1. Nama : Aprilini Khaterin Johan
NIM : 55117110086
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Mata Kuliah : Business Ethic & Good Governace
Perbedaan antara Board of Director, Board Comittes, Board Power dan Board
Composition
Board of Directors adalah istilah yang digunakan di Amerika Serikat untuk kelompok pengawas
dan pengelola perusahaan yang terdiri dari perwakilan pemegang saham mayoritas, pendiri
perusahaan, kreditor utama, dan orang-orang yang berjasa pada perusahaan. Pada konsep two
tiers yang diterapkan di Indonesia, pemegang saham akan menunjuk sekelompok pengelola
operasi perusahaan (management) dan juga pengawas dan penasihat manajemen yang disebut
komisaris (Commissioners). Permasalahan pengawasan perusahaan ini berkembang dari waktu
ke waktu karena luasan dan kepemilikan perusahaan
Board Comittes pada konsep two tiers management, membagi kekuasaan korporasi menjadi dua
kelompok pengelola. Kelompok pertama disebut Board of Commissioners (Dewan Komisaris)
yang dipimpin seorang presiden komisaris atau komisaris utama dan kelompok kedua disebut
Board of Management yang dipimpin oleh seorang direktur utama. Kedua kelompok ini dipilih
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dewan komisaris bertugas mengawasi dan
memberi nasihat strategis (supervising and advising), mereka ditunjuk oleh pemegang saham
baik mayoritas maupun minoritas, dan manajemen.
Telah diketahui secara umum bahwa untuk dapat bekerja secara tepat guna dalam suatu
lingkungan usaha yang kompleks Dewan Komisaris harus mendelegasikan beberapa tugas
mereka kepada komite-komite. Adanya komite-komite ini merupakan suatu sistem yang
bermanfaat untuk dapat melaksanakan pekerjaan Dewan Komisaris secara lebih rinci dengan
memusatkan perhatian Dewan Komisaris kepada bidang khusus perusahaan atau cara
pengelolaan yang baik (Governance) oleh manajemen. Komite-komite yang pada umumnya
dibentuk adalah Komite Kompensasi/Remunerasi untuk badan eksekutif dalam perusahaan,
Komite Nominasi, dan Komite Audit.
Dalam Corporate Governance terdapat tiga komite yang memiliki peranan penting, yaitu:
a. Komite Kompensasi/Remunerasi (Compensation/Remuneration Committee) Membuat
rekomendasi terhadap keputusan-keputusan yang menyangkut remunerasi/kompensasi untuk
Dewan Direksi dan kebijakan- kebijakan kompensasi lainnya, termasuk hubungan antara prestasi
perusahaan dengan kompensasi bagi eksekutif perusahaan dalam hal ini CEO.
2. b. Komite Nominasi (Nomination/Governance Committee) Mengawasi proses pencalonan
komisaris dan direksi, menyeleksi para kandidat yang akan dicalonkan, dan mengusulkan
kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur tentang struktur dewan dan proses nominasinya.
c. Komite Audit (Audit Committee) Memberikan suatu pandangan tentang masalah akuntansi,
laporan keuangan dan penjelasannya, sistem pengawasan internal serta auditor independen.
Board Power
Kemampuan yang memadai dari komisaris akan menghasilkan sinergi yang positip. Ketika
komisaris mempunyai cukup power, maka manajemen akan lebih mampu meningkatkan kinerja
mereka. Manajemen dan komisaris yang kompak akan mampu merealisasikan visi, misi, dan
strategi perusahaan.
Hal-hal berikut ini dapat digunakan untuk meningkatkan power boards:
a. Sebagian besar anggota boards berasal dari luar perusahaan dan tidak mempunyai hubungan
dengan perusahaan.
b. Anggota boards hendaknya tidak terlalu besar agar menjadi kelompok yang bersatu. Anggota
boards harus memahami tujuan dan mempunyai kemauan untuk mencapainya.
c. Anggota boards mempunyai pengalaman kepemimpinan dan bisnis, dan memahami bisnis
perusahaan.
d. Anggota boards berkomunikasi dengan bebas dengan anggota lainnya, dalam rapat komite,
baik ada atau tidak ada manajemen.
e. Boards menerima data mengenai keuangan perusahaan dan kinerja industri yang
memungkinkan mereka untuk memahami kinerja perusahaan relatif terhadap kompetisinya.
Board Composition adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota dewan komisaris
lainnya, direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen
Contoh implementasi di Indonesia salah satunya PT Bayer Indonesia :
Direksi dan Dewan Komisaris
PT Bayer Indonesia
Dewan Komisaris
Yim Poon Wah (Marcus Yim)
Presiden Komisaris
3. Christine Neuenhahn
Wakil Presiden Komisaris
Dewan Direksi
Angel Michaelo Luna Evangelista
Presiden Direktur
Stephan Michael Rausch
Direktur
Jose Marie Lopez
Direktur
Mohan Babu Rajaram Boppana
Direktur
Menerapkan konsep Good Governance (GCG & GGG )di Indonesia
Menurut saya, sebagai negara yang menerapakan Pancasila sebagai dasar negara, hal-hal
seperti multi etnis, multi suku dan budaya dapat diarahkan kepada Persatuan Indonesia, sesuai
dengan sila ke 3 Pancasila, dan akhir-akhir ini walaupun isu-isu mengenai keberagaman
Indonesia banyak di permasalahkan oleh beberapa kelompok orang, tetapi dalam praktiknya
mayoritas masyarakat Indonesia masih saling menghargai dan menghormati kebiasaan masing-
masing. Hal ini juga sebenarnya membuat Indonesia menjadi unik karena keberagaman dan
begitu luasnya negara ini.
Setiap organisasi memiliki cara-cara yang unik dari apa yang mereka lakukan. Indonesia
sebagai negara yang terdiri dari beragam jenis suku, ras, budaya dan etnis yang beragam telah
terbentuk menjadi satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Segala kebudayaan
nasional, lokal maupun asing sekalipun telah ada dan terbentuk bahkan sejak Indonesia belum
merdeka pada tahun 1945. Budaya yang telah terbentuk itu kemudian terefleksikan pada budaya-
budaya organisasi yang ada di Indonesia yang bertujuan untuk mencapai kesinambungan dan
ketahanan dalam jangka panjang, meningkatkan kinerja dan pada akhirnya meningkatkan nilai
tambah bagi organisasi untuk kepentingan pihak-pihak di dalam organisasi itu sendiri.
Konsep yang efektif saya tetap setuju dengan konsep TARIF (Transparency,
Accountability, Responsibility, Independency, and Fairness) yang harus diimplementasikan
secara berkesinambungan serta terus-menerus dan dilakukan evaluasi berkala oleh setiap pilar
pelaksana GCG itu sendiri, yaitu pemerintah, pelaku usaha serta masyarakat.
4. Daftar Pustaka
Adestian, Yuda, Pengaruh Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Dewan Komisaris Independen,
Komite Audit Dan Ukuran Perusahaan Pada Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Listing
Di Bei Pada Tahun 2012-2014, eprints.dinus.ac.id,
http://eprints.dinus.ac.id/17262/1/jurnal_16274.pdf (diakses tanggal 18 September 2017).
Bayer Indonesia, Tim Manajemen Indonesia, Bayer Science For a Better Life,
http://www.bayer.co.id/id/tentang-bayer/bayer-indonesia/tim-manajemen-indonesia/
(diakses tanggal 18 September 2017).
FCGI, Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance
( Tata Kelola Perusahaan ), muhariefeffendi.files.wordpress.com,
https://muhariefeffendi.files.wordpress.com/2009/12/fcgi_booklet_ii.pdf (diakses tanggal 18
September 2017).
Machfoeds, Mas’ ud, Board Duties : Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia, lkdi.com,
http://www.lkdi.org/cms/wp-content/uploads/2011/09/Board-Duties-Indonesia.pdf (diakses
tanggal 18 September 2017).