SlideShare a Scribd company logo
1 of 96
Mufida Dian Hardika, S.ST., M.Kes
Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun
Pre Menstrual Syndrome dan
Penyakit Menular Seksual
Oktober 23 1
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
PENILAIAN
25 % Kehadiran
25 % Tugas
50 % Ujian
Oktober 23 2
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
PREMENSTRUAL
SYNDROM
Oktober 23 3
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
a. Disminorea
Disminorea = nyeri haid
a. Disminorea Primer
normal, tidak terdapat hubungan dgn
kelainan ginekologik
b. Dismenorea sekunder
krn kelainan ginekologik
(salpingitis kronik, endometriosis,dll)
Oktober 23 4
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Disminorea primer
1. Nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan
pada alat genital yang nyata
2. Timbul sebelum haid atau saat haid
3. Dirasakan beberpa jam atau berlangsung
beberapa hari
4. Sifat nyeri pada perut bagian bawah dpt
menyebar pinggang dan paha
Oktober 23 5
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Etiologi disminorea primer
Banyak teori telah dikemukakan, tapi
patofisiologinya belum . Beberapa faktor
penyebab:
1. Faktor kejiwaan
2. Faktor konstitusi
3. Faktor Obstruksi kanalis servikalis
4. Faktor Endokrin
5. Faktor alergi
Oktober 23 6
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Penanganan
1. KIE
2. Analgesik
3. Terapi hormonal
4. Terapi obat nonsteroid anti prostaglandin
(ibuprofen dll)
5. Dilatasi kanalis servikalis
Oktober 23 7
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Disminore Sekunder
Penyebab : Nyeri karena adanya kelainan
ginekologi misal : radang panggul
(salpingitis, endometriosis,) Mioma uteri,
karena kista, polip uteri sehingga gejala
yang dirasakan sesuai dengan penyakit yang
diderita
Nyeri Hebat dirasakan terus menerus saat
haid
Oktober 23 8
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
b. Premenstrual Tension
(‘tegangan’ prahaid)
1. Keluhan biasanya timbul 1 minggu sampai
beberpa hari sebelum haid
2. Hilang sesudah haid atau berlangsung terus
3. Keluhan ringan : gangguan
emosional,iritabilitas, gelisah, insomia, nyeri
kepala, kembung, mual, pembesaran & nyeri
mamae dsb
Keluhan berat : depresi, ketakutan,
gangguan konsentrasi
Oktober 23 9
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
etiologi
1. Gangguan keseimbangan estrogen dan
progesteron
2. Faktor kejiwaan
3. Wanita yang lebih peka terhadap perubahan
hormonal dan faktor psikologis lainnya
Oktober 23 10
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Penanganan
1. KIE
2. Progesteron dosis kecil untuk penyeimbang
hormon
Oktober 23 11
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
c. MASTALGIA
1. Rasa nyeri dan pembesaran pada mamae
sebelum/ saat haid
2. Sebab : peningkatan kadar estrogen
3. Penanganan : KIE, bila perlu
analgesik/antinyeri
Oktober 23 12
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
c. MITTELSCHMERZ DAN
PERDARAHAN OVULASI
1. Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi
sekitar pertengahan siklus haid, pada saat
ovulasi
2. Lamanya beberapa jam hingga 2-3 hari
3. Rasa nyeri bisa disertai atau tidak disertai
darah (flek-flek darah)
4. Nyeri tidak kejang, tidak menjalar
5. Penanganan ; KIE
Oktober 23 13
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
”PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
(PMS)”
“INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)”
“SEXUALL TRANSMITTED DISEASE’S
(STD’s)”
Oktober 23 14
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Penyakit menular seksual
adalah penyakit yang ditularkan terutama
melalui hubungan seksual, atau perilaku seks
yang tidak aman seperti berganti - ganti
pasangan (seks bebas).
Oktober 23 15
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Gejala / Tanda
Gejala dan tanda yang timbul berbeda-beda, tergantung pada
jenisnya. Adapun gejala dan tanda yang mungkin muncul :
1. Luka atau benjolan di sekitar alat kelamin
2. Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
3. Kehilangan berat badan
4. Diare
5. Nyeri atau terbakar saat buang air kecil
6. Keluarnya nanah kental kuning kehijauan
7. Ujung penis tampak merah dan agak bengkak
8. Keputihan (pada wanita) berwarna kuning kecoklatan
9. Rasa nyeri di rongga pinggul
10. Pendarahan pada vagina setelah hubungan seksual
11. Vagina Bengkak, bisa terjadi infeksi di kelenjar bartholin
(Bartholinitis)
Oktober 23 16
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Kelenjar Bartholin yang
mengalami infeksi
disebut ‘bartholinitis’
Gejala Infeksi :
1. rubor (kemerahan)
2. kalor (panas)
3. dolor (rasa sakit)
4. Rubor
5. Fungsio Laesa
Oktober 23 17
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
• Dolor
Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini terjadi
karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga
menimbulkan nyeri
Kalor
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini terjadi
karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi
untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.
•
Tumor
Tumor dalam kontek gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum dibicarakan tidak
boleh tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami
pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.
•
Rubor
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan
aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.
Fungsio Laesa
• Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya jika
luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit
berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.
Oktober 23 18
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Etiologi IMS
a. Bakteri (gonore, sifilis, klamidia)
b. Parasit (trikomoniasis)
c. Virus (human papillomavirus (HPV), herpes
genital, HIV)
Infeksi di atas juga dapat ditularkan tanpa
hubungan seksual, seperti dari ibu ke bayi selama
kehamilan atau persalinan, atau melalui transfusi
darah atau pemakaian jarum suntik secara
bergantian.
Oktober 23 19
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Diagnosis IMS
Pemeriksaan yang biasanya dianjurkan untuk
diagnosis penyakit menular seksual meliputi :
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan laboratorium, sitologi :
darah, urin, dan cairan tubuh lainnya
sitologi : pengambilan cairan kemaluan
dioleskan di objeck glass utk diperiksa di
laboratorium
Oktober 23 20
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Pengobatan IMS
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri, umumnya lebih mudah untuk diobati.
Infeksi virus dapat dirawat, namun tidak selalu
dapat disembuhkan.
Pada wanita hamil dan memiliki penyakit
menular seksual, pengobatan yang tepat dapat
mencegah atau mengurangi risiko penularan
infeksi pada bayi. Pengobatan biasanya diberikan
tergantung pada infeksinya, yang diantaranya
meliputi antibiotik dan antivirus.
Oktober 23 21
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Pencegahan IMS
Beberapa upaya untuk menghindari atau
mengurangi risiko penyakit menular seksual,
antara lain :
a. Setia dengan pasangan atau hindari seks
bebas
b. Pastikan jarum suntik yang akan dipakai
steril
c. Menjaga kebersihan dan kesehatan organ
intim
d. Vaksinasi
Oktober 23 22
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Komplikasi
• Kemandulan
• Kecacatan
• Gangguan kehamilan
• Kanker
Oktober 23 23
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Kondiloma akuminata/ kutil kelamin
Oktober 23 24
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
1. Etiologi: virus papiloma tipe 16 dan 18
2. Terdapat pada bentuk kecil dan besar, sendirian
atau berkelompok
3. Lokasinya: pada bagian vulva,perineum.
Perianal, vagina, dan serviks uteri
4. Penanganan: kondiloma kecil dibersihkan
dengan larutan pedofilin 10% dalam gliserin
atau alkohol . Kutil besar diangkat melalui laser,
krioterapi (pembekuan) atau pembedahan
dengan bius lokal.
5. Komplikasi: kanker serviks. Utk itu Pemeriksaan
pap smear rutin
Oktober 23 25
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
HERPES
Oktober 23 26
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
1. etiologi: Virus Herpes tipe 2
2. Tampak sejumlah vesikel di labia mayora
dan minora dan klitoris.
3. Gatal dan panas
4. Sering timbul ulkus kecil
5. Diagnosis dengan tes serologi
6. Terapi; acyclovir
Oktober 23 27
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
GONORE/ KENCING NANAH
Oktober 23 28
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
1. Penyebab : bakteri Nisseria Gonococcus
2. Rasa gatal panas
3. Sakit saat kencing
4. Keluar nanah kadang bercampur darah
5. Ujung kemaluan merah bengkak
6. Wanita: keputuhan seperti nanah
7. Nyeri punggung
8. tertular pertama kali karena kontak dengan orang
yang terinfeksi saat melakukan hubungan seksual
melalui vagina, oral, anus
9. Gonore dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya
selama proses kelahiran
10.Tx Antibiotika, pada bayi konjungtivitis: garamicin
tetes mata
Oktober 23 29
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
2. FLUOR ALBUS / LEUKOREA/
KEPUTIHAN
1. Leukorea Fisiologik dan patologik
2. Leukorea Fisiologik:
a. Tidak gatal, tidak berbau
b. Ditemukan pada BBL sampai umur 10 hari ,
sbg pengaruh estrogen
c. Waktu disekitar menarche
d. Adanya rangsangan pada wanita
e. Saat ovulasi
Oktober 23 30
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Fluor Albus Patologi
1. karena bakteri : Kasus yang paling umum
termasuk pada wanita yang belum pernah
melakukan sex . Ciri-cirinya :
– Cairan yang keluar dari vagina lebih banyak dari
biasanya, lebih encer dan berbau anyir seperti
ikan.
– Cairan vagina putih keabu-abuan yang melekat
pada dinding vagina
– Tidak terasa sakit ketika buang air, kencing
maupun berhubungan sex
– Terapi: Metronidazole 2x 500mg per oral selama 7 hari ,
klindamisin 2x300mg peroral selama 7 hari
Oktober 23 31
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
2. Fluor Albus karena jamur
• Misal : Kandidiasis penyebab jamur candida albican
• Ciri-cirinya :
– Muncul rasa gatal atau nyeri pada vagina atau vulva (alat kelamin
bagian luar)
– Cairan vagina lebih kental , menggumpal, keruh seperti keju
– Dysuria (Nyeri berkemih), Sulit buang air kecil
– Kemerahan dan bengkak di alat kelamin bagian luar
• Pengobatan :
- nystatin 100.000 IU tablet per vaginal setiap hari selama
14 hari atau
- Mycostatin , mikonazol atau klotrimazol 200mg per
vagina selama 3 hari, atau
-
Oktober 23 32
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Oktober 23 33
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
b. Keputihan karena parasit
1.Infeksi disebabkan parasit Trikomonas
Vaginalis (trikomoniasis)
2. Ciri-cirinya :
• Cairan vagina encer, berbusa dalam jumlah
banyak, warna kuning kehijauan, dan berbau
sekali, terkadang vagina bengkak
• Rasa sakit pada vagina, gatal seperti terbakar
• Sakit saat kencing, urethritis ringan, disuria dan
sering kencing, sakit ketika melakukan sex
• Pengobatan tidak hanya dilakukan terhadap
si wanita, tapi juga terhadap pasangannya.
Oktober 23 34
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
4. Terapi keputihan karena parasis trikomoniasis:
 Metronodazole 2x 500mg per oral selama 7
hari,
 Flagyl per vagina/ suppositoria,
 Pengobatan dengan suami
 Selama pengobatan tidak berhubungan seksual
Oktober 23 35
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
SIFILIS
• disebabkan bakteri Treponema Pallidum
• Ditularkan lewat berhubungan seksual atau
kontak langsung dengan luka yang mengandung
bakteri treponema
• akan muncul luka primer ( ulkus durum) dlm
waktu 1-5 minggu
• Menyebar seluruh tubuh lewat aliran darah
• Pada ibu hamil Dapat menyebabkan
abortus,persalinan prematur,gangguan janin,
gangguan plasenta, gangguan hati dan kematian
janin.
• Gejala berbeda-beda sesuai stadium sifilis
Oktober 23 36
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Gejala Sifilis
Stadium Gejala
Primer Terdapat Ulkus Durum (yaitu biasanya
soliter, dasar bersih, batas tegas, tidak
nyeri) yang dapat sembuh sendiri dalam 2-
8 minggu
Sekunder Ruam seluruh tubuh, tidak nyeri, tidak
gatal, yang timbul 4-10 minggu setelah
ulkus durum muncul, kondiloma lata, lesi
mukokutan, dan limfadenopati
menyeluruh
Laten Tidak memiliki tanda gejala klinis,
Oktober 23 37
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Pemeriksaan: VDRL (Veneral Disease Research
Laboratory ) , RPR (Rapid Plasma Reagin)
 Faktor resiko terkena : Berganti pasangan,
hubungan seksual tidak terlindungi, HIV/ AIDS
Pengobatan: Benzatin penisilin G 2,4 juta IU
Oktober 23 38
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL (PMS)
1 Pengobatan IMS
a. Advokasi
b. Meningkatkan KIE Pencegahan IMS, Pemeriksaan
IMS dan pengobatan secara dini
c. Pendidikan dan latihan bagi petugas kesehatan
dalam tatalaksana penderita IMS.
d. Mengembangkan Klinik IMS di lokasi/ lokalisasI
penjaja seks.
e. Pemeriksaan IMS berkala kepada para PSK dan
pramuria di lokasi,lokalisasi, BAR, Karaoke, Panti
Pijat.
Oktober 23 39
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Pemeriksaan HIV
a) Pemeriksaan Darah
b) Program PMTCT; Prevention Mother to Child
Transmission )
adalah Program layanan Pencegahan Penularan
dari Ibu ke Janin
a) Pengobatan : Obat profilaksis : antiretroviral
(ARV) diminum setiap hari tapi hanya untuk
mengurangi perkembangan virus bukan
mengobati
Oktober 23 40
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
2 Peningkatan Gaya Hidup Sehat
a. Meningkatkan derajat pendidikan dasar dari
anak, pemuda dan remaja khususnya anak
perempuan.
b. KIE di sekolah dan tempat kerja termasuk
life Skill Education. Perlindungan dan KIE
kepada keluarga dan kelompok penduduk
yang menghadapi masalah sosial.
Oktober 23 41
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
3) Promosi dan distribusi Kondom, melakukan social
marketing, dan meningkatkan akses kondom kepada
PSK dan pelanggannya.
a.Melakukan social–marketing dan
meningkatkan akses kondom kepada PSK dan
pelanggannya
b.Meningkatkan ketersediaan kondom,
memperluas jaring distribusinya melalui
swasta, LSM dan Pemerintah.
c.Meningkatkan KIE tentang manfaat
penggunaan kondom
d. Meningkatkan kwalitas kondom.
Oktober 23 42
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
4) Promosi Perilaku Seksual Aman
a. Advokasi pada decision maker
b. Mengembangkan proyek – proyek panduan
penggunaan kondom 100%.
c. Melaksanakan KIE secara sistematis dan
bijaksana tentang penggunaan kondom dan
hubungan seksual non – penetratif.
d. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan
pengobatan IMS pada kelompok berisiko.
Oktober 23 43
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
ABORTION
Oktober 23 44
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Aborsi
• Aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya
kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan
kematian janin.
• Dalam ilmu kebidanan, istilah-istilah ini digunakan untuk
membedakan aborsi:
A. Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh
trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.
B. Induced abortion/ Provokatus : pengguguran kandungan yang
disengaja. Termasuk di dalamnya adalah: .
• Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran/ Abortus" biasanya
digunakan untuk spontaneous abortion, sementara "aborsi"
digunakan untuk induced abortion.
Oktober 23 45
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Abortion/
Abortus/
Keguguran
Spontan
(Spontanius
abortion)
Abortus Iminnens ,
A. Incipiens ,
A. Incomplete,
A. Completus,
A. Habituali
Buatan
(Provokatus
abortion )
- Abortus Provokatus
Medisinalis/Artificialis/
Therapeuticus,
- Abortus Provokatus
Kriminalis
ABORSI
ABORTUS
Oktober 23 46
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Abortus Provokatus
Medisinalis/Artificialis/
Therapeuticus
abortus yang dilakukan dengan disertai
Indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud
dengan indikasi medik adalah demi
menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya
Oktober 23 47
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Syarat dilakukan abortus medicinalis:
1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu
seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit
kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi
2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis
lain, agama, hukum, psikologi).
3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau
suaminya atau keluarga terdekat.
4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki
tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh
pemerintah.
5. Prosedur tidak dirahasiakan.
6. Dokumen medik harus lengkap.
Oktober 23 48
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Penyebab dari segi Maternal
1. Infeksi Akut
• virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
• Infeksi,bakteri misalnya streptokokus
• Parasit misalnya malaria.
2. Penyakit kronis:
– Hipertensi ,diabetes, anemia berat, penyakit jantung,
toxemia gravidarum
3. inkompetensia serviks, Radang pelvis kronis,
endometrtis, Retroversi kronis
Oktober 23 49
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Abortus Provokatus Kriminalis
aborsi yang sengaja dilakukan tanpa
adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya
pengguguran dilakukan dengan
menggunakan alat-alat atau obat-obat
tertentu
Oktober 23 50
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Akibat Abortus Provokatus
KriminaliS
Komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu
1. Robekan rahim (Perforasi uterus)
2. Luka / robekan pada serviks
3. Pelekatan pada rongga rahim (kavum uteri )
4. Perdarahan
5. Infeksi
Komplikasi yang dapat timbul pada Janin:
1. Bayi cacat
2. Meninggal
Oktober 23 51
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Robekan Rahim
Oktober 23 52
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Ada 2 macam resiko kesehatan terhada
wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan
secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis
Oktober 23 53
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen
pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat
pada saat kehamilan berikutnya
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Oktober 23 54
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Resiko Psikologis, Post-Abortion Syndrome
1. Kehilangan harga diri
2. Berteriak-teriak histeris
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
4. Ingin melakukan bunuh diri
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita
yangmelakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah
yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam
hidupnya.
Oktober 23 55
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Beberapa Prosedur ABORSI yang
digunakan
Oktober 23 56
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
1. Manual vakum
Bedah aborsi ini dilakukan di awal kehamilan hingga
usia 7 minggu setelah periode menstruasi terakhir.
Prosedur ini menggunakan tabung tipis dan
panjang yang dimasukkan ke dalam rahim. Jarum
suntik yang melekat pada tabung akan menyedot
embrio keluar.
Oktober 23 57
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
2. Metode kuret (Curettase)
• Prosedur ini adalah yang paling umum, biasanya untuk
usia 6-14 minggu.
• Karena bayi sudah lebih besar, maka dokter harus
melakukan peregangan pada leher rahim dengan
menggunakan batang besi.
• Setelah serviks terbuka, dokter akan memasukan
tabung plastik keras ke dalam rahim yang dihubungan
dengan mesin penghisap.
• Maka janin akan terisap keluar dari rahim, setelahnya
dokter akan menggunakan pisau berbentuk lingkaran
yang disebut dengan kuret untuk membersihkan sisa
janin yang masih tertinggal di rahim.
Oktober 23 58
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
3. Pelebaran dan evakuasi
• Prosedur aborsi ini dilakukan saat memasuki
usia trimester kedua kehamilan.
• Dalam proses ini serviks akan dibuka lebih
lebar, setelah terbuka maka dokter akan
mengeluarkan janin dengan menggunakan
forsep (tang).
• Tengkorak dari janin akan dilumatkan terlebih
dahulu untuk mempermudah proses.
Oktober 23 59
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Oktober 23 60
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
4. Aborsi dengan menggunakan obat
• Prosedur ini biasanya dilakukan
saat usia kehamilan 4-7 minggu.
Obat yang diberikan akan
menyebabkan kematian embrio
dan mengeluarkannya dari dalam
rahim. Mis: Misoprostol
Oktober 23 61
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Pengaturan oleh pemerintah Indonesia
• Status internasional hukum pengguguran kandungan
• Tindakan aborsi menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) di Indonesia dikategorikan sebagai tindakan kriminal
Pasal-pasal KUHP yang mengatur hal ini adalah pasal 299, 341,
342, 343, 346, 347, 348, dan 349. Menurut KUHP, aborsi
merupakan:
• Pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium
perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap
tercapai (38-40 minggu).
• Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20
minggu).Dari segi medikolegalmaka istilah abortus, keguguran,
dan kelahiran prematur mempunyai arti yang sama dan
menunjukkan pengeluaran janin sebelum usia kehamilan yang
cukup
Oktober 23 62
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
isi Pasal 75 dan Pasal 76 UU Kesehatan.
Pasal 75
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan,
baik yang mengancam nyawa ibudan/atau janin, yang menderita
penyakit genetic berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak
dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar
kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan
diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh
konselor yang kompeten dan berwenang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan
perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur
Oktober 23 63
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
• Dari Pasal 75 di atas, maka jelas bahwa pada hakekatnya aborsi dilarang dilakukan
oleh siapapun. Namun demikian, untuk keadaan-keadaan tertentu aborsi
diperbolehkan sebagaimana dijelaskan dalam ayat (2),
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung darihari pertama
haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang
memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
Menteri.
Ketentuan pada Pasal 76 tersebut harus dipatuhi, sebab pengabaian terhadap Pasal
tersebut akan memiliki konsekuensi hukum bagi siapa yang melakukannya.
Oktober 23 64
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
INFERTILITAS
Oktober 23 65
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Etiologi/ Penyebab:
1. Masalah pada Suami
2. Masalah pada Istri/ Wanita
Oktober 23 66
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Pemeriksaan Masalah infertil
1. Analisis Sperma: kekentalan, volume,ph,dll
2. Masalah serviks : sumbatan serviks, lendir
abnormal) mempengaruhi PH vagina,cacat
bawaan (atresia), polip dll
3. Masalah vagina;(Trikomonas dan candidiasis
4. Masalah Uterus (rahim)/; mioma, polip,
endometriosis (mengganggu implantasi)
5. Masalah Tuba falopii
6. Masalah Ovarium: gangguan Ovulasi—
Hipotalamus---Amenorea
Oktober 23 67
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Pengobatan
1. Untuk Mengembalikan Kesuburan:
Suplemen kesuburan (berisi Vitamin B
complect,Vitamin A&E Antioksidan, Asam
Folat , Herbal (Ginseng,Ginggo Biloba dll)
2. Untuk Menyeimbangkan Hormon
Oktober 23 68
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
infertilitas
• Penyebab paling umum dari ketidaksuburan laki-laki meliputi:
a. jumlah sperma, kemampuan sperma bergerak (motilitas) atau
kemampuan untuk membuahi sel telur.
b. produksi sperma yang abnormal karena berbagai hal, seperti
testis tidak turun, cacat genetik atau infeksiberulang
c. ada masalah dengan pengiriman sperma karena masalah
seksual, seperti ejakulasi dini atau hubungan seksual yang
menyakitkan (dispareunia), atau masalah struktural, seperti
penyumbatan bagian dari testis yang berisi sperma
(epididimis).
d. faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti gizi buruk,
obesitas, penggunaan alkohol, tembakau, dan obat-obatan.
e. faktor lingkungan tertentu, seperti pestisida dan bahan kimia
lainnya.
Oktober 23 69
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
