SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
MEMBERIKAN
OBAT INJEKSI
(Keperawatan Dasar II)
Kampus El-Hijrah
STIKes YPIB Majalengka
PENGERTIAN
 Rute pemberian obat injeksi: IM, IV, SC,
dan IC (ID).
 Tiap rute: unik, berdasarkan tipe jar yg akan
diinjeksi obat.
 Karakteristik jar mempengaruhi absorbsi
obat & awal kerja obat.
 Sblm menyuntikan obat, perawat hrs
mengetahui vol obat yg akan diberikan,
karakteristik & viskositas obat, lokasi
struktur anatomi tubuh di bawah tempat
injeksi.
PEMBERIAN OBAT
INJEKSI
 Pemb obat injeksi : prosedur invasif
 Hrs dilakukan dg teknik steril
 Rute: SC, IM, IV, IC.
 Setiap tipe injeksi membutuhkan
ketrampilan ttt utk menjamin obat mencapai
lokasi yg tepat.
 Efek obat yg diberikan scr parenteral
(injeksi) dpt berkembang dg cepat tgt pd
kecepatan absorbsinya.
 Perawat mengobservasi respons klien dg
ketat.
PENGERTIAN
 Menginjeksi obat dlm vol yg terlalu besar
dpt menimbulkan nyeri hebat.
 Anak2 sering takut pd injeksi.
 Perawat berupaya utk meminimalkan rasa
nyeri saat menginjeksi obat dg cara:
1. Gunakan jarum yg tajam, panjang dan
ukuranya paling kecil, tetapi tetap sesuai.
2. Atur posisi senyaman mungkin utk
mengurangi ketegangan otot.
PENGERTIAN
3. Pilih tempat injeksi yg tepat dg menggunakan
penanda anatomis tubuh.
4. Kompres dg es tempat injeksi utk menciptakan
anestesi lokal sblm jarum dimasukkan
5. Alihkan perhatian klien dari injeksi dg mengajak klien
bercakap2
6. Masukkan jarum perlahan2 & cepat utk
meminimalkan menarik jar
7. Pegang spuit dg mantap selama jarum berada dlm
jar
8. Pijat2 tempat injeksi dg lembut selama beberapa
detik, kecuali ada kontraindikasi.
INJEKSI SUBCUTAN
 Injeksi subkutan (SC) dilakukan dg
menempatkan obat ke dlm jar ikat
longgar di bawah dermis.
 Absorbsi obat pd jar SC sedikit lbh
lambat drpd IM, krn jar SC dialiri
darah tdk sebanyak IM.
 Klien dpt mengalami rasa tdk nyaman
(nyeri) krn jar SC tersusun atas
reseptor nyeri.
PERALATAN DLM MEMBERIKAN
OBAT INJEKSI
 SPUIT
 Spuit, terdiri dari bagian2:
• Tabung (barrel) berbentuk silinder.
• Bag ujung (tip) didesain tepat berpasangan dg jarum
hipodermis
• Alat penghisap (flunger)
 Klasifikasi spuit (berdasarkan pd desain ujung spuit):
• Luer-lock
• Memerlukan jarum khusus, yg melilit naik ke ujung spuit & terkunci
aman di tempat.
• Non luer-lock
• Memerlukan jarum yg dpt langsung terpasang ke ujung spuit.
SPUIT
 Kebanyakan institusi yankes menggunakan
spuit sekali pakai & tdk mahal (dispossible).
 Perawat mengisi spuit dg melakukan
aspirasi, menarik penghisap (flunger) keluar
sementara ujung jarum tetap berada di dlm
lar yg disediakan.
 Utk mempertahankan sterilitas, hindari
objek yg tdk steril menyentuh ujung spuit
atau bag dlm tabung, hub, badan
penghisap, atau jarum.
SPUIT
 Terdiri dari berbagai ukuran:0,5 – 60 ml
 Tdk lazim menggunakan spuit berukuran >
5 ml utk injeksi SC/IM. Vol yg lbh besar
menimbulkan rasa tdk nyaman. Spuit
berukuran besar disiapkan utk obat2an IV.
 Spuit insulin berukuran 0,5 – 1 ml &
dikalibrasi dlm unit2.
JARUM
 Jarum terbuat dr stainless steel &
digunakan hanya sekali.
 Jarum memiliki 3 bagian:
 Hub, tepat terpasang pd ujung spuit
 Shaft (batang jarum), terhubung dg bag
pusat
 Bevel, bagian ujung yg miring.
 Setiap jarum memp 3 karakterisktik utama:
 Kemiringan bevel
 Panjang batang jarum
 Ukuran/diameter jarum
JARUM
 Bevel yg panjang: lbh tajam, shg
meminimalkan rasa nyeri.
 Panjang jarum ¼ sampai 5 inci
 Pilih jarum berdasarkan berat klien/tipe jar
tubuh yg akan diinjeksi
 Klien anak atau dewasa yg kurus, gunakan
jarum yg lbh pendek (1-1½ inci)
 Semakin kecil ukuran jarum, semakin besar
diameternya.
 IM: menggunakan jarum ukuran 19-23
 SC: ukuran 25
 IC: ukuran 26
INJEKSI SUBCUTAN
 Tempat injeksi hrs bebas infeksi, lesi kulit,
jar parut, tonjolan tulang, otot atau saraf
besar di bawahnya.
 Tempat injeksi:
 Bag luar lengan atas
 Abdomen dr batas bawah kosta sampai
krista iliaka
 Bag anterior paha.
 Skapula (punggung atas)
 Gluteus dorsal
INJEKSI SUBCUTAN
 Klien penderita DM scr teratur merotasi tempat injeksi
setiap hari, utk mencegah hipertropi kulit (penebalan)
