pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
lapsus abses.pptx
1. Oleh:
Aulia Dwi Juanita
Preseptor:
dr. Resati Nando Panonsih.,M.Sc.,Sp.KK.,FINDSV
BAGIAN KEPANITERAAN KLINIK ILMU
PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RS
PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR
LAMPUNG
2022
Case Report
Abses
2. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. S
Usia : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kemiling, Bandar Lampung
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 08 April 2022
No RM : 16XXXX
3. Anamnesa
Keluhan Utama
2 hari yang lalu muncul
bisul di punggung kaki kiri
Keluhan Tambahan
Terasa nyeri, kaki tidak
dapat dilipat
4. Riwayat Penyakit Sekarang
2HSPRS => Awalnya muncul bisul berupa
pustule pada kaki sebelah punggung kaki
sebelah kiri.
HSPRS => Keluhan bisul disertai pruritus
dan nyeri ringan serta membengkak pada
punggung kaki.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita penyakit ini sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakir yang sama seperti
pasien
Pengobatan Yang Pernah Di Dapat
Pasien belum pernah berobat sebelumnya
Riwayat Penyakit Lain
Tidak ada penyakit lain (penyerta)
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah :120/80
Suhu : 37,5
Nadi : 85
Pernafasan : 20x/menit
7. Mata : DBN
Hidung : Sekret (-), Darah (-)
Telinga :DBN
Leher : Pembesaran KGB (-)
Kepala : Simetris
Thorax & Abdomen : DBN
Ekstremitas Bawah : Akral Hangat
Status
Generalisata
10. Saran Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium pada abses terdiri atas (Craft, 2012; James
et al, 2016; Barbic et al, 2016) :
a. Leukositosis bisa terjadi terutama saat kondisi akut
b. Pemeriksaan Gram dari pus menunjukan kumpulan kokus gram
positif;
c. Kultur didapatkan pertumbuhan S. aureus dan
d. Ultrasonografi bisa dilakukan jika diagnosis klinis meragukan
12. Terapi
Terapi Non Medikamentosa
Tidak menggunakan barang secara bersamaan dengan
lain. Jangan mengeluarkan nanah sendiri karena dapat
memicu penyebaran bakteri pada kulit disekitarnya.
Buang semua tissue yang digunakan untuk
membersihkan nanah dan cuci tangan setelahnya.
Terapi Medikamentosa
Cefixime 2 x 100 mg (X)
Salep Pirotop 2 x sehari
Analtram 2x1
13. Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad Functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Quo ad cosmetica : ad bonam
16. Abses adalah penumpukan nanah di dalam
rongga di bagian tubuh setelah terinfeksi
bakteri. Nanah adalah cairan yang
mengandungbanyak protein dan sel darah
putih yang telah mati. Nanah berwarna putih
kekuningan (craft, 2012; James et al., 2016)
Definisi
17. Abses pada umumnya disebabkan oleh
Staphylococcus aureus, walaupun bisa
disebabkan oleh bakteri lain, parasite atau
benda asing (craft, 2012; James et al., 2016).
Etiologi
18. Abses pada umumnya disebabkan oleh
Staphylococcus aureus, walaupun bisa
disebabkan oleh bakteri lain, parasite atau
benda asing (craft, 2012; James et al., 2016).
Etiologi
19. Abses biasanya terjadi pada infeksi
folikulosentris, yaitu folikulitis, furunkel, dan
karbunkel yang berkembang menjadi abses.
Abses juga bisa terjadi di lokasi trauma, benda
asing, luka bakar, atau tempat penyisipan
kateter intravena. Abses terjadi karena reaksi
pertahanan tubuh dari jaringan untuk
menghindari penyebaran infeksi dalam tubuh.
Patogenesis
20. Agen penyebab infeksi menyebabkan
peradangan dan infeksi sel di sekitarnya
sehingga menyebabkan pengeluaran toksin.
Toksin tersebut menyebabkan sel radang, sel
darah putih menuju tempat peradangan atau
infeksi.
21. Abses dapat muncul di permukaan kulit
namun dapat muncul juga dalam organ missal
hati dan usus. Lesi awal abses di kulit berupa
nodul eritematosa. Jika tidak di obati lesi akan
membesar dengan pembentukan rongga
berisi nanah.
Manifestasi Klinis
22. Pemeriksaan laboratorium pada abses terdiri atas
(Craft, 2012; James et al, 2016; Barbic et al, 2016) :
a. Leukositosis bisa terjadi terutama saat kondisi akut
b. Pemeriksaan Gram dari pus menunjukan kumpulan
kokus gram positif;
c. Kultur didapatkan pertumbuhan S. aureus dan
d. Ultrasonografi bisa dilakukan jika diagnosis klinis
meragukan
Pemeriksaan Penunjang
24. Antibiotik yang biasa digunakan untuk terapi
abses adalah
Dicloxacilin 250-500 mg
Clindamycin 300-450 mg 3 kali sehari
Doxycycline 100 mg 2 kali sehari
Minocycline 50-100 mg dua kali sehari
Trimethtropin-sulfamethoxazole (TMX-SMX)
160/800 mg per oral dua kali
Terapi
25. Jika infeksi bisa terlokalisir oleh dinding abses,
biasanya infeksi tidak menyebar. Dalam
beberapa kasus, infeksi yang dimulai di dalam
abses kulit dapat menyebar ke jaringan di
sekitarnya dan di seluruh tubuh yang
menyebabkankomplikasi serius.
Komplikasi
26. Beberapa abses baru dapat terbentuk pada
sendi atau lokasi lain di kulit. Jaringan kulit
dapat mati akibat infeksi, yang menyebabkan
gangrene.
27. Beberapa abses bisa menyembuh Ketika
pecah dan nanah mengering. Tetapi sebagian
besar abses memerlukan pengobatan dan
intervensi berupa tusukan jarum (pungsi)
bahkan insisi atau operasi (Craft, 2012).
Prognosis dan Komplikasi
28. Ebook Buku Seri Dermatologi dan Venerologi
Infeksi Bakteri di Kulit, Departemen Kesehatan
Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga hal 41-45
Daftar Pustaka