SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
MAKALAH
AGAMA DAN EKONOMI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi Agama
Dosen : Endah Ratnawati Chotim, M.Ag., M.Si.
Disusun Oleh :
Nama : Trisna Nurdiaman
NIM : 1138030215
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas
berkat rahmat dan iradat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “Agama dan Ekonomi”.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda alam yang telah
membawa revolusi kehidupan minadzulumaati ila nnuur yakni Rasulullah SAW dan sampai
saat ini tetap menjadi Uswah Al-Hasanah bagi seluruh umat manusia di seluruh dunia. Kepada
keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sosiologi Agama. Layaknya fitrah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan, penulis
sepenuhnya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang konstruktif dalam
penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat yang pada khusunya bagi
penulis sendiri dan pada umumnya bagi semuanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ························································································ ii
BAB I PENDAHULUAN ········································································· 1
A. Latar Belakang ·············································································· 1
B. Rumusan Masalah ·········································································· 1
C. Tujuan ························································································ 1
BAB II PEMBAHASAN ·········································································· 2
A. Korelasi Agama dan Ekonomi ···························································· 2
B. Pandangan Para Tokoh Sosiologi ························································ 4
C. Analisis ······················································································· 8
BAB III PENUTUP················································································· 11
A. Kesimpulan ·················································································· 12
B. Saran ·························································································· 12
DAFTAR PUSTAKA ·············································································· 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama adalah seperangkat nilai dan norma yang tersusun dalam sebuah
sistem kepercayaan yang mengatur bagaimana cara manusia berhubungan dengan
Tuhan dan berhubungan dengan sesamanya. Setiap sistem kepercayaan mempunyai
cara-cara tertentu yang mengatur manusia berhubungan dengan Tuhan-nya yang
dimanifestasikan dalam berbabagai ritual peribatan. Nilai normatif agama mengatur
bagaimana cara seseorang individu menafsirkan dan menanggapi segala sesuatu
fenomena yang dihadapinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa agama
mengatur individu dan masyarakat pada setiap sendi kehidupan.
Salah satu sendi dari kehidupan sosial manusia yang turut serta diatur oleh
agama adalah kehdupan ekonomi masyarakat. Ekonomi sendiri merupakan
serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi segala
kebutuhan dan keinginannya yang menyakut usaha pembuatan keputusan,
pelaksanaan dan pengalokasian sumberdaya yang ada. Proses ekonomi pada
dasarnya meliputi tiga jenis akvititas, yaitu: produksi, distribusi dan konsumsi.
Berdasarkan paparan tersebut, penulis ingin mendalami lebih lanjut materi
mengenai “Agama dan Ekonomi”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana korelasi antara agama dan ekonomi?
2. Bagaimana pandangan dari para tokoh sosiologi mengenai agama dan
ekonomi?
3. Bagaimana kosial yang terjadi saat ini menyangkut fenomena yang
berhubungan dengan agama dan ekonomi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui korelasi antara agama dan ekonomi.
2. Untuk mengetahui pandangan mengenai agama dan ekonomi dari para tokoh
sosiologi.
3. Untuk menganalisis fenomena sosial saat ini yang berkaitan dengan agama
dan ekonomi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Korelasi Agama dan Ekonomi
Menurut Johnstone1
agama adalah sistem keyakinan dan praktek sebagai
sarana bagi sekelompok orang untuk menafsirkan dan menanggapi apa yang
mereka rasakan sebagai pengada adikodrati (supranatural) dan kudus. Agama
sebagai sistem keyakinan berfungsi sebagai sumber pedoman bagi masyarakat
dalam berpikir dan menafsirkan segala sesuatu. Sementara itu, agama sebagai
sistem praktek berfungsi sebagai petunjuk bagi para penganutnya dalam bertindak
atau menanggapi berbagai stimulus yang dihadapinya. Keyakinan manusia
terhadap sesuatu yang bersifat adikodrati ini menjadi suatu tendensi yang
mengarahkan manusia pada tatanan sosial masyarakat yang harmonik.
Sementara itu menurut Emile Durkheim2
agama adalah sistem simbol-
simbol yang melaluinya masyarakat menjadi sadar atas dirinya. Durkheim
berargumen bahwa agama secara simbolis mewujudkan masyarakat itu sendiri.
Durkheim memandang kepercayaan agamis sebagai representasi-representasi yang
mengunkapkan hakikat hal-hal yang sakral dan relasi-relasi yang mereka
pertahankan baik dengan satu sama lain maupun dengan duniawi. Menurutnya
agama dalam suatu masyarakat dalam suatu masyarakat nonmodern adalah suatu
nurani kolektif yang serba meliputi.
Fungsi utama agama menurut William Haviland adalah untuk mengurangi
kegelisahan dan memantapkan kepercayaan kepada diri sendiri serta memelihara
keadaan manusia agar siap mengahdapi realitas3
. Agama merupakan salah satu dari
lembaga sosial yang ada dalam masyarakat yang terdiri dari organisasi pola-pola
pemikiran dan pola-pola perilaku manusia yang diwujudkan melalui berbagai
1
Paul B. Horton & Chester L. Hunt, Sosiologi, Terjemahan Aminudi Ram dan Tita
Sobari (Jakarta: Erlangga, _____), h. 304
2
George Ritzer, Teori Sosiologi : Dari Klasik sampai Perkembangan Terakhir
Posmodern, (Jakarta: Pustaka Pelajat, 2014), h.169
3
Beni Ahmad Saebani, Pengantar Antropologi, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 239
3
aktivitas sosial dan peribadatan. Agama sebagai lembaga sosial pada dasarnya
merupaka himpunan norma-norma segala tingkata yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Selain itu juga, agama sebagai
lembaga sosial memiliki simbol-simbol, peralatan, tradisi dan tujuan-tujuan
tertentu. Menurut Soerjono Soekanto,4
lembaga kemasyarakatan yang bertujuan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia pada dasarnya mempunyai
beberapa funsi, yaitu :
1. Sebagai pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus
bertingkah laku atau bersikap;
2. Menjaga keutuhan masyarakat;
3. Memberikan pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan
pengendalian sosial (social control).
Kehidupan beragama pada dasarnya meruoakan kepercayaan terhadap
keyakinan adanya kekuatan gaib, luar biasa atau supernatural yang berpengaruh
terhadap kehidupan individu dan masyarakat.5
Agama mengatur pada setiap sendi
kehupan masyarakat, termasuk salah satunya adalah kehidupan ekonomi. Ekonomi
sendiri merupakan suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya
yang berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya rumah tangga yang terbatas
diantara berbagai anggotanya dengan mempertimbangkan, kemampuan, usaha dan
keinginan masing-masing6
. Dalam hal ini, agama memberikan pedoman yang
mengatur dan membatasi berbagai tindakan ekonomi yang dianggap baik dan
dianggap buruk oleh ajaran agama.
Agama menetapkan tindakan-tindakan ekonomi apa saja yang boleh
dilakukan dan tindakan-tindakan ekonomi yang tidak boleh dilakukan oleh para
penganutnya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam agama islam, tindakan
sosial ekonomi seperti “jual-beli” merupakan suatu hal yang diperbolehkan, tetapi
4
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 173
5
Bustanudin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi Agama,
(Jakarta: Rajagrafindo persada, 2006), h. 1
6
Damsar & Indrayani, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. 3,
h.9-10
4
disisi lain agama Islam juga memberikan batasan mengenai bentuk-bentuk jual-beli
yang diperbolehkan. Islam melarang bentuk jual beli barang haram seperti
minuman keras dan narkoba. Artinya, dalam menjalankan akitivitas ekonomi setiap
pemeluk agama selalu dianjurkan untuk memperhatikan norma halal dan haram
yang terdapat dalam agama tersebut. Oleh karen itu, terdapat korelasi yang kuat
antara agama sebagai lembaga sosial dan ekonomi sebagai wujud aktivitas sosial
masyarakat.
Dalam sistem mata pencaharian pada masyarakat primitif, biasanya
aktivitas-aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh mereka selalu disisipi dengan