dan lipodistropi (atropi jar)
 Tempat injeksi tdk boleh digunakan > 6-7 mgg
 Obat yg digunakan rute SC: hanya obat dosis kecil yg
larut dlm air (0,5-1 ml)
 Jar SC sensitif thd lar yg mengiritasi & obat dlm dosis
besar.
 Kumpulan obat dlm jar dpt menimbulkan abses steril
yg tampak spt gumpalan keras & nyeri di bawah kulit.
INJEKSI SUBCUTAN
 BB tubuh menunjukkan kedalaman lap SC.
Perawat hrs memilih panjang jarum & sudut
insersi berdasarkan BB klien.
 Umumnya Jarum ukuran: 25 inci pd sudut
45o. Anak2 (1/2 inci)
 Bila klien gemuk: perawat mencubit jar &
gunakan jarum yg cukup panjang agar dpt
melewati jar lemak pd dasar lipatan kulit.
Sudut insersi 45o - 90o.
 Klien kurus: tdk memiliki cukup jar utk
injeksi SC, injeksi pd abdomen atas.
PROCEDURE
 1. Gather supplies: MAR (medication administration record),
alcohol wipes, clean gloves, 1-3ml syringe, 3/8 – 5/8 inch
and 25-27 guage needle, and medication to be administered.
 2. *Wash hands.
 3. *Calculate the correct amount of drug to be administered.
 4. *Using the five rights and three checks prepare the correct
dose of medication to be administered.
 5. *identify client using two identifiers. Explain procedure and
provide for privacy.
 6. Apply clean gloves and select an injection site.
 7. Cleanse site with alcohol swab in circular motion starting from
center outward. Allow to dry.
PROSEDUR
8. Remove needle guard and hold syringe in dominant hand. Use
nondominant hand to pinch subcutaneous tissue to be injected.
9. While holding syringe between thumb and forefinger inject in a
dart like fashion at a 45-90 degree angle.
10. Release bunched skin and use nondominant hand to stabilize
syringe while using dominant hand to aspirate gently on plunger.
If blood appears in syringe withdraw needle and prepare new
injection.
Do not aspirate when injecting anticoagulants, (Ex: heparin,
lovenox),or insulin.
PROSEDUR
11. Slowly inject medication and remove needle while applying
pressure over site with alcohol swab.
12. Gently massage site with alcohol swab. Do not massage
site when injecting anticoagulants as this may cause
bleeding at the injection site. It is appropriate to massage
following insulin injections.
13. Do not recap needle. Dispose of needle and syringe in
sharps container.
14. *Wash hands.
15. Using the sixth right of medication administration document
medication administration on MAR according to agency
policy.
INJEKSI INTRAMUSKULAR
 Rute IM memungkinkan absorbsi obat lbh cepat drpd SC, krn
pembuluh darah lbh banyak.
 Bahaya kerusakan jar berkurang ketika obat masuk otot yg
dalam.
 Harus hati2 krn dpt masuk ke dlm pembl darah.
 Gunakan jarum berukuran lbh panjang & lbh besar, utk
melewati jar SC & mempenetrasi jar otot.
 BB mempengaruhi ukuran jarum.
 Klien dg BB 45 kg: jarum ukuran 1 ¼ – 1 ½ inci.
 Anak dg BB 22,5 kg : jarum ukuran 1 inci.
 Sudut insersi: 90o .
 Klien dpt menoleransi obat: 3 ml obat
 Anak2 dpt menoleransi obat: 2 ml obat
INJEKSI INTRAMUSKULAR
 Perawat mengkaji integritas otot sblm
memberikan obat injeksi.
 Apakah area tsb bebas infeksi/nekrosis?
 Apakah area tsb mengalami memar/abrasi?
 Dimana lokasi tulang, saraf & pembl darah?
 Berapa vol obat yg akan diberikan?
 Otot hrs bebas dari nyeri tekan.
 Injeksi berulang pd tempat yg sama dpt
menyebabkan nyeri yg berat.
 Anjurkan klien utk rileks. Otot akan lunak
saat rileks & padat saat kontraksi.
INJEKSI INTRAMUSKULAR
 Tempat injeksi:
 Otot vastus lateralis
 Otot ventrogluteal
 Otot dorsogluteus
 Otot Deltoid
PROCEDURE
 1. Gather supplies: MAR, alcohol swabs, vial or ampule of
medication, clean gloves and 3 ml syringe, 21 to 25
gauge 1" to 1 1/2" inch needle.
 2. *Calculate the correct amount of medication to administer.
 3. *Wash hands.
 4. *Using five rights of medications check against MAR and
note any allergies.
 4. Withdraw correct medication from vial or ampule and recap
using one-handed method. Use filter needle to withdraw
medication from an ampule, replace with injection needle after
drawing up medication.
PROCEDURE
 5. Label syringe with the name of the drug using tape or
