Dokumen tersebut membahas tentang integrasi Islam, iman, dan ihsan dalam membentuk insan kamil. Islam, iman, dan ihsan merupakan tiga tingkatan hubungan manusia dengan Allah, dimulai dari melaksanakan ibadah secara lahir (Islam), kemudian beralih ke hati (iman), hingga berlabuh di ruh (ihsan). Insan kamil adalah manusia sempurna tanpa cacat dimata Allah yang dapat dicapai melalui pengintegrasian
1. MENGINTEGRASIKAN ISLAM, IMAN, DAN
IHSAN DALAM MEMBENTUK INSAN KAMIL
ALUH MUSTIKA DEWI
ANITA KEMALA FIRDAUSYIA
DZAKIYATUL MARDLIYAH
ELNI MIKRATIN ULWA
EKA OKTA NURHASANAH
2. 4.
3.
2.
1.
AGENDA PRESENTASI
Pengertian islam,
iman, dan ihsan
(hadits ke-2
arba’in)
&
Insan kamil
Syarat memperoleh
predikat insan
kamil
Faktor-faktor
penghambat
seseorang
memperoleh
predikat insan
kamil
Zaman vs insan kamil
Bagaimana
mengintegrasikannya?
4. “Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, namun jika
engkau tidak bisa melihatnya, yakinlah bahwa Dia melihatmu!”.
“Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, utusan-utusan-Nya (Rasul-Rasul-Nya), hari kiamat, dan kepada
takdir yang baik dan buruk”.
“Islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad
adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan
zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji
ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya”.
Apa yang kita peroleh?
5. Lalu apa hubungan islam, iman, dan
ihsan dalam membentuk insan kamil?
Sebelum mengetahui hubungan ketiganya, perlu kita ketahui apa itu insan kamil?
Insan kamil merupakan manusia sempurna tanpa cacat dan keburukan dimata
Allah SWT.
Islam, iman, dan ihsan merupakan 3 tingkatan seorang hamba dalam mengabdi dan
beribadah pada Allah SWT.
Selagi hamba itu sibuk melakukan amal ibadah zohiriyyah hisyiyah, maka hamba
tersebut berada dalam tingkatan muslim.
Allah SWT. berfirman dalam Q.S. Al-hujurat 49:14
َميِأاْل ِلُخأدَي اَّمَلَو اَنأمَلأسَأ واُلوُق نِكَلَو واُنِمأؤُت أمَّل لُق اَّنَمآ ُابَأرعَ أاْل ِتَلاَقِإَو أمُكِبوُلُق يِف ُناُكأتِلَي ََل ُهَلوُسَرَو َ َّاَّلل واُعيِطُت نأنِم م
ٌمي ِحَّر ٌورُفَغ َ َّاَّلل َّنِإ ًاأئيَش أمُكِلاَمأعَأ-١٤ -
Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada
mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah tunduk (Islam),'
karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sungguh, Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
6. Jika amal ibadah itu sudah pindah pada amal ibadah yang bersifat hati maka, orang itu berada
pada tingkat mu’min.
Allah SWT. berfirman dalam Q.S. Al-baqarah 2:285
ُسُرَو ِهِبُتُكَو ِهِتَكِئآلَمَو ِاَّللِب َنَمآ ٌّلُك َونُنِمأؤُمألاَو ِهِبَّر نِم ِهأيَلِإ َل ِنزُأ اَمِب ُلوُسَّالر َنَمآِهِلَنأعَطَأَو اَنأعِمَس أاوُلاَقَو ِهِلُسُّر نِم ٍدَحَأ َأنيَب ُق ِرَفُن ََلاَنَّبَر َكَناَرأفُغ ا
ُير ِصَمألا َكأيَلِإَو-٢٨٥ -
Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (al-Quran) dari Tuhan-nya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang
pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya
Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
Ketika amal ibadah itu berpindah dari ibadah hisyiyiah ke hati kemudian berlabuh di ruh. Maka, ia
berada dalam tingkatan muhsin.
