SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Oleh: Dr. Ali Muhtadi
Latar Belakang; Era Kesejagatan
► Lahirnya Perdagangan Dunia dan Perdagangan
Jasa WTO/GATS, 1994
► Asean Free Trade Agreement, 2002
► Asean Free Labour Area
► Asean Framework Agreement in Service, 2006
► Asia Pacific Economic Cooperation, 2010
► General Agreement on Trade in Services, 2020
UU No.7/1994 pengesahan Agreement
Establishing The World Trade Organization
►Akhir 1994 Indonesia telah meratifikasi WTO
►Yuridis formal mengikat Indonesia sebagai
salah satu negara anggota, berarti negara
dan seluruh bangsa sudah terikat
(Saefullah,2002)
General Agreement on Trade in Services
(GATS, 2020)
1. Business (including professional and computer)
2. Construction and related engineering services
3. Communication services
4. Distribution services
5. Education services
6. Environmental services
7. Financial (insurance and banking) services
8. Tourism and travel- related services
9. Health-related and social services
10. Recreational, cultural and sporting services
11. Transport services
12. Other services not elsewhere classified
Globalisasi dari sudut ekonomi
(Hoogvelt, 1997:131)
“Globalization to day is essentially a social
phenomenon that drives cross border
economic integration to new level of
intensity”
Gejala penguasaan yang kuat terhadap yang
lemah, ada ketergantungan kepada negara
yang ekonominya kuat (pola management
contract, Franchising, Joint-Venture)
GLOBALISASI
Ancaman dan Peluang
GLOBALISASI
1. Keterbukaan
2. Persaingan
ANCAMAN PELUANG
SUMBER DAYA MANUSIA
KOMPETEN DAN PROFESIONAL
Kualitas Tenaga Kerja Indonesia
PENDIDIKAN RELATIF MASIH RENDAH
Angkatan kerja = 103,2 juta
►SD = 53,2 %
►SMTP = 21,9 %
►SMTA = 20,1 %
►Dpl/PT = 4,8 %
SUMBER:BNSP
KUALITAS TKI
DAYA SAING RELATIF RENDAH
► HDI No. 114 dari 175 negara
► Struktur TK per 1000 orang
Indonesia Malaysia Phillipines Singapore
Ahli 4 64 22 203
skills 39 262 61 144
Un skills 957 774 917 648
TKA = 43 ribu 90% Profesional dan pimpinan
TKI = 2,5 juta 73% Domestik dan perkebunan SUMBER:BNSP
Masalah Pokok Kependidikan (Tilaar)
1. Menurunnya akhlak dan moral peserta didik
2. Pemerataan kesempatan belajar
3. Masih rendahnya efisiensi internal sistem
kependidikan
4. Status kelembagaan
5. Manajemen pendidikan yang tidak sejalan
dengan pembangunan nasional
6. Sumber daya manusia yang belum profesional
Faktor Penyebab Mutu Pendidikan TIDAK
Berubah secara Merata (Depdiknas, 2001:1-2)
►Kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan
nasional yang menggunakan input-input
analisis tidak dilaksanakan dengan
konsekuen
►Penyelenggaraan pendidikan nasional
dilakukan secara birokratik-sentralistik
►Peran serta masyarakat, khususnya ortusis
sangat minim
Kompetensi menurut BNSP
►Kompetensi dibutuhkan untuk mencapai
kinerja yang efektif dalam melaksanakan
pekerjaan
Suatu unit kompetensi terdiri dari spesifikasi
sikap, pengetahuan serta penerapan yang
efektif dari sikap, pengetahuan dan
keterampilan tersebut terhadap standar-
standar yang ditetapkan di tempat kerja
Kompetensi menurut Hall
dan Jones (1976: 29)
”Pernyataan yang menggambarkan
penampilan suatu kemampuan
tertentu secara bulat yang
merupakan perpaduan antara
pengetahuan dan kemampuan yang
dapat diamati dan diukur".
Landasan Yuridis
1. UUD 45 (Mengamanatkan upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan iman dan takwa diatur dengan undang-undang)
2. UU No. 22/1999 tentang Otonomi Daerah (Kebijakan
pembangunan pendidikan berangsur-angsur diberikan kpd daerah
otonom dalam bentuk kewenangan/hak untuk mengatur,mengelola
dan mengembangkan program pendidikan sesuai dengan potensi
dan kebutuhan masyarakat sekitarnya).
3. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
KARAKTERISTIK KURIKULUM
BERBASIS KOMPETENSI (Mulyasa:43)
►SISTEM BELAJAR DENGAN MODUL
►MENGGUNAKAN KESELURUHAN SUMBER
BELAJAR
►PENGALAMAN LAPANGAN
►STRATEGI INDIVIDUAL-PERSONAL
►KEMUDAHAN BELAJAR
►BELAJAR TUNTAS
KBK
►Http://www.kuleuven.ac.be/ppi.leuven/pert
emuanarenberg/Umum
►Kebijaksanaan umum Pendidikan Dasar dan
Menengah, Pusat Kurikulum-Badan
Penelitian dan Pengembangan, DEPDIKNAS,
Jakarta 2001
KARAKTERISTIK KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI (Depdiknas 2002)
► Pencapaian kompetensi siswa (individual/klasikal)
► Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman
► Penyampaian pembelajaran dengan pendekatan
dan metode bervariasi
► Sumber belajar guru dan sumber lainnya yang
memenuhi unsur edukatif
► Penilaian menekankan pada proses dan hasil
belajar (penguasaan atau pencapaian suatu
kompetensi)
Kurikulum Berbasis Kompetensi
►ditujukan untuk menciptakan tamatan yang
kompeten dan cerdas dalam membangun
identitas budaya dan bangsanya.
Kurikulum ini dapat memberikan dasar-
dasar pengetahuan, keterampilan,
pengalaman belajar yang membangun
integritas sosial, serta membudayakan dan
mewujudkan karakter nasional.
PRINSIP-PRINSIP DALAM
PENGEMBANGAN KURIKULUM
► Keseimbangan etika, logika, estetika, dan
kinestika
► Kesamaan Memperoleh Kesempatan
► Memperkuat Identitas Nasional
► Menghadapi Abad Pengetahuan
► Menyongsong Tantangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi
► Mengembangkan Keterampilan Hidup
► Mengintegrasikan Unsur-unsur Penting Ke
Dalam Kurikuler
Kurikulum Berbasis Kompetensi
(lanjutan)
►Dengan kurikulum yang demikian dapat
memudahkan guru dalam penyajian
pengalaman belajar yang sejalan dengan
prinsip belajar sepanjang hayat yang
mengacu pada empat pilar pendidikan
universal, yaitu: belajar mengetahui, belajar
