Tiga model bisnis yang dibahas dalam dokumen tersebut adalah model bisnis konvensional, waralaba, dan e-commerce. Model bisnis konvensional semakin sulit bersaing dengan munculnya bisnis online. Waralaba merupakan kerjasama bisnis antara pemilik merek dengan pihak lain yang memakai merek tersebut. E-commerce memungkinkan perdagangan melalui internet dan jaringan komputer.
Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, model bisnis konvensional, waralaba dan e commerce, universitas mercu buana, 2018
1. Kewirausahaan
Pertemuan ke 5
Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E- Commerce
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampun : Hapzi, Prof.Dr.MM
Disusun oleh :
Nama : Fitri Prihatin
NIM : 43217110153
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Prodi Akuntasi
Universitas Mercu Buana
Tahun Ajaran 2018/2019
2. 1. Model Bisnis Konvensional
Usaha konvensional adalah suatu jenis usaha dibidang jasa atau produksi barang yang
dilakukan dengan media promosi konvensional. Media promosi konvensional dapat berupa
spanduk, majalah, iklan koran, brosur, sales dari pintu ke pintu, televisi dan radio.
Jangkauan pasar usaha konvensional lebih sempit . Hal ini disebabkan karena masih banyak
orang yang tidak berlangganan koran atau majalah. Spanduk dan brosur pun biasa dibaca
sekilas saja dan hanya beberapa yang pada akhirnya tertarik dengan produk tersebut.
Desain inovasi usaha konvensional bisa dikembangkan secara optimal. Contohnya untuk
inovasi di bidang produksi, distribusi, atau promosi. Intinya, jenis usaha apapun selalu
membutuhkan inovasi yang dinamis agar bisa terus berjalan dan tidak tergerus perkembangan
zaman.
Rekan pada usaha konvensional umumnya terdiri dari para ahli dan orang – orang yang
terlibat langsung dengan proses usaha.
Seperti halnya semua jenis usaha, persaingan selalu ada dan perlu dihadapi secara bijaksana.
Persaingan bisnis konvensional biasanya berada di sekitar lokasi usaha.
2. Waralaba
Apa itu waralaba? Yang dimaksud dengan waralaba adalah waralaba jika dalam bahasa
Inggris yaitu dari kata “Franchising” dan jika dalam bahasa Francis yaitu “Franchise”,
Merupakan hubungan bisnis atau usaha antara pemilik merek, produk maupun sistem
operasioal dengan pihak kedua yang berupa pemberian izin dari pemakaian merek, produk
dan sistem operasional dalam jangka waktu yang telah di tentukan sebelumnya.
Atau definisi lain dari waralaba adalah bentuk kerjasama bisnis atau usaha dengan memakai
prinsip kemitraan, sebuah perusahaan yang sudah mapan baik itu dari segi sistem
manajemennya, keuangannya maupun dari marketingnya serta adanya merek dari produk
perusahaan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, dengan perusahaan ataupun individu
yang memakai merek dari produk maupun sistem tersebut itulah yang disebut dengan
waralaba.
Di Indonesia saat ini waralaba yang sedang berkembang pesat dan juga masih sangat
menguntungkan misalnya waralaba pada bidang makanan, contohnya seperti: Wong Solo,
CFC, Sapo Oriental, Red Crispy dan masih banyak lagi merek-merek yang lainnya.
Lalu waralaba berbentuk retail mini outlet, misalnya seperti: Indomaret, Yomart, AlfaMart
dan masih banyak lagi yang lainnya. Dan waralaba seperti ini telah banyak menyebar ke
pelosok daerah. Dan masih banyak contoh waralaba yang lainnya.
Adapun jenis dari waralaba dapat dibagi menjadi 2 (dua), yang diantaranya sebagai berikut
ini:
3. Waralaba luar negeri – jenis waralaba ini paling banyak disukai, sebab sistemnya
yang sudah jelas, merek produknya sudah diterima oleh masyarakat dunia dan
dirasakan jauh lebih bergengsi dari pada yang lainnya.
Waralaba dalam negeri – jenis ini juga telah menjadi salah satu pilihan investasi bagi
orang yang mempunyai keinginan untuk menjadi seorang pengusaha akan tetapi tidak
memiliki atau masih kurang akan pengetahuan mengenai piranti awal dan kelanjutan
usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba (Franchisor).
