Skripsi ini membahas solusi sistem persamaan diferensial linear tak homogen dengan metode koefisien tak tentu. Metode ini digunakan untuk menentukan solusi khusus dari sistem persamaan diferensial tak homogen dengan menentukan fungsi pemisalan yang sesuai dengan bentuk fungsi tak homogen, lalu menghitung koefisiennya. Langkah-langkahnya adalah menuliskan sistem dalam bentuk matriks, mencari solusi homogen, memilih fungsi pemisalan sesuai bentuk
1. SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR TAK HOMOGEN
DENGAN METODE KOEFISIEN TAK TENTU
Ruth Dian Fitrio
Program Studi Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Cenderawasih
Abstrak
Skripsi ini membahas solusi dari sistem persamaan diferensial linear tak homogen dengan dua
persamaan yang terdiri dua fungsi tak diketahui dan tiga persamaan yang terdiri dari tiga fungsi tak
diketahui, khususnya yang berorde satu dan memiliki koefisien konstan menggunakan metode koefisien
tak tentu. Langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan solusi sistem persamaan diferensial
dengan metode koefisien tak tentu dimulai dengan menuliskan sistem persamaan diferensial dalam
bentuk matriks ๐โฒ
= ๐ด๐ + ๐ญ(๐) dengan ๐ด merupakan matriks koefisien berordo ๐ ร ๐ dan ๐ญ(๐)
merupakan matriks fungsi tak homogen dari sistem tersebut. Langkah selanjutnya yaitu mencari
determinan dari matriks koefisien ๐ด, jika det(๐ด) โ 0, maka perhitungan dapat dilanjutkan yaitu mencari
solusi homogen (๐โ) dari sistem homogen ๐โฒ
= ๐ด๐ dengan cara mencari nilai eigen dan vektor eigen
dari matriks ๐ด sehingga diperoleh solusi homogen dari sistem persamaan diferensial, yaitu
๐โ = ๐1 ๐ฏ1 ๐ ๐1 ๐ฅ
+ ๐2 ๐ฏ2 ๐ ๐2 ๐ฅ
+ โฏ + ๐ ๐ ๐ฏn ๐ ๐ ๐ ๐ฅ
dengan ๐1, ๐2, โฆ , ๐ ๐ merupakan nilai eigen dan ๐ฏ1, ๐ฏ2, โฆ , ๐ฏ ๐
merupakan vektor eigen dari matriks ๐ด. Langkah selanjutnya yaitu mencari solusi khusus (๐ ๐) dari
fungsi tak homogen ๐ญ(๐). Langkah-langkahnya yaitu, melihat bentuk fungsi yang mirip dengan fungsi
tak homogen ๐ญ(๐) dari bentuk-bentuk fungsi yang tersedia. Kemudian lihat kesamaan ๐ญ(๐) dengan
solusi homogen (๐โ), setelah itu memilih pemisalan ๐ ๐ yaitu bentuk fungsi yang mirip dengan bentuk
๐ญ(๐) dengan mengikuti aturan yang ada. Selanjutnya, substitusikan ๐ ๐ ke sistem ๐โฒ
= ๐ด๐ + ๐ญ(๐) untuk
mencari nilai dari koefisien-koefisien pada ๐ ๐. Setelah ๐โ dan ๐ ๐ diperoleh, maka dapat ditentukan
solusi umum dari sistem persamaan diferensial linear tak homogen yaitu ๐ = ๐โ + ๐ ๐.
Kata kunci: Sistem Persamaan Diferensial, Metode Koefisien Tak Tentu
1. Latar Belakang
Persamaan diferensial dengan bentuk
๐ ๐(๐ฅ)๐ฆ(๐)
+ ๐ ๐โ1(๐ฅ)๐ฆ(๐โ1)
+ โฏ + ๐0(๐ฅ)๐ฆ = ๐(๐ฅ)
dengan ๐0, ๐1, โฆ , ๐ ๐ dan ๐ adalah fungsi-
fungsi dari variabel bebas ๐ฅ, ๐ ๐ โ 0 dan
๐(๐ฅ) โ 0 merupakan bentuk umum dari
persamaan diferensial linear tak homogen.
