=
38
f. Buatlah grafik Indiffrence Point dari ketiga sumber modal tsb.
g. Menurut saudara, sumber modal mana yang dipilih oleh manajemen untuk memncapi laba yang
ditentukan tahun 2006?.
KEBIJAKAN DIVIDEN
Kebijakan dividen (dividen policy) dapat diartikan kebijakan untuk menentukan berapa banyak dari laba
harus dibayarkan kepada pemegang saham dan berapa banyak yang akan ditanam kembali di
perusahaan.
Tiga Pembagian Kebijakan Dividen.
1. Membagi dividen sebesar-besarnya.
2. Membagi dividen atau menerbitkan saham baru.
3. Membagikan dividen sekecil-kecilnya, kalau perlu tidak usah dibagikan dividen.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen
a. Peraturan hukum
b. Faktor likuiditas
c. Faktor biaya penerbitan saham baru (emisi saham)
d. Pengendalian
e. Stabilitas keuntungan dan kebangkrutan
f. Biaya transaksi dan kebutuhan modal
g. Tingkat pengembalian aset
Kebijakan Dividen yang optimal
Adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan
di masa mendatang sehingga memaksi-mumkan harga saham perusahaan.
Dua teori kebijakan Dividen
1. Teori ketidakrelevanan (irrelevansi) dividen.
Adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan deviden perusa-haan tidak mempunyai
pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya.
Teori ini dikemukakan tahun 1966 oleh Merton H. Miller dan Franco Modigliani yang terkenal
dengan teori “MM”. Inti teori ini adalah dalam dunia yang sempurna (ada kepastian, tidak ada pajak,
tidak ada biaya transaski dan tidak pasar lain yang sempurna) maka nilai perusahaan tidak dipengaruhi
oleh dividen. Teori ”MM” memberikan beberapa asumsi agar teori yang terkendali (manageable).
39
2. Teori bird – in -the hand tallacy.
Adalah dividen memiliki resiko yang lebih kecil daripada resiko kenaikan nilai modal, oleh
karena itu, ks, akan naik jika pembagian dividen dikurangi. Teori ini dikem-bangkan oleh Gordon-
Lintner yang intinya bahwa investor memandang seekor burung di tangan lebih berharga dari pada
seribu burung di udara. Teori Gordon-Lintner ini ditentang oleh teori “MM” dan sebaliknya.
Dua isu lainnya tentang kebijakan deviden.
1. Information Content (Signaling Hypothesis)
Adalah teori yang menyatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen pertanda bagi
perkiraan manajemen atas laba.
2. Clientele Effect
Adalah kecendrungan perusahaan untuk menarik jenis investor yang menyukai kebijakan
dividennya.
Kebijakan Dividen dalam praktek
1. Kebijakan dividen residual
Adalah kebijakan di mana dividen yang dibayarkan sama dengan laba aktual dikurangi dengan laba yang
perlu ditahan untuk membiayai anggaran modal perusahaan yang optimal.
Dasar dari kebijakan ini adalah kenyataannya bahwa investor lebih menginginkan perusahaan mena-
han dan menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya dalam bentuk dividen, apabila laba
yang diinvestasikan kembali terse-but dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi daripada tingkat
pengembalian (laba) rata-rata yang dapat dihasilkan sendiri oleh investor dari investasi lain dengan
resiko yang sebanding.
2. Dividen yang konstan (naik secara mantap)
Adalah kebijakan dividen tahunan yang tidak akan pernah diturunkan dalam jumlah persentase
tertentu dari laba kepada pemilik setiap periode pembayaran dividen. Dalam hal ini, terdapat kebijakan
Dividen Pay Out Ratio (DPR) adalah persentase dari setiap rupiah/dolar yang dihasilkan kepada
pemegang saham dalam bentuk tunai, dihitung dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per
saham.
Dividen rendah teratur dan ditambah ekstra (Low regular extra dividen policy)
Adalah kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran deviden rendah secara teratur kemudian
ditambah dengan dividen ekstra bila ada jaminan kelebihan dana yang tersedia.
Rencana Reinvestasi Dividen (Dividen Reinvestmen Plan=DRP)
Adalah rencana yang memungkinkan pemegang saham untuk secara otomatis menginvestasikan
kembali dividennya dalam bentuk saham perusahaan.
40
Rencana Reinvestasi Dividen (Dividen Reinvestmen Plan=DRP)
Adalah rencana yang memungkinkan pemegang saham untuk secara otomatis menginvestasikan
kembali dividennya dalam bentuk saham perusahaan.
Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap ks
1. Keinginan pemegang saham akan penghasilan sekarang ini dibanding penghasilan yang akan
datang.
2. Tingkat resiko dividen dibanding dengan kenaikan nilai modal (capital gain).
3. Informasi atau pertanda yang terkandung pada dividen.
Stabilitas Dividen
 Adalah para investor lebih tertarik pada kondisi stabilitas dividen peru-sahaan daripada dividen pay
out ratio yang tinggi. Stabilitas dividen disini, tetap memperhatikan tingkat pertum-buhan perusahaan.
 Saham yang memberikan dividen yang stabil selama periode tertentu akan mempunyai harga yang
lebih tinggi daripada saham yang mem-bayar dividennya dalam persentase yang tetap terhadap laba.
Dividen Saham (Stock Dividend)
Adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk tambahan, bukan dalam bentuk uang tunai/kas.
Stock Splits
Adalah pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai saham yang lebih kecil, dan jumlah saham beredar
meningkat secara proporsional sebagai akibat penurunan nilai saham.
Reserve stock splits (pemecahan balik saham)
Adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan harga saham perusaha-an dengan cara menukar
sejumlah saham beredar untuk saham baru.
 Saham yang dipecah 1 dari 2 1 saham baru ditukar dengan 2 saham lama
 Saham yang dipecah 2 dari 3  2 saham baru ditukar untuk 3 saham lama
Pembelian kembali Saham (Stock Repurchace)
Adalah suatu transaksi dimana suatu perusahaan membeli kembali seba-gian dari sahamnya sendiri.
Jumlah saham yang beredar akan berkurang dan harga saham mening-kat maka laba juga akan
meningkat.
 Maksud pembelian kembali saham adalah mempertinggi nilai saham yang dimiliki dan menolong
untuk meng-halangi orang-orang/investor-investor yang tidak diinginkan mengambil alih perusahaan.
 Tiga cara peningkatan nilai saham dengan pembelian kembali saham.
a. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar dan dapat mening-katkan EPS.
41
b. Memberi signal positif kepada investor di pasar dan manajemen percaya saham dinilai rendah.
c. Memberi dasar sementara untuk harga saham yang mungkin turun.
Keputusan Pembiayaan Jangka Panjang
Ekuitas Saham Biasa
Adalah jumlah saham biasa modal disetor dan laba ditahan yang dimiliki perusahaan yang setara dengan
total investasi pemegang saham biasa di dalam perusahaan.
Nilai buku per saham (Book value per share)
Adalah nilai akuntansi dari selembar saham biasa, setara dengan ekuitas saham biasa (dengan saham
biasa ditambah dengan laba yang ditahan) dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.
Hak-Hak Hukum dan Istimewa Pemegang Saham Biasa
 Pengendalian perusahaan
1. Surat kuasa (Proxy)
Ialah suatu dokumen yang memberi seseorang wewenang untuk bertindak atas nama orang lain,
umumnya kuasa untuk memberikan suara atas saham biasa.
2. Proxy Fight (Perebutan kuasa)
Adalah usaha yang dilancarkan oleh perseorangan atau suatu kelompok untuk memperoleh
pengendalian atas perusahaan dengan jalan meminta kuasa dari pemegang saham untuk mewakili
hak suara pemegang saham dalam memilih mana-jemen baru bagi perusahaan.
3. Pengambilalihan (Take over)
Adalah tindakan dengan jalan mana seseorang atau suatu kelompok berhasil memecat
manajemen perusahaan dan mengambil kendali atau perusahaan.
4. Hak Preemtif (Preemptive Right)
Adalah ketentuan dalam anggaran rumah tangga perusahaan yang memberikan kepada
pemegang saham biasa hak untuk membeli atas dasar prorata saham biasa yang baru diterbitkan.
 Pasar untuk saham biasa
1. Bursa Pararel (Over the counter = OTC market)
Adalah jaringan dealer yang mengurus perdagangan seku-ritas yang belum terdaftar (unlisted).
2. Bursa utama (Organized Security Exchange)
Adalah organisasi resmi yang mempunyai lokasi fisik yang nyata, yang memudahkan
perdagangan sekuritas terdaftar (listed).
42
Tiga Jenis Transaski Pasar Saham
1. Pasar Sekunder (Secondary market)
Adalah pasar di mana saham yang telah beredar (used stock) diperdagangkan sesudah saham-
saham tersebut diterbitkan oleh perusahaan. Perdagangan saham beredar dari perusahaan punlik
yang sudah mapan.
2. Pasar Perdana (Primary market)
Adalah pasar di mana perusahaan menerbitkan sekuritas baru untuk menambah modal
perusahaan. Saham tambahan dijual oleh perusahaan publik yang sudah mapan.
Proses Bank Investasi
Bank Investasi (Investment banker) adalah perantara dibidang keuangan yang membeli sekuritas dari
peru-sahaan dan pemerintah serta men-jualnya kembali kepada perusahaan dan masyarakat.
 Fungsi Bank Investasi
a. Menjamin penerbitan-penerbitan sekuritas.
b. Memberi nasehat kepada klien/ langganan.
Proses Penjaminan Emisi (Underwriting) adalah proses dimana pihak bankir investasi membeli surat-
surat berharga dari perusahaan penerbit sekuritas tersebut dengan harga yang lebih rendah dari harga
yang akan dijual kembali.
Tanggung jawab bank investasi kepada emiten
1. Penjamin emisi dengan kesanggupan penuh (full commitment underwriting)
menanggung resiko.
2. Penjamin emisi dengan kesanggupan terbaik (best effort undrwriting)
berperan sebagai agen.
3. Penjamin emisi dengan kesanggupan siaga (stand by commitment)
Disamping menawarkan juga mau membeli sekuritas yang tidak laku.
43
E. UTANG JANGKA PANJANG
Instrumen Utang Jangka Panjang (Long Term Debt)
Utang jangka panjang adalah suatu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur, di mana kreditur
bersedia memberikan pinjaman sejumlah uang tertentu dan peminjam bersedia membayar secara
periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman.
Disamping sumber pembiayaan jangka panjang dari saham biasa dan saham preferen, dapat dilakukan :
• Meminjam melalui bank, cepat, fleksibel dan biaya relatif rendah
• Obligasi, dengan masa jatuh tempo antara 5 s/d 30 tahun.
Terdiri dari : mortgage bond (obligasi dijamin sejumlah aset berupa hipotek atau gadai),
debenture bond (obligasi tanpa jaminan) dan debenture subordinate (obligasi memiliki klaim atas aktiva
kalau terjadi likuidasi)
Kebaikan dan Kelemahan Long Term Debt atau Obligasi (Bond)
Kebaikan Long Term Debt Biaya modal setelah pajak relatif rendah. Bunga yang dibayarkan merupakan
pengurangan pajak penghasilan. Dengan financial leverage dimungkinkan EPS meningkat.
Pengendalian operasi perusahaan oleh pemegang saham tidak mengalami perubahan.
Kelemahan Long Term Debt
1. Financial risk perusahaan meningkat, akibat meningkatnya financial leverage.
2. Batasan yang disyaratkan kreditur seringkali menyulitkan manajemen.
3. Munculnya “Agency problem” yang mengakibatkan semakin mening-katnya agency costs.
Hal-hal Khusus dalam Perjanjian Utang.
1. Indentur obligasi
2. Waliamanat (Trustee)
3. Syarat-syarat pembatas (Restrictive covenants)
4. Ketentuan Penarikan (Call Provision)
5. Dana pelunasan (Sinking fund)
6. Obligasi tanpa bunga (sangat rendah) atau Zero coupun bond
7. Obligasi dengan suku bunga mengambang (floating rate bond)
8. Junk Bond vs LBO
44
Bunga Kredit Jangka Pendek Versus Bunga Kredit Jangka Panjang
Perusahaan mengambil kebijakan batas waktu kredit jangka pendek (kurang dari satu tahun) dan
kredit jangka panjang (lebih dari satu tahun). Dapat terjadi jangka waktu pertukaran modal yaitu
pemakaian modal dalam beberapa bulan atau dapat lebih dari setahun.
Jangka Waktu Kritis / X :
Adalah jangka waktu dimana penggunaan sumber modal dari luar (asing) jangka pendek biayanya atau
beban bunganya sama besar dengan apabila perusahaan menggunakan modal sumber dana luar (asing)
jangka panjang.
bulan12atauhari360
Bb-Kpd
Bb-KPj
XkritisJangka x
Asumsi : Kpd > Kpj > Bb
Dimana :
Kpj = Bunga kredit jangka panjang
Kpd = Bunga kredit jangka pendek
Bb = Bunga bank
Contoh:
PT.Sidua Jaya dengan data kebutuhan dana dan jangka waktu membutuhkan yang efisien adalah berikut
ini :
Kelompok Jangka waktu membutuhkan Jumlah yang
Kebutuhan Dibutuhkan $
A 1 Januari s/d Maret 2006 $ 800.000
B 1 Aprilo s/d 31 Mei 2006 1.000.000
C 1 Juni s/d 30 November 2006 1.500.000
D 1 Oktober s/d 31 Desember 2006 1.300.000
Bunga kredit jangka panjang (Kpj) = 21%
Bunga kredit jangka pendek (Kpd) = 25%
Bunga bank ( Bb) = 15%.
Jangka Waktu Kritis = (Kpj – Bb) /(Kpd – Bb)x 365 hari = 219 hari.
45
Penggunaan dana dapat dikelompokkan berikut ini:
Jangka waktu 1/1-31/3 ¼ - 31/5 1/6-30/9 1/10 – 31/12
Kebutuhan dana 800.000 1.000.000 1.500.000 1.300,000
Dana I 800.000 800.000 800.000 800.000
0 (a) 200.000 700.000 500.000
Dana II 200.000 200.000 200.000
0(b) 500.000 300.000
Dana III 300.000 300.000
200.000 0(c)
Dana IV 200.000 (d) .
Kelompok dana atas dasar waktu penggunaannya.
Kelompok dana Jumlah Periode membutuhkan dana J umlah hari
I $ 800.000 1/1 s/d 31/12-2006 365 hari
II 200.000 1/4 s/d 31/12-2006 275 hari
III 300.000 1/6 s/d 31/12-2006 214 hari
IV 200.000 1/6 s/d 30/9-2006 122 hari.
Karena Jangka Waktu Kritis = 219 hari, dapat disimpulkan bahwa :
1) Dana dipenuhi dengan kredit jangka panjang
Kelompok I ( 1/1 s/d 31/12-2006) $ 800.000
Kelompok II ( 1/4 s/d 31/12-2006) . 200.000
Jumlah dana dengan kredit jangka panjang ( 21%) $ 1.000.000
2) Dana diperoleh dengan kredit jangka pendek
Kelompok III $ 300.000
Kelompok IV 200.000
Jumlah dana dengan kredit jangka pendek (25%) $ 500.000
Kelompok dana III dan IV dipeuhi dengan kredit jangka pendek dengan bunga 25% dibutuhkan kurang
dari 219 hari (jangka waktu kritis), dan modal optimum adalah $ 1.000.000 atau dana kredit jangka
panjang. Kalau kelompok dana I dan II dipenuhi dengan jangka pendek, maka biaya bunga semakin
besar.
46
Demikian juga kelompok dana III dan kalau dengan kredit jangka panjang akan lebih mahal bianya.
Kalau dicari dari kedua kelompok dana tersebut diatas, kelompok dana I dan II dengan kredit jangka
pendek biayanya sebesar $ 237.671,23/tahun dan kalau jangkapanjang biayanya sebesar $ 202.602,74.
Untuk kelompok III dan IV dapat mahasiswa menghitung sendiri biayanya.
PEMBIAYAAN CAMPURAN
1. Saham Preferen
2. Leasing Adalah suatu kontrak perjanjian antara pemilik aktiva (lessor) dan pihak lain yang
memanfaatkan aktiva tersebut (lesse) dimana lessor berkewajiban membayar sejumlah uang kepada
pihak lesse secara berkala untuk jangka waktu tertentu.
Keuntungan dengan pembiayaan dengan leasing
1. Sumber jangka menengah.
2. Kemampuan memperoleh kredit.
3. Menafaatkan aktiva dan tidak perlu membayar biaya perawatan, pajak dan asuransi (sesuai
kontrak).
4. Perlindungan terhadap inflasi.
5. Tingkat pembayaran secara cicilan.
6. Tingkat suku bunga tetap.
Kelemahan dengan pembiayaan leasing
1. Suku bunga lebih tinggi dari bank.
2. Harus ada agunan yang cukup.
Sudah harus membayar sewa pada saat kontrak ditandatangani,
Jenis-jenis Leasing
1. Jual dan sewa balik (Sales and Lease Back)
2. Lease Operasi (Operating lease)
3. Lease Keuangan atau Modal (Capital Lease)
Contoh Perhitungan Leasing:
PT. Tiomina Jaya dihadapkan kepada 2 alaternatif apakah membeli mesin baru atau menyewanya.
Dengan membeli harga mesin Rp, 100 juta berusia 2 tahun tanpa nilai residu. Depresiasi dengan metode
garis lurus, pajak 40%. Kalau melakukan leasing , lease payment Rp.525 juta/thn. Bank menawarkan
bunga 10%/tahun. Arus kas masuk operasi dari mesin adalah sama jika perusahaan membeli atau
leasing, maka harus dicari biaya-biaya yang timbul jika membeli versus leasing.
47
Apakah perusahaan melakukan leasing atau meminjam uang dari bank ?
Jawab :
Arus Kas kalau membeli : (dalam jutaan Rp)
Tahun 0 1 2
Harga Beli Mesin - 1.000
Pinjaman 1.000
Biaya Bunga -100 -100
Tax Saving dari Bunga 40 40
Bayar Pokok Pinjaman -1.000
Tax Saving dari depresiasi 200 200
Arus Kas Bersih
Arus kas jika Leasing :
Lease payment -525 -525
Tak saving dari lease.pmt 210 210
Arus kas bersih 0 - 315 -315
Tingkat diskonto= After tax cost of debt= 10%(1-40%) =0,06%.
PV arus kas masuk membeli = (140/ (1+0,06) + (-860/ (1+0,06)²
= -Rp. 633,32 jt.
PV arus kas Leasing =(-315(1+0,06) + (-315(1+0.08)
= - Rp 577,2 juta
PV biaya membeli lebh besar dari PV leasing , sehingga lebih baik melakukan “leasing”.
Net Advantage to Leasing ( NAL).
NAL adalah pengehematan biaya akibat memilih alternative leasing dari pada membeli aktiva.
N t n
NAL = ∑ ( Ot( 1 –T) –Rt(1-T)-T.Dr) / (1+rb} –(Vn/(1+rb)+ COP
t=1
Dimana:
Ot = operating cash outflow pada waktu t yg terjadi jika mebeli aktive.
Rt = leasing payment tahunan pada t.
T= tingkat pajak penghasilan perusahaan.
48
Dt= biaya depresiasi aktiva pada waktu t.
Vn= nilai sisa sesuadah tax pada waktu n.
rb= biaya hutang setelah pajak.
COP= harga perolehan aktiva yg tidak dibayar dengan lesse jika leasing dilakukan
Contoh:
PT. Maras merencanakan membeli mesin modern dengan nilai $ 150 ribu, dengan pertimbangan pajak
mesin didepresiasi selama 5 tahun dengan garis lurus dengan nilai residu nol. Diharapkan tahun ke 5
mesin dapat dijual $ 25 ribu dan arus kas sesudah pajak (net cash in flow atau EAT + Depresiasi) $50
ribu selama 5 tahun.Biaya operasi mesin yang dibayar oleh lerssor jika leasing, sebesar $ 15 ribu per
tahun selama umur mesin tsb. Lease payment tahunan ditentukan oleh lessor sebesar $ 40 ribu per tahun.
Jika perusahaan meminjam dari bank dikenakan bunga 12%/tahun.Pajak 40% dan cost of capital
perusahaan 15%.
Apakah proyek membeli mesin baru diterima ?
NPV =-150 + (50/(1+0,15) +( 50/(1+0,15)² +(50/(1+0,15)³) +
(50/(1+0,15)^4) + ( 50/( 1+0,15)^5)
= $ 17,52 ribu, proyek pembelian diterima atau feasible.
NAL, cari dulu data diabwah ini.
Tahun Ot(1-T) Rt( 1-T) - Dt.T Jumlah
15.ribux(1-0,4) 40 rbx0,6 30 ribux0,4 . .
1 9 -24 -12 -27
2 9 -24 -12 -27
3 9 -24 -12 -27
4 9 -24 -12 -27
5 9 -24 -12 -27 …
rb =0,12( 1-0,4) = 0, 072
Vn = 25(1-0,4) = 15
2 3 4
NAL = (-27/1,072) +(-27/1.072 )+(-27/1.072 )+(-27/1,072 ) +
5
(-15/1.072) + 150= $ 29,30 ribu.
49
Karena NPV dan NAL positip maka proyek mesin dapat diterima dan diperoleh dengan “leasing” .
jika aktiva dibeli.
Cost of Owning dan Cost of Leasing dapat dihitung:
Cost of leasing
Tahun 0 1 2 3 4 5 …
Lease pmt 40 40 40 40 40
Tax saving/ -16 -16 -16 -16 -16
Net cash flow 0 24 24 24 24 24
Cost of owning
Tahun 0 1 2 3 4 5
Harga perolehan 150
Biaya perawatan 15 15 15 15 15
Tax saving perwatan -6 -6 -6 -6 -6
Tax saving depresiasi -12 -12 -12 -12 -12
Nilai residu -25
Tax nilai residu 10
Net cash flow 150 - 3 -3 -3 -3 -18
PV cost of owning
150 +(-3/1,072) + (-3/1,072 ²) +(-3/1,072 ³) +(-3/(1,072 ^4)) + (-18/(1,072^5)) = $ 127,17 ribu
PV cost of leasing= (24/1,072) + (24/1,072²) +(24/1,072³)
(24/1,072 ) + (24/1,072^5) = $ 97,87 ribu.
NAL = $ 127,17 ribu - $ 97.87 ribu = $ 29,30 ribu.
Opsi (Option)
Adalah kontrak yang memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual sesuatu aktiva
dengan harga yang telah ditentukan terlebih dahulu selama jangka waktu tertentu.
Opsi Beli (Call Option)
Adalah opsi untuk membeli saham dengan harga tertentu dan selama jangka waktu tertentu.
50
Opsi Jual (Put Option)
Adalah opsi untuk menjual selembar saham dengan harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
Waran (Warrant)
Adalah opsi jangka panjang untuk membeli sejumlah tertentu saham biasa dengan harga tertentu.
Nilai Rumusan (Formula Value) VS Harga Opsi
Adalah nilai opsi yang dihitung sebagai harga saham dikurangi harga patokan atau harga pelaksanaan.
patokan
Harga
itusaat
sahampasarHarga
patokan
rumusanHarga

