SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL)

Salah satu masalah yang paling penting dalam matematika adalah menyelesaikan sistem
persamaan linear. Lebih dari 75% dari semua masalah matematika yang dijumpai dalam
aplikasi ilmiah maupun industri melibatkan penyelesaian sistem linear hingga tahap
tertentu. Dengan menggunakan metode- metode matematika modern, sering kali kita dapat
mereduksi suatu masalah yang rumit menjadi suatu sistem persamaan linear. Sistem-sistem
linear muncul dalam penerapan bidang-bidang seperti perdagangan, ekonomi, sosiologi,
ekologi, demografi, genetika, elektronika, teknik, kimia, dan fisika.

1. SPL dan Variabel

   SPL sudah diajarkan sejak pendidikan menengah, biasanya SPL sederhana yang dapat
   diselesaikan dengan metode dasar. Berikut akan diberikan contoh masalah sederhana
   yang dapat diselesaikan dengan SPL.

   Contoh 1 :
   Dua buah toko elektronik, toko I dan II, sama-sama membeli dari satu agen yang sama,
   dua merk notebook dengan tipe yang sama, sebut saja notebook A dan B. Toko I
   membeli 2 unit A dan 5 unit B seharga Rp 30.000.000,00. Toko II membeli 3 unit A
   dan 2 unit     B seharga Rp 23.000.000,00. Berapa harga masing- masing notebook
   tersebut ? โˆŽ

   Untuk memudahkan perhitungan, nilai-nilai yang belum diketahui biasanya dimisalkan
   oleh huruf- huruf. Huruf- huruf inilah yang dalam matematika disebut sebagai variabel
   (peubah/pengganti). Misalnya, pada contoh di atas variabel yang digunakan adalah :

                                     harga notebook A = x
                                     harga notebook B = y

   Sehingga, permasalahan di atas dapat dibentuk dalam suatu model matematika yang
   disebut persamaan.
                       2 unit ๐ด + 5 unit ๐ต = 30 juta โ‡” 2๐‘ฅ + 5๐‘ฆ = 30
                       3 unit ๐ด + 2 unit ๐ต = 23 juta โ‡” 3๐‘ฅ + 2๐‘ฆ = 23

   Karena kedua persamaan tersebut saling berkaitan membentuk suatu sistem, maka
   keseluruhannya dinamakan sistem persaman linear (SPL). Linear menunjukkan
   bahwa pangkat tertinggi variabelnya adalah 1.



                                               Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 17
2๐‘ฅ + 5๐‘ฆ = 30
                                                        ๐‘†๐‘ƒ๐ฟ
                                     3๐‘ฅ + 2๐‘ฆ = 23

  x dan y disebut variabel; 3, 2, dan 5 disebut koefisien dari x dan y, 30 dan 23 disebut
  konstanta.
  SPL di atas secara khusus disebut SPL 2 ร— 2 karena terdiri dari 2 persamaan dan 2
  variabel.

2. Penyelesaian SPL dan Metode Dasar Penyelesaian SPL
  Penyelesaian atau solusi SPL adalah pasangan nilai- nilai dari variabel- variabel yang
  memenuhi semua persamaan dalam sistem.
  Perhatikan SPL pada contoh 1, x = 5 dan y = 4 memenuhi kedua persamaan. Jadi, (5, 4)
  adalah penyelesaian SPL tersebut. Selain (5, 4) bukanlah penyelesaian SPL, seperti :
  (10, 2) : penyelesaian untuk persamaan pertama saja
  (3, 7) : penyelesaian untuk persamaan ke dua saja
  Untuk mendapatkan (5, 4), metode paling dasar yang biasanya digunakan adalah
  metode eliminasi, substitusi, atau campuran.
  Dengan metode yang sama, SPL dengan persamaan dan variabel yang lebih banyak
  masih dapat dicari penyelesaiannya, namun memerlukan perhitungan yang jauh lebih
  panjang. SPL yang masih bisa dikerjakan dengan metode dasar tersebut biasanya SPL
  3 ร— 3.

  Contoh 2 :
                                       ๐‘ฅ + ๐‘ฆ + 2๐‘ง = 9
                                      2๐‘ฅ + 4๐‘ฆ โˆ’ 3๐‘ง = 1
                                      3๐‘ฅ + 6๐‘ฆ โˆ’ 5๐‘ง = 0
  Penyelesaian SPL di atas adalah x = 1, y = 2, dan z = 3, atau (1, 2, 3). โˆŽ

  Tidak semua SPL mempunyai penyelesaian. SPL yang mempunyai penyelesaian hanya
  memiliki dua kemungkinan, yaitu memiliki penyelesaian tungga l, atau tak hingga
  banyaknya penyelesaian. Pembahasan tentang ada tidaknya penyelesaian serta
  banyaknya penyelesaian SPL akan dibahas pada bagian akhir.
  Contoh 1 dan 2 merupakan SPL dengan penyelesaian tunggal.

3. Bentuk Umum SPL ๐‘š ร— ๐‘›
  SPL yang terdiri dari m buah persamaan dan n bilangan yang tidak diketahui (variabel),
  atau disebut SPL ๐‘š ร— ๐‘›, dapat dituliskan sebagai


                                              Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 18
๐‘Ž11 ๐‘ฅ 1 + ๐‘Ž12 ๐‘ฅ 2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž1๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› = ๐‘1
                                  ๐‘Ž21 ๐‘ฅ 1 + ๐‘Ž22 ๐‘ฅ 2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž2๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› = ๐‘2
                                     โ‹ฎ         โ‹ฎ             โ‹ฎ       โ‹ฎ
                                ๐‘Ž ๐‘š1 ๐‘ฅ 1 + ๐‘Ž ๐‘š2 ๐‘ฅ 2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž ๐‘š๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› = ๐‘ ๐‘š

  di mana ๐‘ฅ 1 , ๐‘ฅ 2 , โ€ฆ , ๐‘ฅ ๐‘› adalah bilangan-bilangan yang tidak diketahui (variabel) dan a
  dan b yang berindeks bawah menyatakan konstanta-konstanta.
  Karena dalam penulisan SPL, variabel- variabel harus dituliskan dalam urutan (orde)
  yang sama dalam setiap persamaan, maka suatu SPL dapat diubah menjadi persamaan
  matriks sebagai berikut :
                                 ๐‘Ž11   ๐‘Ž12 โ€ฆ          ๐‘Ž1๐‘›       ๐‘ฅ1     ๐‘1
                                 ๐‘Ž21   ๐‘Ž22 โ€ฆ          ๐‘Ž2๐‘›       ๐‘ฅ2     ๐‘2
                                  โ‹ฎ     โ‹ฎ   โ‹ฎ          โ‹ฎ        โ‹ฎ =    โ‹ฎ
                                ๐‘Ž ๐‘š1   ๐‘Ž ๐‘š2 โ€ฆ         ๐‘Ž ๐‘š๐‘›      ๐‘ฅ๐‘›     ๐‘๐‘š
  atau dapat ditulis sebagai
                                             ๐ด ๐‘š ร—๐‘› ๐‘‹ ๐‘› = ๐ต ๐‘š
                         ๐‘Ž11    ๐‘Ž12 โ€ฆ        ๐‘Ž1๐‘›
                         ๐‘Ž21    ๐‘Ž22 โ€ฆ        ๐‘Ž2๐‘›
  Di mana ๐ด ๐‘š ร—๐‘› =                                    disebut matriks koefisien, dengan banyak
                          โ‹ฎ      โ‹ฎ   โ‹ฎ        โ‹ฎ
                        ๐‘Ž ๐‘š1    ๐‘Ž ๐‘š2 โ€ฆ       ๐‘Ž ๐‘š๐‘›
  persamaan sebagai baris (m) dan banyak variabel sebagai kolom (n).
  Contoh 3 : SPL dengan banyak persamaan = variabel (m = n)
                                                    ๐‘ฅ 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 = 3
                                                    2๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 = 9
  Contoh 4 : SPL dengan banyak persamaan > variabel (m > n)
                                                 ๐‘ฅ 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 = 3
                                                 2๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 = 1
                                                โˆ’5๐‘ฅ 1 + 8๐‘ฅ 2 = 4
  Contoh 5 : SPL dengan banyak persamaan < variabel (m < n)
                                               ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2 + ๐‘ฅ3 = 8
                                                   2๐‘ฅ 2 + 3๐‘ฅ 3 = 5
                                                                                             โˆŽ
4. SPL ๐‘› ร— ๐‘›
  SPL ๐‘› ร— ๐‘› adalah SPL yang terdiri atas n buah persamaan dan n buah variabel.

     ๐‘Ž11 ๐‘ฅ 1 + ๐‘Ž12 ๐‘ฅ 2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž1๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› =     ๐‘1           ๐‘Ž11     ๐‘Ž12    โ€ฆ     ๐‘Ž1๐‘›   ๐‘ฅ1  ๐‘1
    ๐‘Ž21 ๐‘ฅ 1 + ๐‘Ž22 ๐‘ฅ 2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž2๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› =      ๐‘2           ๐‘Ž21     ๐‘Ž22    โ€ฆ     ๐‘Ž2๐‘›   ๐‘ฅ2  ๐‘2
        โ‹ฎ          โ‹ฎ              โ‹ฎ        โ‹ฎ
                                              atau
                                                          โ‹ฎ      โ‹ฎ     โ‹ฎ      โ‹ฎ    โ‹ฎ = โ‹ฎ
    ๐‘Ž ๐‘›1 ๐‘ฅ 1 + ๐‘Ž ๐‘›2 ๐‘ฅ 2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž ๐‘›๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› =   ๐‘๐‘›           ๐‘Ž ๐‘›1    ๐‘Ž ๐‘›2   โ€ฆ    ๐‘Ž ๐‘›๐‘›   ๐‘ฅ๐‘›  ๐‘๐‘›


                                                     Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 19
SPL ๐‘› ร— ๐‘› dapat pula dituliskan ke dalam sebuah matriks gabungan antara matriks A
  dan B, yang disebut matriks yang diperbesar (augmented matrix)        ๐ด|๐ต , yaitu :

                                        ๐‘Ž11    ๐‘Ž12 โ€ฆ    ๐‘Ž1๐‘›    ๐‘1
                                        ๐‘Ž21    ๐‘Ž22 โ€ฆ    ๐‘Ž2๐‘›    ๐‘2
                             ๐ด|๐ต =
                                         โ‹ฎ      โ‹ฎ   โ‹ฎ    โ‹ฎ     โ‹ฎ
                                        ๐‘Ž ๐‘›1   ๐‘Ž ๐‘›2 โ€ฆ   ๐‘Ž ๐‘›๐‘›   ๐‘๐‘›

  Perhatikan kembali bentuk : ๐ด๐‘‹ = ๐ต . Pada SPL ๐‘› ร— ๐‘›, matriks koefisien A adalah
  sebuah matriks persegi-n. Sifat sebuah matriks persegi hanya ada dua kemungkinan,
  yaitu dapat dibalik/mempunyai invers dan tidak dapat dibalik/tidak mempunyai invers.
  Jika matriks A mempunyai invers ๐ดโˆ’1 , maka :

                          ๐ดโˆ’1 (๐ด ๐‘‹) = ๐ดโˆ’1 ๐ต โ‡” (๐ดโˆ’1 ๐ด) ๐‘‹ = ๐ดโˆ’1 ๐ต
                                 ๐ผ๐‘‹ = ๐ดโˆ’1 ๐ต โ‡” ๐‘‹ = ๐ดโˆ’1 ๐ต

  Dengan demikian, SPL ๐‘› ร— ๐‘› akan mempunyai penyelesaian jika A dapat dibalik
  (mempunyai invers), dan tidak mempunyai penyelesaian jika A tidak dapat dibalik. Jadi,
  penyelesaian SPL ๐‘› ร— ๐‘› dapat diperoleh dengan mengalikan invers matriks koefisien A
  dengan matriks konstanta B dari kiri.

