Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas lima jenis e-commerce yaitu B2B, B2C, C2C, C2B dan B2A beserta contoh penerapannya. Jenis-jenis e-commerce tersebut meliputi transaksi antara bisnis ke bisnis, bisnis ke konsumen, konsumen ke konsumen, konsumen ke bisnis dan bisnis ke administrasi.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
E-COMMERCE MODEL
1. Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan
E-Commerce
Nama : Wanda Soraya
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Mata Kuliah : Kewirausahaan I
2. Bisnis Konvensional
Bisnis Konvensional atau yang lebih sering dikenal dengan bisnis offline adalah kegiatan atau
transaksi jual-beli yang dilakukan secara langsung, bertatap muka antara penjual dengan
pembeli. Contoh: Indomaret, Apotik Kimia Farma dll
Kelebihan dalam bisnis konvensional :
1. Pembeli langsung dapat melihat produk yang
akan dibeli sehingga pembeli tidak merasa rahgu akan produk yang akan dibeli, pembeli juga
dapat memilih produknya sendiri.
2. Umumnya bisnis konvensional memiliki tempat atau kios
sendiri sehingga pembeli dapat mengunjungi kios dan dapat secara langsung bertemu dnengan
penjual.
3. Memiliki banyak stok sehingga apabila sewaktu-waktu pembeli ingin membeli produk,
mereka tidak perlu waktu yang lama untuk mendapatkan produk tersebut.
4. Terjamin, karena selain dapat melihat barang secara langsung, pembeli juga dapat
mengetahui
Kekurangan dalam bisnis konvensional :
1. Lingkup pemasarannya terbatas, jika ingin memperluas lingkup pemasaran, maka harus
membuka cabang di berbagai daerah.
2. Membutuhkan modal yang cukup besar karena biasanya bisnis konvensional
memerlukan tempat untuk memasarkan produknya.
3. Memerlukan banyak stok, ini juga berpengaruh terhadap modal yang dikeluarkan
sehingga modal menjadi bertambah.
4. Apabila pembeli ingin membeli barang, maka harus pergi ke toko tempat dijualnya
barang tersebut.
Waralaba
Waralaba adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun
layanan Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, waralaba adalah perikatan yang
salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari
3. kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain
dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut
dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah:
Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir dengan
pengwaralaba[
(franchisor) yang memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk
melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah
ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. Contoh : Mc
Donald, KFC dan Pizza Hut.
Pemberi waralaba dan penerima waralaba
Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud dengan pemberi
waralaba dan penerima waralaba
Pemberi waralaba (franchisor) adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan
hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan, atau ciri khas usaha yang dimilikinya.
Penerima waralaba (franchisee) , adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan
hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau
penemuan, atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.
Jenis waralaba
Waralaba dapat dibagi menjadi dua:
Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah
diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.
Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang
ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup peranti awal dan
kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.
Biaya waralaba
Biaya waralaba meliputi:
4. Ongkos awal, dimulai dari Rp10 juta hingga Rp1 miliar. Biaya ini meliputi pengeluaran yang
dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuai dengan spesifikasi
pengwaralaba dan ongkos penggunaan HAKI.
Ongkos royalti, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional.
Besarnya ongkos royalti berkisar dari 5-15 persen dari penghasilan kotor. Ongkos royalti
yang layak adalah 10 persen. Lebih dari 10 persen biasanya adalah biaya yang dikeluarkan
untuk pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan.
Kelebihan Waralaba
Beberapa kelebihan waralaba antara lain:
Proses Membuka Usaha Sangat Cepat: Hampir semua waralaba tidak mengharuskan proses
yang berbelit-belit saat membuka usaha. Sebaliknya, cukup dengan memiliki tempat dan
modal, waralaba sudah bisa dibuka. Waktu pembukaannya pun bisa dipercepat; tinggal
pembeli waralaba bernegosiasi dengan pemilik waralaba terkait waktu pembukaan waralaba.