Rasio Konversi dan Harga Konversi
 Conversion Ratio = CR
Adalah jumlah lembar saham biasa yang akan diperoleh dengan menukarkan selembar obligasi
konvertibel atau saham preferen konvertibel.
 Conversion Price = CP
Adalah harga efektif yang dibayarkan atas saham biasa yang diperoleh dengan menukarkan
sekuritas konvertibel.
CR
ObligasiPariNilai
PCkonversiHarga 
MERGER, DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN LBOs
Merger
Adalah kombinasi atau penggabungan dari beberapa perusahaan, dimana salah satu atau lebih
perusahaan tersebut hilang dan membentuk satu perusahaan baru.Merger disebut juga “Consolidation”
yaitu apabila dua perusahaan ukurannya kurang lebih sama.
Dasar pemikiran merger
1. Sinergi
2. Pertimbangan pajak
3. Pembelian aktiva di bawah biaya penggantian
4. Diversifikasi
5. Mempertahankan pengendalian
51
Jenis-jenis Merger
1. Merger Horisontal
Adalah gabungan dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam satu bidang usaha yang sama.
2. Merger Vertikal
Adalah gabungan antara dua perusahaan antara industri hulu dengan hilir.
3. Merger Kongenerik
Adalah penggabungan perusahaan yang bergerak pada industri umum yang sama, tetapi tidak
ada hubungan pelanggan dan pemasok di antara kedunya.
4. Merger Konglomerat
Adalah penggabungan perusahaan dari industri yang benar-benar berbeda.
Prosedur merger.
 Merger sukarela (Friendly Merger)
Adalah merger dengan syarat-syarat yang dapat diterima oleh manajemen kedua perusahaan.
 Merger secara paksa (Hostile Merger)
Adalah merger yang ditentang oleh manajemen dari perusahaan sasaran (target company).
Perusahaan sasaran adalah perusahaan yang dicoba diambil alih oleh perusahaan lain.
 Tawaran pengambil alih (Tender Offer)
Adalah tawaran dari suatu perusahaan untuk membeli saham perusahaan lain yang disampaikan
langsung kepada pemegang saham perusahaan tersebut. Hal ini acap kali, tetapi tidak selalu mendapat
tantangan dari manajemen perusahaan sasaran.
Merger Operasi versus Merger Keuangan
 Merger Operasi
Adalah merger yang memadukan operasi dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam
merger guna tercapainya efek sinergistik.
 Merger Keuangan
Adalah merger yang tidak menyatuhkan operasi dari perusahaan yang bergabung, sehingga dari
merger tersebut tidak diharapkan adanya manfaat operasional.
Alasan-alasan melakukan merger
Ada cara masuk akal (sensible) dan tidak masuk akal (dubiuos). Alasan merger adalah sbb:
1. Dapat beroperasi efektif- efisieien
52
2. Manajemen yang lebih baik.
3. Meningkatkan pertumbuhan.
4. Penghematan pajak yang belum dimanfaatkan.
5. Memanfaatkan dana yang “idle”
6. Untuk meningkatkan EPS.
Tiga Hal Penting Taktik Defensif atau bertahan
 White knight
 Posion pill (merusak perush)
 Parasut Emas (Golden farachutes)
Divestiture
Adalah penjualan sebagian aktiva operasi perusahaan.
Jenis-jenis Divestitur
1. Penjualan satu unit operasi kepada perusahaan lain.
2. Penjualan unit yang akan dilepaskan kepada manajer ybs.
3. Pemisahan unit tertentu untuk dijadikan sebagai perseroan baru.
4. Likuidasi aktiva secara langung kepada masyarakat.
Spin off
Adalah divestitur dimana saham perusahaan anak diberikan kepada pemegang saham perusahaan induk.
Holding company
Adalah perseroan yang memiliki saham pada perusahaan lain dalam jumlah tertentu sehingga ia dapat
mengendalikan perusahaan tersebut.
Perusahaan Induk (Parent Company)
Adalah holding company yaitu perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain karena memiliki saham
perusahaan tersebut dalam jumlah yang besar
Operating Company(badan hukum terpisah dari holding company)
Keunggulan Holding Company
1. Hak kendali tanpa pemilikan penuh
2. Pemisahan resiko
3. Badan hukum terpisah
53
Kelemahan Holding Company
1. Pemajakan berganda parsial
2. Mudah dipaksa untuk melepas saham
Leveraged Buyouts (LBOs)
Adalah transaksi dimana saham perusahaan yang dimiliki oleh publik (masyarakat luas) dibeli dengan
menggunakan dana yang sebagian besar berasal dari utang, sehingga mengakibatkan perusahan tersebut
menjadi milik perorangan dengan leverage yang sangat tinggi. Acap kali manajemen perusahaan itu
sendirilah yang melakukan LBOs.
Contoh:
PT.Indomix mempertimbangkan untuk melakukan “swastanisasi/self corporation” (dari perusahaan
tertentu/TBK menjadi perusahaan milik perorangan) dengan LBO
Awal thn 2006 manajemen memiliki 25% dari 200 ribu saham beredar. Harga saham $ 500/lbr,
diperkirakan premi 40% atas harga saat ini agar pemilik saham publik menawarkan saham mereka dalam
penawaran kas. Manajemen dengan LBO memperoleh pinjaman 80% dari dana yg dibutuhkan untuk
mencapai sukses. Sisa dana 20% dengan obligasi dengan bunga 14% dan harus dilunasi akhir tahun ke
6 atau 2012.. Bunga pinjaman 2% ditas tingkat bunga utama dengan pengurangan pokok 20% dari
pinjaman awal setiap akhir tahun dalam 5 tahun pertama atau thn 2011. Khusus obligasi
memiliki”warrant” dimana pemegangnya dapat membeli 30% saham perusahaan akhir tahun ke 6.
EBIT per tahun diharapkan $ 30 juta. Karena kerugian pajak dibebankan dimuka , maka perusahaan
tidak membayar pajak selama 5 tahun kedepan. Manajemen melakukan pengeluaran modal dalam
jumlah yang sama dengan penyusutan. Tingkat bunga utama rata-rata selama 5 tahun 10%. Apakah
LBO layak dilakukan ?
Solusi:
a. Saham dimiliki pihak luar =200.000(100% - 25%)= 150.000 lbr.
b. Harga ditawarkan $50x1,40 =$ 700/lbr.
c. Nilai LBO 150.000x $700=$ 105.000.000
d. Debt nilai lebih besar = 105.000.000 x 0,80 $ 84.000.000
e. Pembayaran pokok pinjaman/thn = $ 840.000.000 /5 = $ 16.800.000
f. Hutang jumlah kecil=.105.000.000x 0,20 = $ 21.000.000
f. EBIT tiap tahun sebesar $ 1.900.000
EBIT tahunan ,membayar hutang:
a). Bunga hutang nilai besar 84.000.000 x 0,12 = $ 10.080.000
b).Bunga hutang lebih besar 14% (bonds)=0,14 x 21.000.000 $ 2.940.000
54
c) Pokok pinjaman $16.800.000
Jumlah EBIT dibutuhkan $ 29.820.000
Untuk selama 5 tahun pertama, dengan laba bersih $ 30 juta lebih dari cukup untuk membayar jumlah
utang (nilai besar dan kecil),maka perusahaan layak melakukan”swastanisasi dengan LBO, karena laba
lebih besar dari EBIT yang dibutuhkan.
55
F. ANALISIS KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BUMS DAN BUMN
Kesulitan keuangan dan Prediksi Kebangktutan
Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dalam jangka
pendek (likuiditas atau technical solvency) dan mengalami insolvency (debt > asset). Pengertian lainnya
dapat dikatakan bila total kewajiban melebihi total aktiva. Sebagai contoh di Indonesia tahun 1997-an,
puluhan bank mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak ingin bank-bank tsb bangkrut maka
diberikan bantuan (BLBI) yang sangat merugikan Negara dalam jumlah yang sangat besar sehingga
berdampak kepada perekonomian Indonesia sampai saat ini. Pemerintah memberikan kredit BLBI
karena menjaga kredibilitas pemerintah di mata maryarakat dan dunia.
Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu likuidasi(kebangkrutan) dan reorganisasi (retrukturisasi).Hal-
hal perusahaan dalam mengalami kebangkrutan al: kegagalan dibidang manajemen, operasional,
penyelewengan, bencana, persaingan yang sangat tajam dan lainnya.
Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan :
a. Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak kompeten
b. Kurangnya pengalaman secara manajerial.
c. Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan fungsi lainnya tidak baik.
d. Penyelewengan dan korupsi atau KKN.
e. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli, dan lainnya
f. Peraturan pemerintah yang memberatkan antara lain kenaikan BBM,perpajakan dan lainnya.
g. Karena persaingan yang sangat tajam antar perusahaan sejenis.
h. Mengalami kerugian terus menerus.
i. Faktor-faktor lainnya.
Metode Memprediksi Kebangkrutan
• 1. Analisis Rasio Keuangan
• 2. Z Score – Metode Altman
• 3. Shut Down Point – Shut Down Cost
• 4. Analisis Surat Keputusan MenNeg BUMN
• Note: BUMS tidak menggunakan metode ke-4
Analisis kebangkrutan
1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu:
56
1) Analisis Univariate
Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penympangan
Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya tetap berbanding pendapatan
operasi (operation income) atau rasio FC/OI tidak baik dan pengaruh Time Interest Earned (TIE) yang
dibandingkan dengan laba (bunga lebih tinggi dari laba).Penilaian prediksi kebangkrutan dapat juga
dilakukan dengan menilai rasio-rasio keuangan lainnya.
2) Analisis Multivariate.
Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu persamaan. Contohnya model
regresi:
Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn
Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis diskriminan dengan
menggunakan tehnik statistic.
Analisis kebangkrutan
Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman di New York University
pertengahan tahun 1960 menggunakan “analisis diskriminan” untuk memprediksi kebangkrutan
perusahaan. Altman adalah pioner memprediksi tentang kebangkrutan.Altman menganalisis perusahaan
besar di USA dengan 22 rasio keuangan, tetapi hanya 5 rasio dominan dalam memprediksi perusahaan
mengalami kebangkrutan atau tidak.
Analisis diskriminan/ kebangjrutan terdiri 3 tahap:
1. Menyusun klasifikasi kelompok bersifat mutually exclusive. Setiap kelompok dibedakan
dengan satu distribusi peluang (probability distribution) sesuai cirri-cirinya.
2. Mengumpulkan data untuk pengamatan dalam kelompok.
3. Menurunkan kombinasi linier dari ciri-ciri tsb “paling baik” mendiskrimi nasikannya
(membedakannya) diantara kelompok “paling baik”, artinya kombinasi yg meminumkan
peluang ada kesalahan klasifikasi.
Analisis kebangkrutan
Altman Model”s., fungsi Z (Zeta)
Z= ,012X1+0,14X2+0,033X3+0,006X4+0,999X5
Dimana:
X1 = Modal Kerja/Total Aset ( %)
X2= Laba ditahan/Total Aset (%)
X3= Laba sebelum bunga dan pajak/Total Aset (%).
57
X4= (Nilai pasar Saham Biasa dan Saham Preferen) / Nilai Buku Total Utang. (%)
X5 = Penjualan /Total Aset.(kali)
Analisis kebangkrutan
Penggunaan model Altman ini untuk perusahaan yang “Go Public”, karena kalau perusahaan
tidak “Go Public”, nilai pasar saham tidak dapat dihitung dengan teliti.Agar ini juga dapat digunakan
untuk perusahaan “Non Go Public” Altman menggantinya, menggunakan nilai buku (book value)
Common Stock dan Preferred Stock, kemudian model “Diskriminan Altman”, menjadi :
Z= 0,717X1+0,847X2++3,107X3+ 0,42 X4 + 0,998 X5.
Yang berbeda adalah kompenen X4 dari Market Value menjadi Book Value.
Score Z untuk memnentukan suatu perusahaan bangkrut atau tidak,yaitu;
Z score:
1) Secara Umum digunakan.
a. 1.80 or less = Very high Probability of bankruptcy
b. 1.81 – 2,70 = High Probability of Bankruptcy.
c. 2,71 – 2,99 = Possible Bankruptcy.
d. 3 or above = Far from being bankruptcy
2) Menurut Book Value dan Market Value, Z score:
Market Value Book Value
1. Very High Probability
of Bankruptcy 1,80 or less 1,20 or less
2. High Probalbility Bankruptcy Z 1,81 -2,99 1,20 –2,90
3 Possible Bankrkuptcy Z> 2,99 2,90
4. Far from being bankruptcy 3,00 above 3,00 above
Kemudian Altman, mengembangkan 4 versi variabel yang berlaku perusahaan public mapun pribadi,
atau perusahaan manufaktur dan jasa.
Z = 6,56X1+ 3,26X2 +6,72X3 + 1,05X4.
Dalam 4 versi ini, tidak tercatat total penjualan dibagi total asset, sehingga analisisnya sempit bila
dibanding dengan kedua model Altman diatas.
Dalam kuliah MKP, yang kita pakai adalah kedua model tsb diatas ( 5 versi atau dari X1 s/d X5)
dengan mengklasifiasikan perusahaan “Go public dan bukan Go public”.
58
Contoh :
Laporan keuangan Chrysler Company dalam $ jutaan
a. Ikhtisar rugi-laba yang berakhir tgl.31-12-200x
Penjualan $12.005
Biaya-biaya (kecuali depresiasi dan bunga) $12.710
Penyusutan $181
Bunga $215
Pajak penghasilan (kredit) $5
Rugi/laba bersih ($1.097)
b. Neraca per 31 Desember 200X ( dlm juta) .
Harta lancar 3.121 Hutang lancar $ 3.232
Harta tetap 3.500 Hutang jk.panjang . 1.597
Harta lannya 14 Total hutang $ 4.829
Saham preferen $ 51
Saham biasa
(66.7 jt lbr @ $8,50) $567
Modal disetor penuh $692
Laba ditahan $496
Total modal sendiri $1.755
Jumlah Harta $6.635 Jumlah kewajiban dan modal $6.635
X1. = (CA-CL)/TA = ( 3.121 - 3.232)/6.635= - 1,67%
X2 = RE/TA = 496/6.635 = 7,47%
X3 = EBIT/TA = -880 / 6.635 = - 13,35%
X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri/T.Debt =
(66,7 x8,50)/4.829
= 567/4.829 = 11,74%
X5 = Sales/T.Asset = 12.005/6.635 = 1,8 kali.
Z = 0,012(- 1,67) + 0,014(7,47) + 0,033 (-13.35)+
0,006(11,74)+0,999(1,8) = 1,512
59
Dibandingkan Z (Zeta) Scorenya,
Posisi Perusahaan berada antara 1,81 or less, berarti perusahaan dalam konsisi Very High Probability
Bankruptcy.
2. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN).
Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN, sampai saat ini berlaku Keputusan Menteri
Negara BUMN No: 100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002.
Setiap BUMN harus membuat analisis kesehatan suatu BUMN, yang dilaporkan ke Menteri BUMN.
Dalam SK tersebut dikategorikan hal-hal sebagai berikut:
A. Tingkat kesehatan:BUMN
1. Sehat, terdiri dari :
a. AAA apabila total (TS) > 95
b. AA apabila 80 <=”95
c. A apabila 65 <TS<=”80.
2. Kurang Sehat, yang terdiri dari :
a. BBB apabila 50<TS<=”65
b. BB apabila 40<.TS<=”50
c. B apabila 30<TS< =”40.
3. Tidak sehat, yang terdiri dari:
a. CCC apabila 20<TS<”30
b. CC apabila 10<TS<=”20
c. C apabila TS<=”20
Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap Kinerja perusahaan meliputi:
A. Aspek Keuangan.
B. Aspek Operasional.
C. Aspek Administrasi.
A. Aspek Keuangan.
Indikator dan Bobot Keuangan BUMN Non Infra Struktur
A. Aspek Keuangan.
Indikator dan Bobot Keuangan BUMN Non Infra Struktur
60
1. ROE skor 2. ROI skor 3. KAS Skor
15<ROE 20 18<ROI 15 X>35 5
11<ROE<=15 18 15<ROI>=18 13,5 25<=x<35 4
9<ROE<=13 16 13<ROI>=15 12 15<=x<25 3
7,9<ROE<=9 14 12<ROI>=13 10,5 10<=x<15 2
6,6<ROE<=7,9 12 10,5<ROI<=12 9 5<=x<10 1
5,3<ROE<=6, 10 9<ROI <=10,5 7, 0<=x<5 0
4 <ROE<=5,3 8,5 7<ROE<=9 6
2,5<ROE<=4 5,5 3<ROI<=7 5
1<ROE<=2,5 4 1<ROI<=3 3
0<ROE<=1 2 0<ROI<=1 2
ROE <0 0 ROI <0 1
4. Rasio
Lancar
SKor 5. DSO Skor 6. TATO(%) Skor
125<=x 5 x=60 5 120<=x 5
110<x<=125 4 60<x<=90 4,5 105<x<=120 4,5
100<x<=110 3 90<x<=120 3,5 90<x<=105 4
95<x<=100 2 120<x<=150 3 60<x<= 90 3,5
90<x<=95 1 150<x<=180 2,4 40<x<= 75 3
X<90 0 180<x<=210 1,8 20<x<= 40 2,5
240<x<=270 1,2 0<x<20 0
61
RASIO
7. Inventory turn over (
perputaran persediaan dalam
hari)
skor 8. Rasio total modal terhadap
total aktiva (%)
Skor
X<= 60 5 x<=0 0
60<x<=90 4,5 0<=x< 10 4
90<x<=120 4 10<x< 20 6
120<x<=150 3,5 20<x< 30 7,25
150<x<=180 3 30<x< 40 10
180<x<=210 2,4 40<x< 50 9
210<x<=240 1,8 50<x< 60 8,5
240<x<=270 ,12 60<x< 70 8
270<x<=300 0,6 70<x< 80 7,5
300<x 0 80<x< 90 7
90<x< 100 6,5
B. Aspek Operasional.
Baik Sekali (BS),Skor =100%x Bobot indikator ybs.
Baik(B), Skor =80%x indikator yang bersangkutan
270<x<=300
0,6
0,6
300<x
0
0
62
Cukup(C), Skor=50%x indikator yg bersangkutan
Kurang(K), skor=20%x indicator yg bersangkutan
BaikSekali,dsb artinya sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau di antara normal baik diukur
dari segi kualitas(waktu, mutu dsb) dan kuantitas (produktivitas,rendemen).
Baik, artinya menedekati standar normal atau sedikit di bawah standar normal namun telah
menunjukkan perbaikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Cukup, artinya masih jauh dari standar normal baik diukur dari segi kualitas maupun segi kuantitas dan
mengalami perbaikan dari segi kualitas dan kuantitas.
Kurang, artinya tidak tumbuh dan cukup jauh dari standar normal. Indikator yang dinilai adalah unsure-
unsur kegiatan yang dianggap paling dominant dalam menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan
visi dan misi perusahaan.
Contoh perhitungan indikatornya:
Indikator Bobot Nilai Skor Unsur pertim
digunakan bangan
1. Pelayanan kpd Turn Around time
pelanggan dan waiting time dsb
masyarakat 15 B 12
2. Peningkatan kualitas Peningkatan
SDM 10 C 5 kesejahteraan
Kaderisasi
3. Research&Devmt. 10 B 8 Kepedulian
manajemen
Total 35 25
Data mengenai aspek operasional ini umumnya diberikan oleh Persero BUMN.
C. Aspek Administrasi(BUMN non infrastruktur)
Laporan perhitungan tahunan Skor
s/d akhir bulan ke 4 3
s/d akhir bulan ke 5 2
lebih dari akhir bulan ke 5 0
63
Indikator yang dinilai adalah:
1. Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kalau LPT diterima s/d akhir bulan ke 4, maka nilai
BUMN =3.
2. Rancangan Rencana Anggaran dan Anggaran Perusahaan (RKAP), kalau diterima 2 bulan
atau lebih cepat maka nilai BUMN= 3.
3. Laporan Periodik, kalau diterima Dekom/Pengawas dan Pemegang saham atau Menteri BUMN
paling lambar 2 bulan setelah berakhirnya periode. Jumlah keterlambatan :
Lebih cepat sama dengan nol hari skor= 3, dan
0<x< 30 hari skor = 2, 30<x<60 hari skor =1, dan <60 skornya =0
4. Laporan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) merupakan hal yang harus dilakkan
oleh BUMN. Indikatornya dengan menilai efketivitas penyaluran bantuan nilai skor = 3, dan
Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dengan skor =3, Jumlah skor untuk PUKK ini =
6.
Pada umumnya Persero, milik BUMN memberikan data maupun laporannya ke Menteri,
Dekom, Pemegang Saham disampaikan tepat waktu begitu juga masalah PUKK dsbnya, karena
para Direksi dapat melakukan koordinasi masalah ini dengan divisi-divisinya.
Contoh:
BUMN , Persero “KFM”, TBK, Non Infrastruktur,thn 2004.
NERACA Persero “KFM”
Audited ( Direvisi).Dalam Jutaan Rpa.
Aktiva Lancar.
Kas dan setara kas 316.592
Piutang usaha(net) +lainnya 160.458
Persediaan (net) 307.510
Aktiva lancar lainnya 86.419
Jumlah Aktiva lancar 870.979
Aktiva Tidak Lancar
Piutang hubungan istimewa/dsb 71.643
Penyertaan saham 12.160
Aktiva tetap (net) 411.984.
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 495.787
64
Total Aktiva 1.366.766
Kewajiban dan Ekuitas.
Kewajiban Lancar.
Hutang bank 41.368
Hutang usaha 216.325
Uang muka pelanggan/pajak 284.656
Pinjaman jatuh tempo/pemerintah 15.542
Hutang lainnya 15.157
Jumlah Kewajiban Lancar 573.048
Kewajiban tidak lancar
Pinjaman j.pjg.dari Pemerintah 21.715
Kewajiban masa depan karyawan 17.547
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 39.262
Jumlah Kewajiban 612.310
Ekuitas.
Modal saham @Rp.100.sebesar
20.000.000.000, ditempatkan dan
disetor penuh 555.400.000 555.400
Tambahan modal disetor/opsi 43.796
Selisih penilaian kembali aktiva tetap 44.852
Saldo laba ditahan 110.408
Jumlah Modal Sham 754.456
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 1.366.766
Persero “KFM”
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yg berakhir tanggal 31 Desember2004
Penjualan bersih 1.816.384
Bebab pokok penjualan 1.273.699
65
Laba kotor 542.685
Beban usaha
Beban umum dan administrasi 454.028
Laba usaha 88.657
Penghasilan(beban) dan
hasil investasi (12.121)
Laba sebelum pajak 76.536
Beban (penghasilan pajak) 33.607
Laba bersih 42.929
Laba Per Saham Dasar (EPS) 7,729
Dihitung rasio-rasio keuangannya secara umum, maka hasilnya sbb:
Rasio keuangan Tahun 2003
1. Rasio likuiditas
a. Rasio lancar 1,52 x
b. Rasio cepat 0,98x
2. Rasio Leverage
a. Rasio hutang 44,79%
b. TIER 7,21x
3. Rasio Aktivitas.
a. Perputaran Persediaan 4,75x
b. Collection Periode(CP)/DSO 31 hari
c.Perputaran Aktiva Tetap 4,76x
d.TATO(Perputaran Total Aktiva) 1,51x
4. Rasio Profitabilitas.
a. Profit margin/laba kotor 2,4%
b. Kemampuan dasar menghasilkan laba 6,5%
c. ROA 3,14%
d. ROE 5,7%
e. ROI 10,90%
66
Perhitungan ROI
= ( EBIT+Depresiasi)/Capital Employed.Capital
Employed adalah total aktiva dikurangi aktiva tetap.
Dari neraca dan laba rugi dapat dihitung
ROI = (76.536 + 18.440)/870.979 =10,90%
5. Rasio Pasar.
a Rasio harga per saham/EPS 28,5x
b. Rasio Nilai Pasar/Nilai Buku 1,55x
Dari data diatas dapat menilai kesehatan BUMN,Tahun 2004 dari Persero ” KFM” , Audited, dengan SK
Menteri Negara BUMN No:100/MBU/2002 tgl. 4 Juni 2002 sbb:
Dengan menggunakan bobot dan skor diatas.
Uraian Nilai Skor
1.Aspek Keuangan
1.1. ROE 6,15% 8,5
1.2.ROI 10,90% 9
1.3. Cash ratio 55,25 5
1.4. Current Ration 151,99 5
1.5. Collection Priode(CP) 32 hari 5
1.6 Perputaran persediaan 62 hari 4,5
1.7 TATO 134,58% 5
1.8 TotaL Modal sendiri
terhadap aktiva 50,81% 8,5
Sub total 50,5
2.Aspek Operasional.
2.1. Produktivitas SDM(rp.juta) 5
2.2. Kontribusi penjualan Produk baru 5
2.3 Reseach & Development (R&D) 5
Sub total 15
67
3.Aspek Adminisrasi.
3.1. Laporan Perhitungan tahunan 3
3.2. Rancangan RKAP 3
3.3. Laporan periodic 3
3.4 Kinerja PUKK
a. Efektivitas penyaluran 3
b. Tkt kolektibiltas Penggunaan Pinjaman 3
Sub Total 15 .
TOTAL SKOR 80,50 .
Sesuai dengan skor yang ditetapkan oleh pemerintah maka Persero” KFM” dalam keadaan SEHAT.
Dengan kategori “AA”, karena berada 80>TS>=”95. Angka Total Skor(TS) 80,50 berada di
kategori tersebut diatas.
Analisis Shut Down Point
Memprediksi Kebangkrutan – Penutupan Usaha
• Alat yang dipakai adalah Cash BEP
• (Shut Down Point)
• Pada titik impas tidak ada laba dan tidak selalu perusahaan ditutup pada kondisi BEP karena
perusahaan masih mendapatkan sisa uang. Biaya yang timbul pada suatu periode adalah biaya
tunai (memerlukan pengeluaran uang = out of pocket cost) dan biaya yang tidak memerlukan
pengeluaran uang (sunk cost atau penyusutan).
• Shut Down Cost (SDC) adalah beban tetap yang harus dibayar oleh perusahaan walaupun
perusahaan tidak melakukan aktivitas. Perusahaan yang tidak ada kegiatannya seperti pabarik
harus membayar gaji saptam, asuransi gedung,abonemen listrik, air dan lainnya. Shut Down
Point (SDP) adalah jumlah satuan barang yang harus dijual agar dapat menutup biaya tunai.
SDP grafiknya hamper sama dengan cash break event point.
• SDP = F / contirbution margin per unit.
• Dapat dikatakan bahwa penutupan usaha dapat dilakukan pada saat titik impas kas terus
menerus yaitu pada saat jumlah penjualan dengan biaya tunai atau pada saat titik impas kas.
Grafik titik impas kas dapat dipakai sebagai gambaran SDP dalam Q dan rupiah/dolar.
Cash BEP dan Penutupan Usaha
68
Alternatif-Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan.
1. Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan :
a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum begitu parah(early warning system).
b. Melakukan “Extension (perpanjangan) “yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor dan
pemasok untuk memperpanjang jatuh tempoh utang.
c. Composition (Komposisi) yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor/pemasok untuk dapat
mengurangi besarnya tagihan, atau klaim hutang dari 100% menjadi 60%.
d. Melakukan likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar dibandingkan dengan “going concern atau
terus menerurs”, bila perusahaan dilikuidasi secara formal.
e. Melakukan merger/concolidation dengan perusahaan lainnya.
2. Pemecahan Secara Formal. dilakukan dengan
a. Kesulitan keuangan sudah parah, kreditor dan pemasok ingin ada jaminan keamanan dananya
dan keadilan secara hukum.
b. Bila nilai perusahaan > Nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan reorganisasi,mengubah
struktur modal dengan perubahan komposisi (composition) .
c. Jika Nilai Perusahaan < Nilai Perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan likuidasi lebih baik dengan
menjual aset-aset kemudian dibayarkan kepada kreditur dan pemasok dibawah pengawasan
pihak ketiga.
d. Retrukturisasi untuk dapat “bernafas lega”, suatu cara untuk mengurangi beban-beban yang
menghimpit perusahaan atau “collapse” untuk meringankan beban keuangan yang tetap (beban
bunga). Retrukturisasi dapat dilakukan dengan “Extension dan Composition”
Q
BEP Cash -
SDP
Biaya
Tetap
BE
P
Biaya
Total
Pendapat
an
Penyusut
an
Penyusut
an
Pendapat
andan
Biaya
Pengeluar
ankas
tetap0
69
Kebaikan perbaikan dengan alternative Formal ada 2 hal penting yaitu:
a. COMMON POOL,
Asumsikan perusahaan dengan nilai utang kepada 14 kreditor/pemasok masing-masing
$ 2 juta atau $ 28 juta. Nilai pasar perusahaan hanya $ 23 juta, dan kalau dilikuidasi asetnya hanya
dapat dijual sebesar $ 18 juta. Kondisi perusahaan sudah “collapse” tidak dapat membayar utang-
utangnya, dan kreditor meminta agar perusahaan dibangkrutkan.
”Kebangkrutan pada salah seorang kreditor/pemasok dapat mengakibatkan kebangkrutan krediotor
lainnya, atau kebangkrutan perusahaan secara keseluruhan, hal inilah disebut “Common
Pool”..Kalau dilikuidasi nilanya $ 18 juta Hanya untuk 9 kreditor, sedangkan 5 kreditor tidak dapat apa-
apa Kalau perusahaan tidak dilikuidasi, perusahaan masih dapat beroperasi dan utang masih dapat
dibayarkan kepada 14 kreditur ( keseluruhan), hal ini diikuiti dengan masuknya kreditor sebagai
manajemen perusahaan... Masalahnya apakah kreditor bersedia atau tidak ?
b. HOLD OUT.
Contoh diatas, perusahaan dapat menyakinkan kreditor/pemasoknya maka dilakukan
“retrukturisasi”.Utang lama ( $ 2 juta setiap kreditor) diganti dengan “ utang baru”, asumsikan dari $ 2
juta turun menjadi $ 1,7 juta, sehingga jumlah utang 14 kriditur = 14 x $ 1,5juta = $ 21 juta, bandingkan
dengan nilai pasar perusahaan $ 23 juta. Jika seorang atau lebih tidak setuju dengan kondisi tsb diatas
dan dia tetap menuntut haknya 100% ditambah jasa bunganya 10%, maka haknya menjadi $2,2 juta..
Kalau ini terjadi, maka kreditor yang lainnya juga ingin mendapatkan hal yang sama. Kreditor-kreditor
ingin menjadi kelompok terakhir ( HOLD –OUT) untuk mendapatkan haknya plus bunga, maka
restrukturisasi gagal. Jadi semakin kecil kreditor semakin mudah “hold out”
* Nilai Perusahaan.
Untuk menilai perusahaan dilakukan dengan reorgnisasi.
a. Misalkan kurator/pihak penilai memprediksi/ memperkirakan setelah reorganisasi mampu
menghasilkan pendapatan bersih per tahun $ 20 juta.Tingkat kapitalisasi sebesar $ 20%.
Nilai perusahaan = $ 20 juta/0,2= $100 jt.
b. Menentukan struktur modal yang baru.
Kompenen Jumlah
Utang $ 10 juta
Utang disubordinasikan 5
Saham preferen 5
Saham biasa 20 .
Total $ 40 juta.
70
Diadakan negosiasi dengan kreditor/pemasok dengan kurator dan hasilnya:
1). Sebesar 50% “ utang diturunkan statusnya
menjadi utang disubordinasikan”
2). Sebesar 50% yang disubordinasikan statusnya
diturunkan menjadi saham preferen.
3). Sebsar 50% saham preferen statusnya
diturunkan menjadi saham biasa.
Struktur Modal Baru.
Kompenen Jumlah
Utang $ 5 juta
Utang disubordinasikan 7,5
Saham Preferen 5
Saham Biasa 2,5
Total $ 20 juta.
Dalam kondisi diatas, Pemegang Saham yang lama tidak dapat apa-apa. Mungkin saja, Pemegang
Saham Lama (PSL) dapat bagian, andaikata setiap kreditor/pemasok bersedia memberikan $ 1 juta
kepada PSL. Maka PSL akan menerima sebesar $ 3 juta. Kalau ini terjadi maka struktur modal baru ke
dua adalah:
1) Sebesar $ 4 juta utang lama diturunkan statusnya menjadi utang yang disubordinasikan.
2) Sebesar 50% utang disubordinasikan (setelah dikurangi bagian pemegang saham lama) statusnya
diturunkan menjadi saham preferen.
3) Sebesar 50% saham pereferen (setelah dikurangi bagian pemegang saham lama) statusnya
diturunkan menjadi saham biasa.
Struktur Modal yang Baru ke II
Kompenen Jumlah
Utang $ 5 juta
Utang disubordinasikan 6
Saham preferen 4
Saham biasa 5 .
Total $ 20 juta
71
Saham biasa $ 5 juta ini terdiri dari $ 3 juta pemegang saham lama dan $ 2 juta pemegang saham preferen
lama.
> Alternatif menyehatkan "Persero BUMN”
1. Campur tangan Pemerintah, dengan memberikan dana untuk modal kerja dan investasi, subsidi
dengan persetujuan DPR. Contohnya: Merpati Nusantara, Garuda Indonesia, PLN dan lainnya.
2. Melakukan reorganisasi, struktur organisasi, mengganti manajemen, melakukan Pensiun Muda,
pengurangan karyawan dan lainnya.
3. Melakukan “Concolidation” seperti Bank Mandiri terdiri dari bank-bank pemerintah lainnya.
4. Melakukan “Cost Reduction” disegala bidang dengan konsekuen
5. Restrukturisasi, rescheduling utang-utang (Compososition dan Extension) kepada kreditor
dengan bunga relatif rendah dengan jaminan pemeritnah.Penilaian kembali struktur modal baru.
6. Pemerintah tidak banyak campur tangan dalam BUMN
7. Membentuk Strategic Business Unit untuk “profit center”, RS Pertamina, RS Pelni, Garuda
Maintenance Facility dan lainnya..
8. Melakukan evaluasi kontrak-kontrak yang merugikan Persero dan menjual asset yang tidak
langsung berhubungan dengan operasi perusahaan, contoh menjual rumah-rumah dinas dllnya.
9. Mengundang “Investor asing dan dalam negeri” untuk membeli saham Persero, kecuali Persero
sangat strategis, PLN, Garuda Indonesia dan lainnya.
10. Melakukan aliansi strategi dengan perusahaan asing.
11. Dan lainnya.
Contoh : Likuidasi dan Reorganisasi.