preprinted medication labels.
 6. *Identify client using two identifiers found on MAR and ID
bracelet. Recheck medication against MAR.
 7. Explain procedure and reason for medication to client.
 8. Apply clean gloves and determine appropriate site. Use
anatomical landmarks to locate exact injection site.
 9. Cleanse injection site with alcohol swab in a circular
motion starting at site and working away from area.
 10. Using nondominant hand spread skin with thumb and
forefinger.
PROCEDURE
 11. Remove needle guard and hold syringe like
a dart between thumb and forefinger.
 12. Insert needle at a 90-degree angle to
client’s skin surface.
 13. Using nondominant hand stabilize syringe
while using dominant hand to aspirate on
plunger. If no blood appears slowly inject
medication. If blood appears remove needle
and prepare a new dose of medication.
PROCEDURE
 14. Withdraw needle and use alcohol swab
to apply pressure to site. Gently massage
site.
 15. Dispose of syringe and needle directly
into sharps container. Do not recap.
 16. *Wash hands
 17. Using the sixth right of medication
administration correctly document
procedure according to hospital policy.
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI
INTRADERMAL (ID) / INTRACUTAN (IC)
 Pemberian obat IC biasanya utk skin test,
misalnya skrining tuberkulin & tes alergi.
 Absorbsi obat beralngsung lambat, krn suplai
darah lebih sedikit.
 Pd skin test, perawat hrs mampu melihat tempat
injeksi dg jelas, spy dpt melihat perubh warna &
integritas kulit.
 Daerah IC/ID hrs bebas dr luka & relatif tdk
berbulu.
 Lokasi yg ideal adalah : lengan bawah bagian
dalam & punggung bagian atas.
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI
INTRADERMAL (ID) / INTRACUTAN (IC)
 Gunakan spuit tuberkulin atau spuit hipodermik
kecil utk skin test.
 Sudut insersi adalah 5 – 15 o.
 Ketika menginjeksi obat, bulatan kecil yg
menyerupai gigitan nyamuk akan muncul pd
permukaan kulit.
 Apabila bulatan tdk muncul atau jika tempat injeksi
mengeluarkan darah stl jarum ditarik, ada
kemungkinan obat masuk ke jar SC. Hasil uji kulit
tdk valid.
 Data yg diperoleh dr injeksi IC antara lain :
deskripsi lokasi yg tepat & waktu pemberian.
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI INTRAVENA (IV)
 Metode pemberian obat2an IV :
 Mencampur obat dlm volume cairan IV yg besar
 Dengan menyuntikan sebuah bolus obat atau obat dlm volume
kecil melalui selang infus.
 Melalui infus piggyback, lar yg mengandung obat & sejumlah
kecil cairan IV melalui slang IV yg terpasang.
 Pemberian obat IV, perawat hrs mengobservasi klien dg cermat
adanya gejala reaksi yg merugikan.
 Stl msk ke dlm aliran darah obat mulai bekerja dg cepat & tdk ada
cara yg dpt menghentikan kerja obat tsb.
 Perawat hrs memeriksa kembali prinsip ‘6 BENAR’ dan mengeth
kerja obat yg diharapkan serta ESO yg mungkin timbul.
 Keuntungan pemberian obat IV
 Kerja obat lbh cepat
 Paling diinginkan krn rasa tdk nyaman yg timbul lbh rendah.
 Cara terbaik ketika memerlukan kadar darah yg terapeutik
dipertahankan konstan.
KEUNTUNGAN & KERUGIAN
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (IV, IM, SC)
 Advantages
 Fast: 15-30 seconds for IV, 3-5 minutes for
IM and subcutan.
 One injection can be formulated to last days
or even months, ex. Depo-Provera is a birth
control shot that works for three months
 IV can deliver continuous medication, ex.
Morphine for patients in continuous pain, or
saline drip for people needing fluids
KEUNTUNGAN & KERUGIAN
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (IV, IM, SC)
 Disadvantages
 Because it's fast, there is more risk of addiction
when it comes to injecting drugs of abuse
 If needles are shared, there is risk of HIV and other
infectious diseases
 It is the most dangerous route of administration
because it bypasses most of the body's natural
defenses, exposing the user to health problems
such as hepatitis, abscesses, infections, and
undissolved particles or additives
 If not done properly, boluses (air bubbles) can occur
and can be fatal.