  Sedangkan untuk mencari ๐ดโˆ’1 dapat digunakan metode OBE (eliminasi Gauss-Jordan)
  atau matriks adjoin yang sudah dipelajari pada pembahasan aljabar matriks dan
  determinan.

  Metode penyelesaian SPL ๐‘› ร— ๐‘› dengan invers matriks koefisien ini akan cukup
  berbelit-belit jika digunakan pada matriks berukuran besar, khususnya penggunaan
  matriks adjoin dari A. Sedangkan metode OBE pada A memang jauh lebih efisien,
  namun kita masih harus mengalikan hasilnya dengan matriks B. Untuk itu akan dibahas
  suatu metode penyelesaian SPL yang jauh lebih efisien dan tidak terbatas hanya untuk
  SPL ๐‘› ร— ๐‘› saja, tapi juga dapat digunakan untuk menyelesaikan SPL ๐‘š ร— ๐‘›.

5. Menyelesaikan SPL dengan Eliminasi Gauss
  Metode ini dilakukan dengan menerapkan OBE pada              ๐ด|๐ต agar A menjadi bentuk
  segitiga atas (eselon baris). Selain itu, OBE dapat terus dilanjutkan hingga A tereduksi
  menjadi I (eliminasi Gauss-Jordan).
  Jika A tereduksi menjadi bentuk segitiga atas, maka harus dilakukan substitusi balik
  untuk mendapatkan penyelesaian akhir. Jika A tereduksi menjadi I, maka matriks B
  yang juga berubah setelah diterapkan OBE yang sama, merupakan penyelesaian dari
  SPL tersebut.

                                               Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 20
Pada bagian ini hanya akan dibahas penyelesaian SPL ๐‘› ร— ๐‘› dengan eliminasi Gauss.
Contoh 6 :
Misalkan suatu matriks diperbesar dari SPL 3 ร— 3 telah direduksi menjadi bentuk
segitiga atas, yang kemudian diubah kembali menjadi bentuk SPL :
                        3    2     1 1    3๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 1
                        0    1     โˆ’1 2 โ‡”         ๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 = 2
                        0    0     2 4                 2๐‘ฅ 3 = 4
Untuk menyelesaikan SPL tereduksi ini dapat digunakan substitusi balik (back-
substitution) mulai dari baris terbawah.
                                     2๐‘ฅ 3 = 4 โ‡” ๐‘ฅ 3 = 2
                                   ๐‘ฅ2 โˆ’ 2 = 2 โ‡” ๐‘ฅ2 = 4
                        3๐‘ฅ 1 + 2.4 + 2 = 1 โ‡” ๐‘ฅ 1 = โˆ’3
Jadi penyelesaian SPL di atas adalah (-3, 4, 2). โˆŽ
Contoh 7 :
Selesaikan sistem berikut
                                  2๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 + 3๐‘ฅ 3 โˆ’ 2๐‘ฅ 4 = 1
                                          ๐‘ฅ2 โˆ’ 2๐‘ฅ 3 + 3๐‘ฅ 4 = 2
                                               4๐‘ฅ 3 + 3๐‘ฅ 4 = 3
                                                      4๐‘ฅ4 = 4
Dengan substitusi balik diperoleh penyelesaian (1, -1, 0, 1). โˆŽ
Contoh 8 :
Selesaikan sistem berikut
                                       ๐‘ฅ1 + 2๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 3
                                     3๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 โˆ’ 3๐‘ฅ 3 = โˆ’1
                                     2๐‘ฅ1 + 3๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ3 = 4
Buatlah matriks diperbesar       ๐ด|๐ต kemudian lakukan OBE untuk mereduksinya.
      1 2        1 3 โˆ’3๐‘ 1+๐‘ 1 1 2
                         โˆ’2๐‘ 1+๐‘ 3
                                           1    3 ๐‘ 2โˆ’7๐‘ 3 1 2        1    3
      3 โˆ’1 โˆ’3 โˆ’1                   0 โˆ’7 โˆ’6 โˆ’10              0 โˆ’7 โˆ’6 โˆ’10
      2 3        1 4               0 โˆ’1 โˆ’1 โˆ’2               0 0       1    4
Operasi baris di atas sudah menghasilkan bentuk segitiga atas, yang dapat dilanjutkan
dengan substitusi balik, atau meneruskan OBE hingga A tereduksi menjadi I, seperti
berikut ini :
                                          6๐‘ 3+๐‘ 2
                     1 2         1 3      โˆ’๐‘ 3+๐‘ 1
                                                     1   2    0 โˆ’1   โˆ’1 7 ๐‘ 2
                     0 -7        -6 -10              0   -7   0 14
                     0 0         1 4                 0   0    1 4




                                                Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 21
1   2   0 โˆ’1   โˆ’2๐‘ 2 +๐‘ 1   1     0     0 3        ๐‘ฅ1 = 3
                     0   1   0 โˆ’2                0     1     0 โˆ’2 โ‡’     ๐‘ฅ 2 = โˆ’2
                     0   0   1 4                 0     0     1 4        ๐‘ฅ3 = 4
  Jadi, penyelesaian SPL di atas adalah (3, -2, 4). โˆŽ

6. Konsistensi SPL
  SPL yang mempunyai penyelesaian dinamakan SPL konsisten (consistent), sedangkan
  SPL yang tidak mempunyai penyelesaian dinamakan SPL tak-konsisten (inconsistent).
  SPL konsisten memiliki dua kemungkinan banyak penyelesaian, yaitu penyelesaian
  tunggal (satu penyelesaian) atau tak hingga banyaknya penyelesaian.

                                                 SPL


                         SPL Konsisten                     SPL Tak-Konsisten


                Satu                      Tak Hingga
             Penyelesaian                Penyelesaian


  SPL tak-konsisten umumnya dapat diketahui dari bentuk eselon baris matriks yang
  diperbesar [๐ด|๐ต]. Jika bentuk eselon barisnya mengandung baris berbentuk

                             0 0     0 โ€ฆ         0     ๐‘Ž    dengan ๐‘Ž โ‰  0

  maka sistem yang bersangkutan tak-konsisten.
  Sedangkan, jika bentuk eselon barisnya mengandung

                                      0 0        0 โ€ฆ 0 0

  maka SPL tersebut konsisten dengan tak-hingga banyaknya penyelesaian.
  Selain bentuk tersebut, ciri lain suatu SPL memiliki tak hingga penyelesaian adalah
  sistem tersebut kekurangan persamaan, sehingga kelebihan variabel (SPL                 ๐‘šร— ๐‘›
  dengan m < n). Banyak variabel melebihi persamaan dapat menyebabkan munculnya
  variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya dapat dipenuhi oleh
  semua bilangan. Sedangkan variabel yang hanya dipenuhi oleh satu nilai disebut
  variabel utama. Variabel utama ditandai oleh 1 utama pada matriks tereduksinya.

  Konsistensi SPL biasanya tergantung pada banyak persamaan dan banyak variabel.
  Akan tetapi, hal ini harus tetap diselidiki dengan melihat bentuk eselon barisnya.




                                                     Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 22
a. SPL ๐‘› ร— ๐‘›
  1. Jika bentuk eselon baris dari A pada    ๐ด ๐ต berbentuk segitiga atas, maka SPL
     mempunyai penyelesaian tunggal.
     Contoh 9 :
     Perhatikan kembali contoh, dengan substitusi balik diperoleh
                                3   2    1 1        ๐‘ฅ1 = โˆ’3
                                0   1   โˆ’1 2 โ‡”      ๐‘ฅ2 = 4
                                0   0    2 4        ๐‘ฅ3 = 2
     Jelaslah bahwa SPL mempunyai penyelesaian tunggal, yaitu (-3, 4, 2). โˆŽ

  2. Jika bentuk eselon baris dari ๐ด ๐ต mengandung
                           0    0   0 โ€ฆ 0     ๐‘Ž   dengan ๐‘Ž โ‰  0
     maka SPL tidak mempunyai penyelesaian.
     Contoh 10 :
                       1   1    0 3   ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2        =3
                       0   1    0 2 โ‡”      ๐‘ฅ2        =2
                       0   0    0 1           0. ๐‘ฅ 3 = 1
     Jelaslah bahwa tidak ada x 3 yang memenuhi, sehingga SPL tersebut tidak
     mempunyai penyelesaian. โˆŽ

  3. Jika bentuk eselon baris dari ๐ด ๐ต mengandung
                                    0 0     0 โ€ฆ   0 0
     Maka SPL tersebut mempunyai tak-hingga penyelesaian.
     Contoh 11 :
                            1   1 0 3   ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2        =3
                            0   1 0 2 โ‡”      ๐‘ฅ2        =2
                            0   0 0 0           0. ๐‘ฅ 3 = 0
     Karena 0. ๐‘ฅ 3 = 0 โ‡” ๐‘ฅ 3 = semua bilangan. Untuk itu x 3 dimisalkan oleh suatu
     parameter yang menunjukkan bahwa nilainya tidak terbatas di himpunan bilangan
     real, misalnya ๐‘ฅ 3 = ๐‘ก. Jadi, SPL tersebut mempunyai banyak penyelesaian yaitu
      1, 2, ๐‘ก dengan t adalah semua bilangan Real. โˆŽ
b. Sistem Kekurangan Persamaan ( Underdetermined Systems)
  Sistem linear ini adalah SPL ๐‘š ร— ๐‘› dengan ๐‘š < ๐‘› (lebih banyak variabel daripada
  persamaan). SPL ini mempunyai dua kemungkinan, tak-konsisten, atau konsisten
  dengan tak terhingga banyaknya penyelesaian.



