SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
TUGAS 2
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2022/2023
Nama : Anggi Rahmat Ginanjar
NIM : 200401072178
Mata Kuliah : Agama Islam
Prodi : Informatika PJJ S1
Dosen : Muhammad Ikhwani Saputra, S.Kom., M.Kom
______________________________________________________________________________
RESUME AGAMA ISLAM
SESI 1 - PRINSIP KAIDAH AGAMA
Belakang ini banyak sekali orang-orang yang tidak bisa mengenali agama yang diyakininya, sehingga
tidak bisa mengenali prinsip kaidah agama yang diyakininya. Hal tesebut diharapkan tidak terjadi
secara terus menerus, karena suatu agama itu bagaikan rumah yang dapat melindungi kita dari
gangguan-gangguan yang berasal dari luar diri kita. Begitu juga dengan prinsip kaidah agama itulah
yang dapat menjadikan kita menjadi lebih baik lagi dan melindungi kita dari gangguan-gangguan yang
dapat menggoyahkan keimanan (kepercayaan) kita. Prinsip kaidah agama tersebut berisi tentang
falsafah dan ajaran-ajaran agama dan juga fungsi serta cara menjalani hidup berdasarkan agama.
Filsafat Beragama
Ada beberapa filsafat secara khusus dibangsa ini antara lain:
1. Menghadapi tantangan modernisasi dengan perubahan dengan perubahan pandangan hidup,
nilai-niali, dan norma-norma. Filsafat dapat membantu untuk mengambil sikap yang sekaligus
terbuka dan kritis.
2. Filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kembali kekayaan- kebudayaan,
tradisi-tradisi, dan filsafat indonesia serta untuk mengaktualisasikannya bagi Indonesia modern
yang sedang kita bangun.
3. Sebagai kritik ideologi, filsafat membangun kesanggupan untuk mendeteksi dan membuka
kedok-kedok ideologis pelbagai bentuk ketidakadilan sosial dan pelanggaran-pelanggaran
terhadap martabat dan hak-hak asasi manusia.
4. Filsafat merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupan
intelektual bangsa pada umumnya dan pada khususnya pada lingkungan universitas-universitas
dan lingkungan akademis.
5. Salah satu fungsi terpenting filsafat adalah bahwa ia menyediakan dasar dan sarana sekaligus
bagi diadakanya dialog daantara agama-agama yang ada di Indonesia pada umumnya dan
secara khusus dalam rangka kerja sama antar-agama dalam membangun masyarakat
adil-makmur berdasarkan pancasila.
Fungsi Filsafat
Filsafat membantu untuk mendalami pertanyaan- pertanyaan asasi manusia tentang realitas (filsafat
teoritis) dan lingkup tanggung jawabnya (filsafat praktis).
Filsafat menawarkan metode-metode mutakhir untuk menangani masalah-masalah mendalam manusia,
tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab, dan
keadilan dan sebagainya.
Jalur kedua melalui jalur sejarah filsafat. Di situ orang belajar untuk mendalami, menanggapi, serta
belajar dari jawaban-jawaban yang sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan filosof
terkemuka terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Cara Beragama
1. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragama nenek
moyang, leluhur, atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pemeluk cara agama tradisional
pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau
pembaharuan, dan tidak berminat bertukar agama.
2. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau
masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang berkedudukan
tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah
cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara
beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain
agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya
mengenai hal-hal yang mudah dan tampak dalam lingkungan masyarakatnya.
3. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka
selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan
pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang beragama secara tradisional atau formal,
bahkan orang tidak beragama sekalipun.
4. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) di
bawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya
dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada
orang yang diagraph ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa
oleh utusan dari Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan,
mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua.
SESI 2 - FILSAFAT KETUHANAN DAN PRINSIPAGAMA
Fungsi Agama Bagi Kehidupan
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia,antara lain
adalah :
1. Karena agama merupakan sumber moral dan merupakan petunjuk kebenaran
2. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
3. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun
dikala duka
4. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
5. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan, makhluk hidup, dan serta hubungan
manusia dengan manusia.
6. Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah
7. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
8. Pedoman perasaan keyakinan
9. Pedoman dalam membentuk nilai-nilai kehidupan
10. Pengungkapan estetika (keindahan)
11. Pedoman rekreasi dan hiburan
12. Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama
Ada Beberapa hal terkait dengan prinsip beragama sebagai Berikut:
1. Prinsip keadilan menjadi prinsip pertama dalam membentuk tatanan masyarakat yang baik.
Islam mengajarkan bahwa kita mesti berlaku adil terhadap siapa saja dan kapan saja tanpa
membeda-bedakan sesorang berdasarkan agama, status sosial, suku dan lain sebagainya. Adil
juga bermakna seimbang dalam seluruh aspek kehidupan.
2. Prinsip kedua adalah ihsan. Ihsan bermakna melakukan sesuatu yang paling baik dan
memiliki makna yang lebih tinggi daripada keadilan. Misalnya, ketika kita ditampar oleh
seseorang sebanyak satu kali, maka kita diizinkan untuk membalas tamparan tersebut
sebanyak satu kali juga dan itu bermakna adil. Akan tetapi, jika kita tidak membalas dan
memberi maaf, maka itulah yang disebut sebagai ihsan.
3. Prinsip ketiga adalah berbuat baik kepada kaum kerabat. Tujuan terdekat manusia diciptakan
di muka bumi adalah untuk berbuat baik kepada manusia yang lain dan dengan itu tatanan
masyarakat akan menjadi baik.
SESI 3 - HAKIKAT, MARTABAT DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA
Hakikat Manusia
Hakikat penciptaan manusia adalah semata-mata hanya untuk beribadah pada Tuhan YME. Menurut
para ahli agama, ibadah yang dimaksud adalah ibadah yang menyangkut hubungan manusia dengan
Tuhan YME atau hubungan vertikal, maupun hubungan manusia dengan sesamanya atau hubungan
horizontal.
Martabat manusia dalam beragama
1. Mempunyai kecenderungan dekat dengan Tuhan YME ~ sadar akan kehadiran-Nya.
2. Dikarunia pembawaan yang mulia dan bermartabat.
3. Mempunyai kesadaran moral ~ dapat membedakan antara baik & jahat.
4. Jiwanya tidak akan damai kecuali dengan mengingat Tuhan YME.
Tanggung jawab manusia
1. Jika ia sebagai pemimpin maka:
a. mewujudkan kemakmuran di muka bumi.
b. menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
c. memelihara bumi sebagai tempat tinggal.
d.
2. Jika ia sebagai seorang hamba maka:
a. Taat, tunduk dan patuh kepada perintah Tuhan YME
b. Menghambakan diri ke pada-Nya bukan kepada nafsu.
c. Menjalankan aktifitas dengan berpedoman ke pada ketentuan Tuhan YME
SESI 4 - KONSEP KEMANUSIAAN DARI BERBAGAI KITAB
Konsep Kemanusiaan
Kemanusiaan adalah sifat hakiki manusia yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Pada
dasarnya yang membedakan manusia dengan mahkluk- mahkluk lain di bumi adalah martabat
manusia karena manusia memiliki kemanusiaan yang inheren.
Manusia adalah salah satu ciptaan Tuhan yang istimewa, sebagiamana yang tertulis dalam Alkitab
yang menyebutkan bahwa “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar Allah diciptakan-NYA
laki-laki dan perempuan”. Jika dilihat dari sudut pandang penciptaan Allah maka manusia merupakan
mahkluk yang istimewa yang serupa dengan gambar Allah. Manusia memiliki keunikan dan
kekhasan yang berharga dan terpuji yang berbeda dengan keunikan makhluk lainnya. Artinya
manusia memiliki martabat yang lebih tinggi dari pada makhluk lainnya.
Ilmu pengetahuan yang bertujuan membuat manusia lebih manusiawi yaitu humanisme. Humanisme
adalah paham yang mempunyai tujuan menumbuhkan rasa perikemanusiaan dan bercita-cita untuk
menciptakan pergaulan hidup manusia yang lebih baik. Humanisme bisa diartikan sebagai paham di
dalam aliran-aliran filsafat yang hendak menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia, serta
menjadikan manusia sebagai ukuran dari segenap penilaian, kejadian, dan gejala di atas muka bumi
ini.
Kemanusiaan Adalah Hukum
Sebagai asas/prinsip hukum maka kemanusiaan adalah hukum. Pengertian asas hukum dapat dilihat
dari beberapa definisi yang dinyatakan oleh pakar hukum diantaranya:
1. Asas hukum menurut Satjipto Rahardjo sebagaimana di kutip oleh Rachmadi Usman,
menyatakan bahwa, Asas hukum merupakan “jantung” peraturan hukum. Ia merupakan
landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum. Peraturan-peraturan hukum
itu pada akhirnya bisa dikembalikan kepada asas asas hukum tersebut.
2. Roeslan Saleh sebagaimana dikutip oleh Rachmadi Usman, yang mengutip kata-kata Paul
Scholten mengartikan bahwa asas-asas hukum sebagai pikiran- pikiran dasar yang sebagai
aturan bersifat umum menjadi fundamen dari suatu sistem hukum.
3. Bellefroid sebagaimana dikutip oleh Sudikno Mertokusumo, menyatakan bahwa asas hukum
umum adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan yang oleh ilmu hukum
tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum. Asas hukum umum itu
merupakan pengendapan hukum positif dalam suatu masyarakat.
4. Van Eikema Hommes sebagaimana dikutip oleh Sudikno Mertokusumo, asas hukum tidak
boleh dianggap sebagai norma-norma konkret, akan tetapi perlu dipandang sebagai
dasar-dasar umum atau petunjuk-petunjuk bagi hukum yang berlaku.
Asas Kemanusiaan Sebagai Hukum
1. Asas kemanusiaan artinya sebagai hukum kemanusiaan mengandung suatu preskripsi.
Preskripsi itulah yang akan dirumuskan dari kemanusiaan sebagai asas hukum. Selanjutnya,
hasil preskripsi ini akan dibandingkan dengan Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 12 Tahun
2011. Hasil dari pembandingan ini adalah preskripsi asas kemanusiaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 12 Tahun 2011 dapat dibenarkan dan
sejalan dengan pemikiran yang penulis kemukakan. Materi Muatan Peraturan
Perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak asasi
manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara.
2. HAM adalah hak-hak yang melakat pada setiap manusia, tidak membedakan kebangsaan,
tempat tinggal, jenis kelamin dan asal usul kebangsaan. HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. Dengan demikian penghormatan terhadap HAM adalah mutlak dan
menjadi salah satu ukuran dalam pembentukan hukum.
SESI 5 - KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Kerukunan Beragama
1. Konsepsi Alamsyah Prawiranegara, yaitu:
2. Kerukunan antar umat beragama
3. Kerukunan intern umat beragama
4. Kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah
Hak beragama
1. Hak beragama adalah hak asasi manusia yg tdk dpt dikurangi dlm keadaan apapun;
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk utk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu;
3. Pemerintah berkewajiban melindungi setiap usaha penduduk melaksanakan ajaran agama &
ibadat pemeluk-pemeluknya,
Makna Kerukunan Beragama
1. Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi
toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan
ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Pemeliharaan kerukunan umat beragama adalah upaya bersama umat beragama dan
Pemerintah di bidang pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan umat beragama.