Allah SWT. berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah 2:177
َو ِاَّللِب َنَمآ أنَم َّرِبألا َّنِكـَلَو ِب ِرأغَمألاَو ِق ِأرشَمألا َلَبِق أمُكَهوُجُو أاوُّلَوُت نَأ َّرِبألا َأسيَّلِم أوَيألاُح ىَلَع َلاَمألا ىَتآَو َينِيِبَّنالَو ِباَتِكألاَو ِةَكِئآلَمألاَو ِر ِاآلخيِوَذ ِهِب
َو َةالَّصال َماَقَأَو ِباَق ِالر يِفَو َينِلِئآَّسالَو ِليِبَّسال َأنباَو َينِكاَسَمألاَو ىَماَتَيألاَو ىَبأرُقألاَاكَّالز ىَتآألا يِف َين ِرِباَّصالَو أاُودَهَاع اَذِإ أمِهِدأهَعِب َونُفوُمألاَو َةاءَسأأَب
َونُقَّتُمألا ُمُه َكِئـَلوُأَو واُقَدَص َِينذَّلا َكِئـَلوُأ ِسأأَبألا َين ِحَو اءََّّرضوال-١٧٧ -
Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu
ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang
miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan
hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji
apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa.
7. 2. Syarat memperoleh predikat Insan
Kamil
Tentunya dengan mengintegrasikan ketiga aspek fundamental
dalam beragama diatas merupakan upaya yang dapat kita lakukan
untuk mengejar predikat insan kamil dari Allah SWT.
Mengapa islam, iman, dan ihsan yang dijadikan sebagai penentu
seseorang menjadi insan kamil?
1. karena, islam, iman, dan ihsan merupakan aspek fundamental
dalam beragama
2. Islam, iman, dan ihsan merupakan tingkatan seorang hamba
dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT.
Insan Kamil dipandangan Allah SWT.
vS
Manusia Sempurna dipandangan Manusia
8. No
.
Unsur Ilmu Objek kajian
1. Islam Syariah 5 rukun islam
2. Iman Aqidah 6 rukun iman
3. Ihsan Akhlaq Bagusnya akhlaq sebagai buah dari
keimanan dan peribadatan.
Saat ini, kaum muslimin Indonesia lebih familiar dengan istilah syari’ah,
akidah, serta akhlak. Pada dasarnya, ketiga aspek yang terkenal dikalangan
masyarkat ini telah tercangkup dan memiliki hubungan dengan islam, iman,
dan ihsan. Hubungan ketiganya dapat diperhatikan dalam tabel berikut :
9. Ekonomi yang tidak mendukung.
Pemikiran buruk banyak didukung tapi pemikiran
baik minim dukungan
Minimnya ilmu agama
3. Faktor penyebab keislaman, keimanan, dan
keihsanan seorang hamba tergerus
ada beberapa hal yang didapati menjadi faktor mengapa banyak
orang beragama islam namun tidak menunjukkan sikap
keislamannya, banyak orang mengaku beriman, namun tidak
mampu mempertanggungjawabkan keimanan yang diakuinya,
banyak orang yang mengaku ihsan namun, tidak dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan. Berikut beberapa faktor
yang kami dapatkan, diantaranya :
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi
telah mengubah pola pikir masyarakat dalam
beragama.
Keinginan untuk terlihat baik didepan orang lain.
4
5
3
2
1
10. 4. Cara membentengi diri agar keislaman tak
tergerus, keimanan tak terjerumus, dan
keihsanan tak terkena virus
1. Tetap berpegang pada pedoman Allah SWT. yakni Al-Qur’an
dan Hadits Rasulullah SAW.
2. Menumbuhkan sikap wara’
3. Selalu memegang teguh terhadap prinsip-prinsip kebaikan,
antara halal dan haram serta syubhat.
4. Bersikap zuhud
5. Tawakkal
6. Mensyukuri nikat dan karunia Allah SWT.
7. Tetap rendah hati dan selalu belajar pada yang ahli.
8. Memperbaharui keislaman dengan terus memperbaharui dan
memperbaikinya.
9. Selalu bersemangat untuk meningkatkan kualitas keimanan.
10. Meneguhkan hati untuk melaksanakan kebaikan (ihsan) tanpa
pamrih