                                          Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 23
1. Jika bentuk eselon baris dari ๐ด ๐ต mengandung
                            0     0   0 โ€ฆ 0     ๐‘Ž   dengan ๐‘Ž โ‰  0
    maka SPL tidak mempunyai penyelesaian.
    Contoh 12 :
                   1    2   1 1   1 2         1 1   ๐‘ฅ + 2๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 1
                                โ†’                 โ‡’ 1
                   2    4   2 3   0 0         0 1       0๐‘ฅ 3 = 1
    Jelaslah bahwa tidak ada x 3 yang memenuhi, jadi SPL tersebut tidak mempunyai
    penyelesaian (tak-konsisten). โˆŽ

  2. Jika tiap baris dari   ๐ด ๐ต tereduksi mempuyai 1 utama, maka pasti sistem
    memiliki sejumlah variabel bebas. Karena sistem hanya mempunyai m baris,
    maka matriks tereduksinya hanya mempunyai m buah 1 utama atau kurang dari
    itu. Ini berarti, hanya ada m buah (atau kurang) variabel utama, sisanya adalah
    variabel bebas. Sehingga penyelesaiannya menjadi tak terhingga.
    Contoh 13 :
            1 1     1   0   0 1   ๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 1 โ‡” ๐‘ฅ 1 = โˆ’๐‘ฅ 2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 + 1
            0 0     0   1   0 2 โ‡’                     ๐‘ฅ4 = 2
            0 0     0   0   1 โˆ’1                    ๐‘ฅ 5 = โˆ’1
    Karena hanya ada 3 persamaan, maka hanya ada 3 variabel utama yaitu x 1 , x3 ,
    dan x 5 . Sedangkan x 2 dan x 3 adalah variabel bebas (nilainya bebas / dapat
    dipenuhi oleh semua bilangan real). Jadi, SPL tersebut mempunyai tak hingga
    penyelesaian. Dengan memisalkan : x 2 = s dan x 3 = t, maka penyelesaiannya
    adalah : ([โˆ’๐‘  โˆ’ ๐‘ก + 1] , 2, โˆ’1) dengan ๐‘ , ๐‘ก โˆˆ ๐‘…๐‘’๐‘Ž๐‘™. โˆŽ
c. Sistem Kelebihan Persamaan ( Overdetermined Systems)
  Sistem Linear ini adalah SPL        ๐‘š ร— ๐‘› dengan ๐‘š > ๐‘› (lebih banyak persamaan
  daripada variabel). Bentuk eselon baris dari [๐ด|๐ต] akan selalu menghasilkan baris
  nol pada matriks tereduksi A.
  1. Jika bentuk eselon baris dari ๐ด ๐ต mengandung
                            0     0   0 โ€ฆ 0     ๐‘Ž   dengan ๐‘Ž โ‰  0
    maka SPL tidak mempunyai penyelesaian.
    Contoh 14 :
                                   1 1 1    1          1 1
                                   1 โˆ’1 3 โ†’ 0          1 โˆ’1
                                  โˆ’1 2 โˆ’2   0          0 1
    Baris terakhir menunjukkan bahwa sistem di atas adalah tak-konsisten. โˆŽ


                                          Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 24
2. Jika banyak baris bukan nol sama dengan banyak persamaan (baris-baris bukan
        nol dari matriks tereduksi A membentuk sistem segitiga), maka SPL tersebut
        mempunyai penyelesaian tunggal.
        Contoh 15 :
                               1 2 1 1            ๐‘ฅ1 = โˆ’3
                               0 1 2 0 โ‡”          ๐‘ฅ2 = 2
                               0 0 1 -1
                                                  ๐‘ฅ 3 = โˆ’1
                               0 0 0 0
        Baris terakhir tidak mempengaruhi penyelesaian, dan baris-baris lainnya
        membentuk sistem segitiga. Sehingga SPL di atas mempunyai penyelesaian
        tunggal, yaitu (-3, 2, -1). โˆŽ
     3. Jika banyak baris bukan nol kurang dari persamaan, maka SPL tersebut
        mempunyai tak terhingga banyaknya penyelesaian.
        Contoh 16:
                    1   2       1   1   1          2 1 1
                    2   โˆ’1      1   2 โ†’ 0          1 1/5 0   ๐‘ฅ + 2๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 1
                                                           โ‡’ 1
                    4    3      3   4   0          0   0 0     ๐‘ฅ 2 + 0,2๐‘ฅ 3 = 0
                    3    1      2   3   0          0   0 0
        Karena hanya ada dua buah 1 utama, maka hanya ada dua variabel utama yaitu x 1
        dan x 2 , sedangkan x 3 adalah variabel bebas. Dengan memisalkan x 3 = t kemudian
        melakukan substitusi balik diperoleh :
                                            ๐‘ฅ 2 = โˆ’0,2๐‘ฅ 3 = โˆ’0,2๐‘ก
                                        ๐‘ฅ 1 = 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 = 1 โˆ’ 0,6๐‘ก
        Sehingga penyelesaiannya adalah            1 โˆ’ 0,6๐‘ก , โˆ’0,2๐‘ก , ๐‘ก dengan ๐‘ก โˆˆ ๐‘…๐‘’๐‘Ž๐‘™. โˆŽ

7. Metode Cramer
  Salah satu metode penyelesaian SPL ๐‘› ร— ๐‘› , khususnya jika telah diketahui SPL
  tersebut konsisten, adalah metode/aturan Cramer. Konsistensi SPL ini dapat diketahui
  dengan menghitung determinan matriks koefisiennya.
  Teorema : Aturan Cramer
  Jika AX = B adalah sistem yang terdiri atas n persamaan linear dan n buah variabel (SPL
  ๐‘› ร— ๐‘›) sehingga det(๐ด) โ‰  0, maka SPL tersebut mempunyai penyelesaian tunggal,
  yaitu :
                           det(๐ด1 )              det(๐ด2 )              det(๐ด ๐‘› )
                    ๐‘ฅ1 =            ,     ๐‘ฅ2 =            , โ€ฆโ€ฆ , ๐‘ฅ ๐‘› =
                              ๐ด                     ๐ด                     ๐ด



                                                   Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 25
Di mana ๐ด ๐‘— adalah matriks yang didapat dengan menggantikan entri-entri dalam kolom
  ke-j dari A dengan entri-entri dalam matriks B.
  Contoh 17 :
  Gunakanlah aturan Cramer untuk menyelesaikan
                                    ๐‘ฅ1 +         2๐‘ฅ 3 = 6
                                  โˆ’3๐‘ฅ 1 + 4๐‘ฅ 2 + 6๐‘ฅ 3 = 30
                                  โˆ’ ๐‘ฅ1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 + 3๐‘ฅ 3 = 8
  Penyelesaian :
                               1 0 2                   6  0        2
                          ๐ด = โˆ’3 4 6             ๐ด1 = 30 4         6
                              โˆ’1 โˆ’2 3                  8 โˆ’2        3
                               1 6 2                   1  0        6
                        ๐ด2 = โˆ’3 30 6            ๐ด3 = โˆ’3 4          30
                              โˆ’1 8 3                  โˆ’1 โˆ’2        8
  Maka,

         det(๐ด1 ) โˆ’40    10        det(๐ด2 ) 152 18          det(๐ด3 ) 72 38
  ๐‘ฅ1 =           =    =โˆ’    ; ๐‘ฅ2 =         =    =    ; ๐‘ฅ3 =         =   =   โˆŽ
            ๐ด      44    11           ๐ด      44   11           ๐ด      44 11

Latihan 3
1. Carilah matriks yang diperbesar untuk setiap SPL berikut
          ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2 = 4                                     ๐‘ฅ 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 = 0
  a.
          ๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฅ2 = 2                               e.   3๐‘ฅ1 + 4 ๐‘ฅ2 = โˆ’1
            ๐‘ฅ1 + 2๐‘ฅ 2 = 4                                 2๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 = 3
  b.
          โˆ’2๐‘ฅ1 โˆ’ 4๐‘ฅ 2 = 4                                 ๐‘ฅ1         + ๐‘ฅ3 = 1
                                                    f.
          2๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 = 3                                 โˆ’๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 = 3
  c.
         โˆ’4๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 = โˆ’6                                    ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ 3 = 1
          ๐‘ฅ1 = 1                                    g.   2๐‘ฅ 2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 + ๐‘ฅ 5 = 2
  d.
          ๐‘ฅ2 = 2                                          2๐‘ฅ 3 + ๐‘ฅ 4 = 3

2. Carilah sebuah SPL yang bersesuaian dengan setiap matriks diperbesar berikut.
         3 2 8                                           5    โˆ’2        1 3
  a.                                                e.
         1 5 7                                           2    3        โˆ’4 0
         1 โˆ’3 2                                          1  0 0
  b.
         0 2 6                                      f.    0 1 0
         2 1 4 โˆ’1                                        1 โˆ’1 1
  c.     4 โˆ’2 3 4                                        1 2 3 4 5
                                                    g.
         5 2 6 โˆ’1                                        5 4 3 2 1
         1 0 โˆ’1 2                                        1    0    0    0   1
  d.     2 1    1 3                                      0    1    0    0   2
                                                    h.
         0 โˆ’1 2 4                                        0    0    1    0   3
                                                         0    0    0    1   4

