1. TUGAS KELOMPOK
TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
MODUL 6
RAGAM BAHASA DALAM KARYA ILMIAH dan PENYUNTINGAN
ULASAN TEMAN SEJAWAT
KELOMPOK 6
NAMA-NAMA KELOMPOK :
1. Adek Ramadayani
2. Desi Riani
3. Fifi Wahyuni
4. Naomi Endang Parmulaseh
Tutor :
2. Ragam Bahasa dalam Karya Ilmiah
A. RAGAM BAHASA INDONESIA
Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa dalam tindak komunikasi. Setiap tindak
komunikasi memiliki bentuk kebahasaan tertentu yang hanya dapat digunakan di dalamnya. Ragam
bahasa memberi ciri atau penanda pada penggunaanya. Dalam berkomunikasi, ragam bahasa ini
merupakan unsur utama pembentuk kesepahaman bersama diantara pemakainya.
Ragam bahasa menurut topik pembicaraan tentang penggunaan bahasa dalam bidang tertentu,
seperti bidang jurnalistik, kesusastraan, dan pemerintah.
Ragam bahasa menurut hubungan pelaku dalam pembicaraan atau gaya penulisan atau gaya
penulisan menunjuk pada situasi formal atau infromal.
Ragam bahasa menurut medium pembicaraan atau cara mengungkapkan rahasia berupa sarana
atau cara pemakaian bahasa, misalnya bahasa lisan dan bahasa tu;is.
Dapat disimpulkan bahwa masing-masing ragam bahasa memiliki ciri-ciri tertentu sehingga ragam
yang satu berbeda dengan ragam yang lain.
3. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise
tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah, di dalam suasana resmi,
atau di dalam surat-menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam
bahasa resmi.
Berdasarkan media penarikan atau penggunaannya ada dua ragam bahasa yang digunakan yaitu :
Ragam Bahasa Lisan dan Tulis.
Ragam bahasa lisan merupakan ragam bahasa sekali penggunaan artinya sekali terucap tidak
dapat lagi dikoreksi atau diperbaiki. Ragam bahasa ini sering digunakan tanpa mengidahkan tata
ejaan baku karena yang paling terpenting adalah informasi komunikasinya yang terkandung
didalamnya,karena keserasian makna dalam komunikasi lisan menjadi penyebab
keberlangsungan komunikasi.
Ragam bahasa tulis lebih menekankan kebenaran struktur dan ejaan. Ragam bahasa tulis
bersifat formal, artinya tekanan penggunaan kaidah berbahasa yang baik dan benar dalam
penggunaanya. Kelebihan ragam bahasa adalah ia dapat melihat atau diperbaiki, ditambah
maupun pengurangan selama proses penulisan itu berlangsungan. Hasil terbaik yang telah
melewati tahapan-tahapan selama penulisan.
4. Macam-macam ragam bahasa
1. Ragam Bahasa Beku (Frozen atau Sangat Resmi)
Ragam bahasa baku merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam acara atau situasi yang bersifat
sakral atau ritual. Contohnya pada acara pernikahan, khutbah, mantra, upacara kematian, surat
hukum maupun undang-undang.
2. Ragam Bahasa Baku (Formal atau Resmi)
Ragam bahasa ini digunakan situasi yang formal atau resmi. Ragam bahasa ini menuntut penggunaan
bahasa yangn baik dan benar serta menuntut pelakunya untuk menggunakannya secara cepat.
Misalnya dalam lembaga-lembaga pemerintah, sebagai bahasa pengantar pendidikan, acara-acara
kenegaraan, diskusi, seminar, perkulihan, kegiatn keilmuan dan berbagai acara lainnya. Ragam resmi
ini juga digunakan dalam penulisan karya ilmiah serta skripsi, tesis, disertai, laporan penelitian,
laporan keungan, artikel ilmiah dan karya ilmiah lainnya.
