SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
UAS MANAJEMEN KEUANGAN
Nama dosen : Ade Fauji, SE. MM
Nama : Iis Latipah
NIM : 11011700089
Kelas : 2S-MA
UNIVERSITA BINA BANGSA SERANG BANTEN
BAB 9
TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL
A. Pengertian Anggaran Modal
Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi
jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi
Capital Budgeting “Capital BudgetingistheProcessofevaluatingandselecting long-term
invesmentsconsistentswiththefirm’sgoalofownerwealthmaximization”. Investasi juga
berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut
baru akan diterima lebih dari satu tahunmendatang. Definisi Capital Budgeting adalah
sebagai berikut: “Capital
Budgeting in volves the entire process of planning whose returns are
expected to extend beyondone year”.
Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk
menganalisadan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan
mengenai investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai
situasi dimasa yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari
estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi
internal maupun eksternal perusahaan. Investasitersebut harus dihitung sesuai dengan
cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling tepat untuk
menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As
time passes, fixedassets maybe come obselete or may require an over haul;
atthesepoints, too, financial
Decisions maybe required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternatif atau
variasi untukberinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan aset tetap
seperti tanah, mesin danperalatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi,
yang merupakan sumber pendapatanyang potensial dan mencerminkan nilai dari
sebuah perusahaan.Capitalbudgeting dan keputusankeuangan diperlakukan secara
terpisah. Bila investasi yang diajukan telah ditentukan untukditerima, manager
keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang paling baik.
Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas
masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang.
Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap
Penganggaran modal (capitalbudgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa
proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternatif
penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka
waktu lebih dari 1 tahun.
B. Motif Capital Budgeting
 Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru
 Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien
 Modernisasi atas aktiva tetap
C. JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
• Penambahan dan perluasan fasilitas
• Produk baru
• Inovasi dan perluasan produk
• Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005tau peralatan usang
(b)
penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih
efisien.
• Menyewa/membuat atau membeli
• Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah, lingkungan,
dan keamanan.
• Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek
yang
memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk.
D. PRINSIP DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL
• Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan
bahwa perusahaan harus menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan kegiatan
bisnis sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama dengan
biaya imbuhnya (marginal cost).
• Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus
melakukantambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh (marginal
returns) investasi itusama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai proyek investasi
dari hasil yang tertinggi hinggayang terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan
akan modal untuk investasi.
• Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya
perusahaan untukmemperoleh tambahan modal guna membiayai investasi. Biaya
imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk
memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam atau menjual saham dan biaya
tumbal/opportunitycost dari dana sendiri yang dapat diperoleh.
Pentingnya Penganggaran Modal
 Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangkawaktu panjang.
 Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di waktu
yang akan datang
 Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar.
 Kesalahan dalam pengambilan keputusan pengeluaran modal tersebut akan berakibat
panjang dan sulit dipersulit.
 Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva.
 Pengeluaran modal sangatlah penting.
E. Tahap – tahap Penganggaran Modal
Biaya proyek harus ditentukan
Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk
nilai akhir aktiva
Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas
aliran kas)
Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya
modal (costofcapital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan
biayanya.
F. Manfaat Penganggaran Modal
1. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat
jangka waktunya lebih dari satu tahun.
2. Agar tidak terjadi over invesment atau underinvesment
3. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang
sangat besar.
4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
G. Kriteria keputusan penganggaran modal :
1) Payback period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran
awal. atau suatu kriteria penganggaran modal yang digambarkan sebagai jumlah tahun
yang diperlukan untuk mengembalikan investasi kas awal.
Keuntungan :
a. Menggunakan arus kas bebas, bukan accounting profit
b. Mudah dihitung dan dipahami
c. Dapat digunakan sebagai alat penyaring kasar
d. Sering digunakan sebagai alat penyaring kasar untuk menghilangkan proyek dengan
tingkat pengembalian yang tidak nyata hingga tahun–tahun akhir.
e. Menekankan pada pengembalian yang lebih awal yang lebih pasti dan memberikan
kebutuhan likuiditas bagi perusahaan.
Kerugian :
a. Tidak memperhitungkan Aksioma 2
b. Semua arus kas yang terjadi setelah periode pembayaran kembali diabaikan.
c. mengabaikan nilai waktu uang
d. pemilihan periode pengembalian maksimum bersifat arbitrer
Untuk menanggulangi kelemahan 1 muncullah Discounted payback period.
Namun masih mempunyai kelemahan, yaitu accept-reject kriteria bersifat arbiter.
2) Periode pengembalian diskonto adalah variasi dari kriteria keputusan
masa pengembalian yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperklukanuntuk
mengembalikan pengeluaran kas.
1) Net PresentValue (NPV)
Nilai sekarang freecashflow setelah pajak dikurangi pengeluaran awal proyek.
Perbedaan nilai sekarang arus kas dengan pengeluaran awal menetukan nilai bersih
atas penerimaan investasi dalam nilai uang masa sekarang Kriteria : NPV ≥ 0 à
Terima dan NPV < 0 à Tolak dan NPV = 0 à Terima, karena proyek tersebut
memberikan pengembalian yang sama dengan tingkat pengembalian yang
disyaratkan.
Keuntungan :
 Menggunakan arus kas bebas
 memperhitungkan nilai waktu uang
 konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang
saham
 Menggunakan perbandingan yang logis antara keuntungan dan biaya
 Penerimaan proyek akan meningkatkan nilai perusahaan à konsisten dengan
tujuan perusahaan
Kerugiannya :
Membutuhkan peramalan jangka panjang atas penambahan arus kas yang
diterima, membutuhkan perkiraan jangka panjang terinci dari arus kas bebas proyek
dan sensitivitas terhadap pilihan tingkat diskonto.
2) Profitabilityindex atau benefit/costratio
Rasio nilai sekarang dari freecashflow terhadap pengeluaran awalnya.Kriteria
: PI ≥ 1 à TerimaPI < 1 à TolakAntara NPV dan PI akan selalu menghasilkan
keputusan terima dan tolak yang sama.walaupun tidak dalam urutan yang
sama.Keuntungan dan Kerugian sama dengan NPV.
3) Internal rateofreturn
Tingkat pengembalian yang menyeimbangkan nilai sekarang dari arus kas
masa depan dengan peneluaran awal proyek.Kriteria : IRR ≥ RequiredrateofRetun à
TerimaIRR <RequiredrateofRetun à Tolak . Jika IRR = RequiredrateofRetun, maka
proyek tersebut diterima karena perusahaan mendapatkan RequiredrateofRetun seperti
yang disyaratkan pemegang saham. IRR juga akan menghasilkan keputusan terima
tolak yang sama dengan NPV dan PI
Keuntungan dan Kerugian sama dengan NPV dan PI
Kerugian tambahan :
sulit dihitung jika tidak menggunakan kalkulator keuangan.
Asumsi tingkat reinvestasi à NPV mengasumsikan bahwa arus kas yang diterima
akan diinvestasikan kembali dengan requiredrateofreturn sedangkan reinvestmentrate
IRR menggunakan tingkat IRR. NPV lebih baik karena arus kasnya : untuk
dikembalikan ke pemegang saham yang menghendaki requiredrateofreturn untuk
diinvestasikan kembali dimana investor luar juga menuntut required rate of return .
IRR yang telah dimodifikasi : tingkat diskonto yang menyamakan nilai
sekarang arus kas proyek dengan njilai sekarang nilai akhir proyek (MIRR). Dengan
kelemahan tersebut muncullah MIRR yang menggunakan asumsi bahwa semua arus
kas masuk sepanjang usia proyek akan diinvestasikan kembali pada
requiredrateofreturnsamapi usia nproyek yang disebut Terminal Value (nilai akhir
proyek). MIRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus kas
keluar (InitialOutlay dengan Terminal Value proyek.
KEUNGGULAN : Menggunakan arus kas bebas , memperhitungkan nilai waktu
uang, konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang
saham,
KELEMAHAN : Membutuhkan perkiraan jangka panjang terinci dari arus kas bebas
proyek.
H. Metode Analisis Penganggaran Modal dan Penerapannya
1. PaybackPeriod
Metode paybackperiod pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi
investasi yang diajukan. Paybackperiod adalah target waktu yang dibutuhkan oleh
perusahaan untuk mengembalikan investasi awal yang diperhitungkan
dari cashinflow. Definisi paybackperiod sebagai berikut: The
paybackperiodistheexactamountoftimerequiredforthefirmtorecoveritsinitialinvestment
in a project as calculatedfromcashinflow”
Paybackperiod diperhitungkan dengan membagi investasi dengancashinflow tahunan.
Kriteria terhadap penerimaan keputusan investasi dengan menggunakan metode
payback ini adalah diterima apabila paybackperiod yang diterima yang diperoleh lebih
singkat/pendek waktunya dibandingkan dengan target waktu paybackperiod yang
sebelumnya telah ditentukan.
Contoh
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B.
Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutuallyexclusive.
Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama. Adapun aliran kas bersih dari masing-
masing proyek sebagai berikut:
Tahun Proyek A Proyek B
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
2 40.000 30.000
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
*. Perhitungannya
Proyek A =
-100.000 – (50.000 + 40.000 + 10.000) = 2 tahun 4 bulan (10/30 x 12 bulan)
Proyek B =
-100.000 – (10.000 + 30.000 + 40.000 + 20.000) = 3 tahun 5 bulan (20/50 x 12 bulan)
Keputusannya pemilihan proyek :
Proyek A, karena memiliki waktu pengembalian yang lebih pendek
2. Net PresentValue
Secara eksplisit NPV memberikan pertimbangan dari nilai waktu uang, dan
merupakan teknik capitalbudgeting yang banyak digunakan. NPV adalah
jumlah presentvalue semua cashinflowyang dikumpulkan proyek (dengan
menggunakan discountratesuku bunga kredit yang dibayar investor) dikurangi jumlah
investasi (initialcashoutflow). Net PresentValue yaitu: “The Net
PresentValueisfoundbysubtracting a
project’sinitialinvestmentfromthepresentvalueofitscashinflowsdiscountedat a
rateequaltothefirm’scostofcapital”.
nNPV = Σ CFt /(1 + k)t – Io
t = 1
Sebagai pedoman umum, rencana investasi akan menguntungkan apabila NPV
positif dan apabila NPV nol maka investasi tersebut berarti breakeven. Apabila NPV
suatu proyek negatif, berarti proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.
t
Dimana:
CFt = Net CashFlow (Prodeeds) pada tahun ke – t
k = Tingkat Diskonto
t = Lama waktu atau periode berlangsungnya investasi
I0 = InitialOutlays (Nilai investasi awal)
Kelebihan metode NPV sebagai sarana penilaian terhadap kelayakan suatu
rencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk
menghitung nilai sebenarnyacashflow yang diperoleh pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, dapat diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang lebih
mendekati realitas. Kelebihan lainnya adalah digunakannyadiscount faktor, biasanya
merupakan salah suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek.
Dengan demikian, penggunaan metode ini menjadi lebih fleksibel karena dapat
disesuaikan dengan discountfactor yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Kriteria
penerimaan atas investasi dengan metode ini adalah diterima apabila NPV yang
dihasilkan adalah positif, dan ditolak apabila nilai NPV negatif. Kelemahan dari
metodeini adalah perhitungan yang cukup rumit, tidak
semudah perhitungan paybackperiod. Untuk perhitungannya diperlukan
keahlian seorang financial analis sehingga penggunaannya terbatas.
Contoh :
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B.
Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutuallyexclusive.
Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama.
Diketahui discountrate 10% .
Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek sebagai berikut:
Tahun Proyek A Proyek B
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
2 40.000 30.000
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
Jawaban :
Proyek A Tahun 1 = 50.000 / (1+0,1)1 = 45.455
Proyek A Tahun 2 = 40.000 / (1+0,1)2 = 33.058
Proyek A Tahun 3 = 30.000 / (1+0,1)3 = 22.539
Proyek A Tahun 4 = 20.000 / (1+0,1)4 = 13.660
Proyek A Tahun 5 = 10.000 / (1+0,1)5 = 6.209
NPV Proyek A = (45.455 + 33.058 + 22.539 + 13.660 + 6.209) – 100.000 = 20.921
Proyek B Tahun 1 = 10.000 / (1+0,1)1 = 9.091
Proyek B Tahun 2 = 30.000 / (1+0,1)2 = 24.793
Proyek B Tahun 3 = 40.000 / (1+0,1)3 = 30.053
Proyek B Tahun 4 = 50.000 / (1+0,1)4 = 34.151
Proyek B Tahun 5 = 20.000 / (1+0,1)5 = 12.419
NPV Proyek B = (9.091 + 24.793 + 30.053 + 34.151 + 12.419) – 100.000 = 10.507
Tahun PV Proyek A PV Proyek B
0 – 100.000 – 100.000
1 45.455 9.091
2 33.058 24.793
3 22.539 30.053
4 13.660 34.151
5 6.209 12.419
NPV 20.921 10.507
Keputusan :
Proyek A, karena memiliki nilai lebih besar dibandingkan proyek B, walaupun
keduanya memiliki nilai NPV > 0
3. Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini mungkin merupakan metode yang paling banyak digunakan
sebagai salah satu teknik dalam mengevaluasi alternatif – alternatif investasi.
Definisi Internal Rate ofReturn adalah: “The Internal Rate ofReturn (IRR)
isthediscountratethatequatesthepresentvalueofcashinflowswiththeinitialinvestmentasso
ciatedwith a project”.
Dijelaskan bahwa IRR
Merupakan ratediscount dimananilaipresentvalue dari cashinflow sama dengan
nilai investasi awal suatu proyek. Dengan kata lain IRR adalah ratediscount dimana
NPV dari proyek tersebut = Rp0. IRR juga menggambarkan persentase keuntungan
yang sebenarnya akan diperoleh dari investasi barang modal atau proyek yang
direncanakan.
Kriteria penerimaan proyek investasi dengan menggunakan metode Internal Rate
ofReturn adalah apabila IRR yang dihasilkan lebih besar dibandingkan costofcapital,
sebaliknya apabila lebih kecil dibandingkan costofcapital proyek tersebut ditolak.
Pada dasarnya IRR dapat dicari dengan cara coba-coba (trialanderror). Pertama-tama
kita menghitung PV dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga
yang kita pilih menurut kehendak kita. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan
dengan jumlah PV dari outlaysnya. Kalau PV dariproceeds lebih besar daripada PV
dicari investasi atau outlaysnya, maka kita harus menggunakan tingkat bunga yang
lebih rendah. Cara demikian terus dilakukan sampai kita menemukan tingkat bunga
yang dapat menjadikan PVproceeds sama besarnya dengan PV dari outlaysnya. Pada
tingkat bunga inilah NPV dari usul tersebut adalah nol atau mendekati nol.
Contoh
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B. Kedua
proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutuallyexclusive. Investasi
dikeluarkan pada awal tahun pertama.
Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek sebagai berikut:
Tahun Proyek A Proyek B
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
2 40.000 30.000
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
Jawaban : (Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discoutrate 20% dan 21%)
Menggunakan discountrate sebesar 20%
PV Cashflow A = (50.000/1.2) + (40.000/1.44) + (30.000/1.728)
+ (20.000/2.0736) +(10000/2.4883) = 100.470
Menggunakan discountrate sebesar 21%
PV Cashflow A = (50.000/1.21) + (40.000/1.4641) + (30.000/1.7716) +
(20.000/2.1436) + (10000/2.5937) = 98.763
Jawaban : (Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discoutrate 18% dan 23%)
Menggunakan discountrate sebesar 18%
PV Cashflow A = (50.000/1.18) + (40.000/1.3924) + (30.000/1.6430) +
(20.000/1.9387) + (10000/2.2877) = 104.047
Menggunakan discountrate sebesar 23%
PV Cashflow A = (50.000/1.23) + (40.000/1.5129) + (30.000/1.8608) +
(20.000/2.2888) + (10000/2.8153) = 95.502
Menggunakan Interpolasi untuk mencari presentvalue aliran kas sebesar
100.000 (diantara 95.502 dengan 104.047)
IRR proyek A = 18% + {(104.047 – 100.000)/(104.047 – 95.502)} {5%}
IRR proyek A = 18% + 2,368%
IRR proyek A = 20.368%
Contoh IRR Proyek A
Tahun PVIF(20%)
PV Proyek
A PVIF(21%)
PV
Proyek A
1 1,2 41.667 1,21 41.322
2 1,44 27.778 1,4641 27.321
3 1,728 17.361 1,7716 16.934
4 2,0736 9.645 2,1436 9.330
5 2,4883 4.019 2,5937 3.855
PV 100.470 98.762
Melalui interpolasi diperoleh IRR Proyek A = 20,275%
Jawaban :
Menggunakan discountrate sebesar 14%
PV Cashflow B = (10.000/1.14) + (30.000/1.2996) + (40.000/1.4815) +
(50.000/1.6889) + (20.000/1.9254) = 98.848
Menggunakan discountrate sebesar 13%
PV Cashflow B = (10.000/1.13) + (30.000/1.2769) + (40.000/1.4429) +
(50.000/1.6305) + (20000/1.8424) = 101.587
Menggunakan Interpolasi untuk mencari presentvalue aliran kas sebesar 100.000
(diantara 98.848 dengan 101.587)
IRR proyek B = 13% + {(101.587 – 100.000)/(101.587 – 98.848)} {1%}
IRR proyek B = 13% + 0.579%
IRR proyek B = 13.579%
Contoh (IRR à Proyek B)
Tahun PVIF(14%)
PV
Proyek B PVIF(13%)
PV
Proyek B
1 1,14 8.772 1,13 8.850
2 1,2996 23.084 1,2769 23.494
3 1,4815 27.000 1,4429 27.722
4 1,6889 29.605 1,6305 30.665
5 1,9254 10.387 1,8424 10.856
Proyek Yang dipilih :
Proyek A, karena memiliki tingkat rateofreturn lebih tinggi dibandingkan
dengan proyek B
Perbandingan Metode Capital Budgeting
Metode Proyek A Proyek B
PaybackPeriod 2 tahun 4 bulan 3 tahun 5 bulan
NPV 20.921 10.507
IRR 20,275% 13,579%
I. Pengertian Aliran Kas
Aliran kas merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat
dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran
masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya
setiap periode.1[1]
J. Mengestimasikan Arus Kas
Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal
adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus
kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel yang
terdapat di dalamnya, dan banyak individu dan departemen yang berpartisipasi dalam
proses ini. Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan
terkait dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam
peramalan kadang kala dapat menjadi sangat besar.
Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu:
Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan pemasaran.
Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan menggunakan
seperangkat asumsi perekonomian yang konsisten.
Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan.
Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali terlibat
secara emosional dengan proyek kesayangan mereka dan menumbuhkan penyakit
“rasa membangun kerajaan” di mana keduanya dapat mengarah pada terjadinya bias-
bias di dalam peramalan arus kas yang membuat proyek yang buruk terlihat bagus di
atas kertas.
K. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan
Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang
diharapkan perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar
yang diharapkan perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut. Arus kas
relevan juga merupakan arus kas tertentu yang harus diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan penganggaran modal.
Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah
mengidentifikasikan arus kas relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas
yang spesifik yang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Ada dua
peraturan yang penting untuk membantu menghindari kesalahanmengestimasikan
anggaran, yaitu:
a. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba
akuntansi.
b. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini:
1. Arus Kas Proyek
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
o Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk
kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan, dan
sebagainya. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar.
o Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional
proyek, seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas
operasional merupakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar.
o Aliran kas akhir merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek, seperti
sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
Sebagai catatan bahwa nilai sebuah perusahaan akan tergantung pada arus kas
bebasnya, demikianpula nilai suatu proyek dan memahami arus kas proyek berbeda
dari laba akuntansi.
a. Biaya aktiva tetap
Setiap proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan
arus kas negatif karena pada suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus
kas relevan termasuk biaya pengiriman dan biaya pemasangannya.
b. Beban Non Kas
Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada
arus kas meskipun depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya,
depresiasi harus ditambahkan kepada laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus
kas suatu proyek.
c. Perubahan dalam Modal Kerja Operasi Bersih
Perubahan dalam modal kerja operasi bersih yaitu peningkatan aktiva lancar
yang dihasilkan dari proyek baru dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan
akrualscara spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam
proyek ekspansi, maka pendanaan tambahan, diluar biaya perolehan aktiva tetap,
masih akan dibutuhkan.
d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek
Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika
pembayaran bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan
akan menyebabkan biaya modal dihitung dua kali. Arus kas proyek adalah arus kas
yang tersedia bagi seluruh investor, pemegang obligasi dan juga pemegang saham,
jadi pembayaran bunga tidak dikurangkan.
2. Arus Kas Tambahan
Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan
suatu proyek investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas
tambahan, yaitu:
a) Biaya tertanam
Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat
diperoleh kembali, tanpa melihat apakah proyek tersebut diterima atau ditolak. Karena
biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke
dalam analisis.
b) Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik penggunaan
sebuah aktiva, atau tingkat pengembalian tertinggi yang tidak akan diperoleh jika
sejumlah dana diinvestasikan pada suatu proyek tertentu.
c) Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas)
Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-
