SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
ALJABAR LINEAR
SUMANANG MUHTAR GOZALI
KBK ANALISIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2010
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam bagi Rasul-
ullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Tulisan ini merupakan hasil rangku-
man materi kuliah Aljabar Linear yang pernah diampu oleh Penulis. Uraian dibuat
sesederhana mungkin yang diharapkan dapat dipahami dengan mudah oleh peng-
guna tulisan ini. Terakhir, Penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat, khusus-
nya bagi para pembaca yang berminat dalam bidang aljabar.
Bandung, Maret 2010
Penulis,
Sumanang Muhtar Gozali
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
1 Sistem Persamaan Linear dan Matriks 1
1.1 Sistem Persamaan Linear . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Sistem Persamaan Linear Homogen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
1.3 Operasi Pada Matriks . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2 Ruang Vektor 11
2.1 Subruang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
2.2 Basis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
2.3 Ruang Baris dan Ruang Kolom . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
3 Determinan 15
4 Ruang Hasil Kali Dalam 17
4.1 Hasil Kali Dalam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
4.2 Basis Ortonormal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
5 Transformasi Linear 19
5.1 Kernel dan Peta . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
5.2 Matriks Transformasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
6 Nilai Eigen dan Diagonalisasi 21
6.1 Nilai dan Vektor Eigen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
6.2 Diagonalisasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
DAFTAR PUSTAKA 23
3
BAB 1
Sistem Persamaan Linear dan
Matriks
Pada bab pertama ini kita akan mempelajari sistem persamaan linear (SPL). Pem-
bahasan ditujukan untuk memahami metode dalam mencari solusi sistem persamaan
linear. Pemahaman yang mendalam akan metode ini akan sangat membantu mema-
hami bab-bab berikutnya. Selain itu kita juga akan mempelajari dasar-dasar operasi
pada matriks. Pembahasan meliputi operasi penjumlahan, perkalian, transpose dan
metode mencari invers matriks.
1.1 Sistem Persamaan Linear
Persamaan linear adalah suatu persamaan dimana variabel yang terlibat berderajat
paling tinggi satu. Jika kita mempunyai beberapa persamaan linear maka sekumpu-
lan persamaan linear itu disebut sistem persamaan linear. Suatu pasangan beberapa
bilangan disebut solusi dari suatu SPL jika pasangan tersebut memenuhi kebenaran
masing-masing persamaan dari SPL tersebut.
Sebagai contoh, perhatikan SPL dengan dua persamaan dan dua variabel
berikut
2x1 + x2 = 4
2x2 = −4
.
Dari persamaan kedua kita mendapatkan x2 = −2, sehingga dengan menyulihkan-
nya pada persamaan pertama kita peroleh x1 = 3. Dengan demikian SPL di atas
1
2 BAB 1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN MATRIKS
mempunyai solusi x1 = 3, x2 = −2, dan tidak ada solusi lain. Jadi solusi SPL di
atas adalah tunggal.
Sekarang, perhatikan SPL berikutnya
x1 − 2x2 = 3
3x1 − 6x2 = 9
.
Perhatikan bahwa jika kita mengalikan persamaan kedua dengan 1/3 maka diperoleh
persamaan pertama. Dengan kata lain, SPL ini ekuivalen dengan satu persamaan
x1 − 2x2 = 3.
Kita mempunyai banyak pilihan dari pasangan x1 dan x2 yang memenuhi persamaan
ini. Jika kita mengambil t ∈ R sebarang maka x1 = 3+2t, x2 = t merupakan solusi
persamaan ini. Dengan demikian SPL semula mempunyai solusi tak hingga banyak.
Selanjutnya, perhatikan SPL
x1 + 2x2 = 2
4x1 + 8x2 = 6
.
Jika kita mengalikan persamaan kedua dengan 1/4 maka kita peroleh persamaan
x1 + 2x2 = 3/2.
Jadi SPL semula ekuivalen dengan
x1 + 2x2 = 2
x1 + 2x2 = 3/2
.
Jelas bahwa tidak ada pasangan x1 dan x2 yang memenuhi persamaan ini. Oleh
karena itu SPL ini tidak mempunyai solusi.
Tiga kemungkinan di atas juga berlaku pada sebarang SPL dengan m buah
persamaan dan n variabel. Sifat ini kita nyatakan dalam teorema berikut.
Teorema. Jika kita mempunyai sebuah SPL maka persis hanya satu dari tiga
kemungkinan berikut dipenuhi:
a. SPL mempunyai solusi tunggal
1.1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR 3
b. SPL mempunyai solusi tak hingga banyak
c. SPL tidak mempunyai solusi.
Pada tiga contoh di atas kita tidak menemui kesulitan untuk menguji eksis-
tensi solusi karena banyaknya persamaan dan variabel hanya dua. Jika persamaan
atau variabelnya lebih banyak tentu masalahnya sedikit lebih sulit. Kita akan mem-
pelajari metode praktis untuk menguji eksistensi solusi SPL secara umum.
Sistem persamaan linear yang terdiri dari m buah persamaan linear dengan n
buah variabel x1, ..., xn mempunyai bentuk umum
a11x1 + · · · + a1nxn = b1
a21x1 + · · · + a2nxn = b2
...
...
am1x1 + · · · + amnxn = bm
Sistem ini dapat kita nyatakan dalam bentuk persamaan matriks
AX = B
dimana
A =





a11 ... a1n
...
...
...
am1 ... amn





, x =





x1
...
xn





, b =





b1
...
bm





.
Dalam hal ini, A disebut matriks koefisien, X adalah matriks variabel, dan B ma-
triks konstan. Mulai sekarang kita akan mengidentifikasi SPL melalui persamaan
matriks AX = B seperti di atas. Selain itu, kita juga akan mengenali sifat-sifat
SPL melalui pengetahuan kita perihal matriks-matriks ini.
Oleh karena itu, perhatikan kembali SPL berikut
a11x1 + · · · + a1nxn = b1
a21x1 + · · · + a2nxn = b2
...
...
am1x1 + · · · + amnxn = bm
.
Jika kita menukar posisi dua buah persamaan atau mengalikan salah satu persamaan
dari SPL di atas dengan sebarang bilangan tak nol maka hal itu tidak akan mem-
pengaruhi solusi. Demikian pula jika kita menambahkan kelipatan suatu persamaan
4 BAB 1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN MATRIKS
kepada persamaan lain maka tidaklah mengubah solusi SPL semula. Semua sifat ini
akan kita gunakan dalam menyederhanakan SPL sehingga solusinya mudah diper-
oleh.
Untuk kepraktisan kita akan bekerja dengan matriks lengkap dari SPL bersangku-
tan, yaitu matriks hasil penggabungan matriks koefisien dan matriks konstanta.
Kita akan menotasikan matriks lengkap ini dengan [A|B]. Sebagai contoh, per-
hatikan SPL
2x1 + x2 + 3x3 = 1
−x1 + x2 = 2
3x1 − 2x2 + x3 = 0
.
SPL ini mempunyai matriks lengkap





2 1 3 1
−1 1 0 2
3 −2 1 0





.
Operasi Baris Elementer (OBE)
Perhatikan matriks berukuran m × n berikut
A =





a11 ... a1n
...
...
...
am1 ... amn





.
Kita menyebut masing-masing (ai1 ... ain) sebagai baris-baris dari matriks A. Pada
matriks A kita dapat melakukan operasi-operasi berikut:
a. mengalikan suatu baris dengan bilangan tak nol
b. menambahkan kelipatan suatu baris pada baris lain
c. menukarkan sebarang dua buah baris
Ketiga operasi di atas disebut operasi baris elementer. Suatu matriks ˜A yang diper-
oleh dari proses sejumlah hingga OBE pada matriks A, dikatakan ekuivalen (baris)
dengan matriks A. Dalam hal ini kita akan menggunakan notasi A ∼ ˜A.
1.1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR 5
Contoh Pandang matriks
A =