More Related Content

What's hot

3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013Cep Fathurrahman
 
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALPPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALrisni sari
 
Strategi dalam proses manajemen strategik
Strategi dalam proses manajemen strategikStrategi dalam proses manajemen strategik
Strategi dalam proses manajemen strategikIzul chumzq
 
Keputusan investasi modal
Keputusan investasi modalKeputusan investasi modal
Keputusan investasi modalIffa Tabahati
 
Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)
Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)
Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)Kelinci Coklat
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalTrisnadi Wijaya
 
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajakKeseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajakAnzilina Nisa
 
PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKUPENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU9elevenStarUnila
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasionalHenry Guns
 
4 bunga nominal dan bunga efektif
4 bunga nominal dan bunga efektif4 bunga nominal dan bunga efektif
4 bunga nominal dan bunga efektifSimon Patabang
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan ForecastingINDAHMAWARNI1
 
Analisis Sensitivitas
Analisis SensitivitasAnalisis Sensitivitas
Analisis SensitivitasAde Nurlaila
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksNila Aulia
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferMuhammad Fajar
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian SahamHayy
 

What's hot (20)

3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
 
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALPPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
 
Strategi dalam proses manajemen strategik
Strategi dalam proses manajemen strategikStrategi dalam proses manajemen strategik
Strategi dalam proses manajemen strategik
 
Keputusan investasi modal
Keputusan investasi modalKeputusan investasi modal
Keputusan investasi modal
 
Capital Budgeting
Capital Budgeting Capital Budgeting
Capital Budgeting
 
29689173 bab-4-bunga-majemuk
29689173 bab-4-bunga-majemuk29689173 bab-4-bunga-majemuk
29689173 bab-4-bunga-majemuk
 
Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)
Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)
Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)
 
Return dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset TunggalReturn dan Risiko Aset Tunggal
Return dan Risiko Aset Tunggal
 
Bahan lengkap
Bahan lengkapBahan lengkap
Bahan lengkap
 
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajakKeseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
 
Lecture 9 Manajemen Investasi
Lecture 9 Manajemen InvestasiLecture 9 Manajemen Investasi
Lecture 9 Manajemen Investasi
 
Soal manaj keu
Soal manaj keuSoal manaj keu
Soal manaj keu
 
PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKUPENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
 
4 bunga nominal dan bunga efektif
4 bunga nominal dan bunga efektif4 bunga nominal dan bunga efektif
4 bunga nominal dan bunga efektif
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan Forecasting
 
Analisis Sensitivitas
Analisis SensitivitasAnalisis Sensitivitas
Analisis Sensitivitas
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
 

Similar to Manajemen Keuangan

Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDeviErnawatii
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasJepri April Aldo
 
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14Ayulestari1234
 
Resume uas semester 2
Resume uas semester 2Resume uas semester 2
Resume uas semester 2Yadi Wijaya
 
Tugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keuTugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keuPermataShary
 
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2TitinSantiarini
 
(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14
(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14
(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14sarihartati hartati
 
Resume 2 materi manajemen keuangan
Resume 2 materi manajemen keuanganResume 2 materi manajemen keuangan
Resume 2 materi manajemen keuanganEndangSupandi
 
Tugas 2 resume mahiroh 11011700501 2S-.MA
Tugas 2 resume mahiroh 11011700501 2S-.MATugas 2 resume mahiroh 11011700501 2S-.MA
Tugas 2 resume mahiroh 11011700501 2S-.MAMahiroh Iyoh
 
Capital budgeting
Capital budgetingCapital budgeting
Capital budgetingliethy
 
Kuliah 7 Capital Budgeting.ppt
Kuliah 7 Capital Budgeting.pptKuliah 7 Capital Budgeting.ppt
Kuliah 7 Capital Budgeting.pptteskomputer
 
Mk 17 capital budgeting
Mk 17  capital budgetingMk 17  capital budgeting
Mk 17 capital budgetingAlawiyahAshari
 

Similar to Manajemen Keuangan (20)

Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uas
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uas
 
Jefry12
Jefry12Jefry12
Jefry12
 
Resume bab 9 14
Resume bab 9 14Resume bab 9 14
Resume bab 9 14
 
Resume bab 9 14
Resume bab 9 14Resume bab 9 14
Resume bab 9 14
 
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
 
Resume uas semester 2
Resume uas semester 2Resume uas semester 2
Resume uas semester 2
 
Tugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keuTugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keu
 
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
 
(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14
(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14
(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14
 
Manajemen keuangan i
Manajemen keuangan iManajemen keuangan i
Manajemen keuangan i
 
Resume 2 materi manajemen keuangan
Resume 2 materi manajemen keuanganResume 2 materi manajemen keuangan
Resume 2 materi manajemen keuangan
 
Tugas 2 resume mahiroh 11011700501 2S-.MA
Tugas 2 resume mahiroh 11011700501 2S-.MATugas 2 resume mahiroh 11011700501 2S-.MA
Tugas 2 resume mahiroh 11011700501 2S-.MA
 
Resume Tugas 2
Resume Tugas 2Resume Tugas 2
Resume Tugas 2
 
Analisis keputusan
Analisis keputusanAnalisis keputusan
Analisis keputusan
 
Capital budgeting
Capital budgetingCapital budgeting
Capital budgeting
 
Tugas uas
Tugas uasTugas uas
Tugas uas
 
Tugas uas
Tugas uasTugas uas
Tugas uas
 
Kuliah 7 Capital Budgeting.ppt
Kuliah 7 Capital Budgeting.pptKuliah 7 Capital Budgeting.ppt
Kuliah 7 Capital Budgeting.ppt
 
Mk 17 capital budgeting
Mk 17  capital budgetingMk 17  capital budgeting
Mk 17 capital budgeting
 

Recently uploaded

Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 

Recently uploaded (20)

Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

Manajemen Keuangan

  • 1. 1 R E S U M E ( SEMESTER 2 ) MANAJEMEN KEUANGAN Dosen : Ade Fauji, SE. MM PEMBAHASAN : 1. Teknik Penggangaran Barang Modal 2. Arus Kas dan Resiko Proyek 3. Biaya Modal 4. Struktur Modal dan Leverage dan Kebijakan Dividen 5. Modal Saham dan Peranan Bank Investasi, Hutang Jangka Panjang, Pembiayaan Campuran dan Merger, Divestasi, Perusahaan Induk dan Leverage Buyouts 6. Analisa Kesehatan dan Produksi Kebangkrutan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Cara Mengatasi Secara Umum DISUSUN OLEH: NAMA : YADI WIJAYA NIM : 11011700736 KELAS : 2S-MA UNIVERSITAS BINA BANGSA 2018
  • 2. 2 A. TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Penganggaran Barang Modal (Capital Budgeting) Adalah proses perencanaan pengeluaran untuk aktiva yang diharapkan akan digunakan lebih dari satu tahun.Pengganggaran modal mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan : 1. Dana yang telah dikeluarkan akan terikat dalam jangka waktu yang lama, sehingga perlu diperhitungkan secara cermat dan berhati-hati apakah proyek tersebut memberikan keuntungan atau tidak. 2. Dana harus diperhitungkan secara tepat, karena bila dana yang tersedia melebihi kebutuhan investasi akan menimbulkan beban tetap, dan kalau kurang maka proses produksi terganggu. Lima hal penting proses penganggaran modal: 1. Pembuatan proposal  Dibuat berbagai tingkat organisasi perusahaan 2. Menganalisa dan mengevaluasi  Rekomendasi 3. Pengambilan keputusan  tingkat Direksi  Manager  Pimpinan proyek 4. Pelaksanaan  Jika proposal disetujui 5. Tindak lanjut  Monitoring Klasifikasi Proyek  Penggantian : Kelanggengan usaha  Penggantian : Penurunan biaya  Ekspansi atas produk atau pasar yang ada  Ekspansi ke produk atau pasar baru  Proyek pengamanan dan atau lingkungan  Lainnya Persamaan pengganggaran barang modal dan penilaian Sekuritas Enam langkah yang digunakan dalam analisis sekuritas 1. Penentuan biaya proyek. 2. Estimasi kas yang diharapkan dari proyek tersebut. 3. Estimasi tingkat resiko dari proyeksi arus kas. 4. Menentukan tingkat diskonto, atau biaya modal yang tepat untuk proyek tersebut.
  • 3. 3 5. Arus kas yang diharapkan dinyatakan dalam nilai sekarang. 6. Melakukan perbandingan antara nilai sekarang dari arus kas dengan jumlah pengeluarannya. Kaitan antara alternatif investasi dengan yang lain : 1. Proyek Mutually Exclusive (Memilih salah satu) Adalah serangkaian proyek dimana hanya satu proyek diantaranya yang dapat dipilih. 2. Proyek yang independen (Berdiri sendiri) Adalah proyek yang arus kasnya tidak dipengaruhi oleh proyek lain. 3. Dependent / Contingen Adalah keputusan memilih proyek dengan menerima satu proyek berarti menerima pula proyek yang lain. Kriteria Penetapan Peringkat atas Penganggaran Barang Modal Metode pemeringkatan dan perhitungan Adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi usulan pengeluaran untuk pengadaan barang modal. 1. Payback Period. 2. Profitability Index (Benefit Cost Ratio) 3. Nilai sekarang bersih (Net Present Value = NPV). 4. Regular Internal Rate of Return (IRR). 5. Modified Internal Rate of Return (MIRR). 6. Accounting Rate of Return (ARR). 1. Periode Pengembalian (Payback Period) Adalah jangka waktu (dalam tahun) yang dibutuhkan agar penerimaan bersih dari suatu investasi dapat menutup biaya investasi tersebut. Atau dapat dikatakan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal dari aliran kas bersih yang diperoleh dari proyek. *tahunanbersihPenerimaan InvestasiBiaya PeriodPayback  Asumsi : Arus kas bersih merata sepanjang tahun. Kenyataannya, ada kemungkinan besar bahwa aliran kas bersih tidak merata sepanjang tahun, sehingga perlu dicari menentukan paybacknya, perhitungan tertentu. Kelemahan tehnik ini adalah: a) mengabaikan nilai waktu dari uang b) mengabaikan proceed dan c) mengabaikan nilai residu.
  • 4. 4 2. Profitability Index Adalah tehnik penilaian investasi yang hampir sama dengan NPV, artinya apabila suatu proyek investasi diterima dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima pula dengan Profitability Index (PI). PI = Total PV Proceed Initial Outlays Initial outlays = Investasi. Kalau PI > Investasi, proyek diterima 3. Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value = NPV) Teknik–teknik arus kas yang didiskontokan Adalah metode yang digunakan untuk menyusun peringkat dari usulan investasi dengan menerapkan konsep nilai waktu dari uang (time value of money).  Menafsirkan Aliran Kas Masuk Perhitungan Aliran Kas Masuk Operasional. * Pendapatan -- Biaya (tidak termasuk penyusutan) -- Laba sebelum penyusutan dan pajak (Earning before Depreciation Interest and Tax = EBDIT). -- Penyusutan -- Laba sebelum pajak (EBIT) -- Laba bersih sesuah pajak (EAT) + Penyusutan = Aliran kas masuk Operasional. Atau Aliran Kas masuk (NCF) = EAT + Depreciation Nilai Sekarang Bersih (NPV) Adalah nilai sekarang dari arus kas bersih di masa mendatang yang didiskontokan terhadap biaya modal marjinal.
  • 5. 5         n 0t t n 0t t t tk,PVIFCF k1 FC NPV Dasar pemikiran dari metode NPV : 1. Bila NPV sebesar nol, kekayaan pemegang saham tidak berubah, perusahaan makin besar karena penambahan investasi, tetapi nilai saham perusahaan konstan. 2. Bila NPV positif, kekayaan pemegang saham akan bertambah. Untuk menghitung diskonto (discount rate / discount factor) dalam tabel, dapat juga dilakukan dengan menggunakan kalkulator biasa. Contohnya: Discount factor 10%. Tahap 1 : Tekan angka 1 Tahap 2 : Tekan bagi (:) Tahap 3 : Tekan 1,1 untuk df= 10%, bila df 19%= 1,19 Tahap 4 : Kakau df 10%, tekan tanda “sama dengan” (=) keluar angka 0.909 dst, untuk tahun pertama dari proyek. Tahap 5 : dstnya : tekan (=), keluar angka 0,826, untuk tahun ke 2, ke 3 = 0,751 dari proyek dan seterusnya 4. Internal Rate Of Return = IRR Adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang (PV) dan arus kas masuk proyek dengan nilai sekarang dari biaya proyek / investasi. Nilai IRR dapat diperoleh dengan cara : • PV arus kas masuk = PB biaya Investasi. • PV arus kas masuk - PV biaya Investasi = 0 Rumus IRR          n 0t t n 0t t t tPVIF,IRR,CF 0 IRR1 CF      P1P2 PV2PV1 InvestasiPV1 P1IRR         
  • 6. 6 Dimana: P1 = discount rate dengan nilai PV1 (sudah dicari pada NPV) P2 = discount rate atau lebih tinggi dari p1dengan nilai PV2 dengan nilai lebih rendah dari nilai investasi. Cara untuk menghitung rumus IRR ini dapat dilakukan : 1. Secara coba-coba 2. Secara interpolasi 3. Prosedur matematik 4. Kalkulator atau komputer keuangan Grafik dari IRR dan NPV menunjukkan apakah proyek tersebut layak atau tidak dilaksanakan, lebih penting membandingkan dua proyek yang lebih menguntungkan. Dasar pemikiran dan penggunaan metode IRR IRR menunjukkan suatu karakteristik “titik impas” yang penting digunakan dalam mengevaluasi suatu proyek. Evaluasi atas kaidah keputusan : a. Metode terbaik harus memperhitungkan semua arus kas sepanjang umur proyek. b. Metode terbaik memperhitungkan nilai waktu uang. c. Dalam memilih proyek dari sejumlah proyek yang “mutually exclusive”, maka proyek yang dipilih haruslah memaksimumkan harga saham perusahaan. Perbandingan antara metode NPV dan IRR  NPV Profil (Net Present Value Profiles) Adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara NPV dan biaya modal perusahaan.  Peringkat perpotongan (Cross Over Rate = COR) Adalah tingkat diskonto dimana profil NPV dari dua proyek saling berpotongan sehingga menunjukkan bahwa NPV dari kedua proyek tersebut sama. Hal ini dapat dilihat pada grafik COR.  Proyek yang independen Jika IRR proyek lebih besar dari k (df/dr), NPV akan lebih besar dari O. Jadi proyek bersifat independen dapat disetujui berdasarkan IRR, karena pasti disetujui juga berdasarkan NPV.
  • 7. 7  Proyek Mutually Exclusive Dalam NPV Profil, dimana dua proyek saling berpotongan, timbul konflik antara NPV dan IRR. a. Proyek tersebut berbeda ukuran (skalanya). b. Pola arus kas keduanya berbeda. Konflik tersebut diatas disebabkan perbedaan asumsi mengenai tingkat pengembalian atau reinvestasi yang terkandung ada kedua metode tersebut. IRR berganda : Adalah investasi/proyek yang tidak normal dan mungkin menghasilkan lebih dari satu IRR yang posititf. 5. Tingkat Pengembalian intern yang dimodifikasi (Modified Internal Rate Of Return = MIRR) Adalah tingkat diskonto yang mengakibatkan nilai sekarang dan biaya proyek sama dengan nilai sekarang dari nilai akhirnya (Terminal Value= TV), dimana nilai proyek adalah ”nilai masa mendatang” dari kas masuk yang dimajemukkan terhadap biaya modal perusahaan.          nn n 0t n tn t n 0t t t MIRR1 TV Biaya MIRR1 TV BiayaPV MIRR1 k1C1F k1 C0F MIRR akhirnilaiPBBiayaPV               Pada proyek-proyek mutually ekslusive, dengan ukuran yang berbeda, proyek dengan MIRR yang terbesar yang dipilih. MIRR lebih baik dari IRR sebagai indikator dari tingkat pengembalian proyek yang sebenarnya, namun NPV mesti tetap merupakan metode terbaik. 6. Accounting Rate Of Return (ARR) Dihitung dengan cara : 2 investmentTotal investmentAverageb. InvestmentAverage taxesafterEarning returnofrateAveragea.   Investasi penggantian (Replacement investment) Adalah suatu kebijakan perusahaan untuk mengganti aktiva tetap / mesin-mesin yang lama dengan mesin yang baru lebih modern sehingga dari penggantian tersebut diperoleh penghematan yang menguntungkan. Proyek Penggantian berarti mengkaji keputusan sehubungan dengan akan diganti tidaknya peralatan (aktiva) yang masih produktif saat ini dengan peralatan baru.
  • 8. 8 Dasar keputusan penggantian investasi atau Mesin. 1. Memperkirakan pengeluaran investasi untuk pembelian mesin baru. 2. Menentukan kas tambahan (incremental cash flow). 3. Menghitung NPV dari tambahan arus kas. 4. Menambahkan PV dari perkiraan nilai akhir ke nilai sekarang arus kas. 5. Memeriksa apakah NPV positif, untuk menentukan apakah kebijakan penggantian itu menguntungkan atau tidak. Proyek dengan usia yang berbeda PT Sabong dengan 2 proyek penggantian (replacement) mesin A dan B. Investasi mesin A $ 32 ribu dengan cash flow $ 16 ribu/thn selama 3 tahun. Proyek mesin B dengan investasi (initial outlays) $ 42 ribu dan cash flow $12 ribu/thn selama 6 tahun. Discount factor 10%. Kedua proyek disamakan usianya. Proyek mesin A thn ketiga ada pengeluaran investasi $ 32 ribu, karena membeli alat yang baru. Net cash Flow (NCF) = -$ 16 ribu (16 rb-32rb). NPV A= -32rb+16/(1,1)^1+16rb/(1,1)^2 +16rb/(1,1)^3+ 16rb/(1,1)^4 + 16rb/(1,1)^5 + 16rb/(1,1)^6 =$ 37.664 NPV B = -42rb+12rb/(1,1)^1 + 12rb/(1,1)^2 + 12rb/(1,1)^3 + 12rb/(1,1)^4 + 12rb/(1,1)^5 + 12rb/(1,1)^6 = $ 10.248 Proyek A lebih baik, bila usianya disamakan. Kalau tidak usia tidak disamakan, proyek B lebih baik. Pengaruh Inflasi terhadap Investasi. a. Pengaruh inflasi atau disinflasi harus dimasukkan ke dalam NCF, karena tingkat keuntungan yang disyaratkan sudah dimasukkan inflasi yang diharapkan. b. Jika inflasi menggunakan tingkat inflasi per sektor perekonomian akan lebih baik jika menggunakan tingkat inflasi. c. Perubahan harga yang tidak disebabkan inflasi atau kurangnya permintaan dan penawaran, akan mempengaruhi aliran kas masuk, sebaiknya dimasukkan dalam analisis. Capital rationing. Adalah suatu proses tentang bagaimana memilih alternative investasi yang tersedia, sehingga modal dapat digunakan dengan profit maksimal dapat diperoleh. Capital rationing berhubungan dengan mutually exclusive, independent dan dependent/contingent.
  • 9. 9 Contoh: PT. Maras hanya memiliki modal sebesar $ 1.250.000 tetapi dihadapkan 6 proyek yang akan diranking dengan peringkat berikut ini: 3. Kasus: Anda lulusan S1-Jurusan Akuntansi dan telah bekerja di PT. Foxtrox sebagai analisis keuangan. Direktur anda meminta Anda untuk menganalisis 2 proposal proyek, yaitu proyek A dan B. Setiap proyek membutuhkan dana $ 10.000 dengan cost of capitalnya 12%. Arus kas yang diharapkan untuk kedua proyek tsb sbb: Tahun Poryek A(Jt) Proyek B (Jt) 0 ( $ 20 ) ( $20) 1 13 7 2 6 7 3 6 7 4 2 7 5 1 0 Masih ada tambahan untuk perhitungan replacement dan proyek. Diminta : a. Hitunglah payback period, NPV, IRR, MIRR, PI dari kedua proyek tersebut. b. Jika kedua proyek bersifat mutually exclusive dan independent, proyek mana Anda rekomendasikan? c.. Hitunglah cross cover rate berikut grafiknya. d. Kenapa terjadi konflik antara NPV dan IRR? Buatlah grafik profile IRR dan NPV dari kedua proyek tersebut. e. Proyek mana yang Anda sarankan kepada Manajemen?
  • 10. 10 B. ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK Estimasi Arus Kas Arus Kas adalah kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan. Arus kas berbeda dari laba akuntansi. Identifikasi Arus Kas Yang Relevan Adalah arus kas tertentu yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan sehubungan dengan penganggaran barang modal. Arus kas vs Laba Akuntansi Dalam analisa penganggaran barang modal, yang digunakan adalah arus kas tahunan, dan bukan laba akuntansi (laba atas modal yang yang ditanamkan). Penyusutan merupakan pemulihan sebagian modal yang ditanamkan, sehingga : NCF = EAT + Depreciarion atau Laba atas modal + Pemulihan modal Arus kas Inkremental (Incremental Cash Flow) Adalah arus kas bersih yang dihasilkan langsung oleh suatu proyek investasi. Empat masalah dalam menentukan arus kas inkremental. 1. Biaya terpendam (Sunk Cost) Adalah pengeluaran tunai yang telah dilakukan dan tidak dapat ditutup dengan disetujui atau tidaknya proyek Sunk Cost tidak dimasukkan dalam aliran kas dari proyek. 2. Biaya opportunities / kesempatan (Opportunity cost) Adalah hasil terbaik dari alternatif penggunaan aktiva, yaitu hasil terbaik yang tidak akan diperoleh jika dana yang ada diinvestasikan pada proyek tertentu. Biaya kesempatan harus dimasukkan sebagai tambahan aliran kas keluar pada saat menentukan aliran kas keluar pada proyek yang diusulkan. 3. Biaya eksternalitas Adalah suatu pengaruh suatu proyek terhadap arus kas pada bagian lain perusahaan tersebut. 4. Biaya pengiriman dan pemasangan Adalah perusahaan membeli suatu aktiva perusahaan tersebut harus menanggung biaya pengiriman dan pemasangan (installation cost) dari aktiva yang dibeli.
  • 11. 11 Perubahan Modal Kerja Bersih (Change in net working capital) adalah kenaikan aktiva lancar yang diakibatkan oleh proyek baru dikurangi dengan kenaikan kewajiban lancar yang terjadi secara spontan. Evaluasi Proyek Capital Budgeting.  Proyek Perluasan Adalah proyek yang dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan.  Analisa Arus Kas proyek perluasan 1. Ikhtisar pengeluaran investasi yang diperlukan untuk proyek. 2. Analisis arus kas setelah produksi dimulai. 3. Mengambil keputusan . Tiga Resiko Proyek yang saling berbeda 1. Resiko berdikari (Stand Alone Risk = SAR) Adalah resiko khusus dari suatu proyek (aktiva) tanpa dikaitkan sama sekali dengan proyek aktiva lain yang mungkin dimiliki. Resiko ini diukur dari variabilitas tingkat pengembalian yang diharapkan atas aktiva/proyek tersebut. 2. Resiko di dalam perusahaan (Within firm risk atau corporate risk). Adalah resiko diukur tanpa mempertimbangkan diversifikasi portofolio dari pemegang saham. Resiko ini diukur dari variabilitas laba perusahaan yang diabaikan oleh suatu proyek tertentu. 3. Resiko pasar atau beta (Market or Beta risk) Adalah bagian resiko proyek yang tidak dapat dieliminasi melalui diversifikasi. Resiko ini diukur dengan koefisien beta proyek. Analisa resiko beta (pasar) dapat diukur dengan menggunakan CAPM dan SML yang menyatakan hubungannya dengan resiko.  btkRFkMkRFkS  Analisis Sensitivas Adalah suatu teknik untuk menganalisa resiko dengan mengubah ubah variabel-variabel kunci dan mengamati pengaruhnya terhadap NPV dan tingkat pengembalian (laba). Jadi analisa sensivitas dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam dan bermanfaat atas tingkat resiko proyek. Analisis sensivitas termasuk Stand Alone Risk. Analisis ini dimulai dengan memprediksi nilai-nilai yang dipakai untuk menghitung NPV seperti unit penjualan, harga jual, biaya variable dan biaya modal. Kemudian terjadi “ What if” , bagaimana NPV jika biaya naik atau turun 10% atau 20%
  • 12. 12 Contoh : Proyek Cash inflow dengan estimate life 15 tahun dan discount factor 10%. Keterangan Proyek A ($000) B($000) Initial outlays 20.000 20.000 Estimasi NCF - Pesimis (3.000) 0 - Dasar/normal 4.000 4.000 - Optimis 5.000 8.000 Range 2.000 8.000 Dengan range cash flow proyek A dan B, resiko proyek A lebih kecil dari proyek B, karena range hanya sebesar $2.000 atau $ 5.000-$ 3.000 dibanding proyek B =$ 8.000 atau $ 8.000- 0 . Dicari NPV dengan “Dasar/normal atau paling memungkinkan” . NPVproyek A cash flow Pesimis. NPV = PV cash flow – PV investasi. = (CF x PVIFA10%,15) - $ 20.000 = (3.000 x 7,606) - $ 20.000 = $ 2.818 NPV proyek B cash flow pesimis NPV = PV cash flow – PV investasi = (CF x PVIFA10%, 15) - $ 20.000 = (0 x 7,606) - $ 20.000 = ($ 20.000) NPV Normal = (4.000 x 7,606) - 20.000 = $ 10.424 NPV Optimis proyek A = (5.000 x 7,606) - 20.000 = $ 18.030 NPV Optimis proyek B = 8.000 x 7,606 = $ 40.848
  • 13. 13 NPV masing-masing proyek pada “Dasar-normal-atau memungkinkan” Kemungkinan NPV NPV Cash flow Proyek A Proyek B Pesimis 2.818 (20.000) Normal 10.424 10.424 Optimis 18.030 40.848 Range 15.212 60.848 Dalam sentivity analysis ini bahwa NPV A $ 15.212 dan B $ 60.848, maka resiko proyek B lebih besar dari proyek A. Contoh lainnya yang lebih jelas: Misalkan suatu perusahaan menerima proposal investasi $ 2juta dengan umur 4 tahun tanpa nilai residu. Net Cash Flow tahunan adalah berikut ini: Income Net Cash Statement Flow Sales ( 2.000u X $ 3,5) 7.000 7.000 Variable cost 30% 2.100 2.100 Fixed cost 1.600 1.600 Depresiasi 500 -- EBT 2.800 Tax 40% 1.120 1.120 EAT 1.680 Net Cash Flow 2.180 2.180 Diasumsikan tingkat keuntungan yang diharapkan(expected rate of return) 10%, maka NPV = -2.000 + 2.180 + 2.180 + 2.180 + 2.180 (1,1)^1 (1,1)^2 (1,1)^3 (1,1)^4 = -2.000 + 2.180 + 2.180 + 2.180 + 2.180 1,1 1,21 1,331 1,464 = -2.000 + 1.981,818 + 1.801,653 + 1.637,866 + 1.489,071
  • 14. 14 = -2.000 + 6.910,408 = 4.910,408 Proyek ini diterima. Bagaimana resikonya? Jika variabel-variabel yang digunakan mengalami perubahan, maka akibatnya perubahan terjadi kepada NPV. karena kenaikan/penurunan penjualan, harga per unit berubah, dan biaya-biaya juga berubah. Perubahan ini mengakibatkan “sensitivas” bagi perusahaan. Umumnya manajemen dihadapkan kepada pesimis, normal (diharapkan) dan optimis, yang dapat digambarkan berikut ini: Parameter Pesimis Normal Optimis Unit terjual 1.900 2.000 2.100 Harga/unit/$ $ 3,40 $ 3,50 $ 3,60 Variable cost 30% …> dari…..> sales Fixed cost $ 1.650 1.600 1.550 Investasi awal $ 2.200 2.000 1.800 Kalau perusahaan berpendapat kepada pemikiran pesimis maka NCF dan NPV dapat dicari. Income statement NCF Sales(1900u x $3,4) 6.460 6.460 V.Cost(30% x $6.460) 1.938 1.938 Fixed cost 1.650 1.650 Depresiasi($2.200/4thn) 550 EBT 2.322 Tax(40% x $2.455) 989 989 EAT 1.393 NCF 1.883 1.883 NPV = -2.200 + 1.883 + 1.883 + 1.883 + 1.883 (1,1)^1 (1,1)^2 (1,1)^3 (1,1)^4 = -2.200 + 1.883 + 1.883 + 1.883 + 1.883 1,1 1,21 1,331 1,464