Memiliki Sistem yang Telah Terbukti Berhasil: Waralaba adalah sebuah usaha/bisnis yang
memiliki sistem yang telah terbukti berhasil. Oleh karena itu, pembeli waralaba tidak perlu
bersusah payah merancang sistem sendiri untuk menjalankan dan mengembangkan usaha
waralaba. Mereka hanya tinggal menjalankan sistem sesuai dengan petunjuk atau aturan
main yang diberikan.
Memiliki Brand Image yang Sudah Dikenal luas dan Terbukti Berhasil:Membangun brand
image sebuah usaha dibutuhkan waktu yang sangat lama. Namun, hal ini tidak perlu
dikhawatirkan oleh pembeli waralaba, karena mereka sudah berhak menggunakan nama
besar perusahaan yang sudah dikenal luas dan terbukti berhasil di pasaran.
Risiko Kegagalan Sangat Kecil: Semua usaha pasti memiiiki risiko sendiri-sendiri, begitu juga
dengan waralaba. Waralaba memiliki risiko kegagalan sebagaimana usaha pada umumnya.
Hanya saja, risiko kegagalan waralaba relatif sangat kecil dibandingkan dengan usaha-usaha
lain. Hal ini dikarenakan waralaba sudah memiliki sistem yang telah terbukti berhasil di pasar.
Kekurangan Waralaba
Beberapa kekurangan waralaba antara lain:
Mengharuskan Membayar Franchise Fee: Setelah memutuskan untuk membeli sebuah
waralaba, biasanya pembeli diharuskan membayar franchise fee kepada pemilik waralaba
selama kurun waktu tertentu. Franchise fee ini dimaksudkan sebagai modal dalam
5. pembukaan waralaba. Jumlahnya sangat bervariasi, mulai dari jutaan rupiah, puluhan juta
rupiah, ratusan juta rupiah, sampai miliaran rupiah, tergantung kesepakatan antara kedua
belah pihak (pembeli dengan pemilik waralaba).
Mengharuskan Membayar Royalty Fee: Selain franchise fee, pembeli waralaba juga
diharuskan membayar royalty fee kepada pemilik waralaba. Besar royalty fee bervariasi
antara 2-10 persen, tergantung dari ketentuan yang diberlakukan oleh pemilik waralaba. Jadi,
meskipun waralaba yang dibuka belum balik modal, pembeli waralaba tetap diharuskan
membayar royalty fee kepada pemilik.
Memberlakukan Aturan Main yang Harus Diikuti: Selain diharuskan membayar franchise fee
dan royalty fee, pembeli waralaba juga diharuskan mengikuti aturan main yang diberlakukan
pemilik waralaba. Hal ini tentu membuat pembeli merasa terkekang atau tidak bebas, karena
mereka tidak bisa menambah atau mengubah SOP yang dinilai lebih baik dan lebih bisa
mengoptimalkan omzet dan keuntungan setiap bulannya.
Melakukan Kontrol dan Pengawasan secara intens: Setelah waralaba berhasil dijual kepada
pembeli waralaba, pemilik waralaba akan melakukan kontrol dan pengawasan secara intens
atas pendapatan serta keuntungan yang didapat setiap bulan. Hal ini, lama-kelamaan pasti
akan menjadi kekurangan yang sangat tidak disukai pembeli waralaba. Sebab, dari hari ke
hari, mereka merasa berada di dalam pengawasan.
Disarikan dari buku: Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba, Penulis: Akifa P. Nayla,
Hal: 152-156.
Perdagangan elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau e-commerce) adalah
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui
sistemelektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-
commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem
manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak
hanya sekadar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan
nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga
memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), surat elektronik(e-mail), dan
bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat
pembayaran untuk e-dagang ini.
6. Jenis-jenis E-Commers dan Contohnya
1. Business-to-Business (B2B)
B2B e-commerce meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa yang dilakukan antar
perusahaan. Produsen dan pedagang tradisional biasanya menggunakan jenis e-commerce ini.
Umumnya e-commerce dengan jenis ini dilakukan dengan menggunakan EDI (Electronic Data
Interchange) dan email dalam proses pembelian barang dan jasa, informasi dan konsultasi, atau
pengiriman dan permintaan proposal bisnis.