Sistem persamaan diferensial linear tak
homogen adalah sistem yang memuat 2 atau
lebih persamaan diferensial linear tak
homogen.
Solusi dari sistem persamaan
diferensial linear tak homogen ini dapat dicari
dengan menggunakan suatu metode tertentu.
Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu
metode koefisien tak tentu.
2. Landasan Teori
Definisi 2.1 (Anton, 2009)
Matriks adalah susunan segi empat siku-siku
dari bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan
dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam
matriks.
Definisi 2.2 (Anton dan Rorres, 2004)
Sistem persamaan linear adalah suatu sistem
sebarang yang terdiri dari ๐ persamaan linear
dengan ๐ variabel yang tidak diketahui dengan
bentuk:
๐11 ๐ฅ1 + ๐12 ๐ฅ2+. . . +๐1๐ ๐ฅ ๐ = ๐1
๐21 ๐ฅ1 + ๐22 ๐ฅ2+. . . +๐2๐ ๐ฅ ๐ = ๐2
โฎ
๐ ๐1 ๐ฅ1 + ๐ ๐2 ๐ฅ2+. . . +๐ ๐๐ ๐ฅ ๐ = ๐ ๐
dengan ๐๐๐ dan ๐๐ merupakan konstanta dan
๐ = 1, 2, โฆ , ๐, ๐ = 1, 2, โฆ , ๐.
Sistem persamaan linear (2.1) dapat
ditulis matriks sebagai berikut
[
๐11 ๐12
๐21 ๐22
โฏ ๐1๐
โฏ ๐2๐
โฎ โฎ
๐ ๐1 ๐ ๐2
โฑ โฎ
โฏ ๐ ๐๐
] [
๐ฅ1
๐ฅ2
โฎ
๐ฅ ๐
] = [
๐1
๐2
โฎ
๐ ๐
]
Definisi 2.3 (Anton & Rorres, 2004)
Misalkan ๐ด adalah matriks bujursangkar, maka
sebuah vektor tak nol ๐ฏ dalam ๐ ๐
dinamakan
vektor eigen dari ๐ด jika ๐ด๐ฏ adalah kelipatan
skalar dari ๐ฏ, yaitu:
๐ด๐ฏ = ๐๐ฏ
dengan ๐ adalah skalar. Selanjutnya skalar ๐
dinamakan nilai eigen dari ๐ด dan ๐ฏ dikatakan
(2.1)
2. vektor eigen yang bersesuaian dengan ๐ด yang
terkait dengan ๐.
Persamaan Diferensial (Finizio & Ladas,
1988)
Persamaan diferensial linear yaitu
persamaan diferensial yang berpangkat satu
dalam peubah tak bebas dan turunan-
turunannya yaitu persamaan diferensial yang
berbentuk :
๐ ๐(๐ฅ)๐ฆ(๐)
+ ๐ ๐โ1(๐ฅ)๐ฆ(๐โ1)
+ โฏ + ๐0(๐ฅ)๐ฆ = ๐(๐ฅ)
dengan ๐0, ๐1, โฆ , ๐ ๐ dan ๐ adalah fungsi-fungsi
dari variabel bebas ๐ฅ, serta ๐ ๐ โ 0.
a. Jika ๐(๐ฅ) = 0 maka persamaan tersebut
homogen.
b. Jika ๐(๐ฅ) โ 0 maka persamaan tersebut tak
homogen.
c. Jika seluruh koefisien ๐0, ๐1, โฆ , ๐ ๐ adalah
konstanta, maka persamaan tersebut
dikatakan memiliki koefisien konstan.
