SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Download to read offline
Trauma
Abdomen
Zahra Rizqika Aliyya Safitri
RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN
DOKTER PEMBIMBING KLINIK :
DR. W. P. BUDI SETIAWAN, SP.B., FINACS
-(Arif Putera, 2014).
Trauma abdomen merupakan
suatu mekanisme yang
menimbulkan kerusakan pada
struktur seperti luka atau
cedera pada abdomen
epidemiologi
Trauma abdomen merupakan kasus emergency dengan tingkat morbiditas dan
mortalitas yang tinggi.
Trauma adalah salah satu penyebab kematian paling umum pada populasi muda
(kelompok usia antara 1 dan 45 tahun).
Trauma tumpul abdomen sangat umum, dan prevalensi cedera intra-abdomen
dilaporkan setinggi 12-15%.
Mekanisme yang mengakibatkan trauma tumpul abdomen kebanyakan adalah
tabrakan kendaraan bermotor (73%), tabrakan sepeda motor (7%), tabrakan pejalan
kaki (6%), dan jatuh (6%)
anatomy 1) Hypocondriaca dextra meliputi organ: lobus kanan hepar, kantung 

empedu, sebagian duodenum fleksura hepatik kolon, sebagian 
ginjal kanan
dan kelenjar suprarenal kanan. 

2) epigastrica meliputi organ: pilorus gaster, duodenum, pankreas dan 

sebagian hepar.
3) hypocondriaca sinistra meliputi organ: gaster, lien, bagian kaudal 

pankreas, fleksura lienalis kolon, bagian proksimal ginjal kiri dan 
kelenjar
suprarenal kiri.
4) lateralis dextra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal 
kanan,
sebagian duodenum dan jejenum. 

5) Umbilicalis meliputi organ: Omentum, mesenterium, bagian bawah
duodenum, jejenum dan ileum. 

6) Lateralis sinistra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kiri,
sebagian jejenum dan ileum. 

7) Inguinalis dextra meliputi organ: sekum, apendiks, bagian distal ileum dan
ureter kanan. 

8) Pubica meliputi organ: ileum, vesica urinaria dan uterus (pada kehamilan). 

9) Inguinalis sinistra meliputi organ: kolon sigmoid, ureter kiri
Blunt Trauma
jatuh
pukulan
kekerasan fisik
injury post-excercise
benturan
ledakan
deselerasi
seat belt injury
KLL
trauma
tumpul
(Sjamsuhidajat, 2017).
trauma abdomen
tanpa penetrasi ke
rongga peritoneum
mekanisme
1 deselarasi
2 crushing
3 kompresi eksternal
blunt trauma
deselerasi
hal ini di karenakan perbedaan
gerak di antara struktur.
pergerakan pada struktur yang
berdekatan dengan lokasi benturan
Trauma akselerasi atau deselerasi cepat
menyebabkan rusaknya organ
intraabdomen yang tidak mempunyai
kelenturan (noncomplient organ) seperti
hati, limpa, ginjal dan pankreas.
terjadi tenaga potong dan menyebabkan
robeknya organ berongga, organ padat,
organ visceral dan pembuluh darah
kompresi
eksternal
terjadi akibat adanya suatu objek yang diam
kompresi eksternal yang menyebabkan peningkatan
tekanan intraluminal yang menyebabkan cedera
organ berongga (hollow viscus)


Efek dari mekanisme ini adalah sobeknya bagian
subkapsular pada organ padat visera dan terjadi
hematom.


contoh kasus : tekanan dengan objek eksternal
yang terfiksasi, seperti pada kasus seat belt injury.




crushing
: remuk / tumbukan
tumbukan antara dinding anterior abdomen
dengan columna vertebralis