                                             Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 26
3. Gunakan substitusi balik untuk menyelesaikan masing- masing SPL berikut.
        ๐‘ฅ 1 โˆ’ 3๐‘ฅ 2 = 2
  a.
              2๐‘ฅ2 = 6
        ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2 + ๐‘ฅ3 = 8
  b.        2๐‘ฅ2 + ๐‘ฅ 3 = 5
                 3๐‘ฅ 3 = 9
            ๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 + 2๐‘ฅ 3 + ๐‘ฅ 4 = 5
                  3๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 โˆ’ 2๐‘ฅ 4 = 1
  c.
                      โˆ’๐‘ฅ3 + 2๐‘ฅ 4 = -1
                            4๐‘ฅ4 = 4
             ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 + ๐‘ฅ 4 + ๐‘ฅ 5 = 5
                 2๐‘ฅ2 + ๐‘ฅ 3 โˆ’ 2๐‘ฅ 4 + ๐‘ฅ 5 = 1
  d.                   4๐‘ฅ3 + ๐‘ฅ 4 โˆ’ 2๐‘ฅ 5 = 1
                              ๐‘ฅ 4 โˆ’ 3๐‘ฅ 5 = 0
                                    2๐‘ฅ5 = 2
4. Misalkanlah bahwa matriks yang diperbesar untuk suatu SPL telah direduksi menjadi
  bentuk eselon baris tereduksi yang diberikan. Selesaikanlah sistem berikut.
        1    0   0   4                                   1 โˆ’3 0 2
  a.    0    1   0   3                              e.   0 0 1 โˆ’2
        0    0   1   2                                   0 0 0 0
        1    0   0   โˆ’2                                  0 1 0 2
  b.    0    1   0    5                             f.   0 0 1 โˆ’1
        0    0   1    3                                  0 0 0 0
        1    4   0   2                                   1 2 0 1 5
                                                    g.
  c.    0    0   1   3                                   0 0 0 3 4
        0    0   0   1                                   1 0 0 3 2
        1    2   0   0                              h.   0 1 0 โˆ’1 4
  d.    0    0   1   0                                   0 0 1 1 2
        0    0   0   1


5. Misalkanlah bahwa matriks yang diperbesar untuk suatu SPL telah direduksi menjadi
  bentuk eselon baris yang diberikan. Selesaikanlah sistem berikut.
        1    2 4                                          1   2   โˆ’4 2
  a.    0    1 3                                    d.    0   1   โˆ’2 โˆ’1
        0    0 1                                          0   0    1   2
        1    3 1                                          1   3   2 โˆ’2
  b.    0    1 โˆ’1                                   e.    0   0   1 4
        0    0 0                                          0   0   0 1
        1    โˆ’2 2 2                                       1   2   2 2
  c.    0     1 โˆ’1 3                                f.    0   1   3 3
        0     0   1 2                                     0   0   0 1



                                               Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 27
1 โˆ’2 2 2                                         1   1 0
  g.    0 1 โˆ’1 3                                    i.   0   1 0
        0 0        1 2                                   0   0 0
        1 โˆ’1 3 8                                         1   โˆ’2 4 1
   h.   0     1 2 7                                 j.   0    0 1 3
        0     0 1 2                                      0    0 0 0
        0     0 0 0
6. Selesaikan setiap sistem persamaan linear berikut.
        ๐‘ฅ 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 = 5                                    2๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 + 3๐‘ฅ 3 = 1
  a.
        3๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 = 1                              e.   4๐‘ฅ1 + 3๐‘ฅ 2 + 5๐‘ฅ 3 = 1
        2๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 = 8                                   6๐‘ฅ1 + 5๐‘ฅ 2 + 5๐‘ฅ 3 = โˆ’3
  b.
        4๐‘ฅ 1 โˆ’ 3๐‘ฅ 2 = 6                                  3๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 0
        4๐‘ฅ 1 + 3๐‘ฅ 2 = 4                             f.   โˆ’2๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 = 2
  c.    2                                                2๐‘ฅ1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 + 2๐‘ฅ 3 = โˆ’1
            ๐‘ฅ 1 + 4๐‘ฅ 2 = 3
        3

          ๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 = 1
  d.     2๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 3
         ๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 + 3๐‘ฅ 3 = 7
7. Untuk setiap SPL berikut, carilah penyelesaiannya (jika konsisten). Gunakanlah
  eliminasi Gauss dan substitusi balik, atau gunakan eliminasi Gauss-Jordan.
        ๐‘ฅ 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 = 3
  a.
        2๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 = 9
        2๐‘ฅ 1 โˆ’ 3๐‘ฅ 2 = 5
  b.
        โˆ’4๐‘ฅ 1 + 6๐‘ฅ 2 = 8
         ๐‘ฅ 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 = 3
  c.     2๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 = 1
        โˆ’5๐‘ฅ1 + 8๐‘ฅ 2 = 4
        2๐‘ฅ1 โˆ’ 3๐‘ฅ 2 = โˆ’2
  d.    2๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 = 1
        3๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 = 1
         4๐‘ฅ 1 โˆ’ 8๐‘ฅ 2 = 12
  e.     3๐‘ฅ 1 โˆ’ 6๐‘ฅ 2 = 9
        โˆ’2๐‘ฅ1 + 4๐‘ฅ 2 = โˆ’6
         ๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 โˆ’ 3๐‘ฅ 3 + ๐‘ฅ 4 = 1
  f.     โˆ’๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 + 4๐‘ฅ 3 โˆ’ ๐‘ฅ 4 = 6
        โˆ’2๐‘ฅ1 โˆ’ 4๐‘ฅ 2 + 7๐‘ฅ 3 โˆ’ ๐‘ฅ 4 = 1
          ๐‘ฅ1 + 3๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 + ๐‘ฅ 4 = 3
  g.    2๐‘ฅ1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 + 2๐‘ฅ 4 = 8
         ๐‘ฅ1 โˆ’ 5๐‘ฅ 2        + ๐‘ฅ4 = 5




                                              Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 28

More Related Content

What's hot

ALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIAN
ALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIANALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIAN
ALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIANFela Aziiza
ย 
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA GAD II
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA GAD IIPERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA GAD II
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA GAD IIAYANAH SEPTIANITA
ย 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiArdika MathEdu
ย 
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3AtiqAlghasiaHemalia
ย 
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Kannal Bakti Pakinde
ย 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksRochimatulLaili
ย 
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakPersamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakMono Manullang
ย 
Paraboloida - Geometri Analitik Ruang
Paraboloida - Geometri Analitik RuangParaboloida - Geometri Analitik Ruang
Paraboloida - Geometri Analitik RuangMuhammadFirzha1
ย 
Program linier โ€“ metode simpleks revisi (msr)
Program linier โ€“ metode simpleks revisi (msr)Program linier โ€“ metode simpleks revisi (msr)
Program linier โ€“ metode simpleks revisi (msr)Ervica Badiatuzzahra
ย 
Cara menggambar graf sederhana matematika diskrit
Cara menggambar graf sederhana matematika diskritCara menggambar graf sederhana matematika diskrit
Cara menggambar graf sederhana matematika diskritOka Ambalie
ย 
Pembuktian Sifat โ€“ Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat โ€“ Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat โ€“ Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat โ€“ Sifat Operasi MatriksIpit Sabrina
ย 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
ย 
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Dayga_Hatsu
ย 
Kuadratur gauss kel 10
Kuadratur gauss kel 10Kuadratur gauss kel 10
Kuadratur gauss kel 10Erlita Fatmawati
ย 
Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Fitria Maghfiroh
ย 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfPawit Ngafani
ย 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
ย 
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabelMateri 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabelradar radius
ย 

What's hot (20)

ALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIAN
ALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIANALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIAN
ALJABAR LINEAR ELIMINASI GAUSSIAN
ย 
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA GAD II
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA GAD IIPERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA GAD II
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA GAD II
ย 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
ย 
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
ย 
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
ย 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
ย 
Grafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutubGrafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutub
ย 
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlakPersamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
Persamaan dan pertidaksamaan nilai harga mutlak
ย 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
ย 
Paraboloida - Geometri Analitik Ruang
Paraboloida - Geometri Analitik RuangParaboloida - Geometri Analitik Ruang
Paraboloida - Geometri Analitik Ruang
ย 
Program linier โ€“ metode simpleks revisi (msr)
Program linier โ€“ metode simpleks revisi (msr)Program linier โ€“ metode simpleks revisi (msr)
Program linier โ€“ metode simpleks revisi (msr)
ย 
Cara menggambar graf sederhana matematika diskrit
Cara menggambar graf sederhana matematika diskritCara menggambar graf sederhana matematika diskrit
Cara menggambar graf sederhana matematika diskrit
ย 
Pembuktian Sifat โ€“ Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat โ€“ Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat โ€“ Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat โ€“ Sifat Operasi Matriks
ย 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
ย 
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
ย 
Kuadratur gauss kel 10
Kuadratur gauss kel 10Kuadratur gauss kel 10
Kuadratur gauss kel 10
ย 
Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18
ย 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
ย 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
ย 
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabelMateri 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
ย 

Viewers also liked

Sistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan LinearSistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan LinearAna Safrida
ย 
Sistem Persamaan Linear
 Sistem Persamaan Linear Sistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan LinearRizky Wulansari
ย 
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianAplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianSMKN 9 Bandung
ย 
Ppt cramer rules
Ppt cramer rulesPpt cramer rules
Ppt cramer rulesabbyieda
ย 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenBAIDILAH Baidilah
ย 
Sistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabelSistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabelRiya D'yaya
ย 
Rpp sistem persamaan linear 3 variabel sma n 5 manisah
Rpp sistem persamaan linear 3 variabel sma n 5   manisahRpp sistem persamaan linear 3 variabel sma n 5   manisah
Rpp sistem persamaan linear 3 variabel sma n 5 manisahMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
ย 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linearMawar Oktaringga
ย 
Praktikum4 9
Praktikum4 9Praktikum4 9
Praktikum4 9Renol Doang
ย 
matematik keputusan - pengaturcaraan linear
matematik keputusan - pengaturcaraan linearmatematik keputusan - pengaturcaraan linear
matematik keputusan - pengaturcaraan linearIfrahim jamil
ย 
Sifat sifat Determinan
Sifat sifat DeterminanSifat sifat Determinan
Sifat sifat Determinanbagus222
ย 
Peranan sektor luar negri pada perekonomian
Peranan sektor luar negri pada perekonomianPeranan sektor luar negri pada perekonomian
Peranan sektor luar negri pada perekonomianRosa Adelia
ย 
analisis input output
 analisis input output analisis input output
analisis input outputOpissen Yudisyus
ย 
Kalkulus asas terbitan pertama
Kalkulus asas  terbitan pertamaKalkulus asas  terbitan pertama
Kalkulus asas terbitan pertamaAishah Ya'Acob
ย 
Kegiatan ekonomi antar negara
Kegiatan ekonomi antar negaraKegiatan ekonomi antar negara
Kegiatan ekonomi antar negaradaryono eska
ย 
Aplikasi pembezaan assignment
Aplikasi pembezaan assignmentAplikasi pembezaan assignment
Aplikasi pembezaan assignmentMelvin Georage
ย 
Assignment math ; kalkulus asas
Assignment math ; kalkulus asasAssignment math ; kalkulus asas
Assignment math ; kalkulus asasIda Hasniza
ย 
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiMatriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiElemantking Daeva
ย 