  • 15. 15 = -2.200 + 1.711,818 + 1.556,198 + 1.414.726 + 1.286,202 = -2.200 + 5.968,944 = 3768,944 Dengan adanya perubahan variabilitas dari normal ke pesimis, maka NPV berubah secara drastis sebesar $ 4.910,408 - $ 3768,944 = $ 1141,464, hal ini merupakan “sensitive” untuk penurunan NPV tersebut. Jika biaya variable meleset sedikit dari prediksi, akibatnya NPV turun drastis. Jadi setiap perubahan dalam variabal-variabel yag terjadi pada perusahaan mengalami “sensitivitas”. Kalau dicari untuk terbaik optimis maka NPV hasilnya. * Analisis Skenario (Scenario analysis) Adalah tehnik untuk menganalisa resiko dengan membandingkan situasi yang paling memungkinkan atas skenario dasar (semacam situasi normal) dengan keadaan yang “baik” dan “buruk”. Atau disebut juga suatu tehnik analisis resiko yang mempertimbangkan baik sensitivas NPV terhadap perubahan variabel-variabel kunci maupun rentangan (range) dari nilai-nilai variabel yang sangat menguntungkan. Dalam analisis skenario probabilitas karena rantangan nilai yang paling memungkiankan bagi variable- variabel tercermin dalam distribusi probabilitas. Analisis Skenario dan NPV yang diharapkan Contoh: Hasil analisis skenario sangat berguna untuk menentukan NPV yang diharapkan, deviasi standar dari NPV, dan koefisien varians (CV). Untuk mengestimasi ketiga skenario tersebut dinyatakan p1 (probabilitas).      NPVΕ NPVσ NPV CVvariansKoefisien n 1i 2diharapkanNPV yangNPViP1σNPVstandarDeviasi n 1i t NPVP1diharapkanNPV yg        Kita pergunakan data dari analisis sensivitas dan diadakan probabilitas untuk parameter terburuk/pesimis, normal (nilai dasar) dan terbaik/optimis. Analisis skenario dapat dihitung seperti Skenario Probabiltas Sales/U Price/$ NPV/$ Terburuk 25% 1.900 3,4 3.768,944 Normal 50% 2.000 3,5 4.910,408 Terbaik 25% 2.100 3,6 5.887,036
  • 16. 16 Tiga jenis analisis skenario 1. Skenario terburuk (Worst case scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terburuk berdasarkan perkiraan yang wajar. 2. Skenario terbaik (Best case scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terbaik berdasarkan perkiraan yang wajar. 3. Skenario dasar (Base scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua variabel diberikan nilai yang paling menguntungkan. Analisis Simulasi (Monte Carlo) Analisis Proyek–Proyek dengan umur berbeda Jika suatu proyek mandiri, umur proyek tidak penting, tetapi jika proyek itu umurnya dan aliran kas masuk tidak sama dan saling bersaing meniadakan maka untuk menghitung NPV, maka proyek tersebut diulang hingga mempunyai masa akhir yang sama (asumsi proyek tidak unik). Pendekatan untuk mengevaluasi proyek yang umurnya tidak sama dapat juga dilakukan dengan “Annualized NPV Approach = ANPV)” yaitu suatu tehnik pendekatan untuk perhitungan NPV sekarang tahunan untuk dua atau lebih proyek yang bersaing menyediakan, ANPA sama dengan EAS = Equivalent Annual Series (seri anuitas seragam). nk,PVIFA NPVx EASAVPVA  PV Proyek A (dicari dengan df/biaya modal 10%) = $ 39.768 PV proyek B = $ 67.060 Bila tidak memperhatikan umur dari kedua proyek tersebut, maka yang lebih baik dan menarik adalah proyek B. Tetapi kedua proyek ini berbeda umur maka dicari Annualized NPV : Langkah 1: PV proyek A = $ 39.768, poryek B = $ 67.060, disini Tidak diperhatikan faktur umur proyek tersebut. Langkah 2 : ANPV Proyek A = NPV/ PFIFA (10%) ,3 thn = $ 39.768/ 2,487 = $ 15.990 ANPV Proyek B = $ 67.060 / 4,355 = $ 15.398
  • 17. 17 Langkah 3: Dengan memperhatikan perhitungan pada langkah kedua maka proyek A lebih menarik dari pada proyek B. Proyek A dan B adalah proyek bersaing meniadakan satu sama lain, sehingga proyek B direkomendasikan untuk dilaksanakan dari metode proyek-proyek umur berbeda. Capital Asset Pricing Model ( CAPM) Seperti dibahas pada pertemuan sebelumnya maka CAPM dalam pertemuan ini dibahas lebih lanjut. CAPM dirumuskan oleh dua orang yang bekerja secara independen yaitu William Sharpe (1964) dan John Lintner (1965). William Sharpe mendapat “ hadiah Nobel” untuk jasanya tahun 1990. Short Sales Dalam asumsi CAPM perlu mendapat perhatian adalah “ short sales yaitu penjualan asset yang dipinjam. “Short sales” dilakukan jika perusahaan mengantisipasi penurunan harga. Contohnya: harga saham saat ini $1.000/lbr, kemudian diantisipasi penurunan harga. Saat ini, perusahaan mempunyai saham tsb. Kita dapat meminjam saham tersebut (dari broker/makelar kita), kemudian kita jual. Perusahaan menerima uang $1.000. Seminggu kemudian, harga saham benar-benar turun menjadi $ 900/share. Dan perusahaan mengembalikan saham yang sudah dijual . Dan perusahaan membeli saham tsb.dari pasar dengan harga $ 900 yang berarti ada kas keluar $ 900.Keuntungan bersih diperoleh perusahaan adalah $ 100. Jika harga terus naik, berarti perusahaan akan menderita resiko kerugian yang semakin besar. Mengukur resiko adalah merupakan yang tidak mudah, karena banyak faktor yang diperhatikan. Salah satu model yang banyak digunakan adalah CAPM. CAPM Adalah model yang didasarkan pada dalil bahwa tingkat pengembalian yang disyaratkan atas setiap saham atau sekuritas sama dengan tingkat pengembalian bebas resiko ditambah dengan premi resiko sekuritas yang bersangkutan, di mana resiko yang dimaksud di sini mercerminkan adanya diversifikasi. CAPM menentukan tingkat keuntungan minimum yang disyaratkan atau minimum required rate of return dari investasi asset yang berisiko dan trade off resiko. CAPM menjelaskan keseimbangan antara tingkat resiko yang sistematis dan tingkat keuntungan yang diisyaratkan sekuritas portfolio. Konsep CAPM berdasarkan pada asumsi pasar modal adalah efisien dan semua aset dapat dibagi-bagi secara sempurna (perfectly divisible) dan likuid diperjual belikan setiap asset. Artinya para investor dapat melakukan diversifikasii hingga satuan terkecil dan dapat melakukan jual beli sekuritas setiap saat. Hal ini telah dibahas sebelumnya. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian yang berhubungan dengan CAPM, Market Risk Premium (MRP atau RPM) dan Security Market Line (SML). Market Risk Premium Adalah tambahan pengembalian di atas tingkat pengembalian yang bebas resiko sebagai kompensasi bagi investor karena menanggung tingkat resiko rata-rata.
  • 18. 18 Security Market Line (SML) Adalah garis yang memperlihatkan hubungan diantara risiko, tang diukur dengan beta dan tingkat pengembalian yang disyaratkan dari masing-masing saham. Contoh: Spencer Coy menghendaki saham rata-rata menghasilkan tingkat pengembalian yang disyaratkan sebesar 13%. Tingkat pengembalian bebas risiko (kRF) sebesar 9%, premi risiko pasar 4%, koefisien beta b1= 0,5, RPm = (km- kRP) =4% atau premi bebas pasar, dan RP1 = 2%. Dengan rumus hal ini dinyatakan RP 1= (kM – kRP) b1
  • 19. 19 C. BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) 1. Biaya Modal adalah suatu tehnik menghitung besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menggunakan dana dan alternatif sumber dana yang ada. Biaya modal harus dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang harus dihasilkan oleh perusahaan atas investasi proyek untuk dapat mempertahankan nilai pasar sahamnya. Empat jenis utama biaya modal (Cost of Capital): Biaya utang (cost of debt) = k (1– T) Biaya utang setelah pajak (After tax cost of debt).Adalah biaya yang terkait dengan utang baru, yang tidak memperhitungkan dampak penghematan pajak akibat adanya beban bunga. Ada dua hal dalam penerbitan obligasi yaitu: a. Nilai bersih yaitu dana yang sebenarnya diterima dari penjualan surat berharga. b. Biaya penerbitan sekuritas (flotation cost) yaitu biaya total yang dikeluarkan untuk mener-bitkan surat-surat berharga yang mengurangi hasil bersih dari penjualan obligasi yang dijual dengan premi, diskon atau nilai nominalnya. Skedul Biaya Modal Marjinal  T1kd pajaknpenghematabungaTingkat pajaksetelah utangΒiaya   Contoh: Harper Coy mengeluarkan 10 lembar obligasi dengan jangka waktu 4 tahun dengan nilai nominal $ 3.000/lembar dengan bunga 20% tahun. Harga jual obligasi adalah $ 2.900/lembar, maka cost of debt (kd) yang ditanggung adalah : 600 600 600 600 3.000 $ 2.900= ---------- 1 + ---------------- 2 + ----------- 3 + ----------- 4 ------------- 4 ( 1+kd) (1=kd) ( 1+ kd) ( 1+kd) (1+kd) Diadakan interpolasi dengan mengguakan PV pada tingkat kd 15% dan 21% sehingg adapa diperoleh: . . . kd Present Value . 15% $ 3.428
  • 20. 20 21% 2.888 ... Selisih 6% $ 540 .. Dengan kd 15% =$ 3.428 - $ 2.900= $ 528, pada tingkat 21% = $ 3.428 – 2.888 = $ 540 Persentase perbedaan Pada tingkat 21% = $ 528/$ 540 x 6% = 5,87% Bunga pada harga obligasi atau kd $ 2.900/lbrr = 15% + 5,87% = kd = 20,87% Kd tsb diatas harurs dikurangi dengan pajak, asumsikan tax rate = 40%. kdt = kd(1- t) = 20,871% ( 1- 0,40) = 12,52 %, bunga sesudah tax rate. 2. Biaya Saham Preferen (Cost Of Preferred Stock) = kp Adalah tingkat pengembalian yang dipersyaratkan oleh investor atas saham preferen perusahaan. Pn Dp KppreferensahamBiaya  Contoh : Perusahaan tsb diatas, Harper Coy mengeluarkan Preferred Stock laku dijual dengan harga $ 7.500/lbr, Saham ini memberikan dividen tetap $ 1.200/lbr. Biaya emisi $ 50/lbr.kp dapat dihitung: Penerimaan bersih (Pn) = $ 7.500-$ 50 = $ 7.450. Kp = $ 1.200/ $7.450 x 100% = 16,11%. 3. Biaya Saham Biasa (Cost Of Common Stock) = ke g Po Di Ke  Apabila diadakan emisi saham baru : D1   gPf1PoKe  f = flotation cost (%) yaitu under pricing cost, under writing cost, biaya makelar dan lainnya
  • 21. 21 Contoh : Masih Harper Coy, mengeluarkan common stock yang laku dijual $ 4.000/lbr.Dividen direncanakan akan dibayar sebesar $ 160/lbr dengan pertumbuhan (growth) 8% per tahun. Ks dapat dihitung sbb: D1 = $ 150. P = $ 4.000 g = 8% kc = ($ 160/$4.000) + 8% = 4%+8% =12%. 4. Biaya Laba yang ditahan (Cost Of retained earning) = ks Adalah tingkat pengembalian yang dikehendaki pemegang saham atas saham biasa perusahaan. Laba yang ditahan adalah termasuk biaya oportunitas para investor dari laba setelah pajak dan dividen yang mungkin diterima. Po D1 kg Po D1 RPkmKs kanan/diharapdiisyaratkygTP(TP)anilapengembTingkat    Biaya dari penggunaan dana dari RE berkaitan erat dengan cost of common stock( kc). Besarnya kr adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (rate of return) dalam saham biasa yang diterima oleh investor. Dengan kata lain bahwa Kc = kr. Tetapi bila RE dibagikan kepadapemegang saham, dan merekaingin menginvestasikan kembali dalam saham perusahaan , maka ia harus membayar Pajak atas dividend dan brokerage fee (biaya broker/makelar) untuk memperoleh tambahan lembar saham. Rumus lain dari retained earnings adalah Kr = kc( 1-t) ( 1-b) B – brokerage fee. Contoh: Masih data dari HarperCoy, dan dalam hubungannya dengan kc = 12%. Diasunmsikan terjadi pemegang saham melakukan investasi atas dividennya dengan brokerage fee 5%. Maka ks = 12% (1-0,4) ( 1-0.05) = 12% (0,6) (0,95) = 6,84%. Dalam hubungan ks dengan tax, bahwa dapat dijelaskan lebih lanjut pajak yang berlaku untuk investasi kembali pemegang saham dalam common stock ada 2 jenis pajak yaitu:
  • 22. 22 > Pajak atas pendapatan dividen( Dividend income tax) yang merupakan pajak perseorangan /personal income tax rate (Tp). > Pajak atas keuntungan penjualan barang modal seperti capital gain tax rate ( Tg). Dari hal tsb diatas ks dapat dihitung dengan menggunakan rumus kedua yaitu : ( 1 – Tp) Ks= kc ------------ ( 1 – Tg) Misalkan Dividend income taxe ( Tp)= 45% Capital gain Tax ( Tg) = 10% Kc = 12% ( 1-0,45) Ks = 12% x -------------- = 6, 95%. ( 1- 0,10) Biaya Rata-rata tertimbangan dari modal (WACC) Adalah biaya yang mencerminkan rata-rata biaya modal dengan menimbang biaya dari perpaduan utang, saham preferen, saham biasa dan laba yang ditahan sesuai dengan proporsinya pada struktur modal perusahaan. Dasar pemikiran atas WACC, ka.  Biaya modal dari barang modalnya harus dihitung dalam rata-rata tertimbang.  Perusahaan yang terkait adalah suatu perusahaan yang berkelanjutan.  Rata-rata tertimbang adalah sebagai perpaduan dari berbagai jenis dana yang digunakan, meskipun proyek tertentu dari perusahaan dibiayai dengan beberapa bentuk dana.                                      biasa ekuitasBiaya biasa ekuitas% preferen sahamBiaya preferen saham% t1 bunga Suku utang% ks%Wske)%Wekp%Wpt)kd(1%WdWACC
  • 23. 23 Contoh: Dari data-data Harper Coy diatas, dapat dihitung WACC: a. Cost of Debt 12,52 % b. Cost of Preferred Stock 16,11 % c. Cost of Common Stock 12,00% d. Cost of RE 6,84%. Asumsikan strkktur modal saat ini Sumber Modal Jumlah(ribuan). 1. Long term debt(bond) $ 15.000 2. Preferred Stock 10.000 3. Common Stock 20.000 4. Retained Earning . 5.000 Total modal $ 50.000 WACC dapat dihitung: Sumber Modal Jumlah % COC WACC% 1.LTD/Bonds 15.000 30 12,52 3,76 2.Pref.Stock 10.000 20 16,11 3,22 3.Com.Stock 20.000 40 12,00 4,80 4.Re.Earning . 5.000 10 6,84 0,66 Total 50.000 100 WACC 12,44 Kesimpulan : 1. Besarnya biaya setiap kompenen COC atas long term debt (bonds), preferred stock, common stock dan retained earning sebesar 12,44% , perlu diindetifikasi dengan seksama agar manajer dapat mengetahui berapa besar beban biaya yang dibebankan kepada perusahaan atas penggunaan modal tersebut. Dengan demikian dapat dihitung WACC atas penggunaan seluruh modal. 2. Perhitungan COC sangat bermanfaat untuk mengevaluasi sejauh mana penggunaan setiap jenis modal dapat dipertanggung jawabkan . Rate of return dari suatu proyek yang lebih besar
  • 24. 24 Dari pada COC yang digunakan oleh proyek tsb menunjukkan penggunaan dana yang dapat diterima, atau COC berfungsi sebagai discount rate dalam perhitungan PV “hundle rate” 3. Analisis COC sangat terkait dengan struktur modal yang diinginkan oleh perusahaan Selama struktur modal dipertahankan tetap tambahan modal jumlah tertentu tidak akan mempengaruhi tingkat COC atau Marginal Cost of Capital (MCC) dengan Weigted Average Cost of Capital (WACC). Skedule WACC menunjukkan grafik hubungan antara biaya rata-rata tertimbang dari dana hutang, saham preferen, saham biasa dan laba yang ditahan dengan setiap rupiah/dolar . Biaya Modal Marjinal (Marginal Cost of Capital=MCC) Adalah biaya untuk setiap rupiah/dolar tambahan modal, MCC merupakan biaya rata-rata tertimbang dari setiap rupiah dan dolar terakhir yang ditam-bahkan ke dalam modal. Jadi dalam hal ini WACC meningkat, karena investor meminta pengembalian lebih besar dalam bentuk bunga, dividen sebagai kompensasi peningkatan resiko. Contoh MCC: Kalau perusahaan Harper Coy menambah modal $ 10.000 (modal baru) merupakan jumlah dana keseluruhan tetap dipertahankan struktur modalnya. Dari jumlah tsb.diatas adalah tambahan dari retained earning (RE) sebesar $ 4.000. Proporsi modal tambahan sekarang adalah : Long term debt 30%= $ 3.000 Preferred stocl 20%= 2.000 Common stock/RE 50% = 5.000 Jumlah modal tambahan $10.000 MCC dapat dihitung sebagai berikut . Sumber modal Jumlah COST Total Cost 1. LTD 3.000 12,52 $ 375,60 2. Pref.Stock 2.000 16,11 322,20 3. Com.stock 5.000 12 600,00 Jumah $ 10.000 $ 1.297.80 MCC = $ 1.297,80/$ 10.000 = 12,98% Bila dibandingkan dengan WACC dengan nilai 12,44% pada MCC ada kenaikan COC menjadi 12,98%, maka terjadi pergeseran grafik MCC dari 12,44% menjadi 12,98 % atau naik 0,54%. MCC akan bertambah bila perusahaan membutuhkan modal untuk operasinya.
  • 25. 25 Skedule MCC Adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara biaya rata-rata tertimbang dari modal perusahaan dengan setiap rupiah/dolar atas penambahan modal perusahaan. Titik Patokan (Break Point = BP) Adalah nilai modal baru yang dapat diperoleh sebelum biaya rata-rata tertimbang dan modal mengalami kenaikan. Wz AFz BPPointBreak  Keterangan : AFz = Jumlah dana yang tersedia dari sumber keuangan (z) pada tingkat biaya yang ditetapkan. Wz = Proporsi struktur modal untuk sumber keuangan (z). Sebagai patokan, Titik Patahan (BP) akan terjadi apabila biaya dari salah satu kompenen modal mengalami ke-naikan sehingga BP juga meningkat. Maka perhitungannya. modalstrukturdlmtersebutkomponenPresentase rendahmasihbiayanyasaatmodalkomponenjmlTotal BE  Break Point Retained Earning Contoh : Asumsikan Harper Coy WACCnya dengan menggunakan RE baru dan saham baru, dengan data berikut ini: 1. WACC apabila Ekuitas berasal dari RE/Laba ditahan. . Bobot x Kompenen Biaya = Produk Debt 0,45 6 % 2,7 % P.Stock 0,02 10,3 0,2 Equity CS/RE 0,53 13,4 7,1 . Total 1,00 WACC 1 10,0% Ekuitas saham biasa baru berasal dari RE adalah bagian RE yang ditahan dalam perusahaan oleh manajemen dan tidak digunakan sebagai dividen (bukan RE tahun sebelumnya)
  • 26. 26 2. WACC bila Ekuitas berasal dari penjualan Saham Baru. . Bobot x Kompenen Biaya = Produk Debt 0,45 6,0% 2,7% P.Stock 0,02 10,3 0,2 Ekuitas C.S.baru 0,53 14.0 7,4 . Total 1,00 WACC 10,3% Kalau diperhatikan dari WACC 1 dan WACC 2, dengan kondisi COC, kd =6%, Saham Preferen 10,3% selama RE digunakan dgn biaya RE/CS sebesar 13,4% kemudian meningkat menjadi 14%,WCC 2 (setelah perusahaan menggunakan RE semuanya), dalam kondisi ini perusahaan harus menjual saham baru (emisi saham) Asumsikan perusahaan memperoleh laba $ 137,8 ( dlm ribuan atau rb) untuk tahun 2005, dengan DPR (Dividen Payout Ratio) 45%.Laba ditahan(RE) saat ini $ 137,8 –( 1-0,45) =$ 75,8 rb. Kalau perusahaan tetap mempertahankan struktur modalnya, maka terjadi setiap $ 45 sen untuk Debt,2 sen untuk saham prefrensi dan 53 sen untuk ekuitas saham biasa.Artinya , setiap 53 sen RE akan mendukung $ 1 modal, dan $ 75,8 ribu tidak cukup , sehingga WACC tidak meningkat sampai $ 75,8 rb, maka harus ditambah dengan utang atau saham preferensi. Berapa tambahan modal baru? Misalkan = X , dan X inilah disebut Break Point (titik henti) dan menggambarkan total pembiayaan yang dapat dilakukan sebelum perusahaan menjual saham biasa baru.Jadi terdapat sekarang 0,53 X diperoleh dari RE dan 47 % dari saham preferen dan utang. Laba ditahan/RE = 0,53 X= $75.800 X = BPRE = RE/Pecahan Ekuitas= $75.800/0,53 = $ 143,000(dibutlatkan). Dengan menggunakan RE $ 73,8 rb diperoleh dana $ 143 ribu, yang diprorata ke kompenen modal optimal: 10 % 0.3 % 10.3 % WAC C Total Modal CO C
  • 27. 27 Debt baru didukung RE $ 64,3 rb 45% PS, didukung RE 2,9 2 RE/laba ditahan 75,8 53 Ttl modal didukung RE/ . . Break Point RE (BPRE) $143.ribu 100% Nilai X = BPRE=$ 143 ribu, ini akan terjadi lompatan Skedule MCC dari 10% menjadi 10,3% dengan catatan COC Ekuitas adalah 14%. Break Point Debt (BPDE) Jika perusahaan memperoleh tambahan utang(Debt) sebesar $ 54.000 ribu dengan bunga 12%. Pada jumlah pembiayaan berapa Debt,bunga 10% habis terpakai ? Hal ini dihitung dengan BPDE Pada Skedule MCC, bila utang tsb digunakan habis. Jumlah utang berbunga tertentu BPDE = ---------------------------------------------------- Persentase Utang $ 54.000 BPDE = ----------------- = $ 200.000 0,27 Dengan tambahan nol modal sampai $ 75,8 rb, WACC = 10%, sementara diatas $ 75,8 rb menjadi 10,30%. Kemudian setelah ada tambahan modal dari Debt $ 200.000 dengan bunga 12% atau setelah tax 40% = 12%(1-0,4)= 7,2%. Struktur modal sekarang ( ketiga) Kompenen Bobot x Komp biaya= Produk Debt 0,45 7,2% 3,24% Pref.Stock 0,02 10,3 0,20 Com.Stock 0,53 14 7,40 . Total 1,00 WACC3 10,84%
  • 28. 28 Dari perhitungan tsb datas dapat dibuat grafik dari WACC 1,2 dan 3 Skedul Kesempatan Investasi (Investmen Opportunities Schedule = IOS) Adalah grafis yang menyajikan peluang investasi perusahaan yang diurut berdasarkan tingkat pengem- balian (IRR) proyek. Atau dapat juga dikatakan IOA adalah suatu peringkat investasi dari yang terbaik (IRR tertinggi) sampai yang terburuk (IRR yang rendah). Tambahan Modal Baru WACC 1 WACC 2 WACC 3 WAC C BPR BP 143.00 0 200.00 0 ∆R E ∆ D Grafik MCC – WACC Dengan BPRE dan BPD
  • 29. 29 D. STRUKTUR MODAL, LEVERAGE DAN KEBIJAKAN DIVIDEN Struktur modal adalah merupakan bauran atau perpaduan dari utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa (saham biasa dan laba ditahan) yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya. Struktur modal adalah keputusan dalam mengambil keputusan pembiayaan perusahaan karena secara langsung berakibat terhadap biaya modal, keputusan investasi dan meningkatkan nilai perusahaan. Jenis-Jenis Modal Dapat dilihat dari neraca passiva. Resiko Bisnis dan Keuangan  Resiko Bisnis Adalah resiko yang berkaitan dengan proyeksi tingkat pengem-balian atas ekuitas (ROE) suatu perusahaan di masa yang akan datang, dengan asumsi bahwa perusahaan tersebut tidak meng-gunakan utang.  Resiko keuangan Adalah bagian dari resiko yang ditanggung pemegang saham, yang melebihi resiko bisnis yang mendasar, sebagai akibat dari penggunaan leverage keuangan. Leverage Keuangan Adalah ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas ber-penghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan. Aktiv a Hutang lancar Hutang jangka panjang Modal Pemegang saham1. Saham preferen2. Saham biasa3. Laba ditahan Moda lPinjama n Moda l Sendir i Tota lModa l