3. Ragam Bhasa Jabatan atau Konsultatif
ragam bahasa ini hanya digunakan dalam lingkungan kerja atau komunitas tertentu. Ragam bahasa
ini menggunakan istilah-istilah teknis yang tidak lazim diketahui oleh masyarakat umum atau orang
diluar komunitas atau tempat kerjanya. Kata contohnya “akun”, “neraca”, (ekonomi), “revosi”
(teknik), “amputasi” (kedokteran), “mentari” (sastra), “rabat” (ekonomi), “fonologi” (bahasa) dan
kata atau istilah lainnya.
5. 4. Ragam Bahasa Non-formal
Ragam bahasa non formal merupakan ragam bahasa yang selalu digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Ragam bahasa ini tidak menggunakan kaidah
baku.
Tujuan utama penggunaan ragam bahasa ini adalah keberlangsungan
komunikasi. Unsur penting dalam bahasa ini adalah keakraban atau
keberlangsungan komunikasi.
Contoh :
Dion Dublin, seorang eks pemain Premier League mengelurkan statement
yang bagi saya terkesan terburu-buru: menganggap Jurgen Klopp sebagai Six
Alex Ferguson baru. Mengapa terburu-buru? Salah satu kesalahan tentu
karena jumlah trofinya masih “belum se berapa”, jika tidak bisa dibilang masih
jauh dari koleksi trofil sir Alex, pelatih legendaris MU yang sudah pensiun.
6. B. Ragam Bahasa Formal
Ragam bahasa formal yaitu bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti urusan surat-
menyurat antar lembaga, berbicara dalam seminar, atau bertutur dengan orang yang kita
kenal dekat atau status lebih tinggi dan pangkatnya.
Ciri-ciri sebagai berikut :
1. Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
2. Menggunakan imbuhan secara lengkap.
3. Menggunakan kata ganti resmi.
4. Menggunakan kata baku.
5. Menggunakan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
6. Menghindarkan unsur kedaerahan.
Bahasa baku sebagai ragam bahasa orang yang berpendidikan, yakni bahasa dunia pendidikan
tidak hanya dikaji atau diteliti saja, tetapi juga diajarkan di sekolah-sekolah. Ragam Bhasa
Baku bersifat kecendikiaan, artinya perwujudan dalam kalimat, pragraf, dan satuan Bahasa
lain mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang fitur, logis dan masuk akal.
7. C. Ragam Bahasa Non-formal
Berbeda dengan ragam bahasa formal, ragam bahasa non formal merupakan
kebalikannya. Ragam bahasa non formal dilaksanakn pada situasi santai dan
kepada orang yang sudah dikenal akrab. Situasi tidak resmi akan memunculkan
suasana penggunaan bahasa tidak resmi juga. Jumlah pemakaian bahasa tidak
resmi banyak tergantung pada tingkat keakraban pelaku yang terlibat dalam
komunikasi.
Bahasa Non-Formal mempunyai sifat yang khas, yaitu :
1. Bentuk kalimat sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak
menggunakan kata penghubung.
2. Menggunakan kata-kata yang biasa dan lazim dipakai sehari-hari, seperti
“bilang”, “bikin”, “pergi”, dan “biarin”.
8. Contoh Analisis Ragam Bahasa Formal dan Non-Resmi
Kalimat 1
Berhubung berjangkit penyakit cacar perlu diambil tindakan
Kalimat diatas salah, kata penghubung yang diikuti oleh, dengan, dan di
belakang kata “cacar” lebih baik dibubui koma sehingga kalimat yang
benar adalah :
Berhubung berjangkit penyakit cacar, perlu diambil tindakan.
9. D. PENGGUNAAN BAHASA INGGRIS PADA ARTIKEL ILMIAH
Menulis dalam bahasa Inggris merupakan sarana yang sangat penting
untuk mengungkapkan gagasan. Orang sering menutup bahwa menulis
dalam bahasa Inggris itu sulit.
