SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
SIATEMPENDIDIKAN NASIONAL
Oleh:
Azizah Choirunnisa (20100720024)
Eka Kurniawati (20100720078)
Rini Nurul Islami (20100720020)
Tia FH (20100720088)
Umi Hanisa (20100720016)
Wahyu Prastiyani (20100720022)
Sistem pendidikan nasional setiap bangsa
berdasarkan pada dan dijiwai oleh
kebudayaan masing-masing bangsa yang sarat
dengan nilai-nilai yang tumbuh dan
berkembang melalui sejarah.
Sistem pendidikan nasional Indonesia disusun
belandaskan pada kebudayaan bangsa
Indonesia, Pancasila, dan UUD 1945 sebagai
kristalisasi nilai-nilai hidup bangsa Indonesia.
• Pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan Indonesia dan
berdasar kepada pencapaian tujuan
pembangunan nasional Indonesia.
• Sistem pendidikan nasional adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang
saling terkait secara terpadu untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. (Sisdiknas No. 20
Th. 2003)
Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional
dilaksanakan melalui bentuk-bentuk
kelembagaan beserta program-programnya.
1. Kelembagaan Pendidikan
a. Jalur Pendidikan
 Jalur Pendidikan Sekolah,
 Jalur Pendidikan Luar Sekolah.
b. Jenjang Pendidikan
 Jenjang Pendidikan Dasar
 Jenjang Pendidikan Menengah
 Jenjang Pendidikan Tinggi
Program Pendidikan Nasional
a. Jenis Program Pendidikan Nasional
 Pendidikan Umum,
 Pendidikan Kejuruan,
 Pendidikan Luar Biasa,
 Pendidikan Kedinasan,
 Pendidikan Keagamaan.
b. Kurikulum Program Pendidikan
Dalam hubungan dengan pembangunan nasional, kurikulum pendidikan nasional mengisi
upaya pembentukan SDM untuk pembangunan. Dalam kaitan ini, kurikulum mengandung dua
aspek (UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 36 Ayat 1 dan 2), yaitu:
 aspek kesatuan nasional
 aspek lokal
1) Kurikulum Nasional
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 36 Ayat 3 menyatakan bahwa kurikulum disusun
dengan memperhatikan:
• peningkatan iman dan takwa;
• peningkatan akhlak mulia;
• peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
• keragaman potensi daerah dan lingkungan;
• tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
• tuntutan dunia kerja;
• perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
• agama;
• dinamika perkembangan global; dan
• persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Kurikulum menjembatani tujuan pendidikan nasional dengan tujuan satuan
pendidikan yang dapat dilakukan dengan praktek belajar riil di lapangan/sekolah.
Dalam hubungan ini Soedijarto (Soedijarto, 1991: 145) merinci kurikulum atas lima
tingkata, yaitu:
• Tujuan institusional, yang menggambarkan berbagai kemampuan yang harus
dikuasai oleh peserta didik dari suatu satuan pendidikan.
• Kerangka materi yang memberikan gambaran tentang bidang-bidang pelajaran
yang perlu dipelajari peserta didik untuk menguasai serangkaian kemampuan
yang disebut struktur program kurikulum.
• Garis besar materi dari suatu bidang pelajaran yang telah dipilih, biasa disebut
GBPP atau silabi.
• Panduan dan buku-buku pelajaran yang disusun untuk menunjang terjadinya
proses pembelajaran.
• Bentuk dan jenis kegiatan pembelajaran yang dialami oleh peserta didik, yaitu
strategi mengajar.
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 Ayat 1 menyebutkan bahwa
kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
• pendidikan agama;
• pendidikan kewarganegaraan;
• bahasa;
• matematika;
• ilmu pengetahuan alam;
• ilmu pengetahuan sosial;
• seni dan budaya;
• pendidikan jasmani dan olahraga;
• keterampilan/kejuruan; dan
• muatan lokal.
Ayat 2 menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:
• pendidikan agama;
• pendidikan kewarganegaraan; dan
• bahasa.
Ciri-ciri kurikulum nasional
1. Diberlakukan sama pada setiap macam satuan pendidikan di
seluruh Indonesia.
2. Ditetapkan oleh pemerintah.
3. Tujuannya untuk menggalang kesatuan nasional dan
pengendalalian mutu pendidikan secara nasional.
2) Kurikulum Muatan Lokal
a) Latar belakang
Kenyataan menunjukkan bahwa setiap daerah Indonesia memiliki ciri khas
mengenai adat istiadat, tata cara dan tata krama pergaulan, kesenian, bahasa
(lisan maupun tulisan), kerajinan, dan nilai-nilai kehidupannya masing-masing.
Oleh karena itu, keanekaragaman ciri khas daerah perlu dilestarikan dan
dikembangkan melalui upaya pendidikan yang nantinya akan memelihara jalinan
antara sekolah dengan lingkungannya. Dan dalam pengembangan kurikulum
sekolah, daerah perlu dilibatkan, agar sekolah berkesempatan menyusun program
muatan lokal yang sesuai untuk lingkungannya.
Kesungguhan pemerintah dalam merealisasikan pemikiran mengenai
muatan lokal tersebut, yang dimulai pada sekolah dasar, diwujudkan dalam
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0412/U/1987 Tanggal 11
Juli 1987 tentang Penerapan Muatan Lokal Sekolah Dasar. Kemudian disusul
dengan penjabaran pelaksanaanya dalam keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah No. 173/C/Kep/87 Tanggal 7 Oktober 1987.
b) Pengertian muatan lokal
Muatan lokal yaitu program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya
dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta
kebutuhan daerah. Isi dan media penyampaian muatan lokal diambil dari dan
menggunakan sumber lingkungan yang dekat dengan kehidupan peserta didik.
c) Tujuan muatan lokal
Dalam hubungannya dengan kepentingan nasional, muatan lokal dapat:
• Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah.
• Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan ke arah yang
positif.
Dari sudut kepentingan peserta didik, muatan lokal dapat:
• Mengakrabkan dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap
lingkungannya sehingga mereka tidak asing dengan lingkungannya.
• Menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari untuk
memecahkan masalah yang ditemukan di lingkungan sekitarnya.
• Memanfaatkan sumber belajar yang kaya yang terdapat di lingkungannya.
• Mempermudah peserta didik menyerap materi pelajaran.
Faktor Penghambat Pelaksanaan Muatan Lokal
1. Sifat dari pelajaran Muatan Lokal itu sendiri sebagian besar memberi tekanan
pada pembinaan tingkah laku afektif dan psikomotor.
2. Dilihat dari segi ketenagaan, pelaksanaan Muatan Lokal memerlukan
pengorganisasian secara khusus karena melibatkan pihak-pihak lainselain sekolah.
Untuk itu mungkin team teaching sebagai suatu alternatif dapat dipikirkan
pengembangannya. Di samping cara-cara mengajar yang rutin oleh guru kelas,
harus ada kerjasama yang terpadu antara pembina, pelaksana lapangan, dan nara
sumber. Padahal penggunaan team teaching belum memasyarakat di dalam tradisi