bagian lain dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya
akan masuk kekantor pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan
sebagai laba tambahan dalam pengambilan keputusanpenganggaran
modal. Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan
penjualan produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan tidak
ingin menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan
tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain akan melakukannya.
3. Penentuan Waktu Arus Kas
Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat
mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi.
L. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal
Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan
suatu proyek ekspansi baru atau proyek pengganti.
 Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada
aktiva baru untuk meningkatkan penjualan. Jadi arus kas tambahan hanya berupa
arus kas masuk dan arus kas keluar dari proyek. Oleh karena itu, perusahaan
hanya membandingkan bagaimana nilai yang ada dengan tanpa proyek yang
diusulkan.
 Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva yang ada
dengan aktiva yang baru. Jadi arus kas tambahan berupa tambahan pemasukan dan
pengeluaran yang terjadi dari investasi pada aktiva yang baru. Maka perusahaan
membandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang barudan nilai
jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada sebelumnya.
Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut:
Pengeluaran investasi awal , Arus kas operasi selama umur proyek
Arus kas tahun terakhir
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur
arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita
simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga, yaitu:
Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari- hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada
pengurangan investasi awal.
Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan
pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
Ketiga, capitalgrowth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau
perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang
1. Analisis arus kas
Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu:
Menentukan minimum kas
Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi
deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya
transaksi financial dan budget kas yang final.
2. Mengambil keputusan
Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas, menunjukkan
bahwa proyek ini mengembalikan dana yang diinvestasikan dalam waktu tertentu.
Maka melalui analisis ini melahinkan keputusan apakah proyek ini dapat diterima
atau tidak.
Pengenalan Analisis Risiko
Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang
kemungkinan akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan yang akan
didapat sebanding dengan risikonya. Ada tiga jenis risiko yang berbeda, yaitu risiko
berdiri sendiri, risiko perusahaan dan risiko pasar. Mengingat tujuan utama
perusahaan adalah untuk mamaksimalkan nilai bagi pemegang saham, dan ini
sangat berpengaruh terhadap para pemegang saham. Karena para pemegang saham
umumnya terdiversifikasi, maka ukuran risiko yang paling relevan adalah risiko pasar.
Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan:
1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi.
2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k) biasanya
menunjukkan bahwa risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham.
3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan, pelanggan,
pemasok, dan kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
M. Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
1. Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resikodimana variabel utama
diganti satu per satu dan hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis sensitivitas,
tiap variabel diubah beberapa poin persentase lebih besar dan lebih kecil daripada
nilai yang diharapkan, sementara variabel lainnya tetapkonstan. NPV kasus dasar
merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel input lainnya ditentukan
sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus dasar).
2. Analisis Skenario
Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini
membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama dan
juga memungkinkan kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap penghitungan.
Dalam suatu analisis skenario, seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus
dasar lalu menanyakan kepada pihak pemasaran, produksi, dan menejer operasi
lainnya untuk memberikan skenario kasus terburuk seperti penjualan unit yang
rendah, harga jual yang rendah, biaya variabel yang tinggi dan sebagainya. Skenario
kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan dalam nilai
yang paling baik yang dapat diramalkan dengan wajar.
3. Simulasi Montecarlo
Simulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resikodimana kemungkinan kejadian
yang terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer,
sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks-indeks resiko.
N. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam
Penganggaran Modal
Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan, atau
keduanya namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis resiko tersebut. Ada dua
metode yang digunakan untukmemperitungkanresiko proyek ke dalam penganggaran
modal, yaitu :
1. Pendekatan equivalen kepastian
Semua arus khas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin
beresiko arus khasnya, maka semakin rendah aquivalen kepastiannya.
2. Pendekatan Tingkat Diskunto yang disesuikan dengan resiko
Tingkat diskunto yang digunakan pada aliran laba tertentu yang beresiko, semakin
beresiko aliran laba proyek maka akan semakin tinggi tingkat diskontonya.
O. Komponen-komponen Penganggaran Modal
Untuk menilai manfaat keuangan investasi dimasa yang akan datang, perlu
disusun
proyeksi aliran kas, baik yang keluar (Cashoutflow) maupun yang masuk
(Cashinflow).
Proyeksi aliran kas pada intinya meliputi :
 Jumlah pengeluaran awal (initialinvesment)
 Jumlah dana/kas yang mungkin dihasilkan (terminal cashflow) pada akhir
umur investasi.
 Manfaat keuangan netto yang ditimbulkan oleh operasi investasi (operational net
cash flow).
 Jangka waktu yang diharapkan selama timbulnya cashflow.
Setiap investasi mempunyai jangka waktu pengoperasiannya, yang meliputi :
 Jangka waktu teknis : yaitu jangka waktu yang diperkirakan, bahwa secara teknis
suatu investasi sudah tidak dapat dioperasikan lagi.
 Jangka waktu ekonomis, yaitu jangka waktu yang diperkirakan, bahwa secara
ekonomis suatu investasi masih layak untuk dioperasikan, atau jangka waktu yang
diperkirakan investasi masih dapat menghasilkan manfaat ekonomis. Umumnya
jangka waktu ekonomis lebih pendek dibandingkan dengan jangka waktu
teknisnya.
5. Tingkat pemulihan (rateofreturn) investasi.
Didalamanalisia investasi, rateofreturn merupakan tingkat keuntungan yang
disyaratkan (required rate of return) oleh para investor yang digunakan untuk
menetapkan nilai sekarang (presentvalue) dari arus kas yang dihasilkan oleh investasi
di masa datang. Setiap investasi mempunyai tingkat keuntungan yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini hakekatnya merupakan pencerminan dari
resiko yang terkandung didalam investasi yang bersangkutan. Oleh karenanya,
tidaklah tepat untuk menyamakan “requiredrateof return” bagi setiap investasi yang
diusulkan.
BAB 10
ARUS KAS & RESIKO PROYEK
A. Pengertian Aliran Kas
Aliran kas merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat
dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk
dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.[1]
B. Mengestimasikan Arus Kas
Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah
mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus kas masuk
bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel yang terdapat di dalamnya,
dan banyak individu dan departemen yang berpartisipasi dalam proses ini.
Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan terkait
dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam peramalan kadang
kala dapat menjadi sangat besar.
Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu:
1. Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan pemasaran.
2. Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan menggunakan seperangkat
asumsi perekonomian yang konsisten.
3. Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan.
Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali terlibat
secara emosional dengan proyek kesayangan mereka dan menumbuhkan penyakit “rasa
membangun kerajaan” di mana keduanya dapat mengarah pada terjadinya bias-bias di dalam
peramalan arus kas yang membuat proyek yang buruk terlihat bagus di atas kertas.
C. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan
Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang diharapkan
perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar yang diharapkan
perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut. Arus kas relevan juga merupakan arus
kas tertentu yang harus diprhitungkan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal.
Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan
arus kas relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Ada dua peraturan yang penting untuk
membantu menghindari kesalahan mengestimasikan anggaran, yaitu:
1. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba akuntansi.
2. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini:
1. Arus kas proyek
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
a. Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan
investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas
awal dapat dikatakan aliran kas keluar.
b. Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek,
seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional
merupakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar.
c. Aliran kas akhir merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek, seperti sisa
modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.[2]
Sebagai catatan bahwa nilai sbuah perusahaan akan tergantung pada arus kas
bebasnya, demikian pula nilai suatu proyek dan memahami arus kas proyek berbeda dari laba
akuntansi.
a. Biaya aktiva tetap
Setiap proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas
negatif karena pada suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus kas relevan
termasuk biaya pengiriman dan biaya pemasangannya.
b. Beban nonkas
Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada arus kas
meskipun depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus
ditambahkan kepada laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek.
c. Perubahan dalam modal kerja operasi bersih
Perubahan dalam modal kerja operasi bersih yaitu peningkatan aktiva lancar yang
dihasilkan dari proyek baru dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan akrual scara
spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi,
maka pendanaan tambahan, diluar biaya perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan.
d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek
Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika
pembayaran bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan akan
menyebabkan biaya modal dihitung dua kali.
Arus kas proyek adalah arus kas yang tersedia bagi seluruh investor, pemegang
obligasi dan juga pemegang saham, jadi pembayaran bunga tidak dikurangkan.
2. Arus kas tambahan
Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu
proyek investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu:
a. Biaya tertanam
Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat diperoleh kembali,
tanpa melihat apakah proyek tersebut diterima atau ditolak. Karena biaya tertanam bukanlah
biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam analisis.
b. Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik penggunaan sebuah aktiva,
atau tingkat pengembalian tertinggi yang tidak akan diperoleh jika sejumlah dana
diinvestasikan pada suatu proyek tertentu.
c. Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas)
Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-bagian lain dari
perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya akan masuk kekantor
pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam
pengambilan keputusan penganggaran modal.
Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan penjualan
produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan tidak ingin
menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan tersebut tidak
melakukannya, perusahaan lain akan melakukannya.
3. Penentuan waktu arus kas
Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat
mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi.
D. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal
Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu
proyek ekspansi baru atau proyek pengganti.
1. Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru
untuk meningkatkan penjualan. Jadi arus kas tambahan hanya berupa arus kas masuk dan
arus kas keluar dari proyek. Oleh karena itu, perusahaan hanya membandingkan bagaimana
nilai yang ada dengan tanpa proyek yang diusulkan.
2. Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva yang ada dengan
aktiva yang baru. Jadi arus kas tambahan berupa tambahan pemasukan dan pengeluaran yang
terjadi dari investasi pada aktiva yang baru. Maka perusahaan membandingkan antara nilai
yang terjadi jika membeli aktiva yang barudan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang
sudah ada sebelumnya.
Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut:
a. Pengeluaran investasi awal
b. Arus kas operasi selama umur proyek
c. Arus kas tahun terakhir
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas
adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau
investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga, yaitu:
Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan
investasi awal
Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan
pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau
perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang[3]
1. Analisis arus kas
Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu:
a. Menentukan minimum kas
b. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
c. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit
kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
d. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi
financial dan budget kas yang final.[4]
2. Mengambil keputusan
Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas, menunjukkan bahwa
proyek ini mengembalikan dana yang diinvestasikan dalam waktu tertentu. Maka melalui
analisis ini melahinkan keputusan apakah proyek ini dapat diterima atau tidak
E. Pengenalan Analisis Risiko
Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang
kemungkinan akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan yang akan didapat
sebanding dengan risikonya. Ada tiga jenis risiko yang berbeda, yaitu risiko berdiri sendiri,
risiko perusahaan dan risiko pasar. Mengingat tujuan utama perusahaan adalah untuk
mamaksimalkan nilai bagi pemegang saham, dan ini sangat berpengaruh terhadap para
pemegang saham. Karena para pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka ukuran
risiko yang paling relevan adalah risiko pasar.
Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan:
1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi.
2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k) biasanya menunjukkan
bahwa risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham.
3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan, pelanggan, pemasok,
dan kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
F. Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
1. Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resiko dimana variabel utama diganti satu
per satu dan hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis sensitivitas, tiap variabel
diubah beberapa poin persentase lebih besar dan lebih kecil daripada nilai yang diharapkan,
sementara variabel lainnya tetap konstan.
NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel input lainnya
ditentukan sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus dasar).
2. Analisis Skenario
Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini
membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama dan juga
memungkinkan kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap penghitungan.
Dalam suatu analisis skenario, seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus dasar
lalu menanyakan kepada pihak pemasaran, produksi, dan menejer operasi lainnya untuk
memberikan skenario kasus terburuk seperti penjualan unit yang rendah, harga jual yang
rendah, biaya variabel yang tinggi dan sebagainya.
Skenario kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan dalam nilai
yang paling baik yang dapat diramalkan dengan wajar.
3. Simulasi Montecarlo
Simulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resiko dimana kemungkinan kejadian yang
terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer, sehingga
menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks-indeks resiko.
G. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran Modal
Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan, atau
keduanya namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis resiko tersebut. Ada dua metode
yang digunakan untuk memperitungkan resiko proyek ke dalam penganggaran modal, yaitu :
1. Pendekatan equivalen kepastian
Semua arus khas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin beresiko
arus khasnya, maka semakin rendah aquivalen kepastiannya.
2. Pendekatan Tingkat Diskunto yang disesuikan dengan resiko
Tingkat diskunto yang digunakan pada aliran laba tertentu yang beresiko, semakin beresiko
aliran laba proyek maka akan semakin tinggi tingkat diskontonya.
BAB 11
BIAYA MODAL
A. Pengertian Biaya Modal
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh
dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk
mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya
biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang
diperlukan.Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya
modal) diminimalkan.
2. Keputusan penganggaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu
estimasi tentang biaya modal.
3. Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan
estimasi biaya modal.
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika
investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang
ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal
merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat
pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko
tertentu.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau
disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun
apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung
adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari
seluruh modal yang digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan
sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor,
tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang
mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang
menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost
of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi
(sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of
return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
B. Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal
Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat bebasrisiko atau
tingkat hasil tanpa risiko.
2. Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil
minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika manajemen
menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus
secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta
tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar akan
meningkatkan biaya modal perusahaan.
C. Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal
Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
1. Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return
atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan
kebijakan manajemen investasi.
2. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi
yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.
3. Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan
variasi return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan
hutang dan saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari
struktur keuangan berjalan.
4. Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal
yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio
pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.
D. Biaya Hutang
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatu investasi
agar tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika perusahaan menggunakan obligasi
sebagai sarana untuk memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya hutang
adalah sama dengan Kd atau Yield To Maturity (YTM)yaitu tingkat keuntungan yang
dinikmati oleh pemegang atau pembeli obligasi. Biaya hutang dapat dicari dengan cara:
1. Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek seperti hutang perniagaan, hutang wesel, kredit bank.
Contoh :
Misalkan cash discount yang hilang selama 1 tahun sebesar Rp.5.000.000,- dan hutang
perniagaan rata-rata Rp.50 juta.
Maka,
Biaya modal sebelum pajak = 5 juta / 50 juta x 100% = 10%
Misal pajak 40% ;
Biaya modal sesudah pajak = 10% x (100%-40%) = 6%
Contoh 2
Bank memberikan kredit jangka pendek sebesar Rp.100 juta dengan bunga 2% per bulan
selama 8 bulan. Syarat aktiva yang dijadikan jaminan harus diasuransikan selama umur
kreditnya dg premi asuransi Rp.5 juta.
Maka :
Uang yg diterima dari bank = Rp. Pinjaman – (bunga 8 bln + premi asuransi)
= Rp. 100 juta – (Rp.16 juta + Rp. 5 juta)
= Rp. 79 juta.
Beban yg sebenarnya di tanggung peminjam = Rp.21 juta
Jadi biaya kredit sebelum pajak = Rp.21 juta / Rp.79 juta x 100% = 26%.
Biaya kredit per bulan = 26% / 8 = 3,25%
Misal tingkat pajak 25 % =
Biaya modal sesudah pajak = 3,25% x(100%-25%)= 2,43 % per bulan.
2. Biaya Modal Jangka Panjang
Biaya modalnya dgn memperhitungkan jumlah neto yg diterima dg pengeluaran kas yg
terjadi karena penggunaan dana tersebut.
Contoh :
Obligasi dikeluarkan dengan nominal per lembar Rp.100 juta dan umurnya 10 tahun. Hasil
penjualan neto yg diterima adalah Rp.97.000.000,- Bunga obligasi 4% per tahun.
Berapa cost of bond ?
Jawab :
1. Dana rata-rata selama 10 tahun = (100 jt + 97 jt) /2 = 98,5 jt
2. Selisihnya dialokasikan untuk 10 thn = 3 jt /10 thn = 300.000 (+bunga)
Bunga = 4% x 100 jt = 4 jt
Beban per tahun (average annual cost ) = 4 jt + 300.000 = Rp4,3 jt
3. Menghitung biaya rata-rata per tahun = (4,3 jt /98,5 jt) x 100% = 4,4%
4. Misal tingkat pajak 25% ,
Maka biaya modal = 4,4% x (100% - 25%) = 3,3%.
E. Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock)
Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli
saham preferen.
Kp = Dp/Pn
Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation cost)
Biaya penggunaan dana dari penjualan saham preferen (cost of preferred stock)dihitung dgn
membagikan deviden per lembar saham preferen (Dp) dgn harga neto (net Price) yg diperoleh
