1. 1
PENDAHULUAN
Definisi
E-Commerce Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa inggris: Electronic commerce,
juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui
sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya.
Sedangkan E-Business memungkinkan transaksi dan proses dalam perusahan secara
digital, melibatkan sistem informasi di bawah kontrol perusahaan. E-Business tidak termasuk
transaksi komersial yang melibatkan pertukaran nilai melintasi batas-batas organisasi. E-Business
mencakup seluruh kegiatan / usaha yang dilakukan dengan bantuan media digital / elektronik.
Perbedaan :
1. E-business lebih luas dalam lingkup dan e-commerce hanya merupakan satu aspek atau
satu bagian dari e-business.
2. E-commerce hanya mencakup transaksi bisnis seperti membeli dan menjual barang dan
jasa melalui internet.
3. E-commerce pada prinsipnya melibatkan perdagangan uang sedangkan dalam e-business,
transaksi uang tidak diperlukan.
4. E-business melibatkan pemasaran, perancangan produk, evaluasi layanan konsumen, dll.
ISI
Perkembangan E-Commerce di Indonesia
Ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabum atau D-net sebagai perintis
transaksi online. Wahana transaksi berupa mall online yang disebut D-mall ini telah menampung
sekitar 33 toko online. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari makanan, aksesoris,
pakaian, produk perkantoran sampai furniture.
Selain itu, ada pula E-commerce Indonesia yang merupakan tempat penjualan online
berbasis internet yang memiliki fasilitas lengkap seperti etalase toko (storefront) dan shopping cart
(keranjang belanja).
2. 2
Ada juga Commerce Net Indonesia sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di
Indonesia yang menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet. Indonesia sendiri
telah bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang membutuhkan e-commerce, untuk melayani
konsumen seperti PT Telkom dan Bank Indonesia. Selain itu, ada pula tujuh situs yang menjadi
anggota Commerce Net Indonesia, seperti Plasa.com, Interactive mall 2009, officeland, kompas
cyber media, mizan online telecommunication mall dan trikomsel.
Terlepas dari itu semua, ada implikasi yang jelas terkait etika dalam e-commerce. Pertama
adalah gelombang perkembangan e-commerce sangat besar dalam beberapa tahun terakhir. Kedua,
etika dalam e-commerce harus sangat diperhatikan melihat tinggi nya minat masyarakat untuk
menggunakan dan mengembangkan e-commerce tersebut. Perkembangan nya yang cepat harus
dibarengi dengan kemampuan perusahaan menjadikan e-commerce sebagai salah satu alternatif.
Kekhasan Pemasaran
1. Content marketing, memanfaatkan blog, video, podcast, dan media sosial sebagai alat
untuk memopulerkan produk kepada khalayak.
2. Meningkatkan pelayanan konsumen dan kemudahan proses pemesanan melalui sales chat
3. Selaraskan desain produk dan situs e-commerce dengan target pasar.
4. Newsletter, media pembangun komunitas milis. Contoh : penawaran produk dengan
potongan harga, informasi seputar produk-produk terbaru, atau kumpulan tips dan tutorial
yang berhubungan dengan produk maupun jasa yang di tawarkan.
5. Ongkos kirim gratis.
6. Media social.
7. Bangun kepercayaan pembeli potensial dengan ulasan dan testimoni.
Platform E-Commerce di Indonesia
B2B
3. 3
B2B e-commerce melibatkan transaksi antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Contoh : Ralali.com menjual produk-produk MRO (maintenance, repair, and operational),
Bizzy.co.id menyediakan suplai kebutuhan barang dan jasa untuk bisnis, Kawanlama.com peritel
offline produk industrial.
B2C
Proses transaksi jual dan beli barang / jasa antara perusahaan dengan perusahaan. Lazada dan
Blibli.com termasuk ke dalam mainstream platform bersama dengan platform lainnya seperti
Blanja, Dinomarket.com, Elevenia, MatahariMall.com, Shopdeca, Qoo10 ID, dan JD.id.
Kategori lainnya adalah Etailer dengan pemain seperti MAP EMall, KlikIndomaret, Transmart,
dan lainnya. Etailer ini adalah toko-toko yang memiliki brick and mortar store atau memiliki took
fisik, namun juga membuka took online.