pelajaran di sekolah.
3. Dilihat dari proses belajar mengajar, masih banyak guru-guru yang belum akrab
dengan pendekatan keterampilan proses dan CBSA sehingga menghambat
kelancaran implementasi Muatan Lokal.
4. Sistem ujian akhir dan ijazah yang diselenggarakan di sekolah-sekolah umumnya
menciptakan iklim pengajaran yang memberikan tekanan lebih pada mata
pelajaran akademik sehingga akan berdampak negatif pada pelaksanaan Muatan
Lokal.
5. Penunjang pelaksanaan Muatan Lokal kebanyakan tidak dimiliki sekolah, dan
mungkin juga tidak tersedia di masyarakat.
Faktor Penunjang Pelaksanaan Muatan Lokal
1. Adanya keinginan dari kebanyakan peserta didik untuk cepat memperoleh bekal
kerja apapun yang membawa hasil.
2. Materi Muatan Lokal yang dapat dijadikan sasaran belajar cukup banyak tersedia,
baik macamnya maupun penyebarannya di semua daerah, sehingga penentu
daerah perintis tidak sulit.
3. Adanya materi Muatan Lokal yang sudah tercantum sebagai materi kurikulum dan
sudah dilaksanakan secara rutin, hanya tinggal pembenahan efektifitas yang perlu
ditingkatkan (misalnya pelajaran bahasa daerah).
4. Media massa khususnya TV sudah tidak sulit untuk dimanfaatkan guna penyebaran
informasi berupa contoh-contoh model pelaksanaan Muatan Lokal yang berhasil,
dengan demikian ide tentang Muatan Lokal lebih cepat memasyarakat.
B. Upaya Pembangunan Pendidikan Nasional
1. Jenis Upaya Pembaruan Pendidikan
a. Pembaruan Landasa Yuridis
b. Pembaruan Kurikulum
c. Pembaruan Pola Masa Studi
d. Pembaruan Tenaga Kependidikan
2. Dasar dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional
UUD 1945 sebagai landasan yuridis merupakan hokum tertinggi dari
organisasi kenegaraan yang memuat garis besar, dasar, dan tujuan
Negara. Sifatnya lestari, dalam arti menjadi petunjuk untuk hidup
bangsa dalam jangka waktu relati panjang dan bahkan jika
memungkinkan selama Negara berdiri. Dasar dan aspek legal
pembangunan pendidikan nasional berupa ketentuan-ketentuan yuridis
yang menjadi dasar, acuan, serta mengatur penyelenggaraan sistem
pendidikan nasional, seperti Pancasila, UUD 1945, peraturan
pemerintah, dan lain-lain.
Pancasila seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945
merupakan kepribadian, tujuan, dan pandangan hidup bangsa. Oleh
karena itu, sistem pendidikan nasional yang mempunyai misi
mencerdaskan kehidupan bangsa agar tercipta kesejahteraan umum,
dan dapat ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, sebagaimana
termaktub dalam pembukaan UUD 1945, berlandaskan Pancasila dan
berdasar pada UUD 1945.
Pendidikan nasional Indonesia memiliki cirri khas
sehingga berbeda dengan sistem pendidikan nasional
bangsa lain. Kekhasan ciri sistem pendidikan nasional
Indonesia tersebut tampak pada landasan, dasar
penyelenggaraan, dan perkembangannya.
Landasan dan dasarnya menjiwai sistem
pendidikan. Sedangkan pola penyelenggaraan dan
perkembangannya member warna atau corak.
Penyelenggaraan terwujud pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan. Karena pendidikan berfungsi
menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan, sedangkan pembangunan sendiri
mengalami perkembangan maka system pendidikan
nasional juga selalu dikembangkan. Pengembangan
system pendidikan nasional pasti berdasar pada
aspek legal.

