SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB I 
PENDAHULUAN 
1. Latar Belakang 
Pendidikan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang 
didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan 
keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang 
berlangsung sepanjang hayat dari generasi ke generasi. Pendidikan 
sebagai gejala manusiawi dan sekaligus usaha sadar, didalamnya 
tidak lepas dari keterbatasan-keterbatasan yang dapat melekat pada 
peserta didik, pendidik, interaksi pendidik, serta pada lingkungan dan 
sarana pendidikan. 
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan teknologi, terutama 
teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan 
tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada bidang Norma 
kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang 
kurang berpendidikan dan kurang terampil, terkikisnya budaya lokal 
karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta menurunnya 
norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga 
rawan terhadap timbulnya gejolak sosial. Adanya pasar bebas, 
kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan teknologi, 
menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa. Ukuran 
kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau 
sumber daya alam ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan 
kepercayaan. 
Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan 
hidup (Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, 
dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga 
selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak 
pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya 
telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah 
maupun yang bersifat informal yang akan membuatnya menjadi 
masyarakat berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat (Long Life 
Education). pendidikan secara formal maupun informal harus 
memiliki landasan-landasan pendidikan agar pendidikan tersebut 
sejalan dengan tujuan yang ada pada pancasila dan UUD 1945. 
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis selalu bertolak dari 
sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas 
tertentu.Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan 
khususnya di negara kita Indonesia,agar pendidikan yang sedang 
berlangsung dinegara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang 
sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama.Untuk 
Landasan-Landasan Pendidikan 1
negara kita diperlukan landasan pendidikan berupa landasan 
hukum,landasan filsafat,landasan sejarah,landasan sosial 
budaya,landasan psikologi,dan landasan ekonomi. Selain landasan 
pendidikan adapun beberapa asas pendidikan sebagai pokok 
pelaksanaan pendidikan, antara lain; asas tut wuri handayani, asas 
belajar sepanjang hayat, asas demokrasi, dan asas kegunaan dan 
manfaat. 
2. Rumusan Masalah 
a) Apakah yang dimaksud dengan landasan pendidikan? 
b) Apa saja macam-macam landasan pendidikan? 
c) Apakah yang dimaksud dengan asas-asas pendidikan? 
d) Apakah yang dimaksud pendidikan seumur hidup? 
3. Tujuan makalah 
a) untuk mengetahui pengertian landasan pendidikan. 
b) untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan. 
c) untuk mengetahui pengertian asas-asas pendidikan. 
d) untuk mengetahui macam-macam asas pendidikan. 
e) untuk menggambarkan pendidikan seumur hidup. 
4. Manfaat makalah 
untuk mengetahui guna menambah wawasan kita tentang 
pendidikan dan landasan-landasan pendidikan di Indonesia 
dan asas-asas pendidikan yang digunakan di Indonesia agar 
kita dapat melaksanakan landasan pendidikan berdasarkan 
kepada pancasila dan UUD 1945. 
Landasan-Landasan Pendidikan 2
BAB II 
PEMBAHASAN 
1. Landasan Pendidikan 
Pendidikan dapat berjalan dengan bagus apabila ditegakkan 
dengan beberapa landasan dan asas-asas pendidikan. Landasan dan 
asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar 
utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa 
tertentu 
Fungsi Landasan Pendidikan dalam tenaga kependidikan tidak 
tertuju kepada pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai 
pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau program pendidikan, melainkan 
tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan 
dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang 
harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara 
pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya. 
Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh 
seseorang tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan 
konseptual dalam rangka praktek pendidikan atau studi pendidikan yang 
dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah 
sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan atau studi 
pendidikan. 
Landasan pendidikan dapat diibaratkan seperti, kita 
membangun sebuah bangunan katakanlah rumah, yang diperhatikan 
pertama-tama adalah Pondasinya. 
Apabila pondasinya kuat dan bagus maka akan sangat 
berpengaruh sekali terhadap kualitas rumah tadi. Begitu juga 
sebaliknya apabila pondasinya kurang bahkan tidak kuat bisa kita 
tebak bagaimana jadinya? Dalam perjalanan dunia pendidikan pun 
demikian, walaupun benda mati dapat dijadikan iktibar atau gambaran 
dalam pendidikan. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah 
landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang 
peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya 
landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk 
mnjemput masa depan. 
Landasan pendidikan merupakan norma dasar pendidikan 
yang bersifat imperatif; artinya mengikat dan mengharuskan semua 
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan untuk setia 
melaksanakan dan mengembangkan berdasarkan landasan pendidikan 
yang dianut. 
Landasan-Landasan Pendidikan 3
2. Macam-macam Landasan-Landasan Pendidikan 
a) Landasan filosofis 
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam 
filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, 
keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang 
kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal 
sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, 
Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme, dan Ekstensialisme. 
 Esensialisme 
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan 
pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial. 
 Perenialisme 
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan 
bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta 
kepada kebaikan universal. 
 Pragmatisme dan Progresifme 
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala 
sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini 
melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional. 
 Rekonstruksionisme 
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang 
menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor 
perubahan masyarakat. 
Landasan filosofis pendidikan menjadi arah kemana 
pendidikan itu akan dibawa, atau gambaran manusia yang bagaimana 
