Dokumen tersebut membahas pemikiran filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara memandang pendidikan sebagai sarana untuk membentuk kepribadian dan kemerdekaan bangsa Indonesia serta mengembangkan karakter kemanusiaan yang cerdas dan beradab. Ia juga menekankan pentingnya memilih unsur-unsur kebudayaan luar yang baik untuk menambah kemuliaan bangsa tanpa meninggalkan jiwa kebangsaan.
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
Pemikiran filsuf KI HAJAR DEWANTARA
1. P E M I K I R A N F I L S U F
K I H A J A R D E W A N T A R A
O L E H
N A D Y A R I S T A M I D A A . M
2 0 1 7 I K O R A / 1 7 0 6 0 4 8 4 0 4 2
U N I V E R S I T A S N E G E R I S U R A B A Y A
3. PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA
Aliran Filsafat Ki Hajar Dewantara termasuk aliran filsafat
pendidikan yang menganut definisi pendidikan, apabila dilihat
dari sudut aliran filsafat pendidikan evolusionistis yang lebih
menekankan tangga-tangga psikologis perkembangan
manusia. Suatu konsep pendidikan yang lebih mengarahkan
orientasinya pada aspek-aspek kehidupan modern yang
kompleks dan rumit kaitannya, yang lebih individualisis
sehingga menuntut kemampuan individual masing-masing
pribadi dalam mengadakan penyesuaian kehidupan
psikologsnya.
4. Sebagai contoh dalam sejarah pemikiran filsafat pendidikan
Indonesia, kita dikenalkan dengan salah satu rumusan tujuan
pendidikan sebagai berikut: “Membentuk manusia susila yang
cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab atas kesejahteraan Negara dan tanah air.” Dalam
rumusan ini hakekat manusia sebagai suatu aspek yang
bernilai martabat yang sama, sehinga yang satu tidak boleh
mencaplok atau menghisap yang lain, artinya manusia dihisap
warga negara sehingga mengarah ke terhisapnya kepentingan
individu demi kepentingan dan kejayaan Negara, dan
sebaliknya hilangnya aspek warganegara dan mengarah ke
individualisme yang otomistis
5. Suatu ilustrasi tujuan pendidikan yang mengarah ke
penghisapan individualitas manusia ke dalam konsep
warganegara adalah definisi pendidikan “Pendidikan adalah
kegiatan atau proses dengan mana individual dibina agar loyal
setia tanpa sarat dan penyesuaian membuka pada kelompok
atau lembaga sosial.” Definisi pendidikan ini disamping berlaku
pada Negara totaliter yang dengan monisme kebudayaan, juga
berlaku pada masyarakat yang ketat berpegang teguh
mempertahankan tradisi kebudayaannya, yaitu pada
masyarakat yang tradisioal konservatif.
6. Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara menempatkan
kemerdekaan sebagai syarat dan juga tujuan membentuk
kepribadian dan kemerdekaan batin bangsa Indonesia agar
peserta didik selalu kokoh berdiri membela perjuangan
bangsanya. Karena kemerdekaan menjadi tujuan pelaksanaan
pendidikan, maka sistim pengajaran haruslah berfaedah bagi
pembangunan jiwa dan raga bangsa. Untuk itu, di mata Ki
Hajar Dewantara, bahan-bahan pengajaran harus disesuaikan
dengan kebutuhan hidup rakyat.
7. Bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan;
kita harus mengunakan dasar tertib dan damai, tata tentram dan
kelangsungan kehidupan batin, kecintaan pada tanah air menjadi
prioritas. Karena ketetapan pikiran dan batin itulah yang akan menentukan
kualitas seseorang. Memajukan pertumbuhan budi pekerti- pikiran
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, agar pendidikan
dapat memajukan kesempurnaan hidup. Yakni: kehidupan yang selaras
dengan perkembangan dunia. Tanpa meninggalkan jiwa kebangsaan.
8. Dunia terus mengalami perkembangan, pergaulan hidup antar
satu bangsa dengan bangsa lainnya tidak dapat terhindarkan.
Pengaruh kebudayaan dari luar semakin mungkin untuk
masuk berakulturasi dengan kebudayaan nasional. Oleh
karena itu, seperti dianjurkan Ki Hajar Dewantara, haruslah kita
memilih mana yang baik untuk menambah kemulian hidup
dan mana kebudayaan luar yang akan merusak jiwa rakyat
Indonesia dengan selalu mengingat: semua kemajuan
dilapangan ilmu pengetahuan harus terorientasikan dalam
pembangunan martabat bangsa.
9. Dalam menyelenggarakan pengajaran dan didikan kepada
rakyat, Ki Hajar menganjurkan agar kita tetap memperhatikan
ilmu jiwa (psyhologie), ilmu jasmani, ilmu keadaban dan
kesopanan (etika dan moral), ilmu estetika, dan menerapkan
cara-cara pendidikan yang membangun karakter. Seorang
pendidik yang baik, kata Ki Hajar Dewantara, harus tahu
bagaimana cara mengajar, memahami karakter peserta didik
dan mengerti tujuan pengajaran. Agar dapat mewujudkan hasil
didikan yang mempunyai pengetahuan yang mumpuni secara
intelektuil maupun budi pekerti serta semangat membangun
bangsa.
10. Pendidikan nasional saat ini memiliki segudang persoalan, mulai dari
wajah pendidikan yang berwatak pasar yang menyebabkan hilangnya daya
kritis tenaga didik terhadap persoalan bangsanya hingga pemosisian lembaga
pendidikan sebagai sarana menaikan starata sosial dan ajang mencari ijazah
belaka.
Peranan pendidikan, yang sejatinya untuk pembangunan bangsa, telah
didisorientasikan oleh kekuasaan guna kepentingan kapital semata. Di sini,
pendidikan tak lebih dari alat akumulasi keuntungan.
Disamping itu, kandungan pendidikan dan pengajaran sekarang ini tidak
memuat nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan sekarang hanya melahirkan Sikap
individualisme, hedonisme dan hilangnya jiwa merdeka. Hasil pendidikan
seperti ini tidak dapat diharapkan membangunan kehidupan bangsa dan
negara bermartabat.Di sinilah relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara di bidang
pendidikan: mencerdaskan kehidupan bangsa hanya mungkin diwujudkan
dengan pendidikan yang memerdekakan dan membentuk karakter kemanusian
yang cerdas dan beradab.
11. Banyak karya beliau yang menjadi landasan rakyat Indonesia dalam
mengembangkan pendidikan, khususnya kalimat filosofis seperti ING NGARSO
SUNTOLODO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI (Di
depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi
dorongan). Semboyannya yang paling terkenal yaitu “tut wuri handayani” yang
selalu tertempel di topi, dasi, dan tidak jarang juga di dada setiap siswa siswi
Indonesia dari SD sampai SMU.
Dengan jelas semboyan yang menjadi kalimat filosofi pendidikan ini
mampu mengantarkan Indonesia mencapai kemerdekaan. Kemerdekaan yang
mampu menunjukkan dimana jati diri dengan tujuan dan arah yang akan
dicapai atau diperoleh oleh setiap manusia yang berdiri tegak ditanah
Indonesia. Semboyan yang mengantarkan nama baik pendidikan diIndonesia
didepan umum. Pendidikan pun menjadi kenginan warga Indonesia untuk
mengenal dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan persepsi filsafat bagaimana
seorang manusia memanusiakan manusia. Dengan begitu dapat
terwujud melalui pendidikan.