melakukan, belajar menjadi diri sendiri, dan
belajar hidup dalam kebersamaan. (Unesco
1994)
PRINSIP-PRINSIP DALAM
PENGEMBANGAN KURIKULUM (lanjutan)
► Pendidikan Alternatif
► Berpusat Pada Anak Sebagai
Pembangun Pengetahuan
► Pendidikan Multikultur dan
Multibahasa
► Penilaian Berkelanjutan dan
Komprehensif
► Pendidikan Sepanjang Hayat
STRUKTUR PERSEKOLAHAN
► Struktur persekolahan menganut prinsip berjenjang dan
berkelanjutan. Prinsip berjenjang
► menggambarkan satuan pendidikan atau sekolah yang
menggunakan penjenjangan mulai dan jenjang prasekolah,
jenjang pendidikan dasar, dan jenjang pendidikan
menengah. Prinsip berkelanjutan menggambarkan sekolah
yang menggunakan urutan kelas yang dimulai dan Kelas 0
sampai dengan Kelas XII.
► Rincian urutan kelas berdasarkan jenjang pendidikan
adalah: (1) Kelas 0 untuk pendidikan prasekolah, (2) Kelas
I sampai dengan Kelas VI untuk pendidikan dasar, dan (3)
Kelas VII sampai dengan Kelas XII untuk pendidikan
menengah.
A. KOMPETENSI TAMATAN SEKOLAH DASAR/
MADRASAH IBTIDAIYAH
Tamatan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah mempunyai
kemampuan untuk:
► Mengenali dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama
yang diyakini.
► Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri,
beretos kerja, dan peduli terhadap lingkungan.
► Berpikir logis, kritis, kreatif serta berkomunikasi lisan,
tulisan, melalui berbagai mediatermasuk teknologi
informasi.
► Menikmati dan menghargai keindahan.
► Membiasakan pola hidup sehat.
► Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap tanah air.
B. KOMPETENSI TAMATAN SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH
TSANAWIYAH
Tamatan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah mempunyai
kemampuan untuk:
► Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama dalam kehidupan.
► Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya secara
produktif,kompetitif, dan mampu memanfaatkan lingkungan secara
bertanggung jawab.
► Berfikir logis, kritis, inovatif, memecahkan masalah, serta
berkomunikasi lisan, dan tulisan secara kontekstual melalui berbagai
media termasuk teknologi informasi.
► Berekspresi dan menghargai seni.
► Menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani.
► Berpartisipasi aktif dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan
bangga terhadap bangsa dan tanah air
C. KOMPETENSI TAMATAN S M U/
MADRASAH ALIYAH
Tamatan sekolah menengah umum/madrasah aliyah
mempunyai kemampuan untuk:
• Memiliki keyakinan dan ketaqwaan yang tercermin dalam
perilaku sehari-hari sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya.
• Memiliki nilai dasar humaniora untuk menerapkan
kebersamaan dalam kehidupan.
• Menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik serta
beretos belajar untuk melanjutkan pendidikan.
• Mengalihgunakan kemampuan akademik dan keterampilan
hidup di masyarakat loka1 dan global.
• Berpartisipasi aktif, demokratis, dan berwawasan
kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara
PENDUKUNG PELAKSANAAN
KURIKULUM
► A. PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
► Budi Pekerti bukan merupakan mata pelajaran
tetapi lebih merupakan program pendidikan untuk
menciptakan kondisi atau suasana kondusif bagi
penerapan nilai-nilai budi pekerti yang
dilaksanakan setiap saat selama kurun waktu
berlangsungnya kegiatan pembelajaran di dalam
kelas atau kegiatan-kegiatan sehari-hari lainnya di
lingkungan sekolah yang melibatkan seluruh
jajaran perangkat sekolah.
B. KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang
diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan penguasaan
bahan kajian dan pelajaran dengan alokasi waktu yang
diatur secara tersendiriberdasarkan pada kebutuhannya.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan pengayaan
dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program
kurikuler atau kunjungan studi ke tempat-tempat tertentu
yang berkaitan dengan esensi materi pelajaran tertentu.
Kegiatan-kegiatan lain yang dapat diselenggarakan di
sekolah untuk lebih memantapkanpembentukan
kepribadian yaitu antara lain kepramukaan, koperasi, usaha
kesehatan sekolah, olah raga, dan palang merah. Kegiatan-
kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk lebih
mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam
kegiatan kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan
lingkungan.
C. DIVERSIFIKASI KURIKULUM
►Kurikulum dapat didiversifikasi. Dalam hal
ini, kurikulum dapat disesuaikan, diperluas,
dan diperdalam sesuai dengan
keberagaman potensi/kemampuan peserta
didik. Pada dasarnya peserta didik dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok,
yaitu: (a) normal, (b) sedang, dan (C) tinggi.
Diversivikasi kurikulum (lanjutan)
1. Kelompok Normal
► Mengembangkan pemahaman tentang prinsip dan aplikasi praktikal.
► Mengembangkan kemampuan praktikal akademik yang berhubungan
dengan alam pekerjaan.
2. Kelompok Sedang
► Mengembangkan kemahiran berkomunikasi, kemahiran
menggalipotensi diri, dan aplikasi praktikal.
► Mengembangkan kemahiran akademik dan kemahiran praktikal
sehubungan dengan tuntutan dunia kerja ataupun untuk
melanjutkan program pendidikan profesional.
3. Kelompok Tinggi
► Mengembangkan pemahaman tentang prinsip, teori, dan aplikasi.
► Mengembangkan kemampuan akademik untuk memasuki
pendidikan tinggi.
D. KALENDER PENDIDIKAN
► Program pendidikan dikelola dengan
mempertimbangkan efisiensi, efektifitas, dan hak-
hak peserta didik. Hari efektif untuk pelaksanaan