trauma berat pada organ vicera karna tumbukan
Kembali ke Halaman Agenda
Pola cedera
organ lunak
pada trauma
tumpul abdomen
tanda dan
gejala
nyeri, perdarahan
gastrointestinal, hipovolemia
01
tenderness, rigid, rebound tenderness (curiga trauma
peritoneum)
02
03
distensi abdomen, bowel sound pada regio thorax
(curiga trauma diafragma)
krepitasi regio thorax bawah (curiga cedera hepar
atau lien)
04
05
konsistensi abdomen yang keras (curiga perdarahan
intraabdominal)
Ecchymotic discoloration
(Grey-Turner’s sign) pada
regio pinggang atau regio
periumbilikal (Cullen’s sign)
Tuliskan topik atau ide Anda
lap belt sign
seat belt sign
Penetrating Trauma
high velocity (64%)
low velocity (5%)
luka tusuk (31%)
luka tembak
trauma
penetrasi
(Sjamsuhidajat, 2017).
trauma abdomen dengan
penetrasi ke dalam rongga
peritoneum
mekanisme
0 laserasi
penetrating trauma
luka tembak, karna kecepatanya, menyebabkan terjadinya efek temporary cavitation yang akan
menutup kembali segera setelah energi kinetik dari peluru. namun organ abdomen yang bersifat
lebih lunak seperti limpa dan hepar, akan lebih mudah untuk mengalami ruptur setelah mengalami
mekanisme temporary cavitation ini. --> organ yang terkena bisa lebih banyak
luka tusuk dengan (pisau atau pedang), kavitas yang terbentuk bersifat permanen karena kecepatan
energi kinetik yang relatif lebih rendah daripada luka tembak --> organ yang terkena bisa lokal
Luka tusuk maupun luka tembak dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan karena
laserasi atau terpotong. luka tusuk dan luka
tembak akan membuat luka terbuka.
luka tembak luka tusuk
usus halus (50%) hepar (40%)
kolon (40%) usus halus (30%)
hepar (30%) diafragma (20%)
struktur vaskular abdomen (25%) kolon (15%)
organ yang
sering terkena
pentrating trauma
gaster
memberikan rangsang peritoneal
akibat sifat kimia, onset cepat,
dan hebat.
kolon
memberikan rangsang peritoneal
akibat adanya feses, onset
lambat
dapat menyebabkan peritonitis
sampai sepsis bila mengenai organ
berongga pada intraabdominal
— (Pietzman, 2013)
Salah satu akibat dari mekanisme trauma abdomen adalah perdarahan.
Perdarahan intraabdominal dapat terjadi dengan atau tanpa adanya
tanda-tanda yang dapa diamati oleh pemeriksa.
Perdarahan intraabdominal bisa bersifat sangat fatal karena biasanya
memiliki progresi yang cepat Perdarahan masif intraabdomen dapat
menyebabkan syok hipovolemik dan hemoragik, serta peritonitis
algoritma
trauma abdomen
NAMA PERUSAHAAN
1. Primary survey
2.
Primary survey
Primary survey
Secondary survey
primary
survey
check airway, breathing, dan
circulation secara cepat
A
sirkulasi merupakan masalah terbesar pada trauma abdomen.
Gejala klinis perdarahan bisa belum terlihat jika kekurangan
darah < 10% karena masih dapat dikompensasi oleh tubuh.
B
takikardi,
nadi lemah,
turgor kulit buruk,
akral dingin,
CRT <2s,
penurunan tekanan darah,
penurunan tekanan vena sentral
C
menyelamatkan
pasien dari
ancaman kematian
tanda
syok
secondary
survey
anamnesis
Anamnesis dan
pemeriksaan fisik
merupakan dasar
diagnosis cedera
intraabdomen
Pada pasien dengan
hipotensi paska
trauma, sangat
penting untuk
mengevaluasi
apakah pasien
tersebut mengalami
cedera abdomen
atau tidak.
kronologi kejadian
kecepatan kendaraan
tipe tabrakan (arah berlawanan/ samping/
gesekan/ tertabrak dari belakang/ terbaik),
penyok kendaraan,
jenis pengaman yang digunkanan, ada tidaknya
airbag,
posisi pasien dalam kendaraan,
keadaan penumpang lainnya.
bila dalam KLL tanyakan
bila pasien jatuh dari ketinggian, ditanyakan: pasien
jatuh dari ketinggian berapa meter, posisi jatuh.
secondary
survey
anamnesis
waktu terjadinya trauma,
jenis senjata yang digunakan,
jarak pasien dari pelaku,
jumlah tikaman/tembakan,
arah tusukan,
bagaimana terjadinya kecelakaan dan apakah ada
catatan perdarahan eksternal di tempat kejadian.
Pada pasien trauma penetrans, ditanyakan:
Tanyakan pula riwayat AMPLE (Alergy, Medication, Past
illness, Last meal, Environment) penting diketahui untuk
mengetahui kondisi penyerta pasien yang mengalami
trauma.
px. fisik
ada tidaknya jejas,
laserasi,
distended
bagian usus/omentum yang keluar,
jika pasien adalah wanita perlu dilihat apakah ada
tanda dan status kehamilan
1.
2.
3.
4.
5.
inspeksi
apakah ada bising usus atau tidak --> Pada robekan (perforasi) usus, bising usus
selalu menurun, bahkan kebanyakan menghilang sama sekali.
auskultasi
dapat menyebabkan pergerakan peritoneum dan dapat merangsang iritasi
peritoneum,
Bila rangsang peritoneum positif, rangsang peritoneum dikatakan positif jika
pasien mengeluh kesakitan saat dilakukan perkusi abdomen, yang kemudian
mengarah pada kemungkinan terjadi peritonitis. maka tidak perlu dilakukan
pemeriksaan rebound tenderness atau nyeri tekan lepas karena dapat
menimbulkan rasa nyeri.
Perkusi:
Palpasi: pemeriksaan ini dapat memperjelas dan membedakan nyeri superfisial dan
nyeri profunda, serta menilai ada tidaknya kehamilan dan perkiraan usia kehamilan.
Perkusi dan palpasi
inspeksi : perbedaan panjang kaki, eksternal rotasi, open/close fractur.
--> menekan krista iliaka ke arah bawah medial, hanya boleh dilakukan satu kali
agar tidak terjadi perdarah lebih lanjut, tidak boleh dilakukan pada pasien syok
dan fraktur pelvis yang jelas
Penilaian Stabilitas
Pelvis


laki-laki : genital, scrotum sampai ke anus
perempuan : vulva
Darah pada meatus urethra --> suspek cedera urethra.
sign : gross hematuria, jejas luas di perianal
Pemeriksaan
Urethra, Perineum,
dan Rektum