SESI 6 - DASAR DAN KONSEP KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Misi Konsep Kerukunan
1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama
2. Meningkatkan Kualitas Kerukunan Umat Beragama
3. Meningkatkan Kualitas Raudhatul Athfal Madrasah, Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan
4. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji,.
5. Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan yang Bersih dan berwibawa
Dasar-dasar Kerukunan
1. Secara teologis: semua agama mengajarkan damai, kasih, rahmah, menghargai wong liyan.
2. Secara filosofis: manusia pada dasarnya membutuhkan manusia dalam kehidupan bersama.
Jika tidak bisa rukun/bekerjasama maka tidak dapat hidup.
3. Secara praktis: keragaman adalah keniscayaan, dan maka potensi gesekan/konflik pasti ada...
maka diperlukan rukun.
Trilogi Kerukunan Umat Beragama
1. Kerukunan intern umat beragama. Misal: ada istilah ukhuwah Islamiyah, badan kerjasama
antar gereja, dsb.
2. Kerukunan antar umat yang berbeda-beda agama. Misal: FKUB, Forum Lintas Agama, dsb.
3. Kerukunan antara (pemuka) umat beragama dengan Pemerintah. Misal: Pemerintah dan umat
beragama bekerjasama memelihara kerukunan, Pemerintah memfasilitasi umat beragama,
dsb.
Upaya Mendorong Kerukunan Antar Umat Baregama
1. Memperkuat landasan/dasar-dasar (aturan/etika bersama) tentang kerukunan internal dan
antar umat beragama.
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong dan
mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi yang ideal
untuk menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi.
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif.
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh
keyakinan plural umat manusia
5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan yang
mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan
6. Mengembangkan wawasan multikultural bagi segenap unsur dan lapisan masyarakat
7. Menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam
kehidupan bermasyarakat.
Ukhuwah Islamiyah
1. Yakni konsep persaudaraan yang mengikat hubungan antara muslim satu dengan muslim
lainnya.
2. Dalam pandangan islam, sesama muslim merupakan saudara. Hal ini dijelaskan Allah SWT
dalam al-Qur’an Surat al-Hujurat Ayat 10 yang menyatakan :”Orang-orang beriman itu
Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Ukhuwah Insaniyah
1. Yakni hubungan persaudaraan yang didasari atas pemikiran bahwa pada hakekatnya kita
semua adalah makhluk Allah SWT. Oleh karena itu, segala macam bentuk pemaksaan
ideologi dan penindasan adalah tidak bisa dibenarkan oleh ajaran Islam. Atas dasar itu, maka
sikap yang harus dikembangkan sejatinya adalah saling tasamuh, menghargai dan
menghormati, bukan saling memusuhi
2. Hal ini, sebagaimana Allah SWT menerangkan dalam Surat Yunus ayat 99 yang artinya :
”Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya ?”
Ukhuwah Wathoniyah
1. Yakni hubungan persaudaraan yang didasari atas persamaan nasib dan sebangsa, alias
hubungan warga negara dengan pemerintah.
2. Dalam hal ini, Islam memandang bahwa selaku warga negara kita diwajibkan untuk mentaati
pemerintah sah, yang dalam bahasa al-Qur’an disebut dengan ulil amri
3. Hal tersebut dijelaskan Allah SWT dalam Qur’an Surat an-Nisa’ : 59 yang artinya :
”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
SESI 6 - KONSEP DASAR SUMBER-SUMBER HUKUM AGAMA
Sumber Hukum Agama
Hukum adalah sesuatu yang berisi tentang aturan-aturan baik perintah atau larangan dan memiliki
kekuatan sehingga apabila dilanggar akan mengakibatkan sebuah sanksi yang tegas dan nyata. Begitu
juga dalam kehidupan. Sebagai manusia, hukum tidak akan pernah luput dari kita. Selain itu,hukum
sangat erat kaitannya dengan sumber hukum. Sumber hukum adalah suatu acuan untuk kita menaati
hukum itu sendiri. Contohnya sebagai seseorang yang beragama untuk menaati hukum itu sendiri,kita
perlu mengacu kepada sumber-sumber hukum suatu Agama tersebut.
Sumber hukum Agama Islam
1. Al-Qur’an
Al Qur’an berisi wahyu-wahyu dari Allah SWT yang diturunkan secara berangsur-angsur
(mutawattir) kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Al Qur’an diawali
dengan surat Al Fatihah, diakhiri dengan surat An Nas. Membaca Al Qur’an merupakan
ibadah. Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama. Setiap muslim berkewajiban
untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat di dalamnya agar menjadi
manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu menngikuti segala perintah Allah dan menjauhi
segala larangannya. Al Qur’an memuat berbagai pedoman dasar bagi kehidupan umat
manusia.
2. Hadist
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun ketetapan (taqrir).Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua
setelah Al Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan
perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya.
Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku Nabi Muhammad SAW
mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan cerminan akhlak mulia. Apabila seseorang bisa
meneladaninya maka akan mulia pula sikap dan perbutannya. Hal tersebut dikarenakan
Rasulullah SAW memilki akhlak dan budi pekerti yang sangat mulia. Hadits sebagai sumber
hukum Islam yang kedua.
3. Ijtihad
Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak
ada ketetapannya, baik dalam Al Qur’an maupun Hadits, dengan menggunkan akal pikiran
yang sehat dan jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum-hukumyang
telah ditentukan.Hasil ijtihad dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga. Hasil ini
berdasarkan dialog Nabi Muhammad SAW dengan sahabat yang bernama muadz bin jabal,
ketika Muadz diutus ke negeri Yaman.
Sumber Hukum Agama Kristen
Sebagaimana agama lain, agama Kristen mengakui bahwa merekapun memiliki kitab suci yang
mereka yakini sebagi sumber dan pandangan hidup. Kitab suci agama Kristen adalah Kitab Injil atau
Bibel dan juga bisa dinamakan Alkitab yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian baru.
Perjanjian Lama, menurut gereja katolik, jumlah kitab suci yang terhimpun adalah 49 buah, selisih
lebih banyak dari yang diakui protestan, kesepuluh kitab yang tidak diakui disebut
“Deuterokanomika” yaitu kitab-kitab dongeng atau jiplakan yang tidak termasuk kanon Yahudi.
Perjanjian Baru, istilah ini mempunyai arti, “Tata cara keselamatan yang diadakan Allah dalam diri
Yesus”. Isi perjanjian baru mencakup 27 kitab, yang terdiri dari 4 injil, yaitu Markus (60 M), Matius
(70 M), Lukas (75 M), dan Yahya (100 M). Dalam Agama Katolik, sumber keimanan dibagi menjadi
sebagai berikut yaitu : Kitab Suci, Magisterium (kuasa mengajar), Gereja dan Tradisi Suci.
Sumber Hukum Agama Kristen Katolik
Sebagaimana agama lain, agama Kristen mengakui bahwa merekapun memiliki kitab suci yang
mereka yakini sebagi sumber dan pandangan hidup. Kitab suci agama Kristen adalah Kitab Injil atau
Bibel dan juga bisa dinamakan Alkitab yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian baru.
Perjanjian Lama, menurut gereja katolik, jumlah kitab suci yang terhimpun adalah 49 buah, selisih
lebih banyak dari yang diakui protestan, kesepuluh kitab yang tidak diakui disebut
“Deuterokanomika” yaitu kitab-kitab dongeng atau jiplakan yang tidak termasuk kanon Yahudi.
Perjanjian Baru, istilah ini mempunyai arti, “Tata cara keselamatan yang diadakan Allah dalam diri
Yesus”. Isi perjanjian baru mencakup 27 kitab, yang terdiri dari 4 injil, yaitu Markus (60 M), Matius
(70 M), Lukas (75 M), dan Yahya (100 M). Dalam Agama Katolik, sumber keimanan dibagi menjadi
sebagai berikut yaitu :Kitab Suci, Magisterium (kuasa mengajar), Gereja dan Tradisi Suci.
Sumber Hukum Agama Kristen Protestan
Sumber hukum Agama Kristen Protestan yaitu Kitab Suci. Kitab suci protestan disini sama dengan
kitab suci Kristen katolik yakni al-kitab dengan penyebutan nama Injil yang diambil dari perjanjian
baru. Namun perbedaan nya dalam kitab suci protestan dalam perjanjian lama ada 39 bab sedangkan
katolik 45 bab, di dalam perjanjian baru dalam protestan dan katolik ada 27 bab. Injil adalah nama
kitab yang ada di dalam perjanjian baru. Isi dari perjanjian lama dan baru tidak ada perbedaannya.
Maka kalau kita perhatikan juga bacaan Alkitab di dalam misa kudus Minggu umumnya, bacaan
pertama dan Mazmur di ambil dari Perjanjian Lama, bacaan kedua dari surat- surat para Rasul
Perjanjian Baru, dan bacaan Injil dari salah satu dari keempat Injil Perjanjian Baru. Sedangkan pada
misa harian, bacaan pertama diambil dari Perjanjian Lama atau surat-surat para rasul dari Perjanjian
Baru, Mazmur dari Perjanjian Lama, dan Injil dari Perjanjian Baru.
Sumber Hukum Agama Hindu
Secara umum, Sumber Hukum Agama Hindu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Kitab
Sruti dan kelompok Kitab Smerti.
Sruti berarti “Yang didengar" atau wahyu. Yang tergolong kitab Sruti adalah kitab-kitab yang ditulis
berdasarkan wahyu Tuhan, seperti misalnya Weda, Upanishad, dan Bhagawadgita.
Dalam perkembangannya, Weda dan Upanishad terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, seperti
misalnya Regweda dan Isopanishad. Kitab Weda berjumlah empat bagian sedangkan kitab Upanishad
berjumlah sekitar 108 buah.
Smerti berarti “Yang diingat" atau tradisi. Yang tergolong kitab Smerti adalah kitab-kitab yang tidak
memuat wahyu Tuhan, melainkan kitab yang ditulis berdasarkan pemikiran dan renungan manusia,
seperti misalnya kitab tentang ilmu astronomi, ekonomi, politik, kepemimpinan, tata negara, hukum,
sosiologi, dan sebagainya. Kitab-kitab smerti merupakan penjabaran moral yang terdapat dalam kitab
Sruti.
Sumber Hukum Agama Budha
Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat
sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama.Tripiṭaka merupakan istilah yang digunakan oleh
berbagai sekte Buddhis untuk menggambarkan berbagai naskah kanon mereka. Sesuai dengan makna
istilah tersebut, Tripiṭaka pada mulanya mengandung tiga "keranjang" akan berbagai pengajaran:
Sūtra Piṭaka (Sanskrit; Pali: Sutta Pitaka), Vinaya Piṭaka (Sanskrit & Pali) dan Abhidharma
Piṭaka(Sanskrit; Pali: Abhidhamma Piṭaka). Dimana ketiga pengajaran ini adalah hasil klasifikasi dan
catatan para pengikut Sang Hyang Buddha Gautama yang masing berisi sebagai berikut : Sutta Piṭaka
(kotbah- kotbah Sang Buddha), Vinaya Piṭaka (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan
Abhidhamma Piṭaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi).
SESI 7 - ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Dimensi Sains Dan Teknologi Dalam Agama Islam (Al-Qur’an)
Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh sebagai
konsesus pakar, melalui penyipulan secara rasional mengenai hasil-hasil analisi yang kritis terhadap
data pengukuran yang diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam. Al-Qur’an, sebagai kalam
Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat praktis. Oleh sebab itu, secara obyektif,
al-Qur’an bukanlah ensiklopedi sains dan teknologi apalagi al-Qur’an tidak menyatakan hal itu secara
gamblang.
1. Pertama, al-Qur’an memerintahkan kepada manusia untuk mengenali secara seksama alam
sekitarnya seraya mengetahui sifat-sifat dan proses-proses alamiah yang terjadi di
dalamnya.Perintah ini, misalnya, ditegaskan di dalam surat Yunus ayat 101. Dalam kata
unzhuru (perhatikan), Baiquni memahaminya tidak sekedar memperhatikan dengan pikiran
kosong, melainkan dengan perhatian yang seksama terhadap kebesaran Allah SWT dan
makna dari gejala alam yang diamati.
2. Kedua, al-Qur’an mengajarkan kepada manusia untuk mengadakan pengukuran terhadap
gejala-gejala alam. Hal ini diisyaratkan di dalam surat al-Qamar ayat 149. “Sesungguhnya
Kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran.”
Ketiga, al-Qur’an menekankan pentingnya analisis yang mendalam terhadap fenomena alam
