Psikologi Gestalt adalah teori yang menjelaskan proses persepsi sebagai kesatuan yang terorganisasi dari sensasi, bukan penjumlahan bagian-bagiannya. Teori ini menekankan hukum-hukum seperti kedekatan, ketertutupan, dan kesamaan dalam membentuk pola persepsi. Tokoh kuncinya meliputi Wertheimer, Koffka, dan Kohler.
2. • Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui
pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola,
ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori
strukturalisme Wundt. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian
sensasi menjadi bagian-bagian kecil.
• Psikologi Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti menggambarkan
konfigurasi atau bentuk yang utuh. Suatu gestalt dapat berupa objek yang berbeda
dari jumlah bagian-bagiannya. Semua penjelasan tentang bagian-bagian objek akan
mengakibatkan hilangnya gestalt itu sendiri. Istilah “Gestalt” mengacu pada sebuah
objek/figur yang utuh dan berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya.
• Sejalan dengan itu, gestalt menunjukkan premis dasar sistem psikologi yang
mengonseptualisasi berbagai peristiwa psikologis sebagai fenomena yang
terorganisasi, utuh dan logis. Pandangan ini menjelaskan integritas psikologis
aktivitas manusia yang jelas.
3. • Psikologi gestalt merupakan salah satu aliran yang mempelajari
suatu gejala sebagai suatu phenomena. Dalam phenomena
terdapat 2 unsur yaitu objek dan arti. Fenomena adalah data
yang paling dasar bagi psikologi gestalt. Gestalt adalah prinsip
yang mempelajari suatu gejala yang dikemukakan pertama
kalinya oleh Christian Von Ehrenferls dalam eksperimennya
mengenai musik.
• Tokoh-Tokoh dalam Psikologi Gestalt
1. Franz Brentano (1838-1917)
Franz adalah guru dari tokoh psikologi gestalt, pikiran brentano
banyak kesamaan dengan pikiran aristoteles. Brentano adalah
pelopor aliran psikologi fenomenalogi.
Gejala kejiwaan harus dipandang sebagai fenomena.
Brentano berpendapat bahwa dasar dari segala tingkah laku
kejiwaan (psychic acts) adalah persepsi.
4. 2. Christian Von Ehrenfels (1859-1932)
Christian bukanlah termasuk dalam kelompak aliran psikologi
gestalt namun ia telah meletakkan dasar-dasar dari aliran gestalt
yang akan timbul kemudian.
Ia adalah seorang pendeta, kemudian menjadi filsafat di praha.
3. Max Wertheimer (1880-1943)
Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri
aliran psikologi Gestalt.
Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia
melakukan eksperimen dengan menggunakan alat yang
bernama stroboskop.
Stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatu alat
untuk dapat melihat ke dalam kotak itu. Di dalam kotak terdapat
dua buah garis yang satu melintang dan yang satu tegak.
5. Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara bergantian, dimulai dari garis yang
melintang kemudian garis yang tegak, dan diperlihatkan secara terus menerus.
Kesan yang muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak ke melintang. Gerakan
ini merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis tersebut tidak
bergerak melainkan dimunculkan secara bergantian.
Menurut Wertheimer, gerak stroboskopik hanya dapat diterangkan dengan teori
Gestalt, yaitu bahwa seseorang melihat lingkungannya secara menyeluruh. Garis-
garis dilihat secara sendirisendiri, tetapi dalam hubungan dengan yang lainnya,
persepsi ini disebut persepsi holistik.
Pada tahun 1923, dalam bukunya Investigation of Gestalt Theory Whertheimer
mengemukakan hukum-hukum gestalt untuk pertama kalinya yaitu sebagai berikut:
Hukum Kedekatan (Law of Proximity): Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu
atau tempat cenderung dianggap sebagai totalitas. Contohnya : Garis-garis di bawah
ini akan terlihat sebagai tiga kelompok garis yang masing-masing terdiri dari dua
garis, ditambah dengan satu garis yang berdiri sendiri di sebelah kanan sekali.
Hukum Ketertutupan (Law of Closure): Adalah hal-hal yang cenderung menutup akan
membentuk kesan totalitas terendiri.
6. Hukum kesamaan (law of equivalance): Hal-hal yang mirip
satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu
kelompok atau suatu totalitas.
4. Kurt Koffka (1886-1941)
Sumbangan koffka untuk psikologi adalah penyajian yang
sistematis dan pengamalan dalam prinsip-prinsi gestalt dalam
rangkaian gejala psikologi dari mulai persepsi, belajar,
mengingat sampai kepada psikologi belajar dan psikologi
sosial. Teori Koffka dalam belajar didasarkan pada anggapan
bahwa belajar, sebagaimana tingkah laku lainnya dapat
diterangkan dengan prinsip-prinsip organisasi psikologi
gestalt, berikut beberapa teori koffka tentang belajar:
Faktor penting dalam belajar adalah jejak ingatan (Memory
traces), yaitu pengalaman-pengalaman yang membekas pada
tempat-tempat tertentu di otak.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada ingatan bersamaan
dengan jalannya waktu tidak melemahkan jejak ingatan itu.
