Dokumen tersebut membahas tentang Premenstrual Syndrome, Penyakit Menular Seksual, dan beberapa kondisi kesehatan wanita lainnya. Topik utama yang dibahas meliputi gejala dan penanganan Premenstrual Syndrome, etiologi, diagnosis, dan pencegahan Penyakit Menular Seksual, serta penjelasan singkat mengenai kondisi-kondisi seperti dismenorea, mastalgia, mittelschmerz, kondiloma, herpes, gonore, dan fluor albus.
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx
1. Mufida Dian Hardika, S.ST., M.Kes
Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun
Pre Menstrual Syndrome dan
Penyakit Menular Seksual
Oktober 23 1
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
4. a. Disminorea
Disminorea = nyeri haid
a. Disminorea Primer
normal, tidak terdapat hubungan dgn
kelainan ginekologik
b. Dismenorea sekunder
krn kelainan ginekologik
(salpingitis kronik, endometriosis,dll)
Oktober 23 4
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
5. Disminorea primer
1. Nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan
pada alat genital yang nyata
2. Timbul sebelum haid atau saat haid
3. Dirasakan beberpa jam atau berlangsung
beberapa hari
4. Sifat nyeri pada perut bagian bawah dpt
menyebar pinggang dan paha
Oktober 23 5
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
6. Etiologi disminorea primer
Banyak teori telah dikemukakan, tapi
patofisiologinya belum . Beberapa faktor
penyebab:
1. Faktor kejiwaan
2. Faktor konstitusi
3. Faktor Obstruksi kanalis servikalis
4. Faktor Endokrin
5. Faktor alergi
Oktober 23 6
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
7. Penanganan
1. KIE
2. Analgesik
3. Terapi hormonal
4. Terapi obat nonsteroid anti prostaglandin
(ibuprofen dll)
5. Dilatasi kanalis servikalis
Oktober 23 7
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
8. Disminore Sekunder
Penyebab : Nyeri karena adanya kelainan
ginekologi misal : radang panggul
(salpingitis, endometriosis,) Mioma uteri,
karena kista, polip uteri sehingga gejala
yang dirasakan sesuai dengan penyakit yang
diderita
Nyeri Hebat dirasakan terus menerus saat
haid
Oktober 23 8
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
9. b. Premenstrual Tension
(‘tegangan’ prahaid)
1. Keluhan biasanya timbul 1 minggu sampai
beberpa hari sebelum haid
2. Hilang sesudah haid atau berlangsung terus
3. Keluhan ringan : gangguan
emosional,iritabilitas, gelisah, insomia, nyeri
kepala, kembung, mual, pembesaran & nyeri
mamae dsb
Keluhan berat : depresi, ketakutan,
gangguan konsentrasi
Oktober 23 9
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
10. etiologi
1. Gangguan keseimbangan estrogen dan
progesteron
2. Faktor kejiwaan
3. Wanita yang lebih peka terhadap perubahan
hormonal dan faktor psikologis lainnya
Oktober 23 10
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
12. c. MASTALGIA
1. Rasa nyeri dan pembesaran pada mamae
sebelum/ saat haid
2. Sebab : peningkatan kadar estrogen
3. Penanganan : KIE, bila perlu
analgesik/antinyeri
Oktober 23 12
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
13. c. MITTELSCHMERZ DAN
PERDARAHAN OVULASI
1. Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi
sekitar pertengahan siklus haid, pada saat
ovulasi
2. Lamanya beberapa jam hingga 2-3 hari
3. Rasa nyeri bisa disertai atau tidak disertai
darah (flek-flek darah)
4. Nyeri tidak kejang, tidak menjalar
5. Penanganan ; KIE
Oktober 23 13
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
15. Penyakit menular seksual
adalah penyakit yang ditularkan terutama
melalui hubungan seksual, atau perilaku seks
yang tidak aman seperti berganti - ganti
pasangan (seks bebas).