melalui proses penalaran yang kritis dan sehat untuk mencapai kesimpulan yang rasional.
Persoalan ini dinyatakan dalam surat al-Nahl ayat 11-12.
Tiga langkah yang dikembangkan oleh al-Qur’an itulah yang sesungguhnya yang dijalankan
oleh sains hingga saat ini, yaitu observasi (pengamatan), pengukuran-pengukuran, lalu
menarik kesimpulan (hukum-hukum) berdasarkan observasi dan pengukuran itu.
Pengaruh Al Khawarizmi dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
Al Khawarizmi banyak memberikan pengaruh terhadap perkembengan ilmu pengetahuan dunia.
Seperti
1. Menemukan konsep aljabar yang kita kenal sekarang melalui buku Aljabar yang berisi
mengenai persamaan linear dan kuadrat.
2. Orang yang pertama menjelaskan dan mempopulerkan kembali penggunaan angka nol (0)
serta mengenalkan sistem notasi desimal dan tanda pengalian dua.
3. Memperkenalkan tanda negatif pada bilangan.
4. Membuat tabel perhitungan astronomi guna mengukur jarak dan kedalaman bumi. Tabel ini
juga menjadi dasar untuk penelitian di bidang astronomi. Model pembuatan peta dunia yang
dituliskan dalam buku ṣūrat al-Arḍ yang digunakan para ahli geografi barat dalam
menggambar peta.
5. Menemukan konsep alat penunjuk waktu dengan bayang sinar matahari dalam buku sundials.
6. Menemukan konsep dasar algoritma melalui pembahasan aturan-aturan melakukan aritmatika
menggunakan bilangan Hindu-Arab dan solusi sistematis.
Al Khawarizmi Dalam Bidang Komputer
Ilmu Pengetahuan matermatika pada dasarnya sangat berperan dalam pengembangan computer dan
teknologi dari dahulu hingga sekarang dan peran itu tidaklah sedikit melainkan sangatla besar, dan itu
tak terlepas dari peran Al Khawarizmi. Algoritma, tidak bisa terlepas dan selalu berdampingan dengan
perkembangan teknologi yang saat ini semakin maju. Bahkan untuk teknologi kecerdasan buatan
sekalipun tak dapat pintar tanpa system algoritma dalam pemrogramannya.
Sesi 9 – KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM
MULTI KONTEKS
Masyarakat Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa, budaya, dan agama. Keragaman
budaya tersebut menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa multikultural. Multikultural
adalah keberagaman budaya yang menggambarkan kesatuan berbagai kelompok sosial,
budaya, dan suku bangsa yang berbeda dalam suatu negara.
Terori-Teori Multikultural
1. Sokrates
Gagasannya yang dekat dengan makna multikultural adalah tentang self-knowledge.
Pengembangan self-knowledge hanya dapat dilakukan ketika seseorang tengah
beranjak dewasa. Pada tahap ini, individu dapat memilah dan memilih mana yang
baik dan mana yang buruk berdasarkan keyakinan dan bukan karena faktor emosi atau
feeling semata.
2. Plato
Plato menjelaskan prinsip multikutural dalam sebuah rancangan kurikulum
pendidikan liberal arts. Liberal arts adalah semua bagi semua. Jadi semua orang
memiliki kebebasan untuk mengetahui semua hal.
3. Jean Piaget
Piaget selelalu tertarik pada bagaimana pengetahuan manusia itu tumbuh dan
berkembang. Setiap perkembangan individu tidak hanya dalam hal pengetahuan dan
kemampuan, tetapi juga kemampuan untuk bersikap empati. Empati adalah persepsi
individu tentang kemiripan antara selft dan other.
4. Horace Kallen
Kallen merupakan orang pertama yang mengkonstruksi teori pluralisme budaya.
Kallen mengungkapkan bahwa setiap etnik dan kelompok budaya suatu bangsa
menjadi penting dan unik karena semua memberi kontribusi terhadap pengayaan
kebudayaan.
5. James A. Banks
Banks dikenal sebagai perintis pendidikan multicultural. bagian terpenting dari
pendidikan adalah mengajarkan “bagaimana cara berfikir” dan bukan mengajarkan
“apa yang dipikirkan”.
Moderasi Beragama
Cara pandang dalam beragama secara moderat yakni memahami dan mengamalkan ajaran
agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan (pemahaman agama yang sangat kaku)
maupun ekstrem kiri (pemahaman agama yang sangat liberal).
Tolak Ukur Moderasi Beragama
Kesepakatan bersama. Melalui kesepakatan bersama menunjukkan kerja sama diantara
sesama manusia yang beragama. Karena bagaimanapun manusia memiliki keterbatasan
sehingga keragaman itu akan saling menyempurnakan.
Moderasi Beragama sebagai Upaya Internalisasi Toleransi Bagi Generasi Muda
Kesadaran toleransi beragama, khususnya bagi generasi muda dapat diidentifikasi dengan
dibangunnya pengetahuan yang dibangun di atas toleransi dan juga penerapan nilai-nilai
toleransi yang dijunjung tinggi ketika berinteraksi satu sama lain untuk saling menghormati
antar umat beragama sebagai bentuk kesadaran toleransi beragama bagi generasi muda.
Moderasi Beragama dalam Ruang Digital
Kementrian Agama Republik Indonesia menetapkan tahun 2019 sebagai “Tahun Moderasi
Beragama”. Moderasi beragama dijadikan jargon serta nafas dalam setiap program dan
kebijakan yang dibuat oleh Kementerian Agama. Di dalam ruang digital yang dikendalikan
oleh kecepatan elektronik, eksistensi manusia mengalami perubahan mendasar dari sebuah
bentuk tubuh yang bergerak di dalam ruang, menjadi sebentuk tubuh yang diam di tempat
dan hanya mampu menyerap setiap informasi yang lewat melalui simulasi elektronik. Ruang
digital kemudian menjadi arena kontestasi dan kompetisi.
Seringkali konflik dan perpecahan lahir dari kesalah pahaman yang mengalir deras melalui
ruang digital. Lebih dari itu, ruang digital dimanfaatkan dengan sengaja untuk membuat
narasi yang saling menjatuhkan. Padahal, secara substansi, semua ajaran agama
menginginkan hidup damai, moderat, menjaga kerukunan dan welas asih. Moderasi beragama
menjadi senjata untuk menjaga kebersamaan dalam keberagaman
Narasi Keagamaan di Abad Cyberspace
Cyberspace adalah sebuah dunia komunikasi berbasis komputer untuk melipat ruang dan
waktu dan menawarkan realitas baru berbentuk virtual. Dalam bahasa yang berbeda,
cyberspace juga dapat diartikan sebagai suatu imaginary location (tempat aktivitas elektronik
dilakukan) guna meringkas dan memampatkan ruang-waktu (time-space compression).
Dunia digital saat ini telah memproduksi ide dan gagasan sehingga membentuk sebuah
pemikiran yang tertanam dalam pemahaman masyarakat. Pengalaman keagamaan yang
bersifat personal, fatwa-fatwa yang tak berdasar, serta pengetahuan yang tidak jelas
sanadnya, terus diciptakan sedemikian rupa untuk menggiring masyarakat. Sebelumnya,
otoritas keagamaan hanya dimiliki oleh para Ulama, Ustadz, Mursyid, guru agama, dan
pemerintah melalui Kementerian Agama. Namun, saat ini otoritas keagamaan direngkuh oleh
media baru yang tampak impersonal dan berbasis pada jejaring informasi.
Kerukunan Umat Beragama Di Indonesia
Upaya yang dilakukan, baik melalui kebijakan pemerintah maupun berbagai elemen
masyarakat tertentu terus dilakukan. Sudah puluhan tahun bangsa ini melakukan upaya, agar
masyarakat yang beragam ini hidup rukun. Kerukunan antar agama merupakan salah satu
pilar utama dalam memelihara persatuan bangsa dan kedaulatan negara Republik Indonesia.
Jaminan konstitusi terhadap kebebasan beragama di Indonesia ditegaskan dalam pasal 28 E
ayat(1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945.
SESI 10 - AGAMA DAN SOLIDARITAS SOSIAL DI ERA INDUSTRI 4.0 DAN
MASYARAKAT 5.0
Memasuki era digital 4.0 yang ditandai dengan penggunaan komputasi internet berskala
massif pada masyarakat 5.0 telah membuka masyarakat global bebas berinterksi kapan saja
dan dimana saja melalui inovasi teknologi berbasis online, baik untuk kepentingan bisnis,
pendidikan, social, budaya, politik, keagamaan dan apa saja secara pribadi maupun
kelompok.
Agama dan Industrialisasi
Menurut Latzer (2022) konsep trinitas yang ditandai dengan penciptaan data besar
(datafikasi) yang mereproduksi area kehidupan, algoritma yang mengotomatiskan proses
seleksi dan memberikan relevansi pada data untuk mengekstrak modal ekonomi,
social-budaya, politik dan agama, serta platformisasi mampu merestrukturisasi pasar dan
model bisnis mengamini komersialisasi lingkungan social menjadi awal mula mendukung
digitalisasi agama secara bersamaan.
Helland (2016), fenomena keberagamaan akibat pengaruh digitalisasi dapat diidentifikasi
menjadi empat ruang, yaitu:
1. Agama online (situs yang memberikan informasi tanpa interaktivitas),
2. Agama online (interaktivitas dan partisipasi),
3. Agama inovatif (gerakan keagaman baru, aliran sesat, dan lain-lain), serta
4. Agama tradisional (seperti, Kristen, Islam, Budha, dan Hindu).
Solidaritas Sosial
Parmaksiz (2018) menegaskan bahwa semua agama menegaskan akan pentingnya solidaritas
social, sekalipun di era pascasekuler dalam pandangan agama modern manapun. Solidaritas
social merupakan suatu kesediaan berkontribusi untuk kesejahteraan orang lain. Durkheim
(dalam Adair, 2008) menyatakan benar bahwa solidaritas social merupakan komitmen bersama yang
secara tidak langsung bersentuhan dengan agama, bahkan social, regulasi social, hokum dan adat.
Instrumen Solidaritas Sosial Konsep Tolong Menolong
Perbuatan tolong-menolong merupakan bentuk solidaritas social yang nampaknya tidak akan
tergerus oleh situasi dan kondisi apa pun. Banyak dan hikmah dari tindakan tolong-menolong
ini sehingga dari berbagai sudut pandang perbuatan ini sangat diterima oleh masyarakat, dan
sudah menjadi fitrah manusia sebagai makhluk social (zoon politicon). Sugesti (2019) dalam
tulisan “Mengulas Tolong Menolong Perspektif Islam” mengungkap dampak tindakan
tolong-menolong sebagai berikut:
- Menjaga ikatan pesaudaran yang sudah terjalin,
- Menumbuhkembangkan ikatan persaudaran yang kuat,
- Menumbuh rasa kasihsayang antara orang yang menolong dan ditolong,
- Memperbanyak persaudaraan dan kekerabatan,
- Terbentuknya tatanan masyarakat yang damai, tentram, aman dan yaman,
- Menghilangkan ketegangan dan konflik di antara masyarakat,
- Sangat disenangi oleh sesame manusia, dan
- Di cintai dan diridhai Allah SWT, dan dipermudah hidupnya.
Instrumen Solidaritas Sosial Konsep Silaturrahim
Secara praktis, silaturrahim mendekatkan anggota keluarga baik melalui nasab maupun
perkawinan dengan berbagai cara seperti menjenguk, menawarkan bantuan pada saat
membutuhkan dan merawat kesejahteraannya. (Anwar, 2022). Jadi, silaturrahim merupakan
perintah dalam Islam, oleh karena itu, dihukum jika tidak mematuhi perintah Allah dan Nabi
Muhammad, bahkan memutuskan silaturrahim tidak diperbolehkan dalam agama Islam,
bahkan dimukai Allah (Hussin, 2021). Silaturrahim merupakan salah satu bentuk reaksi
social yang selalu dilakukan setiap hari oleh umat islam. Istilah silaturrahim berasal dari
bahasa Arab ‘Silaturrahim”, yang berarti penguatan hubungan kekerabatan atau kelaruga
yang dilandasi oleh kasih sayang.
SESI 11 – KONSEP KEWAJIBAN DAN NILAI BEKERJA DALAM DIRI DAN
MASYARAKAT
Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang terjadi di masa yang akan datang
yang timbul dari kegiatan masa lalu entitas ketika terjadi transfer aktiva atau ketika entitas
menerima jasa dari entitas lain.
Karakteristik dasar Kewajiban
Suatu objek harus memuat tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan entitas
bisnis untuk melunasi, menunaikan, atau melaksanakan tanggung jawab tersebut.
Jenis-Jenis Kewajiban
a. Kewajiban Mutlak
b. Kewajiban Publik
c. Kewajiban Positif dan Negatif
d. Kewajiban Umum dan Khusus
e. Kewajiban Primer
Kewajiban Bekerja Dalam Agama
Dalam agama, Tuhan memerintahkan atau mewajibkan manusia dimuka bumi ini untuk
bekerja, perintah ini tetap berlaku semua orang tanpa membeda-bedakan pangkat status, dan
jabatan seseorang.
Jenis-Jenis Usaha Dalam Agama
a. Berwirausaha
b. Menyewakan Lahan
c. Beternak Hewan
d. Berinvestasi Menggunakan Emas
e. Berinvestasi Menggunakan Properti
f. Berinvestasi Menggunakan Deposito Syariah
g. Investasi Dengan Cara Sedekah
Hikmah Bekerja
Dalam islam, bekerja keras adalah salah satu perilaku terpuji atau akhlak mahmudah