More Related Content

Similar to MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt

Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
Joni Iswanto
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Kampus-Sakinah
 
pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatan
indah puspa pratiwi
 
3. hal yang perlu di perhatikan Penyuntikan Yang Aman & KIPI.pdf
3. hal yang perlu di perhatikan Penyuntikan Yang Aman & KIPI.pdf3. hal yang perlu di perhatikan Penyuntikan Yang Aman & KIPI.pdf
3. hal yang perlu di perhatikan Penyuntikan Yang Aman & KIPI.pdf
noviarani6
 
Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt (20)

Terapi insulin
Terapi insulinTerapi insulin
Terapi insulin
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
parenteral intracutan
parenteral intracutanparenteral intracutan
parenteral intracutan
 
Makalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc ivMakalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc iv
 
Intra mukular
Intra mukularIntra mukular
Intra mukular
 
Intra mukular
Intra mukularIntra mukular
Intra mukular
 
pemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatanpemberian obat dalam keperawatan
pemberian obat dalam keperawatan
 
La rangki inksiiii sam
La rangki inksiiii samLa rangki inksiiii sam
La rangki inksiiii sam
 
206878888 injeksi
206878888 injeksi206878888 injeksi
206878888 injeksi
 
206878888 injeksi
206878888 injeksi206878888 injeksi
206878888 injeksi
 
3. hal yang perlu di perhatikan Penyuntikan Yang Aman & KIPI.pdf
3. hal yang perlu di perhatikan Penyuntikan Yang Aman & KIPI.pdf3. hal yang perlu di perhatikan Penyuntikan Yang Aman & KIPI.pdf
3. hal yang perlu di perhatikan Penyuntikan Yang Aman & KIPI.pdf
 
Injek
Injek Injek
Injek
 
Injek11
Injek11Injek11
Injek11
 
Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Intramuskular(ibu dina) AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
1. leaflet intra cutan (ic)
1. leaflet intra cutan (ic)1. leaflet intra cutan (ic)
1. leaflet intra cutan (ic)
 
La rangki injeksi
La rangki injeksiLa rangki injeksi
La rangki injeksi
 
Pemasangan dan pelepasan implant
Pemasangan dan pelepasan implantPemasangan dan pelepasan implant
Pemasangan dan pelepasan implant
 
Pemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteralPemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteral
 

More from ssuserbb0b09

Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
1. Dasar-dasar Anatomi fisiologi manusia.pptx
1. Dasar-dasar Anatomi fisiologi manusia.pptx1. Dasar-dasar Anatomi fisiologi manusia.pptx
1. Dasar-dasar Anatomi fisiologi manusia.pptx
ssuserbb0b09
 
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom .ppt
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom  .pptkuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom  .ppt
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom .ppt
ssuserbb0b09
 
Terapi Spiritual Dzikir dalam keperawatan Reisya.pptx
Terapi Spiritual Dzikir dalam keperawatan Reisya.pptxTerapi Spiritual Dzikir dalam keperawatan Reisya.pptx
Terapi Spiritual Dzikir dalam keperawatan Reisya.pptx
ssuserbb0b09
 
Biblioterapi dan Bibliografi dalam kisah nabi ayub as.pptx
Biblioterapi dan Bibliografi dalam kisah nabi ayub as.pptxBiblioterapi dan Bibliografi dalam kisah nabi ayub as.pptx
Biblioterapi dan Bibliografi dalam kisah nabi ayub as.pptx
ssuserbb0b09
 
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptx
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptxTinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptx
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptx
ssuserbb0b09
 

More from ssuserbb0b09 (20)

Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
Annida R_Manajemen Farmasi di Apotek (1).pdf
Annida R_Manajemen Farmasi di Apotek (1).pdfAnnida R_Manajemen Farmasi di Apotek (1).pdf
Annida R_Manajemen Farmasi di Apotek (1).pdf
 
1. Dasar-dasar Anatomi fisiologi manusia.pptx
1. Dasar-dasar Anatomi fisiologi manusia.pptx1. Dasar-dasar Anatomi fisiologi manusia.pptx
1. Dasar-dasar Anatomi fisiologi manusia.pptx
 