Oktober 23 15
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
16. Gejala / Tanda
Gejala dan tanda yang timbul berbeda-beda, tergantung pada
jenisnya. Adapun gejala dan tanda yang mungkin muncul :
1. Luka atau benjolan di sekitar alat kelamin
2. Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
3. Kehilangan berat badan
4. Diare
5. Nyeri atau terbakar saat buang air kecil
6. Keluarnya nanah kental kuning kehijauan
7. Ujung penis tampak merah dan agak bengkak
8. Keputihan (pada wanita) berwarna kuning kecoklatan
9. Rasa nyeri di rongga pinggul
10. Pendarahan pada vagina setelah hubungan seksual
11. Vagina Bengkak, bisa terjadi infeksi di kelenjar bartholin
(Bartholinitis)
Oktober 23 16
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
17. Kelenjar Bartholin yang
mengalami infeksi
disebut ‘bartholinitis’
Gejala Infeksi :
1. rubor (kemerahan)
2. kalor (panas)
3. dolor (rasa sakit)
4. Rubor
5. Fungsio Laesa
Oktober 23 17
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
18. • Dolor
Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini terjadi
karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga
menimbulkan nyeri
Kalor
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini terjadi
karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi
untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.
•
Tumor
Tumor dalam kontek gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum dibicarakan tidak
boleh tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami
pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.
•
Rubor
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan
aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.
Fungsio Laesa
• Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya jika
luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit
berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.
Oktober 23 18
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
19. Etiologi IMS
a. Bakteri (gonore, sifilis, klamidia)
b. Parasit (trikomoniasis)
c. Virus (human papillomavirus (HPV), herpes
genital, HIV)
Infeksi di atas juga dapat ditularkan tanpa
hubungan seksual, seperti dari ibu ke bayi selama
kehamilan atau persalinan, atau melalui transfusi
darah atau pemakaian jarum suntik secara
bergantian.
Oktober 23 19
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
20. Diagnosis IMS
Pemeriksaan yang biasanya dianjurkan untuk
diagnosis penyakit menular seksual meliputi :
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan laboratorium, sitologi :
darah, urin, dan cairan tubuh lainnya
sitologi : pengambilan cairan kemaluan
dioleskan di objeck glass utk diperiksa di
laboratorium
Oktober 23 20
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
21. Pengobatan IMS
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri, umumnya lebih mudah untuk diobati.
Infeksi virus dapat dirawat, namun tidak selalu
dapat disembuhkan.
Pada wanita hamil dan memiliki penyakit
menular seksual, pengobatan yang tepat dapat
mencegah atau mengurangi risiko penularan
infeksi pada bayi. Pengobatan biasanya diberikan
tergantung pada infeksinya, yang diantaranya
meliputi antibiotik dan antivirus.
Oktober 23 21
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
22. Pencegahan IMS
Beberapa upaya untuk menghindari atau
mengurangi risiko penyakit menular seksual,
antara lain :
a. Setia dengan pasangan atau hindari seks
bebas
b. Pastikan jarum suntik yang akan dipakai
steril
c. Menjaga kebersihan dan kesehatan organ
intim
d. Vaksinasi
Oktober 23 22
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
25. 1. Etiologi: virus papiloma tipe 16 dan 18
2. Terdapat pada bentuk kecil dan besar, sendirian
atau berkelompok
3. Lokasinya: pada bagian vulva,perineum.
Perianal, vagina, dan serviks uteri
4. Penanganan: kondiloma kecil dibersihkan
dengan larutan pedofilin 10% dalam gliserin
atau alkohol . Kutil besar diangkat melalui laser,
krioterapi (pembekuan) atau pembedahan
dengan bius lokal.
5. Komplikasi: kanker serviks. Utk itu Pemeriksaan
pap smear rutin
Oktober 23 25
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
27. 1. etiologi: Virus Herpes tipe 2
2. Tampak sejumlah vesikel di labia mayora
dan minora dan klitoris.
