Pengertian dan Komponen Sistem Pendukung Keputusan
1. A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk
mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data
menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan.
Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap – tahap yang harus dilalui
dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses
dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan /
solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang
disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk
mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang
dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan
kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada
tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada
tahap pemilihan.
Sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan,
melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan
melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan
dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih
cepat dan akurat.
B. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Pengertian SPK menurut beberapa ahli :
- Menurut Michael S Scot Morton dan Peter GW Keen (SIM,1998) , Adalah bahwa
sistem pendukung keputusan meruapakan sistem penghasil informasi yang
ditujukan pada suatu masalah yang harus dibuat oleh manajer.
2. - Menurut Raymond McLeod, Jr, (1998), Mendefenisikan sistem pendukung
keputusan sebagai suatu sistem informasi yang ditujukan untuk membantu
manajemen dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Kesimpulanya: Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang
mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif–
alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan
model.
C. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
SPK menyediakan dukungan untuk mengambil keputusan utamanya pada
keadaan semi terstruktur dan tidak erstruktur dengan menggabungkan penilaian
manusia dan informasi komputerisasi.
SPK, menaikan efektifitas pembuatan keputusan baik dalam hal ketepatan waktu
dan kualitas bukan pada biaya pembuata keputusan atau biaya pemakaian
komputer.
Menyedikan dukungan untuk tingkat manajerial mulai dari eksekutif sampai
manajer.
Sistem pendukung keputusan memberikan dukungan kepada semua fase dalam
proses pembuatan keputusan inteligence, design, choice dan impelementasi.
Sistem pendukung keputusan menaikkan efektifitas pembuatan keputusan baik
dalam hal ketepatan waktu dan kualitas bukan pada biaya pembuatan keputusan
atau biaya pemakaian waktu komputer.
D. Jenis-Jenis Sistem Pendukung Keputusan
Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang
dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit,
interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk
pengambilan keputusan sangat jelas.
Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh:
Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan
kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni
sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus
3. dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik,
interaktif, internal, real time, dan terjadwal.
Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan,
merancang rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran departemen.
Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena
tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut
pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal.
Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas. Informasi yang
dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan
teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan
eksekutif.
E. Komponen/ Subsistem Sisitem Pendukung Keputusan
Sistem berpendukung keputusan terdiri dari beberapa subsistem, yang diantaranya :
Pengelolaan Data ( Data Management), Pengelolaan data termasuk database,
dimana berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh software yang
disebut DBMS (Database Management System ),
Pengelolaan Model ( Model Management), Paket Software dimana termasuk
financial, statistic, management science, atau model kuantitif lainnya, dimana
menyediakan kemampuan analitis sistem dan software menejemen yang cocok.
Komunikasi ( Subsistem Dialog ), Pemakai dapat mengkomunikasikan dan
memerintahkan sehingga untuk itu diperlukan suatu antar muka pemakai (Use
Interface)
Pengelolaan Pengetahuan ( Knowledge Management ), Subsistem yang dapat
dipilih untuk dapat mendukung setiap subsistem lain atau bertindak sebagai
komponen yang berdiri sendiri.
Pemakai (User), Pemakai yang mengaplikasikan pengetahuan ataupun sebagai
pengguna dari sistem.
F. PERBEDAAN SPK DAN SIM DILIHAT DARI SUDUT PANDANG :
I. SUDUT PANDANG KONOTASIONAL
4. SPK adalah kemajuan secara revolusioner dari SIM dan PDE (Pengolahan Data
Elektronik).
PDE Diterapkan pada operasional organisasi.
Karakteristik:
- Membantu pengolahan transaksi secara lebih efisien.
- Memungkinkan pengolahan komputer secara lebih terjadwal dan
optimum.
- Memberikan laporan umum atau ikhtisar kepada manager.
- Menyediakan pembukuan (file) terpadu untuk kegiatan yang saling
berkaitan.
- Dengan adanya perangkat keras, dan menggunakan sistem operasi on
line maka PDE akan lancar dalam pengolahan data.
SIM lebih tinggi Organisasinya dari PDE
Karakteristik:
- Menitikberatkan pada informasi para manager menengah.
- Menangani aliran-aliran informasi terstruktur.
- Melayani kebutuhan informasi dan pembuatan laporan, umumnya mealui
suatu data data base.
- SIM berorientasi pada struktur aliran informasi dan operasional
(rutinitas).
SPK ditunjukkan kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi.
Karakteristik:
- Berfokus pada keputusan, ditunjukkan pada manager puncak dan
pengambilan keputusan.
- Mampu mendukung berbagai gaya pengambilan keputusan dari masing-
masing manajer.