Metode Koefisien Tak Tentu
Metode ini digunakan untuk
menghitung suatu penyelesaian khusus dari
persamaan diferensial tak homogen
๐ ๐(๐ฅ)๐ฆ(๐)
+ ๐ ๐โ1(๐ฅ)๐ฆ(๐โ1)
+ โฏ + ๐0(๐ฅ)๐ฆ = ๐(๐ฅ)
dengan koefisien-koefisien ๐0, ๐1, โฆ , ๐ ๐
merupakan konstanta-konstanta, ๐ ๐ โ 0 dan
๐(๐ฅ) adalah kombinasi linear dari fungsi
dengan tipe yang dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2. 1 Metode Koefisien Tak Tentu
Suku-suku dalam
๐(๐ฅ)
Pilihan untuk ๐ฆ๐
๐๐ ๐พ๐ฅ
๐ถ๐ ๐พ๐ฅ
๐พ๐ฅ ๐
(๐ = 0, 1, โฆ ) ๐พ๐ ๐ฅ ๐
+ ๐พ๐โ1 ๐ฅ ๐โ1
+ โฏ
+๐พ1 ๐ฅ + ๐พ0
๐๐๐๐ ๐๐ฅ ๐๐ก๐๐ข ๐๐ ๐๐ ๐๐ฅ ๐พ๐๐๐ ๐๐ฅ + ๐๐ ๐๐ ๐๐ฅ
Sumber: Purcell, 2004
Aturan untuk metode koefisien tak tentu:
a. Aturan Dasar
Jika ๐(๐ฅ) adalah salah satu fungsi yang
ada dalam Tabel 2.1, pilih fungsi ๐ฆ๐ yang
bersesuaian dan tentukan koefisien tak
tentunya dengan mensubstitusikan ๐ฆ๐
pada persamaan awal.
b. Aturan Modifikasi
Jika ๐(๐ฅ) sama dengan solusi persamaan
diferensial homogen, kalikan ๐ฆ๐ yang
bersesuaian dalam Tabel 2.1 dengan ๐ฅ
(atau ๐ฅ2
jika ๐(๐ฅ) sama dengan solusi akar
kembar persamaan diferensial homogen)
c. Aturan Penjumlahan
Jika ๐(๐ฅ) adalah jumlah fungsi-fungsi yang
terdapat dalam Tabel 2.1 pada kolom
pertama, ๐ฆ๐ adalah jumlah fungsi pada
baris yang bersesuaian.
3. Pembahasan
3.1 Sistem Persamaan Diferensial (SPD)
Linear Orde Satu
Definisi 3.1 (Goode, 1991)
Sistem Persamaan Diferensial (SPD) linear orde
satu dengan ๐ persamaan dan ๐ fungsi tak
diketahui dapat dinyatakan dalam bentuk
๐ฆ1โฒ = ๐11 ๐ฆ1 + ๐12 ๐ฆ2 + โฏ + ๐1๐ ๐ฆ๐ + ๐น1(๐ฅ)
๐ฆ2โฒ = ๐21 ๐ฆ1 + ๐22 ๐ฆ2 + โฏ + ๐2๐ ๐ฆ๐ + ๐น2(๐ฅ)
โฎ
๐ฆ๐โฒ = ๐ ๐1 ๐ฆ1 + ๐ ๐2 ๐ฆ2 + โฏ + ๐ ๐๐ ๐ฆ๐ + ๐น๐(๐ฅ)
dengan ๐ฆ๐โฒ =
๐๐ฆ ๐
๐๐ฅ
, untuk ๐ = 1,2, โฆ , ๐.