EDI (Electronic Data Interchange) adalah proses transfer data yang terstruktur, dalam format
standar yang disetujui, dari satu sistem komputer ke sistem komputer lainnya, dalam bentuk
elektronik.
Contoh website e-commerce B2B adalah Bizzy dan Ralali.
Bizzy merupakan E Commerce pertama yang memiliki konsep B2B atau Business To Business di
Indonesia. Bizzy menyediakan solusi bagi perusahaan yang memiliki masalah dalam hal pengadaan
suplai dan jasa kebutuhan bisnis.
Produk yang disediakan oleh Bizzy antara lain, Office Supplies(ATK), Elektronik, Pantry dll.
Contoh salah satu website yang menerapkan jenis e-commerce B2B
7. Ralali adalah salah satu perusahaan B2B E Commerce Indonesia yang menjual produk-produk
MRO(Maintenance, Repair, and Operational).
Dengan perusahaan PT. Raksasa Laju Lintang yang telah aktif sejak 2013, Ralali menyedian
berbagai macam kebutuhan otomotif, alat ukur, GPS, dan peralatan listrik lainnya.
2. Business-to-Consumer (B2C)
B2C adalah jenis e-commerce antara perusahaan dan konsumen akhir. Hal ini sesuai dengan
bagian ritel dari e-commerce yang biasa dioperasikan oleh perdagangan ritel tradisional.
Jenis ini bisa lebih mudah dan dinamis, namun juga lebih menyebar secara tak merata atau bahkan
bisa terhenti.
Jenis e-commerce ini berkembang dengan sangat cepat karena adanya dukungan munculnya
website serta banyaknya toko virtual bahkan mal di internet yang menjual beragam kebutuhan
masyarakat.
Sementara di negara maju seperti Amerika sudah banyak kisah sukses e-commerce yang berhasil
dibidang ritel online.
Salah satu contoh penerapan jenis e-commerce B2C
8. Jika dibandingkan dengan transaksi ritel tradisional, konsumen biasanya memiliki lebih banyak
informasi dan harga yang lebih murah serta memastikan proses jual beli hingga pengiriman yang
cepat.
Beberapa website di Indonesia yang menerapkan e-commerce tipe ini
adalah Bhinneka,Berrybenka dan Tiket.com.
Jenis e-commerce ini biasa digunakan oleh penjual atau produsen yang serius menjalankan bisnis
dan mengalokasikan sumber daya untuk mengelola situs sendiri.
3. Consumer-to-Consumer (C2C)
C2C merupakan jenis e-commerce yang meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa
antar konsumen. Umumnya transaksi ini dilakukan melalui pihak ketiga yang menyediakan
platform online untuk melakukan transaksi tersebut.
Beberapa contoh penerapan C2C dalam website di Indonesia adalah Tokopedia, Bukalapak
dan Lamido. Disana penjual diperbolehkan langsung berjualan barang melalui website yang
telah ada.
Namun ada juga website yang menerapkan jenis C2C dan mengharuskan penjual terlebih dulu
menyelesaikan proses verifikasi, seperti Blanja dan Elevenia.
Salah satu contoh penerapan jenis e-commerce C2C
9. 4. Consumer-to-Business (C2B)
C2B adalah jenis e-commerce dengan pembalikan utuh dari transaksi pertukaran atau jual beli
barang secara tradisional. Jenis e-commerce ini sangat umum dalam proyek dengan dasar
multi sumber daya.
Sekelompok besar individu menyediakan layanan jasa atau produk mereka bagi perusahaan
yang mencari jasa atau produk tersebut.
Contohnya adalah sebuah website dimana desainer website menyediakan beberapa pilihan
logo yang nantinya hanya akan dipilih salah satu yang dianggap paling efektif.
Platform lain yang umumnya menggunakan jenis e-commerce ini adalah pasar yang menjual
foto bebas royalti, gambar, media dan elemen desain seperti www.istockphoto.com.
Salah satu penerapan e-commerce jenis C2B
Contoh lainnya adalah www.mybloggerthemes.com, sebuah website yang menjual ragam
template blog dari berbagai pengembang template.