3. E-Commerce
Perdagangan elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau e-commerce) adalah
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik
seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat
melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori
otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan penerapan
dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana
secara elektronik, SCM (supply chain management), pemasaran elektronik (e-marketing),
atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction
processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak
hanya sekadar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan
nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga
memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), surat elektronik (e-mail),
dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan
alat pembayaran untuk e-dagang ini.
Secara umum bisnis ecommerce di Indonesia dapat dibedakan menjadi 5 bentuk berbeda.
Dan bagi anda yang memang aktif dalam bidang ecommerce atau mungkin ingin mengenal
lebih dalam tentang ladang bisnis online yang satu ini, akan sangat berguna bagi anda untuk
menyimak artikel tentang 5 bentuk bisnis e-commerce yang ada di Indonesia berikut ini.
1. Classifieds / Daftar Iklan Baris
Bentuk bisnis yang pertama adalah classifieds atau daftar iklan baris. Bentuk bisnis ini
merupakan bentuk yang paling sederhana dari usaha e-commerce yang ada. Itu karena
bentuk bisnis ini mempunyai ciri khas dimana penyedia jasa e-commerce tidak terlibat secara
langsung dalam proses jual beli yang terjadi. Dalam bentuk bisnis ini, pihak perusahaan e-
commerce hanya menjadi media yang mempertemukan antara penjual dan pembeli dalam
satu tempat.
Ciri-ciri dari bentuk bisnis classifieds atau daftar iklan baris adalah web penyedia layanan e-
commerce tersebut sama sekali tidak terlibat atau memfasilitasi secara langsung transaksi jual
beli online yang berlangsung. Ciri yang kedua adalah dalam memanfaatkan layanan e-
4. commerce tersebut, siapa saja yang ingin menjual barang yang dimilikinya bebas melakukan
hal tersebut kapan dan dimana saja secara online. Ciri lain dari bentuk ini adalah pihak e-
commerce mendapatkan keuntungan dari iklan premium yang terpasang pada website
tersebut.
Penyedia layanan e-commerce di Indonesia yang menggunakan bentuk bisnis ini antara lain
Berniaga, TokoBagus dan juga OLX. Hingga saat ini OLX menjadi jaringan perusahaan e-
commerce yang terlama yang ada di Indonesia dan masih tetap eksis hingga saat detik ini.
Selain ketiga e-commerce tersebut, Kaskus FJB (forum jual beli) pada dasarnya juga
menganut bentuk bisnis ini karena selama proses transaksi pihak Kaskus sendiri tidak
memberikan keharusan bagi para penjual atau pembeli menggunakan layanan transaksi
apapun yang mereka sediakan. Dalam sistem pembayarannya pun, para penggiat Kaskus FJB
banyak yang menggunakan metode COD atau cash on delivery. Secara umum tipe e-
commerce ini lebih cenderung digunakan oleh para penjual yang hendak menjual barang
bekas atau yang jumlahnya terbatas.
2. Marketplace C2C (Customer to Customer)
Yang membedakan antara bentuk bisnis ini dengan bentuk classifieds adalah selain
menawarkan tempat sebagai media promosi barang daganganya, pihak e-commerce juga
memberikan layanan metode pembayaran dari transaksi online yang dilakukan. Hal tersebut
juga menjadi ciri utama dari bentuk bisnis e-commerce Marketplace C2C. Pada umumnya
pihak e-commerce akan memberikan layanan Escrow atau rekening pihak ketiga.
Fungsi dari Escrow tersebut adalah sebagai jembatan antara penjual, pembeli dan pihak e-
commerce. Jika sudah terjadi kesepakatan pembelian, pembeli harus mentransfer dana kepada
pihak escrow. Baru setelah dana dikonfirmasi masuk ke escrow, penjual bisa mengirimkan
barangnya para pembeli. Dan setelah pembeli mengkonfirmasi kedatangan barang, maka
pihak escrow akan memberikan uang nya ke penjual. Selain lebih aman, dengan
menggunakan jasa escrow jika tiba-tiba terjadi masalah dengan barang, dana akan bisa segera
dikembalikan pada pembeli. Pada situs Kaskus FJB (forum jual beli), jasa escrow lebih
dikenal dengan nama Rekber atau rekening bersama.