Sistem (3.1) dapat ditulis dalam bentuk
matriks
๐โฒ
= ๐ด๐ + ๐ญ(๐)
dengan
๐ = [
๐ฆ1
๐ฆ2
โฎ
๐ฆ๐
], ๐โฒ
= [
๐ฆ1โฒ
๐ฆ2โฒ
โฎ
๐ฆ๐โฒ
], ๐ด = [
๐11 ๐12
๐21 ๐22
โฏ ๐1๐
โฏ ๐2๐
โฎ โฎ
๐ ๐1 ๐ ๐2
โฎ
โฏ ๐ ๐๐
]
dan ๐ญ(๐) = [
๐น1(๐ฅ)
๐น2(๐ฅ)
โฎ
๐น๐(๐ฅ)
],
๐ด merupakan matriks koefisien yang berordo
๐ ร ๐. Jika ๐ญ(๐) = ๐, maka Sistem (3.1)
dikatakan SPD homogen, sehingga bentuk
matriksnya adalah
๐โฒ
= ๐ด๐
selain itu dikatakan SPD tak homogen.
3.2 Solusi SPD Linear Tak Homogen
dengan Metode Koefisien Tak Tentu
Langkah-langkah menentukan solusi sistem
persamaan diferensial tak homogen dengan
metode koefisien tak tentu yaitu:
1. Menuliskan sistem dalam bentuk matriks
๐โฒ
= ๐ด๐ + ๐ญ(๐).
2. Menghitung determinan dari matriks
koefisien ๐ด, jika det(๐ด) = 0, maka
perhitungannya tidak dilanjutkan.
3. Mencari solusi homogen dari sistem
๐โฒ
= ๐ด๐ yaitu
๐โ = ๐1 ๐1 ๐ ๐1 ๐ฅ
+ ๐2 ๐2 ๐ ๐2 ๐ฅ
dengan ๐ dan v merupakan nilai dan
vektor eigen dari matriks ๐ด.
4. Mencari solusi khusus dari fungsi tak
homogen ๐ญ(๐) dengan cara melihat dan
mencocokkan bentuk fungsi ๐ญ(๐) dengan
bentuk yang tersedia dan dengan solusi
homogen, kemudian pilih pemisalan ๐ ๐
yang bentuknya sesuai dengan bentuk
๐ญ(๐), setelah itu substitusikan ๐ ๐ ke
(3.1)
3. sistem ๐โฒ
= ๐ด๐ + ๐ญ(๐) untuk mencari
koefisien-koefisien dari ๐ ๐.
5. Diperoleh solusi umum dari sistem
persamaan diferensial linear tak homogen,
yaitu
๐ = ๐โ + ๐ ๐
3.3 Studi Kasus Solusi SPD Linear Tak
Homogen dengan Metode Koefisien
Tak Tentu
Diberikan sebuah SPD linear sebagai berikut
๐ฆ1
โฒ
= โ3๐ฆ1 + 2๐ฆ2 โ ๐ฅ2
๐ฆ2
โฒ
= ๐ฆ1 โ 2๐ฆ2 + ๐ ๐ฅ
Solusi umumnya yaitu ๐ = ๐โ + ๐ ๐
1. Bentuk matriks dari Sistem (3.2) adalah
๐โฒ
= ๐ด๐ + ๐ญ(๐)
dengan ๐ด = [
โ3 2
1 โ2
] dan ๐ญ(๐) = [โ๐ฅ2
๐ ๐ฅ ].
2. det(๐ด) = |
โ3 2
1 โ2
| = 4
karena det(๐ด) โ 0, maka solusi dapat
dicari.
3. Solusi Homogen (๐โ) dari SPD homogen
๐โฒ
= ๐ด๐
๐โ = ๐1 ๐1 ๐ ๐1 ๐ฅ
+ ๐2 ๐2 ๐ ๐2 ๐ฅ
Mencari nilai-nilai eigen dari matriks ๐ด
๐ด = [
โ3 2
1 โ2
]
det(๐๐ผ โ ๐ด) = 0
det([
๐ 0
0 ๐
] โ [
โ3 2
1 โ2
]) = 0
|
๐ + 3 โ2
โ1 ๐ + 2
| = 0
(๐ + 3)(๐ + 2) โ (โ2)(โ1) = 0
๐2
+ 5๐ + 6 โ 2 = 0
๐2
+ 5๐ + 4 = 0
(๐ + 1)(๐ + 4) = 0
Sehingga diperoleh nilai eigen dari ๐ด yaitu
๐1 = โ1 dan ๐2 = โ4.