dari penjualan saham preferen per lembarnya.
Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen yg baru dengan nilai nominal Rp.10.000,-
per lembar dan deviden sebesar Rp.600,- Penjualan neto saham tersebut sebesar Rp.9.000,-
per lembarnya.
Berapa biaya modal saham preferen (cost of preferred stock) ?
Jawaban:
Biaya modal saham preferen = Dp / Pn
Biaya modal saham preferen = 600 / 9000 = 6,67%.
F. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal
sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya
modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan
menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
r s = D1 / P0 + g
Dimana :
rs = biaya modal ekuitas
D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
· Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning)
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada
saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika
laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan
berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke
perusahaan (flow back fund).
 Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:
1. Pendekatan CAPM
Ks = bunga bebas risiko + premi risiko
Ks = krf + bi (km – krf)
Dimana:
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
Krf = bunga bebas risiko
Km = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi = beta saham perusahaan i.
2. Pendekatan discounted cash flow
Model yang digunakan untuk estimasi adalah Gordon Model:
D1
Po = ———–
Ks – g
Maka,
D1
Ks = ———– + g
Po
D1 = Deviden akhir periode
Po = Harga saham awal periode
g = tingkat pertumbuhan deviden.
3. Pendekatan bond yield plus risk premium
Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahan + premi risiko
· Biaya Saham Biasa Baru (Cost of New Common Stock)
Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan, karena
penjualan saham baru memerlukan biaya emisiatau flotation cost. Biaya emisi akan
mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
D1
Ksb = —————– + g
Po (1 –FC)
Ksb = biaya saham biasa baru
FC = flotation cost
G. Biaya Modal Keseluruhan (Weighted average cost of capital/WACC) :
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh
biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan
merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari
masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari
perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted
average cost of capital / WACC). Sebagai unsure penimbanngnya adalah proporsi dana bagi
setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.
H. Marginal Cost of Capital
Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal baru.
Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan meningkatnya
penggunaan modal.
Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah modal
baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik dimana
kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru.
Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.
Jumlah laba diatahan
Break point = ——————————————————-
Bagian modal sendiri dalam struktur modal
BAB 12
STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE & KEBIJAKAN DIVIDEN
A. Struktur Modal
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos
modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang
dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001).
Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal
Pasif (Kredit).
Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal
sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun
dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga
dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Struktur Modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai
pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur Modal tersebut maka dapat digunakan
beberapa Teori yang menjelaskan Struktur Modal dalam suatu Perusahaan.
1. Teori Pendekatan Tradisional
Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Artinya
Struktur Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan, dimana Struktur Modal
dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.
2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Dalam teori ini berpendapat bahwa Struktur Modal tidak mempengaruhi Perusahaan.
Dalam hal ini telah dimasukkan faktor pajak. Sehingga nilai Perusahaan dengan hutang lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai perusahan tanpa hutang, Kenaikan tersebut dikarenakan
adanya penghematan pajak.
3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal
Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan
hutang sebanyak banyaknya. Suatu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya
hutang, akan semakin tinggi kemungkinan kebangkrutan. Biaya kebangkrutan tersebut bisa
cukup signifikan. Biaya tersebut terdiri dari 2 (dua) hal, yaitu :
a. Biaya Langsung
Yaitu, biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi, atau biaya lainnya
yang sejenis.
b. Biaya Tidak Langsung
Yaitu, biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak
lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal. Misalnya Suplier tidak akan
mau memasok barang karena mengkwatirkan kemungkinan tidak akan membayar.
Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya keagenan antara
pemegang hutang dengan pemegang saham akan meningkat, karena potensi kerugian yang
dialami oleh pemegang hutang akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan.
Pengawasan bisa dilakukan dalam bentuk biaya biaya monitoring (Persyaratan yang lebih
ketat) dan bisa dalam bentuk kenaikan tingkat bunga
4. Teori Pecking Order
Teori Trade-Off mempunyai implikasi bahwa manager akan berfikir dalam kerangka
trade-off antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan dalam penentuan Struktur
Modal. Dalam kenyataan empiris nampaknya jarang manager keuangan yang berfikir
demikian.
Secara spesifik, perusahaan mempunyai urutan-urutan prefensi dalam penggunaan dana.
Skenario urutan dalam Teori Pecking Order adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan memilih pandangan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba
(keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
b. Perusahaan menhitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan
investasi.
c. Karena kebijakan deviden yang konstan, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan
kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima
oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat saat
tertentu dan akan lebih kecil pada saat yang lain.
d. Jika padangan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang
paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat
berharga campuran seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai
pilihan terakhir.
Teori Pecking Order ini bisa menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat
keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil.
5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling
Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak
mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu
mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya.
Teori ini terdiri dari Teori :
a. Myers dan Majluf
Menurut Teori ini ada asimetri informasi antara manger dengan pihak luar. Manager
mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingan pihak
luar.
b. Signaling
Mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal
yang disampaikan oleh manager ke pasar. Jika manager mempunyai keyakinan bahwa
prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham tersebut meningkat, ia ingin
megkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Manager bisa menggunakan hutang lebih
banyak sebagai signal yang lebih credible. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang
bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa
mendatang. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan
mempunyai prospek yang baik.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Struktur Modal antara lain :
1. Struktur Aktiva (Tangibility)
Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva
tetap , akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanent yaitu modal
sendiri, sedangkan hutang bersifat pelengkap. Perusahaan yang semakin besar aktivanya
terdiri dari aktiva lancer akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan
utang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu
perusahaan.
2. Growth Opportunity
Yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang
menguntungkan. Teori Agency menggambarkan hubungan yang negative antara Growth
Opprtunity dan leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan
melewatkan kesempatan dalam berinvestasi pada kesempatan investasi yang
menguntungkan.
3. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih banyak dari
pada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha
atau kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran perusahaan sering dijadikan indicator bagi
kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dalam
ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya.
4. Profitabiltas
Teori Pecking Order mengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal funding.
Perusahaan dengan frofitalitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak
dari pada perusahaan dengan profitalitas rendah.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi investasi menggunakan utang yang
relative kecil (Bringham & Houston, 2001).
Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini menunjukkan
bahwa profitalitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.Semakin tinggi
keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah utang.
5. Risiko Bisnis
Risiko Bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal,
sehingga secara teori akan berpengaruh negative terhadap leverage perusahaan.
C. Kebijakan Defiden
Defiden berasal dari bahasa Latin yaitu divendium yang artinya sesuatu untuk dibagi.
Berikut ini beberapa pemaparan mengenai pengertian defiden: Berdasarkan Kamus Bahasa
Indonesia defiden diartikan sejumlah uang sebagai hasil keuntungan yang dibayarkan kepada
pemegang saham (dalam suatu Perseroan).
Dalam dunia ekonomi defiden adalah seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan
untuk cadangan pajak yang dibagikan kepada pemegang saham (pemilik modal sendiri)
kecuali ditentukan lain dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Menurut Bapepam defiden adalah porsi keuntungan perusahaan yang dibayarkan
kepada para pemegang saham. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2001: 9) defiden adalah
pembagian keuntungan yang dihasilkan perusahaan dan tersedia bagi pemegang saham.
Menurut Husnan dan Pudjiastuti defiden adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan
dan tersedia bagi pemegang saham.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diartikan bahwa defiden adalah laba yang
diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepada pemegang saham.
Dalam melakukan perdagangan saham perusahaan akan memperoleh laba bersih. Laba
bersih (net earnings) ini sering disebut sebagai: “Laba yang tersedia bagi pemegang saham
biasa” (earnings available to common stockholders) disingkat EAC. Laba bersih tersebut
akan dikenakan pajak sehingga menjadi laba bersih sesudah pajak (earinings after tax atau
EAT). Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap EAT ini yaitu:
1. Dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk defiden.
2. Diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning) untuk
membiayai operasi selanjutnya.
Apabila manajemen memilih alternatif pertama artinya manajemen harus membuat
keputusan tentang besarnnya EAT yang dibagikan sebagai defiden. Pembuatan keputusan
tentang defiden ini disebut kebijkan defiden.
Bambang Riyanto (2001: 281) mendefinisikan kebijakan defiden sebagai “politik yang
bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan
pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai defiden atau untuk
digunakan di dalam perusahaan (laba ditahan).
Menurut Sundjaja dan Barlian (2003: 390) kebijakan defiden adalah rencana tindakan
yang harus diikuti dalam membuat keputusan defiden.
Menurut Wetson dan Brigham (1990: 198) kebijakan defiden adalah keputusan untuk
membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan.
Menurut Suad Husnan, kebijakan defiden dapat diartikan:
1. Apakah laba yang diperoleh seharusnya dibagikan atau tidak.
2. Apakah laba dibagikan dengan konsekuensi harus mengeluarkan saham baru.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan defiden adalah
kebijakan pembagian pendapatan yang harus diikuti dalam membuat keputusan defiden
(dibagikan/ditahan).
Menurut Lukas Setia Atmaja (2003: 285) rasio antara defiden dan laba bersih sering
disebut sebagai Defidend Payout Rasio (DPR), yang persamaannya adalah DPR = Total
Defidend/ Net Income. Karena kelebihan laba bersih di atas defiden itu menjadi laba ditahan
maka keputusan DPR inclusive keputusan mengenai laba ditahan. Sepintas, para pemegang
saham akan merasa senang apabila bagian dari laba bersih yang dibagikan sebagai defiden ini
semakin besar. Akan tetapi, apabila DPR ini semakin besar, berarti laba ditahan semakin
menciut, padahal pendanaan dengan menggunakan laba ditahan (internal financing) ini
mempunyai cost of capital yang paling kecil dibandingkan dengan metode pendanaan
lainnya. Dengan demikian keputusan defiden akan mengacu pada suatu kebijakan (defidend
policy) yang optimal, terutama disesuaikan dengan konsep tujuan memaksimumkan nilai
perusahaan.
Ditinjau dari memaksimumkan rentabilitas modal sendiri, maka kebijakan defiden perlu
memperhatikan rentabilitas aktiva dan tingkat bunga. Dikatakan demikian, Karen apabila
kebijakan menetapkan bahwa laba ditahan semakin besar berarti perusahaan ini
menggunakan metode pendanaan dengan menambah modal sendiri, yakni pendanaan
internal.
Kebijakan defiden merupakan salah satu sumber konflik antara manajemen
danprincipal karena defiden dapat merupakan suatu sinyal yang diberikan perusahaan kepada
investor. Defiden yang dibayarkan secara tunai maupun konversi dengan saham
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan prospek yang baik di
masa yang akan datang.
D. Teori-teori Kebijakan Defiden
1. Defidend Irrelevance Theory (Defiden Tidak Relevan)
Beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan defiden tidak mempunyai pengaruh
terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap biaya modalnya. Jika kebijakan defiden
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka hal tersebut tidak relevan.
Pendukung dari tidak relevannya kebijakan defiden adalah Modigliani-Miller (MM).
Mereka berpendapat bahwa bagaimanapun kebijakan defiden itu memang tidak
mempengaruhi harga saham maupun kemakmuran pemegang saham. Lebih lanjut MM
berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dan assetperusahaan
tersebut. Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara
itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk defiden atau akan
ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
MM menyatakan bahwa defiden tidak relevan berdasarkan asumsi-asumsi di bawah ini:
a. Pasar modal sempurna, di mana para investor mempunyai kesamaan informasi, tidak ada
biaya transaksi dan tidak ada pajak.
b. Para investor bersifat rasional.
c. Semua peserta pasar bersifat price-taker.
d. Adanya unsur ketidakpastian bagi arus pendapatan masa datang dan para investor
mempunyai informasi yang sama.
e. Manajer dalam pengambilan keputusannya mengenai produksi dan investasinya disesuaikan
dengan informasi tersebut.
f. Untuk memisahkan pengaruh defiden dan pengaruh leverage, maka semua perusahaan
dianggap memiliki rasio D/S sama.
g. Perusahaan-perusahaan semestinya memiliki kelas risiko yang sama.
h. Perusahaan dengan produksi yang sekarang memiliki yield yang sama.
2. Teori Bird in The Hand
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon (1959) dan John Lintner (1956) yang
berpendapat bahwa ekuitas atau nilai perusahaan akan turun apabila rasio pembayaran
defiden dinaikkan, karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal
(capital gain) yang dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan seandainya para investor
menerima defiden. Gordon dan Lintner berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh lebih
menghargai pendapatan yang diharapkan dari defiden daripada pendapatan yang diharapkan
dari keuntungan modal.
MM dalam hal ini tidak setuju bahwa ekuitas atau nilai perusahaan tidak tergantung
pada kebijakan defiden, yang menyiratkan bahwa investor tidak peduli antara defiden dengan
keuntungan modal. MM menamakan pendapat Gordon-Lintner sebagai kekeliruan bird-in-
the-hand, yakni: mendasarkan pada pemikiran bahwa investor memandang satu burung di
tangan lebih berharga dibandingkan seribu burung di udara. Dengan demikian, perusahaan
yang mempunyai defidend payout ratio yang tinggi akan mempunyai nilai perusahaan yang
tinggi pula.
Namun menurut pandangan MM, kebanyakan investor merencanakan untuk
menginvestasikan kembali defiden mereka dalam saham dari perusahaan bersangkutan atau
perusahaan sejenis, dan dalam banyak kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi
investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus kas operasinya,
bukan oleh kebijakan pembagian defiden.
3. Teori Preferensi Pajak
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor
mungkin lebih menyukai pembagian defiden yang rendah dari pada yang tinggi, yaitu:
a. Keuntungan modal dikenakan tarif pajak lebih rendah dari pada pendapatan defiden. Untuk
itu investor yang kaya (yang memiliki sebagian besar saham) mungkin lebih suka perusahaan
menahan dan menanamkan kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin
dianggap menghasilkan kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya
rendah akan menggantikan defiden yang pajaknya tinggi.
b. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, sehingga ada efek nilai waktu.
c. Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada
pajak keuntungan modal yang terutang.
Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka
perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikia para investor akan mau
membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian defidennya rendah daripada untuk
perusahaan sejenis yang pembagian defidennya tinggi.
E. Jenis-jenis Defiden
Menurut Zaki Baridwan (1993) deviden yang akan dibagikan oleh perusahaan dapat
terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
1. Defiden tunai (cash defiden), yaitu defiden yang dibagikan kepada pemegang saham dalam
bentuk uang tunai dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya. Defiden ini yang paling
umum dan banyak digunakan dalam pembagian saham.
2. Defiden saham (stock defiden), yaitu defiden yang dibagikan perusahaan kepada para
pemegang saham dalam bentuk saham perusahaan sehingga jumlah saham perusahaan
menjadi bertambah. Jadi, pemberian stock defiden ini dilakukan dengan cara mengubah
sebagian laba ditahan (retained earnings) menjadi modal saham yang pada dasarnya tidak
mengubah jumlah modal sendiri. Namun demikian cash flow perusahaan tidak terganggu
karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang tunai. Peristiwa ini dilakukan jika posisi
kas perusahaan atau likuiditas diperlukan oleh perusahaan. Investor dalam hal ini akan
memiliki lebih banyak saham tetapi laba per lembar saham lebih rendah. Proporsi pemilikan
investor tidak mengalami perubahan.
F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Defiden
Dalam membagikan defiden, perusahaan harus memperhatikan beberapa faktor, antara
lain:
1. Defidend Payout Ratio industri di mana perusahaan itu berada. Artinya, perusahaan tidak
boleh mengabaikan kebijakan defiden perusahan lain.
2. Kesempatan investasi. Kebijakan defiden perusahaan jangan sampai mengorbankan proyek
yang dapat meningkatkan value pemegang saham di masa yang akan datang. Semakin besar
kesempatan investasi maka defiden yang bisa dibagikan akan semakin sedikit.
3. Profitabilitas dan Likuiditas. Kebijakan defiden perusahaan sebaiknya memperhitungkan
profitabilitas dan likuiditas perusahaan. Aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa
membayar defiden atau meningkatkan defiden. Alasan lain pembagian defiden adalah untuk
menghindari akuisisi oleh perusahaan lain.
4. Akses ke pasar keuangan. Jika perusahaan mempunyai akses ke pasar keuangan yang baik,
perusahaan bisa membayar defiden lebih tinggi. Akses yang baik bisa membantu perusahaan
memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
5. Pertumbuhan pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan mengalami pertumbuhan,
maka jumlah pembayaran defiden dapat dinaikkan. Sebab dengan adanya tambahan
pendapatan maka defiden dan laba ditahan juga bertambah.
6. Stabilitas pendapatan. Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas di masa
mendatang bisa diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan semacam itu bisa membayar
defiden yang lebih tinggi. Hal yang sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang mempunyai
pendapatan yang tidak stabil. Ketidakstabilan aliran kas di masa mendatang membatasi
kemampuan perusahaan membayar defiden yang tinggi.
7. Prefensi pemegang saham dan keleluasaan untuk menyimpang dari maksimisasi
kemakmuran.
8. Ketersediaan dan biaya alternatif sumber dana. Apabila biaya modal tinggi, maka
penggunaan laba ditahan akan semakin menarik.
9. Pembatasan-pembatasan yang diberikan kreditur. Kadang-kadang para kreditur bisa
memberikan batasan mengenai jumlah pembayaran defiden yang boleh dilakukan
perusahaan. Tindakan itu biasanya dilakukan agar perusahaan mampu mengarahkan usahanya
dalam pelunasan hutang.
10. Harapan mengenai kondisi bisnis pada umumnya. Pada waktu inflasi mungkin laba
cenderung naik sehingga manajemen dapat menaikkan pembayaran defiden. Dengan
demikian, dalam keadaan inflasi, pendanaan melalui pinjaman akan lebih menarik,
bandingkan dengan menggunakan laba ditahan.
BAB 13
MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI, HUTANG JANGKA
PANJANG , PEMBIAYAAN CAMPURAN & MERGER, DIVESTASI,
PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERAGE BUYOUTS
A. Pengertian Modal Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai berikut :
1) Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan yaitu melalui
hak suara dalam rapat pemegang saham.
2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh
perusahaan.
3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan
saham masing – masing pemegang saham dapat tidak berubah.
4) Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi.
Apabila perusaan itu mengeluarkan satu saham maka seluruh pemegang saham
mempunyai hak yang sama,tetapi bila saham yang dikeluarkan itu lebih dari satu jenis maka
yang diberikan kepada masing – masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak pengeluaran
saham yang disetujui.
Dalam akta pendirian perusahaan disebutkan jumlah lembar saham yang akan
dikeluarkan, jumlah yang sudah disetor dan nilai nominal saham adalah nilai yang tercantum
dalam tiap – tiap lembar saham,yaitu nilai yang ditetapkan untuk masing – masing lembar.
2.2 Jenis – Jenis Saham
Apabila perusahaan mengeluarkan satu macam saham maka saham – saham itu disebut
saham biasa (common stock). Apabila saham yang dikeluarkan itu 2 macam,yang satu adalah
saham biasa dan yang lain adalah saham prioritas (preferred stock).Berikut ini diuraikan
mengenai masing – masing jenis saham yaitu :