Viewers also liked (20)

Sistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan LinearSistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan Linear
ย 
Sistem Persamaan Linear
 Sistem Persamaan Linear Sistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan Linear
ย 
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianAplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
ย 
Refleksi mte311o
Refleksi mte311oRefleksi mte311o
Refleksi mte311o
ย 
Ppt cramer rules
Ppt cramer rulesPpt cramer rules
Ppt cramer rules
ย 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
ย 
Sistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabelSistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabel
ย 
Rpp sistem persamaan linear 3 variabel sma n 5 manisah
Rpp sistem persamaan linear 3 variabel sma n 5   manisahRpp sistem persamaan linear 3 variabel sma n 5   manisah
Rpp sistem persamaan linear 3 variabel sma n 5 manisah
ย 
Sistem persamaan linear
Sistem persamaan linearSistem persamaan linear
Sistem persamaan linear
ย 
Praktikum4 9
Praktikum4 9Praktikum4 9
Praktikum4 9
ย 
matematik keputusan - pengaturcaraan linear
matematik keputusan - pengaturcaraan linearmatematik keputusan - pengaturcaraan linear
matematik keputusan - pengaturcaraan linear
ย 
21377253 bab-iii-sistem-persamaan-linear
21377253 bab-iii-sistem-persamaan-linear21377253 bab-iii-sistem-persamaan-linear
21377253 bab-iii-sistem-persamaan-linear
ย 
Sifat sifat Determinan
Sifat sifat DeterminanSifat sifat Determinan
Sifat sifat Determinan
ย 
Peranan sektor luar negri pada perekonomian
Peranan sektor luar negri pada perekonomianPeranan sektor luar negri pada perekonomian
Peranan sektor luar negri pada perekonomian
ย 
analisis input output
 analisis input output analisis input output
analisis input output
ย 
Kalkulus asas terbitan pertama
Kalkulus asas  terbitan pertamaKalkulus asas  terbitan pertama
Kalkulus asas terbitan pertama
ย 
Kegiatan ekonomi antar negara
Kegiatan ekonomi antar negaraKegiatan ekonomi antar negara
Kegiatan ekonomi antar negara
ย 
Aplikasi pembezaan assignment
Aplikasi pembezaan assignmentAplikasi pembezaan assignment
Aplikasi pembezaan assignment
ย 
Assignment math ; kalkulus asas
Assignment math ; kalkulus asasAssignment math ; kalkulus asas
Assignment math ; kalkulus asas
ย 
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiMatriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
ย 

Similar to SPL_SistemPersamaanLinear

PPT ALJBR MANTAP.pptx
PPT ALJBR MANTAP.pptxPPT ALJBR MANTAP.pptx
PPT ALJBR MANTAP.pptxpaijo63
ย 
2. Sistem Persamaan Linier.ppt
2. Sistem Persamaan Linier.ppt2. Sistem Persamaan Linier.ppt
2. Sistem Persamaan Linier.pptManjaSari1
ย 
Sistem persamaan linear (spl)
Sistem persamaan linear (spl)Sistem persamaan linear (spl)
Sistem persamaan linear (spl)Dnr Creatives
ย 
Monomial Dan Polinomial
Monomial  Dan PolinomialMonomial  Dan Polinomial
Monomial Dan PolinomialAndiReskiantiArdi
ย 
PPT Ringkasan Materi Aljabar Linier.pptx
PPT Ringkasan Materi Aljabar Linier.pptxPPT Ringkasan Materi Aljabar Linier.pptx
PPT Ringkasan Materi Aljabar Linier.pptxFinaSari5
ย 
PPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptxPPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptxNurunNadia2
ย 
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxSTD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxrimanurmalasarispd
ย 
Sistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableSistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableMawar Defi Anggraini
ย 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenEman Mendrofa
ย 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSuryatiSuryati30
ย 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxfadhilahkhairunnisa8
ย 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxchairilhidayat
ย 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxDhiniMarliyanti3
ย 
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptxSTD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptxChristian227136
ย 
3. sistem persamaan linier
3. sistem persamaan linier3. sistem persamaan linier
3. sistem persamaan linierAfista Galih Pradana
ย 
Relasi rekursif
Relasi rekursifRelasi rekursif
Relasi rekursifEssa Novalia
ย 

Similar to SPL_SistemPersamaanLinear (20)

PPT ALJBR MANTAP.pptx
PPT ALJBR MANTAP.pptxPPT ALJBR MANTAP.pptx
PPT ALJBR MANTAP.pptx
ย 
2. Sistem Persamaan Linier.ppt
2. Sistem Persamaan Linier.ppt2. Sistem Persamaan Linier.ppt
2. Sistem Persamaan Linier.ppt
ย 
Sistem persamaan linear (spl)
Sistem persamaan linear (spl)Sistem persamaan linear (spl)
Sistem persamaan linear (spl)
ย 
Monomial Dan Polinomial
Monomial  Dan PolinomialMonomial  Dan Polinomial
Monomial Dan Polinomial
ย 
PPT Ringkasan Materi Aljabar Linier.pptx
PPT Ringkasan Materi Aljabar Linier.pptxPPT Ringkasan Materi Aljabar Linier.pptx
PPT Ringkasan Materi Aljabar Linier.pptx
ย 
Materi Aljabar linear
Materi Aljabar linearMateri Aljabar linear
Materi Aljabar linear
ย 
PPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptxPPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptx
ย 
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxSTD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
ย 
Sistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableSistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variable
ย 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
ย 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
ย 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
ย 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
ย 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
ย 
Calculus 2 pertemuan 1
Calculus 2 pertemuan 1Calculus 2 pertemuan 1
Calculus 2 pertemuan 1
ย 
Pertemuan v sistem persamaan linier
Pertemuan v sistem persamaan linierPertemuan v sistem persamaan linier
Pertemuan v sistem persamaan linier
ย 
Persamaan linear
Persamaan linear Persamaan linear
Persamaan linear
ย 
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptxSTD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
ย 
3. sistem persamaan linier
3. sistem persamaan linier3. sistem persamaan linier
3. sistem persamaan linier
ย 
Relasi rekursif
Relasi rekursifRelasi rekursif
Relasi rekursif
ย 

More from Khotibul Umam

Salinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptx
Salinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptxSalinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptx
Salinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptxKhotibul Umam
ย 
Panduan penilaian kurikulum 2013 smk
Panduan penilaian kurikulum 2013 smkPanduan penilaian kurikulum 2013 smk
Panduan penilaian kurikulum 2013 smkKhotibul Umam
ย 
Skripsi s1 pendidikan
Skripsi s1 pendidikanSkripsi s1 pendidikan
Skripsi s1 pendidikanKhotibul Umam
ย 
Rpp 7 pkwu kerajinan kls x gasal
Rpp 7 pkwu kerajinan kls x gasalRpp 7 pkwu kerajinan kls x gasal
Rpp 7 pkwu kerajinan kls x gasalKhotibul Umam
ย 
Pelatihan excel
Pelatihan excelPelatihan excel
Pelatihan excelKhotibul Umam
ย 
Penggunaan turunan
Penggunaan turunanPenggunaan turunan
Penggunaan turunanKhotibul Umam
ย 
Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Khotibul Umam
ย 

More from Khotibul Umam (8)

Salinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptx
Salinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptxSalinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptx
Salinan dari (External) Berani Berinternet - Tanya Kalau Ragu .pptx
ย 
Panduan penilaian kurikulum 2013 smk
Panduan penilaian kurikulum 2013 smkPanduan penilaian kurikulum 2013 smk
Panduan penilaian kurikulum 2013 smk
ย 
Skripsi s1 pendidikan
Skripsi s1 pendidikanSkripsi s1 pendidikan
Skripsi s1 pendidikan
ย 
Rpp 7 pkwu kerajinan kls x gasal
Rpp 7 pkwu kerajinan kls x gasalRpp 7 pkwu kerajinan kls x gasal
Rpp 7 pkwu kerajinan kls x gasal
ย 
Pelatihan excel
Pelatihan excelPelatihan excel
Pelatihan excel
ย 
Turunan
TurunanTurunan
Turunan
ย 
Penggunaan turunan
Penggunaan turunanPenggunaan turunan
Penggunaan turunan
ย 
Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3Vektor di ruang 2 dan 3
Vektor di ruang 2 dan 3
ย 

