SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
C. Karakteristik Ketidakpuasan
Tidak ada sesuatu pun di alam semesta ini yang dapat memberikan kepuasan yang lengkap dan abadi.
Hal ini dikarenakan adanya perubahan terus-menerus pada segala hal (termasuk apa yang dinilai
berharga) dan nafsu keinginan yang selalu berubah dalam pikiran yang tidak terlatih. Dalam pengalaman
yang paling menyenangkan pun, terdapat kecemasan bahwa momen itu tidak akan berlangsung lama.
Mencari kebahagiaan abadi dalam perubahan terus-menerus akan mengganggu kedamaian batin,
menyebabkan penderitaan. Hal ini juga berakhir dalam penderitaan kelahiran kembali yang terus
berulang. Ketika penderitaan muncul, tidak seorang pun yang dengan mudah bersedia menerimanya.
Kecenderungan orang akan beranggapan bahwa penderitaan ini bukan milikku, kebahagiaan adalah
milikku. Namun, hal itu justru semakin menjauhkan orang tersebut dari kedamaian dan cenderung
membuatnya menderita.
Kemelekatan (attachment) merupakan salah satu sifat dari pengumbaran nafsu keinginan. Seseorang
semakin melekat pada sesuatu, semakin sulit pula bagi dia untuk melepaskan diri dari penderitaan dan
melihat kebijaksanaan.
D. Dua Macam Dukkha Berdasar Penyebabnya
Segala sesuatu dinyatakan berkondisi jika mempunyai ciri: (1) merupakan perpaduan dan (2) mengalami
proses perubahan. Contoh manusia, hewan, bahkan benda-benda mati seperti batu dan kayu. Dukkha
karena kondisi merupakan dukkha yang tidak mungkin dihindari atau ditolak, bahkan oleh seorang
Arahat/Buddha sekalipun. Contohnya, Buddha dan siswa-siswanya yang telah mencapai tingkat kesucian
masih mengalami proses penuaan, merasakan rasa sakit, dan mengalami kematian. Dukkha karena
kekotoran batin (lobha, dosa, dan moha) merupakan dukkha yang timbul sebagai akibat dari perbuatan-
perbuatan yang didasari oleh keserakahan, kebencian, dan kekotoran batin. Dukkha ini sudah tidak
dialami lagi oleh seorang Arahat/Buddha karena Beliau telah terbebas dari kekotoran batin. Dengan
demikian seorang Arahat atau Buddha dapat dinyatakan masih mengalami dukkha jasmani karena masih
berkondisi, tetapi sudah terbebas dari dukkha 5 batin karena kekotoran batin telah lenyap. Adapun
manusia biasa masih mengalami kedua-duanya. Tetapi, setelah Arahat/ Buddha meninggal dunia, Beliau
tidak mengalami lagi dukkha karena sudah tidak berkondisi lagi. Mengapa? Karena seorang
Arahat/Buddha setelah meninggal tidak akan bertumimbal lahir lagi.
"Sabbe sankhara dukkha`ti.
Yada pannaya passati;
atha nibbindati dukkhe.
Esa maggo visuddhiya."
Segala sesuatu yang berkondisi adalah dukkha.
Apabila dengan kebijaksanaan orang dapat melihat hal ini,
maka ia akan merasa jemu dengan penderitaan.
Inilah Jalan yang membawa pada kesucian.
(Dhammapada 278)
DUKKHA ( Penderitaan )
Dukkha berasal dari kata ”du” yang berarti sukar dan kata ”kha” yang berarti dipikul, ditahan. Jadi kata
”du-kha” berarti sesuatu atau beban yang sukar untuk dipikul. Jadi kata ”duh-kha” berarti sesuatu atau
beban yang sukar untuk dipikul. Pada umumnya dukkha dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai
penderitaan, ketidakpuasan, beban.
Sabbe sankhara dukkha berarti segala sesuatu yang berkondisi, terbentuk dari perpaduan unsur,
merupakan sesuatu yang tidak memuaskan yang akan menimbulkan beban berat atau penderitaan.
Mengapa segala fenomena tidak memuaskan dan menimbulkan beban berat atau penderitaan? Hal ini
dikarenakan segala fenomena tersebut mengalami perubahan, tidak kekal. Dan ketika kita tidak bisa
memahami dan menerima bahwa segala fenomena selalu mengalami perubahan, tidak kekal, maka timbul
perasaan ketidaksukaan, ketidakpuasan pada diri kita dan akhirnya menimbulkan beban berat atau
penderitaan.
Terdapat 12 macam dukkha, yaitu:
1. Penderitaan dari kelahiran (Jati-dukkha)
2. Penderitaan dari ketuaan (Jara-dukkha)
3. Penderitaan dari kesakitan (Byadhi-dukkha)
4. Penderitaan dari kematian (Marana-dukkha)
5. Penderitaan dari kesedihan (Soka-dukkha)