ritual-ritual tertentu seperti upacara ritual setelah panen. Mereka memberikan
sesajen kepada roh-roh nenek moyang dan berdoa atas hasil panen yang telah
didapatkan. Dalam mencari hasil hutan juga tidak boleh melanggar pantangan
(taboo) karena tanaman dan binatang dipercayai punya penghuni, tenaga atau
penunggu gaib (dinamisme, animisme).
B. Pandangan Para Tokoh
1. Karl Marx
Dalam kajiannya mengenai agama dan ekonomi, Marx memandang bahwa
agama berfungsi sebagai alat eksploitasi kapitalis. Menurutnya kapitalisme telah
menyebabkan manusia sebagai pekerja tidak lagi mempunyai kontrol atas potensi
yang terkandung dalam kerja mereka. Agama yang ada saat itu dipandang tidak
mampu memberikan solusi atas ketertindasan kaum proletar. Agama justru
meninabobokan mereka dari perjuangan kelas melalui dogma-dogma yang
dikemukakan oleh para pemuka agama. Tekanan agama tradisional pada dunia
transenden, non-material dan harapan-harapan kehidupan setelah kematian
membantu mengalihkan perhatian orang dari penderitaan dan kesulitan nyata dalam
kehidupan mereka.
Marx melihat agama sebagai sebuah ideologi dimana ia menempatkannya
dalam konteks sosial-historis. Ia menganalisis antara kondisi-kondisi kehidupan
(sub-ekonomi masyarakat) dan gagasan-gagasan (superstruktur normatif
masyarakat) pada dasar-dasar kontinuitas perubaha melalui perkembangan sejarah
5
masyarakat.7
Sebagai sebuah ideologi, agama berfungsi sebagai seperangkat sanksi
moral, khayal, penghibur atas kondisi ketidakadilan, penyelubung kenyataan dan
pembenar ketidaksetaraan8
. Marx menganggap agama sebagai perwujudan dari rasa
ketertindasan dan pembenaran atas tatanan sosial yang ada. Sehingga pada akhirnya
Marx sampai pada satu kesimpulan yang menyatakan bahwa “agama merupakan
candu bagi masyarakat”.
Marx menekankan bahwa agama sebenarnya muncul dari kondisi material
tertentu bukan dari wahyu atau gagasan kreatif yang muncul begitu saja karena
ilham illahiyah tanpa adanya pergulatan dialektik antara kesadaran dengan
lingkungan. Ia melihat bahwa agama berlaku atas masyarakat bagaikan candu yang
meringankan penderitaan, tetapi tidak menghilangkan keadaan yang memunculkan
penderitaan tersebut. menurutnya agama semata-mata bersifat menenangkan orang
dan memungkinkan orang-orang yang berada dibawah pengaruh agama tersebut
menerima begitu saja keadaan sosial karena perhatian mereka dialihkan kepada
harapan akan kebahagiaan kehidupan di kemudian hari dimana semua penderitaan
dan kesengsaraan akan lenyap untuk selama-lamanya (alam akhirat).
Hubugan erat antara kondisi-kondisi kehidupan material dan suprastruktur
sulit untuk diidentifikasi adalah karena ideologi-ideologi itu memberikan
ketimpangan dan kekukurangan dalam kehidupan material. Akibatnya, meskipun
ideologi itu mencerminkan dan hubungan-hubungan produksi dalam masyarakat,
cerminan itu seringkali menyimpang atau dalam istilah Marx sebagai “suatu
kesadaran-dunia yang terbalik”9
. Saat ideologi-ideologi tersebut menjadi kesadaran
subjektif seseorang akan menyebabkan individu tersebut tidak mampu menyadari
kepentingan mereka yang sesungguhnya. Contohnya seseorang buruh lebih
menunjuk sebab kemiskinan yang dideritanya karena nasib atau taqdir dibanding
karena praktik penghisapan para kapitalis.
7
Graham C. Kinloch, Perkembangan dan Paradigma Utama Teori Sosiologi, (Bandung:
Pustaka Setia, 2009), Cet. II, h. 106
8
Dede Mulyanto, Atropologi Marx : Karl Marx tentang Masyarakat dan Kebudayaan,
(Bandung: Ulitimus, 2011), h. 149
9
Ibid., 141
6
Marx melihat konflik kelas sosial sebagai titik sentral dalam kajiannya
mengenai masyarakat. Konflik antara kaum kapitalis dan kaum proletar adalah
sentral dalam masyarakat10
. Kaum kapitalis menguasai alat produksi dan
mengeksploitasi kaum buruh melalui mekanisme kerja. Ketidakmerataan
pengalokasian sumberdaya ekonomi ini mengakibatkan kesenjangan antar kelas
dan kemiskinan pada kaum buruh. Agama yang hadir dalam kehidupan masyarakat
saat itu dianggap tidak memberikan solusi yang tepat dalam mengurangi
penderitaan buruh. Agama justru memberikan ilusi romantika ukhrowi sebagai
kebahagiaan sejati di kehidupan yang selanjutnya. Kaum proletar lebih memandang
kemiskinannya sebagai takdir dari pada sebagai kejahatan struktural yang
diakibatkan oleh para kapitalis. Oleh karena itulah Marx memandang agama
sebagai candu rakyat.
2. Max Weber
Pemikiran Max Weber mengenai agama dan ekonomi tertuang dalam salah
satu karyanya yang terkenal yaitu The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.
Dalam bukunya tersebut ia mengungkapkan hubungan elective afinity, yaitu
hubungan yang memiliki konsistensi logis dan pengaruh motivasionalyang bersifat
mendukung secara timbal balik anatar etika protestan dan semangat kapitalisme
pada awal perkembangan kapitalisme modern11
. Menurutnya terdapat suatu etika
dalam agama Protestan yang menjadi stimulus bagi pertumbuhan sistem ekonomi
kapitalis modern dalam tahap pembentukannya.
Weber menentang pandangan Marx yang melihat agama sebagai lembaga
bayangan yang selalu mencerminkan kekuasaan dan kepentingan kelas yang
berkuasa. Ia berpendapat bahwa kebangkitan kapitalisme didukunga oleh sikap
yang ditekankan oleh Protestanisme asketik. Jadi bukan, (kekuatan) ekonomi yang
menentukan agama, tetapi agamalah yang menentukan arah perkembangan
ekonomi.12
10
Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik : Dari Comte hingga Parsons, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. II, h. 124
11
Damsar & Indrayani, Op.Cit., h. 70
12
Paul B. Horton & Chester L. Hunt, Op.cit., h. 308
7
Weber melihat kondisi sosial para penganut agama Protestan seperti
Calvinisme dan Metodisme yang mempercayai konsep predistinasi. Menurut
konsep ini Allah telah menentukan keselamatan abadi seseorang diakhirat yang
ditandai dengan kesuksesan dan kesejateraan yang dihasilkan oleh pekerjaan.
Mereka memandang pekerjaan sebagai suatu panggilan suci (beruf atau calling).
Membuang-buang waktu merupakan dosa pertama dan secara prinsip dosa yang
paling mematikan13
. Ajaran-ajaran agama tersebut pada akhirnya melahirkan pola
motivasi yang memiliki konsistensi logis bagi semangat kapitalisme modern yang
sedang berkembang seperti akuntansi rasional, hukum rasional dan teknik rasional.
3. Karl Polanyi
Dalam esainya yang berjudul The Economy as an Instituted Process, Karl
Polanyi mengajukan sebuah gagasan tentang embeddedness (keterlekatan).
Menurutnya, kehidupan ekonomi manusia terlekat dan terjaring dalam institusi-
institusi sosial lain seperti institusi politik dan agama. Granovetter, mendefinisikan
keterlekatan ini sebagai tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan
melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung diantara para
aktor14
. Menurut Polanyi, memasukan institusi non-ekonomi kedalam ekonomi
manusia merupakan suatu hal yang penting. Menurutnya agama dan pemerintahan
mungkin menjadi penting terhadap struktur dan berfungsinya ekonomi sebagai
institusi moneter.
Menurutnya ekonomi masyarakat pra industri melekat pada institusi sosial,
politik, dan agama. Kehidupan ekonomi dalam mayarakat pra-kapitalis diatur
keluarga subsitensi, resiprositas, dan redistribusi. Keluarga merupakan suatu sistem
dimana barang-barang diproduksi dan disimpan dikalangan anggota kelompok
untuk pemakaian mereka sendiri (self sufficient system).15
Barang yang diproduksi
adalah untuk dikonsumsi. Adapun sebagian barang yang dijual bukan untuk
dijadikan sebagai modal, tetapi untuk memenuhi kebutuhan lain.
13
Max Weber, Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme, Terjemahan TW Utomo & Yusup
Priya Sudiarja (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h. 162
14
Dmasar & Indrayani, Op.cit., h. 139
15
Damsar & Indrayani, op.cit, hlm. 100
8
Sementara, pada masyarakat modern sistem redistribusi tersebut
digantikan oleh ekonomi pasar yang ditandai dengan “pasar yang mengatur dirinya
sendiri”. Uang menggantikan mekanisme barter karena aktivitas ekonomi yang
semakin kompleks. Selain itu, tenaga kerja dan tanah dipandang sebagai komoditi
rekaan (commodity fiction) yang dapat diperjualbelikan di pasar seperti produk
yang lainnya.
Kesimpulanya, pada masyarakat pra-kapitalis, harga dibentuk oleh
keterlekatannya dengan institusi lain seperti otoritas politik dan tradisi. Sementara
pada masyarakat modern, pasar mengatur dirinya sendiri dimana harga dibentuk
oleh permintaan dan penawaran.
Dalam konsep keterlekatan ini, tindakan ekonomi didasarkan pada tujuan
rasional untuk mencapai tujuan serta dituntun oleh aturan yang berupa nilai, norma,
adat istiadat dan tata kelakuan yang ada dalam masyarakat. Misalnya, seorang
pedagang muslim pada dasarnya bekerja untuk memperoleh keuntungan. Namun