SPL_SistemPersamaanLinear

  • 1. SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) Salah satu masalah yang paling penting dalam matematika adalah menyelesaikan sistem persamaan linear. Lebih dari 75% dari semua masalah matematika yang dijumpai dalam aplikasi ilmiah maupun industri melibatkan penyelesaian sistem linear hingga tahap tertentu. Dengan menggunakan metode- metode matematika modern, sering kali kita dapat mereduksi suatu masalah yang rumit menjadi suatu sistem persamaan linear. Sistem-sistem linear muncul dalam penerapan bidang-bidang seperti perdagangan, ekonomi, sosiologi, ekologi, demografi, genetika, elektronika, teknik, kimia, dan fisika. 1. SPL dan Variabel SPL sudah diajarkan sejak pendidikan menengah, biasanya SPL sederhana yang dapat diselesaikan dengan metode dasar. Berikut akan diberikan contoh masalah sederhana yang dapat diselesaikan dengan SPL. Contoh 1 : Dua buah toko elektronik, toko I dan II, sama-sama membeli dari satu agen yang sama, dua merk notebook dengan tipe yang sama, sebut saja notebook A dan B. Toko I membeli 2 unit A dan 5 unit B seharga Rp 30.000.000,00. Toko II membeli 3 unit A dan 2 unit B seharga Rp 23.000.000,00. Berapa harga masing- masing notebook tersebut ? โˆŽ Untuk memudahkan perhitungan, nilai-nilai yang belum diketahui biasanya dimisalkan oleh huruf- huruf. Huruf- huruf inilah yang dalam matematika disebut sebagai variabel (peubah/pengganti). Misalnya, pada contoh di atas variabel yang digunakan adalah : harga notebook A = x harga notebook B = y Sehingga, permasalahan di atas dapat dibentuk dalam suatu model matematika yang disebut persamaan. 2 unit ๐ด + 5 unit ๐ต = 30 juta โ‡” 2๐‘ฅ + 5๐‘ฆ = 30 3 unit ๐ด + 2 unit ๐ต = 23 juta โ‡” 3๐‘ฅ + 2๐‘ฆ = 23 Karena kedua persamaan tersebut saling berkaitan membentuk suatu sistem, maka keseluruhannya dinamakan sistem persaman linear (SPL). Linear menunjukkan bahwa pangkat tertinggi variabelnya adalah 1. Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 17
  • 2. 2๐‘ฅ + 5๐‘ฆ = 30 ๐‘†๐‘ƒ๐ฟ 3๐‘ฅ + 2๐‘ฆ = 23 x dan y disebut variabel; 3, 2, dan 5 disebut koefisien dari x dan y, 30 dan 23 disebut konstanta. SPL di atas secara khusus disebut SPL 2 ร— 2 karena terdiri dari 2 persamaan dan 2 variabel. 2. Penyelesaian SPL dan Metode Dasar Penyelesaian SPL Penyelesaian atau solusi SPL adalah pasangan nilai- nilai dari variabel- variabel yang memenuhi semua persamaan dalam sistem. Perhatikan SPL pada contoh 1, x = 5 dan y = 4 memenuhi kedua persamaan. Jadi, (5, 4) adalah penyelesaian SPL tersebut. Selain (5, 4) bukanlah penyelesaian SPL, seperti : (10, 2) : penyelesaian untuk persamaan pertama saja (3, 7) : penyelesaian untuk persamaan ke dua saja Untuk mendapatkan (5, 4), metode paling dasar yang biasanya digunakan adalah metode eliminasi, substitusi, atau campuran. Dengan metode yang sama, SPL dengan persamaan dan variabel yang lebih banyak masih dapat dicari penyelesaiannya, namun memerlukan perhitungan yang jauh lebih panjang. SPL yang masih bisa dikerjakan dengan metode dasar tersebut biasanya SPL 3 ร— 3. Contoh 2 : ๐‘ฅ + ๐‘ฆ + 2๐‘ง = 9 2๐‘ฅ + 4๐‘ฆ โˆ’ 3๐‘ง = 1 3๐‘ฅ + 6๐‘ฆ โˆ’ 5๐‘ง = 0 Penyelesaian SPL di atas adalah x = 1, y = 2, dan z = 3, atau (1, 2, 3). โˆŽ Tidak semua SPL mempunyai penyelesaian. SPL yang mempunyai penyelesaian hanya memiliki dua kemungkinan, yaitu memiliki penyelesaian tungga l, atau tak hingga banyaknya penyelesaian. Pembahasan tentang ada tidaknya penyelesaian serta banyaknya penyelesaian SPL akan dibahas pada bagian akhir. Contoh 1 dan 2 merupakan SPL dengan penyelesaian tunggal. 3. Bentuk Umum SPL ๐‘š ร— ๐‘› SPL yang terdiri dari m buah persamaan dan n bilangan yang tidak diketahui (variabel), atau disebut SPL ๐‘š ร— ๐‘›, dapat dituliskan sebagai Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 18
  • 3. ๐‘Ž11 ๐‘ฅ 1 + ๐‘Ž12 ๐‘ฅ 2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž1๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› = ๐‘1 ๐‘Ž21 ๐‘ฅ 1 + ๐‘Ž22 ๐‘ฅ 2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž2๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› = ๐‘2 โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ ๐‘Ž ๐‘š1 ๐‘ฅ 1 + ๐‘Ž ๐‘š2 ๐‘ฅ 2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž ๐‘š๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› = ๐‘ ๐‘š di mana ๐‘ฅ 1 , ๐‘ฅ 2 , โ€ฆ , ๐‘ฅ ๐‘› adalah bilangan-bilangan yang tidak diketahui (variabel) dan a dan b yang berindeks bawah menyatakan konstanta-konstanta. Karena dalam penulisan SPL, variabel- variabel harus dituliskan dalam urutan (orde) yang sama dalam setiap persamaan, maka suatu SPL dapat diubah menjadi persamaan matriks sebagai berikut : ๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ€ฆ ๐‘Ž1๐‘› ๐‘ฅ1 ๐‘1 ๐‘Ž21 ๐‘Ž22 โ€ฆ ๐‘Ž2๐‘› ๐‘ฅ2 ๐‘2 โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ = โ‹ฎ ๐‘Ž ๐‘š1 ๐‘Ž ๐‘š2 โ€ฆ ๐‘Ž ๐‘š๐‘› ๐‘ฅ๐‘› ๐‘๐‘š atau dapat ditulis sebagai ๐ด ๐‘š ร—๐‘› ๐‘‹ ๐‘› = ๐ต ๐‘š ๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ€ฆ ๐‘Ž1๐‘› ๐‘Ž21 ๐‘Ž22 โ€ฆ ๐‘Ž2๐‘› Di mana ๐ด ๐‘š ร—๐‘› = disebut matriks koefisien, dengan banyak โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ ๐‘Ž ๐‘š1 ๐‘Ž ๐‘š2 โ€ฆ ๐‘Ž ๐‘š๐‘› persamaan sebagai baris (m) dan banyak variabel sebagai kolom (n). Contoh 3 : SPL dengan banyak persamaan = variabel (m = n) ๐‘ฅ 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 = 3 2๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 = 9 Contoh 4 : SPL dengan banyak persamaan > variabel (m > n) ๐‘ฅ 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 = 3 2๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 = 1 โˆ’5๐‘ฅ 1 + 8๐‘ฅ 2 = 4 Contoh 5 : SPL dengan banyak persamaan < variabel (m < n) ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2 + ๐‘ฅ3 = 8 2๐‘ฅ 2 + 3๐‘ฅ 3 = 5 โˆŽ 4. SPL ๐‘› ร— ๐‘› SPL ๐‘› ร— ๐‘› adalah SPL yang terdiri atas n buah persamaan dan n buah variabel. ๐‘Ž11 ๐‘ฅ 1 + ๐‘Ž12 ๐‘ฅ 2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž1๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› = ๐‘1 ๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ€ฆ ๐‘Ž1๐‘› ๐‘ฅ1 ๐‘1 ๐‘Ž21 ๐‘ฅ 1 + ๐‘Ž22 ๐‘ฅ 2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž2๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› = ๐‘2 ๐‘Ž21 ๐‘Ž22 โ€ฆ ๐‘Ž2๐‘› ๐‘ฅ2 ๐‘2 โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ atau โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ = โ‹ฎ ๐‘Ž ๐‘›1 ๐‘ฅ 1 + ๐‘Ž ๐‘›2 ๐‘ฅ 2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž ๐‘›๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› = ๐‘๐‘› ๐‘Ž ๐‘›1 ๐‘Ž ๐‘›2 โ€ฆ ๐‘Ž ๐‘›๐‘› ๐‘ฅ๐‘› ๐‘๐‘› Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 19