6. Penderitaan dari ratap tangis (Parideva-dukkha)
7. Penderitaan dari jasmani (Kayika-dukkha)
8. Penderitaan dari batin (Domanassa-dukkha)
9. Penderitaan dari putus asa (Upayasa-dukkha)
10. Penderitaan karena berkumpul dengan orangyang tidak disenangi atau dengan musuh
(Appiyehisampayoga-dukkha)
11. Penderitaan karena berpisah dengan sesuatu / seseorang yang dicintai (Piyehivippayoga-dukkha)
12. Penderitaan karena tidak tercapai apa yang dicita-citakan. (Yampicchannaladhi-dukkha)
" Para Bhikkhu, apakah yang disebut Dukkha itu?
Itu bukan lain adalah kelima kelompok kemelekatan
(Panca-Khandha). "
(Samyutta Nikaya, Khandha Samyutta, 104)
Didalam Ajaran Empat Kebenaran Mulia, pengertian tentang Dukkha tidak terbatas pada penderitaan saja.
Dalam arti yang lebih luas, Dukkha bisa juga berarti ketidak puasan, ketidak sempurnaan atau ketidak
abadian.
Agama Buddha tidak pernah menyangkal adanya kegembiraan atau kebahagiaan dalam hidup sehari-hari
walaupun diakui bahwa salah satu ciri keberadaan dari alam semesta adalah Dukkha. Tetapi hendaknya
dimengerti bahwa setiap kegembiraan bahkan dalam keadaan Jhana yang dicapai dengan meditasi tingkat
tinggi, yang telah bebas dari pencerapan suka dan duka pun masih tetap berada dalam ciri keberadaan
Dukkha.
Tidak seperti ciri keberadaan atau corak kehidupan yang lain seperti Anicca dan Anatta yang mudah
diterima secara obyektif, Corak Penderitaan (Dukkha Lakkhana) ini sulit diterima begitu saja oleh
manusia, karena secara obyektif sulit bagi kita memahami bahwa segala sesuatu di alam semesta ini
adalah menimbulkan penderitaan dan ketidak puasan.
Pandangan tentang Dukkha dapat dilihat dari tiga sudut pandang yaitu:
1. Dukkha-Dukkha, yaitu Dukkha sebagai penderitaan yang biasa atau Dukkha yang dialami manusia
secara langsung pada fisiknya melalui panca indera dan pada perasaannya. Penderitaan pada kehidupan
manusia seperti lahir, sakit, usia tua, berkumpul dengan orang yang tidak disenangi, tidak bisa
mendapatkan apa yang diinginkan dan lain-lain termasuk dalam kelompok Dukkha ini.
2. Viparinama-Dukkha, yaitu Dukkha sebagai akibat dari perubahan. Segala keadaan yang
menyenangkan manusia adalah tidak kekal dan selalu berubah dari saat ke saat. Perubahan ini biasanya
menimbulkan penderitaan atau kemurungan.
3. Sankhara-Dukkha, yaitu Dukkha yang timbul akibat kondisi- kondisi yang selalu bergerak atau
berubah-rubah. Dukkha inilah yang berhubungan dengan lima kelompok kemelekatan (Pancakkhandha).
Dari kelima khandha tersebut. tidak satupun yang dapat dikatakan sebagai diri atau ciri dari suatu
individu, tetapi apabila kelima khandha itu saling berhubungan dan bekerja sama, maka akan terasa
seakan-akan ada suatu diri yang menjadi ciri dari suatu individu atau keadaan tertentu. Jelmaan yang
terbentuk oleh kombinasi kelima khandha itulah yang tak lain merupakan Dukkha itu sendiri. Dukkha
yang dimaksudkan disini memiliki arti yang lebih luas daripada hanya sekedar pengertian duka atau
penderitaan secara umum yaitu dukkha yang mencakup segala kefanaan, perubahan dan ketidak kekalan.
Tidak ada suatu jelmaan atau diri yang berada di balik kelima khandha ini, tak ada suatu jelmaan atau diri
yang mengalami Dukkha ini sebab pancakkhandha itu sendiri merupakan Dukkha dalam arti yang luas
itu, dan di dalam Dukkha yang mempunyai arti yang luas inilah terdapat kehidupan, kehidupan yang tak
lain merupakan perubahan itu sendiri. Dukkha, kehidupan dan perubahan sebenarnya bukanlah hal
berbeda.
Di dalam pengertian Sankhara-Dukkha, ditekankan bahwa tidak ada suatu diri atau atta yang berada di
balik Pancakkhandha ini yang akan merasakan Dukkha; bahwa Dukkha itu timbul akibat kondisi-kondisi
yang tercakup di dalam kelima khandha yang selalu bergerak dan berubah-ubah , pula tidak ada
sesuatupun yang berada di luar kondisi yang berubah-ubah tersebut yang menggerakkan atau yang
menyebabkan perubahan-perubahan itu; bahwa yang ada hanyalah perubahan-perubahan itu sendiri.