Pada trauma tumpul, pemeriksaan RT atau colok dubur bertujuan untuk
memeriksa tonus sphincter dan memeriksa integritas mukosa rektum,
menentukan posisi prostat (prostat letak tinggi menandakan adanya ruptur
urethra) dan mengidentifikasi adanya fraktur tulang pelvis.
Pada trauma penetrans bertujuan untuk emmeriksa tonus sphincter dan
mencari adanya darah dari perforasi usus. Jika tanda hematom perineum dan
prostat letak tinggi positif, maka tidak boleh dilakukan pemasangan kateter
urine
Rectal Touche
bila yang terkena organ solid (tidak berongga)
hepar atau lien pecah --> perdarahan
pucat, anemis, perdarahan disertai hemodinamik
yang tidak stabil --> curiga syok hipovolemik
nyeri abdomen ringan sampai berat
rebound tenderness dan defans muskular
auskultasi bising usus menurun
mual muntah
penurunan kesadaran
gaster, usus halus atau kolon pecah --> peritonitis
nyeri seluruh lapang abdomen
bising usus menurun
palpasi ada defans muskular, nyeri tekan lepas
penurunan kesadaran
1.
2. bila yang terkena organ berlumen (berongga)
tanda
dan
gejala
alkohol dan obat lain
cedera otak dan spinal cord
cedera tulang costa, tulang belakang --> diikuti dengan
kelainan sensorik/motorik/otonom --> memengaruhi
pemeriksaan abdomen
faktor yang
bisa
memengaruhi
penilaian
px. penunjang
trauma abdomen
TRAUMA ABDOMEN
FAST
FAST (focused abdominal scan for trauma
Untuk melihat adanya cairan intraperitoneal
bebas seperti di abdomen.
Indikasi : adalah pada kondisi pasien trauma
tumpul tidak stabil.
Keuntungan : Diagnosis dini, mudah, noninvasif,
cepat, dapat diulang, sensitivitas 86-97%, dan
tidak memerlukan transport pasien
Kerugiannya : hasil yang optimal tergantung
keahlian operator, hasil dapat terganggu
udara usus dan udara subkutan, tidak dapat
mendeteksi cedera diafragma, usus, dan
pankreas.
CT Scan
CT SCAN
gold standard --> mencari cairan
bebas/ruptur organ
Indikasi : melihat cedera pada organ
seperti ginjal, derajat cedera hati dan
limpa terutama pada pasien yang memiliki
hemodinamik stabil, dan trauma penetrans
di flank/punggung.
Keuntungan : sangat spesifik untuk tipe
cedera, 92-98% sensitif, dan noninvasif.
Kekurangan : memerlukan biaya dan
waktu, diperlukan transpor pasien untuk
melakukan pemeriksaan ini.
DPL
DPL (Diagnostic Peritoneal lavage)
Indikasi : pada kasus trauma tumpul yang tidak stabil
dan trauma penetrasi (apakah terdapat cairan, feses,
dll)
Keuntungan : diagnosis dini, cepat, sensitivitas 98%,
mendeteksi cedera usus, tidak memerlukan transport
pasien.
kerugian : invasif, spesifisitas rendah, dan tidak dapat
mendeteksi adanya cedera diafragma dan
retroperitoneal.
Indikator untuk DPL positif adalah 5 mL darah segar
pada aspirasi awal, adanya empedu, isi enterik atau
bakteri, sel darah merah lebih dari 100.000/mm3 atau
sel darah putih lebih dari 500/mm3 dari aspirat, dan
keluarnya cairan lavage dari kateter
xray
X Ray
kemampuan terbatas
hanya melihat komposisi
tulang / gas, tidak bisa
menilai organ
intraabdomen
bisa untuk melihat apakah ada fraktur pelvis yang dapat
memperburuk perdarahan intraabdomen
dapat melihat fraktur costa bagian bawah untuk
melihat kemungkinan adanya cedera organ hepar/lien
laparotomi eksplorasi
Laparotomi eksplorasi
langkah diagnostik terakhir--> invasif.
menemukan dan menghentikan
perdarahan, juga dapat memperbaiki
kerusakan organ
dilakukan ketika telah dilakukan segala pemeriksaan
penunjang sesuai algoritma namun hasil masih
meragukan
pasien tidak stabil, ada cairan intraabdominal pada FAST
adanya tanda peritonitis (defans muscular, nyeri lepas, rigiditas?)
DPL>10ml gross blood (menunjukan pasien dapat mengarah ke syok
1.
2.
3.
indikasi
pada blunt
trauma
indikasi pada
penetrating
trauma
pasien tidak stabil
adanya tanda peritonitis (defans muscular, nyeri lepas, rigiditas?)
luka tembak anterior
eviserasi (keluarnya organ intraabdomen ketempat luka (usus, omentum, dll)
1.
2.
3.
4.
laparotomi
eksplorasi pada
penetrating
trauma
Jika positif, maka langsung dilakukan laparotomi eksplorasi.
Jika meragukan, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang
DPL.
Jika DPL positif maka dilakukan laparotomi, jika negatif, maka
dilakukan observasi.
Jika tidak menembus peritoneum, maka tidak perlu melakukan
laparotomi dan cukup observasi saja
Pada trauma tajam --> dilakukan eksplorasi luka dan dinilai apakah luka
menembus peritoneum atau tidak.
gol. darah dan cross match
terutama pada keadaan pasien tidak
stabil
01
darah lengkap
pada perdarahan, nilai hb dan trombosit
menurun
02
fungsi hati
peningkatan SGOT dan SGPT menandakan cedera hepar
LDH dan bilirubin juga dapatmenandakan cedera hepar walau tidak spesifik
03
amilase
peningkatan kadar amilase 3-6 jam setelah trauma memiliki
akurasi cukup besar untuk menilai cedera pankreas
04
px. lab
urinalisis
indikasi : trauma masif pada abdomen dan flank,
hematuria
05
faktor pembekuan
menunjukkan pemanjangan PT dan APTT, untuk menilai adanya koagulopati
indikasi : kelainan darah, dalam terapi (warfarin dan heparin)
06
fungsi hati
peningkatan SGOT dan SGPT menandakan cedera hepar
LDH dan bilirubin juga dapatmenandakan cedera hepar walau tidak spesifik
07
alcohol or other drug testing
karna hal ini memengaruhi tingkat kesadaran pasien
08
px. lab
naso gastric
tube (NGT)
mengeluarkan isi lambung.
dekompresi lambung
mengurangi distensi abdomen
kurangi bahaya aspirasi
Tujuan pemasangan NGT
untuk monitor urine output sebagai indeks perfusi jaringan.
mengatasi retensi urin
dekompresi kandung kemih sebelum DPL
Tujuan pemasangan kateter urine
KI : ruptur traktur urethra
Gross hematuria adalah suatu tanda terjadinya trauma saluran
genitourinarius dan organ intraabdominal non-renal. Tidak adanya
hematuri tidak menyingkirkan kemungkinan cedera traktur
genitourinarius.
Urinary
catheter
resusitasi
cairan
hentikan
perdarahan
stop eksternal bleeding
stabilisasi pelvis (pelvic bandage)
surgical recucitation dengan laparotomi
1.
2.
3.
pasang IV line 2 jalur
ambil sample darah
masukan cairan kristaloid (NaCL/RL) sebanyak 1L
cairan habis dalam 10-15 menit
1.
2.
3.
4.
1 vital sign dan skala nyeri
2 tanda syok (nadi, akral, CRT)
3 ukuran lingkar perut, distensi
4 penurunan kesadaran
pasien
evaluasi
1. Arifputera A, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Editor, Tanto C, dkk. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius. jilid 1 : 227-228
2. American College of Surgeons Committee on Trauma. Advanced Trauma Life Support Student Course Manual Edisi Bahasa
Indonesia. 9th Ed. Jakarta: IKABI. 2014.
3. Beal, A. L., Ahrendt, M. N., Irwin, E. D., Lyng, J. W., Turner, S. V, Beal, C. A., Byrnes, M. T. and Beilman, G. A. 2016. ‘Prediction of blunt
traumatic injuries and hospital admission based on history and physical exam’, World Journal Of Emergency Surgery. World Journal of
Emergency Surgery, 11(1), p. 46.
4. Doherty GM. Current Diagnosis and Treatment : Surgery. 14th Edition. USA: Mc Grow Hill. 2015
5. Erfantalab-Avini, P., Hafezi-Nejad, N., Chardoli, M. and Rahimi-Movaghar, V. (2011) ‘Evaluating clinical abdominal scoring system in
predicting the necessity of laparotomy in blunt abdominal trauma’, Chinese Journal of Traumatology English Edition. The Editorial Board
of Biomedical and Environmental Sciences, 14(3), pp. 156–160. doi: 10.3760/cma.j.issn.1008-1275.2011.03.006.
6. Guillon F. Epidemiology of Abdominal Trauma. CT of the Acute Abdomen, Medical Radiology. Diagnostic Imaging. Berlin: Springer-
Verlag. 2011. h.15-26
7. Ikegami, Y., Suzuki, T., Nemoto, C., Tsukada, Y. and Tase, C. 2014. ‘Usefulness of initial diagnostic tests carried out in the emergency
department for blunt trauma’, Acute Medicine & Surgery, 1(2), pp. 70–75.
8. Indradiputra, I. M. U. and Hartono, T. (2016) ‘Tatalaksana Konservatif Pasien Dewasa dengan Trauma Tumpul Ginjal Derajat IV
Terisolasi’, 43(2), pp. 123–126.
9. Iqbal, Y., Taj, M. N., Ahmed, A., Rehman, Z. U. and Akbar, Z. (2014) ‘ORIGINAL ARTICLE VALIDITY OF THE FAST SCAN FOR DIAGNOSIS
OF INTRAABDOMINAL INJURY IN BLUNT ABDOMINAL TRAUMA Yasmeen Iqbal , Muhammad Naeem Taj *, Anis Ahmed **, Zia Ur Rehman ,
Zakia Akbar ***’, 26(1), pp. 52–56.
10. Mehta N, Babu S, Venugopal K. An experience with blunt abdominal trauma: evaluation, management and outcome. Clinics and
Practice. 2014; 599(4): 34-9
11. Mattox & Ernest Moore & David Feliciano (2013) Trauma, Seventh Edition.
12. Mudhaffar, Hormbrey P. 2014. Abdominal Trauma. BMJ : 348
13. Peitzman, Andrew B. 2013. The Trauma Manual, Trauma and Acute Care Surgery. Philadelphia. Lippincot Manual
14. Sliwinski, S., Bechstein, W. O., Schnitzbauer, A. A., & Malkomes, P. tri zia. (2020). Penetrating abdominal trauma. Chirurg, 91(11), 979–
988. https://doi.org/10.1007/s00104-020-01272-x
15. Spring. 2007. Ed Insider : Dealing with The Damage of Abdominal Trauma. Philadelphia : Lippincot
16. Sjamsuhidajat R., Prasetyono TO, Rudiman R., et al. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Vol 1-3. Edisi 4. Jakarta: EGC.
17. van der Vlies, C. H., Olthof, D. C., Gaakeer, M., Ponsen, K. J., van Delden, O. M. and Goslings, J. C. (2011) ‘Changing patterns in
diagnostic strategies and the treatment of blunt injury to solid abdominal organs.’, International journal of emergency medicine.
Springer Open Ltd, 4(1), p. 47. doi: 10.1186/1865-1380-4-47.
0 DAFTAR PUSTAKA