program pendidikan adalah 204 hari per tahun
yang dapat dibagi ke dalam kelompok semester
pada jenjang pendidikan menengah dan catur
wulan pada jenjang pendidikan dasar. Hari efektifr
ditetapkan setelah mempentimbangkan hari libur
nasional dan keagamaan (puasa, natal, galungan,
waisak).
E. TENAGA GURU
Guru yang mengajar di SD/MI adalah guru kelas
yang harus mempunyai kualifikasi kompetensi
mengajar multi mata pelajaran. Namun demikian,
sekolah yang mempunyai kemampuan untuk
menyediakan tenaga guru yang cukup jumlahnya
dapat melaksanakan pola pembelajaran satu guru
untuk satu atau dua mata pelajaran.
Guru yang mengajar di sekolah menengah adalah
guru mata pelajaran yang mempunyai kualifikasi
kompetensi mengajar mata pelajaran.
F. AKSELERASI BELAJAR
►Program akselerasi belajar dimungkinkan
untuk diterapkan sehingga peserta didik
yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
dapat menyelesaikan masa belajar lebih
cepat dan masa belajar yang ditentukan
pada suatu sekolah.
G. BAHASA PENGANTAR
Pada tahun pertama dan kedua sekolah dasar dapat
digunakan bahasa ibu yang digunakan oleh sebagian besar
peserta didik sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan
pembelajaran. Pada tahun ketiga sampai dengan keenam,
bahasa Indonesia mutlak digunakan sebagai bahasa
pengantar dalam kegiatan pembelajaran.
Pada jenjang pendidikan menengah, bahasa pengantar
pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu selain
menggunakan bahasa Indonesia juga dapat menggunakan
bahasa Inggris untuk mata pelajaran tertentu.
H.PENJABARAN KURIKULUM
OLEH DAERAH
Kurikulum dapat dielaborasi oleh daerah
dan/atau sekolah sesuai dengan kondisi dan
kepentingan daerah atau sekolah. Hasil
elaborasi yang dilakukan daerah/sekolah
berupa silabus yang cocok dengan kondisi
dan kepentingan daerah.
I. SUMBER DAN SARANA
BELAJAR
► Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar digunakan buku pelajaran dan
sarana/alat belajar yang sesuai dengan tujuan dan
kompetensi yang ingin dicapai dalamkurikulum.
► Peserta didik dapat menggunakan buku pelajaran
yang disediakan sekolah haik buku pemerintah
maupun buku yang diterbitkan oleh penerbit non-
pernerintah yang sesuai dengankurikulum.
J. BIMBINGAN DAN KONSELING
PENDIDIKAN
► Meskipun sebagian besar sekolah sudah
menyediakan guru Bimbingan dan Konseling
secara khusus, sekolah perlu memberdayakan
guru mata pelajaran untuk memerankan diri
secara melekat sebagai guru bimbingan dan
konseling. Oleh karena itu, guru mata pelajaran
harus senantiasa berdiskusi dan berkoordinasi
dengan guru Bimbingan dan Konseling secara
rutin dan berkesinambungan.
K. MATA PELAJARAN YANG
DISUSUN OLEH DAERAH
►Daerah dapat rnenarnbah mata pe]ajaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
potensi daerah yang bersangkutan dengan
porsi maksimal 4 jam pelajaran per minggu.
Penilaian
A. HAKIKAT PENILAIAN
Penilaian hasil belajar mengacu kepada indikator pencapaian hasil belajar
yang ditetapkan dalam kurikulum. Setiap kemajuan hasil belajar peserta
didik dilaporkan dalam bentuk deskriptif yang memberikan gambaran hasil:
1. Peserta didik dan orangtuanya untuk memahami potensi yang dimiliki.
2. Guru untuk menentukan tindak-lanjut bagi pengembangan diri peserta didik
3. Pihak yang berkepentingan untuk perbaikan program pembelajaran dan
silabus atau kurikulum.
4. Penilaian hasil belajar dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan.
Dengan demikian.penilaian harus didukung oleh adanya rekaman
perkembangan tingkat kemajuan peserta didik dalam menguasai setiap
kompetensi dasar sebagai kemampuan minimal yang harus dicapai oleh
semua peserta didik.
B. RIMIDIAL DAN PENGAYAAN
► Sekolah perlu memberikan perlakuan khusus bagi
peserta didik yang mendapat kesulitan belajar
dengan melalui program rimidial. Peserta didik
yang cemerlang diberikan kesempatan untuk naik
ke tahap yang lebih tinggi dengan melalui program
pengayaan. Kedua program itu dilakukan oleh
sekolah karena sekolah lebih mengetahui dan
memahami pencapaian kemajuan masing-masing
peserta didiknya.
C. ULANGAN HARlAN
► Ulangan dapat dilaksanakan secara harian untuk
menentukan ketuntasan peserta didik dalam
menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap
sebagai hasil dan suatu proses pembelajaran.
► Ulangan harian dilaksanakan sehari-hari pada
akhir suatu kemampuan dasar atau akhir suatu
kegiatan pembelajaran sesuai dengan keperluan.
Hal ini dilakukan agar tingkatan ketuntasan belajar
dapat diketahui sehingga kelemahan peserta didik
dapat segera diatasi.
D. PROGRAM ULANGAN AKHIR
►Ulangan juga dapat diselenggarakan pada
setiap akhir suatu program belajar seperti
akhir catur wulan atau akhir semester atau
akhir tahun pelajaran dalam rangka
pencapaian ketuntasan belajar peserta didik.
E. BENCHMARKING
► Benchmarking merupakan suatu proses penilaian
proses dan hasil untuk menuju ke
► keunggulan yang memuaskan. Penilaian
dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga
peserta didik dapat mencapai satu tahap
keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan usaha dan keuletannya. Ukuran
keunggulan dapat ditentukan di tingkat sekolah,
daerah, atau nasional.
F. PENILAIAN KURIKULUM
►Penilaian kurikulum dilakukan secara
berkala dan terus menerus oleh Pusat dan
Daerah.
►Penilaian kurikulum dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian kurikulum dengan
dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan
nasional, serta kesesuaian dengan tuntutan
perkembangan yang terjadi dalam
masyarakat.