Latihan-latihan akan memperkuat jejak ingatan.
7. 5. Wolfgang Kohler (1887-1967)
Kohler adalah 3 serangkai tokoh gestalt, Wertheimer tokoh yang
mengemukakan ide-ide, Kohler mengadakan eksperimen-eksperimen dari ide
tersebut, sedangkan Koffka menulis teori-teori Wertheimer dan hasil-hasil
eksperimen Kohler. Karya Kohler yang paling terkenal adalah penyelidikinnya
menegnai tingkah laku kecerdasan (Intelligent Behavior) pada hewan
simpanse. Ekperimennya bertitik tolak pada teori Thorndike yang
beranggapan bahwa tingkah laku hewan pada dasarnya tingkah laku coba-
salah (trial anerror), Kohler membuktikan bahwa hewan kera terdapat
pemahaman (insight). Jalan eksperimennya adalah sebagai berikut:
Eksperimennya : seekor simpanse diletakkan di dalam sangkar. Pisang
digantung di atas sangkar. Didalam sangkar terdapat beberapa kotak
berlainan jenis. Mula-mula hewan itu melompat-lompat untuk mendapatkan
pisang itu tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu tidak membawa hasil,
simpanse itu berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk mendapatkan
pisang itu. Tiba-tiba hewan itu dapat sesuatu ide dan kemudian menyusun
kotak-kotak yang tersedia untuk dijadikan tangga dan memanjatnya untuk
mencapai pisang itu.
8. 6. F. Krueger
Tahun 1924 Krueger memperkenalkan pada dunia psikologi istilah ganzheit
di Leipzig, Ganzheit berasal dari kata jerman das Ganze yang berarti
keseluruhan. Sampai sekarang gestalt masih dianggap sama dengan
Ganzheit.
Krueger berpendapat bahwa psikologi Gestalt terlalu menitikberatkan pada
masalah persepsi objek, padahal menurut Krueger adalah penghayatan
secara menyeluruh terhadap ruang dan waktu, bukan hanya persepsi saja
atau totalitas objek-objek saja.
Konsekuensi dari pendapat ini adalah bahwa tingkah laku harus diamati
secara holistik atau molar, yaitu suatu tingkah laku harus dipandang dalam
hubungannya dengan tingkah laku lain.
9. 7. Kurt Lewin (1890-1947)
Lewin mengkritik teori gestalt karena dianggapnya tidak adekuat, ia
kurang setuju dengan cara pendekatan aristotelian yg memntingkan
struktur dan isi gejala kejiwaan. Ia cenderung kepada pendekatan
galilean yaitu fungsi kejiwaan. Lewin mempelajari motivasi sejak
1914 dan mengadakan penelitian tentang intuisi, harapan, substitusi
dari tugas dan kejenuhan. Penelitiannya mendapat suatu kesimpulan
bahwa persepsi dan tingkah laku seseorang tidak hanya ditentukan
oleh bentuk keseluruhan atau sifat totalitas dari rangsang tetapi
ditentukan oleh kekuatan yg ada dalam lapangan psikologis
(psychological field) seseorang.
Lapangan psikologi ini terdiri dari rangsang-rangsang dari luar
maupun motivasi dan dorongan dari dalam diri orang yang
bersangkutan. Tingkah laku sesorang selalu mempunyai tujuan
tertentu (goal seeking behavior) dan tujuan itu adalah mencari
kesinambungan antara forces tsb.
10. Teori Lewin di atas disebut sebagai teori lapangan (field Theory) atau disebut
juga sebagai topologi.
Arah dan tingkah laku ditetakan melalui hodologi, yaitu ilmu tentang arah tingkah
laku teori lewin disebut juga psikodinamika.
Salah satu teorinya yang bersifat praktis adalah teori tentang konflik, sebagai
akibat adanya vektor-vektor yang saling bertentangan dan tarik menarik.
Lewin membagi konflik dalam 3 jenis: 1.) Konflik mendekat mendekat (approach-
approach conflict). Konflik ini terjadi kalau seseorang menghadapi dua objek
yang sama-sama bernilai positif. 2.) Konflik menjauh-menjauh (avoidance-
avoidance conflict) 3.) konflik ini terjadi kalau sesorang berhadapan dengan
dua objek yang sama-sama mempunyai nilai negatif tetapi ia tidak bisa
menghindari kedua objek itu sekaligus. 4.) Konflik mendekat-menjauh
(approach-avoidance conflict), dalam konflik ini terdapat hanya satu objek
yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
11. Pengembangan teori yang dilakukan oleh Kurt Lewin adalah tentang training
group (T-group) yaitu latihan kepekaan. Lewin berpendapat bahwa sebagai
akibat industrilasasi orang barat yg sudah terlalu individualistis, sehingga antara
sistem psikologis di dalam dirinya dengan lingkungan sekitar terdapat dinding
pemisah yg semakin lama semakin tebal, maka orang tidak peka (sensitive)
terhadap rangsangan dari luar. Ia hanya peka terhadap rangsangan yg dapat
menimbulkan keseimbangan dlm dirinya saja. Tanpa memperhatikan hal yg
menimbulkan ketidakseimbangan pada orang lain diluar dirinya.