1 0 −1
2 1 −3
−3 2 0





.
Jika kita mengalikan baris pertama dengan -2, kemudian kita tambahkan pada per-
samaan kedua maka baris kedua berubah menjadi (0 1 − 1). Demikian pula jika
kita mengalikan baris pertama dengan 3, kemudian ditambahkan pada baris ketiga
diperoleh baris ketiga yang baru, yaitu (0 2 − 3). Jadi kita mendapatkan
A =





1 0 −1
2 1 −3
−3 2 0





∼





1 0 −1
0 1 −1
0 2 −3





.
Berkaitan dengan ekivalensi baris dua buah matriks kita mempunyai lema berikut.
Lema. Perhatikan SPL yang dinyatakan dalam matriks lengkap [A|B]. Jika [A |B ]
ekuivalen baris dengan [A|B] maka SPL AX = B ekuivalen dengan A X = B .
Lema di atas mengatakan bahwa kedua SPL AX = B dan A X = B mempun-
yai solusi yang sama, atau keduanya sama-sama tidak mempunyai solusi. Kita akan
menggunakan lema ini untuk mencari solusi suatu SPL. Secara umum, langkah yang
dilakukan adalah melakukan OBE pada matriks lengkap sehingga berubah menjadi
matriks segitiga atas.
Contoh. Tentukan solusi SPL
x1 − 2x2 + x3 = 2
−x1 + x2 = 1
2x1 + x2 + x3 = 0
.
Jawab: SPL di atas mempunyai matriks lengkap





1 −2 1 2
−1 1 0 1
2 1 1 0





.
6 BAB 1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN MATRIKS
Tambahkan baris pertama pada baris kedua. Kemudian kalikan baris pertama den-
gan (-2) dan ditambahkan pada baris ketiga maka kita peroleh





1 −2 1 2
−1 1 0 1
2 1 1 0





∼





1 −2 1 2
0 −1 1 3
0 5 −1 −4





.
Selanjutnya, kalikan baris kedua dengan 5, kemudian tambahkan pada baris ketiga.
Baris ketiga sekarang berubah menjadi (0 0 4 11). Kemudian jika kita mengalikan
baris kedua dengan (-1) maka menjadi (0 1 − 1 − 3). Oleh karena itu, sekarang
kita mempunyai





1 −2 1 2
−1 1 0 1
2 1 1 0





∼





1 −2 1 2
0 −1 1 3
0 5 −1 −4





∼





1 −2 1 2
0 1 −1 −3
0 0 4 11





.
Matriks terakhir ini bersesuaian dengan SPL
x1 − 2x2 + x3 = 2
x2 − x3 = −3
4x3 = 11
.
Dari persamaan ketiga kita peroleh x3 = 11/4. Dengan menyulihkan x3 = 11/4
pada persamaan kedua kita dapatkan
x2 = −3 + x3 = −3 + 11/4 = −1/4.
Terakhir, dengan menyulihkan keduanya pada persamaan pertama kita peroleh
x1 = 2 + 2x2 − x3 = 2 + (−2)/4 − 11/4 = −5/4.
Jadi SPL semula mempunyai solusi tunggal
x =
1
4





−5
−1
11





.
Contoh. Tentukan solusi dari
x1 − x2 + 2x3 = 1
x1 + x2 − 2x3 = 2
3x1 − 3x2 + 6x3 = 2
.
1.1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR 7
Jawab: SPL di atas mempunyai matriks lengkap





1 −1 2 1
1 1 −2 2
3 −3 6 2





.
Dengan melakukan OBE kita peroleh





1 −1 2 1
1 1 −2 2
3 −3 6 2





∼





1 −1 2 1
0 2 −4 1
0 0 0 −1





.
Perhatikan bahwa matriks terakhir bersesuaian dengan SPL
x1 − x2 + 2x3 = 1
2x2 − 4x3 = 1
0.x1 + 0.x2 + 0.x3 = −1
.
Perhatikan bahwa tidaklah mungkin ada x1, x2, x3 yang memenuhi persamaan
ketiga. Oleh karena itu kita menyimpulkan bahwa SPL semula tidak mempunyai
solusi.
Matriks Eselon Baris
Berdasarkan contoh-contoh di atas kita mengetahui bahwa jika matriks lengkap SPL
itu berbentuk segitiga atas maka proses mendapatkan solusi menjadi lebih mudah.
Demi kepentingan pada pembahasan berikutnya kita akan mendefinisikan satu pola
matriks yang disebut matriks eselon baris. Suatu matriks A dikatakan berbentuk
eselon baris jika memenuhi tiga sifat berikut:
a. Jika memuat baris tak nol maka entri tak nol paling kiri adalah 1,
selanjutnya kita sebut sebagai 1 utama
b. Untuk sebarang dua baris tak nol yang berurutan, 1 utama baris
lebih bawah terletak lebih kanan
c. Jika memuat baris-baris nol maka semuanya terletak di bagian bawah
matriks
8 BAB 1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN MATRIKS
Selanjutnya, jika A adalah matriks eselon baris dan setiap kolom yang mempunyai
1 utama mempunyai entri 0 di tempat lain maka A disebut eselon baris tereduksi.
Contoh. Perhatikan tiga matriks berikut
A =





1 1 0 3
0 1 1 1
0 0 1 1





B =





1 −1 1 2
0 1 1 1
0 0 0 2





C =





0 1 0 −1
0 0 1 1
0 0 0 0





.
Matriks A eselon baris, matriks C eselon baris tereduksi, sementara matriks B bukan
eselon baris.
Definisi. Misalkan kita mempunyai SPL AX = B dengan matriks lengkap bentuk
eselon baris [A |B ]. Variabel yang bersesuaian dengan kolom yang mempunyai 1
utama disebut variabel utama. Yang lainnya kita sebut variabel non utama.
Contoh. Perhatikan SPL
x1 + x2 − 3x3 + x4 = 1
−2x1 − x2 − x3 − x4 + x5 = 0
x1 + x2 + x3 − x4 − 2x5 = 2
.
SPL ini mempunyai matriks lengkap





1 1 −3 1 0 1
−2 −1 −1 −1 1 0
1 1 1 −1 −2 2





.
Dengan melakukan OBE kita peroleh





1 1 −3 1 0 1
−2 −1 −1 −1 1 0
1 1 1 −1 −2 2





∼





1 1 −3 1 0 1
0 1 −7 1 1 2
0 0 4 −2 −2 1





∼





1 1 −3 1 0 1
0 1 −7 1 1 2
0 0 1 −1/2 −1/2 1/4





.
1.2. SISTEM PERSAMAAN LINEAR HOMOGEN 9
Jelas bahwa hanya tiga kolom pertama yang mempunyai 1 utama sehingga x1, x2, x3
merupakan variabel-variabel utama. Adapun x4 dan x5 adalah variabel-variabel non
utama.
Setelah kita mengenal matriks eselon baris, sekarang kita dapat menetapkan
salah satu prosedur mendapatkan solusi SPL, yaitu melalui tahap-tahap berikut:
1. Mengenali matriks lengkap [A|B]
2. Mengubah [A|B] ke bentuk eselon baris [A |B ]
3. Jika setiap kolom matriks A mempunyai 1 utama maka solusi bersi-
fat tunggal
4. Variabel non utama dari matriks A memunculkan parameter
Contoh. Tentukan solusi dari
x1 + x2 − x3 + x4 = 1
−2x1 − 2x2 + 3x3 − x4 + x5 = 0
.
Solusi: Kita lakukan OBE pada matriks lengkap untuk memperoleh bentuk eselon
baris 

