Dokumen tersebut membahas tentang implementasi tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) oleh PT Jasa Marga Tbk. Perusahaan telah menetapkan pedoman perilaku dan etika bisnis yang mengatur hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan. Tujuannya untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG secara konsisten guna memaksimalkan pencapaian visi dan misi perusahaan.
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Corporate Governance, Universitas Mercu Buana, 2018
1. Andreas Fabian Pramuditya
55117120153
Business Ethic and Good Governance
Diampu oleh: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Forum dan Kuis Minggu Ke-14: Corporate Governance
11-17 December 2018
Kuis Minggu 14: Apa yang dapat saudara resumekan tentang Corporate Governance?
Dewasa ini, banyak perusahaan yang terpuruk karena tata kelola sebuah perusahaan tersebut
tidak baik sehingga banyak praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang terjadi. Hal tersebut
berakibat pada terjadinya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan para investor, yang mengakibatkan tidak
ada investor yang mau membeli saham perusahaan tersebut.
Sejarah lahirnya GCG muncul atas reaksi para pemegang saham di Amerika Serikat pada tahun
1980-an yang terancam kepentingannya (Budiati, 2012). Maraknya skandal perusahaan yang menimpa
perusahaan – perusahaan besar, baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di Amerika Serikat, maka
untuk menjamin dan mengamankan hak-hak para pemegang saham, muncul konsep pemberdayaan
komisaris sebagai salah satu wacana penegakan GCG.
Di Indonesia sendiri, konsep GCG mulai dikenal sejak krisis ekonomi tahun 1997 krisis yang
berkepanjangan yang dinilai karena tidak dikelolanya perusahaan-perusahaan secara bertanggungjawab,
serta mengabaikan regulasi dan sarat dengan praktek (korupsi, kolusi, nepotisme) KKN (Budiati, 2012).
Berikut adalah definisi GCG menurut beberapa ahli sebagai berikut:
Menurut Cadbury Commitee of United Kingdom (1922):” Seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-
hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan”. Muh. Effendi (2009) dalam bukunya The Power of Good Corporate Governance, pengertian
GCG adalah suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola risiko
yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan
nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang.
Soekrisno Agoes (2006), Tata Kelola Perusahaan yang baik adalah: Sistem yang mengatur
hubungan peran Dewan Komisaris, peran Direksi, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya.
Disebut juga sebagai suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaiannya
dan penilaian kinerjanya. Wahyudi Prakarsa (dalam Sukrisno Agoes, 2006) menjelaskan tata kelola
perusahaan yang baik adalah “Mekanisme administratif yang mengatur hubungan-hubungan antara
manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pemegang saham, dan kelompok-kelompok kepentingan yang
lain. Dimana hubungan ini dimanifestasikan dalam bentuk aturan permainan dan sistem insentif sebagai
2. kerangka kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan, cara pencapaian tujuan serta
pemantauan kinerja yang dihasilkan”.
Dari pendapat pakar diatas dapat dikatakan bahwa good corporate governance (GCG) adalah
seperangkat peraturan yang mengatur, mengelola dan mengawasi hubungan antara para pengelola
perusahaan dengan stakeholders disuatu perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan
yang melakukan peningkatan pada kualitas GCG menunjukan peningkatan penilaian pasar, sedangkan
perusahaan yang mengalami penurunan kualitas GCG, cenderung menunjukan penurunan pada penilaian
pasar (Cheung, 2011).
Manfaat GCG
Menurut Tjager (2003) menjelaskan manfaat GCG sebagai berikut :
Berdasarka survey yang telah dilakukan oleh McKinsey & Company menunjukkan bahwa para
investor institusional lebih menaruh kepercayaan terhadap perusahaan-perusahaan di Asia yang
telah menerapkan GCG.
Berdasarkan berbagai analisis ternyata ada indikasi keterkaitan antara terjadinya krisis financial
dan krisis berkepanjangan di Asia denngan lemahnya tata kelola perusahaan.
Internasionalisasi pasar – termasuk liberalisasi pasar financial dan pasar modal menuntut
perusahaan untuk menerapkan GCG.
Kalau GCG bukan obat mujarab untuk keluar dari krisis system ini dapat menjadi dasar bagi
beberkembangnya system nilai baru yang lebih sesuai dengan lanskap bisnis yang kini telah
banyak berubah.
Secara teoris, praktik GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Mas Ahmad Daniri
(2005;14) jika perusahaan menerapkan mekanisme penerapan Good Corporate Governance
(GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat antara lain: (1)
mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung oleh pemegang saham akibat
pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen; (2) mengurangi biaya modal (Cost of
Capital); (3) meningkatkan nilai saham perusahaan di mata publik dalam jangka panjang; (4)
menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan perusahaan terhadap keberadaan
perusahaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan.
Referensi:
MY, 2017. https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/good-corporate-governance-gcg/ (diakses
pada 17 Desember 2018)
3. Forum Minggu 14: Implementasi Corporate Governance PT. Jasa Marga, Tbk.
Etika Usaha:
Perseroan menyadari bahwa implementasi Good Corporate Governance secara konsisten sebagai budaya
Perseroan merupakan salah satu langkah yang dapat meningkatkan nilai dan tumbuh kembangnya bisnis
Perseroan secara berkesinambungan. Oleh karena itu perlu adanya penerapan pengelolaan Perseroan
secara baik dan benar.
Perseroan telah mempunyai Pedoman Perilaku Perseroan yang disusun untuk melaksanakan pengelolaan
perusahaan yang baik dan benar, serta bertujuan untuk membentuk dan mengatur kesesuaian tingkah
laku sehingga mencapai penerapan GCG yang konsisten sebagai budaya Perseroan yang memaksimalkan
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik sehingga tercapainya Visi dan Misi Perseroan.
Pedoman perilaku Perseroan mengatur kebijakan nilai-nilai etis yang dinyatakan secara eksplisit sebagai
suatu standar perilaku yang harus dipedomani oleh seluruh Insan Jasa Marga. Pedoman Perilaku
Perseroan mengatur Etika Usaha dan Etika Kerja.
Etika Usaha merupakan sistem nilai atau norma yang dijabarkan dari filosofi pendirian Perseroan dan yang
dianut oleh Perseroan sebagai acuan Perseroan serta manajemennya untuk berhubungan dengan
lingkungannya, baik internal maupun eksternal (Stakeholder) Perseroan yaitu:
1) Terhadap Insan Jasa Marga.
2) Terhadap Pengguna Jalan Tol dan Pelanggan Lainnya.
3) Terhadap Pemegang Saham.
4) Terhadap Pemasok/Kontraktor.
5) Terhadap Kreditur.
6) Terhadap Mitra Usaha.
7) Terhadap Pesaing/Kompetitor.
8) Terhadap Pemerintah/Regulator.
9) Terhadap Media Massa.
10) Terhadap Anak Perusahaan.
11) Terhadap Masyarakat dan Lingkungan Sekitar.
Sementara itu, Etika Kerja merupakan sistem nilai atau norma yang dianut oleh setiap Pimpinan dan
Karyawan dalam melaksanakan tugasnya termasuk etika hubungan antar karyawan Perseroan. Etika Kerja
ini mengatur kebijakan perilaku Insan Jasa Marga sebagai berikut:
1) Sebagai Atasan Terhadap Bawahan
2) Sebagai Bawahan Terhadap Atasan
3) Sebagai Rekan Kerja
Selain itu di dalam Pedoman Perilaku tersebut diatur pula komitmen Insan Jasa Marga, dan Perilaku
Profesional, Penerapan dan Penegakan Pedoman Perilaku
Untuk memastikan bahwa Perseroan terus tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, maka
seluruh proses bisnis Perseroan harus didasarkan pada prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance) serta Etika Bisnis yang baik. Untuk itu pada tahun 2011, Perseroan telah
4. membuat dan mensosialisasikan beberapa pedoman sebagai berikut:
Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) (pdf – Bahasa Indonesia)
Pedoman Perilaku (Code of Conduct)
Pedoman Benturan Kepentingan (Conflict of Interest)
Pedoman Penanganan Gratifikasi
Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System)
Sumber:
Anonymous, 2018. http://www.jasamarga.com/public/id/infoperusahaan/GCG/EtikaUsaha.aspx
(diakses pada 17 Desember 2018, 11.00)