More Related Content

Similar to 3324614.ppt

POWER POINT SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.pptx
POWER POINT SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.pptxPOWER POINT SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.pptx
POWER POINT SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.pptxIpenII
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalPujiati Puu
 
Makalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah KurikulumMakalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah KurikulumSri Damanik
 
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdfUU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdfRusdiRusdi33
 
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNASUU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNASarvinefriani
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalirmasonghyekyo
 
Standar isi. muatan standar khusus. 2.2.3
Standar isi. muatan standar khusus. 2.2.3Standar isi. muatan standar khusus. 2.2.3
Standar isi. muatan standar khusus. 2.2.3PONPESSABILAL
 
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptxPpt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptxIlmiUsfadila
 
Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8srimutiaracantik
 
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnAnalisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnHariyatunnisa Ahmad
 
Telaah kurikulum
Telaah kurikulumTelaah kurikulum
Telaah kurikulumPa Mulya
 
Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan PembelajaranBelajar dan Pembelajaran
Belajar dan PembelajaranTitin Rohayati
 

Similar to 3324614.ppt (20)

POWER POINT SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.pptx
POWER POINT SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.pptxPOWER POINT SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.pptx
POWER POINT SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.pptx
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasional
 
Makalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah KurikulumMakalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah Kurikulum
 
Ktsp
KtspKtsp
Ktsp
 
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdfUU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
UU_2003_No_20_-_Sistem_Pendidikan_Nasional.pdf
 
1 uu no 20 tahun 2003 ttg sisdiknas
1 uu no 20 tahun 2003 ttg sisdiknas1 uu no 20 tahun 2003 ttg sisdiknas
1 uu no 20 tahun 2003 ttg sisdiknas
 
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNASUU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
UU RI NO 23 TH 2003 SISDIKNAS
 
Sisdiknas
SisdiknasSisdiknas
Sisdiknas
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasional
 
4. kurikulum min snd 2014
4. kurikulum min snd  20144. kurikulum min snd  2014
4. kurikulum min snd 2014
 
Kurikulum
KurikulumKurikulum
Kurikulum
 
Mulok januari-1
Mulok januari-1Mulok januari-1
Mulok januari-1
 
Mulookk
MulookkMulookk
Mulookk
 
Standar isi. muatan standar khusus. 2.2.3
Standar isi. muatan standar khusus. 2.2.3Standar isi. muatan standar khusus. 2.2.3
Standar isi. muatan standar khusus. 2.2.3
 
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptxPpt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
 
Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8
 
Dokumen 1 yogi
Dokumen 1 yogiDokumen 1 yogi
Dokumen 1 yogi
 
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnAnalisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
 
Telaah kurikulum
Telaah kurikulumTelaah kurikulum
Telaah kurikulum
 
Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan PembelajaranBelajar dan Pembelajaran
Belajar dan Pembelajaran
 