1 1 −1 1 0 1
−2 −2 3 −1 1 0

 ∼


1 1 −1 1 0 1
0 0 1 1 1 2

 .
Misalkan x2 = r, x4 = s, x5 = t. Kita peroleh x3 = 2−s−t dan x1 = 3−r −2s−t.
Dengan demikian solusi SPL ini dapat kita tuliskan x1 = 3−r−2s−t, x2 = r, x3 =
2 − s − t, x4 = s, x5 = t.
Kriteria rank untuk eksistensi solusi
1.2 Sistem Persamaan Linear Homogen
1.3 Operasi Pada Matriks
10 BAB 1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN MATRIKS
BAB 2
Ruang Vektor
Suatu ruang vektor X atas K adalah suatu himpunan X yang dilengkapi dengan
operasi penjumlahan
u + v, u, v ∈ X
dan perkalian dengan skalar
αu, α ∈ K, u ∈ X
sehingga semua aksioma berikut terpenuhi:
V1. u + v = v + u
V2. (u + v) + w = u + (v + w)
V3. terdapat 0 ∈ X sehingga 0 + u = u.
V4. Untuk setiap x ∈ X terdapat −x ∈ X sehingga x + (−x) = 0.
V5. (α + β)x = αx + βx
V6. α(u + v) = αu + αv
V7. (αβ)x = α(βx)
V8. 1x = x
Contoh 2.0.1 Misalkan X = Rn
dimana n = 1, 2, 3, ...; yaitu himpunan
11
12 BAB 2. RUANG VEKTOR
X = {x = (x1, ..., xn) : xi ∈ R}
Definisikan
(x1, ..., xn) + (y1, ..., yn) = (x1 + y1, ..., xn + yn)
α(x1, ..., xn) = (αx1, ..., αxn)
Contoh 2.0.2 Perhatikan himpunan polinom dengan derajat paling tinggi 2,
P2 = {a0 + a1x + a2x2
| a0, a1, a2 ∈ R}.
Definisikan
(a0 + a1x + a2x2
) + (b0 + b1x + b2x2
) = (a0 + b0) + (a1 + b1)x + (a2 + b2)x2
α(a0 + a1x + a2x2
) = (αa0) + (αa1)x + (αa2)x2
Contoh 2.0.3 Misalkan X = Mm×n(R); yaitu himpunan X yang memuat semua
matriks berukuran m × n.
Definisikan





a11 ... a1n
... ...
...
am1 ... amn





+





b11 ... b1n
... ...
...
bm1 ... bmn





=





a11 + b11 ... a1n + b1n
... ...
...
am1 + bm1 ... amn + bmn





α





a11 ... a1n
... ...
...
am1 ... amn





=





αa11 ... αa1n
... ...
...
αam1 ... αamn





2.1 Subruang
Let X be a vector space over R, and Y ⊆ X, (Y = ∅).
Y is a subspace of X if Y is itself a vector space over R with respect to the operations
of vector addition and scalar multiplication X.
Contoh 2.1.1 Let X = R2
.
Consider the following subsets of X:
2.1. SUBRUANG 13
1. Y1 = {(x, 0) | x ∈ R}
2. Y2 = {(x, 2x) | x ∈ R}
Teorema 2.1.1 Let X be a vector space over R, Y ⊆ X, (Y = ∅).
Y is a subspace of X if Y satisfies two following conditions:
1. x + y ∈ Y, ∀x, y ∈ Y
2. αx ∈ Y, ∀α ∈ R, x ∈ Y
Let X be a vector space over R, and S = {x1, ..., xn} are set of vectors in
X. x is called linear combination of S = {x1, ..., xn} if there exists scalars α1, ..., αn
such that
x = α1x1 + ... + αnxn
(4,5) is linear combination of (2,1) and (3,3), because we can write
−1(2, 1) + 2(3, 3) = (4, 5)
Definisi 2.1.1 Let X be a vector space over R, and S ⊆ X.
X is spanned by S if every vector y in X is linear combination of S.
Consider S = {(1, 1), (1, 2)} ⊂ X = R2
.
If we take (a, b) ∈ X arbitrarily, we can find scalars α, β such that
α(1, 1) + β(1, 2) = (a, b).
Consider the set S = {(1, 0, 0), (0, 1, 0), (0, 0, 1)} ⊂ X = R3
. For every
(a, b, c) ∈ X, we can write
(a, b, c) = a(1, 0, 0) + b(0, 1, 0) + c(0, 0, 1).
So we conclude that S spans X.
Definisi 2.1.2 Let S = {x1, ..., xn} are set of vectors in X. S is linearly indepen-
dent if
0 = α1x1 + ... + αnxn
has unique solution.
14 BAB 2. RUANG VEKTOR
2.2 Basis
Definisi 2.2.1 Let S = {x1, ..., xn} are set of vectors in X.
S is called basis of X if S linearly independent and Spans X.
The number n of all vectors in the basis is called dimension of X. (dim(X)=n).
2.3 Ruang Baris dan Ruang Kolom
BAB 3
Determinan
15
16 BAB 3. DETERMINAN
BAB 4
Ruang Hasil Kali Dalam
4.1 Hasil Kali Dalam
Definisi 4.1.1 Let X be a vector space over R. An inner product ., . is a function
on X × X which satisfies:
1 x, x ≥ 0; and x, x = 0 ⇔ x = 0
2 x, y = y, x
3 αx, y = α x, y
4 x, y + z = x, y + x, z
The pair ( ., . , X) is called inner product space.
Let ( ., . , X) be an inner product space, and x ∈ X.
Norm (length) of x is the number
x = x, x
1
2
Let x, y are nonzero vectors in X. The angle between x and y is θ for which
cos θ =
x, y
x . y
Teorema 4.1.1 Untuk sebarang x, y ∈ X
| x, y | ≤ x y
17
18 BAB 4. RUANG HASIL KALI DALAM
4.2 Basis Ortonormal
Let S = {x1, ..., xn} are set of vectors in X.
S is an orthogonal set if xi = xj when i = j.
Let S = {x1, ..., xn} are set of vectors in X.
S is an orthonormal set if S is orthogonal and xi = 1, ∀i
Suppose S = {x1, ..., xr} is orthonormal basis for subspace W of X, and
x ∈ X.
The projection of x along W is
ProjW x = x, x1 x1 + ... + x, xr xr
Definisi 4.2.1
Teorema 4.2.1
BAB 5
Transformasi Linear
Definisi 5.0.2 Let V, W are vector spaces over R.
The transformation
f : V → W
is said to be linear if for all x, y ∈ V, α ∈ R, the following axioms hold:
1. f(x + y) = f(x) + f(y)
2. f(αx) = αf(x)
5.1 Kernel dan Peta
Let f : V → W be a linear transformation.
We define Kernel and Range of f as sets
Ker(f) = {v ∈ V |f(v) = 0}
and
R(f) = {w ∈ W |w = f(u), u ∈ V }
Teorema 5.1.1 Let f : V → W be a linear
1. Ker(f) is a subspace of V .
2. R(f) is a subspace of W
19
20 BAB 5. TRANSFORMASI LINEAR
5.2 Matriks Transformasi
Let V, W be finite dimensional vector spaces with basis B = {v1, ..., vn} for V , and
B = {w1, ..., wn} for W. If f : V → W is linear, representation matrix of f is
defined by
[f]BB = [f(v1)]B ... [f(vn)]B
BAB 6
Nilai Eigen dan Diagonalisasi
6.1 Nilai dan Vektor Eigen
Definisi 6.1.1 Let M be a n × n matrix over R. λ ∈ R is called an eigenvalue of
M if there exists a nonzero vector x ∈ Rn
for which
Mx = λx
Every vector satisfying this relation is then called an eigenvector of M belonging to
the eigenvalue λ.
Let λ be an eigenvalue of M, and x is the correspondence eigenvector. Con-
sider the relation
Mx = λx.
This equation is equivalent to
(λI − M)x = 0.
Then x is a solution of the system (λI − M)x = 0.
Therefore, we have
|(λI − M)| = 0.
Teorema 6.1.1 The following are equivalent:
1. λ is an eigenvalue of M
21
22 BAB 6. NILAI EIGEN DAN DIAGONALISASI
2. x is a solution of the system (λI − M)x = 0.
3. |(λI − M)| = 0
6.2 Diagonalisasi
Definisi 6.2.1 A n × n matrix M is said to be diagonalizable if there exists a non-
singular matrix P for which
D = P−1
MP
where D is a diagonal matrix.
Teorema 6.2.1 Let M be a n × n matrix over R. If M has linearly independent
set of n eigenvectors then M is diagonalizable. Moreover,
Teorema 6.2.2 Let M be a n × n matrix over R. If M has n distinct eigenvalues
then M is diagonalizable.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anton, Howard (1985), Aljabar Linear Elementer, Erlangga.
[2] Jacob, Bill. (1978), Linear Algebra, W.H. FREEMAN & COMPANY.
[3] Arifin, Achmad (2000), Aljabar Linier, Penerbit ITB.
[4] Friedberg, Stephen H., Insel Arnold J., Spence, Lawrence E. . (1997), Linear
Algebra, Prentice Hall.
23