Perusahaan e-commerce yang mengadopsi bentuk bisnis ini antara lain Tokopedia dan
Lamido. Perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan dari sistem iklan premium dan
juga adanya komisi dari jasa escrow. Bagi anda para penjual yang memiliki barang dengan
jumlah yang cukup banyak, bisa mencoba menjadi penjual para bentuk bisnis e-commerce
yang satu ini.
3. Shopping Mall
Bentuk bisnis e-commerce Shopping Mall, semua proses serta layanannya kurang lebih sama
dengan bentuk bisnis Marketplace C2C yang membedakan antara keduannya adalah penjual
yang ada pada e-commerce tersebut. Pihak yang bisa masuk menjadi penjual di e-commerce
tersebut hanyalah brand-brand besar yang telah mempunyai nama di pasar lokal atau pun
internasional.
Untuk masuk pun membutuhkan proses verifikasi yang tidak mudah. Dari segi keuntungan,
pihak ecommerce bisa menarik komisi dari penjual yang notabenenya brand besar tersebut.
5. Dengan begitu pendapatannya pun bisa lebih besar. Hingga saat ini, di Indonesia bentuk
bisnis ini baru diterapkan oleh satu e-commerce yaitu Blibli.
4. Toko online B2C (Business to Consumer)
Pada dasarnya bentuk bisnis ini lebih berfokus pada penjualan barang atau produk milik
perusahaan e-commerce itu sendiri. Sehingga semua keuntungan dari penjualan produk murni
dimiliki oleh perusahaan e-commerce dan tidak dibagi dengan pihak lain.
Jenis bisnis ini merupakan salah satu bentuk yang paling berkembang di Indonesia, namun
dalam pengembangan bentuk bisnis ini tentunya juga tidak mudah. Selain diperlukan modal
yang sangat besar, ketersediaan pasokan barang serta sistem penjualan semuanya harus
dihandle sendiri oleh pihak e-commerce.
Beberapa perusahaan e-commerce yang menerapkan bentuk bisnis ini antara lain Lazada,
Bhineka, dan Berry Benka. Namun seperti halnya Lazada juga masing memiliki sistem
layaknya Marketplace C2C yang dapat menerima penjual mandiri yang memiliki barang yang
cukup banyak dan terjamin ketersediannya.
5. Sosial Media Shop
Bentuk bisnis e-commerce yang terakhir adalah sosial media shop. Bentuk ini bisa dikatakan
muncul seiring perkembangan sosial media yang makin menanjak. Potensi dari sosial media
tersebut kini dimanfaatkan langsung oleh perusahaan e-commerce dengan membangun bisnis
yang berbasis pada sosial media tersebut.
Saat ini sosial media yang menjadi lahan utama perkembangan bentuk bisnis ini masih
didominasi oleh Facebook, namun dengan pergesaran tren sosial media yang terjadi akhir-
akhir ini juga telah membuka pesaing baru seperti Instagram dan juga Twitter.
E-commerce di Indonesia yang menyediakan bentuk bisnis ini adalah Onigi. Keuntungan
dari bentuk ini adalah dari segi pemanfaatan banyaknya konsumen yang berasal dari sosial
media tersebut dan juga kemudahan dalam pembuatannya.
1. Model Bisnis Konvensional
Satu per satu gerai atau toko ritel lokal maupun asing dengan model bisnis konvensional
tumbang. Beberapa perusahaan pun di ambang kebangkrutan. Mulai dari 7-Eleven, Matahari
Departement Store, Nyonya Meneer, sampai yang terbaru raksasa ritel mainan global Toys
"R" Us yang terlilit tumpukan utang.
Ekonom sekaligus Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah menilai, ekonomi dunia saat
ini berada pada fase transformasi bisnis yang cukup radikal. Transformasi ini mengarah pada
teknologi yang membawa perubahan besar sehingga fenomena runtuhnya bisnis konvensional
terjadi di dalam maupun luar negeri.
"Ekonomi dunia sekarang berada pada transformasi bisnis yang radikal. Di kurva ekonomi,
tidak lagi moving along to curve, tapi ke shifting (pergeseran). Yang membuat shifting adalah
teknologi, sehingga mengubah proses bisnis yang terjadi saat ini
6. Salah satu bisnis konvensional yang masih bisa bersaing adalah Matahari Departement store.
Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/3102444/bisnis-online-gerogoti-pasar-konvensional
2. Waralaba
Di Indonesia saat ini waralaba yang sedang berkembang pesat dan juga masih sangat
menguntungkan misalnya waralaba pada bidang makanan, contohnya seperti: Wong Solo,
CFC, Sapo Oriental, Red Crispy dan masih banyak lagi merek-merek yang lainnya.