More Related Content

What's hot

7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
Pradasary
 
Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan
tiaraandini3
 
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
dacilganteng
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
Pradasary
 

What's hot (20)

Ivp
Ivp Ivp
Ivp
 
Ppt kti
Ppt ktiPpt kti
Ppt kti
 
Osteomyelitis Case Report Session
Osteomyelitis Case Report SessionOsteomyelitis Case Report Session
Osteomyelitis Case Report Session
 
Jenis jenis panggul
Jenis   jenis panggulJenis   jenis panggul
Jenis jenis panggul
 
MALFORMASI ANOREKTAL.pptx
MALFORMASI ANOREKTAL.pptxMALFORMASI ANOREKTAL.pptx
MALFORMASI ANOREKTAL.pptx
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensive
 
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptLaporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
 
Dvi
DviDvi
Dvi
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan
 
Perforasi gaster
Perforasi gasterPerforasi gaster
Perforasi gaster
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
Stroke Perdarahan (Hemorhagik)
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
trauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaantrauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaan
 
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
 

Similar to presentasi trauma abdomen.pdf

abdomen
 abdomen abdomen
abdomen
fadzan
 
BEDAH DIGESTIF DAN UROLOGI.pdf
BEDAH DIGESTIF DAN UROLOGI.pdfBEDAH DIGESTIF DAN UROLOGI.pdf
BEDAH DIGESTIF DAN UROLOGI.pdf
IntanAuliannisa
 
58398003 dr-adam-trauma-urologi-dan-pelvis-as
58398003 dr-adam-trauma-urologi-dan-pelvis-as58398003 dr-adam-trauma-urologi-dan-pelvis-as
58398003 dr-adam-trauma-urologi-dan-pelvis-as
Langit Biru
 

Similar to presentasi trauma abdomen.pdf (20)