II. SUDUT PANDANG TEORITIKAL
Tujuan fungsional sistem informasi dalam suatu organisasi adalah
meningkatkan prestasi kerja karyawan dalam organisasi melalui penerapan
teknologi informasi.
SPK bukan sekedar pengembangan dari PED dan SIM namun SPK
merupakan kelas sistem informasi yang berinteraksi dengan bagian-bagian lain
dari SIM Secara keseluruhan untuk mendukung aktivitas pengambilan
keputusan dalam organisasi.
Kesimpulan PERBEDAAN SIM , DSS, dan SISTEM PAKAR
5. • Sistem Pendukung Keputusan, adalah Sistem berbasis komputer yang dirancang untuk
mempertinggi efektifitas pengambilan keputusan dari masalah semi terstruktur.
• Perbedaannya dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah bahwa SIM
menghasilkan informasi bagi manajer dalam mengevaluasi yang bersifat rutin dan
terprogram dan mengendaliakan seluruh aktifitas organisasi ,
• Sistem Pakar, adalah aplikasi komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan
keputusan atau pemecahan persoalan dalam bidang yang spesifik.
G. Kelebihan dan kekurangan SPK
Kelebihan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
- Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses
data/informasi untuk pengambilan keputusan.
- Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama
berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
- Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan.
- Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan,
meskipun seandainya Sistem Pendukung Keputusan (SPK) tidak mampu
memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat
digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.
- Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang
diambilnya.
- Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan
penghematan waktu, tenaga dan biaya.
Kekurangan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
- Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan sebenarnya.
- Sistem Pendukung Keputusan (SPK) terbatas untuk memberikan alternatif dari
pengetahuan yang diberikan kepadanya (pengatahuan dasar serta model dasar)
pada waktu perancangan program tersebut.
- Proses-proses yang dapat dilakukan oleh Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan.
- Harus selalu diadakan perubahan secara kontinyu untuk menyesuaikan dengan
keadaan lingkungan yang terus berubah agar sistem tersebut selalu up to date.
6. - Bagaimanapun juga harus diingat bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
dirancang untuk membantu/mendukung pengambilan keputusan dengan
mengolah informasi dan data yang diperlukan dan bukan untuk mengambil
alih pengambilan keputusan.
H. Contoh aplikasi yang menggunakan DSS :
DSS untuk proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir pada PT. X
Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini adalah cara pemilihan karyawan
yang sesuai dengan kriteria yang ada pada suatu jabatan tertentu. Oleh karena itu
diperlukan suatu sistem pendukung keputusan untuk proses profile matching dan
analisis gap yang dibuat berdasarkan data dan norma-norma SDM yang terdapat di
PT. X.
Proses Profile Matching dilakukan untuk menentukan rekomendasi karyawan dalam
Sistem Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir berdasar pada 3 aspek yaitu
Kapasitas Intelektual, Sikap Kerja dan Perilaku. Hasil dari proses ini berupa ranking
karyawan sebagai rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk memilih karyawan
yang cocok pada jabatan yang kosong tersebut. Software ini dibuat dengan
menggunakan Microsoft Access 2000 untuk database dan Borland Delphi 5 sebagai
compiller-nya.
Dari hasil implementasi sistem, disimpulkan bahwa dengan penggunaan software ini
dapat membantu proses pengambilan keputusan terhadap profile matching proses
kenaikan jabatan dan perencanaan karir di PT. X.
7. - Bagaimanapun juga harus diingat bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
dirancang untuk membantu/mendukung pengambilan keputusan dengan
mengolah informasi dan data yang diperlukan dan bukan untuk mengambil
alih pengambilan keputusan.
H. Contoh aplikasi yang menggunakan DSS :
DSS untuk proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir pada PT. X
Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini adalah cara pemilihan karyawan
yang sesuai dengan kriteria yang ada pada suatu jabatan tertentu. Oleh karena itu
diperlukan suatu sistem pendukung keputusan untuk proses profile matching dan
analisis gap yang dibuat berdasarkan data dan norma-norma SDM yang terdapat di
PT. X.
Proses Profile Matching dilakukan untuk menentukan rekomendasi karyawan dalam
Sistem Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir berdasar pada 3 aspek yaitu
Kapasitas Intelektual, Sikap Kerja dan Perilaku. Hasil dari proses ini berupa ranking
karyawan sebagai rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk memilih karyawan
yang cocok pada jabatan yang kosong tersebut. Software ini dibuat dengan
menggunakan Microsoft Access 2000 untuk database dan Borland Delphi 5 sebagai
compiller-nya.
Dari hasil implementasi sistem, disimpulkan bahwa dengan penggunaan software ini
dapat membantu proses pengambilan keputusan terhadap profile matching proses
kenaikan jabatan dan perencanaan karir di PT. X.