More Related Content

Similar to Materi 2.16 pab sma g xi tmi

PUM1 - 7Kesadaran
PUM1 - 7KesadaranPUM1 - 7Kesadaran
PUM1 - 7Kesadaranmfrids
 
Diktat rehab hati 2016
Diktat rehab hati 2016Diktat rehab hati 2016
Diktat rehab hati 2016Edi Awaludin
 
Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaanManusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaanAbdul Khaliq
 
Ppt part 11 sebab dukkha pab sma tmi
Ppt part 11 sebab dukkha pab sma tmiPpt part 11 sebab dukkha pab sma tmi
Ppt part 11 sebab dukkha pab sma tmitiyo noiss
 
Makalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan Manusia
Makalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan ManusiaMakalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan Manusia
Makalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan ManusiaMartin Renyut N
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalIkha Mardiyah
 
Ppt part 10 dukkha pab sma tmi
Ppt part 10 dukkha pab sma tmiPpt part 10 dukkha pab sma tmi
Ppt part 10 dukkha pab sma tmitiyo noiss
 

Similar to Materi 2.16 pab sma g xi tmi (9)

PUM1 - 7Kesadaran
PUM1 - 7KesadaranPUM1 - 7Kesadaran
PUM1 - 7Kesadaran
 
Diktat rehab hati 2016
Diktat rehab hati 2016Diktat rehab hati 2016
Diktat rehab hati 2016
 
Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaanManusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaan
 
Ppt part 11 sebab dukkha pab sma tmi
Ppt part 11 sebab dukkha pab sma tmiPpt part 11 sebab dukkha pab sma tmi
Ppt part 11 sebab dukkha pab sma tmi
 
Makalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan Manusia
Makalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan ManusiaMakalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan Manusia
Makalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan Manusia
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonal
 