1. Saham biasa
Saham biasa adalah saham yang melunasinya dilakukan dalam urutan yang paling akhir
dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga risikonya adalah yang paling besar. Karena
risikonya besar, biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maka dividen saham
biasa akan lebih besar daripada saham prioritas.
2. Saham prioritas
Saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya dihubungkan dengan pembagian
deviden dan pembagian aktiva pada saat perusahaan dilikuidasi. Dalam hal pembagian
deviden adalah bahwa deviden yang dibagi pertama kali harus dibagikan untuk saham
prioritas, kalau ada kelebihan baru dibagikan kepada pemegang saham biasa.
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki saham prioritasnya yaitu :
a. Saham Prioritas Kumulatif dan tidak Kumulatif
Ø Saham prioritas kumulatif: adalah saham prioritas yang devidennya setiap tahun harus
dibayarkan kepada pemegang saham. Jika dalam suatu tahun deviden tidak dapat dibayar,
maka pada tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar harus dilunasi lebih dulu,
sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa.
Ø Saham prioritas tidak kumulatif: deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayar tidak
perlu dilunasi pada tahun-tahun berikutnya. Jika akan membayar deviden untuk saham biasa,
kewajibannya hanya membayar deviden saham prioritas untuk tahun tersebut.
b. Saham prioritas berpartisipasi dan tidak berpartisipasi
Ø Saham prioritas berpartisipasi adalah : jika saham prioritas berhak atas deviden dengan
jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah saham biasa mendapat deviden sebesar
persentase deviden saham prioritas.
Ø Saham prioritas tidak berpartisipasi adalah: saham prioritas akan mendapat deviden sampai
jumlah tertentu (dinyatakan dalam %) yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat
deviden dengan tarif yang sama dengan saham prioritas.
c. Saham Prioritas atas aktiva dan dividen pada saat likuidas
Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidas akan tetap menerima dividen
yang belum bayar, walaupun saldo laba tidak dibagi mencukupi. Sesudah pelunasi
dividennya, saham prioritas ini dilunasi. Jika saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi maka
pelunasan dividen dan nominal saham prioritas dilakukan dari modal yang disetor dari saham
yang biasa.
Saham biasa yang pelunasannya jatuh pada urutan terakhir akan menerima jumlah
pengembalian sebesar sisa modal disetor yang masih ada. Dapat terjadi sisanya nol sehingga
saham biasa tidak memperoleh pengembalian.
d. Saham prioritas yang dapat ditukar dengan Saham Biasa
kadang – kadang saham prioritas mempunyai preferensi dapat ditukar dengan saham
biasa pemegang saham prioritas jenis ini akan menukarkan sahamnya dengan saham biasa
dalam keadaan dividen yang dibagi untuk saham biasa tiap tahunnya lebih besar dari pada
dividen untuk saham prioritas.
Apabila keaadaan seperti yang disebutkan diatas diperkirakan akan berlangsung terus
maka lebih menguntungkan memiliki saham biasa dari pada saham prioritas karena saham
biasa mempunyai klaim yang tidak terbatas atas laba.
B. PERANAN BANK INVESTASI
Bank investasi melayani sejumlah tujuan di dunia finansial dan investasi, termasuk
penjaminan emisi saham baru, penanganan merger dan akuisisi, dan bertindak sebagai
penasihat keuangan.
Peran lain dari bank investasi mencakup pengelolaan aset untuk dana investasi besar dan
pengelolaan kekayaan pribadi untuk individu dengan nilai bersih tinggi. Beberapa bank
investasi utama termasuk Goldman Sachs, JPMorgan Chase dan Credit Suisse.
Salah satu peran utama bank investasi adalah menjadi perantara antara perusahaan dan
investor melalui penawaran umum perdana (initial public offering / IPO). Bank investasi
menyediakan layanan penjaminan emisi untuk menerbitkan saham baru ketika sebuah
perusahaan memutuskan untuk go public dan mencari dana ekuitas. Underwriting pada
dasarnya melibatkan bank investasi untuk membeli sejumlah saham baru yang disepakati,
yang kemudian dijual kembali melalui bursa efek.
Bagian dari pekerjaan bank investasi adalah mengevaluasi perusahaan dan menentukan harga
yang wajar untuk menawarkan saham biasa. IPO, terutama untuk perusahaan besar,
umumnya melibatkan lebih dari satu bank investasi. Dengan cara ini, risiko underwriting
menyebar ke beberapa bank, mengurangi eksposur bank tunggal dan memerlukan komitmen
keuangan yang relatif rendah terhadap IPO. Bank investasi juga bertindak sebagai penjamin
emisi untuk obligasi korporasi.
Pengertian Hutang Jangka Panjang
Paling tidak pada artikel ini akan dibahas mengenai Pengertian Hutang Jangka
Panjang dari berbagai sudut pandang. Meski demikian pengertian tersebut memiliki makna
satu dnegan lainnya hanya berbeda dalam penyampaiannya. Berikut pengertian hutang jangka
panjang :
1. Secara Umum
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang dimiliki oleh perusahaan dan harus dilunasi
dalam waktu yang relatif lama. Jatuh tempo pelunasan hutang jangka panjang biasanya dalam
satu periode akuntansi yaitu satu tahun atau bahkan lebih.
Pembiayaan dalam rangka melunasi hutang jangka panjang tidak berasal dari aktiva lancar
seperti piutang dagang, investasi jangka pendek, kas perusahaan, ketersediaan stock produk
di gudang, dan berbagai aktiva lancar lainnya.
Pelunasan hutang jangka panjang umumnya dibayar dengan aktiva tidak lancar. Aktiva tidak
lancar ialah aset ataupun kekayaan yang dimiliki perusahaan dengan nilai waktu ekonomis
yang lama atau memiliki sifat permanen. Selain ast jangka panjang, aktiva tidak tetap ini
dalam satu tahun periode operasional tidak mudah habis.
Contoh dari aktivas tidak tetap adalah segala macam aset perusahaan seperti saham, inestasi
jangka panjang, dan lain-lain
2. Ilmu Akuntansi Keuangan Menengah
Berdasarkan ilmu akuntansi keuangan menengah, obligasi merupakan salah satu dalam
hutang jangka panjang. Obligasi adalah pinjaman perusahaan yang diperoleh dari pemilik
perusahaan lain.
Obligasi berbentuk surat utang jangka panjang dan diterbitkan oleh pemerintah maupun
perusahaan yang memiliki jumlah nominal dan waktu pelunasan tertentu. Waktu jatuh tempo
sudah ditetapkan bersama sebelumnya.
Berkebalikan dari saham, obligasi tidak memberi hak miliki pada orang yang memiliki surat
obligasi. Sedangkan saham memberi hak milik pada orang yang memegang surat kepemilikan
saham.
3. Kieso
Dinyatakan oleh Kieseo bahwasanya hutang jangka panjang merupakan kewajiban (hutang)
yang harus dipenuhi di masa yang akan datang. Pemenuhan hutang tersebut disebabkan
karena penundaan pelunasan hutang yang seharusnya dilaksanakan saat periode 1 tahun/ atau
lebih pada periode operasional perusahan.
Perbedaan hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek adalah terletak pada periode
pelunasannya atau jatuh tempo. Hutang jangka pendek harus dibayarkan dan diselesaikan
dalam jangka waktu kurang dari satu siklus/periode akuntansi yaitu kurang dari satu tahun.
Dapat disimpulkan maka perlu adnaya contoh perhitungan akuntansi hutang jangka panjang
maupun jangka pendek untuk lebih cermat dalam pemenuhan kewajiban keduanya.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai utang jangka panjang memiliki sebuah
kesimpulan. Hutang jangka panjang adalah suatu kewajiban suatu pihak kepada pihak lain
yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu periode akutansi (satu tahun).
Aktiva tidak lancar biasa digunakan dalam pelunasan utang jangka panjang meski kadang
dapat menggunakan kas. Pada akhir periode akuntansi, terdapat sebagian dair hutang jangka
panjang yang bertransformasi sebagai hutang jangka pendek. Oleh karenanya diperlukan cara
menghitung hutang jangka panjang atau penyesuaian hutang jangka panjang yang telah jatuh
tempo menjadi hutang jangka pendek.
Pembiaya campuran & Merger, Divestasi, Perusahaan induk dan Leverage Buyouts
adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah dengan adanya perubahan kapasitas kegiatan
tetapi perubahan jumlah biaya tersebut tidak proporsional dengan perubahan kapasitas
kegiatan. Contoh: biaya listrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya
kendaraan, biaya telpon, dan sebagainya.
Metode Pemisahan Biaya Campuran ( semi variabel )
Terdapat empat metode yang bisa digunakan untuk memisahkan biaya variabel dan biaya
tetap, yaitu :
1.Metode Engineer (engineering method)
Metode Engineer adalah suatu metode pemisahan biaya campuran, yang digunakan bila
analisis biaya tidak mempunyai pengalaman di masa lalu. Metode ini diterapkan untuk
pemisahan biaya pertama kali, misalnya untuk perusahaan baru atau untuk jenis biaya baru.
Metode ini dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. metode penghentiaan kegiatan ( stand by method ), merupakan metoe pemisahaan
biaya, dengan menghentikan kegiatan operasi secara total dan penghentian ini dilakukan
dalam jangka waktu tertentu. Dengan metode penghentian kegiatan,maka seluruh kegiatan
operasi pada depertemen yang akan di nilai dihentikan selama jangka waktu tertentu,
misalnya satu bulan, dan pada saat operasi dihentikan akan bisa diketahui berapa biaya yang
harus dikeluarkan walaupun kegiatan tidak ada.
b. Metode Gerak dan Waktu (time and motion study method)
Metode ini merupakan metode yang bisa digunakan ahli teknik, analis biaya akan
mengadakan beberapa percobaan setiap unsur kegiatan dan dilakukan dalam beberapa waktu
tertentu.
2. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method)
Metode ini mempunyai cara dalam pemisahan biaya variabel dan biaya tetap sebagai
berikut:
a) Perusahaan memilih kapasitas tertinggi dan kapasitas terendah dari kegiatan operasinya.
b) Menghubungkan biaya pada saat kapasitas tertinggi dengan biaya kapasitas terendah.
c) Menghitung biaya variabel perunit kapasitas dengan rumus:
BT – BR
═ BVU
KT - KR
Notasi:
BT = Biaya pada kapasitas tertinggi
BR = Biaya pada kapasitas terendah
KT = Kapasitas tertinggi
KR = Kapasitas terendah
BVU = Biaya Variabel per unit
Menghitung biaya tetap total dengan rumus :
BTT ═ BT ─ (KT × BVU)
Pengertian Merger
Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu diantaranya
tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama
dankekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Seluruh proses merger biasanya dirahasiakan dari masyarakat umum, dan karyawan pada
perusahaan yang terlibat. Karena sebagian besar upaya merger tidak berhasil, dan
kebanyakan dirahasiakan, sulit untuk memperkirakan berapa banyak potensi merger terjadi
pada tahun tertentu.
Merger mungkin dicari karena beberapa alasan, beberapa di antaranya bermanfaat bagi para
pemegang saham, beberapa di antaranya tidak. Salah satu penggunaan merger, misalnya,
adalah untuk menggabungkan perusahaan yang sangat menguntungkan dengan perusahaan
yang bangkrut untuk menggunakan untuk mengimbangi keuntungan,dan untuk sementara
bertujuan memperluas perusahaan secara keseluruhan.
Peningkatan pangsa pasar merupakan salah satu tujuan merger, terutama antara perusahaan
besar. Dengan bergabung dengan pesaing utama, perusahaan dapat mendominasi pasar
dimana perusahaan tersebetu bersaing. Bentuk penggabungan ini dapat menyebabkan
masalah ketika dua perusahaan mendominasi bergabung, karena dapat memicu litigasi
mengenai hukum monopoli.
Tipe-Tipe Marger
Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu:
1. Merger Horisontal
Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaanyang bergerak
dalamindustri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan-perusahaan ini bersaing satu
sama lain dalam pasar/industri yang sama. Salah satu tujuan utama merger danakuisisi
horisontal adalahuntuk mengurangi persaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui
penggabungan aktivitas produksi,pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan
fasilitas administrasi. Efek dari merger horisontal ini adalah semakin terkonsentrasinya
struktur pasar pada industri tersebut.Apabila hanya terdapat sedikit pelaku usaha, maka
struktur pasar bisa mengarah pada bentuk oligopoli, bahkan akan mengarah pada monopoli.
1. Merger Vertikal
Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksiatau operasi. Merger dan akuisisi tipe ini
dilakukan jika perusahaanyang berada pada industri hulu memasuki industri hilir atau
sebaliknya.Merger danakuisisi vertikal dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok dan/atau pengguna produk
dalam rangka stabilisasi pasokan dan pengguna.Tidak semua perusahaan memiliki bidang
usaha yang lengkap mulai dari penyediaan input sampai pemasaran. Untuk menjaminbahwa
pasokan input berjalan dengan lancar maka perusahaantersebut bisa mengakuisisi atau merger
dengan pemasok. Mergerdan akuisisi vertikalini dibagi dalam dua bentuk yaitu integrasi
kebelakang atau ke bawah (backward/downwardintegration) danintegrasi ke depan atau ke
atas (forward/upward integration).
1. Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak
dalam industri yang tidak terkait. Mergerdan akuisisi konglomerat terjadi apabila sebuah
perusahaan berusaha mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasukibidang bisnis yang
berbeda sama sekali dengan bisnis semula.Apabila merger dan akuisisi konglomerat ini
dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan, maka terbentuklah sebuah konglomerasi.
Sebuah konglomerasi memiliki bidang bisnis yang sangat beragam dalam industri yang
berbeda.
1. Merger Ekstensi Pasar
Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan
untuk secara bersama-sama memperluas area pasar. Tujuan merger dan akuisisi ini terutama
untuk memperkuat jaringan pemasaran bagi produk masing-masing perusahaan.Merger dan
akusisi ekstensi pasar sering dilakukan oleh perusahan-perusahan lintas Negara dalam rangka
ekspansidan penetrasi pasar. Strategi ini dilakukan untuk mengakses pasar luar negeri dengan
cepat tanpa harus membangun fasilitas produksi dari awaldi negara yang akan dimasuki.
Merger dan akuisisi ekstensi pasar dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ekspor karena
kurang memberikan fleksibilitas penyediaan produk terhadap konsumen luar negeri.
1. Merger Ekstensi Produk
Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh duaatau lebih perusahaanuntuk
memperluas lini produk masing-masing perusahaan. Setelah merger perusahaan
akanmenawarkanlebih banyak jenis dan lini produk sehingga akan menjangkau konsumen
yang lebih luas. Merger dan akuisisi ini dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan
departemen riset dan pengembangan masing-masing untuk mendapatkan sinergi melalui
efektivitas riset sehingga lebih produktif dalam inovasi.
Kelebihan Dan Kekurangan Merger
Kelebihan merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan
yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641
Kekurangan Merger
Harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan
untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo,
2001, p.642)
BAB 14
ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BUMS DAN BUMN
Terdapat beberapa pengertian divestasi yang dikemukakan oleh para ahli,diantaranya
Benson et al. (1984) mengkategorikan divestasi sebagai sell-off dan spin-off. Sell-off adalah
menjual sebagian aset dari perusahaan induk, seperti anak perusahaan, divisi, atau lini produk
kepada perusahaan lain. Sedangkan spin-off terjadi ketika sebuah perusahaan
mendistribusikan seluruh saham biasa yang dimiliki pada sebuah anak cabang yang
dikuasainya untuk shareholder aslinya. Rosenfeld (1984) mendefinisikan divestasi sebagai
sebuah langkah perubahan portofolio aset perusahaan dengan cara melakukan sell-offs
ataupun spin-offs aset yang tidak diinginkan (bermanfaat lagi). Linn & Rozeft (1984)
mendefinisikan sell-off sebagai penjualan sub bagian, divisi, atau lini bisnis oleh suatu
perusahaan ke perusahaan lain. Sell-off merupakan bentuk sederhana dari divestiture, proses
yang merupakan kontraksi bagi perusahaan yang menjual namun menjadi alat untuk ekspansi
bagi perusahaan yang membelinya. Sudarsanam (1995) menyatakan bahwa divestasi
merupakan kebalikan dari pertumbuhan sebagai akibat akuisisi dengan cara menjual sebagian
bisnisnya untuk alasan yang berbeda-beda. Sedangkan Moin (2004) menyatakan bahwa
divestasi adalah menjual sebagian unit bisnis atau anak perusahaan kepada pihak lain untuk
mendapatkan dana segar dalam rangka menyehatkan perusahaan secara keseluruhan.
Alasan yang melatarbelakangi suatu perusahaan melakukan divestasi dapat dibedakan dalam
dua kelompok (Moin, 2004), yaitu:
1. Alasan internal perusahaan
a. Kembali ke kompetensi inti (core business)
b. Menghindari sinergi yang negative
c. Melepas bisnis usaha yang non-profitable
d. Kesulitan keuangan (financial distress)
e. Perubahan strategi atau prioritas perusahaan
f. Perusahaan mencari tambahan dana segar untuk keperluan tertentu
g. Melepas unit bisnis untuk berdiri sendiri
2. Alasan eksternal perusahaan
a. Paksaan pemerintah
b. Permintaan kreditur
Divestasi terjadi dengan berbagai cara, yaitu:
1.Penjualan
Tipe paling umum dari kegiatan divestasi adalah penjualan sebuah divisi, unit bisnis, segmen
atau sekelompok aset ke perusahaan lain. Pembeli umumnya, namun tidak selalu, membayar
tunai. Beberapa alasan kenapa metode penjualan yang dipilih ketika melakukan divestasi.
a) Penjualan aset adalah pertahanan terhadap pengambilalihan yang tidak bersahabat.
b) Penjualan aset memberikan dana tunai untuk perusahaan yang dilikuidasi.
2.Spin-off
Dalam spin-off perusahaan induk merubah sebuah divisi menjadi entitas yang terpisah dan
membagikan saham entitas tersebut kepada pemegang saham perusahaan induk.
Spin-off berbeda dengan penjualan karena dua alasan.
a) Perusahaan induk tidak memperoleh dana tunai dari spin-off
b) Pemegang saham awal dari divisi yang dipisahkan adalah sama dengan pemegang saham
induk.
3.Carve-Out
Dengan carve-out, perusahaan induk merubah sebuah divisi menjadi entitas yang terpisah dan
kemudian menjual saham entitas tersebut kepada masyarakat. Umumnya pemegang saham
perusahaan induk mempertahankan kepemilikan mayoritasnya di entitas baru tersebut.
4.Trackingstock
Perusahaan induk menerbitkan tracking stock untuk “menelusuri” kinerja divisi tertentu
dalam perusahaan. Misalnya, jika tracking stock membagikan dividen maka jumlah
dividennya akan bergantung pada kinerja divisi. Divisi yang memiliki tracking stock tetap
menjadi bagian dari perusahaan induk meskipun sahamnya diperdagangkan secara terpisah
dengan perusahaan induk.
Kesulitan keuangan dan prediksi kebangktutan
Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan
dalam jangka pendek (likuiditas atau technical solvency) dan mengalami insolvency (debt >
asset). Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban melebihi total aktiva. Sebagai
contoh di Indonesia tahun 1997-an, puluhan bank mengalami kebangkrutan. Tetapi
pemerintah tidak ingin bank-bank tsb bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang sangat
merugikan Negara dalam jumlah yang sangat besar sehingga berdampak kepada
perekonomian Indonesia sampai saat ini. Pemerintah memberikan kredit BLBI karena
menjaga kredibilitas pemerintah di mata maryarakat dan dunia.
Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu likuidasi(kebangkrutan) dan reorganisasi
(retrukturisasi).Hal-hal perusahaan dalam mengalami kebangkrutan al: kegagalan dibidang
manajemen, operasional, penyelewengan, bencana, persaingan yang sangat tajam dan
lainnya.
Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan :
 Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak kompeten
 Kurangnya pengalaman secara manajerial.
 Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan fungsi lainnya tidak baik.
 Penyelewengan dan korupsi atau KKN.
 Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli, dan lainnya
 Peraturan pemerintah yang memberatkan antara lain kenaikan BBM,perpajakan dan
lainnya.
 Karena persaingan yang sangat tajam antar perusahaan sejenis.
 Mengalami kerugian terus menerus.
 Faktor-faktor lainnya.
Metode MemprediksiKebangkrutan
 1. Analisis Rasio Keuangan
 2. Z Score – Metode Altman
 3. Shut Down Point – Shut Down Cost
 4. Analisis Surat Keputusan MenNeg BUMN
 Note: BUMS tidak menggunakan metode ke-4
Analisis kebangkrutan
1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu:
1) Analisis Univariate
Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penympangan
Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya tetap berbanding pendapatan
operasi (operation income) atau rasio FC/OI tidak baik dan pengaruh Time Interest Earned
(TIE) yang dibandingkan dengan laba (bunga lebih tinggi dari laba).Penilaian prediksi
kebangkrutan dapat juga dilakukan dengan menilai rasio-rasio keuangan lainnya.
2) Analisis Multivariate.
Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu persamaan. Contohnya model
regresi:
Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn
Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis diskriminan dengan
menggunakan tehnik statistic.
Analisis kebangkrutan
Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman di New York University
pertengahan tahun 1960 menggunakan “analisisdiskriminan” untuk memprediksi
kebangkrutan perusahaan. Altman adalah pioner memprediksi tentang kebangkrutan.Altman
menganalisis perusahaan besar di USA dengan 22 rasio keuangan, tetapi hanya 5 rasio
dominan dalam memprediksi perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak.
Analisis diskriminan/ kebangjrutan terdiri 3 tahap:
a. Menyusun klasifikasi kelompok bersifat mutually exclusive. Setiap kelompok dibedakan
dengan satu distribusi peluang (probability distribution) sesuai cirri-cirinya.
b. Mengumpulkan data untuk pengamatan dalam kelompok.
c. Menurunkan kombinasi linier dari ciri-ciri tsb “paling baik” mendiskrimi nasikannya
(membedakannya) diantara kelompok “paling baik”, artinya kombinasi yg meminumkan
peluang ada kesalahan klasifikasi.
Analisis Shut Down PointMemprediksi Kebangkrutan
PENUTUPAN USAHA
 Alat yang dipakai adalah Cash BEP
 (Shut Down Point)
 Pada titik impas tidak ada laba dan tidak selalu perusahaan ditutup pada kondisi BEP
karena perusahaan masih mendapatkan sisa uang. Biaya yang timbul pada suatu
periode adalah biaya tunai (memerlukan pengeluaran uang = out of pocket cost) dan
biaya yang tidak memerlukan pengeluaran uang (sunk cost atau penyusutan).
 Shut Down Cost (SDC) adalah beban tetap yang harus dibayar oleh perusahaan
walaupun perusahaan tidak melakukan aktivitas. Perusahaan yang tidak ada
kegiatannya seperti pabarik harus membayar gaji saptam, asuransi gedung,abonemen
listrik, air dan lainnya. Shut Down Point (SDP) adalah jumlah satuan barang yang
harus dijual agar dapat menutup biaya tunai. SDP grafiknya hamper sama dengan
cash break event point.
 SDP = F / contirbution margin per unit.
 Dapat dikatakan bahwa penutupan usaha dapat dilakukan pada saat titik impas kas
terus menerus yaitu pada saat jumlah penjualan dengan biaya tunai atau pada saat titik
impas kas. Grafik titik impas kas dapat dipakai sebagai gambaran SDP dalam Q dan
rupiah/dolar.
Cash BEP dan Penutupan Usaha
Alternatif-Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan.
1. Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan :
a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum
begitu parah(early warning system).
OPTIMALKAN  UNTUK PENGANGGARAN MODAL
OPTIMALKAN  UNTUK PENGANGGARAN MODAL
OPTIMALKAN  UNTUK PENGANGGARAN MODAL
OPTIMALKAN  UNTUK PENGANGGARAN MODAL
OPTIMALKAN  UNTUK PENGANGGARAN MODAL
OPTIMALKAN  UNTUK PENGANGGARAN MODAL