yang dicita-citakan. Jika pendidikan telah memiliki landasan filosofis, 
maka gambaran manusia yang dicita-citakan pun akan jelas, dan 
gambaran manusia yang demikian merupakan tujuan pendidikan. 
Pancasila sebagai pandangan dan cara hidup bangsa Indonesia, 
karena pancasila merupakan realitas sosial budaya dan tata nilai dasar 
masyarakat bangsa Indonesia. 
implikasi filsafat Pancasila dalam pendidikan. 
1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa 
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menyediakan program 
pendidikan agama sebagai mata pelajaran. melalui program ini 
sekolah membantu muridnya sesuai dengan ajaran agama yang 
dianutnya dan diyakininya. disamping itu sekolah juga 
mengembangkan sikap saling menghormati, kebebasan menjalankan 
ibadah diantara sesama siswa sesuai dengan agamanya serta tidak 
memaksakan sesuatu agama kepada orang lain. 
2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 
Sekolah bertanggungjawab menanamkan sikap ini kepada para 
muridnya, melalui kegiatan belajar-mengajar seperti: (a) sikap guru 
Landasan-Landasan Pendidikan 4
yang menghargai, adil, dan memperlakukan murid secara wajar dan 
manusiawi dengan memperhatikan kelebihan dan keterbatasan 
muridnya. (b) guru mengembangkan sikap afektif siswa sebagai salah 
satu aspek kepribadian melalui pembelajaran tertentu seperti 
pendidikan moral pancasila, agama, pelajaran yang berhubungan 
dengan hubungan internasional, serta kegiatan-kegiatan 
ekstrakurikuler. 
3) Persatuan Indonesia 
Sekolah perlu menanamkan rasa kebangsaan kepada para muridnya. 
Sila ini dapat dikembangkan melalui berbagai cara antara lain: 
- guru mengaitkan pelajaran dengan sikap rasa cinta terhadap 
persatuan. 
- menyadarkan murid akan kekayaan bangsa dengan perbedaan-perbedaan 
yang dimiliki. 
- aktif memperingati hari-hari besar bansa Indonesia melalui 
upacara bndera disekolah. 
4) Kemanusiaan Yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam 
Permusyawaratan/perwakilan. 
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di sekolah, guru 
hendaknya memberi kesempatan kepada para murid-murid untuk 
mengemukakan pendapat, misalnya dalam menetapkan peraturan dan 
disiplin sekolah, serta perencanaan kegiatan yang berhubungan 
dengan pelajaran disekolah. Disamping itu dalam kehidupan sekolah 
perlu dibiasakan sistem perwakilan didalam pengambilan keputusan 
tanpa menghilangkan hak individualitas masing-masing murid. 
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia 
Para peserta didik di sekolah ditanamkan sikap keadilan, sikap 
kebersamaandalam melakukan berbagai kegiatan untuk kepentingan 
bersama pula dalam kehidupan/aktivitas kelompok. 
b) Landasan Sosial Budaya 
Sebagai salah satu institusi pendidikan, sekolah juga 
merupakan institusi sosial karena sekolah merupakan masyarakat 
kecil diantara soSial lainnya. Sekolah sebagai masyarakat kecil juga 
mempunyai kebudayaan (kultural) tertentu yang akan melahirkan 
suasana/iklim sosial yang mempengaruhi proses belajar-mengajar. 
Program-program pendidikan sekolah akan mencerminkan 
kehidupan dan kondisi-kondisi suatu masyarakat sosial yang tidak 
dapat dipisahkan dari kekuatan-kekuatan sosial budaya 
Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa, dan rasa manusia 
berupa norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan dan tingkah laku yang 
dipelajari dan dimiliki oleh semua individu anggota masyarakat 
tertentu. 
Landasan-Landasan Pendidikan 5
lembaga pendidikan dibentuk atau didirikan oleh dan untuk 
kepentingan masyarakat, khususnya untuk mendidik anak-anak warga 
masyarakat. Mereka memberi kepercayaan kepada para guru untuk 
mendidik anak-anak melengkapi pendidikan yang telah terlaksana 
dalam keluarga. 
c) Landasan Hukum/konstitusional 
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari 
atau titik tolak.Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai 
aturan baku yang patut ditaati. Aturan baku yang sudah disahkan oleh 
pemerintah ini , bila dilanggar akan mendapatkan sanksi sesuai 
dengan aturan yang berlaku pula. Landasan hukum dapat diartikan 
peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam 
melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan 
pendidikan. 
 Pendidikan menurut Undang-Undang 1945 
Undang – Undang Dasar 1945 adalah merupakan hukum tertinggi 
di Indonesia. Pasal – pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam 
Undang – Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal 31 dan Pasal 
32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan yang satu 
menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : Tiap – 
tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 pasal 
ini berbunyi : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu 
sistem pengajar Pasal 32 pada Undang – Undang Dasar berbunyi : 
Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia yang diatur 
dengan Undang – Undang. 
Adapun ketentuan-ketentuan hokum yang bersifat yuridis formal 
tentang sistem pendidikan nasional berkenaan dengan dasar dan 
tujuan pendidikan dapat kita cermati pada ketetapan dibawah ini: 
I. Undang-Undang Dasar 1945 Bab XIII: Tentang Pendidikan 
Pasal 31: 
1. Tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. 
2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem 
pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. 
Landasan-Landasan Pendidikan 6
Artinya: Pemerintah memberikan perlindungan terhadap hak asasi 
manusia bagi tiap warga negara. Pendidikan harus diselenggarakan 
untuk seluruh lapisan masyarakat yang dikendalikan dan diawasi 
pemerintah. Untuk itu pemerintah berkewajiban menetapkan undang-undang 
tentang pokok-pokok pendidikan. penyelenggaraan 
pendidikan harus bertolak dari dan untuk masyarakat, masyarakat, 
nasional, dan kebudayaan bangsa sendiri. 
Pasal 32: Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia. 
Artinya: penyelenggaraan pendidikan harus bertolak dari dan untuk 
memajukan kebudayaan nasional atau kebudayaan bangsa sendiri. Hal 
itu lebih memperjelas bahwa pendidikan berakar dari kebudayaan 
yang harus dipertahankan dan dikembangkan melalui proses 
pendidikan. dengan dmikian pendidikan berfungsi untuk mewariskan 
kebudayaan kepada generasi berikutnya, tenaga kependidikan/guru 
sebagai pengelola proses pendidikan dan pengajaran merupakan 
ujung tombak yang bertanggungjawab melestarikan kebudayaan 
tersebut. 
II. Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah (No. 12 
Tahun 1945) dan Dasar-Dasar dan Tujuan pengajaran di sekolah 
(No. 4 Tahun 1950). 
Bab II pasal 3: 
menyatakan bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran adalah 
membentuk manusia susila dan warga Negara yang demokratis serta 
bertanggungjawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. 
Bab II pasal 4: 
menyatakan bahwa dasar-dasar pendidikan dan pengajaran adalah 
berdasarkan atas asas-asas yang termasuk dalam pancasila, Undang- 
Undang Dasar, dan atas kebudayaan bangsa Indonesia. 
III. TAP MPRS No. XXVII Tahun 1966 Bab II pasal 3 
Tentang dasar pendidikan: Dasar pendidikan falsafah Negara 