tidak semua barang atau jasa bisa diperjual-belikan olehnya. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya aturan dalam agama Islam yang tidak memperbolehkan
umatnya untuk memperjualbelikan barang haram. Contoh lainnya adalah transaksi
peminjaman uang yang berbunga, bagi seorang muslim yang taat tindakan ekonomi
tersebut merupakan tindakan yang harus dihindari. Karena, transaksi riba ini
merupakan sesuatu yang telah diharamkan baik dalam Al-qur’an maupun dalam Al-
Hadits.
Dari contoh tersebut kita dapat melihat bagaimana keterlekatan antara
agama dan ekonomi terjadi di dalam masyarakat. Seorang penganut agama yang
taat akan mempertimbangakan segala tindakan ekonominya apakah bertentangan
dengan ajaran agama atau tidak. Jika tidak bertentangan, maka ia akan
melakukannya. Begitu pula sebaliknya, jika tindakan tersebut dianggap
bertentangan maka ia akan berusaha untuk tidak melakukannya.
C. Analisis Sosial : Korelasi Agama dan Ekonomi dalam Islam
Agama sebagai sistem keyakinan dan praktek mengatur manusia dalam
upayanya untuk memenuhi segala sesuatu yang menjadi kebutuhan dan
9
keinginannya. Agama menyediakan suatu tatan sosial bagi masyarakat yang
menjaga keselarasan dan keserasian sosial. Tindakan-tindakan ekonomi yang
dianggap akan merugikan suatu pihak dilarang oleh agama demi terciptanya suatu
keseimbangan dalam masyarakat. Dalam agama Islam terdapat berbagai hukum
yang mengatur kehidupan ekonomi masyarakat muslim. Sama seperti halnya dalam
agama Kristen Protestan, dalam Islam pun terdapat etika sosial yang melandasi
aktivitas ekonomi umat muslim. Etika sosial ini di dasarkan pada firman Allah
dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 29 yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka diantara kamu, dan janganlah kamu
membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.” (QS.
An-Nisa [4]: 9)
Berdasarkan ayat tersebut, dapat kita ketahui bahwa pada dasarnya
kehidupan ekonomi umat muslim mengutamakan nilai-nilai “keadilan” bagi semua
pihak. Suatu tindakan ekonomi yang merugikan salah satu pihak akan
mengakibatkan hilangnya keselarasan sosial dalam masyarakat sehingga perlu
dicegah melalui mekanisme yang terkandung dalam konsep ‘halal’ dan ‘haram’.
Beberapa bentuk aktivitas ekonomi yang diatur dalam Islam diantaranta adalah
mengenai zakat, muamalah dan faraid.
Zakat adalah sejumlah harta dalam kadar tertentu yang harus diberikan
kepada sekelompok orang yang dianggap pantas menerimanya berdasarkan
ketentuan dan syarat tertentu. Secara sosiologis zakat berfungsi sebagai alat
pemersatu sosial yang merekatkan hubungan antara masyarakat kelas ekonomi atas
dengan kelas ekonomi bawah. Zakat bukan merupakan sesuatu yang bersifat
kariratif seperti shadaqah, tetapi imperatif yang diwajibkan baik secara teologis
maupun politis. Zakat bahkan dapat dituntut oleh kelas miskin atau dipaksakan oleh
negara16
. Permasalahan sosial seperti ketimpangan ekonomi anatara kelas atas
16
Imam B. Jauhari. Teori Sosial : Proses Islamisasi dalam Ilmu Pengetahuan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 79-80
10
dengan kelas bawah tidak diatasi dengan jalan penumpasan oleh satu kelas terhadap
kelas lainnya melainkan dengan jalan ta’awun (saling tolong-menolong).
Sekelompok orang yang dianggap sukses secara finansial dianjurkan untuk
menolong saudaranya yang kekurangan sehingga terciptalah suatu proses simbiosis
mutualisme dalam masyarakat. Hal tersebut berda dengan konsep yang diajukan
oleh Karl Marx yang menganjurkan penumpasan salah satu kelas (Borjuis) oleh
kelas yang lainnya (ploretar) atau sering disebut dengan “revolusi komunis”.
Islam adalah seperangkat kredo yang diyakini oleh para pemeluknya
sebagai agama yang telah sempurna. Maka oleh sebab itu, Islam mempunyai
formulasi tersebdiri dalam tata pengaturan konflik atau permasalahan sosial yang
terjadi ditengah-tengah masyarakat. Episentrum serta pengaturan tata dan konflik
sosial tidak semata-mata dilakukan untuk tujuan kemanusiaaan melainkan untuk
menegakan keadilan serta untuk mendapatkan keridhaan dari Tuhan Yang Maha
Esa. Nilai-nilai transedental inilah yang membuat garis pembatas yang tegas anatara
tata pengaturan konflik dan permasalahan sosial di dalam agama Islam dengan
pandangan sekuler.
Muamalah merupakan tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi
manfaat dengan cara yang ditentukan seperti jual beli, sewa-menyewa, upah-
menupah, pinjam-meminjam, bercocok tanam, berserikat dan usahalainnya17
.
Dalam jual beli Islam mempunyai ketentuan barang yang diperjualbelikan harus
suci (bukan barang haram), bermanfaat, dapat diserahterimakan, diketahui, milik
sendiri atau diwakili dan tidak menimbulkan kerugian pada salah satu pihak.
Kemudian muamalah juga terdapat aturang mengenai larangan melakukan transaksi
ekonomi riba.
Islam mengakui konsep realitas ganda, yaitu sebuah konsep yang
memandang bahwa realitas itu terdiri dari dua jenis, yaitu realitas dunia dan realitas
akhirat. Relaitas dunia adalah realitas empiris dan berada dalam struktur objektif,
17
H. Sualiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2013) Cet. 62, h.
278
11
sementara realitas akhirat merupakan realitas normatif yang berada dalam struktur
objektif.18
Faraid merupakan pembagian harta pusaka kepada ahli waris berdasar
ketentuan yang sudah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Dalam Sudut
pandang sosiologis, faraid dapat dilihat sebagai pengalokasian sumberdaya
ekonomi terhadap anggota keluarga baik laki-laki atau pun perempuan. Dalam
Agama Islam, hak waris seorang laki-laki adalah dua kali lipat dari jatah
perempuan. Hal tersebut dilakukan dalam Islam karena laki-laki diwajibkan untuk
memberikan nafkah bagi keluarganya sementara perempuan tidak diwajibkan untuk
mencari nafkah, tetapi tidak pula ada aturan yang melarang perempuan untuk
mencari nafkah.
18
Imam Jauhari, Op.Cit., h. 78
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Agama mempunyai korelasi dengan ekonomi dimana agama sebagai sistem
keyakinan dan praktek mengatur bagaimana umatnya melakukan aktivitas
ekonomi.
2. Pandangan dari para tokoh mengenai agama dan ekonomi :
a. Karl Marx, ia melihat bahwa agama dijadikan sebagai alat eksploitasi yang
dilakukan oleh para kapitalis kepada kaum proletar. Agama memberikan
kesadaran palsu bagi para penganutnya sehingga terlelap dalam harapan-
harapan palsu di kehupan nanti.
b. Max Weber, melihat agama sebagai kekuatan dinamis yang mana doktrin
yang terkandung dalam agama akan menentukan aktivitas dan kekuatan
ekonomi para penganutnya.
c. Karl Polanyi, melahat agama sebagai salah satu institusi sosial yang
mempunyai keterlekatan (embeddedness) dengan ekonomi. Khususnya
dalam masyarakat pra-industri aktivitas ekonominya di dasarkan atas
keterlekatannya dengan agama.
3. Analisis : korelasi agama dan ekonomi dalam Islam :
a. Islam mengatur segala sendi kehidupan umatnya termasuk dalam kehidupan
ekonomi seperti zakat, muamalah dan faraid.
b. Etika sosial ekonomi dalam Islam didasarkan pada aspek keadilan dimana
suatu tindakan ekonomi tidak boleh merugikan pihak lainnya.
c. Islam menganjurkan umatnya untuk menjadi manusia yang produktif tetapi
tidak melanggar batas-batas yang sudah ditentukan oleh agama.
B. Saran
Kehidupan ekonomi dalam masyarakat sudah sepantasnya selalu
dilekatkan dengan ajaran agama sehingga terjadi keselaransan dan kesimbangan
dalam kehidupan sosial masyarakat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Bustanudin, Agama dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi
Agama, Jakarta: Rajagrafindo persada, 2006
Bachtiar, Wardi, Sosiologi Klasik (Dari Comte hingga Parsons), Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010
Damsar & Indrayani, Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta: Kencana, 2013
Dede Mulyanto, Atropologi Marx : Karl Marx tentang Masyarakat dan
Kebudayaan, Bandung: Ulitimus, 2011
Graham C. Kinloch, Perkembangan dan Paradigma Utama Teori Sosiologi,
Bandung: Pustaka Setia, 2009
Horton, Paul B. & Chester L. Hunt, Sosiologi, Terjemahan Aminudi Ram dan Tita
Sobari, Jakarta: Erlangga, _____
Imam B. Jauhari. Teori Sosial : Proses Islamisasi dalam Ilmu Pengetahuan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012
Max Weber, Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme, Terjemahan TW Utomo &
Yusup Priya Sudiarja, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006
Rasjid, H. Sualiman, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2013
Ritzer, George, Teori Sosiologi (Dari Klasik sampai Perkembangan Terakhir
Posmodern), Jakarta: Pustaka Pelajar, 2012
Soekanto, Soerjono, Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers, 2012