Lalu waralaba berbentuk retail mini outlet, misalnya seperti: Indomaret, Yomart, AlfaMart
dan masih banyak lagi yang lainnya. Dan waralaba seperti ini telah banyak menyebar ke
pelosok daerah. Dan masih banyak contoh waralaba yang lainnya.
Membicarakan kisah sukses usaha makanan Ayam Bakar Wong Solo yang terkenal di
Pulau Jawa merupakan salah satu hal yang dirasa dapat memberikan inspirasi bagi anda
untuk menjalankan sebuah usaha dengan baik supaya anda sendiri bisa mencapak kesuksesan
yang anda inginkan dari usaha yang anda jalankan. Seperti yang dikatakan oleh beberapa
sumber di media online bahwa usaha Ayam Bakar Wong Solo ini merupakan sebuah usaha
yang dirintis oleh Puspo Wardoyo, dimana saat ini usaha ayam bakar yang dirintisnya dari
bawah sudah menjadi sebuah usaha yang terkenal di Pulau Jawa.
Perlu anda ketahui bahwa sedikit yang tahu bahwa usaha Ayam Bakar Wong Solo yang
dirintis oleh Pospo Wardoyo ini dimulai dengan modal hutang sebesar Rp. 700.000, dan
seperti yang anda lihat bahwa saat ini, dengan modal tersebut Puspo bisa membuat sebuah
jaringa usaha ayam bakar dengan modal yang dimulai dari utang tersebut. Banyak hal yang
bisa anda pelajari dalam kisah sukses perjalanan usaha makanan Ayam Bakar Wong Solo
yang dijalankan oleh Puspo Wardoyo ini, dan tentu saja setiap hal tersebut dapat anda pelajari
supaya anda sendiri bisa menjalankan sebuah usaha untuk mencapai kesuksesan yang anda
inginkan dari usaha yang anda jalankan.
Kisah Perjalanan Usaha Ayam Bakar Wong Solo Yang
Saat Ini Terkenal Di Sekitar Pulau Jawa
Seperti yang sudah disebutkan oleh beberapa media online yang mengulas kisah sukses usaha
makanan Ayam Bakar Wong Solo yang terkenal di Pulau Jawa, usaha yang dijalankan oleh
Puspo Wardoyo ini benar-benar dirintis dari bawah. Sebelum menjalankan usahanya yang
bergerak dalam bidang kuliner, sebelumnya Puspo Wardoyo ini bekerja sebagai seorang guru
dan dirinya merasa bangga dengan profesi sebagai guru tersebut. Namun, lama-kelamaan,
Puspo merasa tidak cocok dengan profesinya sebagai guru, dengan alasan ia merasa kurang
berbakat menjadi seorang guru.
Keluar dari profesinya sebagai seorang guru, Puspo pun meniti usahanya dalam bidang
kuliner, dimana pada saat itu Puspo mencoba untuk menjalankan sebuah usaha kuliner dari
ajakan sahabatnya yang berjualan bakso. Menurut sahabatnya, bisnis kuliner tersebut
memiliki prospek yang tinggi, dan ia pun tertarik dengan ajakan kawannya tersebut. Untuk
mendapatkan modal usaha, kemudian Puspo kembali menjadi guru dan dari hasil
mengajarnya, Puspo berhasil mengumpulkan modal (uang) sekitar Rp. 24 Juta.
7. Perjalanan Puspo Wardoyo Dalam Menjalankan Usaha
Ayam Bakar Wong Solo
Lama, setelah Puspo keluar dari profesinya sebagai guru dan meniti usaha baru yang dimulai
dari awal, Puspo pun mengalami banyak tantangan dalam menjalankan usahanya tersebut,
namun setiap tantangan yang datang tidak mematahkan sematang dari seorang Puspo
wardoyo untuk mejalankan usaha Ayam Bakar tersebut. Kesuksesannya dalam menjalankan
usaha ayam bakar ini bermula saat ia membantu seorang pegawai didalam usahanya yang
terkait utang dengan rentenir, kemudian pegawai yang dibantunya membawa wartawan dan
kemudian wartawan tersebut membuat sebuah artikel tentang profil dirinya yang berjudul
“Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo”.