sehingga tentu saja akan mendatangkan kebaikan dunia juga akhirat bagi pelakunya. Dalam
islam, mereka yang pemalas dekat sekali dengan kemiskinan. Dan kemiskinan ini bisa
membawa ke kekufuran juga kekafiran. Oleh sebab itu Allah dan Rasulullah memerintahkan
umat islam agar senantiasa bekerja keras.
Lima hikmah kerja keras dalam kehidupan sehari-hari :
1. Memperoleh pahala sekaligus kemuliaan di sisi Allah SWT sebab Allah mencintai
hamba-Nya yang senantiasa bekerja keras.
2. Tercukupi kebutuhan hidupnya sehingga memiliki tenaga dan kekuatan untuk
beribadah kepada Allah SWT.
3. Dijaga martabatnya sebab dijauhkan dari meminta-minta karena kemiskinan.
4. Menjadi sosok yang mandiri juga amanah sehingga akan disenangi juga dipercaya
sesama manusia.
5. Cita-cita yang diinginkan bisa terwujud dengan kerja keras
SESI 12 – KEMANDIRIAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Kemandirian adalah tindakan dari seseorang untuk mencoba memecahkan masalah yang
dihadapi tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain. Arti kemandirian dengan kemampuan
mengatur diri sendiri sesuai dengan hak dan kewajiban yang dimiliki, bertanggung jawab atas
keputusan, tindakan, dan perasaan sendiri.
Aspek Kemandirian
1. Tanggung jawab
2. Otonomi
3. Inisiatif
4. Kontrol diri
Jenis-jenis Kemandirian
1. Kemandirian emosional: kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan
hubungan emosional antar individu.
2. Kemandirian tingkah laku: suatu kemampuan untuk membuat keputusan tanpa
tergantung pada orang lain dan melakukan secara bertanggung jawab.
3. Kemandirian nilai: kemampuan memaknai prinsip tentang benar dan salah.
Ciri-ciri Kemandirian
1. Berinisiatif dalam segala hal
2. Mampu mengerjakan tugas rutin yang dipertanggungjawabkan kepadanya tanpa
mencari pertolongan orang lain
3. Memperoleh kepuasan dari pekerjaannya
4. Mampu mengatasi rintangan yang dihadapi dalam mencapai kesuksesan.
5. Mampu berfikir kritis, kreatif fan inovatif terhadap tugas yang diberikan
6. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda pandangan dengan orang lain dan
berani mengemukakan pendapat dihadapan orang banyak
Bentuk Kemandirian
1. Kemandirian emosi
2. Kemandirian ekonomi
3. Kemandirian intelektual
4. Kemandirian social
Tingkat Kemandirian
1. Pertama, tingkat impulsive dan melindungi diri
2. Kedua, konfromistik
3. Ketiga, tingkatan sadar diri
4. Keempat, tingkatan seksama
5. Kelima, tingkatan individualistis
6. Keenam, Mandiri
Pengertian Kemandirian Sosial
Kemandirian sosial merupakan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain
dan tidak bergantung pada aksi orang lain. Esensi kemandirian dalam masyarakat adalah
potensi untuk memperoleh keuntungan dalam perlakuan khusus yang diterapkan dalam
berbagai pola yang terinstitusi dalam masyarakat local.
Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Sosial
1. Gen
2. Pola asuh orang tua
3. Sistem Pendidikan di sekolah
4. Sistem kehidupan di masyarakat
Manfaat Memiliki Kemandirian Sosial
Manfaat memiliki kemandirian terdiri dari mengasah multipel intelligensi, mempertajam
analilis, memupuk tanggung jawab, mengembangkan daya tahan mental, meningkatkan
keterampilan, memecahkan masalah, mengambil keputusan, berfikir kreatif, berfikir kritis,
percaya diri yang kuat, menjadi pembelajaran bagi dirinya sendiri.
SESI 13 – KESALEHAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
Keyakinan terhadap Tuhan saja tidaklah cukup, tetapi perlu dimanifestasikan dalam
serangkaian peribadatan, baik ritual maupun social. Aturan mengenai “perintah” dan
“larangan” yang mendasari hubungan manusia dengan Tuhan, disebut ibadah. Ibadah ini ada
dua macam yaitu: pertama, ibadah individual yang manfaatnya kembali pada diri sendiri.
Kedua, ibadah sosial yang manfaatnya untuk masyarakat (kepentingan umum). Kesalehan
sosial bisa diidentifikasi dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
Pertama, pengamalan atau perilaku keagamaan
Kedua, perilaku seseorang termasuk dalam hal pengamalan kesalehan sosial adalah didasari
atas kebiasaan hidup
Perbedaan kesalehan sosial dengan perilaku lainnya adalah bahwa dalam kesalehan sosial,
perilaku lahir didasari atas nilai-nilai atau motivasi keagamaan atau ibadah. Sementara
perilaku non kesalehan sosial bersifat non keagamaan, sehingga bisa lahir atas nilai-nilai atau
motivasi ideologi/ajaran.
Pandangan Kesalehan Sosial di Indonesia
Indonesia adalah bangsa yang pluralistic dalam berbagai hal yang religiusitas yang tinggi.
Untuk meningkatkan religiusitas masyarakat, maka sarana, prasarana dan kelembagaan terus
bertambah di setiap komunitas. Pemberdayaan umat oleh lembaga sosial keagamaan belum
maksimal, akibat adanya sejumlah faktor seperti: belum maksimalnya pengelolaan dana dan
aset umat tersebut, baik dalam hal pengumpulan, pengelolaan, pemanfaat, dan
pengawasannya. Padahal, dana sosial keagamaan seperti zakat, wakaf dan sedekah (Islam),
kolekte (Katolik dan Kristen), punia (Buddha), dan paramita (Hindu) memiliki potensi yang
sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi angka kemiskinan,
dan membuka lapangan kerja baru
Definisi Dan 5 Ciri dari Kesalehan Sosial
1. Memiliki semangat spiritualitas yang diwujudkan dalam sistem kepercayaan kepada
sesuatu yang “ghaib” serta berketuhanan.
2. Terikat pada norma, hukum, dan etika seperti tercermin dalam struktur ajaran sholat.
3. Memiliki kepedulian sosial yang salah satu perwujudanya ditandai dengan
kesanggupan berbagi terhadap golongan yang lemah
4. Memiliki sikap toleran sebagai salah satu dari perwujudan dari keimanan terhadap
adanya pengikut kitab-kitab suci.
5. Berorientasi ke depan sebagai salah satu wujud dari keimanan terhadap adanya hari
akhir. Masyarakat yang memiliki dimensi kesalehan social.
Macam-macam Kesalehan Sosial
1. Musyawarah
2. Mencintai Sesama Manusia
3. Berani Membela Kebenaran dan Keadilan
4. Menjaga Persaudaraan
5. Saling Menghormati
6. Berlaku Adil Kepada Sesama Manusia
7. Bersedekah
8. Tolong Menolong
Manfaat Kesalehan Sosial
1. Menumbuhkan Rasa Kebersamaan
2. Dapat Menyatukan Perbedaan Pendapat
3. Memiliki Banyak Teman
4. Masalah Dapat Segera Terpecahkan
5. Melatih Untuk Menyuarakan Pendapat
Implementasi Kesalehan Sosial Dalam Islam
Ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT kepada manusia tidak hanya mengenai ibadah
kepada-Nya dengan selalu beramal kepada Allah SWT, menaati perintah dan menjauhi
larangan-Nya, tetapi juga beribadah dengan jalan beramal baik kepada sesama manusia.
Istilah ini sangat berkaitan erat dengan hablum minannaas, yaitu menjaga hubungan baik dengan
sesama manusia.
SESI 14 – CARA MENGATASI MASALAH DALAM MENGHADAPI BERBAGAI
PROBLEMATIKA UMAT BERAGAMA
Dinamika Konflik Dalam Agama
Sebagai masyarakat majemuk sejak awal, bangsa Indonesia selama ini dikenal sebagai
masyarakat beragama yang moderat dan toleran, dan bahkan menjadi contoh toleransi
kehidupan beragama di dunia. Namun di era reformasi ini muncul sejumlah peristiwa konflik
dan intoleransi atau bahkan kekerasan berlatar belakang agama. Munculnya sejumlah kasus
intoleransi dan bahkan kekerasan itu sebenarnya merupakan salah satu ekses dari reformasi,
yang memang sangat mendukung kebebasan. Dalam kondisi demikian sejumlah kelompok
agama cenderung mengekspresikan kebebasan yang terlalu bersemangat atau berlebihan.
Penyebab Timbulnya Kekerasan dan Diskriminasi Antar Umat Beragama di Indonesia.
1. Perbedaan Doktrin
2. Perbedaan Suku dan Ras
3. Perbedaan Kebudayaan
4. Masalah Mayoritas dan Minoritas
5. Klaim Kebenaran (Truth Claim)
6. Doktrin Jihad
Fungsi Pemerintah dan Masyarakat Dalam Menyelesaikan Kekerasan dan Diskriminasi Antar
Umat Beragama di Indonesia.
Dalam sila-sila yang tercantum dalam Pancasila, sangat jelas peran Pancasila dalam HAM,
seperti berikut ini;
1. Hak asasi manusia menurut Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengandung pengakuan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta menjamin setiap agama melakukan ibadah
menurut keyakinan masing-masin.
2. Hak asasi manusia menurut Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Mengandung
berarti pengakuan manusia sebagai individu dan sebagai makhluk sosial.
Kemanusiaan mengakui semua manusia sama-sama sebagai makhluk sosial yang
berkonsekuensi pada kedudukan yang sama tinggi dan sama rendah
3. Hak asasi manusia menurut Sila Persatuan Indonesia. Menimbulkan sikap yang
mengutamakan kepentingan bangsa adalah titik tolak memperjuangkan hak asasi
manusia. Tanpa adanya jaminan kebangsaan berarti nilai nilai asasi manusia
terabaikan.
4. Hak asasi manusia menurut Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kedaulatan ditangan rakyat
berwujud dalam bentuk hak asasi seperti mengeluarkan pendapat dan hak berkumpul.
5. Hak asasi manusia menurut Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menyatakan bahwa setiap manusia warga bangsa berhak menikmati kehidupan yang
layak dan terhormat
Formulasi Harmonisasi Antar Umat beragama
Toleransi dalam beragama bukan berarti hari ini bebas menganut agama tertentu dan besok
hari menganut agama yang lain atau dengan bebasnya mengikuti ibadah dan ritualitas semua
agama tanpa adanya peraturan yang mengikat.
Beberapa Kasus Konflik Agama di Indonesia
1. Konflik Agama di Poso
2. Konflik Sunni dan Syiah di Jawa Timur
3. Konflik Agama di Bogor
Peranan Komnas HAM dalam Penyelesaian Konflik Antar Umat Beragama
Setiap orang mempunyai hak untuk menikmati kehidupannya serta tumbuh dan berkembang
dalam berbagai kehidupannya yang aman, tenteram, damai, dan sejahtera. Oleh karena
itu,manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dikaruniai seperangkat hak yang melekat
kepadanya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi penghormatan dan perlindungan harkat dan martabatnya
sebagai seorang manusia. Komnas HAM bertugas dan berwenang melakukan
1. Pengkajian dan penelitian berbagai instrumen internasional HAM
2. Pengkajian dan penelitian berbagai peraturan perundang-undangan
3. Penerbitan hasil pengkajian dan penelitian
4. Studi kepustakaan, studi lapangan, dan studi banding di negara lain mengenai HAM
5. Pembahasan berbagai masalah yang berkaitan dengan perlindungan, penegakan, dan
pemajuan HAM
6. Kerjasama pengkajian dan penelitian dengan organisasi, lembaga atau pihak lainnya,
baik tingkat nasional, regional, maupun internasional dalam bidang HAM
Upaya mengatasi konflik umat beragama
1. Masyarakat harus mempunyai rasa kehormatan antara agama satu dengan yang lain
2. Masyarakat harus mempererat tali persahabatan dan berusaha mengenal lebih jauh
antara satu dengan yang lain.
3. Mempunyai kesadaran bahwa setiap agama yang dianut masyarakat membawa misi
kedamaian.
4. Masyarakat yang baru saja pindah ke daerah lain harus berbaur atau membaur ke
masyarakat sekitar.
5. Dalam masyarakat harus ada keadilan dan rasa ketidakadilan itu harus dihilangkan
agar tidak menimbulkan rasa kebencian.
Selain itu Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA adalah sebagai berikut:
1. Mendekatkan Diri pada Tuhan
2. Memahami Adanya Perlindungan bagi Hak Warga Negara
3. Saling Menghargai dan Menghormati Keberagaman
4. Tidak Menyimpan Prasangka Buruk pada Orang Lain yang Berbeda
5. Mengamalkan Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan
Selanjutnya dalam melaksanakan fungsi Komnas HAM dalam mediasi, Komnas HAM
bertugas dan berwenang:
1. Mengadakan perdamaian antara pihak-pihak yang berkaitan
2. Menyelesaikan perkara melalui konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi dan
penilaian ahli
3. Memberi saran kepada para pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui pengadilan;
4. Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada pemerintah
untuk dindaklanju penyelesaiannya
5. Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) untuk ditindaklanjuti.