Kehancuran timbul disebabkan oleh ketidaktahuan tentang :
1. Masalah yang akan ditulis.
2. Tujuan yang akan dicapai dalam tulisan itu
3. Cara mengungkapkan gagasan
4. Penggunaan bentuk tata bahasa
5. Kosa kata yang sehrausnya digunakan
10. Kb. 2
Penyuntingan dan Ulasan Teman Sejawat
A. Penyuntingan
Berdasarkan perkembangan bahasa Indonesia akhir-akhir ini, istilah penyuntingan disepadankan dengan
kata Inggris, editor atau redactor. Kata yang pertama diturunkan dari bahasa latin editus, edere yang
berarti menghasilkan atau mengeluarkan ke dapan umum. Dengan demikian isitilah penyuntingan yang
kini dipopulerkan di Indonesia merupakan istilah yang diselangkan dengan istilah redaksi.
1. Tujuan Penyuntingan Karya Ilmiah
Dari pengertian dan tugas penyuntingan tersebut dapat dirumuskan penyuntingan adalah sebagai berikut
:
A. Memperbaiki struktur kalimat yang kurang efektif menjadi lebih komunikatif.
B. Membuat bersih naskah dari kesalahan kebahasan dan isi materi dengan persetujuan penaskah ulis.
C. Membuat naskah yang akan dimuat atau ditayangkan lebih mudah dan enak dibaca dan lebih
mudah dipahami saya
D. Dalam salah satu butir kode etik peyuntingan tertulis “tujuan utama pekerjaan seorang
penyuntingan naskah adalah mengolah naskah hingga layak terbit sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan (yang digariskan ) dan persyaratan oleh penerbit”.
11. 2. langkah-langkah penyuntingan
Secara umum, langkah-langkah melakukan penyuntingan adalah sebagai
berikut :
A. Membaca seluruh bagian dari naskah.
B. Menandai hal yang perlu diperbaiki atau beri catatan bila ada hal
yang harus diganti, dtambah, bendungan itu, termasuk di dalamnya
kesalahan EYD.
C. Menambahkan subjudul, keterangan tabel, keterangan gambar agar
naskah menjadi mudah dibaca.
D. Melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.
12. 3. Penyuntingan huruf
Penyuntingan huruf merupakan salah satu langkah penyuntingan yang penting dilakukan oleh penulis
karya ilmiah. Penulis harus memastikan kesalahan penulisan huruf seminimal mungkin. Berikut
adalah beberapa kaidah dalam penulisan huruf dalam bahasa Indonesia.
A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama unsur nama orang, termasuk julukan
B. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
C. Catatan : Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata
turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
D. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah
E. Huruf kapital dipakai sebgai huruf pertama nama geografi
F. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau
satuan
G. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna “anak dari”,
seperti bin binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
H. Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf
kapital. Saya. Hururf pertama nama diri geografis yang dipakai sebagai nama jenis tidak tertulis
dengan huruf kapital.
13. 4. Penyuntingan Tanda Baca
A. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan
B. Tanda tititk dipakai di belakang angka atau huruf dalam
suatu bagan, iktisar, atau daftar
C. Tanda titik dipakai untuk menjual angka jam,menit, dan
detik ysng menunjukkan waktu atau jangka waktu
D. Tanda titik dipakai untuk jumlahnya ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah
E. Tanda titik tidak dipakai pada angka dan huruf yang sudah
bertanda kurung dalam suatu perincian
F. Tanda titik tidak dipakai pada dibelakang angka atau angka
terakhir dalam penomoran deret uang digital lebihd ari
suatu angka dalam judul tabel, grafik, atau gambar.
G. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti
tetapi, melaikan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk
(setara).
H. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan
gelar cendikiawan yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga
I. Tanda koma dipaakai sebelum angak demsial atau di
antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
J. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk mempertemukan kalimat setara yang
satu dari kalimat setara yang lain didalam kalimat
majemuk.
K. Tanda titik koma dipakai akhir perincian yang berupa
klausa
L. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan
tanda koma.