Selanjutnya, mencari vektor eigen yang
bersesuaian dengan nilai eigen.
Untuk ๐1 = โ1,
(๐๐ผ โ ๐ด)๐ = ๐
[
๐ + 3 โ2
โ1 ๐ + 2
] [
๐ฅ1
๐ฅ2
] = [
0
0
]
[
2 โ2
โ1 1
] [
๐ฅ1
๐ฅ2
] = [
0
0
]
Dengan operasi baris elementer, diperoleh
[
1 โ1
0 0
] [
๐ฅ1
๐ฅ2
] = [
0
0
]
โ ๐ฅ1 + ๐ฅ2 = 0
๐ฅ2 = ๐ฅ1
Misalkan ๐ฅ1 = ๐ , maka ๐ฅ2 = ๐ sehingga
vektor ๐ = [
๐
๐
] = ๐ [
1
1
] jadi vektor eigen
yang bersesuaian dengan ๐1 = โ1 yaitu
๐1 = [
1
1
]. Digunakan cara yang sama untuk
๐2 = โ4, sehingga diperoleh vektor eigen
๐2 = [
โ2
1
].
Sehingga diperoleh solusi homogen dari
SPD yaitu
๐โ = ๐1 ๐1 ๐ ๐1 ๐ฅ
+ ๐2 ๐2 ๐ ๐2 ๐ฅ
= ๐1 [
1
1
] ๐โ๐ฅ
+ ๐2 [
โ2
1
] ๐โ4๐ฅ
4. Solusi khusus (๐ ๐) dari fungsi tak
homogen ๐ญ(๐)
๐ญ(๐) = [โ๐ฅ2
๐ ๐ฅ ] = [โ๐ฅ2
0
] + [
0
๐ ๐ฅ]
= [
โ1
0
] ๐ฅ2
+ [
0
1
] ๐ ๐ฅ
Dapat dilihat bahwa ๐ญ(๐) memuat bentuk-
bentuk polinomial dan eksponensial, dan ๐ญ(๐)
tidak sama dengan solusi homogen dari SPD,
sehingga dapat dipilih pemisalan ๐ ๐ yang
sesuai dengan bentuk ๐ญ(๐) yaitu
๐ ๐ = ๐๐ฅ2
+ ๐๐ฅ + ๐ + ๐ ๐ ๐ฅ
Substitusikan ๐ ๐ pada SPD (๐ ๐)
โฒ
= ๐ด๐ ๐ + ๐ญ(๐)
2๐๐ฅ + ๐ + ๐ ๐ ๐ฅ
= ๐ด๐๐ฅ2
+ ๐ด๐๐ฅ + ๐ด๐ + ๐ด๐ ๐ ๐ฅ
+ [
โ1
0
] ๐ฅ2
+ [
0
1
] ๐ ๐ฅ
Dari persamaan di atas, dikumpulkan koefisien-
koefisien ๐, ๐, ๐, dan ๐ sesuai dengan
variabelnya, yaitu:
1) koefisien dari ๐ฅ2
yaitu
๐ = ๐จ๐ + [
โ1
0
]
2) koefisien dari ๐ฅ yaitu
๐๐ = ๐จ๐
3) koefisien dari ๐ ๐ฅ
yaitu
๐ = ๐ด๐ + [
0
1
]
4) dan koefisien dari konstanta yaitu
๐ = ๐จ๐
Dari Persamaan (1), diperoleh ๐ = [
โ
๐
๐
โ
๐
๐
]. Dari
Persamaan (2), diperoleh ๐ = [
3
4
5
8
]. Dari
Persamaan (3), diperoleh ๐ = [
2
10
4
10
] dan dari
Persamaan (4), diperoleh ๐ = [
โ
11
16
โ
21
32
].Sehingga
diperoleh solusi khusus (๐ ๐) yaitu
๐ ๐ = ๐๐ฅ2
+ ๐๐ฅ + ๐ + ๐ ๐ ๐ฅ
(3.2)
โฆ(1)
โฆ(2)
โฆ(3)
โฆ(4)
4. = [
โ
1
2
โ
1
4
] ๐ฅ2
+ [
3
4
5
8
] ๐ฅ + [
โ
11
16
โ
21
32
] + [
2
10
4
10
] ๐ ๐ฅ
5. Jadi solusi umum dari SPD tak homogen
yang diberikan yaitu
๐ = ๐โ + ๐ ๐
= ๐1 [
1
1