More Related Content

What's hot

Resume uas semester 2
Resume uas semester 2Resume uas semester 2
Resume uas semester 2Yadi Wijaya
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasJepri April Aldo
 
Tugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keuTugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keuPermataShary
 
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2TitinSantiarini
 
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04Khusnun Khofifah
 
Mk 17 capital budgeting
Mk 17  capital budgetingMk 17  capital budgeting
Mk 17 capital budgetingAlawiyahAshari
 
anggaran modal
 anggaran modal anggaran modal
anggaran modalotnayirt
 
Capital budgeting
Capital budgetingCapital budgeting
Capital budgetingnonarunny
 
Kuliah 7 Capital Budgeting.ppt
Kuliah 7 Capital Budgeting.pptKuliah 7 Capital Budgeting.ppt
Kuliah 7 Capital Budgeting.pptteskomputer
 
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265Silvia290
 
Penganggaran modal
Penganggaran modalPenganggaran modal
Penganggaran modalWulan Agusti
 

What's hot (19)

Resume uas semester 2
Resume uas semester 2Resume uas semester 2
Resume uas semester 2
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uas
 
Jefry12
Jefry12Jefry12
Jefry12
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
 
Resume UAS
Resume UASResume UAS
Resume UAS
 
Capital budgeting
Capital budgetingCapital budgeting
Capital budgeting
 
Tugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keuTugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keu
 
Manajemen keuangan i
Manajemen keuangan iManajemen keuangan i
Manajemen keuangan i
 
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
 
Resume bab 9 14
Resume bab 9 14Resume bab 9 14
Resume bab 9 14
 
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04
 
Resume bab 9 14
Resume bab 9 14Resume bab 9 14
Resume bab 9 14
 
Mk 17 capital budgeting
Mk 17  capital budgetingMk 17  capital budgeting
Mk 17 capital budgeting
 
anggaran modal
 anggaran modal anggaran modal
anggaran modal
 
Capital Budgeting
Capital BudgetingCapital Budgeting
Capital Budgeting
 
Capital budgeting
Capital budgetingCapital budgeting
Capital budgeting
 
Kuliah 7 Capital Budgeting.ppt
Kuliah 7 Capital Budgeting.pptKuliah 7 Capital Budgeting.ppt
Kuliah 7 Capital Budgeting.ppt
 
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
 
Penganggaran modal
Penganggaran modalPenganggaran modal
Penganggaran modal
 

Similar to OPTIMALKAN UNTUK PENGANGGARAN MODAL

1. Capital Budgeting.ppt
1. Capital Budgeting.ppt1. Capital Budgeting.ppt
1. Capital Budgeting.pptpadlah1984
 
1. Capital Budgeting.ppt
1. Capital Budgeting.ppt1. Capital Budgeting.ppt
1. Capital Budgeting.pptpadlah1984
 
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1wid ya
 
Resume uas
Resume uasResume uas
Resume uasAlifah05
 
Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1mufliah R
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDeviErnawatii
 
Resume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuanganResume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuanganLinggaadi15
 
Tugas uas miftahul hadi
Tugas uas miftahul hadiTugas uas miftahul hadi
Tugas uas miftahul hadiMIFTAHULHADI7
 
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 sTasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 sTasyayulia
 
Materi Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIMateri Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIroslinais
 
Capital Budgeting - Money Management Presentation
Capital Budgeting - Money Management PresentationCapital Budgeting - Money Management Presentation
Capital Budgeting - Money Management PresentationAraya Suryanto
 

Similar to OPTIMALKAN UNTUK PENGANGGARAN MODAL (17)

Resume Tugas 2
Resume Tugas 2Resume Tugas 2
Resume Tugas 2
 
1. Capital Budgeting.ppt
1. Capital Budgeting.ppt1. Capital Budgeting.ppt
1. Capital Budgeting.ppt
 
1. Capital Budgeting.ppt
1. Capital Budgeting.ppt1. Capital Budgeting.ppt
1. Capital Budgeting.ppt
 
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1
 
Resume uas
Resume uasResume uas
Resume uas
 
Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uas
 
Resume uas
Resume uasResume uas
Resume uas
 
Resume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuanganResume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuangan
 
Tugas uas miftahul hadi
Tugas uas miftahul hadiTugas uas miftahul hadi
Tugas uas miftahul hadi
 
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 sTasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
 
Resume uas 1
Resume uas 1Resume uas 1
Resume uas 1
 
Resume uas 1
Resume uas 1Resume uas 1
Resume uas 1
 
Tugas uas
Tugas uasTugas uas
Tugas uas
 
Tugas uas
Tugas uasTugas uas
Tugas uas
 
Materi Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIMateri Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan II
 
Capital Budgeting - Money Management Presentation
Capital Budgeting - Money Management PresentationCapital Budgeting - Money Management Presentation
Capital Budgeting - Money Management Presentation
 

Recently uploaded

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxchleotiltykeluanan
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 

Recently uploaded (9)