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom .ppt
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom  .pptkuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom  .ppt
kuliah fisika keperawatan radiasi dan fisika atom .ppt
 
Reaktualisasi Manajemen Poskestren di Indonesia.pptx
Reaktualisasi Manajemen Poskestren di Indonesia.pptxReaktualisasi Manajemen Poskestren di Indonesia.pptx
Reaktualisasi Manajemen Poskestren di Indonesia.pptx
 
Terapi Spiritual Dzikir dalam keperawatan Reisya.pptx
Terapi Spiritual Dzikir dalam keperawatan Reisya.pptxTerapi Spiritual Dzikir dalam keperawatan Reisya.pptx
Terapi Spiritual Dzikir dalam keperawatan Reisya.pptx
 
Terapi Spiritual dengan Dzikir (Intan Astri. S) .pptx
Terapi Spiritual dengan Dzikir (Intan Astri. S) .pptxTerapi Spiritual dengan Dzikir (Intan Astri. S) .pptx
Terapi Spiritual dengan Dzikir (Intan Astri. S) .pptx
 
Silpi Ramadita Caring Kel 5 Keperawatan Islamipptx
Silpi Ramadita Caring Kel 5 Keperawatan IslamipptxSilpi Ramadita Caring Kel 5 Keperawatan Islamipptx
Silpi Ramadita Caring Kel 5 Keperawatan Islamipptx
 
asuahan keperawatan islami Alya Dwi Fauziyah caring kel 2.pptx
asuahan keperawatan islami Alya Dwi Fauziyah caring kel 2.pptxasuahan keperawatan islami Alya Dwi Fauziyah caring kel 2.pptx
asuahan keperawatan islami Alya Dwi Fauziyah caring kel 2.pptx
 
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dalam caring islami.pptx
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dalam caring islami.pptxpemenuhan kebutuhan rasa nyaman dalam caring islami.pptx
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dalam caring islami.pptx
 
Vira Khoerunnisa Caring pedoman askep islami.pptx
Vira Khoerunnisa Caring pedoman askep islami.pptxVira Khoerunnisa Caring pedoman askep islami.pptx
Vira Khoerunnisa Caring pedoman askep islami.pptx
 
Winangsih Nurul Aeni ( 2. Asuhan keperawatan islami ).pptx
Winangsih Nurul Aeni ( 2. Asuhan keperawatan islami ).pptxWinangsih Nurul Aeni ( 2. Asuhan keperawatan islami ).pptx
Winangsih Nurul Aeni ( 2. Asuhan keperawatan islami ).pptx
 
kewirausahaan pengertian dan pengantarnya
kewirausahaan pengertian dan pengantarnyakewirausahaan pengertian dan pengantarnya
kewirausahaan pengertian dan pengantarnya
 
1. Konsep Dasar Keperawatan Gerontik.pptx
1. Konsep Dasar Keperawatan Gerontik.pptx1. Konsep Dasar Keperawatan Gerontik.pptx
1. Konsep Dasar Keperawatan Gerontik.pptx
 
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxBENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
 
Biblioterapi dan Bibliografi dalam kisah nabi ayub as.pptx
Biblioterapi dan Bibliografi dalam kisah nabi ayub as.pptxBiblioterapi dan Bibliografi dalam kisah nabi ayub as.pptx
Biblioterapi dan Bibliografi dalam kisah nabi ayub as.pptx
 
SIDK kelompok 3.pptx
SIDK kelompok 3.pptxSIDK kelompok 3.pptx
SIDK kelompok 3.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM.pptx
PERAN PERAWAT DALAM.pptxPERAN PERAWAT DALAM.pptx
PERAN PERAWAT DALAM.pptx
 
pengantar_p-pkn_1.ppt
pengantar_p-pkn_1.pptpengantar_p-pkn_1.ppt
pengantar_p-pkn_1.ppt
 
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptx
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptxTinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptx
Tinjauan Agama Sosial Budaya Dalam Perawatan.pptx
 

Recently uploaded

Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
PeniMSaptoargo2
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
PutriKemala3
 
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptxPresentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
YesicaAprilliaPutriA
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
Obat Cytotec
 

Recently uploaded (20)

buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdfbuku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
buku tentang terbaru stroke iskemik akut ebook.pdf
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
pengobatan penyakit kusta (morbus hansen)
 
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptxPresentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayBagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
 
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docxContoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptxPPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
 
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatanKonsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
 

MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt

  • 1. MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (Keperawatan Dasar II) Kampus El-Hijrah STIKes YPIB Majalengka
  • 2. PENGERTIAN  Rute pemberian obat injeksi: IM, IV, SC, dan IC (ID).  Tiap rute: unik, berdasarkan tipe jar yg akan diinjeksi obat.  Karakteristik jar mempengaruhi absorbsi obat & awal kerja obat.  Sblm menyuntikan obat, perawat hrs mengetahui vol obat yg akan diberikan, karakteristik & viskositas obat, lokasi struktur anatomi tubuh di bawah tempat injeksi.
  • 3. PEMBERIAN OBAT INJEKSI  Pemb obat injeksi : prosedur invasif  Hrs dilakukan dg teknik steril  Rute: SC, IM, IV, IC.  Setiap tipe injeksi membutuhkan ketrampilan ttt utk menjamin obat mencapai lokasi yg tepat.  Efek obat yg diberikan scr parenteral (injeksi) dpt berkembang dg cepat tgt pd kecepatan absorbsinya.  Perawat mengobservasi respons klien dg ketat.
  • 4. PENGERTIAN  Menginjeksi obat dlm vol yg terlalu besar dpt menimbulkan nyeri hebat.  Anak2 sering takut pd injeksi.  Perawat berupaya utk meminimalkan rasa nyeri saat menginjeksi obat dg cara: 1. Gunakan jarum yg tajam, panjang dan ukuranya paling kecil, tetapi tetap sesuai. 2. Atur posisi senyaman mungkin utk mengurangi ketegangan otot.
  • 5. PENGERTIAN 3. Pilih tempat injeksi yg tepat dg menggunakan penanda anatomis tubuh. 4. Kompres dg es tempat injeksi utk menciptakan anestesi lokal sblm jarum dimasukkan 5. Alihkan perhatian klien dari injeksi dg mengajak klien bercakap2 6. Masukkan jarum perlahan2 & cepat utk meminimalkan menarik jar 7. Pegang spuit dg mantap selama jarum berada dlm jar 8. Pijat2 tempat injeksi dg lembut selama beberapa detik, kecuali ada kontraindikasi.
  • 6. INJEKSI SUBCUTAN  Injeksi subkutan (SC) dilakukan dg menempatkan obat ke dlm jar ikat longgar di bawah dermis.  Absorbsi obat pd jar SC sedikit lbh lambat drpd IM, krn jar SC dialiri darah tdk sebanyak IM.  Klien dpt mengalami rasa tdk nyaman (nyeri) krn jar SC tersusun atas reseptor nyeri.
  • 7. PERALATAN DLM MEMBERIKAN OBAT INJEKSI  SPUIT  Spuit, terdiri dari bagian2: • Tabung (barrel) berbentuk silinder. • Bag ujung (tip) didesain tepat berpasangan dg jarum hipodermis • Alat penghisap (flunger)  Klasifikasi spuit (berdasarkan pd desain ujung spuit): • Luer-lock • Memerlukan jarum khusus, yg melilit naik ke ujung spuit & terkunci aman di tempat. • Non luer-lock • Memerlukan jarum yg dpt langsung terpasang ke ujung spuit.
  • 8. SPUIT  Kebanyakan institusi yankes menggunakan spuit sekali pakai & tdk mahal (dispossible).  Perawat mengisi spuit dg melakukan aspirasi, menarik penghisap (flunger) keluar sementara ujung jarum tetap berada di dlm lar yg disediakan.  Utk mempertahankan sterilitas, hindari objek yg tdk steril menyentuh ujung spuit atau bag dlm tabung, hub, badan penghisap, atau jarum.
  • 9. SPUIT  Terdiri dari berbagai ukuran:0,5 – 60 ml  Tdk lazim menggunakan spuit berukuran > 5 ml utk injeksi SC/IM. Vol yg lbh besar menimbulkan rasa tdk nyaman. Spuit berukuran besar disiapkan utk obat2an IV.  Spuit insulin berukuran 0,5 – 1 ml & dikalibrasi dlm unit2.
  • 10. JARUM  Jarum terbuat dr stainless steel & digunakan hanya sekali.  Jarum memiliki 3 bagian:  Hub, tepat terpasang pd ujung spuit  Shaft (batang jarum), terhubung dg bag pusat  Bevel, bagian ujung yg miring.  Setiap jarum memp 3 karakterisktik utama:  Kemiringan bevel  Panjang batang jarum  Ukuran/diameter jarum
  • 11. JARUM  Bevel yg panjang: lbh tajam, shg meminimalkan rasa nyeri.  Panjang jarum ¼ sampai 5 inci  Pilih jarum berdasarkan berat klien/tipe jar tubuh yg akan diinjeksi  Klien anak atau dewasa yg kurus, gunakan jarum yg lbh pendek (1-1½ inci)  Semakin kecil ukuran jarum, semakin besar diameternya.  IM: menggunakan jarum ukuran 19-23  SC: ukuran 25  IC: ukuran 26
  • 12. INJEKSI SUBCUTAN  Tempat injeksi hrs bebas infeksi, lesi kulit, jar parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di bawahnya.  Tempat injeksi:  Bag luar lengan atas  Abdomen dr batas bawah kosta sampai krista iliaka  Bag anterior paha.  Skapula (punggung atas)  Gluteus dorsal