More Related Content

What's hot

Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar DewantaraRefleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantarasrimaryati49
 
PENGANTAR PENDIDIKAN
PENGANTAR PENDIDIKANPENGANTAR PENDIDIKAN
PENGANTAR PENDIDIKANmellisaimell
 
Pemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARA
Pemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARAPemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARA
Pemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARASMA NEGERI 1 KRIAN
 
Bab i pendidikan_kewarganegaraan
Bab i pendidikan_kewarganegaraanBab i pendidikan_kewarganegaraan
Bab i pendidikan_kewarganegaraansyahrilical
 
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
Landasan pengemb kurikulum pai  2.Landasan pengemb kurikulum pai  2.
Landasan pengemb kurikulum pai 2.Tatik Suwartinah
 
Ppt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulumPpt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulumSuci Agustina
 
Implikasi & perkembangan falsafah pendidikan barat
Implikasi & perkembangan falsafah pendidikan baratImplikasi & perkembangan falsafah pendidikan barat
Implikasi & perkembangan falsafah pendidikan baratVince Here
 
Tonggak Pendidikan UNESCO
Tonggak Pendidikan UNESCOTonggak Pendidikan UNESCO
Tonggak Pendidikan UNESCORosnaliza07
 
Nota Padat EDUP3073 - Budaya dan Pembelajaran
Nota Padat EDUP3073 - Budaya dan PembelajaranNota Padat EDUP3073 - Budaya dan Pembelajaran
Nota Padat EDUP3073 - Budaya dan PembelajaranAhmad Fahmi
 
Paradigma pendidikan indonesia abad 21
Paradigma pendidikan indonesia abad 21Paradigma pendidikan indonesia abad 21
Paradigma pendidikan indonesia abad 21MAR'AH NAILUL FAROH
 
Sumbangan falsafah pendidikan barat (1)
Sumbangan falsafah pendidikan barat (1)Sumbangan falsafah pendidikan barat (1)
Sumbangan falsafah pendidikan barat (1)Aswa Nina
 
Dasar dasar pendidikan
Dasar dasar pendidikanDasar dasar pendidikan
Dasar dasar pendidikanCece Sucipto
 
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...IAIN SEKH NURJATI CIREBON
 

What's hot (19)

Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar DewantaraRefleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantara
 
PENGANTAR PENDIDIKAN
PENGANTAR PENDIDIKANPENGANTAR PENDIDIKAN
PENGANTAR PENDIDIKAN
 
Pemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARA
Pemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARAPemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARA
Pemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARA
 
Tonggak pendidikan unesco
Tonggak pendidikan unescoTonggak pendidikan unesco
Tonggak pendidikan unesco
 
Bab i pendidikan_kewarganegaraan
Bab i pendidikan_kewarganegaraanBab i pendidikan_kewarganegaraan
Bab i pendidikan_kewarganegaraan
 
Dayaaahhhhh!!!!!!!!
Dayaaahhhhh!!!!!!!!Dayaaahhhhh!!!!!!!!
Dayaaahhhhh!!!!!!!!
 
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
Landasan pengemb kurikulum pai  2.Landasan pengemb kurikulum pai  2.
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
 
Ppt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulumPpt landasan perkembangan kurikulum
Ppt landasan perkembangan kurikulum
 
Implikasi & perkembangan falsafah pendidikan barat
Implikasi & perkembangan falsafah pendidikan baratImplikasi & perkembangan falsafah pendidikan barat
Implikasi & perkembangan falsafah pendidikan barat
 
Tonggak Pendidikan UNESCO
Tonggak Pendidikan UNESCOTonggak Pendidikan UNESCO
Tonggak Pendidikan UNESCO
 
Nota Padat EDUP3073 - Budaya dan Pembelajaran
Nota Padat EDUP3073 - Budaya dan PembelajaranNota Padat EDUP3073 - Budaya dan Pembelajaran
Nota Padat EDUP3073 - Budaya dan Pembelajaran
 
Paradigma pendidikan indonesia abad 21
Paradigma pendidikan indonesia abad 21Paradigma pendidikan indonesia abad 21
Paradigma pendidikan indonesia abad 21
 
Sumbangan falsafah pendidikan barat (1)
Sumbangan falsafah pendidikan barat (1)Sumbangan falsafah pendidikan barat (1)
Sumbangan falsafah pendidikan barat (1)
 
Hidden curriculum
Hidden curriculumHidden curriculum
Hidden curriculum
 
Hidden curriculum
Hidden curriculumHidden curriculum
Hidden curriculum
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Dasar dasar pendidikan
Dasar dasar pendidikanDasar dasar pendidikan
Dasar dasar pendidikan
 
06 kecakapan hidup
06 kecakapan hidup06 kecakapan hidup
06 kecakapan hidup
 
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
 

Similar to Alasan dan konsep KBK

Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepalseppriani
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepalsep priani
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalirmasonghyekyo
 
Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009
Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009
Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009smpbudiagung
 
Kebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasionalKebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasionalAhmad Mansur
 
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdfUU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdfRusdiRusdi33
 
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNASUU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNASarvinefriani
 
2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan
2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan
2. Falsafah Pendidikan KebangsaanNormala Mehat
 
Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8srimutiaracantik
 
SISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_Pengantar_Ilm.pptx
SISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_Pengantar_Ilm.pptxSISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_Pengantar_Ilm.pptx
SISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_Pengantar_Ilm.pptxdedekgunawan6
 
Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...
Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...
Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...Kalai Shan
 
UU Nomor 20 Tahun 2003.pdf
UU Nomor 20 Tahun 2003.pdfUU Nomor 20 Tahun 2003.pdf
UU Nomor 20 Tahun 2003.pdfCIkumparan
 

Similar to Alasan dan konsep KBK (20)

Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsep
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsep
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasional
 
3324614.ppt
3324614.ppt3324614.ppt
3324614.ppt
 
Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009
Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009
Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009
 
Kebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasionalKebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasional
 
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdfUU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
 
1 uu no 20 tahun 2003 ttg sisdiknas
1 uu no 20 tahun 2003 ttg sisdiknas1 uu no 20 tahun 2003 ttg sisdiknas
1 uu no 20 tahun 2003 ttg sisdiknas
 
Sisdiknas
SisdiknasSisdiknas
Sisdiknas
 
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNASUU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
 
makalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikanmakalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikan
 
2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan
2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan
2. Falsafah Pendidikan Kebangsaan
 
Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8
 
SISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_Pengantar_Ilm.pptx
SISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_Pengantar_Ilm.pptxSISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_Pengantar_Ilm.pptx
SISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_Pengantar_Ilm.pptx
 
pendidikan-inklusif2.ppt
pendidikan-inklusif2.pptpendidikan-inklusif2.ppt
pendidikan-inklusif2.ppt
 
Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...
Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...
Aplikasi 4 tonggak pendidikan UNESCO dalam melengkapkan diri sebagai guru yan...
 
Pendemokrasian
PendemokrasianPendemokrasian
Pendemokrasian
 
UU Nomor 20 Tahun 2003.pdf
UU Nomor 20 Tahun 2003.pdfUU Nomor 20 Tahun 2003.pdf
UU Nomor 20 Tahun 2003.pdf
 
Dayaaahhhhh!!!!!!!!
Dayaaahhhhh!!!!!!!!Dayaaahhhhh!!!!!!!!
Dayaaahhhhh!!!!!!!!
 
Bakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.pBakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.p
 

More from titiwerdhy

Efek pada vector
Efek pada vectorEfek pada vector
Efek pada vectortitiwerdhy
 
Penggabungan gambar vektor
Penggabungan gambar vektorPenggabungan gambar vektor
Penggabungan gambar vektortitiwerdhy
 
Penyusunan laporan kerja proyek
Penyusunan laporan kerja proyekPenyusunan laporan kerja proyek
Penyusunan laporan kerja proyektitiwerdhy
 
Pengemasan hasil kerja proyek
Pengemasan hasil kerja proyekPengemasan hasil kerja proyek
Pengemasan hasil kerja proyektitiwerdhy
 
Presentasi kerja proyek
Presentasi kerja proyekPresentasi kerja proyek
Presentasi kerja proyektitiwerdhy
 
Analisis hasil kerja proyek
Analisis hasil kerja proyekAnalisis hasil kerja proyek
Analisis hasil kerja proyektitiwerdhy
 
Prinsip pembuatan buku panduan
Prinsip pembuatan buku panduanPrinsip pembuatan buku panduan
Prinsip pembuatan buku panduantitiwerdhy
 
Prinsip penjaminan mutu kerja proyek
Prinsip penjaminan mutu kerja proyekPrinsip penjaminan mutu kerja proyek
Prinsip penjaminan mutu kerja proyektitiwerdhy
 
Penyusunan proposal
Penyusunan proposalPenyusunan proposal
Penyusunan proposaltitiwerdhy
 
Analisis originalitas proyek
Analisis originalitas proyekAnalisis originalitas proyek
Analisis originalitas proyektitiwerdhy
 
Kebutuhan pelanggan
Kebutuhan pelangganKebutuhan pelanggan
Kebutuhan pelanggantitiwerdhy
 
Identifikasi proyek
Identifikasi proyekIdentifikasi proyek
Identifikasi proyektitiwerdhy
 
Topik 3 (prinsip desain interface)
Topik 3 (prinsip desain interface)Topik 3 (prinsip desain interface)
Topik 3 (prinsip desain interface)titiwerdhy
 
Topik 2 (storyboard & flowchart)
Topik 2 (storyboard & flowchart)Topik 2 (storyboard & flowchart)
Topik 2 (storyboard & flowchart)titiwerdhy
 
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)Topik 1 (konsep multimedia interaktif)
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)titiwerdhy
 
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)Topik 1 (konsep multimedia interaktif)
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)titiwerdhy
 
Teaching board
Teaching boardTeaching board
Teaching boardtitiwerdhy
 
The lessons to be learned
The lessons to be learnedThe lessons to be learned
The lessons to be learnedtitiwerdhy
 

More from titiwerdhy (20)

Efek pada vector
Efek pada vectorEfek pada vector
Efek pada vector
 
Penggabungan gambar vektor
Penggabungan gambar vektorPenggabungan gambar vektor
Penggabungan gambar vektor
 
Penyusunan laporan kerja proyek
Penyusunan laporan kerja proyekPenyusunan laporan kerja proyek
Penyusunan laporan kerja proyek
 
Pengemasan hasil kerja proyek
Pengemasan hasil kerja proyekPengemasan hasil kerja proyek
Pengemasan hasil kerja proyek
 
Presentasi kerja proyek
Presentasi kerja proyekPresentasi kerja proyek
Presentasi kerja proyek
 
Analisis hasil kerja proyek
Analisis hasil kerja proyekAnalisis hasil kerja proyek
Analisis hasil kerja proyek
 
Prinsip pembuatan buku panduan
Prinsip pembuatan buku panduanPrinsip pembuatan buku panduan
Prinsip pembuatan buku panduan
 
Prinsip penjaminan mutu kerja proyek
Prinsip penjaminan mutu kerja proyekPrinsip penjaminan mutu kerja proyek
Prinsip penjaminan mutu kerja proyek
 