More Related Content

Similar to TUGAS 2-UAS_RESUME AGAMA ISLAM_ANGGI RAHMAT G.docx.pdf

Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Anton Saja
 
Makalah agama hindu etika moral putu nagita
Makalah agama hindu etika moral putu nagitaMakalah agama hindu etika moral putu nagita
Makalah agama hindu etika moral putu nagitaPutuNagita
 
Nila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas X
Nila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas XNila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas X
Nila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas XRizka A. Hutami
 
American Piety : The Nature of Religious Commitment
 American Piety : The Nature of Religious Commitment American Piety : The Nature of Religious Commitment
American Piety : The Nature of Religious CommitmentArif Setyawan
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologiHary Ihsan
 
Konsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di IndonesiaKonsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di Indonesiapjj_kemenkes
 
Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptx
Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptxFungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptx
Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptxabi sukron
 
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aPendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aadineputry
 
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aPendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aadineputry
 
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aPendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aadineputry
 
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aPendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aadineputry
 
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aPendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aadineputry
 
3. Manusia Membutuhkan Agama.pptx
3. Manusia Membutuhkan Agama.pptx3. Manusia Membutuhkan Agama.pptx
3. Manusia Membutuhkan Agama.pptxNatasyaaRahmadani
 
Macam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiMacam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiwisty yulia
 
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hariPeran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-haripjj_kemenkes
 
SOSIOLOGI.pptx
SOSIOLOGI.pptxSOSIOLOGI.pptx
SOSIOLOGI.pptxTifani20
 
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusiaKaidah /keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusiapjj_kemenkes
 
Keperawatan agama modul 3 kb1
Keperawatan agama modul 3 kb1Keperawatan agama modul 3 kb1
Keperawatan agama modul 3 kb1Anton Saja
 

Similar to TUGAS 2-UAS_RESUME AGAMA ISLAM_ANGGI RAHMAT G.docx.pdf (20)

Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1
 
Makalah agama hindu etika moral putu nagita
Makalah agama hindu etika moral putu nagitaMakalah agama hindu etika moral putu nagita
Makalah agama hindu etika moral putu nagita
 
Nila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas X
Nila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas XNila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas X
Nila nilai keagamaan dan kepercayaan masyarakat_PPKN kelas X
 
American Piety : The Nature of Religious Commitment
 American Piety : The Nature of Religious Commitment American Piety : The Nature of Religious Commitment
American Piety : The Nature of Religious Commitment
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Konsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di IndonesiaKonsep Agama di Indonesia
Konsep Agama di Indonesia
 
Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptx
Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptxFungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptx
Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat.pptx
 
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aPendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
 
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aPendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
 
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aPendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
 
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aPendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
 
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 aPendidikan agama islam adinda putri 2 a
Pendidikan agama islam adinda putri 2 a
 
Keselarasan pkn
Keselarasan pknKeselarasan pkn
Keselarasan pkn
 
3. Manusia Membutuhkan Agama.pptx
3. Manusia Membutuhkan Agama.pptx3. Manusia Membutuhkan Agama.pptx
3. Manusia Membutuhkan Agama.pptx
 
Macam macam budi pekerti
Macam macam budi pekertiMacam macam budi pekerti
Macam macam budi pekerti
 
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hariPeran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
 
SOSIOLOGI.pptx
SOSIOLOGI.pptxSOSIOLOGI.pptx
SOSIOLOGI.pptx
 
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusiaKaidah /keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusia
 
Keperawatan agama modul 3 kb1
Keperawatan agama modul 3 kb1Keperawatan agama modul 3 kb1
Keperawatan agama modul 3 kb1
 
Agama dan kehidupan
Agama dan kehidupanAgama dan kehidupan
Agama dan kehidupan
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