Trauma abdomen in emergency case in critical
Trauma abdomen in emergency case in criticalTrauma abdomen in emergency case in critical
Trauma abdomen in emergency case in critical
 
Trauma abdomen
Trauma abdomenTrauma abdomen
Trauma abdomen
 
Trauma abdomen
Trauma abdomenTrauma abdomen
Trauma abdomen
 
Trauma abdomen
Trauma abdomenTrauma abdomen
Trauma abdomen
 
Askep t. tumpul abdomen
Askep t. tumpul abdomenAskep t. tumpul abdomen
Askep t. tumpul abdomen
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
 
Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA
 
Kgd trauma abdomen
Kgd trauma abdomenKgd trauma abdomen
Kgd trauma abdomen
 
perforasigaster.pptttttttttttttttttttttt
perforasigaster.ppttttttttttttttttttttttperforasigaster.pptttttttttttttttttttttt
perforasigaster.pptttttttttttttttttttttt
 
abdomen
 abdomen abdomen
abdomen
 
dr. Azis Sp.U Emergencies in Urology.pptx
dr. Azis Sp.U Emergencies in Urology.pptxdr. Azis Sp.U Emergencies in Urology.pptx
dr. Azis Sp.U Emergencies in Urology.pptx
 
TRAUMA_ABDOMEN[1].pptx
TRAUMA_ABDOMEN[1].pptxTRAUMA_ABDOMEN[1].pptx
TRAUMA_ABDOMEN[1].pptx
 
BEDAH DIGESTIF DAN UROLOGI.pdf
BEDAH DIGESTIF DAN UROLOGI.pdfBEDAH DIGESTIF DAN UROLOGI.pdf
BEDAH DIGESTIF DAN UROLOGI.pdf
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
 
58398003 dr-adam-trauma-urologi-dan-pelvis-as
58398003 dr-adam-trauma-urologi-dan-pelvis-as58398003 dr-adam-trauma-urologi-dan-pelvis-as
58398003 dr-adam-trauma-urologi-dan-pelvis-as
 
Trauma Abdomen.docx
Trauma Abdomen.docxTrauma Abdomen.docx
Trauma Abdomen.docx
 
DEEEEEEE
DEEEEEEEDEEEEEEE
DEEEEEEE
 
J_CesimodadcvJDCV Uds litySASJC AS_and.pdf
J_CesimodadcvJDCV Uds litySASJC AS_and.pdfJ_CesimodadcvJDCV Uds litySASJC AS_and.pdf
J_CesimodadcvJDCV Uds litySASJC AS_and.pdf
 
Prolaps Rektum
Prolaps RektumProlaps Rektum
Prolaps Rektum
 

Recently uploaded

1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 

Recently uploaded (20)

1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 

presentasi trauma abdomen.pdf

  • 1. Trauma Abdomen Zahra Rizqika Aliyya Safitri RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN DOKTER PEMBIMBING KLINIK : DR. W. P. BUDI SETIAWAN, SP.B., FINACS
  • 2. -(Arif Putera, 2014). Trauma abdomen merupakan suatu mekanisme yang menimbulkan kerusakan pada struktur seperti luka atau cedera pada abdomen
  • 3. epidemiologi Trauma abdomen merupakan kasus emergency dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Trauma adalah salah satu penyebab kematian paling umum pada populasi muda (kelompok usia antara 1 dan 45 tahun). Trauma tumpul abdomen sangat umum, dan prevalensi cedera intra-abdomen dilaporkan setinggi 12-15%. Mekanisme yang mengakibatkan trauma tumpul abdomen kebanyakan adalah tabrakan kendaraan bermotor (73%), tabrakan sepeda motor (7%), tabrakan pejalan kaki (6%), dan jatuh (6%)
  • 4. anatomy 1) Hypocondriaca dextra meliputi organ: lobus kanan hepar, kantung 
 empedu, sebagian duodenum fleksura hepatik kolon, sebagian 
ginjal kanan dan kelenjar suprarenal kanan. 
 2) epigastrica meliputi organ: pilorus gaster, duodenum, pankreas dan 
 sebagian hepar. 3) hypocondriaca sinistra meliputi organ: gaster, lien, bagian kaudal 
 pankreas, fleksura lienalis kolon, bagian proksimal ginjal kiri dan 
kelenjar suprarenal kiri. 4) lateralis dextra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal 
kanan, sebagian duodenum dan jejenum. 
 5) Umbilicalis meliputi organ: Omentum, mesenterium, bagian bawah duodenum, jejenum dan ileum. 
 6) Lateralis sinistra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kiri, sebagian jejenum dan ileum. 
 7) Inguinalis dextra meliputi organ: sekum, apendiks, bagian distal ileum dan ureter kanan. 
 8) Pubica meliputi organ: ileum, vesica urinaria dan uterus (pada kehamilan). 
 9) Inguinalis sinistra meliputi organ: kolon sigmoid, ureter kiri
  • 5. Blunt Trauma jatuh pukulan kekerasan fisik injury post-excercise benturan ledakan deselerasi seat belt injury KLL trauma tumpul (Sjamsuhidajat, 2017). trauma abdomen tanpa penetrasi ke rongga peritoneum
  • 6. mekanisme 1 deselarasi 2 crushing 3 kompresi eksternal blunt trauma
  • 7. deselerasi hal ini di karenakan perbedaan gerak di antara struktur. pergerakan pada struktur yang berdekatan dengan lokasi benturan Trauma akselerasi atau deselerasi cepat menyebabkan rusaknya organ intraabdomen yang tidak mempunyai kelenturan (noncomplient organ) seperti hati, limpa, ginjal dan pankreas. terjadi tenaga potong dan menyebabkan robeknya organ berongga, organ padat, organ visceral dan pembuluh darah
  • 8. kompresi eksternal terjadi akibat adanya suatu objek yang diam kompresi eksternal yang menyebabkan peningkatan tekanan intraluminal yang menyebabkan cedera organ berongga (hollow viscus) Efek dari mekanisme ini adalah sobeknya bagian subkapsular pada organ padat visera dan terjadi hematom. contoh kasus : tekanan dengan objek eksternal yang terfiksasi, seperti pada kasus seat belt injury. crushing : remuk / tumbukan tumbukan antara dinding anterior abdomen dengan columna vertebralis trauma berat pada organ vicera karna tumbukan
  • 9. Kembali ke Halaman Agenda Pola cedera organ lunak pada trauma tumpul abdomen
  • 10. tanda dan gejala nyeri, perdarahan gastrointestinal, hipovolemia 01 tenderness, rigid, rebound tenderness (curiga trauma peritoneum) 02 03 distensi abdomen, bowel sound pada regio thorax (curiga trauma diafragma) krepitasi regio thorax bawah (curiga cedera hepar atau lien) 04 05 konsistensi abdomen yang keras (curiga perdarahan intraabdominal)
  • 11. Ecchymotic discoloration (Grey-Turner’s sign) pada regio pinggang atau regio periumbilikal (Cullen’s sign) Tuliskan topik atau ide Anda lap belt sign seat belt sign
  • 12. Penetrating Trauma high velocity (64%) low velocity (5%) luka tusuk (31%) luka tembak trauma penetrasi (Sjamsuhidajat, 2017). trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum
  • 13. mekanisme 0 laserasi penetrating trauma luka tembak, karna kecepatanya, menyebabkan terjadinya efek temporary cavitation yang akan menutup kembali segera setelah energi kinetik dari peluru. namun organ abdomen yang bersifat lebih lunak seperti limpa dan hepar, akan lebih mudah untuk mengalami ruptur setelah mengalami mekanisme temporary cavitation ini. --> organ yang terkena bisa lebih banyak luka tusuk dengan (pisau atau pedang), kavitas yang terbentuk bersifat permanen karena kecepatan energi kinetik yang relatif lebih rendah daripada luka tembak --> organ yang terkena bisa lokal Luka tusuk maupun luka tembak dapat mengakibatkan kerusakan jaringan karena laserasi atau terpotong. luka tusuk dan luka tembak akan membuat luka terbuka.
  • 14. luka tembak luka tusuk usus halus (50%) hepar (40%) kolon (40%) usus halus (30%) hepar (30%) diafragma (20%) struktur vaskular abdomen (25%) kolon (15%) organ yang sering terkena pentrating trauma gaster memberikan rangsang peritoneal akibat sifat kimia, onset cepat, dan hebat. kolon memberikan rangsang peritoneal akibat adanya feses, onset lambat dapat menyebabkan peritonitis sampai sepsis bila mengenai organ berongga pada intraabdominal
  • 15. — (Pietzman, 2013) Salah satu akibat dari mekanisme trauma abdomen adalah perdarahan. Perdarahan intraabdominal dapat terjadi dengan atau tanpa adanya tanda-tanda yang dapa diamati oleh pemeriksa. Perdarahan intraabdominal bisa bersifat sangat fatal karena biasanya memiliki progresi yang cepat Perdarahan masif intraabdomen dapat menyebabkan syok hipovolemik dan hemoragik, serta peritonitis
  • 17. 1. Primary survey 2. Primary survey Primary survey Secondary survey
  • 18. primary survey check airway, breathing, dan circulation secara cepat A sirkulasi merupakan masalah terbesar pada trauma abdomen. Gejala klinis perdarahan bisa belum terlihat jika kekurangan darah < 10% karena masih dapat dikompensasi oleh tubuh. B takikardi, nadi lemah, turgor kulit buruk, akral dingin, CRT <2s, penurunan tekanan darah, penurunan tekanan vena sentral C menyelamatkan pasien dari ancaman kematian tanda syok