3. Gatal dan panas
4. Sering timbul ulkus kecil
5. Diagnosis dengan tes serologi
6. Terapi; acyclovir
Oktober 23 27
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
29. 1. Penyebab : bakteri Nisseria Gonococcus
2. Rasa gatal panas
3. Sakit saat kencing
4. Keluar nanah kadang bercampur darah
5. Ujung kemaluan merah bengkak
6. Wanita: keputuhan seperti nanah
7. Nyeri punggung
8. tertular pertama kali karena kontak dengan orang
yang terinfeksi saat melakukan hubungan seksual
melalui vagina, oral, anus
9. Gonore dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya
selama proses kelahiran
10.Tx Antibiotika, pada bayi konjungtivitis: garamicin
tetes mata
Oktober 23 29
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
30. 2. FLUOR ALBUS / LEUKOREA/
KEPUTIHAN
1. Leukorea Fisiologik dan patologik
2. Leukorea Fisiologik:
a. Tidak gatal, tidak berbau
b. Ditemukan pada BBL sampai umur 10 hari ,
sbg pengaruh estrogen
c. Waktu disekitar menarche
d. Adanya rangsangan pada wanita
e. Saat ovulasi
Oktober 23 30
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
31. Fluor Albus Patologi
1. karena bakteri : Kasus yang paling umum
termasuk pada wanita yang belum pernah
melakukan sex . Ciri-cirinya :
– Cairan yang keluar dari vagina lebih banyak dari
biasanya, lebih encer dan berbau anyir seperti
ikan.
– Cairan vagina putih keabu-abuan yang melekat
pada dinding vagina
– Tidak terasa sakit ketika buang air, kencing
maupun berhubungan sex
– Terapi: Metronidazole 2x 500mg per oral selama 7 hari ,
klindamisin 2x300mg peroral selama 7 hari
Oktober 23 31
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
32. 2. Fluor Albus karena jamur
• Misal : Kandidiasis penyebab jamur candida albican
• Ciri-cirinya :
– Muncul rasa gatal atau nyeri pada vagina atau vulva (alat kelamin
bagian luar)
– Cairan vagina lebih kental , menggumpal, keruh seperti keju
– Dysuria (Nyeri berkemih), Sulit buang air kecil
– Kemerahan dan bengkak di alat kelamin bagian luar
• Pengobatan :
- nystatin 100.000 IU tablet per vaginal setiap hari selama
14 hari atau
- Mycostatin , mikonazol atau klotrimazol 200mg per
vagina selama 3 hari, atau
-
Oktober 23 32
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
34. b. Keputihan karena parasit
1.Infeksi disebabkan parasit Trikomonas
Vaginalis (trikomoniasis)
2. Ciri-cirinya :
• Cairan vagina encer, berbusa dalam jumlah
banyak, warna kuning kehijauan, dan berbau
sekali, terkadang vagina bengkak
• Rasa sakit pada vagina, gatal seperti terbakar
• Sakit saat kencing, urethritis ringan, disuria dan
sering kencing, sakit ketika melakukan sex
• Pengobatan tidak hanya dilakukan terhadap
si wanita, tapi juga terhadap pasangannya.
Oktober 23 34
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
35. 4. Terapi keputihan karena parasis trikomoniasis:
Metronodazole 2x 500mg per oral selama 7
hari,
Flagyl per vagina/ suppositoria,
Pengobatan dengan suami
Selama pengobatan tidak berhubungan seksual
Oktober 23 35
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
36. SIFILIS
• disebabkan bakteri Treponema Pallidum
• Ditularkan lewat berhubungan seksual atau
kontak langsung dengan luka yang mengandung
bakteri treponema
• akan muncul luka primer ( ulkus durum) dlm
waktu 1-5 minggu
• Menyebar seluruh tubuh lewat aliran darah
• Pada ibu hamil Dapat menyebabkan
abortus,persalinan prematur,gangguan janin,
gangguan plasenta, gangguan hati dan kematian
janin.