Penyusunan proposal
Penyusunan proposalPenyusunan proposal
Penyusunan proposal
 
Analisis originalitas proyek
Analisis originalitas proyekAnalisis originalitas proyek
Analisis originalitas proyek
 
Kebutuhan pelanggan
Kebutuhan pelangganKebutuhan pelanggan
Kebutuhan pelanggan
 
Tim Kerja
Tim KerjaTim Kerja
Tim Kerja
 
Identifikasi proyek
Identifikasi proyekIdentifikasi proyek
Identifikasi proyek
 
Topik 3 (prinsip desain interface)
Topik 3 (prinsip desain interface)Topik 3 (prinsip desain interface)
Topik 3 (prinsip desain interface)
 
Topik 2 (storyboard & flowchart)
Topik 2 (storyboard & flowchart)Topik 2 (storyboard & flowchart)
Topik 2 (storyboard & flowchart)
 
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)Topik 1 (konsep multimedia interaktif)
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)
 
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)Topik 1 (konsep multimedia interaktif)
Topik 1 (konsep multimedia interaktif)
 
Dvd video
Dvd videoDvd video
Dvd video
 
Teaching board
Teaching boardTeaching board
Teaching board
 
The lessons to be learned
The lessons to be learnedThe lessons to be learned
The lessons to be learned
 