Inti sari meditasi
Inti sari meditasiInti sari meditasi
Inti sari meditasi
 
Ppt part 10 dukkha pab sma tmi
Ppt part 10 dukkha pab sma tmiPpt part 10 dukkha pab sma tmi
Ppt part 10 dukkha pab sma tmi
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 

More from tiyo noiss

konsep dasar meditasi buddhis.pptx
konsep dasar meditasi buddhis.pptxkonsep dasar meditasi buddhis.pptx
konsep dasar meditasi buddhis.pptxtiyo noiss
 
Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdf
Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdfKelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdf
Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdftiyo noiss
 
Kelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptx
Kelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptxKelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptx
Kelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptxtiyo noiss
 
4 Manajemen Pendidikan.pdf
4 Manajemen Pendidikan.pdf4 Manajemen Pendidikan.pdf
4 Manajemen Pendidikan.pdftiyo noiss
 
Bahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptx
Bahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptxBahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptx
Bahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptxtiyo noiss
 
Kelas 1 SD.pdf
Kelas 1 SD.pdfKelas 1 SD.pdf
Kelas 1 SD.pdftiyo noiss
 
Kelas 5 SD.pdf
Kelas 5 SD.pdfKelas 5 SD.pdf
Kelas 5 SD.pdftiyo noiss
 
Kelas 3 SD.pdf
Kelas 3 SD.pdfKelas 3 SD.pdf
Kelas 3 SD.pdftiyo noiss
 
Kelas 2 SD.pdf
Kelas 2 SD.pdfKelas 2 SD.pdf
Kelas 2 SD.pdftiyo noiss
 
Kelas 6 SD.pdf
Kelas 6 SD.pdfKelas 6 SD.pdf
Kelas 6 SD.pdftiyo noiss
 
Kelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdf
Kelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdfKelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdf
Kelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdftiyo noiss
 
Kelas 4 SD.pdf
Kelas 4 SD.pdfKelas 4 SD.pdf
Kelas 4 SD.pdftiyo noiss
 
Kelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswa
Kelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswaKelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswa
Kelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswatiyo noiss
 
Kehancuran alam semesta :karena api
Kehancuran alam semesta :karena apiKehancuran alam semesta :karena api
Kehancuran alam semesta :karena apitiyo noiss
 
2. soal agama budha xi
2. soal agama budha  xi2. soal agama budha  xi
2. soal agama budha xitiyo noiss
 
Rpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmi
Rpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmiRpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmi
Rpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmitiyo noiss
 
Ppt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmi
Ppt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmiPpt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmi
Ppt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmitiyo noiss
 
Rpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmi
Rpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmiRpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmi
Rpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmitiyo noiss
 
Ppt part 14 klasifikasi karma pab sma tmi
Ppt part 14 klasifikasi karma pab sma tmiPpt part 14 klasifikasi karma pab sma tmi
Ppt part 14 klasifikasi karma pab sma tmitiyo noiss
 
Rpp 2.14 klasifikasi karma kelas xi sma tmi
Rpp 2.14 klasifikasi karma kelas xi sma tmiRpp 2.14 klasifikasi karma kelas xi sma tmi
Rpp 2.14 klasifikasi karma kelas xi sma tmitiyo noiss
 

More from tiyo noiss (20)

konsep dasar meditasi buddhis.pptx
konsep dasar meditasi buddhis.pptxkonsep dasar meditasi buddhis.pptx
konsep dasar meditasi buddhis.pptx
 
Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdf
Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdfKelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdf
Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdf
 
Kelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptx
Kelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptxKelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptx
Kelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptx
 
4 Manajemen Pendidikan.pdf
4 Manajemen Pendidikan.pdf4 Manajemen Pendidikan.pdf
4 Manajemen Pendidikan.pdf
 
Bahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptx
Bahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptxBahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptx
Bahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptx
 
Kelas 1 SD.pdf
Kelas 1 SD.pdfKelas 1 SD.pdf
Kelas 1 SD.pdf
 
Kelas 5 SD.pdf
Kelas 5 SD.pdfKelas 5 SD.pdf
Kelas 5 SD.pdf
 
Kelas 3 SD.pdf
Kelas 3 SD.pdfKelas 3 SD.pdf
Kelas 3 SD.pdf
 
Kelas 2 SD.pdf
Kelas 2 SD.pdfKelas 2 SD.pdf
Kelas 2 SD.pdf
 
Kelas 6 SD.pdf
Kelas 6 SD.pdfKelas 6 SD.pdf
Kelas 6 SD.pdf
 
Kelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdf
Kelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdfKelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdf
Kelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdf
 
Kelas 4 SD.pdf
Kelas 4 SD.pdfKelas 4 SD.pdf
Kelas 4 SD.pdf
 
Kelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswa
Kelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswaKelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswa
Kelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswa
 
Kehancuran alam semesta :karena api
Kehancuran alam semesta :karena apiKehancuran alam semesta :karena api
Kehancuran alam semesta :karena api
 
2. soal agama budha xi
2. soal agama budha  xi2. soal agama budha  xi
2. soal agama budha xi
 
Rpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmi
Rpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmiRpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmi
Rpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmi
 
Ppt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmi
Ppt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmiPpt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmi
Ppt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmi
 
Rpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmi
Rpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmiRpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmi
Rpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmi
 
Ppt part 14 klasifikasi karma pab sma tmi
Ppt part 14 klasifikasi karma pab sma tmiPpt part 14 klasifikasi karma pab sma tmi
Ppt part 14 klasifikasi karma pab sma tmi
 
Rpp 2.14 klasifikasi karma kelas xi sma tmi
Rpp 2.14 klasifikasi karma kelas xi sma tmiRpp 2.14 klasifikasi karma kelas xi sma tmi
Rpp 2.14 klasifikasi karma kelas xi sma tmi
 

Recently uploaded

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 

Materi 2.16 pab sma g xi tmi

  • 1. C. Karakteristik Ketidakpuasan Tidak ada sesuatu pun di alam semesta ini yang dapat memberikan kepuasan yang lengkap dan abadi. Hal ini dikarenakan adanya perubahan terus-menerus pada segala hal (termasuk apa yang dinilai berharga) dan nafsu keinginan yang selalu berubah dalam pikiran yang tidak terlatih. Dalam pengalaman yang paling menyenangkan pun, terdapat kecemasan bahwa momen itu tidak akan berlangsung lama. Mencari kebahagiaan abadi dalam perubahan terus-menerus akan mengganggu kedamaian batin, menyebabkan penderitaan. Hal ini juga berakhir dalam penderitaan kelahiran kembali yang terus berulang. Ketika penderitaan muncul, tidak seorang pun yang dengan mudah bersedia menerimanya. Kecenderungan orang akan beranggapan bahwa penderitaan ini bukan milikku, kebahagiaan adalah milikku. Namun, hal itu justru semakin menjauhkan orang tersebut dari kedamaian dan cenderung membuatnya menderita. Kemelekatan (attachment) merupakan salah satu sifat dari pengumbaran nafsu keinginan. Seseorang semakin melekat pada sesuatu, semakin sulit pula bagi dia untuk melepaskan diri dari penderitaan dan melihat kebijaksanaan. D. Dua Macam Dukkha Berdasar Penyebabnya Segala sesuatu dinyatakan berkondisi jika mempunyai ciri: (1) merupakan perpaduan dan (2) mengalami proses perubahan. Contoh manusia, hewan, bahkan benda-benda mati seperti batu dan kayu. Dukkha karena kondisi merupakan dukkha yang tidak mungkin dihindari atau ditolak, bahkan oleh seorang Arahat/Buddha sekalipun. Contohnya, Buddha dan siswa-siswanya yang telah mencapai tingkat kesucian masih mengalami proses penuaan, merasakan rasa sakit, dan mengalami kematian. Dukkha karena kekotoran batin (lobha, dosa, dan moha) merupakan dukkha yang timbul sebagai akibat dari perbuatan- perbuatan yang didasari oleh keserakahan, kebencian, dan kekotoran batin. Dukkha ini sudah tidak dialami lagi oleh seorang Arahat/Buddha karena Beliau telah terbebas dari kekotoran batin. Dengan demikian seorang Arahat atau Buddha dapat dinyatakan masih mengalami dukkha jasmani karena masih berkondisi, tetapi sudah terbebas dari dukkha 5 batin karena kekotoran batin telah lenyap. Adapun manusia biasa masih mengalami kedua-duanya. Tetapi, setelah Arahat/ Buddha meninggal dunia, Beliau tidak mengalami lagi dukkha karena sudah tidak berkondisi lagi. Mengapa? Karena seorang Arahat/Buddha setelah meninggal tidak akan bertumimbal lahir lagi. "Sabbe sankhara dukkha`ti. Yada pannaya passati; atha nibbindati dukkhe. Esa maggo visuddhiya." Segala sesuatu yang berkondisi adalah dukkha. Apabila dengan kebijaksanaan orang dapat melihat hal ini, maka ia akan merasa jemu dengan penderitaan. Inilah Jalan yang membawa pada kesucian. (Dhammapada 278)
  • 2. DUKKHA ( Penderitaan ) Dukkha berasal dari kata ”du” yang berarti sukar dan kata ”kha” yang berarti dipikul, ditahan. Jadi kata ”du-kha” berarti sesuatu atau beban yang sukar untuk dipikul. Jadi kata ”duh-kha” berarti sesuatu atau beban yang sukar untuk dipikul. Pada umumnya dukkha dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai penderitaan, ketidakpuasan, beban. Sabbe sankhara dukkha berarti segala sesuatu yang berkondisi, terbentuk dari perpaduan unsur, merupakan sesuatu yang tidak memuaskan yang akan menimbulkan beban berat atau penderitaan. Mengapa segala fenomena tidak memuaskan dan menimbulkan beban berat atau penderitaan? Hal ini dikarenakan segala fenomena tersebut mengalami perubahan, tidak kekal. Dan ketika kita tidak bisa memahami dan menerima bahwa segala fenomena selalu mengalami perubahan, tidak kekal, maka timbul perasaan ketidaksukaan, ketidakpuasan pada diri kita dan akhirnya menimbulkan beban berat atau penderitaan. Terdapat 12 macam dukkha, yaitu: 1. Penderitaan dari kelahiran (Jati-dukkha) 2. Penderitaan dari ketuaan (Jara-dukkha) 3. Penderitaan dari kesakitan (Byadhi-dukkha) 4. Penderitaan dari kematian (Marana-dukkha) 5. Penderitaan dari