• Gejala berbeda-beda sesuai stadium sifilis
Oktober 23 36
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
37. Gejala Sifilis
Stadium Gejala
Primer Terdapat Ulkus Durum (yaitu biasanya
soliter, dasar bersih, batas tegas, tidak
nyeri) yang dapat sembuh sendiri dalam 2-
8 minggu
Sekunder Ruam seluruh tubuh, tidak nyeri, tidak
gatal, yang timbul 4-10 minggu setelah
ulkus durum muncul, kondiloma lata, lesi
mukokutan, dan limfadenopati
menyeluruh
Laten Tidak memiliki tanda gejala klinis,
Oktober 23 37
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
38. Pemeriksaan: VDRL (Veneral Disease Research
Laboratory ) , RPR (Rapid Plasma Reagin)
Faktor resiko terkena : Berganti pasangan,
hubungan seksual tidak terlindungi, HIV/ AIDS
Pengobatan: Benzatin penisilin G 2,4 juta IU
Oktober 23 38
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
39. PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL (PMS)
1 Pengobatan IMS
a. Advokasi
b. Meningkatkan KIE Pencegahan IMS, Pemeriksaan
IMS dan pengobatan secara dini
c. Pendidikan dan latihan bagi petugas kesehatan
dalam tatalaksana penderita IMS.
d. Mengembangkan Klinik IMS di lokasi/ lokalisasI
penjaja seks.
e. Pemeriksaan IMS berkala kepada para PSK dan
pramuria di lokasi,lokalisasi, BAR, Karaoke, Panti
Pijat.
Oktober 23 39
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
40. Pemeriksaan HIV
a) Pemeriksaan Darah
b) Program PMTCT; Prevention Mother to Child
Transmission )
adalah Program layanan Pencegahan Penularan
dari Ibu ke Janin
a) Pengobatan : Obat profilaksis : antiretroviral
(ARV) diminum setiap hari tapi hanya untuk
mengurangi perkembangan virus bukan
mengobati
Oktober 23 40
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
41. 2 Peningkatan Gaya Hidup Sehat
a. Meningkatkan derajat pendidikan dasar dari
anak, pemuda dan remaja khususnya anak
perempuan.
b. KIE di sekolah dan tempat kerja termasuk
life Skill Education. Perlindungan dan KIE
kepada keluarga dan kelompok penduduk
yang menghadapi masalah sosial.
Oktober 23 41
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
42. 3) Promosi dan distribusi Kondom, melakukan social
marketing, dan meningkatkan akses kondom kepada
PSK dan pelanggannya.
a.Melakukan social–marketing dan
meningkatkan akses kondom kepada PSK dan
pelanggannya
b.Meningkatkan ketersediaan kondom,
memperluas jaring distribusinya melalui
swasta, LSM dan Pemerintah.
c.Meningkatkan KIE tentang manfaat
penggunaan kondom
d. Meningkatkan kwalitas kondom.
Oktober 23 42
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
43. 4) Promosi Perilaku Seksual Aman
a. Advokasi pada decision maker
b. Mengembangkan proyek – proyek panduan
penggunaan kondom 100%.
c. Melaksanakan KIE secara sistematis dan
bijaksana tentang penggunaan kondom dan
hubungan seksual non – penetratif.
d. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan
pengobatan IMS pada kelompok berisiko.
Oktober 23 43
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
45. Aborsi
• Aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya
kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan
kematian janin.
• Dalam ilmu kebidanan, istilah-istilah ini digunakan untuk
membedakan aborsi:
A. Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh
trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.
B. Induced abortion/ Provokatus : pengguguran kandungan yang
disengaja. Termasuk di dalamnya adalah: .
• Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran/ Abortus" biasanya
digunakan untuk spontaneous abortion, sementara "aborsi"
digunakan untuk induced abortion.
Oktober 23 45
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
48. Syarat dilakukan abortus medicinalis:
1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu
seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit
kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi
2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis
lain, agama, hukum, psikologi).