  • 30. 30 TINGKAT LEVERAGE Leverage Adalah penggunaan assets dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang mengeluarkan biaya tetap dengan maksud agar dapat meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham. Dilihat dari income statement (full costing) Sales Revenue XXX Cost of good sold (Fc dan Vc) XX Operating Leverage Gross profit XX (Degree of operating Operating expences XX Levrage= DOL) EBIT XX _________________________________ Ineterst XX Financial Leverage EBT XX (Degree of financial Tax rate XX Leverage = DFL) EAT XX Tingkat leverage operasi = DOL Hal ini telah dibahas pada pertemuan sebelumnya, namun perlu diingkatkan kembali : Contoh : Perusahaan A,B dan C laporan keuanganannya tahun 2005 sbb: Laporan laba-rugi perusahaan A,B dan C ($ 000) Keterangan Perus.A Perus B Perus C     F-CV-S CV-S DOL FV-PQ V-PQ DOL penjualan%perubahan EBIT%perubahan DOL sales Q    
  • 31. 31 Penjualan $ 60.000 $ 90.000 $ 120.000 Biaya variable 12.000 54.000 30.000 Marjin kontribusi 48.000 30.000 100.000 Biaya tetap 28.000 15.000 60.000 EBIT 20.000 15.000 40.000 Harga/unit $ 100 100 100 Sales volume/unit 600/u 900/u 1.200/u Biaya variable/unit $20/u $60/u $,25/u Q(P-V) 600(100-20) > DOLA = ------------- =--------------------------=2,4 Q(P-V)-F 600(100-20)- 28.000 900( 100-60) >DOLB = -------------------------------- = 1,74 900( 100-60) – 15.000 1.200 ( 100 – 25) >DOLC=------------------------------------- = 3. 1.200 (100 – 25) – 60.000 DOLA= 2,4 artinya tingkat elastisitas operasi pada out put penjualan terhadap EBIT sebesar 24% , ini berarti bahw apabila penjualan perusahaan A naik 10% maka laba operasi akan naik 2,4 x 10% = 24%. Sebaliknya , bila penjualan turun 10% maka penurunan tersebut berakitbat EBIT juga turun sebesar 2,4 x 10% = 24%. Kondisi ini juga berlaku pada perusahaan B dan C Kalau di masing-masing perusahaan,terjadi perubahan kenaikan atau penurunan atas penjualan, biaya tetap, biaya variable, harga, sales volume, maka DOL ini akan berubah juga. Perusahaan C lebih besar resikonya ketimbang perusahaan A dan B, karena kontribusi laba yang diperoleh digunakan untuk menutup biaya tetap yang lebih besar atau $ 60.000 atau 60% dari total penjualan. Besarnya tingkat perubahan laba operasi perusahaan sebagai akibat perubahan DOL/Penjualan sangat erat hubungannya dengan break even point (titik impas) . Hal ini dapat dibuktikan dengan perusahaan A, dapat dicari BEP nya.
  • 32. 32 BEPQ /A = Fixed Ccost / Contribution margin/unit. = $ 28.000/ ( 100 – 20) = $ 28.000/80 = 350 unit, BEP $ = 350 x $ 100 = $ 35.000 Tingkat Leverage keuangan (Degree of Financial leveraga) Adalah persentase perubahan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa yang diakibatkan oleh berubah-nya laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dalam persentase tertentu. DFL dengan menggunakan rumus dapat dicari. = 600 ( 100 – 20) – 28.000 . 600(100-20)-28.000-12.000 = 20.000/8.000 = 2,5 . DFL sebesar 2,5 artinya , bila EBIT naik dengan 40% maka EPS akan naik sebesar 2,5 x 40% = 100% dan sebaliknya bila terjadi penurunan. Hasil perhitungan dari DFL, perusahaan berkepentingan terhadap EBIT blla digunakan dengan beban tetap, sehingga satu sama lainnya saling berkaitan. Untuk perusahaan B dan C dapat dicari dengan cara yang sama seperti diatas. Tingkat leverage total (Degree of Total/Combined Leverage = DTL / DCL) Adalah persentase perubahan EPS yang diakibatkan oleh perubahan penjualan sebesar persentase tertentu DTL disebut juga Degree of Combined Leverage (DCL). DTL perusahaan A dapat dihitung: DOLA x DFLA = 2,4 x 2,5 = 6 Dapat disimpulkan bahwa masalah DFL baru akan timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap, yang menghasilkan “Favorable Financial Leverage” atau efek yang menghasilkan positif apabila pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tsb lebih besar daripada beban tetapnya. Efek yang menguntungkan ini (DFL) sering disebut “Trading on the Equity” I-F-CV-S CV-S DFLxDOLDCLDTL 
  • 33. 33 INDIFFERENCE POINT. Menentukan struktur modal yang optimal Adalah struktur modal yang memak-simumkan harga saham perusahaan, dan hal ini memerlukan rasio utang yang lebih rendah daripada rasio utang yang memaksimumkan EPS. Analisa pengaruh leverage keuangan terhadap EBIT/EPS Analisa atas EPS yang indiferen Analisa Titik indiferen EPS (Indifference Point atau break Even Point EBIT dan EPS) Adalah tingkat penjualan yang mengakibatkan EPS menjadi sama meskipun perusahaan melakukan pembiayaan dengan utang, saham biasa ataupun saham prerferen. EPS indifference point = titik impas = SBE  EPS indifference point akan lebih jelas dalam grafik sehingga kelihatan keunggulan dari sumber dana yang dibutuhkan oleh perusahaan.  Titik penjualan dibawah titik indiference point, nilai EPSnya akan lebih tinggi jika perusahaan lebih banyak menggunakan saham biasa.  Tingkat penjualan diatas titik indiferen, nilai EPSnya akan lebih inggi jika perusahaan menggunakan utang. Perusahaan dapat menggunakan dana operasinyan dengan memilih alternatif antara hutang dengan dengan modal saham, atau modal saham dengan saham preferen, atau ketiganya digunakan. Hubungan Indifference Point (IP) berarti terjadi hasil EPS dengan EBIT adalah sama (break even EPS dan EBIT). Pada kondisi ini, pertimbangan pembelanjaan (financial mix) dalam tingkat leverage factor berapapan EPS dan EBIT sama, sehingg manajemen dapat memilih sumber dana yang paling menguntungkan perusahaan. Analisis IP disebut juga “tititk impas dalam financial leverage atau analisis hubungan EBIT dengan EPS dalam struktur modal. “ (EBIT- I) (i- t) PD EPS= ----------------------------- NS Dimana I= Bunga hutang obligasi dllnya. PD = Dividen tahuna saham preferen. beredarygSahamJml T)-1)(1-(EBITBunga-biayaTotal-Penjualan EPS = =
  • 34. 34 T = Tax rate. NS atau S1 dan S2 = Jumlah lembar saham Contoh: Florida Coy dengan modal sebesar $ 400.000. karena meningkatnya permintaan maka perusahahaan membutuhan tambahan modal sebesar $200.000 yang dapat diperoleh dari tiga alternatif yaitu: a. Semuanya dengan emisi saham biasa. b. Obligasi dengan bunga 12% c. Saham preferen, dividen 11%. Perusahaan mendapat EBIT $ 60 ribu. Dengan adanya ekspansi laba diharapkan naik menjadi $ 108 ribu. Tax rate 40%, dan saat ini saham biasa beredar 100.000 lbr. Saham biasa laku dijual $ 2.000/lbr, dan apabila memilih pendanaan dari modal sendiri, maka emisi saham biasa baru 50.000/lbr. Untuk menganalisis sumber modal mana yang diambil manajemen dapat dihitung dengan data berikut ini. Keterangan Saham Biasa Hutang S.Preferen EBIT $ 108.000 $108.000 $ 108.000 Bunga 12% --- 24.000 --- EBT 108.000 96.000 108.000 Tax 40% 43.200 38.400 43.200 EAT 64.800 67.600 64.800 Div.S.preferen --- --- 22.000 Laba P.saham 64.800 67.600 42.000 Ttl.saham be redar/lembar 150.000 100.000 100.000.. EPS $ 432 $ 676 $ 420…… Untuk mencari besarnya EBIT untuk dapat menutup beban tetap, rumus tsb.diatas harus di nol kan dulu EPS. 0 =( EBIT-I) ( I-t)PD/ NS = 0 = (EBIT-I)(I-t)PD
  • 35. 35 a. Bila menggunakan alternative Saham Biasa. 0 = (EBIT-I)( I-t)PD = (EBIT-0) (1-0,4) -0 = EBIT (0,60) EBIT = 0/0,6 = 0. Dengan memilih saham biasa maka besarnya EPS sama dengan nol, maka EPS juga sama nol b. Bila tambahan dana dengan hutang (Debt). 0 = (EBIT-I)(I-t)PD = (EBIT-12%x 200.000)( 1-0,40)- 0 = (EBIT -24.000) 0,60 = 0,6(EBIT- 14.400 EBIT = $ 24.000 atau sama dengan jumlah Bunga yang harus dibayar. c. Tambahan dana dengan Saham Preferen. 0 = (EBIT-I) (I-t)-PD = (EBIT- 0)( 1- 0,40) – 22.000 = EBIT (0,60)- 22.000 EBIT = $ 36.667. Sekarang kita hitung Indiffrence Point. a. Indiffrence Point Common Stock vs Debt. Pergunakan rumus: (EBIT1,2 –I1) (I-t)PD1 = (EBIT1,2-I2)(1-t)PD2 NS1atau S1 NS 2 atau S 2 (EBIT1,2-0)(1-0,4) = (EBIT 1,2-24.000)(1-0,4)0 150.000 100.000 (EBIT1,2)(0,60) (100.000) = (EBIT1,2-24.000)(0,60) (150.000) 60.000 EBIT 1,2 = (0,6EBIT1.2-14.400)(150.000) 60.000 EBIT 1,2 = 90.000EBIT1,2- 2.160.000.000 30.000EBIT1,2 = 2.160.000.000 EBIT 1,2 = $ 72.000
  • 36. 36 b. IP dgn pendanaan Saham Biasa VS S.Preferen Pergunakan rumus diatas dan subsitusikan. (EBIT1,2=0)(1-0,40)-0 = (EBIT1,2-0)(1-0,40)-22.000 150.000 100.000 (EBIT1,2)(0,60)(100.000) = (EBIT1,2)(0,60)-22.000 (150.000) (0,60EBIT1,2)(100.000) = (0,60 EBIT1,2)-22.000x 150.000 60.000EBIT1,2 = 90.000EBIT1,2 = 3.300.000.000 30.000EBIT1,2 = 3.300.000.000 EBIT1,2 = $ 110.000 Dari hal tsb diatas, jelas bahwa :  EBIT pendanaan Common Stock VS Debt adalah sama yaitu sebesar $ 72.000  EBIT pendanaan Common Stock VS Preferred Stock adalah sama $ 110.000 Bagaimana dengan EPS, apakah sama? Keterangan Alternatif C.Stock Alt. dgn Debt EBIT $72.000 $72.000 Interest12% --- 24.000 EBT 72.000 48.000 Tax 40% 28.800 19.200 EAT 43.200 28.800 T.Saham beredar 150.000 100.000 EPS $ 0,288 $0.288 EPS ribuan $ 288 $ 288 EPS antara Common Stock VS Preferred Stock Keterangan Alt.Common Stock Prefer.Stock EBIT $110.000 $ 110.000 Interest --- --- Tax 40% 44.000 44.000 EAT 66.000 66.000
  • 37. 37 Div.P.Stock --- 22.000 Laba P.Sham 66.000 44.000 Saham beredar 150.000 100.000 EPS $ 0,44 $0,44 EPS(ribuan) $ 440 $ 440. A. Kesulitan dalam menentukan secara pasti pengaruh leverage keuangan P/E (perbandingan antara harga dengan keuntungan). B. Perbedaan tingkat kekonservatifan manaajer dengan pemegang saham C. Keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang mungkin berten-tangan dengan maksimisasi harga minimisasi biaya modal yang berjangka pendek. 1. Studi kasus. PT.Tungkir Jaya tahun akhir tahun 2005 mempunyai modal $ 100.000 dengan EBIT sebesar $ 150.000 dan akan menambah modalnya $ 50.000 untuk ekspansi dengan sumber modal dari tiga alaternatif : a. Emisi saham biasa semuanya. b. Dengan bonds, coupon rate 12% c. Saham preferen, dividen 11% Dalam rangka ekspansi ini perusahaan tahun 2006 ini mengharapkan laba naik menjadi $ 270.000, tax rate 40%.Saat tahun 2005 saham biasa beradar 250.000 lbr dan dapat dijual $ 50/lbr. Kebijakan manajemen bahwa kalau memilih sumber dana dari modal sendiri, maka perusahaan harus mengemisi saham biasa baru 12.500 lbr. Diminta : a. Dengan tambahan dana tsb diatas, hitunglah EBIT bila perusahaan mengeluarkan saham biasa baru. b. Hitunglah EBIT kalau dana tsb dari sumber hutang jangka panjang(bonds) c. Hitunglah EBIT bila dana tsb dari saham preferen. d. Hitunglah break even point EBIT dan EPS antara dana dari hutang dan saham biasa baru, dengan adanya tambahan modal tsb.. e. Hitunglah break even point EBIT dan EPS antara saham biasa dengan preferen dengan adanya tambahan modal tsb. EP S Pric e Mark et Stoc k P/ E =
  • 38. 38 f. Buatlah grafik Indiffrence Point dari ketiga sumber modal tsb. g. Menurut saudara, sumber modal mana yang dipilih oleh manajemen untuk memncapi laba yang ditentukan tahun 2006?. KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan dividen (dividen policy) dapat diartikan kebijakan untuk menentukan berapa banyak dari laba harus dibayarkan kepada pemegang saham dan berapa banyak yang akan ditanam kembali di perusahaan. Tiga Pembagian Kebijakan Dividen. 1. Membagi dividen sebesar-besarnya. 2. Membagi dividen atau menerbitkan saham baru. 3. Membagikan dividen sekecil-kecilnya, kalau perlu tidak usah dibagikan dividen. Faktor- faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen a. Peraturan hukum b. Faktor likuiditas c. Faktor biaya penerbitan saham baru (emisi saham) d. Pengendalian e. Stabilitas keuntungan dan kebangkrutan f. Biaya transaksi dan kebutuhan modal g. Tingkat pengembalian aset Kebijakan Dividen yang optimal Adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksi-mumkan harga saham perusahaan. Dua teori kebijakan Dividen 1. Teori ketidakrelevanan (irrelevansi) dividen. Adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan deviden perusa-haan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini dikemukakan tahun 1966 oleh Merton H. Miller dan Franco Modigliani yang terkenal dengan teori “MM”. Inti teori ini adalah dalam dunia yang sempurna (ada kepastian, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaski dan tidak pasar lain yang sempurna) maka nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh dividen. Teori ”MM” memberikan beberapa asumsi agar teori yang terkendali (manageable).
  • 39. 39 2. Teori bird – in -the hand tallacy. Adalah dividen memiliki resiko yang lebih kecil daripada resiko kenaikan nilai modal, oleh karena itu, ks, akan naik jika pembagian dividen dikurangi. Teori ini dikem-bangkan oleh Gordon- Lintner yang intinya bahwa investor memandang seekor burung di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara. Teori Gordon-Lintner ini ditentang oleh teori “MM” dan sebaliknya. Dua isu lainnya tentang kebijakan deviden. 1. Information Content (Signaling Hypothesis) Adalah teori yang menyatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen pertanda bagi perkiraan manajemen atas laba. 2. Clientele Effect Adalah kecendrungan perusahaan untuk menarik jenis investor yang menyukai kebijakan dividennya. Kebijakan Dividen dalam praktek 1. Kebijakan dividen residual Adalah kebijakan di mana dividen yang dibayarkan sama dengan laba aktual dikurangi dengan laba yang perlu ditahan untuk membiayai anggaran modal perusahaan yang optimal. Dasar dari kebijakan ini adalah kenyataannya bahwa investor lebih menginginkan perusahaan mena- han dan menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya dalam bentuk dividen, apabila laba yang diinvestasikan kembali terse-but dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi daripada tingkat pengembalian (laba) rata-rata yang dapat dihasilkan sendiri oleh investor dari investasi lain dengan resiko yang sebanding. 2. Dividen yang konstan (naik secara mantap) Adalah kebijakan dividen tahunan yang tidak akan pernah diturunkan dalam jumlah persentase tertentu dari laba kepada pemilik setiap periode pembayaran dividen. Dalam hal ini, terdapat kebijakan Dividen Pay Out Ratio (DPR) adalah persentase dari setiap rupiah/dolar yang dihasilkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai, dihitung dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per saham. Dividen rendah teratur dan ditambah ekstra (Low regular extra dividen policy) Adalah kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran deviden rendah secara teratur kemudian ditambah dengan dividen ekstra bila ada jaminan kelebihan dana yang tersedia. Rencana Reinvestasi Dividen (Dividen Reinvestmen Plan=DRP) Adalah rencana yang memungkinkan pemegang saham untuk secara otomatis menginvestasikan kembali dividennya dalam bentuk saham perusahaan.
  • 40. 40 Rencana Reinvestasi Dividen (Dividen Reinvestmen Plan=DRP) Adalah rencana yang memungkinkan pemegang saham untuk secara otomatis menginvestasikan kembali dividennya dalam bentuk saham perusahaan. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap ks 1. Keinginan pemegang saham akan penghasilan sekarang ini dibanding penghasilan yang akan datang. 2. Tingkat resiko dividen dibanding dengan kenaikan nilai modal (capital gain). 3. Informasi atau pertanda yang terkandung pada dividen. Stabilitas Dividen  Adalah para investor lebih tertarik pada kondisi stabilitas dividen peru-sahaan daripada dividen pay out ratio yang tinggi. Stabilitas dividen disini, tetap memperhatikan tingkat pertum-buhan perusahaan.  Saham yang memberikan dividen yang stabil selama periode tertentu akan mempunyai harga yang lebih tinggi daripada saham yang mem-bayar dividennya dalam persentase yang tetap terhadap laba. Dividen Saham (Stock Dividend) Adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk tambahan, bukan dalam bentuk uang tunai/kas. Stock Splits Adalah pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai saham yang lebih kecil, dan jumlah saham beredar meningkat secara proporsional sebagai akibat penurunan nilai saham. Reserve stock splits (pemecahan balik saham) Adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan harga saham perusaha-an dengan cara menukar sejumlah saham beredar untuk saham baru.  Saham yang dipecah 1 dari 2 1 saham baru ditukar dengan 2 saham lama  Saham yang dipecah 2 dari 3  2 saham baru ditukar untuk 3 saham lama Pembelian kembali Saham (Stock Repurchace) Adalah suatu transaksi dimana suatu perusahaan membeli kembali seba-gian dari sahamnya sendiri. Jumlah saham yang beredar akan berkurang dan harga saham mening-kat maka laba juga akan meningkat.  Maksud pembelian kembali saham adalah mempertinggi nilai saham yang dimiliki dan menolong untuk meng-halangi orang-orang/investor-investor yang tidak diinginkan mengambil alih perusahaan.  Tiga cara peningkatan nilai saham dengan pembelian kembali saham. a. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar dan dapat mening-katkan EPS.
  • 41. 41 b. Memberi signal positif kepada investor di pasar dan manajemen percaya saham dinilai rendah. c. Memberi dasar sementara untuk harga saham yang mungkin turun. Keputusan Pembiayaan Jangka Panjang Ekuitas Saham Biasa Adalah jumlah saham biasa modal disetor dan laba ditahan yang dimiliki perusahaan yang setara dengan total investasi pemegang saham biasa di dalam perusahaan. Nilai buku per saham (Book value per share) Adalah nilai akuntansi dari selembar saham biasa, setara dengan ekuitas saham biasa (dengan saham biasa ditambah dengan laba yang ditahan) dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar. Hak-Hak Hukum dan Istimewa Pemegang Saham Biasa  Pengendalian perusahaan 1. Surat kuasa (Proxy) Ialah suatu dokumen yang memberi seseorang wewenang untuk bertindak atas nama orang lain, umumnya kuasa untuk memberikan suara atas saham biasa. 2. Proxy Fight (Perebutan kuasa) Adalah usaha yang dilancarkan oleh perseorangan atau suatu kelompok untuk memperoleh pengendalian atas perusahaan dengan jalan meminta kuasa dari pemegang saham untuk mewakili hak suara pemegang saham dalam memilih mana-jemen baru bagi perusahaan. 3. Pengambilalihan (Take over) Adalah tindakan dengan jalan mana seseorang atau suatu kelompok berhasil memecat manajemen perusahaan dan mengambil kendali atau perusahaan. 4. Hak Preemtif (Preemptive Right) Adalah ketentuan dalam anggaran rumah tangga perusahaan yang memberikan kepada pemegang saham biasa hak untuk membeli atas dasar prorata saham biasa yang baru diterbitkan.  Pasar untuk saham biasa 1. Bursa Pararel (Over the counter = OTC market) Adalah jaringan dealer yang mengurus perdagangan seku-ritas yang belum terdaftar (unlisted). 2. Bursa utama (Organized Security Exchange) Adalah organisasi resmi yang mempunyai lokasi fisik yang nyata, yang memudahkan perdagangan sekuritas terdaftar (listed).
