Dokumen tersebut membahas tentang konteks sosiopolitik dan institusional dalam pengajaran bahasa, mencakup konteks sosial dan politik bahasa, konteks bahasa kedua (ESL) dan bahasa asing (EFL), serta bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
KONTEKS_SOSIOPOLITIK
1. SOCIOPOLITICAL AND INSTITUTIONAL CONTEXTS
A. Sociopolitical Context
Pentingnya konteks sosiopolitik dalam aspek kebahasan tidak dapat dilepaskan dalam
pengajaran kebahasan. Hal ini dapat dilihat dari dominannya peran sosial dalam pembelajaran
kebahasan; seperti proses Interaksi, negosiasi, interpretasi, dsb. Dan ketika pembelajaran
kebahasan itu meluas ke sebuah komunitas, daerah, negara, dan bahkan sebuah benua, sisi
politik dari kebahasanlah yang dipakai. Dibawah ini merupakan beberapa isu terkait dengan
aspek sosial dan politik terhadap kebahasan:
1. Correctness and appropriateness;
2. Registers and styles;
3. Acceptable speech varieties in a comunity;
4. Regional and national standars of language;
5. National language policy;
6. International varieties of English.
Dari beberapa isu diatas, ada tiga faktor utama yang sekiranya dapat mengcover semua
isu itu semua. Diantaranya : ESL dan EFL Contexts; English as an International Language
(EIL); and language policy issues.
B. Second and Foreign Language Context
Dalam proses pembelajaran, sering kali kita mendengar mengenai English Second
Language dan English Foreign Language. Kedua hal tersebut seringkali tertukar antara satu
dengan yang lainnya, dikarenakan kurangnya pemahaman diantara dua konsep tersebut.
English Second Language (ESL) mempunyai perbedaan yang signifikan dengan English
Foreign Language (EFL) yakni dalam hal subjek atau peserta didiknya. Pembelajaran Second
language merupakan pembelajaran yang digunakan di kelas yang sudah siap dalam segala hal
yang mengenai kebahasaan itu sendiri. Sebagai contoh pembelajaran bahasa inggris di
amerika atau australia. Hal ini tergambar dengan jelas, bahwa target language sudah
mempunyai dasar yang sudah siap untuk menangkap pembelajaran bahasa. Berbeda dengan
EFL, konteks pembelajaran ini digunakan dalam kelas atau peserta didik yang belum siap
dalam konteks kebahasaan, bahkan dalam konteks komunikasi dalam kelas. Pada konteks
2. EFL, peserta didik harus melakukan sebuah usaha terlebih dahulu untuk menciptakan sebuah
kesempatan terlebih dahulu. Contoh untuk konteks EFL, pembelajaran kebahasan dilakukan
di negara Jepang, Thailand, atau maroko.
C. English as an International Language
Sedikit perbedaan yang berkaitan dengan ESL/EFL, yakni merupakan sebuah penomena
yang baru bahwa semakin menginternasionalnya bahasa ini. Ada dua isu bagi para guru bahas
inggris:
1. Bahasa inggris digunakan sebagai alat yang digunakan untuk berinteraksi diantara
nonnative speakers. Minat para peserta didikpun semakin meninggi dalam hal bahasa
inggris ini.
2. Bahasa inggris digunakan sebagai bahasa internasional dalam transportasi, tourism,
dll, sehingga menjadi tuntutan bagi kita semua dalam mempelajari bahasa inggris.