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 

OPTIMALKAN UNTUK PENGANGGARAN MODAL

  • 1. UAS MANAJEMEN KEUANGAN Nama dosen : Ade Fauji, SE. MM Nama : Iis Latipah NIM : 11011700089 Kelas : 2S-MA UNIVERSITA BINA BANGSA SERANG BANTEN
  • 2. BAB 9 TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL A. Pengertian Anggaran Modal Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting “Capital BudgetingistheProcessofevaluatingandselecting long-term invesmentsconsistentswiththefirm’sgoalofownerwealthmaximization”. Investasi juga berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahunmendatang. Definisi Capital Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital Budgeting in volves the entire process of planning whose returns are expected to extend beyondone year”. Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisadan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasitersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes, fixedassets maybe come obselete or may require an over haul; atthesepoints, too, financial Decisions maybe required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternatif atau variasi untukberinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan aset tetap seperti tanah, mesin danperalatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatanyang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capitalbudgeting dan keputusankeuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah ditentukan untukditerima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang paling baik. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang.
  • 3. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap Penganggaran modal (capitalbudgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal. Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternatif penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun. B. Motif Capital Budgeting  Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru  Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien  Modernisasi atas aktiva tetap C. JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL • Penambahan dan perluasan fasilitas • Produk baru • Inovasi dan perluasan produk • Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005tau peralatan usang (b) penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih efisien. • Menyewa/membuat atau membeli • Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah, lingkungan, dan keamanan. • Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek yang memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk. D. PRINSIP DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL
  • 4. • Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa perusahaan harus menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan kegiatan bisnis sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama dengan biaya imbuhnya (marginal cost). • Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus melakukantambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh (marginal returns) investasi itusama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai proyek investasi dari hasil yang tertinggi hinggayang terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan akan modal untuk investasi. • Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya perusahaan untukmemperoleh tambahan modal guna membiayai investasi. Biaya imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam atau menjual saham dan biaya tumbal/opportunitycost dari dana sendiri yang dapat diperoleh. Pentingnya Penganggaran Modal  Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangkawaktu panjang.  Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di waktu yang akan datang  Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar.  Kesalahan dalam pengambilan keputusan pengeluaran modal tersebut akan berakibat panjang dan sulit dipersulit.  Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva.  Pengeluaran modal sangatlah penting. E. Tahap – tahap Penganggaran Modal Biaya proyek harus ditentukan Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas)
  • 5. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (costofcapital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya. F. Manfaat Penganggaran Modal 1. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun. 2. Agar tidak terjadi over invesment atau underinvesment 3. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar. 4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making. G. Kriteria keputusan penganggaran modal : 1) Payback period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. atau suatu kriteria penganggaran modal yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan investasi kas awal. Keuntungan : a. Menggunakan arus kas bebas, bukan accounting profit b. Mudah dihitung dan dipahami c. Dapat digunakan sebagai alat penyaring kasar d. Sering digunakan sebagai alat penyaring kasar untuk menghilangkan proyek dengan tingkat pengembalian yang tidak nyata hingga tahun–tahun akhir. e. Menekankan pada pengembalian yang lebih awal yang lebih pasti dan memberikan kebutuhan likuiditas bagi perusahaan. Kerugian :
  • 6. a. Tidak memperhitungkan Aksioma 2 b. Semua arus kas yang terjadi setelah periode pembayaran kembali diabaikan. c. mengabaikan nilai waktu uang d. pemilihan periode pengembalian maksimum bersifat arbitrer Untuk menanggulangi kelemahan 1 muncullah Discounted payback period. Namun masih mempunyai kelemahan, yaitu accept-reject kriteria bersifat arbiter. 2) Periode pengembalian diskonto adalah variasi dari kriteria keputusan masa pengembalian yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperklukanuntuk mengembalikan pengeluaran kas. 1) Net PresentValue (NPV) Nilai sekarang freecashflow setelah pajak dikurangi pengeluaran awal proyek. Perbedaan nilai sekarang arus kas dengan pengeluaran awal menetukan nilai bersih atas penerimaan investasi dalam nilai uang masa sekarang Kriteria : NPV ≥ 0 à Terima dan NPV < 0 à Tolak dan NPV = 0 à Terima, karena proyek tersebut memberikan pengembalian yang sama dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan. Keuntungan :  Menggunakan arus kas bebas  memperhitungkan nilai waktu uang  konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham  Menggunakan perbandingan yang logis antara keuntungan dan biaya  Penerimaan proyek akan meningkatkan nilai perusahaan à konsisten dengan tujuan perusahaan Kerugiannya : Membutuhkan peramalan jangka panjang atas penambahan arus kas yang diterima, membutuhkan perkiraan jangka panjang terinci dari arus kas bebas proyek dan sensitivitas terhadap pilihan tingkat diskonto. 2) Profitabilityindex atau benefit/costratio
  • 7. Rasio nilai sekarang dari freecashflow terhadap pengeluaran awalnya.Kriteria : PI ≥ 1 à TerimaPI < 1 à TolakAntara NPV dan PI akan selalu menghasilkan keputusan terima dan tolak yang sama.walaupun tidak dalam urutan yang sama.Keuntungan dan Kerugian sama dengan NPV. 3) Internal rateofreturn Tingkat pengembalian yang menyeimbangkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dengan peneluaran awal proyek.Kriteria : IRR ≥ RequiredrateofRetun à TerimaIRR <RequiredrateofRetun à Tolak . Jika IRR = RequiredrateofRetun, maka proyek tersebut diterima karena perusahaan mendapatkan RequiredrateofRetun seperti yang disyaratkan pemegang saham. IRR juga akan menghasilkan keputusan terima tolak yang sama dengan NPV dan PI Keuntungan dan Kerugian sama dengan NPV dan PI Kerugian tambahan : sulit dihitung jika tidak menggunakan kalkulator keuangan. Asumsi tingkat reinvestasi à NPV mengasumsikan bahwa arus kas yang diterima akan diinvestasikan kembali dengan requiredrateofreturn sedangkan reinvestmentrate IRR menggunakan tingkat IRR. NPV lebih baik karena arus kasnya : untuk dikembalikan ke pemegang saham yang menghendaki requiredrateofreturn untuk diinvestasikan kembali dimana investor luar juga menuntut required rate of return . IRR yang telah dimodifikasi : tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus kas proyek dengan njilai sekarang nilai akhir proyek (MIRR). Dengan kelemahan tersebut muncullah MIRR yang menggunakan asumsi bahwa semua arus kas masuk sepanjang usia proyek akan diinvestasikan kembali pada requiredrateofreturnsamapi usia nproyek yang disebut Terminal Value (nilai akhir proyek). MIRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus kas keluar (InitialOutlay dengan Terminal Value proyek. KEUNGGULAN : Menggunakan arus kas bebas , memperhitungkan nilai waktu uang, konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham,
  • 8. KELEMAHAN : Membutuhkan perkiraan jangka panjang terinci dari arus kas bebas proyek. H. Metode Analisis Penganggaran Modal dan Penerapannya 1. PaybackPeriod Metode paybackperiod pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi investasi yang diajukan. Paybackperiod adalah target waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengembalikan investasi awal yang diperhitungkan dari cashinflow. Definisi paybackperiod sebagai berikut: The paybackperiodistheexactamountoftimerequiredforthefirmtorecoveritsinitialinvestment in a project as calculatedfromcashinflow” Paybackperiod diperhitungkan dengan membagi investasi dengancashinflow tahunan. Kriteria terhadap penerimaan keputusan investasi dengan menggunakan metode payback ini adalah diterima apabila paybackperiod yang diterima yang diperoleh lebih singkat/pendek waktunya dibandingkan dengan target waktu paybackperiod yang sebelumnya telah ditentukan. Contoh Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutuallyexclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama. Adapun aliran kas bersih dari masing- masing proyek sebagai berikut: Tahun Proyek A Proyek B 0 -100.000 -100.000 1 50.000 10.000 2 40.000 30.000 3 30.000 40.000
  • 9. 4 20.000 50.000 5 10.000 20.000 *. Perhitungannya Proyek A = -100.000 – (50.000 + 40.000 + 10.000) = 2 tahun 4 bulan (10/30 x 12 bulan) Proyek B = -100.000 – (10.000 + 30.000 + 40.000 + 20.000) = 3 tahun 5 bulan (20/50 x 12 bulan) Keputusannya pemilihan proyek : Proyek A, karena memiliki waktu pengembalian yang lebih pendek 2. Net PresentValue Secara eksplisit NPV memberikan pertimbangan dari nilai waktu uang, dan merupakan teknik capitalbudgeting yang banyak digunakan. NPV adalah jumlah presentvalue semua cashinflowyang dikumpulkan proyek (dengan menggunakan discountratesuku bunga kredit yang dibayar investor) dikurangi jumlah investasi (initialcashoutflow). Net PresentValue yaitu: “The Net PresentValueisfoundbysubtracting a project’sinitialinvestmentfromthepresentvalueofitscashinflowsdiscountedat a rateequaltothefirm’scostofcapital”. nNPV = Σ CFt /(1 + k)t – Io t = 1 Sebagai pedoman umum, rencana investasi akan menguntungkan apabila NPV positif dan apabila NPV nol maka investasi tersebut berarti breakeven. Apabila NPV suatu proyek negatif, berarti proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. t Dimana:
  • 10. CFt = Net CashFlow (Prodeeds) pada tahun ke – t k = Tingkat Diskonto t = Lama waktu atau periode berlangsungnya investasi I0 = InitialOutlays (Nilai investasi awal) Kelebihan metode NPV sebagai sarana penilaian terhadap kelayakan suatu rencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai sebenarnyacashflow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian, dapat diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang lebih mendekati realitas. Kelebihan lainnya adalah digunakannyadiscount faktor, biasanya merupakan salah suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek. Dengan demikian, penggunaan metode ini menjadi lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan discountfactor yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Kriteria penerimaan atas investasi dengan metode ini adalah diterima apabila NPV yang dihasilkan adalah positif, dan ditolak apabila nilai NPV negatif. Kelemahan dari metodeini adalah perhitungan yang cukup rumit, tidak semudah perhitungan paybackperiod. Untuk perhitungannya diperlukan keahlian seorang financial analis sehingga penggunaannya terbatas. Contoh : Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutuallyexclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama. Diketahui discountrate 10% . Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek sebagai berikut: Tahun Proyek A Proyek B 0 -100.000 -100.000 1 50.000 10.000 2 40.000 30.000
  • 11. 3 30.000 40.000 4 20.000 50.000 5 10.000 20.000 Jawaban : Proyek A Tahun 1 = 50.000 / (1+0,1)1 = 45.455 Proyek A Tahun 2 = 40.000 / (1+0,1)2 = 33.058 Proyek A Tahun 3 = 30.000 / (1+0,1)3 = 22.539 Proyek A Tahun 4 = 20.000 / (1+0,1)4 = 13.660 Proyek A Tahun 5 = 10.000 / (1+0,1)5 = 6.209 NPV Proyek A = (45.455 + 33.058 + 22.539 + 13.660 + 6.209) – 100.000 = 20.921 Proyek B Tahun 1 = 10.000 / (1+0,1)1 = 9.091 Proyek B Tahun 2 = 30.000 / (1+0,1)2 = 24.793 Proyek B Tahun 3 = 40.000 / (1+0,1)3 = 30.053 Proyek B Tahun 4 = 50.000 / (1+0,1)4 = 34.151 Proyek B Tahun 5 = 20.000 / (1+0,1)5 = 12.419 NPV Proyek B = (9.091 + 24.793 + 30.053 + 34.151 + 12.419) – 100.000 = 10.507 Tahun PV Proyek A PV Proyek B 0 – 100.000 – 100.000 1 45.455 9.091 2 33.058 24.793 3 22.539 30.053 4 13.660 34.151 5 6.209 12.419 NPV 20.921 10.507 Keputusan : Proyek A, karena memiliki nilai lebih besar dibandingkan proyek B, walaupun keduanya memiliki nilai NPV > 0
  • 12. 3. Internal Rate of Return (IRR) Metode ini mungkin merupakan metode yang paling banyak digunakan sebagai salah satu teknik dalam mengevaluasi alternatif – alternatif investasi. Definisi Internal Rate ofReturn adalah: “The Internal Rate ofReturn (IRR) isthediscountratethatequatesthepresentvalueofcashinflowswiththeinitialinvestmentasso ciatedwith a project”. Dijelaskan bahwa IRR Merupakan ratediscount dimananilaipresentvalue dari cashinflow sama dengan nilai investasi awal suatu proyek. Dengan kata lain IRR adalah ratediscount dimana NPV dari proyek tersebut = Rp0. IRR juga menggambarkan persentase keuntungan yang sebenarnya akan diperoleh dari investasi barang modal atau proyek yang direncanakan. Kriteria penerimaan proyek investasi dengan menggunakan metode Internal Rate ofReturn adalah apabila IRR yang dihasilkan lebih besar dibandingkan costofcapital, sebaliknya apabila lebih kecil dibandingkan costofcapital proyek tersebut ditolak. Pada dasarnya IRR dapat dicari dengan cara coba-coba (trialanderror). Pertama-tama kita menghitung PV dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang kita pilih menurut kehendak kita. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah PV dari outlaysnya. Kalau PV dariproceeds lebih besar daripada PV dicari investasi atau outlaysnya, maka kita harus menggunakan tingkat bunga yang lebih rendah. Cara demikian terus dilakukan sampai kita menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan PVproceeds sama besarnya dengan PV dari outlaysnya. Pada tingkat bunga inilah NPV dari usul tersebut adalah nol atau mendekati nol. Contoh Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutuallyexclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama.
  • 13. Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek sebagai berikut: Tahun Proyek A Proyek B 0 -100.000 -100.000 1 50.000 10.000 2 40.000 30.000 3 30.000 40.000 4 20.000 50.000 5 10.000 20.000 Jawaban : (Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discoutrate 20% dan 21%) Menggunakan discountrate sebesar 20% PV Cashflow A = (50.000/1.2) + (40.000/1.44) + (30.000/1.728) + (20.000/2.0736) +(10000/2.4883) = 100.470 Menggunakan discountrate sebesar 21% PV Cashflow A = (50.000/1.21) + (40.000/1.4641) + (30.000/1.7716) + (20.000/2.1436) + (10000/2.5937) = 98.763 Jawaban : (Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discoutrate 18% dan 23%) Menggunakan discountrate sebesar 18% PV Cashflow A = (50.000/1.18) + (40.000/1.3924) + (30.000/1.6430) + (20.000/1.9387) + (10000/2.2877) = 104.047 Menggunakan discountrate sebesar 23% PV Cashflow A = (50.000/1.23) + (40.000/1.5129) + (30.000/1.8608) + (20.000/2.2888) + (10000/2.8153) = 95.502
  • 14. Menggunakan Interpolasi untuk mencari presentvalue aliran kas sebesar 100.000 (diantara 95.502 dengan 104.047) IRR proyek A = 18% + {(104.047 – 100.000)/(104.047 – 95.502)} {5%} IRR proyek A = 18% + 2,368% IRR proyek A = 20.368% Contoh IRR Proyek A Tahun PVIF(20%) PV Proyek A PVIF(21%) PV Proyek A 1 1,2 41.667 1,21 41.322 2 1,44 27.778 1,4641 27.321 3 1,728 17.361 1,7716 16.934 4 2,0736 9.645 2,1436 9.330 5 2,4883 4.019 2,5937 3.855 PV 100.470 98.762 Melalui interpolasi diperoleh IRR Proyek A = 20,275% Jawaban : Menggunakan discountrate sebesar 14% PV Cashflow B = (10.000/1.14) + (30.000/1.2996) + (40.000/1.4815) + (50.000/1.6889) + (20.000/1.9254) = 98.848 Menggunakan discountrate sebesar 13% PV Cashflow B = (10.000/1.13) + (30.000/1.2769) + (40.000/1.4429) + (50.000/1.6305) + (20000/1.8424) = 101.587 Menggunakan Interpolasi untuk mencari presentvalue aliran kas sebesar 100.000 (diantara 98.848 dengan 101.587) IRR proyek B = 13% + {(101.587 – 100.000)/(101.587 – 98.848)} {1%} IRR proyek B = 13% + 0.579%
  • 15. IRR proyek B = 13.579% Contoh (IRR à Proyek B) Tahun PVIF(14%) PV Proyek B PVIF(13%) PV Proyek B 1 1,14 8.772 1,13 8.850 2 1,2996 23.084 1,2769 23.494 3 1,4815 27.000 1,4429 27.722 4 1,6889 29.605 1,6305 30.665 5 1,9254 10.387 1,8424 10.856 Proyek Yang dipilih : Proyek A, karena memiliki tingkat rateofreturn lebih tinggi dibandingkan dengan proyek B Perbandingan Metode Capital Budgeting Metode Proyek A Proyek B PaybackPeriod 2 tahun 4 bulan 3 tahun 5 bulan NPV 20.921 10.507 IRR 20,275% 13,579% I. Pengertian Aliran Kas Aliran kas merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.1[1] J. Mengestimasikan Arus Kas Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus
  • 16. kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel yang terdapat di dalamnya, dan banyak individu dan departemen yang berpartisipasi dalam proses ini. Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan terkait dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam peramalan kadang kala dapat menjadi sangat besar. Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu: Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan pemasaran. Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan menggunakan seperangkat asumsi perekonomian yang konsisten. Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan. Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali terlibat secara emosional dengan proyek kesayangan mereka dan menumbuhkan penyakit “rasa membangun kerajaan” di mana keduanya dapat mengarah pada terjadinya bias- bias di dalam peramalan arus kas yang membuat proyek yang buruk terlihat bagus di atas kertas. K. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang diharapkan perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar yang diharapkan perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut. Arus kas relevan juga merupakan arus kas tertentu yang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal. Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan arus kas relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Ada dua peraturan yang penting untuk membantu menghindari kesalahanmengestimasikan anggaran, yaitu: a. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba akuntansi. b. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini: 1. Arus Kas Proyek Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
  • 17. o Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar. o Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek, seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar. o Aliran kas akhir merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek, seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek. Sebagai catatan bahwa nilai sebuah perusahaan akan tergantung pada arus kas bebasnya, demikianpula nilai suatu proyek dan memahami arus kas proyek berbeda dari laba akuntansi. a. Biaya aktiva tetap Setiap proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas negatif karena pada suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus kas relevan termasuk biaya pengiriman dan biaya pemasangannya. b. Beban Non Kas Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada arus kas meskipun depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus ditambahkan kepada laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek. c. Perubahan dalam Modal Kerja Operasi Bersih Perubahan dalam modal kerja operasi bersih yaitu peningkatan aktiva lancar yang dihasilkan dari proyek baru dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan akrualscara spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi, maka pendanaan tambahan, diluar biaya perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan. d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika pembayaran bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan akan menyebabkan biaya modal dihitung dua kali. Arus kas proyek adalah arus kas yang tersedia bagi seluruh investor, pemegang obligasi dan juga pemegang saham, jadi pembayaran bunga tidak dikurangkan. 2. Arus Kas Tambahan
  • 18. Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu proyek investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu: a) Biaya tertanam Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat diperoleh kembali, tanpa melihat apakah proyek tersebut diterima atau ditolak. Karena biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam analisis. b) Biaya kesempatan Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik penggunaan sebuah aktiva, atau tingkat pengembalian tertinggi yang tidak akan diperoleh jika sejumlah dana diinvestasikan pada suatu proyek tertentu. c) Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas) Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian- bagian lain dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya akan masuk kekantor pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam pengambilan keputusanpenganggaran modal. Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan penjualan produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan tidak ingin menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain akan melakukannya. 3. Penentuan Waktu Arus Kas Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi. L. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu proyek ekspansi baru atau proyek pengganti.  Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru untuk meningkatkan penjualan. Jadi arus kas tambahan hanya berupa arus kas masuk dan arus kas keluar dari proyek. Oleh karena itu, perusahaan hanya membandingkan bagaimana nilai yang ada dengan tanpa proyek yang diusulkan.
  • 19.  Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva yang ada dengan aktiva yang baru. Jadi arus kas tambahan berupa tambahan pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dari investasi pada aktiva yang baru. Maka perusahaan membandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang barudan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada sebelumnya. Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut: Pengeluaran investasi awal , Arus kas operasi selama umur proyek Arus kas tahun terakhir Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga, yaitu: Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari- hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal. Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat. Ketiga, capitalgrowth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang 1. Analisis arus kas Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu: Menentukan minimum kas Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final. 2. Mengambil keputusan Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas, menunjukkan bahwa proyek ini mengembalikan dana yang diinvestasikan dalam waktu tertentu. Maka melalui analisis ini melahinkan keputusan apakah proyek ini dapat diterima atau tidak. Pengenalan Analisis Risiko Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang kemungkinan akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan yang akan
  • 20. didapat sebanding dengan risikonya. Ada tiga jenis risiko yang berbeda, yaitu risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan dan risiko pasar. Mengingat tujuan utama perusahaan adalah untuk mamaksimalkan nilai bagi pemegang saham, dan ini sangat berpengaruh terhadap para pemegang saham. Karena para pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka ukuran risiko yang paling relevan adalah risiko pasar. Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan: 1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi. 2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k) biasanya menunjukkan bahwa risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham. 3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan, pelanggan, pemasok, dan kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi. M. Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri 1. Analisis sensitivitas Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resikodimana variabel utama diganti satu per satu dan hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis sensitivitas, tiap variabel diubah beberapa poin persentase lebih besar dan lebih kecil daripada nilai yang diharapkan, sementara variabel lainnya tetapkonstan. NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel input lainnya ditentukan sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus dasar). 2. Analisis Skenario Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama dan juga memungkinkan kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap penghitungan. Dalam suatu analisis skenario, seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus dasar lalu menanyakan kepada pihak pemasaran, produksi, dan menejer operasi lainnya untuk memberikan skenario kasus terburuk seperti penjualan unit yang rendah, harga jual yang rendah, biaya variabel yang tinggi dan sebagainya. Skenario kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan dalam nilai yang paling baik yang dapat diramalkan dengan wajar. 3. Simulasi Montecarlo
  • 21. Simulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resikodimana kemungkinan kejadian yang terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer, sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks-indeks resiko. N. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran Modal Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan, atau keduanya namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis resiko tersebut. Ada dua metode yang digunakan untukmemperitungkanresiko proyek ke dalam penganggaran modal, yaitu : 1. Pendekatan equivalen kepastian Semua arus khas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin beresiko arus khasnya, maka semakin rendah aquivalen kepastiannya. 2. Pendekatan Tingkat Diskunto yang disesuikan dengan resiko Tingkat diskunto yang digunakan pada aliran laba tertentu yang beresiko, semakin beresiko aliran laba proyek maka akan semakin tinggi tingkat diskontonya. O. Komponen-komponen Penganggaran Modal Untuk menilai manfaat keuangan investasi dimasa yang akan datang, perlu disusun proyeksi aliran kas, baik yang keluar (Cashoutflow) maupun yang masuk (Cashinflow). Proyeksi aliran kas pada intinya meliputi :  Jumlah pengeluaran awal (initialinvesment)  Jumlah dana/kas yang mungkin dihasilkan (terminal cashflow) pada akhir umur investasi.  Manfaat keuangan netto yang ditimbulkan oleh operasi investasi (operational net cash flow).  Jangka waktu yang diharapkan selama timbulnya cashflow. Setiap investasi mempunyai jangka waktu pengoperasiannya, yang meliputi :  Jangka waktu teknis : yaitu jangka waktu yang diperkirakan, bahwa secara teknis suatu investasi sudah tidak dapat dioperasikan lagi.
  • 22.  Jangka waktu ekonomis, yaitu jangka waktu yang diperkirakan, bahwa secara ekonomis suatu investasi masih layak untuk dioperasikan, atau jangka waktu yang diperkirakan investasi masih dapat menghasilkan manfaat ekonomis. Umumnya jangka waktu ekonomis lebih pendek dibandingkan dengan jangka waktu teknisnya. 5. Tingkat pemulihan (rateofreturn) investasi. Didalamanalisia investasi, rateofreturn merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh para investor yang digunakan untuk menetapkan nilai sekarang (presentvalue) dari arus kas yang dihasilkan oleh investasi di masa datang. Setiap investasi mempunyai tingkat keuntungan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini hakekatnya merupakan pencerminan dari resiko yang terkandung didalam investasi yang bersangkutan. Oleh karenanya, tidaklah tepat untuk menyamakan “requiredrateof return” bagi setiap investasi yang diusulkan.