] ๐โ๐ฅ
+ ๐2 [
โ2
1
] ๐โ4๐ฅ
โ [
1
2
1
4
] ๐ฅ2
+ [
3
4
5
8
] ๐ฅ
โ [
11
16
21
32
] + [
2
10
4
10
] ๐ ๐ฅ
4. Kesimpulan
Langkah-langkah menentukan solusi
sistem persamaan diferensial tak homogen
dengan metode koefisien tak tentu yaitu:
1. Menuliskan sistem dalam bentuk matriks
๐โฒ
= ๐ด๐ + ๐ญ(๐).
2. Menghitung determinan dari matriks
koefisien ๐ด, jika det(๐ด) = 0, maka
perhitungannya tidak dilanjutkan.
3. Mencari solusi homogen dari sistem
๐โฒ
= ๐ด๐ yaitu
๐โ = ๐1 ๐1 ๐ ๐1 ๐ฅ
+ ๐2 ๐2 ๐ ๐2 ๐ฅ
dengan ๐ dan v merupakan nilai dan
vektor eigen dari matriks ๐ด.
4. Mencari solusi khusus dari fungsi tak
homogen ๐ญ(๐) dengan cara melihat dan
mencocokkan bentuk fungsi ๐ญ(๐) dengan
bentuk yang tersedia dan dengan solusi
homogen, kemudian pilih pemisalan ๐ ๐
yang bentuknya sesuai dengan bentuk
๐ญ(๐), setelah itu substitusikan ๐ ๐ ke
sistem ๐โฒ
= ๐ด๐ + ๐ญ(๐) untuk mencari
koefisien-koefisien dari ๐ ๐.
5. Diperoleh solusi umum dari sistem
persamaan diferensial linear tak homogen,
yaitu
๐ = ๐โ + ๐ ๐
5. Saran
Bagi pembaca yang tertarik untuk
membahas lebih mendalam mengenai metode
ini, dapat mengkaji tentang solusi sistem
persamaan diferensial linear tak homogen
dengan orde yang lebih tinggi atau solusi
persamaan diferensial linear tak homogen
dengan orde yang lebih tinggi.
6. Daftar Pustaka
Anton, Howard. 2009. Dasar-dasar Aljabar
Linear (Jilid 1). Tangerang : Binarupa Aksara.
Anton, H. dan C. Rorres. 2004. Aljabar Linear
Elementer versi Aplikasi (Edisi Kedelapan).
Terjemahan oleh R. Indriasari dan I. Harmen.
Jakarta : Erlangga.
Finizio, N dan G. Ladas. 1988. Persamaan
Diferensial Biasa dengan Penerapan Modern.
Terjemahan oleh Dra. W. Santoso. Jakarta:
Erlangga.
Goode, S. W. 1991. An Introduction to
Differential Equations and Linear Algebra. New
York: Prentice-Hall International, Inc.
Purcell, E. J, D. Varberg, dan S. E. Rigdon.
2004. Kalkulus Jilid 2 (Edisi Kedelapan).
Jakarta: Erlangga.