  • 19. secondary survey anamnesis Anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan dasar diagnosis cedera intraabdomen Pada pasien dengan hipotensi paska trauma, sangat penting untuk mengevaluasi apakah pasien tersebut mengalami cedera abdomen atau tidak. kronologi kejadian kecepatan kendaraan tipe tabrakan (arah berlawanan/ samping/ gesekan/ tertabrak dari belakang/ terbaik), penyok kendaraan, jenis pengaman yang digunkanan, ada tidaknya airbag, posisi pasien dalam kendaraan, keadaan penumpang lainnya. bila dalam KLL tanyakan bila pasien jatuh dari ketinggian, ditanyakan: pasien jatuh dari ketinggian berapa meter, posisi jatuh.
  • 20. secondary survey anamnesis waktu terjadinya trauma, jenis senjata yang digunakan, jarak pasien dari pelaku, jumlah tikaman/tembakan, arah tusukan, bagaimana terjadinya kecelakaan dan apakah ada catatan perdarahan eksternal di tempat kejadian. Pada pasien trauma penetrans, ditanyakan: Tanyakan pula riwayat AMPLE (Alergy, Medication, Past illness, Last meal, Environment) penting diketahui untuk mengetahui kondisi penyerta pasien yang mengalami trauma.
  • 21. px. fisik ada tidaknya jejas, laserasi, distended bagian usus/omentum yang keluar, jika pasien adalah wanita perlu dilihat apakah ada tanda dan status kehamilan 1. 2. 3. 4. 5. inspeksi apakah ada bising usus atau tidak --> Pada robekan (perforasi) usus, bising usus selalu menurun, bahkan kebanyakan menghilang sama sekali. auskultasi dapat menyebabkan pergerakan peritoneum dan dapat merangsang iritasi peritoneum, Bila rangsang peritoneum positif, rangsang peritoneum dikatakan positif jika pasien mengeluh kesakitan saat dilakukan perkusi abdomen, yang kemudian mengarah pada kemungkinan terjadi peritonitis. maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan rebound tenderness atau nyeri tekan lepas karena dapat menimbulkan rasa nyeri. Perkusi: Palpasi: pemeriksaan ini dapat memperjelas dan membedakan nyeri superfisial dan nyeri profunda, serta menilai ada tidaknya kehamilan dan perkiraan usia kehamilan. Perkusi dan palpasi
  • 22. inspeksi : perbedaan panjang kaki, eksternal rotasi, open/close fractur. --> menekan krista iliaka ke arah bawah medial, hanya boleh dilakukan satu kali agar tidak terjadi perdarah lebih lanjut, tidak boleh dilakukan pada pasien syok dan fraktur pelvis yang jelas Penilaian Stabilitas Pelvis laki-laki : genital, scrotum sampai ke anus perempuan : vulva Darah pada meatus urethra --> suspek cedera urethra. sign : gross hematuria, jejas luas di perianal Pemeriksaan Urethra, Perineum, dan Rektum Pada trauma tumpul, pemeriksaan RT atau colok dubur bertujuan untuk memeriksa tonus sphincter dan memeriksa integritas mukosa rektum, menentukan posisi prostat (prostat letak tinggi menandakan adanya ruptur urethra) dan mengidentifikasi adanya fraktur tulang pelvis. Pada trauma penetrans bertujuan untuk emmeriksa tonus sphincter dan mencari adanya darah dari perforasi usus. Jika tanda hematom perineum dan prostat letak tinggi positif, maka tidak boleh dilakukan pemasangan kateter urine Rectal Touche
  • 23. bila yang terkena organ solid (tidak berongga) hepar atau lien pecah --> perdarahan pucat, anemis, perdarahan disertai hemodinamik yang tidak stabil --> curiga syok hipovolemik nyeri abdomen ringan sampai berat rebound tenderness dan defans muskular auskultasi bising usus menurun mual muntah penurunan kesadaran gaster, usus halus atau kolon pecah --> peritonitis nyeri seluruh lapang abdomen bising usus menurun palpasi ada defans muskular, nyeri tekan lepas penurunan kesadaran 1. 2. bila yang terkena organ berlumen (berongga) tanda dan gejala
  • 24. alkohol dan obat lain cedera otak dan spinal cord cedera tulang costa, tulang belakang --> diikuti dengan kelainan sensorik/motorik/otonom --> memengaruhi pemeriksaan abdomen faktor yang bisa memengaruhi penilaian
  • 26. FAST FAST (focused abdominal scan for trauma Untuk melihat adanya cairan intraperitoneal bebas seperti di abdomen. Indikasi : adalah pada kondisi pasien trauma tumpul tidak stabil. Keuntungan : Diagnosis dini, mudah, noninvasif, cepat, dapat diulang, sensitivitas 86-97%, dan tidak memerlukan transport pasien Kerugiannya : hasil yang optimal tergantung keahlian operator, hasil dapat terganggu udara usus dan udara subkutan, tidak dapat mendeteksi cedera diafragma, usus, dan pankreas.
  • 27. CT Scan CT SCAN gold standard --> mencari cairan bebas/ruptur organ Indikasi : melihat cedera pada organ seperti ginjal, derajat cedera hati dan limpa terutama pada pasien yang memiliki hemodinamik stabil, dan trauma penetrans di flank/punggung. Keuntungan : sangat spesifik untuk tipe cedera, 92-98% sensitif, dan noninvasif. Kekurangan : memerlukan biaya dan waktu, diperlukan transpor pasien untuk melakukan pemeriksaan ini.
  • 28. DPL DPL (Diagnostic Peritoneal lavage) Indikasi : pada kasus trauma tumpul yang tidak stabil dan trauma penetrasi (apakah terdapat cairan, feses, dll) Keuntungan : diagnosis dini, cepat, sensitivitas 98%, mendeteksi cedera usus, tidak memerlukan transport pasien. kerugian : invasif, spesifisitas rendah, dan tidak dapat mendeteksi adanya cedera diafragma dan retroperitoneal. Indikator untuk DPL positif adalah 5 mL darah segar pada aspirasi awal, adanya empedu, isi enterik atau bakteri, sel darah merah lebih dari 100.000/mm3 atau sel darah putih lebih dari 500/mm3 dari aspirat, dan keluarnya cairan lavage dari kateter
  • 29. xray X Ray kemampuan terbatas hanya melihat komposisi tulang / gas, tidak bisa menilai organ intraabdomen bisa untuk melihat apakah ada fraktur pelvis yang dapat memperburuk perdarahan intraabdomen dapat melihat fraktur costa bagian bawah untuk melihat kemungkinan adanya cedera organ hepar/lien