Recently uploaded

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

3324614.ppt

  • 1. SIATEMPENDIDIKAN NASIONAL Oleh: Azizah Choirunnisa (20100720024) Eka Kurniawati (20100720078) Rini Nurul Islami (20100720020) Tia FH (20100720088) Umi Hanisa (20100720016) Wahyu Prastiyani (20100720022)
  • 2. Sistem pendidikan nasional setiap bangsa berdasarkan pada dan dijiwai oleh kebudayaan masing-masing bangsa yang sarat dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang melalui sejarah.
  • 3. Sistem pendidikan nasional Indonesia disusun belandaskan pada kebudayaan bangsa Indonesia, Pancasila, dan UUD 1945 sebagai kristalisasi nilai-nilai hidup bangsa Indonesia.
  • 4. • Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan Indonesia dan berdasar kepada pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. • Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. (Sisdiknas No. 20 Th. 2003)
  • 5. Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dilaksanakan melalui bentuk-bentuk kelembagaan beserta program-programnya.
  • 6. 1. Kelembagaan Pendidikan a. Jalur Pendidikan  Jalur Pendidikan Sekolah,  Jalur Pendidikan Luar Sekolah. b. Jenjang Pendidikan  Jenjang Pendidikan Dasar  Jenjang Pendidikan Menengah  Jenjang Pendidikan Tinggi
  • 7. Program Pendidikan Nasional a. Jenis Program Pendidikan Nasional  Pendidikan Umum,  Pendidikan Kejuruan,  Pendidikan Luar Biasa,  Pendidikan Kedinasan,  Pendidikan Keagamaan.
  • 8. b. Kurikulum Program Pendidikan Dalam hubungan dengan pembangunan nasional, kurikulum pendidikan nasional mengisi upaya pembentukan SDM untuk pembangunan. Dalam kaitan ini, kurikulum mengandung dua aspek (UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 36 Ayat 1 dan 2), yaitu:  aspek kesatuan nasional  aspek lokal 1) Kurikulum Nasional Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 36 Ayat 3 menyatakan bahwa kurikulum disusun dengan memperhatikan: • peningkatan iman dan takwa; • peningkatan akhlak mulia; • peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; • keragaman potensi daerah dan lingkungan; • tuntutan pembangunan daerah dan nasional; • tuntutan dunia kerja; • perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; • agama; • dinamika perkembangan global; dan • persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
  • 9. Kurikulum menjembatani tujuan pendidikan nasional dengan tujuan satuan pendidikan yang dapat dilakukan dengan praktek belajar riil di lapangan/sekolah. Dalam hubungan ini Soedijarto (Soedijarto, 1991: 145) merinci kurikulum atas lima tingkata, yaitu: • Tujuan institusional, yang menggambarkan berbagai kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik dari suatu satuan pendidikan. • Kerangka materi yang memberikan gambaran tentang bidang-bidang pelajaran yang perlu dipelajari peserta didik untuk menguasai serangkaian kemampuan yang disebut struktur program kurikulum. • Garis besar materi dari suatu bidang pelajaran yang telah dipilih, biasa disebut GBPP atau silabi. • Panduan dan buku-buku pelajaran yang disusun untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran. • Bentuk dan jenis kegiatan pembelajaran yang dialami oleh peserta didik, yaitu strategi mengajar.
  • 10. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 Ayat 1 menyebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: • pendidikan agama; • pendidikan kewarganegaraan; • bahasa; • matematika; • ilmu pengetahuan alam; • ilmu pengetahuan sosial; • seni dan budaya; • pendidikan jasmani dan olahraga; • keterampilan/kejuruan; dan • muatan lokal. Ayat 2 menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat: • pendidikan agama; • pendidikan kewarganegaraan; dan • bahasa.
  • 11. Ciri-ciri kurikulum nasional 1. Diberlakukan sama pada setiap macam satuan pendidikan di seluruh Indonesia. 2. Ditetapkan oleh pemerintah. 3. Tujuannya untuk menggalang kesatuan nasional dan pengendalalian mutu pendidikan secara nasional.
  • 12. 2) Kurikulum Muatan Lokal a) Latar belakang Kenyataan menunjukkan bahwa setiap daerah Indonesia memiliki ciri khas mengenai adat istiadat, tata cara dan tata krama pergaulan, kesenian, bahasa (lisan maupun tulisan), kerajinan, dan nilai-nilai kehidupannya masing-masing. Oleh karena itu, keanekaragaman ciri khas daerah perlu dilestarikan dan dikembangkan melalui upaya pendidikan yang nantinya akan memelihara jalinan antara sekolah dengan lingkungannya. Dan dalam pengembangan kurikulum sekolah, daerah perlu dilibatkan, agar sekolah berkesempatan menyusun program muatan lokal yang sesuai untuk lingkungannya. Kesungguhan pemerintah dalam merealisasikan pemikiran mengenai muatan lokal tersebut, yang dimulai pada sekolah dasar, diwujudkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0412/U/1987 Tanggal 11 Juli 1987 tentang Penerapan Muatan Lokal Sekolah Dasar. Kemudian disusul dengan penjabaran pelaksanaanya dalam keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No. 173/C/Kep/87 Tanggal 7 Oktober 1987.