Pembuat template dapat mengupload template yang dibuatnya pada link yang telah disediakan
oleh MBT, kemudian MBT akan menjual template yang telah di upload dan berbagi keuntungan
dengan pembuat template.
10. 5. Business-to-Administration (B2A)
Salah satu contoh penerapan e-commerce B2A
B2A adalah jenis e-commerce yang mencakup semua transaksi yang dilakukan secara online
antara perusahaan dan administrasi publik.
Jenis e-commerce ini melibatkan banyak layanan, khususnya di bidang-bidang seperti fiskal,
jaminan sosial, ketenagakerjaan, dokumen hukum dan register, dan lainnya.
Jenis e-commerce ini telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir dengan investasi yang
dibuat melalui e-government atau pihak pemerintah.
Beberapa contoh website administrasi publik yang menerapkan B2A
adalah www.pajak.go.id,www.allianz.com dan www.bpjs-online.com. Disana perusahaan dapat
melakukan proses transaksi atas jasa yang mereka dapatkan langsung kepada pihak
administrasi publik.
Perusahaan diharuskan untuk mengisi sejumlah persyaratan terlebih dahulu sebelum
mendapatkan layanan dan baru diteruskan dengan proses transaksi.
6. Consumer-to-Administration (C2A)
Jenis C2A meliputi semua transaksi elektronik yang dilakukan antara individu dan administrasi
publik.
11. Contoh area yang menggunakan jenis e-commerce ini adalah :
Pendidikan – penyebaran informasi, proses pembelajaran jarak jauh, dan lainnya
Jamsostek – penyebaran informasi, pembayaran, dan lainnya
Pajak – pengajuan pajak, pembayaran pajak, dan lainnya
Kesehatan – janji pertemuan, informasi mengenai penyakit, pembayaran layanan
kesehatan dan lainnya
Contoh penerapan e-commerce C2A
Contoh penerapan C2A sama dengan B2A, hanya saja pembedanya ada pada pihak individu-
administrasi publik dan perusahaan-administrasi publik.
Model B2A dan C2A sama-sama terkait dengan gagasan efisiensi dan kemudahan penggunaan
layanan yang diberikan untuk masyarakat oleh pemerintah, juga dengan dukungan teknologi
informasi dan komunikasi.
7. Online-to-Offline (O2O)
O2O adalah jenis e-commerce yang menarik pelanggan dari saluran online untuk toko fisik.
O2O mengidentifiaksikan pelanggan di bidang online seperti email dan iklan internet, kemudian
menggunakan berbagai alat dan pendekatan untuk menarik pelanggan agar meninggalkan
lingkup online.
12. Walaupun sudah banyak kegiatan ritel tradisional dapat digantikan oleh e-commerce, ada
unsur-unsur dalam pembelanjaan fisik yang direplikasi secara digital. Namun ada potensi
integrasi antara e-commerce dan belanja ritel fisik yang merupakan inti dari jenis O2O.
Hanya karena ada bisnis tertentu yang tidak memiliki produk untuk dipesan secara online,
bukan berarti internet tak dapat memainkan perannya dalam hampir semua bisnis.
Contohnya, sebuah pusat kebugaran tidak akan bisa didirikan di ruang tamu rumah Anda,
namun dengan menggunakan layanan O2O yang disediakan perusahaan seperti Groupon Inc,
pusat kebugaran tersebut bisa menyalurkan bisnis offline nya menjadi online.
Beberapa perusahaan besar dengan pertumbuhan yang cepat seperti Uber dan Airbnb juga
menjalankan bisnis mereka dengan jenis O2O.
Beberapa website di Indonesia yang menerapkan jenis O2O adalah Kudo dan MatahariMall.
Seperti yang dilakukan oleh perusahaan ritel besar di Amerika, Walmart.
Kini melalui website seperti tersebut Anda bisa masuk ke dalam toko, mengambil dan
membayar barang yang dibeli, bahkan mengembalikan barang ketika terjadi kesalahan.
Salah satu contoh website yang menerapkan jenis e-commerce O2O. (Rebecca, 2016)
Tujuan Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis
Tujuan suatu perusahaan menggunakan sistim E-Commerce adalah dengan menggunakan E-
Commerce maka perusahaan dapat lebih efisien dan efektif dalam meningkatkan
13. keuntungannya.
Mantaat Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis
Manfaat dalam menggunakan E-Commerce dalam suatu perusahaan sebagai sistem transaksi
adalah:
a. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
Transaksi on-line yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan
membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas jarak dan
waktu.
b. Menurunkan biaya operasional (operating cost).
Transaksi E-Commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya diprogram di
dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, bebangaji yang berlebihan, dan lain-
lain tidak perlu terjadi
c. Melebarkan jangkauan (global reach).
Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat dan
waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan media
perantara komputer.
d. Meningkatkan customer loyalty.
Ini disebabkan karena sistem transaksi E-Commerce menyediakan informasi secara lengkap
dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal pembelian juga dapat
dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri produk yang dia inginkan.
e. Meningkatkan supply management.
Transaksi E-Commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada perusahaan
terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia sehingga untuk lebih
menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem supply management yang baik
harus ditingkatkan.
f Memperpendek waktu produksi.
Pada suatu perusahaan yang terdiri dari berbagai divisi atau sebuah distributor di mana dalam
pemesanan bahan baku atau produk yang akan dijual apabila kehabisan barang dapat
memesannya setiap waktu karena on-line serta akan lebih cepat dan teratur karena semuanya
secara langsung terprogram dalam komputer.
Pernyataan-pernyataan Onno W. Purbo di atas juga didukung oleh permyataan Laura Mannisto
(International Telecommunication Union, Asia and the Future of the World Economic System,
18 March 1999, London), yaitu:
14. a. Ketersediaan informasi yang lebih banyak dan mudah diakses Ketersediaan informasi
produksi dan harga dapat diakses oleh pembeli, penjual, produsen dan distributor.
b. Globalisasi Produksi, distribusi dan layanan konsumen : jarak dan waktu relatif lebih pendek,
sehingga perusahaan dapat berhubungan dengan rekan bisnis di lain negara dan melayani
konsumen lebih cepat. Produsen dapat memilih tempat untuk memproduksi dan melayani
konsumen tidak tergantung dimana konsumen itu berada. Perusahaan yang berada di negara
berpendapatan rendah dapat mengakses informasi dan membuat kontak bisnis tanpa harus
mengeluarkan biaya tinggi.
c. Mengurangi biaya transaksi dengan adanya system order, pembayaran dan logistik secara
online dan otomatis.
Ancaman Menggunakan E-Commerce (Threats)
Threats merupakan kemungkinan-kemungkinan munculnya kejadian yang dapat
membahayakan asset-aset yang berharga.
Ada beberapa bentuk ancaman yang mungkin terjadi:
• System Penetration
Orang-orang yang tidak berhak melakukan akses ke system computer dapat dan diperbolehkan
melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya.
• Authorization Violation
Pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang legal yang dimiliki seseorang yang berhak
mengakses sebuah sistim.
• Planting
Memasukan sesuatu ke dalam sebuah system yang dianggap legal tetapi belum tentu legal di
masa yang akan datang.
• Communications Monitoring
Seseorang dapat mernantau semua infonnasi rahasia dengan melakukan monitoring
komunikasi sederhana di sebuah tempat pada jaringan komunikasi.
• Communications Tampering
Segala hal yang membahayakan kerahasiaan informasi seseorang tanpa melakukan penetrasi,
seperti mengubah infonnasi transaksi di tengah jalan atau membuat sistim server palsu yang
dapat menipu banyak orang untuk memberikan infonnasi rahasia mereka secara sukarela.
• Denial of service
Menghalangi seseorang dalam mengakses informasi, sumber, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
• Repudiation
15. Penolakan terhadap sebuah aktivitas transaksi atau sebuah komunikasi baik secara sengaja
maupun tidak disengaja. (suripto, 2012)
Daftar Pustaka :
Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba, Penulis: Akifa P. Nayla, Hal: 152-156.
Rebecca, 2016. https://www.progresstech.co.id/blog/jenis-e-commerce/, (29 Juli 2016)
suripto, 2012. http://suripto2.blogspot.com/, (29 Oktober 2012, jam 06:22)