3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau
suaminya atau keluarga terdekat.
4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki
tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh
pemerintah.
5. Prosedur tidak dirahasiakan.
6. Dokumen medik harus lengkap.
Oktober 23 48
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
49. Penyebab dari segi Maternal
1. Infeksi Akut
• virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
• Infeksi,bakteri misalnya streptokokus
• Parasit misalnya malaria.
2. Penyakit kronis:
– Hipertensi ,diabetes, anemia berat, penyakit jantung,
toxemia gravidarum
3. inkompetensia serviks, Radang pelvis kronis,
endometrtis, Retroversi kronis
Oktober 23 49
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
50. Abortus Provokatus Kriminalis
aborsi yang sengaja dilakukan tanpa
adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya
pengguguran dilakukan dengan
menggunakan alat-alat atau obat-obat
tertentu
Oktober 23 50
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
51. Akibat Abortus Provokatus
KriminaliS
Komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu
1. Robekan rahim (Perforasi uterus)
2. Luka / robekan pada serviks
3. Pelekatan pada rongga rahim (kavum uteri )
4. Perdarahan
5. Infeksi
Komplikasi yang dapat timbul pada Janin:
1. Bayi cacat
2. Meninggal
Oktober 23 51
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
53. Ada 2 macam resiko kesehatan terhada
wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan
secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis
Oktober 23 53
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
54. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen
pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat
pada saat kehamilan berikutnya
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Oktober 23 54
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
55. Resiko Psikologis, Post-Abortion Syndrome
1. Kehilangan harga diri
2. Berteriak-teriak histeris
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
4. Ingin melakukan bunuh diri
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita
yangmelakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah
yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam
hidupnya.
Oktober 23 55
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
57. 1. Manual vakum
Bedah aborsi ini dilakukan di awal kehamilan hingga
usia 7 minggu setelah periode menstruasi terakhir.
Prosedur ini menggunakan tabung tipis dan
panjang yang dimasukkan ke dalam rahim. Jarum
suntik yang melekat pada tabung akan menyedot
embrio keluar.
Oktober 23 57
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
58. 2. Metode kuret (Curettase)
• Prosedur ini adalah yang paling umum, biasanya untuk
usia 6-14 minggu.
• Karena bayi sudah lebih besar, maka dokter harus
melakukan peregangan pada leher rahim dengan
menggunakan batang besi.
• Setelah serviks terbuka, dokter akan memasukan
tabung plastik keras ke dalam rahim yang dihubungan
dengan mesin penghisap.
• Maka janin akan terisap keluar dari rahim, setelahnya
dokter akan menggunakan pisau berbentuk lingkaran
yang disebut dengan kuret untuk membersihkan sisa
janin yang masih tertinggal di rahim.
Oktober 23 58
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
59. 3. Pelebaran dan evakuasi
• Prosedur aborsi ini dilakukan saat memasuki
usia trimester kedua kehamilan.
• Dalam proses ini serviks akan dibuka lebih
lebar, setelah terbuka maka dokter akan
mengeluarkan janin dengan menggunakan
forsep (tang).
• Tengkorak dari janin akan dilumatkan terlebih
dahulu untuk mempermudah proses.
Oktober 23 59
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
61. 4. Aborsi dengan menggunakan obat
• Prosedur ini biasanya dilakukan
saat usia kehamilan 4-7 minggu.
Obat yang diberikan akan
menyebabkan kematian embrio
dan mengeluarkannya dari dalam
rahim. Mis: Misoprostol
Oktober 23 61
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
62. Pengaturan oleh pemerintah Indonesia
• Status internasional hukum pengguguran kandungan
• Tindakan aborsi menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) di Indonesia dikategorikan sebagai tindakan kriminal
Pasal-pasal KUHP yang mengatur hal ini adalah pasal 299, 341,
342, 343, 346, 347, 348, dan 349. Menurut KUHP, aborsi
merupakan:
• Pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium
perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap
tercapai (38-40 minggu).
• Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20
minggu).Dari segi medikolegalmaka istilah abortus, keguguran,
dan kelahiran prematur mempunyai arti yang sama dan
menunjukkan pengeluaran janin sebelum usia kehamilan yang
cukup
Oktober 23 62
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
63. isi Pasal 75 dan Pasal 76 UU Kesehatan.
Pasal 75
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan,
baik yang mengancam nyawa ibudan/atau janin, yang menderita
penyakit genetic berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak
dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar
kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan
diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh
konselor yang kompeten dan berwenang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan
perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur
Oktober 23 63
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
64. • Dari Pasal 75 di atas, maka jelas bahwa pada hakekatnya aborsi dilarang dilakukan
oleh siapapun. Namun demikian, untuk keadaan-keadaan tertentu aborsi
diperbolehkan sebagaimana dijelaskan dalam ayat (2),
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung darihari pertama
haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang
memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
Menteri.
Ketentuan pada Pasal 76 tersebut harus dipatuhi, sebab pengabaian terhadap Pasal
tersebut akan memiliki konsekuensi hukum bagi siapa yang melakukannya.
Oktober 23 64
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
67. Pemeriksaan Masalah infertil
1. Analisis Sperma: kekentalan, volume,ph,dll
2. Masalah serviks : sumbatan serviks, lendir
abnormal) mempengaruhi PH vagina,cacat
bawaan (atresia), polip dll
3. Masalah vagina;(Trikomonas dan candidiasis
4. Masalah Uterus (rahim)/; mioma, polip,
endometriosis (mengganggu implantasi)
5. Masalah Tuba falopii
6. Masalah Ovarium: gangguan Ovulasi—
Hipotalamus---Amenorea
Oktober 23 67
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
68. Pengobatan
1. Untuk Mengembalikan Kesuburan:
Suplemen kesuburan (berisi Vitamin B
complect,Vitamin A&E Antioksidan, Asam
Folat , Herbal (Ginseng,Ginggo Biloba dll)
2. Untuk Menyeimbangkan Hormon
Oktober 23 68
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
69. infertilitas
• Penyebab paling umum dari ketidaksuburan laki-laki meliputi:
a. jumlah sperma, kemampuan sperma bergerak (motilitas) atau
kemampuan untuk membuahi sel telur.
b. produksi sperma yang abnormal karena berbagai hal, seperti
testis tidak turun, cacat genetik atau infeksiberulang
c. ada masalah dengan pengiriman sperma karena masalah
seksual, seperti ejakulasi dini atau hubungan seksual yang
menyakitkan (dispareunia), atau masalah struktural, seperti
penyumbatan bagian dari testis yang berisi sperma
(epididimis).
d. faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti gizi buruk,
obesitas, penggunaan alkohol, tembakau, dan obat-obatan.
e. faktor lingkungan tertentu, seperti pestisida dan bahan kimia
lainnya.
Oktober 23 69
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
70. a. kerusakan yang terkait dengan kanker dan
pengobatannya.
b. radiasi dan kemoterapi untuk kanker
c. usia. Semakin tua usia seseorang maka kesuburan
juga menjadi berkurang.
Sedangkan penyebab paling umum dari ketidaksuburan
wanita meliputi:
a. kerusakan tuba falopii atau penyumbatan, yang
biasanya dihasilkan dari radang tuba fallopi
(salpingitis).
b. Chlamydia, infeksi menular seksual, adalah
penyebab yang paling sering dijumpai.
