2. TUJUAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan metode
pembelajaran langsung (direct learning), peserta didik dapat
menerapkan dan mempraktikkan/mengamalkan hidup penuh
kesadaran dengan disiplin.
KOMPETENSI DASAR
Mengamalkan meditasi pandangan Terang
3. PENGERTIAN
• Samadhi diterangkan di dalam sutta-sutta sebagai keadaan pikiran
yang ditujukan pada suatu obyek. Ditinjau dari arti yang luas, istilah ini mengacu
kepada suatu tingkatan tertentu dari pemikiran yang tidak dapat dipisahkan dari
unsur-unsur kesadaran
• Meditasi (bhāvanā) berarti pengembangan dan pembersihan batin. Istilah
lain meditasi yang berarti pemusatan pikiran pada suatu objek. Meditasi yang
benar (sammā samādhi) adalah pemusatan pikiran pada objek yang dapat
menghilangkan kekotoran batin saat pikiran bersatu dengan bentuk-bentuk
karma yang baik. Meditasi yang salah (miccha samadhi) adalah pemusatan
pikiran pada objek yang dapat menimbulkan kekotoran batin saat pikiran
bersatu dengan bentuk-bentuk karma yang tidak baik.
4. MACAM MACAM MEDITASI
Meditasi terdiri atas dua macam pengembangan batin, yaitu pengembangan
ketenangan batin (samatha bhāvanā) dan pengembangan pandangan terang
(vipassana bhavana).
1. Pengembangan ketenangan batin (samatha bhāvanā)
2. Pengembangan pandangan terang (vipassana bhāvanā)
5. MEDITASI KETENANGAN BATIN
Samatha bhavana merupakan pengembangan batin dengan konsentrasi yang
kuat pada objek. Tujuan Samatha bhāvanāa untuk memperoleh ketenangan
batin. Dalam samatha bhavana terdapat rintangan batin (nivarana). Kelima
rintangan batin meliputi nafsu-indriawi (kamacchanda), kehendak jahat
(vyapada), kelambanan dan kemalasan (thina middha), keresahan dan
kekwatiran (uddhacca kukkucca), dan keraguan (vicikiccha).
10. MEDITASI PANDANGAN TERANG
Vipassana terdiri dari dua suku kata yaitu vi dan passana. Vi berarti lebih
dari satu, beraneka ragam sedangkan passana berarti mengamati, mengetahui,
memperhatikan, menyadari. Vipassana berarti menyadari, mengamati setiap
timbul dan lenyapnya jasmani dan batin secara berkesinambungan.
11. OBJEK MEDITASI PANDANGAN TERANG
meditasi yang mengembangkan latihan kesadaran atau Vipassana
Bhavana mempergunakan badan dan batin sebagai obyek konsentrasi. Ia
selalu berusaha menyadari segala tindakan melalui badan, ucapan maupun
pikirannya. Perhatian ini disebut dengan Empat Satipatthana (Empat dasar
kesadaran) yang terdiri atas : kaya-nupassana (kesadaran terhadap badan
jasmani), vedana-nupassana (kesadaran terhadap perasaan), citta-
nupassana (kesadaran terhadap pikiran), dan Dhamma-
nupassana (kesadaran terhadap segala bentuk-bentuk pikiran).
12. Kaya-nupassana (kesadaran terhadap badan jasmani).
Salah satu contoh yang paling umum dan mudah dijumpai tentang meditasi
dengan obyek badan jasmani ini adalah anapanasati yaitu merasakan dan
mengetahui saat nafas masuk dan keluar. Nafas dibiarkan mengalir secara
alamiah tanpa harus diatur panjang dan pendeknya. Pelaku meditasi hanya
mengamati dan menyadari saat nafas itu bergerak..Selain memperhatikan
proses pernafasan, pelaku meditasi juga dapat mempergunakan seluruh
tubuhnya sebagai obyek meditasi ketika ia sedang berjalan, duduk, bekerja,
berbicara, membaca, berdiri maupun berbaring. Ia hendaknya selalu sadar
dengan segala sesuatu yang sedang ia lakukan maupun ucapkan.
13. Vedana-nupassana (kesadaran terhadap perasaan).
Dalam menggunakan obyek ini, pelaku meditasi selalu memperhatikan dan
hanya mengetahui saat muncul dan tenggelamnya perasaan. Ada tiga
macam perasaan yang dapat dikenali yaitu senang, tidak senang dan netral.
Segala bentuk perasaan itu, ketika diketahui, diamati maka ia akan segera
lenyap kembali.
14. Citta-nupassana (kesadaran terhadap pikiran).
Dalam menggunakan obyek ini, pelaku meditasi selalu memperhatikan
segala gerak-gerik pikiran. Ia akan selalu mengetahui saat pikiran sedang
dikendalikan oleh ketamakan, kebencian maupun kegelapan batin. Ia hanya
mengetahui dan mengamati sehingga, secara bertahap, semua bentuk
pikiran itu akan lenyap satu per satu.
15. Dhamma-nupassana (kesadaran terhadap bentuk-bentuk pikiran).
Dalam menggunakan obyek ini, pelaku meditasi selalu merenungkan semua
bentuk pikiran sebagaimana adanya. Bahwa pikiran muncul karena adanya
lima macam rintangan batin (nivarana) . Cara merenungkan bentuk-bentuk
pikiran dari lima macam rintangan batin (nivarana) ialah bahwa apabila di
dalam diri orang yang bermeditasi timbul nafsu keinginan, kemauan jahat,
kemalasan dan kelelahan, kegelisahan dan kekhawatiran, atau keragu-
raguan, maka hal itu harus segera disadari. Demikian pula
apabila nivarana itu tidak ada di dalam dirinya, maka hal itu pun harus
disadari. Ia tahu bagaimana bentuk-bentuk pikiran itu datang dan timbul. Ia
tahu bagaimana sekali timbul, bentuk-bentuk pikiran itu harus ditaklukkan. Ia
tahu bahwa sekali ditaklukkan, bentuk-bentuk pikiran itu tidak akan timbul lagi
di kemudian hari.
16. Ada tiga jenis vipassana yang berhubungan dengan Tilakkhana.
1. Menyadari semua fenomena alam termasuk jasmani dan batin selalu
berubah atau mengalami ketidakkekalan (Anicca Vipassana).
2. Menyadari semua fenomena alam termasuk jasmani dan batin diliputi
penderitaan (Dukkha Vipassana).
3. Menembus dan menyadari sifat sejati yang tidak memiliki ‘diri’ atau ‘inti’
(Anatta Vipassana).
17. KESIMPULAN
Agama buddha menjelaskan tentang cara seseorang agar dapat hidup damai
dan bahagia dengan melaksanakan/mempraktikan meditasi sebagai salah
satu upaya dalam mengembangkan kebijaksaan terhadap diri seseorang
agar terbebas dari segala macam bentuk penderitaan. Buddha menjelaskan
bahwa ada dua macam meditasi yaitu samatha bhavana yang berarti
pemusatan pikiran terhadap suatu objek, dan vipassana bhavana merupakan
praktik meditasi sebagai bentuk latihan dalam kehidupan sehari-hari guna
memiliki kebijaksanaan guna menyikapi dari berbagai fenomena
dhamma/kebenaran yang hakiki.