  • 13. b) Pengertian muatan lokal Muatan lokal yaitu program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah. Isi dan media penyampaian muatan lokal diambil dari dan menggunakan sumber lingkungan yang dekat dengan kehidupan peserta didik. c) Tujuan muatan lokal Dalam hubungannya dengan kepentingan nasional, muatan lokal dapat: • Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah. • Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan ke arah yang positif. Dari sudut kepentingan peserta didik, muatan lokal dapat: • Mengakrabkan dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungannya sehingga mereka tidak asing dengan lingkungannya. • Menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari untuk memecahkan masalah yang ditemukan di lingkungan sekitarnya. • Memanfaatkan sumber belajar yang kaya yang terdapat di lingkungannya. • Mempermudah peserta didik menyerap materi pelajaran.
  • 14. Faktor Penghambat Pelaksanaan Muatan Lokal 1. Sifat dari pelajaran Muatan Lokal itu sendiri sebagian besar memberi tekanan pada pembinaan tingkah laku afektif dan psikomotor. 2. Dilihat dari segi ketenagaan, pelaksanaan Muatan Lokal memerlukan pengorganisasian secara khusus karena melibatkan pihak-pihak lainselain sekolah. Untuk itu mungkin team teaching sebagai suatu alternatif dapat dipikirkan pengembangannya. Di samping cara-cara mengajar yang rutin oleh guru kelas, harus ada kerjasama yang terpadu antara pembina, pelaksana lapangan, dan nara sumber. Padahal penggunaan team teaching belum memasyarakat di dalam tradisi pelajaran di sekolah. 3. Dilihat dari proses belajar mengajar, masih banyak guru-guru yang belum akrab dengan pendekatan keterampilan proses dan CBSA sehingga menghambat kelancaran implementasi Muatan Lokal. 4. Sistem ujian akhir dan ijazah yang diselenggarakan di sekolah-sekolah umumnya menciptakan iklim pengajaran yang memberikan tekanan lebih pada mata pelajaran akademik sehingga akan berdampak negatif pada pelaksanaan Muatan Lokal. 5. Penunjang pelaksanaan Muatan Lokal kebanyakan tidak dimiliki sekolah, dan mungkin juga tidak tersedia di masyarakat.
  • 15. Faktor Penunjang Pelaksanaan Muatan Lokal 1. Adanya keinginan dari kebanyakan peserta didik untuk cepat memperoleh bekal kerja apapun yang membawa hasil. 2. Materi Muatan Lokal yang dapat dijadikan sasaran belajar cukup banyak tersedia, baik macamnya maupun penyebarannya di semua daerah, sehingga penentu daerah perintis tidak sulit. 3. Adanya materi Muatan Lokal yang sudah tercantum sebagai materi kurikulum dan sudah dilaksanakan secara rutin, hanya tinggal pembenahan efektifitas yang perlu ditingkatkan (misalnya pelajaran bahasa daerah). 4. Media massa khususnya TV sudah tidak sulit untuk dimanfaatkan guna penyebaran informasi berupa contoh-contoh model pelaksanaan Muatan Lokal yang berhasil, dengan demikian ide tentang Muatan Lokal lebih cepat memasyarakat.
  • 16. B. Upaya Pembangunan Pendidikan Nasional 1. Jenis Upaya Pembaruan Pendidikan a. Pembaruan Landasa Yuridis b. Pembaruan Kurikulum c. Pembaruan Pola Masa Studi d. Pembaruan Tenaga Kependidikan
  • 17. 2. Dasar dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional UUD 1945 sebagai landasan yuridis merupakan hokum tertinggi dari organisasi kenegaraan yang memuat garis besar, dasar, dan tujuan Negara. Sifatnya lestari, dalam arti menjadi petunjuk untuk hidup bangsa dalam jangka waktu relati panjang dan bahkan jika memungkinkan selama Negara berdiri. Dasar dan aspek legal pembangunan pendidikan nasional berupa ketentuan-ketentuan yuridis yang menjadi dasar, acuan, serta mengatur penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, seperti Pancasila, UUD 1945, peraturan pemerintah, dan lain-lain. Pancasila seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 merupakan kepribadian, tujuan, dan pandangan hidup bangsa. Oleh karena itu, sistem pendidikan nasional yang mempunyai misi mencerdaskan kehidupan bangsa agar tercipta kesejahteraan umum, dan dapat ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945, berlandaskan Pancasila dan berdasar pada UUD 1945.
  • 18. Pendidikan nasional Indonesia memiliki cirri khas sehingga berbeda dengan sistem pendidikan nasional bangsa lain. Kekhasan ciri sistem pendidikan nasional Indonesia tersebut tampak pada landasan, dasar penyelenggaraan, dan perkembangannya. Landasan dan dasarnya menjiwai sistem pendidikan. Sedangkan pola penyelenggaraan dan perkembangannya member warna atau corak. Penyelenggaraan terwujud pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Karena pendidikan berfungsi menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan, sedangkan pembangunan sendiri mengalami perkembangan maka system pendidikan nasional juga selalu dikembangkan. Pengembangan system pendidikan nasional pasti berdasar pada aspek legal.