c. Endometriosis, yaitu ketika jaringan implan rahim
tumbuh di luar rahim akan mempengaruhi
Oktober 23 70
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
72. Infeksi Alat
kandungan
Infeksi
Rendah
Dari: vulva, Vagina
Cerviks
Infeksi
Tinggi
Dari: Uterus, Tuba, Ovarium,
Parametrium, peritoneum
(perut),golongan ini biasa
disebut “Penyakit Radang
Panggul “ PID”
Oktober 23 72
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
73. PELVIC INFLAMATORY DISEASE (PID)
Termasuk:
a. Endometriosis
b. Metritis
c. Parametritis
d. Salpingitis dan Ooophoritis biasa disebut
“ adnexitis”
a. Pelveoperitonitis
Oktober 23 73
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
74. Disebabkan karena naiknya infeksi yang berada
di genital bawah
Sering terkena pada tuba falopii dan merambat
ke ovarium, ke peritoneum
Radang akut disebabkan : ‘GO’ Gonorrhoe 60%,
bakteri lain seperti streptococcus, stapilococcus
Naiknya infeksi dipermudah oleh:
- Menstruasi
- Persalinan (Partus) dan Abortus
- Operasi ginekologi (Curretase)
Oktober 23 74
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
76. • Berturut-turut terjadi:
Endometrisis
Salpingitis, adnexitis yang dapat
menimbulkan infertilitas & kehamilan ektopik
(diluar kandungan)
Pelveoperitonitis ;
menyebabkan perlekatan dan abses
Oktober 23 76
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
77. 1. ENDOMETRITIS
a. Endometritis Akut
Radang pada lapisan rahim endometrium
Sebab :
- paling sering infeksi gonorrhea yg menjalar
- infeksi abortus : curret(kerokan)
- partus dan postpartus (persalinan) akibat luka
Gejala: Demam tinggi, keputihan bau, bernanah,
uterus nyeri tekan
Penaganan: Uterotonika, Istirahat antibiotika
Oktober 23 77
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
78. b. Endometritis Kronik
• Gejala: fluor albus bau, Kelaianan haid
metrorrhagia dan menorrhagi
• ditemukan pada: TBC, sisa-sisa abortus &
partus , polip uteri, tumor ganas
• Penanganan: antibiotika , pembedahan bila
terdapat polip &mioma
Oktober 23 78
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
79. 2. Myometritis
• Infeksi pada lapisan myiometrium uterus
• Lanjutan dari infeksi endometrisis
• Gejala dan terapi seperti endometritis
Oktober 23 79
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
80. 3. Adnexitis
(Salpingitis –Oopporitis)
• Salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi
pada oophoritis.
• Salpingitis & oopohoritis diberi nama adnexitis.
• Radang tuba falopii dan ovarium yg terjadi
bersamaan
• Penyebab: Gonorrhea menjalar, infeksi
postpartum &postabortus, bakteriTubercolosis,
ada luka Curret, pemasangan IUD dsb
• Pada ‘GO’ (gonococcus) menyebabkan nanah &
perlekatan fimbrie & ovarium
Oktober 23 80
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
81. Gejala
• Demam tinggi, menggigil
• Nyeri perut bagian bawah kiri & kanan
• Mual muntah :bila penyebaran peritoneum
• Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang portio,
pembengkakan tuba
• Menorrhagia dan dysminorhea sekunder
• Bila nanah masuk peritonieum mjd peritonitis
• Perdarahan pada cavum douglas
Oktober 23 81
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
82. Penanganan:
• Antibiotik spectrum luas
• Analgesik
• Istirahat
• Bila terjadi perlekatan : Pembedahan
Oktober 23 82
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
83. 4. Pelvioperitonitis
• Pelvio=pelvic=panggul
• Peritoneum=rongga perut
• Infeksi ini sering bersamaan dengan adnexitis
(ovarium & tuba), uterus, usus, halus,
• Diikuti perlekatan
• Gejala: demam, rasa nyeri hebat,mual,
gerakan menimbulkan nyeri,, teraba tumor di
belakang uterus,tumor menonjol ke vagina