  • 4. SPL ๐‘› ร— ๐‘› dapat pula dituliskan ke dalam sebuah matriks gabungan antara matriks A dan B, yang disebut matriks yang diperbesar (augmented matrix) ๐ด|๐ต , yaitu : ๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ€ฆ ๐‘Ž1๐‘› ๐‘1 ๐‘Ž21 ๐‘Ž22 โ€ฆ ๐‘Ž2๐‘› ๐‘2 ๐ด|๐ต = โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ ๐‘Ž ๐‘›1 ๐‘Ž ๐‘›2 โ€ฆ ๐‘Ž ๐‘›๐‘› ๐‘๐‘› Perhatikan kembali bentuk : ๐ด๐‘‹ = ๐ต . Pada SPL ๐‘› ร— ๐‘›, matriks koefisien A adalah sebuah matriks persegi-n. Sifat sebuah matriks persegi hanya ada dua kemungkinan, yaitu dapat dibalik/mempunyai invers dan tidak dapat dibalik/tidak mempunyai invers. Jika matriks A mempunyai invers ๐ดโˆ’1 , maka : ๐ดโˆ’1 (๐ด ๐‘‹) = ๐ดโˆ’1 ๐ต โ‡” (๐ดโˆ’1 ๐ด) ๐‘‹ = ๐ดโˆ’1 ๐ต ๐ผ๐‘‹ = ๐ดโˆ’1 ๐ต โ‡” ๐‘‹ = ๐ดโˆ’1 ๐ต Dengan demikian, SPL ๐‘› ร— ๐‘› akan mempunyai penyelesaian jika A dapat dibalik (mempunyai invers), dan tidak mempunyai penyelesaian jika A tidak dapat dibalik. Jadi, penyelesaian SPL ๐‘› ร— ๐‘› dapat diperoleh dengan mengalikan invers matriks koefisien A dengan matriks konstanta B dari kiri. Sedangkan untuk mencari ๐ดโˆ’1 dapat digunakan metode OBE (eliminasi Gauss-Jordan) atau matriks adjoin yang sudah dipelajari pada pembahasan aljabar matriks dan determinan. Metode penyelesaian SPL ๐‘› ร— ๐‘› dengan invers matriks koefisien ini akan cukup berbelit-belit jika digunakan pada matriks berukuran besar, khususnya penggunaan matriks adjoin dari A. Sedangkan metode OBE pada A memang jauh lebih efisien, namun kita masih harus mengalikan hasilnya dengan matriks B. Untuk itu akan dibahas suatu metode penyelesaian SPL yang jauh lebih efisien dan tidak terbatas hanya untuk SPL ๐‘› ร— ๐‘› saja, tapi juga dapat digunakan untuk menyelesaikan SPL ๐‘š ร— ๐‘›. 5. Menyelesaikan SPL dengan Eliminasi Gauss Metode ini dilakukan dengan menerapkan OBE pada ๐ด|๐ต agar A menjadi bentuk segitiga atas (eselon baris). Selain itu, OBE dapat terus dilanjutkan hingga A tereduksi menjadi I (eliminasi Gauss-Jordan). Jika A tereduksi menjadi bentuk segitiga atas, maka harus dilakukan substitusi balik untuk mendapatkan penyelesaian akhir. Jika A tereduksi menjadi I, maka matriks B yang juga berubah setelah diterapkan OBE yang sama, merupakan penyelesaian dari SPL tersebut. Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 20
  • 5. Pada bagian ini hanya akan dibahas penyelesaian SPL ๐‘› ร— ๐‘› dengan eliminasi Gauss. Contoh 6 : Misalkan suatu matriks diperbesar dari SPL 3 ร— 3 telah direduksi menjadi bentuk segitiga atas, yang kemudian diubah kembali menjadi bentuk SPL : 3 2 1 1 3๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 1 0 1 โˆ’1 2 โ‡” ๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 = 2 0 0 2 4 2๐‘ฅ 3 = 4 Untuk menyelesaikan SPL tereduksi ini dapat digunakan substitusi balik (back- substitution) mulai dari baris terbawah. 2๐‘ฅ 3 = 4 โ‡” ๐‘ฅ 3 = 2 ๐‘ฅ2 โˆ’ 2 = 2 โ‡” ๐‘ฅ2 = 4 3๐‘ฅ 1 + 2.4 + 2 = 1 โ‡” ๐‘ฅ 1 = โˆ’3 Jadi penyelesaian SPL di atas adalah (-3, 4, 2). โˆŽ Contoh 7 : Selesaikan sistem berikut 2๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 + 3๐‘ฅ 3 โˆ’ 2๐‘ฅ 4 = 1 ๐‘ฅ2 โˆ’ 2๐‘ฅ 3 + 3๐‘ฅ 4 = 2 4๐‘ฅ 3 + 3๐‘ฅ 4 = 3 4๐‘ฅ4 = 4 Dengan substitusi balik diperoleh penyelesaian (1, -1, 0, 1). โˆŽ Contoh 8 : Selesaikan sistem berikut ๐‘ฅ1 + 2๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 3 3๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 โˆ’ 3๐‘ฅ 3 = โˆ’1 2๐‘ฅ1 + 3๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ3 = 4 Buatlah matriks diperbesar ๐ด|๐ต kemudian lakukan OBE untuk mereduksinya. 1 2 1 3 โˆ’3๐‘ 1+๐‘ 1 1 2 โˆ’2๐‘ 1+๐‘ 3 1 3 ๐‘ 2โˆ’7๐‘ 3 1 2 1 3 3 โˆ’1 โˆ’3 โˆ’1 0 โˆ’7 โˆ’6 โˆ’10 0 โˆ’7 โˆ’6 โˆ’10 2 3 1 4 0 โˆ’1 โˆ’1 โˆ’2 0 0 1 4 Operasi baris di atas sudah menghasilkan bentuk segitiga atas, yang dapat dilanjutkan dengan substitusi balik, atau meneruskan OBE hingga A tereduksi menjadi I, seperti berikut ini : 6๐‘ 3+๐‘ 2 1 2 1 3 โˆ’๐‘ 3+๐‘ 1 1 2 0 โˆ’1 โˆ’1 7 ๐‘ 2 0 -7 -6 -10 0 -7 0 14 0 0 1 4 0 0 1 4 Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 21
  • 6. 1 2 0 โˆ’1 โˆ’2๐‘ 2 +๐‘ 1 1 0 0 3 ๐‘ฅ1 = 3 0 1 0 โˆ’2 0 1 0 โˆ’2 โ‡’ ๐‘ฅ 2 = โˆ’2 0 0 1 4 0 0 1 4 ๐‘ฅ3 = 4 Jadi, penyelesaian SPL di atas adalah (3, -2, 4). โˆŽ 6. Konsistensi SPL SPL yang mempunyai penyelesaian dinamakan SPL konsisten (consistent), sedangkan SPL yang tidak mempunyai penyelesaian dinamakan SPL tak-konsisten (inconsistent). SPL konsisten memiliki dua kemungkinan banyak penyelesaian, yaitu penyelesaian tunggal (satu penyelesaian) atau tak hingga banyaknya penyelesaian. SPL SPL Konsisten SPL Tak-Konsisten Satu Tak Hingga Penyelesaian Penyelesaian SPL tak-konsisten umumnya dapat diketahui dari bentuk eselon baris matriks yang diperbesar [๐ด|๐ต]. Jika bentuk eselon barisnya mengandung baris berbentuk 0 0 0 โ€ฆ 0 ๐‘Ž dengan ๐‘Ž โ‰  0 maka sistem yang bersangkutan tak-konsisten. Sedangkan, jika bentuk eselon barisnya mengandung 0 0 0 โ€ฆ 0 0 maka SPL tersebut konsisten dengan tak-hingga banyaknya penyelesaian. Selain bentuk tersebut, ciri lain suatu SPL memiliki tak hingga penyelesaian adalah sistem tersebut kekurangan persamaan, sehingga kelebihan variabel (SPL ๐‘šร— ๐‘› dengan m < n). Banyak variabel melebihi persamaan dapat menyebabkan munculnya variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya dapat dipenuhi oleh semua bilangan. Sedangkan variabel yang hanya dipenuhi oleh satu nilai disebut variabel utama. Variabel utama ditandai oleh 1 utama pada matriks tereduksinya. Konsistensi SPL biasanya tergantung pada banyak persamaan dan banyak variabel. Akan tetapi, hal ini harus tetap diselidiki dengan melihat bentuk eselon barisnya. Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 22
  • 7. a. SPL ๐‘› ร— ๐‘› 1. Jika bentuk eselon baris dari A pada ๐ด ๐ต berbentuk segitiga atas, maka SPL mempunyai penyelesaian tunggal. Contoh 9 : Perhatikan kembali contoh, dengan substitusi balik diperoleh 3 2 1 1 ๐‘ฅ1 = โˆ’3 0 1 โˆ’1 2 โ‡” ๐‘ฅ2 = 4 0 0 2 4 ๐‘ฅ3 = 2 Jelaslah bahwa SPL mempunyai penyelesaian tunggal, yaitu (-3, 4, 2). โˆŽ 2. Jika bentuk eselon baris dari ๐ด ๐ต mengandung 0 0 0 โ€ฆ 0 ๐‘Ž dengan ๐‘Ž โ‰  0 maka SPL tidak mempunyai penyelesaian. Contoh 10 : 1 1 0 3 ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2 =3 0 1 0 2 โ‡” ๐‘ฅ2 =2 0 0 0 1 0. ๐‘ฅ 3 = 1 Jelaslah bahwa tidak ada x 3 yang memenuhi, sehingga SPL tersebut tidak mempunyai penyelesaian. โˆŽ 3. Jika bentuk eselon baris dari ๐ด ๐ต mengandung 0 0 0 โ€ฆ 0 0 Maka SPL tersebut mempunyai tak-hingga penyelesaian. Contoh 11 : 1 1 0 3 ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2 =3 0 1 0 2 โ‡” ๐‘ฅ2 =2 0 0 0 0 0. ๐‘ฅ 3 = 0 Karena 0. ๐‘ฅ 3 = 0 โ‡” ๐‘ฅ 3 = semua bilangan. Untuk itu x 3 dimisalkan oleh suatu parameter yang menunjukkan bahwa nilainya tidak terbatas di himpunan bilangan real, misalnya ๐‘ฅ 3 = ๐‘ก. Jadi, SPL tersebut mempunyai banyak penyelesaian yaitu 1, 2, ๐‘ก dengan t adalah semua bilangan Real. โˆŽ b. Sistem Kekurangan Persamaan ( Underdetermined Systems) Sistem linear ini adalah SPL ๐‘š ร— ๐‘› dengan ๐‘š < ๐‘› (lebih banyak variabel daripada persamaan). SPL ini mempunyai dua kemungkinan, tak-konsisten, atau konsisten dengan tak terhingga banyaknya penyelesaian. Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 23
  • 8. 1. Jika bentuk eselon baris dari ๐ด ๐ต mengandung 0 0 0 โ€ฆ 0 ๐‘Ž dengan ๐‘Ž โ‰  0 maka SPL tidak mempunyai penyelesaian. Contoh 12 : 1 2 1 1 1 2 1 1 ๐‘ฅ + 2๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 1 โ†’ โ‡’ 1 2 4 2 3 0 0 0 1 0๐‘ฅ 3 = 1 Jelaslah bahwa tidak ada x 3 yang memenuhi, jadi SPL tersebut tidak mempunyai penyelesaian (tak-konsisten). โˆŽ 2. Jika tiap baris dari ๐ด ๐ต tereduksi mempuyai 1 utama, maka pasti sistem memiliki sejumlah variabel bebas. Karena sistem hanya mempunyai m baris, maka matriks tereduksinya hanya mempunyai m buah 1 utama atau kurang dari itu. Ini berarti, hanya ada m buah (atau kurang) variabel utama, sisanya adalah variabel bebas. Sehingga penyelesaiannya menjadi tak terhingga. Contoh 13 : 1 1 1 0 0 1 ๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 1 โ‡” ๐‘ฅ 1 = โˆ’๐‘ฅ 2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 + 1 0 0 0 1 0 2 โ‡’ ๐‘ฅ4 = 2 0 0 0 0 1 โˆ’1 ๐‘ฅ 5 = โˆ’1 Karena hanya ada 3 persamaan, maka hanya ada 3 variabel utama yaitu x 1 , x3 , dan x 5 . Sedangkan x 2 dan x 3 adalah variabel bebas (nilainya bebas / dapat dipenuhi oleh semua bilangan real). Jadi, SPL tersebut mempunyai tak hingga penyelesaian. Dengan memisalkan : x 2 = s dan x 3 = t, maka penyelesaiannya adalah : ([โˆ’๐‘  โˆ’ ๐‘ก + 1] , 2, โˆ’1) dengan ๐‘ , ๐‘ก โˆˆ ๐‘…๐‘’๐‘Ž๐‘™. โˆŽ c. Sistem Kelebihan Persamaan ( Overdetermined Systems) Sistem Linear ini adalah SPL ๐‘š ร— ๐‘› dengan ๐‘š > ๐‘› (lebih banyak persamaan daripada variabel). Bentuk eselon baris dari [๐ด|๐ต] akan selalu menghasilkan baris nol pada matriks tereduksi A. 1. Jika bentuk eselon baris dari ๐ด ๐ต mengandung 0 0 0 โ€ฆ 0 ๐‘Ž dengan ๐‘Ž โ‰  0 maka SPL tidak mempunyai penyelesaian. Contoh 14 : 1 1 1 1 1 1 1 โˆ’1 3 โ†’ 0 1 โˆ’1 โˆ’1 2 โˆ’2 0 0 1 Baris terakhir menunjukkan bahwa sistem di atas adalah tak-konsisten. โˆŽ Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 24