More Related Content

What's hot

Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamWachidatin N C
 
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalamMengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalamPKN STAN
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuAbuy Thea
 
Makalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeMakalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeJuwita Yulianto
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeRidwan Hidayat
 
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan ModernImplementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan ModernSastra Diharlan
 
Hubungan Agama dan Kebudayaan
Hubungan Agama dan KebudayaanHubungan Agama dan Kebudayaan
Hubungan Agama dan Kebudayaanindra08
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaFair Nurfachrizi
 
2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alamin2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alaminayub99
 
Demokrasi dalam islam
Demokrasi dalam islamDemokrasi dalam islam
Demokrasi dalam islamkanoalghifari
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaArief Anzarullah
 
Agama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiaAgama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiadaffi90
 
Studi islam dan isu kontemporer
Studi islam dan isu kontemporerStudi islam dan isu kontemporer
Studi islam dan isu kontemporerAtika Vania
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
 

What's hot (20)

Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Aik ppt 1
Aik ppt 1Aik ppt 1
Aik ppt 1
 
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalamMengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmu
 
Makalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeMakalah Multikuturalisme
Makalah Multikuturalisme
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
 
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan ModernImplementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern
 
Ppt aqidah islam
Ppt aqidah islamPpt aqidah islam
Ppt aqidah islam
 
Hubungan Agama dan Kebudayaan
Hubungan Agama dan KebudayaanHubungan Agama dan Kebudayaan
Hubungan Agama dan Kebudayaan
 
Makalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agamaMakalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agama
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alamin2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alamin
 
Karakteristik islam
Karakteristik islamKarakteristik islam
Karakteristik islam
 
Demokrasi dalam islam
Demokrasi dalam islamDemokrasi dalam islam
Demokrasi dalam islam
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragama
 
Agama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiaAgama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusia
 
Studi islam dan isu kontemporer
Studi islam dan isu kontemporerStudi islam dan isu kontemporer
Studi islam dan isu kontemporer
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 

Viewers also liked

Presentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokalPresentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokalIke Hanisyah
 
Budaya politik lokal di era otonomi daerah
Budaya politik lokal di era otonomi daerahBudaya politik lokal di era otonomi daerah
Budaya politik lokal di era otonomi daerahFathor Rahman
 
Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234suher lambang
 
Makalah peran dan fungsi bidan menurut Islam (Yulia Pratika)
Makalah peran dan fungsi bidan menurut Islam (Yulia Pratika)Makalah peran dan fungsi bidan menurut Islam (Yulia Pratika)
Makalah peran dan fungsi bidan menurut Islam (Yulia Pratika)yulia pratika
 
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasiMakalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasiDede Adi Nugraha
 
Sejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologiSejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologiNovira Chaniago II
 
Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanzahfath06
 
CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMAEman Syukur
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanpkbm maritim
 

Viewers also liked (9)

Presentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokalPresentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokal
 
Budaya politik lokal di era otonomi daerah
Budaya politik lokal di era otonomi daerahBudaya politik lokal di era otonomi daerah
Budaya politik lokal di era otonomi daerah
 
Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234
 
Makalah peran dan fungsi bidan menurut Islam (Yulia Pratika)
Makalah peran dan fungsi bidan menurut Islam (Yulia Pratika)Makalah peran dan fungsi bidan menurut Islam (Yulia Pratika)
Makalah peran dan fungsi bidan menurut Islam (Yulia Pratika)
 
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasiMakalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
 
Sejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologiSejarah perkembangan sosiologi
Sejarah perkembangan sosiologi
 
Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaan
 
CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMA
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
 

Similar to Makalah agama dan ekonomi

Bab ii tgas
Bab ii tgasBab ii tgas
Bab ii tgas33335
 
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakatargiosalsanov26
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakatnaufalando
 
Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptx
Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptxFungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptx
Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptxabi sukron
 
1. konsep agama (1)
1. konsep agama (1)1. konsep agama (1)
1. konsep agama (1)Erwin Line
 
Agama dan Ekonomi.pptx
Agama dan Ekonomi.pptxAgama dan Ekonomi.pptx
Agama dan Ekonomi.pptxDerlyAlways
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuVJ Asenk
 
35219183 pengaruh-budaya
35219183 pengaruh-budaya35219183 pengaruh-budaya
35219183 pengaruh-budayaRabian Syahbana
 
Agama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptx
Agama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptxAgama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptx
Agama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptxYayanNasikin1
 
Konsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di IndonesiaKonsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di Indonesiapjj_kemenkes
 
Misi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan SosialMisi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan SosialIdrus Abidin
 
TUGAS 2-UAS_RESUME AGAMA ISLAM_ANGGI RAHMAT G.docx.pdf
TUGAS 2-UAS_RESUME AGAMA ISLAM_ANGGI RAHMAT G.docx.pdfTUGAS 2-UAS_RESUME AGAMA ISLAM_ANGGI RAHMAT G.docx.pdf
TUGAS 2-UAS_RESUME AGAMA ISLAM_ANGGI RAHMAT G.docx.pdfAnggiRahmatGinanjar
 
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konselingPpt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konselingIis Nurul Fitriyani
 

Similar to Makalah agama dan ekonomi (20)

Bab ii tgas
Bab ii tgasBab ii tgas
Bab ii tgas
 
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Hubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negaraHubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negara
 
Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptx
Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptxFungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptx
Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptx
 
1. konsep agama (1)
1. konsep agama (1)1. konsep agama (1)
1. konsep agama (1)
 
Agama+dan+hubungan+sosial (1)
Agama+dan+hubungan+sosial (1)Agama+dan+hubungan+sosial (1)
Agama+dan+hubungan+sosial (1)
 
Agama dan Ekonomi.pptx
Agama dan Ekonomi.pptxAgama dan Ekonomi.pptx
Agama dan Ekonomi.pptx
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
 
35219183 pengaruh-budaya
35219183 pengaruh-budaya35219183 pengaruh-budaya
35219183 pengaruh-budaya
 
Agama dan Masyarakat
Agama dan MasyarakatAgama dan Masyarakat
Agama dan Masyarakat
 