Recently uploaded

PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Alasan dan konsep KBK

  • 2. Latar Belakang; Era Kesejagatan ► Lahirnya Perdagangan Dunia dan Perdagangan Jasa WTO/GATS, 1994 ► Asean Free Trade Agreement, 2002 ► Asean Free Labour Area ► Asean Framework Agreement in Service, 2006 ► Asia Pacific Economic Cooperation, 2010 ► General Agreement on Trade in Services, 2020
  • 3. UU No.7/1994 pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization ►Akhir 1994 Indonesia telah meratifikasi WTO ►Yuridis formal mengikat Indonesia sebagai salah satu negara anggota, berarti negara dan seluruh bangsa sudah terikat (Saefullah,2002)
  • 4. General Agreement on Trade in Services (GATS, 2020) 1. Business (including professional and computer) 2. Construction and related engineering services 3. Communication services 4. Distribution services 5. Education services 6. Environmental services 7. Financial (insurance and banking) services 8. Tourism and travel- related services 9. Health-related and social services 10. Recreational, cultural and sporting services 11. Transport services 12. Other services not elsewhere classified
  • 5. Globalisasi dari sudut ekonomi (Hoogvelt, 1997:131) “Globalization to day is essentially a social phenomenon that drives cross border economic integration to new level of intensity” Gejala penguasaan yang kuat terhadap yang lemah, ada ketergantungan kepada negara yang ekonominya kuat (pola management contract, Franchising, Joint-Venture)
  • 6. GLOBALISASI Ancaman dan Peluang GLOBALISASI 1. Keterbukaan 2. Persaingan ANCAMAN PELUANG SUMBER DAYA MANUSIA KOMPETEN DAN PROFESIONAL
  • 7. Kualitas Tenaga Kerja Indonesia PENDIDIKAN RELATIF MASIH RENDAH Angkatan kerja = 103,2 juta ►SD = 53,2 % ►SMTP = 21,9 % ►SMTA = 20,1 % ►Dpl/PT = 4,8 % SUMBER:BNSP
  • 8. KUALITAS TKI DAYA SAING RELATIF RENDAH ► HDI No. 114 dari 175 negara ► Struktur TK per 1000 orang Indonesia Malaysia Phillipines Singapore Ahli 4 64 22 203 skills 39 262 61 144 Un skills 957 774 917 648 TKA = 43 ribu 90% Profesional dan pimpinan TKI = 2,5 juta 73% Domestik dan perkebunan SUMBER:BNSP
  • 9. Masalah Pokok Kependidikan (Tilaar) 1. Menurunnya akhlak dan moral peserta didik 2. Pemerataan kesempatan belajar 3. Masih rendahnya efisiensi internal sistem kependidikan 4. Status kelembagaan 5. Manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional 6. Sumber daya manusia yang belum profesional
  • 10. Faktor Penyebab Mutu Pendidikan TIDAK Berubah secara Merata (Depdiknas, 2001:1-2) ►Kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional yang menggunakan input-input analisis tidak dilaksanakan dengan konsekuen ►Penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik ►Peran serta masyarakat, khususnya ortusis sangat minim
  • 11. Kompetensi menurut BNSP ►Kompetensi dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang efektif dalam melaksanakan pekerjaan Suatu unit kompetensi terdiri dari spesifikasi sikap, pengetahuan serta penerapan yang efektif dari sikap, pengetahuan dan keterampilan tersebut terhadap standar- standar yang ditetapkan di tempat kerja
  • 12. Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976: 29) ”Pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur".
  • 13. Landasan Yuridis 1. UUD 45 (Mengamanatkan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan iman dan takwa diatur dengan undang-undang) 2. UU No. 22/1999 tentang Otonomi Daerah (Kebijakan pembangunan pendidikan berangsur-angsur diberikan kpd daerah otonom dalam bentuk kewenangan/hak untuk mengatur,mengelola dan mengembangkan program pendidikan sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat sekitarnya). 3. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
  • 14. KARAKTERISTIK KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (Mulyasa:43) ►SISTEM BELAJAR DENGAN MODUL ►MENGGUNAKAN KESELURUHAN SUMBER BELAJAR ►PENGALAMAN LAPANGAN ►STRATEGI INDIVIDUAL-PERSONAL ►KEMUDAHAN BELAJAR ►BELAJAR TUNTAS
  • 15. KBK ►Http://www.kuleuven.ac.be/ppi.leuven/pert emuanarenberg/Umum ►Kebijaksanaan umum Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Kurikulum-Badan Penelitian dan Pengembangan, DEPDIKNAS, Jakarta 2001
  • 16. KARAKTERISTIK KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (Depdiknas 2002) ► Pencapaian kompetensi siswa (individual/klasikal) ► Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman ► Penyampaian pembelajaran dengan pendekatan dan metode bervariasi ► Sumber belajar guru dan sumber lainnya yang memenuhi unsur edukatif ► Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar (penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi)
  • 17. Kurikulum Berbasis Kompetensi ►ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya dan bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar- dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar yang membangun integritas sosial, serta membudayakan dan mewujudkan karakter nasional.
  • 18. PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM ► Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestika ► Kesamaan Memperoleh Kesempatan ► Memperkuat Identitas Nasional ► Menghadapi Abad Pengetahuan ► Menyongsong Tantangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ► Mengembangkan Keterampilan Hidup ► Mengintegrasikan Unsur-unsur Penting Ke Dalam Kurikuler
  • 19. Kurikulum Berbasis Kompetensi (lanjutan) ►Dengan kurikulum yang demikian dapat memudahkan guru dalam penyajian pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu: belajar mengetahui, belajar melakukan, belajar menjadi diri sendiri, dan belajar hidup dalam kebersamaan. (Unesco 1994)
  • 20. PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM (lanjutan) ► Pendidikan Alternatif ► Berpusat Pada Anak Sebagai Pembangun Pengetahuan ► Pendidikan Multikultur dan Multibahasa ► Penilaian Berkelanjutan dan Komprehensif ► Pendidikan Sepanjang Hayat
  • 21. STRUKTUR PERSEKOLAHAN ► Struktur persekolahan menganut prinsip berjenjang dan berkelanjutan. Prinsip berjenjang ► menggambarkan satuan pendidikan atau sekolah yang menggunakan penjenjangan mulai dan jenjang prasekolah, jenjang pendidikan dasar, dan jenjang pendidikan menengah. Prinsip berkelanjutan menggambarkan sekolah yang menggunakan urutan kelas yang dimulai dan Kelas 0 sampai dengan Kelas XII. ► Rincian urutan kelas berdasarkan jenjang pendidikan adalah: (1) Kelas 0 untuk pendidikan prasekolah, (2) Kelas I sampai dengan Kelas VI untuk pendidikan dasar, dan (3) Kelas VII sampai dengan Kelas XII untuk pendidikan menengah.
  • 22. A. KOMPETENSI TAMATAN SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH Tamatan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah mempunyai kemampuan untuk: ► Mengenali dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakini. ► Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap lingkungan. ► Berpikir logis, kritis, kreatif serta berkomunikasi lisan, tulisan, melalui berbagai mediatermasuk teknologi informasi. ► Menikmati dan menghargai keindahan. ► Membiasakan pola hidup sehat. ► Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap tanah air.
  • 23. B. KOMPETENSI TAMATAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH Tamatan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah mempunyai kemampuan untuk: ► Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama dalam kehidupan. ► Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya secara produktif,kompetitif, dan mampu memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab. ► Berfikir logis, kritis, inovatif, memecahkan masalah, serta berkomunikasi lisan, dan tulisan secara kontekstual melalui berbagai media termasuk teknologi informasi. ► Berekspresi dan menghargai seni. ► Menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani. ► Berpartisipasi aktif dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air