Artikel yang sudah dibuat oleh wartawan tersebut membawa rezeki yang bagus bagi Puspo,
ke esokan harinya, sebanyak seratus potong ayam ludes terjual, dan seiring berjalannya
waktu, Puspo dapat menjual 200 potong ayam perhari dari usaha Ayam Bakar Wong Solo
tersebut. Hari demi hari, pengusaha Ayam Bakar ini pun melebarkan sayapnya ke berbagai
daerah, dan lama-kelamaan Puspo membuat menu baru dan sukses dengan setiap menu
masakan yang ia buat didalam usaha Ayam Bakar Wong Solo tersebut.
Sumber : http://bukausaha.com/kisah-sukses-usaha-makanan-ayam-bakar-wong-solo-yang-
terkenal-di-pulau-jawa-1831
3. E Commerce
Secara umum bisnis ecommerce di Indonesia dapat dibedakan menjadi 5 bentuk berbeda.
Dan bagi anda yang memang aktif dalam bidang ecommerce atau mungkin ingin mengenal
lebih dalam tentang ladang bisnis online yang satu ini, akan sangat berguna bagi anda untuk
menyimak artikel tentang 5 bentuk bisnis e-commerce yang ada di Indonesia berikut ini.
1. Classifieds / Daftar Iklan Baris
Bentuk bisnis yang pertama adalah classifieds atau daftar iklan baris. Bentuk bisnis ini
merupakan bentuk yang paling sederhana dari usaha e-commerce yang ada. Itu karena
bentuk bisnis ini mempunyai ciri khas dimana penyedia jasa e-commerce tidak terlibat secara
langsung dalam proses jual beli yang terjadi. Dalam bentuk bisnis ini, pihak perusahaan e-
commerce hanya menjadi media yang mempertemukan antara penjual dan pembeli dalam
satu tempat.
Ciri-ciri dari bentuk bisnis classifieds atau daftar iklan baris adalah web penyedia layanan e-
commerce tersebut sama sekali tidak terlibat atau memfasilitasi secara langsung transaksi jual
beli online yang berlangsung. Ciri yang kedua adalah dalam memanfaatkan layanan e-
8. commerce tersebut, siapa saja yang ingin menjual barang yang dimilikinya bebas melakukan
hal tersebut kapan dan dimana saja secara online. Ciri lain dari bentuk ini adalah pihak e-
commerce mendapatkan keuntungan dari iklan premium yang terpasang pada website
tersebut.
Penyedia layanan e-commerce di Indonesia yang menggunakan bentuk bisnis ini antara lain
Berniaga, TokoBagus dan juga OLX. Hingga saat ini OLX menjadi jaringan perusahaan e-
commerce yang terlama yang ada di Indonesia dan masih tetap eksis hingga saat detik ini.
Selain ketiga e-commerce tersebut, Kaskus FJB (forum jual beli) pada dasarnya juga
menganut bentuk bisnis ini karena selama proses transaksi pihak Kaskus sendiri tidak
memberikan keharusan bagi para penjual atau pembeli menggunakan layanan transaksi
apapun yang mereka sediakan. Dalam sistem pembayarannya pun, para penggiat Kaskus FJB
banyak yang menggunakan metode COD atau cash on delivery. Secara umum tipe e-
commerce ini lebih cenderung digunakan oleh para penjual yang hendak menjual barang
bekas atau yang jumlahnya terbatas.
2. Marketplace C2C (Customer to Customer)
Yang membedakan antara bentuk bisnis ini dengan bentuk classifieds adalah selain
menawarkan tempat sebagai media promosi barang daganganya, pihak e-commerce juga
memberikan layanan metode pembayaran dari transaksi online yang dilakukan. Hal tersebut
juga menjadi ciri utama dari bentuk bisnis e-commerce Marketplace C2C. Pada umumnya
pihak e-commerce akan memberikan layanan Escrow atau rekening pihak ketiga.
Fungsi dari Escrow tersebut adalah sebagai jembatan antara penjual, pembeli dan pihak e-
commerce. Jika sudah terjadi kesepakatan pembelian, pembeli harus mentransfer dana kepada
pihak escrow. Baru setelah dana dikonfirmasi masuk ke escrow, penjual bisa mengirimkan
barangnya para pembeli. Dan setelah pembeli mengkonfirmasi kedatangan barang, maka
pihak escrow akan memberikan uang nya ke penjual. Selain lebih aman, dengan
menggunakan jasa escrow jika tiba-tiba terjadi masalah dengan barang, dana akan bisa segera
dikembalikan pada pembeli. Pada situs Kaskus FJB (forum jual beli), jasa escrow lebih
dikenal dengan nama Rekber atau rekening bersama.