Buletin Al-Khoirot Edisi 3 Agustus 2007
Buletin Al-Khoirot  Edisi 3 Agustus 2007Buletin Al-Khoirot  Edisi 3 Agustus 2007
Buletin Al-Khoirot Edisi 3 Agustus 2007
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Agama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptx
Agama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptxAgama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptx
Agama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptx
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Konsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di IndonesiaKonsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di Indonesia
 
Misi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan SosialMisi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan Sosial
 
TUGAS 2-UAS_RESUME AGAMA ISLAM_ANGGI RAHMAT G.docx.pdf
TUGAS 2-UAS_RESUME AGAMA ISLAM_ANGGI RAHMAT G.docx.pdfTUGAS 2-UAS_RESUME AGAMA ISLAM_ANGGI RAHMAT G.docx.pdf
TUGAS 2-UAS_RESUME AGAMA ISLAM_ANGGI RAHMAT G.docx.pdf
 
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konselingPpt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
 

More from Trisna Nurdiaman

kajian kesejahteraan dan keamanan penduduk di wilayah perbatasan indonesia_opt
kajian kesejahteraan dan keamanan penduduk di wilayah perbatasan indonesia_optkajian kesejahteraan dan keamanan penduduk di wilayah perbatasan indonesia_opt
kajian kesejahteraan dan keamanan penduduk di wilayah perbatasan indonesia_optTrisna Nurdiaman
 
Penerimaan cpns september 2017 untuk jurusan sosiologi
Penerimaan cpns september 2017 untuk jurusan sosiologiPenerimaan cpns september 2017 untuk jurusan sosiologi
Penerimaan cpns september 2017 untuk jurusan sosiologiTrisna Nurdiaman
 
Transformasi masyarakat petani mranggen menuju masyarakat industri
Transformasi masyarakat petani mranggen menuju masyarakat industriTransformasi masyarakat petani mranggen menuju masyarakat industri
Transformasi masyarakat petani mranggen menuju masyarakat industriTrisna Nurdiaman
 
Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...
Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...
Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...Trisna Nurdiaman
 
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI  BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI  BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...Trisna Nurdiaman
 
Urgensi Regenerasi SDM Pertanian
Urgensi Regenerasi SDM PertanianUrgensi Regenerasi SDM Pertanian
Urgensi Regenerasi SDM PertanianTrisna Nurdiaman
 
Sustainable Development Goals (SDGs)
Sustainable Development Goals (SDGs)Sustainable Development Goals (SDGs)
Sustainable Development Goals (SDGs)Trisna Nurdiaman
 
Kajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
Kajian SDGs dan RPJMN KesehatanKajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
Kajian SDGs dan RPJMN KesehatanTrisna Nurdiaman
 
The elementary-forms-of-the-religious-life
The elementary-forms-of-the-religious-lifeThe elementary-forms-of-the-religious-life
The elementary-forms-of-the-religious-lifeTrisna Nurdiaman
 
Meadows - The Growth to The Limit
Meadows - The Growth to The Limit Meadows - The Growth to The Limit
Meadows - The Growth to The Limit Trisna Nurdiaman
 
Pemikiran pilitik islam indonesia
Pemikiran pilitik islam indonesiaPemikiran pilitik islam indonesia
Pemikiran pilitik islam indonesiaTrisna Nurdiaman
 
Teori sosiologi kependudukan
Teori sosiologi kependudukanTeori sosiologi kependudukan
Teori sosiologi kependudukanTrisna Nurdiaman
 
Teori struktural fungsional - Talcot Parsons
Teori struktural fungsional - Talcot ParsonsTeori struktural fungsional - Talcot Parsons
Teori struktural fungsional - Talcot ParsonsTrisna Nurdiaman
 
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri IndonesiaPerkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri IndonesiaTrisna Nurdiaman
 
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri IndonesiaPerkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri IndonesiaTrisna Nurdiaman
 
Kapital buku iii karl marx [pos]
Kapital buku iii   karl marx [pos]Kapital buku iii   karl marx [pos]
Kapital buku iii karl marx [pos]Trisna Nurdiaman
 

More from Trisna Nurdiaman (20)

kajian kesejahteraan dan keamanan penduduk di wilayah perbatasan indonesia_opt
kajian kesejahteraan dan keamanan penduduk di wilayah perbatasan indonesia_optkajian kesejahteraan dan keamanan penduduk di wilayah perbatasan indonesia_opt
kajian kesejahteraan dan keamanan penduduk di wilayah perbatasan indonesia_opt
 
20171023 pengumuman
20171023 pengumuman20171023 pengumuman
20171023 pengumuman
 
(Aya) bin
(Aya) bin(Aya) bin
(Aya) bin
 
Penerimaan cpns september 2017 untuk jurusan sosiologi
Penerimaan cpns september 2017 untuk jurusan sosiologiPenerimaan cpns september 2017 untuk jurusan sosiologi
Penerimaan cpns september 2017 untuk jurusan sosiologi
 
Pernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam IslamPernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam Islam
 
Transformasi masyarakat petani mranggen menuju masyarakat industri
Transformasi masyarakat petani mranggen menuju masyarakat industriTransformasi masyarakat petani mranggen menuju masyarakat industri
Transformasi masyarakat petani mranggen menuju masyarakat industri
 
Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...
Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...
Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...
 
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI  BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI  BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...
 
Urgensi Regenerasi SDM Pertanian
Urgensi Regenerasi SDM PertanianUrgensi Regenerasi SDM Pertanian
Urgensi Regenerasi SDM Pertanian
 
Sustainable Development Goals (SDGs)
Sustainable Development Goals (SDGs)Sustainable Development Goals (SDGs)
Sustainable Development Goals (SDGs)
 
Kajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
Kajian SDGs dan RPJMN KesehatanKajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
Kajian SDGs dan RPJMN Kesehatan
 
The elementary-forms-of-the-religious-life
The elementary-forms-of-the-religious-lifeThe elementary-forms-of-the-religious-life
The elementary-forms-of-the-religious-life
 
Meadows - The Growth to The Limit
Meadows - The Growth to The Limit Meadows - The Growth to The Limit
Meadows - The Growth to The Limit
 
Pemikiran pilitik islam indonesia
Pemikiran pilitik islam indonesiaPemikiran pilitik islam indonesia
Pemikiran pilitik islam indonesia
 
Teori sosiologi kependudukan
Teori sosiologi kependudukanTeori sosiologi kependudukan
Teori sosiologi kependudukan
 
Teori struktural fungsional - Talcot Parsons
Teori struktural fungsional - Talcot ParsonsTeori struktural fungsional - Talcot Parsons
Teori struktural fungsional - Talcot Parsons
 
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri IndonesiaPerkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
 
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri IndonesiaPerkembangan Masyarakat Industri Indonesia
Perkembangan Masyarakat Industri Indonesia
 
Filsafat ilmu [full pos]
Filsafat ilmu [full   pos]Filsafat ilmu [full   pos]
Filsafat ilmu [full pos]
 
Kapital buku iii karl marx [pos]
Kapital buku iii   karl marx [pos]Kapital buku iii   karl marx [pos]
Kapital buku iii karl marx [pos]
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

Makalah agama dan ekonomi

  • 1. MAKALAH AGAMA DAN EKONOMI Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi Agama Dosen : Endah Ratnawati Chotim, M.Ag., M.Si. Disusun Oleh : Nama : Trisna Nurdiaman NIM : 1138030215 JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015
  • 2. i KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat rahmat dan iradat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Agama dan Ekonomi”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda alam yang telah membawa revolusi kehidupan minadzulumaati ila nnuur yakni Rasulullah SAW dan sampai saat ini tetap menjadi Uswah Al-Hasanah bagi seluruh umat manusia di seluruh dunia. Kepada keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya hingga akhir zaman. Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi Agama. Layaknya fitrah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan, penulis sepenuhnya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang konstruktif dalam penulisan makalah ini. Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat yang pada khusunya bagi penulis sendiri dan pada umumnya bagi semuanya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i DAFTAR ISI ························································································ ii BAB I PENDAHULUAN ········································································· 1 A. Latar Belakang ·············································································· 1 B. Rumusan Masalah ·········································································· 1 C. Tujuan ························································································ 1 BAB II PEMBAHASAN ·········································································· 2 A. Korelasi Agama dan Ekonomi ···························································· 2 B. Pandangan Para Tokoh Sosiologi ························································ 4 C. Analisis ······················································································· 8 BAB III PENUTUP················································································· 11 A. Kesimpulan ·················································································· 12 B. Saran ·························································································· 12 DAFTAR PUSTAKA ·············································································· 13
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama adalah seperangkat nilai dan norma yang tersusun dalam sebuah sistem kepercayaan yang mengatur bagaimana cara manusia berhubungan dengan Tuhan dan berhubungan dengan sesamanya. Setiap sistem kepercayaan mempunyai cara-cara tertentu yang mengatur manusia berhubungan dengan Tuhan-nya yang dimanifestasikan dalam berbabagai ritual peribatan. Nilai normatif agama mengatur bagaimana cara seseorang individu menafsirkan dan menanggapi segala sesuatu fenomena yang dihadapinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa agama mengatur individu dan masyarakat pada setiap sendi kehidupan. Salah satu sendi dari kehidupan sosial manusia yang turut serta diatur oleh agama adalah kehdupan ekonomi masyarakat. Ekonomi sendiri merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya yang menyakut usaha pembuatan keputusan, pelaksanaan dan pengalokasian sumberdaya yang ada. Proses ekonomi pada dasarnya meliputi tiga jenis akvititas, yaitu: produksi, distribusi dan konsumsi. Berdasarkan paparan tersebut, penulis ingin mendalami lebih lanjut materi mengenai “Agama dan Ekonomi”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana korelasi antara agama dan ekonomi? 2. Bagaimana pandangan dari para tokoh sosiologi mengenai agama dan ekonomi? 3. Bagaimana kosial yang terjadi saat ini menyangkut fenomena yang berhubungan dengan agama dan ekonomi? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui korelasi antara agama dan ekonomi. 2. Untuk mengetahui pandangan mengenai agama dan ekonomi dari para tokoh sosiologi. 3. Untuk menganalisis fenomena sosial saat ini yang berkaitan dengan agama dan ekonomi.
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Korelasi Agama dan Ekonomi Menurut Johnstone1 agama adalah sistem keyakinan dan praktek sebagai sarana bagi sekelompok orang untuk menafsirkan dan menanggapi apa yang mereka rasakan sebagai pengada adikodrati (supranatural) dan kudus. Agama sebagai sistem keyakinan berfungsi sebagai sumber pedoman bagi masyarakat dalam berpikir dan menafsirkan segala sesuatu. Sementara itu, agama sebagai sistem praktek berfungsi sebagai petunjuk bagi para penganutnya dalam bertindak atau menanggapi berbagai stimulus yang dihadapinya. Keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat adikodrati ini menjadi suatu tendensi yang mengarahkan manusia pada tatanan sosial masyarakat yang harmonik. Sementara itu menurut Emile Durkheim2 agama adalah sistem simbol- simbol yang melaluinya masyarakat menjadi sadar atas dirinya. Durkheim berargumen bahwa agama secara simbolis mewujudkan masyarakat itu sendiri. Durkheim memandang kepercayaan agamis sebagai representasi-representasi yang mengunkapkan hakikat hal-hal yang sakral dan relasi-relasi yang mereka pertahankan baik dengan satu sama lain maupun dengan duniawi. Menurutnya agama dalam suatu masyarakat dalam suatu masyarakat nonmodern adalah suatu nurani kolektif yang serba meliputi. Fungsi utama agama menurut William Haviland adalah untuk mengurangi kegelisahan dan memantapkan kepercayaan kepada diri sendiri serta memelihara keadaan manusia agar siap mengahdapi realitas3 . Agama merupakan salah satu dari lembaga sosial yang ada dalam masyarakat yang terdiri dari organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku manusia yang diwujudkan melalui berbagai 1 Paul B. Horton & Chester L. Hunt, Sosiologi, Terjemahan Aminudi Ram dan Tita Sobari (Jakarta: Erlangga, _____), h. 304 2 George Ritzer, Teori Sosiologi : Dari Klasik sampai Perkembangan Terakhir Posmodern, (Jakarta: Pustaka Pelajat, 2014), h.169 3 Beni Ahmad Saebani, Pengantar Antropologi, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 239
  • 6. 3 aktivitas sosial dan peribadatan. Agama sebagai lembaga sosial pada dasarnya merupaka himpunan norma-norma segala tingkata yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Selain itu juga, agama sebagai lembaga sosial memiliki simbol-simbol, peralatan, tradisi dan tujuan-tujuan tertentu. Menurut Soerjono Soekanto,4 lembaga kemasyarakatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia pada dasarnya mempunyai beberapa funsi, yaitu : 1. Sebagai pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap; 2. Menjaga keutuhan masyarakat; 3. Memberikan pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengendalian sosial (social control). Kehidupan beragama pada dasarnya meruoakan kepercayaan terhadap keyakinan adanya kekuatan gaib, luar biasa atau supernatural yang berpengaruh terhadap kehidupan individu dan masyarakat.5 Agama mengatur pada setiap sendi kehupan masyarakat, termasuk salah satunya adalah kehidupan ekonomi. Ekonomi sendiri merupakan suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya rumah tangga yang terbatas diantara berbagai anggotanya dengan mempertimbangkan, kemampuan, usaha dan keinginan masing-masing6 . Dalam hal ini, agama memberikan pedoman yang mengatur dan membatasi berbagai tindakan ekonomi yang dianggap baik dan dianggap buruk oleh ajaran agama. Agama menetapkan tindakan-tindakan ekonomi apa saja yang boleh dilakukan dan tindakan-tindakan ekonomi yang tidak boleh dilakukan oleh para penganutnya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam agama islam, tindakan sosial ekonomi seperti “jual-beli” merupakan suatu hal yang diperbolehkan, tetapi 4 Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 173 5 Bustanudin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi Agama, (Jakarta: Rajagrafindo persada, 2006), h. 1 6 Damsar & Indrayani, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. 3, h.9-10
  • 7. 4 disisi lain agama Islam juga memberikan batasan mengenai bentuk-bentuk jual-beli yang diperbolehkan. Islam melarang bentuk jual beli barang haram seperti minuman keras dan narkoba. Artinya, dalam menjalankan akitivitas ekonomi setiap pemeluk agama selalu dianjurkan untuk memperhatikan norma halal dan haram yang terdapat dalam agama tersebut. Oleh karen itu, terdapat korelasi yang kuat antara agama sebagai lembaga sosial dan ekonomi sebagai wujud aktivitas sosial masyarakat. Dalam sistem mata pencaharian pada masyarakat primitif, biasanya aktivitas-aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh mereka selalu disisipi dengan ritual-ritual tertentu seperti upacara ritual setelah panen. Mereka memberikan sesajen kepada roh-roh nenek moyang dan berdoa atas hasil panen yang telah didapatkan. Dalam mencari hasil hutan juga tidak boleh melanggar pantangan (taboo) karena tanaman dan binatang dipercayai punya penghuni, tenaga atau penunggu gaib (dinamisme, animisme). B. Pandangan Para Tokoh 1. Karl Marx Dalam kajiannya mengenai agama dan ekonomi, Marx memandang bahwa agama berfungsi sebagai alat eksploitasi kapitalis. Menurutnya kapitalisme telah menyebabkan manusia sebagai pekerja tidak lagi mempunyai kontrol atas potensi yang terkandung dalam kerja mereka. Agama yang ada saat itu dipandang tidak mampu memberikan solusi atas ketertindasan kaum proletar. Agama justru meninabobokan mereka dari perjuangan kelas melalui dogma-dogma yang dikemukakan oleh para pemuka agama. Tekanan agama tradisional pada dunia transenden, non-material dan harapan-harapan kehidupan setelah kematian membantu mengalihkan perhatian orang dari penderitaan dan kesulitan nyata dalam kehidupan mereka. Marx melihat agama sebagai sebuah ideologi dimana ia menempatkannya dalam konteks sosial-historis. Ia menganalisis antara kondisi-kondisi kehidupan (sub-ekonomi masyarakat) dan gagasan-gagasan (superstruktur normatif masyarakat) pada dasar-dasar kontinuitas perubaha melalui perkembangan sejarah
  • 8. 5 masyarakat.7 Sebagai sebuah ideologi, agama berfungsi sebagai seperangkat sanksi moral, khayal, penghibur atas kondisi ketidakadilan, penyelubung kenyataan dan pembenar ketidaksetaraan8 . Marx menganggap agama sebagai perwujudan dari rasa ketertindasan dan pembenaran atas tatanan sosial yang ada. Sehingga pada akhirnya Marx sampai pada satu kesimpulan yang menyatakan bahwa “agama merupakan candu bagi masyarakat”. Marx menekankan bahwa agama sebenarnya muncul dari kondisi material tertentu bukan dari wahyu atau gagasan kreatif yang muncul begitu saja karena ilham illahiyah tanpa adanya pergulatan dialektik antara kesadaran dengan lingkungan. Ia melihat bahwa agama berlaku atas masyarakat bagaikan candu yang meringankan penderitaan, tetapi tidak menghilangkan keadaan yang memunculkan penderitaan tersebut. menurutnya agama semata-mata bersifat menenangkan orang dan memungkinkan orang-orang yang berada dibawah pengaruh agama tersebut menerima begitu saja keadaan sosial karena perhatian mereka dialihkan kepada harapan akan kebahagiaan kehidupan di kemudian hari dimana semua penderitaan dan kesengsaraan akan lenyap untuk selama-lamanya (alam akhirat). Hubugan erat antara kondisi-kondisi kehidupan material dan suprastruktur sulit untuk diidentifikasi adalah karena ideologi-ideologi itu memberikan ketimpangan dan kekukurangan dalam kehidupan material. Akibatnya, meskipun ideologi itu mencerminkan dan hubungan-hubungan produksi dalam masyarakat, cerminan itu seringkali menyimpang atau dalam istilah Marx sebagai “suatu kesadaran-dunia yang terbalik”9 . Saat ideologi-ideologi tersebut menjadi kesadaran subjektif seseorang akan menyebabkan individu tersebut tidak mampu menyadari kepentingan mereka yang sesungguhnya. Contohnya seseorang buruh lebih menunjuk sebab kemiskinan yang dideritanya karena nasib atau taqdir dibanding karena praktik penghisapan para kapitalis. 7 Graham C. Kinloch, Perkembangan dan Paradigma Utama Teori Sosiologi, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), Cet. II, h. 106 8 Dede Mulyanto, Atropologi Marx : Karl Marx tentang Masyarakat dan Kebudayaan, (Bandung: Ulitimus, 2011), h. 149 9 Ibid., 141
  • 9. 6 Marx melihat konflik kelas sosial sebagai titik sentral dalam kajiannya mengenai masyarakat. Konflik antara kaum kapitalis dan kaum proletar adalah sentral dalam masyarakat10 . Kaum kapitalis menguasai alat produksi dan mengeksploitasi kaum buruh melalui mekanisme kerja. Ketidakmerataan pengalokasian sumberdaya ekonomi ini mengakibatkan kesenjangan antar kelas dan kemiskinan pada kaum buruh. Agama yang hadir dalam kehidupan masyarakat saat itu dianggap tidak memberikan solusi yang tepat dalam mengurangi penderitaan buruh. Agama justru memberikan ilusi romantika ukhrowi sebagai kebahagiaan sejati di kehidupan yang selanjutnya. Kaum proletar lebih memandang kemiskinannya sebagai takdir dari pada sebagai kejahatan struktural yang diakibatkan oleh para kapitalis. Oleh karena itulah Marx memandang agama sebagai candu rakyat. 2. Max Weber Pemikiran Max Weber mengenai agama dan ekonomi tertuang dalam salah satu karyanya yang terkenal yaitu The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Dalam bukunya tersebut ia mengungkapkan hubungan elective afinity, yaitu hubungan yang memiliki konsistensi logis dan pengaruh motivasionalyang bersifat mendukung secara timbal balik anatar etika protestan dan semangat kapitalisme pada awal perkembangan kapitalisme modern11 . Menurutnya terdapat suatu etika dalam agama Protestan yang menjadi stimulus bagi pertumbuhan sistem ekonomi kapitalis modern dalam tahap pembentukannya. Weber menentang pandangan Marx yang melihat agama sebagai lembaga bayangan yang selalu mencerminkan kekuasaan dan kepentingan kelas yang berkuasa. Ia berpendapat bahwa kebangkitan kapitalisme didukunga oleh sikap yang ditekankan oleh Protestanisme asketik. Jadi bukan, (kekuatan) ekonomi yang menentukan agama, tetapi agamalah yang menentukan arah perkembangan ekonomi.12 10 Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik : Dari Comte hingga Parsons, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. II, h. 124 11 Damsar & Indrayani, Op.Cit., h. 70 12 Paul B. Horton & Chester L. Hunt, Op.cit., h. 308
  • 10. 7 Weber melihat kondisi sosial para penganut agama Protestan seperti Calvinisme dan Metodisme yang mempercayai konsep predistinasi. Menurut konsep ini Allah telah menentukan keselamatan abadi seseorang diakhirat yang ditandai dengan kesuksesan dan kesejateraan yang dihasilkan oleh pekerjaan. Mereka memandang pekerjaan sebagai suatu panggilan suci (beruf atau calling). Membuang-buang waktu merupakan dosa pertama dan secara prinsip dosa yang paling mematikan13 . Ajaran-ajaran agama tersebut pada akhirnya melahirkan pola motivasi yang memiliki konsistensi logis bagi semangat kapitalisme modern yang sedang berkembang seperti akuntansi rasional, hukum rasional dan teknik rasional. 3. Karl Polanyi Dalam esainya yang berjudul The Economy as an Instituted Process, Karl Polanyi mengajukan sebuah gagasan tentang embeddedness (keterlekatan). Menurutnya, kehidupan ekonomi manusia terlekat dan terjaring dalam institusi- institusi sosial lain seperti institusi politik dan agama. Granovetter, mendefinisikan keterlekatan ini sebagai tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung diantara para aktor14 . Menurut Polanyi, memasukan institusi non-ekonomi kedalam ekonomi manusia merupakan suatu hal yang penting. Menurutnya agama dan pemerintahan mungkin menjadi penting terhadap struktur dan berfungsinya ekonomi sebagai institusi moneter. Menurutnya ekonomi masyarakat pra industri melekat pada institusi sosial, politik, dan agama. Kehidupan ekonomi dalam mayarakat pra-kapitalis diatur keluarga subsitensi, resiprositas, dan redistribusi. Keluarga merupakan suatu sistem dimana barang-barang diproduksi dan disimpan dikalangan anggota kelompok untuk pemakaian mereka sendiri (self sufficient system).15 Barang yang diproduksi adalah untuk dikonsumsi. Adapun sebagian barang yang dijual bukan untuk dijadikan sebagai modal, tetapi untuk memenuhi kebutuhan lain. 13 Max Weber, Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme, Terjemahan TW Utomo & Yusup Priya Sudiarja (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h. 162 14 Dmasar & Indrayani, Op.cit., h. 139 15 Damsar & Indrayani, op.cit, hlm. 100