  • 24. C. KOMPETENSI TAMATAN S M U/ MADRASAH ALIYAH Tamatan sekolah menengah umum/madrasah aliyah mempunyai kemampuan untuk: • Memiliki keyakinan dan ketaqwaan yang tercermin dalam perilaku sehari-hari sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. • Memiliki nilai dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan. • Menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik serta beretos belajar untuk melanjutkan pendidikan. • Mengalihgunakan kemampuan akademik dan keterampilan hidup di masyarakat loka1 dan global. • Berpartisipasi aktif, demokratis, dan berwawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
  • 25. PENDUKUNG PELAKSANAAN KURIKULUM ► A. PENDIDIKAN BUDI PEKERTI ► Budi Pekerti bukan merupakan mata pelajaran tetapi lebih merupakan program pendidikan untuk menciptakan kondisi atau suasana kondusif bagi penerapan nilai-nilai budi pekerti yang dilaksanakan setiap saat selama kurun waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran di dalam kelas atau kegiatan-kegiatan sehari-hari lainnya di lingkungan sekolah yang melibatkan seluruh jajaran perangkat sekolah.
  • 26. B. KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan penguasaan bahan kajian dan pelajaran dengan alokasi waktu yang diatur secara tersendiriberdasarkan pada kebutuhannya. Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler atau kunjungan studi ke tempat-tempat tertentu yang berkaitan dengan esensi materi pelajaran tertentu. Kegiatan-kegiatan lain yang dapat diselenggarakan di sekolah untuk lebih memantapkanpembentukan kepribadian yaitu antara lain kepramukaan, koperasi, usaha kesehatan sekolah, olah raga, dan palang merah. Kegiatan- kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam kegiatan kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.
  • 27. C. DIVERSIFIKASI KURIKULUM ►Kurikulum dapat didiversifikasi. Dalam hal ini, kurikulum dapat disesuaikan, diperluas, dan diperdalam sesuai dengan keberagaman potensi/kemampuan peserta didik. Pada dasarnya peserta didik dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu: (a) normal, (b) sedang, dan (C) tinggi.
  • 28. Diversivikasi kurikulum (lanjutan) 1. Kelompok Normal ► Mengembangkan pemahaman tentang prinsip dan aplikasi praktikal. ► Mengembangkan kemampuan praktikal akademik yang berhubungan dengan alam pekerjaan. 2. Kelompok Sedang ► Mengembangkan kemahiran berkomunikasi, kemahiran menggalipotensi diri, dan aplikasi praktikal. ► Mengembangkan kemahiran akademik dan kemahiran praktikal sehubungan dengan tuntutan dunia kerja ataupun untuk melanjutkan program pendidikan profesional. 3. Kelompok Tinggi ► Mengembangkan pemahaman tentang prinsip, teori, dan aplikasi. ► Mengembangkan kemampuan akademik untuk memasuki pendidikan tinggi.
  • 29. D. KALENDER PENDIDIKAN ► Program pendidikan dikelola dengan mempertimbangkan efisiensi, efektifitas, dan hak- hak peserta didik. Hari efektif untuk pelaksanaan program pendidikan adalah 204 hari per tahun yang dapat dibagi ke dalam kelompok semester pada jenjang pendidikan menengah dan catur wulan pada jenjang pendidikan dasar. Hari efektifr ditetapkan setelah mempentimbangkan hari libur nasional dan keagamaan (puasa, natal, galungan, waisak).
  • 30. E. TENAGA GURU Guru yang mengajar di SD/MI adalah guru kelas yang harus mempunyai kualifikasi kompetensi mengajar multi mata pelajaran. Namun demikian, sekolah yang mempunyai kemampuan untuk menyediakan tenaga guru yang cukup jumlahnya dapat melaksanakan pola pembelajaran satu guru untuk satu atau dua mata pelajaran. Guru yang mengajar di sekolah menengah adalah guru mata pelajaran yang mempunyai kualifikasi kompetensi mengajar mata pelajaran.
  • 31. F. AKSELERASI BELAJAR ►Program akselerasi belajar dimungkinkan untuk diterapkan sehingga peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dapat menyelesaikan masa belajar lebih cepat dan masa belajar yang ditentukan pada suatu sekolah.
  • 32. G. BAHASA PENGANTAR Pada tahun pertama dan kedua sekolah dasar dapat digunakan bahasa ibu yang digunakan oleh sebagian besar peserta didik sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran. Pada tahun ketiga sampai dengan keenam, bahasa Indonesia mutlak digunakan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran. Pada jenjang pendidikan menengah, bahasa pengantar pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu selain menggunakan bahasa Indonesia juga dapat menggunakan bahasa Inggris untuk mata pelajaran tertentu.
  • 33. H.PENJABARAN KURIKULUM OLEH DAERAH Kurikulum dapat dielaborasi oleh daerah dan/atau sekolah sesuai dengan kondisi dan kepentingan daerah atau sekolah. Hasil elaborasi yang dilakukan daerah/sekolah berupa silabus yang cocok dengan kondisi dan kepentingan daerah.
  • 34. I. SUMBER DAN SARANA BELAJAR ► Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar digunakan buku pelajaran dan sarana/alat belajar yang sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai dalamkurikulum. ► Peserta didik dapat menggunakan buku pelajaran yang disediakan sekolah haik buku pemerintah maupun buku yang diterbitkan oleh penerbit non- pernerintah yang sesuai dengankurikulum.
  • 35. J. BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ► Meskipun sebagian besar sekolah sudah menyediakan guru Bimbingan dan Konseling secara khusus, sekolah perlu memberdayakan guru mata pelajaran untuk memerankan diri secara melekat sebagai guru bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, guru mata pelajaran harus senantiasa berdiskusi dan berkoordinasi dengan guru Bimbingan dan Konseling secara rutin dan berkesinambungan.
  • 36. K. MATA PELAJARAN YANG DISUSUN OLEH DAERAH ►Daerah dapat rnenarnbah mata pe]ajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi daerah yang bersangkutan dengan porsi maksimal 4 jam pelajaran per minggu.
  • 38. A. HAKIKAT PENILAIAN Penilaian hasil belajar mengacu kepada indikator pencapaian hasil belajar yang ditetapkan dalam kurikulum. Setiap kemajuan hasil belajar peserta didik dilaporkan dalam bentuk deskriptif yang memberikan gambaran hasil: 1. Peserta didik dan orangtuanya untuk memahami potensi yang dimiliki. 2. Guru untuk menentukan tindak-lanjut bagi pengembangan diri peserta didik 3. Pihak yang berkepentingan untuk perbaikan program pembelajaran dan silabus atau kurikulum. 4. Penilaian hasil belajar dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan. Dengan demikian.penilaian harus didukung oleh adanya rekaman perkembangan tingkat kemajuan peserta didik dalam menguasai setiap kompetensi dasar sebagai kemampuan minimal yang harus dicapai oleh semua peserta didik.
  • 39. B. RIMIDIAL DAN PENGAYAAN ► Sekolah perlu memberikan perlakuan khusus bagi peserta didik yang mendapat kesulitan belajar dengan melalui program rimidial. Peserta didik yang cemerlang diberikan kesempatan untuk naik ke tahap yang lebih tinggi dengan melalui program pengayaan. Kedua program itu dilakukan oleh sekolah karena sekolah lebih mengetahui dan memahami pencapaian kemajuan masing-masing peserta didiknya.
  • 40. C. ULANGAN HARlAN ► Ulangan dapat dilaksanakan secara harian untuk menentukan ketuntasan peserta didik dalam menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dan suatu proses pembelajaran. ► Ulangan harian dilaksanakan sehari-hari pada akhir suatu kemampuan dasar atau akhir suatu kegiatan pembelajaran sesuai dengan keperluan. Hal ini dilakukan agar tingkatan ketuntasan belajar dapat diketahui sehingga kelemahan peserta didik dapat segera diatasi.
  • 41. D. PROGRAM ULANGAN AKHIR ►Ulangan juga dapat diselenggarakan pada setiap akhir suatu program belajar seperti akhir catur wulan atau akhir semester atau akhir tahun pelajaran dalam rangka pencapaian ketuntasan belajar peserta didik.
  • 42. E. BENCHMARKING ► Benchmarking merupakan suatu proses penilaian proses dan hasil untuk menuju ke ► keunggulan yang memuaskan. Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga peserta didik dapat mencapai satu tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan usaha dan keuletannya. Ukuran keunggulan dapat ditentukan di tingkat sekolah, daerah, atau nasional.
  • 43. F. PENILAIAN KURIKULUM ►Penilaian kurikulum dilakukan secara berkala dan terus menerus oleh Pusat dan Daerah. ►Penilaian kurikulum dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kurikulum dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaian dengan tuntutan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat.