1. KEWIRAUSAHAAN I
Pertemuan ke-5
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kewirausahaan I”
Dosen pengampu : Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM, CMA
Oleh :
Asri Lestari (43217110107)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
2. Model Bisnis Konvensional, Waralaba
dan E- Commerce
Model Bisnis Konvensional dalam Budi Wahono (2017) atau yang lebih sering dikenal
dengan bisnis offline adalah kegiatan atau transaksi jual-beli yang dilakukan secara
langsung, bertatap muka antara penjual dengan pembeli.
Kelebihan dalam bisnis konvensional :
1. Pembeli langsung dapat melihat produk yang akan dibeli sehingga pembeli tidak merasa
rahgu akan produk yang akan dibeli, pembeli juga dapat memilih produknya sendiri.
2. Umumnya bisnis konvensional memiliki tempat atau kios
sendiri sehingga pembeli dapat mengunjungi kios dan dapat secara langsung bertemu
dengan penjual.
3. Memiliki banyak stok sehingga apabila sewaktu-waktu pembeli ingin membeli produk,
mereka tidak perlu waktu yang lama untuk mendapatkan produk tersebut.
4. Terjamin, karena selain dapat melihat barang secara langsung, pembeli juga dapat
mengetahui penjual secara langsung (face to face), sehingga tindakan penipuan minim
terjadi.
Kekurangan dalam bisnis konvensional : (Budi Wahono. 2017)
1. Lingkup pemasarannya terbatas, jika ingin memperluas lingkup pemasaran, maka
harus membuka cabang di berbagai daerah.
2. Membutuhkan modal yang cukup besar karena biasanya bisnis konvensional
memerlukan tempat untuk memasarkan produknya.
3. Memerlukan banyak stok, ini juga berpengaruh terhadap modal yang dikeluarkan
sehingga modal menjadi bertambah.
4. Apabila pembeli ingin membeli barang, maka harus pergi ke toko tempat dijualnya
barang tersebut.
Waralaba jika dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “Franchising” dan jika dalam bahasa
Francis yaitu “Franchise”, Merupakan hubungan bisnis atau usaha antara pemilik merek,
produk maupun sistem operasioal dengan pihak kedua yang berupa pemberian izin dari
pemakaian merek, produk dan sistem operasional dalam jangka waktu yang telah di
tentukan sebelumnya. (Sora N. 2015)
3. Waralaba dapat dibagi menjadi dua : (Eris Marketers. 2018)
Waralaba luar negeri/asing adalah waralaba yang berasal dari luar negeri, jenis waraaba
ini cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai
dunia, dan dirasakan lebih bergengsi. Contohnya : McDonald’s, Kentucky Fried Chicken,
Bread Talk, Starbucks, Pizza Hut, dll.
Waralaba dalam negeri adalah waralaba yang berasal dari dalam negeri, jenis wara laba
ini juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi
pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini
yang disediakan oleh pemilik waralaba. contoh waralaba lokal : Primagama, Alfamart,
Martha Tilaar, Roti Buana, Edward Forrer, Bogasari Baking Center dan berbagai nama
lainnya.
Beberapa contoh waralaba (Sora N. 2015)
Di Indonesia saat ini waralaba yang sedang berkembang pesat dan juga masih sangat
menguntungkan misalnya waralaba pada bidang makanan, contohnya seperti: Wong Solo,
CFC, Sapo Oriental, Red Crispy dan masih banyak lagi merek-merek yang lainnya.
Lalu waralaba berbentuk retail mini outlet, misalnya seperti: Indomaret, Yomart, AlfaMart
dan masih banyak lagi yang lainnya. Dan waralaba seperti ini telah banyak menyebar ke
pelosok daerah.
Keuntungan Waralaba (Anonim)
Manajemen bisnis telah terbangun
Sudah dikenal masyarakat
Manajemen finansial yang lebih mudah
Dukungan dan keamanan yang lebih kuat
Bisa mendapat untung lebih besar
Kekurangan Bisnis Waralaba
Kurang kendali
Sangat terikat dengan supplier
Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Biaya waralaba
4. Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian
waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para
pembeli waralaba.
Pemotongan keuntungan
E-commerce (Sancu. 2007) yang merupakan akronim dari electronic commerce
(perdagangan berbasis elektronik) adalah transaksi atau fasilitas kegiatan bisnis yang
dilakukan lewat internet, salah satu contoh populer yang sering kita lihat adalah toko online.
Namun, secara universal segala macam kegiatan transaksi yang dilakukan secara
elektronik disebut dengan e-commerce.
Contoh Ecommerce : (Haxadm. 2017)
Banyak sekali yang dapat kita lakukan melalui E-Commerce yaitu :
1. Pembelian buku melalui online.
2. Pembelian elektronik melalui online.
3. Pembelian kendaraan melalui online.
4. Pembelian pakaian melalui online, dll.
Kelebihan Ecommerce : (Haxadm. 2017)
1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang
tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
3. Menurunkan biaya operasional(operating cost).
4. Melebarkan jangkauan (global reach).
5. Meningkatkan customer loyality.
6. Meningkatkan supplier management.
7. Memperpendek waktu produksi.
8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).
5. Kekurangan Ecommerce : (Haxadm. 2017)
1. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu
mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti
semua data finansial yang ada.
2. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa
menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak
berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.
3. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat
kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam.
4. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang
hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia
memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
5. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor
seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha
menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.
6. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan
sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia,
kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik.
KISAH SUKSES dalam Citra Narada Putri (2017)
ANNE AVANTIE, TRANSFORMASI BISNIS KONVENSIONAL JADI LEBIH DIGITAL
Selama 28 tahun perjalanan kariernya, Anne Avantie dikenal sebagai perancang kebaya
tersohor tanah air asal Semarang, yang karya-karyanya dikenal hingga skala internasional.
Dalam menjalankan bisnis modenya itu, wanita yang akrab dipanggil Bunda Anne ini,
melakukannya dengan cara yang konvensional. Busana-busana kebayanya tersebut hanya
dipajang di toko atau
dijual melalui pemasaran dari mulut ke mulut.
Namun, perkembangan dunia digital yang semakin pesat tak mungkin dihiraukan begitu
saja oleh Anne. Padahal, diakui Anne sendiri, internet adalah sebuah konsep yang asing
bagi wanita kelahiran 20 Mei 1954 di Semarang ini. Ia mengakui bahwa dirinya adalah
seseorang yang sangat gaptek (gagap teknologi). “Jangankan tahu internet, komputer, atau
6. teknologi macam-macam, mengoperasikan ponsel atau Instagram saja harus dibantu staf,”
katanya jujur di hadapan 1.500 peserta acara konferensi khusus UKM wanita, Womenwill
yang diprakarsai oleh Google dan bekerja sama dengan femina di Semarang, 13 Juli lalu.
Kendati punya keterbatasan dalam memahami perkembangan teknologi di era digital dan
bagaimana cara mengoperasikannya, Anne memahami bahwa teknologi sangat berperan
penting dalam mengembangkan bisnisnya lebih besar lagi. Karena itu, ia membuat
AnneAvantieMall.com, sebuah marketplace yang menaungi UKM-UKM binaan Anne dari
berbagai daerah di Indonesia, yang menjual produknya dengan harga yang lebih terjangkau,
mulai dari seratus ribu hingga jutaan rupiah. Produk-produk yang dijual terdiri dari batik,
aksesori, hingga kerajinan tangan yang kualitasnya dipantau oleh Anne sendiri.
Transformasi bisnis dari cara konvensional menjadi digital juga membantu Anne untuk bisa
lebih dekat dengan pasar kelas menengah. Karena selama ini kebanyakan orang mengenal
produk Anne Avantie adalah busana kebaya premium. yang mahal harganya, dan hanya
bisa dipakai oleh kalangan selebritas. Padahal menurut Anne, ia tidak hanya ingin dikenal
seperti itu.
Ia ingin, Anne Avantie menjadi brand yang tak hanya merangkul kelas atas, tapi juga tetap
dekat dengan mereka yang termasuk dalam kalangan menengah dan bawah. “Orang kalau
pakai brand Anne Avantie punya kebanggaan tersendiri. Saya tidak ingin kebanggaan
tersebut hanya dimiliki oleh kalangan atas saja. Saya sangat senang, jika kalangan
menengah dan bawah juga bisa mendapatkan kebanggaan mengenakan busana Anne
Avantie dengan harga yang lebih terjangkau,” tutur Anne, yang mengaku transaksi paling
banyak yang terjadi di e-commerce-nya tersebut datang dari kalangan menengah dan
menengah bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Wahono Budi. 2017. Pengertian Bisnis Online dan BisnisKonvensional
https://www.budiwahono.com/pengertian-bisnis-online-dan-bisnis-konvensional/ (10 April
2018 Jam 22:00)
7. Marketers Eris. 2018. Pengertian Waralaba. https://www.talknesia.com/article/pengertian-
waralaba-atau-franchise (30 Mei 2018 Jam 17:00)
Sora N. 2015. Pengertian Waralaba. http://www.pengertianku.net/2015/08/pengertian-
waralaba-dan-contohnya.html (2 Juli 2018 Jam 14:23)
Sancu. 2007. Bisnis Konvensional. http://multi-online.blogspot.co.id/2007/09/apa-sih-
bisnis-konvensional-itu.html (10 April 2018 Jam 21:00)
Anonim. Kekurangan dan Kelebihan Bisnis Warabala. http://www.franchise-
expo.co.id/Press/Tips/Keuntungan-Dan-Kekurangan-Bisnis-Waralaba/ (2 Juli 2018 Jam
14:36)
Haxadm. 2017. Kelebihan dan Kekurangan E-commerce.
http://haxtunchamber.org/pengertian-kelebihan-dan-kekurangan-ecommerce/ (2 Juli 2018
Jam 14:45)
Citra Narada Putri. 2017. Transformasi Bisnis Konvensional.
http://www.wanitawirausaha.com/article/kisah-sukses/anne-avantie-transformasi-bisnis-
konvensional-jadi-lebih-digital (2 Juli 2018 Jam 14:50)