Pancasila. 
Tentang tujuan pendidikan: Membentuk manusia pancasila sejati 
berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh 
pembukaan dan isi UUD 1945. 
Landasan-Landasan Pendidikan 7
IV. TAP MPRS No. IV Tahun 1978: 
Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan ketaqwaan terhadap 
Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi 
pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat 
kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia 
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama 
bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. 
V. TAP MPR No. II Tahun 1988 
pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia 
Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan 
Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, 
bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan 
terampil serta sehat jasmani dan rohani. 
VI. UU RI No.2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 
Bab 2 tentang Dasar, Fungsi, dan Tujuan. 
Pasal 2: 
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 
Pasal 3: 
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan 
serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia 
dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. 
Pasal 4: 
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan 
mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan 
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur pekerti, 
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mantap dan mandiri 
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 
d) Landasan Psikologis 
Pemahaman peserta didik merupakan kunci keberhasilan 
pendidikan. Oleh karena itu hasil kajian dan penemuan psikologis 
sangat diperlukan penerapannya dalam pendidikan terutama yang 
berkaitan dengan: 
a. Perbedaan individual 
b. Kurikulum perlu disusun berdasarkan pengalaman belajar anak. 
Landasan-Landasan Pendidikan 8
c. Guru perlu memahami perkembangan kepribadian anak. 
d. Pendidikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. 
e. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat membantu peserta 
didik untuk mengembangkan potensi, kecerdasan, emosi, dan 
keterampilan dalam pendidikan. 
e) Landasan Ilmiah dan Teknologi 
Landasan ilmiah dan teknologi pendidikan mengandung 
makna norma dasar yang bersumber dari perkembangan ilmu 
pengetahuan dan teknologi yang mengikat dan mengharuskan 
pelaksana pendidikan untuk menerapkannya dalam usaha pendidikan. 
Norma dasarnya yang bersumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi 
itu harus mengandung ciri-ciri keilmuan yang hakiki. 
 Ontologis, yakni adanya objek penalaran yang mencakup seluruh 
aspek kehidupan yang dapat diamati dan diuji. 
 Epistomologis, yakni adanya cara untuk menelaah objek tersebut 
dengan metode ilmiah, dan 
 Aksiologis, yakni adanya nilai kegunaan bagi kepentingan dan 
kesejahteraan lahir batin. 
Bagi pendidikan di Indonesia yang menjadi objek penalaran 
seluruh aspek kehidupan diklasifikasikan ke dalam bidang ideologi, 
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta 
agama. Yang dalam pengembangannya senantiasa harus dipedomi 
nilai- nilai Pancasila. 
Demikian pula cara telaah objek penalaran aspek kehidupan 
tersebut selain memperhatikan segi ilmiahnya tidak boleh 
bertentangan dengan nilai- nilai Pancasila. 
Nilai kegunaan ilmu pengetahuan dan teknologi hendaknya 
terkait dengan peningkatan kesejahteraan lahir batin, kemajuan 
peradaban, serta ketangguhan dan daya saing sebagai bangsa, serta 
tidak bertentangan dengan nilai agama dan budaya bangsa. 
Manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi yang melandasi 
pendidikan harus mampu (1) memberikan kesejahteraan lahir dan 
batin setinggi-tingginya, (2) mendorong pemanfaatan pengembangan 
sesuai tuntutan zaman, (3) menjamin penggunaannya secara 
bertanggung jawab, (4) memberi dukungan nilai- nilai agama dan nilai 
luhur budaya bangsa, (5) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (6) 
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas sumber daya 
manusia. 
3. Asas pendidikan 
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi 
dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun 
pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas 
pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan 
pendidikan itu. Asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas 
Belajar Sepanjang Hayat, dan asas demokrasi, dan asas kegunaan dan 
manfaat. 
Landasan-Landasan Pendidikan 9
4. Macam-macam Asas-Asas Pendidikan 
a. asas Tut Wuri Handayani 
Makna Tut Wuri Handayani adalah: 
- Tut Wuri : Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh 
perhatian berdasarkan cinta kasih tanpa pamrih. 
- Handayani : mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, 
membimbing, memotivasi agar sang anak mengembangkan pribadi 
masing-masing melalui disiplin pribadi. 
Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara ini 
kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan 
menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung 
Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso. Kini ketiga semboyan 
tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu: 
 Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh) 
 Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan 
dan semangat) 
 Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan). 
Dalam asas ini, guru tidak diperkenankan memaksa anak untuk 
belajar sesuatu yang tidak disukai dan diinginkannya. meskipun 
menurut guru, sesuatu itu perlu dipelajari oleh anak didik, guru harus 
mengetahui penyebab kenapa anak tidak suka atau tidak ingin 
mempelajarinya.ketidaksiapan anak mempelajari sesuatu boleh saja 
menjadi penyebabnya, maka guru perlu menunggu kesiapan 
(kematangan) anak. 
b. Asas Belajar Sepanjang Hayat 
Asas belajar sepanjang hayat bahwa pendidikan merupakan proses 
budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, 
dilaksanakan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pada 
hakekatnya pendidikan seumur hidup menurut John Dewey tidak 
dapat dipisahkan dari belajar seumur hidup. 
Landasan-Landasan Pendidikan 10
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut 
pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long 
education). 
Belajar tidak mengenal batas usia manusia, istilah tamat belajar 
hanya dikenal dalam jenjang pendidikan/belajar tertentu. para guru 
hendaknya selalu berpikir dan bertanya pada dirinya sendiriapakah 
perlakuan belajar yang dilakukannya, pelajaran yang diberikannya 
kepada anak didik mendukung dalam menghadapi pelajaran/ 
masalah/tantangan pada masa-masa yang akan dating sesuai dengan 
proses perkembangan dan perjalanan hidup anak didiknya. 
c. Asas Demokrasi 
Dalam asas ini, pendidikan sebagai hak setiap anak didik 
memperoleh kesempatan untuk mendapat pelayanan pendidikan. 
setiap anak memiliki karakteristik dan latar belakang kehidupan yang 
satu dengan yang lain adalah berbeda, ada anak yang berasal dari 
kalangan keluarga miskin, kaya, pintar, bodoh dan lain sebagainya. 