• Terapi: seperti Adexitis, bila abses pada cavum
douglas dilakukan penyedotan cairan
Oktober 23 83
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
84. Cavum Douglas berisi
nanah & bekuan
darah
Peritoneum
(Rongga Perut)
Pelveoperitonitis
Pelvic & peritoneum
Penyebaran Infeksi Radang Panggul
Oktober 23 84
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
86. HRT Adalah perawatan medis yang
menghilangkan gejala-gejala pada wanita
selama dan sesudah menopause
Klimakterium : masa yang bermula dari
akhir tahap reproduksi, terjadi pada wanita
berumur 45-65 tahun
Menopause; Berhentinya haid pada seorang
wanita
Premenopause: kurun waktu 4- 5 tahun
sebelum menopause
Pascamenopause : kurun waktu 3-5 tahun
setelah menopause
Oktober 23 86
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
87. Etiologi Menopause
• Berhentinya Haid dikarenakan menurunnya
fungsi ovarium
• Sehingga terjadi penurunan estrogen
• Meningkatnya hormon gonadotropin
• Penurunan estrogen
menyebabkan:Gangguan
neurovegetatif,gang. Psikis, Gang.Somatik,
Gang. Siklus haid
Oktober 23 87
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
88. • Gangguan Neurovegetatif diantaranya:
• Gejolak panas (Hot Flushes)
• Keringat banyak
• Kedinginan
• Sakit kepala
• Bising telinga
• Gangguan tensi
• Berdebar-debar
• Susah nafas
• Gang. Usus,dll
Oktober 23 88
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
89. Gang. Psikis
• Mudah tersinggung
• Depresi
• Kelelahan
• Semangat Kurang
• Susah tidur
Oktober 23 89
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
90. Gangguan Somatik, meliputi
• Gang. Haid : Amenorea (tidak haid)
• Inkontinensia urin
• Dysuria
• Osteoporosis
• Artritis
• Atrofi kulit
• Sklerosis coroner, dll
Oktober 23 90
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
91. Penanganan:
• Psikoterapi
• Peningkatan kualitas hidup
• Pengaturan diet (Gizi, kalsium, Vitamin d dll)
• Terapi Hormonal
Oktober 23 91
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
92. Terapi Hormonal
• Pemberian terapi hormonal estrogen
• Cara pemberian:
- Premenopause: sudah ada keluhan, masih
haid
Tablet Estrogen dari hari ke5 hingga ke 25
siklus haid, kemudian progesteron hari 26
hingga ke 30 siklus haid
- Bila keluhan hilang tablet dihentikan
Oktober 23 92
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
93. • Pada ibu menopause dan pascamenopause
- sudah tidak haid, ada keluhan
- Estrogen dosis rendah selama 21 hari
- Pemberian progesteron dosis kecil untuk
menyeimbangkan hormon
- Bila estrogen dalam tubuh terlalu tinggi
menyebabkan resiko kanker
Oktober 23 93
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
94. Kontraindikasi estrogen
• Estrogen tidak boleh diberikan pada:
- Riwayat Kanker
- penyakit ginjal
- penyakit hati
- tromboplebitis,
-vasises berat
- anemia berat
Oktober 23 94
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
95. Syarat pemberian estrogen :
• Tensi normal tidak tinggi
• Pemeriksaan sitologi , papamear normal
• Tidak ada varises di ekstremitas bawah
• Uterus normal
• Tidak terlalu gemuk
• Kelenjar tiroid normal
• kadar HB, kolesterol, Kalsium, Trigliserida,
fungsi hati (SGOT&SGPT) normal
• Bila ada Nyeri dada, Hipertensi, Diabetes
perlu dikonsultasikan ke Dr spesialis
Oktober 23 95
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
96. Terapi hormon untuk Gangguan Haid
• Hipermenorea , Menorragia
• Bila ibu mengalami haid darah banayk,
dengan waktu lama lebih dari 7 hari maka
diberikan terapi hormon
Pil KB (Oral Pil) yaitu pil yang berisi hormon
estrogen dan progesteron diminum selama 7
hari
Oktober 23 96
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES