1. NURSING CARE PLAN
FOR PATIENTS WITH WOUNDS
Ns. Arief Hidayatullah, S. Kep., M. Kep.Sp. KMB
hidayatullaharif21@gmail.com
SABTU
08 Juli 2023
08.00 - 15.00
2.
3. MATERI : NURSING CARE PLAN FOR PATIENTS
WITH WOUNDS
Hasil Belajar
SETELAH MENGIKUTI MATERI INI, PESERTA
MEMAHAMI & MAMPU MELAKUKAN PENERAPAN
NURSING CARE PLAN FOR PATIENTS WITH
WOUNDS
7. LATAR BELAKANG
SAK
SKP
SK
Standar Kompetensi
Pendidikan : Vokasi,
Ners Generalis, Ners
Spesialis, Ners Sub
spesialis
Kekhususan : Medikal
Bedah, Gadar, Kritikal,
Jiwa, Maternitas, Anak
Standar Kinerja Profesional
Penjaminan Mutu
Pendidikan
Riset
Etika
Penilaian Kerja
Standar Asuhan
Keperawatan
Diagnosis
Luaran (Outcome)
Intervensi
UU
Keperawatan
No.
38
Th
2014
PPNI
Standar Pelayanan Rumah Sakit
8. Dampak pengembangan pendidikan tinggi kurang
dirasakan manfaatnya pada sistem pemberian
Asuhan Keperawatan
Belum sebagai Asuhan Keperawatan Profesional
Menjadi kewajiban Faskes menyediakan Asuhan
Keperawatan yang profesional
Masyarakat membutuhkan fasilitas layanan kesehatan secara
Umum Profesional Peluang Bisnis Praktek Mandiri, Klinik & RS
Dasar Hukum Standarisasi Asuhan Keperawatan
UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
UU No. 36 Tahun2014 Tentang Tenaga Kesehatan
UU No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
10. PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN TEORI KEPERAWATAN
Praktiknya
mengaitkan ilmu
fisiologi, anatomi,
patofisiologi, dll.
Florence Nigtingale
menekankan
pentingnya
pengembangan
lingkungan untuk
penyembuhan dan
pentingnya terapi
music dalam proses
penyembuhan.
Memandang manusia
sebagai system
terbuka, kompleks,
mempunyai berbagai
dimensi dan energi.
Teori ini
mengembangkan
pengobatan
tradisonal
menggunakan
energi; tai chi,
chikunga dan reiki.
Caring adalah
holistic
keperawatan yang
berguna untuk
mendukung proses
kesembuhan klien
dan cara menjalin
hubungan peduli
dengan klien dan
bertanggung jawab
atas kondisi klien.
Manusia sebagai
penerima asuhan
keperawatan dalam
kaitannya dengan
teori adaptasi,
bahwa manusia
makhluk bio-psiko-
social secara utuh
(holistic)
TEORI KEPRIBADIAN
Carl Roger
TEORI TRANSKULTURAL
Madeleine Leininger
TEORI CARING
Jean Watson
TEORI ADAPTASI
Calista Roy
11. 1. Menjadi acuan penegakan diagnosis,
penentuan luaran & intervensi
keperawatan
2. Meningkatkan otonomi perawat
3. Memudahkan komunikasi intraprofesional
dan interprofessional
4. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan
5. Mengarahkan dan menguatkan proses
pembelajaran pada Pendidikan
keperawatan
6. Memperluas area penelitian keperawatan
7. Mengukur beban kerja dan reward
perawat
TUJUAN STANDARISASI ASUHAN KEPERAWATAN
12.
13. PRIMARY SURVEY
A = Air Way : Menjaga air way dengan kontrol survival
(Cervical Spine Control ); snoring, gurgling, stridor, silent.
B = Breathing : Menjaga pernafasan dengan ventilasi
C = Circulation : Kontrol perdarahan & Resusitasi Cairan
D = Disability : GCS, kekuatan otot, pupil.
E = Exposure / Environment control : mencegah terjadinya
hypothermi
SECONDARY SURVEY
Pemeriksaan Head to Toe
Pemeriksaan TTV
Pengkajian SAMPLE
Pengkajian Riwayat Kesehatan
Pengkajian Fokus Abdomen
INISIAL ASSESMEN
14. PENGKAJIAN
Primary Survey A B C D E
Secondary Survey SAMPLE
1. Data diri klien (Usia, jenis kelamin)
2. Keluhan utama (Penyebab luka); tanya tentang
karakteristik utama nyeri dan setiap tanda / gejala
dengan menggunakan pendekatan PQRST
3. Riwayat luka (Trauma akibat KLL, jatuh dari ketinggian
dll, penurunan tingkat kesadaran, muntah, nyeri, keluar
cairan hidung dan telinga)
4. Riwayat konsumsi obat (anti hipertensi, pengencer
darah)
5. Riwayat penyakit dahulu (HT, DM, anemia, alkoholik)
6. Makan terakhir (Konsumsi alkohol dan / atau
penggunaan narkoba)
7. Lingkungan
17. JENIS LUKA
Luka akut : Luka yg melalui proses
perbaikan yg tepat dan mencapai hasil
pemulihan integritas anatomis sesuai
dengan proses penyembuhan secara
fisiologis
Luka Kronis : keterlambatan penyembuhan
luka akibat adanya komplikasi, terhambat
baik oleh faktor instrinsik, maupun ekstrinsik
yang berpengaruh kuat thd individu, luka,
lingkungan.
19. KEHILANGAN
JARINGAN
Menggambarkan kedalaman kerusakan jaringan = Stadium
kerusakan jaringan kulit.
Superfisial = Luka sebatas epidermis
Partial thickness = Luka meliputi epidermis & dermis
Full thickness = luka meliputi epidermis, dermis,
jar.subcutan sampai ke otot, tendon & tulang.
Stadium Luka :
Stage I : Lapisan epidermis utuh, namun terdapat erithema
atau perubahan warna
Stage II : Kehilangan kulit superfisial dg kerusakan lapisan
epidermis & dermis
Stage III : Kehilangan s.d jar.subcutan, dgn terbentuknya
rongga / cavity, yg terdpt eksudate sdg s.d banyak
Stage IV : Stage III yg melibatkan otot, tendon & tulang.
20. PENAMPILAN KLINIS
LUKA
Warna Dasar Luka :
Hitam (Nekrotik) : Eschar yg
mengeras/nekrotik, mungkin kering atau
lembab
Kuning (Slough) : Jaringan mati yg fibrous
Merah (Granulasi) : Jaringan yg sehat
Pink (Epitelisasi)
Kehijauan (Terinfeksi) : Terdapat tanda-tanda
klinis infeksi spt : merah, nyeri, bengkak,
panas, peningkatan eksudat
21. LOKASI LUKA
Dihubungkan dgn posisi anatomis:
Luka pd persendian cenderung bergerak &
tergesek, mungkin lebih lambat sembuh
karena regenerasi & migrasi sel terkena
trauma ( Siku, lutut, kaki)
Area yg rentan oleh tekanan atau di
lipatan ( Pinggul, bokong ) → terhambat
Penyembuhan meningkat di area
vaskularisasi yg baik ( Wajah )
22. UKURAN LUKA
Dimensi ukuran meliputi : P x L x T dgn goa /
undermining
Terdapat :
Pengkajian 2 dimensi : Penggaris
Pengkajian 3 dimensi : paling mudah
dengan cutton bud yang diukur
kedalamannya , & sesuai dgn arah
jarum jam
23. EKSUDASI
Jenis : Cairan warna jernih (Serous),
Cairan serious yg berwarna merah terang
(Hemoserous),berwarna darah
kental/pekat (Sanguenous), kental
mengandung nanah (Purulent).
Jumlah : Banyak bila memenuhi balutan,
Sedikit bila cairan tdk memenuhi balutan
Warna
Konsistensi & Bau
24. KULIT SEKITAR LUKA
Inspeksi & palpasi kulit sekitar luka akan
menentukan apakah ada:
Sellulitis
Edema
Benda asing
Ekzema
Dermatitis kontak
Maserasi
25. NYERI
Dikaji apakah nyeri berhubungan
dengan:
Penyakit
Pembedahan
Trauma
Infeksi
Benda asing,
Nyeri saat GV & produk yang
dipakai.
26. INFEKSI LUKA
Pertumbuhan orgasnisme dlm luka yg berkaitan
dgn reaksi jaringan
Berdasarkan kondisi infeksi luka dpt
diklasifikasikan :
Bersih : tdk ada tanda infeksi
Bersih terkontaminasi : Luka pembedahan
pd sistem perkemihan, pernafasan,
pencernaan
Kontaminasi : oleh bakteri namun tdk
terbentuk nanah
Infeksi : terdpt tanda infeksi yg disertai
peningkatan leukosit
27. IMPLIKASI
PSIKOSOSIAL
Efek psikososial dpt berkembang luas dari
pengalaman perlukaan & hadirnya luka
yang berpengaruh kuat pada pasien &
perawatnya dalam kaitannya terhadap :
Harga diri dan cira diri
Perubahan fungsi tubuh
Pemulihan rehabilitasi
Issue kualitas hidup
Peran keluarga & sosial
Status finansial
29. SISTEM KLASIFIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosis, Luaran dan Intervensi
Keperawatan
Fisiologis
Respirasi
Sirkulasi
Nutrisi & Cairan
Eliminasi
Aktivitas &
Istirahat
Neurosensori
Reproduksi &
Seksualitas
Psikologis
Nyeri dan
Kenyamanan
Integritas Ego
Pertumbuhan &
Perkembangan
Perilaku
Kebersihan Diri
Penyuluhan &
Pembelajaran
Relasional
Interaksi Sosial
Lingkungan
Keamanan dan
Proteksi
Diadaptasi dari : International Classification of Nursing
Practice – Diagnosis Classification (Wake, 1994);
Doenges & Moorhouse’s Diagnostic Division of
Nursing Diagnosis (Doenges et al, 2013).
30. DIAGNOSA KEPERAWATAN
PASIEN PERAWATAN LUKA
1. Nyeri akut & kronis
2. Gangguan rasa nyaman
3. Gangguan integritas kulit
4. Kecemasan
5. Gangguan pola tidur
6. Defisit nutrisi
7. Gangguan mobilitas fisik
8. Gangguan fungsi luhur
9. Gangguan eliminasi
10.Gangguan psikologi
11. HDR
31. No Diagnosis Keperawata
n
Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera fisik
dibuktikan dengan:
Klien mengatakan 2 jam
SMRS mengalami
tertimpa reruntuhan dan
luka pada kaki kiri
Terlihat adanya Luka
akut pada pergelangan
kaki kiri (P 5 cm x L 2
cm x T 1 cm).
Skala nyeri Numerik = 7
Setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 3 jam,
nyeri berkurang, dengan
kriteria hasil:
Pasien mengatakan rasa
nyeri berkurang
RR dalam batas normal
(16-20 x /menit)
TD, Nadi, RR normal.
Skala Nyeri < 5
Intervensi Utama:
Lakukan manajemen nyeri
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Lakukan perawatan luka
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
Intervensi Pendukung:
Berikan aromaterapi
Edukasi efek samping obat
Edukasi manajemen nyeri
Edukasi proses penyakit
Berikan kompres hangat/dingin sesuai kebutuhan
Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
Berikan posisi yang nyaman
Ajarkan Teknik distraksi
Ajarkan Teknik imajinasi
Berikan terapi komplementer; akupresur, akupuntur, humor,
murrotal, music, pijat, relaksasi, sentuhan.
RENCANA KEPERAWATAN MELIPUTI DIAGNOSIS, LUARAN
DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
33. National Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM)
CLASSIFICATION for Complementary Therapies and Examples of Therapies
(Snyder, Tracy & Lindquis, 2014)
Lindquist et al. (2014)
TERAPI
BIOLOGIS
TERAPI
ENERGI
TERAPI
MANIPULATIF
& SISTEM
TUBUH
ALTERNATIF
SISTEM
PELAYANAN
34. KEPERAWATAN KOMPLEMENTER PADA WOUND CARE
MENGAPA PERAWAT PERLU MENGETAHUI TERAPI
KOMPLEMENTER?
Perawat harus dapat menjawab pertanyaan pasien mengenai praktik
penanganan masalah kesehatan yang dilakukan oleh keluarga &
masyarakat berdasarkan pengetahuan turun temurun, nilai budaya dan
kepercayaan
Perawat dapat memilih intervensi terapi komplementer yang aman dalam
implementasi asuhan keperawatan; terutama dalam mengurangi stress
dan membantu meningkatkan kemampuan koping pasien dan keluarga
Membantu perawat melaksanakan praktek keperawatan yang HOLISTIK
Membantu pasien mencari jawaban dengan
bukti alamiah dan dapat
dipertanggungjawabkan, menentukan
tempat yang tepat untuk terapi.
Self-Care
Lindquist et al, 2014
37. KEPERAWATAN KOMPLEMENTER
THERAPEUTIK LISTENING ADALAH KEGIATAN
MENDENGARKAN UNTUK TUJUAN TERAPI; SUATU PROSES
YANG MELIBATKAN SEMUA INDRA DIMANA PERAWAT
HADIR DENGAN EMPATI TERHADAP PESAN VERBAL DAN
NON VERBAL KLIEN UNTUK MEMFASILITASI PEMAHAMAN,
SINTESIS DAN INTERPRETASI SITUASI KLIEN
(Lekander et al, 1993)
PEMAHAMAN TTG
KLIEN, SINTESA
DAN
INTERPRETASI
SITUASI KLIEN
38. KEPERAWATAN KOMPLEMENTER ISLAMI
(McKivergin & Daubenmire, 1994; Osterman & Schwartz-Barcott, 1996)
KOMPETEN DALAM MELAKSANAKAN
TINDAKAN KEPERAWATAN, NAUN INTERAKSI
MINIMAL TANPA MELIBATKAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK NON VERBAL
39. Salam
Validasi
Keadaan
Pasien
Bina Trust
Rumuskan
Kontrak
Eksplorasi
perasaan &
pikiran
pasien
Evaluasi
Diri
Kontak
Pertama
Data
pasien
Rencana
Interaksi
Observasi
&
Monitoring
Terapi
Keperawtn
Pend Kes
Tindakan
Kolaborasi
FASE KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PRA INTERAKSI ORIENTASI KERJA
Sementara
: Evaluasi
hasil, RTL,
Kontrak
yad
Akhir :
Evaluasi
hasil, RTL,
Eksplorasi
perasaan
TERMINASI
40. NURSING AS THERAPY
Nursing
As Therapy
2
5
3
4
1
Developing:
Partership
Intimacy
Reciprocity
Manipulating
The Environment
Teaching
Utilising Tested
Physical
Intervention
Providing
Comfort
6
5
Adopting Complementary
Health Practice
41. NURSING CARE PLAN HASIL OPTIMAL
Hubungan Interpersonal
Hubungan Saling Percaya
Konsep Empati
HUBUNGAN
PERAWAT &
KLIEN SPESIFIK
Konsep Caring
Konsep Otonomi
Hubungan Interpersonal
Hubungan Saling Percaya
Konsep Empati
Konsep Caring
Konsep Otonomi
43. No Diagnosis Keperawata
n
Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
2. Gangguan integritas
kulit/jaringan bd faktor
mekanis dan trauma akibat
bahan kimia iritatif
dibuktikan dengan:
Klien mengatakan 2 jam
SMRS mengalami
tertimpa reruntuhan dan
luka pada kaki kiri
Terlihat adanya Luka
akut pada pergelangan
kaki kiri (P 5 cm x L 2
cm x T 1 cm).
Tampak area sekitar
luka berwarna merah,
bengkak dan teraba
hangat
Setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 3 x 24
jam, integritas kulit
mengalami perbaikan,
dengan kriteria hasil:
Area sekitar luka terlihat
tidak bengkak dan tidak
merah
RR dalam batas normal
(16-20 x /menit)
TD, Nadi, RR normal.
Tidak ada tanda-tanda
infeksi
Perawatan Integritas Kulit
Observasi:
Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik
Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak padakulit kering
Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
Edukasi
Anjurkan menggunakan pelembab
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
Anjurkan mandi dan menggunkan sabun secukupnya
Perawatan Luka
Observasi:
Monitor karakteristik luka
Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik:
Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan
RENCANA KEPERAWATAN MELIPUTI DIAGNOSIS, LUARAN
DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
44. EBN PERAWATAN LUKA MODERN DRESSING
MAGGOT THERAPY OZONE THERAPY
MADU PSIDIUM GUAJAVA
47. Conclusion
Standar Diagnosis Keperawatan Indonedia merupakan salah satu
standar yang di butuhkan dalam penyelenggaraan praktik
keperawatan di Indonesia.
Perkembangan terapi komplementer sudah luas termasuk
professional yang terlibat dalam terapi komplementer
Peran perawat sangat penting dalam berpartisipasi terhadap
perawatan luka
Perkembangan terapi komplementer pada pasien perawatan luka
dapat meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga kepuasan klien
dan perawat secara bersama-sama dapat meningkat
Terapi kompelementer: terapi biologis, mind body therapy, terapi
manipulative dan system tubuh, terapi energi, alternative care, dan
traditional healing
48. References
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.
Dillard N. James et al. (2005). Complementary and Alternative Pain Therapy in the Emergency
Department. 0733-8627/05/$ - see front matter 2005 Elsevier Inc. All rights reserved.
doi:10.1016/j.emc.2004.12.015.
Nathenson P et al. (2015). Complementary and Alternative Health Practices in the Rehabilitation Nursing.
Association of Rehabilitation Nurses Rehabilitation Nursing 2015, 0, 1-10.
Son Kyoung Hae et al. (2019). Effects of Aromatherapy Combined with Music Therapy on Anxiety,
Stress, and Fundamental Nursing Skills in Nursing Students: A Randomized Controlled TriaL. Int. J.
Environ. Res. Public Health 2019, 16, 4185; doi:10.3390/ijerph16214185.
Mariano Carla et al. (2007). Holistic Nursing as a Specialty: Holistic NursingdScope and Standards of
Practice. 0029-6465/07/$ - see front matter 2007 Elsevier Inc. All rights reserved.
doi:10.1016/j.cnur.2007.03.00
Rufaida Z. dkk., (2018). Terapi Komplementer. STIKes Majapahit Mojokerto; Mojokerto.
Widyastuti (2008). Terapi Komplementer Dalam Keperawatan. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume
12 No. 1, Maret 2008; hal 53-57.