kesedihan (Soka-dukkha) 6. Penderitaan dari ratap tangis (Parideva-dukkha) 7. Penderitaan dari jasmani (Kayika-dukkha) 8. Penderitaan dari batin (Domanassa-dukkha) 9. Penderitaan dari putus asa (Upayasa-dukkha) 10. Penderitaan karena berkumpul dengan orangyang tidak disenangi atau dengan musuh (Appiyehisampayoga-dukkha) 11. Penderitaan karena berpisah dengan sesuatu / seseorang yang dicintai (Piyehivippayoga-dukkha) 12. Penderitaan karena tidak tercapai apa yang dicita-citakan. (Yampicchannaladhi-dukkha) " Para Bhikkhu, apakah yang disebut Dukkha itu? Itu bukan lain adalah kelima kelompok kemelekatan (Panca-Khandha). "
  • 3. (Samyutta Nikaya, Khandha Samyutta, 104) Didalam Ajaran Empat Kebenaran Mulia, pengertian tentang Dukkha tidak terbatas pada penderitaan saja. Dalam arti yang lebih luas, Dukkha bisa juga berarti ketidak puasan, ketidak sempurnaan atau ketidak abadian. Agama Buddha tidak pernah menyangkal adanya kegembiraan atau kebahagiaan dalam hidup sehari-hari walaupun diakui bahwa salah satu ciri keberadaan dari alam semesta adalah Dukkha. Tetapi hendaknya dimengerti bahwa setiap kegembiraan bahkan dalam keadaan Jhana yang dicapai dengan meditasi tingkat tinggi, yang telah bebas dari pencerapan suka dan duka pun masih tetap berada dalam ciri keberadaan Dukkha. Tidak seperti ciri keberadaan atau corak kehidupan yang lain seperti Anicca dan Anatta yang mudah diterima secara obyektif, Corak Penderitaan (Dukkha Lakkhana) ini sulit diterima begitu saja oleh manusia, karena secara obyektif sulit bagi kita memahami bahwa segala sesuatu di alam semesta ini adalah menimbulkan penderitaan dan ketidak puasan. Pandangan tentang Dukkha dapat dilihat dari tiga sudut pandang yaitu: 1. Dukkha-Dukkha, yaitu Dukkha sebagai penderitaan yang biasa atau Dukkha yang dialami manusia secara langsung pada fisiknya melalui panca indera dan pada perasaannya. Penderitaan pada kehidupan manusia seperti lahir, sakit, usia tua, berkumpul dengan orang yang tidak disenangi, tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan dan lain-lain termasuk dalam kelompok Dukkha ini. 2. Viparinama-Dukkha, yaitu Dukkha sebagai akibat dari perubahan. Segala keadaan yang menyenangkan manusia adalah tidak kekal dan selalu berubah dari saat ke saat. Perubahan ini biasanya menimbulkan penderitaan atau kemurungan. 3. Sankhara-Dukkha, yaitu Dukkha yang timbul akibat kondisi- kondisi yang selalu bergerak atau berubah-rubah. Dukkha inilah yang berhubungan dengan lima kelompok kemelekatan (Pancakkhandha). Dari kelima khandha tersebut. tidak satupun yang dapat dikatakan sebagai diri atau ciri dari suatu individu, tetapi apabila kelima khandha itu saling berhubungan dan bekerja sama, maka akan terasa seakan-akan ada suatu diri yang menjadi ciri dari suatu individu atau keadaan tertentu. Jelmaan yang terbentuk oleh kombinasi kelima khandha itulah yang tak lain merupakan Dukkha itu sendiri. Dukkha yang dimaksudkan disini memiliki arti yang lebih luas daripada hanya sekedar pengertian duka atau penderitaan secara umum yaitu dukkha yang mencakup segala kefanaan, perubahan dan ketidak kekalan. Tidak ada suatu jelmaan atau diri yang berada di balik kelima khandha ini, tak ada suatu jelmaan atau diri yang mengalami Dukkha ini sebab pancakkhandha itu sendiri merupakan Dukkha dalam arti yang luas
  • 4. itu, dan di dalam Dukkha yang mempunyai arti yang luas inilah terdapat kehidupan, kehidupan yang tak lain merupakan perubahan itu sendiri. Dukkha, kehidupan dan perubahan sebenarnya bukanlah hal berbeda. Di dalam pengertian Sankhara-Dukkha, ditekankan bahwa tidak ada suatu diri atau atta yang berada di balik Pancakkhandha ini yang akan merasakan Dukkha; bahwa Dukkha itu timbul akibat kondisi-kondisi yang tercakup di dalam kelima khandha yang selalu bergerak dan berubah-ubah , pula tidak ada sesuatupun yang berada di luar kondisi yang berubah-ubah tersebut yang menggerakkan atau yang menyebabkan perubahan-perubahan itu; bahwa yang ada hanyalah perubahan-perubahan itu sendiri.