  • 9. 2. Jika banyak baris bukan nol sama dengan banyak persamaan (baris-baris bukan nol dari matriks tereduksi A membentuk sistem segitiga), maka SPL tersebut mempunyai penyelesaian tunggal. Contoh 15 : 1 2 1 1 ๐‘ฅ1 = โˆ’3 0 1 2 0 โ‡” ๐‘ฅ2 = 2 0 0 1 -1 ๐‘ฅ 3 = โˆ’1 0 0 0 0 Baris terakhir tidak mempengaruhi penyelesaian, dan baris-baris lainnya membentuk sistem segitiga. Sehingga SPL di atas mempunyai penyelesaian tunggal, yaitu (-3, 2, -1). โˆŽ 3. Jika banyak baris bukan nol kurang dari persamaan, maka SPL tersebut mempunyai tak terhingga banyaknya penyelesaian. Contoh 16: 1 2 1 1 1 2 1 1 2 โˆ’1 1 2 โ†’ 0 1 1/5 0 ๐‘ฅ + 2๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 1 โ‡’ 1 4 3 3 4 0 0 0 0 ๐‘ฅ 2 + 0,2๐‘ฅ 3 = 0 3 1 2 3 0 0 0 0 Karena hanya ada dua buah 1 utama, maka hanya ada dua variabel utama yaitu x 1 dan x 2 , sedangkan x 3 adalah variabel bebas. Dengan memisalkan x 3 = t kemudian melakukan substitusi balik diperoleh : ๐‘ฅ 2 = โˆ’0,2๐‘ฅ 3 = โˆ’0,2๐‘ก ๐‘ฅ 1 = 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 = 1 โˆ’ 0,6๐‘ก Sehingga penyelesaiannya adalah 1 โˆ’ 0,6๐‘ก , โˆ’0,2๐‘ก , ๐‘ก dengan ๐‘ก โˆˆ ๐‘…๐‘’๐‘Ž๐‘™. โˆŽ 7. Metode Cramer Salah satu metode penyelesaian SPL ๐‘› ร— ๐‘› , khususnya jika telah diketahui SPL tersebut konsisten, adalah metode/aturan Cramer. Konsistensi SPL ini dapat diketahui dengan menghitung determinan matriks koefisiennya. Teorema : Aturan Cramer Jika AX = B adalah sistem yang terdiri atas n persamaan linear dan n buah variabel (SPL ๐‘› ร— ๐‘›) sehingga det(๐ด) โ‰  0, maka SPL tersebut mempunyai penyelesaian tunggal, yaitu : det(๐ด1 ) det(๐ด2 ) det(๐ด ๐‘› ) ๐‘ฅ1 = , ๐‘ฅ2 = , โ€ฆโ€ฆ , ๐‘ฅ ๐‘› = ๐ด ๐ด ๐ด Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 25
  • 10. Di mana ๐ด ๐‘— adalah matriks yang didapat dengan menggantikan entri-entri dalam kolom ke-j dari A dengan entri-entri dalam matriks B. Contoh 17 : Gunakanlah aturan Cramer untuk menyelesaikan ๐‘ฅ1 + 2๐‘ฅ 3 = 6 โˆ’3๐‘ฅ 1 + 4๐‘ฅ 2 + 6๐‘ฅ 3 = 30 โˆ’ ๐‘ฅ1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 + 3๐‘ฅ 3 = 8 Penyelesaian : 1 0 2 6 0 2 ๐ด = โˆ’3 4 6 ๐ด1 = 30 4 6 โˆ’1 โˆ’2 3 8 โˆ’2 3 1 6 2 1 0 6 ๐ด2 = โˆ’3 30 6 ๐ด3 = โˆ’3 4 30 โˆ’1 8 3 โˆ’1 โˆ’2 8 Maka, det(๐ด1 ) โˆ’40 10 det(๐ด2 ) 152 18 det(๐ด3 ) 72 38 ๐‘ฅ1 = = =โˆ’ ; ๐‘ฅ2 = = = ; ๐‘ฅ3 = = = โˆŽ ๐ด 44 11 ๐ด 44 11 ๐ด 44 11 Latihan 3 1. Carilah matriks yang diperbesar untuk setiap SPL berikut ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2 = 4 ๐‘ฅ 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 = 0 a. ๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฅ2 = 2 e. 3๐‘ฅ1 + 4 ๐‘ฅ2 = โˆ’1 ๐‘ฅ1 + 2๐‘ฅ 2 = 4 2๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 = 3 b. โˆ’2๐‘ฅ1 โˆ’ 4๐‘ฅ 2 = 4 ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ3 = 1 f. 2๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 = 3 โˆ’๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 = 3 c. โˆ’4๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 = โˆ’6 ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ 3 = 1 ๐‘ฅ1 = 1 g. 2๐‘ฅ 2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 + ๐‘ฅ 5 = 2 d. ๐‘ฅ2 = 2 2๐‘ฅ 3 + ๐‘ฅ 4 = 3 2. Carilah sebuah SPL yang bersesuaian dengan setiap matriks diperbesar berikut. 3 2 8 5 โˆ’2 1 3 a. e. 1 5 7 2 3 โˆ’4 0 1 โˆ’3 2 1 0 0 b. 0 2 6 f. 0 1 0 2 1 4 โˆ’1 1 โˆ’1 1 c. 4 โˆ’2 3 4 1 2 3 4 5 g. 5 2 6 โˆ’1 5 4 3 2 1 1 0 โˆ’1 2 1 0 0 0 1 d. 2 1 1 3 0 1 0 0 2 h. 0 โˆ’1 2 4 0 0 1 0 3 0 0 0 1 4 Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 26
  • 11. 3. Gunakan substitusi balik untuk menyelesaikan masing- masing SPL berikut. ๐‘ฅ 1 โˆ’ 3๐‘ฅ 2 = 2 a. 2๐‘ฅ2 = 6 ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2 + ๐‘ฅ3 = 8 b. 2๐‘ฅ2 + ๐‘ฅ 3 = 5 3๐‘ฅ 3 = 9 ๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 + 2๐‘ฅ 3 + ๐‘ฅ 4 = 5 3๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 โˆ’ 2๐‘ฅ 4 = 1 c. โˆ’๐‘ฅ3 + 2๐‘ฅ 4 = -1 4๐‘ฅ4 = 4 ๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 + ๐‘ฅ 4 + ๐‘ฅ 5 = 5 2๐‘ฅ2 + ๐‘ฅ 3 โˆ’ 2๐‘ฅ 4 + ๐‘ฅ 5 = 1 d. 4๐‘ฅ3 + ๐‘ฅ 4 โˆ’ 2๐‘ฅ 5 = 1 ๐‘ฅ 4 โˆ’ 3๐‘ฅ 5 = 0 2๐‘ฅ5 = 2 4. Misalkanlah bahwa matriks yang diperbesar untuk suatu SPL telah direduksi menjadi bentuk eselon baris tereduksi yang diberikan. Selesaikanlah sistem berikut. 1 0 0 4 1 โˆ’3 0 2 a. 0 1 0 3 e. 0 0 1 โˆ’2 0 0 1 2 0 0 0 0 1 0 0 โˆ’2 0 1 0 2 b. 0 1 0 5 f. 0 0 1 โˆ’1 0 0 1 3 0 0 0 0 1 4 0 2 1 2 0 1 5 g. c. 0 0 1 3 0 0 0 3 4 0 0 0 1 1 0 0 3 2 1 2 0 0 h. 0 1 0 โˆ’1 4 d. 0 0 1 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 5. Misalkanlah bahwa matriks yang diperbesar untuk suatu SPL telah direduksi menjadi bentuk eselon baris yang diberikan. Selesaikanlah sistem berikut. 1 2 4 1 2 โˆ’4 2 a. 0 1 3 d. 0 1 โˆ’2 โˆ’1 0 0 1 0 0 1 2 1 3 1 1 3 2 โˆ’2 b. 0 1 โˆ’1 e. 0 0 1 4 0 0 0 0 0 0 1 1 โˆ’2 2 2 1 2 2 2 c. 0 1 โˆ’1 3 f. 0 1 3 3 0 0 1 2 0 0 0 1 Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 27
  • 12. 1 โˆ’2 2 2 1 1 0 g. 0 1 โˆ’1 3 i. 0 1 0 0 0 1 2 0 0 0 1 โˆ’1 3 8 1 โˆ’2 4 1 h. 0 1 2 7 j. 0 0 1 3 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 6. Selesaikan setiap sistem persamaan linear berikut. ๐‘ฅ 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 = 5 2๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 + 3๐‘ฅ 3 = 1 a. 3๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 = 1 e. 4๐‘ฅ1 + 3๐‘ฅ 2 + 5๐‘ฅ 3 = 1 2๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 = 8 6๐‘ฅ1 + 5๐‘ฅ 2 + 5๐‘ฅ 3 = โˆ’3 b. 4๐‘ฅ 1 โˆ’ 3๐‘ฅ 2 = 6 3๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 0 4๐‘ฅ 1 + 3๐‘ฅ 2 = 4 f. โˆ’2๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 = 2 c. 2 2๐‘ฅ1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 + 2๐‘ฅ 3 = โˆ’1 ๐‘ฅ 1 + 4๐‘ฅ 2 = 3 3 ๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 โˆ’ ๐‘ฅ 3 = 1 d. 2๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 = 3 ๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 + 3๐‘ฅ 3 = 7 7. Untuk setiap SPL berikut, carilah penyelesaiannya (jika konsisten). Gunakanlah eliminasi Gauss dan substitusi balik, atau gunakan eliminasi Gauss-Jordan. ๐‘ฅ 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 = 3 a. 2๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 = 9 2๐‘ฅ 1 โˆ’ 3๐‘ฅ 2 = 5 b. โˆ’4๐‘ฅ 1 + 6๐‘ฅ 2 = 8 ๐‘ฅ 1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 = 3 c. 2๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 = 1 โˆ’5๐‘ฅ1 + 8๐‘ฅ 2 = 4 2๐‘ฅ1 โˆ’ 3๐‘ฅ 2 = โˆ’2 d. 2๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ 2 = 1 3๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 = 1 4๐‘ฅ 1 โˆ’ 8๐‘ฅ 2 = 12 e. 3๐‘ฅ 1 โˆ’ 6๐‘ฅ 2 = 9 โˆ’2๐‘ฅ1 + 4๐‘ฅ 2 = โˆ’6 ๐‘ฅ 1 + 2๐‘ฅ 2 โˆ’ 3๐‘ฅ 3 + ๐‘ฅ 4 = 1 f. โˆ’๐‘ฅ 1 โˆ’ ๐‘ฅ 2 + 4๐‘ฅ 3 โˆ’ ๐‘ฅ 4 = 6 โˆ’2๐‘ฅ1 โˆ’ 4๐‘ฅ 2 + 7๐‘ฅ 3 โˆ’ ๐‘ฅ 4 = 1 ๐‘ฅ1 + 3๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 + ๐‘ฅ 4 = 3 g. 2๐‘ฅ1 โˆ’ 2๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ 3 + 2๐‘ฅ 4 = 8 ๐‘ฅ1 โˆ’ 5๐‘ฅ 2 + ๐‘ฅ4 = 5 Sistem Persamaan Linear/rHn_copyright | 28