More Related Content

What's hot

Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerKelinci Coklat
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementer
Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementerMenyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementer
Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementerAna Sugiyarti
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptrahmawarni
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiArdika MathEdu
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolalinda_rosalina
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
 

What's hot (20)

Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
 
relasi himpunan
relasi himpunanrelasi himpunan
relasi himpunan
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementer
Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementerMenyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementer
Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan operasi baris elementer
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensi
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 

Viewers also liked

Rps matematika-iii
Rps matematika-iiiRps matematika-iii
Rps matematika-iiiparulian
 
Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1Fahrul Usman
 
ICTfkipunsri_YovikaSukma_ALJABAR(AlatJaring-jaringBalokPintar)
ICTfkipunsri_YovikaSukma_ALJABAR(AlatJaring-jaringBalokPintar)ICTfkipunsri_YovikaSukma_ALJABAR(AlatJaring-jaringBalokPintar)
ICTfkipunsri_YovikaSukma_ALJABAR(AlatJaring-jaringBalokPintar)Yovika Sukma
 
Pt 3 p-difftakhomogen-rev
Pt 3 p-difftakhomogen-revPt 3 p-difftakhomogen-rev
Pt 3 p-difftakhomogen-revlecturer
 
PDB Linier Orde Satu Nonhomogen
PDB Linier Orde Satu NonhomogenPDB Linier Orde Satu Nonhomogen
PDB Linier Orde Satu Nonhomogenbagus222
 
Buku aljabar linear dasar
Buku aljabar linear dasarBuku aljabar linear dasar
Buku aljabar linear dasaraldzegan18
 
Jurnal Matematika
Jurnal MatematikaJurnal Matematika
Jurnal MatematikaRuth Dian
 
Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...
Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...
Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...Ruth Dian
 
Pt 2 p-diffhomogen-rev
Pt 2 p-diffhomogen-revPt 2 p-diffhomogen-rev
Pt 2 p-diffhomogen-revlecturer
 
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukanPersamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukanDian Arisona
 
Pt 1 p-difflinier-rev
Pt 1 p-difflinier-revPt 1 p-difflinier-rev
Pt 1 p-difflinier-revlecturer
 
aljabar linier elementer 1
aljabar linier elementer 1aljabar linier elementer 1
aljabar linier elementer 1cut maisarah
 
ukuran pemusatan dan penyebaran
ukuran pemusatan dan penyebaranukuran pemusatan dan penyebaran
ukuran pemusatan dan penyebaranRatih Ramadhani
 
Ictfkipunsri_amalia_agustina
Ictfkipunsri_amalia_agustinaIctfkipunsri_amalia_agustina
Ictfkipunsri_amalia_agustinaAmalia Agustina
 
Fuzzy fungsi keanggotaan
Fuzzy fungsi keanggotaanFuzzy fungsi keanggotaan
Fuzzy fungsi keanggotaanRoziq Bahtiar
 

Viewers also liked (20)

Aljabar linear-1
Aljabar linear-1Aljabar linear-1
Aljabar linear-1
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 
Rps matematika-iii
Rps matematika-iiiRps matematika-iii
Rps matematika-iii
 
Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1
 
ICTfkipunsri_YovikaSukma_ALJABAR(AlatJaring-jaringBalokPintar)
ICTfkipunsri_YovikaSukma_ALJABAR(AlatJaring-jaringBalokPintar)ICTfkipunsri_YovikaSukma_ALJABAR(AlatJaring-jaringBalokPintar)
ICTfkipunsri_YovikaSukma_ALJABAR(AlatJaring-jaringBalokPintar)
 
Pt 3 p-difftakhomogen-rev
Pt 3 p-difftakhomogen-revPt 3 p-difftakhomogen-rev
Pt 3 p-difftakhomogen-rev
 
PDB Linier Orde Satu Nonhomogen
PDB Linier Orde Satu NonhomogenPDB Linier Orde Satu Nonhomogen
PDB Linier Orde Satu Nonhomogen
 
Buku aljabar linear dasar
Buku aljabar linear dasarBuku aljabar linear dasar
Buku aljabar linear dasar
 
Jurnal Matematika
Jurnal MatematikaJurnal Matematika
Jurnal Matematika
 
Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...
Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...
Proposal skripsi solusi sistem persamaan diferensial tak homogen dengan metod...
 
Teknik Counting 2
Teknik Counting 2Teknik Counting 2
Teknik Counting 2
 
Pt 2 p-diffhomogen-rev
Pt 2 p-diffhomogen-revPt 2 p-diffhomogen-rev
Pt 2 p-diffhomogen-rev
 
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukanPersamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
Persamaan Nonhomogen ; Metode Koefisien Tak ditentukan
 
Pt 1 p-difflinier-rev
Pt 1 p-difflinier-revPt 1 p-difflinier-rev
Pt 1 p-difflinier-rev
 
aljabar linier elementer 1
aljabar linier elementer 1aljabar linier elementer 1
aljabar linier elementer 1
 
Pembinaan olimpiade matematika 5
Pembinaan olimpiade matematika 5Pembinaan olimpiade matematika 5
Pembinaan olimpiade matematika 5
 
Bab. 13
Bab. 13Bab. 13
Bab. 13
 
ukuran pemusatan dan penyebaran
ukuran pemusatan dan penyebaranukuran pemusatan dan penyebaran
ukuran pemusatan dan penyebaran
 
Ictfkipunsri_amalia_agustina
Ictfkipunsri_amalia_agustinaIctfkipunsri_amalia_agustina
Ictfkipunsri_amalia_agustina
 
Fuzzy fungsi keanggotaan
Fuzzy fungsi keanggotaanFuzzy fungsi keanggotaan
Fuzzy fungsi keanggotaan
 

Similar to Materi Aljabar linear

Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabelMateri 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabelradar radius
 
2. Sistem Persamaan Linier.ppt
2. Sistem Persamaan Linier.ppt2. Sistem Persamaan Linier.ppt
2. Sistem Persamaan Linier.pptManjaSari1
 
Topik 1 -_sistem_persamaan_linear
Topik 1 -_sistem_persamaan_linearTopik 1 -_sistem_persamaan_linear
Topik 1 -_sistem_persamaan_linearKanages Rethnam
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Muhammad Gazali
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)iimpunya3
 
Slide 1-aljabar-linear
Slide 1-aljabar-linearSlide 1-aljabar-linear
Slide 1-aljabar-linearTaufiq Topik
 