Groupon, Lakupon, Grivy.com yang masuk ke dalam kategori Daily Deals. Selain kategori yang
sudah disebutkan, B2C e-commerce juga meliputi berbagai platform yang menjual produk dalam
kategori tertentu, seperti misalnya Berrybenka, Hijup, Pomelo, dan Zalora yang fokus menjual
produk fashion & apparel. Untuk produk beauty, konsumen dapat menemukannya di beberapa
website seperti Sociolla dan Sephora. Sedangkan untuk produk elektronik dapat dicari di
Bhinneka.com atau KliknKlik.
Kategori makanan atau kebutuhan sehari-hari melalui website Berrykitchen, Honestbee,
HappyFresh, jasa Go-Mart. Pemesanan tiket melalui Expedia.co.id, Gogonesia, Nusatrip,
Pegipegi, Tiket.com, Travelio.com, hingga Traveloka, yang mana semuanya masuk ke dalam
kategori B2C e-commerce untuk lifestyle & travel.
C2C
Konsumen individu dapat menjual maupun membeli produk dari konsumen lainnya.
Tokopedia merupakan salah satu contoh marketplace yang paling dikenal di Indonesia.
Selain Tokopedia, adalah Bukalapak, Shopee, Jualo, Kdo, Horee, Jualio, dan Laku6. Selain
melalui marketplace, kegiatan jual beli juga juga dapat dilakukan secara langsung antar individu,
tanpa adanya intermediasi dari pihak ketiga. Beberapa contoh platform dengan model bisnis ini
adalah OLX, Kaskus, hingga melalui Instagram.
4. 4
Profil Konsumen E-Commerce di Indonesia
o Inovator : pendapatan tinggi, memiliki lebih satu perangkat, menggunakan ponsel pintar
untuk belanja online, suka memanfaatkan internet banking & opsi pembayaran yang
beragam, memperhatikan harga & garansi.
o Early Adopter : pendapatan rendah, memiliki lebih satu perangkat, menggunakan laptop
untuk belanja online, suka memanfaatkan internet banking / ATM, pemburu diskon,
(tangibility concerns) tidak beli jika tidak menyentuh / merasakan produk yang diinginkan.
o Gaptek : pendapatam tinggi, memiliki satu perangkat, menggunakan situs versi mobile
dariapada aplikasi / laptop untuk belanja online, suka memanfaatkan ATM, pemburu
diskon, tangibility concerns.
o Late Bloomers : pendapatan rendah & sensitif terhadap harga, memiliki satu perangkat,
menggunakan kanal toko online, suka memanfaatkan cash on delivery, membeli di toko
online manapun asal barang tersedia, tangibility concerns.
PENUTUP
Kesimpulan
E-commerce dapat menjalankan bisnis secara elektrik. Dimana antara pelanggan dengan
produsen tidak perlu untuk melakukan tatap muka. E-commerce mengalami perkembangan yang
sangat cepat sehingga keamanan dan privasi perlu diperhatikan. Pelanggan merupakan aspek
utama untuk meningkatkan kredibilitas sebuah perusahaan sehingga tingkat kepercayaan sangat
mempengaruhi. Bukan hanya kepercayaan, lajunya perkembangan teknologi di dunia menjadikan
e-commerce harus bisa menyesuaikan dengan pembaharuan jaringan sistem yang berkala.
REFERENSI
5. 5
Laudon, K. C., & Traver, C. G. (2011). E-Commerce. USA: Pearson Education.
Kracher, Beverly, and Cynthia L. Corritore. "Is There a Special E-Commerce Ethics?" Business
Ethics Quarterly 14, no. 1 (2004): 71-94. http://www.jstor.org/stable/3857773.
http//www.nurulfikri.ac.id/index.php/artikel/item/667-kelebihan-dan-kekurangan-e-commerce
diakses pada tanggal 17 desember 2016
Kadir, Abdul & Terra Ch Wahyuni; Pengenalan Teknologi Informasi; Yogyakarta: Penerbit Andi;
2003.
Simarmata, Janner; Pengenalan Teknnologi Komputer dan Informasi; Yogyakarta: Penerbit Andi;
2005;
Makalah Toko Online Prestashop. http://www.scribd.com/doc/145098009/Makalah-TokoOnline-
Prestashop. Diakses pada tanggal17 Desember 2016.
Firdaus, Zakky. 2012. Sejarah Perkembangan E-Commerce. http://research.amikom.ac.id. Diakses
pada tanggal17 Desember 2016.
https://tirto.id/profil-konsumen-belanja-online-di-indonesia-cuEG