a. kerusakan yang terkait dengan kanker dan
pengobatannya.
b. radiasi dan kemoterapi untuk kanker
c. usia. Semakin tua usia seseorang maka kesuburan
juga menjadi berkurang.
Sedangkan penyebab paling umum dari ketidaksuburan
wanita meliputi:
a. kerusakan tuba falopii atau penyumbatan, yang
biasanya dihasilkan dari radang tuba fallopi
(salpingitis).
b. Chlamydia, infeksi menular seksual, adalah
penyebab yang paling sering dijumpai.
c. Endometriosis, yaitu ketika jaringan implan rahim
tumbuh di luar rahim akan mempengaruhi
Oktober 23 70
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
PENYAKIT RADANG PANGGUL
PELVIC INFLAMATORI DISEASE (PID)
Oktober 23 71
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Infeksi Alat
kandungan
Infeksi
Rendah
Dari: vulva, Vagina
Cerviks
Infeksi
Tinggi
Dari: Uterus, Tuba, Ovarium,
Parametrium, peritoneum
(perut),golongan ini biasa
disebut “Penyakit Radang
Panggul “ PID”
Oktober 23 72
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
PELVIC INFLAMATORY DISEASE (PID)
Termasuk:
a. Endometriosis
b. Metritis
c. Parametritis
d. Salpingitis dan Ooophoritis biasa disebut
“ adnexitis”
a. Pelveoperitonitis
Oktober 23 73
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
 Disebabkan karena naiknya infeksi yang berada
di genital bawah
Sering terkena pada tuba falopii dan merambat
ke ovarium, ke peritoneum
Radang akut disebabkan : ‘GO’ Gonorrhoe 60%,
bakteri lain seperti streptococcus, stapilococcus
Naiknya infeksi dipermudah oleh:
- Menstruasi
- Persalinan (Partus) dan Abortus
- Operasi ginekologi (Curretase)
Oktober 23 74
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Tuba falopii
(Salpingitis)
Ovarium
(Ooophoritis)
Rahim
(Endometritis,
Myometritis,)
Adnexitis
Penyebaran Infeksi Radang Panggul
Oktober 23 75
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
• Berturut-turut terjadi:
Endometrisis
Salpingitis, adnexitis yang dapat
menimbulkan infertilitas & kehamilan ektopik
(diluar kandungan)
Pelveoperitonitis ;
menyebabkan perlekatan dan abses
Oktober 23 76
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
1. ENDOMETRITIS
a. Endometritis Akut
Radang pada lapisan rahim endometrium
Sebab :
- paling sering infeksi gonorrhea yg menjalar
- infeksi abortus : curret(kerokan)
- partus dan postpartus (persalinan) akibat luka
Gejala: Demam tinggi, keputihan bau, bernanah,
uterus nyeri tekan
Penaganan: Uterotonika, Istirahat antibiotika
Oktober 23 77
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
b. Endometritis Kronik
• Gejala: fluor albus bau, Kelaianan haid
metrorrhagia dan menorrhagi
• ditemukan pada: TBC, sisa-sisa abortus &
partus , polip uteri, tumor ganas
• Penanganan: antibiotika , pembedahan bila
terdapat polip &mioma
Oktober 23 78
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
2. Myometritis
• Infeksi pada lapisan myiometrium uterus
• Lanjutan dari infeksi endometrisis
• Gejala dan terapi seperti endometritis
Oktober 23 79
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
3. Adnexitis
(Salpingitis –Oopporitis)
• Salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi
pada oophoritis.
• Salpingitis & oopohoritis diberi nama adnexitis.
• Radang tuba falopii dan ovarium yg terjadi
bersamaan
• Penyebab: Gonorrhea menjalar, infeksi
postpartum &postabortus, bakteriTubercolosis,
ada luka Curret, pemasangan IUD dsb
• Pada ‘GO’ (gonococcus) menyebabkan nanah &
perlekatan fimbrie & ovarium
Oktober 23 80
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Gejala
• Demam tinggi, menggigil
• Nyeri perut bagian bawah kiri & kanan
• Mual muntah :bila penyebaran peritoneum
• Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang portio,
pembengkakan tuba
• Menorrhagia dan dysminorhea sekunder
• Bila nanah masuk peritonieum mjd peritonitis
• Perdarahan pada cavum douglas
Oktober 23 81
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Penanganan:
• Antibiotik spectrum luas
• Analgesik
• Istirahat
• Bila terjadi perlekatan : Pembedahan
Oktober 23 82
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
4. Pelvioperitonitis
• Pelvio=pelvic=panggul
• Peritoneum=rongga perut
• Infeksi ini sering bersamaan dengan adnexitis
(ovarium & tuba), uterus, usus, halus,
• Diikuti perlekatan
• Gejala: demam, rasa nyeri hebat,mual,
gerakan menimbulkan nyeri,, teraba tumor di
belakang uterus,tumor menonjol ke vagina
• Terapi: seperti Adexitis, bila abses pada cavum
douglas dilakukan penyedotan cairan
Oktober 23 83
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Cavum Douglas berisi
nanah & bekuan
darah
Peritoneum
(Rongga Perut)
Pelveoperitonitis
Pelvic & peritoneum
Penyebaran Infeksi Radang Panggul
Oktober 23 84
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
TERAPI SULIH HORMON
HORMONE REPLACEMENT THERAPY (HRT)
Oktober 23 85
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
 HRT Adalah perawatan medis yang
menghilangkan gejala-gejala pada wanita
selama dan sesudah menopause
 Klimakterium : masa yang bermula dari
akhir tahap reproduksi, terjadi pada wanita
berumur 45-65 tahun
 Menopause; Berhentinya haid pada seorang
wanita
 Premenopause: kurun waktu 4- 5 tahun
sebelum menopause
 Pascamenopause : kurun waktu 3-5 tahun
setelah menopause
Oktober 23 86
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Etiologi Menopause
• Berhentinya Haid dikarenakan menurunnya
fungsi ovarium
• Sehingga terjadi penurunan estrogen
• Meningkatnya hormon gonadotropin
• Penurunan estrogen
menyebabkan:Gangguan
neurovegetatif,gang. Psikis, Gang.Somatik,
Gang. Siklus haid
Oktober 23 87
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
• Gangguan Neurovegetatif diantaranya:
• Gejolak panas (Hot Flushes)
• Keringat banyak
• Kedinginan
• Sakit kepala
• Bising telinga
• Gangguan tensi
• Berdebar-debar
• Susah nafas
• Gang. Usus,dll
Oktober 23 88
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Gang. Psikis
• Mudah tersinggung
• Depresi
• Kelelahan
• Semangat Kurang
• Susah tidur
Oktober 23 89
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Gangguan Somatik, meliputi
• Gang. Haid : Amenorea (tidak haid)
• Inkontinensia urin
• Dysuria
• Osteoporosis
• Artritis
• Atrofi kulit
• Sklerosis coroner, dll
Oktober 23 90
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Penanganan:
• Psikoterapi
• Peningkatan kualitas hidup
• Pengaturan diet (Gizi, kalsium, Vitamin d dll)
• Terapi Hormonal
Oktober 23 91
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Terapi Hormonal
• Pemberian terapi hormonal estrogen
• Cara pemberian:
- Premenopause: sudah ada keluhan, masih
haid
Tablet Estrogen dari hari ke5 hingga ke 25
siklus haid, kemudian progesteron hari 26
hingga ke 30 siklus haid
- Bila keluhan hilang tablet dihentikan
Oktober 23 92
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
• Pada ibu menopause dan pascamenopause
- sudah tidak haid, ada keluhan
- Estrogen dosis rendah selama 21 hari
- Pemberian progesteron dosis kecil untuk
menyeimbangkan hormon
- Bila estrogen dalam tubuh terlalu tinggi
menyebabkan resiko kanker
Oktober 23 93
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Kontraindikasi estrogen
• Estrogen tidak boleh diberikan pada:
- Riwayat Kanker
- penyakit ginjal
- penyakit hati
- tromboplebitis,
-vasises berat
- anemia berat
Oktober 23 94
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Syarat pemberian estrogen :
• Tensi normal tidak tinggi
• Pemeriksaan sitologi , papamear normal
• Tidak ada varises di ekstremitas bawah
• Uterus normal
• Tidak terlalu gemuk
• Kelenjar tiroid normal
• kadar HB, kolesterol, Kalsium, Trigliserida,
fungsi hati (SGOT&SGPT) normal
• Bila ada Nyeri dada, Hipertensi, Diabetes
perlu dikonsultasikan ke Dr spesialis
Oktober 23 95
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
Terapi hormon untuk Gangguan Haid
• Hipermenorea , Menorragia
• Bila ibu mengalami haid darah banayk,
dengan waktu lama lebih dari 7 hari maka
diberikan terapi hormon
Pil KB (Oral Pil) yaitu pil yang berisi hormon
estrogen dan progesteron diminum selama 7
hari
Oktober 23 96
MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES

More Related Content

Similar to PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx

5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis
Pradasary
 
Penyakit Menular Seksual Disebabkan oleh Virus
Penyakit Menular Seksual Disebabkan oleh VirusPenyakit Menular Seksual Disebabkan oleh Virus
Penyakit Menular Seksual Disebabkan oleh Virus
Vina Widya Putri
 
Hiv aids dan pms team puskesmas margoyoso ii
Hiv aids dan pms team puskesmas margoyoso iiHiv aids dan pms team puskesmas margoyoso ii
Hiv aids dan pms team puskesmas margoyoso ii
Edy Sugiarto
 

Similar to PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx (20)

Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
 
5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis
 
Komplikasi nifas
Komplikasi nifasKomplikasi nifas
Komplikasi nifas
 
Penyakit Menular Seksual Disebabkan oleh Virus
Penyakit Menular Seksual Disebabkan oleh VirusPenyakit Menular Seksual Disebabkan oleh Virus
Penyakit Menular Seksual Disebabkan oleh Virus
 
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)
 
Hiv aids dan pms team puskesmas margoyoso ii
Hiv aids dan pms team puskesmas margoyoso iiHiv aids dan pms team puskesmas margoyoso ii
Hiv aids dan pms team puskesmas margoyoso ii
 
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_ppMasalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
 
ASKEP LUPUS
ASKEP LUPUSASKEP LUPUS
ASKEP LUPUS
 
Refreshing dismenore
Refreshing   dismenoreRefreshing   dismenore
Refreshing dismenore
 
Gangguan pada kesehatan reproduksi
Gangguan pada kesehatan reproduksiGangguan pada kesehatan reproduksi
Gangguan pada kesehatan reproduksi
 
Disminore
DisminoreDisminore
Disminore
 
Askeb iv pada perdarahan diluar haid
Askeb iv pada perdarahan diluar haidAskeb iv pada perdarahan diluar haid
Askeb iv pada perdarahan diluar haid
 
Chapter ii 9
Chapter ii 9Chapter ii 9
Chapter ii 9
 
askep infertilisasi
askep infertilisasiaskep infertilisasi
askep infertilisasi
 
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
 
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Tugas konsep kebidanan 1
Tugas konsep kebidanan 1Tugas konsep kebidanan 1
Tugas konsep kebidanan 1
 
Aborsiiiiii
AborsiiiiiiAborsiiiiii
Aborsiiiiii
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan abses mandibula
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan abses mandibulaLaporan pendahuluan asuhan keperawatan abses mandibula
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan abses mandibula
 

Recently uploaded

Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Recently uploaded (20)

Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx

  • 1. Mufida Dian Hardika, S.ST., M.Kes Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun Pre Menstrual Syndrome dan Penyakit Menular Seksual Oktober 23 1 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 2. PENILAIAN 25 % Kehadiran 25 % Tugas 50 % Ujian Oktober 23 2 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 3. PREMENSTRUAL SYNDROM Oktober 23 3 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 4. a. Disminorea Disminorea = nyeri haid a. Disminorea Primer normal, tidak terdapat hubungan dgn kelainan ginekologik b. Dismenorea sekunder krn kelainan ginekologik (salpingitis kronik, endometriosis,dll) Oktober 23 4 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 5. Disminorea primer 1. Nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat genital yang nyata 2. Timbul sebelum haid atau saat haid 3. Dirasakan beberpa jam atau berlangsung beberapa hari 4. Sifat nyeri pada perut bagian bawah dpt menyebar pinggang dan paha Oktober 23 5 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 6. Etiologi disminorea primer Banyak teori telah dikemukakan, tapi patofisiologinya belum . Beberapa faktor penyebab: 1. Faktor kejiwaan 2. Faktor konstitusi 3. Faktor Obstruksi kanalis servikalis 4. Faktor Endokrin 5. Faktor alergi Oktober 23 6 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 7. Penanganan 1. KIE 2. Analgesik 3. Terapi hormonal 4. Terapi obat nonsteroid anti prostaglandin (ibuprofen dll) 5. Dilatasi kanalis servikalis Oktober 23 7 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 8. Disminore Sekunder Penyebab : Nyeri karena adanya kelainan ginekologi misal : radang panggul (salpingitis, endometriosis,) Mioma uteri, karena kista, polip uteri sehingga gejala yang dirasakan sesuai dengan penyakit yang diderita Nyeri Hebat dirasakan terus menerus saat haid Oktober 23 8 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 9. b. Premenstrual Tension (‘tegangan’ prahaid) 1. Keluhan biasanya timbul 1 minggu sampai beberpa hari sebelum haid 2. Hilang sesudah haid atau berlangsung terus 3. Keluhan ringan : gangguan emosional,iritabilitas, gelisah, insomia, nyeri kepala, kembung, mual, pembesaran & nyeri mamae dsb Keluhan berat : depresi, ketakutan, gangguan konsentrasi Oktober 23 9 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 10. etiologi 1. Gangguan keseimbangan estrogen dan progesteron 2. Faktor kejiwaan 3. Wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dan faktor psikologis lainnya Oktober 23 10 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 11. Penanganan 1. KIE 2. Progesteron dosis kecil untuk penyeimbang hormon Oktober 23 11 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 12. c. MASTALGIA 1. Rasa nyeri dan pembesaran pada mamae sebelum/ saat haid 2. Sebab : peningkatan kadar estrogen 3. Penanganan : KIE, bila perlu analgesik/antinyeri Oktober 23 12 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 13. c. MITTELSCHMERZ DAN PERDARAHAN OVULASI 1. Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi sekitar pertengahan siklus haid, pada saat ovulasi 2. Lamanya beberapa jam hingga 2-3 hari 3. Rasa nyeri bisa disertai atau tidak disertai darah (flek-flek darah) 4. Nyeri tidak kejang, tidak menjalar 5. Penanganan ; KIE Oktober 23 13 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 14. ”PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)” “INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)” “SEXUALL TRANSMITTED DISEASE’S (STD’s)” Oktober 23 14 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 15. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan terutama melalui hubungan seksual, atau perilaku seks yang tidak aman seperti berganti - ganti pasangan (seks bebas). Oktober 23 15 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 16. Gejala / Tanda Gejala dan tanda yang timbul berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Adapun gejala dan tanda yang mungkin muncul : 1. Luka atau benjolan di sekitar alat kelamin 2. Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin 3. Kehilangan berat badan 4. Diare 5. Nyeri atau terbakar saat buang air kecil 6. Keluarnya nanah kental kuning kehijauan 7. Ujung penis tampak merah dan agak bengkak 8. Keputihan (pada wanita) berwarna kuning kecoklatan 9. Rasa nyeri di rongga pinggul 10. Pendarahan pada vagina setelah hubungan seksual 11. Vagina Bengkak, bisa terjadi infeksi di kelenjar bartholin (Bartholinitis) Oktober 23 16 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 17. Kelenjar Bartholin yang mengalami infeksi disebut ‘bartholinitis’ Gejala Infeksi : 1. rubor (kemerahan) 2. kalor (panas) 3. dolor (rasa sakit) 4. Rubor 5. Fungsio Laesa Oktober 23 17 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 18. • Dolor Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri Kalor Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi. • Tumor Tumor dalam kontek gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum dibicarakan tidak boleh tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah. • Rubor Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan. Fungsio Laesa • Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan. Oktober 23 18 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 19. Etiologi IMS a. Bakteri (gonore, sifilis, klamidia) b. Parasit (trikomoniasis) c. Virus (human papillomavirus (HPV), herpes genital, HIV) Infeksi di atas juga dapat ditularkan tanpa hubungan seksual, seperti dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan, atau melalui transfusi darah atau pemakaian jarum suntik secara bergantian. Oktober 23 19 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 20. Diagnosis IMS Pemeriksaan yang biasanya dianjurkan untuk diagnosis penyakit menular seksual meliputi : 1. Pemeriksaan fisik 2. Pemeriksaan laboratorium, sitologi : darah, urin, dan cairan tubuh lainnya sitologi : pengambilan cairan kemaluan dioleskan di objeck glass utk diperiksa di laboratorium Oktober 23 20 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 21. Pengobatan IMS Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri, umumnya lebih mudah untuk diobati. Infeksi virus dapat dirawat, namun tidak selalu dapat disembuhkan. Pada wanita hamil dan memiliki penyakit menular seksual, pengobatan yang tepat dapat mencegah atau mengurangi risiko penularan infeksi pada bayi. Pengobatan biasanya diberikan tergantung pada infeksinya, yang diantaranya meliputi antibiotik dan antivirus. Oktober 23 21 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 22. Pencegahan IMS Beberapa upaya untuk menghindari atau mengurangi risiko penyakit menular seksual, antara lain : a. Setia dengan pasangan atau hindari seks bebas b. Pastikan jarum suntik yang akan dipakai steril c. Menjaga kebersihan dan kesehatan organ intim d. Vaksinasi Oktober 23 22 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 23. Komplikasi • Kemandulan • Kecacatan • Gangguan kehamilan • Kanker Oktober 23 23 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 24. Kondiloma akuminata/ kutil kelamin Oktober 23 24 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 25. 1. Etiologi: virus papiloma tipe 16 dan 18 2. Terdapat pada bentuk kecil dan besar, sendirian atau berkelompok 3. Lokasinya: pada bagian vulva,perineum. Perianal, vagina, dan serviks uteri 4. Penanganan: kondiloma kecil dibersihkan dengan larutan pedofilin 10% dalam gliserin atau alkohol . Kutil besar diangkat melalui laser, krioterapi (pembekuan) atau pembedahan dengan bius lokal. 5. Komplikasi: kanker serviks. Utk itu Pemeriksaan pap smear rutin Oktober 23 25 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 26. HERPES Oktober 23 26 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 27. 1. etiologi: Virus Herpes tipe 2 2. Tampak sejumlah vesikel di labia mayora dan minora dan klitoris. 3. Gatal dan panas 4. Sering timbul ulkus kecil 5. Diagnosis dengan tes serologi 6. Terapi; acyclovir Oktober 23 27 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 28. GONORE/ KENCING NANAH Oktober 23 28 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 29. 1. Penyebab : bakteri Nisseria Gonococcus 2. Rasa gatal panas 3. Sakit saat kencing 4. Keluar nanah kadang bercampur darah 5. Ujung kemaluan merah bengkak 6. Wanita: keputuhan seperti nanah 7. Nyeri punggung 8. tertular pertama kali karena kontak dengan orang yang terinfeksi saat melakukan hubungan seksual melalui vagina, oral, anus 9. Gonore dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya selama proses kelahiran 10.Tx Antibiotika, pada bayi konjungtivitis: garamicin tetes mata Oktober 23 29 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 30. 2. FLUOR ALBUS / LEUKOREA/ KEPUTIHAN 1. Leukorea Fisiologik dan patologik 2. Leukorea Fisiologik: a. Tidak gatal, tidak berbau b. Ditemukan pada BBL sampai umur 10 hari , sbg pengaruh estrogen c. Waktu disekitar menarche d. Adanya rangsangan pada wanita e. Saat ovulasi Oktober 23 30 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 31. Fluor Albus Patologi 1. karena bakteri : Kasus yang paling umum termasuk pada wanita yang belum pernah melakukan sex . Ciri-cirinya : – Cairan yang keluar dari vagina lebih banyak dari biasanya, lebih encer dan berbau anyir seperti ikan. – Cairan vagina putih keabu-abuan yang melekat pada dinding vagina – Tidak terasa sakit ketika buang air, kencing maupun berhubungan sex – Terapi: Metronidazole 2x 500mg per oral selama 7 hari , klindamisin 2x300mg peroral selama 7 hari Oktober 23 31 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 32. 2. Fluor Albus karena jamur • Misal : Kandidiasis penyebab jamur candida albican • Ciri-cirinya : – Muncul rasa gatal atau nyeri pada vagina atau vulva (alat kelamin bagian luar) – Cairan vagina lebih kental , menggumpal, keruh seperti keju – Dysuria (Nyeri berkemih), Sulit buang air kecil – Kemerahan dan bengkak di alat kelamin bagian luar • Pengobatan : - nystatin 100.000 IU tablet per vaginal setiap hari selama 14 hari atau - Mycostatin , mikonazol atau klotrimazol 200mg per vagina selama 3 hari, atau - Oktober 23 32 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 33. Oktober 23 33 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 34. b. Keputihan karena parasit 1.Infeksi disebabkan parasit Trikomonas Vaginalis (trikomoniasis) 2. Ciri-cirinya : • Cairan vagina encer, berbusa dalam jumlah banyak, warna kuning kehijauan, dan berbau sekali, terkadang vagina bengkak • Rasa sakit pada vagina, gatal seperti terbakar • Sakit saat kencing, urethritis ringan, disuria dan sering kencing, sakit ketika melakukan sex • Pengobatan tidak hanya dilakukan terhadap si wanita, tapi juga terhadap pasangannya. Oktober 23 34 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 35. 4. Terapi keputihan karena parasis trikomoniasis:  Metronodazole 2x 500mg per oral selama 7 hari,  Flagyl per vagina/ suppositoria,  Pengobatan dengan suami  Selama pengobatan tidak berhubungan seksual Oktober 23 35 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 36. SIFILIS • disebabkan bakteri Treponema Pallidum • Ditularkan lewat berhubungan seksual atau kontak langsung dengan luka yang mengandung bakteri treponema • akan muncul luka primer ( ulkus durum) dlm waktu 1-5 minggu • Menyebar seluruh tubuh lewat aliran darah • Pada ibu hamil Dapat menyebabkan abortus,persalinan prematur,gangguan janin, gangguan plasenta, gangguan hati dan kematian janin. • Gejala berbeda-beda sesuai stadium sifilis Oktober 23 36 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 37. Gejala Sifilis Stadium Gejala Primer Terdapat Ulkus Durum (yaitu biasanya soliter, dasar bersih, batas tegas, tidak nyeri) yang dapat sembuh sendiri dalam 2- 8 minggu Sekunder Ruam seluruh tubuh, tidak nyeri, tidak gatal, yang timbul 4-10 minggu setelah ulkus durum muncul, kondiloma lata, lesi mukokutan, dan limfadenopati menyeluruh Laten Tidak memiliki tanda gejala klinis, Oktober 23 37 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 38. Pemeriksaan: VDRL (Veneral Disease Research Laboratory ) , RPR (Rapid Plasma Reagin)  Faktor resiko terkena : Berganti pasangan, hubungan seksual tidak terlindungi, HIV/ AIDS Pengobatan: Benzatin penisilin G 2,4 juta IU Oktober 23 38 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 39. PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) 1 Pengobatan IMS a. Advokasi b. Meningkatkan KIE Pencegahan IMS, Pemeriksaan IMS dan pengobatan secara dini c. Pendidikan dan latihan bagi petugas kesehatan dalam tatalaksana penderita IMS. d. Mengembangkan Klinik IMS di lokasi/ lokalisasI penjaja seks. e. Pemeriksaan IMS berkala kepada para PSK dan pramuria di lokasi,lokalisasi, BAR, Karaoke, Panti Pijat. Oktober 23 39 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 40. Pemeriksaan HIV a) Pemeriksaan Darah b) Program PMTCT; Prevention Mother to Child Transmission ) adalah Program layanan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Janin a) Pengobatan : Obat profilaksis : antiretroviral (ARV) diminum setiap hari tapi hanya untuk mengurangi perkembangan virus bukan mengobati Oktober 23 40 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 41. 2 Peningkatan Gaya Hidup Sehat a. Meningkatkan derajat pendidikan dasar dari anak, pemuda dan remaja khususnya anak perempuan. b. KIE di sekolah dan tempat kerja termasuk life Skill Education. Perlindungan dan KIE kepada keluarga dan kelompok penduduk yang menghadapi masalah sosial. Oktober 23 41 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 42. 3) Promosi dan distribusi Kondom, melakukan social marketing, dan meningkatkan akses kondom kepada PSK dan pelanggannya. a.Melakukan social–marketing dan meningkatkan akses kondom kepada PSK dan pelanggannya b.Meningkatkan ketersediaan kondom, memperluas jaring distribusinya melalui swasta, LSM dan Pemerintah. c.Meningkatkan KIE tentang manfaat penggunaan kondom d. Meningkatkan kwalitas kondom. Oktober 23 42 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 43. 4) Promosi Perilaku Seksual Aman a. Advokasi pada decision maker b. Mengembangkan proyek – proyek panduan penggunaan kondom 100%. c. Melaksanakan KIE secara sistematis dan bijaksana tentang penggunaan kondom dan hubungan seksual non – penetratif. d. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan IMS pada kelompok berisiko. Oktober 23 43 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 44. ABORTION Oktober 23 44 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 45. Aborsi • Aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. • Dalam ilmu kebidanan, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi: A. Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami. B. Induced abortion/ Provokatus : pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di dalamnya adalah: . • Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran/ Abortus" biasanya digunakan untuk spontaneous abortion, sementara "aborsi" digunakan untuk induced abortion. Oktober 23 45 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 46. Abortion/ Abortus/ Keguguran Spontan (Spontanius abortion) Abortus Iminnens , A. Incipiens , A. Incomplete, A. Completus, A. Habituali Buatan (Provokatus abortion ) - Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/ Therapeuticus, - Abortus Provokatus Kriminalis ABORSI ABORTUS Oktober 23 46 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 47. Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/ Therapeuticus abortus yang dilakukan dengan disertai Indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya Oktober 23 47 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 48. Syarat dilakukan abortus medicinalis: 1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi 2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi). 3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat. 4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah. 5. Prosedur tidak dirahasiakan. 6. Dokumen medik harus lengkap. Oktober 23 48 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 49. Penyebab dari segi Maternal 1. Infeksi Akut • virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis. • Infeksi,bakteri misalnya streptokokus • Parasit misalnya malaria. 2. Penyakit kronis: – Hipertensi ,diabetes, anemia berat, penyakit jantung, toxemia gravidarum 3. inkompetensia serviks, Radang pelvis kronis, endometrtis, Retroversi kronis Oktober 23 49 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 50. Abortus Provokatus Kriminalis aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu Oktober 23 50 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 51. Akibat Abortus Provokatus KriminaliS Komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu 1. Robekan rahim (Perforasi uterus) 2. Luka / robekan pada serviks 3. Pelekatan pada rongga rahim (kavum uteri ) 4. Perdarahan 5. Infeksi Komplikasi yang dapat timbul pada Janin: 1. Bayi cacat 2. Meninggal Oktober 23 51 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 52. Robekan Rahim Oktober 23 52 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 53. Ada 2 macam resiko kesehatan terhada wanita yang melakukan aborsi: 1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik 2. Resiko gangguan psikologis Oktober 23 53 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 54. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik 1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat 2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal 3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan 4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation) 5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya 6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita) 7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer) 8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer) 9. Kanker hati (Liver Cancer) 10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya 11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy) 12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease) 13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis) Oktober 23 54 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 55. Resiko Psikologis, Post-Abortion Syndrome 1. Kehilangan harga diri 2. Berteriak-teriak histeris 3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi 4. Ingin melakukan bunuh diri 5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang 6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yangmelakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Oktober 23 55 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 56. Beberapa Prosedur ABORSI yang digunakan Oktober 23 56 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 57. 1. Manual vakum Bedah aborsi ini dilakukan di awal kehamilan hingga usia 7 minggu setelah periode menstruasi terakhir. Prosedur ini menggunakan tabung tipis dan panjang yang dimasukkan ke dalam rahim. Jarum suntik yang melekat pada tabung akan menyedot embrio keluar. Oktober 23 57 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 58. 2. Metode kuret (Curettase) • Prosedur ini adalah yang paling umum, biasanya untuk usia 6-14 minggu. • Karena bayi sudah lebih besar, maka dokter harus melakukan peregangan pada leher rahim dengan menggunakan batang besi. • Setelah serviks terbuka, dokter akan memasukan tabung plastik keras ke dalam rahim yang dihubungan dengan mesin penghisap. • Maka janin akan terisap keluar dari rahim, setelahnya dokter akan menggunakan pisau berbentuk lingkaran yang disebut dengan kuret untuk membersihkan sisa janin yang masih tertinggal di rahim. Oktober 23 58 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 59. 3. Pelebaran dan evakuasi • Prosedur aborsi ini dilakukan saat memasuki usia trimester kedua kehamilan. • Dalam proses ini serviks akan dibuka lebih lebar, setelah terbuka maka dokter akan mengeluarkan janin dengan menggunakan forsep (tang). • Tengkorak dari janin akan dilumatkan terlebih dahulu untuk mempermudah proses. Oktober 23 59 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 60. Oktober 23 60 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 61. 4. Aborsi dengan menggunakan obat • Prosedur ini biasanya dilakukan saat usia kehamilan 4-7 minggu. Obat yang diberikan akan menyebabkan kematian embrio dan mengeluarkannya dari dalam rahim. Mis: Misoprostol Oktober 23 61 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 62. Pengaturan oleh pemerintah Indonesia • Status internasional hukum pengguguran kandungan • Tindakan aborsi menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) di Indonesia dikategorikan sebagai tindakan kriminal Pasal-pasal KUHP yang mengatur hal ini adalah pasal 299, 341, 342, 343, 346, 347, 348, dan 349. Menurut KUHP, aborsi merupakan: • Pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai (38-40 minggu). • Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20 minggu).Dari segi medikolegalmaka istilah abortus, keguguran, dan kelahiran prematur mempunyai arti yang sama dan menunjukkan pengeluaran janin sebelum usia kehamilan yang cukup Oktober 23 62 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 63. isi Pasal 75 dan Pasal 76 UU Kesehatan. Pasal 75 (1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi. (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan: a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibudan/atau janin, yang menderita penyakit genetic berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan. (3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur Oktober 23 63 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 64. • Dari Pasal 75 di atas, maka jelas bahwa pada hakekatnya aborsi dilarang dilakukan oleh siapapun. Namun demikian, untuk keadaan-keadaan tertentu aborsi diperbolehkan sebagaimana dijelaskan dalam ayat (2), Pasal 76 Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan: a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung darihari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis; b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri; c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan; d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri. Ketentuan pada Pasal 76 tersebut harus dipatuhi, sebab pengabaian terhadap Pasal tersebut akan memiliki konsekuensi hukum bagi siapa yang melakukannya. Oktober 23 64 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 65. INFERTILITAS Oktober 23 65 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 66. Etiologi/ Penyebab: 1. Masalah pada Suami 2. Masalah pada Istri/ Wanita Oktober 23 66 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 67. Pemeriksaan Masalah infertil 1. Analisis Sperma: kekentalan, volume,ph,dll 2. Masalah serviks : sumbatan serviks, lendir abnormal) mempengaruhi PH vagina,cacat bawaan (atresia), polip dll 3. Masalah vagina;(Trikomonas dan candidiasis 4. Masalah Uterus (rahim)/; mioma, polip, endometriosis (mengganggu implantasi) 5. Masalah Tuba falopii 6. Masalah Ovarium: gangguan Ovulasi— Hipotalamus---Amenorea Oktober 23 67 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 68. Pengobatan 1. Untuk Mengembalikan Kesuburan: Suplemen kesuburan (berisi Vitamin B complect,Vitamin A&E Antioksidan, Asam Folat , Herbal (Ginseng,Ginggo Biloba dll) 2. Untuk Menyeimbangkan Hormon Oktober 23 68 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 69. infertilitas • Penyebab paling umum dari ketidaksuburan laki-laki meliputi: a. jumlah sperma, kemampuan sperma bergerak (motilitas) atau kemampuan untuk membuahi sel telur. b. produksi sperma yang abnormal karena berbagai hal, seperti testis tidak turun, cacat genetik atau infeksiberulang c. ada masalah dengan pengiriman sperma karena masalah seksual, seperti ejakulasi dini atau hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia), atau masalah struktural, seperti penyumbatan bagian dari testis yang berisi sperma (epididimis). d. faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti gizi buruk, obesitas, penggunaan alkohol, tembakau, dan obat-obatan. e. faktor lingkungan tertentu, seperti pestisida dan bahan kimia lainnya. Oktober 23 69 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 70. a. kerusakan yang terkait dengan kanker dan pengobatannya. b. radiasi dan kemoterapi untuk kanker c. usia. Semakin tua usia seseorang maka kesuburan juga menjadi berkurang. Sedangkan penyebab paling umum dari ketidaksuburan wanita meliputi: a. kerusakan tuba falopii atau penyumbatan, yang biasanya dihasilkan dari radang tuba fallopi (salpingitis). b. Chlamydia, infeksi menular seksual, adalah penyebab yang paling sering dijumpai. c. Endometriosis, yaitu ketika jaringan implan rahim tumbuh di luar rahim akan mempengaruhi Oktober 23 70 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 71. PENYAKIT RADANG PANGGUL PELVIC INFLAMATORI DISEASE (PID) Oktober 23 71 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 72. Infeksi Alat kandungan Infeksi Rendah Dari: vulva, Vagina Cerviks Infeksi Tinggi Dari: Uterus, Tuba, Ovarium, Parametrium, peritoneum (perut),golongan ini biasa disebut “Penyakit Radang Panggul “ PID” Oktober 23 72 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 73. PELVIC INFLAMATORY DISEASE (PID) Termasuk: a. Endometriosis b. Metritis c. Parametritis d. Salpingitis dan Ooophoritis biasa disebut “ adnexitis” a. Pelveoperitonitis Oktober 23 73 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 74.  Disebabkan karena naiknya infeksi yang berada di genital bawah Sering terkena pada tuba falopii dan merambat ke ovarium, ke peritoneum Radang akut disebabkan : ‘GO’ Gonorrhoe 60%, bakteri lain seperti streptococcus, stapilococcus Naiknya infeksi dipermudah oleh: - Menstruasi - Persalinan (Partus) dan Abortus - Operasi ginekologi (Curretase) Oktober 23 74 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 76. • Berturut-turut terjadi: Endometrisis Salpingitis, adnexitis yang dapat menimbulkan infertilitas & kehamilan ektopik (diluar kandungan) Pelveoperitonitis ; menyebabkan perlekatan dan abses Oktober 23 76 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 77. 1. ENDOMETRITIS a. Endometritis Akut Radang pada lapisan rahim endometrium Sebab : - paling sering infeksi gonorrhea yg menjalar - infeksi abortus : curret(kerokan) - partus dan postpartus (persalinan) akibat luka Gejala: Demam tinggi, keputihan bau, bernanah, uterus nyeri tekan Penaganan: Uterotonika, Istirahat antibiotika Oktober 23 77 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 78. b. Endometritis Kronik • Gejala: fluor albus bau, Kelaianan haid metrorrhagia dan menorrhagi • ditemukan pada: TBC, sisa-sisa abortus & partus , polip uteri, tumor ganas • Penanganan: antibiotika , pembedahan bila terdapat polip &mioma Oktober 23 78 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 79. 2. Myometritis • Infeksi pada lapisan myiometrium uterus • Lanjutan dari infeksi endometrisis • Gejala dan terapi seperti endometritis Oktober 23 79 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 80. 3. Adnexitis (Salpingitis –Oopporitis) • Salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi pada oophoritis. • Salpingitis & oopohoritis diberi nama adnexitis. • Radang tuba falopii dan ovarium yg terjadi bersamaan • Penyebab: Gonorrhea menjalar, infeksi postpartum &postabortus, bakteriTubercolosis, ada luka Curret, pemasangan IUD dsb • Pada ‘GO’ (gonococcus) menyebabkan nanah & perlekatan fimbrie & ovarium Oktober 23 80 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 81. Gejala • Demam tinggi, menggigil • Nyeri perut bagian bawah kiri & kanan • Mual muntah :bila penyebaran peritoneum • Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang portio, pembengkakan tuba • Menorrhagia dan dysminorhea sekunder • Bila nanah masuk peritonieum mjd peritonitis • Perdarahan pada cavum douglas Oktober 23 81 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 82. Penanganan: • Antibiotik spectrum luas • Analgesik • Istirahat • Bila terjadi perlekatan : Pembedahan Oktober 23 82 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 83. 4. Pelvioperitonitis • Pelvio=pelvic=panggul • Peritoneum=rongga perut • Infeksi ini sering bersamaan dengan adnexitis (ovarium & tuba), uterus, usus, halus, • Diikuti perlekatan • Gejala: demam, rasa nyeri hebat,mual, gerakan menimbulkan nyeri,, teraba tumor di belakang uterus,tumor menonjol ke vagina • Terapi: seperti Adexitis, bila abses pada cavum douglas dilakukan penyedotan cairan Oktober 23 83 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 84. Cavum Douglas berisi nanah & bekuan darah Peritoneum (Rongga Perut) Pelveoperitonitis Pelvic & peritoneum Penyebaran Infeksi Radang Panggul Oktober 23 84 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 85. TERAPI SULIH HORMON HORMONE REPLACEMENT THERAPY (HRT) Oktober 23 85 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 86.  HRT Adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala-gejala pada wanita selama dan sesudah menopause  Klimakterium : masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, terjadi pada wanita berumur 45-65 tahun  Menopause; Berhentinya haid pada seorang wanita  Premenopause: kurun waktu 4- 5 tahun sebelum menopause  Pascamenopause : kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause Oktober 23 86 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 87. Etiologi Menopause • Berhentinya Haid dikarenakan menurunnya fungsi ovarium • Sehingga terjadi penurunan estrogen • Meningkatnya hormon gonadotropin • Penurunan estrogen menyebabkan:Gangguan neurovegetatif,gang. Psikis, Gang.Somatik, Gang. Siklus haid Oktober 23 87 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 88. • Gangguan Neurovegetatif diantaranya: • Gejolak panas (Hot Flushes) • Keringat banyak • Kedinginan • Sakit kepala • Bising telinga • Gangguan tensi • Berdebar-debar • Susah nafas • Gang. Usus,dll Oktober 23 88 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 89. Gang. Psikis • Mudah tersinggung • Depresi • Kelelahan • Semangat Kurang • Susah tidur Oktober 23 89 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 90. Gangguan Somatik, meliputi • Gang. Haid : Amenorea (tidak haid) • Inkontinensia urin • Dysuria • Osteoporosis • Artritis • Atrofi kulit • Sklerosis coroner, dll Oktober 23 90 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 91. Penanganan: • Psikoterapi • Peningkatan kualitas hidup • Pengaturan diet (Gizi, kalsium, Vitamin d dll) • Terapi Hormonal Oktober 23 91 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 92. Terapi Hormonal • Pemberian terapi hormonal estrogen • Cara pemberian: - Premenopause: sudah ada keluhan, masih haid Tablet Estrogen dari hari ke5 hingga ke 25 siklus haid, kemudian progesteron hari 26 hingga ke 30 siklus haid - Bila keluhan hilang tablet dihentikan Oktober 23 92 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 93. • Pada ibu menopause dan pascamenopause - sudah tidak haid, ada keluhan - Estrogen dosis rendah selama 21 hari - Pemberian progesteron dosis kecil untuk menyeimbangkan hormon - Bila estrogen dalam tubuh terlalu tinggi menyebabkan resiko kanker Oktober 23 93 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 94. Kontraindikasi estrogen • Estrogen tidak boleh diberikan pada: - Riwayat Kanker - penyakit ginjal - penyakit hati - tromboplebitis, -vasises berat - anemia berat Oktober 23 94 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 95. Syarat pemberian estrogen : • Tensi normal tidak tinggi • Pemeriksaan sitologi , papamear normal • Tidak ada varises di ekstremitas bawah • Uterus normal • Tidak terlalu gemuk • Kelenjar tiroid normal • kadar HB, kolesterol, Kalsium, Trigliserida, fungsi hati (SGOT&SGPT) normal • Bila ada Nyeri dada, Hipertensi, Diabetes perlu dikonsultasikan ke Dr spesialis Oktober 23 95 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES
  • 96. Terapi hormon untuk Gangguan Haid • Hipermenorea , Menorragia • Bila ibu mengalami haid darah banayk, dengan waktu lama lebih dari 7 hari maka diberikan terapi hormon Pil KB (Oral Pil) yaitu pil yang berisi hormon estrogen dan progesteron diminum selama 7 hari Oktober 23 96 MUFIDA DIAN HARDIKA, SST.,M.KES