POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
BEGG, Atyanta Henggar, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, GCG dan Perbedaan Board di Indonesia, Universitas Mercu Buana, 2017
1. GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI INDONESIA SERTA PERBEDAAN BOARD
OF DIRECTOR, BOARD COMMITTES, BOARD POWER, BOARD COMPOSITION
DAN IMPLEMENTASINYA
Saat ini di Indonesia memang masih banyak perusahaan yang menerapkan prinsip GCG
hanya karena dorongan regulasi dan menghindari sanksi yang ada dibandingkan yang
menganggap prinsip tersebut sebagai bagian dari kultur perusahaan, sehingga memang
dibutuhkan pendekatan yang mengedepankan pola pikir melakukan GCG sebagai salah satu
kebutuhan yang harus dijalani bukanlah sekedar kewajiban yang tertulis dalam visi dan misi. Hal
ini menjadi lebih rumit ketika harus menyamakan presepsi mengenai sebuah konsep GCG yang
baik ditengah keberagaman suku dan budaya yang ada di Indonesia karena setiap suku dan
budaya bisa saja mempunyai presepsi akan hal baik dan buruk yang berbeda.
Indonesia masih menganut menggunakan pendekatan yang lembut meskipun masih
terdapat banyak pratik-pratik yang bertolak belakang dengan prinsip-prinsip GCG seperti
korupsi, kkn, pungli dan masih banyak contoh lainnya. Di Indonesia untuk
mengimplementasikan GCG yang baik diperlukan dorongan hukum untuk membantu merubah
kultur masyarakat Indonesia menjadi lebih baik karena diharapkan dengan pemberian hukuman
yang didukung dengan sistem penilaian kinerja yang adil dapat menciptakan efek jera secara
jangka panjang dapat mengubah perilaku.
Dari hal ini menurut saya dengan mengedepankan konsep pendekatan komprehensif yang
mencakup penerapan regulasi, implementasi yang konsisten, serta pemberian sanksi dapat
membantu masyarakat Indonesia untuk menerapkan prinsip GCG yang baik di Indonesia
Board Of Director
Board of directors merupakan badan yang mewakili kepentingan para pemegang saham,
dan bertanggung jawab kepada mereka untuk serangkaian tugas tertentu, termasuk
mendefinisikan strategi perusahaan dan filosofi perusahaan, pengawasan eksekutif manajemen,
dan pelaksanaan pengendalian internal.
Kata board of directors memiliki artian yang berbeda-beda di beberapa negara. Di Negara
Amerika Serikat, Kanada dan Inggris menggunakan kata board of directors untuk mewakili
2. Dewan Direksi dan Dewan Komisaris, sedangkan di Negara-negara Asia seperti Jepang, Korea
dan Indonesia kata board of directors setara dengan Dewan Komisaris. Penyebab perbedaan arti
tersebut dikarenakan ada Negara yang menggunakan single board system dan dual board system.
Di Indonesia yang menggunakan dual board system sehingga terdapat pembagian divisi
dewan menjadi dua bagian yaitu yang pertama Supervisory board (Dewan Komisaris) yang
bertindak sebagai agen dari pemegang saham serta memiliki tanggung jawab untuk menunjuk,
mengawasi dan member masukan anggota dewan manajemen dan juga mengembangkan strategi
perusahaan yang mendasar. Kedua adalah Management board yang bertanggung jawab terhadap
menjalankan fungsi harian manajemen bisnis, divisi atau melakukan fungsi control di Indonesia
Management board sering juga disebut dengan Dewan Direksi.
Board Committees
Board of committees mulai berkembang sejak beberapa tahun terakhir dan saat ini terus
mengalami peningkatan. Terdapat dua jenis umum dari Board of committees , tipe yang pertama
adalah Management Support atau Operating Committee yang bertugas untuk memberikan
masukan kepada manajemen mengenai keputusan. Tipe yang kedua adalah komite sebagai
monitoring yang bertugas untuk melindungi kepentingan pemegang saham dengan menyediakan
tujuan, tinjauan independen urusan perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan legalitas,
integritas, dan kualitas etis dari kegiatan perusahaan.
Sebagai Board of committees memiliki tanggung jawab komite, antara lain :
1. Meninjau dan menyetujui strategi dan kebijakan Grup dan pendekatan untuk digunakan dalam
Ulasan Kompensasi tahunan Grup remunerasi;
2. Memastikan bahwa dukungan kinerja terkait pengaturan kompensasi strategi bisnis dan
memberikan keseimbangan menantang yang sesuai antara risiko dan imbalan;
3. Mempertimbangkan undang-undang, peraturan, pedoman dan rekomendasi yang berkaitan
dengan remunerasi dan tata kelola perusahaan;
4. Pemantauan tingkat dan struktur remunerasi untuk manajemen senior, termasuk kinerja
individu terhadap tujuan dan merekomendasikan remunerasi masing-masing anggota Dewan
eksekutif, dan
3. 5. Menyediakan laporan tahunan kepada Dewan dan pemegang saham dari kebijakan remunerasi
Perseroan.
Board Composition dan Board Power
Board composition dapat dibagi dalam tiga kategori, antara lain: Insider Director ,
Affiliated outside director, dan Independent outside director . Board composition dapat
dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan dan biasanya menyangkut isu-isu yang
berkaitan dengan board independence dan keragaman (perusahaan dan pengalaman industri,
latar belakang fungsional, dll) dari board members. Board independence mengacu pada dewan
perusahaan yang memiliki mayoritas outside directors independen. Dibandingkan dengan papan
insider-didominasi, papan luar yang didominasi diyakini morevigilant dalam memantau perilaku
manajerial dan pengambilan keputusan perusahaan. Sebuah papan yang terdiri dari direksi
dengan beragam rangkaian keahlian fungsional (marketing, teknik, keuangan, dll) industry
experiences, kualifikasi pendidikan, etnis dan jenis kelamin campuran mungkin lebih siap untuk
menghadapi berbagai masalah yang dihadapi perusahaan dan memberikan para eksekutif dengan
saran dan konsultasi dari berbagai perspektif.
Board power memiliki wewenang untuk memilih dan mengatur keadaan sebuah board
didalam perusahaan, selain itu Board power memiliki tanggung jawab penuh atas pengurusan
dan hal-hal terkait kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan.
Implementasinya Dalam Kontek Good Corporate Governance Di Indonesia
Tentu dengan adanya pembagian-pembagian seperti Board of Director, Board Committes,
Board Power dan Board Composition akan sangat berpengaruh bagi penerapan GCG di
perusahaan maupun di Indonesia, hal ini dikarenakan dengan sistem kerja yang baik tentu akan
lebih mudah untuk melakukan pengaturan dan pengawasan.
Sistem pembagian struktur yang baik akan membantu dalam mewujudkan perusahaan yang
jujur dan bertanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Dengan adanya pembagian ini
juga akan membantu mengurangi praktek white collar crime yang hingga saat ini masih menjadi
musuh bersama dan tentu hal ini sangat bertentangan dengan prinsip GCG. Manfaat lain dari
penerapan sistem ini adalah dengan sistem kepengurusan yang baik akan meningkatkan
4. produktivitas perusahaan dan tentu hal ini dapat menarik modal investor dengan biaya yang lebih
rendah melalui perbaikan kepercayaan investor dan kreditur domestik maupun internasional.
Di Indonesia walaupun masing-masing jenis perusahaan memiliki Board of Director,
Board Committes, Board Power dan Board Composition yang berbeda-beda tetapi menurut saya
di Indonesia yang terpenting adalah kejujuran dari setiap anggota board karena sistem
kepengurusan yang baik tidak akan memberi dampak yang baik jika tidak ada kejujuran dari
setiap anggota. Sistem kepengurusan di Indonesia saat ini masih ada yang belum menerapkan
kejujuran di masing-masing board sehingga banyak kasus perusahaan yang melibatkan anggota
board , keadaan seperti ini harus segera diperbaiki agar dapat mewujudkan perusahaan yang
berkembang dengan menerapkan prinsip GCG yaitu Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas,
Pertanggung Jawaban, Kewajaran dan Kesetaraan.
DAFTAR PUSTAKA
Dilek Demirbas, 2011. Independence of board of directors, employee relation and harmonisation
of corporate governance. Employee Relation Journal. Vol. 33, No. 4: 444-471
Eriza, 2013.https://erizanugrahvianti.wordpress.com/2013/05/27/good-corporate-governance (29
Maret 2017, 08:23)
Harrison, 1987. The Strategic Use Of Corporate Board Committees. California Management
Review. Vol. 30, No. 1: 109-125
Sushil Tamang, 2017.
https://www.academia.edu/2636174/Board_Composition_and_Corporate_Governance ( 28
Maret 10:04