(1) PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV).pptx
(1) PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV).pptx(1) PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV).pptx
(1) PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV).pptxDarMiati2
 
Sistem persamaan linier
Sistem persamaan linierSistem persamaan linier
Sistem persamaan linierBisma Kemal
 
PPT ALJBR MANTAP.pptx
PPT ALJBR MANTAP.pptxPPT ALJBR MANTAP.pptx
PPT ALJBR MANTAP.pptxpaijo63
 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linearKi Rizki
 
Aljabar matriks-its
Aljabar matriks-itsAljabar matriks-its
Aljabar matriks-itsMasnia Siti
 
Modul aljabar matriks
Modul aljabar matriksModul aljabar matriks
Modul aljabar matriksSafran Nasoha
 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linearKhotibul Umam
 

Similar to Materi Aljabar linear (20)

Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabelMateri 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
 
2. Sistem Persamaan Linier.ppt
2. Sistem Persamaan Linier.ppt2. Sistem Persamaan Linier.ppt
2. Sistem Persamaan Linier.ppt
 
Topik 1 -_sistem_persamaan_linear
Topik 1 -_sistem_persamaan_linearTopik 1 -_sistem_persamaan_linear
Topik 1 -_sistem_persamaan_linear
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)
 
Aljabar linier-matriks1
Aljabar linier-matriks1Aljabar linier-matriks1
Aljabar linier-matriks1
 
3. sistem persamaan linier
3. sistem persamaan linier3. sistem persamaan linier
3. sistem persamaan linier
 
Slide 1-aljabar-linear
Slide 1-aljabar-linearSlide 1-aljabar-linear
Slide 1-aljabar-linear
 
(1) PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV).pptx
(1) PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV).pptx(1) PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV).pptx
(1) PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL (PLSV).pptx
 
Sistem persamaan linier
Sistem persamaan linierSistem persamaan linier
Sistem persamaan linier
 
PPT ALJBR MANTAP.pptx
PPT ALJBR MANTAP.pptxPPT ALJBR MANTAP.pptx
PPT ALJBR MANTAP.pptx
 
Aplikasi matriks
Aplikasi matriksAplikasi matriks
Aplikasi matriks
 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linear
 
Limit
LimitLimit
Limit
 
Aljabar matriks-its
Aljabar matriks-itsAljabar matriks-its
Aljabar matriks-its
 
Modul aljabar matriks
Modul aljabar matriksModul aljabar matriks
Modul aljabar matriks
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linear
 
Bab5KELAS 8.ppt
Bab5KELAS 8.pptBab5KELAS 8.ppt
Bab5KELAS 8.ppt
 
Pertemuan3&4
Pertemuan3&4Pertemuan3&4
Pertemuan3&4
 

More from Sriwijaya University

Modul trigonometri susunan Drs. Mega Teguh B., M.Pd
Modul trigonometri susunan Drs. Mega Teguh B., M.PdModul trigonometri susunan Drs. Mega Teguh B., M.Pd
Modul trigonometri susunan Drs. Mega Teguh B., M.PdSriwijaya University
 
Teori humanistik (Belajar dan Pembelajaran)
Teori humanistik (Belajar dan Pembelajaran)Teori humanistik (Belajar dan Pembelajaran)
Teori humanistik (Belajar dan Pembelajaran)Sriwijaya University
 
Tugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tiga
Tugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tigaTugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tiga
Tugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tigaSriwijaya University
 
Pembinaan olimpiade matematika tingkat sd 13
Pembinaan olimpiade matematika tingkat sd 13Pembinaan olimpiade matematika tingkat sd 13
Pembinaan olimpiade matematika tingkat sd 13Sriwijaya University
 
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didik
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didikPpt kelompok 4 pengelolaan peserta didik
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didikSriwijaya University
 
Lkpd konsep (buat sampai pertemuan 3)
Lkpd konsep (buat sampai pertemuan 3)Lkpd konsep (buat sampai pertemuan 3)
Lkpd konsep (buat sampai pertemuan 3)Sriwijaya University
 
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanMakalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanSriwijaya University
 

More from Sriwijaya University (20)

Tangram telur
Tangram telurTangram telur
Tangram telur
 
Geometri analitik-datar1
Geometri analitik-datar1Geometri analitik-datar1
Geometri analitik-datar1
 
modul Pendidikan kewarganegaraan
modul Pendidikan kewarganegaraanmodul Pendidikan kewarganegaraan
modul Pendidikan kewarganegaraan
 
Gambar Grafik Suatu fungsi
Gambar Grafik Suatu fungsiGambar Grafik Suatu fungsi
Gambar Grafik Suatu fungsi
 
Tugas geometri
Tugas geometriTugas geometri
Tugas geometri
 
Modul trigonometri susunan Drs. Mega Teguh B., M.Pd
Modul trigonometri susunan Drs. Mega Teguh B., M.PdModul trigonometri susunan Drs. Mega Teguh B., M.Pd
Modul trigonometri susunan Drs. Mega Teguh B., M.Pd
 
Teori humanistik (Belajar dan Pembelajaran)
Teori humanistik (Belajar dan Pembelajaran)Teori humanistik (Belajar dan Pembelajaran)
Teori humanistik (Belajar dan Pembelajaran)
 
Uji 20 homogenitas
Uji 20 homogenitasUji 20 homogenitas
Uji 20 homogenitas
 
Irisan bidang . 1
Irisan bidang . 1Irisan bidang . 1
Irisan bidang . 1
 
Tugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tiga
Tugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tigaTugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tiga
Tugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tiga
 
Pembinaan olimpiade matematika tingkat sd 13
Pembinaan olimpiade matematika tingkat sd 13Pembinaan olimpiade matematika tingkat sd 13
Pembinaan olimpiade matematika tingkat sd 13
 
Pembinaan olimpiade matematika
Pembinaan olimpiade matematikaPembinaan olimpiade matematika
Pembinaan olimpiade matematika
 
Kurikulum 2013 sma
Kurikulum 2013 smaKurikulum 2013 sma
Kurikulum 2013 sma
 
Kurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smpKurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smp
 
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didik
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didikPpt kelompok 4 pengelolaan peserta didik
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didik
 
Pengelolaan tenaga kependidikan
Pengelolaan tenaga kependidikanPengelolaan tenaga kependidikan
Pengelolaan tenaga kependidikan
 
Lkpd konsep (buat sampai pertemuan 3)
Lkpd konsep (buat sampai pertemuan 3)Lkpd konsep (buat sampai pertemuan 3)
Lkpd konsep (buat sampai pertemuan 3)
 
Materi Himpunan
Materi HimpunanMateri Himpunan
Materi Himpunan
 
Power Point Himpunan
Power Point HimpunanPower Point Himpunan
Power Point Himpunan
 
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanMakalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
 

Recently uploaded

aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Materi Aljabar linear

  • 1. ALJABAR LINEAR SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2010
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam bagi Rasul- ullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Tulisan ini merupakan hasil rangku- man materi kuliah Aljabar Linear yang pernah diampu oleh Penulis. Uraian dibuat sesederhana mungkin yang diharapkan dapat dipahami dengan mudah oleh peng- guna tulisan ini. Terakhir, Penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat, khusus- nya bagi para pembaca yang berminat dalam bidang aljabar. Bandung, Maret 2010 Penulis, Sumanang Muhtar Gozali
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 1 Sistem Persamaan Linear dan Matriks 1 1.1 Sistem Persamaan Linear . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 1.2 Sistem Persamaan Linear Homogen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 1.3 Operasi Pada Matriks . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 2 Ruang Vektor 11 2.1 Subruang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 2.2 Basis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14 2.3 Ruang Baris dan Ruang Kolom . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14 3 Determinan 15 4 Ruang Hasil Kali Dalam 17 4.1 Hasil Kali Dalam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17 4.2 Basis Ortonormal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18 5 Transformasi Linear 19 5.1 Kernel dan Peta . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19 5.2 Matriks Transformasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20 6 Nilai Eigen dan Diagonalisasi 21 6.1 Nilai dan Vektor Eigen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21 6.2 Diagonalisasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22 DAFTAR PUSTAKA 23 3
  • 4. BAB 1 Sistem Persamaan Linear dan Matriks Pada bab pertama ini kita akan mempelajari sistem persamaan linear (SPL). Pem- bahasan ditujukan untuk memahami metode dalam mencari solusi sistem persamaan linear. Pemahaman yang mendalam akan metode ini akan sangat membantu mema- hami bab-bab berikutnya. Selain itu kita juga akan mempelajari dasar-dasar operasi pada matriks. Pembahasan meliputi operasi penjumlahan, perkalian, transpose dan metode mencari invers matriks. 1.1 Sistem Persamaan Linear Persamaan linear adalah suatu persamaan dimana variabel yang terlibat berderajat paling tinggi satu. Jika kita mempunyai beberapa persamaan linear maka sekumpu- lan persamaan linear itu disebut sistem persamaan linear. Suatu pasangan beberapa bilangan disebut solusi dari suatu SPL jika pasangan tersebut memenuhi kebenaran masing-masing persamaan dari SPL tersebut. Sebagai contoh, perhatikan SPL dengan dua persamaan dan dua variabel berikut 2x1 + x2 = 4 2x2 = −4 . Dari persamaan kedua kita mendapatkan x2 = −2, sehingga dengan menyulihkan- nya pada persamaan pertama kita peroleh x1 = 3. Dengan demikian SPL di atas 1
  • 5. 2 BAB 1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN MATRIKS mempunyai solusi x1 = 3, x2 = −2, dan tidak ada solusi lain. Jadi solusi SPL di atas adalah tunggal. Sekarang, perhatikan SPL berikutnya x1 − 2x2 = 3 3x1 − 6x2 = 9 . Perhatikan bahwa jika kita mengalikan persamaan kedua dengan 1/3 maka diperoleh persamaan pertama. Dengan kata lain, SPL ini ekuivalen dengan satu persamaan x1 − 2x2 = 3. Kita mempunyai banyak pilihan dari pasangan x1 dan x2 yang memenuhi persamaan ini. Jika kita mengambil t ∈ R sebarang maka x1 = 3+2t, x2 = t merupakan solusi persamaan ini. Dengan demikian SPL semula mempunyai solusi tak hingga banyak. Selanjutnya, perhatikan SPL x1 + 2x2 = 2 4x1 + 8x2 = 6 . Jika kita mengalikan persamaan kedua dengan 1/4 maka kita peroleh persamaan x1 + 2x2 = 3/2. Jadi SPL semula ekuivalen dengan x1 + 2x2 = 2 x1 + 2x2 = 3/2 . Jelas bahwa tidak ada pasangan x1 dan x2 yang memenuhi persamaan ini. Oleh karena itu SPL ini tidak mempunyai solusi. Tiga kemungkinan di atas juga berlaku pada sebarang SPL dengan m buah persamaan dan n variabel. Sifat ini kita nyatakan dalam teorema berikut. Teorema. Jika kita mempunyai sebuah SPL maka persis hanya satu dari tiga kemungkinan berikut dipenuhi: a. SPL mempunyai solusi tunggal
  • 6. 1.1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR 3 b. SPL mempunyai solusi tak hingga banyak c. SPL tidak mempunyai solusi. Pada tiga contoh di atas kita tidak menemui kesulitan untuk menguji eksis- tensi solusi karena banyaknya persamaan dan variabel hanya dua. Jika persamaan atau variabelnya lebih banyak tentu masalahnya sedikit lebih sulit. Kita akan mem- pelajari metode praktis untuk menguji eksistensi solusi SPL secara umum. Sistem persamaan linear yang terdiri dari m buah persamaan linear dengan n buah variabel x1, ..., xn mempunyai bentuk umum a11x1 + · · · + a1nxn = b1 a21x1 + · · · + a2nxn = b2 ... ... am1x1 + · · · + amnxn = bm Sistem ini dapat kita nyatakan dalam bentuk persamaan matriks AX = B dimana A =      a11 ... a1n ... ... ... am1 ... amn      , x =      x1 ... xn      , b =      b1 ... bm      . Dalam hal ini, A disebut matriks koefisien, X adalah matriks variabel, dan B ma- triks konstan. Mulai sekarang kita akan mengidentifikasi SPL melalui persamaan matriks AX = B seperti di atas. Selain itu, kita juga akan mengenali sifat-sifat SPL melalui pengetahuan kita perihal matriks-matriks ini. Oleh karena itu, perhatikan kembali SPL berikut a11x1 + · · · + a1nxn = b1 a21x1 + · · · + a2nxn = b2 ... ... am1x1 + · · · + amnxn = bm . Jika kita menukar posisi dua buah persamaan atau mengalikan salah satu persamaan dari SPL di atas dengan sebarang bilangan tak nol maka hal itu tidak akan mem- pengaruhi solusi. Demikian pula jika kita menambahkan kelipatan suatu persamaan