  • 11. 8 Sementara, pada masyarakat modern sistem redistribusi tersebut digantikan oleh ekonomi pasar yang ditandai dengan “pasar yang mengatur dirinya sendiri”. Uang menggantikan mekanisme barter karena aktivitas ekonomi yang semakin kompleks. Selain itu, tenaga kerja dan tanah dipandang sebagai komoditi rekaan (commodity fiction) yang dapat diperjualbelikan di pasar seperti produk yang lainnya. Kesimpulanya, pada masyarakat pra-kapitalis, harga dibentuk oleh keterlekatannya dengan institusi lain seperti otoritas politik dan tradisi. Sementara pada masyarakat modern, pasar mengatur dirinya sendiri dimana harga dibentuk oleh permintaan dan penawaran. Dalam konsep keterlekatan ini, tindakan ekonomi didasarkan pada tujuan rasional untuk mencapai tujuan serta dituntun oleh aturan yang berupa nilai, norma, adat istiadat dan tata kelakuan yang ada dalam masyarakat. Misalnya, seorang pedagang muslim pada dasarnya bekerja untuk memperoleh keuntungan. Namun tidak semua barang atau jasa bisa diperjual-belikan olehnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya aturan dalam agama Islam yang tidak memperbolehkan umatnya untuk memperjualbelikan barang haram. Contoh lainnya adalah transaksi peminjaman uang yang berbunga, bagi seorang muslim yang taat tindakan ekonomi tersebut merupakan tindakan yang harus dihindari. Karena, transaksi riba ini merupakan sesuatu yang telah diharamkan baik dalam Al-qur’an maupun dalam Al- Hadits. Dari contoh tersebut kita dapat melihat bagaimana keterlekatan antara agama dan ekonomi terjadi di dalam masyarakat. Seorang penganut agama yang taat akan mempertimbangakan segala tindakan ekonominya apakah bertentangan dengan ajaran agama atau tidak. Jika tidak bertentangan, maka ia akan melakukannya. Begitu pula sebaliknya, jika tindakan tersebut dianggap bertentangan maka ia akan berusaha untuk tidak melakukannya. C. Analisis Sosial : Korelasi Agama dan Ekonomi dalam Islam Agama sebagai sistem keyakinan dan praktek mengatur manusia dalam upayanya untuk memenuhi segala sesuatu yang menjadi kebutuhan dan
  • 12. 9 keinginannya. Agama menyediakan suatu tatan sosial bagi masyarakat yang menjaga keselarasan dan keserasian sosial. Tindakan-tindakan ekonomi yang dianggap akan merugikan suatu pihak dilarang oleh agama demi terciptanya suatu keseimbangan dalam masyarakat. Dalam agama Islam terdapat berbagai hukum yang mengatur kehidupan ekonomi masyarakat muslim. Sama seperti halnya dalam agama Kristen Protestan, dalam Islam pun terdapat etika sosial yang melandasi aktivitas ekonomi umat muslim. Etika sosial ini di dasarkan pada firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 29 yang berbunyi : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa [4]: 9) Berdasarkan ayat tersebut, dapat kita ketahui bahwa pada dasarnya kehidupan ekonomi umat muslim mengutamakan nilai-nilai “keadilan” bagi semua pihak. Suatu tindakan ekonomi yang merugikan salah satu pihak akan mengakibatkan hilangnya keselarasan sosial dalam masyarakat sehingga perlu dicegah melalui mekanisme yang terkandung dalam konsep ‘halal’ dan ‘haram’. Beberapa bentuk aktivitas ekonomi yang diatur dalam Islam diantaranta adalah mengenai zakat, muamalah dan faraid. Zakat adalah sejumlah harta dalam kadar tertentu yang harus diberikan kepada sekelompok orang yang dianggap pantas menerimanya berdasarkan ketentuan dan syarat tertentu. Secara sosiologis zakat berfungsi sebagai alat pemersatu sosial yang merekatkan hubungan antara masyarakat kelas ekonomi atas dengan kelas ekonomi bawah. Zakat bukan merupakan sesuatu yang bersifat kariratif seperti shadaqah, tetapi imperatif yang diwajibkan baik secara teologis maupun politis. Zakat bahkan dapat dituntut oleh kelas miskin atau dipaksakan oleh negara16 . Permasalahan sosial seperti ketimpangan ekonomi anatara kelas atas 16 Imam B. Jauhari. Teori Sosial : Proses Islamisasi dalam Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 79-80
  • 13. 10 dengan kelas bawah tidak diatasi dengan jalan penumpasan oleh satu kelas terhadap kelas lainnya melainkan dengan jalan ta’awun (saling tolong-menolong). Sekelompok orang yang dianggap sukses secara finansial dianjurkan untuk menolong saudaranya yang kekurangan sehingga terciptalah suatu proses simbiosis mutualisme dalam masyarakat. Hal tersebut berda dengan konsep yang diajukan oleh Karl Marx yang menganjurkan penumpasan salah satu kelas (Borjuis) oleh kelas yang lainnya (ploretar) atau sering disebut dengan “revolusi komunis”. Islam adalah seperangkat kredo yang diyakini oleh para pemeluknya sebagai agama yang telah sempurna. Maka oleh sebab itu, Islam mempunyai formulasi tersebdiri dalam tata pengaturan konflik atau permasalahan sosial yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Episentrum serta pengaturan tata dan konflik sosial tidak semata-mata dilakukan untuk tujuan kemanusiaaan melainkan untuk menegakan keadilan serta untuk mendapatkan keridhaan dari Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai transedental inilah yang membuat garis pembatas yang tegas anatara tata pengaturan konflik dan permasalahan sosial di dalam agama Islam dengan pandangan sekuler. Muamalah merupakan tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara yang ditentukan seperti jual beli, sewa-menyewa, upah- menupah, pinjam-meminjam, bercocok tanam, berserikat dan usahalainnya17 . Dalam jual beli Islam mempunyai ketentuan barang yang diperjualbelikan harus suci (bukan barang haram), bermanfaat, dapat diserahterimakan, diketahui, milik sendiri atau diwakili dan tidak menimbulkan kerugian pada salah satu pihak. Kemudian muamalah juga terdapat aturang mengenai larangan melakukan transaksi ekonomi riba. Islam mengakui konsep realitas ganda, yaitu sebuah konsep yang memandang bahwa realitas itu terdiri dari dua jenis, yaitu realitas dunia dan realitas akhirat. Relaitas dunia adalah realitas empiris dan berada dalam struktur objektif, 17 H. Sualiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2013) Cet. 62, h. 278
  • 14. 11 sementara realitas akhirat merupakan realitas normatif yang berada dalam struktur objektif.18 Faraid merupakan pembagian harta pusaka kepada ahli waris berdasar ketentuan yang sudah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Dalam Sudut pandang sosiologis, faraid dapat dilihat sebagai pengalokasian sumberdaya ekonomi terhadap anggota keluarga baik laki-laki atau pun perempuan. Dalam Agama Islam, hak waris seorang laki-laki adalah dua kali lipat dari jatah perempuan. Hal tersebut dilakukan dalam Islam karena laki-laki diwajibkan untuk memberikan nafkah bagi keluarganya sementara perempuan tidak diwajibkan untuk mencari nafkah, tetapi tidak pula ada aturan yang melarang perempuan untuk mencari nafkah. 18 Imam Jauhari, Op.Cit., h. 78
  • 15. 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Agama mempunyai korelasi dengan ekonomi dimana agama sebagai sistem keyakinan dan praktek mengatur bagaimana umatnya melakukan aktivitas ekonomi. 2. Pandangan dari para tokoh mengenai agama dan ekonomi : a. Karl Marx, ia melihat bahwa agama dijadikan sebagai alat eksploitasi yang dilakukan oleh para kapitalis kepada kaum proletar. Agama memberikan kesadaran palsu bagi para penganutnya sehingga terlelap dalam harapan- harapan palsu di kehupan nanti. b. Max Weber, melihat agama sebagai kekuatan dinamis yang mana doktrin yang terkandung dalam agama akan menentukan aktivitas dan kekuatan ekonomi para penganutnya. c. Karl Polanyi, melahat agama sebagai salah satu institusi sosial yang mempunyai keterlekatan (embeddedness) dengan ekonomi. Khususnya dalam masyarakat pra-industri aktivitas ekonominya di dasarkan atas keterlekatannya dengan agama. 3. Analisis : korelasi agama dan ekonomi dalam Islam : a. Islam mengatur segala sendi kehidupan umatnya termasuk dalam kehidupan ekonomi seperti zakat, muamalah dan faraid. b. Etika sosial ekonomi dalam Islam didasarkan pada aspek keadilan dimana suatu tindakan ekonomi tidak boleh merugikan pihak lainnya. c. Islam menganjurkan umatnya untuk menjadi manusia yang produktif tetapi tidak melanggar batas-batas yang sudah ditentukan oleh agama. B. Saran Kehidupan ekonomi dalam masyarakat sudah sepantasnya selalu dilekatkan dengan ajaran agama sehingga terjadi keselaransan dan kesimbangan dalam kehidupan sosial masyarakat.
  • 16. 13 DAFTAR PUSTAKA Agus, Bustanudin, Agama dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi Agama, Jakarta: Rajagrafindo persada, 2006 Bachtiar, Wardi, Sosiologi Klasik (Dari Comte hingga Parsons), Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010 Damsar & Indrayani, Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta: Kencana, 2013 Dede Mulyanto, Atropologi Marx : Karl Marx tentang Masyarakat dan Kebudayaan, Bandung: Ulitimus, 2011 Graham C. Kinloch, Perkembangan dan Paradigma Utama Teori Sosiologi, Bandung: Pustaka Setia, 2009 Horton, Paul B. & Chester L. Hunt, Sosiologi, Terjemahan Aminudi Ram dan Tita Sobari, Jakarta: Erlangga, _____ Imam B. Jauhari. Teori Sosial : Proses Islamisasi dalam Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012 Max Weber, Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme, Terjemahan TW Utomo & Yusup Priya Sudiarja, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006 Rasjid, H. Sualiman, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2013 Ritzer, George, Teori Sosiologi (Dari Klasik sampai Perkembangan Terakhir Posmodern), Jakarta: Pustaka Pelajar, 2012 Soekanto, Soerjono, Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers, 2012