  • 23. BAB 10 ARUS KAS & RESIKO PROYEK A. Pengertian Aliran Kas Aliran kas merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.[1] B. Mengestimasikan Arus Kas Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel yang terdapat di dalamnya, dan banyak individu dan departemen yang berpartisipasi dalam proses ini. Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan terkait dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam peramalan kadang kala dapat menjadi sangat besar. Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu: 1. Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan pemasaran. 2. Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan menggunakan seperangkat asumsi perekonomian yang konsisten. 3. Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan. Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali terlibat secara emosional dengan proyek kesayangan mereka dan menumbuhkan penyakit “rasa membangun kerajaan” di mana keduanya dapat mengarah pada terjadinya bias-bias di dalam peramalan arus kas yang membuat proyek yang buruk terlihat bagus di atas kertas. C. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang diharapkan perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar yang diharapkan perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut. Arus kas relevan juga merupakan arus kas tertentu yang harus diprhitungkan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal. Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan arus kas relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus
  • 24. diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Ada dua peraturan yang penting untuk membantu menghindari kesalahan mengestimasikan anggaran, yaitu: 1. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba akuntansi. 2. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini: 1. Arus kas proyek Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu: a. Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar. b. Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek, seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar. c. Aliran kas akhir merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek, seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.[2] Sebagai catatan bahwa nilai sbuah perusahaan akan tergantung pada arus kas bebasnya, demikian pula nilai suatu proyek dan memahami arus kas proyek berbeda dari laba akuntansi. a. Biaya aktiva tetap Setiap proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas negatif karena pada suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus kas relevan termasuk biaya pengiriman dan biaya pemasangannya. b. Beban nonkas Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada arus kas meskipun depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus ditambahkan kepada laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek. c. Perubahan dalam modal kerja operasi bersih Perubahan dalam modal kerja operasi bersih yaitu peningkatan aktiva lancar yang dihasilkan dari proyek baru dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan akrual scara spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi, maka pendanaan tambahan, diluar biaya perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan. d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek
  • 25. Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika pembayaran bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan akan menyebabkan biaya modal dihitung dua kali. Arus kas proyek adalah arus kas yang tersedia bagi seluruh investor, pemegang obligasi dan juga pemegang saham, jadi pembayaran bunga tidak dikurangkan. 2. Arus kas tambahan Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu proyek investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu: a. Biaya tertanam Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat diperoleh kembali, tanpa melihat apakah proyek tersebut diterima atau ditolak. Karena biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam analisis. b. Biaya kesempatan Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik penggunaan sebuah aktiva, atau tingkat pengembalian tertinggi yang tidak akan diperoleh jika sejumlah dana diinvestasikan pada suatu proyek tertentu. c. Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas) Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-bagian lain dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya akan masuk kekantor pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal. Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan penjualan produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan tidak ingin menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain akan melakukannya. 3. Penentuan waktu arus kas Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi. D. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu proyek ekspansi baru atau proyek pengganti. 1. Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru untuk meningkatkan penjualan. Jadi arus kas tambahan hanya berupa arus kas masuk dan
  • 26. arus kas keluar dari proyek. Oleh karena itu, perusahaan hanya membandingkan bagaimana nilai yang ada dengan tanpa proyek yang diusulkan. 2. Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva yang ada dengan aktiva yang baru. Jadi arus kas tambahan berupa tambahan pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dari investasi pada aktiva yang baru. Maka perusahaan membandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang barudan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada sebelumnya. Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut: a. Pengeluaran investasi awal b. Arus kas operasi selama umur proyek c. Arus kas tahun terakhir Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga, yaitu: Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat. Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang[3] 1. Analisis arus kas Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu: a. Menentukan minimum kas b. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran c. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga. d. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.[4] 2. Mengambil keputusan Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas, menunjukkan bahwa proyek ini mengembalikan dana yang diinvestasikan dalam waktu tertentu. Maka melalui analisis ini melahinkan keputusan apakah proyek ini dapat diterima atau tidak
  • 27. E. Pengenalan Analisis Risiko Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang kemungkinan akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan yang akan didapat sebanding dengan risikonya. Ada tiga jenis risiko yang berbeda, yaitu risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan dan risiko pasar. Mengingat tujuan utama perusahaan adalah untuk mamaksimalkan nilai bagi pemegang saham, dan ini sangat berpengaruh terhadap para pemegang saham. Karena para pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka ukuran risiko yang paling relevan adalah risiko pasar. Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan: 1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi. 2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k) biasanya menunjukkan bahwa risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham. 3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan, pelanggan, pemasok, dan kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi. F. Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri 1. Analisis sensitivitas Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resiko dimana variabel utama diganti satu per satu dan hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis sensitivitas, tiap variabel diubah beberapa poin persentase lebih besar dan lebih kecil daripada nilai yang diharapkan, sementara variabel lainnya tetap konstan. NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel input lainnya ditentukan sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus dasar). 2. Analisis Skenario Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama dan juga memungkinkan kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap penghitungan. Dalam suatu analisis skenario, seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus dasar lalu menanyakan kepada pihak pemasaran, produksi, dan menejer operasi lainnya untuk memberikan skenario kasus terburuk seperti penjualan unit yang rendah, harga jual yang rendah, biaya variabel yang tinggi dan sebagainya. Skenario kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan dalam nilai yang paling baik yang dapat diramalkan dengan wajar. 3. Simulasi Montecarlo
  • 28. Simulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resiko dimana kemungkinan kejadian yang terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer, sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks-indeks resiko. G. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran Modal Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan, atau keduanya namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis resiko tersebut. Ada dua metode yang digunakan untuk memperitungkan resiko proyek ke dalam penganggaran modal, yaitu : 1. Pendekatan equivalen kepastian Semua arus khas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin beresiko arus khasnya, maka semakin rendah aquivalen kepastiannya. 2. Pendekatan Tingkat Diskunto yang disesuikan dengan resiko Tingkat diskunto yang digunakan pada aliran laba tertentu yang beresiko, semakin beresiko aliran laba proyek maka akan semakin tinggi tingkat diskontonya.
  • 29. BAB 11 BIAYA MODAL A. Pengertian Biaya Modal Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan: 1. Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimalkan. 2. Keputusan penganggaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal. 3. Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal. Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor,
  • 30. tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. B. Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain: 1. Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat bebasrisiko atau tingkat hasil tanpa risiko. 2. Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah. 3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula. 4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan. C. Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya: 1. Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen investasi. 2. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada. 3. Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan
  • 31. hutang dan saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan. 4. Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan. D. Biaya Hutang Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatu investasi agar tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika perusahaan menggunakan obligasi sebagai sarana untuk memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya hutang adalah sama dengan Kd atau Yield To Maturity (YTM)yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemegang atau pembeli obligasi. Biaya hutang dapat dicari dengan cara: 1. Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek Hutang jangka pendek seperti hutang perniagaan, hutang wesel, kredit bank. Contoh : Misalkan cash discount yang hilang selama 1 tahun sebesar Rp.5.000.000,- dan hutang perniagaan rata-rata Rp.50 juta. Maka, Biaya modal sebelum pajak = 5 juta / 50 juta x 100% = 10% Misal pajak 40% ; Biaya modal sesudah pajak = 10% x (100%-40%) = 6% Contoh 2 Bank memberikan kredit jangka pendek sebesar Rp.100 juta dengan bunga 2% per bulan selama 8 bulan. Syarat aktiva yang dijadikan jaminan harus diasuransikan selama umur kreditnya dg premi asuransi Rp.5 juta. Maka : Uang yg diterima dari bank = Rp. Pinjaman – (bunga 8 bln + premi asuransi) = Rp. 100 juta – (Rp.16 juta + Rp. 5 juta) = Rp. 79 juta. Beban yg sebenarnya di tanggung peminjam = Rp.21 juta
  • 32. Jadi biaya kredit sebelum pajak = Rp.21 juta / Rp.79 juta x 100% = 26%. Biaya kredit per bulan = 26% / 8 = 3,25% Misal tingkat pajak 25 % = Biaya modal sesudah pajak = 3,25% x(100%-25%)= 2,43 % per bulan. 2. Biaya Modal Jangka Panjang Biaya modalnya dgn memperhitungkan jumlah neto yg diterima dg pengeluaran kas yg terjadi karena penggunaan dana tersebut. Contoh : Obligasi dikeluarkan dengan nominal per lembar Rp.100 juta dan umurnya 10 tahun. Hasil penjualan neto yg diterima adalah Rp.97.000.000,- Bunga obligasi 4% per tahun. Berapa cost of bond ? Jawab : 1. Dana rata-rata selama 10 tahun = (100 jt + 97 jt) /2 = 98,5 jt 2. Selisihnya dialokasikan untuk 10 thn = 3 jt /10 thn = 300.000 (+bunga) Bunga = 4% x 100 jt = 4 jt Beban per tahun (average annual cost ) = 4 jt + 300.000 = Rp4,3 jt 3. Menghitung biaya rata-rata per tahun = (4,3 jt /98,5 jt) x 100% = 4,4% 4. Misal tingkat pajak 25% , Maka biaya modal = 4,4% x (100% - 25%) = 3,3%. E. Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock) Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham preferen. Kp = Dp/Pn Kp = biaya saham preferen Dp = deviden saham preferen Pn = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation cost) Biaya penggunaan dana dari penjualan saham preferen (cost of preferred stock)dihitung dgn membagikan deviden per lembar saham preferen (Dp) dgn harga neto (net Price) yg diperoleh dari penjualan saham preferen per lembarnya. Contoh :
  • 33. Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen yg baru dengan nilai nominal Rp.10.000,- per lembar dan deviden sebesar Rp.600,- Penjualan neto saham tersebut sebesar Rp.9.000,- per lembarnya. Berapa biaya modal saham preferen (cost of preferred stock) ? Jawaban: Biaya modal saham preferen = Dp / Pn Biaya modal saham preferen = 600 / 9000 = 6,67%. F. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. r s = D1 / P0 + g Dimana : rs = biaya modal ekuitas D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama P0 = harga saham saat ini g = tingkat pertumbuhan · Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning) Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke perusahaan (flow back fund).  Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan: 1. Pendekatan CAPM Ks = bunga bebas risiko + premi risiko Ks = krf + bi (km – krf) Dimana: Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
  • 34. Krf = bunga bebas risiko Km = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar Bi = beta saham perusahaan i. 2. Pendekatan discounted cash flow Model yang digunakan untuk estimasi adalah Gordon Model: D1 Po = ———– Ks – g Maka, D1 Ks = ———– + g Po D1 = Deviden akhir periode Po = Harga saham awal periode g = tingkat pertumbuhan deviden. 3. Pendekatan bond yield plus risk premium Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahan + premi risiko · Biaya Saham Biasa Baru (Cost of New Common Stock) Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisiatau flotation cost. Biaya emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham. D1 Ksb = —————– + g Po (1 –FC) Ksb = biaya saham biasa baru FC = flotation cost G. Biaya Modal Keseluruhan (Weighted average cost of capital/WACC) : Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari
  • 35. perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted average cost of capital / WACC). Sebagai unsure penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut. H. Marginal Cost of Capital Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan modal. Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru. Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point. Jumlah laba diatahan Break point = ——————————————————- Bagian modal sendiri dalam struktur modal BAB 12 STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE & KEBIJAKAN DIVIDEN A. Struktur Modal Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001). Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit). Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan. Struktur Modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur Modal tersebut maka dapat digunakan beberapa Teori yang menjelaskan Struktur Modal dalam suatu Perusahaan. 1. Teori Pendekatan Tradisional
  • 36. Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Artinya Struktur Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan, dimana Struktur Modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal. 2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller Dalam teori ini berpendapat bahwa Struktur Modal tidak mempengaruhi Perusahaan. Dalam hal ini telah dimasukkan faktor pajak. Sehingga nilai Perusahaan dengan hutang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahan tanpa hutang, Kenaikan tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak. 3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan kebangkrutan. Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan. Biaya tersebut terdiri dari 2 (dua) hal, yaitu : a. Biaya Langsung Yaitu, biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi, atau biaya lainnya yang sejenis. b. Biaya Tidak Langsung Yaitu, biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal. Misalnya Suplier tidak akan mau memasok barang karena mengkwatirkan kemungkinan tidak akan membayar. Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya keagenan antara pemegang hutang dengan pemegang saham akan meningkat, karena potensi kerugian yang dialami oleh pemegang hutang akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan bisa dilakukan dalam bentuk biaya biaya monitoring (Persyaratan yang lebih ketat) dan bisa dalam bentuk kenaikan tingkat bunga 4. Teori Pecking Order Teori Trade-Off mempunyai implikasi bahwa manager akan berfikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan dalam penentuan Struktur Modal. Dalam kenyataan empiris nampaknya jarang manager keuangan yang berfikir demikian. Secara spesifik, perusahaan mempunyai urutan-urutan prefensi dalam penggunaan dana. Skenario urutan dalam Teori Pecking Order adalah sebagai berikut : a. Perusahaan memilih pandangan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
  • 37. b. Perusahaan menhitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi. c. Karena kebijakan deviden yang konstan, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat saat tertentu dan akan lebih kecil pada saat yang lain. d. Jika padangan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai pilihan terakhir. Teori Pecking Order ini bisa menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil. 5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya. Teori ini terdiri dari Teori : a. Myers dan Majluf Menurut Teori ini ada asimetri informasi antara manger dengan pihak luar. Manager mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingan pihak luar. b. Signaling Mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang disampaikan oleh manager ke pasar. Jika manager mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham tersebut meningkat, ia ingin megkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Manager bisa menggunakan hutang lebih banyak sebagai signal yang lebih credible. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. B. Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
  • 38. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Struktur Modal antara lain : 1. Struktur Aktiva (Tangibility) Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap , akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanent yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat pelengkap. Perusahaan yang semakin besar aktivanya terdiri dari aktiva lancer akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan. 2. Growth Opportunity Yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Teori Agency menggambarkan hubungan yang negative antara Growth Opprtunity dan leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan. 3. Ukuran Perusahaan (Firm Size) Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran perusahaan sering dijadikan indicator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dalam ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. 4. Profitabiltas Teori Pecking Order mengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal funding. Perusahaan dengan frofitalitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitalitas rendah. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi investasi menggunakan utang yang relative kecil (Bringham & Houston, 2001). Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini menunjukkan bahwa profitalitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah utang. 5. Risiko Bisnis Risiko Bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal, sehingga secara teori akan berpengaruh negative terhadap leverage perusahaan.
  • 39. C. Kebijakan Defiden Defiden berasal dari bahasa Latin yaitu divendium yang artinya sesuatu untuk dibagi. Berikut ini beberapa pemaparan mengenai pengertian defiden: Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia defiden diartikan sejumlah uang sebagai hasil keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang saham (dalam suatu Perseroan). Dalam dunia ekonomi defiden adalah seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan pajak yang dibagikan kepada pemegang saham (pemilik modal sendiri) kecuali ditentukan lain dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Menurut Bapepam defiden adalah porsi keuntungan perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2001: 9) defiden adalah pembagian keuntungan yang dihasilkan perusahaan dan tersedia bagi pemegang saham. Menurut Husnan dan Pudjiastuti defiden adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan dan tersedia bagi pemegang saham. Dari beberapa pengertian di atas dapat diartikan bahwa defiden adalah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepada pemegang saham. Dalam melakukan perdagangan saham perusahaan akan memperoleh laba bersih. Laba bersih (net earnings) ini sering disebut sebagai: “Laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa” (earnings available to common stockholders) disingkat EAC. Laba bersih tersebut akan dikenakan pajak sehingga menjadi laba bersih sesudah pajak (earinings after tax atau EAT). Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap EAT ini yaitu: 1. Dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk defiden. 2. Diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning) untuk membiayai operasi selanjutnya. Apabila manajemen memilih alternatif pertama artinya manajemen harus membuat keputusan tentang besarnnya EAT yang dibagikan sebagai defiden. Pembuatan keputusan tentang defiden ini disebut kebijkan defiden. Bambang Riyanto (2001: 281) mendefinisikan kebijakan defiden sebagai “politik yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai defiden atau untuk digunakan di dalam perusahaan (laba ditahan). Menurut Sundjaja dan Barlian (2003: 390) kebijakan defiden adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan defiden. Menurut Wetson dan Brigham (1990: 198) kebijakan defiden adalah keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan.
  • 40. Menurut Suad Husnan, kebijakan defiden dapat diartikan: 1. Apakah laba yang diperoleh seharusnya dibagikan atau tidak. 2. Apakah laba dibagikan dengan konsekuensi harus mengeluarkan saham baru. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan defiden adalah kebijakan pembagian pendapatan yang harus diikuti dalam membuat keputusan defiden (dibagikan/ditahan). Menurut Lukas Setia Atmaja (2003: 285) rasio antara defiden dan laba bersih sering disebut sebagai Defidend Payout Rasio (DPR), yang persamaannya adalah DPR = Total Defidend/ Net Income. Karena kelebihan laba bersih di atas defiden itu menjadi laba ditahan maka keputusan DPR inclusive keputusan mengenai laba ditahan. Sepintas, para pemegang saham akan merasa senang apabila bagian dari laba bersih yang dibagikan sebagai defiden ini semakin besar. Akan tetapi, apabila DPR ini semakin besar, berarti laba ditahan semakin menciut, padahal pendanaan dengan menggunakan laba ditahan (internal financing) ini mempunyai cost of capital yang paling kecil dibandingkan dengan metode pendanaan lainnya. Dengan demikian keputusan defiden akan mengacu pada suatu kebijakan (defidend policy) yang optimal, terutama disesuaikan dengan konsep tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Ditinjau dari memaksimumkan rentabilitas modal sendiri, maka kebijakan defiden perlu memperhatikan rentabilitas aktiva dan tingkat bunga. Dikatakan demikian, Karen apabila kebijakan menetapkan bahwa laba ditahan semakin besar berarti perusahaan ini menggunakan metode pendanaan dengan menambah modal sendiri, yakni pendanaan internal. Kebijakan defiden merupakan salah satu sumber konflik antara manajemen danprincipal karena defiden dapat merupakan suatu sinyal yang diberikan perusahaan kepada investor. Defiden yang dibayarkan secara tunai maupun konversi dengan saham mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan prospek yang baik di masa yang akan datang. D. Teori-teori Kebijakan Defiden 1. Defidend Irrelevance Theory (Defiden Tidak Relevan) Beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan defiden tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap biaya modalnya. Jika kebijakan defiden tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka hal tersebut tidak relevan.
  • 41. Pendukung dari tidak relevannya kebijakan defiden adalah Modigliani-Miller (MM). Mereka berpendapat bahwa bagaimanapun kebijakan defiden itu memang tidak mempengaruhi harga saham maupun kemakmuran pemegang saham. Lebih lanjut MM berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dan assetperusahaan tersebut. Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk defiden atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. MM menyatakan bahwa defiden tidak relevan berdasarkan asumsi-asumsi di bawah ini: a. Pasar modal sempurna, di mana para investor mempunyai kesamaan informasi, tidak ada biaya transaksi dan tidak ada pajak. b. Para investor bersifat rasional. c. Semua peserta pasar bersifat price-taker. d. Adanya unsur ketidakpastian bagi arus pendapatan masa datang dan para investor mempunyai informasi yang sama. e. Manajer dalam pengambilan keputusannya mengenai produksi dan investasinya disesuaikan dengan informasi tersebut. f. Untuk memisahkan pengaruh defiden dan pengaruh leverage, maka semua perusahaan dianggap memiliki rasio D/S sama. g. Perusahaan-perusahaan semestinya memiliki kelas risiko yang sama. h. Perusahaan dengan produksi yang sekarang memiliki yield yang sama. 2. Teori Bird in The Hand Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon (1959) dan John Lintner (1956) yang berpendapat bahwa ekuitas atau nilai perusahaan akan turun apabila rasio pembayaran defiden dinaikkan, karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal (capital gain) yang dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan seandainya para investor menerima defiden. Gordon dan Lintner berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari defiden daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal. MM dalam hal ini tidak setuju bahwa ekuitas atau nilai perusahaan tidak tergantung pada kebijakan defiden, yang menyiratkan bahwa investor tidak peduli antara defiden dengan keuntungan modal. MM menamakan pendapat Gordon-Lintner sebagai kekeliruan bird-in- the-hand, yakni: mendasarkan pada pemikiran bahwa investor memandang satu burung di tangan lebih berharga dibandingkan seribu burung di udara. Dengan demikian, perusahaan