  • 7. 4 BAB 1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN MATRIKS kepada persamaan lain maka tidaklah mengubah solusi SPL semula. Semua sifat ini akan kita gunakan dalam menyederhanakan SPL sehingga solusinya mudah diper- oleh. Untuk kepraktisan kita akan bekerja dengan matriks lengkap dari SPL bersangku- tan, yaitu matriks hasil penggabungan matriks koefisien dan matriks konstanta. Kita akan menotasikan matriks lengkap ini dengan [A|B]. Sebagai contoh, per- hatikan SPL 2x1 + x2 + 3x3 = 1 −x1 + x2 = 2 3x1 − 2x2 + x3 = 0 . SPL ini mempunyai matriks lengkap      2 1 3 1 −1 1 0 2 3 −2 1 0      . Operasi Baris Elementer (OBE) Perhatikan matriks berukuran m × n berikut A =      a11 ... a1n ... ... ... am1 ... amn      . Kita menyebut masing-masing (ai1 ... ain) sebagai baris-baris dari matriks A. Pada matriks A kita dapat melakukan operasi-operasi berikut: a. mengalikan suatu baris dengan bilangan tak nol b. menambahkan kelipatan suatu baris pada baris lain c. menukarkan sebarang dua buah baris Ketiga operasi di atas disebut operasi baris elementer. Suatu matriks ˜A yang diper- oleh dari proses sejumlah hingga OBE pada matriks A, dikatakan ekuivalen (baris) dengan matriks A. Dalam hal ini kita akan menggunakan notasi A ∼ ˜A.
  • 8. 1.1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR 5 Contoh Pandang matriks A =      1 0 −1 2 1 −3 −3 2 0      . Jika kita mengalikan baris pertama dengan -2, kemudian kita tambahkan pada per- samaan kedua maka baris kedua berubah menjadi (0 1 − 1). Demikian pula jika kita mengalikan baris pertama dengan 3, kemudian ditambahkan pada baris ketiga diperoleh baris ketiga yang baru, yaitu (0 2 − 3). Jadi kita mendapatkan A =      1 0 −1 2 1 −3 −3 2 0      ∼      1 0 −1 0 1 −1 0 2 −3      . Berkaitan dengan ekivalensi baris dua buah matriks kita mempunyai lema berikut. Lema. Perhatikan SPL yang dinyatakan dalam matriks lengkap [A|B]. Jika [A |B ] ekuivalen baris dengan [A|B] maka SPL AX = B ekuivalen dengan A X = B . Lema di atas mengatakan bahwa kedua SPL AX = B dan A X = B mempun- yai solusi yang sama, atau keduanya sama-sama tidak mempunyai solusi. Kita akan menggunakan lema ini untuk mencari solusi suatu SPL. Secara umum, langkah yang dilakukan adalah melakukan OBE pada matriks lengkap sehingga berubah menjadi matriks segitiga atas. Contoh. Tentukan solusi SPL x1 − 2x2 + x3 = 2 −x1 + x2 = 1 2x1 + x2 + x3 = 0 . Jawab: SPL di atas mempunyai matriks lengkap      1 −2 1 2 −1 1 0 1 2 1 1 0      .
  • 9. 6 BAB 1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN MATRIKS Tambahkan baris pertama pada baris kedua. Kemudian kalikan baris pertama den- gan (-2) dan ditambahkan pada baris ketiga maka kita peroleh      1 −2 1 2 −1 1 0 1 2 1 1 0      ∼      1 −2 1 2 0 −1 1 3 0 5 −1 −4      . Selanjutnya, kalikan baris kedua dengan 5, kemudian tambahkan pada baris ketiga. Baris ketiga sekarang berubah menjadi (0 0 4 11). Kemudian jika kita mengalikan baris kedua dengan (-1) maka menjadi (0 1 − 1 − 3). Oleh karena itu, sekarang kita mempunyai      1 −2 1 2 −1 1 0 1 2 1 1 0      ∼      1 −2 1 2 0 −1 1 3 0 5 −1 −4      ∼      1 −2 1 2 0 1 −1 −3 0 0 4 11      . Matriks terakhir ini bersesuaian dengan SPL x1 − 2x2 + x3 = 2 x2 − x3 = −3 4x3 = 11 . Dari persamaan ketiga kita peroleh x3 = 11/4. Dengan menyulihkan x3 = 11/4 pada persamaan kedua kita dapatkan x2 = −3 + x3 = −3 + 11/4 = −1/4. Terakhir, dengan menyulihkan keduanya pada persamaan pertama kita peroleh x1 = 2 + 2x2 − x3 = 2 + (−2)/4 − 11/4 = −5/4. Jadi SPL semula mempunyai solusi tunggal x = 1 4      −5 −1 11      . Contoh. Tentukan solusi dari x1 − x2 + 2x3 = 1 x1 + x2 − 2x3 = 2 3x1 − 3x2 + 6x3 = 2 .
  • 10. 1.1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR 7 Jawab: SPL di atas mempunyai matriks lengkap      1 −1 2 1 1 1 −2 2 3 −3 6 2      . Dengan melakukan OBE kita peroleh      1 −1 2 1 1 1 −2 2 3 −3 6 2      ∼      1 −1 2 1 0 2 −4 1 0 0 0 −1      . Perhatikan bahwa matriks terakhir bersesuaian dengan SPL x1 − x2 + 2x3 = 1 2x2 − 4x3 = 1 0.x1 + 0.x2 + 0.x3 = −1 . Perhatikan bahwa tidaklah mungkin ada x1, x2, x3 yang memenuhi persamaan ketiga. Oleh karena itu kita menyimpulkan bahwa SPL semula tidak mempunyai solusi. Matriks Eselon Baris Berdasarkan contoh-contoh di atas kita mengetahui bahwa jika matriks lengkap SPL itu berbentuk segitiga atas maka proses mendapatkan solusi menjadi lebih mudah. Demi kepentingan pada pembahasan berikutnya kita akan mendefinisikan satu pola matriks yang disebut matriks eselon baris. Suatu matriks A dikatakan berbentuk eselon baris jika memenuhi tiga sifat berikut: a. Jika memuat baris tak nol maka entri tak nol paling kiri adalah 1, selanjutnya kita sebut sebagai 1 utama b. Untuk sebarang dua baris tak nol yang berurutan, 1 utama baris lebih bawah terletak lebih kanan c. Jika memuat baris-baris nol maka semuanya terletak di bagian bawah matriks
  • 11. 8 BAB 1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN MATRIKS Selanjutnya, jika A adalah matriks eselon baris dan setiap kolom yang mempunyai 1 utama mempunyai entri 0 di tempat lain maka A disebut eselon baris tereduksi. Contoh. Perhatikan tiga matriks berikut A =      1 1 0 3 0 1 1 1 0 0 1 1      B =      1 −1 1 2 0 1 1 1 0 0 0 2      C =      0 1 0 −1 0 0 1 1 0 0 0 0      . Matriks A eselon baris, matriks C eselon baris tereduksi, sementara matriks B bukan eselon baris. Definisi. Misalkan kita mempunyai SPL AX = B dengan matriks lengkap bentuk eselon baris [A |B ]. Variabel yang bersesuaian dengan kolom yang mempunyai 1 utama disebut variabel utama. Yang lainnya kita sebut variabel non utama. Contoh. Perhatikan SPL x1 + x2 − 3x3 + x4 = 1 −2x1 − x2 − x3 − x4 + x5 = 0 x1 + x2 + x3 − x4 − 2x5 = 2 . SPL ini mempunyai matriks lengkap      1 1 −3 1 0 1 −2 −1 −1 −1 1 0 1 1 1 −1 −2 2      . Dengan melakukan OBE kita peroleh      1 1 −3 1 0 1 −2 −1 −1 −1 1 0 1 1 1 −1 −2 2      ∼      1 1 −3 1 0 1 0 1 −7 1 1 2 0 0 4 −2 −2 1      ∼      1 1 −3 1 0 1 0 1 −7 1 1 2 0 0 1 −1/2 −1/2 1/4      .
  • 12. 1.2. SISTEM PERSAMAAN LINEAR HOMOGEN 9 Jelas bahwa hanya tiga kolom pertama yang mempunyai 1 utama sehingga x1, x2, x3 merupakan variabel-variabel utama. Adapun x4 dan x5 adalah variabel-variabel non utama. Setelah kita mengenal matriks eselon baris, sekarang kita dapat menetapkan salah satu prosedur mendapatkan solusi SPL, yaitu melalui tahap-tahap berikut: 1. Mengenali matriks lengkap [A|B] 2. Mengubah [A|B] ke bentuk eselon baris [A |B ] 3. Jika setiap kolom matriks A mempunyai 1 utama maka solusi bersi- fat tunggal 4. Variabel non utama dari matriks A memunculkan parameter Contoh. Tentukan solusi dari x1 + x2 − x3 + x4 = 1 −2x1 − 2x2 + 3x3 − x4 + x5 = 0 . Solusi: Kita lakukan OBE pada matriks lengkap untuk memperoleh bentuk eselon baris   1 1 −1 1 0 1 −2 −2 3 −1 1 0   ∼   1 1 −1 1 0 1 0 0 1 1 1 2   . Misalkan x2 = r, x4 = s, x5 = t. Kita peroleh x3 = 2−s−t dan x1 = 3−r −2s−t. Dengan demikian solusi SPL ini dapat kita tuliskan x1 = 3−r−2s−t, x2 = r, x3 = 2 − s − t, x4 = s, x5 = t. Kriteria rank untuk eksistensi solusi 1.2 Sistem Persamaan Linear Homogen 1.3 Operasi Pada Matriks
  • 13. 10 BAB 1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN MATRIKS
  • 14. BAB 2 Ruang Vektor Suatu ruang vektor X atas K adalah suatu himpunan X yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan u + v, u, v ∈ X dan perkalian dengan skalar αu, α ∈ K, u ∈ X sehingga semua aksioma berikut terpenuhi: V1. u + v = v + u V2. (u + v) + w = u + (v + w) V3. terdapat 0 ∈ X sehingga 0 + u = u. V4. Untuk setiap x ∈ X terdapat −x ∈ X sehingga x + (−x) = 0. V5. (α + β)x = αx + βx V6. α(u + v) = αu + αv V7. (αβ)x = α(βx) V8. 1x = x Contoh 2.0.1 Misalkan X = Rn dimana n = 1, 2, 3, ...; yaitu himpunan 11
  • 15. 12 BAB 2. RUANG VEKTOR X = {x = (x1, ..., xn) : xi ∈ R} Definisikan (x1, ..., xn) + (y1, ..., yn) = (x1 + y1, ..., xn + yn) α(x1, ..., xn) = (αx1, ..., αxn) Contoh 2.0.2 Perhatikan himpunan polinom dengan derajat paling tinggi 2, P2 = {a0 + a1x + a2x2 | a0, a1, a2 ∈ R}. Definisikan (a0 + a1x + a2x2 ) + (b0 + b1x + b2x2 ) = (a0 + b0) + (a1 + b1)x + (a2 + b2)x2 α(a0 + a1x + a2x2 ) = (αa0) + (αa1)x + (αa2)x2 Contoh 2.0.3 Misalkan X = Mm×n(R); yaitu himpunan X yang memuat semua matriks berukuran m × n. Definisikan      a11 ... a1n ... ... ... am1 ... amn      +      b11 ... b1n ... ... ... bm1 ... bmn      =      a11 + b11 ... a1n + b1n ... ... ... am1 + bm1 ... amn + bmn      α      a11 ... a1n ... ... ... am1 ... amn      =      αa11 ... αa1n ... ... ... αam1 ... αamn      2.1 Subruang Let X be a vector space over R, and Y ⊆ X, (Y = ∅). Y is a subspace of X if Y is itself a vector space over R with respect to the operations of vector addition and scalar multiplication X. Contoh 2.1.1 Let X = R2 . Consider the following subsets of X:
  • 16. 2.1. SUBRUANG 13 1. Y1 = {(x, 0) | x ∈ R} 2. Y2 = {(x, 2x) | x ∈ R} Teorema 2.1.1 Let X be a vector space over R, Y ⊆ X, (Y = ∅). Y is a subspace of X if Y satisfies two following conditions: 1. x + y ∈ Y, ∀x, y ∈ Y 2. αx ∈ Y, ∀α ∈ R, x ∈ Y Let X be a vector space over R, and S = {x1, ..., xn} are set of vectors in X. x is called linear combination of S = {x1, ..., xn} if there exists scalars α1, ..., αn such that x = α1x1 + ... + αnxn (4,5) is linear combination of (2,1) and (3,3), because we can write −1(2, 1) + 2(3, 3) = (4, 5) Definisi 2.1.1 Let X be a vector space over R, and S ⊆ X. X is spanned by S if every vector y in X is linear combination of S. Consider S = {(1, 1), (1, 2)} ⊂ X = R2 . If we take (a, b) ∈ X arbitrarily, we can find scalars α, β such that α(1, 1) + β(1, 2) = (a, b). Consider the set S = {(1, 0, 0), (0, 1, 0), (0, 0, 1)} ⊂ X = R3 . For every (a, b, c) ∈ X, we can write (a, b, c) = a(1, 0, 0) + b(0, 1, 0) + c(0, 0, 1). So we conclude that S spans X. Definisi 2.1.2 Let S = {x1, ..., xn} are set of vectors in X. S is linearly indepen- dent if 0 = α1x1 + ... + αnxn has unique solution.
  • 17. 14 BAB 2. RUANG VEKTOR 2.2 Basis Definisi 2.2.1 Let S = {x1, ..., xn} are set of vectors in X. S is called basis of X if S linearly independent and Spans X. The number n of all vectors in the basis is called dimension of X. (dim(X)=n). 2.3 Ruang Baris dan Ruang Kolom
  • 19. 16 BAB 3. DETERMINAN
  • 20. BAB 4 Ruang Hasil Kali Dalam 4.1 Hasil Kali Dalam Definisi 4.1.1 Let X be a vector space over R. An inner product ., . is a function on X × X which satisfies: 1 x, x ≥ 0; and x, x = 0 ⇔ x = 0 2 x, y = y, x 3 αx, y = α x, y 4 x, y + z = x, y + x, z The pair ( ., . , X) is called inner product space. Let ( ., . , X) be an inner product space, and x ∈ X. Norm (length) of x is the number x = x, x 1 2 Let x, y are nonzero vectors in X. The angle between x and y is θ for which cos θ = x, y x . y Teorema 4.1.1 Untuk sebarang x, y ∈ X | x, y | ≤ x y 17
  • 21. 18 BAB 4. RUANG HASIL KALI DALAM 4.2 Basis Ortonormal Let S = {x1, ..., xn} are set of vectors in X. S is an orthogonal set if xi = xj when i = j. Let S = {x1, ..., xn} are set of vectors in X. S is an orthonormal set if S is orthogonal and xi = 1, ∀i Suppose S = {x1, ..., xr} is orthonormal basis for subspace W of X, and x ∈ X. The projection of x along W is ProjW x = x, x1 x1 + ... + x, xr xr Definisi 4.2.1 Teorema 4.2.1
  • 22. BAB 5 Transformasi Linear Definisi 5.0.2 Let V, W are vector spaces over R. The transformation f : V → W is said to be linear if for all x, y ∈ V, α ∈ R, the following axioms hold: 1. f(x + y) = f(x) + f(y) 2. f(αx) = αf(x) 5.1 Kernel dan Peta Let f : V → W be a linear transformation. We define Kernel and Range of f as sets Ker(f) = {v ∈ V |f(v) = 0} and R(f) = {w ∈ W |w = f(u), u ∈ V } Teorema 5.1.1 Let f : V → W be a linear 1. Ker(f) is a subspace of V . 2. R(f) is a subspace of W 19
  • 23. 20 BAB 5. TRANSFORMASI LINEAR 5.2 Matriks Transformasi Let V, W be finite dimensional vector spaces with basis B = {v1, ..., vn} for V , and B = {w1, ..., wn} for W. If f : V → W is linear, representation matrix of f is defined by [f]BB = [f(v1)]B ... [f(vn)]B
  • 24. BAB 6 Nilai Eigen dan Diagonalisasi 6.1 Nilai dan Vektor Eigen Definisi 6.1.1 Let M be a n × n matrix over R. λ ∈ R is called an eigenvalue of M if there exists a nonzero vector x ∈ Rn for which Mx = λx Every vector satisfying this relation is then called an eigenvector of M belonging to the eigenvalue λ. Let λ be an eigenvalue of M, and x is the correspondence eigenvector. Con- sider the relation Mx = λx. This equation is equivalent to (λI − M)x = 0. Then x is a solution of the system (λI − M)x = 0. Therefore, we have |(λI − M)| = 0. Teorema 6.1.1 The following are equivalent: 1. λ is an eigenvalue of M 21
  • 25. 22 BAB 6. NILAI EIGEN DAN DIAGONALISASI 2. x is a solution of the system (λI − M)x = 0. 3. |(λI − M)| = 0 6.2 Diagonalisasi Definisi 6.2.1 A n × n matrix M is said to be diagonalizable if there exists a non- singular matrix P for which D = P−1 MP where D is a diagonal matrix. Teorema 6.2.1 Let M be a n × n matrix over R. If M has linearly independent set of n eigenvectors then M is diagonalizable. Moreover, Teorema 6.2.2 Let M be a n × n matrix over R. If M has n distinct eigenvalues then M is diagonalizable.
  • 26. DAFTAR PUSTAKA [1] Anton, Howard (1985), Aljabar Linear Elementer, Erlangga. [2] Jacob, Bill. (1978), Linear Algebra, W.H. FREEMAN & COMPANY. [3] Arifin, Achmad (2000), Aljabar Linier, Penerbit ITB. [4] Friedberg, Stephen H., Insel Arnold J., Spence, Lawrence E. . (1997), Linear Algebra, Prentice Hall. 23