  • 42. 42 Tiga Jenis Transaski Pasar Saham 1. Pasar Sekunder (Secondary market) Adalah pasar di mana saham yang telah beredar (used stock) diperdagangkan sesudah saham- saham tersebut diterbitkan oleh perusahaan. Perdagangan saham beredar dari perusahaan punlik yang sudah mapan. 2. Pasar Perdana (Primary market) Adalah pasar di mana perusahaan menerbitkan sekuritas baru untuk menambah modal perusahaan. Saham tambahan dijual oleh perusahaan publik yang sudah mapan. Proses Bank Investasi Bank Investasi (Investment banker) adalah perantara dibidang keuangan yang membeli sekuritas dari peru-sahaan dan pemerintah serta men-jualnya kembali kepada perusahaan dan masyarakat.  Fungsi Bank Investasi a. Menjamin penerbitan-penerbitan sekuritas. b. Memberi nasehat kepada klien/ langganan. Proses Penjaminan Emisi (Underwriting) adalah proses dimana pihak bankir investasi membeli surat- surat berharga dari perusahaan penerbit sekuritas tersebut dengan harga yang lebih rendah dari harga yang akan dijual kembali. Tanggung jawab bank investasi kepada emiten 1. Penjamin emisi dengan kesanggupan penuh (full commitment underwriting) menanggung resiko. 2. Penjamin emisi dengan kesanggupan terbaik (best effort undrwriting) berperan sebagai agen. 3. Penjamin emisi dengan kesanggupan siaga (stand by commitment) Disamping menawarkan juga mau membeli sekuritas yang tidak laku.
  • 43. 43 E. UTANG JANGKA PANJANG Instrumen Utang Jangka Panjang (Long Term Debt) Utang jangka panjang adalah suatu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur, di mana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah uang tertentu dan peminjam bersedia membayar secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Disamping sumber pembiayaan jangka panjang dari saham biasa dan saham preferen, dapat dilakukan : • Meminjam melalui bank, cepat, fleksibel dan biaya relatif rendah • Obligasi, dengan masa jatuh tempo antara 5 s/d 30 tahun. Terdiri dari : mortgage bond (obligasi dijamin sejumlah aset berupa hipotek atau gadai), debenture bond (obligasi tanpa jaminan) dan debenture subordinate (obligasi memiliki klaim atas aktiva kalau terjadi likuidasi) Kebaikan dan Kelemahan Long Term Debt atau Obligasi (Bond) Kebaikan Long Term Debt Biaya modal setelah pajak relatif rendah. Bunga yang dibayarkan merupakan pengurangan pajak penghasilan. Dengan financial leverage dimungkinkan EPS meningkat. Pengendalian operasi perusahaan oleh pemegang saham tidak mengalami perubahan. Kelemahan Long Term Debt 1. Financial risk perusahaan meningkat, akibat meningkatnya financial leverage. 2. Batasan yang disyaratkan kreditur seringkali menyulitkan manajemen. 3. Munculnya “Agency problem” yang mengakibatkan semakin mening-katnya agency costs. Hal-hal Khusus dalam Perjanjian Utang. 1. Indentur obligasi 2. Waliamanat (Trustee) 3. Syarat-syarat pembatas (Restrictive covenants) 4. Ketentuan Penarikan (Call Provision) 5. Dana pelunasan (Sinking fund) 6. Obligasi tanpa bunga (sangat rendah) atau Zero coupun bond 7. Obligasi dengan suku bunga mengambang (floating rate bond) 8. Junk Bond vs LBO
  • 44. 44 Bunga Kredit Jangka Pendek Versus Bunga Kredit Jangka Panjang Perusahaan mengambil kebijakan batas waktu kredit jangka pendek (kurang dari satu tahun) dan kredit jangka panjang (lebih dari satu tahun). Dapat terjadi jangka waktu pertukaran modal yaitu pemakaian modal dalam beberapa bulan atau dapat lebih dari setahun. Jangka Waktu Kritis / X : Adalah jangka waktu dimana penggunaan sumber modal dari luar (asing) jangka pendek biayanya atau beban bunganya sama besar dengan apabila perusahaan menggunakan modal sumber dana luar (asing) jangka panjang. bulan12atauhari360 Bb-Kpd Bb-KPj XkritisJangka x Asumsi : Kpd > Kpj > Bb Dimana : Kpj = Bunga kredit jangka panjang Kpd = Bunga kredit jangka pendek Bb = Bunga bank Contoh: PT.Sidua Jaya dengan data kebutuhan dana dan jangka waktu membutuhkan yang efisien adalah berikut ini : Kelompok Jangka waktu membutuhkan Jumlah yang Kebutuhan Dibutuhkan $ A 1 Januari s/d Maret 2006 $ 800.000 B 1 Aprilo s/d 31 Mei 2006 1.000.000 C 1 Juni s/d 30 November 2006 1.500.000 D 1 Oktober s/d 31 Desember 2006 1.300.000 Bunga kredit jangka panjang (Kpj) = 21% Bunga kredit jangka pendek (Kpd) = 25% Bunga bank ( Bb) = 15%. Jangka Waktu Kritis = (Kpj – Bb) /(Kpd – Bb)x 365 hari = 219 hari.
  • 45. 45 Penggunaan dana dapat dikelompokkan berikut ini: Jangka waktu 1/1-31/3 ¼ - 31/5 1/6-30/9 1/10 – 31/12 Kebutuhan dana 800.000 1.000.000 1.500.000 1.300,000 Dana I 800.000 800.000 800.000 800.000 0 (a) 200.000 700.000 500.000 Dana II 200.000 200.000 200.000 0(b) 500.000 300.000 Dana III 300.000 300.000 200.000 0(c) Dana IV 200.000 (d) . Kelompok dana atas dasar waktu penggunaannya. Kelompok dana Jumlah Periode membutuhkan dana J umlah hari I $ 800.000 1/1 s/d 31/12-2006 365 hari II 200.000 1/4 s/d 31/12-2006 275 hari III 300.000 1/6 s/d 31/12-2006 214 hari IV 200.000 1/6 s/d 30/9-2006 122 hari. Karena Jangka Waktu Kritis = 219 hari, dapat disimpulkan bahwa : 1) Dana dipenuhi dengan kredit jangka panjang Kelompok I ( 1/1 s/d 31/12-2006) $ 800.000 Kelompok II ( 1/4 s/d 31/12-2006) . 200.000 Jumlah dana dengan kredit jangka panjang ( 21%) $ 1.000.000 2) Dana diperoleh dengan kredit jangka pendek Kelompok III $ 300.000 Kelompok IV 200.000 Jumlah dana dengan kredit jangka pendek (25%) $ 500.000 Kelompok dana III dan IV dipeuhi dengan kredit jangka pendek dengan bunga 25% dibutuhkan kurang dari 219 hari (jangka waktu kritis), dan modal optimum adalah $ 1.000.000 atau dana kredit jangka panjang. Kalau kelompok dana I dan II dipenuhi dengan jangka pendek, maka biaya bunga semakin besar.
  • 46. 46 Demikian juga kelompok dana III dan kalau dengan kredit jangka panjang akan lebih mahal bianya. Kalau dicari dari kedua kelompok dana tersebut diatas, kelompok dana I dan II dengan kredit jangka pendek biayanya sebesar $ 237.671,23/tahun dan kalau jangkapanjang biayanya sebesar $ 202.602,74. Untuk kelompok III dan IV dapat mahasiswa menghitung sendiri biayanya. PEMBIAYAAN CAMPURAN 1. Saham Preferen 2. Leasing Adalah suatu kontrak perjanjian antara pemilik aktiva (lessor) dan pihak lain yang memanfaatkan aktiva tersebut (lesse) dimana lessor berkewajiban membayar sejumlah uang kepada pihak lesse secara berkala untuk jangka waktu tertentu. Keuntungan dengan pembiayaan dengan leasing 1. Sumber jangka menengah. 2. Kemampuan memperoleh kredit. 3. Menafaatkan aktiva dan tidak perlu membayar biaya perawatan, pajak dan asuransi (sesuai kontrak). 4. Perlindungan terhadap inflasi. 5. Tingkat pembayaran secara cicilan. 6. Tingkat suku bunga tetap. Kelemahan dengan pembiayaan leasing 1. Suku bunga lebih tinggi dari bank. 2. Harus ada agunan yang cukup. Sudah harus membayar sewa pada saat kontrak ditandatangani, Jenis-jenis Leasing 1. Jual dan sewa balik (Sales and Lease Back) 2. Lease Operasi (Operating lease) 3. Lease Keuangan atau Modal (Capital Lease) Contoh Perhitungan Leasing: PT. Tiomina Jaya dihadapkan kepada 2 alaternatif apakah membeli mesin baru atau menyewanya. Dengan membeli harga mesin Rp, 100 juta berusia 2 tahun tanpa nilai residu. Depresiasi dengan metode garis lurus, pajak 40%. Kalau melakukan leasing , lease payment Rp.525 juta/thn. Bank menawarkan bunga 10%/tahun. Arus kas masuk operasi dari mesin adalah sama jika perusahaan membeli atau leasing, maka harus dicari biaya-biaya yang timbul jika membeli versus leasing.
  • 47. 47 Apakah perusahaan melakukan leasing atau meminjam uang dari bank ? Jawab : Arus Kas kalau membeli : (dalam jutaan Rp) Tahun 0 1 2 Harga Beli Mesin - 1.000 Pinjaman 1.000 Biaya Bunga -100 -100 Tax Saving dari Bunga 40 40 Bayar Pokok Pinjaman -1.000 Tax Saving dari depresiasi 200 200 Arus Kas Bersih Arus kas jika Leasing : Lease payment -525 -525 Tak saving dari lease.pmt 210 210 Arus kas bersih 0 - 315 -315 Tingkat diskonto= After tax cost of debt= 10%(1-40%) =0,06%. PV arus kas masuk membeli = (140/ (1+0,06) + (-860/ (1+0,06)² = -Rp. 633,32 jt. PV arus kas Leasing =(-315(1+0,06) + (-315(1+0.08) = - Rp 577,2 juta PV biaya membeli lebh besar dari PV leasing , sehingga lebih baik melakukan “leasing”. Net Advantage to Leasing ( NAL). NAL adalah pengehematan biaya akibat memilih alternative leasing dari pada membeli aktiva. N t n NAL = ∑ ( Ot( 1 –T) –Rt(1-T)-T.Dr) / (1+rb} –(Vn/(1+rb)+ COP t=1 Dimana: Ot = operating cash outflow pada waktu t yg terjadi jika mebeli aktive. Rt = leasing payment tahunan pada t. T= tingkat pajak penghasilan perusahaan.
  • 48. 48 Dt= biaya depresiasi aktiva pada waktu t. Vn= nilai sisa sesuadah tax pada waktu n. rb= biaya hutang setelah pajak. COP= harga perolehan aktiva yg tidak dibayar dengan lesse jika leasing dilakukan Contoh: PT. Maras merencanakan membeli mesin modern dengan nilai $ 150 ribu, dengan pertimbangan pajak mesin didepresiasi selama 5 tahun dengan garis lurus dengan nilai residu nol. Diharapkan tahun ke 5 mesin dapat dijual $ 25 ribu dan arus kas sesudah pajak (net cash in flow atau EAT + Depresiasi) $50 ribu selama 5 tahun.Biaya operasi mesin yang dibayar oleh lerssor jika leasing, sebesar $ 15 ribu per tahun selama umur mesin tsb. Lease payment tahunan ditentukan oleh lessor sebesar $ 40 ribu per tahun. Jika perusahaan meminjam dari bank dikenakan bunga 12%/tahun.Pajak 40% dan cost of capital perusahaan 15%. Apakah proyek membeli mesin baru diterima ? NPV =-150 + (50/(1+0,15) +( 50/(1+0,15)² +(50/(1+0,15)³) + (50/(1+0,15)^4) + ( 50/( 1+0,15)^5) = $ 17,52 ribu, proyek pembelian diterima atau feasible. NAL, cari dulu data diabwah ini. Tahun Ot(1-T) Rt( 1-T) - Dt.T Jumlah 15.ribux(1-0,4) 40 rbx0,6 30 ribux0,4 . . 1 9 -24 -12 -27 2 9 -24 -12 -27 3 9 -24 -12 -27 4 9 -24 -12 -27 5 9 -24 -12 -27 … rb =0,12( 1-0,4) = 0, 072 Vn = 25(1-0,4) = 15 2 3 4 NAL = (-27/1,072) +(-27/1.072 )+(-27/1.072 )+(-27/1,072 ) + 5 (-15/1.072) + 150= $ 29,30 ribu.
  • 49. 49 Karena NPV dan NAL positip maka proyek mesin dapat diterima dan diperoleh dengan “leasing” . jika aktiva dibeli. Cost of Owning dan Cost of Leasing dapat dihitung: Cost of leasing Tahun 0 1 2 3 4 5 … Lease pmt 40 40 40 40 40 Tax saving/ -16 -16 -16 -16 -16 Net cash flow 0 24 24 24 24 24 Cost of owning Tahun 0 1 2 3 4 5 Harga perolehan 150 Biaya perawatan 15 15 15 15 15 Tax saving perwatan -6 -6 -6 -6 -6 Tax saving depresiasi -12 -12 -12 -12 -12 Nilai residu -25 Tax nilai residu 10 Net cash flow 150 - 3 -3 -3 -3 -18 PV cost of owning 150 +(-3/1,072) + (-3/1,072 ²) +(-3/1,072 ³) +(-3/(1,072 ^4)) + (-18/(1,072^5)) = $ 127,17 ribu PV cost of leasing= (24/1,072) + (24/1,072²) +(24/1,072³) (24/1,072 ) + (24/1,072^5) = $ 97,87 ribu. NAL = $ 127,17 ribu - $ 97.87 ribu = $ 29,30 ribu. Opsi (Option) Adalah kontrak yang memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual sesuatu aktiva dengan harga yang telah ditentukan terlebih dahulu selama jangka waktu tertentu. Opsi Beli (Call Option) Adalah opsi untuk membeli saham dengan harga tertentu dan selama jangka waktu tertentu.
  • 50. 50 Opsi Jual (Put Option) Adalah opsi untuk menjual selembar saham dengan harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Waran (Warrant) Adalah opsi jangka panjang untuk membeli sejumlah tertentu saham biasa dengan harga tertentu. Nilai Rumusan (Formula Value) VS Harga Opsi Adalah nilai opsi yang dihitung sebagai harga saham dikurangi harga patokan atau harga pelaksanaan. patokan Harga itusaat sahampasarHarga patokan rumusanHarga  Rasio Konversi dan Harga Konversi  Conversion Ratio = CR Adalah jumlah lembar saham biasa yang akan diperoleh dengan menukarkan selembar obligasi konvertibel atau saham preferen konvertibel.  Conversion Price = CP Adalah harga efektif yang dibayarkan atas saham biasa yang diperoleh dengan menukarkan sekuritas konvertibel. CR ObligasiPariNilai PCkonversiHarga  MERGER, DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN LBOs Merger Adalah kombinasi atau penggabungan dari beberapa perusahaan, dimana salah satu atau lebih perusahaan tersebut hilang dan membentuk satu perusahaan baru.Merger disebut juga “Consolidation” yaitu apabila dua perusahaan ukurannya kurang lebih sama. Dasar pemikiran merger 1. Sinergi 2. Pertimbangan pajak 3. Pembelian aktiva di bawah biaya penggantian 4. Diversifikasi 5. Mempertahankan pengendalian
  • 51. 51 Jenis-jenis Merger 1. Merger Horisontal Adalah gabungan dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam satu bidang usaha yang sama. 2. Merger Vertikal Adalah gabungan antara dua perusahaan antara industri hulu dengan hilir. 3. Merger Kongenerik Adalah penggabungan perusahaan yang bergerak pada industri umum yang sama, tetapi tidak ada hubungan pelanggan dan pemasok di antara kedunya. 4. Merger Konglomerat Adalah penggabungan perusahaan dari industri yang benar-benar berbeda. Prosedur merger.  Merger sukarela (Friendly Merger) Adalah merger dengan syarat-syarat yang dapat diterima oleh manajemen kedua perusahaan.  Merger secara paksa (Hostile Merger) Adalah merger yang ditentang oleh manajemen dari perusahaan sasaran (target company). Perusahaan sasaran adalah perusahaan yang dicoba diambil alih oleh perusahaan lain.  Tawaran pengambil alih (Tender Offer) Adalah tawaran dari suatu perusahaan untuk membeli saham perusahaan lain yang disampaikan langsung kepada pemegang saham perusahaan tersebut. Hal ini acap kali, tetapi tidak selalu mendapat tantangan dari manajemen perusahaan sasaran. Merger Operasi versus Merger Keuangan  Merger Operasi Adalah merger yang memadukan operasi dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam merger guna tercapainya efek sinergistik.  Merger Keuangan Adalah merger yang tidak menyatuhkan operasi dari perusahaan yang bergabung, sehingga dari merger tersebut tidak diharapkan adanya manfaat operasional. Alasan-alasan melakukan merger Ada cara masuk akal (sensible) dan tidak masuk akal (dubiuos). Alasan merger adalah sbb: 1. Dapat beroperasi efektif- efisieien
  • 52. 52 2. Manajemen yang lebih baik. 3. Meningkatkan pertumbuhan. 4. Penghematan pajak yang belum dimanfaatkan. 5. Memanfaatkan dana yang “idle” 6. Untuk meningkatkan EPS. Tiga Hal Penting Taktik Defensif atau bertahan  White knight  Posion pill (merusak perush)  Parasut Emas (Golden farachutes) Divestiture Adalah penjualan sebagian aktiva operasi perusahaan. Jenis-jenis Divestitur 1. Penjualan satu unit operasi kepada perusahaan lain. 2. Penjualan unit yang akan dilepaskan kepada manajer ybs. 3. Pemisahan unit tertentu untuk dijadikan sebagai perseroan baru. 4. Likuidasi aktiva secara langung kepada masyarakat. Spin off Adalah divestitur dimana saham perusahaan anak diberikan kepada pemegang saham perusahaan induk. Holding company Adalah perseroan yang memiliki saham pada perusahaan lain dalam jumlah tertentu sehingga ia dapat mengendalikan perusahaan tersebut. Perusahaan Induk (Parent Company) Adalah holding company yaitu perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain karena memiliki saham perusahaan tersebut dalam jumlah yang besar Operating Company(badan hukum terpisah dari holding company) Keunggulan Holding Company 1. Hak kendali tanpa pemilikan penuh 2. Pemisahan resiko 3. Badan hukum terpisah
  • 53. 53 Kelemahan Holding Company 1. Pemajakan berganda parsial 2. Mudah dipaksa untuk melepas saham Leveraged Buyouts (LBOs) Adalah transaksi dimana saham perusahaan yang dimiliki oleh publik (masyarakat luas) dibeli dengan menggunakan dana yang sebagian besar berasal dari utang, sehingga mengakibatkan perusahan tersebut menjadi milik perorangan dengan leverage yang sangat tinggi. Acap kali manajemen perusahaan itu sendirilah yang melakukan LBOs. Contoh: PT.Indomix mempertimbangkan untuk melakukan “swastanisasi/self corporation” (dari perusahaan tertentu/TBK menjadi perusahaan milik perorangan) dengan LBO Awal thn 2006 manajemen memiliki 25% dari 200 ribu saham beredar. Harga saham $ 500/lbr, diperkirakan premi 40% atas harga saat ini agar pemilik saham publik menawarkan saham mereka dalam penawaran kas. Manajemen dengan LBO memperoleh pinjaman 80% dari dana yg dibutuhkan untuk mencapai sukses. Sisa dana 20% dengan obligasi dengan bunga 14% dan harus dilunasi akhir tahun ke 6 atau 2012.. Bunga pinjaman 2% ditas tingkat bunga utama dengan pengurangan pokok 20% dari pinjaman awal setiap akhir tahun dalam 5 tahun pertama atau thn 2011. Khusus obligasi memiliki”warrant” dimana pemegangnya dapat membeli 30% saham perusahaan akhir tahun ke 6. EBIT per tahun diharapkan $ 30 juta. Karena kerugian pajak dibebankan dimuka , maka perusahaan tidak membayar pajak selama 5 tahun kedepan. Manajemen melakukan pengeluaran modal dalam jumlah yang sama dengan penyusutan. Tingkat bunga utama rata-rata selama 5 tahun 10%. Apakah LBO layak dilakukan ? Solusi: a. Saham dimiliki pihak luar =200.000(100% - 25%)= 150.000 lbr. b. Harga ditawarkan $50x1,40 =$ 700/lbr. c. Nilai LBO 150.000x $700=$ 105.000.000 d. Debt nilai lebih besar = 105.000.000 x 0,80 $ 84.000.000 e. Pembayaran pokok pinjaman/thn = $ 840.000.000 /5 = $ 16.800.000 f. Hutang jumlah kecil=.105.000.000x 0,20 = $ 21.000.000 f. EBIT tiap tahun sebesar $ 1.900.000 EBIT tahunan ,membayar hutang: a). Bunga hutang nilai besar 84.000.000 x 0,12 = $ 10.080.000 b).Bunga hutang lebih besar 14% (bonds)=0,14 x 21.000.000 $ 2.940.000
  • 54. 54 c) Pokok pinjaman $16.800.000 Jumlah EBIT dibutuhkan $ 29.820.000 Untuk selama 5 tahun pertama, dengan laba bersih $ 30 juta lebih dari cukup untuk membayar jumlah utang (nilai besar dan kecil),maka perusahaan layak melakukan”swastanisasi dengan LBO, karena laba lebih besar dari EBIT yang dibutuhkan.
  • 55. 55 F. ANALISIS KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BUMS DAN BUMN Kesulitan keuangan dan Prediksi Kebangktutan Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dalam jangka pendek (likuiditas atau technical solvency) dan mengalami insolvency (debt > asset). Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban melebihi total aktiva. Sebagai contoh di Indonesia tahun 1997-an, puluhan bank mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak ingin bank-bank tsb bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang sangat merugikan Negara dalam jumlah yang sangat besar sehingga berdampak kepada perekonomian Indonesia sampai saat ini. Pemerintah memberikan kredit BLBI karena menjaga kredibilitas pemerintah di mata maryarakat dan dunia. Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu likuidasi(kebangkrutan) dan reorganisasi (retrukturisasi).Hal- hal perusahaan dalam mengalami kebangkrutan al: kegagalan dibidang manajemen, operasional, penyelewengan, bencana, persaingan yang sangat tajam dan lainnya. Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan : a. Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak kompeten b. Kurangnya pengalaman secara manajerial. c. Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan fungsi lainnya tidak baik. d. Penyelewengan dan korupsi atau KKN. e. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli, dan lainnya f. Peraturan pemerintah yang memberatkan antara lain kenaikan BBM,perpajakan dan lainnya. g. Karena persaingan yang sangat tajam antar perusahaan sejenis. h. Mengalami kerugian terus menerus. i. Faktor-faktor lainnya. Metode Memprediksi Kebangkrutan • 1. Analisis Rasio Keuangan • 2. Z Score – Metode Altman • 3. Shut Down Point – Shut Down Cost • 4. Analisis Surat Keputusan MenNeg BUMN • Note: BUMS tidak menggunakan metode ke-4 Analisis kebangkrutan 1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu:
  • 56. 56 1) Analisis Univariate Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penympangan Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya tetap berbanding pendapatan operasi (operation income) atau rasio FC/OI tidak baik dan pengaruh Time Interest Earned (TIE) yang dibandingkan dengan laba (bunga lebih tinggi dari laba).Penilaian prediksi kebangkrutan dapat juga dilakukan dengan menilai rasio-rasio keuangan lainnya. 2) Analisis Multivariate. Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu persamaan. Contohnya model regresi: Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis diskriminan dengan menggunakan tehnik statistic. Analisis kebangkrutan Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman di New York University pertengahan tahun 1960 menggunakan “analisis diskriminan” untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Altman adalah pioner memprediksi tentang kebangkrutan.Altman menganalisis perusahaan besar di USA dengan 22 rasio keuangan, tetapi hanya 5 rasio dominan dalam memprediksi perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak. Analisis diskriminan/ kebangjrutan terdiri 3 tahap: 1. Menyusun klasifikasi kelompok bersifat mutually exclusive. Setiap kelompok dibedakan dengan satu distribusi peluang (probability distribution) sesuai cirri-cirinya. 2. Mengumpulkan data untuk pengamatan dalam kelompok. 3. Menurunkan kombinasi linier dari ciri-ciri tsb “paling baik” mendiskrimi nasikannya (membedakannya) diantara kelompok “paling baik”, artinya kombinasi yg meminumkan peluang ada kesalahan klasifikasi. Analisis kebangkrutan Altman Model”s., fungsi Z (Zeta) Z= ,012X1+0,14X2+0,033X3+0,006X4+0,999X5 Dimana: X1 = Modal Kerja/Total Aset ( %) X2= Laba ditahan/Total Aset (%) X3= Laba sebelum bunga dan pajak/Total Aset (%).
  • 57. 57 X4= (Nilai pasar Saham Biasa dan Saham Preferen) / Nilai Buku Total Utang. (%) X5 = Penjualan /Total Aset.(kali) Analisis kebangkrutan Penggunaan model Altman ini untuk perusahaan yang “Go Public”, karena kalau perusahaan tidak “Go Public”, nilai pasar saham tidak dapat dihitung dengan teliti.Agar ini juga dapat digunakan untuk perusahaan “Non Go Public” Altman menggantinya, menggunakan nilai buku (book value) Common Stock dan Preferred Stock, kemudian model “Diskriminan Altman”, menjadi : Z= 0,717X1+0,847X2++3,107X3+ 0,42 X4 + 0,998 X5. Yang berbeda adalah kompenen X4 dari Market Value menjadi Book Value. Score Z untuk memnentukan suatu perusahaan bangkrut atau tidak,yaitu; Z score: 1) Secara Umum digunakan. a. 1.80 or less = Very high Probability of bankruptcy b. 1.81 – 2,70 = High Probability of Bankruptcy. c. 2,71 – 2,99 = Possible Bankruptcy. d. 3 or above = Far from being bankruptcy 2) Menurut Book Value dan Market Value, Z score: Market Value Book Value 1. Very High Probability of Bankruptcy 1,80 or less 1,20 or less 2. High Probalbility Bankruptcy Z 1,81 -2,99 1,20 –2,90 3 Possible Bankrkuptcy Z> 2,99 2,90 4. Far from being bankruptcy 3,00 above 3,00 above Kemudian Altman, mengembangkan 4 versi variabel yang berlaku perusahaan public mapun pribadi, atau perusahaan manufaktur dan jasa. Z = 6,56X1+ 3,26X2 +6,72X3 + 1,05X4. Dalam 4 versi ini, tidak tercatat total penjualan dibagi total asset, sehingga analisisnya sempit bila dibanding dengan kedua model Altman diatas. Dalam kuliah MKP, yang kita pakai adalah kedua model tsb diatas ( 5 versi atau dari X1 s/d X5) dengan mengklasifiasikan perusahaan “Go public dan bukan Go public”.
  • 58. 58 Contoh : Laporan keuangan Chrysler Company dalam $ jutaan a. Ikhtisar rugi-laba yang berakhir tgl.31-12-200x Penjualan $12.005 Biaya-biaya (kecuali depresiasi dan bunga) $12.710 Penyusutan $181 Bunga $215 Pajak penghasilan (kredit) $5 Rugi/laba bersih ($1.097) b. Neraca per 31 Desember 200X ( dlm juta) . Harta lancar 3.121 Hutang lancar $ 3.232 Harta tetap 3.500 Hutang jk.panjang . 1.597 Harta lannya 14 Total hutang $ 4.829 Saham preferen $ 51 Saham biasa (66.7 jt lbr @ $8,50) $567 Modal disetor penuh $692 Laba ditahan $496 Total modal sendiri $1.755 Jumlah Harta $6.635 Jumlah kewajiban dan modal $6.635 X1. = (CA-CL)/TA = ( 3.121 - 3.232)/6.635= - 1,67% X2 = RE/TA = 496/6.635 = 7,47% X3 = EBIT/TA = -880 / 6.635 = - 13,35% X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri/T.Debt = (66,7 x8,50)/4.829 = 567/4.829 = 11,74% X5 = Sales/T.Asset = 12.005/6.635 = 1,8 kali. Z = 0,012(- 1,67) + 0,014(7,47) + 0,033 (-13.35)+ 0,006(11,74)+0,999(1,8) = 1,512
  • 59. 59 Dibandingkan Z (Zeta) Scorenya, Posisi Perusahaan berada antara 1,81 or less, berarti perusahaan dalam konsisi Very High Probability Bankruptcy. 2. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN). Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN, sampai saat ini berlaku Keputusan Menteri Negara BUMN No: 100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002. Setiap BUMN harus membuat analisis kesehatan suatu BUMN, yang dilaporkan ke Menteri BUMN. Dalam SK tersebut dikategorikan hal-hal sebagai berikut: A. Tingkat kesehatan:BUMN 1. Sehat, terdiri dari : a. AAA apabila total (TS) > 95 b. AA apabila 80 <=”95 c. A apabila 65 <TS<=”80. 2. Kurang Sehat, yang terdiri dari : a. BBB apabila 50<TS<=”65 b. BB apabila 40<.TS<=”50 c. B apabila 30<TS< =”40. 3. Tidak sehat, yang terdiri dari: a. CCC apabila 20<TS<”30 b. CC apabila 10<TS<=”20 c. C apabila TS<=”20 Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap Kinerja perusahaan meliputi: A. Aspek Keuangan. B. Aspek Operasional. C. Aspek Administrasi. A. Aspek Keuangan. Indikator dan Bobot Keuangan BUMN Non Infra Struktur A. Aspek Keuangan. Indikator dan Bobot Keuangan BUMN Non Infra Struktur
  • 60. 60 1. ROE skor 2. ROI skor 3. KAS Skor 15<ROE 20 18<ROI 15 X>35 5 11<ROE<=15 18 15<ROI>=18 13,5 25<=x<35 4 9<ROE<=13 16 13<ROI>=15 12 15<=x<25 3 7,9<ROE<=9 14 12<ROI>=13 10,5 10<=x<15 2 6,6<ROE<=7,9 12 10,5<ROI<=12 9 5<=x<10 1 5,3<ROE<=6, 10 9<ROI <=10,5 7, 0<=x<5 0 4 <ROE<=5,3 8,5 7<ROE<=9 6 2,5<ROE<=4 5,5 3<ROI<=7 5 1<ROE<=2,5 4 1<ROI<=3 3 0<ROE<=1 2 0<ROI<=1 2 ROE <0 0 ROI <0 1 4. Rasio Lancar SKor 5. DSO Skor 6. TATO(%) Skor 125<=x 5 x=60 5 120<=x 5 110<x<=125 4 60<x<=90 4,5 105<x<=120 4,5 100<x<=110 3 90<x<=120 3,5 90<x<=105 4 95<x<=100 2 120<x<=150 3 60<x<= 90 3,5 90<x<=95 1 150<x<=180 2,4 40<x<= 75 3 X<90 0 180<x<=210 1,8 20<x<= 40 2,5 240<x<=270 1,2 0<x<20 0
  • 61. 61 RASIO 7. Inventory turn over ( perputaran persediaan dalam hari) skor 8. Rasio total modal terhadap total aktiva (%) Skor X<= 60 5 x<=0 0 60<x<=90 4,5 0<=x< 10 4 90<x<=120 4 10<x< 20 6 120<x<=150 3,5 20<x< 30 7,25 150<x<=180 3 30<x< 40 10 180<x<=210 2,4 40<x< 50 9 210<x<=240 1,8 50<x< 60 8,5 240<x<=270 ,12 60<x< 70 8 270<x<=300 0,6 70<x< 80 7,5 300<x 0 80<x< 90 7 90<x< 100 6,5 B. Aspek Operasional. Baik Sekali (BS),Skor =100%x Bobot indikator ybs. Baik(B), Skor =80%x indikator yang bersangkutan 270<x<=300 0,6 0,6 300<x 0 0
  • 62. 62 Cukup(C), Skor=50%x indikator yg bersangkutan Kurang(K), skor=20%x indicator yg bersangkutan BaikSekali,dsb artinya sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau di antara normal baik diukur dari segi kualitas(waktu, mutu dsb) dan kuantitas (produktivitas,rendemen). Baik, artinya menedekati standar normal atau sedikit di bawah standar normal namun telah menunjukkan perbaikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Cukup, artinya masih jauh dari standar normal baik diukur dari segi kualitas maupun segi kuantitas dan mengalami perbaikan dari segi kualitas dan kuantitas. Kurang, artinya tidak tumbuh dan cukup jauh dari standar normal. Indikator yang dinilai adalah unsure- unsur kegiatan yang dianggap paling dominant dalam menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Contoh perhitungan indikatornya: Indikator Bobot Nilai Skor Unsur pertim digunakan bangan 1. Pelayanan kpd Turn Around time pelanggan dan waiting time dsb masyarakat 15 B 12 2. Peningkatan kualitas Peningkatan SDM 10 C 5 kesejahteraan Kaderisasi 3. Research&Devmt. 10 B 8 Kepedulian manajemen Total 35 25 Data mengenai aspek operasional ini umumnya diberikan oleh Persero BUMN. C. Aspek Administrasi(BUMN non infrastruktur) Laporan perhitungan tahunan Skor s/d akhir bulan ke 4 3 s/d akhir bulan ke 5 2 lebih dari akhir bulan ke 5 0
  • 63. 63 Indikator yang dinilai adalah: 1. Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kalau LPT diterima s/d akhir bulan ke 4, maka nilai BUMN =3. 2. Rancangan Rencana Anggaran dan Anggaran Perusahaan (RKAP), kalau diterima 2 bulan atau lebih cepat maka nilai BUMN= 3. 3. Laporan Periodik, kalau diterima Dekom/Pengawas dan Pemegang saham atau Menteri BUMN paling lambar 2 bulan setelah berakhirnya periode. Jumlah keterlambatan : Lebih cepat sama dengan nol hari skor= 3, dan 0<x< 30 hari skor = 2, 30<x<60 hari skor =1, dan <60 skornya =0 4. Laporan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) merupakan hal yang harus dilakkan oleh BUMN. Indikatornya dengan menilai efketivitas penyaluran bantuan nilai skor = 3, dan Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dengan skor =3, Jumlah skor untuk PUKK ini = 6. Pada umumnya Persero, milik BUMN memberikan data maupun laporannya ke Menteri, Dekom, Pemegang Saham disampaikan tepat waktu begitu juga masalah PUKK dsbnya, karena para Direksi dapat melakukan koordinasi masalah ini dengan divisi-divisinya. Contoh: BUMN , Persero “KFM”, TBK, Non Infrastruktur,thn 2004. NERACA Persero “KFM” Audited ( Direvisi).Dalam Jutaan Rpa. Aktiva Lancar. Kas dan setara kas 316.592 Piutang usaha(net) +lainnya 160.458 Persediaan (net) 307.510 Aktiva lancar lainnya 86.419 Jumlah Aktiva lancar 870.979 Aktiva Tidak Lancar Piutang hubungan istimewa/dsb 71.643 Penyertaan saham 12.160 Aktiva tetap (net) 411.984. Jumlah Aktiva Tidak Lancar 495.787
  • 64. 64 Total Aktiva 1.366.766 Kewajiban dan Ekuitas. Kewajiban Lancar. Hutang bank 41.368 Hutang usaha 216.325 Uang muka pelanggan/pajak 284.656 Pinjaman jatuh tempo/pemerintah 15.542 Hutang lainnya 15.157 Jumlah Kewajiban Lancar 573.048 Kewajiban tidak lancar Pinjaman j.pjg.dari Pemerintah 21.715 Kewajiban masa depan karyawan 17.547 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 39.262 Jumlah Kewajiban 612.310 Ekuitas. Modal saham @Rp.100.sebesar 20.000.000.000, ditempatkan dan disetor penuh 555.400.000 555.400 Tambahan modal disetor/opsi 43.796 Selisih penilaian kembali aktiva tetap 44.852 Saldo laba ditahan 110.408 Jumlah Modal Sham 754.456 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 1.366.766 Persero “KFM” LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Untuk Tahun Yg berakhir tanggal 31 Desember2004 Penjualan bersih 1.816.384 Bebab pokok penjualan 1.273.699
  • 65. 65 Laba kotor 542.685 Beban usaha Beban umum dan administrasi 454.028 Laba usaha 88.657 Penghasilan(beban) dan hasil investasi (12.121) Laba sebelum pajak 76.536 Beban (penghasilan pajak) 33.607 Laba bersih 42.929 Laba Per Saham Dasar (EPS) 7,729 Dihitung rasio-rasio keuangannya secara umum, maka hasilnya sbb: Rasio keuangan Tahun 2003 1. Rasio likuiditas a. Rasio lancar 1,52 x b. Rasio cepat 0,98x 2. Rasio Leverage a. Rasio hutang 44,79% b. TIER 7,21x 3. Rasio Aktivitas. a. Perputaran Persediaan 4,75x b. Collection Periode(CP)/DSO 31 hari c.Perputaran Aktiva Tetap 4,76x d.TATO(Perputaran Total Aktiva) 1,51x 4. Rasio Profitabilitas. a. Profit margin/laba kotor 2,4% b. Kemampuan dasar menghasilkan laba 6,5% c. ROA 3,14% d. ROE 5,7% e. ROI 10,90%
  • 66. 66 Perhitungan ROI = ( EBIT+Depresiasi)/Capital Employed.Capital Employed adalah total aktiva dikurangi aktiva tetap. Dari neraca dan laba rugi dapat dihitung ROI = (76.536 + 18.440)/870.979 =10,90% 5. Rasio Pasar. a Rasio harga per saham/EPS 28,5x b. Rasio Nilai Pasar/Nilai Buku 1,55x Dari data diatas dapat menilai kesehatan BUMN,Tahun 2004 dari Persero ” KFM” , Audited, dengan SK Menteri Negara BUMN No:100/MBU/2002 tgl. 4 Juni 2002 sbb: Dengan menggunakan bobot dan skor diatas. Uraian Nilai Skor 1.Aspek Keuangan 1.1. ROE 6,15% 8,5 1.2.ROI 10,90% 9 1.3. Cash ratio 55,25 5 1.4. Current Ration 151,99 5 1.5. Collection Priode(CP) 32 hari 5 1.6 Perputaran persediaan 62 hari 4,5 1.7 TATO 134,58% 5 1.8 TotaL Modal sendiri terhadap aktiva 50,81% 8,5 Sub total 50,5 2.Aspek Operasional. 2.1. Produktivitas SDM(rp.juta) 5 2.2. Kontribusi penjualan Produk baru 5 2.3 Reseach & Development (R&D) 5 Sub total 15
  • 67. 67 3.Aspek Adminisrasi. 3.1. Laporan Perhitungan tahunan 3 3.2. Rancangan RKAP 3 3.3. Laporan periodic 3 3.4 Kinerja PUKK a. Efektivitas penyaluran 3 b. Tkt kolektibiltas Penggunaan Pinjaman 3 Sub Total 15 . TOTAL SKOR 80,50 . Sesuai dengan skor yang ditetapkan oleh pemerintah maka Persero” KFM” dalam keadaan SEHAT. Dengan kategori “AA”, karena berada 80>TS>=”95. Angka Total Skor(TS) 80,50 berada di kategori tersebut diatas. Analisis Shut Down Point Memprediksi Kebangkrutan – Penutupan Usaha • Alat yang dipakai adalah Cash BEP • (Shut Down Point) • Pada titik impas tidak ada laba dan tidak selalu perusahaan ditutup pada kondisi BEP karena perusahaan masih mendapatkan sisa uang. Biaya yang timbul pada suatu periode adalah biaya tunai (memerlukan pengeluaran uang = out of pocket cost) dan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran uang (sunk cost atau penyusutan). • Shut Down Cost (SDC) adalah beban tetap yang harus dibayar oleh perusahaan walaupun perusahaan tidak melakukan aktivitas. Perusahaan yang tidak ada kegiatannya seperti pabarik harus membayar gaji saptam, asuransi gedung,abonemen listrik, air dan lainnya. Shut Down Point (SDP) adalah jumlah satuan barang yang harus dijual agar dapat menutup biaya tunai. SDP grafiknya hamper sama dengan cash break event point. • SDP = F / contirbution margin per unit. • Dapat dikatakan bahwa penutupan usaha dapat dilakukan pada saat titik impas kas terus menerus yaitu pada saat jumlah penjualan dengan biaya tunai atau pada saat titik impas kas. Grafik titik impas kas dapat dipakai sebagai gambaran SDP dalam Q dan rupiah/dolar. Cash BEP dan Penutupan Usaha
  • 68. 68 Alternatif-Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan. 1. Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan : a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum begitu parah(early warning system). b. Melakukan “Extension (perpanjangan) “yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor dan pemasok untuk memperpanjang jatuh tempoh utang. c. Composition (Komposisi) yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor/pemasok untuk dapat mengurangi besarnya tagihan, atau klaim hutang dari 100% menjadi 60%. d. Melakukan likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar dibandingkan dengan “going concern atau terus menerurs”, bila perusahaan dilikuidasi secara formal. e. Melakukan merger/concolidation dengan perusahaan lainnya. 2. Pemecahan Secara Formal. dilakukan dengan a. Kesulitan keuangan sudah parah, kreditor dan pemasok ingin ada jaminan keamanan dananya dan keadilan secara hukum. b. Bila nilai perusahaan > Nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan reorganisasi,mengubah struktur modal dengan perubahan komposisi (composition) . c. Jika Nilai Perusahaan < Nilai Perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan likuidasi lebih baik dengan menjual aset-aset kemudian dibayarkan kepada kreditur dan pemasok dibawah pengawasan pihak ketiga. d. Retrukturisasi untuk dapat “bernafas lega”, suatu cara untuk mengurangi beban-beban yang menghimpit perusahaan atau “collapse” untuk meringankan beban keuangan yang tetap (beban bunga). Retrukturisasi dapat dilakukan dengan “Extension dan Composition” Q BEP Cash - SDP Biaya Tetap BE P Biaya Total Pendapat an Penyusut an Penyusut an Pendapat andan Biaya Pengeluar ankas tetap0
  • 69. 69 Kebaikan perbaikan dengan alternative Formal ada 2 hal penting yaitu: a. COMMON POOL, Asumsikan perusahaan dengan nilai utang kepada 14 kreditor/pemasok masing-masing $ 2 juta atau $ 28 juta. Nilai pasar perusahaan hanya $ 23 juta, dan kalau dilikuidasi asetnya hanya dapat dijual sebesar $ 18 juta. Kondisi perusahaan sudah “collapse” tidak dapat membayar utang- utangnya, dan kreditor meminta agar perusahaan dibangkrutkan. ”Kebangkrutan pada salah seorang kreditor/pemasok dapat mengakibatkan kebangkrutan krediotor lainnya, atau kebangkrutan perusahaan secara keseluruhan, hal inilah disebut “Common Pool”..Kalau dilikuidasi nilanya $ 18 juta Hanya untuk 9 kreditor, sedangkan 5 kreditor tidak dapat apa- apa Kalau perusahaan tidak dilikuidasi, perusahaan masih dapat beroperasi dan utang masih dapat dibayarkan kepada 14 kreditur ( keseluruhan), hal ini diikuiti dengan masuknya kreditor sebagai manajemen perusahaan... Masalahnya apakah kreditor bersedia atau tidak ? b. HOLD OUT. Contoh diatas, perusahaan dapat menyakinkan kreditor/pemasoknya maka dilakukan “retrukturisasi”.Utang lama ( $ 2 juta setiap kreditor) diganti dengan “ utang baru”, asumsikan dari $ 2 juta turun menjadi $ 1,7 juta, sehingga jumlah utang 14 kriditur = 14 x $ 1,5juta = $ 21 juta, bandingkan dengan nilai pasar perusahaan $ 23 juta. Jika seorang atau lebih tidak setuju dengan kondisi tsb diatas dan dia tetap menuntut haknya 100% ditambah jasa bunganya 10%, maka haknya menjadi $2,2 juta.. Kalau ini terjadi, maka kreditor yang lainnya juga ingin mendapatkan hal yang sama. Kreditor-kreditor ingin menjadi kelompok terakhir ( HOLD –OUT) untuk mendapatkan haknya plus bunga, maka restrukturisasi gagal. Jadi semakin kecil kreditor semakin mudah “hold out” * Nilai Perusahaan. Untuk menilai perusahaan dilakukan dengan reorgnisasi. a. Misalkan kurator/pihak penilai memprediksi/ memperkirakan setelah reorganisasi mampu menghasilkan pendapatan bersih per tahun $ 20 juta.Tingkat kapitalisasi sebesar $ 20%. Nilai perusahaan = $ 20 juta/0,2= $100 jt. b. Menentukan struktur modal yang baru. Kompenen Jumlah Utang $ 10 juta Utang disubordinasikan 5 Saham preferen 5 Saham biasa 20 . Total $ 40 juta.
  • 70. 70 Diadakan negosiasi dengan kreditor/pemasok dengan kurator dan hasilnya: 1). Sebesar 50% “ utang diturunkan statusnya menjadi utang disubordinasikan” 2). Sebesar 50% yang disubordinasikan statusnya diturunkan menjadi saham preferen. 3). Sebsar 50% saham preferen statusnya diturunkan menjadi saham biasa. Struktur Modal Baru. Kompenen Jumlah Utang $ 5 juta Utang disubordinasikan 7,5 Saham Preferen 5 Saham Biasa 2,5 Total $ 20 juta. Dalam kondisi diatas, Pemegang Saham yang lama tidak dapat apa-apa. Mungkin saja, Pemegang Saham Lama (PSL) dapat bagian, andaikata setiap kreditor/pemasok bersedia memberikan $ 1 juta kepada PSL. Maka PSL akan menerima sebesar $ 3 juta. Kalau ini terjadi maka struktur modal baru ke dua adalah: 1) Sebesar $ 4 juta utang lama diturunkan statusnya menjadi utang yang disubordinasikan. 2) Sebesar 50% utang disubordinasikan (setelah dikurangi bagian pemegang saham lama) statusnya diturunkan menjadi saham preferen. 3) Sebesar 50% saham pereferen (setelah dikurangi bagian pemegang saham lama) statusnya diturunkan menjadi saham biasa. Struktur Modal yang Baru ke II Kompenen Jumlah Utang $ 5 juta Utang disubordinasikan 6 Saham preferen 4 Saham biasa 5 . Total $ 20 juta
  • 71. 71 Saham biasa $ 5 juta ini terdiri dari $ 3 juta pemegang saham lama dan $ 2 juta pemegang saham preferen lama. > Alternatif menyehatkan "Persero BUMN” 1. Campur tangan Pemerintah, dengan memberikan dana untuk modal kerja dan investasi, subsidi dengan persetujuan DPR. Contohnya: Merpati Nusantara, Garuda Indonesia, PLN dan lainnya. 2. Melakukan reorganisasi, struktur organisasi, mengganti manajemen, melakukan Pensiun Muda, pengurangan karyawan dan lainnya. 3. Melakukan “Concolidation” seperti Bank Mandiri terdiri dari bank-bank pemerintah lainnya. 4. Melakukan “Cost Reduction” disegala bidang dengan konsekuen 5. Restrukturisasi, rescheduling utang-utang (Compososition dan Extension) kepada kreditor dengan bunga relatif rendah dengan jaminan pemeritnah.Penilaian kembali struktur modal baru. 6. Pemerintah tidak banyak campur tangan dalam BUMN 7. Membentuk Strategic Business Unit untuk “profit center”, RS Pertamina, RS Pelni, Garuda Maintenance Facility dan lainnya.. 8. Melakukan evaluasi kontrak-kontrak yang merugikan Persero dan menjual asset yang tidak langsung berhubungan dengan operasi perusahaan, contoh menjual rumah-rumah dinas dllnya. 9. Mengundang “Investor asing dan dalam negeri” untuk membeli saham Persero, kecuali Persero sangat strategis, PLN, Garuda Indonesia dan lainnya. 10. Melakukan aliansi strategi dengan perusahaan asing. 11. Dan lainnya. Contoh : Likuidasi dan Reorganisasi.