TUGAS 2-UAS_RESUME AGAMA ISLAM_ANGGI RAHMAT G.docx.pdf

  • 1. TUGAS 2 UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2022/2023 Nama : Anggi Rahmat Ginanjar NIM : 200401072178 Mata Kuliah : Agama Islam Prodi : Informatika PJJ S1 Dosen : Muhammad Ikhwani Saputra, S.Kom., M.Kom ______________________________________________________________________________ RESUME AGAMA ISLAM SESI 1 - PRINSIP KAIDAH AGAMA Belakang ini banyak sekali orang-orang yang tidak bisa mengenali agama yang diyakininya, sehingga tidak bisa mengenali prinsip kaidah agama yang diyakininya. Hal tesebut diharapkan tidak terjadi secara terus menerus, karena suatu agama itu bagaikan rumah yang dapat melindungi kita dari gangguan-gangguan yang berasal dari luar diri kita. Begitu juga dengan prinsip kaidah agama itulah yang dapat menjadikan kita menjadi lebih baik lagi dan melindungi kita dari gangguan-gangguan yang dapat menggoyahkan keimanan (kepercayaan) kita. Prinsip kaidah agama tersebut berisi tentang falsafah dan ajaran-ajaran agama dan juga fungsi serta cara menjalani hidup berdasarkan agama. Filsafat Beragama Ada beberapa filsafat secara khusus dibangsa ini antara lain: 1. Menghadapi tantangan modernisasi dengan perubahan dengan perubahan pandangan hidup, nilai-niali, dan norma-norma. Filsafat dapat membantu untuk mengambil sikap yang sekaligus terbuka dan kritis. 2. Filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kembali kekayaan- kebudayaan, tradisi-tradisi, dan filsafat indonesia serta untuk mengaktualisasikannya bagi Indonesia modern yang sedang kita bangun. 3. Sebagai kritik ideologi, filsafat membangun kesanggupan untuk mendeteksi dan membuka kedok-kedok ideologis pelbagai bentuk ketidakadilan sosial dan pelanggaran-pelanggaran terhadap martabat dan hak-hak asasi manusia. 4. Filsafat merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupan intelektual bangsa pada umumnya dan pada khususnya pada lingkungan universitas-universitas dan lingkungan akademis. 5. Salah satu fungsi terpenting filsafat adalah bahwa ia menyediakan dasar dan sarana sekaligus bagi diadakanya dialog daantara agama-agama yang ada di Indonesia pada umumnya dan secara khusus dalam rangka kerja sama antar-agama dalam membangun masyarakat adil-makmur berdasarkan pancasila.
  • 2. Fungsi Filsafat Filsafat membantu untuk mendalami pertanyaan- pertanyaan asasi manusia tentang realitas (filsafat teoritis) dan lingkup tanggung jawabnya (filsafat praktis). Filsafat menawarkan metode-metode mutakhir untuk menangani masalah-masalah mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab, dan keadilan dan sebagainya. Jalur kedua melalui jalur sejarah filsafat. Di situ orang belajar untuk mendalami, menanggapi, serta belajar dari jawaban-jawaban yang sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan filosof terkemuka terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Cara Beragama 1. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragama nenek moyang, leluhur, atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pemeluk cara agama tradisional pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan, dan tidak berminat bertukar agama. 2. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang mudah dan tampak dalam lingkungan masyarakatnya. 3. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun. 4. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) di bawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang diagraph ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan, mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua.
  • 3. SESI 2 - FILSAFAT KETUHANAN DAN PRINSIPAGAMA Fungsi Agama Bagi Kehidupan Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia,antara lain adalah : 1. Karena agama merupakan sumber moral dan merupakan petunjuk kebenaran 2. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika. 3. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun dikala duka 4. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok 5. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan, makhluk hidup, dan serta hubungan manusia dengan manusia. 6. Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah 7. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan 8. Pedoman perasaan keyakinan 9. Pedoman dalam membentuk nilai-nilai kehidupan 10. Pengungkapan estetika (keindahan) 11. Pedoman rekreasi dan hiburan 12. Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama Ada Beberapa hal terkait dengan prinsip beragama sebagai Berikut: 1. Prinsip keadilan menjadi prinsip pertama dalam membentuk tatanan masyarakat yang baik. Islam mengajarkan bahwa kita mesti berlaku adil terhadap siapa saja dan kapan saja tanpa membeda-bedakan sesorang berdasarkan agama, status sosial, suku dan lain sebagainya. Adil juga bermakna seimbang dalam seluruh aspek kehidupan. 2. Prinsip kedua adalah ihsan. Ihsan bermakna melakukan sesuatu yang paling baik dan memiliki makna yang lebih tinggi daripada keadilan. Misalnya, ketika kita ditampar oleh seseorang sebanyak satu kali, maka kita diizinkan untuk membalas tamparan tersebut sebanyak satu kali juga dan itu bermakna adil. Akan tetapi, jika kita tidak membalas dan memberi maaf, maka itulah yang disebut sebagai ihsan. 3. Prinsip ketiga adalah berbuat baik kepada kaum kerabat. Tujuan terdekat manusia diciptakan di muka bumi adalah untuk berbuat baik kepada manusia yang lain dan dengan itu tatanan masyarakat akan menjadi baik.
  • 4. SESI 3 - HAKIKAT, MARTABAT DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA Hakikat Manusia Hakikat penciptaan manusia adalah semata-mata hanya untuk beribadah pada Tuhan YME. Menurut para ahli agama, ibadah yang dimaksud adalah ibadah yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan YME atau hubungan vertikal, maupun hubungan manusia dengan sesamanya atau hubungan horizontal. Martabat manusia dalam beragama 1. Mempunyai kecenderungan dekat dengan Tuhan YME ~ sadar akan kehadiran-Nya. 2. Dikarunia pembawaan yang mulia dan bermartabat. 3. Mempunyai kesadaran moral ~ dapat membedakan antara baik & jahat. 4. Jiwanya tidak akan damai kecuali dengan mengingat Tuhan YME. Tanggung jawab manusia 1. Jika ia sebagai pemimpin maka: a. mewujudkan kemakmuran di muka bumi. b. menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan c. memelihara bumi sebagai tempat tinggal. d. 2. Jika ia sebagai seorang hamba maka: a. Taat, tunduk dan patuh kepada perintah Tuhan YME b. Menghambakan diri ke pada-Nya bukan kepada nafsu. c. Menjalankan aktifitas dengan berpedoman ke pada ketentuan Tuhan YME
  • 5. SESI 4 - KONSEP KEMANUSIAAN DARI BERBAGAI KITAB Konsep Kemanusiaan Kemanusiaan adalah sifat hakiki manusia yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Pada dasarnya yang membedakan manusia dengan mahkluk- mahkluk lain di bumi adalah martabat manusia karena manusia memiliki kemanusiaan yang inheren. Manusia adalah salah satu ciptaan Tuhan yang istimewa, sebagiamana yang tertulis dalam Alkitab yang menyebutkan bahwa “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar Allah diciptakan-NYA laki-laki dan perempuan”. Jika dilihat dari sudut pandang penciptaan Allah maka manusia merupakan mahkluk yang istimewa yang serupa dengan gambar Allah. Manusia memiliki keunikan dan kekhasan yang berharga dan terpuji yang berbeda dengan keunikan makhluk lainnya. Artinya manusia memiliki martabat yang lebih tinggi dari pada makhluk lainnya. Ilmu pengetahuan yang bertujuan membuat manusia lebih manusiawi yaitu humanisme. Humanisme adalah paham yang mempunyai tujuan menumbuhkan rasa perikemanusiaan dan bercita-cita untuk menciptakan pergaulan hidup manusia yang lebih baik. Humanisme bisa diartikan sebagai paham di dalam aliran-aliran filsafat yang hendak menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia, serta menjadikan manusia sebagai ukuran dari segenap penilaian, kejadian, dan gejala di atas muka bumi ini. Kemanusiaan Adalah Hukum Sebagai asas/prinsip hukum maka kemanusiaan adalah hukum. Pengertian asas hukum dapat dilihat dari beberapa definisi yang dinyatakan oleh pakar hukum diantaranya: 1. Asas hukum menurut Satjipto Rahardjo sebagaimana di kutip oleh Rachmadi Usman, menyatakan bahwa, Asas hukum merupakan “jantung” peraturan hukum. Ia merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum. Peraturan-peraturan hukum itu pada akhirnya bisa dikembalikan kepada asas asas hukum tersebut. 2. Roeslan Saleh sebagaimana dikutip oleh Rachmadi Usman, yang mengutip kata-kata Paul Scholten mengartikan bahwa asas-asas hukum sebagai pikiran- pikiran dasar yang sebagai aturan bersifat umum menjadi fundamen dari suatu sistem hukum. 3. Bellefroid sebagaimana dikutip oleh Sudikno Mertokusumo, menyatakan bahwa asas hukum umum adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan yang oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum. Asas hukum umum itu merupakan pengendapan hukum positif dalam suatu masyarakat. 4. Van Eikema Hommes sebagaimana dikutip oleh Sudikno Mertokusumo, asas hukum tidak boleh dianggap sebagai norma-norma konkret, akan tetapi perlu dipandang sebagai dasar-dasar umum atau petunjuk-petunjuk bagi hukum yang berlaku.
  • 6. Asas Kemanusiaan Sebagai Hukum 1. Asas kemanusiaan artinya sebagai hukum kemanusiaan mengandung suatu preskripsi. Preskripsi itulah yang akan dirumuskan dari kemanusiaan sebagai asas hukum. Selanjutnya, hasil preskripsi ini akan dibandingkan dengan Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 12 Tahun 2011. Hasil dari pembandingan ini adalah preskripsi asas kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b UU No. 12 Tahun 2011 dapat dibenarkan dan sejalan dengan pemikiran yang penulis kemukakan. Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara. 2. HAM adalah hak-hak yang melakat pada setiap manusia, tidak membedakan kebangsaan, tempat tinggal, jenis kelamin dan asal usul kebangsaan. HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Dengan demikian penghormatan terhadap HAM adalah mutlak dan menjadi salah satu ukuran dalam pembentukan hukum.
  • 7. SESI 5 - KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA Kerukunan Beragama 1. Konsepsi Alamsyah Prawiranegara, yaitu: 2. Kerukunan antar umat beragama 3. Kerukunan intern umat beragama 4. Kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah Hak beragama 1. Hak beragama adalah hak asasi manusia yg tdk dpt dikurangi dlm keadaan apapun; 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk utk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu; 3. Pemerintah berkewajiban melindungi setiap usaha penduduk melaksanakan ajaran agama & ibadat pemeluk-pemeluknya, Makna Kerukunan Beragama 1. Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemeliharaan kerukunan umat beragama adalah upaya bersama umat beragama dan Pemerintah di bidang pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan umat beragama.
  • 8. SESI 6 - DASAR DAN KONSEP KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA Misi Konsep Kerukunan 1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama 2. Meningkatkan Kualitas Kerukunan Umat Beragama 3. Meningkatkan Kualitas Raudhatul Athfal Madrasah, Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan 4. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji,. 5. Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan yang Bersih dan berwibawa Dasar-dasar Kerukunan 1. Secara teologis: semua agama mengajarkan damai, kasih, rahmah, menghargai wong liyan. 2. Secara filosofis: manusia pada dasarnya membutuhkan manusia dalam kehidupan bersama. Jika tidak bisa rukun/bekerjasama maka tidak dapat hidup. 3. Secara praktis: keragaman adalah keniscayaan, dan maka potensi gesekan/konflik pasti ada... maka diperlukan rukun. Trilogi Kerukunan Umat Beragama 1. Kerukunan intern umat beragama. Misal: ada istilah ukhuwah Islamiyah, badan kerjasama antar gereja, dsb. 2. Kerukunan antar umat yang berbeda-beda agama. Misal: FKUB, Forum Lintas Agama, dsb. 3. Kerukunan antara (pemuka) umat beragama dengan Pemerintah. Misal: Pemerintah dan umat beragama bekerjasama memelihara kerukunan, Pemerintah memfasilitasi umat beragama, dsb. Upaya Mendorong Kerukunan Antar Umat Baregama 1. Memperkuat landasan/dasar-dasar (aturan/etika bersama) tentang kerukunan internal dan antar umat beragama. 2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi yang ideal untuk menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi. 3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif. 4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh keyakinan plural umat manusia 5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan yang mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan 6. Mengembangkan wawasan multikultural bagi segenap unsur dan lapisan masyarakat 7. Menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat.
  • 9. Ukhuwah Islamiyah 1. Yakni konsep persaudaraan yang mengikat hubungan antara muslim satu dengan muslim lainnya. 2. Dalam pandangan islam, sesama muslim merupakan saudara. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam al-Qur’an Surat al-Hujurat Ayat 10 yang menyatakan :”Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” Ukhuwah Insaniyah 1. Yakni hubungan persaudaraan yang didasari atas pemikiran bahwa pada hakekatnya kita semua adalah makhluk Allah SWT. Oleh karena itu, segala macam bentuk pemaksaan ideologi dan penindasan adalah tidak bisa dibenarkan oleh ajaran Islam. Atas dasar itu, maka sikap yang harus dikembangkan sejatinya adalah saling tasamuh, menghargai dan menghormati, bukan saling memusuhi 2. Hal ini, sebagaimana Allah SWT menerangkan dalam Surat Yunus ayat 99 yang artinya : ”Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?” Ukhuwah Wathoniyah 1. Yakni hubungan persaudaraan yang didasari atas persamaan nasib dan sebangsa, alias hubungan warga negara dengan pemerintah. 2. Dalam hal ini, Islam memandang bahwa selaku warga negara kita diwajibkan untuk mentaati pemerintah sah, yang dalam bahasa al-Qur’an disebut dengan ulil amri 3. Hal tersebut dijelaskan Allah SWT dalam Qur’an Surat an-Nisa’ : 59 yang artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
  • 10. SESI 6 - KONSEP DASAR SUMBER-SUMBER HUKUM AGAMA Sumber Hukum Agama Hukum adalah sesuatu yang berisi tentang aturan-aturan baik perintah atau larangan dan memiliki kekuatan sehingga apabila dilanggar akan mengakibatkan sebuah sanksi yang tegas dan nyata. Begitu juga dalam kehidupan. Sebagai manusia, hukum tidak akan pernah luput dari kita. Selain itu,hukum sangat erat kaitannya dengan sumber hukum. Sumber hukum adalah suatu acuan untuk kita menaati hukum itu sendiri. Contohnya sebagai seseorang yang beragama untuk menaati hukum itu sendiri,kita perlu mengacu kepada sumber-sumber hukum suatu Agama tersebut. Sumber hukum Agama Islam 1. Al-Qur’an Al Qur’an berisi wahyu-wahyu dari Allah SWT yang diturunkan secara berangsur-angsur (mutawattir) kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Al Qur’an diawali dengan surat Al Fatihah, diakhiri dengan surat An Nas. Membaca Al Qur’an merupakan ibadah. Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama. Setiap muslim berkewajiban untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum yang terdapat di dalamnya agar menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT, yaitu menngikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Al Qur’an memuat berbagai pedoman dasar bagi kehidupan umat manusia. 2. Hadist Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir).Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya. Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku Nabi Muhammad SAW mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan cerminan akhlak mulia. Apabila seseorang bisa meneladaninya maka akan mulia pula sikap dan perbutannya. Hal tersebut dikarenakan Rasulullah SAW memilki akhlak dan budi pekerti yang sangat mulia. Hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua. 3. Ijtihad Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al Qur’an maupun Hadits, dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum-hukumyang telah ditentukan.Hasil ijtihad dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga. Hasil ini berdasarkan dialog Nabi Muhammad SAW dengan sahabat yang bernama muadz bin jabal, ketika Muadz diutus ke negeri Yaman.