  • 42. yang mempunyai defidend payout ratio yang tinggi akan mempunyai nilai perusahaan yang tinggi pula. Namun menurut pandangan MM, kebanyakan investor merencanakan untuk menginvestasikan kembali defiden mereka dalam saham dari perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan dalam banyak kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian defiden. 3. Teori Preferensi Pajak Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian defiden yang rendah dari pada yang tinggi, yaitu: a. Keuntungan modal dikenakan tarif pajak lebih rendah dari pada pendapatan defiden. Untuk itu investor yang kaya (yang memiliki sebagian besar saham) mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan defiden yang pajaknya tinggi. b. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, sehingga ada efek nilai waktu. c. Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang. Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikia para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian defidennya rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian defidennya tinggi. E. Jenis-jenis Defiden Menurut Zaki Baridwan (1993) deviden yang akan dibagikan oleh perusahaan dapat terbagi dalam beberapa jenis, yaitu: 1. Defiden tunai (cash defiden), yaitu defiden yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya. Defiden ini yang paling umum dan banyak digunakan dalam pembagian saham. 2. Defiden saham (stock defiden), yaitu defiden yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham perusahaan sehingga jumlah saham perusahaan menjadi bertambah. Jadi, pemberian stock defiden ini dilakukan dengan cara mengubah sebagian laba ditahan (retained earnings) menjadi modal saham yang pada dasarnya tidak mengubah jumlah modal sendiri. Namun demikian cash flow perusahaan tidak terganggu
  • 43. karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang tunai. Peristiwa ini dilakukan jika posisi kas perusahaan atau likuiditas diperlukan oleh perusahaan. Investor dalam hal ini akan memiliki lebih banyak saham tetapi laba per lembar saham lebih rendah. Proporsi pemilikan investor tidak mengalami perubahan. F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Defiden Dalam membagikan defiden, perusahaan harus memperhatikan beberapa faktor, antara lain: 1. Defidend Payout Ratio industri di mana perusahaan itu berada. Artinya, perusahaan tidak boleh mengabaikan kebijakan defiden perusahan lain. 2. Kesempatan investasi. Kebijakan defiden perusahaan jangan sampai mengorbankan proyek yang dapat meningkatkan value pemegang saham di masa yang akan datang. Semakin besar kesempatan investasi maka defiden yang bisa dibagikan akan semakin sedikit. 3. Profitabilitas dan Likuiditas. Kebijakan defiden perusahaan sebaiknya memperhitungkan profitabilitas dan likuiditas perusahaan. Aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar defiden atau meningkatkan defiden. Alasan lain pembagian defiden adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. 4. Akses ke pasar keuangan. Jika perusahaan mempunyai akses ke pasar keuangan yang baik, perusahaan bisa membayar defiden lebih tinggi. Akses yang baik bisa membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya. 5. Pertumbuhan pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan mengalami pertumbuhan, maka jumlah pembayaran defiden dapat dinaikkan. Sebab dengan adanya tambahan pendapatan maka defiden dan laba ditahan juga bertambah. 6. Stabilitas pendapatan. Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas di masa mendatang bisa diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan semacam itu bisa membayar defiden yang lebih tinggi. Hal yang sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang mempunyai pendapatan yang tidak stabil. Ketidakstabilan aliran kas di masa mendatang membatasi kemampuan perusahaan membayar defiden yang tinggi. 7. Prefensi pemegang saham dan keleluasaan untuk menyimpang dari maksimisasi kemakmuran. 8. Ketersediaan dan biaya alternatif sumber dana. Apabila biaya modal tinggi, maka penggunaan laba ditahan akan semakin menarik. 9. Pembatasan-pembatasan yang diberikan kreditur. Kadang-kadang para kreditur bisa memberikan batasan mengenai jumlah pembayaran defiden yang boleh dilakukan
  • 44. perusahaan. Tindakan itu biasanya dilakukan agar perusahaan mampu mengarahkan usahanya dalam pelunasan hutang. 10. Harapan mengenai kondisi bisnis pada umumnya. Pada waktu inflasi mungkin laba cenderung naik sehingga manajemen dapat menaikkan pembayaran defiden. Dengan demikian, dalam keadaan inflasi, pendanaan melalui pinjaman akan lebih menarik, bandingkan dengan menggunakan laba ditahan.
  • 45. BAB 13 MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI, HUTANG JANGKA PANJANG , PEMBIAYAAN CAMPURAN & MERGER, DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERAGE BUYOUTS A. Pengertian Modal Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai berikut : 1) Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham. 2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan. 3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan saham masing – masing pemegang saham dapat tidak berubah. 4) Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi. Apabila perusaan itu mengeluarkan satu saham maka seluruh pemegang saham mempunyai hak yang sama,tetapi bila saham yang dikeluarkan itu lebih dari satu jenis maka yang diberikan kepada masing – masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak pengeluaran saham yang disetujui. Dalam akta pendirian perusahaan disebutkan jumlah lembar saham yang akan dikeluarkan, jumlah yang sudah disetor dan nilai nominal saham adalah nilai yang tercantum dalam tiap – tiap lembar saham,yaitu nilai yang ditetapkan untuk masing – masing lembar. 2.2 Jenis – Jenis Saham Apabila perusahaan mengeluarkan satu macam saham maka saham – saham itu disebut saham biasa (common stock). Apabila saham yang dikeluarkan itu 2 macam,yang satu adalah saham biasa dan yang lain adalah saham prioritas (preferred stock).Berikut ini diuraikan mengenai masing – masing jenis saham yaitu :
  • 46. 1. Saham biasa Saham biasa adalah saham yang melunasinya dilakukan dalam urutan yang paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga risikonya adalah yang paling besar. Karena risikonya besar, biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maka dividen saham biasa akan lebih besar daripada saham prioritas. 2. Saham prioritas Saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya dihubungkan dengan pembagian deviden dan pembagian aktiva pada saat perusahaan dilikuidasi. Dalam hal pembagian deviden adalah bahwa deviden yang dibagi pertama kali harus dibagikan untuk saham prioritas, kalau ada kelebihan baru dibagikan kepada pemegang saham biasa. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki saham prioritasnya yaitu : a. Saham Prioritas Kumulatif dan tidak Kumulatif Ø Saham prioritas kumulatif: adalah saham prioritas yang devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham. Jika dalam suatu tahun deviden tidak dapat dibayar, maka pada tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar harus dilunasi lebih dulu, sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa. Ø Saham prioritas tidak kumulatif: deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun-tahun berikutnya. Jika akan membayar deviden untuk saham biasa, kewajibannya hanya membayar deviden saham prioritas untuk tahun tersebut. b. Saham prioritas berpartisipasi dan tidak berpartisipasi Ø Saham prioritas berpartisipasi adalah : jika saham prioritas berhak atas deviden dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah saham biasa mendapat deviden sebesar persentase deviden saham prioritas. Ø Saham prioritas tidak berpartisipasi adalah: saham prioritas akan mendapat deviden sampai jumlah tertentu (dinyatakan dalam %) yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat deviden dengan tarif yang sama dengan saham prioritas. c. Saham Prioritas atas aktiva dan dividen pada saat likuidas Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidas akan tetap menerima dividen yang belum bayar, walaupun saldo laba tidak dibagi mencukupi. Sesudah pelunasi dividennya, saham prioritas ini dilunasi. Jika saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi maka
  • 47. pelunasan dividen dan nominal saham prioritas dilakukan dari modal yang disetor dari saham yang biasa. Saham biasa yang pelunasannya jatuh pada urutan terakhir akan menerima jumlah pengembalian sebesar sisa modal disetor yang masih ada. Dapat terjadi sisanya nol sehingga saham biasa tidak memperoleh pengembalian. d. Saham prioritas yang dapat ditukar dengan Saham Biasa kadang – kadang saham prioritas mempunyai preferensi dapat ditukar dengan saham biasa pemegang saham prioritas jenis ini akan menukarkan sahamnya dengan saham biasa dalam keadaan dividen yang dibagi untuk saham biasa tiap tahunnya lebih besar dari pada dividen untuk saham prioritas. Apabila keaadaan seperti yang disebutkan diatas diperkirakan akan berlangsung terus maka lebih menguntungkan memiliki saham biasa dari pada saham prioritas karena saham biasa mempunyai klaim yang tidak terbatas atas laba. B. PERANAN BANK INVESTASI Bank investasi melayani sejumlah tujuan di dunia finansial dan investasi, termasuk penjaminan emisi saham baru, penanganan merger dan akuisisi, dan bertindak sebagai penasihat keuangan. Peran lain dari bank investasi mencakup pengelolaan aset untuk dana investasi besar dan pengelolaan kekayaan pribadi untuk individu dengan nilai bersih tinggi. Beberapa bank investasi utama termasuk Goldman Sachs, JPMorgan Chase dan Credit Suisse. Salah satu peran utama bank investasi adalah menjadi perantara antara perusahaan dan investor melalui penawaran umum perdana (initial public offering / IPO). Bank investasi menyediakan layanan penjaminan emisi untuk menerbitkan saham baru ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk go public dan mencari dana ekuitas. Underwriting pada dasarnya melibatkan bank investasi untuk membeli sejumlah saham baru yang disepakati, yang kemudian dijual kembali melalui bursa efek. Bagian dari pekerjaan bank investasi adalah mengevaluasi perusahaan dan menentukan harga yang wajar untuk menawarkan saham biasa. IPO, terutama untuk perusahaan besar, umumnya melibatkan lebih dari satu bank investasi. Dengan cara ini, risiko underwriting
  • 48. menyebar ke beberapa bank, mengurangi eksposur bank tunggal dan memerlukan komitmen keuangan yang relatif rendah terhadap IPO. Bank investasi juga bertindak sebagai penjamin emisi untuk obligasi korporasi. Pengertian Hutang Jangka Panjang Paling tidak pada artikel ini akan dibahas mengenai Pengertian Hutang Jangka Panjang dari berbagai sudut pandang. Meski demikian pengertian tersebut memiliki makna satu dnegan lainnya hanya berbeda dalam penyampaiannya. Berikut pengertian hutang jangka panjang : 1. Secara Umum Hutang jangka panjang merupakan hutang yang dimiliki oleh perusahaan dan harus dilunasi dalam waktu yang relatif lama. Jatuh tempo pelunasan hutang jangka panjang biasanya dalam satu periode akuntansi yaitu satu tahun atau bahkan lebih. Pembiayaan dalam rangka melunasi hutang jangka panjang tidak berasal dari aktiva lancar seperti piutang dagang, investasi jangka pendek, kas perusahaan, ketersediaan stock produk di gudang, dan berbagai aktiva lancar lainnya. Pelunasan hutang jangka panjang umumnya dibayar dengan aktiva tidak lancar. Aktiva tidak lancar ialah aset ataupun kekayaan yang dimiliki perusahaan dengan nilai waktu ekonomis yang lama atau memiliki sifat permanen. Selain ast jangka panjang, aktiva tidak tetap ini dalam satu tahun periode operasional tidak mudah habis. Contoh dari aktivas tidak tetap adalah segala macam aset perusahaan seperti saham, inestasi jangka panjang, dan lain-lain 2. Ilmu Akuntansi Keuangan Menengah Berdasarkan ilmu akuntansi keuangan menengah, obligasi merupakan salah satu dalam hutang jangka panjang. Obligasi adalah pinjaman perusahaan yang diperoleh dari pemilik perusahaan lain. Obligasi berbentuk surat utang jangka panjang dan diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan yang memiliki jumlah nominal dan waktu pelunasan tertentu. Waktu jatuh tempo sudah ditetapkan bersama sebelumnya.
  • 49. Berkebalikan dari saham, obligasi tidak memberi hak miliki pada orang yang memiliki surat obligasi. Sedangkan saham memberi hak milik pada orang yang memegang surat kepemilikan saham. 3. Kieso Dinyatakan oleh Kieseo bahwasanya hutang jangka panjang merupakan kewajiban (hutang) yang harus dipenuhi di masa yang akan datang. Pemenuhan hutang tersebut disebabkan karena penundaan pelunasan hutang yang seharusnya dilaksanakan saat periode 1 tahun/ atau lebih pada periode operasional perusahan. Perbedaan hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek adalah terletak pada periode pelunasannya atau jatuh tempo. Hutang jangka pendek harus dibayarkan dan diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari satu siklus/periode akuntansi yaitu kurang dari satu tahun. Dapat disimpulkan maka perlu adnaya contoh perhitungan akuntansi hutang jangka panjang maupun jangka pendek untuk lebih cermat dalam pemenuhan kewajiban keduanya. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai utang jangka panjang memiliki sebuah kesimpulan. Hutang jangka panjang adalah suatu kewajiban suatu pihak kepada pihak lain yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu periode akutansi (satu tahun). Aktiva tidak lancar biasa digunakan dalam pelunasan utang jangka panjang meski kadang dapat menggunakan kas. Pada akhir periode akuntansi, terdapat sebagian dair hutang jangka panjang yang bertransformasi sebagai hutang jangka pendek. Oleh karenanya diperlukan cara menghitung hutang jangka panjang atau penyesuaian hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek. Pembiaya campuran & Merger, Divestasi, Perusahaan induk dan Leverage Buyouts adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah dengan adanya perubahan kapasitas kegiatan tetapi perubahan jumlah biaya tersebut tidak proporsional dengan perubahan kapasitas kegiatan. Contoh: biaya listrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya kendaraan, biaya telpon, dan sebagainya. Metode Pemisahan Biaya Campuran ( semi variabel )
  • 50. Terdapat empat metode yang bisa digunakan untuk memisahkan biaya variabel dan biaya tetap, yaitu : 1.Metode Engineer (engineering method) Metode Engineer adalah suatu metode pemisahan biaya campuran, yang digunakan bila analisis biaya tidak mempunyai pengalaman di masa lalu. Metode ini diterapkan untuk pemisahan biaya pertama kali, misalnya untuk perusahaan baru atau untuk jenis biaya baru. Metode ini dikelompokkan menjadi dua yaitu : a. metode penghentiaan kegiatan ( stand by method ), merupakan metoe pemisahaan biaya, dengan menghentikan kegiatan operasi secara total dan penghentian ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Dengan metode penghentian kegiatan,maka seluruh kegiatan operasi pada depertemen yang akan di nilai dihentikan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, dan pada saat operasi dihentikan akan bisa diketahui berapa biaya yang harus dikeluarkan walaupun kegiatan tidak ada. b. Metode Gerak dan Waktu (time and motion study method) Metode ini merupakan metode yang bisa digunakan ahli teknik, analis biaya akan mengadakan beberapa percobaan setiap unsur kegiatan dan dilakukan dalam beberapa waktu tertentu. 2. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method) Metode ini mempunyai cara dalam pemisahan biaya variabel dan biaya tetap sebagai berikut: a) Perusahaan memilih kapasitas tertinggi dan kapasitas terendah dari kegiatan operasinya. b) Menghubungkan biaya pada saat kapasitas tertinggi dengan biaya kapasitas terendah. c) Menghitung biaya variabel perunit kapasitas dengan rumus: BT – BR ═ BVU KT - KR Notasi: BT = Biaya pada kapasitas tertinggi BR = Biaya pada kapasitas terendah KT = Kapasitas tertinggi KR = Kapasitas terendah
  • 51. BVU = Biaya Variabel per unit Menghitung biaya tetap total dengan rumus : BTT ═ BT ─ (KT × BVU) Pengertian Merger Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dankekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut. Seluruh proses merger biasanya dirahasiakan dari masyarakat umum, dan karyawan pada perusahaan yang terlibat. Karena sebagian besar upaya merger tidak berhasil, dan kebanyakan dirahasiakan, sulit untuk memperkirakan berapa banyak potensi merger terjadi pada tahun tertentu. Merger mungkin dicari karena beberapa alasan, beberapa di antaranya bermanfaat bagi para pemegang saham, beberapa di antaranya tidak. Salah satu penggunaan merger, misalnya, adalah untuk menggabungkan perusahaan yang sangat menguntungkan dengan perusahaan yang bangkrut untuk menggunakan untuk mengimbangi keuntungan,dan untuk sementara bertujuan memperluas perusahaan secara keseluruhan. Peningkatan pangsa pasar merupakan salah satu tujuan merger, terutama antara perusahaan besar. Dengan bergabung dengan pesaing utama, perusahaan dapat mendominasi pasar dimana perusahaan tersebetu bersaing. Bentuk penggabungan ini dapat menyebabkan masalah ketika dua perusahaan mendominasi bergabung, karena dapat memicu litigasi mengenai hukum monopoli. Tipe-Tipe Marger Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: 1. Merger Horisontal
  • 52. Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaanyang bergerak dalamindustri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan-perusahaan ini bersaing satu sama lain dalam pasar/industri yang sama. Salah satu tujuan utama merger danakuisisi horisontal adalahuntuk mengurangi persaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi,pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas administrasi. Efek dari merger horisontal ini adalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada industri tersebut.Apabila hanya terdapat sedikit pelaku usaha, maka struktur pasar bisa mengarah pada bentuk oligopoli, bahkan akan mengarah pada monopoli. 1. Merger Vertikal Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksiatau operasi. Merger dan akuisisi tipe ini dilakukan jika perusahaanyang berada pada industri hulu memasuki industri hilir atau sebaliknya.Merger danakuisisi vertikal dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan dan pengguna.Tidak semua perusahaan memiliki bidang usaha yang lengkap mulai dari penyediaan input sampai pemasaran. Untuk menjaminbahwa pasokan input berjalan dengan lancar maka perusahaantersebut bisa mengakuisisi atau merger dengan pemasok. Mergerdan akuisisi vertikalini dibagi dalam dua bentuk yaitu integrasi kebelakang atau ke bawah (backward/downwardintegration) danintegrasi ke depan atau ke atas (forward/upward integration). 1. Merger Konglomerat Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Mergerdan akuisisi konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasukibidang bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis semula.Apabila merger dan akuisisi konglomerat ini dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan, maka terbentuklah sebuah konglomerasi. Sebuah konglomerasi memiliki bidang bisnis yang sangat beragam dalam industri yang berbeda. 1. Merger Ekstensi Pasar
  • 53. Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk secara bersama-sama memperluas area pasar. Tujuan merger dan akuisisi ini terutama untuk memperkuat jaringan pemasaran bagi produk masing-masing perusahaan.Merger dan akusisi ekstensi pasar sering dilakukan oleh perusahan-perusahan lintas Negara dalam rangka ekspansidan penetrasi pasar. Strategi ini dilakukan untuk mengakses pasar luar negeri dengan cepat tanpa harus membangun fasilitas produksi dari awaldi negara yang akan dimasuki. Merger dan akuisisi ekstensi pasar dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ekspor karena kurang memberikan fleksibilitas penyediaan produk terhadap konsumen luar negeri. 1. Merger Ekstensi Produk Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh duaatau lebih perusahaanuntuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan. Setelah merger perusahaan akanmenawarkanlebih banyak jenis dan lini produk sehingga akan menjangkau konsumen yang lebih luas. Merger dan akuisisi ini dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan departemen riset dan pengembangan masing-masing untuk mendapatkan sinergi melalui efektivitas riset sehingga lebih produktif dalam inovasi. Kelebihan Dan Kekurangan Merger Kelebihan merger Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641 Kekurangan Merger Harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)
  • 54. BAB 14 ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BUMS DAN BUMN Terdapat beberapa pengertian divestasi yang dikemukakan oleh para ahli,diantaranya Benson et al. (1984) mengkategorikan divestasi sebagai sell-off dan spin-off. Sell-off adalah menjual sebagian aset dari perusahaan induk, seperti anak perusahaan, divisi, atau lini produk kepada perusahaan lain. Sedangkan spin-off terjadi ketika sebuah perusahaan mendistribusikan seluruh saham biasa yang dimiliki pada sebuah anak cabang yang dikuasainya untuk shareholder aslinya. Rosenfeld (1984) mendefinisikan divestasi sebagai sebuah langkah perubahan portofolio aset perusahaan dengan cara melakukan sell-offs ataupun spin-offs aset yang tidak diinginkan (bermanfaat lagi). Linn & Rozeft (1984) mendefinisikan sell-off sebagai penjualan sub bagian, divisi, atau lini bisnis oleh suatu perusahaan ke perusahaan lain. Sell-off merupakan bentuk sederhana dari divestiture, proses yang merupakan kontraksi bagi perusahaan yang menjual namun menjadi alat untuk ekspansi bagi perusahaan yang membelinya. Sudarsanam (1995) menyatakan bahwa divestasi merupakan kebalikan dari pertumbuhan sebagai akibat akuisisi dengan cara menjual sebagian bisnisnya untuk alasan yang berbeda-beda. Sedangkan Moin (2004) menyatakan bahwa divestasi adalah menjual sebagian unit bisnis atau anak perusahaan kepada pihak lain untuk mendapatkan dana segar dalam rangka menyehatkan perusahaan secara keseluruhan. Alasan yang melatarbelakangi suatu perusahaan melakukan divestasi dapat dibedakan dalam dua kelompok (Moin, 2004), yaitu: 1. Alasan internal perusahaan a. Kembali ke kompetensi inti (core business) b. Menghindari sinergi yang negative c. Melepas bisnis usaha yang non-profitable d. Kesulitan keuangan (financial distress) e. Perubahan strategi atau prioritas perusahaan f. Perusahaan mencari tambahan dana segar untuk keperluan tertentu g. Melepas unit bisnis untuk berdiri sendiri 2. Alasan eksternal perusahaan a. Paksaan pemerintah b. Permintaan kreditur
  • 55. Divestasi terjadi dengan berbagai cara, yaitu: 1.Penjualan Tipe paling umum dari kegiatan divestasi adalah penjualan sebuah divisi, unit bisnis, segmen atau sekelompok aset ke perusahaan lain. Pembeli umumnya, namun tidak selalu, membayar tunai. Beberapa alasan kenapa metode penjualan yang dipilih ketika melakukan divestasi. a) Penjualan aset adalah pertahanan terhadap pengambilalihan yang tidak bersahabat. b) Penjualan aset memberikan dana tunai untuk perusahaan yang dilikuidasi. 2.Spin-off Dalam spin-off perusahaan induk merubah sebuah divisi menjadi entitas yang terpisah dan membagikan saham entitas tersebut kepada pemegang saham perusahaan induk. Spin-off berbeda dengan penjualan karena dua alasan. a) Perusahaan induk tidak memperoleh dana tunai dari spin-off b) Pemegang saham awal dari divisi yang dipisahkan adalah sama dengan pemegang saham induk. 3.Carve-Out Dengan carve-out, perusahaan induk merubah sebuah divisi menjadi entitas yang terpisah dan kemudian menjual saham entitas tersebut kepada masyarakat. Umumnya pemegang saham perusahaan induk mempertahankan kepemilikan mayoritasnya di entitas baru tersebut. 4.Trackingstock Perusahaan induk menerbitkan tracking stock untuk “menelusuri” kinerja divisi tertentu dalam perusahaan. Misalnya, jika tracking stock membagikan dividen maka jumlah dividennya akan bergantung pada kinerja divisi. Divisi yang memiliki tracking stock tetap menjadi bagian dari perusahaan induk meskipun sahamnya diperdagangkan secara terpisah dengan perusahaan induk. Kesulitan keuangan dan prediksi kebangktutan
  • 56. Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dalam jangka pendek (likuiditas atau technical solvency) dan mengalami insolvency (debt > asset). Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban melebihi total aktiva. Sebagai contoh di Indonesia tahun 1997-an, puluhan bank mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak ingin bank-bank tsb bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang sangat merugikan Negara dalam jumlah yang sangat besar sehingga berdampak kepada perekonomian Indonesia sampai saat ini. Pemerintah memberikan kredit BLBI karena menjaga kredibilitas pemerintah di mata maryarakat dan dunia. Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu likuidasi(kebangkrutan) dan reorganisasi (retrukturisasi).Hal-hal perusahaan dalam mengalami kebangkrutan al: kegagalan dibidang manajemen, operasional, penyelewengan, bencana, persaingan yang sangat tajam dan lainnya. Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan :  Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak kompeten  Kurangnya pengalaman secara manajerial.  Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan fungsi lainnya tidak baik.  Penyelewengan dan korupsi atau KKN.  Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli, dan lainnya  Peraturan pemerintah yang memberatkan antara lain kenaikan BBM,perpajakan dan lainnya.  Karena persaingan yang sangat tajam antar perusahaan sejenis.  Mengalami kerugian terus menerus.  Faktor-faktor lainnya. Metode MemprediksiKebangkrutan  1. Analisis Rasio Keuangan  2. Z Score – Metode Altman  3. Shut Down Point – Shut Down Cost  4. Analisis Surat Keputusan MenNeg BUMN
  • 57.  Note: BUMS tidak menggunakan metode ke-4 Analisis kebangkrutan 1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu: 1) Analisis Univariate Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penympangan Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya tetap berbanding pendapatan operasi (operation income) atau rasio FC/OI tidak baik dan pengaruh Time Interest Earned (TIE) yang dibandingkan dengan laba (bunga lebih tinggi dari laba).Penilaian prediksi kebangkrutan dapat juga dilakukan dengan menilai rasio-rasio keuangan lainnya. 2) Analisis Multivariate. Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu persamaan. Contohnya model regresi: Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis diskriminan dengan menggunakan tehnik statistic. Analisis kebangkrutan Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman di New York University pertengahan tahun 1960 menggunakan “analisisdiskriminan” untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Altman adalah pioner memprediksi tentang kebangkrutan.Altman menganalisis perusahaan besar di USA dengan 22 rasio keuangan, tetapi hanya 5 rasio dominan dalam memprediksi perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak. Analisis diskriminan/ kebangjrutan terdiri 3 tahap: a. Menyusun klasifikasi kelompok bersifat mutually exclusive. Setiap kelompok dibedakan dengan satu distribusi peluang (probability distribution) sesuai cirri-cirinya.
  • 58. b. Mengumpulkan data untuk pengamatan dalam kelompok. c. Menurunkan kombinasi linier dari ciri-ciri tsb “paling baik” mendiskrimi nasikannya (membedakannya) diantara kelompok “paling baik”, artinya kombinasi yg meminumkan peluang ada kesalahan klasifikasi. Analisis Shut Down PointMemprediksi Kebangkrutan PENUTUPAN USAHA  Alat yang dipakai adalah Cash BEP  (Shut Down Point)  Pada titik impas tidak ada laba dan tidak selalu perusahaan ditutup pada kondisi BEP karena perusahaan masih mendapatkan sisa uang. Biaya yang timbul pada suatu periode adalah biaya tunai (memerlukan pengeluaran uang = out of pocket cost) dan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran uang (sunk cost atau penyusutan).  Shut Down Cost (SDC) adalah beban tetap yang harus dibayar oleh perusahaan walaupun perusahaan tidak melakukan aktivitas. Perusahaan yang tidak ada kegiatannya seperti pabarik harus membayar gaji saptam, asuransi gedung,abonemen listrik, air dan lainnya. Shut Down Point (SDP) adalah jumlah satuan barang yang harus dijual agar dapat menutup biaya tunai. SDP grafiknya hamper sama dengan cash break event point.  SDP = F / contirbution margin per unit.  Dapat dikatakan bahwa penutupan usaha dapat dilakukan pada saat titik impas kas terus menerus yaitu pada saat jumlah penjualan dengan biaya tunai atau pada saat titik impas kas. Grafik titik impas kas dapat dipakai sebagai gambaran SDP dalam Q dan rupiah/dolar. Cash BEP dan Penutupan Usaha Alternatif-Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan. 1. Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan : a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum begitu parah(early warning system).