  • 30. laparotomi eksplorasi Laparotomi eksplorasi langkah diagnostik terakhir--> invasif. menemukan dan menghentikan perdarahan, juga dapat memperbaiki kerusakan organ dilakukan ketika telah dilakukan segala pemeriksaan penunjang sesuai algoritma namun hasil masih meragukan pasien tidak stabil, ada cairan intraabdominal pada FAST adanya tanda peritonitis (defans muscular, nyeri lepas, rigiditas?) DPL>10ml gross blood (menunjukan pasien dapat mengarah ke syok 1. 2. 3. indikasi pada blunt trauma indikasi pada penetrating trauma pasien tidak stabil adanya tanda peritonitis (defans muscular, nyeri lepas, rigiditas?) luka tembak anterior eviserasi (keluarnya organ intraabdomen ketempat luka (usus, omentum, dll) 1. 2. 3. 4.
  • 31. laparotomi eksplorasi pada penetrating trauma Jika positif, maka langsung dilakukan laparotomi eksplorasi. Jika meragukan, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang DPL. Jika DPL positif maka dilakukan laparotomi, jika negatif, maka dilakukan observasi. Jika tidak menembus peritoneum, maka tidak perlu melakukan laparotomi dan cukup observasi saja Pada trauma tajam --> dilakukan eksplorasi luka dan dinilai apakah luka menembus peritoneum atau tidak.
  • 32. gol. darah dan cross match terutama pada keadaan pasien tidak stabil 01 darah lengkap pada perdarahan, nilai hb dan trombosit menurun 02 fungsi hati peningkatan SGOT dan SGPT menandakan cedera hepar LDH dan bilirubin juga dapatmenandakan cedera hepar walau tidak spesifik 03 amilase peningkatan kadar amilase 3-6 jam setelah trauma memiliki akurasi cukup besar untuk menilai cedera pankreas 04 px. lab
  • 33. urinalisis indikasi : trauma masif pada abdomen dan flank, hematuria 05 faktor pembekuan menunjukkan pemanjangan PT dan APTT, untuk menilai adanya koagulopati indikasi : kelainan darah, dalam terapi (warfarin dan heparin) 06 fungsi hati peningkatan SGOT dan SGPT menandakan cedera hepar LDH dan bilirubin juga dapatmenandakan cedera hepar walau tidak spesifik 07 alcohol or other drug testing karna hal ini memengaruhi tingkat kesadaran pasien 08 px. lab
  • 34. naso gastric tube (NGT) mengeluarkan isi lambung. dekompresi lambung mengurangi distensi abdomen kurangi bahaya aspirasi Tujuan pemasangan NGT untuk monitor urine output sebagai indeks perfusi jaringan. mengatasi retensi urin dekompresi kandung kemih sebelum DPL Tujuan pemasangan kateter urine KI : ruptur traktur urethra Gross hematuria adalah suatu tanda terjadinya trauma saluran genitourinarius dan organ intraabdominal non-renal. Tidak adanya hematuri tidak menyingkirkan kemungkinan cedera traktur genitourinarius. Urinary catheter
  • 35. resusitasi cairan hentikan perdarahan stop eksternal bleeding stabilisasi pelvis (pelvic bandage) surgical recucitation dengan laparotomi 1. 2. 3. pasang IV line 2 jalur ambil sample darah masukan cairan kristaloid (NaCL/RL) sebanyak 1L cairan habis dalam 10-15 menit 1. 2. 3. 4.
  • 36. 1 vital sign dan skala nyeri 2 tanda syok (nadi, akral, CRT) 3 ukuran lingkar perut, distensi 4 penurunan kesadaran pasien evaluasi
  • 37. 1. Arifputera A, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Editor, Tanto C, dkk. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius. jilid 1 : 227-228 2. American College of Surgeons Committee on Trauma. Advanced Trauma Life Support Student Course Manual Edisi Bahasa Indonesia. 9th Ed. Jakarta: IKABI. 2014. 3. Beal, A. L., Ahrendt, M. N., Irwin, E. D., Lyng, J. W., Turner, S. V, Beal, C. A., Byrnes, M. T. and Beilman, G. A. 2016. ‘Prediction of blunt traumatic injuries and hospital admission based on history and physical exam’, World Journal Of Emergency Surgery. World Journal of Emergency Surgery, 11(1), p. 46. 4. Doherty GM. Current Diagnosis and Treatment : Surgery. 14th Edition. USA: Mc Grow Hill. 2015 5. Erfantalab-Avini, P., Hafezi-Nejad, N., Chardoli, M. and Rahimi-Movaghar, V. (2011) ‘Evaluating clinical abdominal scoring system in predicting the necessity of laparotomy in blunt abdominal trauma’, Chinese Journal of Traumatology English Edition. The Editorial Board of Biomedical and Environmental Sciences, 14(3), pp. 156–160. doi: 10.3760/cma.j.issn.1008-1275.2011.03.006. 6. Guillon F. Epidemiology of Abdominal Trauma. CT of the Acute Abdomen, Medical Radiology. Diagnostic Imaging. Berlin: Springer- Verlag. 2011. h.15-26 7. Ikegami, Y., Suzuki, T., Nemoto, C., Tsukada, Y. and Tase, C. 2014. ‘Usefulness of initial diagnostic tests carried out in the emergency department for blunt trauma’, Acute Medicine & Surgery, 1(2), pp. 70–75. 8. Indradiputra, I. M. U. and Hartono, T. (2016) ‘Tatalaksana Konservatif Pasien Dewasa dengan Trauma Tumpul Ginjal Derajat IV Terisolasi’, 43(2), pp. 123–126. 9. Iqbal, Y., Taj, M. N., Ahmed, A., Rehman, Z. U. and Akbar, Z. (2014) ‘ORIGINAL ARTICLE VALIDITY OF THE FAST SCAN FOR DIAGNOSIS OF INTRAABDOMINAL INJURY IN BLUNT ABDOMINAL TRAUMA Yasmeen Iqbal , Muhammad Naeem Taj *, Anis Ahmed **, Zia Ur Rehman , Zakia Akbar ***’, 26(1), pp. 52–56. 10. Mehta N, Babu S, Venugopal K. An experience with blunt abdominal trauma: evaluation, management and outcome. Clinics and Practice. 2014; 599(4): 34-9 11. Mattox & Ernest Moore & David Feliciano (2013) Trauma, Seventh Edition. 12. Mudhaffar, Hormbrey P. 2014. Abdominal Trauma. BMJ : 348 13. Peitzman, Andrew B. 2013. The Trauma Manual, Trauma and Acute Care Surgery. Philadelphia. Lippincot Manual 14. Sliwinski, S., Bechstein, W. O., Schnitzbauer, A. A., & Malkomes, P. tri zia. (2020). Penetrating abdominal trauma. Chirurg, 91(11), 979– 988. https://doi.org/10.1007/s00104-020-01272-x 15. Spring. 2007. Ed Insider : Dealing with The Damage of Abdominal Trauma. Philadelphia : Lippincot 16. Sjamsuhidajat R., Prasetyono TO, Rudiman R., et al. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Vol 1-3. Edisi 4. Jakarta: EGC. 17. van der Vlies, C. H., Olthof, D. C., Gaakeer, M., Ponsen, K. J., van Delden, O. M. and Goslings, J. C. (2011) ‘Changing patterns in diagnostic strategies and the treatment of blunt injury to solid abdominal organs.’, International journal of emergency medicine. Springer Open Ltd, 4(1), p. 47. doi: 10.1186/1865-1380-4-47. 0 DAFTAR PUSTAKA