Perusahaan e-commerce yang mengadopsi bentuk bisnis ini antara lain Tokopedia dan
Lamido. Perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan dari sistem iklan premium dan
juga adanya komisi dari jasa escrow. Bagi anda para penjual yang memiliki barang dengan
jumlah yang cukup banyak, bisa mencoba menjadi penjual para bentuk bisnis e-commerce
yang satu ini.
3. Shopping Mall
9. Bentuk bisnis e-commerce Shopping Mall, semua proses serta layanannya kurang lebih sama
dengan bentuk bisnis Marketplace C2C yang membedakan antara keduannya adalah penjual
yang ada pada e-commerce tersebut. Pihak yang bisa masuk menjadi penjual di e-commerce
tersebut hanyalah brand-brand besar yang telah mempunyai nama di pasar lokal atau pun
internasional.
Untuk masuk pun membutuhkan proses verifikasi yang tidak mudah. Dari segi keuntungan,
pihak ecommerce bisa menarik komisi dari penjual yang notabenenya brand besar tersebut.
Dengan begitu pendapatannya pun bisa lebih besar. Hingga saat ini, di Indonesia bentuk
bisnis ini baru diterapkan oleh satu e-commerce yaitu Blibli.
4. Toko online B2C (Business to Consumer)
Pada dasarnya bentuk bisnis ini lebih berfokus pada penjualan barang atau produk milik
perusahaan e-commerce itu sendiri. Sehingga semua keuntungan dari penjualan produk murni
dimiliki oleh perusahaan e-commerce dan tidak dibagi dengan pihak lain.
Jenis bisnis ini merupakan salah satu bentuk yang paling berkembang di Indonesia, namun
dalam pengembangan bentuk bisnis ini tentunya juga tidak mudah. Selain diperlukan modal
yang sangat besar, ketersediaan pasokan barang serta sistem penjualan semuanya harus
dihandle sendiri oleh pihak e-commerce.
Beberapa perusahaan e-commerce yang menerapkan bentuk bisnis ini antara lain Lazada,
Bhineka, dan Berry Benka. Namun seperti halnya Lazada juga masing memiliki sistem
layaknya Marketplace C2C yang dapat menerima penjual mandiri yang memiliki barang yang
cukup banyak dan terjamin ketersediannya.
5. Sosial Media Shop
Bentuk bisnis e-commerce yang terakhir adalah sosial media shop. Bentuk ini bisa dikatakan
muncul seiring perkembangan sosial media yang makin menanjak. Potensi dari sosial media
tersebut kini dimanfaatkan langsung oleh perusahaan e-commerce dengan membangun bisnis
yang berbasis pada sosial media tersebut.
10. Saat ini sosial media yang menjadi lahan utama perkembangan bentuk bisnis ini masih
didominasi oleh Facebook, namun dengan pergesaran tren sosial media yang terjadi akhir-
akhir ini juga telah membuka pesaing baru seperti Instagram dan juga Twitter.
E-commerce di Indonesia yang menyediakan bentuk bisnis ini adalah Onigi. Keuntungan
dari bentuk ini adalah dari segi pemanfaatan banyaknya konsumen yang berasal dari sosial
media tersebut dan juga kemudahan dalam pembuatannya.
Ketika mendengar nama William Tanuwijaya, mungkin ada sebagian diantara kita yang
masih merasa asing. Namun di dunia bisnis, nama pemuda yang satu ini bisa dikatakan
sangat populer mengingat dirinya adalah founder dari website Tokopedia.
Bersama dengan Leontinus Alpha Edison, pemuda kelahiran Pematang Siantar tahun 1981 ini
mencoba memfasilitasi para pebisnis pemula yang ingin mempromosikan produknya dan
bertemu dengan pembeli yang cocok. Sejak awal, kisah sukses William Tanuwijaya sendiri
juga tidak berjalan cepat semudah membalikkan telapak tangan, semua usahanya dilakukan
dengan modal kerja keras.
Biografi singkat
William muda mengenyam pendidikan SD hingga SMA di Pematang Siantar, Sumatera
Utara. Selepas masa SMU, William Tanuwijaya memutuskan untuk menempuh pendidikan di
Binus dengan jurusan Teknik Informatika.
Untuk membiayai kuliahnya, William rela bekerja sebagai seorang penjaga warnet. Selepas
kuliah, William langsung bekerja di perusahaan software dan game developer. Disinilah
mulai terlintas ide di pikirannya bahwa ia dan temannya juga bisa memiliki perusahaan yang
bergerak di dunia e-commerce.
Sejarah Tokopedia
Sebelum ide Tokopedia muncul, William Tanuwijaya seringkali mendengar keluh kesah
orang-orang disekitarnya terkait penipuan belanja online. Penipuan ini terjadi ketika
konsumen yang berbelanja online pada akhirnya tidak mendapatkan produk yang
diinginkannya. Karena hal inilah, pada tanggal 6 Februari 2009.
William Tanuwijaya bersama seorang sahabatnya mengembangkan tokopedia.com. Butuh
waktu sekitar 6 bulan sebelum pada akhirnya website jual beli ini dirilis. Pada saat perilisan
website, William mendapatkan modal dari bos di tempatnya bekerja maupun investor
lainnya. Meski begitu, masih ada masalah yang dihadapinya, yaitu masalah kepercayaan
pemodal maupun konsumen yang ingin memanfaatkan jasa website.
Dengan beragam masalah yang ada, William Tanuwijaya tidak pantang menyerah, dia dan
teman-temannya terus berusaha meyakinkan banyak pihak, hingga pada tahun 2010,
Tokopedia mendapatkan modal tambahan dari East Ventures, begitupula dari Softbank di
tahun 2013.
11. Keunikan website
Tokopedia dalam perkembangannya memiliki keunikan yang membuatnya unggul
dibandingkan website lainnya. Para penjual atau pemilik tenant di website ini tidak bisa
langsung menerima uang dari konsumen sebelum barang yang dipesan dikirimkan. Selain
meminimalisir kejahatan online, sistem seperti ini juga membantu meningkatkan kepercayaan
konsumen pada penjual.
Dari sistem yang diterapkan, ada banyak pengusaha UKM yang terbantu dan diawal perilisan,
website ini mendapatkan penghargaan dari Bubu Awards. Jika dilihat dari kesuksesan yang
diraih oleh website Tokopedia.
Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari kisah sukses William Tanuwijaya, diantaranya:
1. Belajar berkembang dari sebuah ide yang sederhana
Ketika Anda ingin menjadi seseorang yang sukses, belajarlah untuk selalu berkembang dari
ide sederhana yang dimiliki. Anda bisa melihat peluang yang diberikan oleh ide Anda dengan
meminta pertimbangan orang sekitar.
2. Belajar memberi rasa aman
Ketika memulai bisnis tentu ada banyak orang yang akan mempertanyakan tingkat
keberhasilan bisnis yang Anda mulai, jika sudah begitu akan lebih baik jika Anda mencoba
memberikan rasa aman pada pemodal maupun konsumen.
3. Belajar memberi solusi dari masalah yang ada di masyarakat
Anda tentu tahu, ada banyak masalah di masyarakat yang membutuhkan solusi. Berpikirlah
kreatif untuk memastikan bahwa solusi yang Anda berikan benar-benar bermanfaat.
4. Disiplin dan pantang menyerah
Sebagai seorang pebisnis pemula, jangan mudah menyerah dengan semua tantangan yang ada
didepan mata. Anda bisa melatih diri Anda untuk disiplin dan bekerja keras mewujudkan ide
yang dimiliki
12. Daftar Pustaka
Anonim 1 2018. http://www.pengertianku.net/2015/08/pengertian-waralaba-dan-
contohnya.html ( diakses pada tanggal 08 April 2018, jam 10:46 )
Anonim, 2018. https://www.maxmanroe.com/mengenal-5-bentuk-bisnis-ecommerce-yang-
ada-di-indonesia.html ( diakses pada tanggal 08 April, jam 10:46 )
Rico Huang, 2018. https://www.alona.co.id/inspirasi/kisah-sukses-william-tanuwijaya-sang-
pendiri-tokopedia/ ( diakses pada tanggal 08 April , jam 11:01 )
Anonim, 1 2018. http://bisnis.liputan6.com/read/3102444/bisnis-online-gerogoti-pasar-
konvensional ( diakses pada tanggal 08 April, jam 11:10 )