  • 13. INJEKSI SUBCUTAN  Klien penderita DM scr teratur merotasi tempat injeksi setiap hari, utk mencegah hipertropi kulit (penebalan) dan lipodistropi (atropi jar)  Tempat injeksi tdk boleh digunakan > 6-7 mgg  Obat yg digunakan rute SC: hanya obat dosis kecil yg larut dlm air (0,5-1 ml)  Jar SC sensitif thd lar yg mengiritasi & obat dlm dosis besar.  Kumpulan obat dlm jar dpt menimbulkan abses steril yg tampak spt gumpalan keras & nyeri di bawah kulit.
  • 14. INJEKSI SUBCUTAN  BB tubuh menunjukkan kedalaman lap SC. Perawat hrs memilih panjang jarum & sudut insersi berdasarkan BB klien.  Umumnya Jarum ukuran: 25 inci pd sudut 45o. Anak2 (1/2 inci)  Bila klien gemuk: perawat mencubit jar & gunakan jarum yg cukup panjang agar dpt melewati jar lemak pd dasar lipatan kulit. Sudut insersi 45o - 90o.  Klien kurus: tdk memiliki cukup jar utk injeksi SC, injeksi pd abdomen atas.
  • 15.
  • 16. PROCEDURE  1. Gather supplies: MAR (medication administration record), alcohol wipes, clean gloves, 1-3ml syringe, 3/8 – 5/8 inch and 25-27 guage needle, and medication to be administered.  2. *Wash hands.  3. *Calculate the correct amount of drug to be administered.  4. *Using the five rights and three checks prepare the correct dose of medication to be administered.  5. *identify client using two identifiers. Explain procedure and provide for privacy.  6. Apply clean gloves and select an injection site.  7. Cleanse site with alcohol swab in circular motion starting from center outward. Allow to dry.
  • 17. PROSEDUR 8. Remove needle guard and hold syringe in dominant hand. Use nondominant hand to pinch subcutaneous tissue to be injected. 9. While holding syringe between thumb and forefinger inject in a dart like fashion at a 45-90 degree angle. 10. Release bunched skin and use nondominant hand to stabilize syringe while using dominant hand to aspirate gently on plunger. If blood appears in syringe withdraw needle and prepare new injection. Do not aspirate when injecting anticoagulants, (Ex: heparin, lovenox),or insulin.
  • 18. PROSEDUR 11. Slowly inject medication and remove needle while applying pressure over site with alcohol swab. 12. Gently massage site with alcohol swab. Do not massage site when injecting anticoagulants as this may cause bleeding at the injection site. It is appropriate to massage following insulin injections. 13. Do not recap needle. Dispose of needle and syringe in sharps container. 14. *Wash hands. 15. Using the sixth right of medication administration document medication administration on MAR according to agency policy.
  • 19. INJEKSI INTRAMUSKULAR  Rute IM memungkinkan absorbsi obat lbh cepat drpd SC, krn pembuluh darah lbh banyak.  Bahaya kerusakan jar berkurang ketika obat masuk otot yg dalam.  Harus hati2 krn dpt masuk ke dlm pembl darah.  Gunakan jarum berukuran lbh panjang & lbh besar, utk melewati jar SC & mempenetrasi jar otot.  BB mempengaruhi ukuran jarum.  Klien dg BB 45 kg: jarum ukuran 1 ¼ – 1 ½ inci.  Anak dg BB 22,5 kg : jarum ukuran 1 inci.  Sudut insersi: 90o .  Klien dpt menoleransi obat: 3 ml obat  Anak2 dpt menoleransi obat: 2 ml obat
  • 20. INJEKSI INTRAMUSKULAR  Perawat mengkaji integritas otot sblm memberikan obat injeksi.  Apakah area tsb bebas infeksi/nekrosis?  Apakah area tsb mengalami memar/abrasi?  Dimana lokasi tulang, saraf & pembl darah?  Berapa vol obat yg akan diberikan?  Otot hrs bebas dari nyeri tekan.  Injeksi berulang pd tempat yg sama dpt menyebabkan nyeri yg berat.  Anjurkan klien utk rileks. Otot akan lunak saat rileks & padat saat kontraksi.
  • 21. INJEKSI INTRAMUSKULAR  Tempat injeksi:  Otot vastus lateralis  Otot ventrogluteal  Otot dorsogluteus  Otot Deltoid
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26. PROCEDURE  1. Gather supplies: MAR, alcohol swabs, vial or ampule of medication, clean gloves and 3 ml syringe, 21 to 25 gauge 1" to 1 1/2" inch needle.  2. *Calculate the correct amount of medication to administer.  3. *Wash hands.  4. *Using five rights of medications check against MAR and note any allergies.  4. Withdraw correct medication from vial or ampule and recap using one-handed method. Use filter needle to withdraw medication from an ampule, replace with injection needle after drawing up medication.