M. Tanda tititk dua dipakai akhir suatu pertanyaan lengkap
yang diikut pemerincian atau penjelasan
N. Tanda titik du tidak dipakai jika perincian atau penjelasan
itu merupakan pelengkapan yang mengakhiri pernyataan
O. Tanda elipsisi (...) dipakai untuk menunjukkan bahwa
dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang
dihilangkan
P. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak
selesai dalam dialog
14. 5. Penyuntingan Kata
Selanjutnya adalah penyuntingan kata untuk memastikan bahwa kata yang digunakan
sesuai dengan EYD dalam bahasa Indonesia.
6. Penyuntingan Kalimat
Kalimat yang digunakan dalam karya ilmiah sesungguhnya dapat dikembalikan ke
dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas.
Pola dasar kalimat bahasa Indonesia sebagai berikut :
A. Kalimat Dasar Berpola SP
B. Kalimat Dasar Berpola SPO
C. Kalimat Dasar Berpola SP Pel
D. Kalimat Dasar Berpola SPO Pel
E. Kalimat Dasar Berpola SPK
F. Kalimat Dasar Berpola SPOK
15. 7. Penyuntingan paragraf
Paragraf atau yang sering juga disebut alinea, secara visual ditandai dengan jarak baris yang lebih
merenggang, atau awal baris yang menjorok ke dalam. Paragraf pada dasarnya merupakan satuan dasar
tulisan yang lebih pangajng dari kalimat, tetapi lebih pendek dari tulisan secarakeseluruhan. Paragraf
mencakup satu kalimat topik yang memuat gagasan itu, diikuti oleh kalimat tambahhan yang diperjelas,
dianalisis, atau dijelaskan topik kalimat.
8. Penyuntingan Menggunakan Aplikasi Penyuntingan
Anda juga dapat melakukan penyuntingan artikel berbahasa Inggris menggunakan aplikasi penyuntingan
seperti Spelling & Grammar yang ada di aplikasi Microsoft Word anda. Berikut adalah langkah-langkahnya
melakukan penyuntingan menggunakan pada MS Word
A. Buku dokumen anda. Kemudian klik ulasan
B. Lalu klik Spelling & Grammar
C. Akan muncul panel Editor di sebelah kanan
D. Jika kata yang ditandai garis merah merupakan nama tempat atau kata dalam bahasa selain bahasa
Inggris yang tidak ingin diganti, maka seperti abaikan sekali atau abaikan semua
E. Tidak hanya memperbaiki ejaan, MS Word juga memebreikan saran perbaikan untuk membuat
kalimat anda menjadi lebih jelas dan padat
16. B. ULASAN TEMAN SEJAWAT
1. Penngertian, Tujuan, dan Jenis-jenis Ulasan Teman Sejawat
Proses ulasan teman sejawat merupakan bagian internet dari penelitian ilmiah. Proses ini
dilakukan untuk memeriksa metode dan menemukan penelitian sebagai bagian dari pengawasan
yang dilakukan oleh ahli di biodang yang sama dengan peneliti. Proses ini dianggap penting,
tetapi juga telah dikritik karena lambat, tidak efektif dan dapat menyebabkan kesalah pahaman.
Ulasan teman sejawat dimaksudkan untuk melayani dua tujuan utama. Pertama, ulasan teman
sejawat bertindak sebagai filter untuk memastikan bahwa hanya penelitian berkualitas tinggi
yang diterbitkan, terutama di jurnal termukakan dengan menentukan validitas, signifikasi dan
oritas penelitian. Kedua, ulasan teman sejawat dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas naskah
yang dianggap cocok untuk publikasi.
2. Proses Ulasan Teman Sejawat
Proses ulasan teman sejawat dimulai ketik seorang ilmuwan menyelesaikan studi penelitian dan
menulis sebuah manuskrip yang menggambarkan tujuan, desain penelitian. Ilmuwan kemudian
menyerahkan sebuah manuskrip ini ke jurnal uang sesuai yang berspesialisasikan dalam bidang
penelitian yang relevan. Peran editor adalah untuk memilih naskah yang cocok untuk jurnal dan
untuk menerapkan dan memantau proses ulasan teman sejawat. Editor harus memastikan bahwa
ulasan sehat dilakukan secara adil, efektif, dan tepat waktu.