2. Pengertian
Meditasi Buddhis diterjemahkan dari istilah Pali
sebagai “Kammaṭṭhāna”.
Kamma = Tindakan
Ṭhāna = Dasar/fondasi
Ini adalah dasar dari tindakan mental atau teknik
latihan meditasi.
Mengacu pada metode menenangkan pikiran dari
rintangan dan pengembangan pengetahuan.
3. Dua Jenis Meditasi
Samatha Kammaṭṭhāna
(Meditasi Konsentrasi/ketenangan)
Vipassanā Kammaṭṭhāna
(Meditasi Pandangan Terang)
4. Samatha Kammaṭṭhāna
(Meditasi Konsentrasi/ketenangan)
• Tanpa gangguan
Karakteristik
• Menyingkirkan gangguan
Fungsi
• Tidak bergejolak
Manifestasi
• Suka cita
Sebab
terdekat
“Dikarenakan bahagia, pikirannya menjadi konsentrasi”
(D.i.73)
5. Vipassanā Kammaṭṭhāna
(Meditasi Pandangan Terang)
Seseorang yang konsentrasi mengetahui dan melihat dengan benar
(A.v.3)
• Menembus sifat dasar individu
Karakteristik
• Menghapus kebodohan bathin
Fungsi
• Tanpa kebodohan bathin
Manifestasi
• Konsentrasi
Sebab
terdekat
6. Tujuan dari Meditasi
Ketenangan & Pandangan
Terang
“Dua hal yang berhubungan dengan pengetahuan sejati, yaitu ketenangan
dan pandangan terang.
Ketika ketenangan terkembang, pikirannya terkembang. Ketika pikirannya
terkembang, nafsu ditinggalkan.
Ketika pandangan terang terkembang, kebijaksanaan terkembang. Ketika
kebijaksanaan terkembang, ketidak-tahuan ditinggalkan.
“Pikiran yang dikotori oleh nafsu adalah tidak terbebaskan, dan
kebijaksanaan yang dikotori oleh ketidaktahuan adalah tidak terkembang.
Melalui meluruhnya nafsu maka ada kebebasan pikiran, dan melalui
meluruhnya ketidaktahuan maka ada kebebasan melalui kebijaksanaan.
(A.i.61)
8. Bhāvanā
(Pengembangan, latihan mental)
Bhāvanā Samatha Bhāvanā
Vipassanā Bhāvanā
Bhāvanā Bhāvitakāyo (perkembangan fisik)
Bhāvitasīlo (perkembangan sosial)
Bhāvitacitto (perkembangan mental)
Bhāvitapaññā (perkembangan intelektual) (D.iii.11; A.ii.20; iii.22)
Bhāvanā Parikamma Bhāvanā (pengembangan bathin pendahuluan)
Upacāra Bhāvanā (pengembagan bathin pendahuluan yang telah
berkembang, tetapi belum mampu mencapai konsentrasi (jhāna))
Appaṇā Bhāvanā (memusatkan pikiran pada suatu objek pencapaian jhāna
9. Bhāvitakāyo
(Pengembangan Fisik)
Artinya pertumbuhan fisik. Dengan cara
ini, manusia terdiri dari kesehatan fisik,
tanpa penyakit. Manusia dapat
berhubungan dengan dunia luar melalui
lima fakultas dengan cara yang sesuai,
positif dan kreatif serta mampu
beradaptasi terhadap lingkungan yang
sehat.
10. Bhāvitasīlo
(Pengembangan Sosial)
Ini mengacu pada perkembangan moral
dan perkembangan perilaku. Orang
yang disiplin dapat hidup dalam
masyarakat dengan damai dan bahagia.
Tetapi bagi masyarakat orang-orang
yang tidak disiplin, manusia tidak dapat
hidup dengan kebahagiaan. Yang ada
hanyalah kekerasan dan eksploitasi.
11. Bhãvitacitto
(Perkembangan Mental )
Ini mengacu pada pertumbuhan mental,
pengembangan pikiran dan latihan
pikiran untuk kekuatan, stabilitas dan
pertumbuhan dalam kebajikan sebagai
cinta kasih, welas asih, ketekunan, daya
tahan, konsentrasi, dan kebahagiaan.
Ini berkaitan dengan kecerdasan
emosional atau perkembangan
emosional.
12. Bhãvitapañño
(Pengembangan Intelektual
atau Pengembangan
Kebijaksanaan )
Itu berarti pertumbuhan kebijaksanaan,
pengembangan intelektual, pelatihan
kebijaksanaan untuk memahami segala
sesuatu sebagaimana adanya. Dengan
kata lain, ini mengacu pada pemahaman
yang jelas tentang dunia dan kehidupan
sebagaimana adanya. Itu bisa melatih
pikiran untuk bebas. Seseorang dapat
memurnikan pikiran agar benar-benar
bebas dari kekotoran batin dan semua
penderitaan. Metode ini dapat
menyelesaikan semua masalah manusia.
13. Terminologi Buddhis yang Berkaitan dengan Praktek
Meditasi
Sikkhā
Adhisīlasikkhā (Latihan moralitas yang lebih tinggi)
Adhicittasikkhā (Latihan mentalitas yang lebih tinggi)
Adhipaññāsikkhā (Latihan kebijaksanaan yang lebih tinggi)
(D. III. 219, A i.234)
14. Ada hal yang harus dilatih yang
merupakan prinsip dasar dalam
pelatihan, yaitu melatih tubuh, ucapan,
pikiran, dan kebijaksanaan menjadi
lebih tinggi hingga mencapai Nibbāna.
Ini dapat disebut secara singkat sebagai
Sīla, Samādhi, Paññā atau Moralitas,
Konsentrasi dan Kebijaksanaan
(Vism.274).
15. Samādhi (Konsentrasi)
Samādhi Parikamma Samādhi (konsentrasi pendahuluan/sementara)
Upacāra Samādhi (akses konsentrasi)
Appaṇā Samādhi (konsentrasi penyerapan)
Suññatā Samādhi
• konsentrasi pada kehampaan; vipassanā yang berfokus pada
tanpa-diri.
Animitta Samādhi
• konsentrasi pada tanpa tanda; vipassanā yang berfokus pada
kemampuan melihat penderitaan secara jelas.
Appaṇihita Samādhi
• konsentrasi tanpa henti pada tanpa keinginan.
16. Meditasi dalam konteks Jalan Mulia Berunsur
Delapan
Jalan menuju Pencerahan memerlukan tiga jenis pelatihan: kebajikan (sila);
meditasi (samādhi); dan, kebijaksanaan (paññā). Oleh karena itu, kecakapan
meditasi saja tidak cukup; itu hanyalah salah satu bagian dari suatu perjalanan.
Dengan kata lain, dalam Buddhisme, seiring dengan tumbuhnya mental,
pengembangan etika dan pemahaman yang bijak juga diperlukan untuk
pencapaian tujuan tertinggi.
Meditasi dapat dikontekstualisasikan sebagai bagian dari Jalan Mulia Berunsur
Delapan, secara eksplisit dalam hal:
Perhatian Benar (sammasati), dicontohkan oleh Empat Landasan Kesadaran
Buddha (lihat Mahā-Satipatthāna Sutta dan Satipaṭṭhāna Sutta ).
Konsentrasi Benar (sammasamādhi), berpuncak pada serapan jhāna melalui
pengembangan meditasi samatha
Pandangan Benar (sammadiṭṭhi), mewujudkan kebijaksanaan yang secara
tradisional dicapai melalui pengembangan meditasi vipassanā yang didirikan
dalam samatha.