  • 27. PROCEDURE  5. Label syringe with the name of the drug using tape or preprinted medication labels.  6. *Identify client using two identifiers found on MAR and ID bracelet. Recheck medication against MAR.  7. Explain procedure and reason for medication to client.  8. Apply clean gloves and determine appropriate site. Use anatomical landmarks to locate exact injection site.  9. Cleanse injection site with alcohol swab in a circular motion starting at site and working away from area.  10. Using nondominant hand spread skin with thumb and forefinger.
  • 28. PROCEDURE  11. Remove needle guard and hold syringe like a dart between thumb and forefinger.  12. Insert needle at a 90-degree angle to client’s skin surface.  13. Using nondominant hand stabilize syringe while using dominant hand to aspirate on plunger. If no blood appears slowly inject medication. If blood appears remove needle and prepare a new dose of medication.
  • 29. PROCEDURE  14. Withdraw needle and use alcohol swab to apply pressure to site. Gently massage site.  15. Dispose of syringe and needle directly into sharps container. Do not recap.  16. *Wash hands  17. Using the sixth right of medication administration correctly document procedure according to hospital policy.
  • 30. MEMBERIKAN OBAT INJEKSI INTRADERMAL (ID) / INTRACUTAN (IC)  Pemberian obat IC biasanya utk skin test, misalnya skrining tuberkulin & tes alergi.  Absorbsi obat beralngsung lambat, krn suplai darah lebih sedikit.  Pd skin test, perawat hrs mampu melihat tempat injeksi dg jelas, spy dpt melihat perubh warna & integritas kulit.  Daerah IC/ID hrs bebas dr luka & relatif tdk berbulu.  Lokasi yg ideal adalah : lengan bawah bagian dalam & punggung bagian atas.
  • 31. MEMBERIKAN OBAT INJEKSI INTRADERMAL (ID) / INTRACUTAN (IC)  Gunakan spuit tuberkulin atau spuit hipodermik kecil utk skin test.  Sudut insersi adalah 5 – 15 o.  Ketika menginjeksi obat, bulatan kecil yg menyerupai gigitan nyamuk akan muncul pd permukaan kulit.  Apabila bulatan tdk muncul atau jika tempat injeksi mengeluarkan darah stl jarum ditarik, ada kemungkinan obat masuk ke jar SC. Hasil uji kulit tdk valid.  Data yg diperoleh dr injeksi IC antara lain : deskripsi lokasi yg tepat & waktu pemberian.
  • 32. MEMBERIKAN OBAT INJEKSI INTRAVENA (IV)  Metode pemberian obat2an IV :  Mencampur obat dlm volume cairan IV yg besar  Dengan menyuntikan sebuah bolus obat atau obat dlm volume kecil melalui selang infus.  Melalui infus piggyback, lar yg mengandung obat & sejumlah kecil cairan IV melalui slang IV yg terpasang.  Pemberian obat IV, perawat hrs mengobservasi klien dg cermat adanya gejala reaksi yg merugikan.  Stl msk ke dlm aliran darah obat mulai bekerja dg cepat & tdk ada cara yg dpt menghentikan kerja obat tsb.  Perawat hrs memeriksa kembali prinsip ‘6 BENAR’ dan mengeth kerja obat yg diharapkan serta ESO yg mungkin timbul.  Keuntungan pemberian obat IV  Kerja obat lbh cepat  Paling diinginkan krn rasa tdk nyaman yg timbul lbh rendah.  Cara terbaik ketika memerlukan kadar darah yg terapeutik dipertahankan konstan.
  • 33. KEUNTUNGAN & KERUGIAN MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (IV, IM, SC)  Advantages  Fast: 15-30 seconds for IV, 3-5 minutes for IM and subcutan.  One injection can be formulated to last days or even months, ex. Depo-Provera is a birth control shot that works for three months  IV can deliver continuous medication, ex. Morphine for patients in continuous pain, or saline drip for people needing fluids
  • 34. KEUNTUNGAN & KERUGIAN MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (IV, IM, SC)  Disadvantages  Because it's fast, there is more risk of addiction when it comes to injecting drugs of abuse  If needles are shared, there is risk of HIV and other infectious diseases  It is the most dangerous route of administration because it bypasses most of the body's natural defenses, exposing the user to health problems such as hepatitis, abscesses, infections, and undissolved particles or additives  If not done properly, boluses (air bubbles) can occur and can be fatal.