  • 11. Sumber Hukum Agama Kristen Sebagaimana agama lain, agama Kristen mengakui bahwa merekapun memiliki kitab suci yang mereka yakini sebagi sumber dan pandangan hidup. Kitab suci agama Kristen adalah Kitab Injil atau Bibel dan juga bisa dinamakan Alkitab yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian baru. Perjanjian Lama, menurut gereja katolik, jumlah kitab suci yang terhimpun adalah 49 buah, selisih lebih banyak dari yang diakui protestan, kesepuluh kitab yang tidak diakui disebut “Deuterokanomika” yaitu kitab-kitab dongeng atau jiplakan yang tidak termasuk kanon Yahudi. Perjanjian Baru, istilah ini mempunyai arti, “Tata cara keselamatan yang diadakan Allah dalam diri Yesus”. Isi perjanjian baru mencakup 27 kitab, yang terdiri dari 4 injil, yaitu Markus (60 M), Matius (70 M), Lukas (75 M), dan Yahya (100 M). Dalam Agama Katolik, sumber keimanan dibagi menjadi sebagai berikut yaitu : Kitab Suci, Magisterium (kuasa mengajar), Gereja dan Tradisi Suci. Sumber Hukum Agama Kristen Katolik Sebagaimana agama lain, agama Kristen mengakui bahwa merekapun memiliki kitab suci yang mereka yakini sebagi sumber dan pandangan hidup. Kitab suci agama Kristen adalah Kitab Injil atau Bibel dan juga bisa dinamakan Alkitab yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian baru. Perjanjian Lama, menurut gereja katolik, jumlah kitab suci yang terhimpun adalah 49 buah, selisih lebih banyak dari yang diakui protestan, kesepuluh kitab yang tidak diakui disebut “Deuterokanomika” yaitu kitab-kitab dongeng atau jiplakan yang tidak termasuk kanon Yahudi. Perjanjian Baru, istilah ini mempunyai arti, “Tata cara keselamatan yang diadakan Allah dalam diri Yesus”. Isi perjanjian baru mencakup 27 kitab, yang terdiri dari 4 injil, yaitu Markus (60 M), Matius (70 M), Lukas (75 M), dan Yahya (100 M). Dalam Agama Katolik, sumber keimanan dibagi menjadi sebagai berikut yaitu :Kitab Suci, Magisterium (kuasa mengajar), Gereja dan Tradisi Suci. Sumber Hukum Agama Kristen Protestan Sumber hukum Agama Kristen Protestan yaitu Kitab Suci. Kitab suci protestan disini sama dengan kitab suci Kristen katolik yakni al-kitab dengan penyebutan nama Injil yang diambil dari perjanjian baru. Namun perbedaan nya dalam kitab suci protestan dalam perjanjian lama ada 39 bab sedangkan katolik 45 bab, di dalam perjanjian baru dalam protestan dan katolik ada 27 bab. Injil adalah nama kitab yang ada di dalam perjanjian baru. Isi dari perjanjian lama dan baru tidak ada perbedaannya. Maka kalau kita perhatikan juga bacaan Alkitab di dalam misa kudus Minggu umumnya, bacaan pertama dan Mazmur di ambil dari Perjanjian Lama, bacaan kedua dari surat- surat para Rasul Perjanjian Baru, dan bacaan Injil dari salah satu dari keempat Injil Perjanjian Baru. Sedangkan pada misa harian, bacaan pertama diambil dari Perjanjian Lama atau surat-surat para rasul dari Perjanjian Baru, Mazmur dari Perjanjian Lama, dan Injil dari Perjanjian Baru. Sumber Hukum Agama Hindu Secara umum, Sumber Hukum Agama Hindu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Kitab Sruti dan kelompok Kitab Smerti. Sruti berarti “Yang didengar" atau wahyu. Yang tergolong kitab Sruti adalah kitab-kitab yang ditulis berdasarkan wahyu Tuhan, seperti misalnya Weda, Upanishad, dan Bhagawadgita.
  • 12. Dalam perkembangannya, Weda dan Upanishad terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, seperti misalnya Regweda dan Isopanishad. Kitab Weda berjumlah empat bagian sedangkan kitab Upanishad berjumlah sekitar 108 buah. Smerti berarti “Yang diingat" atau tradisi. Yang tergolong kitab Smerti adalah kitab-kitab yang tidak memuat wahyu Tuhan, melainkan kitab yang ditulis berdasarkan pemikiran dan renungan manusia, seperti misalnya kitab tentang ilmu astronomi, ekonomi, politik, kepemimpinan, tata negara, hukum, sosiologi, dan sebagainya. Kitab-kitab smerti merupakan penjabaran moral yang terdapat dalam kitab Sruti. Sumber Hukum Agama Budha Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama.Tripiṭaka merupakan istilah yang digunakan oleh berbagai sekte Buddhis untuk menggambarkan berbagai naskah kanon mereka. Sesuai dengan makna istilah tersebut, Tripiṭaka pada mulanya mengandung tiga "keranjang" akan berbagai pengajaran: Sūtra Piṭaka (Sanskrit; Pali: Sutta Pitaka), Vinaya Piṭaka (Sanskrit & Pali) dan Abhidharma Piṭaka(Sanskrit; Pali: Abhidhamma Piṭaka). Dimana ketiga pengajaran ini adalah hasil klasifikasi dan catatan para pengikut Sang Hyang Buddha Gautama yang masing berisi sebagai berikut : Sutta Piṭaka (kotbah- kotbah Sang Buddha), Vinaya Piṭaka (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan Abhidhamma Piṭaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi). SESI 7 - ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Dimensi Sains Dan Teknologi Dalam Agama Islam (Al-Qur’an) Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh sebagai konsesus pakar, melalui penyipulan secara rasional mengenai hasil-hasil analisi yang kritis terhadap data pengukuran yang diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam. Al-Qur’an, sebagai kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat praktis. Oleh sebab itu, secara obyektif, al-Qur’an bukanlah ensiklopedi sains dan teknologi apalagi al-Qur’an tidak menyatakan hal itu secara gamblang. 1. Pertama, al-Qur’an memerintahkan kepada manusia untuk mengenali secara seksama alam sekitarnya seraya mengetahui sifat-sifat dan proses-proses alamiah yang terjadi di dalamnya.Perintah ini, misalnya, ditegaskan di dalam surat Yunus ayat 101. Dalam kata unzhuru (perhatikan), Baiquni memahaminya tidak sekedar memperhatikan dengan pikiran kosong, melainkan dengan perhatian yang seksama terhadap kebesaran Allah SWT dan makna dari gejala alam yang diamati. 2. Kedua, al-Qur’an mengajarkan kepada manusia untuk mengadakan pengukuran terhadap gejala-gejala alam. Hal ini diisyaratkan di dalam surat al-Qamar ayat 149. “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran.” Ketiga, al-Qur’an menekankan pentingnya analisis yang mendalam terhadap fenomena alam melalui proses penalaran yang kritis dan sehat untuk mencapai kesimpulan yang rasional. Persoalan ini dinyatakan dalam surat al-Nahl ayat 11-12.
  • 13. Tiga langkah yang dikembangkan oleh al-Qur’an itulah yang sesungguhnya yang dijalankan oleh sains hingga saat ini, yaitu observasi (pengamatan), pengukuran-pengukuran, lalu menarik kesimpulan (hukum-hukum) berdasarkan observasi dan pengukuran itu. Pengaruh Al Khawarizmi dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Al Khawarizmi banyak memberikan pengaruh terhadap perkembengan ilmu pengetahuan dunia. Seperti 1. Menemukan konsep aljabar yang kita kenal sekarang melalui buku Aljabar yang berisi mengenai persamaan linear dan kuadrat. 2. Orang yang pertama menjelaskan dan mempopulerkan kembali penggunaan angka nol (0) serta mengenalkan sistem notasi desimal dan tanda pengalian dua. 3. Memperkenalkan tanda negatif pada bilangan. 4. Membuat tabel perhitungan astronomi guna mengukur jarak dan kedalaman bumi. Tabel ini juga menjadi dasar untuk penelitian di bidang astronomi. Model pembuatan peta dunia yang dituliskan dalam buku ṣūrat al-Arḍ yang digunakan para ahli geografi barat dalam menggambar peta. 5. Menemukan konsep alat penunjuk waktu dengan bayang sinar matahari dalam buku sundials. 6. Menemukan konsep dasar algoritma melalui pembahasan aturan-aturan melakukan aritmatika menggunakan bilangan Hindu-Arab dan solusi sistematis. Al Khawarizmi Dalam Bidang Komputer Ilmu Pengetahuan matermatika pada dasarnya sangat berperan dalam pengembangan computer dan teknologi dari dahulu hingga sekarang dan peran itu tidaklah sedikit melainkan sangatla besar, dan itu tak terlepas dari peran Al Khawarizmi. Algoritma, tidak bisa terlepas dan selalu berdampingan dengan perkembangan teknologi yang saat ini semakin maju. Bahkan untuk teknologi kecerdasan buatan sekalipun tak dapat pintar tanpa system algoritma dalam pemrogramannya.
  • 14. Sesi 9 – KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM MULTI KONTEKS Masyarakat Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa, budaya, dan agama. Keragaman budaya tersebut menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa multikultural. Multikultural adalah keberagaman budaya yang menggambarkan kesatuan berbagai kelompok sosial, budaya, dan suku bangsa yang berbeda dalam suatu negara. Terori-Teori Multikultural 1. Sokrates Gagasannya yang dekat dengan makna multikultural adalah tentang self-knowledge. Pengembangan self-knowledge hanya dapat dilakukan ketika seseorang tengah beranjak dewasa. Pada tahap ini, individu dapat memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk berdasarkan keyakinan dan bukan karena faktor emosi atau feeling semata. 2. Plato Plato menjelaskan prinsip multikutural dalam sebuah rancangan kurikulum pendidikan liberal arts. Liberal arts adalah semua bagi semua. Jadi semua orang memiliki kebebasan untuk mengetahui semua hal. 3. Jean Piaget Piaget selelalu tertarik pada bagaimana pengetahuan manusia itu tumbuh dan berkembang. Setiap perkembangan individu tidak hanya dalam hal pengetahuan dan kemampuan, tetapi juga kemampuan untuk bersikap empati. Empati adalah persepsi individu tentang kemiripan antara selft dan other. 4. Horace Kallen Kallen merupakan orang pertama yang mengkonstruksi teori pluralisme budaya. Kallen mengungkapkan bahwa setiap etnik dan kelompok budaya suatu bangsa menjadi penting dan unik karena semua memberi kontribusi terhadap pengayaan kebudayaan. 5. James A. Banks Banks dikenal sebagai perintis pendidikan multicultural. bagian terpenting dari pendidikan adalah mengajarkan “bagaimana cara berfikir” dan bukan mengajarkan “apa yang dipikirkan”.
  • 15. Moderasi Beragama Cara pandang dalam beragama secara moderat yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan (pemahaman agama yang sangat kaku) maupun ekstrem kiri (pemahaman agama yang sangat liberal). Tolak Ukur Moderasi Beragama Kesepakatan bersama. Melalui kesepakatan bersama menunjukkan kerja sama diantara sesama manusia yang beragama. Karena bagaimanapun manusia memiliki keterbatasan sehingga keragaman itu akan saling menyempurnakan. Moderasi Beragama sebagai Upaya Internalisasi Toleransi Bagi Generasi Muda Kesadaran toleransi beragama, khususnya bagi generasi muda dapat diidentifikasi dengan dibangunnya pengetahuan yang dibangun di atas toleransi dan juga penerapan nilai-nilai toleransi yang dijunjung tinggi ketika berinteraksi satu sama lain untuk saling menghormati antar umat beragama sebagai bentuk kesadaran toleransi beragama bagi generasi muda. Moderasi Beragama dalam Ruang Digital Kementrian Agama Republik Indonesia menetapkan tahun 2019 sebagai “Tahun Moderasi Beragama”. Moderasi beragama dijadikan jargon serta nafas dalam setiap program dan kebijakan yang dibuat oleh Kementerian Agama. Di dalam ruang digital yang dikendalikan oleh kecepatan elektronik, eksistensi manusia mengalami perubahan mendasar dari sebuah bentuk tubuh yang bergerak di dalam ruang, menjadi sebentuk tubuh yang diam di tempat dan hanya mampu menyerap setiap informasi yang lewat melalui simulasi elektronik. Ruang digital kemudian menjadi arena kontestasi dan kompetisi. Seringkali konflik dan perpecahan lahir dari kesalah pahaman yang mengalir deras melalui ruang digital. Lebih dari itu, ruang digital dimanfaatkan dengan sengaja untuk membuat narasi yang saling menjatuhkan. Padahal, secara substansi, semua ajaran agama menginginkan hidup damai, moderat, menjaga kerukunan dan welas asih. Moderasi beragama menjadi senjata untuk menjaga kebersamaan dalam keberagaman Narasi Keagamaan di Abad Cyberspace Cyberspace adalah sebuah dunia komunikasi berbasis komputer untuk melipat ruang dan waktu dan menawarkan realitas baru berbentuk virtual. Dalam bahasa yang berbeda, cyberspace juga dapat diartikan sebagai suatu imaginary location (tempat aktivitas elektronik dilakukan) guna meringkas dan memampatkan ruang-waktu (time-space compression). Dunia digital saat ini telah memproduksi ide dan gagasan sehingga membentuk sebuah pemikiran yang tertanam dalam pemahaman masyarakat. Pengalaman keagamaan yang bersifat personal, fatwa-fatwa yang tak berdasar, serta pengetahuan yang tidak jelas sanadnya, terus diciptakan sedemikian rupa untuk menggiring masyarakat. Sebelumnya,
  • 16. otoritas keagamaan hanya dimiliki oleh para Ulama, Ustadz, Mursyid, guru agama, dan pemerintah melalui Kementerian Agama. Namun, saat ini otoritas keagamaan direngkuh oleh media baru yang tampak impersonal dan berbasis pada jejaring informasi. Kerukunan Umat Beragama Di Indonesia Upaya yang dilakukan, baik melalui kebijakan pemerintah maupun berbagai elemen masyarakat tertentu terus dilakukan. Sudah puluhan tahun bangsa ini melakukan upaya, agar masyarakat yang beragam ini hidup rukun. Kerukunan antar agama merupakan salah satu pilar utama dalam memelihara persatuan bangsa dan kedaulatan negara Republik Indonesia. Jaminan konstitusi terhadap kebebasan beragama di Indonesia ditegaskan dalam pasal 28 E ayat(1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945. SESI 10 - AGAMA DAN SOLIDARITAS SOSIAL DI ERA INDUSTRI 4.0 DAN MASYARAKAT 5.0 Memasuki era digital 4.0 yang ditandai dengan penggunaan komputasi internet berskala massif pada masyarakat 5.0 telah membuka masyarakat global bebas berinterksi kapan saja dan dimana saja melalui inovasi teknologi berbasis online, baik untuk kepentingan bisnis, pendidikan, social, budaya, politik, keagamaan dan apa saja secara pribadi maupun kelompok. Agama dan Industrialisasi Menurut Latzer (2022) konsep trinitas yang ditandai dengan penciptaan data besar (datafikasi) yang mereproduksi area kehidupan, algoritma yang mengotomatiskan proses seleksi dan memberikan relevansi pada data untuk mengekstrak modal ekonomi, social-budaya, politik dan agama, serta platformisasi mampu merestrukturisasi pasar dan model bisnis mengamini komersialisasi lingkungan social menjadi awal mula mendukung digitalisasi agama secara bersamaan. Helland (2016), fenomena keberagamaan akibat pengaruh digitalisasi dapat diidentifikasi menjadi empat ruang, yaitu: 1. Agama online (situs yang memberikan informasi tanpa interaktivitas), 2. Agama online (interaktivitas dan partisipasi), 3. Agama inovatif (gerakan keagaman baru, aliran sesat, dan lain-lain), serta 4. Agama tradisional (seperti, Kristen, Islam, Budha, dan Hindu).
  • 17. Solidaritas Sosial Parmaksiz (2018) menegaskan bahwa semua agama menegaskan akan pentingnya solidaritas social, sekalipun di era pascasekuler dalam pandangan agama modern manapun. Solidaritas social merupakan suatu kesediaan berkontribusi untuk kesejahteraan orang lain. Durkheim (dalam Adair, 2008) menyatakan benar bahwa solidaritas social merupakan komitmen bersama yang secara tidak langsung bersentuhan dengan agama, bahkan social, regulasi social, hokum dan adat. Instrumen Solidaritas Sosial Konsep Tolong Menolong Perbuatan tolong-menolong merupakan bentuk solidaritas social yang nampaknya tidak akan tergerus oleh situasi dan kondisi apa pun. Banyak dan hikmah dari tindakan tolong-menolong ini sehingga dari berbagai sudut pandang perbuatan ini sangat diterima oleh masyarakat, dan sudah menjadi fitrah manusia sebagai makhluk social (zoon politicon). Sugesti (2019) dalam tulisan “Mengulas Tolong Menolong Perspektif Islam” mengungkap dampak tindakan tolong-menolong sebagai berikut: - Menjaga ikatan pesaudaran yang sudah terjalin, - Menumbuhkembangkan ikatan persaudaran yang kuat, - Menumbuh rasa kasihsayang antara orang yang menolong dan ditolong, - Memperbanyak persaudaraan dan kekerabatan, - Terbentuknya tatanan masyarakat yang damai, tentram, aman dan yaman, - Menghilangkan ketegangan dan konflik di antara masyarakat, - Sangat disenangi oleh sesame manusia, dan - Di cintai dan diridhai Allah SWT, dan dipermudah hidupnya. Instrumen Solidaritas Sosial Konsep Silaturrahim Secara praktis, silaturrahim mendekatkan anggota keluarga baik melalui nasab maupun perkawinan dengan berbagai cara seperti menjenguk, menawarkan bantuan pada saat membutuhkan dan merawat kesejahteraannya. (Anwar, 2022). Jadi, silaturrahim merupakan perintah dalam Islam, oleh karena itu, dihukum jika tidak mematuhi perintah Allah dan Nabi Muhammad, bahkan memutuskan silaturrahim tidak diperbolehkan dalam agama Islam, bahkan dimukai Allah (Hussin, 2021). Silaturrahim merupakan salah satu bentuk reaksi social yang selalu dilakukan setiap hari oleh umat islam. Istilah silaturrahim berasal dari bahasa Arab ‘Silaturrahim”, yang berarti penguatan hubungan kekerabatan atau kelaruga yang dilandasi oleh kasih sayang.
  • 18. SESI 11 – KONSEP KEWAJIBAN DAN NILAI BEKERJA DALAM DIRI DAN MASYARAKAT Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang terjadi di masa yang akan datang yang timbul dari kegiatan masa lalu entitas ketika terjadi transfer aktiva atau ketika entitas menerima jasa dari entitas lain. Karakteristik dasar Kewajiban Suatu objek harus memuat tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan entitas bisnis untuk melunasi, menunaikan, atau melaksanakan tanggung jawab tersebut. Jenis-Jenis Kewajiban a. Kewajiban Mutlak b. Kewajiban Publik c. Kewajiban Positif dan Negatif d. Kewajiban Umum dan Khusus e. Kewajiban Primer Kewajiban Bekerja Dalam Agama Dalam agama, Tuhan memerintahkan atau mewajibkan manusia dimuka bumi ini untuk bekerja, perintah ini tetap berlaku semua orang tanpa membeda-bedakan pangkat status, dan jabatan seseorang. Jenis-Jenis Usaha Dalam Agama a. Berwirausaha b. Menyewakan Lahan c. Beternak Hewan d. Berinvestasi Menggunakan Emas e. Berinvestasi Menggunakan Properti f. Berinvestasi Menggunakan Deposito Syariah g. Investasi Dengan Cara Sedekah Hikmah Bekerja Dalam islam, bekerja keras adalah salah satu perilaku terpuji atau akhlak mahmudah sehingga tentu saja akan mendatangkan kebaikan dunia juga akhirat bagi pelakunya. Dalam islam, mereka yang pemalas dekat sekali dengan kemiskinan. Dan kemiskinan ini bisa membawa ke kekufuran juga kekafiran. Oleh sebab itu Allah dan Rasulullah memerintahkan umat islam agar senantiasa bekerja keras. Lima hikmah kerja keras dalam kehidupan sehari-hari : 1. Memperoleh pahala sekaligus kemuliaan di sisi Allah SWT sebab Allah mencintai
  • 19. hamba-Nya yang senantiasa bekerja keras. 2. Tercukupi kebutuhan hidupnya sehingga memiliki tenaga dan kekuatan untuk beribadah kepada Allah SWT. 3. Dijaga martabatnya sebab dijauhkan dari meminta-minta karena kemiskinan. 4. Menjadi sosok yang mandiri juga amanah sehingga akan disenangi juga dipercaya sesama manusia. 5. Cita-cita yang diinginkan bisa terwujud dengan kerja keras SESI 12 – KEMANDIRIAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Kemandirian adalah tindakan dari seseorang untuk mencoba memecahkan masalah yang dihadapi tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain. Arti kemandirian dengan kemampuan mengatur diri sendiri sesuai dengan hak dan kewajiban yang dimiliki, bertanggung jawab atas keputusan, tindakan, dan perasaan sendiri. Aspek Kemandirian 1. Tanggung jawab 2. Otonomi 3. Inisiatif 4. Kontrol diri Jenis-jenis Kemandirian 1. Kemandirian emosional: kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar individu. 2. Kemandirian tingkah laku: suatu kemampuan untuk membuat keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan melakukan secara bertanggung jawab. 3. Kemandirian nilai: kemampuan memaknai prinsip tentang benar dan salah. Ciri-ciri Kemandirian 1. Berinisiatif dalam segala hal 2. Mampu mengerjakan tugas rutin yang dipertanggungjawabkan kepadanya tanpa mencari pertolongan orang lain 3. Memperoleh kepuasan dari pekerjaannya 4. Mampu mengatasi rintangan yang dihadapi dalam mencapai kesuksesan. 5. Mampu berfikir kritis, kreatif fan inovatif terhadap tugas yang diberikan 6. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda pandangan dengan orang lain dan berani mengemukakan pendapat dihadapan orang banyak
  • 20. Bentuk Kemandirian 1. Kemandirian emosi 2. Kemandirian ekonomi 3. Kemandirian intelektual 4. Kemandirian social Tingkat Kemandirian 1. Pertama, tingkat impulsive dan melindungi diri 2. Kedua, konfromistik 3. Ketiga, tingkatan sadar diri 4. Keempat, tingkatan seksama 5. Kelima, tingkatan individualistis 6. Keenam, Mandiri Pengertian Kemandirian Sosial Kemandirian sosial merupakan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak bergantung pada aksi orang lain. Esensi kemandirian dalam masyarakat adalah potensi untuk memperoleh keuntungan dalam perlakuan khusus yang diterapkan dalam berbagai pola yang terinstitusi dalam masyarakat local. Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Sosial 1. Gen 2. Pola asuh orang tua 3. Sistem Pendidikan di sekolah 4. Sistem kehidupan di masyarakat Manfaat Memiliki Kemandirian Sosial Manfaat memiliki kemandirian terdiri dari mengasah multipel intelligensi, mempertajam analilis, memupuk tanggung jawab, mengembangkan daya tahan mental, meningkatkan keterampilan, memecahkan masalah, mengambil keputusan, berfikir kreatif, berfikir kritis, percaya diri yang kuat, menjadi pembelajaran bagi dirinya sendiri.
  • 21. SESI 13 – KESALEHAN SOSIAL DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT Keyakinan terhadap Tuhan saja tidaklah cukup, tetapi perlu dimanifestasikan dalam serangkaian peribadatan, baik ritual maupun social. Aturan mengenai “perintah” dan “larangan” yang mendasari hubungan manusia dengan Tuhan, disebut ibadah. Ibadah ini ada dua macam yaitu: pertama, ibadah individual yang manfaatnya kembali pada diri sendiri. Kedua, ibadah sosial yang manfaatnya untuk masyarakat (kepentingan umum). Kesalehan sosial bisa diidentifikasi dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu: Pertama, pengamalan atau perilaku keagamaan Kedua, perilaku seseorang termasuk dalam hal pengamalan kesalehan sosial adalah didasari atas kebiasaan hidup Perbedaan kesalehan sosial dengan perilaku lainnya adalah bahwa dalam kesalehan sosial, perilaku lahir didasari atas nilai-nilai atau motivasi keagamaan atau ibadah. Sementara perilaku non kesalehan sosial bersifat non keagamaan, sehingga bisa lahir atas nilai-nilai atau motivasi ideologi/ajaran. Pandangan Kesalehan Sosial di Indonesia Indonesia adalah bangsa yang pluralistic dalam berbagai hal yang religiusitas yang tinggi. Untuk meningkatkan religiusitas masyarakat, maka sarana, prasarana dan kelembagaan terus bertambah di setiap komunitas. Pemberdayaan umat oleh lembaga sosial keagamaan belum maksimal, akibat adanya sejumlah faktor seperti: belum maksimalnya pengelolaan dana dan aset umat tersebut, baik dalam hal pengumpulan, pengelolaan, pemanfaat, dan pengawasannya. Padahal, dana sosial keagamaan seperti zakat, wakaf dan sedekah (Islam), kolekte (Katolik dan Kristen), punia (Buddha), dan paramita (Hindu) memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi angka kemiskinan, dan membuka lapangan kerja baru Definisi Dan 5 Ciri dari Kesalehan Sosial 1. Memiliki semangat spiritualitas yang diwujudkan dalam sistem kepercayaan kepada sesuatu yang “ghaib” serta berketuhanan. 2. Terikat pada norma, hukum, dan etika seperti tercermin dalam struktur ajaran sholat. 3. Memiliki kepedulian sosial yang salah satu perwujudanya ditandai dengan kesanggupan berbagi terhadap golongan yang lemah 4. Memiliki sikap toleran sebagai salah satu dari perwujudan dari keimanan terhadap adanya pengikut kitab-kitab suci. 5. Berorientasi ke depan sebagai salah satu wujud dari keimanan terhadap adanya hari akhir. Masyarakat yang memiliki dimensi kesalehan social.
  • 22. Macam-macam Kesalehan Sosial 1. Musyawarah 2. Mencintai Sesama Manusia 3. Berani Membela Kebenaran dan Keadilan 4. Menjaga Persaudaraan 5. Saling Menghormati 6. Berlaku Adil Kepada Sesama Manusia 7. Bersedekah 8. Tolong Menolong Manfaat Kesalehan Sosial 1. Menumbuhkan Rasa Kebersamaan 2. Dapat Menyatukan Perbedaan Pendapat 3. Memiliki Banyak Teman 4. Masalah Dapat Segera Terpecahkan 5. Melatih Untuk Menyuarakan Pendapat Implementasi Kesalehan Sosial Dalam Islam Ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT kepada manusia tidak hanya mengenai ibadah kepada-Nya dengan selalu beramal kepada Allah SWT, menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya, tetapi juga beribadah dengan jalan beramal baik kepada sesama manusia. Istilah ini sangat berkaitan erat dengan hablum minannaas, yaitu menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
  • 23. SESI 14 – CARA MENGATASI MASALAH DALAM MENGHADAPI BERBAGAI PROBLEMATIKA UMAT BERAGAMA Dinamika Konflik Dalam Agama Sebagai masyarakat majemuk sejak awal, bangsa Indonesia selama ini dikenal sebagai masyarakat beragama yang moderat dan toleran, dan bahkan menjadi contoh toleransi kehidupan beragama di dunia. Namun di era reformasi ini muncul sejumlah peristiwa konflik dan intoleransi atau bahkan kekerasan berlatar belakang agama. Munculnya sejumlah kasus intoleransi dan bahkan kekerasan itu sebenarnya merupakan salah satu ekses dari reformasi, yang memang sangat mendukung kebebasan. Dalam kondisi demikian sejumlah kelompok agama cenderung mengekspresikan kebebasan yang terlalu bersemangat atau berlebihan. Penyebab Timbulnya Kekerasan dan Diskriminasi Antar Umat Beragama di Indonesia. 1. Perbedaan Doktrin 2. Perbedaan Suku dan Ras 3. Perbedaan Kebudayaan 4. Masalah Mayoritas dan Minoritas 5. Klaim Kebenaran (Truth Claim) 6. Doktrin Jihad Fungsi Pemerintah dan Masyarakat Dalam Menyelesaikan Kekerasan dan Diskriminasi Antar Umat Beragama di Indonesia. Dalam sila-sila yang tercantum dalam Pancasila, sangat jelas peran Pancasila dalam HAM, seperti berikut ini; 1. Hak asasi manusia menurut Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengandung pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta menjamin setiap agama melakukan ibadah menurut keyakinan masing-masin. 2. Hak asasi manusia menurut Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Mengandung berarti pengakuan manusia sebagai individu dan sebagai makhluk sosial. Kemanusiaan mengakui semua manusia sama-sama sebagai makhluk sosial yang berkonsekuensi pada kedudukan yang sama tinggi dan sama rendah 3. Hak asasi manusia menurut Sila Persatuan Indonesia. Menimbulkan sikap yang mengutamakan kepentingan bangsa adalah titik tolak memperjuangkan hak asasi manusia. Tanpa adanya jaminan kebangsaan berarti nilai nilai asasi manusia
  • 24. terabaikan. 4. Hak asasi manusia menurut Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kedaulatan ditangan rakyat berwujud dalam bentuk hak asasi seperti mengeluarkan pendapat dan hak berkumpul. 5. Hak asasi manusia menurut Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Menyatakan bahwa setiap manusia warga bangsa berhak menikmati kehidupan yang layak dan terhormat Formulasi Harmonisasi Antar Umat beragama Toleransi dalam beragama bukan berarti hari ini bebas menganut agama tertentu dan besok hari menganut agama yang lain atau dengan bebasnya mengikuti ibadah dan ritualitas semua agama tanpa adanya peraturan yang mengikat. Beberapa Kasus Konflik Agama di Indonesia 1. Konflik Agama di Poso 2. Konflik Sunni dan Syiah di Jawa Timur 3. Konflik Agama di Bogor Peranan Komnas HAM dalam Penyelesaian Konflik Antar Umat Beragama Setiap orang mempunyai hak untuk menikmati kehidupannya serta tumbuh dan berkembang dalam berbagai kehidupannya yang aman, tenteram, damai, dan sejahtera. Oleh karena itu,manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dikaruniai seperangkat hak yang melekat kepadanya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi penghormatan dan perlindungan harkat dan martabatnya sebagai seorang manusia. Komnas HAM bertugas dan berwenang melakukan 1. Pengkajian dan penelitian berbagai instrumen internasional HAM 2. Pengkajian dan penelitian berbagai peraturan perundang-undangan 3. Penerbitan hasil pengkajian dan penelitian 4. Studi kepustakaan, studi lapangan, dan studi banding di negara lain mengenai HAM 5. Pembahasan berbagai masalah yang berkaitan dengan perlindungan, penegakan, dan pemajuan HAM 6. Kerjasama pengkajian dan penelitian dengan organisasi, lembaga atau pihak lainnya, baik tingkat nasional, regional, maupun internasional dalam bidang HAM Upaya mengatasi konflik umat beragama 1. Masyarakat harus mempunyai rasa kehormatan antara agama satu dengan yang lain 2. Masyarakat harus mempererat tali persahabatan dan berusaha mengenal lebih jauh antara satu dengan yang lain. 3. Mempunyai kesadaran bahwa setiap agama yang dianut masyarakat membawa misi
  • 25. kedamaian. 4. Masyarakat yang baru saja pindah ke daerah lain harus berbaur atau membaur ke masyarakat sekitar. 5. Dalam masyarakat harus ada keadilan dan rasa ketidakadilan itu harus dihilangkan agar tidak menimbulkan rasa kebencian. Selain itu Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA adalah sebagai berikut: 1. Mendekatkan Diri pada Tuhan 2. Memahami Adanya Perlindungan bagi Hak Warga Negara 3. Saling Menghargai dan Menghormati Keberagaman 4. Tidak Menyimpan Prasangka Buruk pada Orang Lain yang Berbeda 5. Mengamalkan Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan Selanjutnya dalam melaksanakan fungsi Komnas HAM dalam mediasi, Komnas HAM bertugas dan berwenang: 1. Mengadakan perdamaian antara pihak-pihak yang berkaitan 2. Menyelesaikan perkara melalui konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi dan penilaian ahli 3. Memberi saran kepada para pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui pengadilan; 4. Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada pemerintah untuk dindaklanju penyelesaiannya 5. Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk ditindaklanjuti.