pemerintah telah melakukan program wajib belajar Sembilan tahun, 
hal ini merupakan wujud atau realisasi dari asas pendidikan yang 
sifatnya horizontal. sedangkan hak warga untuk mendapatkan 
pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan kapasitas pribadi anak 
merupakan wujud dari asas pendidikan yang sifatnya vertical. 
d. Asas Kegunaan dan Manfaat 
Para guru harus memahami dan menyadari bahwa semua 
perlakuan pendidikan dan pembelajaran kepada para peserta didik 
haruslah memiliki daya guna dan manfaat bagi perkembangan pribadi 
anak. Apapun program pendidikan yang dilaksanakan setiap sekolah 
harus membantu perkembangan sikap maupun mental didik. seperti; 
melaksakan kegiatan ekstrakurikuler, perlakuan tata tertib/disiplin. 
Landasan-Landasan Pendidikan 11
5. Pendidikan Seumur Hidup (Long Life Education) 
Pendidikan Seumur Hidup “long life education” adalah makna 
yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta 
komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku 
dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita. 
Menurut Carl Rogers, pendidikan bukanlah proses pembentukan 
(process of being shaped) tetapi sesuatu proses menjadi (process of 
becoming) yaitu proses menjadi manusia yang berpribadi dan 
berkarakter. Long Life education cenderung melihat pendidikan 
sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai 
perwujudan manusia secara penuh yang berjalan terus menerus 
seolah-olah tidak ada batasannya sampai meninggal. 
Pendidikan seumur hidup ini bersifat holistik, sedangkan 
pengajaran bersifat spesialistik, terutama pengajaran yang terpilih dan 
terinferensikan dalam berbagai bentuk kelembagaan belajar. Holistik 
memiliki arti lebih mengarah kepada pengutuhan atau 
penyempurnaan. Karena manusia selalu berusaha untuk mencapai 
titik kesempurnaan dalam segala hal. 
Hubungan antara manusia dan pendidikan sangatlah erat. Setiap 
orang dikenai dan terpanggil untuk melaksanakan pendidikan. Anak-anak 
menerima pendidikan dari orang tuanya dan jika mereka telah 
dewasa dan berkeluarga maka, mereka pun akan mendidik anak-anaknya. 
Pada dasarnya realisasi pendidikan di Indonesia melalui 
beberapa jalur diantaranya, pendidikan melalui jalur keluarga yang 
disebut pendidikan informal dan pendidikan yang dilaksanakan oleh 
para pendidik melalui jalur lembaga pendidkan yang disebut 
pendidikan formal. 
Pendidikan membuat manusia lebih sempurna (berkualitas) atau 
lebih utuh dalam meningkatkan dan membangun hidupnya dari taraf 
kehidupan alamiah ke taraf kehidupan berbudaya. Ada semboyan 
yang terkenal “Makin tinggi kualitas SDM makin besar jaminan 
bahwa pembangunan akan berhasil”. Semakin banyak pendidikan 
yang diperoleh seseorang, semakin berbudaya orang itu. Budaya 
Landasan-Landasan Pendidikan 12
adalah segala hasil pikiran , kemauan dan karya manusia baik secara 
individual maupun kelompok yang berguna bagi peningkatan kualitas 
hidup manusia. Semakin tinggi budaya suatu bangsa berarti semakin 
tinggi pendidikannya.Semakin tinggi budaya suatu bangsa berarti 
semakin tinggi harkat kemanusiaannya. 
Dalam agama sering kita dengar kalimat ”Tuntutlah ilmu dari 
ayunan sampai ke liang lahat”. Belajar merupakan tugas semua 
manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin semua mempunyai tugas 
tersebut. Kita belajar mengetahui apapun yang ada di dunia ini untuk 
kemajuan individu atau universal. Belajar memberi, belajar 
menerima, belajar bersabar, belajar menghargai, belajar menghormati 
dan belajar semua hal. Belajar adalah belajar sendiri (self directed), 
sebab yang tahu manfaat dan seberapa jauh dia mencapai 
keberhasilannya belajarnya adalah dirinya sendiri. Hanya dirinya 
sendirilah yang menggerakan perubahan ke arah mana yang ia 
inginkan dan harapkan. Ini berarti bahwa manusia tidak dapat begitu 
saja dibentuk dan diubah oleh orang lain menurut kehendaknya baik 
melalui pengendalian, pengontrolan manipulasi, dan hukuman. 
Belajar harus mampu membuat manusia menggunakan informasi 
yang telah dimiliki sebagai dasar untuk pengembaraannya sendiri 
dalam rangka pengembangan yang lebih jauh. 
Pendidikan merupakan mekanisme yang memberikan peluang 
bagi setiap orang untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi 
melalui pembelajaran seumur hidup. Kemunculan paradigma 
pendidikan dipicu oleh arus besar modernisasi yang menghendaki 
terciptanya demokratisasi dalam segala dimensi kehidupan manusia, 
termasuk di bidang pendidikan. Mau tak mau pendidikan harus 
dikelola secara desentralisasi dengan memberikan tempat seluas-luasnya 
bagi partisipasi masyarakat. Partisipasi pada konteks ini 
berupa kerjasama antara warga dengan pemerintah dalam 
merencanakan, melaksanakan, menjaga dan mengembangkan 
aktivitas pendidikan. 
Landasan-Landasan Pendidikan 13
BAB III 
PENUTUP 
Demikianlah landasan-landasan pendidikan sebagai dasar pijakan atau titik tolak 
praktek pendidikan atau studi pendidikan, memiliki kelebihan dan kelemahan. kelebihan 
utama landasan-landasan pendidikan adalah mampu mengarahkan pendidikan menjadi lebih 
baik dengan berpedoman pada pancasila dan menjadikan pendidikan menjadi hal yang utama 
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun kelemahan utama 
landasan-landasan pendidikan adalah bahwa masih adanya perilaku menyimpang bagi 
pelaksana pendidikan. misalnya, saat anak didik sulit menerima pengajaran dari seorang guru, 
guru menggunakan cara kekerasan pada anak didik dengan memukul. Cara guru 
memperlakukan anak didik akan berpengaruh pada mental anak, sehingga mental anak 
menjadi penakut. Dikaitkan dengan penjelasan diatas, menurut kami landasan-landasan 
pendidikan sangat penting untuk mewujudkan pendidikan agar lebih maju dan baik. 
KESIMPULAN DAN SARAN 
Kesimpulan 
Landasan-Landasan Pendidikan 14
DAFTAR PUSTAKA 
Prof. Dr. Nasution, M.A.1993. Pengembangan kurikulum. Bandung: PT Citra Aditya Bakti 
Acmadi, Asmoro. 1994. Filsafat umum. Semarang: PT Raja Grafindo Persada. 
Saputra, hendra. 2007. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Balatin Pratama. 
Meilanie,Sri Martini.2009.Pengantar Ilmu Pendidikan.Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. 
http://www.indonesia-admin.blogspot.com/.../konsep-pendidikan-seumur- hidup/ 
www.kompas.com 
http://www. pendidikanuntuksemua.wordpress.com/.../pendidikan-seumur-hidup/ 
http://imadiklus.com/merubah-konsep-pandangan-pendidikan-non-formal 
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. 
Hartoto.2008. landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapannya. [serial on line]. 
http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/12/bab-iii- landasan-dan-asas-asas-pendidikan-serta- 
penerapannya.[07 Oktober 2010] 
Munir Yusuf.2010. Beberapa Landasan Pendidikan.[serial on line]. 
http://www.muniryusuf.com/beberapa-landasan-pendidikan-2.html.[07 Oktober 2010]. 
Sucipto.2010.Landasan dan Asas-Asas Pendidikan.[serial on line]. 
http://sucipto.guru.fkip.uns.ac.id/2010/01/06/landasan-dan-asas-asas-pendidikan.[07 Oktober 
2010]. 
Landasan-Landasan Pendidikan 15

More Related Content

What's hot

Pengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanPengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanFauzi Din
 
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanLandasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanDedi Yulianto
 
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...Yaser Lopekabausirah
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikanriswanda-pg
 
Landasan dan asas pendidikan
Landasan dan asas pendidikanLandasan dan asas pendidikan
Landasan dan asas pendidikanSiwi Danar
 
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...Rahma Siska Utari
 
Kumpulan landasan ilmu kel 8
Kumpulan landasan ilmu kel 8Kumpulan landasan ilmu kel 8
Kumpulan landasan ilmu kel 8IsnaWati12
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanRizki Lia Ismawati
 
Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"
Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"
Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"Sefti Rholanjiba
 
Pentingnya landasan pendidikan
Pentingnya landasan pendidikanPentingnya landasan pendidikan
Pentingnya landasan pendidikanmgganeswara86
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumBu Ila
 
Falsafah pendidikan barat
Falsafah pendidikan baratFalsafah pendidikan barat
Falsafah pendidikan baratsyafiq hussin
 
Pkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiPkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiAnang Sarbaini
 
Makalah konsep pendidikan secara umum
Makalah   konsep pendidikan secara umumMakalah   konsep pendidikan secara umum
Makalah konsep pendidikan secara umumAmriDhimasMaulana
 
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlamP kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlamAnang Sarbaini
 

What's hot (20)

Pengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanPengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikan
 
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanLandasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
 
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikan
 
Landasan dan asas pendidikan
Landasan dan asas pendidikanLandasan dan asas pendidikan
Landasan dan asas pendidikan
 
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
 
Pengantar Pengajian Profesional
Pengantar Pengajian ProfesionalPengantar Pengajian Profesional
Pengantar Pengajian Profesional
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikan
 
Kumpulan landasan ilmu kel 8
Kumpulan landasan ilmu kel 8Kumpulan landasan ilmu kel 8
Kumpulan landasan ilmu kel 8
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
 
Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"
Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"
Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"
 
Curriculum 1
Curriculum 1Curriculum 1
Curriculum 1
 
Pentingnya landasan pendidikan
Pentingnya landasan pendidikanPentingnya landasan pendidikan
Pentingnya landasan pendidikan
 
Pembelajaran Holistik
Pembelajaran HolistikPembelajaran Holistik
Pembelajaran Holistik
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
 
Pendidikan holistik
Pendidikan holistikPendidikan holistik
Pendidikan holistik
 
Falsafah pendidikan barat
Falsafah pendidikan baratFalsafah pendidikan barat
Falsafah pendidikan barat
 
Pkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiPkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilai
 
Makalah konsep pendidikan secara umum
Makalah   konsep pendidikan secara umumMakalah   konsep pendidikan secara umum
Makalah konsep pendidikan secara umum
 
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlamP kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
 

Similar to Pendidikan

Similar to Pendidikan (20)

Ppt kurikulum
Ppt kurikulumPpt kurikulum
Ppt kurikulum
 
Bakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.pBakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.p
 
Group 8 pp
Group 8 ppGroup 8 pp
Group 8 pp
 
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyaniBab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
 
landasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulumlandasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulum
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsep
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsep
 
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdf
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdfD1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdf
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdf
 
Landasan Filosofis (1).pptx
Landasan Filosofis (1).pptxLandasan Filosofis (1).pptx
Landasan Filosofis (1).pptx
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikan
 
Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8
 
Landasan kurikulum
Landasan kurikulumLandasan kurikulum
Landasan kurikulum
 
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdfPENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
 
Makalah karakter
Makalah karakterMakalah karakter
Makalah karakter
 
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan KurikulumPengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum
 
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban ManusiaHakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
 
Landasan filosofis
Landasan filosofisLandasan filosofis
Landasan filosofis
 
Komponen pendidikan
Komponen pendidikanKomponen pendidikan
Komponen pendidikan
 
Makalah karakter
Makalah karakterMakalah karakter
Makalah karakter
 

Recently uploaded

Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

Pendidikan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat dari generasi ke generasi. Pendidikan sebagai gejala manusiawi dan sekaligus usaha sadar, didalamnya tidak lepas dari keterbatasan-keterbatasan yang dapat melekat pada peserta didik, pendidik, interaksi pendidik, serta pada lingkungan dan sarana pendidikan. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada bidang Norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang terampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga rawan terhadap timbulnya gejolak sosial. Adanya pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa. Ukuran kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan. Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun yang bersifat informal yang akan membuatnya menjadi masyarakat berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat (Long Life Education). pendidikan secara formal maupun informal harus memiliki landasan-landasan pendidikan agar pendidikan tersebut sejalan dengan tujuan yang ada pada pancasila dan UUD 1945. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu.Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita Indonesia,agar pendidikan yang sedang berlangsung dinegara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama.Untuk Landasan-Landasan Pendidikan 1
  • 2. negara kita diperlukan landasan pendidikan berupa landasan hukum,landasan filsafat,landasan sejarah,landasan sosial budaya,landasan psikologi,dan landasan ekonomi. Selain landasan pendidikan adapun beberapa asas pendidikan sebagai pokok pelaksanaan pendidikan, antara lain; asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hayat, asas demokrasi, dan asas kegunaan dan manfaat. 2. Rumusan Masalah a) Apakah yang dimaksud dengan landasan pendidikan? b) Apa saja macam-macam landasan pendidikan? c) Apakah yang dimaksud dengan asas-asas pendidikan? d) Apakah yang dimaksud pendidikan seumur hidup? 3. Tujuan makalah a) untuk mengetahui pengertian landasan pendidikan. b) untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan. c) untuk mengetahui pengertian asas-asas pendidikan. d) untuk mengetahui macam-macam asas pendidikan. e) untuk menggambarkan pendidikan seumur hidup. 4. Manfaat makalah untuk mengetahui guna menambah wawasan kita tentang pendidikan dan landasan-landasan pendidikan di Indonesia dan asas-asas pendidikan yang digunakan di Indonesia agar kita dapat melaksanakan landasan pendidikan berdasarkan kepada pancasila dan UUD 1945. Landasan-Landasan Pendidikan 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 1. Landasan Pendidikan Pendidikan dapat berjalan dengan bagus apabila ditegakkan dengan beberapa landasan dan asas-asas pendidikan. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu Fungsi Landasan Pendidikan dalam tenaga kependidikan tidak tertuju kepada pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau program pendidikan, melainkan tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya. Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam rangka praktek pendidikan atau studi pendidikan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan atau studi pendidikan. Landasan pendidikan dapat diibaratkan seperti, kita membangun sebuah bangunan katakanlah rumah, yang diperhatikan pertama-tama adalah Pondasinya. Apabila pondasinya kuat dan bagus maka akan sangat berpengaruh sekali terhadap kualitas rumah tadi. Begitu juga sebaliknya apabila pondasinya kurang bahkan tidak kuat bisa kita tebak bagaimana jadinya? Dalam perjalanan dunia pendidikan pun demikian, walaupun benda mati dapat dijadikan iktibar atau gambaran dalam pendidikan. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan. Landasan pendidikan merupakan norma dasar pendidikan yang bersifat imperatif; artinya mengikat dan mengharuskan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan untuk setia melaksanakan dan mengembangkan berdasarkan landasan pendidikan yang dianut. Landasan-Landasan Pendidikan 3
  • 4. 2. Macam-macam Landasan-Landasan Pendidikan a) Landasan filosofis Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme, dan Ekstensialisme.  Esensialisme Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.  Perenialisme Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.  Pragmatisme dan Progresifme Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.  Rekonstruksionisme Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat. Landasan filosofis pendidikan menjadi arah kemana pendidikan itu akan dibawa, atau gambaran manusia yang bagaimana yang dicita-citakan. Jika pendidikan telah memiliki landasan filosofis, maka gambaran manusia yang dicita-citakan pun akan jelas, dan gambaran manusia yang demikian merupakan tujuan pendidikan. Pancasila sebagai pandangan dan cara hidup bangsa Indonesia, karena pancasila merupakan realitas sosial budaya dan tata nilai dasar masyarakat bangsa Indonesia. implikasi filsafat Pancasila dalam pendidikan. 1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menyediakan program pendidikan agama sebagai mata pelajaran. melalui program ini sekolah membantu muridnya sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dan diyakininya. disamping itu sekolah juga mengembangkan sikap saling menghormati, kebebasan menjalankan ibadah diantara sesama siswa sesuai dengan agamanya serta tidak memaksakan sesuatu agama kepada orang lain. 2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Sekolah bertanggungjawab menanamkan sikap ini kepada para muridnya, melalui kegiatan belajar-mengajar seperti: (a) sikap guru Landasan-Landasan Pendidikan 4
  • 5. yang menghargai, adil, dan memperlakukan murid secara wajar dan manusiawi dengan memperhatikan kelebihan dan keterbatasan muridnya. (b) guru mengembangkan sikap afektif siswa sebagai salah satu aspek kepribadian melalui pembelajaran tertentu seperti pendidikan moral pancasila, agama, pelajaran yang berhubungan dengan hubungan internasional, serta kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. 3) Persatuan Indonesia Sekolah perlu menanamkan rasa kebangsaan kepada para muridnya. Sila ini dapat dikembangkan melalui berbagai cara antara lain: - guru mengaitkan pelajaran dengan sikap rasa cinta terhadap persatuan. - menyadarkan murid akan kekayaan bangsa dengan perbedaan-perbedaan yang dimiliki. - aktif memperingati hari-hari besar bansa Indonesia melalui upacara bndera disekolah. 4) Kemanusiaan Yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/perwakilan. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di sekolah, guru hendaknya memberi kesempatan kepada para murid-murid untuk mengemukakan pendapat, misalnya dalam menetapkan peraturan dan disiplin sekolah, serta perencanaan kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran disekolah. Disamping itu dalam kehidupan sekolah perlu dibiasakan sistem perwakilan didalam pengambilan keputusan tanpa menghilangkan hak individualitas masing-masing murid. 5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Para peserta didik di sekolah ditanamkan sikap keadilan, sikap kebersamaandalam melakukan berbagai kegiatan untuk kepentingan bersama pula dalam kehidupan/aktivitas kelompok. b) Landasan Sosial Budaya Sebagai salah satu institusi pendidikan, sekolah juga merupakan institusi sosial karena sekolah merupakan masyarakat kecil diantara soSial lainnya. Sekolah sebagai masyarakat kecil juga mempunyai kebudayaan (kultural) tertentu yang akan melahirkan suasana/iklim sosial yang mempengaruhi proses belajar-mengajar. Program-program pendidikan sekolah akan mencerminkan kehidupan dan kondisi-kondisi suatu masyarakat sosial yang tidak dapat dipisahkan dari kekuatan-kekuatan sosial budaya Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa, dan rasa manusia berupa norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan dan tingkah laku yang dipelajari dan dimiliki oleh semua individu anggota masyarakat tertentu. Landasan-Landasan Pendidikan 5
  • 6. lembaga pendidikan dibentuk atau didirikan oleh dan untuk kepentingan masyarakat, khususnya untuk mendidik anak-anak warga masyarakat. Mereka memberi kepercayaan kepada para guru untuk mendidik anak-anak melengkapi pendidikan yang telah terlaksana dalam keluarga. c) Landasan Hukum/konstitusional Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati. Aturan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini , bila dilanggar akan mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan.  Pendidikan menurut Undang-Undang 1945 Undang – Undang Dasar 1945 adalah merupakan hukum tertinggi di Indonesia. Pasal – pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam Undang – Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal 31 dan Pasal 32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan yang satu menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : Tiap – tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini berbunyi : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajar Pasal 32 pada Undang – Undang Dasar berbunyi : Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia yang diatur dengan Undang – Undang. Adapun ketentuan-ketentuan hokum yang bersifat yuridis formal tentang sistem pendidikan nasional berkenaan dengan dasar dan tujuan pendidikan dapat kita cermati pada ketetapan dibawah ini: I. Undang-Undang Dasar 1945 Bab XIII: Tentang Pendidikan Pasal 31: 1. Tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. 2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Landasan-Landasan Pendidikan 6
  • 7. Artinya: Pemerintah memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia bagi tiap warga negara. Pendidikan harus diselenggarakan untuk seluruh lapisan masyarakat yang dikendalikan dan diawasi pemerintah. Untuk itu pemerintah berkewajiban menetapkan undang-undang tentang pokok-pokok pendidikan. penyelenggaraan pendidikan harus bertolak dari dan untuk masyarakat, masyarakat, nasional, dan kebudayaan bangsa sendiri. Pasal 32: Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Artinya: penyelenggaraan pendidikan harus bertolak dari dan untuk memajukan kebudayaan nasional atau kebudayaan bangsa sendiri. Hal itu lebih memperjelas bahwa pendidikan berakar dari kebudayaan yang harus dipertahankan dan dikembangkan melalui proses pendidikan. dengan dmikian pendidikan berfungsi untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi berikutnya, tenaga kependidikan/guru sebagai pengelola proses pendidikan dan pengajaran merupakan ujung tombak yang bertanggungjawab melestarikan kebudayaan tersebut. II. Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah (No. 12 Tahun 1945) dan Dasar-Dasar dan Tujuan pengajaran di sekolah (No. 4 Tahun 1950). Bab II pasal 3: menyatakan bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran adalah membentuk manusia susila dan warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Bab II pasal 4: menyatakan bahwa dasar-dasar pendidikan dan pengajaran adalah berdasarkan atas asas-asas yang termasuk dalam pancasila, Undang- Undang Dasar, dan atas kebudayaan bangsa Indonesia. III. TAP MPRS No. XXVII Tahun 1966 Bab II pasal 3 Tentang dasar pendidikan: Dasar pendidikan falsafah Negara Pancasila. Tentang tujuan pendidikan: Membentuk manusia pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan dan isi UUD 1945. Landasan-Landasan Pendidikan 7
  • 8. IV. TAP MPRS No. IV Tahun 1978: Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. V. TAP MPR No. II Tahun 1988 pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. VI. UU RI No.2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bab 2 tentang Dasar, Fungsi, dan Tujuan. Pasal 2: Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pasal 3: Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Pasal 4: Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur pekerti, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. d) Landasan Psikologis Pemahaman peserta didik merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam pendidikan terutama yang berkaitan dengan: a. Perbedaan individual b. Kurikulum perlu disusun berdasarkan pengalaman belajar anak. Landasan-Landasan Pendidikan 8
  • 9. c. Guru perlu memahami perkembangan kepribadian anak. d. Pendidikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. e. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi, kecerdasan, emosi, dan keterampilan dalam pendidikan. e) Landasan Ilmiah dan Teknologi Landasan ilmiah dan teknologi pendidikan mengandung makna norma dasar yang bersumber dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengikat dan mengharuskan pelaksana pendidikan untuk menerapkannya dalam usaha pendidikan. Norma dasarnya yang bersumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus mengandung ciri-ciri keilmuan yang hakiki.  Ontologis, yakni adanya objek penalaran yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diamati dan diuji.  Epistomologis, yakni adanya cara untuk menelaah objek tersebut dengan metode ilmiah, dan  Aksiologis, yakni adanya nilai kegunaan bagi kepentingan dan kesejahteraan lahir batin. Bagi pendidikan di Indonesia yang menjadi objek penalaran seluruh aspek kehidupan diklasifikasikan ke dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta agama. Yang dalam pengembangannya senantiasa harus dipedomi nilai- nilai Pancasila. Demikian pula cara telaah objek penalaran aspek kehidupan tersebut selain memperhatikan segi ilmiahnya tidak boleh bertentangan dengan nilai- nilai Pancasila. Nilai kegunaan ilmu pengetahuan dan teknologi hendaknya terkait dengan peningkatan kesejahteraan lahir batin, kemajuan peradaban, serta ketangguhan dan daya saing sebagai bangsa, serta tidak bertentangan dengan nilai agama dan budaya bangsa. Manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi yang melandasi pendidikan harus mampu (1) memberikan kesejahteraan lahir dan batin setinggi-tingginya, (2) mendorong pemanfaatan pengembangan sesuai tuntutan zaman, (3) menjamin penggunaannya secara bertanggung jawab, (4) memberi dukungan nilai- nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa, (5) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (6) meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas sumber daya manusia. 3. Asas pendidikan Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas demokrasi, dan asas kegunaan dan manfaat. Landasan-Landasan Pendidikan 9
  • 10. 4. Macam-macam Asas-Asas Pendidikan a. asas Tut Wuri Handayani Makna Tut Wuri Handayani adalah: - Tut Wuri : Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih tanpa pamrih. - Handayani : mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, membimbing, memotivasi agar sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:  Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)  Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)  Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan). Dalam asas ini, guru tidak diperkenankan memaksa anak untuk belajar sesuatu yang tidak disukai dan diinginkannya. meskipun menurut guru, sesuatu itu perlu dipelajari oleh anak didik, guru harus mengetahui penyebab kenapa anak tidak suka atau tidak ingin mempelajarinya.ketidaksiapan anak mempelajari sesuatu boleh saja menjadi penyebabnya, maka guru perlu menunggu kesiapan (kematangan) anak. b. Asas Belajar Sepanjang Hayat Asas belajar sepanjang hayat bahwa pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, dilaksanakan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pada hakekatnya pendidikan seumur hidup menurut John Dewey tidak dapat dipisahkan dari belajar seumur hidup. Landasan-Landasan Pendidikan 10
  • 11. Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Belajar tidak mengenal batas usia manusia, istilah tamat belajar hanya dikenal dalam jenjang pendidikan/belajar tertentu. para guru hendaknya selalu berpikir dan bertanya pada dirinya sendiriapakah perlakuan belajar yang dilakukannya, pelajaran yang diberikannya kepada anak didik mendukung dalam menghadapi pelajaran/ masalah/tantangan pada masa-masa yang akan dating sesuai dengan proses perkembangan dan perjalanan hidup anak didiknya. c. Asas Demokrasi Dalam asas ini, pendidikan sebagai hak setiap anak didik memperoleh kesempatan untuk mendapat pelayanan pendidikan. setiap anak memiliki karakteristik dan latar belakang kehidupan yang satu dengan yang lain adalah berbeda, ada anak yang berasal dari kalangan keluarga miskin, kaya, pintar, bodoh dan lain sebagainya. pemerintah telah melakukan program wajib belajar Sembilan tahun, hal ini merupakan wujud atau realisasi dari asas pendidikan yang sifatnya horizontal. sedangkan hak warga untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan kapasitas pribadi anak merupakan wujud dari asas pendidikan yang sifatnya vertical. d. Asas Kegunaan dan Manfaat Para guru harus memahami dan menyadari bahwa semua perlakuan pendidikan dan pembelajaran kepada para peserta didik haruslah memiliki daya guna dan manfaat bagi perkembangan pribadi anak. Apapun program pendidikan yang dilaksanakan setiap sekolah harus membantu perkembangan sikap maupun mental didik. seperti; melaksakan kegiatan ekstrakurikuler, perlakuan tata tertib/disiplin. Landasan-Landasan Pendidikan 11
  • 12. 5. Pendidikan Seumur Hidup (Long Life Education) Pendidikan Seumur Hidup “long life education” adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita. Menurut Carl Rogers, pendidikan bukanlah proses pembentukan (process of being shaped) tetapi sesuatu proses menjadi (process of becoming) yaitu proses menjadi manusia yang berpribadi dan berkarakter. Long Life education cenderung melihat pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia secara penuh yang berjalan terus menerus seolah-olah tidak ada batasannya sampai meninggal. Pendidikan seumur hidup ini bersifat holistik, sedangkan pengajaran bersifat spesialistik, terutama pengajaran yang terpilih dan terinferensikan dalam berbagai bentuk kelembagaan belajar. Holistik memiliki arti lebih mengarah kepada pengutuhan atau penyempurnaan. Karena manusia selalu berusaha untuk mencapai titik kesempurnaan dalam segala hal. Hubungan antara manusia dan pendidikan sangatlah erat. Setiap orang dikenai dan terpanggil untuk melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan jika mereka telah dewasa dan berkeluarga maka, mereka pun akan mendidik anak-anaknya. Pada dasarnya realisasi pendidikan di Indonesia melalui beberapa jalur diantaranya, pendidikan melalui jalur keluarga yang disebut pendidikan informal dan pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik melalui jalur lembaga pendidkan yang disebut pendidikan formal. Pendidikan membuat manusia lebih sempurna (berkualitas) atau lebih utuh dalam meningkatkan dan membangun hidupnya dari taraf kehidupan alamiah ke taraf kehidupan berbudaya. Ada semboyan yang terkenal “Makin tinggi kualitas SDM makin besar jaminan bahwa pembangunan akan berhasil”. Semakin banyak pendidikan yang diperoleh seseorang, semakin berbudaya orang itu. Budaya Landasan-Landasan Pendidikan 12
  • 13. adalah segala hasil pikiran , kemauan dan karya manusia baik secara individual maupun kelompok yang berguna bagi peningkatan kualitas hidup manusia. Semakin tinggi budaya suatu bangsa berarti semakin tinggi pendidikannya.Semakin tinggi budaya suatu bangsa berarti semakin tinggi harkat kemanusiaannya. Dalam agama sering kita dengar kalimat ”Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat”. Belajar merupakan tugas semua manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin semua mempunyai tugas tersebut. Kita belajar mengetahui apapun yang ada di dunia ini untuk kemajuan individu atau universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar, belajar menghargai, belajar menghormati dan belajar semua hal. Belajar adalah belajar sendiri (self directed), sebab yang tahu manfaat dan seberapa jauh dia mencapai keberhasilannya belajarnya adalah dirinya sendiri. Hanya dirinya sendirilah yang menggerakan perubahan ke arah mana yang ia inginkan dan harapkan. Ini berarti bahwa manusia tidak dapat begitu saja dibentuk dan diubah oleh orang lain menurut kehendaknya baik melalui pengendalian, pengontrolan manipulasi, dan hukuman. Belajar harus mampu membuat manusia menggunakan informasi yang telah dimiliki sebagai dasar untuk pengembaraannya sendiri dalam rangka pengembangan yang lebih jauh. Pendidikan merupakan mekanisme yang memberikan peluang bagi setiap orang untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pembelajaran seumur hidup. Kemunculan paradigma pendidikan dipicu oleh arus besar modernisasi yang menghendaki terciptanya demokratisasi dalam segala dimensi kehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan. Mau tak mau pendidikan harus dikelola secara desentralisasi dengan memberikan tempat seluas-luasnya bagi partisipasi masyarakat. Partisipasi pada konteks ini berupa kerjasama antara warga dengan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan, menjaga dan mengembangkan aktivitas pendidikan. Landasan-Landasan Pendidikan 13
  • 14. BAB III PENUTUP Demikianlah landasan-landasan pendidikan sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan atau studi pendidikan, memiliki kelebihan dan kelemahan. kelebihan utama landasan-landasan pendidikan adalah mampu mengarahkan pendidikan menjadi lebih baik dengan berpedoman pada pancasila dan menjadikan pendidikan menjadi hal yang utama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun kelemahan utama landasan-landasan pendidikan adalah bahwa masih adanya perilaku menyimpang bagi pelaksana pendidikan. misalnya, saat anak didik sulit menerima pengajaran dari seorang guru, guru menggunakan cara kekerasan pada anak didik dengan memukul. Cara guru memperlakukan anak didik akan berpengaruh pada mental anak, sehingga mental anak menjadi penakut. Dikaitkan dengan penjelasan diatas, menurut kami landasan-landasan pendidikan sangat penting untuk mewujudkan pendidikan agar lebih maju dan baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Landasan-Landasan Pendidikan 14
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Prof. Dr. Nasution, M.A.1993. Pengembangan kurikulum. Bandung: PT Citra Aditya Bakti Acmadi, Asmoro. 1994. Filsafat umum. Semarang: PT Raja Grafindo Persada. Saputra, hendra. 2007. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Balatin Pratama. Meilanie,Sri Martini.2009.Pengantar Ilmu Pendidikan.Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. http://www.indonesia-admin.blogspot.com/.../konsep-pendidikan-seumur- hidup/ www.kompas.com http://www. pendidikanuntuksemua.wordpress.com/.../pendidikan-seumur-hidup/ http://imadiklus.com/merubah-konsep-pandangan-pendidikan-non-formal Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Hartoto.2008. landasan dan asas-asas pendidikan serta penerapannya. [serial on line]. http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/12/bab-iii- landasan-dan-asas-asas-pendidikan-serta- penerapannya.[07 Oktober 2010] Munir Yusuf.2010. Beberapa Landasan Pendidikan.[serial on line]. http://www.muniryusuf.com/beberapa-landasan-pendidikan-2.html.[07 Oktober 2010]. Sucipto.2010.Landasan dan Asas-Asas Pendidikan.[serial on line]. http://sucipto.guru.fkip.uns.ac.id/2010/01/06/landasan-dan-asas-asas-pendidikan.[07 Oktober 2010]. Landasan-Landasan Pendidikan 15